i
HUBUNGAN ANTARA PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN STROKE
TAHUN 2016 DI RSUD WATES KULON PROGO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
NOVY PRATIWI
2213096
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Hubungan antara Profil Lipid dengan Kejadian Stroke Tahun 2016 di Rumah Sakit
Umum Daerah Wates Kulon Progo”.
Skripsi ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Harjo, dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep,.Sp.,Kep.M.B selaku Ketua Prodi
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan.
3. Dwi Kartika Rukmi,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan serta pengarahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi.
4. Ns.Miftafu Darussalam,M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi.
5. Direktur RSUD Wates Kulon Progo yang telah memberikan kesempatan
untuk melakukan penelitian ini.
6. Kepala Instalasi Rekam Medik RSUD Wates Kulon Progo, yang telah
mengijinkan untuk pengambilan data sekunder melalui data rekam
medis.
7. Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan doa serta dukungannya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh sahabat dan keluarga di Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta yang telah memberikan dukungan serta do’a untuk
menyelesaikan skripsi ini.
v
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar harapan penulis semoga
dapat bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta, 2017
Penulis
Novy Pratiwi
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
INTISARI xi
ABSTRAK xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Keaslian Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 9
1. Stroke 9
a. Definisi Stroke 9
b. Klasifikasi Stroke 9
c. Etiologi Stroke 12
d. Tanda dan Gejala Stroke 12
e. Faktor Risiko Stroke 13
f. Pemeriksaan Penunjang 17
g. Patofisiologi Stroke 19
2. Profil Lipid 20
a. Definisi Profil Lipid 20
b. Jenis Kolesterol 21
c. Kadar Normal Jenis Kolesterol 22
d. Dislipidemia 23
e. Faktor Risiko Dislipidemia 23
f. Komplikasi Dislipidemia 24
B. Kerangka Teori 26
C. Kerangka Konsep 27
D. Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian 28
C. Populasi dan Sampel 28
vii
D. Variabel penelitian 30
E. Definisi Operasional 30
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data 32
G. Metode Pengolahan dan Analisa Data 32
H. Etika Penelitian 36
I. Pelaksanaan Penelitian 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 40
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 40
2. Analisa Hasil Penelitian 41
a. Analisa Deskriptif (Univariat) 41
b. Analisa Inferensial (Bivariat) 43
B. Pembahasan 46
1. Karakteristik Responden 46
2. Hubungan Profil Lipid dengan Kejadian Stroke 48
3. Jenis Stroke Di RSUD Wates 53
C. Keterbatasan Penelitian 54
1. Kesulitan Penelitian 54
2. Kelemahan Penelitian 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 55
B. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar Normal Jenis Kolesterol 22
Tabel 3.1 Definisi Operasional 30
Tabel 4.1 Karakteristik Responden 41
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Profil Lipid 42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jenis Stroke 43
Tabel 4.4 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi kontigensi Hubungan
Kolesterol dengan Kejadian Stroke 43
Tabel 4.5 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi kontigensi Hubungan
antara Low Density Lipoprotein (LDL) dengan Kejadian Stroke 44
Tabel 4.6 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi kontigensi Hubungan
antara High Density Lipoprotein (HDL) dengan Kejadian Stroke 45
Tabel 4.7 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi kontigensi Hubungan
antara Trigliserida dengan Kejadian Stroke 46
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori 26
Gambar 2.2 Kerangka Konsep 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Izin Menggunakan Rekam Medik
Lampiran 2 Surat Persetujuan Pengambilan Data Sekunder Melalui Data Rekam
Medis
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Menggunakan SPSS 17
Lampiran 4 Lembar Observasi
Lampiran 5 Lembar Jadwal Pembuatan Skripsi
Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skipsil
xi
HUBUNGAN ANTARA PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN STROKE
TAHUN 2016 DI RSUD WATES KULON PROGO
Novy Pratiwi¹, Miftafu Darussalam²
INTISARI
Latar Belakang : Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
terhentinya suplai darah ke bagian otak, yang mengakibatkan gangguan aliran darah
ke otak dan dapat menyebabkan penyumbatan (ischemic stroke) atau pendarahan
(hemorrhagic stroke). Dislipidemia dan hiperlipidemia adalah suatu faktor risiko
stroke yang merupakan suatu kelainan profil lipid yang ditandai dengan adanya
penurunan atau peningkatan. Profil lipid yang utama adalah kadar kolesterol total,
kadar trigliserida, kadar HDL (high denstity lipoprotein) dan kadar LDL (low
denstity lipoprotein).
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara profil lipid dengan kejadian
stroke.
Metode Penelitian : Rancangan penelitian ini adalah mengunakan studi
korelasional case control, dengan pendekatan retrospektif, teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive
sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 98 rekam medis pasien di RSUD
Wates. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariabel dan analisa
bivariabel menggunakan koefisiensi kontigensi dengan tingkat kemaknaan p<0,05.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
kadar kolesterol optimal sebanyak 70 reponden (71,4%), kadar (LDL) low density
lipoprotein optimal sebanyak 66 responden (66,3%), kadar high denstity lipoprotein
(HDL) rendah sebanyak 60 responden (61,2%), kadar trigliserida borderline
sebanyak 78 responden (79,6%). Perhitungan uji statistik di peroleh hasil kadar
kolesterol p=0,009 (p<0,05), kadar LDL p=0,021 (0,05), kadar HDL p=0,047
(p<0,05), kadar trigliserida p=0,000 (<0,05).
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara profil lipid dengan
kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
Kata Kunci : Profil lipid, stroke
¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
²Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xii
THE CORRELATION BETWEEN LIPID PROFILE AND THE
OCCURRENCE OF STROKE IN 2016 IN WATES REGIONAL PUBLIC
HOSPITAS KULON PROGO
Novy Pratiwi¹, Miftafu Darussalam²
ABSTRAK
Background : Stroke is the shortfall of brain function caused by the obstruction
of blood supply to the brain which result in the disruption of blood supply to the
brain and may lead to a blocked (ischemic stroke) or bleeding (hemorahagic
stroke). Dyslipidemia and hyperlipidemia is risk factors of stroke which ia a lipid
prolife disorder signed with the increased or decreased of it. The main lipid
profile are total cholesterol, triglyceride level, high denticity lipoprotein level
(HDL) and Low denticity level (LDL).
Research Pupose : To discover the correlation between lipid profile and the
occurrence of stroke.
Research Method : This research design used correlation case control study,
with retrospective approach. The sampling gathering technique used was
nonprobability sampling with the kind of sampling was purposive sampling. The
number of samples used was 98 medical records of the patients in RSUD Wates.
The analysis used was univariable analysis and bivariable analysis using
coefficient contingency with the level of significant is p<0,05.
Result : The result of this research shows that most of the respondents have
optimal cholesterol level for 70 respondents (71,4%), optimal low denticity
lipoprotein level (LDL) for 66 respondents (66,3%), low high dencity lipoprotein
level (HDL) for 60 respondents (61,2%), lever of triglyceride borderline for 78
respondents (79,6%). The result of statistical test measurement shows that
cholesterol level p=0,009 (p<0,05), LDL level p=0,021 (p<0,05), HDL level
p=0,47 (p<0,05), triglyceride p=0,000 (p<0,05).
