KELUARGA HARMONIS

33
KELUARGA HARMONIS By. Muhammad Ilham Ihwan Latar Belakang Hidup berkeluarga adalah fitrah setiap manusia.Islam dengan kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang di bangun di atas dasar perkawinan.Melalui perkawinan dapat diatur hubungan laki-laki dan wanita (yang secara fitrahnya saling tertarik) dengan aturan yang khusus. Dari hasil pertemuan ini juga akan berkembang jenis keturunan sebagai salah satu tujuan dari perkawinan tersebut. Dan dari perkawinan itu pulalah terbentuk keluarga yang diatasnya didirikan peraturan hidup khusus dan sebagai konsekuensi dari sebuah perkawinan. Dalam mengarungi samudera kehidupan rumah tangga tidaklah semudah apa yang kita bayangkan, tidak jarang sebuah rumah tangga terhempas gelombang badai yang akhirnya berdampak bagi keharmonisan keluarga.Tidak sedikik keluarga yang akhirnya tercerai berai tak tentu arah akibat hempasan gelombang badai, namun tidak sedikit juga keluarga yang tetap kokoh melayari

description

family tag

Transcript of KELUARGA HARMONIS

Page 1: KELUARGA HARMONIS

KELUARGA HARMONIS

By. Muhammad Ilham Ihwan

Latar Belakang

Hidup berkeluarga adalah fitrah setiap manusia.Islam dengan kesempurnaan

ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang di bangun di atas dasar

perkawinan.Melalui perkawinan dapat diatur hubungan laki-laki dan wanita (yang secara

fitrahnya saling tertarik) dengan aturan yang khusus. Dari hasil pertemuan ini juga akan

berkembang jenis keturunan sebagai salah satu tujuan dari perkawinan tersebut. Dan dari

perkawinan itu pulalah terbentuk keluarga yang diatasnya didirikan peraturan hidup khusus

dan sebagai konsekuensi dari sebuah perkawinan.

Dalam mengarungi samudera kehidupan rumah tangga tidaklah semudah apa yang

kita bayangkan, tidak jarang sebuah rumah tangga terhempas gelombang badai yang akhirnya

berdampak bagi keharmonisan keluarga.Tidak sedikik keluarga yang akhirnya tercerai berai

tak tentu arah akibat hempasan gelombang badai, namun tidak sedikit juga keluarga yang

tetap kokoh melayari samudera kehidupan rumah tangga karena mampu menjaga

keharmonisan keluarga.

Keharmonisan keluarga merupakan syarat penting dalam mengarungi kehidupan

rumah tangga agar mereka mampu menghadapi berbagai goncangan dan hempasan badai

dalam rumah tangga. Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep keharmonisan keluarga

sangat diperlukan karena kebanyakan keluarga yang gagal adalah keluarga yang tidak

mmahami akan pentingnya keharmonisan keluarga.

Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap orang yang ingin membentuk

keluarga atau yang telah memiliki keluarga, namun masih banyak yang kesulitan dalam

Page 2: KELUARGA HARMONIS

membangun keharmonisan keluarga.Dalam membangun keharmonisan keluarga sangat

dipengaruhi oleh tiga kecerdasan dasar manusia yaitu Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan

Emosional, dan Kecerdasan Intelektual.

Rumusan Masalah

            Dari latar belakang di atas maka dirumuskanlah beberapa masalah yang penting tuk

dikaji dan dipahami, antara lain:

1.      Apakah pengertian keluarga harmonis itu?

2.      Apa factor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga?

3.      Apa ciri-ciri keluarga harmonis?

4.      Bagaimana cara membentuk keluarga harmonis?

5.      Sejauhmana IQ, EQ, dan SQ mempengaruhi terbentuknya keharmonisan keluarga?

Rumusan Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka dirumuskanlah tujuan di tulisnya makalah ini, antara lain:

1.      Memahami makna keluarga harmonis.

2.      Mengetahui factor-factor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga.

3.      Mengtahui ciri-ciri keluarga harmonis.

4.      Tahu bagaimana cara membentuk keluarga harmonis.

5.      Mengetahui pengaruh IQ, EQ dan SQ dalam membentuk keharmonisan keluarga.

Pengertian Keharmonisan Keluarga

Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap pasangan suami-istrikarena dalam

keharmonisanitu terbentuk hubungan yang hangat antaranggota keluarga dan juga merupakan

tempat yang menyenangkan sertapositif untuk hidup. Adapun pengertian tentang

keharmonisan keluarga, dibawah ini akan dipaparkan menurut beberapa tokoh.

Secara terminologi keharmonisan berasal dari kata harmonis yangberarti serasi,

selaras.Titik berat dari keharmonisan adalah keadaan selarasatau serasi.Keharmonisan

bertujuan untuk mencapai keselarasan dankeserasian dalam kehidupan.Keluarga perlu

menjaga kedua hal tersebut untukmencapai keharmonisan.[1]

Page 3: KELUARGA HARMONIS

Basri mengatakan, “keluarga yang harmonis dan berkualitasyaitu keluarga yang rukun

bahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuhpemaaf, tolong menolong dalam kebajikan,

memiliki etos kerja yang baik,bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan

ibadah, berbaktipada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan, dan memanfaatkan

waktuluang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga.[2]

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Qaimi,“bahwa keluarga harmonis

merupakan keluarga yang penuh denganketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan

dan kelangsungan generasimasyarakat, belas-kasih dan pengorbanan, saling melengkapi,

danmenyempurnakan, serta saling membantu dan bekerja sama.[3]Selain

itu, Drajatjuga berpendapat bahwa keluarga yang harmonis atau keluarga bahagiaadalah

apabila kedua pasangan tersebut saling menghormati, saling menerima,saling menghargai,

saling mempercayai, dan saling mencintai.[4]

Sedangkan Gunarsah berpendapat bahwa keluarga bahagiaadalah apabila seluruh

anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai olehberkurangnya rasa ketegangan,

kekecewaan, dan puas terhadap seluruhkeadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan

aktualisasi diri) yang meliputiaspek fisik, mental, emosi, dan sosial.[5]

Menurut Sarlito bahwa keluarga harmonis hanya akan tercipta kalaukebahagiaan

salah satu anggota berkaitan dengan kebahagiaan anggota-anggotakeluarga lainnya. Secara

psikologi dapat berarti dua hal[6]:

1.      Terciptanya keinginan-keinginan, cita-cita dan harapan-harapan dari semuaanggota

keluarga.

