i
HUBUNGAN DIPLOMASI INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA
ARAB PADA MASA PEMERINTAHAN SUKARNO
(1946 - 1966)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
TRIANTO SAPUTRO
NIM : 131314049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya, Ayahanda Antonius Winarna dan Ibunda Cristina
Supini.
2. Kakak saya terkasih Anas Tasya Kristin danYuli Susanti Veronika yang telah
memberi motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan
pendengarannya tidak kurang tanjam untuk mendengar”
(Yesaya 59 : 1)
“Setidaknya berusahalah walaupun itu tidak mungkin bagimu, jika kamu
menyerah maka tidak ada lagi yang tersisa”
(Trianto Saputro)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
HUBUNGAN DIPLOMASI INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA
ARAB PADA MASA PEMERINTAHAN SUKARNO
(1946 - 1966)
Oleh
Trianto Saputro
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga
permasalahan pokok yaitu (1) Latar belakang munculnya hubungan diplomasi
antara Indonesia dengan negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno (2)
Perkembangan hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara-negara Arab
pada masa pemerintahan Sukarno (3) Pengaruh dari hubungan diplomasi
Indonesia dengan negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno.
Metode penelitian yang digunakan yaitu historis dengan tahapan:
pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber),
interpretasi dan historiografi (penulisan sejarah). Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan politik khususnya hubungan internasional dengan model
penulisan yang bersifat deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Latar belakang munculnya
hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara-negara Arab berawal ketika
pasca kemerdekaan Indonesia. Saat itu bangsa Indonesia membutuhkan
pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia dan negara-negara Arab menjadi tujuan
utama (2) Pada perkembangannya satu persatu negara-negara Arab mulai
memberikan pengakuannya. Dalam mempererat hubungan diplomasi yang sudah
terjalin pemerintah Indonesia mulai membuat kedutaan-kedutaan besar pada
negara-negara yang sudah bekerjasama. (3) Pasca pengakuan kedaulatan dari
negara-negara Arab pengaruh Sukarno semakin menyebar ke dunia internasional.
Hal ini dimanfaatkan Presiden Sukarno untuk hubungan kerjasama yang lebih
besar lagi dalam dunia internasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
DIPLOMACY RELATIONS BETWEEN INDONESIA AND ARAB
COUNTRIES DURING SUKARNO'S REIGN (1946 – 1966)
By
Trianto Saputro
Sanata Dharma University
2017
This research aimed to describe and analyze three major problems which
were (1) The background of the emergence diplomatic relations between
Indonesia and Arab countries during Sukarno's reign, (2) The development of
diplomatic relations between Indonesia and Arab countries during Sukarno's
reign, (3) The influence of diplomatic relations between Indonesia and Arab
countries during Sukarno's reign.
Research method which was used in this research was historical with the
following stages: topic selection, heuristics (source collection), verification
(source critic), interpretation, and historiography (historical writing). The
approach was political approach and international relation approach the repost
was written using analytical descriptive writing model.
The research results showed that (1) The background of the emergence of
the diplomatic relations between Indonesia and Arab countries started in the post-
independence of Indonesia. At that time, Indonesian nation needed recognition of
sovereignty and Arab countries became the main goal. (2) In its development one
by one the Arab countries began to give the recognition. In strengthening
diplomatic relations that have been established, the Indonesian government began
to make embassies in the countries that have been cooperated with. (3) After the
recognition of sovereignty from Arab countries, Sukarno's influence increasingly
spread to the international world. This was exploited by President Sukarno to have
the greater cooperation relation in the international world.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Tanggal 18 Desember 2017
Trianto Saputro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Trianto Saputro
Nomor Mahasiswa : 131314049
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“HUBUNGAN DIPLOMASI INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA
ARAB PADA MASA PEMERINTAHAN SUKARNO
(1946 - 1966)”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 18 Desember 2017
Yang menyatakan
(Trianto Saputro)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha kuasa karena
berkat dan kasih-Nya, skripsi yang berjudul “Hubungan Diplomasi Indonesia
Dengan Negara-Negara Arab Pada Masa Pemerintahan Sukarno (1946 - 1966)”
dapat diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M, sebagai dosen pembimbing I yang
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. S. Adisusilo J. R., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing peneliti.
7. Kedua orang tua saya, Ayahanda Antonius Winarna dan Ibunda Cristina
Supini.
8. Kakak saya terkasih Anas Tasya Kristin dan Yuli Susanti Veronika yang telah
memberi motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………….. v
ABSTRAK …………………………………………………………... vi
ABSTRACT …………………………………………………………. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………. viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……… ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………… x
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 7
E. Tinjauan Pustaka ………………………………………………… 7
F. Landasan Teori ………………………………………………….. 9
G. Metode dan Pendekatan Penelitian ……………………………... 19
H. Sistematika Penulisan …………………………………………… 24
BAB II : AWAL MULA HUBUNGAN DIPLOMASI ANTARA
INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA ARAB
A. Upaya Menuju ke Arah Politik Diplomasi ……………………… 26
1. Perutusan Delegasi Indonesia Pertama ………………………. 30
2. Hubungan Kuat Mesir dan Indonesia ………………………… 34
B. Liga Arab dan Indonesia ………………………………………… 36
1. Sokongan yang Kuat dari Liga Arab …………………………. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Melawan Hambatan dari Belanda ……………………………. 40
BAB III : PERKEMBANGAN HUBUNGAN DIPLOMASI ANTARA
INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA ARAB
A. Perjalanan Mencari Pengakuan dan Kedaulatan ………………... 43
1. Peningkatan kerjasama dengan pihak Arab …………………... 43
2. Kunjungan terhadap negara-negara Arab …………………….. 46
B. Pengakuan dari Negara-negara Arab ……………………………. 47
BAB IV: PENGARUH HUBUNGAN DIPLOMASI INDONESIA
DENGAN NEGARA-NEGARA ARAB
A. Pergerakan Sukarno dalam Dunia Internasional ……………….. 53
1. Pengakuan dari dunia internasional …………………………... 58
2. Negara dunia ketiga …………………………………………... 62
B. Masa Depan Diplomasi Indonesia ………………………………. 64
1. Akhir politik luar negeri masa Sukarno ……………………… 66
2. Mengenang gagasan politik Sukarno ………………………… 67
BAB V: KESIMPULAN ……………………………………………… 69
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 72
LAMPIRAN …………………………………………………………... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus .............................................................…………... 75
Lampiran 2 : RPP …………………………………….............................. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap pemerintahan dalam suatu negara tidak lepas dari adanya
hubungan dengan negara lain. Hal tersebut dapat dilihat melalui politik luar
negeri suatu negara yang senantiasa sesuai dengan kepentingannya. Oleh
karena itu tak ada negara yang berada dalam kecukupan, maka politik luar
negeri ditunjukan untuk memperoleh barang dari negara lain yang diperlukan
untuk memajukan kemakmuran rakyatnya. Cara menjalankan politik luar
negeri dari masa ke masa sangat berlainan. Ada masanya suatu negara
menjaga keselamatannya dengan cara menjalankan politik isolasionisme
(memisahkan diri). Ada juga yang menjamin keselamatan negaranya dengan
cara mengadakan aliansi dengan negara sahabat.1 Pada era modern ini politik
luar negeri banyak dijalankan dengan bekerjasama dengan negara-negara yang
dianggap lebih maju, sehingga kerjasama yang dijalin pun dapat membawa
pengaruh yang baik bagi negaranya.
Dalam melaksanakan politik dan hubungan luar negeri lazimnya sering
dikaitkan pandangan hidup bangsa, kepentingan nasional, sasaran,
kebijaksanaan, kewajiban dan prinsip. Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
disusun dan keputusan yang diambil dalam bidang politik luar negeri
1 Jusuf Suffri, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,
1989, hlm. 112-113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ditentukan oleh negara dan negara itu sendiri didorong oleh kepentingan-
kepentingan tertentu serta pandangan hidupnya. Oleh karena itu politik luar
negeri sangat tergantung pada ideologi bangsa dan untuk mengetahui strategi
atau sasaran jangka panjang politik luar negeri suatu negara maka perlu
dipelajari ideologi dari bangsa tersebut beserta dasar-dasar negaranya.
Struktur politik dan ekonomi serta kepribadian nasional suatu bangsa,
kebudayaan, ideologi, sejarah masa lampau dan lokasi geografiknya
mempunyai peranan dalam penentuan politik luar negeri. Apabila suatu
bangsa mendapat tantangan dari luar, maka hal ini pasti mempunyai pengaruh
dalam menyusun politik luar negeri suatu negara. Perlu diketahui pula bahwa
sistem politik, ekonomi, dan sosial dari suatu negara mempunyai pengaruh
terhadap penyusunan politik luar negeri dari negara tersebut. Suatu
pemerintahan diktator akan melaksanakan politik luar negeri yang berhati-hati
dan bersifat kompromistis, guna ketertiban dalam negeri, mengingat adanya
sikap tidak suka dan menentang dari penduduk.
Keterkaitan penerapan politik luar negeri dengan melihat keadaan
bangsa Indonesia pasca kemerdekaan menunjukkan keinginan bangsa
Indonesia untuk menghapuskan kolonialisme dan imperialisme di seluruh
dunia. Oleh karena itu pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan
Presiden Sukarno mulai gencar menjalin hubungan kerjasama dengan negara-
negara yang mengalami penderitaan yang sama sebagai negara yang pernah
terjajah. Hal tersebut nasib untuk mendukung cita-cita bangsa Indonesia untuk
menghapuskan penjajahan di atas bumi ini. Dengan hubungan diplomasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tersebut juga diharapkan mampu mempersatukan Negara-negara sahabat demi
terciptanya perdamaian dunia.
Bangsa Indonesia yang lahir pasca Perang Dunia II sebagai negara
merdeka sangat menginginkan perdamaian. Oleh karena itu bangsa Indonesia
pun menjalankan politik luar negerinya. Arah, bentuk dan putusan mengenai
politik luar negeri itu ditetapkan oleh pemerintah di bawah pimpinan nasional,
yang dilaksanakan oleh menteri luar negeri dengan mempergunakan aparat
yang ada di bawah kekuasaan dan kewenangannya. Pelaksanaan memerlukan
perencanaan yang disiapkan oleh segenap jajaran petugas di kementerian dan
perwakilan di luar negeri, mulai dari tingkat atas sampai dengan tingkat
bawah.
Dalam hal ini bangsa Indonesia harus mempunyai sistem yang tersusun
secara rinci, karena penyelenggaraan politik dan hubungan luar negeri itu
adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dan menghendaki
pengamatan keadaan yang setiap waktu dapat berubah-ubah. Pelaksanaan
bukan hanya merupakan keputusan taktik belaka guna mengatasi peristiwa
yang mendesak saja, tetapi harus dilandaskan pada suatu siasat yang dapat
memperkirakan kemungkinan timbulnya masalah-masalah, sebelum masalah
tersebut menjadi peristiwa darurat bagi Indonesia. Dengan demikian tindakan
Indonesia akan mempunyai arah yang jelas dan tidak mengambang tanpa
tujuan. Politik luar negeri tersebut memunculkan hubungan dengan negara lain
yang bertujuan untuk bekerjasama dengan mendapat keuntungan yang sama
tanpa merugikan salah satu pihak atau disebut hubungan diplomasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Sejak dahulu sampai sekarang hal terpenting dengan adanya diplomasi
adalah menjaga keselamatan negara. Diplomasi dijalankan untuk memupuk,
mempertahankan dan mengembangkan persahabatan, saling pengertian, serta
kerjasama dan menangani masalah-masalah yang belum disetujui bersama
hingga tercapainya kesesuaian paham. Bila perbedaan pendapat atau
pertentangan antara dua negara sudah demikian mendalam dan seriusnya
hingga diperkirakan tidak lagi bisa diatasi, maka diplomasi di sini susah sekali
dapat dilakukan. Hanya usaha penengahan dari pihak ketiga yang dapat
mencari penyelesaian dalam hal demikian. Maka diplomasi dapat dianggap
berhasil apabila pihak yang diajak berunding dapat diyakinkan untuk
menerima atau mendekati posisi Indonesia, hingga tercapai suatu kompromi
yang memuaskan kedua belah pihak.
Sukses dalam diplomasi dipengaruhi oleh keterampilan para diplomat
untuk mengetahui lingkungan wilayah kerjanya seperti sifat, martabat, cita-
cita dan perjuangan dari rakyat negara di mana ia ditugaskan, situasi politik,
ekonomi, sosial-budaya dan keamanan negara itu serta struktur, kekuatan dan
kelemahan pemerintah setempat. Keterampilan dalam diplomasi memang
penting, tetapi tidak perlu kita besar-besarkan karena diplomat hanya
melaksanakan dan bukan menentukan politik luar negeri. Tugas diplomat itu
dibatasi oleh politik dari pemerintahan yang diwakili. Memang benar diplomat
dapat memberikan sumbangan tehadap penyusunan politik luar negeri dengan
laporan masalah dan anjuran yang disampaikan kepada menteri luar negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pada masa awal-awal kemerdekaan, arah kebijakan politik luar negeri
dan diplomasi Indonesia lebih ditujukan untuk memperoleh pengakuan
internasional atas proses dekolonisasi dan menentang segala macam bentuk
penjajahan di atas dunia. 2 Sikap ini diambil karena meskipun telah
memproklamirkan kemerdekaannya dari pemerintah kolonial pada tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia belum mendapatkan pengakuan sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat dari negara-negara lain, terutama dari negara-negara
yang pernah menjajah Indonesia. Oleh karena itu, untuk mendapat pengakuan
atas eksistensi Indonesia dalam kancah dunia, politik luar negeri dibentuk agar
Indonesia diakui dan diterima sebagai negara merdeka dan berdaulat oleh
masyarakat internasional.3
Dalam praktiknya bangsa Indonesia sendiri pernah menjalin hubungan
diplomasi dengan negara-negara sahabat. Beberapa negara bahkan memiliki
kedekatan dengan bangsa Indonesia terutama pada pemimpinnya. Pada masa
awal kemerdekaan negara-negara seperti Mesir dan negara di kawasan Arab
menyambut baik hubungan diplomasi yang ingin dijalankan Negara Indonesia.
Oleh sebab itu penulis mengambil judul “Hubungan Diplomasi Indonesia
dengan Negara-Negara Arab pada Masa Pemerintahan Soekarno (1946-
1966)”. Melalui hubungan diplomasi ini diharapkan membawa hasil yang
bermanfaat bagi negara Indonesia.
2 College Ignatius, Dasar Politik Luar Negeri Indonesia, Jogjakarta, Tintamas, 1953, hlm 2-4 3 Hasan Zein, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta: Bulan Bintang, 1980,
hlm, 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang munculnya hubungan diplomasi antara
Indonesia dengan negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno ?
2. Bagaimana perkembangan hubungan diplomasi antara Indonesia dengan
Negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno ?
3. Bagaimana pengaruh dari hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-
Negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
1. Menjelaskan latar belakang munculnya diplomasi antara Indonesia dengan
Negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno
2. Mendeskrisikan perkembangan hubungan diplomasi antara Indonesia
dengan Negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno
3. Menjelaskan pengaruh dari hubungan diplomasi terhadap Indonesia
dengan Negara-negara Arab pada masa pemerintahan Sukarno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Universitas Sanata Dharma Khususnya Prodi Pendidikan Sejarah
Untuk melaksanakan salah satu Tridharma perguruan tinggi khususnya
bidang penelitian yaitu untuk ilmu pengetahuan sosial. Penulisan ini juga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber refrensi bagi rekan-rekan mahasiswa.
Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk contoh dalam penulisan skripsi
bagi mahasiswaa selanjutnya.
2. Pembaca
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang hubungan
diplomasi terhadap Indonesia dengan negara-negara Arab pada masa
pemerintahan Sukarno
3. Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan diplomasi
terhadap Indonesia dengan negara-negara Arab pada masa pemerintahan
Sukarno
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan sejarah sumber merupakan pegangan penting yang
bertujuan untuk membantu penulis. Sumber sumber sejarah yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini antara lain buku yang berjudul ”Diplomasi
Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Hasan Zein pada tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1980.4 Buku ini menerangkan awal perjalanan hubungan diplomasi Indonesia
di luar negeri, salah satu yang menjadi fokus dalam buku ini adalah
pembahasan mengenai hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab pasca
kemerdekaan.
Sumber buku lain adalah “Dasar Politik Luar Negeri Republik
Indonesia” yang ditulis oleh Ignatius College pada tahun 1953.5 Buku ini
berisikan tentang dasar dijalankannya politik luar negeri Indonesia yang
menjadi tujuan berdirinya sebuah negara. Dalam menjalankan politik luar
negerinya dibutuhkan suatu kerjasama yang dianggap bisa saling membawa
keuntungan dari kedua belah pihak. Indonesia sebagai negara yang baru
merdeka mengharapkan adanya sebuah perdamaian, maka dengan menjalin
hubungan dengan negara lain diharapkan kedamaian tersebut dapat terwujud.
Dalam jangka yang panjang diharapkan Indonesia dapat menciptakan
perdamaian diseluruh dunia melalui pergaulan internasional yang dijalin.
Selain itu terdapat sumber skripsi yang menjadi acuan dalam penulisan
karya skripsi penulis. Skripsi Dwi Ana Wiyatiningrum berjudul “Hubungan
bilateral Indonesia-Australia pada masa perdana menteri kevin rudd (2007-
2013)”.6 Dalam skripsinya Dwi menjelaskan tentang hubungan kerjasama
Bilateral yang dijalin Indonesia dengan Australia. Kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh Kevin Rudd ini cenderung pro Asia terutama Indonesia yang
dianggap sebagai mitra penting Australia.
4 Ibid, hlm. 129 5 College Ignatius, op.,cit., hlm 2 6 Dwi Ana Wiyatiningrum, “Hubungan bilateral Indonesia-Australia pada masa perdana menteri
kevin rudd (2007-2013)”, Skripsi S1, Pendidikan Sejarah, UNY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Landasan Teori
1. Politik
Ilmu politik mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat
yang menyangkut soal kekuasaan. Tumpuan kajian ilmu politik adalah
bermacam-macam kegiatan dalam suatu proses sistem politik (negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut.7 Sistem itu meliputi sistem kekuasaan,
wibawa, pengaruh, kepentingan, nilai, keyakinan dan agama, pemilikan,
status dan sistem ideologi.