Conclusion : There is a significant correlation between lipid profile and stroke
occurrence in RSUD Wates Kulon Progo.
Keywords : Lipid Profile, Stroke
¹Student of Nursing Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
²Lecturer of Nursing Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini menjadi
masalah gobal. Menurut Brunner & Suddarth (2013), stroke atau cedera
serebralvaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
terhentinya suplai darah ke bagian otak, yang mengakibatkan gangguan aliran
darah ke otak dan dapat menyebabkan penyumbatan (ischemic stroke) atau
pendarahan (hemorrhagic stroke). Berdasarkan American Heart Association
(2013), pada tahun 2010 stroke menyebabkan kurang lebih 1 dari 19 kematian
di Amerika Serikat. Rata-rata setiap 40 detik seseorang di Amerika Serikat
terdiagnosa stroke dan kira-kira 1 orang meninggal dunia karena stroke setiap
4 menit.
Sedangkan di Indonesia berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2013), jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia pada tahun
2013 sebanyak 1.236.825 orang terdiagnosa oleh dokter dan mendapatkan
perawatan di rumah sakit, sedangkan berdasarkan penderita stroke yang tidak
terdiagnosa oleh dokter dan hanya di rawat di rumah sebanyak 2.137.941 orang.
Di Indonesia jumlah penderita stroke terbanyak ada pada provinsi Jawa Barat
yaitu mencapai 238.001 orang. Sedangkan untuk angka kejadian stroke di
Daerah Istimewa Yogyakarta menurut Riset Kesehatan Dasar (2013),
prevalensi kejadian stroke tertinggi berdasarkan diagnosa dokter salah satunya
ada di Kulon Progo dengan presentase 34,0%. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (2013), prevalensi penyakit stroke meningkat seiring dengan
adanya pertambahan usia, usia tertinggi terjadi pada usia ≥75 tahun.
Berdasarkan prosesnya stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke hemoragik
yaitu pecahnya pembuluh darah, sehingga aliran darah ke otak jadi tidak
normal. Darah yang masuk akan merembes keluar daerah otak dan merembes
ke dalam daerah di otak dan dapat merusak otak. Sebagian besar kasus stroke
jenis ini terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan
otak dalam beberapa menit (complete stroke), sedangkan jenis stroke lainnya
2
yaitu stroke non hemoragik adalah tersumbatnya atau terhentinya aliran darah
ke otak akibat penumpukan kadar kolesterol pada dinding pembuluh darah
(aterosklerosis) atau pembekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah
ke otak (Fauziah dkk, 2016).
Menurut Manurung (2014), faktor-faktor pencetus yang menyebabkan
stroke antara lain ada faktor usia, semakin tua usia seseorang akan
meningkatkan risiko terkena stroke, dikarenakan semakin tua umur seseorang
sistem persyarafan semakin mengalami penurunan fungsi. Faktor jenis kelamin,
laki-laki lebih berisiko dibandingkan wanita karena pada laki-laki memiliki
kebiasaan merokok dan minum alkohol yang menjadi faktor risiko stroke
sedangkan pada wanita risiko terkena stroke akan meningkat setelah mengalami
menopause. Faktor riwayat keluarga, orang yang memiliki keturunan dengan
riwayat stroke maka akan meningkatkan risiko terkena stroke. Faktor obesitas,
obesitas sangat berhubungan erat dengan kadar kolesterol dalam darah, yang
menyebabkan adanya peningkatan kolesterol LDL (low-density lipoprotein)
yang tinggi dan HDL (high-density lipoprotein) yang rendah, hal ini yang dapat
meningkatkan risiko terjadi stroke dan apabila ditambah dengan faktor pencetus
seperti merokok, minum alkohol, dan penyakit hipertensi.
Kolesterol adalah komponen esensial membran struktural semua sel otak
dan saraf, jika terlalu banyak mengkonsumsi lemak akan mengakibatkan
penumpukan lemak yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah atau mengakibatkan pengapuran dan pengerasan pada pembuluh darah
atau yang sering disebut dengan aterosklerosis (Almatsier, 2009). Kolesterol,
lemak jenuh, dan lemak tak jenuh merupakan bagian lemak yang sering di
konsumsi sehari-hari. Profil lipid (kadar lemak darah) terdiri dari kolesterol
total, LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein) dan TG
(trigliserida). Menurut Manurung (2014) kolesterol merupakan faktor pencetus
stroke, yaitu kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang tinggi, kadar HDL
(high-density lipoprotein) yang rendah, dan rasio kolesterol LDL (low-density
lipoprotein) dan HDL (high-density lipoprotein) yang tinggi dihubungkan
dengan peningkatan risiko terkena stroke. Aterosklerosis dan pembentukan
3
embolus di sebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol LDL (low-density
lipoprotein) dan HDL (high-density lipoprotein) yang rendah yang dapat
menjadi faktor risiko terjadinya stroke.
Salah satu faktor risiko aterosklerosis yang utama adalah dislipidemia.
Menurut Soeroto (2010), dislipidemia adalah salah satu faktor risiko stroke
hemoragik yang merupakan suatu kelainan lipid yang di tandai dengan adanya
kelainan (peningkatan maupun penurunan) profil lipid dalam plasma darah.
Kelainan profil lipid yang utama adalah kadar kolesterol yang tinggi, kadar
trigliserida yang tinggi dan kadar HDL (high-density lipoprotein) kolesterol
yang rendah.
Menurut penelitian Hasibuan, dkk (2015) mengenai hubungan kadar low-
density lipoprotein cholesterol dengan kejadian dan keparahan stroke akut
menyatakan bahwa ada hubungan antara kadar LDL (low-density lipoprotein)
yang tinggi dengan kejadian stroke akut. Hasil penelitian ini menemukan
peningkatan risiko kematian pada pasien yang mengalami pendarahan
intraparenkim dengan kadar LDL (low-density lipoprotein) yang rendah.
Peningkatan kadar kolesterol berbanding lurus dengan bertambahnya
risiko penyakit jantung koroner (PJK), namun sebaliknya hubungan antara
tingkat kolesterol dan risiko stroke masih belum jelas hal ini di sebabkan karena
beberapa alasan. Pertama, stroke adalah suatu sindrom heterogen dengan
etiologi yang berbeda pula seperti abnormalitas lipid penting untuk beberapa
orang dengan jenis stroke tertentu namun berbeda untuk orang lain.
Berdasarkan penelitian Soeroto (2010) di temukan hubungan positif antara
jumlah kolesterol dan stroke iskemik. Kedua, subfraksi lipoprotein di anggap
sebagai salah satu faktor risiko yang dapat di perhitungkan. Oleh karena itu,
perlu di bahas mengenai subtipe stroke dan subfraksi lipoprotein.