2.      Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masingmaupun antar pribadi.

Suami istri yang bahagia menurut Hurlock adalah suami istriyang memperoleh

kebahagiaan bersama dan membuahkan keputusan yangdiperoleh dari peran yang mereka

mainkan bersama, mempunyai cinta yangmatang dan mantap satu sama lain, dan dapat

melakukan penyesuaian seksualdengan baik, serta dapat menerima peran sebagai orang tua.

[7]

Dlori berpendapat keharmonisan keluarga adalah bentukhubungan yang dipenuhi oleh

cinta dari kasih, karena kedua hal tersebutadalah tali pengikat keharmonisan.[8] Kehidupan

keluarga yang penuh cintakasih tersebut dalam islam disebut mawaddah-warahma. Yaitu

keluarga yangtetap menjaga perasaan cinta; cinta terhadap suami/istri, cinta terhadap

anak,juga cinta pekerjaan. Perpaduan cinta suami-istri ini akan menjadi landasanutama dalam

Page 4: KELUARGA HARMONIS

berkeluarga. Islam menganjarkan agar suami memerankan tokohutama dan istri memerankan

peran lawan yaitu menyeimbangkan karaktersuami. Allah berfirman dalam Q.S Ar-Rum: 21

 “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari

jenismu sendiri, supaya kamu cenderung danmerasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya

diantaramu rasa kasih dansayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tandabagi kaum yang berfikir”.

Dari beberapa definisi tentang keharmonisan keluarga yangdikemukakan para tokoh

di atas, maka dapat disimpulkankeharmonisan keluarga adalah keadaan keluarga di mana

para anggotanyamerasa bahagia, saling mencintai dan saling menghormati serta

dapatmengaktualisasikan diri sehingga perkembangan anggota keluargaberkembang secara

normal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga

Ada banyak ahli yang mengemukakan tentang faktor-faktor yangmempengaruhi

keharmonisan keluarga. Di bawah ini akan dikemukakanbeberapa faktor yang mempengaruhi

keharmonisan keluarga menurut paraahli.

Keluarga harmonis atau sejahtera merupakan tujuan penting.Olehkarena itu untuk

menciptakan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut:

1.      Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasarutama hubungan

yang baik antar anggota keluarga. Baik padaperkembangan keluarga dengan memperhatikan

peristiwa dalam keluarga,dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terdapat perubahan

pada setiapanggotanya.

2.      Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untukmemperluas

wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupankeluarga. Sangat perlu untuk

mengetahui anggota keluaranya, yaitu setiapperubahan dalam keluarga, dan perubahan dalam

anggota keluarganya, agarkejadian yang kurang diinginkan kelak dapat diantisipasi.

3.      Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalanterhadap diri

sendiri dan pengenalan diri sendiri yang baik penting untukmemupuk pengertian-pengertian.

4.      Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudahmenyoroti semua

kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam keluarga.Masalah akan lebih mudah diatasi,

karena banyaknya latar belakang lebihcepat terungkap dan teratasi, pengertian yang

berkembang akibatpengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga.

Page 5: KELUARGA HARMONIS

5.      Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikapmenerima, yang

berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dankelebihannya, ia seharusnya tetap

mendapatkan tempat dalam keluarga.Sikap ini akan menghasilkan suasana positif dan

berkembangnyakehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat darianggota

keluarga.

6.      Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlumeningkatkan usaha.

Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspekkeluarganya secara optimal, hal ini

disesuaikan dengan setiap kemampuamnmasing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta

perubahan-perubahan danmenghilangkan keadaan bosan.

7.      Penyesuaian harus perlu mengikuti setiap perubahan baik dari fisik orangtua maupun anak.

[9]

Keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalamkehidupannya telah

memperlihatkan faktor-faktor berikut:

1.      Faktor kesejahteraan jiwa. Yaitu rendahnya frekwensi pertengkaran danpercekcokan di

rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, salingtolong-menolong antar sesama

keluarga, kepuasan dalam pekerjaan danpelajaran masing-masing dan sebagainya yang

merupakan indikator-indikatordari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.

2.      Faktor kesejahteraan fisik. Serinnya anggota keluarga yang sakit, banyakpengeluaran untuk

kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akanmengurangi dan menghambat

tercapainya kesejahteraan keluarga.

3.      Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga.Kemampuan keluarga

dalam merencanakan hidupnya dapatmenyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran dalam

keluarga[10].

Kunci utama keharmonisan sebenarnya terletak pada kesepahamanhidup suami dan

istri. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk salingmemahami ini akan membuat

keluarga menjadi rapuh. Makin banyakperbedaan antara kedua belah pihak maka makin besar

tuntutan pengorbanandari kedua belah pihak.Jika salah satunya tidak mau berkorban maka

pihaksatunya harus mau berkorban.Jika pengorbanan tersebut telah melampaui batasatau

kerelaannya maka keluarga tersebut terancam.Maka fahamilah keadaanpasangan, baik

kelebihan maupun kekurangannya yang kecil hinga yangtebesar untuk mengerti sebagai

landasan dalam menjalani kehidupanberkeluarga. Rencana kehidupan yang dilakukan kedua

belah pihak merupakanfaktor yang sangat berpengaruh karena dengan perencanaan ini

Page 6: KELUARGA HARMONIS

keluarga bisamengantisiapsi hal yang akan datang dan terjadi saling membantu untuk

misikeluarga[11].

Membina rumah tangga akan berhasil tergantung dari penyesuaianantara kedua belah

fihak dan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan, makakedua belah pihak harus

memperhatikan:

1.      Menghadapi kenyataan. Suami istri perlu menghadapi kenyataan hidup darisemua yang

terungkap dan tersingkap sebagai suatu tim, danmenanggulanginya dengan bijaksana untuk

menyelesaikan masalah.

2.      Penyesuaian timbal balik perlu usaha terus menerus dengan salingmemperhatikan, saling

mengungkapkan cinta kasih dengan tulus,menunjukkan pengertian, penghargaan, dan saling

memberi dukungansemangat. Kesemuanya berperan penting dalam memupuk hubungan

yangbaik, termasuk dalam hubungan yang paling intim dalam hubungan suamiistri adalah

seks.

