i
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN
PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI
DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA
Survei pada siswa kelas XII IIIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA
N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
Nancy Amanda Ratih
NIM: 131334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN
PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI
DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA
Survei pada siswa kelas XII IIIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA
N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
Nancy Amanda Ratih
NIM: 131334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua Orang Tuaku, Bapak Amir Ernowo dan Ibu Kus Susanti Relita
Saudaraku, Regina Ambar Tyas dan Atalya Adevena
Keponakanku, Reinardus Damar Wicaksono
Keluarga Besarku, dan
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya
Matius 21:22
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 September 2017
Nancy Amanda Ratih
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Nancy Amanda Ratih
NIM : 131334075
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF
PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN
KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SURVEI PADA SISWA: Survei Pada
Siswa Kelas XII IIIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo
di Kabupaten Kulonprogo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 September 2017 Yang menyatakan
Nancy Amanda Ratih
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF
PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN
KECERDASAN EMOSIONAL SISWA
Survei pada siswa kelas XII IIIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, Dan SMA
N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo
Nancy Amanda Ratih
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif : 1) tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar;
2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kecerdasan emosional siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilaksanakan di 3
SMA Negeri kelas XII IIS di Kabupaten Kulonprogo yang menerapkan
Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Dari populasi 193
siswa, diperoleh responden yang mengisi data sebanyak 187 siswa. Data dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis Spearman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif antara
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar
(Spearman’s rho) = (+) 0,442; sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01); 2) terdapat
hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi
dengan kecerdasan emosional siswa (Spearman’s rho) = (+) 0,504; sig (1-tailed) =
0,000 < α = 0,001)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAC
THE CORRELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING FULFILLMENT
LEVEL IN ACCOUNTING COURCE, LEARNING MOTIVATION AND
EMOTIONAL INTELLIGENCE OF STUDENTS
A Survey on the twelfth grade of IIS’S students of SMA N 1 Wates, SMA N 2
Wates, and SMA N 1 Sentolo, Kulonprogo Regency
Nancy Amanda Ratih
Universitas Sanata Dharma
2017
This study aims to examine positive correlation between: 1) the fulfillment
level of active learning motivation; 2) the fulfillment of active learning in
accounting course and students emotional intelligence.
This study is a correlational study conducted on the twelfth grade students
of three SMA Negeri in Kulonprogo Regency that had already implemented 2013
Curriculum. The research was conducted from Januar to March 2017. This study
is a population study. The techniques of collecting data were questionnaires. The
population of this study is 193 student. Respondent who filled the data were 187
students. The data were analyzed by using Spearman correlation techniques.
The result show that: 1) there is positive correlation between fulfillment
level of active learning in accounting course and learning motivation (Spearman’s
rho) = (+) 0,442; sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01); 2) there is positive
correlational between fulfillment level of active learning in accounting course and
emotional intelligence (Spearman’s rho) = (+) 0,504; sig (1-tailed) = 0,000 < α =
0,001)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkah yang dilimpahkan oleh-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar dan baik.
Skripsi merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan. Penulisan ini mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari
banyak pihak, baik dari universitas maupun dari teman-teman kuliah. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama penulisan skripsi ini, terlebih untuk :
1. Allah Bapa yang telah memberikan perlindungan dan berkat-Nya kepada
penulis sehinggga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus PendidikanAkuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum,S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing
skripsi terima kasih atas bantuan, semangat, kritik, dan nasehat yang telah
diberikan selama penulisan skripsi.
5. Bapak Ibu dosen dan Karyawan Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, terima kasih
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
atas ilmu dan bantuan yang diberikan khususnya dalam proses perkuliahan
dan administrasi perkuliahan.
6. Bapak Ibu seluruh karyawan dan staff Sanata Dharma, terimakasih atas
bantuan dalam proses administrasi kuliah.
7. Keluargaku, Bapak, Ibu, Mbak Egin, Ata, dan Rei, terima kasih atas doa
dan dukungan yang diberikan.
8. Teman-teman kuliah, terimakasih untuk bantuan dan motivasi selama
kebersamaan yang singkat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan skripsi ini, oleh karena itu, praktikan mengharapkan masukan atau kritik
yang membangun untuk perbaikan.
Demikianlah laporan akhir ini dibuat, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat serta membantu pembaca dalam proses pengembangan
pembelajaran serta dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, 29 September 2017
Penulis,
Nancy Amanda Ratih
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRAC ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Kajian Teori ............................................................................................ 7
1. Kurikulum 2013 ................................................................................. 10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif ................................................... 15
3. Motivasi Belajar ................................................................................. 15
4. Kecerdasan Emosional ....................................................................... 22
B. Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 31
D. Paradigma Penelitian .............................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 33
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 34
D. Populasi Penelitian.................................................................................. 34
E. Operasional Variabel dan Pengukuran ................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 46
G. Pengujian Instrumen Penelitian .............................................................. 46
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 56
BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 65
A. SMA N 1 Wates ...................................................................................... 65
B. SMA N 2 Wates ...................................................................................... 69
C. SMA N 1 Sentolo ................................................................................... 72
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 77
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 77
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data .......................................................... 85
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 86
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Pembahasan ............................................................................................ 90
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 96
A. Kesimpulan ............................................................................................. 96
B. Keterbatasan ........................................................................................... 96
C. Saran ....................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99
LAMPIRAN ..................................................................................................... 102
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nama dan Alamat Penelitian………………………………….. 34
Tabel 3.2 Nama Sekolah dan Jumlah Populasi Penelitian………………. 35
Tabel 3.3 Operasioanal Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif…... 36
Tabel 3.4 Operasional Variabel Motivasi Belajar……………………….. 42
Tabel 3.5 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional………………… 43
Tabel 3.6 Sebagian r Tabel……………………………………………..... 47
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Tingkat
Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif…………………………...
48
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Motivasi
Belajar………………………………………………………….
49
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Variabel Motivasi
Belajar………………………………………………………….
51
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Kecerdasan
Emosional……………………………………………………...
52
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Variabel
Kecerdasan Emosional………………………………………...
53
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian……………. 56
Tabel 3.13 Tingkat Penguasaan Kompetensi……………………………... 57
Tabel 3.14 Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif…………………. 59
Tabel 3.15 Tingkat Motivasi Belajar……………………………………… 59
Tabel 3.16 Tingkat Kecerdasan Emosional……………………………….. 60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 3.17 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan……………... 63
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sekolah Berdasarkan Asal Sekolah…….. 77
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Sekolah Berdasarkan Status Sekolah…… 78
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin……. 79
Tabel 5.4 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif…………………………………………….
80
Tabel 5.5 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar……... 82
Tabel 5.6 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan Emosional 83
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif dengan Motivasi Belajar………………….
85
Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif dengan Kecerdasan Emosional…………...
86
Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasional Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran
Aktif dengan Motivasi Belajar………………………………...
87
Tabel 5.10 Hasil Uji Korelasional Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran
Aktif dengan Kecerdasan Emosional………………………….
89
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Instrumen Penelitian .................................................. 104
Lampiran II Data Dinas .................................................................................. 117
Lampiran III Data Induk Penelitian ............................................................... 119
Lampiran IV Tabel r....................................................................................... 135
Lampiran V Hasil Uji Validitas ..................................................................... 137
Lampiran VI Uji Reliabilitas .......................................................................... 143
Lampiran VII Uji Normalitas ......................................................................... 146
Lampiran VIII Uji Korelasi ............................................................................ 148
Lampiran IX Surat Ijin Penelitian .................................................................. 150
Lampiran X Surat Selesai Penelitian ............................................................. 152
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang
atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan manusia atau peserta didik
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Tujuan pendidikan nasional yang
sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tujuan pendidikan
tercapai, maka kualitas pendidikan perlu dikembangkan dan ditingkatkan
dengan berpedoman pada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan pendidikan dan standar penilaian pendidikan. Standar
kompetensi lulusan, isi, proses, dan penilaian dapat dikenal dengan
kurikulum.
Menurut UU No 20 Tahun 2013 kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan wadah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendidikan. Tanpa
adanya kurikulum maka pendidikan tidak dapat berjalan dengan efektif dan
efisien sesuai yang diharapkan. Kurikulum dimaknai sebagai serangkaian
upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menyusun, mengembangkan, dan menetapkan
sebuah kurikulum yang berlaku tahun 2013/2014 guna memberikan solusi
mengenai problematika bangsa dan mempersiapkan siswa untuk tantangan
masa depan. Kurikulum baru ini diperkenalkan oleh pemerintah dengan
sebutan kurikulum 2013. Permendikbud No 70 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum menyatakan pola pikir kurikulum 2013 salah
satunya adalah pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) atau lebih dikenal
dengan pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran dimana siswa terlibat aktif
dalam berinteraksi dengan siswa, guru atau sumber belajar lain. Siswa
dituntut untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar sedangkan guru sebagai
fasilitator. Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi pembelajaran aktif
pada siswa dapat membantu ingatan mereka, sehingga mereka dapat
dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Untuk menciptakan
pembelajaran aktif, beberapa penelitian Uno (2012: 76) menemukan salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar
memecahkan masalah yang dia peroleh. Dalam metode pembelajaran aktif,
setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai
pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Mulyasa (2004: 241)
menyatakan agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan
strategi pembelajaran yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta
didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Dalam kurikulum 2013,
kegiatan evaluasi adalah kegiatan dimana guru memberikan umpan balik atau
respon atas hasil kerja siswa. Respon yang diberikan guru kepada siswa dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk menjadi lebih baik kedepannya. Kata-kata
positif, menyemangati, kritik dan saran yang membangun dapat membuat
siswa termotivasi untuk lebih maju dalam pembelajaran selanjutnya.
Pembelajaran aktif juga menciptakan dialog yang interaktif antara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau sumber belajar lainnya. Dalam
suasana pembelajaran aktif, siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka saling
bertanya dan berdiskusi sehingga mereka dapat saling bertukar ide atau
informasi yang telah mereka dapatkan. Dalam kerja kelompok atau
berdiskusi, selain belajar bagaimana cara memecahkan masalah, siswa juga
belajar mendengarkan pendapat dengan seksama atau penuh perhatian,
menanggapi pendapat, dan dapat menerima saran dari temannya. Kemampuan
bekerja sama dan saling memahami satu sama lain di dalam kelompok
merupakan bagian dari kecerdasan emosional individu. Menurut Goleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(2002: 512) kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur
kehidupan emosinya dengan inteligensi; menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Hal yang dibutuhkan dalam
memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran aktif tidak hanya
kecerdasan intelektualnya saja tetapi juga kecerdasan emosionalnya. Menurut
Goleman, bila seseorang memiliki kecerdasan intelektual tinggi namun taraf
kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang
yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada
orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa
bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang
memiliki taraf kecerdasan intelektual rata-rata namun memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin membahas dan menyelidiki
tentang hubungan tingkat keteraksanaan pembeajaran aktif dengan motivasi
belajar dan kecerdasan emosional pada siswa SMA kelas XII IIS. Judul
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Hubungan Tingkat
Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi dengan
Motivasi Belajar dan Kecerdasan Emosional Siswa”
B. Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada persepsi siswa mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi yang menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kurikulum 2013 jika dihubungkan dengan motivasi belajar dan kecerdasan
emosional.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dengan motivasi belajar?
2. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dengan kecerdasan emosional?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan
motivasi belajar.
2. Hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan
kecerdasan emosional.
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi guru untuk mengetahui
persepsi siswa dalam menerapkan pembelajaran aktif kepada siswa di
kelas. Cakupan evaluasi berkenaan dengan sejauh mana efektifitas
keterlaksanaan pembelajaran aktif dan dampaknya pada motivasi belajar
dan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa. Berdasarkan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tersebut diharapkan guru dapat lebih menerapkan pembelajaran aktif lebih
lenajut kepada siswa.
2. Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi para guru di
sekolah dalam mengimplementasikan pembelajaran akfif di kelas sehingga
pembelajaran aktif dapat terlaksana dengan baik.
3. Manfaat Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya
untuk menyelidiki berbagai fakta persepsi siswa terkait dengan
pembelajaran aktif di kelas berdasarkan motivasi belajar dan kecerdasan
emosional siswa.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana aktualisasi
pengetahuan yang telah didapatkan penulis selama melaksanakan studi,
dan juga sebagai bahan perbandingan antara persepsi dan fakta dalam
kegiatan belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014
merupakan hasil pengembangan kurikulum yang telah ada sebelumnya,
baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai dilaksanakan
pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
mulai dilaksanakan pada tahun 2006. Menurut Fadlillah (2013: 16)
kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills
yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Antara soft skills dan
hard skills diharapkan dapat tertanam dalam diri siswa secara seimbang,
berdampingan, dan mampu diimpletasikan dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari sehingga berpengaruh dalam menentukan kesuksesan di
kehidupan selanjutnya.
Pengembangan kurikulum 2013 pada dasarnya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia agar menjadi lebih baik dan
mempersiapkan siswa dalam menyambut persaingan global dan tantangan
di masa depan.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Tujuan Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia No 70 Tahun 2013,
kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
Menurut M. Fadlillah (2014: 25), tujuan Kurikulum 2013 dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills
dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus
berkembang.
b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,
kreatif, dan inovatif, sebagai modal pembangunan bangsa dan negara
Indonesia.
c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah
menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang
digunakan dalam pembelajaran.
d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan
kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan-tujuan tersebut merupakan analisis yang didasarkan pada
pengembangan kurikulum 2013 yang disosialisasikan oleh Kemendikbud.
Tujuan kurikulum 2013 menurut kedua pendapat di atas pada dasarnya
sama, yaitu mempersiapkan siswa yang beriman produktif, afektif, kreatif,
inovatif, dan mandiri serta menyeimbangkan hardskill dan softskill siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013
Kurniasih (2014: 39) menyatakan terdapat hal penting dari
perubahan atau penyempurnaan kurikulum 2013 yaitu keunggulan dan
kekurangan. Keunggulan-keunggulan yang terdapat dalam kurikulum 2013
adalah sebagai berikut:
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja
tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktik, sikap dan lain-
lain (adanya penilaian dari semua aspek).