Belum adanya data yang pasti mengenai hubungan profil lipid (kolesterol
total, kolesterol LDL (low-density lipoprotein), kadar HDL (high-density
lipoprotein), dan trigliserida pada penderita stroke non hemoragik maupun
stroke hemoragik, menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi hubungan
4
antara profil lipid pada penderita stroke non hemoragik maupun stroke
hemoragik.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 9 Desember 2016 dan
tanggal 26 Januari 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo
jumlah kunjungan rawat inap pasien stroke pada tahun 2016 berjumlah 402
orang, yang terdiri dari 211 laki-laki dan 191 perempuan. Dari hasil observasi
dan wawancara, hasil wawancara peneliti dengan kepala ruang bangsal wijaya
kusuma RSUD Wates Kulon Progo, dimana Bangsal Wijaya Kusuma
merupakan bangsal khusus pasien rawat inap dengan gangguan neurologi
(saraf).
Menurut Kepala Ruangan Bangsal Wijaya Kusuma setiap pasien yang di
curigai mengalami stroke baik itu hemoragik maupun stroke non hemorragik
dilakukan pemeriksaan CT-scan kepala dan juga pemeriksaan laboratorium
pada 48 jam setelah pasien di curigai mengalami stroke, pemeriksaan
laboratorium berupa pemeriksaan kadar kolesterol total, kadar low density
lipoprotein (LDL), kadar high density lipoprotein (HDL), dan kadar trigliserida
(TG).
Berdasarkan observasi dari 10 data rekam medis pasien stroke yang
diambil secara acak ke 10 pasien tersebut telah dilakukan pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan kadar kolesterol total, kadar low density
lipoprotein (LDL), kadar high density lipoprotein (HDL), dan kadar trigliserida
(TG). Dari 10 data rekam medis pasien tersebut 10 pasien tersebut mengalami
stroke non hemoragik, tetapi 1 dari 10 data rekam medis tersebut terdapat satu
pasien meninggal dunia.
Dari 10 data rekam medis tersebut rata-rata pasien mengalami penurunan
kadar low density lipoprotein (LDL), dan peningkatan kadar high density
lipoprotein (HDL). Oleh Karena itu peneliti tertarik ingin mengetahui hubungan
profil lipid dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian adalah : “Adakah hubungan antara profil lipid dengan kejadian
stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
Diketahui hubungan antara profil lipid dengan kejadian stroke.
2. Tujuan Khusus.
a. Diketahui karakteristik responden pasien di RSUD Wates Kulon Progo.
b. Diketahui kadar kolesterol total, kadar low density lipoprotein (LDL),
high density lipoprotein (HDL), dan trigliserida (TG) pasien di RSUD
Wates Kulon Progo.
c. Diketahui jenis stroke pasien di RSUD Wates Kulon Progo.
d. Diketahui angka kejadian stroke berdasarkan profil lipid di RSUD
Wates Kulon Progo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo.
Mengetahui angka kejadian stroke berdasarkan profil lipid di Rumah
Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan data tambahan
untuk peneliti lain tentang hubungan antara profil lipid dengan kejadian
stroke, sehingga hasil penelitian ini nantinya bisa menjadi dasar dan
pembelajaran untuk melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pasien Stroke.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
kesehatan yang terkait kadar kolesterol total, kadar low density lipoprotein
(LDL), high density lipoprotein (HDL), trigliserida (TG) sebagai bentuk
6
untuk menurunkan tingkat keparahan stroke serta dapat menerapkan pola
hidup sehat.
E. Keaslian Penelitian
1. Fitri, dkk (2015). “Hubungan Kadar Low-Density Lipoprotein Cholesterol
Dengan Kejadian Dan Keparahan Stroke Akut”. Penelitian ini merupakan
penelitian potong lintang terhadap pasien stroke yang dirawat di RSUP H.
Adam Malik, periode Agustus hingga November 2014. Semua pasien
dilakukan penilaian skor National Institutes of Health Stroke Scale
(NIHSS), Skala Koma Glasgow (SKG), volume lesi pada CT scan, dan
kadar lipid darah saat masuk. Keluaran nilai pada 30 hari onset stroke
menggunakan Modified Ranking Scale (mRS). Didapatkan 51 subjek
dengan rerata umur 59,4±10,3 tahun. Hasil penelitian tidak terdapat
hubungan antara kadar LDL dengan kejadian stroke iskemik dan hemoragik
akut (p=0,761). Dijumpai korelasi negatif antara kadar LDL dengan skor
NIHSS (r=-0,279, p=0,048), juga dengan skor mRS dalam 30 hari (r=-
0,343, p=0,014). Subjek dengan kadar LDL ≤130mg/dL memiliki
peningkatan rasio odds (RO) 6 kali lipat untuk kematian dalam 30 hari
dibandingkan dengan subjek dengan kadar LDL>130mg/dL secara
bermakna (p=0,037). Data dianalisa dengan uji chi square, fisher, kolerasi
pearson, dan t independen. Persamaan pada penelitian yang akan dilakukan
yaitu pada variabel terikat yaitu kejadian stroke, sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan, menggunakan desain
penelitian korelasional case control dengan pendekatan retrosfektif , pada
penelitian yang akan dilakukan mengunakan data primer yang didapatkan
dari pasien langsung dengan mengunakan koesioner sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan menggunakan data sekunder dari catatan
rekam medis.
2. Fauziah, Yarlitasari, Muhsinin. (2016). “Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Stroke Non Hemoragik di RSUD dr. H.
7
Sosroatmodjo Kuala Kapuas”. Hasil ada hubungan antara riwayat hipertensi
(p=0,006), obesitas (0,009), riwayat merokok (0,008), riwayat minum
alkohol (0,009), jenis makanan (0,003) dan riwayat DM (0,003), tidak ada
hubungan jenis kelamin (0,379) dengan kejadian stroke nonhemorhagik.
Faktor yang paling dominan adalah faktor jenis makanan dan riwayat DM.
Jenis penelitian ini, penelitian analitik dengan desain penelitian cross
sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang
terdiagnosa stroke yang masuk ke ruang IGD, ruang ICU dan poli syaraf
RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Kapuas. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrument yang
digunakan adalah kuesioner dengan uji analisis dengan Chi-square dan uji
regresi ganda. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada
variabel bebas yaitu analisis faktor-faktor yang berhubungan sedang
persamaannya pada variabel terikat yaitu kejadian stroke. Lokasi penelitiaan
pada penelitian ini dilakukan di RSUD dr. H. soemarno Sosroatmodjo
kabupaten Kapuas, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan,
penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates, populasi pada
penelitian yang akan dilakukan ini adalah pasien yang di rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Wates pada tahun 2016. Pada penelitian ini
menggunakan desain penelitian korelasional case control dengan
pendekatan retrospektif.