3.      Latar belakang suasana yang baik. Untuk menciptakan suasana yang baik,dilatar belakangi

oleh pikiran-pikiran, perbuatan dan tindakan yang penuhkasih sayang. Maka macam-macam

perasaan jengkel, kecewa, tidak adilyang bisa menimbulkan prasangka curiga yang mewarnai

suasana hubungansuami istri dan mempengaruhi hubungan intem mereka harus dijauhi.[12]

Pembentukan keluarga harmonis hendaknya diniatkan untukmenyelenggarakan

kehidupan keluarga yang penuh dengan semangatmawaddah-warahmah dengan selalu

mendekatkan diri kepada Allah danmendambakan keridhaanNya, limpahan hidayah dan

taufiq-Nya. Kehidupankeluarga yang didasari oleh niat dan semangat beribadah kepada

Allah, insyaAllah keluarga yang demikian akan selalu mendapatkan perlindungan

dalammendapatkan tujuan-tujuannya yang penuh dengan keluhuran.[13]

Kasih sayang yang tertanam dalam hati dan menjadi kelembutan dalamsikap, tindakan

dan ucapan akan memberikan hamba tersebut ketenangankalbu. Karenanya pasangan yang

tingkah lakunya lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam kehidupannya.Cinta

yang berakar pada tempramen yang lembut pada siapapun yangdicintai. Begitu pula dalam

keluarga, jika suami mempunyai sikap lembut padaistrinya, terhadap keluarga, terhadap

masyarakat, maka suasana akan dirasanyaman, keluarga menjadi harmonis, punya banyak

teman, disukai dandihormati oleh masyarakat.[14] Firman Allah dalam Q.S Ali-Imran ayat

159:

Page 7: KELUARGA HARMONIS

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembutterhadap

mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulahmereka menjauhkan diri

dari sekelilingmu.karena itu ma'afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan merekadalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, Makabertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya”.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas yang menyebutkantentang faktor-faktor

keharmonisan keluarga, maka kita dapatmenyimpulakan bahwa faktor keharmonisan

keluarga adalah adanya salingmenghargai diantara anggota keluarga, saling menyayangi,

terjaganyakesehatan rohani dan jasmani serta perekonomian yang matang.

Ciri-Ciri Keluarga Harmonis

Suatu keluarga dapat dikatakan harmonis jika cirri-ciri yang melatarbelakangi

keharmonisan keluarga sudah terpenuhi atau tercapai. Di bawah iniakan dijelaskan ciri-ciri

keluarga harmonis menurut beberapa tokoh.Kunci dalampembentukan keluarga adalah:[15]

1.      Rasa cinta kasih sayang. Tanpa keduanya rumah tangga takkan berjalanharmonis. Karena

keduanya adalah power untuk menjalankan kehidupanrumah tangga.

2.      Adaptasi dalam segala jenis interaksi masing-masing, baik perbedaan ide,tujuan, kesukaan,

kemauan, dan semua hal yang melatar belakangimasalah. Hal itu harus didasarkan pada satu

tujuan yaitu keharmonisanrumah tangga.

3.      Pemenuhan nafkah lahir batin dalam keluarga. Dengan nafkah makaharapan keluarga dan

anak dapat terealisasi sehingga terciptakesinambungan dalam rumah tangga.

Menurut Basri untuk meraih keharmonisan keluargaperlu memiliki sifat-sifat ideal

dan menerapkannya dalam rumah tangga, sifattersebut adalah:[16]

1.      Persyaratan fisik biologis yang sehat-bugar. Hal ini penting karena: untukmenjalankan

tugasnya keduanya memerlukan tubuh atau anggota badanyang sehat.

2.      Psikis rohaniah yang utuh. Kondisi psikis rohaniah yang utuh sangatdiperlukan dalam

menunjang kemampuan seseorang dalam menghadapi danmenyelesaikan masalah dalam

rumah tangga dengan mental yang sehat akanmampu mengendalikan emosi yang kadang

tergoncang karena berbagaimacam alasan dan situasi. Taraf kepribadian dan rohani yang utuh

danteguh sangat diperlukan, karena dalam perjalanan hidup banyak godaan dancobaan silih

Page 8: KELUARGA HARMONIS

berganti, baik dalam moral kesusilaan, keadilan, kejujuran,tanggung jawab sosial dan

keagamaan.

3.      Kondisi sosial dan ekonomi yang cukup memadai untuk memenuhi hiduprumah tangga.

Hal ini dapat berupa semangat dan etos kerja yang baikdalam memenuhi nafkah, kreatifitas

dan semangat untuk mengusahakannya,sehingga keluarga akan terpenuhi kebutuhannya.

Zakia Daradjat  menjelaskan beberapa persyaratan dalammencapai keluarga yang

harmonis, adapun syarat tersebut adalah:[17]

1.      Saling mengerti antara suami istri, yaitu; (a) mengerti latar belakangpribadinya; yaitu

mengetahui secara mendalam sebab akibat kepribadian(baik sifat dan tingkah lakunya)

pasangan, (b) mengerti diri sendiri;memahami diri sendiri, masa lalu kita, kelebihan dan

kekurangan kita, dantidak menilai orang berdasarkan diri kita sendiri.

2.      Saling menerima. Trimalah apa adanya pribadinya, tugas, jabatan dansebagainya jika perlu

diubah janganlah paksakan, namun doronglah dia agarterdorong merubahnya sendiri. Karena

itu; (a) terimalah dia apa adanyakarena menerima apa adanya dapat menghilangkan

ketegangan dalmkeluarga. (b) Terimalah hobi dan kesenangannya asalkan tidak

bertentangandengan norma dan tidak merusak keluarga. (c) terimalah keluarganya.

