1
HUBUNGAN DAYATAHAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN DAYATAHAN
KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDAYUNG 500
METER PADA ATLET DAYUNG
PUTRI KOTA PADANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
OKTAVIANI
07104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2
3
4
5
ABSTRAK
Oktaviani / 2012 : Hubungan Antara Daya Tahan Kekuatan Otot Perut Dan
Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap
Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter Pada Atlet
Dayung Putri Kota Padang
Masih rendahnya kemampuan mendayung jarak 500 meter pada altlet
dayung putri Kota Padang. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat
hubungan daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan mendayung jarak 500 meter altlet dayung putri Kota Padang
Penelitian ini bersifat korelasional yaitu untuk mengetahui seberapa besar
hubungan variabel satu dengan yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah
atlet dayung putri Kota Padang berjumlah 15 orang, dan sampelnya berjumlah 15
orang yang dilaksanakan di Camp PODSI (Persatuan Dayung Seluruh Indonesia)
cabang kota Padang komplek Gor Haji Agus Salim pada bulan April 2012 dengan
menggunakan teknik total sampling yang dilandasi jumlah populasi yang terbatas.
Teknik pengolahan analisis data menggunakan analisis korelasi product moment
dan korelasi ganda dengan menggunakan uji liliefors sebagai uji normalitas data.
Berdasarkan perhitungan korelasi product moment, diperoleh; 1) Tidak
terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot perut dengan
kemampuan mendayung 500 meter atlet dayung putri Kota Padang karena didapat
thitung (1.322) < ttabel (1.771), 2). Terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot lengan dengan kemampuan mendayung 500 meter atlet dayung
putri Kota Padang karena didapat thitung (2.406) > ttabel (1.771), dan berdasarkan
perhitungan korelasi ganda diperoleh; 3) Terdapat hubungan yang berarti antara
daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan otot lengan secara
bersama-sama terhadap kemampuan mendayung 500 meter karena didapat Fhitung
(7.7) > Ftabel (3.88).
Kata Kunci : Daya Tahan Kekuatan Otot Perut, Daya Tahan Kekuatan
Otot Lengan, Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter
i
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa melimpahkan rahmat, hikmat, serta karuni-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Kekuatan Otot Perut
dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan
Mendayung 500 Meter Atlet Dayung Putri PODSI Kota Padang”.
Seterusnya shalawat beriringan salam, semogah selalu tercurah buat arwah
junjungan alam, Nabi Besar Muhammad SAW. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Olahraga pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (UNP).
Selama mengerjakan skripsi, penulis banyak mendapat bantuan baik
berupa moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak, dalam
menghadapi segala hambatan dan rintangan yang di alami. Tanpa semua itu,
belum tentu penulis mampu menyelesaikan skripsi. Oleh karenanya, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Eri Barlian, M.Si selaku pembimbing I
2. Bapak Dr. Tjung Hauw Sin, M.Pd. Kons selaku pembimbing II
3. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd, Drs. Umar Nawawi, M.Kes. AIFO, Drs.
Masrun, M.Kes, AIFO
4. Ketua Jurusan berserta seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Universitas Negeri Padang yng telah banyak membimbing
penulis selama penulis menimba ilmu.
ii
7
5. Seluruh anggota keluarga terutama kedua orang tua yang telah
memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis baik secara materil
maupun non materil.
6. Rekan-rekan mahasiswa/i seperjuangan.
Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan
kepada penulis, mendapat imbalan pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Amin. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan terutama bagi penulis sendiri.
Wassalam,
Penulis
iii
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 8
D. Perumusan Masalah ................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 10
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teoritis .......................................................................... 11
1. Olahraga Dayung ............................................................... 11
2. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Perut ........................ 15
3. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan ..................... 20
4. Kemampuan Mendayung ................................................... 26
B. Kerangka Konseptual ............................................................... 27
C. Hipotesis ................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 30
D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 30
iv
9
E. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 32
F. Instrumen Penelitian................................................................. 32
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisa Deskriptif .................................................................... 41
B. Analisa Data ............................................................................. 46
C. Pembahasan .............................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 54
B. Saran ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN .................................................................................................... 58
v
10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Uji Normalitas Otot Perut .......................................................................... 35
2. Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan .................................. 36
3. Deskripsi Data Daya Tahan Kekuatan Otot Perut...................................... 41
4. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Perut (X1) ........................ 42
5. Deskripsi data Daya Tahan kekuatan otot lengan ...................................... 43
6. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) ................... 43
7. Deskripsi data Kemampuan Mendayung ................................................... 45
8. Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter (Y) ............................................ 45
9. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Liliefors ................ 47
10. Korelasi Sederhana Variabel X1 dan Y ...................................................... 48
11. Korelasi Sederhana Variabel X2 dan Y ...................................................... 49
12. Korelasi Sederhana Variabel X2 dan Y ...................................................... 50
vi
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jenis Kekuatan Dilihat dari Manifestasinya ............................................... 17
2. Jenis Kekuatan Dilihat dari Bentuk Kontraksi Otot ................................... 18
3. Otot Perut ................................................................................................... 20
4. Otot Lengan Bawah Tampak Depan Belakang .......................................... 25
5. Kerangka Konseptual ................................................................................. 28
6. Posisi Awal Sit Up ..................................................................................... 33
7. Posisi Pelaksanaan Sit Up .......................................................................... 34
8. Posisi Pelaksanaan Gantung Siku Tekuk ................................................... 36
9. Atlet Sedang Melakukan Tes di Alat Rowing Machine............................. 37
10. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Perut............................................. 42
11. Histogram Daya Tahan Otot Lengan ......................................................... 44
12. Histogram Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter .............................. 46
vii
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Pengukuran Daya Tahan Kekuatan Otot Perut Atlet Dayung Putri
Kota Padang
2. Data Pengukuran Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Atlet Dayung
Putri Kota Padang
3. Data Pengukuran Kemampuan Mendayung 500 meter Atlet Dayung
Putri Kota Padang
4. Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Perut (X1)
5. Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
6. Uji Normalitas Kemampuan Mendayung 500 Meter (Y)
7. Tabel data daya tahan kekuatan otot perut (X1), daya tahan kekuatan otot
lengan (X2) dan kemampuan mendayung jarak 500 meter (Y)
sebelum dan sesudah diT-score
8. Uji Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Perut, Daya Tahan kekuatan
Otot Lengan dengan Kemampuan Mendayung 500 meter
9. Surat Izin Penelitian
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maalah
Masyarakat yang sehat merupakan persyaratan dasar atau modal
pendukung suksesnya segenap aspek pembangunan bangsa sebagaimana yang
kini giat-giatnya dilaksanakan. Pembanguan salah satunya dapat dilakukan
melalui olahraga, karena melalui olahraga diharapkan generasi penerus
mempunyai watak, kepribadian, keberanian, kedisiplinan, sportifitas, kerja
sama dan rasa tanggung jawab didalam sestiap individu.
Melalui olahraga juga dapat di jadikan sarana untuk memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa, dan juga dapat menjadi suatu kebanggan
apabila berprestasi melalui olahraga, yang dapat menjunjug nama baik, harkat
dan martabat baik ditingkat yang terendah sampai ke yang tertinggi. Menurut
Soebroto (Dalam Tarmizi, 1991:3) Melaui prestasi olahraga yang tinggi,
harkat dan martabat suatu bangsa akan terangkat dan terkenal oleh bangsa
lain.
Untuk mempermulus tercapainya prestasi yang lebih tinggi,
pemerintah pada saat sekarang ini sangat berperan aktif dalam meningkatkan
prestasi dalm berbagai cabang olahraga yang ada. Dengan cara menggalakan
berbagai cabang olahraga dengan semboyan “ Memasyarakatkan Olahraga
dan Mengolahragakan Masyarakat” salah satunya dengan mengadakan
perlombaan mulai dari tingkat daerah sampai pada tingkat Nasioanl ataupun
Internasioanal.
1
2
UU RI No.3 Tahun 2005 Tentang sistem Keolahragaan Nasional,
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan olahraga prestasi adalah olahraga
yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana,
berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi dengan ilmu dan teknologi
keolahragaan.
Prestasi dalam olahraga dapat dicapai dengan melakukan latihan yang
benar, secara terus menerus, terprogram serta menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi sesuai dengan cabang olahraga itu sendiri, karena olahraga itu
sendiri dibagi dua kelompok, yaitu olahraga individu dan olahraga beregu atau
tim. Setiap individu dapat memilih cabang olahraga yang ingin ditekuni sesuai
dengan bakat, kemapuan, minat, postur tubuh serta intelegensi. Salah satu dari
sekian banyak cabang olahraga yang dapat diikuti adalah olahraga dayung.
Olahraga ini adalah salah satu olahraga air yang dapat dimainkan secara
beregu atau tim maupun secara individu sesuai dengan pengelompokkannya.
Dayung yang semula merupakan alat transportasi saat ini dijadikan
sebagai salah satu cabang olahraga oleh manusia baik Indonesia maupun
dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Barlian(1999:1).
“Olahraga dayung sudah ada sejak manusia mengenal air dan perahu
oleh karena itu terdapat banyak jenis dan bentuk perahu dibelahan
bumi ini. Dayung modren berasal dari sejarah orang-orang kaya dan
pangeran di inggris (London) yang tinggal di luar kota . untuk pergi ke
kota mereka mengunakan perahu yang mewah dan dayung oleh
beberapa pendayung( tergantung kekayaan seseorang ) . supaya cepat
sampai ditujuan maka pendayungnya disuruh lebih cepat mendayung
perahunya. Hal ini cikal bakal perlombaan olahraga dayung”
Olahraga dayung dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
olahraga dayung tradisional dan olahraga dayung modren. Olahraga dayung
3
tradisional pada umumnya menggunakan jenis prilaku yang berbeda beda
menurut daerah masing-masing serta dengan ukuran yang berfariasi karna
jumlah pendayungnya juga berbeda.
Olahraga dayung modren seperti yang dikenal sekarang yang sering
dipertandingkan baik Indonesia maupun di Negara-negara tetangga, yakni
Rowing (Sculling dan sweep), Canoeing (kayak dan Canadian) serta
Traditional Boat Race (Dragon boat). Pebedaan yang khas dari berbagai
nomor tersebut adalah menyangkut karakteristik, jenis perahu dan cara serta
gerakan mendayungnya.