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f. Terdapat banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai
perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
g. Materi pelajaran yang akan disampaikan menarik dan sangat tanggap
terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini dimulai dari
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun
global.
h. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara proporsional.
i. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
j. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
k. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, sosial dan personal.
l. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran (buku induk).
m. Guru berperan sebagai fasilitator.
n. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kurikulum 2013 dikembangkan dalam rangka menyiapkan siswa
supaya memiliki kemampuan softskills dan hardskills yang seimbang,
sehingga mampu beradaptasi dimana pun dan kapan pun berada. Kedua
kemampuan tersebut ditanamkan kepada siswa melalui kegiatan
pembelajaran yang lebih menekankan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Namun dalam pelaksanaanya kurikulum 2013 masih
memiliki beberapa kekurangan yaitu:
a. Guru keliru dalam beranggapan bahwa kurikulum 2013 guru tidak
perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata
pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. b. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik;
kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP; guru tidak
banyak yang menguasai penilaian autentik. c. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional. d. Terdapat banyak guru-guru yang belum siap secara mental dengan
kurikulum 2013.
B. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Keterlaksanaan berasal dari kata laksana, yang menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia (2011: 281) berarti sifat, laku, atau perbuatan.
Imbuhan keter-an menyatakan sesuatu hal atau peristiwa yang telah
terjadi. Dengan demikian, keterlaksanaan berarti sesuatu hal atau peristiwa
yang telah terjadi.
Menurut Rosyada dalam Nurhayati (2008: 32) pembelajaran aktif
adalah belajar yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses
berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk membahas dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pembelajaran dalam kelas sehingga memperoleh berbagai pengalaman
yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan
sintesis. Kemudian menurut Hosnan (2014: 208), pembelajaran aktif
adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat
secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan
berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran aktif
menurut Hamruni dalam Suyadi (2013: 36), merupakan segala bentuk
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar peserta
didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran aktif adalah proses
pembelajaran yang telah berlangsung dimana dalam kegiatan belajar
tersebut, siswa yang telah memiliki kesiapan belajar terlibat secara aktif
dan partisipatif sehingga soft skills dan hard skills yang berupa sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dapat tertanam secara seimbang,
berdampingan, dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Karakteristik Pembelajaran Aktif
Menurut Bonwel dalam Hosnan (2014: 210), pembelajaran aktif
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif, tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi kuliah.
d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis, dan
melakukan evaluasi.
e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif melatih siswa untuk lebih kritis dalam
menanggapi materi pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Dalam hal ini, guru memberikan sebuah materi pembelajaran dan masalah
yang akan dibahas oleh siswa, kemudian siswa dituntut untuk memberikan
analisis mereka mengenai permasalahan tersebut. Diakhir pelajaran siswa
memberikan evaluasi mengenai kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan
pada hari itu. Dalam pembelajaran aktif, siswa tidak hanya mendengar
ceramah dari guru tetapi menanggapi apa yang disampaikan guru dan
siswa lain ketika mereka mengkomunikasikan hasil observasinya.
3. Indikator Pembelajaran Aktif
Berdasarkan deskripsi dan karakteristik pembelajaran aktif yang
telah dipaparkan, dapat disimpulkan empat belas indikator pembelajaran
aktif. Berikut adalah empat belas indikator pembelajaran aktif menurut
Zulfahmi (2013: 278-284):
a. Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa (student centered). Oleh
sebab itu, materi pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan
kebutuhan, minat, dan orientasi siswa dalam kehidupan nyata.
b. Pembelajaran hendaknya didasarkan atas tujuan yang jelas dan
dipahami siswa. Guru hendaknya mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.
c. Pembelajaran aktif hanya dimungkinkan jika siswa dihadapkan pada
suatu masalah yang perlu dipecahkan sehingga siswa melakukan
proses penemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Untuk melakukan penemuan, siswa hendaknya memiliki rambu-rambu
yang jelas. Rambu-rambu tersebut dirumuskan bersama oleh guru dan
siswa, atau dirumuskan guru namun disetujui, dikomunikasikan dan
dipahami siswa.
e. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa
mengaitkan pengalaman atau pengetahuan siap yang telah dimilikinya
dengan pengalaman baru yang ditawarkan guru dalam bentuk masalah.
f. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan adanya
perspektif/pandangan baru siswa tentang topik atau materi
pembelajaran.
g. Pembelajaran aktif hendaknya memungkinkan berkembangnya
konstelasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri
siswa.
h. Pembelajaran aktif hendaknya memungkinkan siswa mengembangkan
sikap terbuka terhadap hasil pembelajaranya.
i. Untuk memfasilitasi memahami permasalahan dan mengaitkan
pengalaman siap dengan pengalaman baru, pembelajaran aktif
memerlukan media yang layak.
j. Pembelajaran hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran
bahwa dirinya merupakan subyek yang bertanggung jawab serta
mandiri, baik dalam proses maupun pemerolehan hasil belajarnya.
k. Pembelajaran tidak hanya melibatkan aktivitas fisik dan emental tetapi
juga keseluruhan indra.
l. Dari sudut aktivitas otak, pembelajaran bukan hanya melibatkan
aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga kiri. Dengan kata
lain, faktor kesadaran dan ambang sadar hendaknya dikembangkan
secara maksimal. Faktor emosi sangat tergantung pada penciptaan
suasana yang menyenangkan dalam konteks kelas yang demokratis.
Siswa hendaknya juga mempu mengendalikan emosi dan dapat
menikmati proses dan pemerolehan hasil belajarnya.
m. Meskipun pembelajaran merupakan aktivitas individual, namun
menurut interaksi sosial juga sangat menentukan.
n. Pembelajaran aktif dipengaruhi oleh umpan balik. Bagi siswa, umpan
balik dimanfaatkan untuk merefleksi apa yang telah dipelajari, apa
yang belum dikuasai, apa yang dapat direncanakan dan dikerjakan
pada masa mendatang untuk mengembangkan hal-hal yang telah
dipelajari, dan apa manfaat materi tersebut bagi pengambangan
keilmuan maupun kehidupan masa mendatang. Bagi guru, umpan balik
dapat dimanfaatkan untuk mencermati kelemahan dan kekuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mengembangkan
pembelajaran yang lebih baik pada masa mendatang.
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Dalam pembelajaran aktif guru dan siswa merancang dan
menyepakati kegiatan pembelajaran yang akan mereka lakukan. Tugas
guru adalah membangkitkan suasana belajar yang menyenangkan agar
kegiatan pembelajaran berlangsung maksimal dan sebagai fasilitator ketika
proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa tidak hanya keaktifan
fisik tetapi juga keaktifan mental atau kognitif karena pembelajaran aktif
adalah pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa dan belajar sambil
berbuat sehingga memerlukan daya pikir yang analitis dari siswa.
4. Metode Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif akan terasa kurang menyenangkan tanpa adanya
metode yang menarik dan tepat guna yang diterapkan oleh guru di dalam
kelas. Menurut Hamzah dan Nurdin (2011: 97) beberapa metode yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran
dengan audio visual, metode curah pendapat, metode studi kasus, metode
demostrasi, metode penemuan, metode jigsaw, metode kegiatan lapangan,
metode ceramah, metode diskusi kelompok, metode pembicara tamu,
metode tulis berantai, metode debat, metode bermain peran, metode
simulasi, metode tugas proyek, metode presentasi, metode penilaian
sejawat, metode bola salju, dan metode kunjung karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5. Strategi dan Model Pembelajaran Aktif
Hosnan (2014: 220) mengatakan bahwa strategi dan model
pembelajaran aktif yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
adalah setiap peserta didik adalah guru, debat aktif di antara siswa,
mencari pasangan kartu tanya jawab, belajar melalui tukar delegasi antar
kelompok, bermain peran di bawah bimbingan guru, menulis pengalaman
secara langsung, strategi membaca dengan keras, menggabungkan dua
atau empat kekuatan, mencari informasi, beradu pandangan sesuai
perspektif, membaca terbimbing, debat berantai, tim pendengar,
pertanyaan kelompok, diskusi kelompok kecil, menyortir kartu, dan
pameran berjalan
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Salah satu hal yang membuat proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan efektif, adalah diperlukannya semangat atau gairah
belajar dalam diri siswa maupun guru, guna mencapai hasil pembelajaran
yang diharapkan. Dengan kata lain dibutuhkan motivasi belajar untuk
mendukung keberhasilan belajar. Berikut disajikan mengenai motivasi
belajar menurut para ahli.
Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya penggerak
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai
tujuan tertentu. Menurut Ridwan (2013: 49) motivasi merupakan suatu
energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tertentu dengan tujuan tertentu. Tidak jauh berbeda dengan Ridwan
menurut Uno (2007: 23) motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang
lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Belajar menurut Hosnan (2014: 7) adalah suatu proses interaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa sedangkan
menurut Hamzah (2006: 16) merupakan perubahan perilaku yang terjadi
setelah siswa mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar,
yaitu hasil belajar dalam bentuk penguasaan kemampuan atau
keterampilan tertentu. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas,
dapat disimpulkan motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat
mendorong peserta didik atau individu untuk belajar.
Terdapat dua jenis motivasi belajar yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berasal dari
dalam individu dan tidak ada rangsangan dari luar. Faktor yang
mempengaruhi motivasi instrinsik berupa hasrat untuk sukses dan berhasil,
kebutuhan akan belajar, dan harapan dalam meraih cita-cita. Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh dari luar
individu. Motivasi ekstrinsik muncul akibat insentif eksternal atau
pengaruh dari luar peserta didik, misalnya tuntutan, adanya penghargaan
atau hukuman, kegiatan pembelajaran yang menarik, dan lingkungan
belajar yang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Unsur-unsur motivasi Belajar
Menurut Imron (1996: 91) unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar
Setiap manusia memiliki cita-cita dalam hidupnya termasuk
pembelajar. Cita-cita atau aspirasi tersebut akan ia perjuangkan
semaksimal mungkin agar menjadi kenyataan walaupun ia harus banyak
menghadapi rintangan. Seseorang yang bercita-cita menjadi jurnalis,
lebih menyukai mata pelajaran bahasa indonesia. Ia lebih termotivasi
dengan pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
Sebaliknya bila seseorang yang sejak dulu bercita-cita menjadi jurnalis
dan ketika ia kuliah dipaksa oleh orang tuanya untuk kuliah di jurusan
teknik, dapat dipastikan kesungguhan belajarnya akan kurang karena
apa yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, cita-cita, dan aspirasinya.
b. Kemampuan pembelajar
Kemampuan setiap manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya tidaklah sama. Demikian halnya dengan kemampuan
pembelajar. Hubungan kemampuan pembelajar dengan motivasi akan
terlihat ketika pembelajar mengetahui bahwa kemampuannya ada pada
bidang tertentu, maka dengan motivasi yang kuat dalam diri pembelajar
itu, ia akan berusaha menguasai dan mengembangkan kemampuannya
di bidang tersebut. Contohnya seseorang yang lebih mampu di bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ilmu pengetahuan sosial memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan
menguasai bidang ilmu pengetahuan sosial.
c. Kondisi Pembelajar
Kondisi pembelajar dapat dibedakan menjadi kondisi fisik dan
kondisi psikologis dimana kedua kondisi tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain. Seperti kata pepatah mens sana in corpore sano yang
artinya jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat. Maksud dari pepatah
tersebut adalah jika jiwa seseorang sehat, maka tubuhnya akan sehat
juga begitu pula sebaliknya. Bila kondisi fisik seseorang dalam keadaan
tidak baik, maka motivasi belajarnya akan menurun dan bila kondisi
seseorang dalam keadaan sehat dan bugar tentu motivasi belajar orang
tersebut meningkat. Hal tersebut juga terjadi di kondisi psikologis
manusia. Kondisi pisikisnya sedang tidak bagus misalnya sedang stres
maka motivasi juga akan menurun tetapi sebaliknya jika kondisi
psikologis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau
menyenangkan maka kecenderungan motivasinya akan tinggi.
d. Kondisi lingkungan belajar
Selain faktor individu, faktor lingkungan juga mempengaruhi
motivasi belajar seseorang karena individu secara sadar atau tidak
sadar, senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya. Lingkungan belajar
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
adalah tempat di mana individu belajar. Tempat belajar yang nyaman
akan berpengaruh terhadap motivasi belajar. Lingkungan sosial adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.
Lingkungan sosial ini berupa lingkungan sepermainan, lingkungan
sebaya, dan lingkungan kelompok belajar. Dalam lingkungan yang
kompetitif untuk belajar, seseorang yang menghuni lingkungan tersebut
akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia secara
sadar atau tidak terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut
menjadi kebiasaan, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa
terbawa ke dalam budaya belajar.
e. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran meliputi hal-hal
motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar dan
upaya penyediaanya, alat bantu belajar dan upaya penyediaanya,
suasana belajar dan upaya pengembangannya, kondisi subjek belajar
dan upaya penyiapan dan peneguhannya. Oleh karena itu unsur-unsur
dinamis demikian patut diperhatikan agar motivasi belajar pembelajaran
menjadi tinggi.
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran
Guru yang gairah mengajarnya tinggi, menjadikan siswa juga
semangat dalam belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam mengajar,
menjadikan motivasi belajar siswa semakin tinggi. Sebaliknya pada
guru yang tidak bergairah dalam mengajar, biasanya hanya mengulang
saja pelajaran yang diberikan dari tahun ke tahun. Proses pembelajaran
seperti ini cenderung menyajikan rutinitas tanpa menyetuh ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
persoalan-persoalan yang sifatnya mendasar sehingga siswa tidak
bergairah bahkan kehilangan motivasi. Oleh karena itu, upaya guru
untuk membelajarkan pembelajar sangat krusial dalam meningkatkan
motivasi pembelajar.
