TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET PELATIHAN TENIS...
Transcript of TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET PELATIHAN TENIS...
i
TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET PELATIHAN TENIS
LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG (PTL UNP)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
PROPOSAL
Oleh :
WIDONA ASTARIA
NIM. 98353 / 2009
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
ii
iii
iv
Apabila kamu ingin bahagia di dunia dengan ilmu-Nya
Bila kamu ingin bahagia di akhirat dengan ilmu-Nya
Bila kamu ingin bahagia keduanya, dengan ilmu-Nya kedua-duanya
(Hr. Buchari Muslim)
Allah memberi ilmu yang berguna kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
Barang siapa yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia mendapat
kebaikan yang banyak dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang-orang yang mempunyai akal sehat
(Q.S al-Baqarah: 269)
Maha suci engkau, tiada ilmu bagi kami kecuali apa yang engkau ajarkan
kepada kami, sesungguhnya engkau maha berilmu dan maha bijaksana
(Q.S al-Baqarah: 32)
Sembah sujudku padamu ya Allah
Atas kehendak-Mu kudapat meraih setetes cahaya
yang memberi asa dan terang pada jalan hidupku
yang membawaku tuk menggapai cita-cita, cinta dan impianku
Ya Allah,,,,,, jika aku jatuh cinta, jatuh cintakanlah aku pada seseorang
Yang membuatku semakin mencintaimu
Ya Allah,,,,,, jika aku jatuh hati, jatuh hatikanlah aku pada seseorang
Yang dapat membuatku selalu istiqomah di jalan-Mu
Ya Allah,,,,,, jika aku merindu, rindukanlah aku pada seseorang
Yang dapat meluruskan kealpaanku
Ya Allah,,,,, jika aku terus berlabuh, labuhkanlah hatiku
Pada seseorang yang dapat menyelamatkan Dunia dan Akhiratku
Amiiiiiiiiiiinnn....ya Robbalalamin, ya allah.
Dengan kerendahan hati dan segenap kepasrahan jiwa
Kulangkahkan kaki dan kuayunkan tangan dalam duka dan kepahitan hidup
Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah rasa putus asa
Dan betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan
Siapa yang berbaik sangka pada pemilik ”ARASY”
Dia akan memetik manisnya buah yang akan dia petik
Ditengah-tenagh pohon berduri
v
Walau lelahku jalani.....
Dalam kesedihan, kepedihan dan kehampaan tertanam dalam diriku
segenggam kekuatan
Yang membuatku tegar sehingga tersirat dalam diri sebuah cita-cita untuk
menggapai sebuah impian yang membuatku harus terus berjuang dalam hidup
yang penuh dengan warna demi menggapai asa yang tak pernah berujung
Semua kurasakan dalam hari-hariku yang telah terlewati disini...
Susah dan senang, pahit dan manis, sedih dan gembira terukir dalam memori
jiwa yang takkan pernah pudar dalam ingatan dalam perjalannan hidup
kedepannya
Satu perjalanan panjang telah terlewati dan akan ada perjalanan yang lebih
penjang dan berliku yang kan kuhadapi
Banyak kenangan yang telah terukir yang terendap indah dan melekat dijiwa
serta ku jalani semuanya dalam kehampaan cinta
Semuanya akan terukir dalam memori jiwa yang tersimpan sempurna dan
takkan terusik oleh siapa saja yang mengganggunya
Biarlah menjadi kenangan masa lalu yang akan kusimpan menjadi cerita
klasik untuk masa depan
Kupersembahkan....
Sebagai rasa cinta dan sayang serta maaf yang takkan terhapuskan dalam jiwa
kepada
Ayahanda Godek,Ms dan Ibunda tercinta Ender Ch yang dalam setiap harinya
meneteskan keringat kebumi, bercucuran air mata dan setiap langkahnya
adalah perjuangan buat ananda yang di sayanginya, tercurah segala rasa kasih
sayang dan cinta yang takkan pernah terbalaskan
Do’anya yang tulus bermohon agar ananda berhasil dalam menyelesaikan
studi ini
Tak terukur dan tak ternilai semua pengorbanan dan kasih sayang yang
engkau berikan kepadaku buah hatimu dalam menggapai cita-cita dan masa
depan
Tanpa mengenal lelah kau korbankan semuanya untukku
Panas dan hujan tak pernah kau hiraukan demi mengais rezeki dan mencari
nafkah untuk pendidikan anakmu
Kau selalu sabar dan tabah menjalani semua ini
Senyum dan tawamu selalu terlihat jelas menyelimuti lelahmu
Begitu berartinya pengorbananmu bagiku dan begitu besar harapanmu
terhadapku
Aku buah hatimu berjanji tak akan ku sia-siakan pengorbananmu untukku
Disetiap langkahmu kutanamkan dalam diriku ku akan selalu berusaha dan
harus mampu membuatmu bahagia dan selalu bangga terhadapku
Juga kuucapkan terima kasih untuk kakakku Bustiar,Ba. Rismawati, Kep.
Efrizal. Nurdewi Sartka, SE. Dalvitra Putra. Dendi Anggara. Dori Jacksen
yang tersayang
vi
Trimakasih untuk suportny dan bantuannya selama ini,smoga kita semua bisa
jadi anak yang sukses dan bisa mewujudkan impian kita.*walaupun na udah
wisuda tapi uang jajannya jagan diwisudaiin juga donk hahha
Buat Neyse, Irfan, Kaifa jangan nakal-nakal ya nak,skolah yang rajin biar jadi
dokter dan bisa banggain papa mama,kalo dapat harus lebih dari bunda
sekarng hehehe......
Dan terima kasih untuk keluarga ST12 yang telah mendo’akan ku
Terimakasih buat semunya ya....
Special for someone: kayaknya gak da yang special dech ya,haha maklum
jomblo
mudah2 aja nanti ada yang special
Terima kasih untuk teman-teman Pend.Kepelatihan. OR 2009, lanjutkan
perjuanganmu teman, kita pasti bisa
Teman-teman kost srigunting 12
Zie-zie cepat nyusul y*kapan kita begadang lagi sampe pagi, riyan tu gak da
kuliah malam kita lagi yan huhahah???,sipak dak do wak pai absen tampek
daat pagi-pagi lai haha, mona kalo galak jan ditutuik jo mato tu dak nampak do
,deni capek lah ajuan judul tu deni...,kacak taragak den karoken jo qw samo
tyara liek ha lai takana dek qw wak ma ele-ele dibasko :D ,niwit mudah2n
capek wisuda yo uni.dan untuk kawan2 sadonyo lanjutkan perjuangan
itu,jangan mudah menyerah semua telah ditentukan sama allah,jalani dengan
hati yang ikhlas dan bersunguh-sunguh dalam mencari ilmu, dan buat kak
mike alias tek pida doakan adec biar sukses sllu n bisa ngejar impian dek, dan
kak dina alias kak banun jan lalok ka lalok jo nonton horor se karajo kak
tu,,hhaha peace kak..doakan dek cepat dapat jodoh ya, buat rina ama meli juga
makasih ya dah banyak betol bantuin kaka.mulai dari seminar sampai ujian
skripsi slalu kasih dukunga,bantuan hikzz.hikzz jadi terharu T.T..pokonya buat
semua keluarga srigunting 12 makasih atas dorongan dan semua masukan
,perhatiannya..doakan na biar bisa lebih sukses lagi dan pastinya doain juga
biar jadi calon istri yang salehah.
owhh iya lupa buat Mamik karyatin jagan mundur ya,maju teruss selesain
skripsinya cepat biar nyusul,padahal kemaren kita janjinya wisuda sama-sama
ya..hikzz.hikz...ternyata aku duluan.
Buat si Aconk alias Dian Purnama Sari C.S.pd betah amat lo masang target
wisuda 2014.kapan yo kita maengak-engak ka taplau, trus keluyuran sambil
ngegembel ampe malam,mangalasau juga..ya walaupun gue bukan mahasiswi
lagi tapi kebiasaan kita traveling tetap jalan donk conk ,,hahaha
Eehh ada yang ketinggalan ini yang kadang-kadang datang trus hilang si
Tyara Puja Kusuma thanks ya rara atas bantuannya selama ini,,ehh jagan
dilupain tu kisah kita sama kacak mandorong motor sekalian angkat motor
dijalan raya pas malam itu loh,semoga tetap sukses rajin2 noh terapi lututnya
vii
biar bisa jadi atlet nasional yang akan go international tapi jan lupo jo na
ndak...
Truusss buat mumu makasih ya cukk udah kasih suportnya dari awal masuk
kuliah ,sampai sekarang (yuo’r the best for me ) mmuuachhh hahha
owhh iya buat senior-senior 2008 makasih sudah banyak membantu., kak dian
perjuangan kita gak sia-sia yah,bg faisal makasih udah nemenin bikin skripsi
ampe malam,trus hujan-hujan ngantrin na,makasih bnyak ya bang,,buat bang
andi juga sudah banyak beri masukan dan membantu...makasih semuanya
Okeyyy cukup sekian Makasih semuanya ya temen-teman...!!!
Padang, 28 Januari 2013
Widona Astaria, S.Pd
i
ABSTRAK
Widona Astaria. 2013. ”Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)”.
Masalah dalam penelitian ini adalah ini berawal dari melihat kenyataan di
lapangan ditemukan bahwa kondisi fisk atlet Pelatihan Tenis Lapangan belum
sesuai dengan target yang diharapkan . Penelitian tergolong pada jenis penelitian
kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi fisik atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang.
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah atlet yang mengikuti Pelatihan
Tenis Lapangan di Universitas Negeri Padang (PTL UNP) sebanyak 44 orang
dengan rincian kelompok usia 8 – 14 tahun sebanyak 11 orang terdiri dari 6 putera
dan 5 puteri, usia 15 – 18 tahun sebanyak 12 orang terdiri dari 7 putera dan 5
puteri dan usia 19 –22 tahun sebanyak 21 orang terdiri dari 17 putera dan 4 orang
puteri. Penentuan sampel secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini
ditetapkan atlet putera yang berusia 17-22 tahun dengan jumlah 17 orang.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur kondisi fisik berkenaan
kecepatan dengan alat ukur stopwatch melalui lari sprint 50 meter, kelentukan
dengan alat ukur flexiometer melalui flexion of trunk, daya ledak otot lengan
dengan alat ukur meteran melalui one hand Medicine Ball Throw dan dayatahan
aerobik (VO2max) dengan alat ukur format norma penilaian melalui Bleep test
(Multistage Fitness Test). Analisa data dan pengujian hipotesis penelitian
menggunakan teknik analisis distribusi frekwensi (statistik deskriptif) dengan
perhitungan persentase.
Hasil analisis data disimpulkan bahwa :
1. Rata-rata tingkat kecepatan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) 6,8 detik tergolong kategori baik.
2. Rata-rata tingkat kelentukan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 12 centimeter tergolong kategori
cukup.
3. Rata-rata tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 6,1 meter tergolong
kategori cukup.
4. Rata-rata dayatahan aerobik (Vo2max) atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 44,4 cc
/kg BB/ menit tergolong kategori
kurang.