Tumpuan kajian ilmu politik adalah upaya-upaya memperoleh
kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaaan, dan
bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan. Dengan demikian dilihat
dari aspek kenegaraan, ilmu politik mempelajari negara, tujuan negara, dan
lembaga negara, serta hubungan kekuasaan baik sesama warga negara,
hubungan negara dengan warga negara, dan hubungan antar negara. Apabila
dilihat dari aspek kekuasaan ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam
masyarakat, yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan hasil dari
kekuasaan itu. Dilihat dari aspek kelakuan, ilmu politik mempelajari kelakuan
politik dalam sistem politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan,
kepentingan, dan kebijakan.
Arti politik yang terekam dari berbagai referensi ilmu politik
disimpulkan terdapat tiga penjelasan. Pertama, rnengidentifikasikan
7 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia pustaka, 2008, hlm. 13-15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kategori-kategori aktivitas yang membentuk politik. Dalam hal ini Paul Conn
menganggap konflik sebagai esensi politik. Kedua, menyusun suatu rumusan
yang dapat merangkum apa saja yang dapat dikategorikan sebagai politik.
Politik dapat dirumuskan sebagai “siapa mendapat apa, kapan dan
bagaimana”. Ketiga, menyusun daftar pertanyaan yang harus dijawab untuk
memahami politik. Melalui daftar pertanyaan diharapkan dapat memberi
jawaban dengan gambaran yang tepat mengenai politik.
2. Politik Luar Negeri
Suatu definisi yang standar menyatakan bahwa politik luar negeri itu
adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala
kekuasaan dan kemampuan yang ada. Politik luar negeri digerakkan oleh
keputusan suatu pemerintah, tetapi sekali keputusan itu dibuat
pelaksanaannya menyebabkan adanya proses sosial. Secara kasarnya ada tiga
macam proses yang menonjol yaitu kerjasama, konflik dan hidup
berdampingan. Politik luar negeri suatu negara tidaklah merupakan fenomena
yang berdiri sendiri. Tetapi yang mempunyai erat hubungannya dengan suatu
doktrin dan merupakan suatu sistem tindakan-tindakan. 8
Erat hubungan politik luar negeri itu dengan sasaran-sasaran yang
dituju dan dipilih oleh suatu pemerintah, ideologi negara atau bangsa,
keadaan ekonomi dan politik, kebudayaan dari suatu bangsa, sikap
psikologik, situasi geografik dan tentunya dengan fakta-fakta lain. Oleh
karena itu terdapat studi tentang politik luar negeri yang merupakan studi
8 Jusuf Suffri, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,
1989, hlm. 110-112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengenai situasi-situasi yang senantiasa tumbuh secara dinamik dalam
variabel-variabel dan fakta-fakta berkaitan satu sama lain. Hubungan antar
fakta ini didahului oleh suatu hipotesis yang bersifat sebab musabab atau
fungsional. Oleh karena itu suatu hipotesis atau suatu konklusi umumnya
adalah yang bersifat kausal atau fungsional. Dalam dua hal ini yang penting
adalah adanya hubungan antar fakta atau antar variabel. Di bawah ini terdapat
beberapa teori yang menafsirkan mengenai politik luar negeri, diantaranya
sebagai berikut :
a. Teori Karl Marx menafsirkan politik luar negeri itu sebagai bagian dari
perkembangan dari sistem kapitalisme atau sebagai hasil dari kekuatan-
kekuatan ekonomi dan dialektika-dialektikanya.9 Sebenarnya bukan politik
luar negeri itu sendiri yang penting, tetapi keseluruhan hasil-hasil atau
konsekuensi-konsekuensinya merupakan suatu kompleks dari kekuatan-
kekuatan sosial.
b. Menurut teori Marxis, politik luar negeri itu adalah semata-mata
berdasarkan sebab musabab keadaan ekonomi dan dikatakan bahwa
kontradiksi antar sistem kapitalis adalah asal mulanya imperialisme.10
c. Terdapat juga teori lain yang menyatakan bahwa ideologi adalah yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan politik luar negeri suatu negara.
Dengan demikian pandangan yang diungkapkan para ahli untuk
menafsirkan mengenai politik luar negeri. Dalam studi mengenai politik luar
negeri kita memerlukan penyelesaian yang praktis. Sasaran, faktor-faktor dan
9 Ibid., hlm. 121 10 Ibid., hlm. 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kebijaksanaan adalah unsur-unsur dari relasi kausal dan konsep-konsep
mengenai kausalitas ini membantu kita untuk memahami apa yang sedang
terjadi.
3. Hubungan Internasional
Stanley Hoffman, merupakan Ilmuwan golongan tradisionalis yang
merumuskan teori hubungan internasional itu sebagai “studi mengenai
fenomena-fenomena yang dapat berusaha untuk menemukan variabel-
variabel penting, menjelaskan perihal tingkah laku negara-negara dan
mengungkapkan bentuk-bentuk khas hubungan antar negara”.11 David Singer,
ahli pendekatan ilmiah merumuskan teori hubungan internasional sebagai
“perumusan yang dapat memberikan penguraian, penjelasan, dan ramalan”.
Singer menjelaskan bahwa perumusan-perumusan itu harus berbentuk
hipotesis-hipotesis dan dalil-dalil yang dapat diverifikasi dan diuji.12 Antara
kedua aliran tersebut terdapat persamaan dan persetujuan bahwa perumusan-
perumusan umum itu harus diperoleh melalui penelitian secara empiris,
mengandung logika dan memberikan penguraian, penjelasan dan peramalan.
Singer menentang bahwa pemikir-pemikir preskreptif serta insinyur-
insinyur politik dapat mencapai teori dan anjuran-anjuran mereka tidak
mempunyai peranan dalam teori dan tidak pula bagian dari suatu teori.13 Jadi,
yang disebut pelaku dalam hubungan internasional adalah suatu kesatuan
yang sanggup mengambil tindakan secara sadar dengan mempunyai tujuan
atau maksud.
11 J. G.Starke, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 1997, hlm. 47 12 T. S. Batra, Institusi Internasional, Some Legal Essay, Bookhive, New Delhi, 1982, hlm 64-66 13 Ibid, hlm 68-69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pelaku politik dapat berkisar dari seorang manusia secara pribadi
misalnya sebagai presiden, perdana menteri dan raja, atau kelompok-
kelompok yang terorganisasi seperti misalnya pemerintah negara, serikat
sekerja, partai politik, organisasi regional (EEC, ASEAN, dan lain-lain)
sampai organisasi global (PBB dan lain-lain). Istilah “tingkat analisis”
menunjukkan adanya pemusatan perhatian khusus mengenai subjek yang
dihadapi. Ilmuwan itu dapat meninjau fenomena dalam tingkat makro atau
dalam tingkat mikro.
a. Hubungan Bilateral
Dalam hubungan internasional akan ada hubungan kerjasama antar
negara yang merupakan pertemuan beragam kepentingan internasional dari
beberapa negara yang sifatnya tidak dapat dipenuhi oleh bangsanya sendiri.
Hakekat dari pelaksanaan kerjasama yang dilaksanakan oleh setiap negara
memiliki sifat universal guna membentuk suatu keadaan yang mampu
menghindari berbagai permasalahan dan konflik yang bersifat internasional.
Bentuk kerjasama internasional yang dilakukan Indonesia dengan negara-
negara Arab pada masa Sukarno dapat dibedakan melalui hubungan bilateral
dan multilateral. Hubungan Bilateral merupakan keadaan yang
menggambarkan hubungan timbal balik yang dilakukan oleh dua negara yang
terlibat kerjasama.14
Hubungan antar negara dalam interaksi internasional merupakan hal
yang niscaya karena antara negara yang satu dengan negara lainnya terdapat
14 J. G.Starke, op.,cit., hlm. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan domestik masing-masing
sesuai kepentingan nasionalnya. Keniscayaan hubungan antar negara, selain
sebagai hal yang normal dan alamiah dalam interaksi internasional, namun
juga sebagai wahana untuk terlibat dalam proses-proses yang berlangsung
dalam segala bentuk dinamika di lingkungan internasional.
Dalam kerangka hubungan antarnegara, selain mengacu kepada aturan
hukum (konstitusi) negara-negara yang terlibat kerja sama tersebut, tetapi
juga berbasis pada aturan hukum internasional sebagai pijakan bersama dalam
konteks hubungan bilateral antar kedua negara.Realisasi hubungan bilateral
biasanya diwujudkan melalui politik luar negeri sebagai instrumen untuk
mengadakan kerja sama dengan negara-negara lain dalam bidang-bidang
yang dianggap perlu sesuai kepentingan nasional masing-masing.
Secara umum, politik luar negeri merupakan cerminan dari politik
domestik, sehingga dalam konteks perumusan politik luar negeri, selain
berlandaskan konstitusi, juga harus betul-betul mencerminkan aspirasi politik
dalam negeri. Dengan demikian, seperangkat nilai, visi, arah dan orientasi
kebijakan politik luar negeri tentunya harus mendapat ruang yang sewajarnya
agar bermanfaat untuk kepentingan bangsa dan negara serta berkontribusi
aktif dalam membangun tatanan hubungan internasional yang beradab dan
memadai.15
15 College Ignatius, op., cit., hlm. 2-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Hubungan Multilateral
Multilateral merupakan istilah dalam hubungan internasional dengan
kerja sama antar beberapa negara. Dengan sebagaian besar organisasi
internasional, contohnya PBB serta WTO, yang bersifat multilateral.
Pendukung utama multilateral secara tradisional merupakan negara-negara
yang memiliki kekuatan menengah seperti Kanada dan negara-negara Nordik.
Negara-negara besar sering bertindak secara unilateral, sedangkan negara-
negara yang termasuk kecil mempunyai sedikit kekuatan langsung terhadap
urusan internasional, selain berpartisipasi di PBB, contohnya dengan
mengonsolidasikan suara mereka dengan negara-negara lain dalam
pemungutan suara yang dilakukan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Perjanjian Internasional yang peserta atau pihak-pihak yang terikat di
dalam perjanjian itu lebih dari dua subjek hukum internasional. Sifat kaidah
hukum yang dilahirkan perjanjian multilateral bisa bersifat khusus dan ada
pula yang bersifat umum, bergantung pada corak perjanjian multilateral itu
sendiri.16 Corak perjanjian multilateral yang bersifat khusus adalah tertutup
dan mengatur hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang khusus
menyangkut kepentingan pihak-pihak yang mengadakan atau yang terikat
dalam perjanjian tersebut.17 Maka dari segi sifatnya yang khusus tersebut,
perjanjian multilateral sesungguhnya sama dengan perjanjian bilateral, yang
membedakan hanya dari segi jumlah pesertanya semata. Sedangkan
perjanjian multilateral yang bersifat umum, memiliki corak terbuka.
16 Hans J. Morgenthau, Politik Antar bangsa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1990. hlm. 37 17 Ibid., hlm. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Traktat Multilateral yaitu perjanjian yang dilakukan oleh banyak negara.
Contohnya perjanjian kerjasama beberapa negara di bidang pertahanan dan
ideologi seperti NATO. Traktat Internasional atau yang disebut juga
perjanjian multilateral yang secara hukum mengikat seluruh negara yang
menandatanganinya. Penandatanganan traktat ini terbuka bagi negara-negara
anggota FAO maupun diluar FAO sampai 4 November 2002, dan akan
membentuk kerangka kerja yang baru dan mengikat untuk kerjasama di
bidang sumberdaya genetik tanaman pangan dan pertanian.18 Negara-negara
yang meratifikasi traktat sampai tanggal tersebut akan duduk sebagai dewan
pengelola. Sampai saat ini Indonesia masih belum meratifikasi Traktat
Internasional. Dalam lapangan hukum proses pembuatan traktat atau
perjanjian sampai mengikat kedua negara atau lebih dilakukan dengan
melalui dua tahap.19
Pertama, perundingan yang diadakan tentang masalah yang
menyangkut kepentingan masing-masing negara. Jika para pihak telah
memperoleh kata sepakat, maka penetapan-penetapan pokok dari hasil
perundingan itu diparaf sebagai tanda persetujuan sementara, karena naskah
tersebut masih memerlukan persetujuan lebih lanjut dari Dewan Perwakilan
Rakyat Negara masing-masing. Kedua, setelah disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat masing-masing negara kemudian dilakukan pengesahan
(retifikasi) oleh masing-masing kepala Negara.20
18 J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Jakarta, Sinar Grafika, 1997, hlm. 109-111 19 Ibid., hlm. 113-114 20 Ibid., hlm. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tujuan dari Traktat Internasional adalah sejalan dengan konvensi
keanekaragaman hayati, yaitu untuk pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya
genetik tanaman pangan dan pertanian secara berkesinambungan dan
pembagian keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan sumberdaya genetik
secara adil dan merata, untuk pertanian berkelanjutan dan keamanan pangan.
4. Pemerintahan
Konsep pemerintahan memiliki dua arti, yakni dalam arti luas dan
sempit. Pemerintah dalam arti luas adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh badan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta kepolisian
dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan. Sedangkan dalam arti sempit
adalah kegiatan-kegiatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif
guna mencapai tujuan pemerintahan.
CF Strong dalam bukunya yang berjudul Modern Political
Construction terbit tahun 1960 dikemukakan bahwa pemerintah itu dalam arti
luas meliputi kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.21 Pemerintah juga
bertugas memelihara perdamaian dan keamanan. Oleh karena itu pemerintah
harus memiliki (1) kekuasaan militer, (2) kekuasaan legislatif, dan (3)
kekuasaan keuangan.22 Selain itu pemerintah juga mempunyai fungsi federatif
yang bertujuan untuk menjalin hubungan dengan negara lain guna mencapai
suatu kesepakatan kerjasama dalam berbagai bidang. Dalam fungsi federatif
ini terdapat lembaga yang bekerja di dalamnya yang disebut dengan
Departemen Luar Negeri.
21 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka, 2008, hlm. 24 22 Ibid., hlm. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Diplomasi
Diplomasi bukanlah merupakan sebuah kata yang sudah ada sejak
semula. Melalui tahap-tahap tertentu dalam perkembangan pemakaiannya,
arti yang diberikan padanya tidaklah senantiasa sama. Pemakaian kata
diplomasi dalam kehidupan serta percakapan sehari-hari adalah sangat lumrah
lagi dan cukup meluas pula. Arti dasarnya adalah “ kehandalan” ataupun “
ketrampilan-kemampuan”. Arti handal dari kata diplomasi dalam percakapan
sehari-hari mudah sekali tercemar sehingga menjadi identik dengan “licin”
“lihay”, dan “licik”. Nuansa demikian ini sempat menjangkit serta masuk ke
dalam pengertian diplomasi dalam pelaksanaan hubungan luar negeri antar
negara. Kata diplomasi pun berarti pekerjaan seorang yang menyimpan
dokumen-dokumen dalam sebuah arsip kantor.
Kulski Memberikan dua buah pengertian karena penggunaan kata
diplomasi adalah sinonim dengan Foreign Policy , kebijaksanaan ataupun
politik luar negeri. Sedangakan kebijaksanaan ataupun politik luar negeri itu
mempunyai dua sisi utama, yaitu: Formulation of foreign policy, perumusan
politik luar negeri dan Officials who implemented them, para pejabat yang
menterapkannya.23 Dengan demikian menurut Kluski selanjutnya dalam kata
diplomat tersirat dua buah aspek yakni, perumusan dan penterapkannya.
Maka apa yang dikatakan Kulski mengenai diplomasi adalah lebih merupakan
uraian mengenai pengertian dari pada sebuah rumusan atau definisi.24
23 Jusuf, Badri, Kiat Diplomasi, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1993 hlm 13-14 24 Ibid., hlm. 18-19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Seperti halnya kata diplomasi, terdapat aneka rumusan, sedangkan
intinya adalah sama dan satu, yaitu perihal hubungan luar negeri antar
negara-negara, maka begitu pulalah tujuan pokok diplomasi itu sendiri.
Pelaksanaan politik luar negeri harus ditujukkan kepada tujuan dan
kepentingan nasional. Oleh karena itu dari aneka ragam rumusan yang
dikenal, maka apa yang dikatakan Kulski, kiranya selain lebih dari
mencukupi tetapi juga sepenuhnya mencakup rumusan yang ada.
G. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian sejarah pada dasarnya memiliki tahapan yaitu: (1) Pemilihan
Topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi, (4) interpretasi,
(5)penulisan.25
a. Pemilihan Topik
Pemilihan topik merupakan langkah pertama dalam penulisan sejarah
syarat yang penting dalam pemilihan topik yaitu kedekatan intelektual dan
emosional. Kedekatan intelektual yaitu penulis memiliki kemampuan yang
memadai untuk membahas topik yang akan ditulis. Sedangkan kedekatan
emosional adalah ketertarikan dan kesukaan penulis pada topik yang diambil.
Apabila penulis memiliki kompetensi yang memadai dan kesukaan pada topik
tersebut sangat tinggi, maka penelitian sejarah yang dilakukan akan terasa
menyenangkan.
25 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Graha Ilmu 2010, hlm. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dalam hal ini topik yang dipilih oleh penulis yaitu “hubungan luar
negeri“. Alasan penulis memilih topik ini adalah selain menyukai tentang
hubungan internasional penulis juga melihat jarang ada penulis lain yang
membahas tentang hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab pada
masa Sukarno.
b. Pengumpulan Sumber
Setelah pemilihan topik dilakukan, tahap berikutnya adalah
pengumpulan sumber (heuristik). Heuristik adalah tahap untuk mencari,
menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber dari berbagai data.
Pengumpulan sumber harus relevan dan sesuai berdasarkan dengan topik
yang akan ditulis. Ada beragam jenis sumber yaitu sumber tertulis, sumber
lisan, benda tinggalan dan sumber kuantitatif. 26 Dalam hal ini ada dua jenis
sumber sejarah, sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber yang waktu pembuatannya dekat dengan waktu peristiwa. Sumber
sekunder adalah yang waktu pembuatannya jauh dari peristiwa. Peneliti harus
mengetahui benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder.
Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan,
karena penulisan sejarah ilmiah tidak cukup hanya menggunakan sumber
sekunder. 27 Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur
penunjang heuristik harus diperhatikan; a) Pencarian sumber menurut
bibliografi kerja dan kerangka tulisan, artinya, peneliti menyisir sumber
berdasarkan permasalahan yang sudah tertentukan dalam sistematika tulisan
26 Suhartono W. Pranoto, op., cit., hlm. 24 27 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, CV Rajawali, 1983 hlm. 17-19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(bab dan sub bab) sehingga peneliti akan mengetahui sumber-sumber yang
belumditemukan; b) Peneliti wajib memahami sistem katalog perpustakaan
yang bersangkutan.
Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber yang berupa buku-
buku yang terkait dengan topik yang akan dibahas. Selain itu penulis juga
menggunakan artikel-artikel majalah lama yang membahas tentang hubungan
luar negeri Indonesia pada masa Sukarno. Buku-buku yang digunakan
sebagai sumber antara lain, Dasar Politik Luar Negeri Indonesia, Diplomasi
Revolusi Indonesia di Luar Negeri, dan yang lainnya. Selain itu penulis juga
menggunakan sumber media audio visual di Youtube.
c. Kritik Sumber (Verifikasi)
Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan
kredibilitas sumber. Kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang
mengikuti metodologi sejarah untuk mendapatkan objektivitas suatu
kejadian. 28 Umumnya kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber
pertama. Kritik ini meliputi verifikasi sumber, yaitu pengujian mengenai
kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Dalam metode sejarah ada
dua jenis kritik sumber, yaitu kritik eksternal (otentisitas dan integritas) dan
kritik internal.29 Dalam praktiknya peneliti membandingkan beberapa buku
untuk menentukan sumber yang lebih berkualitas dan memenuhi kebenaran
yang relevan.
28 Ibid., hlm. 21
29 Ibid., hlm. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Interpretasi
Interpretasi data juga sering disebut penafsiran data. Data yang telah
diperoleh dari sumber kemudian diinterpretasi. Interpretasi data harus
berdasarkan argumen yang memiliki landasan data yang relevan.30 Terdapat
dua macam interpretasi yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis
(menyatukan). Fakta-fakta yang telah diperoleh melalui sumber kemudian
diinterpretasi menjadi rangkaian peristiwa yang dapat diuji kebenarannya.
Dengan demikian interpretasi data tersebut menjadi kuat karena berdasarkan
data yang relevan.
Interpretasi skripsi ini dilakukan dengan menafsirkan tentang
perjalanan bangsa Indonesia dalam hubungan diplomasi dengan negara-
negara Arab pasca kemerdekaan untuk memperoleh pengakuan kedaulatan
dan membandingkan hubungan diplomasi bangsa Indonesia dengan negara-
negara lainnya.
e. Penulisan sejarah (Historiografi)
Dalam penulisan sejarah, aspek kronologi sangat penting. Misalnya
dalam sejarah perubahan sosial, hal itu diurutkan sesuai dengan
kronologinya. Penyajian penelitian sejarah memiliki tiga bagian penting yang
harus diperhatikan yaitu pengantar, hasil penelitian dan kesimpulan. 31
Pengantar menjelaskan latar belakang topik, kemudian hasil penelitan
menjelaskan isi dari pembahasan dan kesimpulan melakukan generalisasi dari
bab-bab sebelumnya. Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah adalah 30 Ibid., hlm. 28 31 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Tiara Wacana, 2013, hlm. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan
sistematis, menjadikan tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu
harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri
karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. Selain kedua hal
tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yang bersifat ilmiah, juga
harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah pada umumnya.
2. Pendekatan Penelitian
Sejarah sebagai ilmu sosial pastilah bergantung dengan ilmu bantu
lainnya. Dengan menggunakan pendekatan bantuan ilmu sosial lainnya, maka
penelitian sejarah akan lebih jelas. Dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan pendekatan politik.
Pendekatan politik merupakan pendekatan yang berorientasi pada
suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam ilmu politik terdapat
kegiatan dalam suatu proses sistem politik (negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan
tersebut.32 Salah satu yang menjadi tujuannya adalah menjalankan politik luar
negeri dengan tujuan untuk kepentingan tertentu. Seperti halnya bangsa
Indonesia menjalankan politik luar negeri pasca kemerdekaan dengan tujuan
menjalin hubungan kerjasama atau diplomasi dengan negara lain untuk
kepentingan perdamian dunia. Dalam kaitan ini politik luar negeri melahirkan
sebuah hubungan Internasional yang dapat digunakan oleh suatu Negara.
Hubungan Internasional yang ada di beberapa Negara merupakan bagian dari
32 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia pustaka, 2008, hlm. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kebijakan politik yang ada disuatu negara. Pada penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan pendekatan hubungan internasional dengan teori realism. Teori
realisme politik dalam hubungan internasional merupakan unsur yang
berdasarkan norma yang ada di suatu negara dalam menjalin hubungan
bilateral dan menentukan kebijakan luar negeri negara tersebut. Realisme
politik hubungan internasional menganggap politik luar negri yang rasional
sebagai politik luar negeri yang baik. 33 Kepentingan nasional menjadi
tonggak adanya hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara-negara
Arab dan dalam teori realisme hubungan internasional terjadikarena faktor
keamanan menjadi kunci dari adanya hubungan diplomasi antar negara.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Diplomasi Indonesia
dengan Negara-negara Arab pada Masa Pemerintahan Sukarno (1949-1966)”
mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan pustaka,
landasan teori, metodologi penelitian dan pendekatan, serta sistematika
penulisan.
33 Hans J. Morgenthau, Politik Antarbangsa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1990, hlm.14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Bab II Bab ini menyajikan uraian tentang timbulnya hubungan diplomasi
antara Negara Indonesia dengan Negara-negara Arab pada masa
pemerintahan Sukarno
Bab III Bab ini menyajikan uraian tentang perkembangan hubungan
diplomasi antara Negara Indonesia dengan Negara-negara Arab pada masa
pemerintahan Sukarno
Bab IV Bab ini menyajikan uraian tentang pengaruh dari hubungan diplomasi
Indonesia dengan Negara-negara Arab masa pemerintahan Sukarno
Bab V Bab ini menyajikan kesimpulan yang berisi ringkasan jawaban-
jawaban permasalahan yang ada dalam bab II,III, dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB II
AWAL MULA HUBUNGAN DIPLOMASI ANTARA INDONESIA
DENGAN NEGARA-NEGARA ARAB
A. Upaya Menuju ke Arah Politik Diplomasi
Pasca kemerdekaan keadaan politik luar negeri Indonesia terlihat
kurang kondusif. Sebagai Negara yang baru merdeka Indonesia
membutuhkan pengakuan yang resmi dari negara-negara lain baik secara de
facto maupun de jure. Hal ini bertujuan untuk menjadikan negara Indonesia
sebagai Negara yang resmi berdaulat. Oleh sebab itu pemerintah berusaha
keras untuk memperbaiki keadaan ini. Usaha tersebut terbukti ketika
pemerintah Indonesia di bawah Presiden Sukarno mengirimkan utusan
diplomatnya keluar negeri untuk melaksanakan hubungan diplomasi. Tujuan
utamanya adalah untuk mencari dukungan kepada negara-negara lain agar
dapat membantu menaruh pengakuannya kepada Indonesia.34 Hal ini sesuai
dengan yang rumusan dalam teori diplomasi yang erat dengan kepentingan
nasional dari suatu negara. Dalam hal ini Negara-negara kawasan Arab
menjadi tujuan pertama dikirimnya utusan diplomat Indonesia.
Pertama kalinya Republik Indonesia pada 7 April 1946 mengirim
delegasi resmi keluar negeri, Mesir adalah negara pertama yang disinggahi
delegasi Indonesia. Delegasi tersebut adalah hasil usaha Sir Archibald Clerk
34 Ganewati Wuryandari, Politik Luar Negeri Indonesia di tengah Pusaran Politik Domestik,
Jogjakarta, P2P LIPI – Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 17
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kerr, utusan istimewa Inggris. Ia ini adalah sahabat Abdulrahman Azzam
Pasya, Sekjen Liga Arab.35 Sebelum berangkat ke Jakarta, A. Azzam Pasya
telah mengirim kawat kepadanya, menerangkan simpati atas sokongan dunia
Arab dan Islam kepada perjuangan Indonesia dan berharap supaya ia berdiri
di pihak keadilan dan dalam kemerdekaan soal Indonesia, yang merupakan
batu ujian bagi Indonesia dalam hubungan-hubungan internasional. Berita ini
dikirim oleh Sekjen Liga Arab pada tanggal 6 Februari 1946.
Sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia, maka harus mulai berperan
aktif dalam pergaulan internasional, merumuskan tujuan negara dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Politik bebas aktif pun diambil oleh
Indonesia dan diaplikasikan melalui pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di
Bandung, hal ini merupakan langkah nyata bahwa Indonesia aktif dalam
perjuangan untuk melepaskan negara-negara di Asia dan Afrika dari
penjajahan, serta menjadi blok netral dari dua kekuatan yang sedang
memanas saat itu, yakni Blok Barat oleh Amerika Serikat dan Blok Timur
oleh Uni Soviet.36
Sebagai negara yang baru saja memerdekakan diri dari penjajah, tentu
pasti ada keinginan untuk mempertahankannya. Maka, kebijakan-kebijakan
35 Hasan Zein, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta, Bulan Bintang
,1980, hlm. 132 36 College Ignatius, Dasar Politik Luar Negeri Indonesia, Jogjakarta: Tintamas, 1953, hlm. 12-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
luar negeri yang diambil oleh Presiden Sukarno sangatlah berpengaruh bagi
kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Sukarno berusaha memainkan
peranannya sebagai seorang nasionalis sejati yang mempertahankan keutuhan
bangsa dan negaranya. Jika ditinjau dari segi ideologi, Sukarno menganut
paham yang dinamakan Neo Marxis Leninis yang menentang hegemoni dan
ideologi yang menyebar dari negara Barat. Sedangkan dilihat dari
psikologinya, Sukarno mencantumkan politik konfrontasi sebagai arah
kebijakan politik luar negeri Indonesia. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia
yang telah lama trauma akibat dari sistem kolonialisme.37
Indonesia di tangan Presiden Sukarno sangat membenci kolonialisme
dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Di bawah kepemimpinan Soekarno
pada pertengahan awal dekade, Indonesia menginginkan barisan anti-
imperialis internasional secara radikal. Indonesia menentang keras sistem-
sistem pemerintahan yang bersifat imperialisme, kolonialisme, dan
neokolonialisme, sehingga pada masa Demokrasi Terpimpin, negara
Republik Indonesia bersifat lebih militant. Demokrasi Terpimpin juga
merupakan langkah Sukarno sebagai bentuk doktrin yang dicetuskan pada
pidato-pidato politiknya. Sukarno juga berusaha menggunakan strategi
penggalangan kekuatan internasional serta dengan berdiplomasi meskipun
pada masa tersebut Indonesia telah memperoleh pengakuan
kedaulatan. Indonesia yang saat itu dijajah oleh bangsa Belanda menjadikan
bangsa ini sangat membenci bangsa Barat.
37 Ibid., hlm. 16-17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pengaruh besar era kepemimpinan Presiden Soekarno adalah arah
politik luar negeri yang bebas-aktif. Bebas-aktif adalah ciri tersendiri politik
luar negeri Indonesia. Karena sangat membenci adanya kolonialisme dalam
berbagai bentuk, maka Indonesia menghendaki adanya self-oriented. Politk
bebas-aktif juga dinilai realis dan rasional. Bebas-aktif di sini bukan berarti
tidak memihak. Bebas-aktif diartikan memihak diperbolehkan akan tetapi
terbebas dari dikte negara lain dalam memperjuangkan kepentingan nasional.
Selain itu, Presiden Soekarno tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila
dalam membentuk dan melaksanakan kebijakan, baik ke dalam maupun ke
luar.
Pada tahun 1950-an Indonesia memiliki kedekatan hubungan dengan
Mesir, negara terkemuka di kawasan Arab. Hubungan Indonesia dan Mesir
juga menuntun berdirinya gerakan Non-Blok yang tidak mendukung Blok
Barat dan Blok Timur pada saat perang dingin berlangsung. Selain itu Mesir
merupakan negara pertama yang mengakui berdirinya negara Republik
Indonesia. Dalam menjalin hubungan dengan negara-negara kawasan Arab
kerjasama yang dibentuk cenderung dalam bidang keagamaan dan
pendidikan.38
Meskipun secara tradisional hubungan Indonesia dengan negara-negara
kawasan Arab telah terjalin berabad-abad, namun hingga kini belum terdapat
suatu bentuk hubungan yang melembaga. Sebagai contohnya adalah
38 Roeslan Abdulgani,“Hubungan Indonesia dengan Mesir dan Timur Tengah Sepanjang
Sejarah,” dalam Sekitar Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir, Jakarta, Panitia Peringatan
HUT Ke-32 Perjanjian Persahabatan Indonesia Mesir, 1978, hlm. 27-28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina yang hanya terbatas
pada pernyataan-pernyataan politik dan sumbangan-sumbngan logistik
semata. Padahal dukungan itu mempunyai landasan yang kuat berdasarkan
kalimat pertama dalam UUD 1945, “ Bahwa penjajahan di atas dunia harus
kita hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan”.
Begitu pula hubungan dengan Mesir, meskipun merupakan sesama negara
pendiri Non Blok, namun hubungannya tidak mendapat bentuk yang jelas.
Kawasan Arab memang selalu menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Pergolakan yang tak henti-hentinya makin menjadi perhatian sekaligus
keprihatinan bangsa Indonesia. Salah satu faktor penyebab tingginya konflik
pada kawasan ini adalah adanya kedekatan emosional antar bangsa Indonesia
dan negara-negara Arab. Selain itu masyarakat Indonesia umumnya
mempunyai cukup pengetahuan mengenai kawasan Arab. Di samping itu di
kawasan Arab juga ada semacam “muatan sakral” yaitu dengan adanya kota-
kota suci seperti, Mekah, Madinah, Yersalem dan setiap tahun puluhan ribu
warga Indonesia menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi, sebagai salah satu
negara yang paling berpengaruh di kawasan itu.
1. Perutusan Delegasi Indonesia Pertama
Pada 26 April 1946 Delegasi R.I. pimpinan Mr. Suwandi bertolak
menuju Kairo dalam acara pertemuan dengan para pemimpin Mesir dan
negara-negara Arab. Menteri Luar Negeri, Sekjen Liga Arab dan pemimpin-
pemimpin rakyat yang dinilai dapat diandalkan dan memiliki pengaruh dalam
beroposisi dalam hubungan luar negerinya. Pertemuan tersebut melahirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kesepakatan pelaksanaan-pelaksanaan dalam politik luar negeri yang dijalin
antara Indonesia dan negara-negara Arab. Setibanya di Kairo, delegasi
pertama Indonesia mengunjungi istana Abidin dalam rangka penghormatan
kepada Raja Faruk. Kunjungan ini pun mendapat penghargaan yang luar biasa
dengan ucapan terima kasih yang disampaikan Baginda Raja sendiri.39
Kedatangan delegasi Indonesia ke Mesir tersebut sangat mendapat
apresiasi dari pihak Mesir maupun Liga Arab. Walaupun pada saat itu
Indonesia merupakan negara yang belum sepenuhnya diakui penuh secara de
facto dan de jure. Ketika rombongan delegasi masih berada di sana, tidak
disangka Abdulrahman Azzam Pasya selaku Sekjen Liga Arab telah
mendahului mengunjungi delegasi dan menyampaikan undangan makan
siang. Delegasi sangat terharu oleh penghormatan yang diberikan oleh Sekjen
Liga Arab Tersebut. Sebelum makan siang itu delegasi terlebih dahulu
menemui Luthfi Sayid Pasya, Menlu Mesir. Dalam pertemuan yang hanya
berlangsung satu jam itu, delegasi berterima kasih atas sokongan Mesir dan
negara Arab lainnya dalam menyikapi situasi politik yang ada di Indonesia.40
Pembicaraan yang terjadi pada jamuan makan siang yang yang
dilaksanakan oleh delegasi Indonesia dan Sekjen Liga Arab selama dua jam
sangat berkesan. Pada kesempatan tersebut Azzam Pasya berjanji
mempergunakan kedudukannya sebagai Sekjen Liga Arab untuk mendorong
negara-negara Liga tersebut supaya mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
39 Hasan Zein. Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta: Bulan Bintang, 1980, hlm.
133 40 Ibid., hlm. 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dalam hal ini beliau selalu mengatakan bahwa Liga Arab bukan hanya
berlaku untuk negara-negara Arab saja, akan tetapi masyarakat muslim di
seluruh dunia salah satunya Indonesia. Dengan akhir perjamuan makan siang
ini delegasi yang mewakili Indonesia menyampaikan terima kasih atas
keputusan Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia dan tuntutan
nasionalnya.
Mr. Suwandi selaku perwakilan delegasi Indonesia juga menyampaikan
harapan R.I. agar Liga ini meningkatkan dukungannya, sehingga tercapai
semua harapan dalam pengakuan terhadap Indonesia sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat penuh. Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia di
Timur Tengah adalah masalah penghidupan warga Indonesia yang berada di
Saudi Arabia. Pada saat itu terdapat persoalan yang menyangkut tentang
penghidupan 4.000 warga Indonesia di Saudi Arabia. Meskipun izin
pengiriman beras telah pindah ke tangan Indonesia, namun pelaksanaannya
memerlukan uang yang tidak sedikit.
Dalam pembicaraan dengan Sekjen Liga Arab itu berharap supaya
pemerintah Saudi Arabia agar segera melaksanakan janjinya dalam
membantu mereka telah membebaskan dirinya dari perwalian Belanda. 41
Pertemuan delegasi dengan duta Saudi Arabia membahas tekanan-tekanan
yang dihadapi warga Indonesia dari dari petugas Saudi Arabia yang
dipengaruhi oleh perwalian Belanda. Pada kesempatan itu juga delegasi
Indonesia menjamin bahwa pemerintah Indonesia nantinya akan membayar
41 Ibid., hlm. 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kembali hutang yang akan diberikan kepada warga Indonesia yang berada di
Tanah Suci itu. Duta Saudi itu berjanji akan menyampaikan permintaan
delegasi mengenai persoalan tersebut kepada pemerintahnya.
Meskipun hanya singgah satu hari di Kairo, akan tetapi kunjungan
delegasi ini sangat bermanfaat bagi bangsa maupun warga negara Indonesia.
Karena perwakilan delegasi Indonesia tersebut merupakan delegasi resmi
pertama yang diutus ke luar negeri yang berkesempatan untuk bertemu dan
membuat kesepakatan dengan pemimpin-pemimpin negara di Timur Tengah.
Dalam mewujudkan kesepakatan-kesepakatan kerjasama dengan Negara-
negara Arab bangsa Indonesia mempergunakan sentimen agama Islam
sebagai senjata pendekatan di Timur Tengah. Oleh karena itu tema yang di
gunakan selama pertemuan adalah persaudaraan Islam.
Sebelum pulang, delegasi meminta kepada panitia supaya
menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada bangsa Mesir,
Arab, dan Islam umumnya atas dukungan yang diberikan terhadap perjuangan
bangsa Indonesia. Sesampainya di Karachi, dalam perjalanan pulang ketua
delegasi Indonesia mengirimkan utusan kepada panitia pusat guna berterima
kasih atas penyambutan, dan penghargaan atas nama pemerintah Republik
Indonesia terhadap usaha-usaha yang telah dijalankan panitia di Timur
Tengah untuk memperkenalkan Indonesia dan mempertahankan Proklamasi.