3.      Saling menghargai. Penghargaan sesungguhnya adalah sikap jiwa terhadapyang lain. Ia

akan memantul dengan sendirinya pada semua aspekkehidupan, baik gerak wajah maupun

prilaku. Perlu diketahui bahwa setiapoaring perlu dihargai. Maka menghargai keluarga adalah

hal yang sangatpenting dan harus ditunjukkan dengan penuh keikhlasan dan

kesungguhan.Adapun cara menghargai dalam keluarga adalah: (a) Menghargaiperkataan dan

perasaannya. Yaitu: menghargai seseorang yang berbicaradengan sikap yang pantas hingga ia

selesai, menghadapi setiap komunikasidengan penuh perhatian positif dan kewajaran,

mendengarkan keluhanmereka. (b) Menghargai bakat dan keinginan sepanjang tidak

bertentangandengan norma. (c) Menghargai keluarganya.

4.      Saling mempercayai. Rasa percaya antara suami istri harus dibina dandilestarikan hingga

hal terkecil terutama yang berhubungan dengan akhlaq,maupun segala kehidupan. Diperlukan

diskusi tetap dan terbuka agar tidakada lagi masalah yang disembunyikan. Untuk menjamin

rasa saling percayahendaknya memperhatikan: (a). Percaya pada dirinya. Hal ini

ditunjukkansecara wajar dalam sikap ucapan, dan tindakan. (b). Percaya akankemampuannya,

baik dalam mengtur perekonomian keluarga,mengendalikan rumah tangga, mendidik anak,

maupun dalam hubungannyadengan orang lain dan masyarakat.

Page 9: KELUARGA HARMONIS

5.      Saling mencintai. Syarat ini merupakan tonggak utama dalam menjalankankehidupan

keluarga. Cinta bukanlah keajaiban yang kebetulan datang danhilang namun ia adalah “usaha

untuk…”. Adapun syarat untukmempertalikan dengan cinta adalah; (a). Lemah lembut dalm

bicara. (b).Menunjukkan perhatian pada pasangan, terhadap pribadinya maupunkeluarganya.

(c). Bijaksana dalam pergaulan. (d). Menjauhi sikap egois (e).Tidak mudah tersinggung. (f)

Menentramkan batin sendiri. Karena takkanbisa menentramkan batin seseorang apabila

batinnya sendiri tidak tentram,orang disekitarnya pun tidak akan nyaman. Saling terbuka

danmembicarakan hal dengan pasangan adalah kebutuhan yang dapatmenentramkan masalah.

Peran agama dan spiritual pun sangat menentukan.Dengannya kemuliyaan hati tercermin

dalam tingkah laku yang lebih baikdan menarik. Oleh sebab itu oarng yang tentram batinnya

akanmenyenangkan dan menarik bagi orang lain. (g). Tunjukkan rasa cinta. Halini dapat

melalui tindakan, ucapan, terhadap pasangan.

Pegangan atau kriteria keluarga bahagia atau harmonis, kriteritersbut adalah;[18]

1.      Menciptakan kehidupan agama atau spiritualitas dalam keluarga. Karenadalam agama

terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan. Landasanutama agama dalam kehidupan

terutama rumah tangga adalah kasih sayang.Penelitian mengatakan keluarga yang tidak

religious, komitmen agamanyarendah, atau yang tidak mempunyai komitmen sama sekali

berisiko empatkali tidak bahagia, dan berakhir dengan broken home, perceraian, tak

adakesetiaan, dan kecanduan NAZA.

2.      Terdapat waktu bersama keluarga. Sesibuk apapun keluarga tersebuthendaknya para

anggota keluarga harus menyediakan waktu untuk keluargaatau suasana kebersamaan dengan

unsur-unsur keluarga sebagai usahapemeliharaan hubungan.

3.      Dalam interaksi segitiga, keluarga menciptakan hubungan yang baik antaraanggotanya.

Komunikasi yang baik dan dua arah, suasana demokratis dalamkeluarga harus dijaga agar

tidak terjadi kesenjangan diantara anggotakeluarga.

4.      Saling harga-menghargai dalam interaksi ayah, ibu, dan anak. Hal inidilakukan melalui

ucapan, tindakan, dan sikap yang tertanam dalamanggota keluarga.

5.      Keluarga sebagai unit terkecil harus erat dan kuat, jangan longgar, danjangan rapuh.

Mereka bukan hanya dekat di mata namun juga harus dekat dihati. Hubungan silaturrahmi

berdasarkan kasih sayang haruslah dibinadalam keluarga.

6.      Jika mengalami krisis dan benturan-benturan, maka prioritas utamanyaadalah keutuhan

keluarga.

Page 10: KELUARGA HARMONIS

Jika aspek di atas telah terpenuhi dan berfungsi dengan baik berdasarkanpada

tuntunan nilai-nilai spiritual agama maka keharmonisan keluarga akanmudah diraih.Dalam

agama islam juga disebutkan ciri-ciri keharmonisan keluargaadalah sebaai berikut:

1.      Pembentukan keluarga yang didasari harapan keridhaan Allah tanpa yanglain. Kedua belah

pihak salin melengkapi dan menyempurnakan, memenuhipanggilan fitrah dan sunnah,

menjalin persahabatan dan kasih sayang, sertameraih ketentraman dan ketenangan jasmani.

Dalam menentukan standarjodoh keduanya hanya bertolak pada keimanan dan ketaqwaan.

2.      Tujuan pembentukan keluarga. Keharmonisan rumah tangga akan terwujudapabila kedua

pasangan saling konsisten terhadap perjanjian yang merekatetapkan bersama. Tujuan utama

mereka adalah menuju jalan yang telahdigariskan Allah dan mengharap ridha-Nya. Dalam

segala tindakan merekayang tertuju hanyalah Allah semata.

3.      Linkungan. Dalam keluarga yang harmonis upaya yang selalu dipeliharaadalah suasana

yang penuh kasih sayang dan masing-masing anggotanyamenjalankan peran secara

sempurna. Lingkungan keluarga merupakantempat untuk berteduh dan berlindung, tempat di

mana perkembangan dansusah-senang dialuli bersama.

4.      Hubungan antar kedua pasangan. Dalam hubungan rumah tangga yang harmonis dan

seimbang suami-istri berupaya saling melengkapi danmenyempurnakan. Mereka menyatu

dan ikut merasakan apa yang dirasakananggota keluarga yang lain. Mereka saling mengobati,

salingmembahagiakan dan menyatukan langkah dan tujuan, keduanyamenyiapkan sarana

untuk mendekatkan diri pada Allah.