Kata Kunci: Kecepatan, Kelentukan, Daya Ledak Otot Lengan dan Dayatahan
aerobik (VO2max.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP)”.
Skripsi ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana pada Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas
Negeri Padang (UNP).
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan.
Dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu
melalui ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah
memberikan dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang telah memberikan berbagai
kemudahan dan pelayanan yang optimal sehingga penulis dapat mengikuti
perkuliahan dengan baik sampai akhirnya menyelesaikan skripsi ini.
iii
3. Drs. Maidarman, M.Pd selaku Pembimbing I dan Drs. Hendri Irawadi , M.Pd
selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
petunjuk yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hermanzoni. M.Pd, Bapak Drs. Witarsyah dan Bapak Roma
Irawan.S.Pd, M.Pd selaku tim penguji yang telah memberikan pengarahan dan
petunjuk yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
5. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis mengikuti
perkuliahan.
6. Rekan-rekan mahasiswa FIK UNP yang telah memberikan bantuan dan
dorongan baik moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan do’a sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, 28 Januari 2013
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 6
D. Perumusan Masalah .............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori .......................................................................... 8
1. Hakikat Tenis Lapangan .................................................. 8
2. Hakikat Kondisi Fisik Umum .......................................... 13
3. Hakikat Kondisin Fisik Khusus ....................................... 17
B. Kerangka Konseptual ............................................................ 27
v
C. Hipotesis ............................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 28
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................. 28
C. Devenisi Operasional ............................................................ 28
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 30
E. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 31
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 32
G. Prosedur Penelitian ............................................................... 49
H. Analisis Data ........................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ...................................................................... 42
B. Analisis Data ........................................................................ 50
C. Pembahasan .......................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 57
B. Saran-saran ........................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Populasi Penelitian ............................................................................ 30
2. Norma Standarisasi Test Sprint 50 Meter ........................................... 34
3. Norma Test Kelentukan ..................................................................... 35
4. Norma Test One Hand Medicine Ball Trow ....................................... 37
5. Norma Standarisasi Daya Tahan Aerobik .......................................... 39
6. Daftar Nama Panitia Test ................................................................... 40
7. Distribusi Frekuensi Kecepatan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang ................................................................. 43
8. Distribusi Frekuensi Kelentukan Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang................................................. 45
9. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Lengan Atlet Pelatihan
Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang ....................................... 47
10. Distribusi Frekuensi Dayatahan Aerobik Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang................................................. 49
11. Hasil Analisa Data Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang................................................. 51
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka konseptual ......................................................................... 27
2. Bentuk pelaksanaan Lari Sprint 50 meter ........................................... 33
3. Bentuk Pelaksanaan Test Kelentukan ................................................ 35
4. Bentuk Pelaksanaan Test Daya ledak Otot Lengan............................. 36
5. Bentuk pelaksanaan Bleep Test ......................................................... 38
6. Histogram Kecepatan ........................................................................ 43
7. Histogram Kelentukan ....................................................................... 45
8. Histogram Daya Ledak Otot Lengan ................................................. 47
9. Histogram Daya Tahan Aerobic ..................................................... ..... 49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Hasil Pengukuran Kecepatan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang ............................................................. 59
2. Hasil Pengukuran Kelentukan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang ............................................................. 60
3. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Lengan Atlet Pelatihan
Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang .................................... 61
4. Hasil Pengukuran Daya Tahan Aerobic Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang ............................................. 62
5. Hasil Keseluruhan Variabel Penelitian............................................ 63
6. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 64
7 Surat Izin Penelitian Dari FIK UNP ................................................ 65
8. Surat Keteranga Pengawasan Mutu Barang .................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan bagian dari aktifitas sehari-hari yang dimiliki
oleh setiap orang, sampai saat ini olahraga telah banyak memberikan
sumbangan yang positif dan nyata bagi peningkatan kesehatan masyarakat.
Disisi lain olahraga juga dapat dijadikan sebagai ajang kompetisi untuk
berpacu dalam penyampaian sebuah prestasi.
Selain ini olahraga telah mendapat perhatian khusus dari
pemerintah, hal ini dibuktikan dengan adanya suatu Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang System Keolahragaan
Nasional pada Bab I Pasal I ayat 3 yang dijelaskan:
“Sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan
yang saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu dan berkelanjutan
sabagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan,
pengelolaan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan keolahragaan nasional”.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan olahraga
adalah salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dengan diadakan latihan, dapat meningkatkan kesegaran jasmani
masyarakat Indonesia yang nantinya akan menjadi penerus bangsa yang
berkualitas. Tujuan dari olahraga itu sendiri adalah untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, prestasi, kualitas hidup
manusia, menanamkan nilai moral, akhlak manusia, sportifitas, disiplin,
2
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan
nasional, serta meningkatkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa.
Di Indonesia tenis termasuk olahraga popular, bahkan merupakan
salah satu cabang olahraga yang bisa mengangkat nama Negara dalam
kancah olahraga dunia. Selain itu tenis juga menjadi olahraga yang sangat
bermasyarakat dan berprestasi, hal ini dapat dilihat dengan adanya Klub
dan sekolah-sekolah tenis yang semakin marak, ini menandakan tenis
sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pencapaian prestasi atlet ditentukan dan dipengaruhi oleh banyak
faktor. Menurut Syafruddin (1999:22) faktor tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
“Faktor yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari potensi yang ada pada atlet atau
dengan kata lain berasal dari kemampuan atlet itu sendiri secara
menyeluruh baik menyangkut kemampuan fisiknya, teknik, taktik, maupun
oleh kamampuan mentalnya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi atlet dari luar diri atlet seperti sarana
dan prasarana, pelatih, pembina, guru olahraga, keluarga, dana, organisasi,
iklim, makanan yang bergizi dan lain sebagainya”
Sesuai dengan pendapat syafrudin diatas, maka untuk mendapatkan
prestasi tinggi pada olahraga tenis juga dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu factor dari dalam diri sendiri dan dari luar. Factor dari dalam diri
sendiri yaitu kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental.Keempat komponen
tersebut saling terkait satu sama lainnya, dan factor luar diri (internal) juga
sangat dibutuhkan untuk dapat terlaksananya latihan dengan baik dan
tanpa masalah.
3
Didalam permainan olahraga tenis kondisi fisik merupakan salah
satu persyaratan bagi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai dasar
prestasi. Factor- factor kondisi fisik yang mempengaruhi prestasi menurut
syaffrudin ( 1999:36 ) antara lain “(1) Kekuatan (strength), (2) daya tahan
(endurance), (3) daya ledak (power), (4) kecepatan (speed), (5) kelentukan
(flexibility), (6) kelincahan (agility), (7) koordinasi (coordination), (8)
keseimbangan (balance), (9) ketepatan (accuracy), (10) reaksi (reaction)”.
Berdasarakan kutipan mengenai komponen kondisi fisik di atas,
jelaslah bahwa kondisi fisik merupakan unsur yang penting dalam
olahraga, termasuk olahraga tenis. Kondisi fisik yang sangat dominan
dibutuhkan atlet tenis menurut Sukadiyanto ( 2002:38 ) adalah daya tahan,
kekuatan, kecepatan, dan kelentukan. Dalam cabang olahraga tenis pada
saat bertanding atlet harus mempunyai kecepatan dalam bergerak dan daya
ledak otot yang tinggi pada saat menyerang baik berupa pukulan smash
ataupun pertahanan, dan harus memiliki kelincahan pada saat memberikan
pukulan atau gerakan tipuan, dan harus mempunyai daya tahan aerobik
yang baik untuk bisa menyelesaikan pertandingan dengan maksimal.
Pembinaan olahraga tenis lapangan telah banyak dibina dan
dikembangkan dilingkungan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi,
salah satunya pembinaan tenis lapangan ini adalah Pelatihan Tenis
Lapangan universitas Negeri Padang ( PTL UNP ). Pembinaan olahraga
tenis ini sudah dilakukan dari tahun 1997 sampai saat sekarang dan masih
4
aktif dijalankan, peminatnya berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan
sampai pada kalangan umum.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan pada Atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang saat mereka
melakukan uji coba ataupun kejuaraan-kejuaraan pada beberapa
pertandingan, peneliti melihat prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
UNP masih kurang baik. Karena pada babak-babak pertama mereka masih
dapat mengimbangi jalannya pertandingan. Atlet masih bisa bergerak
dengan cepat dan cukup lincah, dapat mengatur jarak seorang dengan
lawan sehingga kemungkinan untuk memasukkan serangan masih banyak.
Namun pada babak kedua, atlet sudah mulai goyang dan kehilangan fokus
serangan sehingga memungkinkan lawan mendapatkan poin lebih banyak
dan cepat. Atlet sudah kehabisan tenaga sehingga untuk bertahan
menyelesaikan pertandingan saja atlet sudah letih dan akhirnya
kemenangan berada di pihak lawan.
Berdasarkan kenyatan yang terjadi dilapangan tersebut peneliti
menduga kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet belum sesuai dengan
harapan yang diinginkan, apabila masalah ini terus dibiarkan akan
mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal. Oleh sebab itu, perlu
dibuktikan secara ilmiah, melalui sebuah penelitian dengan judul
“Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan universitas
Negeri Padang”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas , maka masalah
yang akan dibahas dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Apakah pelatih mempengaruhi prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
2. Apakah teknik mempengaruhi prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
3. Apakah taktik mempengaruhi prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
4. Apakah Mental mempengaruhi prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
5. Apakah Mental mempengaruhi prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
6. Apakah factor kondisi fisik mempengaruhi prestasi atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan banyak factor masalah yang timbul dalam penelitian
ini maka untuk lebih menfokuskan penelitian, dan mengingat keterbatasan
kemampuan, waktu, dan tenaga yang dimiliki maka masalah penelitian ini
6
terbatas kepada “ Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang” yang meliputi:
1. Tingkat kecepatan atlet Pelatihan Tenis Lapangan UNP
2. Tingkat kelentukan atlet Pelatihan Tenis Lapangan UNP
3. Tingkat daya ledak otot lengan atlet Pelatihan Tenis Lapangan UNP
4. Tingkat daya tahan aerobik atlet Pelatihan Tenis Lapangan UNP
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah
penelitian ini adalah: Bagaimana Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pelatihan
Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang di Kota padang yang meliputi :
1. Bagaimana tingkat kecepatan atlet Pelatihan tenis Lapangan UNP ?
2. Bagaimana tingkat kelentukan atlet Pelatihan tenis Lapangan UNP ?
3. Bagaimana tingkat daya ledak otot lengan atlet Pelatihan tenis
Lapangan UNP?
4. Bagaimana tingak daya tahan aerobik atlet atlet Pelatihan tenis
Lapangan UNP?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan
pembatasan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
7
mengetahui tingkat kondisi fisik atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang yang terdiri dari :
1. Untuk mengetahui tingkat kecepatan atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang
2. Untuk mengetahui tingkat kelentukan atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang
3. Untuk mengetahui tingkat daya ledak otot lengan atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang
4. Untuk mengetahui tingkat daya tahan aerobik atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang
F. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar serjana pendidikan
di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
2. Sebagai bahan bacaan mahasiswa untuk menambah wawasan dalam
ilmu keolahragaan.