Perkumpulan olahraga dayung terkumpul dalam satu wadah bernama
persatuan olahraga dayung seluruh indonesia (PODSI) yang dibentuk pada
tanggal 15 April 1980. PODSI dalam organisasinya mempunyai strata
kepengurusan sebagai berikut:
1. Pengurus besar (PB): Meliputi seluruh indonesia
2. Pengurus provinsi (PENGPROV): Meliputi daerah tingkatI/propinsi
3. Pengurus cabang (PENGCAB) : Meliputi daerah tingkat
II/Kabupaten/Kota
Prestasi yang diperoleh PODSI Sumbar boleh dikatakan sangat rendah.
Sebab kenyataannya semenjak awal dikenalnya olahraga dayung di Sumatera
barat pada tahun 1986 hingga sekarang belum ada atlet Sumbar yang
menyumbangkan medali emas pada Pekan Oahraga Nasioanal (PON).
Atlet dayung seharusnya memiliki kemampuan kondisi fisik yang baik
karena kemampuan fisik yang baik akan menunjang prestasi atlet dayung.
4
Seperti yang diungkapkan oleh Lutan(1997:112) komponen kondisi fisik
yang harus dimiliki oleh seorang atlet yaitu “Daya tahan, kelentukan,
kekuatan, kecepatan, aglilitas, dan power”. Sejalan dengan pendapat tersebut
sesuai dengan tujuan olahraga dayung yang menuntut kekuatan dan kecepatan
yang dilakukan terus menerus sesuai dengan jarak yang diperlombakan yaitu
jarak 250 meter, jarak 500 meter, jarak 1000 meter dan 2000 meter. Untuk
memenuhi hal tersebut atlet dayung harus memiliki kemampuan komponen
kondisi fisik yang baik diantaranya dayatahan kekutan otot perut dan daya
tahan kekutan otot lengan.
Kekuatan Otot dan daya tahan otot merupakan komponen kondisi fisik
yang harus dimiliki oleh atlet dayung tidak akan bisa meningkatkan dan
mempertahankan kekutan dan kecepatan yang dimilikinya dalam mendayung
untuk menempuh jarak yang diperlombakan. Dari hasil yang peneliti dapatkan
selaku atlet dayung putri Kota Padang disaat mengikuti perlombaan dayung di
jarak 100 sampai 200 meter pertama atlet mampu menampilkan kemampuan
dayung yang bagus tetapi setelah lepas dari jarak tersebut hingga menuju
finish kekuatan dan dayatahan atlet sudah mulai berkurang karena mengalami
kelelahan otot dan menurunya kemampuan daya tahan. Seharusnya atlet
dayung harus mampu mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan
kecepatan dayung secara terus menerus dari Start hingga ke Finish.
Kemampuan mendayung yang baik salah satunya akan didapat melalui
program latihan yang memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dasar program
latihan yang baik menurut Bafirman (2006:83) prinsip latihan terdiri dari
5
“prinsip beban lebih, prinsip beban bertambah, prinsip latihan berurutan,
prinsip kekhususan, prinsip individual, prinsip pulih asal dan prinsip kembali
asal.”Akan tetapi hal ini belumlah dijalankan oleh pelatih maupun pengurus
atlet dayung Kota Padang, program latihan atlet hanya terfokus pada latihan di
air saja secara bersama-bersma tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar
program latihan tersebut.
Untuk mencapai prestasi dalam olahraga tidaklah mudah, perlu adanya
usaha dan kerja keras dari olahragawan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Sugiyono (2000: 1) untuk mencapai prestasi olahraga perlu
persyaratan antara lain:
(1) bakat, minat, dan motivasi berolahraga sipelaku (Atlet), (2)
dukungan moral dan materil dari keluarga, (3) proses pembinaan
secara berkesinambungan, terprogram, menggunakan pendekatan dan
metode yang baik, dalam waktu yang relatif lama,(4) dukungan sarana
dan prasarana yang memadai, (5) kondisi lingkungan fisik, geografis
klimatologi, dan cultural yang kondusif.
Berdasarkan pendapat Sugiyono di atas, syarat untuk mencapai prestasi
adalah melalui proses latihan yang baik. Bompa dan Yunus (1992: 178)
menjelaskan “Untuk mencapai prestasi puncak diperlukan waktu latihan yang
kontinue dan berkesinambungan selama 8-10 tahun, yang dibagi selama tiga
tahap yaitu: (1) tahap pemula latihan tingkat dasar (2) tahap menengah: latihan
membentuk kondisi fisik (3) tahap spesialisasi yaitu: tahaap untuk mencapai
prestasi puncak”.
Arena latihan dayung dapat berupa sungai yang lebar dengan lintasan
yang lurus, danau, dan laut. Seharusnya arena latihan yang digunakan untuk
6
peningkatan kemampuan dayung membutuhkan jarak yang lebih panjang
sekitar 2000 meter atau lebih. Hal ini di dasarkan pada penggunaan prinsip
beban lebih menurut Lutan (1997:94)yang mengatakan bahwa “ prinsip beban
lebih atau overload principle adalah prinsip latihan yang menekankan pada
pembebanan yang lebih berat dari pada yang mampu di lakukan saat
itu”.sementara itu arena latihan yang biasa digunakan Atlet dayung putri kota
padang untuk latihan hanya berjarak 850 meter. Hal ini tentu saja tidak
sejalan dengan prinsip beban lebih atau overload principle karena hal inilah
atlet dayung putri kota padang kurang memiliki dayatahan kekuatan otot perut
dan daya tahan kekuatan yang baik karena belum optimalnya program latihan
yang diberikan.
Tim dayung putri kota padang mulai dibentuk sejak tahun 2005
sehingga sekarang tahun 2012. Dalam rentang waktu itu tim dayung putri kota
padang telah banyak meraih prestasi jika pembinaan dengan baik maka akn
terbentuk atlet yang berprestasi baik. Pembinaan prestasi yang baik apabila
didukung oleh prestasi akan tercapai apabila didukung oleh factor internal dan
eksternal dari atlet itu sendiri. Sementara prestasi yang diperoleh tim dayung
putri kota Padang boleh dikatakan belum baik untuk melihat persaingan
kedepan yang akan dihadapi tim dayung putri kota Padang yang akan
mewakili Sumatera barat pada PON XVIII di RIAU tahun 2012 mendatang.
Adapun hasil yang pernah diraih tim Dayung Putri kota Padang
dalam Kejurnas Dragon Boat tanggal 3-4 Desember 2009 di Palembang
Sumatera Selatan yang lalu yakni mampu meraih 3 mendali emas (jarak 500
7
meter 22 pendayung, jarak 250 meter 22 pendayung dan jarak 500 meter 12
pendayung ) dan 1 perunggu (jarak 250 meter 12 pendayung) dari 4 nomor
yang di perlombakan untuk tim putri kota padang yang turun mewakili nama
Sumatera barat mampu meraih nomor dalam kejurnas tersebut karna jumlah
peserta minim dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia hanya 4 provinsi
yang mengirim tim dayung putrinya. Sementara itu dalam memperoleh
kejuaraan Nasional Prakualifikasi Prapon yang diadakan tanggal 11-21
Desember 2012 di Cipule, jawa barat dan diikuti peserta sebanyak 11 tim
dayung putri, hasil yang didapatkan tim dayung putri kota Padang hanya
mampu mnedapatkan rangking 7 (nomor 12 pendayung jarak 500 meter).
Sedangkan untuk jarak perlombaan 500 meter atlet untuk lebih
memiliki tingkat dayatahan otot perut dan otot lengan yang tinggi , karena
dari start sampai finish, baik kekuatan, kecepatan maupun prequensi dayungan
yang dilakukan dengan intensitas yang tinggi . Bahkan tak jarang atlet disini
mengalami kelelahan dan bahkan sering tejadi atlet tak mampu lagi
menggerakkan tangan dan kakinya di karenakan terjadinya akumulasi asam
laktat yang berlebihan pada otot yang aktif, serta gangguan pernafasan
dikarenakan kurangnya asupan oksigen di tubuh.
Kendala ini bisa jadi diakibatkan karena kurangnya kemampuan
komponen kondisi fisik dan kemampuan organ tubuh yang dimiliki oleh tubuh
yang dimilki atlet dayung putri kota padang.
Berdasarkan uraian diatas muncullah bermacam pertanyaan tentang
factor-faktor apa saja yang membuat perkembangan prestasi olahraga dayung
8
dapat di tingkatkan secara optimal dan bisa berprestasi dengan baik. Sehingga
peneliti tertarik untuk mengungkap secara ilmiah dalam bentuk penelitian
“Apakah terdapat hubungan dayatahan kekuatan Otot Perut Dan Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan mendayung 500 Meter Atlet
Dayung Putri PODSI Kota Padang”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, terlihat beberapa factor yang dapat
mempengaruhi kemampuan mendayung atlet diantaranya:
1. Apakah daya tahan kekuatan otot perut berhubungan dengan kemampuan
mendayung 500 meter
2. Apakah daya tahan kekuatan otot lengan berhubungan dengan kemampuan
mendayung 500 meter
3. Apakah kondisi fisik mempengaruhi kemampuan mendayung
4. Apakah program latihan mempengaruhi kemampuan mendayung
5. Apakah sarana dan prasarana latihan mempengaruhi kemampuan
mendayung
6. Apakah Penguasaan taktik, teknik dan srategi mempengaruhi kemampuan
mendayung
C. Pembatasan Masalah
Melihat banyaknya factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dayung
Atlet , karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga serta kemampuan yang
peneliti milki, maka variable yang akan di teliti terbatas pada masalah
9
“hubungan daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan mendayung 500 meter Atlet putri Podsi Kota Padang“.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan,
maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuska sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan daya tahan kekuatan otot perut dengan
kemampuan mendayung 500 meter.
2. Apakah terdapat hubungan daya tahan kekuatan otot lengan dengan
kemampuan mendayung 500 meter.
3. Apakah terdapat hubungan daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan
kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan kemampuan
mendayung 500 meter.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot perut Atlet dayung putri
kota padang
2. Untuk mengetahui hubungan antara daya tahan kekuatan otot lengan Atlet
dayung putri kota padang.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mendayung jarak 500
meter atlet dayung putri kota padang
10
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian , maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat berguna bagi:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
2. Sebagai masukan bagi pengurus Pengcab PODSI Kota Padang dalam
meningkatkan perkembangan prestasi olahraga dayung
3. Sebagi masukan bagi Pembina da pelatih dalam pengembangkan olahraga
dayung di Kota Padang.