3. Peran Motivasi dalam Belajar
Hamzah (2006: 27) ada beberapa peranan penting dari motivasi
dalam belajar dan pembelajaran:
a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila
seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan
hal-hal yang pernah dilaluinya. Sesuatu dapat menjadi penguat belajar
seseorang apabila dia sedang benar-benar memiliki motivasi belajar.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak.
c. Peran Motivasi dalam Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, motivasi untuk belajar
menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang
kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan
bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap
ketahanan dan ketekunan belajar.
4. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Uno (2006: 23) indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagi berikut:
a. adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil,
b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
c. adanya harapan dan cita-cita masa depan,
d. adanya penghargaan dalam belajar,
e. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan
f. adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi belajr dapat diukur dari tekad yang kuat dalam diri siswa
untuk giat belajar agar dapat berhasil dan meraih cita-cita di masa depan.
Motivasi belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan yang
diberikan kepada siswa, kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menarik,
dan lingkungan yang kondusif dalam belajar. Seorang siswa yang
senantiasa melibatkan diri aktif dalam kegiatan belajar, dapat dikatakn
siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Keenam indikator tersebut
menjadi kisi-kisi dalam kuesioner penelitian. Sedangkan menurut
Sadirman (2001: 83) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a. tekun menghadapi tugas,
b. ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa),
c. menunjukkan minat,
d. lebih senang bekerja mandir,
e. cepat bosan pada tugas tugas rutin,
f. dapat mempertahankan pendapatnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan
h. senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
D. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Emosi
Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti
bergerak menjauh. Kecenderungan bergerak atau bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002: 409) emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Biasanya
emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri
individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis. Sifat dan intensitas emosi
biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai
hasil persepsi terhadap situasi. Menurut Goleman (2002: 409) emosi
mempunyai berbagai macam jenis yaitu:
a Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati.
b Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan
hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih.
c Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka.
d Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur,
bangga
e Kesedihan : pedih, sedih, suram, melankolis, mengasihi diri,
putus asa.
f Malu : hati-hati, kesal hati, sesal, hina, dan hati hancur
lebur.
g Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
sekali, waspada, tidak tenang.
h Terkejut : terkesiap, terkisap, takjub, terpana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut
Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan
yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
2. Pengertian Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Peter
Salovey dan John Mayer dalam pada tahun 1990. Kecerdasan emosional
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat
berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang
tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan
kecerdasan emosional. Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of
Mind (Goleman, 2002: 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis
kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam
kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh
varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik,
musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh
Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut
sebagai kecerdasan emosional. Gardner mengatakan bahwa kecerdasan
pribadi terdiri dari kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi.
Kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain,
apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana
bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri.
Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri
sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk
menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara
efektif. Menurut Goleman (2002: 45) kecerdasan emosional merupakan
kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan
bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati, dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar
beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir; berempati dan
berdoa.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional
adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi
diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan
kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
3. Indikator Kecerdasan Emosional
Goleman mengutip Salovey (2002: 58-59) menempatkan
kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan
emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut
menjadi lima kemampuan utama, yaitu :
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan
untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini
merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran
seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer dalam Goleman
(2002: 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun
pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu
menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun
merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi
sehingga individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar
emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Goleman (2002: 77) mengatakan emosi
berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan
mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan
untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta
kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
c. Memotivasi Diri Sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri
individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan
motivasi yang positif, yaitu antusias, gairah, optimis dan keyakinan diri.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga
empati. Menurut Goleman (2002: 57) kemampuan seseorang untuk
mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati
seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan
apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima
sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih
mampu untuk mendengarkan orang lain. Menurut Rosenthal dalam
Goleman (2002: 136) mengatakan bahwa orang-orang yang mampu
membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan
diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih
peka. Nowicki dalam Goleman (2002: 172) menjelaskan bahwa anak-
anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan
baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang yang mampu
membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi.
Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan
mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai
kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e. Membina Hubungan
Menurut Goleman (2002: 59) kemampuan dalam membina
hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas,
kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam
berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan
membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang
lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan
ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan
karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-
orang populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang
menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi. Ramah tamah,
baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif
bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauh
mana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan
interpersonal yang dilakukannya.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat
dilakukan melalui proses pembelajaran. Menurut Goleman (2009: 265-
280) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi individu,
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. Lingkungan Keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam
mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena
orang tua adalah subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi,
diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari
kepribadian anak. Kecerdasan emosi ini dapat diajarkan pada saat anak
masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi. Kehidupan emosi yang
dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak di kemudian
hari, sebagai contoh melatih kebiasaan hidup disiplin dan bertanggung
jawab, kemampuan berempati, kepedulian, dan sebagainya. Hal ini akan
menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk menangani dan
menenangkan diri dalam menghadapi permasalahan, sehingga anak-
anak dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak memiliki banyak
masalah tingkah laku seperti tingkah laku kasar dan negatif.
b. Lingkungan Masyarakat
Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan
perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya
ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran. Anak
berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang
menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan orang
lain. Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui
berbagai macam bentuk pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara pembelajaran aktif dengan motivasi belajar siswa
Salah satu indikator dalam pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah melangsungkan adanya
umpan balik. Umpan balik merupakan suatu kegiatan dimana siswa
bersama dengan guru merefleksikan atau memaknai apa yang sudah
atau belum mereka kuasai, apa yang dapat mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari, dan apa yang dapat mereka perbaiki atau
pertahankan di waktu yang akan datang. Dalam hal ini, guru
memberikan pendapatnya mengenai kegiatan siswa selama proses
belajar berlangsung. Pendapat guru dapat berupa saran atau kritik yang
membangun disertai dengan kata-kata positif yang dapat menyemangati
siswa untuk lebih baik kedepannya. Pembiasaan pemberian umpan
balik, melatih siswa dalam belajar dari pengalaman dan membantu
siswa lebih memahami konsep materi pelajaran yang diberikan
sehingga kedepannya siswa dapat termotivasi untuk lebih giat lagi
dalam belajarnya.
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menduga adanya
hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dengan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Hubungan antara pembelajaran aktif dengan kecerdasan emosional
siswa
Salah satu indikator dalam pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan kecerdasan emosional siswa adalah terjadinya interaksi
sosial yang kondusif serta dinamis. Interaksi sosial terjadi ketika proses
pembelajaran berlangsung baik antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru atau siswa dengan sumber belajar lainnya merupakan
bentuk manifestasi kemandirian dan tanggung jawab siswa dalam
konteks kebersamaan melalui kerja sama. Kerja sama merupakan
interaksi yang palingpenting karena pada hakikatnya manusia tidak bisa
hidup sendiri sehingga senantiasa membutuhkan bantuan orang lain.
Kerja sama dapat berlangsung, manakala individu-individu yang
bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki untuk
bekerja sama guna mencapai kepentingan tersebut.
Melalui kerja sama atau diskusi kelompok, siswa terlatih dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang terjadi selama proses
pembelajaran dan memiliki rasa empati terhadap sesamanya. Jika siswa
terlatih dan pandai dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang
sedang terjadi selama proses pembelajaran dan memiliki rasa empati
terhadap sesamanya, maka tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki
siswa akan meningkat sehingga siswa akan lebih mudah menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menduga adanya hubungan
positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan kecerdasan
emosional siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka peneliti dapat mengajukan
rumusan hipotesis sebagai berikut:
1 Ho1 = tidak ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif dengan kecerdasan emosional.
Ha1 = ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif dengan kecerdasan emosional.
2 Ho2 = Tidak ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif dengan motivasi belajar
Ha2 = Ada hubungan yang positif keterlaksanaan pembelajaran
aktif dengan motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
G. Paradigma Penelitian
Hubungan antara variabel-variabel data penelitian ini jika
digambarkan secara sistematis dalam paradigma penelitian adalah sebagai
berikut:
Keterangan :
Y1 = Variabel Motivasi Belajar
Y2 = Variabel Kecerdasan Emosional
X = Variabel Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
X
Y1
Y2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar dan kecerdasan emosional siswa. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Suryabrata (2008: 18)
berpendapat bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk melihat hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, ahli lain Darmadi (2014:
206) menyatakan penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan
dengan mengumpulkan sejumlah data untuk mengetahui serta menentukan
ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih guna mengukur
seberapa besar tingkat hubungan kedua variabel yang diukur. Pendekatan
kuantitatif digunakan dalam penelitian ini, sehingga analisis datanya
menggunakan metode statistika.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2017 sampai dengan
Maret 2017.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di 3 SMA di Kabupaten Kulonp rogo yang
sudah menerapkan Kurikulum 2013, yaitu:
Tabel 3.1
Nama dan Alamat Lokasi Penelitian
No Nama Sekolah Alamat Sekolah
1 SMA Negeri 1 Wates Jl. Terbahsari, No.1,Wates (0274)773067
2 SMA Negeri 2 Wates Jl. KH Wahid Hasyim, Wates, Daerah
Istimewa Yogyakarta (0274)773055
3 SMA Negeri 1
Sentolo
Jl. Ploso, Banguncipto, Kulon Progo,
55664. (0274)7498290
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IIS yang
mendapatkan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan kurikulum
2013 di wilayah Kulonprogo.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi siswa tentang tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar dan kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
D. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII IIS pada tahun
ajaran 2016/2017 yang bersekolah di SMA negeri wilayah Kulonprogo
Yogyakarta, dimana SMA negeri tersebut menerapkan kurikulum 2013.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Siswa
1 SMA Negeri 1 Wates 63
2 SMA Negeri 2 Wates 67
3 SMA Negeri 1 Sentolo 63
Jumlah 193
Sumber: Dinas Pendidikan Kulonprogo
Seluruh siswa yang berasal dari sekolah tersebut berkesempatan
menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian. Sejumlah 193 kuesioner
dibagikan kepada 193 siswa. Dari 193 kuesioner yang dibagikan, hanya 187
kuesioner yang kembali karena beberapa siswa tidak hadir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Operasional Variabel
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Keterlaksanaan pembelajaran aktif merupakan derajat yang
menunjukkan seberapa sering kegiatan pembelajaran memenuhi
kriteria atau karakteristik pembelajaran aktif. Menurut Ryan dan
Marten yang dikutip oleh Bonwel (1991: 18) pembelajaran aktif
didefinisikan sebagai berikut:
Students learns both passively and actively. Passive
learning takes places when students take on the role of
"reseptacles of knowledge"; that is; they do not
directly participate in the learning process. Active
learning is more likely to take place when students are
doing something besides listening
Tabel 3.3
Operasional Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
1 Berpusat pada
siswa
a. Inovatif sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan
orientasi para siswa
sebagai pembelajar
akuntansi (misal: materi
tidak selalu diberikan
dalam bentuk ceramah
dan latihan soal saja)
1
2 Didasarkan atas
tujuan yang
jelas
a. Disampaikan tujuannya
secara jelas pada awal
pembelajaran topik/materi
pembelajaran baru
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
3 Bersifat
pemecahan
masalah
a. Mengkaji masalah/kasus
akuntansi yang jelas,
nyata, dan relevan dengan
topik yang dipelajari
b. Menekankan pada
kemampuan siswa
menyelesaikan
masalah/kasus baik secara
individual ataupun
kelompok
3
4
4 Mengoptimalka
n kegiatan
penemuan
a. Menginformasikan
langkah-langkah dan
rambu-rambu yang jelas
untuk setiap penyelesaian
masalah/kasus akuntansi
5
5 Memungkinkan
siswa
mengaitkan
pengalaman
yang telah
dimiliki dengan
pengalaman
baru
a. Memungkinkan siswa
dapat mengaitkan
pengetahuan baru yang
diperoleh di kelas dengan
kenyataan hidup di
keluarga/masyarakat
b. Membuat para siswa
menyadari pentingnya
belajar akuntansi dan
memanfaatkannya dalam
kehidupan pribadi,
keluarga, dan masyarakat
6
7
6 Memungkinkan
adanya
perspektif baru
pada diri siswa
tentang apa
yang dipelajari
a. Membuat para siswa
memiliki pandangan baru
tentang bagaimana
praktik pencatatan yang
sistematis dilakukan di
berbagai unit bisnis
b. Memberikan keleluasaan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
setiap siswa untuk
mengeksplorasi
pengetahuan yang
dipelajari melalui
bertanya, menanggapi,
menyanggah, atau
mengungkapkan ide
kepada teman-teman dan
guru
9
7 Memungkinkan
berkembangnya
konstelasi nilai
dan asumsi dari
berbagai
disiplin ilmu
dalam diri siswa
a. Menyadarkan para siswa
akan pentingnya nilai-
nilai akuntansi dalam
hidup mereka (seperti:
kejujuran, tanggung
jawab, ketelitian, dll).