Delegasi juga menyatakan turut berbangga dengan kemenangan yang telah
dihasilkan panitia dalam merebut kekuasaan atas warga Indonesia di Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tengah dari tangan perwakilan Belanda serta pengakuan negara-negara Arab
atas pengakuan de facto terhadap warga Indonesia yang bermukim di sana.
2. Hubungan Kuat Mesir dan Indonesia
Dari pengalaman diplomasi bangsa Indonesia di luar negeri untuk
mendapatkan pengakuan kemerdekaan secara de facto dan de jure
menghadapi tantangan dan hambatan yang panjang dan berat. Pemerintah
Hindia Belanda dan sekutunya berusaha menutup jalan diplomasi bangsa
Indonesia. Perjalanan panjang Misi Diplomatik Republik Indonesia di negara-
negara Arab, khususnya di Mesir, mendapat tantangan dari pihak Kedutaan
Besar Belanda di negara Arab. 42 Pemerintah Belanda berusaha merintangi
jalan dan menghasut bahwa para diplomat Indonesia adalah kolaborator
Jepang. Akan tetapi, usaha Belanda dapat dipatahkan oleh Misi Diplomatik
Republik Indonesia yang didukung oleh para mahasiswa yang belajar di
Universitas Al-Azhar sehingga dapat meyakinkan Pemerintah Mesir untuk
mendukung kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
Pemerintah Mesir memberikan dukungan moril dan materiil kepada
Indonesia. Dukungan tersebut berupa pernyataan Pemerintah Mesir pada
tanggal 23 Maret 1946 sebagai negara Arab pertama yang mengakui
kemerdekaan Republik Indonesia secara de facto di samping Inggris,
Amerika Serikat, Australia, dan Belanda sendiri. Pengakuan Pemerintah
Mesir ini sebagai landasan utama Diplomasi Indonesia di luar negeri yang
mendapatkan legitimasi kuat dalam forum internasional dan mendorong
42 Roeslan Abdulgani, ´’ Hubungan Indonesia dan Mesir sepanjang sejarah”, Jakarta, Panitia
Peringatan HUT Ke-32 Perjanjian Persahabatan Indonesia Mesir, 1978, hlm. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
negara-negara Arab lainnya untuk mengakui kemerdekaan Republik
Indonesia. 43
Bagi Sukarno Mesir memiliki arti yang penting dalam sejarah hubungan
diplomasi dengan Indonesia. Hal ini dikarenakan kedudukan Mesir begitu
dominan dalam kebijakan politik negara-negara Arab karena menjadi basis
dan pemegang kendali Liga Arab. Dalam kaitan ini, Abdurrahman Azzam
Pasya, Sekretaris Jenderal Liga Arab sangat berperan dalam proses
pengakuan negara-negara Arab terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.
44 Selain itu dukungan Mesir terhadap kemerdekaan Republik Indonesia
menjadi sarana yang tepat untuk memahami sejarah hubungan Indonesia-
Mesir yang telah terbentuk sejak sebelum proklamasi kemerdekaan.
Dalam hubungan kerjasama dengan negara-negara Arab para pelajar
dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Mesir turut ikut serta dalam
mencari dukungan. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk protes dan
tentangan terhadap kebijakan Pemerintah Belanda mengenai Indonesia
melalui kedutaannya di Mesir maupun tulisan kritis mereka tentang Indonesia
yang disebarkan dalam surat kabar Mesir. Hal tersebut diharapkan dapat
menarik simpati negara-negara Arab untuk mengakui kemerdekaan
Indonesia. Sementara itu, dukungan Mesir dan Liga Arab dengan semangat
nasionalisme Arab memiliki peran yang signifikan dalam proses
mendapatkan pengakuan internasional bagi kemerdekaan Republik Indonesia.
43 H.M. Rasyidi, Sekitar Perjanjian Persahabatan Indonesia Mesir Tahun 1947, 1978, hlm 21 44 Ibid., hlm. 29-30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Liga Arab dan Indonesia
Mesir adalah sebuah negara Arab yang menjadi pelopor dan pemimpin
organisasi Liga Arab. Negara Republik Arab Mesir (Al-Jumhuriyyatul-Misri
Al-‘Arabiyyah) beribu kota Kairo. Letak geografis wilayah Mesir sangat
strategis dan subur dengan sungai Nilnya sehingga sering menjadi incaran
negara lain sepanjang sejarah. Diplomasi RI di Mesir berhasil menarik
simpati negara-negara Arab untuk mengakui kedaulatan RI. Faktor
pendukung keberhasilan diplomasi RI di antaranya ialah peran Liga Arab di
bawah pimpinan Abdurrahman Azzam Pasya yang memiliki tanggung jawab
yang besar untuk mempersatukan umat Islam. Selain itu, keberhasilan
tersebut didukung oleh surat kabar Arab yang menyuarakan kemerdekaan RI.
Liga Arab didirikan pada bulan Maret 1945 oleh tujuh negara Arab
(Mesir, Irak, Saudi Arabia, Yordania, Libanon, Yaman, dan Syria) setelah
mengadakan kongres di Iskandariyah, Mesir, pada September 1944. 45
Adapun tujuan Liga Arab adalah memperkuat hubungan antara negara-negara
anggota, menyatukan politik luar negeri. Oleh karena itu dengan tujuan ini
dibentuk suatu Dewan yang terdiri dari seorang wakil setiap negara anggota,
dan berkedudukan di Kairo. Hubungan Indonesia-Mesir dan negara-negara
Arab bertambah luas dan terarah dengan terbentuknya Liga Arab. Eratnya
hubungan tersebut telah dimulai sejak sebelum terbentuk Liga Arab. Untuk
mendukung perjuangan bangsa Indonesia yang berjumlah 70 juta jiwa dengan
90 persen lebih beragama Islam, Liga Arab sejak awal berdirinya telah dapat
45 Zein Hasan, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta, Bulan Bintang, 1980, hlm
161-162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menerima permohonan mahasiswa Indonesia yang mengusulkan agar negara-
negara Arab membantu perjuangan RI dalam memperoleh kemerdekaan.
Hubungan Indonesia dengan Liga Arab sendiri sudah mulai terjalin
sejak masih bernama Kongres Pan Arab. Pada tanggal 6 September 1944
pihak Indonesia menutus Ismail Banda dan Zein Hasan untuk menyampaikan
tuntutan yang di antaranya :46
1. Pengakuan atas kemerdekaan Indonesia.
2. Jaminan kesatuan Indonesia seperti sebelum pendudukan asing dengan
tidak dibagi-bagi.
3. Ikut serta Indonesia dalam menentukan soal-soal perdamaian sesudah
perang.
Dalam hubungan dengan Liga ini terdapat faktor penolong yang
menguntungkan bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan kenyataan bahwa Sekjen
Liga Arab Abdulrahman Azzam Pasya adalah seorang Pan-Islamis dan anti-
Inggris. Dengan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam dan sedang
menghadapi campur tangan Inggris bersenjata, maka kedua faktor di atas
dapat dipergunakan. Demikian juga negara-negara Liga Arab seperti halnya
Mesir yang juga pernah merasakan penderitaan atas penjajahan Inggris
menyatakan untuk membela Proklamasi Indonesia yang hendak dihancurkan
Inggris. Pihak Timur Tengah juga mulai menguatkan dari atas sentimen yang
anti Inggris dan penjajahan dengan semangat Islam itu.
46 Ibid, hlm 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Sokongan yang Kuat dari Liga Arab
Tokoh Liga Arab yang berperan dalam menggalang negara-negara Arab
untuk mendukung perjuangan kemerdekaan RI dan memperoleh pengakuan
tersebut ialah Sekretaris Jenderal Liga Arab Abdurrahman Azzam Pasya. Dia
salah seorang tokoh Liga Arab yang memiliki pengalaman hukum
internasional yang luas dan menjadi perhatian para wakil kedutaan asing di
Mesir. Duta Besar Belanda di Mesir, dalam laporannya, menyatakan bahwa
Mohammad Azzam Pasya beserta rekan-rekan yang berada dalam Liga Arab
memiliki pengalaman hukum. Dalam usaha untuk memperoleh informasi
yang sebenarnya di Indonesia, Abdurrahman Azzam Pasya mengusulkan
kepada Duta Besar Belanda untuk mengirim wakil Liga Arab ke Indonesia
agar dapat mengadakan kontak secara resmi dengan Pemerintah RI.
Sidang Liga Arab pertama semenjak Proklamasi ketika pimpinan
tentara tertinggi hendak berkonfrensi di Singapura guna membicarakan soal
Indonesia. Pada kesempatan itu belum dipastikan apakah ada kesempatan
guna membicarakan soal Indonesia dalam sidang tersebut, sekalipun tidak
secara resmi. Saat itu situasi di Indonesia semakin genting yang disebabkan
oleh campur tangan bersenjata Inggris. Maka 70 juta rakyat Indonesia
berharap kepada Liga Arab supaya memiliki keberanian untuk menuntut
Inggris menghentikan keikutsertaannya dalam masalah Indonesia. Selain itu
meminta pihak Amerika untuk melarang sekutu-sekutunya menggunakan
kekerasan terhadap rakyat Indonesia. Permintaan terakhir dari masayarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Indonesia supaya PBB mengakui secara resmi kemerdekaan dan kedaulatan
Indonesia.47
Izin masuk wakil Liga Arab ke Indonesia dan pendirian Konsulat
negara-negara Arab tidak mendapat tanggapan dari Belanda. Akhirnya,
dengan tanggung jawab yang besar terhadap persaudaraan Muslim,
Abdurrahman Azzam Pasya sebagai pimpinan Liga Arab dan wakil
Pemerintah Mesir mengutus Konsul Jenderal Mesir di India, Mohammad
Abdul Mun’im untuk bertemu langsung dengan para pemimpin RI. Dalam
forum PBB, Liga Arab di bawah Abdurrahman Azzam Pasya menunjukkan
simpatinya yang besar terhadap usaha diplomasi RI untuk mencari pengakuan
internasional. Dalam hal ini perhatian pada masalah Indonesia menjadi
prioritas utama. Hal itu ditunjukkan dalam sidang Dewan Keamanan PBB
pada Agustus 1946 di New York: masuknya masalah Indonesia dalam agenda
sidang.
Abdurrahman Azzam Pasya melakukan diplomasi dengan para
diplomat asing dan wakil anggota PBB, seperti Amerika Serikat, Australia,
India, Afghanistan, dan Filipina untuk membicarakan agresi militer Belanda
dan perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh 70 juta rakyat Indonesia.
Pada kesempatan itu, Abdurrahman Azzam Pasya meminta dukungan dari
Pemerintah India melalui kawat yang disampaikannya kepada Perdana
Menteri Jawharlal Nehru untuk mendukung Indonesia dan mengadukannya
kepada sidang Dewan Keamanan PBB. Selain itu, ketika delegasi Republik
47 Ibid, hlm. 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Indonesia di bawah pimpinan Sutan Syahrir menghadapi kendala keuangan
selama mereka berada di New York, Abdurrahman Azzam Pasya
memberikan pinjaman sebesar 20 ribu dolar Amerika. Melihat hal tersebut
keinginan Azzam Pasya sangatlah kuat dalam membawa masalah Indonesia
ke dalam agenda sidang keamanan PBB.
2. Melawan Hambatan dari Belanda
Pendirian Liga Arab yang semakin terlihat dalam membela Republik
Indonesia membuat Belanda merasa tidak tenang. Belanda pun mulai
mencoba membendung simpati Arab tersebut dengan menempatkan seorang
Arab-Indonesia yang bernama Salim Alatas sebagai pengkhianat rakyat
Indonesia. Dalam melakukan aksinya Salim diberikan misi-misi politik dan
haji ke negara-negara Arab oleh Belanda. Akan tetapi Liga Arab telah
mencurigai Salim Alatas karena melihat dari pembicarannya yang sudah
mencurigakan.
Salim berbicara kepada petugas-petugas Liga dengan mencela
Indonesia sebagai anti Arab dan anti Islam. Pihak liga pun langsung
membenarkan kecurigaan tersebut dan mengatakan bahwa Salim Alatas
adalah agen Belanda. Kemudian petugas Liga Arab menghubungi Sekjen
Liga Arab Abdulrahman Azzam Pasya dan meminta supaya ia di keluarkan
dari Mesir. Sementara itu pihak Liga menyuruh warga Arab-Indonesia yang
ada di Mesir mengecapnya sebagai pengkhianat negara yang harus dijauhkan
dari Mesir maupun negara Arab lainnya. Tidak lama kemudian Salim Alatas
pun diusir dari Mesir sebagai orang yang tidak diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dalam upaya melawan usaha Belanda dengan kedatangannya ke
negara-negara Arab untuk menggagalkan perjuangan kemerdekaan dan
diplomasi Republik Indonesia. Pihak APB menggalang semua surat kabar
Arab untuk menyiarkan berita dengan judul “Rombongan Pengkhianat akan
Mengunjungi Negara-Negara Arab”. 48 Berita tersebut menyatakan bahwa
negara-negara Arab akan kedatangan serombongan propagandis Belanda
dipimpin oleh Muhammad bin Abdullah Alamudi, orang yang terkenal
memusuhi Pemerintah Republik Indonesia dan kesetiaannya kepada
Pemerintah Belanda. Upaya para pemimpin surat kabar Arab dalam
mendukung perjuangan Republik Indonesia menghambat usaha Belanda
untuk menggagalkan diplomasi yang dijalankan Misi Diplomatik Republik
Indonesia membuat Belanda semakin terganggu.
Hambatan lain yang dijumpai adalah adanya pengawasan dan campur
tangan Kedutaan Belanda serta kaki tangan mereka. Pihak Kedutaan berusaha
memengaruhi mahasiswa Indonesia untuk mengakui kedaulatan Belanda di
Indonesia dengan imbalan uang tunjangan dari Pemerintah Belanda. Sampai
akhir November 1945 pembayaran uang tunjangan dari Pemerintah Belanda
telah diterima oleh mahasiswa tanpa masalah. Syekh Ruak Indonesia
(pemimpin para mahasiswa di Asrama al-Azhar) biasanya mengambil jumlah
uang yang akan dibagikan pada mahasiswa Indonesia dan dia mengatakan
48 Mohamad Roem, Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI, Jakarta, Gramedia, 1986, hlm. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bahwa tidak seorang Indonesia pun yang tidak menghargai uang tunjangan
itu.49
Akan tetapi, mulai 1 Maret 1946 para mahasiswa tidak mau lagi
menerima bantuan karena harus menandatangani kuitansi yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Belanda. Sedangkan mahasiswa hanya mau mengakui
Pemerintah RI. Keputusan untuk menolak bantuan dari Pemerintah Belanda
telah diserahkan oleh Syekh Abdul Salam yang telah ditandatangani oleh 83
orang mahasiswa. Para mahasiswa sebaliknya mau menandatangani bantuan
itu jika sebagai “utang” bukan sebagai “pemberian” yang dikaitkan dengan
kekuasaan Belanda di Indonesia.
49 Ibid, hlm. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
PERKEMBANGAN HUBUNGAN DIPLOMASI ANTARA
INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA ARAB
A. Perjalanan Mencari Pengakuan dan Kedaulatan
Dalam perjalanan diplomasi yang dijalin antara Indonesia dan negara-
negara Arab telah terjadi berbagai kesepakatan yang telah dihasilkan.
Hubungan tersebut semakin berkembang dan terus di pertahankan oleh kedua
belah pihak. Semenjak Liga Arab mewasiatkan kepada negara-negara Arab
anggotanya supaya mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia, mulai
terus menghubungi pemerintah Indonesia guna menyempurnakan pengakuan
tersebut. Hal ini menandakan bahwa negara-negara Arab terus ingin
melakukan kerjasama dan membantu Indonesia. Seperti halnya dalam
hubungan
Mengenai masalah Indonesia yang mulai diperhitungkan dalam
sidang dewan keamanan PBB membuktikan keseriusan Liga Arab dalam
mendukung kedaulatan dan kemerdekaan bagi negara-negara muslim yang
merasakan penajajahan. Dalam hal ini bangsa Indonesia menjadi salah
satunya yang mendapat perhatian. Hubungan diplomasi Indonesia yang sudah
dijalankan dengan negara-negara Arab menjadi sebuah usaha yang dampak
positif bagi Indonesia. Cita-cita untuk menjadi negara yang resmi berdaulat
sedikit demi sedikit mulai menampakkan hasilnya. Pemerintah Indonesia juga
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
semakin memperkuat pendekata-pendekatan untuk kerjasama yang lebih erat
lagi.
Pada tanggal 15 Maret 1947, bertepatan dengan ulang tahun
kemerdekaan Mesir yang ke-23, Muhammad Abdul Mun’im, Konsul
Jenderal (Konjend) Mesir menghadap Presiden Sukarno untuk
menyampaikan pesan-pesan dari Liga Arab. 50 Dukungan dari Liga Arab
terhadap kemerdekaan Republik Indonesia merupakan bagian penting dalam
diplomasi revolusi bangsa Indonesia di masa awal kemerdekaan. Dukungan
tersebut merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi RI, karena untuk
pertama kalinya RI menerima kunjungan diplomatik dari Republik Arab
Mesir yang membawa pesan dari Liga Arab.
1. Peningkatan Kerjasama dengan Pihak Arab
Pada kesempatan selanjutnya terdapat perjanjian Persahabatan
Indonesia-Mesir tanggal 10 Juni 1947 seakan memicu negara-negara Arab
yang telah merdeka untuk berusaha mengakui kemerdekaan Republik
Indonesia dan melakukan perjanjian persahabatan di antara mereka. 51Hal
yang menjadi keinginan yang kuat untuk melakukan hubungan persahabatan
adalah persaudaraan muslim dan penderitaan yang sama sebagai bekas negara
terjajah. Keinginan yang kuat tersebut melahirkan motivasi untuk menjadi
sebuah persatuan dalam menentang penjajahan di seluruh dunia yang
menyengsarakan rakyatnya. Pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan
50 Hasan Zein, op,cit, 1980, hlm 169 51 Ibid hlm 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Indonesia oleh negara-negara Arab menjadi titik tolak awal hubuungan
kerjasama itu.