4. Sebagai tambahan bacaan bagi atlet dayung untuk mencapai prestasi yang
lebih baik
5. Sebagai sumbangan bahan kepustakaan bagi mahasiswa FIK UNP
6. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
11
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Olahraga Dayung
Dayung sudah ada sejak manusia mengenal air dan perahu, oleh
sebab itu terdapat berbagai jenis perahu dibelahan bumi ini. Olahraga
dayung yang ada saat ini adalah memodifIkasi dari bermacam-macam
cara dan kebiasaan orang mendayung diseluruh pelosok dunia (Eri
Barlian, 1998:1)
Olahraga dayung merupakan bagian dari beberapa cabang
olahraga perairan yang ada di Indonesia, disamping itu Indonesia
merupakan Negara bahari dengan banyak memiliki pulau-pulau, karena itu
dayung juga digunakan sebagai alat tranportasi , sebelum berkembangnya
zaman sampai ada transportasi yang lebih canggih, seperti kapal laut yang
ada saat sekarang ini.
Olahraga dayung adalah suatu gerakan olahraga untuk menjalankan
perahu dengan atau tanpa juru mudi ,oleh tenaga manusia dari seorang
pendayung atau lebih menggunakan pengayuh sebagai alatnya (Dirjen
Diklusepora, 1992-1993).
Olahraga dayung ini telah banyak dipertandingkan pada even-even
ini Nasional dan internasional, baik untuk putra maupun putri. Olahraga
dayung ini terdiri dari beberapa nomor yang dipertandingkan yaitu:
11
12
Rowing(sculling dan sweep), canoeing (kayak, Canadian,dan canopolo)
dan tradisional Boat Race.
1. Rowing merupakan dayung yang gerakan dayungnya membelakangi
arah tujuan/ mundur, posisipendayung duduk di tempat duduk yang
dapat bergerak mundur dan bergerak kearah buritan perahu . tangkai
dayung yang digunakan untuk mengayuh terletak pada sisi kiri dan sisi
kanan perahu yang disangga oleh set alat penyangga / rigger
(Stephen,1990).
2. Canoeing (kayak) merupakan dayung yang gerkannya menghadap
kearah tujan atau maju, posisi pendayung duduk di tempat duduk dan
tidak bergerak. Pengayuh untuk jenis seperti ini memiliki dua daun
dayung kiri dan kanan. Canoeing(Canadian) merupakan dayung yang
menghadap kea rah tujuan atau maju , posisi pendayung jongkok
dengan satu lutut kiri atau kanan bertumpu pada busa yang ada dilantai
perahu. Pengayuh untuk jenis Canadian ini memilki satu daun dayung
saja, dayung jenis ini hanya untuk putra saja .Canoeing (canopolo)
merupakan dayung yang hampir mirip dengan polo air, hanya saja
perbedaaannya memakai perahu dalam prmainannya serta jumah
pemainnya sebanyak lima orang dengan satu orang kipper atau penjaga
gawang.
3. Tradisional Boat Race
Cara mendayung Tradisional Boat Race menurut Barlian (1999:10)
adalah “cara duduk menghadap kedepan dan setiap pendayung
13
memegang sebuah dayung sebagai pengayuhnya (dayungnya) “.
Olahraga dayung berkembang di Indonesia di dasari oleh perahu-
perahu tradisional yang hampir seluruh Indonesia memiliknya.
Perkembangan olahraga dayung di Indonesia lebih banyak berfokus
pada dayung tradisional.
Organisasi yang membidangi olahraga ini terbentuk pada tahun
1956 yang pada awalnya mengelola lima cabang olah raga yaitu: layar,
selam, dayung, dan perahu motor. Nama organisasi yang membawahi
cabang tersebut adalah PEROPI (Persatuan Olahraga Perairan Indonesia) .
saat berlangsungnya PON IX tahun 1977 diadakan kongres PEROPI yang
membuat cabang- cabang yang bernaung di bawah PEROPI diganti
dengan nama menjadi FOPINDO (Federasi Olahraga Perairan Indonesia),
dan memerintahkan pada anggotanya membentuk kepengurusan sendiri,
agar menjadi induk organisasi anggota KONI pusat dengan memakai nama
PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia). PODSI
dikukuhkan dengan surat keputusan KONI Pusat No.029 Tahun1980
tertanggal 15 April 1980. Bulan Oktober 1980 PODSI untuk pertama
kalinya mengadakan Kejuaraan Nasional dalam rangka babak kualifikasi
PON X di Jakarta (Eri Barlian,1999:4).
Olahraga dayung itu sendiri adalah satu cabang olahraga perairan
yang menggunakan aktifitas fisik/ segenap kemampuan organ gerak untuk
menggerakkan suatu benda (perahu) dengan menggunakan pengayuh
(dayung) membutuhkan kondisi fisik yang prima serta kemampuan
14
segenap organ tubuh dan memilki koordinasi yang tinggi dalam teknik
mendayung.
Dalam olahraga dayung atlet di tuntut harus memiliki kemampuan
kondisi fisik yang sangat prima. Sebab jarak yang di perlombakan cukup
jauh yaitu 250 meter,500 meter dan 1000 meter. Dari jarak-jarak
perlombaan ini maka akan sangat dibutuhkan kemampuan komponen-
komponen kondisi fisik seperti daya tahan otot, kekuatan, kecepatan,
kelenturan dan keseimbangan.
Pelaksaaan teknik dayung tidak hanya bisa dilakukan diair saja tapi
juga didarat menggunakan alat berupa Rowing Machine (Ergometer). Alat
ini berguna untuk melatih teknik-teknik untuk jenis Rowing. Sebelum
latihan di air atlet terlebih dahulu harus mengusai teknik-teknik dayung di
Rowing Machine karena pelaksanaan rangkaian gerakan posisi tubuh di
Rowing Machine sama dengan pelaksaan dayungan di air dengan
mennggunakan perahu Rowing Machine. Selain itu Rowing Machine
berguna untuk melatih kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan Continiuitas
gerakan. Alat ini dilengkapi dengan layar monitor yang telah diprogram,
sehingga diatur berapa jarak,waktu, beban tarikan, stroke/speed gerakan
yang akan dilakukan.
Pelatih juga dapat memantau perkembangan atlet sesuai dengan
progaram latihan yang diberikan pada setiap latihan, dan mengetahui
meningkatkan kecepatan, kekuatan dan daya tahan atlet dalam
mendayung. Selain sebagai alat untuk latihan Alat Rowing Machine
15
(Ergometer). Alat Rowing Machine juga dapat dimodifikasi agar
pelaksanaan gerakan jenis dayung sama dengan mendayung untuk jenis
dayung Traditional Boat Race (Dragon Boat).
2. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Perut
a) Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot
Kekuatan merupakan salah satu bentuk komponen kemampuan
kondisi fisik. Tanpa adanya kekuatan orang tidak bisa melakukan
semua aktifitas yang dilakukan sehari. Khusus dalam olahraga
adakalanya diperlukan bentuk-bentuk kekuatan yang berbeda satu
sama lainnya sesuai dengan tuntutan dari tiap-tiap cabang olahraga.
Berapa besar kekuatan yang dibutuhkan serta jenis kekuatan mana
yang diperlukan sangat tergantung pada jenis cabang olah raganya.
Menurut Bompa dalam Syafiruddin (2011:98) mengatakan bahwa
“Kekuatan adalah kemampuan otot saraf untuk mengatasi beban
internal dan beban eksternal.”
Sedangkan kekuatan menurut pendapat Pate (1993:181) adalah:
“Tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau
bentuk dari suatu benda . gerakan mendorong dan menarik
dapat mengakibatkan suatu benda mulai bergerak, berhenti atau
berubah arah tergantung pada sifat fisik benda dan besarnya
kekuatan, titik tumpuan dan arah kekuatan. Kebanyakan
kemampuan olahraga tertentu gerakan-gerakannya disebabkan
oleh kekuatan yang dihasilkan kontraksi otot, kekuatan, gaya,
berat, dan kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar atau
orang lain”.
16
Sementara itu Apriagus (2007:57) mengatakan bahwa
“kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
menahan atau menerima beban sewaktu bekerja. Disamping itu
kekuatan dapat di perlihatkan dengan kemampuan individu untuk
menarik, mendorong, mengangkat atau menekan sebuah objek atau
menahan tubuh dalam posisi menggantung.
Jenis kekuatan menurut Syarfuddin (1999: 38)”dibagi menjadi
3 macam yaitu:
a. Kekuatan maksimal
Kekuatan maksimal merupakan kemampuan otot untuk mengatasi
beban atau tahanan secara maksimal. Kekuatan ini merupakan jenis
kekuatan yang terbesar yang dapat digunakan untuk mengatasi
baban atau tahanan yang baik secara statis maupun secara dinamis.
b. Kekuatan kecepatan (power)
Merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban/tahanan
dengan cepat kontraksi yang tinggi. Kemampuan ini merupakan
kombinasi antara kekuatan dan kecepatan.
c. Daya tahan kekuatan
Merupakan kombinasi antar kekuatan dan daya tahan. Daya tahan
kekuatan adalah kemampuan otot untuk mempertahankan atau
mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam
waktu yang relative lama”
17
Pada Gambar berikut ini akan terlihat bentuk-bentuk kekuatan
yang dipergunakan:
Gambar 1. Jenis Kekuatan dilihat dari Manifestasinya
(Syafruddin, 1999: 38)
Dan jika kekuatan dilihat dari bentuk kontraksi otot maka kekuatan
dapat dibedakan menjadi 3 bentuk menurut Syafruddin (1999: 38) kekuatan
dapat dibedakan atas:
1. Kekuatan Isotonik (dinamis) merupakan kemampuan otot untuk mengatasi
beban/tahanan dimana otot berkontraksi secara isotonic (dinamis). Pada
kontraksi isotonik ini terjadi perubahan panjang otot, tetapi tegangannya
tetap sama seperti latihan kekuatan otot pada saat kontraksi, maka dapat
dilihat adanya perubahan suatu gerakan anggota-anggota tubuh secara
dinamis yang disebabkan memanjang dan memendeknya otot. Latihan
kekuatan isotonic ini sangat diperlukan sekali dalam meningkatkan
kekuatan otot lokal.
KEKUATAN
KEKUATAN
MAKSIMAL
KEKUATAN
KECEPATAN
KEKUATAN
DAYA TAHAN
18
2. Kekuatan Isometrik (statis) merupakan kemampuan otot untuk mengatasi
beban atau tahanan dimana otot berkontraksi secara isometric (statis).