3. Manurung. (2014). “Hubungan Faktor Predisposisi Dan Faktor Pencetus
Terhadap Kejadian Stroke Dipoli Neurologi Di RSUD dr. Pringadi Medan
tahun 2014. Teknik pengambilan sampel dengan teknik accidental
sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara faktor predisposisi dan faktor pencetus, yaitu usia (p=0,017), jenis
kelamin (p=0,027), riwayat keluarga (p=0,000), riwayat hipertensi (p
=0,000), merokok (p=0,001), minum alkohol (p=0,001), dan obesitas
(p=0,010) terhadap kejadian stroke. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian analitik dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini
didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi
8
dan faktor pencetus, yaitu usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, riwayat
hipertensi dan obesitas. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan
pada variabel bebas, pada penelitian ini variabel bebasnya faktor
predisposisi dan faktor pencetus sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan variabel bebasnya profil lipid. Teknik pengambilan data yang
akan dilakukan pada penelitian ini dengan teknik pengambilan sampling
dengan purposive sampling sesuai dengan ketersediaan rekam medis yang
ada di rumah sakit. Lokasi penelitiaan pada penelitian ini dilakukan di
RSUD dr. Pringadi Medan, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan,
penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
40
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang Instalasi Rekam Medik RSUD
Wates Kulon Progo, yang berlokasi di Dusun Beji Kecamatan Wates,
tepatnya di Jalan Tentara Pelajar Km 1 No.5 Wates Kulon Progo. RSUD
Wates Kulon Progo merupakan rumah sakit tipe B yang berstatus Negeri
dengan jumlah perawat 283, bidan 47, penunjang 104, dokter gigi 1, dokter
umum 14, dokter spesialis 18, administrasi 201, pejabat struktural 20 (Data
Sekunder dari Bagian Kepegawean, 2016).
Di RSUD Wates Kulon Progo, Pasien yang mengalami stroke
menjalani rawat inap di Unit Stroke Ruang Bangsal Wijaya Kususma.
Ruang Wijaya Kusuma merupakan bangsal saraf di RSUD Wates Kulon
Progo. Ruang Wijaya Kusuma terdiri dari 3 kelas yaitu kelas 1 sebanyak 2
bed, kelas 2 sebanyak 4 bed, kelas 3 sebanyak 4 bed, dan ruang mini unit
stroke sebanyak 3 bed. Jadi, keseluruhan total bed di ruang wijaya kusuma
sebanyak 13 bed. Ruang mini unit stroke merupakan ruangan khusus untuk
pasien stroke berat yang mendapatkan perawatan khusus, jika keadaana
pasien stroke sudah membaik maka akan dipindahkan ke ruangan lain
tetapi masih di ruang wijaya kusuma. Terdapat 15 perawat, yang terdiri
dari 1 orang perawat berpendidikan S1, 2 orang perawat berpendidikan D4,
12 orang perawat berpendidikan D3.
Di bangsal Wijaya Kusuma pasien yang dicurigai mengalami stroke
akan menjalani pemeriksaan CT-Scan dan pemeriksaan laboratorium pada
48 jam setelah pasien di rawat, pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
yaitu pemeriksaan profil lipid yang terdiri dari pemeriksaan kolesterol
total, kadar LDL (low density lipoprotein), kadar HDL (high density
lipoprotein), dan kadar trigliserida.
41
2. Analisa Hasil Penelitian
a. Analisa Univariabel (Deskriptif)
Analisa deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu data
atau mendeskripsikan berdasarkan karakteristik dari subyek penelitian.
1) Karakteristik Responden.
Karakteristik responden dalam penelitian ini disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, dan Pekerjaan Di Rsud Wates Kulon
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
60
38
61,2
38,8
Usia
40-59 tahun
60-74 tahun
75-90 tahun
32
40
26
32,7
40,8
26,5
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
24
44
7
23
24,5
44,9
7,1
23,5
Pekerjaan
Tidak bekerja
Tani
Buruh
Swasta
Pensiunan
IRT
9
35
8
21
8
17
9,2
35,7
8,2
21,4
8,2
17,3
Total Responden 98 100
Sumber : Data Sekunder tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar
responden adalah laki-laki dengan jumlah 60 responden (61,2%),
dan sebagian besar responden berusia 60-74 tahun yaitu sebesar 40
responden (40,8%). Karakteristik pendidikan responden paling
banyak adalah dengan pendidikan terakhir SD yang berjumlah 44
42
responden (44,9%), dan sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai
tani sebanyak 35 responden (35,7%).
2) Profil Lipid Responden.
Hasil penelitian terhadap profil lipid meliputi kolesterol
total, kadar LDL (low density lipoprotein), kadar HDL (high
density lipoprotein), dan kadar trigliserida di sajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Profil Lipid Pasien Stroke di
RSUD Wates Kulon Progo (2016)
Jenis Stroke Frekuensi Presentase (%)
Hemorragik
Non hemorragik
9
89
9,2
90,8
Total 98 100
Sumber : Data Sekunder 2017
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi jenis stroke yang di
alami pasien sebagian besar yaitu stroke non hemorragik yaitu
sebanyak 89 responden (90,8%), sedangkan pasien yang mengalami
stroke hemorragik sebanyak 9 responden (9,2%).
b. Analisa Inferensial (Bivariat)
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atau korelasi
antara variabel bebas dan variabel terikat.
1) Hubungan antara kadar kolesterol total dengan kejadian stroke di
RSUD Wates Kulon Progo.
Hasil analisa data terhadap hubungan antara kadar
kolesterol total dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon
Progo di sajikan dalam tabel sebagai berikut :
43
Tabel 4.4 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi Kontigensi
Antara Kadar Kolesterol Total Dengan Kejadian Stroke
Tahun 2016 Di RSUD Wates Kulon Progo (2017)
Kadar
Kolesterol
Total
Jenis Stroke Total P
Hemorragik Non
Hemorragik
N % N %
0,009 Optimal 4 4,1 66 67,3 70
Borderline 0 0 10 10,2 10
Tinggi 5 5,1 13 13,3 18
Total 9 89 98
Sumber : Data Sekunder 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
66 responden (67,3%) yang memiliki kadar kolesterol total optimal
mengalami stroke non hemorragik dan sebanyak 4 responden
(4,1%) yang stroke hemorragik. Dari hasil perhitungan statistik,
dengan mengunakan uji statistik koefisiensi kontigensi seperti yang
terlihat pada tabel 4.4 diperoleh p-value sebesar 0,009 (p<0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kolesterol
total dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
2) Hubungan antara kadar LDL (low density lipoprotein) dengan
stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
Hasil analisa data terhadap hubungan antara kadar LDL (low
density lipoprotein) dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon
Progo di sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi Kontigensi
Antara Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Dengan
Kejadian Stroke Tahun 2016 Di RSUD
Wates Kulon Progo (2017)
Kadar LDL Jenis Stroke Total P
Hemorragik Non
Hemorragik
N % N %
0,021 Optimal 4 4,1 61 62,2 65
Borderline 0 0 12 12,2 12
Tinggi 5 5,1 13 13,3 18
Sangat Tinggi 0 0 3 3,1 3
Total 9 89 98
44
Sumber : Data Sekunder tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
61 responden (62,2%) memiliki kadar LDL (low density
lipoprotein) optimal mengalami stroke non hemorragik dan
sebanyak 4 responden (4,1%) yang mengalami stroke hemorragik.