b. Menyadarkan para siswa
akan keterkaitan yang
erat antara akuntansi dan
bidang-bidang ilmu
lainnya
10
11
8 Memungkinkan
siswa
mengembangka
n sikap terbuka
terhadap hasil
pembelajaranny
a
a. Membuat para siswa
menjadi pribadi yang
lebih terbuka terhadap
hasil-hasil pembelajaran
yang mereka capai
(misal: dapat menerima
hasil akhir pembelajaran
karena telah sesuai
dengan usaha yang
dilakukan)
b. Menyadarkan para siswa
tentang hal-hal mana
yang telah mereka kuasai
dan hal mana yang belum
12
13
9 Menggunakan a. Menggunakan media 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
media
pembelajaran
yang layak
yang tepat sehingga
memudahkan siswa
memahami materi
pembelajaran
10 Hanya
dimungkinkan
jika siswa
memiliki
kesadaran
bahwa dirinya
merupakan
subjek yang
bertanggung
jawab secara
mandiri
a. Mendorong setiap siswa
menjadi pribadi yang
mandiri dan bertanggung
jawab dalam belajar
b. Membuat setiap siswa
menyadari bahwa
capaian hasil belajar
merupakan cerminan
usaha mereka selama
proses belajar
15
16
11 Melibatkan
aktivitas fisik,
mental, dan
keseluruhan
indera
a. Melibatkan aktivitas
mental siswa, misal:
mengingat atau
memahami konsep/teori
yang menjadi materi
pembelajaran
b. Melibatkan aktivitas fisik
dari para siswa,
misalnya: bertukar
tempat dengan teman,
maju ke depan kelas,
menempel sesuatu, dll
c. Menuntut keterampilan
dari para siswa,
misalnya: keterampilan
bertanya, berpendapat,
mengomunikasikan hasil
diskusi, dll
17
18
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
12 Pembelajaran
bukan hanya
melibatkan
aktivitas
belahan otak
sebelah kanan
namun juga
sebelah kiri
a. Menciptakan suasana
yang aktif dan
menyenangkan bagi para
siswa
b. Berlangsung secara
demokratis sehingga
siswa menjadi terlatih
untuk saling menghargai
satu sama lain
20
21
13 Terjadi dalam
interaksi sosial
yang kondusif
dan dinamis
a. Melatih setiap siswa
untuk mampu saling
bekerja sama secara
positif, khususnya dalam
penyelesaian tugas
kelompok
b. Melatih setiap siswa
mampu berkomunikasi
dengan baik, baik kepada
teman-teman maupun
guru
22
23
14 Adanya umpan
balik
a. Mendorong siswa untuk
mampu merefleksikan
(memaknai) tentang apa
yang telah dipelajari, apa
yang sudah atau belum
dikuasai, mengambil
manfaat dari apa yang
dipelajari,
mengembangkan apa
yang sudah dipelajari, dll
b. Membuat guru terus
melakukan
pengembangan
pembelajaran akuntansi
berdasarkan masukan
dari para siswa (misal:
pembelajaran dilakukan
24
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
dengan metode yang
lebih bervariasi)
b. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan dorongan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau pencapaian
tujuan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai individu. Biggs dan
Teller (dalam Dimyati, 2009: 81) mengatakan bahwa tujuan tersebut
akan mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Motivasi
belajar ini dicakup dalam beberapa indikator, sebagai berikut:
Tabel 3.4
Operasional Variabel Motivasi Belajar
No Aspek Indikator No Item
(+) 1 Dorongan
Internal a. Adanya hasrat dan
keinginan berhasil 6,9,10, 22
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
1,3,4, 23
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
2, 5,7, 24
2 Dorongan Eksternal
d. Adanya penghargaan dalam belajar
12,13,14,20, 25
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
15, 16, 17, 18
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik
8,19,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Goleman (2002: 58-59)
menyatakan ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang
lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Masing-masing
dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-
pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel
kecerdasan emosional:
Tabel 3.5
Operasional Variabel Kecerdasan Emosional
No. Dimensi Indikator No Item
1 Mengenali
emosi diri
a. Mengetahui keterbatasan diri 1
b. Keyakinan akan kemampuan
sendiri
2
c. Mengetahui kekuatan 3
d. Mengenali emosi diri 4
2 Mengelola emosi
a. Menahan emosi dan dorongan negative
5
b. Menjunjung norma kejujuran dan integritas
6
c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No. Dimensi Indikator No Item
d. Luwes terhadap perubahan 8
e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi baru
9
3 Memotivasi diri
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik.
10
b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi
11
c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan
12
d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan
13
4 Mengenali emosi orang lain
a. Memahami perasaan orang lain
14
b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain
16
c. Mengerti perasaan orang lain 17
d. Siap sedia melayani 18
5 Membina hubungan dengan orang lain
2. Kemampuan persuasi 19, 15
3. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi kesan yang jelas
20
4. Kemampuan menyesuaikan tanggung jawab
21
5. Memiliki semangat leadership 22
6. Kolaborasi dan kooperasi 23
7. Ada kemampuan untuk membangun tim
24
2. Pengukuran Instrumen Penelitian
Pengukuran instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pengukuran skala Likert. Menurut Sugiyono (2012: 93) skala
Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penggunaan skala Likert, terdapat dua bentuk pertanyaan/pernyataan, yaitu
bentuk pertanyaan/pernyataan positif untuk mengukur skala positif, dan
bentuk pertanyaan/pernyataan negatif untuk mengukur skala negatif.
Selain itu, jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
bisa juga mempunyai tingkat dari sangat positif sampai sangat negatif.
Skala Likert digunakan untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan
seseorang terhadap sesuatu rencana program, pelaksanaan program
ataupun tingkat keberhasilan suatu program. Dalam penelitian ini jawaban
yang digunakan adalah selalu sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak
pernah. Skor untuk masing-masing pilihan jawaban diuraikan sebagai
berikut:
a. Tingkat pembelajaran aktif
Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 butir pernyataan
pendapat, yaitu: selalu (Sl) = skor 5, sering (Sr) = skor 4, kadang-
kadang (Kk) = skor 3, jarang (Jr) = skor 2, dan tidak pernah (Tp) = skor
1.
b. Motivasi Belajar
Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 butir pernyataan pendapat,
yaitu: sangat setuju (Ss) = skor 5, setuju (S) = skor 4, ragu-ragu (Rr) =
skor 3, tidak setuju (Ts) = skor 2, dan sangat tidak setuju (Sts) = skor 1.
c. Kecerdasan Emosional
Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 butir pernyataan
pendapat, yaitu: sangat setuju (Ss) = skor 5, setuju (S) = skor 4, ragu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ragu (Rr) = skor 3, tidak setuju (Ts) = skor 2, dan sangat tidak setuju
(Sts) = skor 1.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Teknik kuesioner menurut Sutopo (2006: 87) adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Dalam
penelitian ini, kuesioner dimaksud untuk mengumpulkan data berupa identitas
pribadi responden yang dimana adalah siswa dan pendapat mereka mengenai
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar dan kecerdasan emosional.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian validitas
Menurut Gay (1983) dalam Sukardi (2003: 121) suatu instrumen
dikatakan valid bila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Validitas menitikberatkan isi dan kegunaan instrumen atau
ketepatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian
ini menggunakan teknik korelasi Product Moment, sebagai berikut
Sugiyono (2013: 286):
�ℎ�� =� (Ʃ��)˗(Ʃ�)(Ʃ�)
�[� (Ʃ�2)˗ (Ʃ�)2][� (Ʃ�2)˗(Ʃ�)2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban dari responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban dari responden)
Jika nilai koefisien rhitung lebih besar daripada rtabel, maka butir soal
tersebut dikatakan valid dan sebaliknya, jika rhitung lebih kecil daripada
rtabel, maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Nilai rtabel dapat
dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak 187 responden dengan
taraf signifikansi 5%. Cara perhitungannya dapat dilihat di tabel sebagi
berikut:
df= n-2
Keterangan:
df= degree of freedom (derajat kebebasan)
n= jumlah responden
Perhitungan r tabel adalah sebagai berikut
df= 187-2=185
Tabel 3.6
Sebagian dari r tabel
df = n-2 Taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%)
185 0,1435
Jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih
besar dari rtabel yaitu 0,1435, maka item pertanyaan/pernyataan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dikatakan valid. Jika nilai corrected item-total correlation setiap item
lebih kecil dari rtabel yaitu 0,1435, maka item pertanyaan/pernyataan
dikatakan tidak valid. Jumlah responden sebenarnya adalah 193 siswa
akan tetapi jumlah responden yang diuji validitasnya adalah 187 siswa, hal
ini dikarenakan sejumlah 6 siswa tidak hadir sehingga tidak mengikuti
pengisian kuesioner. Berikut disajikan hasil validitas item dalam penelitian
ini
a. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Tingkat
Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 1 0,413 0,1435 Valid
Butir 2 0,459 0,1435 Valid
Butir 3 0,502 0,1435 Valid
Butir 4 0,544 0,1435 Valid
Butir 5 0,518 0,1435 Valid
Butir 6 0,465 0,1435 Valid
Butir 7 0,563 0,1435 Valid
Butir 8 0,507 0,1435 Valid
Butir 9 0,539 0,1435 Valid
Butir 10 0,553 0,1435 Valid
Butir 11 0,551 0,1435 Valid
Butir 12 0,559 0,1435 Valid
Butir 13 0,554 0,1435 Valid
Butir 14 0,413 0,1435 Valid
Butir 15 0,581 0,1435 Valid
Butir 16 0,547 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 17 0,578 0,1435 Valid
Butir 18 0,448 0,1435 Valid
Butir 19 0,547 0,1435 Valid
Butir 20 0,596 0,1435 Valid
Butir 21 0,661 0,1435 Valid
Butir 22 0,515 0,1435 Valid
Butir 23 0,601 0,1435 Valid
Butir 24 0,635 0,1435 Valid
Butir 25 0,421 0,1435 Valid
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan
atau pernyataan tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntanssi berdasarkan kurikulum 2013 adalah valid
(keseluruhan nilai corrected item-total correlation > rtabel = 0,1435).
b. Motivasi Belajar
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Motivasi Belajar
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 1 0,447 0,1435 Valid
Butir 2 0,423 0,1435 Valid
Butir 3 0,563 0,1435 Valid
Butir 4 0,500 0,1435 Valid
Butir 5 0,458 0,1435 Valid
Butir 6 0,394 0,1435 Valid
Butir 7 0,371 0,1435 Valid
Butir 8 0,534 0,1435 Valid
Butir 9 0,228 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 10 0,381 0,1435 Valid
Butir 11 0,086 0,1435 Tidak Valid
Butir 12 0,481 0,1435 Valid
Butir 13 0,526 0,1435 Valid
Butir 14 0,128 0,1435 Tidak Valid
Butir 15 0,336 0,1435 Valid
Butir 16 0,003 0,1435 Tidak Valid
Butir 17 0,609 0,1435 Valid
Butir 18 0,530 0,1435 Valid
Butir 19 0,379 0,1435 Valid
Butir 20 0,521 0,1435 Valid
Butir 21 0,446 0,1435 Valid
Butir 22 0,186 0,1435 Valid
Butir 23 0,567 0,1435 Valid
Butir 24 0,496 0,1435 Valid
Butir 25 0,613 0,1435 Valid
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa ada beberapa butir pernyataan
atau pertanyaan yang tidak valid karena nilai corrected item-total
correlation lebih kecil daripada rtabel. Butir yang tidak valid adalah
butir 11, 14, dan 16. Butir yang tidak valid tersebut dihapus kemudian
diuji ulang. Berikut hasil uji ulang validitas pada variabel motivasi
belajar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.9
Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Variabel Motivasi
Belajar
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 1 0,495 0,1435 Valid
Butir 2 0,484 0,1435 Valid
Butir 3 0,623 0,1435 Valid
Butir 4 0,545 0,1435 Valid
Butir 5 0,504 0,1435 Valid
Butir 6 0,478 0,1435 Valid
Butir 7 0,436 0,1435 Valid
Butir 8 0,577 0,1435 Valid
Butir 9 0,227 0,1435 Valid
Butir 10 0,433 0,1435 Valid
Butir 12 0,485 0,1435 Valid
Butir 13 0,572 0,1435 Valid
Butir 15 0,374 0,1435 Valid
Butir 17 0,634 0,1435 Valid
Butir 18 0,593 0,1435 Valid
Butir 19 0,351 0,1435 Valid
Butir 20 0,504 0,1435 Valid
Butir 21 0,471 0,1435 Valid
Butir 22 0,171 0,1435 Valid
Butir 23 0,604 0,1435 Valid
Butir 24 0,499 0,1435 Valid
Butir 25 0,610 0,1435 Valid
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa setelah dilakukan pengujian
ulang, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
belajar adalah valid karna nilai corrected item-total correlation > rtabel
yaitu 0,1435.
c. Kecerdasan Emosional
Tabel 3.10
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Kecerdasan
Emosional
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 1 0,190 0,1435 Valid
Butir 2 0,496 0,1435 Valid
Butir 3 0,507 0,1435 Valid
Butir 4 0,575 0,1435 Valid
Butir 5 0,464 0,1435 Valid
Butir 6 0,484 0,1435 Valid
Butir 7 0,587 0,1435 Valid
Butir 8 0,565 0,1435 Valid
Butir 9 0,448 0,1435 Valid
Butir 10 0,522 0,1435 Valid
Butir 11 0,462 0,1435 Valid
Butir 12 0,429 0,1435 Valid
Butir 13 0,543 0,1435 Valid
Butir 14 0,544 0,1435 Valid
Butir 15 0,424 0,1435 Valid
Butir 16 0,559 0,1435 Valid
Butir 17 0,450 0,1435 Valid
Butir 18 0,409 0,1435 Valid
Butir 19 0,090 0,1435 Tidak Valid
Butir 20 0,478 0,1435 Valid
Butir 21 0,563 0,1435 Valid
Butir 22 0,448 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 23 0,620 0,1435 Valid
Butir 24 0,612 0,1435 Valid
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa ada beberapa butir pernyataan
atau pertanyaan yang tidak valid karena nilai corrected item-total
correlation lebih kecil daripada rtabel. Butir yang tidak valid adalah
butir 19. Butir yang tidak valid tersebut dihapus kemudian diuji ulang.
Berikut hasil uji ulang validitas pada variabel kecerdasan emosional:
Tabel 3.11
Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Variabel Motivasi
Belajar
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 1 0,191 0,1435 Valid
Butir 2 0,500 0,1435 Valid
Butir 3 0,514 0,1435 Valid
Butir 4 0,570 0,1435 Valid
Butir 5 0,480 0,1435 Valid
Butir 6 0,507 0,1435 Valid
Butir 7 0,602 0,1435 Valid
Butir 8 0,567 0,1435 Valid
Butir 9 0,462 0,1435 Valid
Butir 10 0,529 0,1435 Valid
Butir 11 0,451 0,1435 Valid
Butir 12 0,434 0,1435 Valid
Butir 13 0,548 0,1435 Valid
Butir 14 0,538 0,1435 Valid
Butir 15 0,410 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Item rhitung rtabel Keterangan
Butir 16 0,568 0,1435 Valid
Butir 17 0,461 0,1435 Valid
Butir 18 0,387 0,1435 Valid
Butir 20 0,468 0,1435 Valid
Butir 21 0,564 0,1435 Valid
Butir 22 0,438 0,1435 Valid
Butir 23 0,623 0,1435 Valid
Butir 24 0,610 0,1435 Valid
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa setelah dilakukan pengujian
ulang, maka semua butir pertanyaan/pernyataan tentang motivasi
belajar adalah valid karna nilai corrected item-total correlation > rtabel
yaitu 0,1435.