Dengan kata lain kemampuan otot untuk mengatasi beban secara statis.
Pada kontraksi isometrik ini tidak terlihat adanya gerakan, akan tetapi otot
berkontraksi tinggi dengan tidak mengalami perubahan panjang.
3. Kekuatan Auxotonik. Merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban
atau tahanan dimana otot berkontraksi secara ouxotonik. Pada kontraksi ini
tidak hanya panjang otot yang mengalami perubahan, tetapi juga
tegangannya (tension). Merupakan perpaduan antara kontraksi isotonic dan
kontraksi isometrik.
Kontraksi otot yang dimaksud di atas dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
Gambar 2. Jenis Kekuatan dilihat dari bentuk kontraksi otot.
(Syafruddin, 1999:39)
Secara lebih mudah dapat diketahui disini bahwa kekuatan otot adalah
seberapa besar otot dapat melakukan gaya angkat, atau berapa kilo barbell
KEKUATAN
ISOTONIK
(DIMANIS)
ISOMETRIK
(STATIS)
AUXOTONIK
(KOMBINASI)
19
yang mampu di angkat, 100 kilogram, 200 kilogram. Daya tahan otot adalah
seberapa lama energy otot yang dapat bertahan sampai habis untuk dipakai
terus menerus tanpa istirahat untuk beraktifitas atau seberapa lama seseorang
dapat kuat mengangkat 100 kilogram barbell tanpa berhenti, 10 menit atau 1
jam.
b) Hakikat Kekuatan Otot Perut
Kekuatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk
menunjang aktifitas fisik secara fisik keseluruhan, karena kekuatan
merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Darwis (1999)
menyatakan “kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik, tanpa
kondisi fisik orang tidak bisa melompat, mendorong, menarik, menahan,
mengangkat dan lain sebagainya.
Secara fisiologis, kekuatan otot perut adalah kemampuan otot perut
atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara
maksimal melawan tekanan (M. Sajoto, 1988: 77). Apabila seorang atlet
dayung memiliki otot yang kuat tidak menutup kemungkinan kekuatan
yang dimiliki akan lebih baik. Kekuatan otot perut sama pentingnya
dengan otot-otot lain, dimana otot perut lebih berpengaruh terhadap
seluruh kegiatan dari badan atau tubuh karena otot perut merupakan pusat
dari keseluruhan gerakan (A.Kamiso, 1988: 80)
Untuk meningkatkan kekuatan, latihan yang sering digunakan
pelatih adalah: Weight Training, Sircuit Training, dan Interval Training.
Disamping bentuk-bentuk latihan lain, seperti latihan sit-up, karena sit up
20
bertujuan untuk mengukur daya tahan otot-otot perut (Remmy Muchtar,
1992: 82).
Gambar 3. Otot Perut
(http//blogspot.com)
3. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
a) Hakikat Daya Tahan Kekuatan
Daya tahan kekuatan (strength or muscle endurance) adalah
kemampuan sekelompok otot syaraf untuk mengatasi beban dan tahanan
kekuatan dalam waktu yang relative lama dan dengan frekwensi/repetisi
gerakan yang banyak. Kemampuan ini merupakan kombinasi antara
kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance), atau dengan kata lain
bahwa daya tahan kekuatan dibangun dari unsur daya tahan dan kekuatan
21
Menurut Jonath/Krempel (1981:31) daya tahan kekuatan adalah
kemampuan otot untuk mengatasi dan atau mempertahankan kelelahan
yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relative lama.
Kinerja daya tahan kekuatan ini dapat dilihat dari dua aspek
yaitu dari aspek waktu dan repetisi gerakan. Dari aspek waktu, seberapa
lama seseorang atlet mampu mempertahankan beban kekuatan pad
kontraksistatis dan dinamis. Sedangkan dari aspek repetitisi, beberapa
banyak seseoarang atlet mampu melakukan beban kekuatan secara
berulang dengan jumlah repetitisi yang banyak. Daya tahan kekuatan
menunjukan kemampuan seseorang melakukan unjuk kerja kekuatan
secara berulang dalam waktu yang relative lama/panjang.
Jika dikaitkan dengan intesitas dan durasi kerjanya, maka daya
tahan kekuatan dengan intesitas beban rendah dan dayatahan kekuatan
dengan intesitas beban tinggi. Kedua pengertian daya tahan ini justru
menurut Bomba dan Haff (2009) dalam syafrudin merupakan klasifitasi
dayatahan yang perlu dipahami untuk penerapan latihan dayatahan secara
benar.
Pada daya tahan kekuatan dengan intensitas beban rendah dapat
dilakukan dengan repetisi yang banyak dan dengan durasi beban yang
cukup lama, seperti melakukan loncat-loncat kecil diatas lantai selama
beberapa menit. Sedangkan pada dayatahan kekuatan itensitas beban
tinggi, diberi pembebanan kekuatan dengan intensitas tinggi yang
dilakukan dalam tempo singkat dan dengan jumlah repetisi yang kecil.
22
Dalam hal ini berlaku pembebanan dengan menggungakan sistim pyramid,
dimana semakin tinggi intensitas beban maka semakin jumlah repetisi
beban.
Arsil (2008:46-49) mengemukakan faktor yang mempengaruhi
daya tahan sebagai berikut :
1. Keturunan
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Biokimia
5. System persyarafan
6. Kemauan dan ketekunan
7. Kapasitas aerobic
8. Kapasitas anaerobic
9. Aktivitas fisik
Dayung merupakan salah satu cabang olahraga yang
membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya
tahan sangat di butuhkan sebagai kemampuan organisme atlet untuk
mengatasi kelelahan yang timbul sewaktu melakukan aktivitas dalam
perlombaan. Seorang atlet dayung harus dapat meningkatkan kebugaran
jasmani dengan cara meningkatkan Vo2 max. Apabila tingkat Vo2 max
yang tinggi, kualitas aktivitas yang berat seperti kemampuan mendayung
secara terus menerusakan dapat dipertahan kan dengan tempo tetap tinggi
selama kegiatan pertandingan berlansung. Pada suatu pertandingan
seseorang atlet dituntut agar mampu bergerak dinamis untuk
memprtahankan pernampilan dalam setiap momen yang ada.
23
b) Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi
sebagi alat penggerak bagian atas. Bergeraknya dari bagian tubuh ini untuk
mengatasi tahan atau beban sewaktu melakukan aktifitas gerak olahraga
atas perintah otak melalui system syaraf pusat. Gerakan terjadi melalui
imformasi atau ransangan yang masuk kedalam system syaraf pusat
kemudian dari system syaraf pusat ini diperintahkan ke alat gerak dan
dalam hal ini alat geraknya adalah otot lengan.
Untuk mendapatkan hasil dayung yang baik maka sangat
diperlukan kekuatan otot lengan. Dalam olahraga dayung kekuatan yang
dimaksud disisni adalah dayatahan kekuatan dari otot lengan. Karena
kekuatan yang dipakai dalam mendayung untuk jarak perlombaan dayung
adalah dayatahan dari kekuatan otot lengan. Untuk jarak 500 meter
penggunaan kekuatan otot lengan berfungsi disaat lepas dari jarak 100-200
meter menuju finish, apabila kekuatan otot lengan atlet tidak baik maka
atlet tidak bisa mempertahankan dan meningkatkan laju perahu untuk
mendahului perahu lawan. Sebaliknya bila atlet memiliki daya tahan
kekuatan pada otot lengannya setelah lepas dari jarak tersebut atlet masih
mampu untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan dayungnya serta
mampu mempertahankan kekuatan dan kecepatan dayungan yang telah
dibentuknya tersebut sehingga perahu akan melaju dengan cepat sampai ke
finish.
24
Analisa mengenai otot-otot yang bekerja disaat mendayung yaitu
sebagai berikut:
1) Otot trisep merupakan otot yang berkontraksi disaat merengkuh
dayung. Otot ini mempunyai tiga hulu yaitu hulu panjang, hulu lateral,
dan hulu medialis. Hulu panjang dan hulu lateral menepati bidang
yang dangkal, sedangkan hulu medial terletak pada bidang yang lebih
dalam.
2) Biceps brechii dan breachilis terdapat pada bagian lengan atas.
Fungsinya melekuk siku dan memutar lengan bawah, sehingga telepak
tangan dapat menghadap kebawah dan keatas. Sedangkan brachialis
terletak dibawah bicep. Fungsinya membantu biceps. Otot ini terbagi
atas tiga bagian :lanteral, medial, dan antenior yang menyatu pada satu
tendon. Otot biceps dan brachilialis berkontraksi pada lengan yang
berada diposisiatas yang bertugas untuk menahan pendayung dan
menekan pendayung kebawah.
3) Otot-otot yang berkontraksi pada lengan yang berada dibagian bawah
yang bertugas untuk merekul dayung yaitu otot lengan yang bagian
bawah seperti pronator terez, tot sopinator, pronator quadrates.
4) Otot pendukung yaitu Otot Deltoid, otot ini adalah otot yang
membentuk bahu. Terdiri dari tiga dan tiga kumpulan serabut otot,
masing-masing berpangkal dititik yang berbeda namun ujungnyan
bertemu disatu tempat, yaitu otot lengan atas. Antonel deltoid
berpangkal dan bagian depan bahu, menempel pada tulang selangka.
25
Fungsinya membantu mengangkat lengan keatas dan kedepan. Serta
memutar lengan kearah dalam. Lateral Deltoid terletak diantara
posterior dan antoner. Berfungsi menggerakaan lengan kearah samping
dan membentuk posterior dan anterior.
Gambar 4. Otot Lengan Bawah Tampak Depan Belakang
Sumber (http//blogspot.com)
Kekuatan otot lengan atlet dayung harus di perhatikan oleh
Pembina dan pelatih dayung dalam melatih dayung. Untuk itu seorang
pelatih harus membuat program latihan yang berguna untuk peningkatan
kekuatan otot lengan, salah satunya dengan latihan beban.
Menurut Lutan (1997:123) metode latihan beban yang dapat di
gunakan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan sebagai berikut :
26
1. Two arms press : beban di angkat ke atas setinggi dada sehingga ke
dua lengan lurus. Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot lengan,
bahu dan pundak
2. Two arms curls : beban di angkat dengan membengkokkan lengan
pada siku dan siku tetap di samping badan. Latihan ini bertujuan untuk
memperkuat otot biceps
3. Trisep stretch : beban yang di pegang di belakang leher di angkat
dengan kedua siku diluruskan. Latihan ini bertujuan untuk meguatkan
otot triceps.