Dari hasil perhitungan statistik, dengan mengunakan uji statistik
koefisiensi kontigensi seperti yang terlihat pada tabel 4.5 diperoleh
p-value sebesar 0,021 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara kadar LDL (low density lipoprotein)
dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
3) Hubungan antara kadar HDL (high density lipoprotein) dengan
stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
Hasil analisa data terhadap hubungan antara kadar HDL
(high density lipoprotein) dengan kejadian stroke di RSUD Wates
Kulon Progo di sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.6 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi Kontigensi
Antara Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Total
Dengan Kejadian Stroke Tahun 2016 Di RSUD
Wates Kulon Progo (2017)
Kadar
HDL
Jenis Stroke Total P
Hemorragik Non
Hemorragik
N % N %
0,047 Tinggi 1 1,0 37 37,8 38
Rendah 8 8,2 52 53,1 60
Total 9 89 98
Sumber : Data Sekunder 2017
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
52 responden (53,1%) yang memiliki kadar HDL (high density
lipoprotein) rendah mengalami stroke non hemorragik, dan
sebanyak 8 responden (8,2%) yang mengalami stroke hemorragik.
Dari hasil perhitungan statistik, dengan mengunakan uji statistik
koefisiensi kontigensi seperti yang terlihat pada tabel 4.6 diperoleh
p-value sebesar 0,047 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
45
terdapat hubungan antara kadar HDL (high density lipoprotein)
dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
4) Hubungan antara kadar trigliserida dengan stroke di RSUD Wates
Kulon Progo.
Hasil analisa data terhadap hubungan antara kadar
trigliserida dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo di
sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7 Tabulasi Hasil Uji Statistik Koefisiensi Kontigensi
Antara Kadar Trigliserida Dengan Kejadian Stroke Tahun
2016 Di RSUD Wates Kulon Progo (2017)
Kadar
Trigliserida
Jenis Stroke Total P
Hemorragik Non
Hemorragik
N % N %
0,000 Optimal 5 5,1 76 77,6 81
Borderline 0 0 11 11,2 11
Tinggi 4 4,1 2 2,0 6
Total 9 89 98
Sumber : Data Sekunder 2017
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa 76
responden (77,6%) yang memiliki kadar trigliserida optimal
mengalami stroke non hemorragik, dan sebanyak 5 responden
(5,1%) yang mengalami stroke hemorragik.
Dari hasil perhitungan statistik, dengan mengunakan uji
statistik koefisiensi kontigensi seperti yang terlihat pada tabel 4.7
diperoleh p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara kadar HDL (high density
lipoprotein) dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan data responden yang diperoleh saat penelitian, ada
beberapa karakteristik responden pasien stroke di RSUD Wates Kulon
46
Progo. Karakteristik yang pertama yaitu jenis kelamin, responden pada
penelitian ini sebagian besar laki-laki yaitu sebanyak 60 responden
(61,2%), dan perempuan sebanyak 38 responden (38,8%).
Diungkapkan oleh American Heart Assocition (2012), bahwa serangan
stroke lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Menurut Mahmood (2010), bahwa penderita stroke, baik
stroke iskemik (stroke non hemorragik) maupun stroke hemorragik
lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.Penelitian
yang dilakukan oleh Aini, Nirlawati, dan Pujarini (2016) menyebutkan
bahwa kejadian stroke hemorragik maupun stroke non hemorragik
lebih sering menyerang laki-laki dari pada perempuan. Sedangkan
menurut penelitian Chistina dan Martini (2016), menyatakan bahwa
sebagian besar responden yang mengalami stroke adalah perempuan
dan sebagian besar responden perempuan tersebut berusia diatas 45
tahun dan tidak menutup kemungkinan sudah mengalami menopause.
Pada perempuan yang sudah menopause terjadi penurunan hormon
ekstrogen. Hormon ekstrogen pada perempuan berperan dalam
mempertahankan daya tahan tubuh dan proteksi pada proses
aterosklerosis.
b. Usia
Karakteristik berikutnya adalah usia, dari seluruh responden
yang memiliki rata-rata usia terbanyak adalah responden yang berusia
antara 60-74 tahun yaitu sebanyak 40 responden (40,8%). Stroke paling
sering dijumpai diantara orang-orang dalam usia tua, meskipun ada
juga yang terkena serangan stroke dalam usia menengah. Usia yang
bertambah tua akan meningkatkan resiko terkena stroke, bukan hanya
dikarenakan sistem fisiologis tubuh khususnya sistem persyarafan yang
semakin tua sehingga tidak bisa diberikan kerja yang berat, tetapi juga
biasanya, semakin bertambahnya umur, akan menjadikan banyak hal
yang harus dipikirkan sehingga memperberat kerja syaraf. Banyak
penderita stroke di atas usia 45 tahun yang menjadi cacat invalid, tidak
47
mampu lagi mencari nafkah seperti sediakala, menjadi tergantung pada
orang lain (Tobing, 2007).
c. Pendidikan
Data lain yang ada dalam penelitian ini adalah karakteristik
pendidikan. Sebagian besar tingkat pendidikan responden yang ada di
RSUD Wates Kulon Progo adalah SD dengan jumlah 44 responden
(44,9%). Menurut Notoadmojo (2007), menyatakan semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka semakin banyak pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki, dibandingkan seseorang yang
berpendidikan rendah. Menurut penelitian Mahdani, Mutiawati, dan
Putri (2017), menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
kejadian stroke, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
memiliki gaya hidup yang tidak sehat dari segi aktivitas fisik maupun
tingkat stress yang dialami sehingga angka kejadian stroke iskemik
meningkat pada tingkat pendidikan.
d. Pekerjaan
Karakteristik responden selanjutnya adalah pekerjaan, ada tabel
4.1 menyebutkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai
petani sebanyak 35 responden (35,7%). Pekerjaan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Riyadina (2011),
menyatakan bahwa penyakit stroke lebih dominan dialami oleh
responden yang memiliki riwayat pekerjaan yang menggunakan pola
pikir sebanyak 2,5%, sedangkan yang bekerja dengan memanfaatkan
fisik sebesar 2,6%. selain itu riwayat responden yang tidak bekerja
berpengaruh terhadap penghasilan yang dimiliki, dimana penghasilan
yang rendah akan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan maupun pencegahan.
2. Hubungan Profil Lipid Dengan Kejadian Stroke
Salah satu profil lipid darah yang abnormal akan menyebabkan
dyslipidemia. Profil lipid darah tersebut terdiri dari kadar kolesterol total,
kadar LDL (low density lipoprotein), kadar HDL (high density
48
lipoprotein), dan kadar trigliserida. komponen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian retrospectif ini bertujuan
untuk menghubungkan profil lipid dengan kejadian stroke.
a. Hubungan Kadar Kolesterol Total Dengan Kejadian Stroke
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kolesterol total
pasien di RSUD Wates Kulon Progo dari 70 responden yang kolesterol
total optimal sebanyak 66 responden (67,3%) yang mengalami stroke
non hemorragik, dan sebanyak 4 responden (4,1%) yang mengalami
stroke hemorragik, hal ini sesuai dengan penelitian Mahama, Laulo,
dan Tumboimbela (2016), menyatakan bahwa 83 responden (38,15%)
memiliki kadar kolesterol total optimal yang mengalami stroke iskemik
atau stroke non hemorragik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara kolesterol total dengan stroke dengan nilai p value 0,009
(p<0,005) sejalan dengan penelitian Hakim, (2013) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kolesterol total dengan kejadian stroke
dengan nilai p value 0,031 (p<0,05).