3. Sebagai bahan masukan bagi pelatih dan atlet tenis lapangan
Universitas Negeri Padang.
4. Bahan bacaan dan pedoman bagi mahasiswa jurusan kepelatihan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakekat Tenis Lapangan
Tenis adalah suatu permainan yang menggunakan bola dan racket,
dan di mainkan diatas lapangan persegi panjang yang memiliki permukaan
datar atau rata. Lapangan seluas260,7569 (P= 23.77 X L= 8.23 )
tersebut dibagi dua bagian sama besardengan menggunakan net atau jaring
sebagai pembatas. Pemain yang akan bermain atau bertanding berdiri
saling berhadapan pada daerah masing-masing. Daerah tempat ia berdiri
merupakan daerahnya sedangkan dareah diseberang net adalah daerah
lawan
Tenis merupakan olahraga yang sangat tua , hal ini diketahui pada
pahatan yang dibuat sekitar 1500 tahun sebelum Masehi di dinding sebuah
kuil di Mesir yang menunjukan representasi dari permainan bola tenis dan
dimainkan pada upacara keagamaan. Permainan ini kemuadian meluas
keseluruh Eropa pada abad ke-8.
Pada awal perkembangan tenis dimainakan dengan memakai
tangan atau sebuah tongkat yang dipukulkan bergantian menggunakan
sebuah bola dari kayu yang padat. Permainan ini kemudian berkembang
lagi menjadi permainan bola yang dipukul melintasi dinding pen ghalang
.karna pada saat itu dirasakan bahwa control bola lebih terasa
9
menggunakan tangan, maka media yang berkembang pada waktu itu
adalah dengan menggunakan sarung tangan kulit yang kemudian
berevolusi kembali dengan menambah gagang. Bolapun berevolusi dari
sebuah kayu padat menjadi bolan dari kulit yang diisi dedak kulit padi.
Pada abad ke 16-18 tenis banyak digemari oleh kalangan raja-raja
dan para bangsawan.tenis kemudian berkembang hingga dataran inggris
dan juga menyebar ke Spanyol , Italia, Belanda, Swiss dan Jerman. Namun
tenis sempat mengalami kemunduran saat terjadi revolusi prancis dan
berkuasanya Napoleon Bonaparte.
Pada abad ke 19 barulah tenis di unculkan kembali oleh para
bangsawan inggris dengan membangun fasilitas-fasilitas country club.
Dan olahraga tenis ini popular dimainkan di halaman rumput yang terkenl
dengan sebutann “ Lawn tennis”. Sebutan lawn tennis berasal dari seorang
inggris bernama Arthur Balfour. Sejak ditemukan lawn tennis maka orang
mulai bereksperimen dengan memainakannya di permukaan lain seperti
Clay Court ( tanah liat) dan Hard Court ( semen )
Ide permainan tenis ini adalah mematikan bola dari daerah lawan,
dan berusaha untuk mempertahankan bola agar tidak mati di daerah sendiri
dengan cara memukul bola ke daerah lawan.( Irawadi, 2009:1 )
Seorang petenis yang baik adalah pemain yang mampu
memenangkan pertandingan-pertandingan yang diikuti. Pemain yang
demikian merupakan petenis yang berprestasi. Petenis yang berprestasi
biasanya memiliki beberapa kemampuan seperti menguasai teknik-teknik
10
memukul bola, mempunyai kwalitas kondisi fisik yang baik, mempunyai
strategi dan dan taktik dalam bertanding serta memiliki kematangan
mental.( Irawadi, 2009:1).
Penguasaan teknik keterampilan tenis lapangan sangat diperlukan
agar permainan dapat berjalan dengan baik, ketrampilan yang dilihat
secara teknik adalah menyerang dan bertahan. Keterampilan dalam
menyerang adalah berupa smash dan service.
Untuk dapat menyelamatkan bola dari serangan lawan, pemain
tentunya harus menguasai teknik dasar dan pukulan yang benar. Gerakan
dan pukulan dalam permaina tenis harus melibatkan komponen teknik-
teknik agar dapat menghasilkan pukulan yang berkwalitas.
Dalam permainan tenis ada beberapa jenis pukulan yang harus
dikuasai oleh pemain,karna jenis pukulan terlalu banyak maka pukulan-
pukulan tersebut dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya antara lain
jenis pukulan berdasarkan waktu pelaksanaan yaitu : Ground stroke,
Volley, Service.
Untuk dapat menguasai olahraga tenis lapangan dengan baik,
maka atlet harus dapat mengusai teknik dasar dalam permainan yang
meliputi pegangan racket ( grip ), olah kaki ( footwork), teknik memukul
seperti sevice, smash, dan volley).
a. Pegangan raket ( grip position )
Pegangan raket adalah suatu cara menggenggam tangan pada
tangkai raket, pada posisi mana jari-jari ditempatkan. Cara memegang
11
raket merupakan salah satu bagian dari teknik dari memukul dan sangat
berpengaruh pada hasil pukulan. ( Irawadi, 2009:22 )
Dari cara memegang raket baik forehand maupun backhand perlu
dikemukakan bahwa keberhasilan pukulan bukan saja ditentukan oleh
ayunan tangan tapi dipengaruhi juga oleh kekuatan otot-otot jari. Pada saat
melakukan service dan smash diperlukan kemantapan pegangan pada saat
daun racket menyentuh bola tidak terjadi pergesaran atau perubahan posisi
reket.
b. Olah kaki ( footwork )
Olah kaki merupakan bagian terpenting dalam proses memukul,
karna olah kaki ( footwork ) adalah salah satu bagian dari memukul, para
pakar tenis sering mengatakan bahwa permainan tenismu sebaik kakimu.
Artinya kempampuan sorang petenis dalam bermain tenis ditentukan oleh
kwalitas pergerakan kakinya.
Dari penjelasan diatas bahwa Footwork merupakan dasar untuk
bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam
keadaan posisi baik. Untuk bisa memukul dengan baik, maka seorang
atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak tidak bisa dicapai
kalau footwork –nya tidak teratur.
c. Service
Service merupakan pukulan pertama sebagai pembuka permainan.
Menurut Irawadi (2009:29) menjelaskan service adalah “Pukulan yang
12
dilakukan setelah bola terlebih dahulu dilambungkan, dan belum sempat
jatuh dilapangan permainan.”
Dari penjelasan diatas bahwa dalam aturan permaina tenis
lapangan, service merupakan modal awal untuk bisa memenangkan
pertandingan. Dengan demikian , seorang pemain tidak bisa mendapatkan
angka apabila tidak bisa melakuklan service dengan baik.
d. Smash
Pukulan smash menurut Irawadi ( 2009:67 ) “ merupakan pukulan
yang dilakukan dengan cepat dari atas kepala”. Pukulan ini merupakan
salah satu jenis pukulan serangan yang sangat ampuh, karena pada
umumnya bola dipukul tinggi, dan dilakukan didaerah tengan lapangan
sehingga mudah mengarahkannya. Hampir dipastikan smash yang baik
akan menghasilkan poin.
Dari pendapat diatas smash adalah pukulan kunci untuk mematikan
permainan lawan. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang.
Karakteristik pukulan ini adalah: keras, bola cepat menuju lantai, sehingga
pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot lengan, dan kelentukan
tubuh serta koordinasi tubuh yang harmonis.
e. Volly
Volley menurut Irawadi ( 2009:49 ) volley adalah pukulan yang
dilakukan sebelum bola jatuh dilapangan terlebih dahulu. Pukulan volley
termasuk salah satu pukulan dasar permainan tenis, pukulan ini banyak
dilakukan saat pemain berada dekat net, dan sangat ampuh untuk
13
menyerang terutama saat bermain ganda . oleh sebab itu pukulan ini perlu
dikuasai dengan baik oleh petenis.
2. Hakekat Kondisi Fisik Umum
Kondisi fisik umum merupakan kemampuan dasar untuk
mengembangkan kemampuan prestasi tubuh menurut Martin dan
Syafruddin (1999) terdiri dari komponen, kekuatan, kecepatan,daya tahan,
dan kelenturan. Frohner CS dalam Syafruddin (1999:35) mengatakan,
bahwa latihan kondisi fisik umum berarti latihan-latihan yang beraneka
ragam untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh dan merupakan
dasar untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik khusus, kemampuan
tersebut meliputi, kecepatan, daya tahan, power, kelenturan, dan
kelincahan.
Nosek (1982:12), mengatakan bahwa ” kondisi fisik umum
terdiri dari kekuatan dan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan
kondisi fisik khusus meliputi kelincahan, power, stamina, keseimbangan
dan koordinasi ”. Senada dengan pendapat diatas, Suharno (1985:24)
mengemukakan ” Unsu-unsur gerak fisik umum itu sendiri dari kekuatan,
daya tahan, kecepatan, dan kelentukan.
Untuk terwujudnya prestasi maksimal kondisi fisik pemain tenis
yang baik merupakan suatu hal yang sangat di perlukan. Jonath dan
Krempel dalam syafrudin (1999:32) mengatakan kondisi fisik itu
dibedakan atas pengertian sempit dan luas. “ Dalam arti sempit kondisi
fisik merupakan keadaan yang meliputi factor kekuatan, kecepatan, dan
14
daya tahan. Sedangkan dalam arti luas adalah ketiga factor diatas ditambah
dengan factor kelincahan ( flexibility) dan koordinasi (coordination)”.
Senada dengan pendapat diatas Letzelter dalam Syafruddin (1999:32)
mengatakan bahwa kondisi fisik dalam arti luas mengandung unsure
kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan dan koordinasi.
A.Sarumpaet (1986:34) mengatakan bahwa “kondisi fisik adalah
keadaan fisik seseorang pada saat tertentu untuk melakukan suatu
pekerjaan yang dijadikan bebannya. Seseorang dapat dikatakan berada
dalam kondisi baik kalau ia mampu melakukan pekerjaan yang di
bebankan kepadanya atau yang ingin dilakukannya tanpa kelelahan yang
berlebihan.” Adapun unsure-unsur kondisi fisik adalah kekuatan (strengh),
kecepatan (speed), daya tahan (endurance) dan keterampilan (
skill/agility).
Komponen–komponen dalam kondisi fisik umum adalah sebagai
berikut:
1) Daya tahan (endurance)
Daya tahan adalah, kemampuan individu – individu untuk
melakukan kerja secara berulang – ulang pada periode tertentu. Bowers
(1990). Begitu juga dalam Tenis lapangan sangat dibutuhkan sekali daya
tahan karena untuk seorang atlet petenis harus mampu bertahan lama
dilapangan.
15
2) Kekuatan (strenght)
Kekuatan adalah, daya atau tekanan sebuah otot, atau lebih
tepatnya adalah suatu kelompok otot yang dapat digunakan melawan suatu
perlawanan didalam suatu usaha/upaya maksimal. Fox (1988). Begitu juga
dengan kekuatan merupakan kemampuan untuk menampilkan gerakan
petenis dalam mengubah gerak atau bentuk gerakan yang baik pada saat
pertunjukan atau pertandingan.