5.      Hubungan dengan anak. Keluarga harmonis menganggap anak sebagaibagian darinya

mereka membangun hubungan atas dasar penghormatan,penjagaan hak, pendidikan,

bimbingan yang layak, pemurnian kasih sayangserta pengawasan akhlak dan prilaku anak.

6.      Duduk bersama. Keluarga harmonis selalu siap duduk bersama danberbincang-bincang

dengan para anggota keluarganya, mereka berupayasaling memahami dan menciptakan

hubungan mesra. Islam mengajarkanagar yang tua menyayangi dan membimbing yang muda,

dan yang mudamenghormati dan mematuhi nasehat yang tua.

7.      Kerja sama dan saling membantu. Dalam kehidupan rumah tangga yangharmonis setiap

anggota rumah tangga memiliki tugas tertentu, merekabersatu untuk memikul beban bersama.

Dalam bangunan ini nampak jelaspersahabatan, saling tolong-menolong, kejujuran, saling

mendukung dalamkebaikan, saling menjaga sisi rohani dan jasmani masing-masing.

Page 11: KELUARGA HARMONIS

8.      Upaya untuk kepentingan bersama. Dalam kehidupan keluarga yangharmonis mereka

saling membahagiakan. Mereka saling berupaya untukmemenuhi keinginan dan

mempertahankan selera pasangannya. Salingmenjaga dan memperhatikan cara berhias dan

berpakaian. Untukkepentingan bersama mereka selalu bermusyawarah dan

berkomunikasiuntuk meminta pendapat, pada waktu anak telah mampu memahamimasalah

tersebut ia diikutkan dalam musyawarah tadi.[19]

Adapun indikator-indikator keluargaharmonis menurut Islam adalah:[20]

1.      Kehidupan beragama dalam keluarga. Yaitu: (a). Segi keimanan, keislamandan

keihsanannya. (b). Dari segi pengetahuan agama mereka memilikisemangat belajar,

memahami, serta memperdalam ajaran agama, dan taatmelaksanakan tuntunan akhlak mulia.

(c). Saling memotivasi danmendukung agar keluarga dapat berpendidikan.

2.      Kesehatan keluarga. Meliputi kesehatan anggota keluarga, lingkungankeluarga dan

sebagainya.

3.      Ekonomi keluarga. Terpenuhinya sandang, pangan, papan yang cukup, dandapat

mendapatkan dan mengelola nafkah dengan baik.

4.      Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis. Saling mencintai,menyayangi, terbuka,

menghormati, adil, saling membantu, saling percaya,saling bermusyawarah, dan saling

memaafkan. Hubungan dengan kerabatdan tetangga harus juga terbentuk.

Keluarga merupakan sebuah karunia dari Allah. Maka jagalah rumahtangga dengan

aroma kasih sayang, kerja sama dengan baik, selalu dibacakanAl-Qur’an dan dilantunkan

dzikir, sholat dan puasa selalu ditegakkan, do’a dankebutuhan kepada Allah selalu

dipanjatkan, dengan menerapkan kesemuanyamaka Allah akan memenuhi rumah tersebut

dengan keberkahan.[21]

Berdasarkan teori di atas banyak ciri keluarga harmonis, ciri tersebutada yang berasal

dari dalam individu maupun dari lingkungan. Dari dalamindividu misalnya kematangan

emosi, menanamkan sikap saling percaya antaraanggota keluarga, sedangkan dari lingkungan

misalnya: menjaga hubungandengan sesama anggota keluarga baik keluarga inti maupun

keluarga jauh,serta menjaga hubungan dengan tetangga. Selain itu pemenuhan ekonomi

jugasangat mempengaruhi keharmonisan keluarga.

Cara Membentuk Keluarga Harmonis

Page 12: KELUARGA HARMONIS

Keluarga harmonis adalah dimulai dengan keluarga yang akrab.Diperlukan upaya dan

cara pandang yang lebih matang untuk menciptakannya,banyak hal yang dapat

mempengaruhi kualitas dari keharmonisan tadi. Namunyang lebih penting adalah menjaga

keintiman, dengan cara sebagai berikut:

1.      Toleransi. Toleransi disini adalah memahami bahwa orang-orang yang kitacintai mungkin

mempunyai gambaran yang berbeda dalm fikiran merekatentang cara menghadapi suatu

peristiwa. Jadi dalam keluarga tidakmeributkan hal sepela, mencoba menyamakan persepsi

dan bekerja sama.

2.      Waktu bersama-sama, menggali kreatifitas dan mengambil manfaatnya bagikeluarga,

merencanakan waktu khusus, isi momen-momen istimewa, ubahcara rutin dengan melibatkan

seluruh keluarga, nikmati bersama hobi anda,dan libatkan diri dengan melibatkan anak dalam

kegiatan yang digemari.

3.      Jatuh bangun (terus berusaha). Jangan menyerah terus mencoba pendekatanbaru untuk

menjalin hubungan yang lebih mandalam dengan anak,pasangan, dan sesuaikan dengan

minat, usia, serta keadaan.

4.      Terjunlah kedunia (menunjukkan kasih sayang dalam tindakan).

5.      Kurangi menggurui, perbanyak mendengar. Berusahalah untuk salingmenghormati sudut

pandang dan impian satu sama lain.

6.      Sarana hidup sebagai penyimpanan keyakinan yang harus ditanamkan. Halini dilakukan

dengan membuat kotak, buku, dan sebagainya untukmenyimpam gagasan, nilai, yang layak

disimpan di kotak tersebut, namunsebelumnya harus melalui komunikasi dengan keluarga,

serta carapenggunaanya diatur oleh keluarga.

7.      Cinta menyeluruh. Tunjukkan dan sering-seringlah menunjukkan cintakepada keluarga.[22]

Dalam ajaran agama islam ada beberapa hal yang perlu diperhatikanuntuk membentuk

keluarga yang sakinah atau harmonis.Keluarga sakinah merupakan idaman bagi semua

orang.Untukmewujudkannya memerlukan strategi yang disertai dengan kesabaran

dankeuletan dari suami istri. Islam memberikan rambu-rambu dalam sejumlah ayatAl-Qur’an

sebagai legitimasi yang dapat digunakan untuk pegangan bagi suamiistri dalam upaya

membangun dan melestarikannya antara lain:

1.      Selalu bersyukur saat mendapatkan nikmatKalau kita mendapat karunia dari Allah swt

berupa harta, ilmu, anak,dll, bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah

Page 13: KELUARGA HARMONIS

diberikan tersebutsupaya apa yang ada pada genggaman kita itu berbarakah. Sebagaimana

firmanAllah Q.S Ibrahim ayat 7

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)kepadamu, dan

jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnyaazab-Ku sangat pedih".