2. Pengujian Reliabilitas
Siregar (2013: 55) mengatakan pengujian reliabilitas dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Menurut Sumadi
Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam arti harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s
Alpha, sebagai berikut Kontour (2003: 158):
∝= (�
�˗1)(1˗
∝ ² ����
∝ ² �����)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Keterangan:
α = cronbach’s alpha
Ν = banyaknya pertanyaan
∝ ² ���� = variance dari pertanyaan
∝ ² ����� = variance dari skor
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai
koefisien reliabilitas (r11) > 0,6 Siregar (2013: 57). Hasil Pengujian
reliabilitas variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, variabel
motivasi belajar, dan variabel kecerdasan emosional tampak dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Parameter Status
Tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif 0,915 0,6 Reliabel
Variabel Motivasi
belajar 0,880 0,6 Reliabel
Variabel Kecerdasan
emosional 0,896 0,6 Reliabel
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa instrumen penelitian variabel
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, variabel motivasi belajar, dan
variabel kecerdasan emosional adalah reliabel (keseluruhan nilai r hitung
atau cronbach’s alpha > 0,6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
H. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Deskriptif
Hasil kuesioner dan wawancara akan dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif atau pemaparan. Menurut Nuryaman, dkk
(2015: 118) analisis deskriptif adalah memberikan deskripsi mengenai
karakteristik variabel penelitian yang sedang diamati serta data demografi
responden, analisis deskripsi memberikan penjelasan tentang ciri-ciri yang
khas dari variabel penelitian tersebut. Hasil kuesioner pada penelitian ini
dideskripsikan dengan Penilaian Acuan Patokan tipe II yang disingkat
PAP tipe II. Pada PAP tipe II penguasaan kompetensi minimal yang
merupakan passing score adalah 56% dari total skor yang seharusnya
dicapai. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut persentil minimal
karena passing score pada persentil 56 dianggap merupakan batas
penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah. Passing score pada
persentil kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan,
mengingat kedua pasing score tersebut keluar dari persentil minimal dan
maksimal. Namun kiranya masih terbuka kesempatan untuk menentukan
passing score pada daerah sekitar persentil 56 dan 65 asalkan passing
score tertentu masih tetap memperhitungkan keadaan dan kemajuan
pelaksanaan ketiga syarat tersebut dan keadaan belajar siswa serta
merupakan keputusan sekolah. Menurut Masidjo (1995:157) nilai persentil
PAP tipe II adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.13
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Nilai Persentil Kategori Kecenderungan Variabel
81%-100% Sangat Tingi
66%-80% Tinggi
56%-65% Sedang
46%-55% Rendah
di bawah 46% Sangat Rendah
Pemilihan PAP tipe II karena skor telah ditetapkan sesuai dengan
batas pengujian minimal yang dianggap dapat meluluskan (passing score)
lebih rendah daripada model penilaian lainnya. PAP tipe II pada umumnya
merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa di kelas dengan skor
minimal 0 dan skor maksimal 100. Dalam penelitian, data penelitian yang
ditetapkan sebelumnya memiliki skor minimal 1 dan skor minimal 5.
Rumus PAP tipe II adalah sebagai berikut:
Skor terendah yang mungkin dicapai + { nilai persentil x
(skor tertinggi yang mungkin dicapai- skor terendah yang
mungkin dicapai)}
Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 25 = 125
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 25 = 25
Skor:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
25 + 81% (125-25) = 106
25 + 66% (125-25) = 91
25 + 56% (125-25) = 81
25 + 46% (125-25) = 71
Data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori
kecenderungan variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14
Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
106-125 Sangat Tinggi
91-105 Tinggi
81-90 Sedang
71-80 Rendah
25-70 Sangat Rendah
b. Variabel Motivasi Belajar
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 22 = 110
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 22 = 22
Skor:
22 + 81% (110-22) = 93,28 dibulatkan menjadi 93
22 + 66% (110-22) = 80,08 dibulatkan menjadi 80
22 + 56% (110-22) = 71,28 dibulatkan menjadi 71
22 + 46% (110-22) = 62,48 dibulatkan menjadi 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori
kecenderungan variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Motivasi Belajar
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
93-110 Sangat Tinggi
80-92 Tinggi
71-79 Sedang
62-70 Rendah
22-61 Sangat Rendah
c. Variabel Kecerdasan Emosional
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 23 = 115
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 23 = 23
Skor:
23 + 81% (115-23) = 97,52 dibulatkan menjadi 98
23 + 66% (115-23) = 83,72 dibulatkan menjadi 84
23 + 56% (115-23) = 74,52 dibulatkan menjadi 75
23 + 46% (115-23) = 65,32 dibulatkan menjadi 65
Data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori
kecenderungan variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.16
Kecerdasan Emosional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
98-115 Sangat Tinggi
84-97 Tinggi
75-83 Sedang
65-74 Rendah
23-64 Sangat Rendah
2. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Pengujian Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran
data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian normalitas
dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas bivariat dimana
analisis bivariat menganalisis secara simultan dari dua variabel. Hal
ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel terkait
dengan variabel lain. Pengujian normalitas dilakukan dengan SPSS
(Statistical Package for Social Science) versi 17.0. Kriteria pengujian
data adalah jika nilai Rsquare yang diperoleh dari perhitungan lebih
dari 0,8 maka distribusi adalah normal.
b. Rumusan Hipotesis
1) Hipotesis Pertama
Ho1 : Tidak ada hubungan positif antara keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar.
Ha1 : Ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar.
2) Hipotesis Kedua
Ho2 : Tidak ada hubungan positif antara keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kecerdasan emosional.
Ha2 : Ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran
aktif pada materi akuntansi dengan kecerdasan emosional.
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan
rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh
Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment
Arikunto (1989: 137-138) rumusnya adalah sebagai berikut:
�ℎ�� =� (Ʃ��)˗(Ʃ�)(Ʃ�)
�[� (Ʃ�2)˗ (Ʃ�)2][� (Ʃ�2)˗(Ʃ�)2]
keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban dari responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban dari responden)
Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan ada
hubungan antara dua variabel atau lebih, atau juga dapat menentukan
arah dari kedua variabel. Nilai koefisien korelasi tersebut berkisar (rs)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
= (−1 ≤ 0 ≤ 1). Menurut Siregar (2013: 251) nilai koefisien korelasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.17
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan
No Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1 0,00-0,199 Sangat Lemah
2 0,20-0,399 Lemah
3 0,40-0,599 Cukup
4 0,60-0,799 Kuat
5 0,80-0,100 Sangat Kuat
d. Penarikan Kesimpulan
a) Jika nilai sig. (1-tailed) < α = 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1
diterima, maka ada hubungan positif antara pendapat siswa
tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan motivasi belajar. Sebaliknya, jika nilai sig. (1-
tailed) > α = 0,05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, maka tidak
ada hubungan positif antara pendapat siswa tentang tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
motivasi belajar
b) Jika nilai sig. (1-tailed) < α = 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1
diterima, maka ada hubungan positif antara pendapat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kecerdasan emosional. Sebaliknya, jika nilai sig.
(1-tailed) > α = 0,05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, maka
tidak ada hubungan positif antara pendapat siswa tentang tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Penelitian ini dilakukan di SMA yang menggunakan kurikulum 2013 di
kabupaten Kulonprogo yaitu SMA Negeri 1 Wates, SMA Negeri 2 Wates, dan
SMA Negeri Sentolo. Berikut adalah gambaran umum dari masing-masing
sekolah:
A. SMA Negeri 1 Wates
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Wates
b. NSS : 3010404 01001
c. NISN : 300020
d. Nomer Telepon : (0274) 773067
e. Nomer Fax : (0274) 774352
f. E-mail : [email protected]
2. Sejarah SMA Negeri 1 Wates
Pada awal tahun 1959 di daerah swantantra Tingkat II Kulonprogo,
dirasa penting untuk berdirinya Sekolah Lanjutan tingkat atas, khususnya
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri mengingat Sekolah Lanjutan
tingkat Atas Negeri di kulonprogo hanyalah Sekolah Guru A (SGA) yang
tentu saja belum mencukupi kebutuhan masyarakat untuk pendidikan
lanjutan. Sehubungan dengan hal tersebut, Dewan Pemerintah Daerah
Swatantra Tingkat II Kulonprogo, pada tanggal 9 Maret 1959 membentuk
panitia yang bertugas untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas di
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kulonprogo. Panitia tersebut ditangani oleh Dewan Pemerintah Daerah,
Daerah Swatantra Tingkat II Kulonprogo dan pada tanggal 1 September
1961, terbentuklah SMA Persiapan Negeri Wates. Sekolah tersebut belum
memiliki gedung untuk tempat kegiatan belajar mengajar karena baru
terbentuk. Pada awal berdirinya, sekolah menerima pendaftaran siswa baru
sebanyak 3 kelas, dengan tempat belajar mengajar menyewa rumah bapak
H. Adnan seorang pengusaha sukses pada masa itu. Tahun berikutnya
tempat belajar bagi murid kelas 1 dan kelas 2 menumpang pada SD
Percobaan IV Wates, dan SD Kanisius Wates dengan waktu belajar masuk
siang. Kepala Sekolah pada saat itu masih dirangkap oleh Bapak R.
Maryono Martosusanto yang juga Kepala SGA Negeri Wates. Pada awal
pembukaannya SMA Persiapan Negeri Wates membuka 3 kelas untuk
kelas I yaitu 1 kelas untuk jurusan bahasa atau kelas A, 1 kelas untuk
jurusan ilmu pasti Alam atau kelas B, dan satu kelas untuk jurusan ilmu
social atau kelas C. Sebagian gurunya adalah guru SGA Negeri Wates dan
hanya tiga orang guru tidak tetap yang bukan dari SGA Negeri Wates
yaitu guru Bahasa Jerman, guru Bahasa Indonesia dan guru bahasa
Perancis.
3. Visi SMA Negeri 1 Wates
Visi merupakan impian/harapan cita-cita yang ingin dicapai oleh
warga sekolah. Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan
datang, mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Visi SMA Negeri 1
Wates adalah: “unggul dalam berbagai bidang dengan dilandasi iman dan
taqwa”.
4. Misi SMA Negeri 1 Wates
Misi sekolah merupakan upaya/tindakan yang dilakukan oleh
warga sekolah untuk mewujudkan visi sekolah. Misi sekolah SMA Negeri
1 Wates adalah:
a. Mengimplementasikan ajaran agama (religius, santun) dalam
keseharian di sekolah.
b. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan yang efektif dan
efisien (disiplin, kreatif, kerja keras) yang memungkinkan siswa dapat
berkembang secara optimal.
c. Melaksanakan managemen partisipasif (jujur, demokratis, tanggung
jawab) sehingga terwujud MPMBS.
d. Memfasilitasi siswa dalam mengembangkan diri sehingga berprestasi
di berbagai bidang (kerja keras, kreatif, inovatif, kompetitif).
e. Mengimplementasikan budaya bangsa atau karakter bangsa dalam tata
pergaulan keseharian di Sekolah.
f. Mewujudkan budaya hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Tujuan SMA Negeri 1 Wates
Tujuan SMA Negeri 1 Wates dalam penyelenggaraan pendidikan
adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
a. Meningkatkan kedisiplinan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Meningkatkan kualitas Program Percepatan Belajar (Akselerasi/Cerdas
Istimewa).
c. Membekali peserta didik agar memiliki kerampilan teknologi
informasi dan komunikasi.
d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar
mampu bersaing dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
e. Mempertahankan prestasi kelulusan 100% pada Ujian Nasional
f. Meningkatkan nilai rata-rata Ujian Nasional.
g. Meningkatkan persentase siswa yang diterima di Perguruan Tinggi.
h. Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam berbagai kegiatan.
i. Membiasakan jujur dalam setiap kegiatan.
j. Membiasakan musyawarah dalam mengatasi permasalahan.
k. Menjuarai lomba-lomba Olympiade Sains dan Olimpiade penelitian
Sains.
l. Menjuarai lomba-lomba di bidang bahasa dan sastra.
m. Menjuarai dalam bidang penulisan Karya Ilmiah Remaja (KIR).
n. Menjuarai berbagai cabang olahraga.
o. Membekali peserta didik dengan keterampilan khusus di bidang
IPTEK sebagai bekal mata pencaharian mereka yang tidak bisa
melanjutkan ke perguruan tinggi.
p. Meningkatkan keimanan peserta didik melalui ibadah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
q. Menyediakan sarana dan prasarana ibadah.
r. Mempunyai toleransi antar umat beragama.
s. Mengembangkan sikap sopan dan santun dalam pergaulan.
t. Mengembangkan sikap peduli sosial.
u. Mengembangkan sikap peduli lingkungan.
v. Meraih prestasi dalam bidang PASKIBRA.
w. Meraih prestasi juara dalam bidang seni dan budaya.
B. SMA Negeri 2 Wates
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Wates
b. Nomer Statistik Sekolah : 301040401020
c. Nomer Induk Sekolah : 300030
d. Jenjang Akreditasi : A
e. Status : Negeri
f. Telepon : (0274) 773055
g. Fax : (0274) 773055
2. Sejarah SMA Negeri 2 Wates
Seleksi Penerimaan Murid Baru Tahun Pelajaran 1981/1982 di
SMA Negeri Wates Kulon Progo banyak calon murid yang tidak dapat
diterima karena terbatasnya daya tampung yang ada. Oleh karena itu,
masyarakat Kulonprogo khususnya kota Wates dan para pendidik SMA
Negeri Wates merasa prihatin. Keprihatinan ini disampaikan ke Kepala
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Istimewa Yogyakarta yang saat itu dijabat oleh Bapak Drs. GPH Poeger.