3) Kecepatan (speed)
Secara psikologis kecepatan adalah, sebagai kemampuan
berdasarkan kemudahan bergerak, proses sistem syaraf dan perangkat otot
untuk melakukan gerak per satuan waktu tertentu. Jonath (1987).
Kecepatan sangat dibutuhkan dalam tenis lapangan, karena untuk
melakukan gerakan-gerakan memukul dan merubah posisi dalam
permainan diperlukan kecepatan.
4) Kelentukan (flexibility)
Kelentukan adalah, kelemah lembutan atau kekenyalan dari otot
dan kemampuannya untuk meregang cukup jauh agar memungkinkan
persendian dimana dia berada dapat bereaksi secara lengkap dalam jarak
normal dan dari gerakan tesebut tidak menyebebkan cedera. Paul Uram
dalam Bafiman (2008).
Dari pendapat diatas bahwa peningkatan kondisi fisik bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan fisik menjadi prima dan berguna dalam
menunjang aktivitas olahraga untuk mencapai prestasi. Sedangkan seorang
16
atlet yang memiliki kondisi puncak dapat diartikan bahwa atlet tersebut
mempunyai kempuan untuk melakukan pertandingan atau latihan dengan
intensitas tinggi sampai selesai tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Dalam cabang olahraga termasuk tenis lapangan kondisi fisik
merupakan salah satu factor penentu keberhasilan dalam pencapaian
prestasi olahraga. Kondisi fisik mempunyai peranan yang sangat penting
bagi atlet, dapat dikatakan mustahil seorang atlet berprestasi optimal tanpa
memiliki kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik dalam olahraga diartikan
sebagai semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang
realisasinya dilakukan melalui kesanggupan pribadi (kemampuan atau
motivasi).
Dari pendapat diatas bahwa kondisi fisik merupakan factor utama
dalam pencapaian prestasi, dari semua kondisi fisik tersebut, yang
dominan dalam olahraga tenis lapangan yaitu daya ledak otot lengan untuk
memukul bola, serta mempunyai daya tahan yang baik, atlet tenis akan
sulit untuk mencapai prestasi yang membanggakan dan juga diperlukan
kelentukan yang baik saat mengambil bola yang datang dan sulit dari
jangkauan.
Keseluruhan kegunaan kondisi fisik tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain dalam menunjang prestasi pemain tenis lapangan . dari
sekian banyak elemen kondisi fisik yang menentukan prestasi tenis
lapangan, maka tidak semua elemen akan di kaji dalam kajian teori ini.
17
Hal ini disebabkan karna penelitian ini lebih focus membahas kondisi fisik
yaitu: kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), daya ledak otot lengan,
daya tahan aerobic.
3. Hakekat Kondisi Fisik Khusus
Dalam pertandingan tenis lapangan kondisi fisik merupakan factor
utama dalam pencapaian prestasi, karena dalam pertandingan tenis
lapangan sangat membutuhkan kecepatan untuk melangkah, kelentukan,
daya ledak otot lengan untuk memukul bola dan daya tahan aerobic agar
mampu bertahan dalam permainan dalam waktu yang relatif lama. Untuk
itu tanpa memiliki kondisi fisik yang baik dalam olahraga tenis lapangan
maka akan sulit mencapai prestasi yang membanggakan.
a. Kecepatan
Kecepatan diartikan sebagai kemampuan tubuh melakukan gerakan
sebanyak mungkin dalam waktu tertentu. Atau dapat juga diartikan
sebagai kemampuan tubuh melakukan gerakan dengan waktu yang
sesingkat mungkin. Jonat dan Krempel dalam syafrudin (1999:86)
mengatakan bahwa” kecepatan adalah proses system persyarafan dan alat-
alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu tertentu”.
Sementara Sajato (1989:58) mengemukakan :’’kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya atau kemapuan menempuh jarak dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.”
18
Secara fisiologis kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang
berdasarkan kelentukan (fleksibelitas), proses sistem persyarafan dan alat-
alat otot untuk melakukan grakan-gerakan dalam satu satuan waktu
tertentu. Sedangkan secara fisikalis kecepatan dapat diartikan sebagai jarak
di bagi waktu, dan hasil dari pengaruh kekuatan terhadap tubuh yang
bergerak, dimana kekuatan dapat mempercepat gerakan tubuh (Syafruddin,
1992:56)
Dalam bertanding, petenis harus mampu melakukan setiap
gerakannya dengan cepat baik dalam melakukan serangan maupun dalam
melakukan pertahanan. Dalam menyerang apabila tidak dilakukan dengan
cepat, seperti pada saat bergerak maju, mundur dan memukul maka
pukulan tersebut akan mudah di kuasai dan kemudian akan berbalik
diserang oleh lawan. Begitu juga pada saat melakukan pertahanan, atlet
harus bisa menangkis dengan tepat dari serangan lawan agar serangan
lawan tidak berkelanjutan dan kemudian jatuh dilapangan sendiri yang
merupakan angka (nilai) untuk lawan.
b. Kelentukan
Kelentukan merupakan kemampuan untuk menggerakan otot dan
persendian dengan luas gerakan yang seluas-luasnya pada seluruh daerah
pergerakan (Donie, 2009:136). Tenis lapangan adalah cabang olahraga
yang selalu di dominasi oleh pergerakan arah yang ekstrim dan tiba-tiba,
gerakan memukul bola, gerakan kaki saat mengejar bola, dan mengejar
19
bola keseluruh lapangan menjadi tuntutan, si atlet harus memiliki
kelentukan yang prima baik kelentukan dari elastisitas dari pada otot-otot
utama yang bekerja, juga kelentukan antar persendian yang terlibat. Pada
saat permainan tenis gerakan-gerakan yang menghendaki kerja maksimal
dari sendi sangat sering terjadi, misalnya saat menjangkau bola-bola yang
jauh, memutar badan untuk membuat awalan yang cukup ketika
melakukan pukulan, kelenturan pinggang sangat dibutuhkan terutama saat
melakukan service dan smash.
Kelentukan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap cabang
olahraga. Sebagaimana yang dijelaskan lutan, dkk (19911:41) bahwa
kelentukan penting untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, terutama
bagi seorang atlet suatu cabang olahraga yang menuntun keluwesan gerak
seperti senam, atletik, gulat dan permainan lainnya. Seseorang yang lentur
akan lebih lincah gerakannya dan akan lebih baik prestasinya.
Sebagaimana yang dijelaskan diatas, bahwa kelentukan sangat
penting bagi setiap cabang olahraga permainan, salah satunya dalah
permainan tenis lapangan. Dalam permainan tenis lapangan sangat dituntut
keluwesan gerak dalam bermain terutama disaat mengambil bola dan lain
sebagainya. Disamping itu kita dapat melihat kelentukan sangat penting
bagi pemain tenis lapangan dalam mendukung kelincahan yang di milki
oleh pemain tenis lapangan.
20
c. Daya ledak otot lengan
Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang
penting dalam kegiatan olahraga. Karena daya ledak akan menentukan
seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa
tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Menurut Bompa
dalam Syahara(2004:20) : “Daya leda (power) merupakan hasil dari dua
kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan dan dipertimbangkan sebagai
suatu kemampuan untuk menampilkan kekuatan yang maksimum dalam
waktu yang paling pendek”.
Daya ledak merupakan perpaduan antara unsur kekuatan dengan
kecepatan. Menurut Herre dalam Arsil (1999:71). “daya ledak yaitu
kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu
kecepatan kontraksi tinggi”. Masih menurut Arsil (1999:73) “kontraksi
tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam
berkontraksi” Menurut Jansen dalam Arsil (1999:71), “daya ledak adalah
semua gerakan explosive yang maksimum secara langsung tergantung
pada daya”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa explosive power (daya
ledak) adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam
waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada
tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosive untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki.
21
Dalam olahraga tenis lapangan daya ledak otot lengan sangat
dibutuhkan, daya ledak otot lengan digunakan dalam melakukan pukulan-
pukulan seperti pukulan service dan smash. Apabila daya ledak tidak
dimiliki maka pukulan yang dimiliki saat dilakukan akan lambat dan
tentunya bisa dikuasai lawan dan lawan akan dengan mudah untuk
berbalik menyerang, saat melakukan pukulan seperti smash, forhand, dan
backhand, apabila tidak memiliki daya ledak otot lengan yang baik maka
lawan akan lebih mudah untuk memberikan semua pukulan yang keras
ataupun pukulan tipuan yang diarahkan ke lawan. Untuk itu diperlukan
latihan yang baik untuk meningkatkan dan mempertahankan daya ledak
atlet guna pencapaian prestasi yang optimal.
d. Dayatahan aerobic
Secara sederhana daya tahan dapat diartikan dengan kemampuan
menghadapi kelelahan. Namun secara definitif daya tahan merupakan
kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan
oleh pembebanan dalam waktu yang relatif lama. Weineck dalam
Syafruddin, (1992:67) mengartikan “Dayatahan sebagai kemampuan atlet
mengatasi kelelahan fisik dan psikis (mental)”. Dengan demikian daya
22
tahan dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh dalam mengatasi beban
dalam waktu yang relatif lama tanpa menyebabkan kelelahan yang berarti.
Daya tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang
penting, karena merupakan basis dari elemen-elemen kondisi fisik yang
lain. Secara fisiologis, daya tahan berhubungan dengan kemampuan
jantung dan organ pernafasan. Kemampuan jantung dapat menambah
volume semenit (cardiac out put) untuk transport oksigen dan zat-zat yang
dipergunakan dalam sistem metabolik.
Menurut Fox dalam Bafirman (2006: 22) “Dengan adanya
ketahanan jantung dalam bekerja, maka pompaan darah akan lebih lancar
sehingga sel-sel memerlukan aliran darah dapat dipenuhi sesuai dengan
keperluannya
Menurut Umar (2006: 38) mengatakan bahwa:
“Tinggi rendahnya daya tahan seseorang akan dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya seseorang.
adalah volume oksigen maksimal
disebut juga sebagai kapasitas aerobik, yaitu kamampuan tubuh
mengkonsumsi oksigen secara maksimal permenit.
ditunjang oleh
kemampuan paru-paru sebagai organ yang menyediakan oksigen, kualitas
darah (hemoglobin) yang akan mengikat dan membawa oksigen ke seluruh
tubuh, jantung sebagai organ yang memompa darah ke seluruh tubuh,
pembuluh darah (sirkulasi) yang akan menyalurkan darah ke seluruh tubuh
dan otot rangka sebagai salah satu organ tubuh yang akan memakai
oksigen untuk proses oksidasi bahan makanan sehingga menghasilkan
energi”.