2.      Senantiasa sabar saat ditimpa kesulitan.Semua orang pasti mengharapkan bahwa jalan

kehidupannya selalulancar dan bahagia, namun kenyataannya tidaklah demikian. Sangat

mungkindalam kehidupan berkeluarga menghadapi sejumlah kesulitan dan ujian;bereupa

kekurangan harta, ditimpa penyakit, dll. Pondasi yang harus kitabangun agar keluarga tetap

bahagia walaupun sedang ditimpa musibah.Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Lukman

ayar 17:

“bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya

yangdemikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

3.      Bertawakal saat memiliki rencanaAllah sangat suka kepada orang-orang yang

melakukan sesuatu secaraterencana. Nabi Muhammad saw kalau melakukan sesuatu yang

penting selalubermusyawarah dengan para sahabatnya. Musyawarah merupakan bagian

dariproses perencanaan. Alangkah indahnya apabila suami istri selalubermusyawarah

dalam merencanakan hal-hal yang dianggap penting dalamkehidupan berumah tangga,

misalnya masalah pendidikan anak, tempat tingal,dll. Dalam menyusun sebuah rencana

hendaknya berserah diri kepada Allahswt, itulah yan disebut tawakal. Sebagaimana

firman Allah dalam Q.S Ali-Imran: 159.

“…kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Makabertawakkallah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertawakkal

kepada-Nya”.

4.      Bermusyawarah.Seseorang pemimpin harus berani mengambil keputusan

keputusanyang srtategis. Alangkah mulia kalau suami sebagai pemimpin selalu

mengajakbermusyawarah kepada istri dan anak-anaknya dalam mengambil keputusan-

keputusanpentingyang menyangkut urusan keluarga. Hindarkan diri dari sikapotoriter,

insya Allah hasil musyawarah itu akan lebih baik. Sebagaimana firmanAllah dalam Q.S

Asy-Syuura: 38:

 “…sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antaramereka…”

Page 14: KELUARGA HARMONIS

5.      Tolong menolong dalam kebaikanMenurut Aisya ra, Rosulullah sebagai suami selalu

menolon isterinya.Beliau tidak segan untuk mengerjakan pekerjaan yang bisa dilakukan

istriseperti mencuci piring/ baju, menggendong anak, dll. Nah kalau kita inginmembangun

keluarga yan shaleh, maka suami harus berusaha meringankanbeban istri, begitu juga

sebaliknya. Jadikan tolong menolong sebagai hiasanrumah tangga. Sebagaimana firman

Allah dalam Q.S Al-Maidah:2

“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dantakwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Amat beratsiksa-Nya”.

6.      Senantiasa memenuhi janjiMemenuhi janji merupakan bukti kemuliaan seseorang.

Sedalamapapun ilmu yang dimiliki seseorang, setinggi apapun kedudukannya, tapikalau

sering menyalahi janji tentu orang tidak akan lagi percaya. Bagaimanaseseorang akan

menjadi suami yang dihargai istri dan anak-anak jika seringmenyalahi janji kepada mereka.

Sebagaimana firman Allah Q.S Al-Maidah: 1

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-

aqad itu…”

7.      Segera bertaubat bila terlanjur melakukan kesalahanDalam mengarungi bahtera rumah

tangga, tak jarang suami istriterjerumus pada kesalahan. Itu tidak dapat dipungkiri.

Apabila suami/istrimelakukan kesalahan, hendaklah segera bertaubat dari kesalahan

itu.Sebagaimana firman Allah Q.S Ali-Imran: 135

 “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atauMenganiaya

diri sendirimereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunterhadap dosa-dosa mereka

dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosaselain dari pada Allah? dan mereka tidak

meneruskan perbuatan kejinyaitu, sedang mereka mengetahui”.

8.      Saling menasehatiUntuk membentuk keluarga yang shaleh, tentunya dibutuhkan

sikaplapang dada dari masing-masing pasangan untuk dapat menerima nasihatkepada

pasangannya. Sebagaimana firman Allah Q.S Al-Ashr:1-3

1. demi masa.2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar

dalamkerugian,3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalsaleh dan

Page 15: KELUARGA HARMONIS

nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehatmenasehati supaya menetapi

kesabaran”.

9.      Saling member maaf dan tidak segan untuk meminta maaf kalau

melakukankekeliruanSebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah swt Q.S Ali-

Imran:134

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)orang.Allah

menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.

10.  Suami istri selalu berprasangka baikSuami-istri hendaknya selalu berprasangka baik akan

lebihmenentramkan hati, sehingga konflik dalam keluarga lebih dapatmenentramkan hati,

sehingga konflik dalam keluarga lebih dapat diminimalisir.Dalam firman Allah swt Q.S

Al-Hujurat:12

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka(kecurigaan),

karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlahmencari-cari keburukan

orang dan janganlah menggunjingkan satu samalain”.

11.  Mempererat silaturrahmi dengan keluarga istri atau suami.Dalam firman Allah swt Q.S

Al-Hujurat:13

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilakidan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa danbersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orangyang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang palingtaqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

MahaMengenal”.

12.  Melakukan ibadah secara berjamaahDengan melaksanakan ibadah secara berjama’ah

ikatan batin antarasuami-istri akan lebih erat. Di samping itu, pahala yang dijanjikan

Allah punbegitu besar. Sebagai mana yang diterangkan dalam hadist H.R.Mutafaq’Alaihi

yang artinya:“Shalat berjama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada

shalatSendiri-sendiri”.

13.   Mencintai keluarga istri atau suami sebagaimana mencintai keluargasendiri.Berlaku adil

atau tidak berat sebelah adalah hal mesti dijalankan olehmasing-masing pasangan agar

tercipta suasana saling menhormati dalam rumahtangga, sebagaimana hadist H.R. Muslim

yang artinya:

Page 16: KELUARGA HARMONIS

“Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga mencintaisaudaranya (keluarga,

sahabat, dan sebaginya) seperti mencintai dirinyasendiri”.

