HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max)
DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada
Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
ASRI SEFTIKA DEWI
J 120 120 058
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max)
DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
ASRI SEFTIKA DEWI
J 120 120 058
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Sugiono, S.Fis., M.H (Kes)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max)
DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA
OLEH
ASRI SEFTIKA DEWI
J 120 120 058
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 23 Juli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1.Sugiono, S.Fis., H.H (Kes) (……..……..)
(Ketua Dewan Penguji)
2.Isnaini Herawati, S.Fis., M.Sc (……………)
(Anggota I Dewan Penguji)
3.Wijianto M.OR (…………….)
(Anggota II Dewan Penguji
Dekan,
Dr.Suwaji.,M.Kes
NIK. 195311231983031002
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti dalam pernyataan saya di
atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Surakarta, Juli 2016
Penulis
ASRI SEFTIKA DEWI
J 120 120 058
1
HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max)
DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA
ABSTRAK
lanjut usia sangat erat hubungannya dengan perubahan fisik dan biologis yang terjadi.
Perubahan fisik dan bilogis pada lansia ditandai dengan terjadinya kemunduran
bilogis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain sistem
kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem gastrointestinal,
sistem integument, sistem neurologis, sistem endokrin dan sistem sensori. Sesuai
dengan penjelasan diatas sistem kardiovaskuler menjadi salah satu dari perubahan
yang terjadi. Penurunan kapasitas kardiovaskuler akan menyebabkan menurunnya
VO2max hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan sistem tubuh yang lain.
Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hidup pada lansia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara volume oksigen maksimum (VO2max) dengan
kualitas hidup pada lansia. Metode Penelitian: Jenis penelitian observasional dengan
desain analytic cross sectional study bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
volume oksigen maksimum dengan kualitas hidup pada lansia, dengan besar sampel
82 orang. Teknik analisis data menggunakan uji univariat dengan tabel distribusi
frekuensi dan uji bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian: Hubungan
antara volume oksigen maksimum dengan kualitas hidup pada lanjut usia, didapatkan
hasil (p=0,206), sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara 2 variabel
tersebut Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara volume oksigen maksimum
dengan kualitas hidup pada lanjut usia.
Kata kunci: VO2max, Kualitas Hidup, Lanjut Usia
ABSTRACT
: elderly is closely related to the physical and biological changes that occur. Physical
and biological changes in the elderly is characterized by the occurrence of biological
deterioration seen as symptoms of physical setbacks, including the cardiovascular
system, the respiratory system, the musculoskeletal system, gastrointestinal system,
integument system, neurological system, endocrine system and sistem sensory. In
accordance with the explanation of the cardiovascular system became one of the
changes that occur. Cardiovascular capacity reduction will lead to decreased
VO2max it will affect the development of other body systems. Thus indirectly affect
the quality of life on elderly. Objective: To determine the relationship between the
maximum volume of oxygen (VO2max) with the quality of life on elderly.
Methods: observational study design with cross sectional analytic study aims to
determine the relationship between the maximum volume of oxygen with the quality of
life on elderly, with a sample size of 82 people. Data were analyzed using univariate
with frequency distribution table and bivariate test using chi-square test.
Results: The relationship between the maximum volume of oxygen to the quality of
life of the elderly. the results obtained (p = 0.206), so nothing a significant
2
relationship between the two variables
Conclusions: There was no relationship between the maximum volume of oxygen to
the quality of life on elderly.
Keywords: VO2max, Quality of Life, Elderly.
1. PENDAHULUAN
Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Indonesia tergolong Negara aging structured population, karena
jumlah penduduk kelompok lansia di Indonesia tahun 2010 yaitu 7,6% dan pada
tahun 2015 diprediksikan akan mengalami peningkatan sekitar 8,5%.Dengan
meningkatnya jumlah populasi pada lansia, maka presentasi peningkatan
kesehatan lansia juga harus ditingkatkan. Sehingga melalui kementrian Republik
Indonesia membentuk suatu wadah pelayanan kesehatan yang diberi nama
posyandu. Posyandu berfungsi sebagai upaya promotif dan preventif yang
bermanfaat untuk mengurangi permasalahan pada proses menua.