Pada persiapan Penerimaan Murid Baru Tahun pelajaran 1982/1983 SMA
Negeri Wates membuka pendaftaran sebanyak 5 kelas untuk SMA Negeri
1 Wates dan 3 kelas untuk SMA Negeri 2 Wates. Perintah ini dilaksanakan
oleh Bapak Drs. Budihardjo selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Wates
saat itu. Selama kurang lebih 5 bulan sejak Juli sampai November 1982
kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 2 Wates dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Wates pada sore hari dengan 9 orang guru tetap, 8 orang guru
tidak tetap dan 132 orang siswa kelas satu.
3. Visi SMA Negeri 2 Wates
“Terwujudnya Sekolah Unggul, Berbudaya, dan Religius”. Indikator Visi:
a. Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
b. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.
c. Terciptanya budaya tertib, bersih, dan gemar membaca.
d. Menjunjung tinggi budaya daerah dan nasional serta menghargai
budaya internasional yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
4. Misi SMA Negeri 2 Wates
Misi:
a. Meningkatkan derajat keimanan, ketakwaan, dan akhlak warga
sekolah.
b. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Mengoptimalkan potensi peserta didik yang memiliki bakat istimewa
dan atau cerdas istimewa.
d. Membudayakan kedisiplinan semua warga sekolah terhadap peraturan
sekolah.
e. Meningkatkan budaya gemar membaca.
f. Meningkatkan apresiasi terhadap budaya daerah dan nasional.
g. Menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan efisien.
5. Tujuan SMA Negeri 2 Wates
Tujuan pendidikan SMA Negeri 2 Wates pada akhir tahun
pelajaran 2018/2019 adalah:
a. Semua lulusannya memiliki derajat keimanan ketaqwaan dan akhlak
yang tinggi.
b. Rata-rata nilai Ujian Nasional masuk 8 besar Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
c. Lulusan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri minimal
mencapai 60 %.
d. Memiliki prestasi dalam berbagai lomba bidang akademis dan non
akademis minimal tingkat propinsi.
e. Memiliki prestasi dalam berbagai bidang akademik dan non akademik
minimal tingkat DIY.
f. Semua warga sekolah memiliki budaya tertib, bersih, dan gemar
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
g. Semua warga sekolah menjunjung tinggi budaya daerah nasional serta
menghargai budaya internasional yang sesuai dengan kepribadian
bangsa.
C. SMA Negeri 1 Sentolo
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sentolo
b. Nomer Statistik Sekolah : 3010404015002
c. Nomer Induk Sekolah : 20402796
d. Jenjang Akreditasi : A
e. Status : Negeri
f. Telepon : (0274) 7498290
2. Sejarah SMA Negeri 1 Sentolo
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan di
Kabupaten Kulonprogo, dan atas dasar animo masyarakat masuk sekolah
cukup besar, dibukalah SMA Negeri Sentolo yang beralokasi di Desa
Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Atas saran Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kulonprogo waktu itu,
pada tanggal 21 Maret 1979 Pemerintah Desa Banguncipto, Kecamatan
Sentolo di minta menyediakan lahan seluas 10.000 meter persegi untuk
mendirikan gedung SMA N Sentolo dengan sistem ganti rugi dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di atas tanah tersebut segera di
bangun satu unit gedung sekolah baru. Perencana pembangunan gedung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tersebut CV. Assana dan pelaksana pembangunan dipercayakan kepada
kontraktor Buhaz sedangkan pangadaan meubelair dilakukan oleh
kontraktor FA. Edi Darma.
Pada bulan September 1979diterbitkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0188/O/1979, tanggal 3 September
1979 tentang Pembukaan Seratus Empet Puluh Sembilan sekolah baru di
seluruh Indonesia. Lima dari 149 sekolah baru tersebut didirikan di Daerah
Istimewa Yogyakarta, Salah satunya adalah SMA Negeri Sentolo.
Suratkeputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor :
0188/O/1979 tertanggal 3 September 1979 menandai berdirinya SMA
Negeri Sentolo (sekarang SMA N 1 Sentolo) sehingga tiap tanggal
3 September diperingati sebagai hari berdirinya SMA Negeri Sentolo.
Untuk menandai tahun berdirinya SMA Negeri Sentolo dituangkan
dalam sengkalan “Haruming Wulan Hambuka Budi” yang berarti tahun
1979 oleh Drs. Suparman Hasan dan dibuat lambang/ logo SMA Negeri
Sentolo oleh Anton Somaryo. Pembangunan gedung SMA Negeri Sentolo
yang pertama selesai pad bulan Januari 1980. Pada tanggal 15 Januari
1980 SMA Negeri Snetolo diresmikan oleh Kepala Kanwil Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. GBH
Poeger dengan penandatanganan prasasti yang sampai sekarang
terpampang di dinding depan SMA Negeri Sentolo. SMA Negeri Sentolo
adalah SMA Negeri Ke-2 di Kulon Progo dan konon merupakan SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Negeri ke-13 yang ada di Yogyakarta yang akhirnya dikenal sebutan SMA
Galasta.
SMA Negeri Sentolo menerima siswa baru pertama kali pada tahun
ajaran 1979/1980 dengan membuka 3 kelas. Penerima siswa baru pada saat
itu ditangani SMA Negeri Wates, di bawah pimpinan Drs. Marsono. Siswa
kelas I SMA Negeri Sentolo waktu itu berjumlah 116 siswa terdiri dari 83
laki-laki dan 33 perempuan. Dengan segala keterbatasanya pada semester
II tahun ajaran 1979/1980 memulai kegiatan belajar di Sentolo.
Selanjutnya mulai tahun ajaran 1995/1996 daya tampung SMA Negeri
Sentolo menjadi 5 kelas dengan 2 program/ jurusan IPA dan IPS sampai
sekrang. Pada tahun ajaran berikutnya daya tampung SMA Negeri Sentolo
berkembang menjadi 5 kelas. Namun pada tahun ajaran 2003/2004 karena
kebijaksanaan pemerintah hanya diperbolehkan menerima 36 siswa tiap
kelasnya. Tahun ajaran 2008/2009 melaksanakan pembelajaran dengan
sistem moving class dan telah terakreditasi dengan predikat amat baik.
3. Visi SMA Negeri 1 Sentolo
Visi:
“Bertaqwa dan Terdidik”. Dengan indikator:
a. Taat menjalankan Agama yang dianut dan berbudi pekerti luhur.
b. Menguasai materi pelajaran.
c. Memiliki keterampilan.
d. Disiplin dan berwawasan kebangsaan.
e. Mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4. Misi SMA Negeri 1 Sentolo
Misi:
a. Mengembangkan penghayatan dan pengamalan Pancasila, Agama, dan
Budaya.
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif dan efisien.
c. Menanamkan kedisiplinan.
d. Mengembangkan profesi.
e. Mengembangkan kecakapan hidup.
f. Menerapkan manajemen partisipatif.
5. Tujuan SMA Negeri 1 Sentolo
a. Meningkatkan Iman dan Taqwa.
b. Membentuk budipekerti yang luhur.
c. Membekali siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
d. Membekali siswa untuk terjun ke dunia kerja.
e. Membina prestasi olahraga dan seni.
f. Mengembangkan sikap disiplin, percaya diri, dan dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini terdiri dari tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif, motivasi belajar, dan kecerdasan emosional siswa kelas SMA N 1 Wates,
SMA N 2 Wates, SMA N 1 Sentolo. Data mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif, motivasi belajar, dan kecerdasan emosional dikumpulkan
menggunakan kuesioner yang dibagikan sebanyak 193 kuesioner dan kembali
sebanyak 187 kuesioner. Berikut merupakan analisis dan pembahasan data yang
diperoleh:
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 3
variabel, yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, motivasi belajar, dan
kecerdasan emosional. Variabel-variabel tersebut dideskripsikan berdasarkan
PAP tipe II.
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Asal Sekolah
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Sekolah Berdasarkan Asal Sekolah
No Asal Sekolah F Frekuensi Relatif
1 SMA N 1 Wates 61 32,6%
2 SMA N 2 Wates 63 33,7%
3 SMA N 1 Sentolo 63 33,7%
Jumlah 187 100%
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi
responden dalam penelitian ini berjumlah 187 siswa. Dari 187 siswa yang
menjadi responden tersebut, sebanyak 61 siswa dari SMA Negeri 1
Wates, 63 siswa dari SMA Negeri 2 Wates, dan 63 siswa dari SMA
Negeri 1 Sentolo.
b. Status Sekolah
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Sekolah Berdasarkan Status Sekolah
No Asal Sekolah Status F Frekuensi Relatif
1 SMA N 1 Wates Negeri
187 100 % 2 SMA N 2 Wates Negeri
3 SMA N 1 Sentolo Negeri
Jumlah 187 100 %
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi
responden dalam penelitian berjumlah 187 siswa. Dari 187 siswa yang
menjadi responden tersebut, semua berasal dari sekolah dengan status
SMA Negeri.
c. Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin
No Asal Sekolah F Frekuensi Relatif
1 Laki-laki 50 26,7%
2 Perempuan 137 73,3%
Jumlah 187 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi
responden dalam penelitian ini berjumlah 187 siswa. Dari 187 siswa yang
menjadi responden, 50 siswa adalah siswa laki-laki dan 137 siswa adalah
perempuan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden adalah perempuan.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Jumlah pertanyaan/pernyataan yang dinyatakan valid
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif adalah sebanyak
25 butir pernyataan/pertanyaan dari 25 butir pernyataan/pertanyaan
yang diberikan. Dari jumlah tersebut item-item pernyataan atau
pertanyaan yang dinyatakan valid, dipergunakan dalam penelitian.
Jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 125. Hasil tersebut
merupakan hasil perkalian dari 25 (jumlah butir yang valid) dan 5
(skor maksimum dalam PAP tipe II). Jumlah skor minimum yang
dicapai adalah 25. Angka tersebut merupakan hasil perkalian dari 25
(jumlah butir yang valid) dan 1 (skor minimum dalam PAP tipe II).
Berikut tabel perhitungan dan interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.4 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif
Interval Skor Frekuensi Presentase Kriteria
106-125 44 23,5% Sangat Tinggi
91-105 78 41,7% Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Interval Skor Frekuensi Presentase Kriteria
81-90 40 21,4% Sedang
71-80 15 8,0% Rendah
25-70 10 5,3% Sangat Rendah
Jumlah 187 100%
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 44 siswa memiliki persepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kategori sangat tinggi, 78 siswa memiliki persepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kategori tinggi, 40 siswa memiliki persepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kategori sedang, 15 siswa memiliki persepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kategori rendah, dan 10 siswa memiliki persepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kategori sangat rendah.
Hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 94,89; nilai tengah
(median) adalah 94 dan nilai modus adalah 94. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi pada kategori
tinggi.
b. Motivasi Belajar
Jumlah pertanyaan/pernyataan yang valid mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif adalah sebanyak 22 butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pernyataan/pertanyaan dari 25 butir pernyataan/pertanyaan yang
diberikan. Dari jumlah tersebut, item-item pernyataan atau pertanyaan
yang dinyatakan valid yang dipergunakan dalam penelitian yaitu
sejumlah 22 butir. Jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 110.
Angka tersebut merupakan hasil perkalian dari 22 (jumlah butir yang
valid) dan 5 (skor maksimum dalam PAP tipe II). Jumlah skor
minimum yang dicapai adalah 22. Jumlah tersebut merupakan hasil
perkalian dari 22 (jumlah butir yang valid) dan 1 (skor minimum
dalam PAP tipe II). Berikut tabel perhitungan dan interpretasi atas
data yang diperoleh:
Tabel 5.5
Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar
Interval Skor Frekuensi Presentase Kriteria
93-110 62 33,2% Sangat Tinggi
80-92 104 55,6% Tinggi
71-79 11 5,9% Sedang
62-70 7 3,7% Rendah
22-61 3 1,6% Sangat Rendah
Jumlah 187 100%
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 62 siswa memiliki persepsi
mengenai motivasi belajar dengan kategori sangat tinggi, 104 siswa
memiliki persepsi mengenai motivasi belajar dengan kategori tinggi,
11 siswa memiliki persepsi mengenai motivasi belajar dengan kategori
sedang, 7 siswa memiliki persepsi mengenai motivasi belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kategori rendah, dan 3 siswa memiliki persepsi mengenai motivasi
belajar dengan kategori sangat rendah.
Hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 88,69; hasil
perhitungan nilai tengah (median) adalah 89; dan nilai modus adalah
87. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki
persepsi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi pada kategori tinggi.
c. Kecerdasan Emosional
Jumlah pertanyaan atau pernyataan yang valid mengenai
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif adalah sebanyak 23 butir
pernyataan/pertanyaan dari 24 butir pernyataan/pertanyaan yang
diberikan. Dari jumlah tersebut item-item pernyataan atau pertanyaan
yang dinyatakan valid dipergunakan dalam penelitian. Jumlah skor
maksimum yang dicapai adalah 115. Jumlah tersebut merupakan hasil
perkalian dari 23 (butir yang valid) dan 5 (skor maksimum dalam PAP
tipe II). Jumlah skor minimum yang dicapai adalah 23. Jumlah
tersebut merupakan hasil perkalian dari 23 (butir yang valid) dan 1
(skor minimum dalam PAP tipe II). Berikut tabel perhitungan dan
interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.6
Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan Emosional
Interval Skor Frekuensi Presentase Kriteria
98 37 19,8% Sangat Tinggi
84-97 112 59,9% Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Interval Skor Frekuensi Presentase Kriteria
75-83 34 18,2% Sedang
65-74 4 2,1% Rendah
23-64 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 187 100%
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa 37 siswa memiliki persepsi
mengenai kecerdasan emosional pada materi akuntansi dengan
kategori sangat tinggi, 112 siswa memiliki persepsi mengenai
kecerdasan emosional dengan kategori tinggi, 34 siswa memiliki
persepsi mengenai kecerdasan emosional dengan kategori sedang, 4
siswa memiliki persepsi mengenai kecerdasan emosional rendah, dan
tidak ada siswa yang memiliki persepsi mengenai kecerdasan
emosional dengan kategori sangat rendah.
Hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 90,83; hasil
perhitungan nilai tengah (median) adalah 91; dan nilai modus adalah
92. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki
persepsi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi pada kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi
dengan Motivasi Belajar
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif dengan Motivasi Belajar
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable: chisquare
Equation
Model Summary
Parameter
Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .692 415.715 1 185 .000 .032 .019
The independent variable is Mahalanobis Distance.
Hasil pengujian normalitas bivariat untuk data tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar diperoleh
Rsquare = 0,692. Nilai Rsquare < 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan motivasi belajar cenderung berdistribusi tidak
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
b. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi
dengan Kecerdasan Emosional
Tabel 5.8
Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif dengan Kecerdasan Emosional
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable: chisquare
Equation
Model Summary
Parameter
Estimates
R
Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .692 415.715 1 185 .000 .032 .019
The independent variable is Mahalanobis Distance.
Tabel 5.9 menunjukkan hasil pengujian normalitas bivariat
untuk data tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan
kecerdasan emosional dimana pada tabel Rsquare = 0,692. Nilai Rsquare <
0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa data mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kecerdasan emosional cenderung berdistribusi tidak normal.
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data diketahui bahwa ketiga
data yang telah diuji, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif, motivasi belajar, dan kecerdasan emosional cenderung berdistribusi
tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1. Rumusan Hipotesis Pertama
a. Rumusan Hipotesis
Ho1: Tidak ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran
aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar.
Ha1 : Ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi dengan motivasi belajar.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.9
Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Dengan Motivasi Belajar
Correlations
Pembelajaran
Aktif
Motivasi
Belajar
Spearman's rho Pembelajaran
Aktif
Correlation
Coefficient 1.000 .442
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 187 187
Motivasi Belajar Correlation
Coefficient .442
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 187 187
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa nilai correlation coefficient
dalam Spearman’s rho adalah 0,442 dan bernilai positif. Nilai positif
berarti pembelajaran yang semakin aktif, akan memotivasi siswa untuk
belajar. Nilai correlation coefficient dalam Spearman’s rho adalah
0,442 dan bernilai positif, berada dalam rentang cukup yaitu 0,40-0,599
yang menunjukkan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pembelajaran aktif dengan motivasi belajar adalah hubungan positif
dengan kategori cukup. Nilai sig (1-tailed)= 0,000 < α = 0,01 berarti
Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi dengan motivasi belajar berada dalam kategori
cukup.
2. Rumusan Hipotesis Kedua
a. Rumusan Hipotesis
Ho2 : Tidak ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran
aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar.
Ha2 : Ada hubungan positif antara keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi dengan kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.10
Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Dengan Kecerdasan Emosional
Correlations
Pembelajar
an Aktif
Kecerdasan
Emosional
Spearman's rho Pembelajaran Aktif Correlation
Coefficient 1.000 .504
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 187 187
Kecerdasan
Emosional
Correlation
Coefficient .504
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 187 187
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai correlation coefficient
dalam Spearman’s rho adalah 0,504 dan bernilai positif. Nilai positif
berarti pembelajaran yang semakin aktif, akan meningkatkan
kecerdasan emosional siswa dalam mengelola emosinya ketika belajar.
Nilai correlation coefficient dalam Spearman’s rho adalah 0,504 dan
bernilai positif, berada dalam rentang cukup yaitu 0,40-0,599 yang
menunjukkan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif dengan kecerdasan emosional adalah hubungan positif dengan
kategori cukup. Nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01 berarti Ha2
diterima dan Ho2 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dan kecerdasan emosional berada dalam kategori cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
D. Pembahasan
1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif dengan Motivasi
Belajar
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diuji, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar Spearman’s rho dengan nilai asymp. Sig sebesar 0,000 kurang dari
alfa (α) = 0,01. Sedangkan koefisien korelasi menunjukkan angka (+)
0,442. Persepsi siswa mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 94,89;
nilai tengah (median) adalah 94 dan nilai modus adalah 94. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi pada kategori
tinggi. Persepsi siswa mengenai motivasi belajar menunjukkan
perhitungan nilai rata-rata (mean) adalah 88,69; hasil perhitungan nilai
tengah (median) adalah 89; dan nilai modus adalah 87. Sehingga, dapat
ditarik kesimpulan bahwa siswa memiliki persepsi tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi pada kategori tinggi. Nilai
koefisien korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan
motivasi belajar menunjukkan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif dengan motivasi belajar adalah positif dengan kategori
cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasil penelitian yang menunjukkan tingkat hubungan positif antara
variabel pembelajaran aktif dengan motivasi belajar sejalan dengan
pandangan Zulfahmi (2013: 278-284). Menurut Zulfahmi, dalam
melaksanakan pembelajaran aktif, materi pembelajaran hendaknya
dikaitkan dengan kebutuhan, minat, dan orientasi siswa dalam kehidupan
nyata dan pembelajaran aktif hanya dimungkinkan jika siswa dihadapkan
pada suatu masalah yang perlu dipecahkan sehingga siswa melakukan
proses penemuan. Ketika guru memberikan suatu masalah untuk
dipecahkan siswa dan guru juga mengaitkan kualitas masalah dengan
kebutuhan, minat, dan orientasi siswa dalam kehidupan nyata, maka siswa
akan termotivasi untuk memecahkan masalah tersebut sehingga siswa
melakukan proses penemuan. Motivasi dalam diri siswa timbul karena
masalah yang diberikan oleh guru kepada siswa dikemas sesuai dengan
ukuran siswa. Namun jika guru kurang memperhatikan kualitas masalah
yang akan dipecahkan oleh siswa, maka siswa cenderung kurang
termotivasi dalam menyelesaikannya. Kualitas masalah hendaknya tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kualitas masalah yang terlalu sukar
akan membuat siswa cenderung kurang percaya diri dan kualitas masalah
yang terlalu mudah akan membuat siswa cenderung menggampangkan.
Masalah yang diberikan oleh guru untuk dipecahkan siswa, akan terasa
lebih menyenangkan bila guru menerapkan strategi, metode, dan model
pembelajaran yang sesuai dengan masalah tersebut. suasana yang
menyenangkan merupakan faktor motivasi belajar untuk siswa sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ketika siswa
menikmatinya. Menurut Hosnan (2014: 216) dengan melakukan hal yang
sedikit berbeda, peserta didik akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi
dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2004: 241)
yaitu agar murid dapat belajar secara aktif, guru perlu menciptakan strategi
yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai
motivasi yang tinggi untuk belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, maka
semakin tinggi pula motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.
2. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif dengan Kecerdasan
Emosional
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diuji, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kecerdasan emosional Spearman’s rho dengan nilai asymp. Sig sebesar
0,000 kurang dari (α) = 0,01. Sedangkan koefisien korelasi menunjukkan
angka (+) 0,504. Persepsi siswa mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi menunjukkan nilai rata-rata
(mean) adalah 94,89; nilai tengah (median) adalah 94 dan nilai modus
adalah 94. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki
persepsi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi
pada kategori tinggi. Persepsi siswa mengenai kecerdasan emosional
menunjukkan perhitungan Hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
90,83; hasil perhitungan nilai tengah (median) adalah 91; dan nilai modus
adalah 92. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa memiliki
persepsi kecerdasan emosional pada kategori tinggi. Namun nilai koefisien
korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan kecerdasan
emosional menunjukkan derajat hubungan kedua variabel tersebut adalah
positif dengan kategori cukup.
Hasil penelitian yang menunjukkan tingkat hubungan positif antara
variabel pembelajaran aktif dengan kecerdasan emosional menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan pandangan
Zulfahmi (2013: 278-284) yaitu meskipun pembelajaran merupakan
aktivitas individual namun faktor interaksi sosial juga sangat menentukan.
Interaksi sosial dapat terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, dan siswa dengan lingkungannya atau sumber belajar lain. Interaksi
sosial yang terjadi dalam ketika proses pembelajaran berlangsung salah
satunya adalah kerja sama dalam kelompok. Kerja sama melatih siswa
dalam menghargai pendapat orang lain, menerima saran dan kritik dari
orang lain dengan lapang dada, dan peka terhadap keadaan sosial. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Hosnan (2014: 211) bahwa proses
pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan
tingkat kerja sama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Siswa yang dapat berinteraksi sosial akan meningkatkan taraf kecerdasan
emosionalnya sehingga siswa dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya. Selain itu, Bonwel (Hosnan 2014: 210) mengatakan karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pembelajaran aktif adalah siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara
pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah.
Dengan demikian siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Aktif berarti senang bekerja sama atau berdiskusi
kelompok, tidak malu bertanya, dan dapat menyampaikan tanggapan di
depan kelas dengan baik. Jika hal tersebut dilakukan terus menerus siswa
akan membiasakan diri bersikap mandiri, bertanggung jawab dan mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang terjadi selama proses
pembelajaran. Jika individu pandai menyesuaikan diri dengan suasana
hatinya, dapat berempati, dan mampu menciptakan situasi kondisi yang
positif, maka individu tersebut memiliki tingkat emosionalitas yang baik
sehingga akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta
lingkungannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tingkat pembelajaran aktif, maka semakin tinggi pula kecerdasan
emosional yang dimiliki oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis bab v, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Ada hubungan positif dalam tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dengan motivasi belajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan (Spearman’s rho
= (+) 0,504; sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01). Arah hubungan dengan
nilai positif, berarti semakin baik tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif berhubungan dengan semakin baiknya motivasi belajar siswa.
2. Ada hubungan positif dalam tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dengan kecerdasan emosional. Hal ini dapat dibuktikan dengan
(Spearman’s rho = (+) 0,504; sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01). Arah
hubungan dengan nilai positif, berarti semakin baik tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif berhubungan dengan semakin baiknya kecerdasan
emosional siswa.
B. Keterbatasan
1. Keterbatasan pertama yang dirasakan peneliti adalah keterbatasan waktu
dalam penelitian. Responden merupakan siswa kelas XII dan akan
melaksanakan ujian nasional maka pengambilan data penelitian harus
selesai dalam waktu yang cepat.
2. Beberapa responden tidak sungguh-sungguh dalam menjawab kuesioner
penelitian walaupun ketika mengisi kuesioner didampingi oleh peneliti
sehingga peneliti harus memberikan kuesioner ulang kepada siswa.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Saran
1. Hasil penelitian pertama menunjukkan adanya hubungan positif pada
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar siswa
mengetahui apa yang harus ia capai dan bagaimana cara mencapainya.
Kedua, ketika mengemas suatu masalah yang akan dibahas siswa,
hendaknya guru menyesuaikan kualitas masalah tersebut dengan ukuran
siswa dan akan lebih baik jika dikaitkan dengan kebutuhan, minat, dan
orientasi siswa dalam kehidupan nyata. Ketiga, agar suasana pembelajaran
menarik dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, guru dapat
merencanakan strategi pelajaran, model, dan metode yang tepat guna dan
sesuai dengan materi atau masalah yang akan dipecahkan siswa. keempat,
umpan balik memiliki peranan penting bagi guru maupun siswa. Dengan
adanya umpan balik, siswa dapat mengetahui kelemahan sendiri dan
mendorong untuk memperbaiki jawaban atau konsep yang salah sehingga
di masa datang siswa lebih baik dari sebelumnya.
2. Hasil penelitian kedua menunjukkan adanya hubungan positif pada tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan kecerdasan emosional siswa
dengan kategori cukup. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosional
siswa, guru hendaknya membangkitkan situasi kelas yang optimal karena
faktor emosi sangat bergantung pada penciptaan suasana yang
menyenangkan dalam konteks kelas yang demokratis. Selain itu, guru juga
perlu memahami bahwa masing-masing siswa memiliki karakteristik
siswa, guru mempunyai taktik untuk meningkatkan kerja sama antar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sehingga di dalam kelompok tercipta kelompok belajar yang saling
melengkapi satu sama lain dan membuat siswa menjadi pribadi yang lebih
aktif dan berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: BINA AKSARA
A.M. Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Bellanca, James. 2011. 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta:
PT Indeks.
Goleman, Daniel. 2009. Emotional Intelligence. Jakarta: PT SUN
Gottman, John. 1998. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang memiliki Kecerdasan
Emosional. Jakarta: PT Gramedia
Hollingsworth Pat & Lewis Gina. 2008. Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Macanan
Jaya Cemerlang
Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning.Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR
Kokasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya
Nuryaman, dkk. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis. Bogor:
Ghalia Indonesia
Silberman, Mel. 2007. Actice Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Suyadi.2013. Strategi Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyanto, Bagong, Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana
Predana Media Group
Uno, Hamzah, dkk. 2014. Variabel Penelitian dalam Pendidikan dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Ina Publikatama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2015. Belajar Dengan Pendekatan
PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah. 2016. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran: Prespektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
FX. Muhadi, Metodologi Penelitian.
Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 4 Februari 2013, hlm. 278-284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 1
Kuesioner Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF
PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN
KECERDASAN EMOSIONAL
Pendidikan Akuntansi
FKIP - Universitas Sanata Dharma
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Hal : Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Siswa SMA Peserta Mata Pelajaran Akuntansi
di Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma. Saya bermaksud melaksanakan kegiatan penelitian
dengan judul ”Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada
Pelajaran Akuntansi dengan Motivasi Belajar dan Kecerdasan Emosional”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk penyelesaian tugas akhir (skripsi).
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon kesediaan Saudara menjadi
responden penelitian ini. Saya berharap Saudara berkenan untuk menjawab
keseluruhan pernyataan secara lengkap sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan
jawaban Saudara dan memastikan bahwa jawaban tersebut semata-mata hanya
digunakan untuk tujuan penelitian ini. Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner
ini akan mengganggu aktivitas Saudara dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Oleh sebab itu kami mohon maaf sebelumnya atas keadaan tersebut.
Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, saya
mengucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, Januari 2017
Hormat saya,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAGIAN I
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Siswa :………........................…………………..