Dalam pernyataan politiknya, Presiden Republik Indonesia, Soekarno
dalam perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir tanggal 10 Juni 1947,
menyatakan bahwa hubungan antara negara-negara Arab dan Indonesia sudah
lama terjalin dan akan menjadi hubungan keberlanjutan “karena diantara kita
timbal balik terdapat pertalian agama”. 52 Pernyataan ini ditegaskan lagi oleh
PM. RI, Sutan Syahrir, dalam pernyataan politiknya, yakni: “suatu kenyataan
adanya kecenderungan mengembang dalam ummat Islam di dunia ke arah
persatuan dan peleburan dalam satu persaudaraan Islam yang bertujuan
memutuskan rantai-rantai penjajahan asing. Pernyataan politik dari Presiden
Soekarno dan PM Sutan Syahrir tersebut merupakan respons dari keputusan
resmi sidang dewan Liga Arab pada tanggal 18 November 1946 yang
menganjurkan kepada seluruh negara anggota Liga Arab untuk mengakui
Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. 53
Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka
didasarkan pada ikatan keagamaan, persaudaraan, serta kekeluargaan.
Bahkan jauh sebelumnya beberapa negara Arab seperti Mesir, Syria, Iraq,
Lebanon, Yaman, Saudi Arabia dan Afghaistan telah tercatat sebagai negara-
negara yang pertama mengakui kemerdekaan RI. Negara-negara Arab yang
tergabung dalam anggota Liga Arab pun menjadi sangat bersimpati dalam
membantu perjuangan rakyat Indonesia melalui hubungan diplomasi yang
52 Roeslan Abdulgani, Sekitar Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir, Jakarta: Panitia
Peringatan HUT Ke-32 Perjanjian Persahabatan Indonesia Mesir, 1978, hlm. 67 53 Ibid, hlm. 69-70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
digalang pemerintah Indonesia pada masa kepemimpinan Sukarno.
Kontribusi Liga Arab begitu besar dalam menghubungi negara-negara
anggotanya untuk menerima misi diplomatik Indonesia sebagai tamu negara.
Hal ini ditunjukkan oleh Abdurrahman Azzam Pasya yang memberi
dukungan selama kunjungan misi diplomatik ini ke seluruh negara Arab.
2. Kunjungan Terhadap Negara-Negara Arab
Negara-negara Arab yang dikunjungi adalah Syria, Yordania, Irak,
Libanon, Saudi Arabia, dan Yaman. Negara Arab pertama yang dikunjungi
misi diplomatik Republik Indonesia, setelah penandatanganan Perjanjian
Persahabatan Indonesia-Mesir, adalah Syria. Di Damaskus, delegasi
Indonesia mendapat sambutan resmi pemerintah dan rakyat. Mereka
menganggap bahwa persaudaraan sesama muslim dapat terjadi lebih erat
dengan melaksanakan hubungan diplomasi ini. Agama Islam yang dianut
mayoritas bangsa Indonesia merupakan sebab utama diakuinya kemerdekaan
RI oleh negara-negara Arab. Hal ini tampak jelas dari simpati rakyat Mesir
terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, yakni saat rapat
umum partai-partai politik dan organisasi massa pada tanggal 30 Juli 1947.
Bahkan diantara pembicara juga terdapat Presiden Habib Burguiba dari
Tunisia dan Allal A. Fassi, pemimpin Maroko. Rapat umum tersebut
menyetujui suatu resolusi, antara lain:
Pemboikotan barang-barang buatan Belanda di seluruh negara-negara
Arab Pemutusan hubungan diplomatik antara negara-negara Arab dan
Belanda Penutupan pelabuhan-pelabuhan dan lapangan terbang di wilayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Arab terhadap kapal-kapal dan pesawat-pesawat Belanda (Secara riil, hal ini
dilaksanakan di Terusan Suez); Pembentukan tim-tim kesehatan untuk
menolong korban-korban agresi belanda (secara riil, Mesir mengirim misi
Bulan Merah ke Indonesia lengkap dengan obat, alat kesehatan dan tim
dokter). Dukungan yang sangat heroik dari Rakyat dan Pemerintah Mesir ini
tidak dapat dipisahkan dari perjuangan keras Haji Agus Salim bersama-sama
Syeikh Hasan Al-Banna, Rais Aam Jam’iyah Ikhwanul Muslimin. 54
B. Pengakuan dari Negara-Negara Arab
1. Suria
Negara pertama yang dikunjungi delegasi adalah Suria. Di Damaskus
delegasi Indonesia mendapatkan sambutan yang baik dari pemerintah
maupun rakyatnya. Bahkan pembicaraan soal pengakuan sudah tidak
dibicarakan lagi, karena hal tersebut sudah menjadi suatu kepastian dan
keharusan. Pada kesempatan itu pihak Indonesia diwakili oleh H.A. Salim,
sedangkan Suria oleh Jamil Mardam Bey, sebagai Menteri Luar Negerinya.
Dalam naskah perjanjian negara serupa isinya dengan perjanjian Republik
Indonesia dan Mesir yang hanya membahas dalam segi politik.
Naskah perjanjian tersebut juga telah diratifikasi oleh komite kerja
pusat parlemen sementara Republik Indonesia dan disiarkan oleh pihak
lembaga negara pada tahun 1948. Dalam sebuah perjanjian yang telah
54 Zein Hasan, op,cit, hlm 232-233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dirangkai antara Indonesia dan Suria menghasilkan kesepakatan yang sama-
sama menguntungkan bagi kedua belah pihak. Atas kerjasama yang dijalin
dengan Suria akhirnya Indonesia memiliki sekutu baru dalam hubungan luar
nengerinya. Pemerintah Indonesia pun mengharapkan agar hubungan ini
dapat berlanjut di masa mendatang.
2. Yordania
Dari Damaskus delegasi Indonesia berlanjut mengunjungi Amman,
ibukota Yordania. Pada saat itu Yordania hanya berpenduduk 300.000 dan
kehidupan rakyatnya masih bergantung kepada Inggris. 55 Penyempurnaan
pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia pun
ditangguhkan, meskipun negara tersebut menyatakan akan mendukung
keputusan Liga Arab. Pada perkembangannya Yordania merupakan salah
satu negara sahabat Indonesia. Hubungan diplomatik Indonesia – Yordania
dimulai pada tahun 1950 dan sejak saat itu, hubungan bilateral telah
berkembang dengan baik. 56 Diyakini terdapat banyak ruang bagi kedua
negara untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang.
3. Irak
Selanjutnya delegasi Indonesia melanjutkan kunjungannya ke
Baghdad, Irak. Sebelum keberangkatan panitia mempersiapkan perlengkapan
guna melaksanakan penyambutan ini, baik itu dari pihak resmi atau pun
kalangan rakyat. Tujuannya agar penyambutan tersebut dapat berlangsung
secara meriah dan bersemangat, sehingga rasa persatuan dan hubungan yang
55 Ibid, hlm 220 56 Ibid, hlm 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kuat itu nyata terlihat. Harus diakui bahwa meskipun rakyatnya menyokong
seratus persen, akan tetapi kalangan resmi dalam tindakan-tindakannya masih
memperhitungkan dalam soal Indonesia.
Maka pada akhirnya Irak tetap mengumumkan pengakuannya atas
kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia, sebagaimana yang telah
diwasiatkan dewan Liga Arab. Penangguhan penandatanganan suatu
perjanjian persahabatan seperti halnya Mesir menjadi kendala bagi Irak untuk
menetujuinya. Hal ini bukan berarti Irak kurang bersemangat dalam
mendukung Indonesia, akan tetapi karena dalam dukungannya dihalangi oleh
pihak Belanda dan sekutunya. Pada akhirnya pemerintah Irak bergerak secara
diam-diam dalam mendukung Indonesia.
4. Saudi Arabia
Pada saat Haji Agus Salim selaku ketua delegasi Indonesia hendak
meneruskan perjalanannya ke Jeddah, terdapat kepentingan yang mendesak
usai Indonesia di Agresi Militer Belanda. Oleh sebab itu Haji Agus Salim
meminta maaf kepada Raja Ibnu Saud karena tidak dapat melanjutkan
kunjungannya dan harus berangkat ke New York untuk menghadiri
perdebatan soal Indonesia di Dewan Keamanan PBB. Maka yang mewakili
ke sana adalah H.M. Rasyidi, setelah delegasi ini berubah menjadi misi
diplomatik Indonesia tetap berada di Timur Tengah. Mengenai persetujuan
kerjasama pada tanggal 21 November 1947 Kerajaan Saudi Arabia telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia dan juga
menetujui mengadakan hubungan diplomatik antar kedua negara.57
Jadi pada dasarnya sampai kerajaan Belanda mengakui kemerdekaan
dan kedaulatan Republik Indonesia secara de facto dan de jure, pada bulan
Desember 1947. Hanya negara-negara Islamlah yang telah mengakui de facto
dan de jure kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia. Jika ada negara
lain yang mengakui, hal tersebut hanyalah dalam batas de factonya saja,
seperti India, Pakistan dan lainnya.58
Setelah selesai melakukan perjalanan dalam rangka misi diplomatik
untuk memperjuangkan pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan Republik
Indonesia perwakilan delegasi melanjutkannya dengan pembuatan keduataan
Indonesia. Ketika Sutan Syahrir kembali singgah di Kairo sepulang dari DK-
PBB, beliau melakukan pembicaran dengan Perdana Menteri Mesir mengenai
kelanjutan hubungan kedua negara. Dalam kesempatan ini pembicaraan
mengarah pada pembentukan Keduataan untuk kedua negara. Keputusan
tersebut kemudian langsung disetujui oleh kedua belah pihak. Berita tersebut
dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Mesir dengan pesan yang di
sampaikan Sri Baginda Raja Faruk. Berikut ini bunyi pesannya : ’’Sri
Baginda Raja Faruk telah berkenan menandatangani Dekrit Kerajaan
mengenai pembukaan kedutaan-kedutaan Mesir di Pakistan, India, Indonesia
dan Australia.’’59
57 H.M. Rasyidi, op.,cit., hlm. 74 58 Ibid., hlm. 76 59 Roeslan Abdulgani, op., cit, hlm. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dari hasil kesepakatan kedua belah pihak Mesir menjadi negara
pertama yang memiliki perwakilan kedutaan besar Indonesia di wilayahnya.
Hal tersebut dilakukan untuk menunjang keberlanjutan hubungan antara
negara Indonesia dan negara kawasan Arab, sehingga hubungan kerjasama
tersebut dapat terus terjalin. Sedangkan susunan staf yang ada di kedutaan
besar Indonesia sudah ditetapkan seperti yang disampaikan Haji Agus Salim
kepada Kementerian Luar Negeri Mesir, untuk misi Diplomatik tetap
Republik Indonesia.
Demikianlah delegasi Diplomatik tetap Republik Indonesia yang
berkedudukan di Mesir, hingga Belanda mengakui kemerdekaan dan
kedaulatan Indonesia pada tahun 1949. Delegasi diplomatik yang terdapat di
Mesir tidak hanya di pergunakan untuk Mesir, akan tetapi berlaku juga untuk
seluruh negara-negara Arab anggota Liga Arab. Pada perkembangan
selanjutnya perwakilan Republik Indonesia di Timur Tengah terus meningkat
mulai dari perwakilan defacto oleh panitia diwilayah itu. Semula hubungan
yang dijalin hanya sebatas bilateral saja, namun setelah pembentukan
diplomatik tetap Indonesia di Mesir hubungan tersebut mengarah pada
hubungan multilateral dengan negara-negara Arab.
Pasca dibentuknya kedutaan besar Republik Indonesia di Mesir
perwakilan Indonesia terus menjajaki negara-negara Arab lainnya untuk
melakukan pendekatan yang lebih lanjut dalam pembentukan kedutaan. Pada
tanggal 21 November 1947 Saudi Arabia mengakui kemerdekaan dan
Kedaulatan Republik Indonesia, telah disepakati pula untuk mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
hubungan diplomatik antar kedua negara, akan tetapi pelaksanaannya masih
ditangguhkan. 60 Perwaklian Indonesia yang ada di Saudi Arabia terus
mendesak supaya pembukaan kedutaan Republik Indonesia agar segera
dipercepat. Maka ketika Haji Rasyidi, sebagai wakil Indonesia bagi negara-
negara Arab datang ke Saudi Arabia bersamaan dengan Misi Haji pertama,
pada tanggal 17 Oktober 1948 telah diadakan rapat dengan perwakilan
Indonesia di Saudi Arabia. Rapat tersebut menghasilkan kesepakatan yang
diantaranya :61
1. Ismail Banda menjadi kepala perwakilan Republik Indonesia
2. Pembiyayaan pembukaan kedutaan ditangguh oleh masyarakat Indonesia
yang berada di Saudi Arabia
3. Melaporkan keputusan hasil rapat ini kepada pemerintah Indonesia yang
berada di Yogyakarta pada saat itu.
Dalam pelaksanaannya, Islmail Banda selaku kepala perwakilan
Republik Indonesia telah mempersiapkan pembentukan kedutaan dengan
bantuan yang diberikan oleh Saudi Arabia. Pada masa itu Belanda melakukan
aksi militernya kepada Indonesia, sehingga hal tersebut menghambat
pembentukan kedutaan di Saudi Arabia. Menilai tingginya semangat
masyarakat Indonesia yang akhirnya pelaksanaan pembentukan kedutaan
dapat terwujud. Pada saat itu masyarakat Indonesia yang berada di Saudi
Arabia saling bergotong royong mengumpulkan dana untuk membiayai Misi
Haji maupun pembentukan kedutaan Indonesia.
60 Hasan Zein, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta: Bulan Bintang, 1980. hlm.
186 61 Ibid., hlm. 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
PENGARUH HUBUNGAN DIPLOMASI INDONESIA DENGAN
NEGARA-NEGARA ARAB
A. Pergerakan Sukarno dalam Dunia Internasional
Pasca mendapatkan pengakuan kemerdekan dan kedaulatan dari
negara-negara Arab bangsa Indonesia mulai membentuk perwakilan resminya
di negara-negara Arab. Dukungan berupa material maupun moril dari negara-
negara Arab membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan bangsa
Indonesia di mata dunia Internasional. Dunia internasional mulai menaruh
perhatian dalam rangka mengakui Indonesia sebagai negara merdeka dan
berdaulat. Hal ini menandakan dunia Arab memiliki peran yang penting
dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Pada masa itu hubungan antara banga Indonesia dan negara-negara
Arab semakin erat terjalin. Para pemimpin negara mulai sering mengadakan
pertemuan dalam rangka menindaklajuti hubungan diplomatik yang sudah
terwujud sebelumnya. Dari pertemuan tersebut lahirlah sebuah gagasan-
gagasan yang diungakapkan oleh Sukarno dan para pemipin negara-negara
Arab untuk kepentingan bersama. Dari berbagai gagasan yang lahir pendiri
bangsa Indonesia Sukarno memiliki sebuah gagasan yang selalu ingin beliau
perjuangkan. Gagasan tersebut diantaranya adalah ingin menghapuskan
penjajahan diseluruh dunia.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada tahun 1950-an banyak bangsa-bangsa Asia-Afrika masih
merasakan penderitaan akibat dari penjajahan. Kemudian pada saat itu
muncul gerakan-gerakan dari yang di pelopori oleh Sukarno dan para
sahabatnya dari negara sekutu, seperti Nehru, Raja Faruk dan masih banyak
lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.62
Melihat keadaan bangsa Asia-Afrika yang pada saat itu sedang menghadapi
kolonialisme dari Inggris maupun Prancis mengalami kesulitan. Melalui
perjuangan yang begitu kuat dari Sukarno dalam membela negara-negara
terjajah mereka mulai memiliki harapan untuk bebas dari kolonialisme
tersebut.
Bagi Indonesia, Mesir mendapatkan posisi tersendiri. Hal ini
dikarenakan Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan
Indonesia. Secara historis hubungan masyarakat Mesir dan Indonesia (Hindia
Belanda) sudah terjalin sejak abad ke-20, dalam hubungan budaya, khususnya
agama dan pendidikan. 63 Wujud dari hubungan yang sudah lama terjalin
dapat dilihat dari gerakan pemberharuan Islam di Indonesia (Muhammadiyah
misalnya). Melihat perjalanan hubungan diplomatik Indonesia-Mesir kedua
negara memiliki dasar yang kuat, sehingga terdapat sebuah periode 1947-
1961 yang berkaitan dibentuknya gerakan Non-Blok.
Pada periode 1947-1961 keadaan Mesir dan Indonesia sama-sama
sedang mengalami situasi yang kurang kondusif di dalam negerinya.
62 Mohammad Roem, Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI, Jakarta, Gramedia, 1986, hlm
l32 63 Abdulgani Roeslan, op.cit, hlm. 57-58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pergolakan yang terjadi di Indonesia pada masa itu diantaranya agresi
Belanda, pemberontakan Madiun, gerakan DI/TII dan lain-lain, sedangkan
pergolakan yang terjadi di Mesir antara lain perang dengan Israel, pemisahan
Suriah dari Republik Persatuan Arab (RPA), konflik antara pemerintah Kairo
dan Gerakan Ikhwanul Muslimin dan lain-lain. Secara tidak langsung
pergolakan tersebut menjadi ujian dalam perjalanan hubungan diplomasi
kedua negara.
Pada akhirnya pergolakan-pergolakan tersebut justru meningkatkan
solidaritas bagi kedua negara. Sebagai contohnya, pada saat terjadi
konfrontasi Indonesia-Belanda mengenai status Irian Barat Mesir secara jelas
mendukung Indonesia. Begitu pula sebaliknya, ketika Presiden Nasser
mengambil alih perusahaan Terusan Suez (Juli 1956) dan mengakibatkan
terjadinya invasi dari pasukan Israel-Inggris-Perancis, di forum internasional
Indonesia mendukung tindakan Nasser tersebut. Keadaan ini menjadikan
hubungan kedua negara semakin kuat dan saling menopang permasalahan
yang dihadapi. 64
Dunia internasional pada periode 1947-1961 diliputi suasana konflik
antara Timur (Uni Soviet) dan Barat (Amerika Serikat dan sekutunya) atau
biasa disebut dengan Perang Dingin. 65 Keadaan tersebut menempatkan
Indonesia dan Mesir pada posisi yang cukup dilematis. Hal tersebut
dikarenakan di satu Indonesia dan Mesir masih relatif lemah untuk
64 Ibid., hlm. 63 65 Ganewati, Wuryandari, Politik Luar Negeri Indonesia di tengah Pusaran Politik Domestik,
Jogjakarta, P2P LIPI – Pustaka Pelajar, 2008, hlm 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
menghadapai kedua Blok. Di sisi yang lain pemikiran yang berkembang
dikalangan tokoh Indonesia dan Mesir menekankan untuk tidak berpihak di
Blok Barat maupun Timur, sesuai dengan prinsip bebas-aktif.