Kadar kolesterol total yang tinggi merupakan salah satu faktor
risiko yang dapat dimodifikasi, yang dapat menyebabkan terjadinya
stroke iskemik (Wang dkk, 2013). Kadar kolesterol total yang tinggi
dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis, yang merupakan
patologi dasar dalam terjadinya stroke iskemik atau stroke non
hemorragik (Mahmood dkk, 2010). Kadar kolesterol total yang tinggi
dapat ditemukan pada 19% total penderita stroke iskemik, dan telah
terbukti sebagai prediktor independen untuk penderita stroke iskemik
atau stroke non hemorragik.
Kadar kolesterol total yang rendah dikaitkan dengan kejadian
mikroaneurisma yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
intraserebral (ICH). Menurut Masterjohn (2009), terdapat hubungan
terbalik antara kadar kolesterol total dengan kejadian stroke hemoragik.
Hal ini dikaitkan dengan fungsi kolesterol dalam memperkuat dan
49
menstabilkan dinding pembuluh darah, terutama ketika dinding
pembuluh darah membutuhkan kekuatan lebih besar untuk menahan
tekanan darah yang tinggi.
b. Hubungan Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Dengan
Kejadian Stroke
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar LDL (low
density lipoprotein) pasien di RSUD Wates Kulon Progo dari 65
respoden yang memiliki kadar LDL (low density lipoprotein) optimal
sebanyak 61 responden (62,2%) yang mengalami stroke non
hemorragik, dan sebanyak 4 responden (4,1%) mengalami stroke
hemorragik, sejalan dengan penelitian Mahama, Laulo, dan
Tumboimbelo (2016), yang menyatakan bahwa 42 reponden (19,8%)
responden yang memiliki kadar LDL (low density lipoprotein) optimal
mengalami stroke iskemik atau stroke non hemorragik.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara kadar LDL (low
density lipoprotein) dengan kejadian stroke, dengan nilai p value 0,021
dengan nilai signifikan p<0,05. Sejalan dengan menurut penelitian
Hamzah, Nurhikmah, Solehin (2016), yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kolesterol LDL (low density lipoprotein) nilai
p value 0,002 dengan nilai signifikan p<0,05.
LDL (low density lipoprotein) memiliki kecenderungan
melekat pada dinding pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan
penyempitan pada dinding pembuluh darah, terutama pembuluh darah
kecil yang menyuplai makanan ke jantung dan otak, kadar LDL (low
density lipoprotein) berlebih akan mengendap pada dinding pembuluh
darah arteri dan membentuk plak serta menimbulkan dan menyebabkan
penumpukan lemak yang akan memicu terjadinya aterosklerosis
(Soeroto, 2010)
Serum kolesterol yang salah satunya adalah LDL (low density
lipoprotein) dapat mengakibatkan aterosklerosis dengan cara di
oksidasi LDL (low density lipoprotein) pada lapisan subendotel arteri,
50
kemudian menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi yang pada
akhirnya akan mempersempit pembuluh darah yang disebut dengan
atherosclerosis. dari aterosklerosis tersebut terjadi jika menyumbat di
arteri carotis atau arteri yang menuju ke otak akan menyebabkan
terjadinya stroke non hemorragik (Corwin, 2009).
c. Hubungan Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Dengan
Kejadian Stroke
Hasil penelitian ini juga menunjukkan kadar HDL (high density
lipoprotein) pasien di RSUD Wates Kulon Progo dari 60 responden
yang memiliki kadar HDL (high density lipoprotein) rendah sebanyak
52 responden (53,1%) mengalami stroke non hemorragik, dan
sebanyak 8 responden (8,2%) mengalami stroke hemorragik, hal ini
sesuai dengan penelitian Mahama, Laulo, dan Tumboimbela (2016),
yang menyatakan bahwa 69 responden (32,5%) responden yang kadar
HDL (high density lipoprotein) rendah mengalami stroke iskemik atau
stroke non hemorragik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara HDL (high density lipoprotein) dengan stroke dengan nilai p
value 0,047 (p<0,005) sejalan dengan penelitian Basuki, Hakim, dan
Jenie, (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara HDL (high
density lipoprotein) dengan kejadian stroke dengan nilai p value 0,038
(p<0,05).
Kadar HDL (high density lipoprotein) yang rendah dapat
meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah dalam arteri karotis
yang dapat menyebabkan risiko terjadinya stroke. Sedangkan kadar
HDL (high density lipoprotein) yang terlalu rendah sama kadar LDL
(low density lipoprotein) yang diiringi dengan adanya peningkatan
kadar LDL (low density lipoprotein) terlalu tinggi dapat memicu
pembentukan plak dalam areteri dan berpotensi menghambat aliran
darah keseluruh organ dan otak (Pujrini, 2009).
51
HDL (high density lipoprotein) merupakan lipoprotein yang
berfungsi untuk mengangkut kolesterol yang berlebih yang terdeposit
di dalam pembuluh darah maupun jaringan tubuh lainnya menuju ke
hepar untuk di eliminasi melalui traktus gastrointestinal. Semakin
tinggi kadar HDL (high density lipoprotein), maka akan semakin besar
pula kapasitas untuk memindahkan kolesterol dan mencegah sumbatan
berbahaya (arterosklerosis) yang berkembang di pembuluh darah. HDL
(high density lipoprotein) juga membantu pembuluh darah agar tetap
berdilatasi, sehingga menimbulkan aliran darah yang lebih lancar.
Selain itu, HDL (high density lipoprotein) juga dapat mengurangi
cedera pada pembuluh darah melalui efek antioksidan dan anti
inflamasi. Risiko kelainan vaskuler dapat terjadi apabila ada kelainan
profil lipid yang utama, yaitu kenaikan kolesterol, kenaikan trigliserida,
kenaikan LDL (low density lipoprotein), serta penurunan HDL (high
density lipoprotein) (Purnomo, Widjajanto, dan Sulistyarini, 2017).
d. Hubungan Kadar Trigliserida Dengan Kejadian Stroke
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar trigliserida
pasien di RSUD Wates Kulon Progo dapat dilihat bahwa dari 81
responden yang memiliki kadar trigliserida optimal sebanyak 76
(77,6%) mengalami stroke non hemorragik, dan sebanyak 5 responden
(5,1%) mengalami stroke hemorragik, hal ini sesuai dengan penelitian
Mahama, Laulo, dan Tumboimbela (2016), yang menyatakan bahwa
107 responden (50,4%) yang memiliki kadar trigliserida optimal
mengalami stroke iskemik atau stroke non hemorragik.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara kadar trigliserida
dengan kejadian stroke, dengan nilai p value 0,000. Menurut Hakim,
(2013), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trigliserida
dengan kejadian stroke dengan nilai p value 0,0801, tetapi menurut
menurut Sudoyo (2013) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kadar trigliserida dengan kejadian stroke dengan nilai
p value 0,001.