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat kita analisa bahwa apabila
salah satu komponen tersebut kapasitasnya rendah, maka akan
23
mempengaruhi tingkat,
karena masing-masing organ tersebut
saling mempengaruhi.
secara umum menunjukkan kemampuan
menahan kelelahan dari organ-organ tubuh manusia. Tujuan utama dari
latihan
adalah meningkatkan kemampuan kerja jantung disamping
meningkatkan kerja paru-paru dan sistim peredaran darah. Secara umum
kemampuan
yang tinggi dibutuhkan dalam semua cabang olahraga
yang membutuhkan gerak fisik.
Walaupun masih ada yang menganggap bahwa
kurang
penting, namun para ahli fisiologi berpendapat bahwa
adalah
sangat penting bagi semua cabang olahraga. Karena dengan tingkat
yang tinggi, kualitas aktivitas yang berat seperti melakukan
tendangan sambil melompat dan berputar, akan dapat dipertahankan dalam
tempo tetap tinggi selama pertandingan berlangsung dan atlet dituntut
bergerak aktif selama pertandingan berlangsung. Dilain pihak,
yang tinggi akan mempercepat proses pemulihan (recovery).
Dalam suatu pertandingan, seorang atlet dituntut mampu bergerak
lebih lama selama pertandingan berlangsung tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik yang ada pada olahraga
tenis lapangan. Pada pertandingan berlangsung dimana penyerangan dan
pertahanan harus dapat dilakukan oleh atlet dan harus selalu bergerak
dinamis dan agresif untuk mencari keuntungan dalam setiap momen yang
ada. Jika atlet tenis lapangan tidak memiliki
yang baik, maka dia
24
akan kesulitan untuk mengikuti latihan maupun suatu pertandingan,
walaupun atlet tersebut memiliki kemampuan teknik yang baik.
Dari uraian-uraian di atas, terlihat bahwa sangat penting volume
oksigen maksimal ( ) bagi tubuh manusia, terutama untuk kesegaran
jasmani dan ketahanan jantung, otot-otot dan persendian. Dalam
pertandingan seorang atlet harus memiliki
yang baik. Karena
pertandingan tenis lapangan dilakukan selama 2 (dua) babak anatar babak
ke babak ada masa istirahat. Dengan memiliki
yang baik, maka
masa pemulihan (recovery) akan cepat dilakukan oleh tubuh sehingga
untuk babak berikutnya tubuh masih mampu melakukan berbagai macam
serangan dan pertahanan dengan kontraksi yang tinggi. Sebaliknya jika
pebulutangkis tidak memiliki
yang baik, maka dalam masa
pemulihan (recovery) akan lambat dilakukan oleh tubuh, sehingga untuk
pertandingan pada babak berikutnya kemampuan atlet akan menurun,
sehingga prestasi maksimal tidak akan tercpai.
Dengan demikian komponen kondisi fisik yang telah diuraikan di
atas perlu ditingkatkan dan harus dilakukan dengan latihan fisik, yang
terarah, terorganisir, dan terprogram. Disamping itu juga harus didukung
dengan gizi yang baik, terutama makanan sumber zat besi untuk
pembentukan Hb.
Dalam olahraga tenis lapangan daya tahan aerobic sangat
dibutuhkan karna olahraga tenis merupakan olahraga yang dilakukan
25
dalam waktu yang lama,oleh sebab itu kemampuan dayatahan aerobic
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kemampuan daya tahan dan stamina dapat
dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain yang
memiliki nilai aerobic.
B. Kerangka Konseptual
Prestasi olahraga merupakan masalah yang majemuk, maksudnya
terdapat banyak factor dan hal yang mempengaruhi prestasi seorang atlet
tenis lapangan, kesemua factor tersebut saling berkaitan antara satu sama
lain. Salah satu factor utama yang sangat menentukan tercapainya prestasi
atlet tenis lapangan adalah kondisi fisik, karena dalam pertandingan tenis
lapangan akan terjadi banyak gerakan yang membutuhkan kondisi fisik
seperti pukulan smash,volley forehand dan beckhand. Utuk dapat tampil
maksimal dalam suatu pertandingan tenis lapangan dalam suatu
pertandingan dibutuhkan kondisi fisik yang prima, adapun kondisi fisik
yang dibutuhkan adalah:
1. Kecepatan
2. Kelentukan
3. Daya ledak otot lengan
4. Daya tahan aerobic
Kecepatan merupakan gerakan yang dapat berpindah secepat
mungkin dari suatu tempat ketempat lain, karena didalam permainan tenis
26
lapangan diperlukan untuk mengambil bola yang datang dari arah
manapun, sehingga pemain dapat menguasai lapangan sebaik mungkin.
Kelentukan merupakan kemampuan untuk menggerakan otot dan
persendian dengan luas pada seluruh daerah pergerakan. Dalam permainan
tenis kelentukan sangat dibutuhkan terutama saat melakukan service.
Karna kelentukan menentukan arah bola yang dipukul kearah lawan. Jika
seorang atlet tidak memiliki kelentukan yang maksimal kemungkinan
terjadi umpan atau bola yang diberikan mudah untuk dikuasai lawan.
Daya ledak otot lengan berguna untuk menampilkan kekuatan
maksimal dan kecepatan maksimum secara ekspilisif dalam waktu cepat
dan singkat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, sehingga otot
menampilkan gerakan eksplosif sangat kuat dan cepat dalam berkontraksi.
Dalam penelitian ini daya ledak otot lengan berfungsi agar terciptanya
pukulan yang maksimal dan menghasilkan smash dan service yang bagus.
Daya tahan aerobic dapat diartikan dengan kemapuan menghadapi
kelelahan. Namun secara umum daya tahan merupakan kemampuan
organism tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh
pembebanan dalam waktu yang relatif lama agar atlet bisa menyelesaikan
pertandingan dengan hasil yang memuaskan.
Dengan alasan demikian, maka peneliti melakukan penelitian
tentang tingkat dan kemapuan kondisi fisik atlet Pelatihan Tenis Lapangan
27
Universitas Negeri Padang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian
bagian berikut:
Gambar 1. Kondisi Fisik dalam Tenis Lapangan
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka di peroleh pertanyaan
penelitian yaitu :
1. Bagaimana kemapuan kecepatan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
2. Bagaimana kemampuan kelentukan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang?
3. Bagaimana kemampuan daya ledak otot lengan Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang?
4. Bagaimana kemapuan daya tahan aerobic Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang?
28
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukan, maka penelitian ini
bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai
situasi-situasi atau gejala-gejala suatu objek. Hal ini sesuai dengan
Arikunto (1990:310) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak
bermaksud menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa
adanya tentang suatu variable, gejala, atau keadaan tertentu “. Dengan
demikian penelitian ini hanya mengungkapkan dan menggambarkan suatu
gejala semata, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet
Pelatihan Tenis LapanganUniversitas Negeri Padang (PTL UNP ).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Lapangan Tenis Universitas Negeri
Padang.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Pada tanggal 28 Desember 2012
C. Defenisi Operasional
Sehubungan dengan penelitian ini agar tidak terjadi salah
pengertian dalam memahami istilah, maka perlu dijelaskan sebagai
berikut:
29
1. Kecepatan(speed)
Kecepatan diartikan sebagai kemampuan tubuh melakukan gerakan
sebannyak mungkin dalam waktu tertentu atau dapat juga diartikan sebagai
kemapuan tubuh melakukan suatu gerakan dengan waktu yang sesingkat-
singkatnya.( Sajoto, 1989:58 ). Untuk mengetahui tingkat kecepatan
diukur dengan lari sprint 50 meter, pengukurannya dalam waktu yang
ditempuh dalam satuan detik.
2. Kelentukan(flexibility)
Kelentukan merupakan kemampuan untuk menggerakan otot dan
persendiandengan seluas-luasnya pada seluruh daerah pergerakan (Donie,
2009:136). Cara pengukuran kelentukan untuk pinggang dalam jumlah
satuan centimeter dengan menggunakan alat Flexometer.
3. Daya ledak otot lengan
Daya ledak otot lengan merupakan hasil dari dua kempuan yaitu
kekuatandan kecepatan danpertimbangan sebagai suatu kemampuan untuk
menampilkankekuatan yang maksimum dalam waktu yang paling pendek.
untuk mengetahui tingkat daya ledak otot lengan di ukur dengan one hand
Medicine Ball Throw.
4. Dayatahan Aerobik
Dayatahan diartikan sebagai waktu bertahan yaitu lamanya seorang
dapat melakukan suatu intensitas kerja atau jauh dari keletihan
30
(Asril,2009;19). Namun dalam hal ini dayatahan yang dimaksud adalah
kemampuan VO2max atau dayatahan aerobik. Cara pengukurannnya
dengan menempuh jarak 20 meter dengan menggunakan Bleep Test.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2002:108) menyatakan bahwa yang dimaksud
populasi adalah: ”keseluruhan dari objek penelitian”. Berdasarkan
pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah atlet yang
mengikuti Pelatihan Tenis Lapangan di Universitas Negeri Padang (PTL
UNP) sebanyak 44 orang dengan rincian kelompok usia 8 – 14 tahun
sebanyak 11 orang terdiri dari 6 putera dan 5 puteri, usia 15 – 18tahun
sebanyak 12 orang terdiri dari 7 putera dan 5 puteri dan usia19 –22 tahun
sebanyak 21 orang terdiri dari 17 putera dan 4 orang puteri. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Jumlah populasi
N
No
Kelompokusia
(tahun)
Putera Puteri Jumlah
(orang)
1 8 – 14 6 5 11
2 15 – 18 7 5 12
3 19–22 17 4 21
Total 44
Sumber : Skretariat PTL UNP 2012
31
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti
(Arikunto,2002:109). Penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Menurut Yusuf (2007:205) purposive sampling yaitu penentuan
sampelnya dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih
dahulu.
Berdasarkan dari populasi yang telah dikemukakan diatas, maka
penelitian ini hanya mengambil atlet yang berusia 17-22 tahun. Disini
penelitiannya mengambil putera saja dan yang rutin mengikuti latihan dan
juga karena perbedaan kondisi fisik antara atlet putera dengan putri dan
mengingat jumlah atlet putri terlalu sedikit untuk dijadikan sampel.
Dengan demikian, sampel penelitian ini berjumlah 17 orang khusus putera
saja.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dengan menggunakan tes kondisi fisik atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang yang langsung diambil dari sampel yang
telah ditetapkan, data tersebut meliputi : tes kecepatan, kelentukan,
daya ledak otot lengan dan dayatahan aerobik.
32
b. Data sekunder yaitu berupa data tentang jumlah atlet, nama-nama atlet,
umur atlet, yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang telah tersedia
sebelumnya dari sekretaris Pelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diambil dari atlet Pelatihan tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang yang telah ditetapkan sebagai sampel
yaitu sebanyak 17 orang, melalui test dan pengukuran untuk masing-
masing variable yaitu :
a. Kecepatan diukur dengan lari Sprint 50 meter
b. Kelentukan diukur dengan test Flexion of trunk
c. Daya ledak otot lengan diukur dengan One hand Medicine
Ball Throw
d. Dayatahan aerobik diukur dengan menggunakan bleep test
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kondisi fisik para atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang dilakukan beberapa test
yaitu:
1. Hasil Pengukuran Kecepatan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP) Melalui Tes Lari Sprint 50 Meter.
Menurut Lutan (1999:226) test kecepatan dilakukan dengan petunjuk
sebagai berikut:
33
a. Tujuan yaitu untuk mengukur kecepatan
b. Perlengkapan : Stopwatch, meteran, pluit, lintasan 50 meter, dan bendera
Start.
c. Pelaksanaan :
1) Peserta tes berdiri dibelakang garis start, dengan sikap melayang (berdiri).