Kemudian dengan persetujuan dari negara-negara sahabat Sukarno
membentuk gerakan-gerakan dalam rangka memperjuangkan gagasannya
tersebut. Salah satu gerakannya yang paling terkenal adalah Gerakan Non
Blok. Gerakan Non Blok sendiri merupakan gerakan yang didirikan untuk
menandingi gerakan Blok Barat maupun Blok Timur yang kala itu sedang
berseteru. 66 Selain untuk memperjuangkan bangsa Asia-Afrika Sukarno
menginingkan agar Indonesia lebih dikenal dunia Internasional sebagai
negara yang baru berdiri dan juga negara yang membutuhkan pengakuan
dunia.
Bersama dengan negara-negara sahabat terutama negara-negara Arab
khususnya Mesir Sukarno mengadakan sebuah Konfrensi yang diikuti oleh
negara-negara Asia-Afrika dan beberapa negara Arab. Melihat keadaaan
bangsa Indonesia yang belum stabil pasca kemerdekaan Sukarno memiliki
semangat tinggi untuk mengadakan konfrensi tersebut. Pada masa itu
pengaruh Sukarno mulai merambat ke berbagai penjuru dunia. Gagasan
Sukarno tentunya membawa dampak atau angin segar pada negara-negara
yang saat itu masih dijajah yang ada diseluruh dunia.
66 M Riza Sihbudi, dkk, Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah, Bandung: PT Eresco ,1993 hlm
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Adapun beberapa faktor yang mendorong terwujudnya Konfrensi Asia
Afrika yang diselenggarakan di Bandung. Pertama, adanya trauma
kolonialisme dan imperialisme sebagai pengalaman masa lalu yang kelam
dari Indonesia maupun Mesir. Kedua, serta adanya perasaan senasib sebagai
negara bekas jajahan di kalangan peserta konfrensi. Ketiga, tumbuhnya rasa
nasionalisme yang kuat sehingga dapat mempertahankan negaranya dari
pihak asing yang ingin menguasai lagi.67
Dalam pelaksanaannya Konferensi Asia Afrika dinilai cukup berhasil
karena banyak dihadiri perwakilan-perwakilan dari negara-negara peserta
yang berjumalah sekitar 30 negara yang baru merdeka.68 Dalam konfrensi
tersebut para peserta telah berupaya menyatukan sikap untuk menghadapi
ketegangan dunia internasional saat itu. Indonesia dan Mesir memainkan
peranan yang penting dalam proses pembentukan gerakan non-blok. Selain
sebagai sponsor kedua negara juga pernah menjadi tuan rumah dalam
konfrensi yang masih berkaitan dengan Konfrensi Asia Afrika.
Pada saat Olimpiade pada tahun 1950-an negara-negara Arab dan Asia
dipersulit komisi Olimpiade dunia untuk keikutsertaannya. Hal ini terjadi
karena negara-negara Arab dianggap membela Palestina dalam konflik Israel-
Palestina. Oleh karena itu Sukarno ikut turun tangan dalam mebela negara-
negara Arab dengan cara tidak mengeluarkan visa bagi delegasi Israel yang
ada di Indonesia. Tindakan Sukarno tersebut turut memicu kemarahan komite
Olimpiade dan pada saat Asian Games Indonesia tidak di ikutsertakan.
67 Ibid., hlm. 153 68 Ibid., hlm. 155-157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sejak saat itu Indonesia dianggap negara-negara Arab sebagai patner
yang memberikan inspirasi. Dari berbagai perjuangan terdapat negara yang
hingga saat ini belum dapat merdeka, yaitu negara Palestina. Perjuangannya
pun terus dilakukan hingga sekarang. Sukarno sejak saat itu menjadi tokoh
yang banyak berpengaruh di berbagai negara di dunia. Sukarni dianggap
sebagai figur kunci bagi tergugahnya semangat bangsa terjajah untuk merebut
kemerdekaan serta terbebas dari pengaruh kekuatan dan kekuasaan asing.
Dapat dikatakan sosok Suakrno bukan hanya milik Indonesia, akan tetapi
juga telah menjadi bapak bagi negara-negara yang memperjuangakan
kemerdekaan dari penjajah. Bersama dengan sejumlah Founding Fathers
seperti Nehru dan Nasser, Sukarno menyerukan politik dekolonisasi bagi
negara-negara terjajah, karena praktik imperialisme dan kolonialisme dari
Barat selama berabad-abad.
1. Pengakuan dari Dunia Internasional
Perjalanan diplomasi Indonesia untuk memperoleh pengakuan dunia,
kiranya Singapura menjadi Negara yang istimewa. Meskipun Singapura
belum menjadi negara merdeka namun peranannya sebagai koloni Inggris
yang juga memiliki jarak yang berdekatan dengan Indonesia sangat
menentukan perjuangan Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri Ali Alatas
perwakilan Indonesia di Singapura adalah perwalian diplomatik yang pertama
dibuka dan cepat berkembang menjadi pusat kegiatan perjuangan luar negeri
Indonesia.69
69 College Ignatius, op.,cit., hlm. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Misi yang dijalankan para diplomat Indonesia membawa dampak yang
cukup besar dalam memperoleh pengakuan maupun mengenalkan bangsa
Indonesia ke dunia Internasional.70 Hubungan diplomatik yang dijalin dengan
Singapura tersebut juga membuka peluang dalam mengumpulkan berbagai
informasi maupun dana untuk kepentingan perjuangan bangsa Indonesia
dalam memperoleh pengakuan dunia. Jarak antara Singapura dan Indonesia
yang dekat dapat dijadikan sebagai kota transit yang sangat penting bagi para
pejabat kedua negara.
India merupakan Negara kedua setelah Negara sekutu dari Negara-
negara Arab dan Singapura yang berkontak langsung dengan Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri, India menjadi salah satu negara yang menjadi pelopor
pengakuan Internasional atas kemerdekaan Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dari usaha Nehru yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri sekaligus
Menteri Luar Negeri India yang menyampaikan hasil Resolusi New Delhi
kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membahas tentang agresi Belanda
atas Republik Indonesia untuk segera dihentikan. Keberhasilan diplomasi
Republik Indonesia terhadap India tersebut tidak lepas dari tiga faktor
pendukung berikut; pertama, Indonesia dan India seperti yang kita ketahui
sudah menjalin hubungan yang cukup erat sejak lama, terutama ketika agama
Budha dan Hindhu mempengaruhi kehidupan kebudayaan Indonesia.
Kedua, diplomasi Sutan Syahrir dalam pidatonya pada konferensi
Inter Asian Relation yang diselenggarakan di New Delhi oleh Indian Council
70 Ibid, hlm. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
of World Affaris pada 23 Maret sampai 2 April 1947. Soetan Sjahrir dalam
pidatonya juga menyatakan politik luar negeri Indonesia pertama di depan
para pendengar Internasional. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa Soetan
Sjahrir menyerukan kepada bangsa-bangsa Asia agar bersatu berdasarkan
kepentingan bersama, mencari persahabatan dengan bangsa-bangsa lain,
sehingga visi Satu Dunia (One World) dapat diwujudkan. Hal itu akan dapat
dicapai hanya dengan menjalankan cara hidup berdampingan secara damai
oleh semua bangsa-bangsa untuk menjamin perdamaian dengan
memperkokoh hubungan-hubungan yang ada antara suku-suku dan bangsa di
dunia.71 Selain pidato tersebut, ada lagi diplomasi Soetan Sjahrir yang cukup
berpengaruh yaitu bantuan beras kepada India sebesar 500.000 ton beras.
Ketiga, diplomasi Moehammad Hatta. Moehammad Hatta seperti
yang telah disebutkan sebelumnya memiliki hubungan yang dekat dengan
pimpinan India, Nehru. Kedekatan mereka dimulai ketika Nehru bermukin di
Eropa yang saat itu memimpin Indian League bertemu dengan Mohammad
Hatta yang sedang melanjutkan pelajarannya di Negeri Belanda. Pada saat
itu, Mohammad Hatta menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia.
Kemudian, keduanya bersama-sama menghadiri salah satu konferensi
Language of Oppressed Nationalities di Brussel.
Mohammad Hatta diperintahkan oleh Presiden Soekarno dan Soetan
Sjahrir untuk diam-diam terbang ke New Delhi mencari dukungan
71 Hasan Zein, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta, Bulan Bintang, 1980, hlm
97-99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pemerintah India. Perintah tersebut tentu diterima oleh Mohammad Hatta
yang kemudian berangkat ke India sebagai kopilot dengan nama samaran
Abdullah. Sesampainya di India dan saat bertemu secara rahasia dengan
Nehru, Mohammad Hatta langsung meminta bantuan berupa senjata, namun
Nehru langsung menjawab bahwa senjata yang dimiliki India berada di
tangan Inggris. Meskipun bantuan senjata tak didapat Indonesia, namun,
secara moril Nehru sangat mendukung perjuangan Indonesia.
Pasca menaruh dukungannya terhadap Indonesia Nehru mengajak
untuk mengadakan Konferensi Asia untuk Indonesia (Asian Conference on
Indonesia) yang dihadiri oleh wakil-wakil negara : Afghanistan, Australia,
Burma (Myanmar), Ceylon (Sri Lanka), Mesir, Ethiopia, India, Iran, Iraq,
Lebanon, Indonesia, Pakistan, Filipina, Saudi Arabia, Suriah dan Yaman.72
Dengan peninjau dari Cina, Nepal, Selandia Baru dan Thailand. Dalam pidato
pembukanya Perdana Menteri Nehru menguraikan maksud dan tujuan
konferensi, yang secara khusus diadakan untuk membicarakan persoalan
Indonesia dan untuk memberikan saran-saran kepada Perserikatan Bangsa-
Bangsa supaya perang di Indonesia dapat segera diakhiri dan pengakuan dari
dunia internasional sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat di
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Konferensi tersebut menghasilkan
sebuah resolusi, yaitu Resolusi New Delhi untuk Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Resolusi ini semakin memperkuat kerjasama
antar negara Asia. Salah satu bukti nyata dari Resolusi tersebut langsung
72 Mohammad Roem, Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI. Jakarta: Gramedia. 1986. hlm
43-45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
diiuti oleh India, Pakistan, Sri Lanka, Mesir dan Arab Saudi yang menutup
lapangan udaranya untuk KLM (Maskapai Penerbangan Belanda).73
2. Negara Dunia Ketiga (Gagasan Sukarno)
Dalam Third-Worldism (Dunia Keitga), banyak di identikan dengan
“Ideologi pembebasan” bagi penderitaan negara-negara terjajah pada masa
kolonialisme Barat. Sukarno memiliki semangat dalam menghentikan
dominasi Barat dengan bersikap anti-kolonialisme, pro nonblok dan pro-
dekolonisasi. Terselenggaranya Konfrensi Asia Afrika yang di pelopori
Sukarno dan para sekutunya menjadi titik tolak dari perjuangan bangsa-
bangsa terjajah dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Negara dunia
ketiga yang memiliki sikap netral yang mandiri dan bebas merupakan impian
yang diharapkan Sukarno dalam politik bebas aktifnya dalam mewujudkan
perdamian dunia.
Upaya pertama yang dilakukan Third-Worldism adalah neo-
kolonialisme yang merupakan bentuk penjajahan baru pihak Barat dengan
memanfaatkan kemajuan pemikiran yang mereka punya. Neo-kolonialisme
ini berwujud lembaga-lembaga dunia yang bersifat kapital dengan
memanfaatkan kelemahan negara tertentu untuk dikuasai.74 Menyikapi hal
tersebut Sukarno dengan tegas ingin menghentikan penjajahan baru yang
dilakukan oleh pihak Barat dengan bekerjasama dengan negara dunia ketiga
yang berhaluan sosialis. Kekuatan yang terhimpun dalam negara dunia ketiga
73 Ibid. hlm 49 74 Daniel Dhakidae, op.cit, “ Soekarno” Membongkar sisi-sisi hidup putra sang fajar, Jakarta.
2013. hlm 78-79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mulai bergegas melakukan pergerakan. Negara-negara yang tergabung dalam
perhimpunan ini di antaranya, Kuba, Libya, Cile, Tazmania.75
Dalam perkembangannya pihak Barat mulai menentang upaya
Sukarno dalam membangun politik bebas aktif melalui perhimpunan politik
dunia ketiga tersebut. Mereka menganggap paham Sukarno yang
bersemangat anti-imperialisme bertujuan untuk menjauhkan dominasi Barat
kebekas negara jajahan mereka. Usai penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika
1955, Sukarno kerap menyambangi pemimpin Negara-negara dunia ketiga
yang ketika itu dijuluki dengan Founding Fathers. Beberapa kunjungan
kenegaraan yang diantaranya, Mesir (1956), Pakistan (1957), Ghana (1958),
Maroko (1961), Kuba (1963).76 Dalam kunjungannya tersebut para pemimpin
negara dunia ketiga sangat menghormati Sukarno karena gagasan-gagasan
yang telah beliau buat. Politik dekolonisasi yang dibentuk Sukarno dengan
cepat diterima oleh para pemimpin revolusi di negara dunia ketiga.
Pembahasan mengenai pemikiran politik Sukarno yang berkaitan
dengan Third-Worldism dan dekolonisasi bersifat kompleks. Dalam dunia
ketiga melalui pemikiran Sukarno merupakan dunia impian dalam
perwujudan perdamaian, kesetaraan, dan kesejahteraan yang terbebas dari
segala bentuk pengaruh Barat. Sedangkan dekolonisasi merujuk pada
pembangunan dunia yang lebih berperikemanusiaan dan berkeadilan yang
ingin dicapai Suakrno. Tidak dapat dipungkirin bahwa pemikiran Sukarno
sangat berperan penting dalam pembangunan dunia yang lebih baik dan
75 Ibid, hlm 85 76 M Riza Sihbudi, dkk, op.cit, hlm 161-163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
hendaknya pemikiran presiden pertama kita itu terus diwariskan pada
generasi selanjutnya.
B. Masa Depan Diplomasi Indonesia
Republik Indonesia yang sudah mulai diakui dunia internasional
membawa dampak yang positif bagi pemerintahan Sukarno kala itu. Politik
luar negeri Indonesia mulai berjalan dengan keinginan Sukarno dan banyak
mempengaruhi para pemimpin negara-negara sahabat. Pada saat itu politik
diplomasi Indonesia sedang menuju ke arah membangun kekuatan untuk
meruntuhkan dominasi Barat dalam menerapkan politik imperialismenya.
Tentunya hal ini memicu kemarahan pihak barat terhadap kebijakan
yang diambil oleh pemerintah Indonesia. Negara-negara Arab yang sebagian
besar masih dikuasai pihak Barat kala itu menimbulkan kerenggangan bagi
hubungan diplomasinya dengan Indonesia. Pada saat itu juga Sukarno yang
berjiwa sosialisme mulai menjalin hubungan dengan Blok timur karena
dianggap memiliki tujuan yang sama. Hal ini dibuktikan dengan pidato
Sukarno tentang manifesto politik (manipol) yang mengidentifikasikan
imperialis barat sebagai musuh nasional.77
Sekitar tahun 1960-an berbagai kebijakan luar negeri kemudian
muncul dengan landasan kepentingan nasional yang berorientasi pada
penguatan eksistensi Indonesia. Keberpihakan Sukarno dengan Blok Timur
terlihat jelas ketika Indonesia membangun kedekatan dengan pihak Moskow,
77 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 30 Tahun Indonesia Merdeka (1950-1964) Jilid 1,
Jakarta, PT Citra Lamtoro Gung Persada, 1988, hlm. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Beijing, dan Hanoi.78 Permasalahan yang menjadi dasar geramnya Sukarno
terhadap Amerika dan sekutunya adalah ketika perebutan Irian Barat dengan
Belanda. Dampak yang dirasakan Indonesia karena masalah ini adalah ruang
gerak yang sempit dalam forum internasional. Hubungan yang dijalin saat itu
hanya cenderung dilakukan dengan pihak China dan sekutunya. Hingga
akhirnya pihak Indonesia meminta Belanda agar segera meninggalkan Irian
Barat karena ketidaksukaan Sukarno dengan pihak Barat. Tindakan militer
kemudian diambil untuk mengambil alih kembali Irian Barat ketika diplomasi
dianggap gagal membuat Belanda angkat kaki dari Irian Barat.79
Munculnya kebijakan Dwikora pada 3 Mei 1964 menunjukkan bahwa
Soekarno secara serius ingin menyingkirkan Barat dari seputar Indonesia
karena dinilai dapat memojokkan Indonesia. 80 Politik bebas aktif yang
semula menjadi gagasan utama Sukarno dalam menjalankan politik luar
negerinya menjadi tercerai berai karena permasalahan ini. Ruang gerak
Indonesia dalam forum internasional di PBB semakin sempit yang
menyebabkan Indonesia keluar dari PBB. Dengan mental bajanya, Sukarno
terus melanjutkan perjuangannya dan melanjutkan gagasan Suakrno dalam
revolusi mental di Indonesia. Gagasan untuk melawan Imperialisme Barat
juga terus dilakukan hingga Sukarno lengser sekitar tahun 1966.
78 Ibid., hlm. 67 79Ganewati Wuryandari, Politik Luar Negeri Indonesia di tengah Pusaran Politik Domestik.
Jogjakarta : P2P LIPI – Pustaka Pelajar. 2008. hlm. 97-98 80 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Loc.cit. hlm. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1. Akhir Politik Luar Negeri Masa Sukarno
Pasca masalah Irian Barat yang telah selesai melalui perjanjian New
York tahun 1962, sebagian besar kalangan di Indonesia berharap Soekarno
dapat menahan diri atas kebijakan luar negerinya yang agresif. Akan tetapi,
yang dilakukan Sukarno justru semakin konsisten untuk melawan neo-
kolonialisme ala Barat dalam kebijakan luar negerinya. Saat itu melalui
kebijakannya presiden Sukarno cenderung hanya fokus pada masalah politik
luar negeri tanpa melihat keadaan Indonesia yang sedang menghadapi
masalah ekonomi.
Hal ini pun menyebabkan keseimbangan demokrasi terpimpin
Sukarno mulai goyah. Dalam pidatonya di Kairo pada Oktober 1964,
Presiden Sukarno menegaskan bahwa pengaruh Barat dari segi politik,
ekonomi, budaya harus dihapuskan terlebih dahulu sebelum pembangunan
ekonom. 81 Presiden Sukarno bermaksud kebijakan tersebut dapat
mengalihkan perhatian masayrakat Indonesia atas kesulitan ekonomi yang
sedang melanda. Hingga pada akhirnya Indonesia mengalami krisis moneter
yang harus dirasakan masyarakat.
Penerapan politik konfrontasi yang dijalankan presiden Sukarno,
pada kenyataannya menyebabkan Indonesia terkucil dalam pergaulan
internasional. Politik luar negeri Indonesia saat itu telah berpaling menuju ke
Tiongkok karena perkembangan negara tirai bambu yang maju pesat.