Menurut Constantindes dalam Nugroho (2008), proses menua (menjadi tua)
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. semakin bertambah usia seseorang maka semakin berkurang juga
kemampuannya untuk melakukan kegiatan. Hal tersebut karena pada lansia
mengalami perubahan fisik dan biologis. Menurut padila (2013) menua ditandai
dengan terjadinya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala
kemunduran fisik, antara lain adalah sistem kardiovaskuler sistem pernafasa,
sistem musckuloskeletal, sistem gastrointestinal, sistem integument, sistem
neurologis, sistem endokrin, sistem sensori.
Salah satu perubahan fisik dan biologis pada lansia adalah sistem
kardiovaskuer, salah satu tolak ukur yang paling sering digunakan untuk
mengetahui sistem kardiovakuler adalah Volume Okigen Maksimum (VO2max).
3
Penurunan terkait dalam VO2max pada lansia sekitar 10% per dekade, sedangkan
5% per dekade pada lansia yang aktif (Oliveiraet al, 2008). Penurunan Volume
oksigen maximum (VO2max) tersebut mampu mempengaruhi kesehatan fisik
pada lansia. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui terjadinya
penurunan pada kesehatan fisik lansia adalah dengan mengukur kualitas hidup
lansia tersebut. Menurut WHO (World Health Organisation), kualitas hidup yaitu
anggapan individu tentang posisi mereka dalam kehidupan, yang dapat dilihat
dari segi budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal serta hubunganya
dengan tujuan, harapan, dan hal-hal lain yang menjadi perhatian individu (Nofitri,
2009).
Lansia yang mengalami perubahan fisik dan biologi salah satunya adalah
penurunan kapasitas kardiovaskuler, hal tersebut mampu menimbulkan terjadinya
penurunan kesehatan fisik pada lansia. Sehingga permasalahan tersebut dapat
dijadikan penelitian, untuk mengetahui pengaruh variabel, maka peneliti
mengangkat judul tentang “Hubungan Volume Oksigen Maksimum Dengan
Kualitas Hidup pada Lanjut Usia.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Lansia
Menurut Constantindes dalam Nugroho (2008), proses menua
(menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Lanjut usia diklasifikasikan
berdasarkan umur yaitu pra lansia (45-59 tahun), lansia muda (60-69 tahun),
lansia menengah atau madya (70-79 tahun), dan lansia tua (80 tahun ke atas),
(BPS, 2013).
Menurut Padila (2013) menua ditandai dengan terjadinya kemunduran
biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain :
4
Sistem kardiovaskuler, Sistem pernafasan, Sistem musculoskeletal, Sistem
gastrointestinal, Sistem genetourinari, Sistem integument, Sistem neurologi
(system nervorum), Sistem endokrin (system hormone), Sistem sensori.
b. Volume Oksigen Maximum (VO2maks)
VO2max merupakan jumlah maksimum oksigen dalam mili liter, yang
dapat dipergunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Seseorang
yang mempunyai kebugaran baik mempunyai nilai VO2max yang lebih tinggi
sehingga mampu melakukan aktifitas lebih kuat dari pada seseorang yang
tidak dalam kondisi baik (Levina, 2007). Semakin baik daya tahan
kardiorespirasi seseorang maka semakin tinggi nilainya (Trisnowiyato, 2012).