2) Pada aba-aba “ya” peserta tes berusaha berlari secepat mungkin mencapai
finish.
3) Tiap peserta diberi dua kali kesempatan, dan diambil waktu yang terbaik
Gambar 2 : Bentuk pelaksanaan lari sprint 50 meter
Sumber : Lutan (1999:226). Manusia Dan Olahraga.
ITB dan FPOK / IKIP Bandung
Penilaian : Untuk mengetahui kemampuan kecepatan dapat dilihat
pada tebel norma di bwah ini
34
Tabel. 2
Norma standarisasi untuk kemampuan
Tes dari Sprint 50 meter
Persentase Pria
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
KurangSekali
> 4,6
4,7–5,7
5,8–6,8
6,9–7,9
8–9
Sumber : Lutan (1999:226). Manusia Dan Olahraga.
ITB dan FPOK / IKIP Bandung. Penilaian
2. Hasil Pengukuran Kelentukan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP) Melalui Tes Fexiometer.
Menurut Winarno (2006:93) bahwa untuk mengukur komponen
kelentukan (Flexibility) dapat dilakukan test dengan menggunakan alat
Flexometer. Hal ini juga diungkapkan oleh Lutan, dkk (1991:220) bahwa
test kelentukan dapat dilakukan dengan petunjuk sebagai berikut:
a. Tujuan yaitu untuk mengukur kemampuan komponen Flexibelitas
b. Nama test yaitu Flexion of trunk
c. Alat yaitu Flexometer, blanko catatan, pena, dan meja.
d. Cara pelaksanaan yaitu Testee berdiri tegak diatas alat ukur dengan
kedua kaki rapat dan kedua ujung jari kaki rata dengan pinggir alat
ukur. Badan dibungkukkan kebawah, tangan lurus. Badan
direnggutkan kebawah secara perlahan-lahan sejauh mungkin. Kedua
tangan menelusuri alat ukur dan berhenti pada jangkauan terjauh.
35
e. Skor jarak jangkauan terjauh yang dapat dicapai oleh testee dari dua
kali percobaan yang di ukur dengan centimeter.
Gambar 3 : Bentuk pelaksanaan Flexiometer test
Sumber :. Lutan (1999:226). Manusia Dan Olahraga. ITB dan FPOK /
IKIP Bandung. Penilaian
Tabel 3
Norma Tes Kelentukan
Kategori Jarak (centimeter)
Baiksekali >24
Baik 18–23
Cukup 12–17
Kurang 6–11
Kurangsekali 1–5
Lutan (1999:226). Manusia Dan Olahraga. ITB dan FPOK / IKIP
Bandung. Penilaian
3. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Lengan Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) Melalui Test One hand
Medicine Ball Throw.
a. Perlengkapan
1) Bola Medicine seberat 5kg.
2) Kapur
36
3) Meteran
4) FormulirTes
b. Pelaksanaan
1) Testeee berdiri dengan padangan kedepan dan salah satu kaki berada di
depan.
2) Testeee memegang bola Medicine dengan satu tangan di atas kepala.
3) Testeee melempar bola kedepan secara maksimal sehingga di peroleh
jarak yang jauh, Pada saat melempar bola badan harus tetap pada
posisinya.
4) Testeee coba diberi kesempatan untuk melakukantes sebanyak 2 kali,
setiap akan melakukan pengetesan diberikan interval waktu istirahat
selama 30 detik sebelum melakukan berikutnya.
Gambar 4. Pelaksanaan Test
Sumber: Mensfitness.com
37
c. Penilaian
1) Penilaian yang dicatat adalah jarakhasil lemparan bola medicine yang
terjauh diukur dari ujung kaki bagian depan sampai titik jatuhnya bola.
2) Untuk memadukan pengukuran sebaiknya bola yang dilemparkan di
olesi terlebih dahulu dengan kapur sehingga jatuhnya bola akan
nampak di lantai.
3) Nilai yang di peroleh adalah yang terjauh dari ulangan yang di
lakukan.
Tabel 4.Norma Test One Hand Madicine Ball Trow
Kategori Score (meter)
Baik sekali 7,7–7,9
Baik 6,2 – 7,6
Cukup 3,7 – 6,1
Kurang 2,75 – 3,6
KurangSekali 0 – 2,74
Sumber: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud, 1996
(dalam skripsi Yosi Fitri, 2010)
4. Hasil Pengukuran Dayatahan Aerobik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) Melalui Bleep test (Multistage
FitnessTest).
a. Tujuan : Untuk mengukur konsumsi oksigen maksimal
b. Perlengkapan :
38
a) Lintasan dengan panjang 20 meter dan lebar 1,5 meter yang tidak
licin dan datar.
b) Tape dan Kaset bleep tes (lari multi tahap)
c) Formulir tes dan alat tulis
d) Meteran, cone / patok, tali plastik dan paku.
c. Pelaksanaan
a) Ukur jarak lintasan 20 meter dan lebar 1,5 meter dan diberikan
tanda pada setiap ujungnya
b) Siapkan kaset bleep tesnya dan Tapenya
c) Peserta disarankan pemanasan serta peregangan sebelum
melakukan tes
d) Hidupkan rekorder antara sinyal “Tut” menandai suatu interval 1
menit
e) Beberapa petunjuk tes telah tersedia dalam kaset
f) Akhir sebuah bolak-balik ditandai dengan “Tut” tunggal
g) Sedangkan akhir setiap tingkat ditandai “Tut” tiga kali berturut-
turut
Panjang lintasan = 20 meter
Gambar 3. Bentuk Pelaksanaan Bleep Test(Multistage FitnessTest)
Jara
k a
nta
ra c
on
e
= 1
,5 m
eter
39
d. Penilaian
Untuk mengetahui tingkat kemampuan dayatahan aerobik
atlet dapat dilihat pada tabel norma standarisasi berikut
Tabel 5
Norma standarisasi
untuk dayatahan aerobik / kardiovaskuler ( )
Kategori cc
/kgBB/menit
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali
65 – 70
55 – 64
50 – 54
40 – 49
30 – 39
Sumber :. Lutan (1999:226). Manusia Dan Olahraga. ITB dan FPOK /
IKIP Bandung
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Sebelum penelitian ini dilaksanaka, peneliti menyiapkan
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antar lain :
a. Membuat proposal penelitian
b. Menentukan jadwal penelitian
c. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan FIK dan Jurusan,
serta tempat penelitian
d. Menyiapkan tenaga pembantu untuk pengawasan ahli untuk
memperlancar penelitian guna pengambilan data
e. Menyiapkan alat dan persiapan format isi data
40
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengumpulkan atlet yang ditunjuk sebagi sampel
b. Memberikan pengarahan / informasi
c. Melakukan pemanasan
d. Melakukan tes
e. Mengumpul dan mengelompokkan data
f. Mengolah data
g. Membuat kesimpulan tentang hasil penelitian yang telah
diselesaikan
Sebelum pelaksanaan tes terlebih dahulu diberikan pengarahan dan
petunjuk dengan ketentuan yang akan digunakan. Pelaksanaan tes ini juga
dihadiri oleh dosen pembimbing.
3. Petugas Pelaksanaan Tes
Sebelum pelaksanaan tes terlebih dahulu diberikan pengarahan dan
petunjuk sesuai dengan ketentuan tes yang akan digunakan. Petugas
pelaksanaan tes tersebut terdir dari :
Tabel. 6 : Daftar Nama-nama Panitia Tes
No Nama Jabatan
1 Drs. HendriIrawadi, M. Pd Pengawas
2 Widona astaria Koordinator
3 Irfannopriansah Tenaga Pembantu
4 Mamik karyatin Tenaga Pembantu
5 Mona rahmanesa Tenaga Pembantu
6 Amrina asfarina Tenaga Pembantu
7 Fadlan asbupel Tenaga Pembantu
8 Ricesjatra Tenaga Pembantu
41
H. Analisis Data
Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudia diolah, karena
jenis penelitian ini bersifat deskriptif maka teknik analisa yang dapat
digunakan adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekwensi
(statistik deskriptif) dengan perhitungan persentase, seperti dijelaskan oleh
(Arikunto, 1990) : “Bila suatu penelitian bertujuan mendapatkan gambaran
atau menemukan sesuatu sebagaimana adanya tentang sesuatu objek yang
diteliti, maka teknik analisis yang dibutuhkan cukup dengan perhitungan
persentase seperti rumus yang digunakan untuk menghitung persentase
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
100% x N
FP
P = Persentase,
F = Frekuensi,
N = Jumlah sampel responden.
42
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian, yang terdiri dari
deskripsi data dan pembahasan. Data yang dianalisis sesuai dengan hasil
temuan faktual di lapangan seperti apa adanya. Hasil analisis ini merupakan
tinjauan kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP).
A. Deskripsi Data
Deskripsi data penelitian dilakukan secara berurutan sesuai dengan
urutan pada pertanyaan dan tujuan penelitian. Semua data dianalisis secara
statistik deskritif dengan tabulasi frekuensi.
1. Kecepatan
Berdasarkan hasil tes kecepatan, diperoleh skor maksimum 8,5
tergolong kategori kurang dan skor minimum 5,7 tergolong kategori baik
sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.
Agar lebih jelasnya distribusi frekuensi kecepatan atlet Pelatihan
Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) dapat dilihat
sebagai berikut :
43
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Kecepatan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
No Kelas Interval
(Detik)
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 > 4,6 0 0 Baik Sekali
2 4,7 – 5,7 3 17.64 Baik
3 5,8 – 6,8 7 41.17 Cukup
4 6,9 – 7,9 4 23.52 Kurang
5 8 – 9 3 17.64 Kurang Sekali
Jumlah 17 100 -
Rata-rata 6,8 detik Baik
Skor Maksimum 8,5 detik Kurang
Skor Minimum 5,7 detik Baik Sekali
Sumber : Lutan (1999:226)
Agar lebih jelasnya hasil kecepatan dapat dilihat pada gambar
histogram sebagai berikut:
Histogram 1 : Kecepatan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP)
Keterangan : Fa = Frekuensi Absolut
Fr = Frekuensi Relatif
44
Dari histogram di atas dari 17 orang atlet, 3 orang (17,64%)
memiliki kecepatan 4,7 – 5,7 detik tergolong kategori baik, 7 orang
(41,17%) memiliki 5,8 – 6,8 detik tergolong kategori cukup, 4 orang
(23,52%) memiliki 6,9 – 7,9 detik tergolong kategori kurang dan 3 orang
(17,64%) memiliki 8 – 9 detik tergolong kategori kurang sekali.
Sedangkan untuk kategori baik sekali tidak ada (0%) dimiliki oleh atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP).
Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa
kemampuan kecepatan atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri
Padang (PTL UNP) dikategorikan baik. Dengan demikian, pertanyaan
penelitian terhadap kemampuan kecepatan dapat terjawab.
2. Kelentukan
Berdasarkan hasil tes kelentukan, diperoleh skor maksimum 16,8
tergolong kategori cukup dan skor minimum 7,3 tergolong kategori
kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Agar lebih jelasnya distribusi frekuensi kelentukan atlet Pelatihan
Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) dapat dilihat
sebagai berikut :
45
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Kelentukan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
No Kelas Interval
(Centimeter)
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 > 24 0 0 Baik Sekali
2 18 – 23 0 0 Baik
3 12 – 17 9 52.94 Cukup
4 6 – 11 8 47.05 Kurang
5 1 – 5 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 17 100 -
Rata-rata 12,0 centimeter Cukup
Skor Maksimum 16,8 centimeter Kurang
Skor Minimum 7,3 centimeter Kurang
Sumber : Lutan (1999:226)
Agar lebih jelasnya hasil kelentukan dapat dilihat pada gambar
histogram sebagai berikut:
Histogram 2 : Kelentukan Atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP)
Keterangan : Fa = Frekuensi Absolut
Fr = Frekuensi Relatif
46
Dari histogram di atas dari 17 orang atlet, 9 orang (52,94%)
memiliki kelentukan 12 – 17 centimeter tergolong kategori cukup dan 8
orang (47,05%) memiliki 6 – 11 centimeter tergolong kategori kurang.
Sedangkan untuk kategori baik sekali, baik dan kurang sekali tidak ada
(0%) dimiliki oleh atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri
Padang (PTL UNP).
Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa
kemampuan kelentukan atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri
Padang (PTL UNP) dikategorikan cukup. Dengan demikian, pertanyaan
penelitian terhadap kemampuan kecepatan dapat terjawab.
3. Daya Ledak Otot Lengan
Berdasarkan hasil tes daya ledak otot lengan, diperoleh skor
maksimum 7,5 meter tergolong kategori baik dan skor minimum 4,2 meter
tergolong kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
3.
Agar lebih jelasnya distribusi frekuensi daya ledak otot lengan atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) dapat
dilihat sebagai berikut :
47
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Lengan Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
No Kelas Interval
(Meter)
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 7,7 – 7,9 0 0 Baik Sekali
2 6,2 – 7,6 10 58.82 Baik
3 3,7 – 6,1 7 41.17 Cukup
4 2,75 – 3,6 0 0 Kurang
5 0 – 2,74 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 17 100 -
Rata-rata 6,1 meter Cukup
Skor Maksimum 7,5 meter Cukup
Skor Minimum 4,2 meter Cukup
Sumber : Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud dalam (Fitri,
2010)
Agar lebih jelasnya hasil daya ledak otot lengan dapat dilihat pada
gambar histogram berikut :
Histogram 3 : Daya Ledak Otot Lengan Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
Keteragan : Fa = Frekuensi Absolut
Fr = Frekuensi Relatif
48
Dari histogram di atas dari 17 orang atlet, 10 orang (58,82%)
memiliki daya ledak otot lengan 6,2 – 7,6 meter tergolong kategori baik
dan 7 orang (41,17% ) memiliki 3,7 – 6,1 meter tergolong kategori baik
bsedangkan untuk kategori baik sekali, kurang dan kurang sekali tidak ada
(0%) dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang
(PTL UNP).
Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa
kemampuan daya ledak otot lengan atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) adalah cukup. Dengan demikian
pertanyaan penelitian terhadap daya ledak otot lengan dapat terjawab.
4. Dayatahan Aerobik (Vo2 max)
Berdasarkan hasil tes dayatahan aerobik (VO2max), diperoleh
skor maksimum 51,6 cc
/kg BB/ menit tergolong kategori cukup dan skor
minimum 35,7 cc
/kg BB/ menit tergolong kategori kurang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan hasil analisis data dayatahan aerobik (VO2max) atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) dapat
diperoleh data distribusi frekuensi sebagai berikut:
49
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Dayatahan Aerobik (VO2max) Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
No Kelas Interval
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa) Relatif (%)
1 65 – 70 cc
/kg BB/ max 0 0 Baik Sekali
2 55 – 64 cc
/kg BB/ max 0 0 Baik
3 50 – 54 cc
/kg BB/ max 3 17.64 Cukup
4 40 – 49 cc
/kg BB/ max 10 58.82 Kurang
5 30 – 39 cc
/kg BB/ max 4 23.52 Kurang Sekali
Jumlah 17 100 -
Rata-rata 44,4 cc
/kg BB/ menit Kurang
Skor Maksimum 51,6 cc
/kg BB/ menit Cukup
Skor Minimum 35,7 cc
/kg BB/ menit Kurang
Sumber : Bafirman (1999)
Agar lebih jelasnya data hasil dayatahan aerobik (VO2max)
tersebut dapat dilihat pada gambar histogram berikut :
Histogram 4 : Dayatahan Aerobik (VO2max) Atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
Keteragan : Fa = Frekuensi Absolut
Fr = Frekuensi Relatif
50
Dari histogram di atas dari 17 orang atlet, 3 orang (17,64%)
memiliki dayatahan aerobik (VO2max) 50 – 64 cc
/kg BB/ tergolong cukup,
10 orang (58,82%) memiliki 40 – 49 cc
/kg BB/menit tergolong kategori kurang
dan 4 orang (23,52%) memiliki 30 – 39 cc
/kg BB/menit.tergolong kurang
sekali Sedangkan untuk kategori baik sekali dan baik tidak ada (0%)
dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL
UNP).
Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa
kemampuan dayatahan aerobik (VO2max) atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) berada dalam kategori kurang.
Dengan demikian pertanyaan penelitian terhadap kemampuan dayatahan
aerobik (VO2max) dapat terjawab.
B. Analisis Data
Selanjutnya, analisis data tentang tinjauan kondisi fisik atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) secara
berurutan mengenai kecepatan, kelentukan, daya ledak otot lengan dan
dayatahan aerobik (Vo2max) di analisis dengan menggunakan rumus
100% x N
FP . Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 11. Hasil Analisis Data Kondisi fisik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP)
No Kondisi fisik Sampel
(N) Nilai Rata-rata
Kategori
Penilaian
1 Kecepatan 17 6,8 detik Baik
2 Kelentukan 17 12 centimeter Cukup
3 Daya ledak otot lengan 17 6,1 meter Cukup
4 Dayatahan aerobik (Vo2max) 17 44,4 cc
/kg BB/ menit Kurang
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh rata–rata kecepatan atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 6,8
detik tergolong kategori baik, kelentukan = 12 centimeter tergolong
kategori cukup, daya ledak otot lengan = 6,1 meter tergolong kategori
cukup dan dayatahan aerobik (Vo2max) = 44,4 cc
/kg BB/ menit tergolong
kategori kurang.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data mengenai “Tinjauan Kondisi Fisik Atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)”, maka
pada pembahasan akan dijawab pertanyaan penelitian sesuai dengan
rumusan-rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya yaitu
Bagaimanakah Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP) yang berkenaan dengan : Kecepatan,
Kelentukan, Daya ledak otot lengan dan Dayatahan aerobik (VO2max).
Agar lebih jelasnya jawaban dari pertanyaan dapat diuraikan sebagai
berikut :
52
1. Rata-rata tingkat kecepatan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) 6,8 detik tergolong kategori baik.
Kecepatan yang baik akan mampu bergerak dengan cepat sehingga dapat
mengefektifkan gerakan menyerang dan bertahan serta dalam melakukan
pukulan yang cepat. Apabila seorang atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) memiliki kecepatan yang baik,
maka atlet dapat dengan cepat menyusun serangan sehingga pukulan tidak
mudah diantisipasi lawan. Sebaliinya, atlet juga dapat mengantisipasi
serangan yang dilakukan lawan dengan cepat. Hal ini sangat
menguntungkan bagi atlet memperoleh nilai dalam pertandingan.
Sebaliknya, apabila kecepatan yang dimiliki atlet tidak baik, maka akan
dapat mengurangi daya serang dan akan kewalahan dalam menghadapi
serangan balasan dari lawan. Menurut Suharno (1993:9) kecepatan atlet
dapat tinggi tergantung dari potensi sejak lahir dan hasil latihan secara
teratur, cermat dan tepat. Para pelatih juga dapat memberikan latihan
seperti latihan speed ply. Lebih lanjut Irawadi (2011:68) bentuk latihan
yang lain yang dapat meningkatkan kecepatan adalah latihan-latihan
percepatan. Bentuk latihan percepatan dapat dilakuikan dengan berulang-
ulang, melalui metode pengulangan. Dengan demikian, kecepatan akan
meningkat. Oleh sebab itu, kecepatan harus perlu ditingkatkan dengan
melatih kecepatan melalui proses latihan yang disusun berdasarkan
program latihan yang sudah terencana dan sistematis agar menjadi lebih
baik.
53
2. Rata-rata tingkat kelentukan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) 12 centimeter dikategorikan
cukup. Hal ini belum mencapai target individu atlet untuk mencapai
prestasi maksimal. Dalam keterampilan bermain, atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) sangat memerlukan
kelentukan untuk perluasan gerak sendi terutama pergerakan tubuh saat
melakukan pukulan bahkan mengantisipasi bola yang datang dari pukulan
lawan. Untuk melakukan semua gerakan-gerakan itu sangat dibutuhkan
kelentukan yang baik dari seorang atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP). Sebaliknya, apabila kelentukan
yang dimiliki atlet tergolong tidak baik, maka akan dapat menghambat
perluasan gerakan sendi atlet sehingga atlet terlambat mengantisipasi bola
yang datang dari lawan. Menurut Suharno (1993:13) adapun bentuk
latihan kelentukan dapat dilakukan dengan peregangan dinamis dan statis,
peregangan pasif dan kontraksi relaksasi serta bentuk-bentuk latihan
penguluran. Para pelatih juga dapat memberikan latihan seperti latihan
meraih ujung jari kaki dari posisi duduk ataupun berdiri. Oleh sebab itu,
kelentukan perlu terus dilatih dan ditingkatkan dengan melatih tingkat
kelentukan melalui proses latihan yang disusun berdasarkan program
latihan yang sudah terencana dan sistematis agar menjadi lebih baik.
3. Rata-rata tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 6,1 meter tergolong
kategori cukup. Artinya, daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet
54
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) belum
baik. Apabila daya ledak otot lengan yang dimiliki belum baik, maka
belum dapat membantu meningkatkan kualitas penampilan permainan atlet
seperti, memukul bola dengan gerakan yang cepat tetapi belum diikuti
dengan kekuatan yang baik sehingga bola yang dipukul melayang jauh di
udara atau tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahkan, bola hasil
pukulan atlet dapat dikembalikan dengan mudah oleh lawan. Sebaliknya,
apabila daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet baik, maka atlet dapat
memukul bola dengan cepat dan tenaga yang kuat sehingga pihak lawan
akan kesulitan untuk mengantisipasi bola yang dating serta dapat mati di
daerah lawan.Dengan demikian, atlet yang memiliki daya ledak otot
lengan yang baik dapat melakukan pukulan yang baik dan mematikan di
daerah lawan sehingga dapat memperoleh poin. Menurut Suharno
(1993:14) latihan untuk meningkatkan daya ledak otot lengan dapat
dilakukan dengan menggunakan metode weight training, latihan interval,
latihan ulangan dan plyometric. Para pelatih juga dapat memberikan
latihan seperti melempar bola medicine. Oleh sebab itu daya ledak otot
lengan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri
Padang (PTL UNP) harus terus ditingkatkan melalui program latihan dan
bentuk-bentuk latihan peningkatan terhadap daya ledak otot lengan.