14.   Memberi kesempatan kepada suami atau istri untuk menambah ilmu.Kewajiban mencari

ilmu melekat kepada siapa pun termasuk kepadasuami istri, sebagaimana dijelaskan

dijelaskan oleh Rasulullah saw yan artinya:

“Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (H.R Muslim).

Apabila keempat belas hal di atas dikerjakan secara konsekuen olehmasing-masing

pasangan, insyaAllah akan tercipta keluarga yang menjadipenyejuk hati.[23]Agar

mendapatkan keluarga harmonis sesuai dengan harapan, makahal-hal di atas harus benar-

benar dilaksanaka oleh pasangan suami istri danpara anggota keluarga. Jika hal tersebut

sudah dilaksanakan maka keluargaharmonispun akan senantiasa tercipta dengan sendirinya.

Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan

Spiritual (SQ) dalam Mewujudkan Keharmonisan Keluarga.

            Meminjam istilah Dr. Ali Shariati, seorang intelektual muslim yang mengatakan

bahwa: Manusia adalah makhluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan

akan pentingnya jasmani dan rohani. Oleh karena itu, manusia harus memiliki konsep

duniawi atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik (EQ & IQ) dan penting pula

penguasaan ruhaniah vertical atau Spiritual Quotient (SQ).[24]

Kecerdasan Intelektul

Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yangmembedakan

kualitas orang yang satu dengan orang yang lain.Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan

inteligensi.Istilah ini dipopulerkankembali pertama kali oleh Francis Galton, seorang

ilmuwan dan ahli matematika yangterkemuka dari Inggris.Inteligensi adalah kemampuan

kognitifyang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan

yangkompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik.[25]

Istilah inteligensi digunakan dengan pengertian yang luas dan bervariasi, tidak hanya

oleh masyarakat umum tetapi juga oleh anggota-anggota berbagai disiplin ilmu.Anastasi

mengatakan bahwa inteligensi bukanlah kemampuan tunggal dan seragam tetapi merupakan

komposit dari berbagai fungsi.Istilah ini umumnya digunakan untuk mencakup gabungan

kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk bertahan dan maju dalam budaya

tertentu.Kemampuan intelektual ini dapat diukur dengan suatu alat tes yang biasa disebut IQ

Page 17: KELUARGA HARMONIS

(Intellegence Quotient). IQ adalah ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat

tertentu, dalam hubungan dengan norma usia yang ada menyebutkan bahwa ada berbagai

macam pengukuran inteligensi dan setiap tes IQ yang digunakan akan disesuaikan dengan

tujuan dan kebutuhan dari penggunaan tes IQ tersebut.[26]

Intelektual dan Keharmonisan Keluarga

Membangun keluarga erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki

olehseseorang.Anggota keluarga yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat menghasilkan

pola hubungan dan kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki IQ lebih

rendah. Haltersebut karena mereka yang memiliki IQ tinggi lebih mudah menyerap ilmu

yangdiberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitandengan

keluarga dan lingkungan disekitarnya akan lebih baik.

Kecerdasan Emosi

Orang yang pertama kali mengungkapkan adanya kecerdasan lain selain akademik

yang dapat mempengaruhi keberhasilan sesorang adalah Gardner. Kecerdasan lain itu disebut

denganemotional intelligence atau kecerdasan emosi.[27]

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif

dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif.

Menurut Salovey dan Mayer, 1999 (handbook Emotional Intelligence training, prime

consulting) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima dan

membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan emosional sehingga

dapat meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual.

Salovey juga memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosi dalam limawilayah

utama yaitu, kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang kain, dan kemampuan membinahubungan dengan orang lain. Seorang

ahli kecerdasan emosi, Goleman mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan

emosi di dalamnya termasukkemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat

memotivasi dirisendiri.Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik yang

positifmaupun negatif.[28]

Purba berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuandi bidang emosi yaitu

kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikanemosi, semamgat optimisme,

dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lainatau empati.[29]

Page 18: KELUARGA HARMONIS

 Emosionaldan Keharmonisan Keluarga

Kehidupan Keluarga mempunyai berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapioleh

setiap anggota keluarganya terutama bagi suami dan istri, misalnya perbedaan pandangan

hidup, tuntutan rumah tangga, suasana rumah yangtidak nyaman dan masalah hubungan

dengan anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya.Masalah-masalah tersebutdalam

keluarga bukanlah suatu hal yang hanya membutuhkan kemampuanintelektualnya, tetapi

dalam menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi ataukecerdasan emosi lebih

banyak diperlukan. Bila sesorang dapat menyelesaikanmasalah-masalah di dalam rumah

tangga yang berkaitan dengan emosinya maka dia akanmenghasilkan kerja yang lebih baik

Kecerdasan Spiritual

Pada masa kini orang mulai mengenal istilah kecerdasan lain disamping

keduakecerdasan diatas, yaitu kecerdasan spiritual. Zohar dan Marshalmendefinisikan

kecerdasan spiritual sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikanaturan yang kaku

dibarengi dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setarauntuk melihat kapan cinta

dan pemahaman sampai pada batasannya, jugamemungkinkan kita bergulat dengan ihwal

baik dan jahat, membayangkan yangbelum terjadi serta mengangkat kita dari kerendahan.