Faktor yang mempengaruhi volume oksigen maksimum yaitu : jenis kelamin,
umur, latihan/olahraga, genetic.
c. Kualitas hidup
Menurut WHO (World Health Organisation), kualitas hidup yaitu
anggapan individu tentang posisi mereka dalam kehidupan, yang dapat dilihat
dari segi budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal serta hubunganya
dengan tujuan, harapan, dan hal-hal lain yang menjadi perhatian individu
(Nofitri, 2009). Pusat promosi kesehatan di University of Toronto (2009)
dalam Smith, A (2005) mendefinisikan kualitas hidup sebagai “sejauh mana
seseorang menikmati semua hal penting dalam hidupnya”. Menurut Nofitri
(2009) adapun faktor yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu gender atau
jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, hubungan
dengan orang lain.
5
3. METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain analytic cross Sectional
Study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tertentu
dan penyakit atau masalah kesehatan (Lapau, 2015).
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian kali ini populasi yang diteliti adalah lansia yang berusia 60-
79 tahun berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang ada di posyandu
lansia ngoro, posyandu lansia luweng, dan posyandu lansia gesingan, desa
luweng wilayah kerja puskesmas gatak dengan jumlah populasi 147 orang.
2. Sampel
Metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sampel dipilih
dari populasi berdasakan pertimbangan kriteria. Total sampel yang didapat
yaitu 82 responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap ini dilakukan analisa bivariate. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2max) dengan Kualitas
Hidup. Hasil uji hubungan antara volume oksigen maximum (VO2max) dengan
kualitas hidup menggunakan uji statistik chi square diperoleh hasil sebagai berikut
6
Tabel 4.5
Hubungan Antara Volume Oksigen Maximum (VO2max)
dengan Kualitas Hidup
Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil penghitungan data hubungan antara
volume oksigen maximum (VO2max) dengan kualitas hidup. Pada penelitian ini
tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara konsumsi oksigen maksimal
(VO2max) dan kualitas hidup dengan nilai P value (0.206). di bawah ini akan dibahas
tentang hubungan dan hasil dari uji data yang telah dilakukan.
Kualitas hidup dimensi yang pertama yaitu dimensi fisik. Dari hasil uji data
perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang signifikan antara Volume Oksigen
Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup pada lansia dengan nilai value (0.014).
Hal ini sesuai dengan pendapat Bouchard (2011) bahwa tingginya kualitas sistem
kardiovaskuler dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler dan hipertensi
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup aspek fisik dan
menghindarkan seseorang dari keterbatasan fisik. Hal ini ditegaskan pula oleh Bjarne
(2012) dan Ezmaelizadeh (2012) yang menjelaskan bahwa komponen kebugaran
jasmani dan dianggap sebagai pendapat penting kesehatan sepanjang hidup dan
dihubungkan dengan penurunan faktor resiko penyakit kronis dan kematian.
Kualitas hidup dimensi yang kedua yaitu dimensi kesejahteraan psikologi. Dari
hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara
Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi kesejahteraan
psikologi pada lansia dengan nilai value (0.129). hal tersebut sesuai dengan penelitian
VO2max Kualitas Hidup
Total P-value Rendah Sedang tinggi
Poor 0 27 7 34
0.206 good 0 32 18 48
Total 0 59 23 82
7
yang dilakukan oleh Tolmunen (2006)yang mendapatkan hasil bahwa rendahnya
volume oksigen maksimum (VO2max) menyebabkan peningkatan resiko terjadinya
gejala depresi. Konsumsi oksigen maksimum (VO2max) mengukur kinerja jantung,
paru-paru dan struktur terkait dalam mendistribusikan O2 secara efektif. Kurangnya
VO2max menyebabkan terganggunya distribusi tersebut yang pada akhirnya akan
menyebabkan seseorang akan cepat merasa lelah setelah melakukan suatu pekerjaan
dan hal ini lebih erak kaitannya dengan aspek fisik di bandingkan dengan
kesejahteraan psikologi .
Kualitas hidup dimensi yang ketiga yaitu dimensi hubungan sosial. Dari hasil uji
data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume
Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi hubungan sosial
dengan nilai value (0.480). Dimensi hubungan social mencakup relasi personal.