Kedekatannya yang condong ke kiri tersebut justru menyebabkan pergeseran
81 Ganewati Wuryandari, op., cit., hlm. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
penerapan politik bebas aktif di bawah kepemimpinan presiden Sukarno.
Politik luar negeri Indonesia pun berangsur-angsur bergerak ke jurusan yang
baru.
Pada tahun 1960-an beliau mulai mempersoalkan arti baru politik
non-blok. Gerakan anti kolonialisme menjadi mengikuti aliran kiri yang
dianggap sosialis. Sejak saat itu juga politik luar negeri Indonesia sudah tidak
dapat diuraikan lagi sebagai politik yang tidak memihak. Pengaruh aliran kiri
yang semakin kuat menjadi awal keruntuhan politik presiden Sukarno.
Tragedi politik yang terjadi 30 September 1965 tidak saja mengakhiri
kehadiran PKI dalam politik Indonesia, tetapi juga menjadi awal keruntuhan
kekuasaan Sukarno.82 Keadaan politik yang semakin memanas berawal dari
terbunuhnya beberapa Jendral. PKI pun dituduh menjadi dalang utama dalam
peristiwa tersebut. Hal ini menimbulkan polemik yang menuntut Sukarno
untuk membubarkan PKI, namun Sukarno menolaknya dengan alasan
bertentangan dengan prinsip Nasakom. Kemudian sikap Sukarno ini justru
melemahkan posisinya dalam politik.
2. Mengenang Gagasan Politik Sukarno
Dalam masa pemerintahannya Presiden Soekarno menyatakan dekrit
1959 yang berisi tentang pemberlakuan kembali UUD 1945 sebagai
konstitusi negara dan menghapus UUD RIS. 83 Akan tetapi secara teknis,
Presiden Sukarno memimpin sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
82 Ibid, hlm. 108 83 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Loc.cit.30 Tahun Indonesia Merdeka (1950-1964)
Jilid 1..Jakarta: PT Citra Lamtoro Gung Persada. 1988. hlm 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Presiden Sukarno dipandang sebagai sosok yang cerdas, sehingga membuat
beliau populer di kalangan tokoh-tokoh internasional. Sejarahnya yang penuh
dengan orasi kebangsaan yang mampu membakar semangat segenap pemuda
bangsa menunjukkan bahwa ia seorang yang penuh percaya diri dan daya
tarik.
Di masanya, Sukarno merupakan sosok pemimpin yang penuh
inisiatif dan inovatif. Kekayaannya akan ide dan gagasan baru didukung
dengan keberanian dalam mengambil keputusan yang saat itu dinilai tidak
biasa. Salah satu tindakan Sukarno yang drastis dan populer pasca
kemerdekaan ialah nasionalisasi aset- aset negara yang dulu dimiliki Belanda
juga Jepang, serta melakukan sosialisasi kedaulatan Republik Indonesia
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kepada dunia
internasional. Hal ini menjadi agenda utama kebijakan luar negeri Sukarno
yang dilandasi dengan prinsip- prinsip pancasila sebagai ideologi negara dan
amanat UUD 1945 sebagai tolak ukur pembangunan pasca kemerdekaan yang
anti terhadap imperialisme Barat.
Sikap anti Sukarno terhadap imperialisme Barat semakin kentara
pada tindakannya yang menyeru negara- negara di dunia untuk tidak tunduk
terhadap blok- blok yang saling berseteru di kala itu sehingga kemudian lahir
Gerakan Non-Blok yang diinisiasi dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Non Blok di Bandung pada tahun 1955. 84 Indonesia kemudian menjadi
84 M Riza, Sihbudi dkk, Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah. Bandung: PT Eresco, 1993. hlm.
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
inisiator Gerakan Non- Blok yang banyak mendorong kemerdekaan di
negara- negara Asia- Afrika pada masa itu. Banyaknya inisiatif yang muncul
dari kebijakan luar negeri Indonesia pada masa itu menunjukkan bahwa
Soekarno secara serius mengagendakan pengakuan eksistensi Indonesia di
mata internasional dan pembentukan aliansi anti kolonialisme serta
imperialisme Barat dalam setiap kebijakan luar negeri Indonesia.
Perjalanan politik diplomasi Indonesia yang panjang telah banyak
mengeluarkan kebijakan luar negeri yang diambil Sukarno. Semua tujuan
Sukarno ini adalah untuk melawan neo-kolonialisme yang dijalankan pihak
Barat dengan mencari dukungan kepada negara-negara yang merasakan
penderitaan yang sama. Seperti halnya politik bebas aktif yang memunculkan
gerakan non-blok yang tidak memihak Blok Barat atau pun Blok Timur.
Akan tetapi, pada akhirnya dengan pergeseran haluan ke kiri gagasan
Sukarno ini mulai kehilangan arah dan menjadi akhir politik yang dijalankan.
Hal ini berdampak pada pergolakan politik yang terjadi di Indonesia yang
menyebabkan tragedi 30 September 1965.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melihat kembali pembahasan Hubungan Diplomasi Indonesia
dengan Negara-negara Arab pada Masa Pemerintahan Sukarno pada bab-bab
sebelumnya, maka pada bagian ini peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pasca kemerdekaan menjadi awal upaya pemerintah Indonesia di bawah
presiden Sukarno untuk menjalin kerjasama diplomasi dengan negara-
negara sahabat. Pada saat itu yang menjadi tujuan utama menjalin hubungan
diplomasi adalah mencari pengakuan kedaulatan Republik Indonesia yang
baru saja merdeka. Dalam hubungan diplomasinya Mesir merupakan Negara
pertama yang berada dikawasan Arab yang menjalin hubungan diplomasi
dengan negara Indonesia dan juga sebagai Negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Indonesia secara de facto maupun de jure. Selama
menghimpun kekuatan diplomasi terdapat berbagai macam hambatan yang
harus dihadapi para wakil diplomat Indonesia, terutama hambatan tersebut
datang dari pihak Barat yang mencoba untuk menghalangi usaha Indonesia
untuk menajlin hubungan diplomasi dengan pihak Arab.
2. Dalam perjalanannya hubungan diplomasi yang dijalin Indonesia terus
berkembang hingga meluas. Negara-negara Arab seperti Saudi Arabia,
Yordania, Irak, Mesir, Yaman, Syria, Afganistan semakin kuat
dukungannya kepada Indonesia untuk memberi pengakuan kedaulatan.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hingga permasalahan Indonesia sampai ke sidang keamanan PBB agar
dapat diselesaikan. Bantuan juga datang dari organisasi kuat seperti Liga
Arab yang merupakan himpunan-himpunan dari negara kawasan Arab
dengan usahanya melawan hambatan yang dating dari piha Barat terutama
Belanda. Saat itu juga kedutaan-kedutaan besar Indonesia mulai dibangun di
negara-negara Arab dengan tujuan untuk melanjutkan hubungan diplomasi
yang sudah dibangun terlebih dahulu.
3. Sedangkan pada jangka panjangnya melalui hubungan diplomasi ini bangsa
Indonesia memiliki cita-cita mewujudkan perdamian diselurah dunia. Usaha
Presiden Sukarno dalam mencari pengakuan kedaulatan terus dilakukan ke
jenjang dunia internasional. Presiden Sukarno juga mulai memberi
pengaruhnya ke dunia internasional dengan cita-citanya untuk
menghapuskan penjajahan diseluruh dunia. Pemimpin-pemimpin Negara
yang sudah merdeka dan belum merdeka mulai menghimpun kekuatan
bersama Presiden Sukarno. Pada tahun 1950-an banyak pertemuan-
pertemuan yang digagas oleh Presiden Sukarno dan dari negara-negara
sahabat seperti Konferensi Asia Afrika (KAA). Dalam konferensi terdapat
berbagai negara tidak hanya Asia Afrika, melainkan dari negara-negara
Arab. Saat itu juga sedang terjadi konflik yang melibatkan Blok Barat dan
Timur, hal ini dimanfaatkan Sukarno untuk menghimpun kekuatan yang
tidak memihak kedua Blok. Usaha ini dilakukan Sukarno agar dapat
bersaing dengan kedua Blok tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1988.30 Tahun Indonesia
Merdeka (1950-1964) Jilid 1..Jakarta: PT Citra Lamtoro Gung
Persada
Dhakidae, Daniel. 2013. “ Soekarno” Membongkar sisi-sisi hidup putra
sang fajar; Jakarta
Ganewati Wuryandari. 2008. Politik Luar Negeri Indonesia di tengah
Pusaran Politik Domestik. Jogjakarta : P2P LIPI – Pustaka Pelajar
Hasan Zein. 1980. Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta:
Bulan Bintang
College Ignatius. 1953. Dasar Politik Luar Negeri Indonesia, Jogjakarta:
Tintamas
Jusuf Badri. 1993 Kiat Diplomasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Jusuf Suffri. 1989. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia pustaka.
Mohammad Roem. 1986. Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI.
Jakarta: Gramedia.
Muhammad Ryas Rasyid. 2000. Makna pemerintahan. Jakarta: PT. Mutiara
Sumber Widya.
Muhammad Tahir Azhary. 2004. Negara Hukum. Prenada Media: Jakarata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Morgenthau J. Hans. 1990. Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Prospektif Majalah Ilmiah. 1992. Politik Luar Negeri Indonesia.
Yogyakarta: Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan
Rasyidi, H.M. 1978. “Sekitar Perjanjian Persahabatan Indonesia Mesir
Tahun 1947. Jakarta: Panitia Peringatan HUT Ke-32 Perjanjian
Persahabatan Indonesia - Mesir.
Roeslan Abdulgani. 1978. “Hubungan Indonesia dengan Mesir dan Timur
Tengah Sepanjang Sejarah.” dalam Sekitar Perjanjian Persahabatan
Indonesia-Mesir. Jakarta: Panitia Peringatan HUT Ke-32 Perjanjian
Persahabatan Indonesia Mesir.
Riza M. Sihbudi, dkk.1993. Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah.
Bandung: PT Eresco
Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta:
Graha
Starke, J. G., 1997. Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SILABUS
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 PLAYEN
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/semester : XII/I
N
o
Kompetensi Dasar Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1
.
3.1 Mengevaluasi
perkembangan dan
dampak Perang
Dingin terhadap
kehidupan politik
dan ekonomi
global
3.2 Mengevaluasi
sejarah organisasi
global dan regional
diantaranya : GNB,
ASEAN, OKI,
APEC, OPEC,
MEE, GATT,
Dunia pada
Masa Perang
Dingin dan
Perubahan
Politik Global
Perkembanga
n dan dampak
Perang Dingin
terhadap
kehidupan
politik dan
ekonomi global
Organisasi
global dan
regional
Mengamati:
Membaca
buku teks
mengenai Perang
Dingin, organisasi
global - regional
dan sejarah
kontemporer dunia.
Menanya:
Menanya dan
berdiskusi untuk
mendapatkan
klarifikas,
pendalaman dan
3.5.1 Menjelaskan
dampak perang
dingin bagi
perkembangan
politik Indonesia
3.5.2
Mendiskripsikan
bentuk
pemerintahan
Indonesia pasca
kemerdekaan
3.5.3 Menganalisis
Tes
Tertulis
(Uraian)
8 JP Hasan Zein.
1980.
Diplomasi
Revolusi
Indonesia di
Luar Negeri,
Jakarta:
Bulan
Bintang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
WTO, NAFTA dan
CAFTA
3.3 Mengevaluasi
sejarah
kontemporer dunia
antara lain
runtuhnya Pakta
Warsawa, Uni
Soviet, Jerman
Bersatu, Konflik
Kamboja, Perang
Teluk, Apartheid
di Afrika selatan,
Konflik
Yugoslavia dan
terorisme dunia
bagi kehidupan
sosial dan politik
global.
4.1 Membuat
kliping tentang
perkembangan dan
dampak Perang
Dingin terhadap
kehidupan politik
dan ekonomi
global.
4.2 Membuat
diantaranya:
GNB, ASEAN,
OKI, APEC,
OPEC, MEE,
GATT, WTO,
NAFTA dan
CAFTA
Sejarah
kontemporer
dunia antara lain
runtuhnya Pakta
Warsawa, Uni
Soviet, Jerman
Bersatu, Konflik
Kamboja,
Perang Teluk,
Apartheid di
Afrika selatan,
Konflik
Yugoslavia dan
terorisme dunia
bagi kehidupan
sosial dan politik
global.
perluasan
pemahaman
mengenai Perang
Dingin, organisasi
global - regional
dan sejarah
kontemporer dunia.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan
informasi dan data
lanjutan terkait
dengan pertanyaan
mengenai Perang
Dingin, organisasi
global - regional
dan sejarah
kontemporer dunia,
melalui bacaan,
media dan sumber-
sumber lain yang
terkait.
Mengasosiasikan:
Mengevaluasi
untuk mendapatkan
kesimpulan-
kesimpulan tentang
Perang Dingin,
organisasi global -
regional dan sejarah
keadaan politik
bangsa Indonesia
pasca
kemerdekaan
3.5.4 Menjelaskan
hubungan
Indonesia dengan
dunia luar di
bawah
pemerintahan
Sukarno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kliping tentang
sejarah organisasi
global dan regional
diantaranya : GNB,
ASEAN, OKI,
APEC, OPEC,
MEE, GATT,
WTO, NAFTA dan
CAFTA.
4.3 Merekonstruksi
salah satu peristiwa
sejarah
kontemporer dunia
seperti runtuhnya
Pakta Warsawa,
Uni Soviet, Jerman
Bersatu, Konflik
Kamboja, Perang
Teluk, Apartheid
di Afrika selatan,
Konflik
Yugoslavia dan
terorisme dunia
bagi kehidupan
sosial dan politik
global, dalam
bentuk tulisan atau
media lain.
kontemporer dunia,
melalui bacaan,
media dan sumber-
sumber lain yang
terkait.
Mengomunikasikan:
Membuat
kliping tentang
Perang Dingin dan
organisasi global -
regional dan tulisan
hasil rekonstruksi
tentang sejarah
kontemporer dunia.
Rubrik
Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2
.
3.4 Mengevaluasi
kebijakan
pemerintah dalam
bidang ekonomi,
politik dan militer
pada awal
kemerdekaan
sampai dengan
tahun 1950.
3.5 Mengevaluasi
secara kritis
peristiwa revolusi
nasional dan sosial
yang terjadi pada
awal-awal
kemerdekaan.
3.6 Mengevaluasi
secara kritis
hubungan
kausalitas
kebijakan politik
dan
pemberontakan
antara tahun 1948
– 1965.
4.4 Menyajikan
informasi dalam
bentuk tulisan
Perjuangan
Mempertahanka
n Integritas
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
Kebijakan
pemerintah
dalam bidang
ekonomi,
politik dan
militer pada
awal-awal
kemerdekaan
sampai 1950 .
Peristiwa
revolusi
nasional dan
sosial yang
terjadi pada
awal-awal
kemerdekaan.
Hubungan
kausalitas
kebijakan
politik dan
pemberontakan
antara tahun
1948 – 1965.
Mengamati:
Membaca
buku teks dan
melihat foto dan
gambar-gambar
berkaitan dengan
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
Menanya:
Menanya dan
berdiskusi untuk
mendapatkan
klarifikasi dan
pendalamam
pemahaman
tentang kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
3.6.1 Menjelaskan
arah kebijakan
politik luar negeri
Indonesia pasca
kemerdekaan
3.6.2
Menganalisis
strategi Sukarno
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
3.6.3
Mengidentifikasi
nilai-nilai para
tokoh-tokoh
dalam
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
Tes
Tertulis
(Uraian)
Rubrik
Video
4 JP Ganewati
Wuryandari.
2008. Politik
Luar Negeri
Indonesia di
tengah
Pusaran
Politik
Domestik.
Jogjakarta :
P2P LIPI –
Pustaka
Pelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tentang kebijakan
pemerintah dalam
bidang ekonomi,
politik dan militer
pada awal
kemerdekaan
sampai dengan
tahun 1950.
4.5 Merekonstruksi
peristiwa revolusi
nasional dan sosial
yang terjadi pada
awal-awal
kemerdekaan dan
menyajikan dalam
bentuk tulisan.
4.6 Merekonstruksi
hubungan
kausalitas secara
kritis hubungan
antara kebijakan
politik dan
pemberontakan
antara tahun 1948
– 1965, dalam
bentuk tulisan.
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan
informasi dan data
lanjutan terkait
dengan pertanyaan
dan materi tentang
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965, melalui
bacaan, media
gambar dan
sumber-sumber
lain yang
mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Mengasosiasikan:
Mengevaluasi
informasi dan data-
data yang didapat
untuk mendapatkan
rekonstruksi dan
tulisan tentang
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
Mengomunikasikan:
Menyajikan
hasil rekonstruksi
dalam bentuk
tulisan tentang
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kemerdekaan serta
hubungan kausalita
antara kebijakan
politik dan
pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
3
.
3.7 Mengevaluasi
pengaruh
Demokrasi Liberal
dan Demokrasi
Terpimpin
terhadap
kehidupan politik,
ekonomi, sosial,
budaya dan
pendidikan bangsa
Indonesia
4.7 Merekonstruksi
perkembangan
politik, ekonomi,
sosial budaya dan
pendidikan pada
masa Demokrasi
Liberal dan
Demokrasi
Terpimpin,
menyajikan dalam
bentuk tulisan.
Indonesia pada
Masa Demokrasi
Liberal dan
Demokrasi
Terpimpin
Pengaruh
Demokrasi
Liberal dan
Demokrasi
Terpimpin
terhadap
kehidupan
politik,
ekonomi,
sosial, budaya
dan pendidikan
bangsa
Indonesia
Mengamati:
Membaca
buku teks dan
melihat foto dan
gambar-gambar
berkaitan dengan
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
Menanya:
Menanya dan
berdiskusi untuk
mendapatkan
3.7.1 Menjelaskan
keadaan politik
Indonesia pada
masa Demokrasi
Terpimpin
3.7.2 Menguraikan
pengaruh
demokrasi
terpimpin bagi
masyarakat
Indonesia
3.7.3
Mendeskripsikan
hubungan luar
negeri Indonesia
pada masa
Demokrasi
Terpimpin
Tes
Tertulis
(Uraian)
4 JP Ratna
Hapsasri,M.
Adil,2013.
Sejarah
Indonesia
(jilid 2). PT
Gelora
Aksara
Pratama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
klarifikasi dan
pendalamam
pemahaman
tentang kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan
informasi dan data
lanjutan terkait
dengan pertanyaan
dan materi tentang
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
Rubrik
Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965, melalui
bacaan, media
gambar dan
sumber-sumber
lain yang
mendukung.