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
(Pilih salah satu; tandai dengan tanda silang (X))
Kelas : X XI XII
Jurusan : IPA IPS Bahasa
...................................................................
Nilai Rapor Mapel. Akuntansi :…...............................…………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAGIAN II
TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF
INSTRUKSI: Berikan tanda SILANG (X) pada kolom TANGGAPAN dengan
cara memilih satu dari alternatif berikut ini: TP = jika isi pernyataan tersebut
TIDAK PERNAH dilakukan; Jr = jika isi pernyataan tersebut JARANG
dilakukan; Kk = jika isi pernyataan tersebut KADANG-KADANG dilakukan;
Sr = jika isi pernyataan tersebut SERING dilakukan; Sl = jika isi pernyataan
tersebut SELALU dilakukan.
No PERNYATAAN TANGGAPAN
Pembelajaran akuntansi yang diselenggarakan guru di kelas/sekolah
...
1
Inovatif sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
orientasi para siswa sebagai pembelajar
akuntansi (misal: materi tidak selalu diberikan
dalam bentuk ceramah dan latihan soal saja)
TP Jr Kk Sr Sl
2 Disampaikan tujuannya secara jelas pada awal
pembelajaran topik/materi pembelajaran baru TP Jr Kk Sr Sl
3 Mengkaji masalah/kasus akuntansi yang jelas,
nyata, dan relevan dengan topik yang dipelajari TP Jr Kk Sr Sl
4
Menekankan pada kemampuan siswa
menyelesaikan masalah/kasus baik secara
individual ataupun kelompok
TP Jr Kk Sr Sl
5
Menginformasikan langkah-langkah dan
rambu-rambu yang jelas untuk setiap
penyelesaian masalah/kasus akuntansi
TP Jr Kk Sr Sl
6
Memungkinkan siswa dapat mengaitkan
pengetahuan baru yang diperoleh di kelas
dengan kenyataan hidup di
keluarga/masyarakat
TP Jr Kk Sr Sl
7 Membuat para siswa menyadari pentingnya
belajar akuntansi dan memanfaatkannya dalam TP Jr Kk Sr Sl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat
8
Membuat para siswa memiliki pandangan baru
tentang bagaimana praktik pencatatan yang
sistematis dilakukan di berbagai unit bisnis
TP Jr Kk Sr Sl
9
Memberikan keleluasaan setiap siswa untuk
mengeksplorasi (mengembangkan)
pengetahuan yang dipelajari melalui bertanya,
menanggapi, menyanggah, atau
mengungkapkan ide kepada teman-teman dan
guru
TP Jr Kk Sr Sl
No PERNYATAAN TANGGAPAN
Pembelajaran akuntansi yang diselenggarakan guru di kelas/sekolah ...
10
Menyadarkan para siswa akan pentingnya
nilai-nilai akuntansi dalam hidup mereka
(seperti: kejujuran, tanggung jawab, ketelitian,
dll)
TP Jr Kk Sr Sl
11
Menyadarkan para siswa akan keterkaitan yang
erat antara akuntansi dan bidang-bidang ilmu
lainnya
TP Jr Kk Sr Sl
12
Membuat para siswa menjadi pribadi yang
lebih terbuka terhadap hasil-hasil pembelajaran
yang mereka capai (misal: dapat menerima
hasil akhir pembelajaran karena telah sesuai
dengan usaha yang dilakukan)
TP Jr Kk Sr Sl
13
Menyadarkan para siswa tentang hal-hal mana
yang telah mereka kuasai dan hal mana yang
belum
TP Jr Kk Sr Sl
14
Menggunakan media yang tepat sehingga
memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran
TP Jr Kk Sr Sl
15 Mendorong setiap siswa menjadi pribadi yang TP Jr Kk Sr Sl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
mandiri dan bertanggung jawab dalam belajar
16
Membuat setiap siswa menyadari bahwa
capaian hasil belajar merupakan cerminan
usaha mereka selama proses belajar
TP Jr Kk Sr Sl
17
Melibatkan aktivitas mental siswa, misal:
mengingat atau memahami konsep/teori yang
menjadi materi pembelajaran
TP Jr Kk Sr Sl
18
Melibatkan aktivitas fisik dari para siswa,
misalnya: bertukar tempat dengan teman, maju
ke depan kelas, menempel sesuatu, dll
TP Jr Kk Sr Sl
19
Menuntut keterampilan dari para siswa,
misalnya: keterampilan bertanya, berpendapat,
mengomunikasikan hasil diskusi, dll
TP Jr Kk Sr Sl
20 Menciptakan suasana yang aktif dan
menyenangkan bagi para siswa TP Jr Kk Sr Sl
21
Berlangsung secara demokratis sehingga
siswa menjadi terlatih untuk saling menghargai
satu sama lain
TP Jr Kk Sr Sl
22
Melatih setiap siswa untuk mampu saling
bekerja sama secara positif, khususnya dalam
penyelesaian tugas kelompok
TP Jr Kk Sr Sl
23
Melatih setiap siswa mampu berkomunikasi
dengan baik, baik kepada teman-teman
maupun guru
TP Jr Kk Sr Sl
24
Mendorong siswa untuk mampu merefleksikan
(memaknai) tentang apa yang telah dipelajari,
apa yang sudah atau belum dikuasai,
mengambil manfaat dari apa yang dipelajari,
mengembangkan apa yang sudah dipelajari, dll
TP Jr Kk Sr Sl
25
Memberikan kesempatan yang kepada siswa
untuk memberikan evaluasi terhadap
metode/strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh guru
TP Jr Kk Sr Sl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BAGIAN III
MOTIVASI BELAJAR
INSTRUKSI: Berikan tanda SILANG (X) pada kolom TANGGAPAN dengan
cara memilih satu dari alternatif berikut ini: Sts = jika isi pernyataan tersebut
SANGAT TIDAK SETUJU; Ts = jika isi pernyataan tersebut TIDAK SETUJU
; Rr = jika isi pernyataan tersebut RAGU-RAGU; S = jika isi pernyataan
tersebut SETUJU; Ss = jika isi pernyataan tersebut SANGAT SETUJU.
NO PERNYATAAN TANGGAPAN
Saya belajar akuntansi, karena saya ...
1 Senang mempelajari sesuatu yang baru Sts Ts Rr S Ss
2 Ingin menyiapkan diri untuk pekerjaan
yang telah saya pilih di masa depan Sts Ts Rr S Ss
3 Bahagia saat mampu meningkatkan
kemampuan/potensi saya Sts Ts Rr S Ss
4
Bahagia saat menemukan sesuatu yang
baru yang belum pernah saya pelajari
sebelumnya
Sts Ts Rr S Ss
5 Ingin memiliki wawasan lebih luas pada
bidang pekerjaan yang saya sukai Sts Ts Rr S Ss
6 Ingin menyelesaikan studi dengan hasil
yang memuaskan Sts Ts Rr S Ss
7 Menginginkan kehidupan yang lebih baik
di kemudian hari Sts Ts Rr S Ss
8
Merasa senang jika dapat berdiskusi dengan
teman dan guru tentang materi yang
dipelajari
Sts Ts Rr S Ss
9 Ingin menyelesaikan tugas-tugas yang sulit
secara mandiri Sts Ts Rr S Ss
10 Ingin menunjukkan kepada orang lain
sebagai pribadi yang berhasil dalam belajar Sts Ts Rr S Ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
11 Menghadapi ulangan atau ujian semesteran Sts Ts Rr S Ss
12 Akan diberikan apresiasi oleh guru untuk
capaian keberhasilan saya Sts Ts Rr S Ss
13 Ingin memperoleh hasil belajar yang
optimal Sts Ts Rr S Ss
14
Ingin sekedar memenuhi batas bawah
kelulusan yang ditetapkan guru untuk
ulangan/kuis/ujian
Sts Ts Rr S Ss
15 Tertarik dengan tayangan video yang
diputar saat pembelajaran di kelas Sts Ts Rr S Ss
16
Kurang mampu menyerap materi saat
pembelajaran di kelas yang dilaksanakan
dengan metode diskusi
Sts Ts Rr S Ss
17 Ingin tahu lebih banyak hal dari materi
yang saya pelajari Sts Ts Rr S Ss
NO PERNYATAAN TANGGAPAN
Saya belajar akuntansi, karena saya ...
18 Berkeinginan dapat menyampaikan
idea/gagasan tertentu saat diskusi kelompok Sts Ts Rr S Ss
19 Merasa ruangan kelas nyaman digunakan
untuk belajar Sts Ts Rr S Ss
20 Ingin dihargai teman yang mengalami
kesulitan belajar Sts Ts Rr S Ss
21 Senang dengan strategi pembelajaran yang
dipilih guru Sts Ts Rr S Ss
22 Merasa kurang percaya diri saat saya belum
memahami materi Sts Ts Rr S Ss
23 Merasa hal itu perlu dilakukan sekalipun Sts Ts Rr S Ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BAGIAN IV
KECERDASAN EMOSIONAL
INSTRUKSI: Berikan tanda SILANG (X) pada kolom TANGGAPAN dengan
cara memilih satu dari alternatif berikut ini: Sts = jika isi pernyataan tersebut
SANGAT TIDAK SETUJU; Ts = jika isi pernyataan tersebut TIDAK SETUJU;
Rr = jika isi pernyataan tersebut RAGU-RAGU; S = jika isi pernyataan
tersebut SETUJU; Ss = jika isi pernyataan tersebut SANGAT SETUJU.
guru tidak hadir di kelas
24 Menargetkan capaian hasil belajar tertentu Sts Ts Rr S Ss
25 Tidak ingin membuat kesalahan dalam
mengerjakan tugas Sts Ts Rr S Ss
NO PERNYATAAN TANGGAPAN
1 Saya menyadari bahwa diri saya memiliki
berbagai kekurangan. Sts Ts Rr S Ss
2
Saya adalah orang yang memiliki
keyakinan yang tinggi untuk mencapai
keberhasilan dengan kemampuan yang saya
miliki.
Sts Ts Rr S Ss
3
Saya menyadari bahwa diri saya
mempunyai kelebihan/keunggulan yang
dapat terus saya kembangkan.
Sts Ts Rr S Ss
4
Saya dapat mengenali emosi dalam diri
sendiri (misal: sikap tanggap terhadap
situasi tertentu atau orang lain).
Sts Ts Rr S Ss
5
Saya dapat mengendalikan emosi dan
dorongan negatif (misal: bermalas-malasan)
saat menyelesaikan suatu tugas.
Sts Ts Rr S Ss
6
Saya menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran dan keadilan dalam menjalankan
suatu tugas.
Sts Ts Rr S Ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
7
Saya mau bertanggung jawab atas hasil-
hasil pekerjaan (misal: hasil pekerjaan
buruk).
Sts Ts Rr S Ss
8 Saya mudah menyesuaikan diri dalam
berbagai situasi lingkungan sekitar. Sts Ts Rr S Ss
9 Saya menyukai berbagai ide dan informasi
baru yang positif. Sts Ts Rr S Ss
10
Saya dapat memotivasi diri saat kondisi
terpuruk untuk suatu tujuan hidup di masa
mendatang.
Sts Ts Rr S Ss
11
Saya dapat memahami sasaran kelompok
dan dapat menyesuaikan diri dengan usaha
yang dijalankan kelompok.
Sts Ts Rr S Ss
12 Saya suka memanfaatkan kesempatan baik
yang diberikan kepada saya. Sts Ts Rr S Ss
NO PERNYATAAN TANGGAPAN
13
Saya siap menanggung resiko kegagalan
atau mengatasi hambatan dalam usaha
mencapai tujuan.
Sts Ts Rr S Ss
14 Saya dapat memahami mahasiswa seperti
saya memahami diri saya sendiri. Sts Ts Rr S Ss
15 Saya dapat mempengaruhi mahasiswa
untuk berubah ke hal yang lebih baik. Sts Ts Rr S Ss
16 Saya tulus dalam memberikan pelayanan
kepada mahasiswa/orang lain. Sts Ts Rr S Ss
17
Saya suka memberikan kesempatan kepada
siapa saja untuk meraih hasil yang lebih
baik.
Sts Ts Rr S Ss
18 Saya mampu memahami kondisi emosi
orang lain dan dapat memanfaatkannya Sts Ts Rr S Ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
sebagai sumber kekuatan untuk bekerja
sama.
19 Saya mampu mempengaruhi orang lain
melakukan hal yang saya harapkan. Sts Ts Rr S Ss
20
Saya adalah orang yang memahami
berbagai pendapat orang lain dan
memberikan jalan pemecahan yang dapat
diterima secara bersama.
Sts Ts Rr S Ss
21
Saya terbuka untuk menerima pendapat
orang lain dalam menyelesaikan suatu
tugas.
Sts Ts Rr S Ss
22 Saya dapat menjadi teladan bagi orang lain
dalam hal ucapan dan tindakan. Sts Ts Rr S Ss
23 Saya mudah bekerja sama dengan siapa
saja dalam suatu kelompok. Sts Ts Rr S Ss
24 Saya dapat menciptakan suasana kompak
dalam suatu kelompok. Sts Ts Rr S Ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN II
Data Dinas Pendidikan Mengenai Sekolah yang Menerapkan
Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN III
Data Induk Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN IV
Tabel r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
http://laboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/tabel-r.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN V
Hasil Uji Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN VI
Uji Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN VII
Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
LAMPIRAN VII
Uji Korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1. Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Dengan Motivasi Belajar
Correlations
Pembelajaran
Aktif
Motivasi
Belajar
Spearman's rho
Pembelajaran Aktif Correlation
Coefficient 1.000 .442
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 187 187
Kecerdasan
Emosional
Correlation
Coefficient .442
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 187 187
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
2. Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Dengan Kecerdasan Emosional
Correlations
Pembelaj
aran Aktif
Kecerdasan
Emosional
Spearman's rho
Pembelajaran Aktif Correlation
Coefficient 1.000 .504
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 187 187
Kecerdasan
Emosional
Correlation
Coefficient .504
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 187 187
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN IX
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LAMPIRAN X
Surat Selesai Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related