4. Gantung Siku Tekuk latihan ini bertujuan untuk daya tahan otot lengan
Dari bentuk latihan di atas maka kita dapat mengetahui
bagaimanakah metode latihan yang dapat membantu untuk meningkatkan
kekuatan otot lengan dari otot-otot yang berkontraksi selama melakukan
gerakan mendayung.
4. Kemampuan Mendayung
Dayung merupakan salah satu dari beberapa cabang olahraga
perairan yang ada di Indonesia, yang menggunakan perahu dan pengayuh
sebagai alatnya dengan alat menggunakan tenaga manusia sebagai sumber
penggeraknya. Jarak pelombaan dalam olahraga dayung adalah 250 meter,
500 meter,1000 meter dan 200 meter.
Kemampuan dayung yang dimaksud dalam penelitiaan ini yaitu
waktu yang dibutuhkan atlet untukmenempuh jarak 500 meter dengan
menggunakan alat Rowing Machine.
27
Dari hasil pertandingan Prapon 2011 di Cipule Jawa Barat degan
jarak 500 meter waktu terbaik 2.19 detik yang di raih oleh tim Kalimantan
tengah,sedangakan atlet Sumatera Barat degan waktu 2.27 detikdi jarak
yang sama.
Dibandingkan dengan waktu yang terbaik dari tim Kalimantan
tengah dengan waktu yang di dapat oleh tim Sumbar sangat jauh
ketingalan. Dari hasil ini dapat dilihat dengan jelas bahwa peranan
dayatahan kekuatan otot perut dan dayatahan kekuatan otot lengan sangat
di butuhkaan saat mendayung untuk mencapai hasil yang baik.
B. Kerangka Konseptual
Pada dayung jarak 500 meter, kekuatan otot perut dan daya tahan
kekuatan otot lengan sangat diperlukan pada saat memasuki jarak 300-500
meter selepas dari jarak 100-200 meter. Apabila atlet tidak memiliki
dayatahan kekuatan otot perut dan dayatahan kekuatan otot lengan maka
kemampuan mendayung untuk jarak 500 meter tidak akan tercapai maksimal.
Masalah yang sering dialami oleh atlet dayung yaitu tidak mampu
mempertahankan daya tahan dan kekuatan dayung dengan kuat dan cepat
setelah melewati 200 meter menuju kefinish, hal ini tentu saja merupakan hal
yang sangat tidak baik terhadap hasil dayung dalam perlombaan.
Dayatahn Kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan otot lengan sangat
memegang peranan penting terhadap kemampuan dayung, karena kecepatan
laju perahu dan daya tahan atlet ditentukan oleh dayatahan kekuatan otot
perut dan daya tahan kekuatan otot lengan saat meranguh dayung dengan
28
kuat dan cepat. Apabila tingkat daya tahan mengalami mengalami penurunan
maka atlet tidak akan mampu melakukan teknik-teknik dayung secara
maksimal. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka
konseptual sebagai berikut.
Gambar 5. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual, maka dapat
dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini :
1. Tidak terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot
perut dengan kemampuan mendayung jarak 500 meter pada atlet Putri
Kota Padang”
2. Terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan otot lengan dengan
kemampuang mendayung jarak 500 meter atlet Putri Kota Padang”.
3. Terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot perut dan
daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan kemampuan
mendayung jarak 500 meter atlet Putri Kota Padang”.
DAYATAHAN
KEKUATAN
OTOT PERUT
DAYATAHAN
KEKUATAN
OTOT LENGAN
KEMAMPUAN
DAYUNG JARAK
500 METER
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana hubungan atau peranan variabel yang
diprediksikan berdasarkan koefisien kolerasi. Menurut Subana dan Sudrajat
(2001:36)“ penelitian korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi. Hubungan antara tiga variabel tidak saja dalam bentuksebab akibat,
tetapi juga hubungan timbal balik “. Variabel bebas terdiri dari
dayatahankekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan otot lengan, sedangkan
variabel terikat adalah kemampuan mendayung jarak 500 meter pada atlet
Dayung Putri Kota Padang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di camp dayung PODSI Pengcab
Kota Padang di Komplek GOR Haji Agus Salim Padang.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian di mulai pada bulan Maret-April 2012
29
30
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan,
2011: 37). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Atlet Dayung putri
Kota Padang yang berjumlah 15 orang atlet.
2. Sampel
Menurut Usman dan Setiyadi (2000:43) “penelitian yang
menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau
sensus penggunaan ini berlaku jika anggota populasinya relative kecil ”.
jadi sampelnya di ambil dari keseluruhan populasi yang berjumlah 15
orang sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang,
anggota sampel berusia antara 16 sampai 25 tahun.
Menurut Subana dan Sudrajat (2001:36)“ penelitian kolerasi tidak terlalu
menuntut yang besar asalkan variabelnya dapat di ukur dan adanya alat ukur
yang handal. Sebab faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat
hubungan adalah keterandalan instrument yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabelnya”.
D. Defenisi Operasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran istilah yang
digunakan dalam penelitian ini perlu dikemukakan beberapa defenisi
operasional variabel sebagai berikut :
31
1. Daya Tahan Kekuatan Otot Perut
Dayatahan Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu beban kerja yang di berikan pada bagian otot tertentu
untuk menjalankan aktifitas yang di inginkan.
Secara fisiologis, kekuatan otot perut adalah kemampuan otot perut
atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara
maksimal melawan tekanan (M. Sajoto, 1988: 77). Apabila seorang atlet
dayung memiliki otot yang kuat tidak menutup kemungkinan kekuatan
yang dimiliki akan lebih baik. Kekuatan otot perut sama pentingnya
dengan otot-otot lain, dimana otot perut lebih berpengaruh terhadap
seluruh kegiatan dari badan atau tubuh karena otot perut merupakan pusat
dari keseluruhan gerakan (A.Kamiso, 1988: 80)
Dayatahan kekuatan otot perut di ukur dengan mengunakan tes sit –
up selama 60 detik (Rusli Lutan, 1991: 222)
2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Daya tahan kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot
syaraf untuk mengatasi beban atau tahanan kekuatan dalam waktu yang
relatif lama dan dengan frekwensi/repetisi gerakan yang banyak. Dengan
kata lain bahwa dayatahan kekuatan dibangun dari unsur dayatahan dan
kekuatan.
Dayatahan kekuatan otot lengan di ukur dengan mengunakan tes
gantung siku tekuk, yang di hitung berapa lama sampel mampu bertahan
(Rusli Lutan, 1991: 221)
32
3. Kemampuan Mendayung
Dayung merupakan salah satu dari beberapa cabang olah raga
perairan yang ada di Indonesia, yang menggunakan perahu dan pengayuh
sebagai alatnya denagn menggunakan tenaga manusia sebagai sumber
penggeraknya. Jarak perlombaan dalam olahraga dayung adalah 500 meter
dan 1000 meter serta 200 meter. Kemampuan dayung yang dimaksud
dalam penelitian ini waktu yang di butuhkan atlet untuk menempuh jarak
500 meter pada Alat Rowing Machine(ergometer).
E. Jenis dan Sumber Data
Sesuai dengan tujuan apa yang dicapai maka jenis data dalam penelitaian
ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari data atalet
yang terpilih menjadi sampel, data tersebut meliputi a) kekutan otot perut b)
daya tahan kekutan otot lengan dan c) kemampuan dayung jarak 500 meter.
Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang diberikan oleh pelatih
dayung yang bersangkutan.Data yang diperoleh bersumber dari hasil tes
kekutan otot perut, daya tahan kekutan otot lengan dan kemampuan dayung
jarak 500 meter yang bersumber dari atlet dayung Kota Padang tahun 2012
yang terpilih menjadi sampel
F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah :
1. Tes Baring Duduk (Sit Up) selama 60 detik ((Rusli Lutan, 1991: 222))
a. Tujuan
Mengukur komponen dayatahan dinamis lokal otot perut
33
b. Alat dan fasilitas
1) Lantai / lapangan yang rata dan bersih
2) Stopwatch
3) Alat tulis
4) Alas / tikar / matras dll
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan
sudut 900 dengan kedua jari-jarinya diletekkan di belakang kepala.
b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar
kaki tidak terangkat.
Gambar 6. Posisi Awal Sit Up
Sumber: Hasil Tes Atlet PODSI Kota Padang
34
Gerakan :
a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk
sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap
awal.
b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik.
Gambar 7. Posisi Pelaksanaan Sit Up
Sumber: Hasil Tes Atlet PODSI Kota Padang
e. Pencatatan Hasil
1) Gerakan tes tidak dihitung apabila:
- Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak
terjalinn lagi
- Kedua siku tidak sampai menyentuh paha
- Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh
2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat
dilakukan dengan sempurna selama 60 detik
35
3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0)
Tabel 1. Norma penelitian Otot Perut
Nilai Baring Duduk (Sit-UP)
5 28 Keatas
4 20-28
3 10-19
2 3-9
1 0-2
2) Pengukuran Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk (Rusli Lutan, 1991: 221).
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta
1) Sikap Per-mulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan
pada palang tunggal selebar bahu
Pegangan telapak tangan menghadap kearah kepala
2) Gerakan
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai
dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas
palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin ( dalam
hitungan detik )
36
Gambar 8. Posisi Pelaksanaan Gantung Siku Tekuk
Sumber: Hasil Tes Atlet PODSI Kota Padang
3) Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk
mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta
yang tidak dapat melakukan sikap di atas maka dinyatakan gagal dan
diberikan nilai (0).
Tabel 2. Norma Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Nilai Gantung Siku Tekuk
5 41”- keatas
4 22” – 40”
3 10” – 21”
2 3” – 9”
1 0” – 2”
37
3) Tes mendayung jarak 500 meter
Alat tes yang digunakan yaitu Rowing Mechine
a. Tujuan tes ini untuk mengetahui berapakah waktu yang dibutuhkan
atlet untuk menempuh jarak 500 meter
b. Perlengkapan yang dibutuhkan: alat tulis dan Rowing Mechine
c. Pelaksanaan tes: teste naik ke atas alat yang telah di modifikasi
sesuai dengan pelaksanaan dayung Dragon Boat, pelaksanaan
gerakan sama dengan mendayung di air.
d. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah waktu yang dibutuhkan testee
untuk menempuh jarak 500 meter. Pada monitor alat akan langsung
memperlihatkan waktu tempuhnya yang dicatat dalam satuan
menit.