Kecerdasan tersebutmenempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih

luas dan kaya,kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih

bernilai danbermakna.[30]

Berman mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) dapatmemfasilitasi dialog

antara pikiran dan emosi, antara jiwa dan tubuh. Dia jugamengatakan bahwa kecerdasan

spiritual juga dapat membantu sesorang untuk dapatmelakukan transedensi diri. Pengertian

lain mengenai kecerdasan spiritual adalahkemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap

setiap perilaku dan kegiatanmelalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,

menuju manusia yangseutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik serta berprinsip

hanya karenaAllah.[31]

Kecerdasan spiritual muncul karena adanya perdebatan tentang IQ dan EQ,oleh

karena itu istilah tersebut muncul sebab IQ dan EQ dipandang hanyamenyumbangkan

sebagian dari penentu kesuksesan sesorang dalam hidup. Ada factor lain yang ikut berperan

yaitu kecerdasan spiritual yang lebih menekankan pada maknahidup dan bukan hanya

terbatas pada penekanan agama saja.Peran SQ adalah sebagai landasan yang diperlukan untuk

memfungsikan IQ dan EQsecara efektif.[32]Nggermanto mengatakan bahwasesorang yang

Page 19: KELUARGA HARMONIS

memiliki SQ tinggi adalah orang yang memiliki prinsip dan visi yangkuat, mampu memaknai

setiap sisi kehidupan serta mampu mengelola dan bertahandalam kesulitan dan kesakitan.[33]

Ada beberapa hal yang dapat menghambat berkembangnya kecerdasanspiritual dalam

diri sesorang, yaitu:[34]

1.      Adanya ketidakseimbangan yang dinamis antara id, ego dan superego,ketidakseimbangan

antara ego sadar yang rasional dan tuntutan dari alam taksadar secara umum

2.      Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

3.      Mengharapkan terlalu banyak

4.      Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

5.      Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

6.      Adanya luka jiwa, yaitu jiwa yang menggambarkan pengalaman menyangkutperasaan

terasing dan tidak berharga.

Spiritual dan Keharmonisan Keluarga

Pada pertengahan tahun 1990, untuk menjadi pintar tidaklah sesederhanadinyatakan

hanya dengan memiliki IQ yang tinggi. Penelitian Mudalimembuktikan tentang pentingnya

kecerdasan spiritual.[35]Sesorang haruslah memilikiSQ yang tinggi agar dia dapat bebar-

benar menjadi pintar. Kecerdasan tersebut jugadibutuhkan dalam mewujudkan keharmonisan

keluarga, apabila ketiga kecerdasan tersebut dapat berfungsisecara efektif maka dia akan

menampilkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah warohmah.

Nilai-nlai dari kecerdasan spiritual berdasarkan komponen-komponen dalam SQ yang

banyak dibutuhkan dalam membangun rumah tangga harmonis, diantaranya adalah:

a.       Mutlak Jujur

Kata kunci pertama untuk sukses membangun keluarga harmonis selain berkata benar

dankonsisten akan kebenaran adalah mutlak bersikap jujur. Ini merupakan hukum spiritual

dalam hidup berumah tangga.

b.      Keterbukaan

Keterbukaan merupakan sebuah hukum alam di dalam keluarga, makalogikanya apabila

sesorang bersikap fair atau terbuka maka ia telahberpartisipasi di jalan menuju dunia yang

baik.

Page 20: KELUARGA HARMONIS

c.       Pengetahuan diri

Pengetahuan diri menjadi elemen utama dan sangat dibutuhkan dalammewujudkan

harmoni keluarga karena lingkungan belajar yang baik sangat dibituhkan dalam menciptakan

keluarga yang baik.

d.      Fokus pada kontribusi

Dalam rumah tangga terdapat hukum yang lebih mengutamakan memberidaripada

menerima.Hal ini penting berhadapan dengan kecenderunganmanusia untuk menuntut hak

ketimbang memenuhi kewajiban.Untuk itulahorang harus pandai membangun kesadaran diri

untuk lebih terfokus padakontribusi.

e.       Spiritual non dogmatis

Komponen ini merupakan nilai dari kecerdasan spiritual dimana didalamnyaterdapat

kemampuan untuk bersikap fleksibel, memiliki tingkat kesadaran yangtinggi, serta

kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,kualitas hidup yang diilhami

oleh visi dan nilai.

 

Page 21: KELUARGA HARMONIS

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Purba 1999, Emotional Intelligence, Seri Ayah Bunda, 26 Juli-8 Agustus, Dian Raya, Jakarta

Agus Nggermanto, 2002, Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum) : Cara Tepat Melejitkan IQ,

EQ, dan SQ Secara Harmonis, Nuansa, Bandung

Ary Ginanjar Agustian, 2007, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

(ESQ),Arga.Jakarta

Anastasi, A, dan Urbina, S, 1997, Tes Psikologi (Psychological Testing), PT. Prehanllindo, Jakarta

Basri, Hasan. 1996. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, Hasan.2002. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Drajat, Zakiah. 1975. Ketenangan dan Kebahagiaan Keluarga. Jakarta: BulanBintang.

Dlori, Muhammad M. 2005.Dicintai Suami (Istri) Sampai Mati. Jogjakarta:Katahati.

Doe, Mimie. 2002. SQ Untuk Ibu: Cara-Cara Praktis dan Inspiratif UntukMewujudkan

Ketentraman Ruhani. Bandung: Penerbit Kaifa.

Goleman, D, 2000, Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Daripada

IQ, Alih Bahasa : T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gunarsa, Singgih D & Yulia Singgih D. Gunarsa.1986.Psikologi UntukKeluarga. Jakarta: Gunung

Mulia,

Gunarsa, Singgih D & Yulia Singgih D. Gunarsa.1991.Psikologi Praktis AnakRemaja dan Keluarga.

Jakarta: Gunung Mulia.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu PendekatanSepanjang Rentang

Kehidupan, edisi kelima. Jakarta:Erlangga.

Joseph, G, 1978, Interpreting Psychological Test Data, Vol.1, New York VNR

Maria Sumediyani, 2002, Kecerdasan Spiritual dan Problema Bangsa Ini, www.google.com, 08 Juni

2011

Mudali, 2002, Quote : How High Is Yous Spiritual Intelligence ?.www.google.com, 08 Juni 2011

Mazhari, Husain. 2004. Membangun Surga dalam Rumah Tangga. Bogor:Cahaya.

Mufidah. 2008. Psikologi Keluarga Islam.Malang: UIN- Malang Press.

Page 22: KELUARGA HARMONIS

Musthofa, Aziz. 2001. Untaian Mutiara buat Keluarga. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Prof Nick Stinnet dan John DeFrain dalam Hawari, Dadang. 2004. Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa

dan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.

Qaimi Ali. 2002. Menggapai Langit Masa Depan Anak. Bogor: Cahaya.

Sarlito Wirawan Sarwono. 1982. Menuju Keluarga Bahagia. Jakarta: BatharaKarya Aksara.

Tim Penyusun Kamus. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.