Mengasosiasikan:
Mengevaluasi
informasi dan data-
data yang didapat
untuk mendapatkan
rekonstruksi dan
tulisan tentang
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan
kausalitet antara
kebijakan politik
dan pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
Mengomunikasikan:
Menyajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
hasil rekonstruksi
dalam bentuk
tulisan tentang
kebijakan
pemerintah,
revolusi nasional
dan sosial pada
awal-awal
kemerdekaan serta
hubungan kausalita
antara kebijakan
politik dan
pemberontakan
antara tahun 1948-
1965.
4
.
3.10
Menganalisis
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
kemerdekaan dari
ancaman Sekutu
dan Belanda
4.10 Mengolah
Pembentukan
pemerintahan
pertama RI
Membaca
buku teks, melihat
gambar peristiwa-
peristiwa penting
sekitar proklamasi
kemerdekaan,
gambar tokoh-
tokoh proklamasi
kemerdekaan, dan
mengunjungi objek
sejarah terdekat
Membuat dan
3.8.1 Menjelaskan
pembentukan
pemerinatahn
pertama RI
3.8.2
Membandingkan
perubahan dan
perkembangan
politik masa awal
kemerdekaan
3.8.3 Menyebutkan
contoh makna
Tes
Tertulis
(Uraian)
4 JP Ratna
Hapsasri,M.
Adil,2013.
Sejarah
Indonesia
(jilid 2). PT
Gelora
Aksara
Pratama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
informasi tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
kemerdekaan dari
ancaman Sekutu
dan Belanda dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah
mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
tambahan yang
belum
dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama,dan tokoh-
tokoh proklamasi
Indonesia
Mengumpulkan
informasi terkait
dengan peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama, dan
tokoh-tokoh
pembentukan
pemerintahan
pertama Republik
Indonesia pada
awal kemerdekaan
dengan kehidupan
kebangsaan
Indonesia masa
kini
4.8.1 Membuat
laporan tertulis
tentang
Pembentukan
pemerintahan
pertama RI
Rubrik
Makalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
proklamasi
Indonesia. melalui
bacaan, internet
dan sumber-
sumber lainnya
Menganalisis
informasi dan data-
data yang didapat
baik dari bacaan
maupun dari
sumber-sumber
terkait untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama, dan
tokoh-tokoh
proklamasi
Indonesia
Melaporkan hasil
analisis dalam
bentuk cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sejarah tentang
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama, dan
menulis sejarah
perjuangan Bung
Karno dan Bung
Hatta
5
.
Tokoh
proklamator dan
tokoh lainnya
sekitar proklamasi
Membaca
buku teks, melihat
gambar peristiwa-
peristiwa penting
sekitar proklamasi
kemerdekaan,
gambar tokoh-
tokoh proklamasi
kemerdekaan, dan
mengunjungi objek
sejarah terdekat
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi
3.9.1
Mendiskripsikan
tokoh proklamator
dan tokoh lainnya
sekitar proklamasi
Indonesia
3.9.2 Menjelaskan
peran perjuangan
Bung Karno dan
Bung Hatta
3.9.3
Mengidentifikasi
nilai-nilai
perjuangan Bung
Tes
Tertulis
(Uraian)
4 JP Ratna
Hapsasri,M.
Adil,2013.
Sejarah
Indonesia
(jilid 2). PT
Gelora
Aksara
Pratama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tentang informasi
tambahan yang
belum
dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama,dan tokoh-
tokoh proklamasi
Indonesia
Mengumpulkan
informasi terkait
dengan peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama, dan
tokoh-tokoh
proklamasi
Indonesia. melalui
bacaan, internet
Karno dan Bung
Hatta
4.9.1 Membuat
laporan tertulis
tentang peran dan
nilai-nilai
perjuangan Bung
Karno dan Bung
Hatta
Rubrik
Makalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dan sumber-
sumber lainnya
Menganalisis
informasi dan data-
data yang didapat
baik dari bacaan
maupun dari
sumber-sumber
terkait untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama, dan
tokoh-tokoh
proklamasi
Indonesia
Melaporkan hasil
analisis dalam
bentuk cerita
sejarah tentang
peristiwa
proklamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan
pertama, dan
menulis sejarah
perjuangan Bung
Karno dan Bung
Hatta
6
.
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan dari
Ancaman Sekutu
dan Belanda
Bentuk dan
strategi
perjuangan
menghadapi
ancaman Sekutu
Bentuk dan
strategi
perjuangan
menghadapi
ancaman
Belanda
Membaca
buku teks dan
melihat gambar-
gambar peristiwa
penting dan
mengunjungi objek
sejarah terdekat
berkaitan dengan
perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
tambahan yang
belum
3.10.1
Mengidentifikasi
faktor-faktor
perjuangan bangsa
Indonesia dalam
mempertahankan
kemerdekaan
3.10.2
Menjelaskan
bentuk dan strategi
perjuangan dalam
menghadapi
ancaman sekutu
dan Belanda
3.10.3
Mengidentifikasi
nilai-nilai dari
Tes
Tertulis
(Uraian)
4 JP Ratna
Hapsasri,M.
Adil,2013.
Sejarah
Indonesia
(jilid 2). PT
Gelora
Aksara
Pratama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dipahami/ingin
diketahui sebagai
klarifikasi tentang
bentuk dan strategi
perjuangan bangsa
Indonesia dalam
menghadapi
ancaman Sekutu
dan Belanda
Mengumpulkan
informasi terkait
dengan bentuk dan
strategi perjuangan
bangsa Indonesia
dalam menghadapi
ancaman Sekutu
dan Belanda
melalui bacaan
dan/atau internet,
serta sumber
lainnya
Menganalisis
informasi dan data-
data yang didapat
dari bacaan
maupun dari
perjuangan dalam
mempertahankan
bangsa Indonesia
4.10.1 Membuat
laporan tertulis
tentang bentuk dan
strategi perjuangan
bangsa Indonesia
dalam menghadapi
ancaman Sekutu
dan Belanda
Rubrik
Makalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sumber-sumber
terkait lainya untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
bentuk dan strategi
perjuangan bangsa
Indonesia dalam
menghadapi
ancaman Sekutu
dan Belanda
Melaporkan
hasil analisis
dalam bentuk
cerita sejarah
tentang bentuk dan
strategi perjuangan
bangsa Indonesia
dalam menghadapi
ancaman Sekutu
dan Belanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 PLAYEN
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Integritas Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Sub Materi Pokok :
a. Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, politik dan
militer pada awal-awal kemerdekaan sampai 1950
b. Hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-negara Arab
pasca kemerdekaan
Alokasi Waktu : 4 JP (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti/KI:
Kompetensi Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kompetensi spiritual dan
sosial ditempuh melalui pembelajaran tidak langsung.
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI4: Kompetensi Ketrampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Mengevaluasi kebijakan
pemerintah dalam bidang
ekonomi, politik dan
militer pada awal
kemerdekaan sampai
dengan tahun 1950.
3.1.1 Menjelaskan latar belakang
terjalinnya hubungan diplomasi
Indonesia dengan negara-negara
Arab.
3.1.2 Menjelaskan perkembangan
hubungan diplomasi Indonesia
dengan negara-negara Arab.
3.1.3 Menjelaskan pengaruh hubungan
diplomasi Indonesia dengan negara-
negara Arab pada awal kemerdekaan
sampai tahun 1950
4.4 Menyajikan informasi
dalam bentuk tulisan
tentang kebijakan
4.1.1 Menyajikan informasi tentang
diplomasi Indonesia dengan negara-
negara Arab pada awal kemerdekaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pemerintah dalam bidang
ekonomi, politik dan
militer pada awal
kemerdekaan sampai
dengan tahun 1950.
sampai tahun 1950 dalam bentuk
makalah.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat
mengevaluasi kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, politik dan
militer pada awal kemerdekaan sampai dengan tahun 1950, sekaligus
menyajikan informasi dalam bentuk tulisan serta menguatkan semangat
kerjasama.
D. Materi Pembelajaran
1. Latar belakang hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-negara Arab.
- Upaya Menuju ke Arah Politik Diplomasi
- Liga Arab dan Indonesia
2. Perkembangan hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Negara-
negara Arab.
- Perjalanan Mencari Pengakuan dan Kedaulatan
3. Pengaruh hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-negara Arab.
- Pergerakan Sukarno dalam dunia internasional
- Masa depan diplomasi Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
E. Pendekatan/model/metode Pembelajaran:
Pendekatan pembelajaran : scientific learning
Model pembelajaran : discovery learning
Metode pembelajaran : tanya jawab, diskusi, penugasan.
F. Media/Alat dan Bahan
1. Alat
Laptop
LCD
2. Bahan :
Power point awal mula hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-
negara Arab
Media Audio Visual mengenai video menganalisis bentuk hubungan
diplomasi yang dijalin Indonesia dengan negara-negara Arab.
LKS
G. Sumber Belajar
Hasan Zein. 1980. Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Jakarta:
Bulan Bintang
AM, Sardiman dan Amurwani Dwi Lestariningsih. 2014. Sejarah
Indonesia Buku Siswa untuk SMA Kelas XI. Jakarta; Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Mohammad Roem. 1986. Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI.
Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
H. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Pertemuan I (2 x 45)
3.1.1 Menjelaskan latar belakang terjalinnya hubungan diplomasi Indonesia
dengan negara-negara Arab.
3.1.2 Menjelaskan perkembangan hubungan diplomasi Indonesia dengan
negara-negara Arab.
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Orientasi
Guru melakukan pembukaan
dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap
disiplin.
Apersepsi
Guru menyuruh siswanya
cerita pengalaman dengan
materi / tema / kegiatan
sebelumnya, materi di kelas
sebelumnya pada kelas XI
Motivasi
Guru memberikan gambaran
tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
Respon internasional terhadap
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Proklamasi kemerdekaan
Indonesia Pengakuan Mesir
terhadap kemerdekaan
Indonesia.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran Discovery
Learning.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru menayangkan gambar
tokoh-tokoh diplomat Indonesia
dalam hubungan diplomasi
Indonesia dengan negara-negara
Arab.
Menanya
Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
menanyakan atau mengomentari
tayangan gambar tokoh-tokoh
diplomat Indonesia
Mengumpulkan Informasi
Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
mengumpulkan informasi terkait
melalui buku bacaan, referensi
dan sumber internet.
Menalar/Mengasosiasi
Guru menanyakan pertanyaan
kepada peserta didik dalam
bentuk slide
Guru membagikan kertas kepada
peserta didik untuk menuliskan
jawaban pada lembar yang sudah
disediakan.
Mengkomunikasikan
Guru meminta beberapa pesera
didik untuk maju kedepan untuk
membacakan hasil gagasannya.
Peserta didik yang lain
menyimak dan mencatat
informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas
Kegiatan
Penutup
Peserta didik diberikan ulasan
singkat tentang kegiatan
pembelajaran dan hasil
belajarnya.
Peserta didik ditanyakan apakah
sudah memahami materi tersebut.
Guru memberikan tugas
15 menit
e
n
i
t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
selanjutnya berupa makalah
tentang hububngan diplomasi
Indonesia dengan Negara-negara
Arab.
Pertemuan II (2 x 45 menit)
3.1.3 Menjelaskan pengaruh hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-negara
Arab pada awal kemerdekaan sampai tahun 1950.
4.1.1 Menyajikan informasi tentang diplomasi Indonesia dengan negara-negara
Arab pada awal kemerdekaan sampai tahun 1950 dalam bentuk makalah.
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Orientasi
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin
Apersepsi
Guru menguji kemampuan siswanya
dengan menanyakan materi minggu lalu.
Motivasi
Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pengaruh dari hubungan diplomasi
Indonesia dengan Negara-Negara Arab
pada masa pemerintahan Sukarno.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran Discovery
Learning.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru menampilkan power point pengaruh
hubungan diplomasi Indonesia dengan
negara-negara Arab pada awal kemerdekaan
sampai tahun 1950.
Peserta didik mencermati materi di power
point.
Menanya/Mengasosiasi
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan materi yang telah
disampaikan.
Mengumpulkan Informasi
Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengumpulkan informasi terkait
melalui buku bacaan, referensi dan sumber
internet.
Mengasosiasi
Guru menanyakan pertanyaan kepada peserta
didik dalam bentuk slide
Guru membagikan kertas kepada peserta
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
didik untuk menuliskan jawaban pada
lembaran yang sudah disediakan.
MENGKOMUNIKASIKAN
Guru mengajak salah satu peserta didik untuk
menyampaikan hasil tugasnya di depan kelas
Peserta didik yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
presentasi di depan kelas.
Kegiatan
Penutup
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dibhaas pada pertemuan ini.
Peserta didik dengan bimbingan guru
melakukan refleksi terhadap pembelajaran
pada pertemuan ini.
Guru dan peserta didik menutup kegiatan
dengan mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini
berjalan dengan baik.
15 menit
I. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian:
1. Sikap : kuisioner (sikap kerjasama)
2. Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Keterampilan : Makalah
b. Bentuk Penilaian:
1. Sikap : lembar angket sikap berpikir logis dan sadar nilai-nilai sosial
(Lampiran1)
2. Pengetahuan : soal esai (Lampiran 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Keterampilan : rubrik makalah (Lampiran 3)
c. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
d. Pengayaan
Kreterian Ketuntasan Minimal yang harus dicapai adalah 7,5. Bagi siswa yang
sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
berikut:
Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan n<(ketuntasan) <n<n
(maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
Mengetahui
Yogyakarta, 18 Desember 2017
Dibuat Oleh
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Trianto Saputro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
1. Penilaian Sikap Kerjasama
No
Nama
Sikap Kerjasama Jml
Skor Menghargai Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
Adil
1.
2.
3.
4.
5.
Skor rentang antara 1-4: Nilai = Jumlah skor dibagi 5
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
Lampiran RPP (II) Lembar Penilaian Pengetahuan
Uji Kompetensi
a) Soal Essay
1. a. Jelaskan arti dari hubungan diplomasi!
b. Jelaskan latar belakang terjalinnya hubungan diplomasi dengan Negara-
Negara Arab!
2. Jelaskan perkembangan hubungan diplomasi Indonesia dengan Negara-
Negara Arab!
3. Jelaskan dampak hubungan diplomasi antara Indonesia dan negara-negara
Arab bagi Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
b) Soal Keterampilan (tugas makalah)
a. Buatlah makalah minimal 6 halaman dengan judul “perjalanan hubungan
diplomasi Indonesia dengan negara-negara Arab”!
Jawaban
a. Soal Essay
1. a. Arti diplomasi pada umumnya adalah perihal hubungan luar negeri antar
negara-negara tertentu. Hubungan tersebut terjadi karena kepentingan-
kepentingan nasional maupun internasional. Kulski Memberikan dua
buah pengertian karena penggunaan kata diplomasi adalah sinonim
dengan Foreign Policy , kebijaksanaan ataupun politik luar negeri.
b. Pasca kemerdekaan bangsa Indonesia belum resmi mendapatkan
pengakuan kedaulatan dari negara-negara lain. Oleh karena itu bangsa
Indonesia dibawah pemerintahan Sukarno mulai mengirim para
diplomat ke negara-negara lain untuk menjalin kerjasama dan mencari
dukungan untuk memperoleh kedaulatan. Melalui berbagai
pertimbangan dan sesame negara mayoritas penduduknya muslim
negara-negara kawasan Arab menjadi tujuan utama dikirimnya para
diplomat.
2. Pada perkembangannya hubungan diplomasi terus dijalin hingga
pemerintah Indonesia pun mulai mendirikan kedutaan-kedutaan besar di
Negara-Negara Arab untuk menindaklanjuti hubungan yang sudah
terjalin.
3. Sejak menjalankan hubungan diplomasi dengan negara-negara Arab
bangsa Indonesia mulai di akui di dunia internasional. Pengakuan
kedaulatan mulai diperoleh dan menjadi awal berkembangnya hubungan
diplomasi Indonesia dengan negara lain diluar negara-negara Arab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran RPP (III) Lembar Penilaian Keterampilan Rubrik Makalah
NO Nama Relevansi
1-4
Ketepatan
1-4
Kebahasan
1-4
Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
RINGKASAN MATERI
Hubungan Diplomasi Indonesia dengan Negara-negara Arab pada Masa
Pemerintahan Sukarno
1. Upaya Menuju ke Arah Politik Diplomasi
Pasca kemerdekaan keadaan politik luar negeri Indonesia terlihat kurang
kondusif. Sebagai Negara yang baru merdeka Indonesia membutuhkan
pengakuan yang resmi dari negara-negara lain baik secara de facto maupun de
jure. Hal ini bertujuan untuk menjadikan negara Indonesia sebagai Negara yang
resmi berdaulat. Dengan demikian bangsa Indonesia menjalankan politik luar
negerinya melalui menjalin hubungan diplomasi dengan negara lain.
Gb 1. Presiden Sukarno menjalin kerjasama dengan Negara-negara Arab
2. Perutusan Delegasi Indonesia Pertama
Pada 26 April 1946 Delegasi R.I. pimpinan Mr. Suwandi bertolak menuju
Kairo dalam acara pertemuan dengan para pemimpin Mesir dan negara-negara
Arab. Menteri Luar Negeri, Sekjen Liga Arab dan pemimpin-pemimpin rakyat
yang dinilai dapat diandalkan dan memiliki pengaruh dalam beroposisi dalam
hubungan luar negerinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Gb. 2. Delegasi Indonesia di Mesir
3. Liga Arab dan Indonesia
Mesir adalah sebuah negara Arab yang menjadi pelopor dan pemimpin organisasi
Liga Arab. Negara Republik Arab Mesir (Al-Jumhuriyyatul-Misri Al-‘Arabiyyah) beribu
kota Kairo. Hubungan Indonesia dengan Liga Arab sendiri sudah mulai terjalin
sejak masih bernama Kongres Pan Arab. Pada tanggal 6 September 1944 pihak
Indonesia menutus Ismail Banda dan Zein Hasan untuk menyampaikan tuntutan
yang diantaranya :
4. Pengakuan atas kemerdekaan Indonesia.
5. Jaminan kesatuan Indonesia seperti sebelum pendudukan asing dengan tidak
dibagi-bagi.
6. Ikut serta Indonesia dalam menentukan soal-soal perdamaian sesudah perang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Gb. 3. Dukungan dari Liga Arab
7. Pembukaan kedutaan di negara- negara Arab
Setelah selesai melakukan perjalanan dalam rangka misi diplomatik untuk
memperjuangkan pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia
perwakilan delegasi melanjutkannya dengan pembuatan keduataan Indonesia.
Dalam kesempatan ini pembicaraan mengarah pada pembentukan Keduataan
untuk kedua negara. Keputusan tersebut kemudian langsung disetujui oleh kedua
belah pihak.
Gb. 4. Kesepakatan kedua belah pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related