Gambar 9. Atlet Sedang Melakukan Tes di Alat Rowing Machine
Sumber: Hasil Tes Atlet PODSI Kota Padang
38
G. Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis, data di olah dengan teknik analisis korelasi
guna melihat hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan
mendayung Rowing Machine (Ergometer) jarak 500 meter pada atlet dayung
Putri Kota Padang, dengan taraf alpha 0.05. sebelum dilakukan pengujian
hipotesis perlu dilakukan dulu uji persyaratan analisis, meliputi uji normalitas
dan uji homogenetas.
Data yang di peroleh akan diolah dengan menggunakan rumus korelasi
yaitu untuk mendapatkan koefisien korelasi ke tiga variabel. Untuk
mendapatkan korelasi di gunakan rumus Kolerasi sederhana dan kolerasi
ganda. (Sudjana 1996:385) rumus tersebut adalah :
a. Korelasi sederhana
})(}{)({
))((
2222 yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan:
xyr = Koefisien Korelasi Product Moment
x = Hasil tes daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan otot
lengan
y = Hasil tes kemampuan mendayung
xy = Hasil tes daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan
otot lengan dikalikan dengan hasil tes kemampuan mendayung
N = Banyak sampel
39
(Sudjana, 1996: 380)
b. Korelasi Ganda
121
12212..
2
1
22
1
2
r
rryyryryR
Keterangan :
Ry12 = Koefisien Korelasi Ganda
ry 1 = Jumlah koefisien korelasi antara x1 dan y
ry2 = Jumlah koefisien korelasi antara x2 dan y
r12 = Jumlah koefisien korelasi antara x1 dan x2
Selanjutnya r yang diperoleh akan di uji dengan r yang ada dalam table
korelasi ganda pada taraf alpha 0,05 bila nilai r hitung > r tabel maka nilai
r hitung itu signifikan. Kesimpulannya hipotesis diterima begitu
sebaliknya. Tes signifikan r yang lain bisa digunakan dengan rumus t.
(Sudjana 1986: 36) sebagai berikut:
21
2
r
nrthitung
Keterangan:
hitungt Nilai t
R = Nilai koefisien korelasi
N = Jumlah sampel
(Sudjana, 2002: 397)
40
Selanjutnya t yang diperoleh akan di uji t yang ada dalam tabel pada
taraf alpha 0,05 bila nilai t hitung > t tabel, maka t hitung itu signifikan.
Kesimpulannya hipotesis di terima, begitu sebaliknya.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini akan disajikan hasil pengukuran dayatahan kekuatan
otot perut, daya tahan kekuatan otot lengan serta kemampuan mendayung
jarak 500 mete pada atlet dayung putri Kota Padang. Untuk lebih jelasnya
masing-masing data dideskripsikan sebagai berikut:
1. Dayatahan Kekuatan Otot Perut
Dari hasil tes pengukuran dayatahan kekuatan otot perut dengan
menggunakan sit up yang dilakukan terhadap sampel sebanyak 15 orang.
Di dapat skor tertinggi 64 dan skor terendah 41. Pada pengukuran
kekuatan otot lengan ini didapat Standar deviasi 7.294, Mean 50.07,
Modus 45 dan Median 49. Sebaran data selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3 Deskripsi Data Daya Tahan Kekuatan Otot Perut
Varaiabel N Max Min Mean Sd Modus Median
Daya Tahan
Kekuatan Otot
Perut(X1)
15 64 41 50.07 7.294 45 49
41
42
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Perut (X1)
No Kelas
Interval
Frekuensi
Absolut (Fa) Kumulatif (Fr)
1 41-45 6 40
2 46-50 2 13.3
3 51-55 4 26.7
4 56-60 2 13.3
5 61-65 1 6.7
Jumlah 15 100
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 15 orang
sampel, 6 orang (40%) memiliki nilai daya tahan kekuatan otot perut
antara 41-45, 2 orang (13.3%) memiliki nilai daya tahan kekuatan otot
perut antara 46-50, 4 orang (26.7%) memilki nilai daya tahan kekuatan
otot perut antara 51-55, 2 orang (13.3%) memilki nilai daya tahan
kekuatan otot perut antara 56-60, 1 orang (6.7%) memilki nilai daya tahan
kekuatan otot perut antara 61-65. Untuk lebih jelasnya data daya tahan
kekuatan otot perut juga bisa dilihat pada histogram ini.
Gambar 10. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Perut
43
2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Dari hasil tes pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan dengan
menggunakan tes gantung siku tekuk yang dilakukan terhadap sampel
sebanyak 15 orang. Di dapat waktu terlama 2.2 menit dan waktu tercepat
0.7 menit. Pada pengukuran kekuatan otot lengan ini didapat standar
deviasi 0.42, mean 1.26, modus 1.22 dan median 1.22. Sebaran data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 Deskripsi data Daya Tahan kekuatan otot lengan
Varaiabel N Max Min Mean Sd Modus Median
Daya Tahan
kekuatan otot
lengan
(X)
15 2.2 0.7 1.26 0.42 1.22 1.22
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
No Kelas
Interval
Frekuensi
Absolut (Fa) Kumulatif (Fr)
1 0.7-1 4 26.7
2 1.01-1.31 5 33.3
3 1.32-1.62 3 20.0
4 1.63-1.93 2 13.3
5 1.94-2.24 1 6.7
Jumlah 15 100
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 15 orang
sampel, 4 orang (26.7%) memiliki waktu daya tahan kekuatan otot lengan
antara 0.7-1 menit, 5 orang (33.3%) memiliki waktu daya tahan kekuatan
otot lengan antara 1.01-1.31 menit, 3 orang (20%) memilki waktu daya
44
tahan kekuatan otot lengan antara 1.32 – 1.62 menit, 2 orang (13.3%)
memilki watru daya tahan kekuatan otot lengan antara 1.63-1.93 menit, 1
orang (6.7%) memilki waktu dayatahan kekuatan otot lengan antara 1.94-
2.24. Untuk lebih jelasnya data daya tahan otot lengan juga bisa dilihat
pada histogram ini.
Gambar 11. Histogram Daya Tahan Otot Lengan
3. Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter
Untuk mengukur tes kemampuan mendayung jarak 500 meter
dilakukan dengan menggunakan Ergometer. Dari tes dan pengukuran
didapat waktu tercepat 2.88 menit dan waktu terlambat 3.85 menit, Mean
3.47, Standar deviasi 0.26, dan Median 3.53,dan Modus 3.12. Sebaran
data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
45
Tabel 7. Deskripsi data Kemampuan Mendayung
Varaiabel N Max Min Mean Sd Modus Median
Kemampuan
Mendayung Jarak
500 Meter (Y)
15 3.85 2.88 3.47 0.26 3.12 3.53
Tabel 8. Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter (Y)
No Kelas
Interval
Frekuensi
Absolut
(Fa)
Kumulatif
(Fr)
1 2.88-3.08 1 6.7
2 3.09-3.29 2 13.3
3 3.3-3.5 4 26.7
4 3.51-3.71 7 46.7
5 3.72-3.92 1 6.7
Jumlah 15 100
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 15 orang
sampel, 1 orang (6.7%) memilki waktu kemampuan mendayung jarak 500
meter antara 2.88-3.08 menit, 2 orang (13.3%) memiliki waktu
kemampuan mendayung jarak 500 meter antara 3.09-3.29 menit, 4 orang
(26.7%) memilki waktu kemampuan dayung jarak 500 meter antara 3.3-
3.5 menit, 7 orang (46.7%) memilki waktu kemampuan dayung jarak 500
meter antara 3.51-3.71 menit, 1 orang (6.67%) memilki waktu kemampuan
mendayung jarak 500 meter antara 3.72-3.92 menit. Untuk lebih jelasnya
data kemampuan mendayung jarak 500 meter dapat dilihat pada
histogram di bawah ini.
46
Gambar 12. Histogram Kemampuan Mendayung Jarak 500 Meter
B. Analisa Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis tentang hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis, yaitu uji normalitas selebaran data dan uji homogenitas
varians.
1. Uji Normalitas Sebaran Data
Hasil analisis uji normalitas sebaran data masing-masing variabel
disajikan dalam tabel di bawah ini:
47
Tabel 9. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji
Liliefors
No Variabel N Lo Ltabel Distribusi
1 Daya Tahan Kekuatan Otot
Perut (X1) 15 0,155 0,22 Normal
2 Daya Tahan Kekuatan Otot
Lengan(X2) 15 0,13 0,22 Normal
3 Kemampuan Mendayung
Jarak 500 Meter (Y) 15 0,154 0,22 Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk
pengukuran daya tahan kekuatan otot perut (X1) skor Lo = 0,155 dengan
n = 15, sedangkan Ltabel pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh
0,22 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan bahwa data
kemampuan dayatahan kekuatan otot perut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran).
untuk pengukuran dayatahan kekuatan otot lengan (X2) skor Lo =
0,13 dengan n = 15, sedangkan Ltabel pada taraf pengujian signifikan α =
0,05 diperoleh 0,22 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan bahwa
data kemampuan dayatahan kekuatan otot lengan berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran).
Untuk kemampuan mendayung jarak 500 meter (Y) skor Lo =
0,154 dengan n = 15, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α =
0,05 diperoleh 0,22 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan bahwa
48
data kemampuan mendayung jarak 500 meter berasal dari populasi yang
berdistribusi normal (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran).
2. Uji Hipotesis
a. Hubungan DayaTahan Kekuatan Otot Perut Terhadap
Kemampuan Mendayung 500 m
Untuk mencari hubungan antara dayatahan kekuatan otot perut
dengan kemampuan mendayung 500 meter digunakan analisis korelasi
Product Moment. Hasil analisis korelasi antara dayatahtahan kekuatan
otot perut dengan kemampuan mendayung 500 meter dirangkum pada
tabel :
Tabel 10 . Korelasi Sederhana Variabel X1 dan Y
Variabel N rhitung thitung ttabel
α=0,05
Hubungan
Daya tahan kekuatan
otot perut (X1) dan
kemampuan
mendayung 500
meter (Y)
15 0.344 1.322
1.771 Tidak
Signifikan
Berdasarkan tabel di atas diperoleh rhitung = 0.344, dan
menggunakan rumus (n-2)15–2=13 pada α = 0,05, maka diperoleh
1.771. Sehingga thitung (1.322) < ttabel (1.771) maka Ho diterima
dan Ha ditolak dan dapat ketahui bahwa tidak terdapat hubungan
yang berarti antara daya tahan kekuatan otot perut dengan kemampuan
dayung 500 meter atlet dayung putri Kota Padang.