Relasi personal merupakan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan social
yaitu menggabarkan adanya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari
lingkungan sekitarnya. Sedangkan aktivitas seksual merupakan gabaran kegiatan
seksual yang dilakukan individu (Sekarwiri, 2008). Dari penjaran pengertian kualitas
hidup dimensi hubungan social dapat disimpulkan bahwa Vo2max tidak berperan
dalam kualitas hidup dimensi hubungan social sehingga uji yang dilakukan tidak
terdapat hubungan yang signifikan.
Kualitas hidup dimensi yang keempat yaitu dimensi lingkungan. Dari hasil uji
data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume
Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi hubungan sosial
dengan nilai value (0.363). Kualitas hidup dimensi lingkungan yaitu mecakup sumber
financial, freedom, physical safety, perawatan kesehatan, dan social care, lingkungan
rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan,
partisipasi dan kesepatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan yang
menyenangkan, lingkungan fisik serta transpotasi (Sekarwiri,2008). Dari penjaran
pengertian kualitas hidup dimensi hubungan lingkungan dapat disimpulkan bahwa
8
Vo2max tidak berperan dalam kualitas hidup dimenisi lingkungan sehingga uji yang
dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah analisis data dan pembahasan dilakukan pada bab sebelumnya,
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Volume Okigen Maksimum (VO2max) paling banyak berkategori baik.
2. Terdapat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas
hidup dimensi fisik pada lansia dengan nilai value 0.014
3. Tidak terdapat hubungan antara Kosumsi Oksigen Maksimum dengan
Kualitas hidup dimensi kesejahteran psikologi (0.129), dimensi hubungn
sosial (0.480), dimensi lingkungan (0.363)
4. Secara keseluruhan tidak terdapat hubungan antara Konsumsi Oksigen
Maksimum dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia (0.206).
A. SARAN
1. Peneliti lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan acuan bagi peneliti yang lain
dengan obyek yang sama. Tetapi bagi peneliti yang lain sebaiknya
mempertimbangkan faktor-faktor lain agar hasilnya lebih akurat dan dapat
diketahui faktor-faktor mana saja yang berhubungan. Untuk pengukuran Six
Minute Wallking Test bagi peneliti lain sebaiknya menggunakan prosedur
yang sesuai, apabila ruangan di lokasi tidak memadai, silahkan mencari lokasi
yang sekiranya sesuai degan prosedur Six Minute Wallking Test.
2. Lanjut Usia
Lansia sebaiknya melakukan olahraga setiap hari supaya kesehatan dan
kebugaran jantungnya mampu terjaga dengan baik, sehingga kualitas hidup
lansia juga akan semakin baik.
9
3. Tenaga Kesehatan
Dengan hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan tenaga
kesehatan memberikan konseling kepada lansia untuk tetap aktif menjalankan
masa tuanya sehingga mampu mandiri tanpa bantuan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bjarne M. 2012. Estimating VO2 peak from a Non-exercise prediction Model: The
HUNT Study. Jebsen Center of Exercise in Medicine Norwegia
Bouchard D.R, McGuire K. 2011. Cardiorespiratory Fitness,Obesity, and Functional
Limitation in Older Adults. Journal of Aging and Physical Activity, 19: 336-
346
Esmaelilzadeh,S., Kalantari. 2013. Cardiorespiratory Social Science and Medicine.
56, 589–602
Lapau B. 2015. Metode Penelitian Kesehatan: Medote Ilmiah Penulisan Skripsi,
Thesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan pustaka Obor Indonesia
Levine B.D. 2007. VO2max: What Do We Know, and What Do We Still Need to
Know. J. Physiol
Nofitri 2009. Gambaran Kualitas Hidup. Jakarta: Fakultas Psikologi, Universitas
Indonesia
Nugroho W.2008. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: PT Nuha Medika.
Sekarwiri E., 2008. Hubungan Antara Kualitas Hidup dan Sense of Community.
Jakarta 2008 (Thesis) : Universitas Indonesia