4. Rata-rata dayatahan aerobik (Vo2max) atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 44,4 cc
/kg BB/ menit tergolong
kategori kurang. Artinya, dayatahan aerobik (Vo2max) yang dimiliki atlet
55
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) belum
dalam keadaan baik atau masih buruk. Hal ini dapat mempengaruhi
kualitas penampilan atlet. Dayatahan aerobik yang buruk juga dapat
mengakibatkan menurunnya kesegaran jasmani atlet dan dapat
menurunnya kondisi fisik atlet sehingga atlet tidak dapat tampil secara
prima dalam pertandingan. Walaupun unsur kondisi fisik yang lainnya
bagus tetapi tidak didukung oleh dayatahan aerobik yang baik, maka akan
sangat mempengaruhi pencapaian prestasi atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP). Apabila dayatahan aerobik yang
dimiliki atlet kurang berarti dalam hal ini kesegaran jasmani atlet menurun
sehingga atlet tidak dapat bertahan cukup lama dalam pertandingan. Hal
ini dapat mempengaruhi tempo gerakan keterampilan, seperti kelelahan,
kurang bersemangat, sering terjadinya kesalahan-kesalahan teknik dan
menurunya kualitas penampilan permainan atlet. Selanjutnya tempo
permainan menjadi lambat. Apabila hal ini dibiarkan secara terus-menerus
akan mengakibatkan kegagalan dan prsetasi optimal sukar untuk diraih.
Oleh sebab itu harus perlu di tingkatkan secara sistematis agar menjadi
lebih baik. Menurut Suharno (1993:8) latihan untuk meningkatkan
dayatahan aerobik (Vo2max) dapat dilakukan dengan menggunakan
metode latihan interval dengan durasi latihan yang lama seperti lari 45
menit. Para pelatih juga dapat memberikan latihan seperti latihan lari jarak
jauh. Diharapkan apabila dayatahan aerobik (Vo2max) baik, maka akan
56
dapat meningkatkan kualitas fisik atlet sehingga meningkat pula kualitas
permainan. Dengan demikian, prestasi dapat diraih.
57
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu
dapat dikemukakan kesimpulan bahwa :
5. Rata-rata tingkat kecepatan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) 6,8 detik tergolong kategori baik.
6. Rata-rata tingkat kelentukan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 12 centimeter tergolong kategori
cukup.
7. Rata-rata tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet Pelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 6,1 meter tergolong
kategori cukup.
8. Rata-rata dayatahan aerobik (Vo2max) atlet Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP) = 44,4 cc
/kg BB/ menit tergolong
kategori kurang.
B. Saran-saran
Berdasarkan pada kesimpulan, maka penulis dapat memberikan saran-
saran yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ditemui dalam
Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri
Padang (PTL UNP) sebagai berikut :
58
1. Diharapkan kepada pelatih untuk dapat memperhatikan kondisi fisik yang
ada saat sekarang agar lebih ditingkatkan menjadi lebih baik.
2. Diharapkan kepada atlet untuk dapat meningkatkan kecepatan melalui
latihan speed play, kelentukan melalui peregangan statis dan dinamis, daya
ledak otot lengan melalui latihan weight training dan meningkatkan
kemampuan dayatahan aerobik (Vo2max).
3. Penelitian ini hanya terbatas pada atlet putera Pelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP), untuk itu perlu dilakukan
penelitian pada atlet puteri di tempat atau daerah yang berbeda dengan
jumlah sampel yang lebih banyak lagi.
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian (Edisi Revisi V). Jakarta :
Rineka Cipta.
Arsil. (1999). Pembinaan kondisi Fisik. Padang : FIK.
Hadisasmita, MY. (1992). Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta : Dikti
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta
: Depdikbud.
Irawadi, Hendri. (2011). Kondisi Fisik Dan Pengukurannnya. Padang: FIK UNP.
Johansyah, Lubis. (2006). Metode latihan Pliometrik :
http://www.dokument/pliometrik/koni.co.id.
Jonath, U., E. Haag, & R. Krempel. Atletik 1. Jakarta : PT. Rosda Jayaputra
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. RI. 2005. Penetapan Parameter Tes
Pada Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar Dan Sekolah Khusus
Olahragawan. Jakarta: Presiden RI.
Lutan, Rusli, dkk. (1999). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP
Bandung.
Menpora. (2005). Undang-Undang RI tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Jakarta : Menpora
Radcliffe, James C & Robert C. Farentinos. (1985). Plyometrics Explosive Power
Ttraining. United States of America : Human Kinetics Publisher.
60
Sajoto, M. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam
Olahraga. Jakarta : Dahara Prize.
Sudjana. (1992). Metode Statistik. Bandung : Transito.
Suharno. (1993). Metodologi Pelatihan Olahraga. Seri Bahan Penataran Pelatih
Tingkat Muda/Madya. Jakarta: KONI Pusat. Pusat Pendidikan dan
Penataran.
Syafruddin. (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Teori dan Aplikasi Dalam
Pembinaan Olahraga. Padang: UNP Press.
Syarifudin, Aip dan Muhadi. (1992/1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Depdikbud.
Syarifudin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Yusuf, AM. (2007). Metodologi Penelitian. Padang : UNP Press.
59
Lampiran 1.
Hasil Pengukuran Kecepatan AtletPelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP)Melalui Tes Lari Sprint 50 Meter
No Nama Usia Kecepatan
(Detik) Klasifikasi
1 Yudi 21 06.4 Cukup
2 Fakhrun 21 06.1 Cukup
3 Yadri 20 07.2 Kurang
4 Pio 21 06.5 Cukup
5 Rizki 21 08.1 KurangSekali
6 Hayattullah 20 05.7 Baik
7 Andri 20 07.6 Kurang
8 Ilham 19 06.9 Kurang
9 Zulhendri 21 05.7 Baik
10 Robi 22 07.6 Kurang
11 Afrido 20 06.2 Cukup
12 Wedri 19 06.3 Cukup
13 Hendra 19 06.4 Cukup
14 Yogi 21 06.7 Cukup
15 Nanta 20 08.3 KurangSekali
16 Angga 20 06.8 Baik
17 Teddy 21 08.5 Kurang Sekali
60
Lampiran 2.
Hasil Pengukuran Kelentukan AtletPelatihan Tenis Lapangan Universitas
Negeri Padang (PTL UNP)Melalui Tes Flexiometer
No Nama Usia Kelentukan
(Centimeter) Klasifikasi
1 Yudi 21 9.7 Kurang
2 Fakhrun 21 12.5 Cukup
3 Yadri 20 10.5 Kurang
4 Pio 21 7.3 Kurang
5 Rizki 21 9.8 Kurang
6 Hayattullah 20 13.2 Cukup
7 Andri 20 10.8 Kurang
8 Ilham 19 14.4 Cukup
9 Zulhendri 21 15.1 Cukup
10 Robi 22 14.6 Cukup
11 Afrido 20 16.3 Cukup
12 Wedri 19 12.6 Cukup
13 Hendra 19 10.9 Kurang
14 Yogi 21 16.8 Cukup
15 Nanta 20 10.6 Cukup
16 Angga 20 8.7 Kurang
17 Teddy 21 10.9 Kurang
61
Lampiran 3.
Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Lengan AtletPelatihan Tenis
Lapangan Universitas Negeri Padang (PTL UNP)Melalui
Tes One HandMedicine Ball Throw
No Nama Usia Daya Ledak Otot Lengan
(Meter) Klasifikasi
1 Yudi 21 7.1 Baik
2 Fakhrun 21 7.4 Baik
3 Yadri 20 6.1 Cukup
4 Pio 21 7.5 Baik
5 Rizki 21 6.3 Baik
6 Hayattullah 20 6.7 Baik
7 Andri 20 7.3 Baik
8 Ilham 19 6.2 Baik
9 Zulhendri 21 4.7 Cukup
10 Robi 22 5.6 Cukup
11 Afrido 20 5.2 Cukup
12 Wedri 19 7.5 Baik
13 Hendra 19 7.2 Baik
14 Yogi 21 6.7 Baik
15 Nanta 20 4.3 Cukup
16 Angga 20 4.4 Cukup
17 Teddy 21 4.2 Cukup
62
Lampiran 4.
Hasil Pengukuran DayatahanAerobik AtletPelatihan Tenis Lapangan
Universitas Negeri Padang (PTL UNP)Melalui
Bleep Test(Multistage FitnessTest)
No Nama Usia
Dayatahan Aerobik Klasifika
si Level Balikan VO2Max
(cc/kgBB/menit)
1 Yudi 21 8 8 42.4 Kurang
2 Fakhrun 21 11 4 51.4 Cukup
3 Hayatullah 20 11 1 50.4 Cukup
4 Pio 21 9 11 46.8 Kurang
5 Rizki 21 9 10 46.5 Kurang
6 Yadri 20 9 8 45.9 Kurang
7 Andri 20
7 7 38.8 Kurang
Sekali
8 Ilham 19 9 10 46.5 Kurang
9 Zulhendri 21 9 8 45.9 Kurang
10 Robi 22
6 7 35.7 Kurang
Sekali
11 Afrido 20 9 11 46.8 Kurang
12 Wedri 19 11 5 51.6 Cukup
13 Hendra 19 9 9 46.2 Kurang
14 Yogi 21 9 1 43.6 Kurang
15 Nanta 20 8 11 43.3 Kurang
16 Angga 20
7 7 38.8 Kurang
Sekali
17 Teddy 21
6 8 35.7 Kurang
Sekali
63
Lampiran 5
Pengolahan Data Masing-masing Variabel
Jumlah kecepatan Kelentukan Daya ledak Otot Lengan
Daya Tahan Aerobic
Mean 6,8 12 6,1 44,4
Median 6,7 10,8 6,3 45,9
Modus 5,7 7,3 6,7 35,7
Minimal 5,7 7,3 4,2 35,7
Maximal 8,5 16,3 7,5 51,6
Jumlah 117,0 196,1 104,4 756,3
Alat Yang Digunakan Dalam Melakukan Tes
Kecepatan Dengan Lari 50 Meter
Kelentukan Dengan Test Flexion of trunk
Tes Kemampuan Daya Ledak Otot Lengan
Dengan One Hand Medicine
Ball
Test Kempuan Dayatahan Aerobic Dengan Pengukuran Vo2max
Menggunakan Bleep Test
Foto Bersama Testee Atlet
Pelatihan Tenis Lapangan Universitas Negeri Padang