49
b. Hubungan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap
Kemampuan Mendayung 500 m
Untuk mencari hubungan antara daya tahan kekuatan otot
lengan dengan kemampuan mendayung 500 meter digunakan analisis
korelasi Product Moment. Hasil analisis korelasi antara daya tahan
kekuatan otot lengan dengan kemampuan dayung 500 meter
dirangkum pada tabel :
Tabel 11 . Korelasi Sederhana Variabel X2 dan Y
Variabel N rhitung thitung ttabel
α=0,05
Hubungan
Daya tahan kekuatan
otot lengan (X2) dan
kemampuan dayung
500 meter (Y)
15 0.555 2.406
1.771 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas diperoleh rhitung = 0.555, dan
menggunakan rumus (n-2)15–2=13 pada α = 0,05, maka diperoleh
1.771. Sehingga thitung (2.406) > ttabel (1.771) maka Ho ditolak dan
Ha diterima dan dapat ketahui bahwa terdapat hubungan yang berarti
antara daya tahan kekuatan otot lengan dengan kemampuan
mendayung 500 meter atlet dayung putri Kota Padang.
c. Hubungan Daya Tahan Kekeuatan Otot Perut Dan Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan Secara Bersama-Sama Terhadap
Kemampuan Mendayung 500 m
Untuk mencari hubungan antara dayatahan kekuatan otot perut
dan dayatahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap
kemampuan mendayung 500 meter digunakan analisis korelasi ganda.
50
Hasil analisis korelasi antara dayatahan kekuatan otot perut dan
dayatahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan mendayung 500
meter dirangkum pada tabel :
Tabel 12 . Korelasi Sederhana Variabel X2 dan Y
Variabel N R Fhitung Ftabel
α=0,05
Hubungan
Daya tahan kekuatan otot
perut dan Daya tahan
kekuatan otot lengan secara
bersama-sama terhadap
kemampuan mendayung
500 meter (Y)
15 0.62 7.7
3.88 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas diperoleh R = 0.555, dan
menggunakan rumus (n-2)15–2=13 pada α = 0,05, maka diperoleh
3.88. Sehingga Fhitung (7.7) > Ftabel (3.88) maka Ho ditolak dan
Ha diterima dan dapat ketahui bahwa terdapat hubungan yang berarti
antara dayatahan otot perut dan dayatahan kekuatan otot lengan secara
bersama-sama terhadap kemampuan mendayung 500 meter atlet
dayung putri Kota Padang.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa data dapat dilihat dayatahan otot perut tidak
memilki hubungan yang berarti dengan kemampuan mendayung jarak 500 m,
dengan hasil analisis data thitung (1.322) < ttabel (1.771) maka Ho diterima dan
Ha ditolak dan dapat ketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti
antara daya tahan kekuatan otot perut dengan kemampuan dayung 500 meter
51
atlet dayung putri Kota Padang. Rendahnya hubungan antara kukuatan otot
perut dengan kemampuan mendayung 500 m disebabkan karena:
1. Jumlah sampel yang sedikit saat di teliti
2. Saat pengambilan data daya tahan kekuatan otot perut diambil setelah
pengambilan data daya tahan kekuatan otot lengan yang hanya memiliki
waktu istirahat kurang dari 60 menit. Hal ini menyebabkan masih tinggi
tingkat kelelahan sampel saat pengambilan data kekuatan otot perut.
3. Kurang nya perengangan yang di lakukan sampel saat akan di teliti
4. Kurang jelasnya instruksi yang di berikan terhadap sampel
Meskipun dayatahan kekuatan otot perut tidak memilki hubungan
yang berarti dengan kemampuan mendayung jarak 500 m, akan tetapi
terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot perut dan dayatahan
kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kemampuan mendayung
jarak 500 m karena didapat Fhitung (7.7) > Ftabel (3.88) maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Beda halnya dengan adanya hubungan yang berarti antara dayatahan
kekuatan otot lengan dengan kemampuan mendayung 500 meter, hal ini
dikarenakan thitung (2.406) > ttabel (1.771) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menegaskan bahwa olahraga dayung tidak terlepas dari pengaruh daya tahan
kekuatan otot lengan. Dengan adanya dayatahan kekuatan otot lengan yang
baik atlet dayung dapat mendayung dengan kuat dalam waktu yang lama
sehingga menghasilkan laju perahu menjadi cepat dalam waktu yang lama
52
tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Hal ini sesuai dengan pendapat
Selanjutnya menurut Syafruddin (1993:37) menyatakan bahwa:
“Dayatahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk mempertahankan
atau mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan
dalam yang relative lama. Oleh karena kekuatan membicarakan
tentang kemampuan otot, maka daya tahan kekuatan sering juga
disebut dengan daya tahan otot (muscle endurance)”.
Dayatahan kekuatan otot lengan yang baik merupakan dasar untuk
meningkatkan kemampuan dayatahan kekuatan otot lengan. Karena dengan
ada kekuatan otot lengan yang baik maka dayatahan otot lengan yang baik
pula yang dimana sangat dibutuhkan dalam olahraga terutama pada cabang
olahraga dayung.
Ini menegaskan terdapat hubungan siginifikan baik itu dayatahan
kekuatan otot perut dan dayatahan otot lengan terhadap kemampuan
mendayung jarak 500 m.
Untuk meningkatkan prestasi dalam kemampuan mendayung 500
meter perlu adaya pengembangan komponen kondisi fisik, teknik, taktik, dan
mental atlet. Karena setiap komponen penunjang prestasi tersebut saling
ketergantungan. Meskipun komponen teknik, taktik, dan mental telah baik,
akan tetapi komponen kondisi fisik tidak baik maka atlet akan sulit untuk
melakukan teknik gerakan yang baik, dan menjalankan taktik sehingga mental
menjadi turun. Didalam kemampuan mendayung 500 meter, kekuatan otot
lengan seorang atlet dayung akan mempengaruhi hasil perlombaan. Kekuatan
otot lengan sangat diperlukan dalam mendayung. Untuk memperoleh
53
kemampuan mendayung 500 meter dibutuhkan kekuatan otot lengan yang
baik.
Daya tahan kekuatan otot perut dan dayatahan kekuatan otot lengan
dapat ditingkatkan dengan menggunakan beban. Beban dapat berasal dari
luar maupun dari dalam tubuh. Beban dari luar dapat berupa menggunakan
mesin beban atau alat fitnes, sementara beban dari dalam dapat berupa
latihan dengan menggunakan beban tubuh sendiri. Oleh karena itu untuk
dapat meningkatkan kemampuan mendayung 500 meter dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kemampuan kekuatan otot lengan atlet dayung.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan yang berarti antara dayatahan kekuatan otot
perut dengan kemampuan mendayung 500 meter atlet dayung putri Kota
Padang karena didapat thitung (1.322) < ttabel (1.771).
2. Terdapat hubungan yang berarti antara dayatahan kekuatan otot lengan
dengan kemampuan mendayung 500 meter atlet dayung putri Kota Padang
karena didapat thitung (2.406) > ttabel (1.771).
3. Terdapat hubungan yang berarti antara dayatahan kekuatan otot perut dan
dayatahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap
kemampuan mendayung 500 meter karena didapat Fhitung (7.7) > Ftabel
(3.88).
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
saran-saran kepada pengurus Pengcab PODSI Kota Padang,Pelatih dan kepada
atlet yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam
meningkatkan kemampuan mendayung, di antaranya:
54
55
1. Sebelum melakukan tes hendaknya sampel diberikan waktu untuk
melakukan pemanasan dan peregangan agar gerakan sampel pada saat
melakukan tes tidak kaku.
2. Para pelatih disarankan untuk tidak mengabaikan daya tahan kekuatan otot
perut dan daya tahan kekuatan otot lengan dalam meningkatkan
kemampuan mendayung 500 meter, karena terdapat hubungan yang
signifikan antara daya tahan kekuatan otot perut dan daya tahan kekuatan
otot lengan secara bersama terhadap kemampuan mendayung 500 meter.
3. Untuk dapat meningkatkan kemampuan mendayung 500 meter perlu
adanya latihan khusus untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot
lengan.
4. Penelitian ini hanya terbatas pada atlet dayung putri Kota Padang, untuk
itu perlu diadakan penelitian pada atlet dayung putra Sumatra Barat.
56
DAFTAR PUSTAKA
Asril. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
Asril.(2009). Tes Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.
Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Barlian, Eri. (1999). Olahraga Dayung. Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Megeri Padang
Bafirman. (2006). Buku Ajar Fisiologi Olahraga. Padang : Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Derektorat Keolahragaan Ediktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda
dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1992-1993)
Peraturan Perlombaan Olahraga Dayung dan Kano. Jakarta
Irawadi, Hendri. (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang : Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga RI No. 3 Tahun 2005, Tentang System
Keolahragaan Nasional
Lutan, Rusli (1991) Manusia dan Olahraga. Bandung :IKIP Bandung
Nawani, Umar (2008). Anatomi Tubuh Manusia. Padang : Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Sajoto, Mochamad. (1988). Pembentukan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga.
Jakarta : Depdikbud Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan
Sudjana, Nana. (1992). Metode Statistic. Bandung : Tarsito, Bandung
Syafrudin. (1999). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang : Proyek
Universitas Negeri Padang
Syafrudin. (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang : Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang
www.blogspot.com
www.dayung.com
57
Lampiran 1
Data Pengukuran Daya Tahan Kekuatan Otot Perut
Atlet dayung Putri Kota Padang
No Nama
Kemampuan Push
Ups
(dalam 60 detik)
1 Dewi Ranthi 45
2 Ade Irma Lusi 49
3 Gusti Rahayu 53
4 Primadona 60
5 Rini Wahyuni 41
6 Cindy Anggia 45
7 Revi Anggia 60
8 Nailandri Hanum 64
9 Melda Wahyuni 41
10 Indriani safitri 42
11 Elia Novita 47
12 Fitrianti 53
13 Fitri Handayani 54
14 Neni Andriani 45
15 wiwi Sugana 52
58
Lampiran 2
Data Pengukuran Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Atlet dayung Putri Kota Padang
No Nama Kemampuan Gantung Siku
(Menit:Detik) (Menit)
1 Dewi Ranthi 1:29 1.48
2 Ade Irma Lusi 1:07 1.12
3 Gusti Rahayu 0:57 0.95
4 Primadona 1:38 1.63
5 Rini Wahyuni 1:14 1.23
6 Cindy Anggia 1:13 1.22
7 Revi Anggia 0:42 0.7
8 Nailandri Hanum 2:12 2.2
9 Melda Wahyuni 0:44 0.73
10 Indriani safitri 1:02 1.03
11 Elia Novita 1:27 1.45
12 Fitrianti 1:24 1.4
13 Fitri Handayani 1:48 1.8
14 Neni Andriani 1:13 1.22
15 wiwi Sugana 0:45 0.75
59
Lampiran 3.