52
Dalam tubuh kadar trigliserida di simpan dalam sel lemak
dalam tubuh. Lipoprotein merupakan sutu senyawa pembawa
trigliserida dan lemak-lemak yang lain untuk diedarkan ke seluruh
tubuh. Trigliserida tersusun dari 90% lemak dalam makanan. Tubuh
membutuhkan trigliserida untuk energi, tetapi bila jumlah trigliserida
terlalu banyak akan buruk bagi arteri, tetapi kadar trigliserida yang
tinggi tidak selalu meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis
maupun penyakit ateri koroner (Pujarini, 2009). Hubungan untuk
kejadiannya suatu penyakit stroke, trigliserida tidak dapat berdiri
sendiri sebagai mana faktor penyebab karena masih ada faktor
penyebab yang mendukung terjadinya stroke seperti usia, obesitas, dan
penyakit diabetes (Wardaini, 2012).
3. Jenis Stroke pasien di RSUD Wates Kulon Progo.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
stroke yang ada di RSUD Wates Kulon Progo yaitu stroke non hemorragik
yaitu sebesar 89 responden (90,8%) sejalan dengan menurut hasil
penelitian Laulo, Mahama, dan Tumbaimbela (2016) didapatkan bahwa
profil lipid lebih berpengaruh terhadap kejadian stroke iskemik (stroke non
hemorragik) dari pada stroke hemorragik. Kadar kolesterol total, kolesterol
HDL (high density lipoprotein), kolesterol LDL (low density lipoprotein)
dan trigliserida pada penelitian ini masih lebih banyak dalam batas normal
atau yang diinginkan.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaudry
dkk (2014), bahwa kadar profil lipid pada pasien stroke iskemik (stroke
non hemorragik) dan stroke hemorragik dalam batas normal atau yang
diinginkan lebih banyak didapatkan dan mereka juga menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara kadar kolestrol dengan stroke
iskemik (stroke non hemorragik) tapi tidak dengan stroke hemorragik.
Stroke iskemik (stroke non hemorragik) merupakan suatu kondisi
yang terjadi karena pembuluh darah yang memasok darah ke otak
53
tersumbat. Kondisi seperti ini terjadi karena adanya penumpukan lemak
yang melapisi pembuluh darah atau terjadi atersklerosis (Wang dkk, 2013).
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan Penelitian
Penelitian ini mengalami keterbatasan serta kendala seperti ada
beberapa nomer rekam medis yang berkasnya tidak ada.
2. Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki oleh penelitian ini adalah penelitian ini
hanya menggunakan lembar observasi yang hanya melihat sesuai data yang
ada di rekam medis, yang tidak melihat faktor-faktor penyebab stroke yang
lainnya sperti kebiasaan merokok, aktivitas, dan riwayat keluarga.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan tentang hubungan profil
lipid dengan kejadian stroke di RSUD Wates Kulon Progo dapat disimpulka
bahwa :
1. Terdapat hubungan antara profil lipid dengan kejadian stroke di RSUD
Wates Kulon Progo dengan rincian hubungan kadar kolesterol total
dengan p value sebesar 0,009 (p<0,05), kadar LDL (low density
lipoprotein) dengan p value 0,021 (p<0,05), kadar HDL (high density
lipoprotein) p value sebesar 0,047 (p<0,05), kadar trigliserida p value
sebesar 0,000 (p<0,05).
2. Karakteristik responden di RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60 responden (61,2%), dengan rata-
rata pada usia 60-74 tahun sebanyak 40 responden (40,8%), dengan
tingkat pendidikan SD sebanyak 44 responden (44,9%), dan sebagian
besar bekerja sebagai tani sebanyak 35 responden (35,7%).
3. Tingkat profil lipid yang meliputi kadar kolesterol total pada responden di
RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar adalah optimal sebanyak 70
responden (71,4%). Kadar LDL (low density lipoprotein) pada responden
di RSUD Wates Kulon progo sebagian besar adalah dalam rentang
optimal sebanyak 65 responden (66,3%). Kadar HDL (high density
lipoprotein) pada responden di RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar
adalah dalam rentang rendah 60 responden (61,2%). Dan kadar trigliserida
pada responden di RSUD Wates Kulon progo sebagian besar adalah dalam
rentang optimal yaitu sebanyak 81 responden (82,7%).
4. Jenis stroke pasien di RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar adalah
jenis stroke non hemmoragik yaitu sebanyak 89 responden (90,8%).
5. Angka kejadian stroke berdasarkan profil lipid yang meliputi kadar
kolesterol total, kadar LDL (low density lipoprotein), kadar HDL (high
density lipoprotein), kadar trigliserida sebagian besar responden
55
mengalami stroke non hemorragik yaitu sebesar 89 responden (90,8%),
dan stroke hemorragik sebanyak 9 responden (9,2%).
B. Saran
1. Bagi RSUD Wates Kulon Progo.
Sebagai informasi bagi Rumah Sakit, agar lebih memberi pendidikan
kesehatan tentang pentingnya mempertahankan profil lipid dalam kadar
normal.
2. Bagi Pasien Stroke.
Sebagai gambaran untuk menerapkan pola hidup sehat khususnya dalam
mempertahankan kadar profil lipid dalam kadar normal, dengan cara :
a. Banyak Berolahraga
Banyak melakukan olahraga minimal 30-60 menit perhari,
dapat meningkatkan kadar HDL (kadar kolesterol yang baik bagi
tubuh), dan mengurangi kadar LDL (kadar kolesterol yang tidak baik
bagi tubuh).
b. Menurunkan Asupan Nutrisi Lemak Jenuh
Kandungan lemak jenuh dalam tubuh dapat meningkatkan
kadar LDL (Low density lipoprotein) yang tidak baik bagi kesehatan,
yang akan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Contoh lemak
jenuh antara lain seperti daging, minyak kelapa, yang di panaskan pada
tingkat yang tinggi ataupun yang di pakai secara berulang-ulang secara
berlebihan.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya.
Sebagai gambaran serta informasi bagi peneliti selanjutnya agar dapat
meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan profil lipid seperti
pola makan, faktor sosiodemografi, dan faktor genetik.
56
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier Sunita. (2009), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
American Heart Association. (2013), Kejadian Stroke, Diunduh pada tanggal 10
November 2016 dari http://www.AHA.int/topics/stroke/en.htm.
American Heart Assocition. (2012), Stroke Risk Factor,
http://stroke.ahajournals.org, Diakses tanggal 1 Juni 2017.
Aini, A.Q., Nirlawati D.D., & Pujarini, L.A. (2016), Perbedaan Kadar Kolesterol
Total Antara Penderita Stroke Iskemik Dan Stroke Hemoragik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Biomedika, volume 2
tahun 2016.