Data Pengukuran Kemampuan Mendayung 500 Meter
Atlet dayung Putri Kota Padang
No Nama
Kemampuan Mendayung 500
m
(Menit:Detik) (Menit)
1 Dewi Ranthi 3:41 3.68
2 Ade Irma Lusi 3:42 3.7
3 Gusti Rahayu 3:28 3.47
4 Primadona 3:07 3.12
5 Rini Wahyuni 3:30 3.5
6 Cindy Anggia 3:32 3.53
7 Revi Anggia 3:51 3.85
8 Nailandri Hanum 3:26 3.43
9 Melda Wahyuni 3:40 3.67
10 Indriani safitri 3:33 3.55
11 Elia Novita 3:32 3.53
12 Fitrianti 3:07 3.12
13 Fitri Handayani 2:53 2.88
14 Neni Andriani 3:37 3.62
15 wiwi Sugana 3:25 3.42
60
Lampiran 4.
Tabel Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Perut (X1)
No Xi zi luas kurva
F(zi) S(zi) [F(zi)-s(zi)] Normal
1 41 -1.24 0.3925 0.1075 0.067 0.041
2 41 -1.24 0.3925 0.1075 0.133 0.026
3 42 -1.11 0.3665 0.1335 0.200 0.067
4 45 -0.69 0.2549 0.2451 0.267 0.022
5 45 -0.69 0.2549 0.2451 0.333 0.088
6 45 -0.69 0.2549 0.2451 0.400 0.155
7 47 -0.42 0.1628 0.3372 0.467 0.129
8 49 -0.15 0.0596 0.4404 0.533 0.093
9 52 0.27 0.1064 0.6064 0.600 0.006
10 53 0.40 0.1554 0.6554 0.667 0.011
11 53 0.40 0.1554 0.6554 0.733 0.078
12 54 0.54 0.2088 0.7088 0.800 0.091
13 60 1.36 0.4131 0.9131 0.867 0.046
14 60 1.36 0.4131 0.9131 0.933 0.020
15 64 1.91 0.4719 0.9719 1.000 0.028
Jumlah 751 L tabel= 0.22 Lo= 0.155
Mean 50.07 karena Lo < Ltabel maka data berdistribusi normal
Sd 7.29
61
Lampiran 5
Tabel Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
No Xi zi luas kurva
F(zi) S(zi) [F(zi)-s(zi)] Normal
1 0.7 -1.34 0.4099 0.0901 0.067 0.023
2 0.73 -1.27 0.398 0.102 0.133 0.031
3 0.75 -1.22 0.3888 0.1112 0.200 0.089
4 0.95 -0.74 0.2703 0.2297 0.267 0.037
5 1.03 -0.55 0.2088 0.2912 0.333 0.042
6 1.12 -0.34 0.1331 0.3669 0.400 0.033
7 1.22 -0.10 0.0398 0.4602 0.467 0.006
8 1.22 -0.10 0.0398 0.4602 0.533 0.073
9 1.23 -0.07 0.0297 0.4703 0.600 0.130
10 1.4 0.33 0.1293 0.6293 0.667 0.037
11 1.45 0.45 0.1736 0.6736 0.733 0.060
12 1.48 0.53 0.2019 0.7019 0.800 0.098
13 1.63 0.88 0.3106 0.8106 0.867 0.056
14 1.8 1.29 0.4015 0.9015 0.933 0.032
15 2.2 2.25 0.4878 0.9878 1.000 0.012
Jumlah 18.91 L tabel= 0.22 Lo= 0.130
Mean 1.26 karena Lo < Ltabel maka data berdistribusi normal
Sd 0.42
62
Lampiran 6.
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Mendayung 500 Meter (Y)
No Xi zi luas kurva
F(zi) S(zi) [F(zi)-s(zi)] Normal
1 2.88 -2.31 0.4896 0.0104 0.067 0.056
2 3.12 -1.37 0.4147 0.0853 0.133 0.048
3 3.12 -1.37 0.4147 0.0853 0.200 0.115
4 3.42 -0.20 0.0793 0.4207 0.267 0.154
5 3.43 -0.16 0.0636 0.4364 0.333 0.103
6 3.47 -0.01 0.004 0.496 0.400 0.096
7 3.5 0.11 0.0438 0.5438 0.467 0.077
8 3.53 0.23 0.091 0.591 0.533 0.058
9 3.53 0.23 0.091 0.591 0.600 0.009
10 3.55 0.31 0.1217 0.6217 0.667 0.045
11 3.62 0.58 0.219 0.719 0.733 0.014
12 3.67 0.78 0.2823 0.7823 0.800 0.018
13 3.68 0.82 0.2939 0.7939 0.867 0.073
14 3.7 0.89 0.3133 0.8133 0.933 0.120
15 3.85 1.48 0.4306 0.9306 1.000 0.069
Jumlah 52.07 L tabel= 0.22 Lo= 0.154
Mean 3.47 karena Lo < Ltabel maka data berdistribusi normal
Sd 0.26
63
Lampiran 7
Tabel data daya tahan kekuatan otot perut (X1), daya tahan kekuatan otot
lengan (X2) dan kemampuan mendayung jarak 500 meter (Y) sebelum dan
sesudah diT-score
No Data Sebelum di T-Score Data Sesudah di T-Score
X1 X2 Y X1 X2 Y
1 45 1.48 3.68 43.05 55.25 41.84
2 49 1.12 3.7 48.54 46.63 41.06
3 53 0.95 3.47 54.02 42.56 50.05
4 60 1.63 3.12 63.62 58.84 63.74
5 41 1.23 3.5 37.57 49.27 48.88
6 45 1.22 3.53 43.05 49.03 47.71
7 60 0.7 3.85 63.62 36.58 35.19
8 64 2.2 3.43 69.10 72.48 51.62
9 41 0.73 3.67 37.57 37.30 42.23
10 42 1.03 3.55 38.94 44.48 46.92
11 47 1.45 3.53 45.80 54.53 47.71
12 53 1.4 3.12 54.02 53.34 63.74
13 54 1.8 2.88 55.39 62.91 73.12
14 45 1.22 3.62 43.05 49.03 44.19
15 52 0.75 3.42 52.65 37.78 52.01
64
Lampiran 8.
Tabel Uji Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Perut, Daya Tahan Kekuatan
Otot Lengan Dengan Kemampuan Mendayung 500 Meter
No X1 X2 Y X1² X2² Y² X1Y X2Y X1X2
1 43.05 55.25 41.84 1853.66 3052.57 1750.62 1801.40 2311.68 2378.74
2 48.54 46.63 41.06 2355.91 2174.63 1685.78 1992.88 1914.67 2263.46
3 54.02 42.56 50.05 2918.30 1811.67 2505.22 2703.88 2130.41 2299.35
4 63.62 58.84 63.74 4047.20 3462.20 4062.59 4054.88 3750.40 3743.29
5 37.57 49.27 48.88 1411.54 2427.13 2389.16 1836.41 2408.07 1850.95
6 43.05 49.03 47.71 1853.66 2403.61 2275.85 2053.94 2338.86 2110.80
7 63.62 36.58 35.19 4047.20 1338.07 1238.53 2238.88 1287.34 2327.11
8 69.10 72.48 51.62 4774.97 5253.96 2664.24 3566.75 3741.37 5008.75
9 37.57 37.30 42.23 1411.54 1391.12 1783.49 1586.66 1575.14 1401.30
10 38.94 44.48 46.92 1516.43 1978.35 2201.85 1827.28 2087.11 1732.06
11 45.80 54.53 47.71 2097.27 2973.73 2275.85 2184.74 2601.50 2497.34
12 54.02 53.34 63.74 2918.30 2844.64 4062.59 3443.23 3399.50 2881.23
13 55.39 62.91 73.12 3068.30 3957.63 5347.02 4050.46 4600.16 3484.71
14 43.05 49.03 44.19 1853.66 2403.61 1952.45 1902.41 2166.32 2110.80
15 52.65 37.78 52.01 2772.07 1427.06 2704.76 2738.21 1964.65 1988.95
Jumlah 750 750 750 38900 38900 38900 37982 38277.17 38078.82
Diketahui:
ΣX1 = 750 ΣX1 ² = 38900
ΣY = 750 ΣY² = 38900
ΣX1 Y = 37982
65
Pengujian signifikansi koefisien korelasi (distribusi t)
Dengan menggunakan rumus (n-2)15–2 = 13 pada α = 0,05, maka
diperoleh 1.771 Dengan 1.322 > 1.771 maka Ho ditolak
dan Ha diterima dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara daya tahan kekuatan otot perut dengan kemampuan
mendayung 500 meter.
Diketahui:
ΣX2 = 750 ΣX2 ² = 38900
ΣY = 750 ΣY² = 38900
ΣX2 Y = 38277.17
66
Pengujian signifikansi koefisien korelasi (distribusi t)
Dengan menggunakan rumus (n-2)15–2 = 13 pada α = 0,05, maka diperoleh
1.771 Dengan 2.406 > 1.771 maka Ho ditolak dan Ha diterima dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan kekuatan
otot lengan dengan kemampuan dayung 500 meter.
Tabel . Analisis korelasi ganda antara daya tahan kekuatan otot perut dan
daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan
mendayung 500 m
Diketahui:
ΣX1 = 750 ΣX1 ² = 38900
ΣX2 = 750 ΣX2 ² = 38900
ΣX1X2 = 38277.17
67
Variabel X1 X2 Y
X1 - 0.413445 0,34428
X2 0.413445 - 0.55512
Y 0,34428 0.55512 -
Pengujian signifikan korelasi ganda
68
Dengan menggunakan k = 2 sebagai dk pembilang dan (n-k-1) 15-2-1=12
sebagai dk penyebut, maka dalam distribusi F, nilai Ftabel adalah sebesar 3,88. Jadi
Fhitung (7.7) > nilai Ftabel (3.88), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya
adalah terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan kekuatan otot perut
dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kemampuan
mendayung jarak 500 m.
69
70
71
Top Related