Ariani,T. A. (2012), Sistem Neurobehaviour, Salemba Medika, Jakarta.
Arikunto, S. (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,
Jakarta.
Basuki.R, Hakim R.A.S, dan Jenie. M. N. (2013), Hubungan Antara High Desity
Lipoprotein –Cholesterol (HDL-C) Dengan Kejadian Stroke, UMS.
Botham. (2008), Biokimia Herper, Edisi 27, Penerbit : Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Brunner & Suddarth. (2013), Keperawatan Medikal-Bedah, EGC, Jakarta.
Bustam, M.N. (2015), Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Rineka
Cipta : Jakarta.
Chaudhury SR, Ghosh S, Kar D. Comparative Lipid Profile Study Between
Ischemic and Hemorrhagic Stroke. J Chem Pharm Res. 2014;6(11):20-27
Chistina, F.F. dan Martini Santi. (2016), Hubungan Antara Sindrom Metabolik
dengan Kejadian Stroke, Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol, 4. No 1
Januari 2016, 25-36, Universitas Airlangga, Surabaya.
Fauziah, E., Yarlitasari, D., & Muhsinin, M. (2016), Analisis Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan Kejadian Stroke Non Hemoragik di RSUD dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin, Caring, 2(2), 54-72.
57
Go, et al,. (2014), Heart Disease and Stroke Statistics-2014 Update: A Report From
the American Heart Association, Circulation, 128:00-00.
Goetz, C.G. (2007), Text Book Of Clinical Neurology, 2nd, Elsevier, Chicago.
Hakim, R, A, S . (2013), Hubungan Antara Dyslipidemia Dengan Kejadian Stroke
Di Bangsal Rawat Inap Irna B1 Bagian Neurologi Rumah Sakit Umum
Pusat Dr Kariadi, Semarang, UMS.
Hamzah, Nurhikmah, dan Solehin, M. M , (2016), Analisis Faktor Risiko Kejadian
Stroke Di Rsud Balangan Dan Puskesmas Kabupaten Balangan Tahun 2016,
Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016.
Hidayat A. (2007), Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan, Pustaka, Jakarta.
Hidayat, A. (2011), Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data,
Salemba Medika, Jakarta.
Kee JL. (2008). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Cetakan I Edisi 6, Jakarta.
Kemenkes RI. (2013), Situasi Kesehatan Jantung Pusat Data dan Informasi :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Selatan.
Mahama Corry N., Laulo Astrid., Tumboimbela Melke J. (2016), Gambaran Profil
Lipid Pada Pasien Stroke Iskemik Dan Stroke Hemoragik Yang Di Rawat
Inap Di Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2015-
Juni 2016,Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-Clinic (eCl), Vol
4 Nomor 2 Juli-Desember 2016.
Mahdani W., Mutiawati E., Putri N.M. (2017), Hubungan Derajat Stroke Terhadap
Status Kognitif Pada Stroke Iskemik Di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Medisia, Vol 2 Nomor 1:61-67.
Mahmood A., Sharif M.A., Khan M.N., Ali U.Z. (2010), Comparison of Serum
Lipid Profile in Ischaemic and Haemorrhagic Stroke, JCPSP, 20(5):317-
20.
58
Manurung, R. D. (2015), Hubungan Faktor Predisposisi Dan Faktor Pencetus
Terhadap Kejadian Stroke Dipoli Neurologi Rsud Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2014, Poltekes Kemenkes Medan, Jurnal Pannmed.
Mardjono M., Sidharta P. (2010), Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta.
Masterjohn. C. (2009), Cholesterol and Stroke,
http://www.westonaprice.org/health-topics/cholesterol-and-stroke/,
Diakses pada tanggal 1 Juni 2017.
Morton, P.G., Dorrie K.F. (2012), Keperawatan kritis, Vol 1, EGC, Jakarta.
_____________________(2012). Keperawatan kritis, Vol 2, EGC, Jakarta.
National Cholesterol Education Program. (2001)
Notoadmojo, S. (2007), Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2012), Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Nursalam. (2011), Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Rineka Cipta.1, Jakarta.
Nursalam. (2013), Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional, Salemba Medika, Jakarta.
Price, A. S., Wilson M. L. (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih Bahasa : dr. Brahm U, Penerbit, ECG, Jakarta.
Pujiarini. (2009), Dislipidemia Pada Penderita Stroke Dengan Demensia Di RS Dr.
Sardjito Jogjakarta, Biomedika. Volum 1 Nomer 2 Tahun 2009,
Jogyakarta.
Purnomo, R.T., Widjajanto, E., dan Sulistyarini., I. (2017), Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Akut Pada Pasien Stroke Yang
Dibawa Ke Instalasi Gawat Darurat Rsi Klaten, Motorik, Vol .12 Nomor
24, Februari 2017
Riset Kesehatan Dasar. (2013), Prevalensi Penderita Stroke Di Daerah Istimewa
Yogyakarta, Diunduh pada tanggal 3 November 2016 dari
http://www.riskesdes.go.id.
Riyadina. (2011), Determinan Penyakit Stroke. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republic Indonesia,
59
Direktorat Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Robbins & Cotran. (2009), Dasar Patologis Penyakit, EGC, Jakarta
Smeltzer Suzanne C. (2005), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruenner &
suddarth, Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk, Ed,
8, EGC, Jakarta.
Soebroto, L. (2010), Hubungan antara kadar LDL Kolesterol Pada Penderita Stroke
Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, Doctoral dissertation, UNS.
Soeharto. (2008), Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan
Kolesterol, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Stroke Foundation. (2014), All About Stroke, Tersedia dalam
http://strokefoundation.com.au/~/media/strokewebsite/resources/factshee
ts/nsf_factsheet_english20141.ashx?la=en diakses pada tanggal 12
Desember 2016.
Stroke Statistics. (2013), The Stroke Association.
Sudoyo. (2013), The Influence Risk Factors Of Stroke On Diabetes Mellitus In Dr H.
Moh Anwar Sumenep Hospital, Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika, UNIJA
Sumenep
Sugiyono. (2014), Metode Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung.
Surbakti, K. P., & Rambe, A. S. (2015), Hubungan Kadar Low-Density Lipoprotein
Cholesterol dengan Kejadian Stroke dan Keparahan Stroke Akut,
Universitas Sumatera Utara, Neurona vol. 32.
Suryono, & Setiawan, A. (2010), Metodelogi Penelitian kebidanan, Nuha Medika,
Jakarta.
Tobing, Lumban. (2007), Hubungan Sistem Tubuh Terhadap Kejadian Stroke Di
Desa Banyuwangi, skripsi, UGM, Yogyakarta.
Wang Dkk (2013) Wang X., Dong Y., Qi X., Huang C., Hou L.,2013. Cholesterol
Levels and Risk of Hemorrhagic Stroke. Stroke. 10:1833-9
Wardini, L. (2012), Hubungan Kadar Trigliserida Puasa Dengan Kejadian Stroke
Iskemik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan.
60
Wijaya Andra S. & Putri Yessie M. (2013), Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa), Nuha Medika, Yogyakarta.
Williams., Lippincot & Wilkins. (2012), Kapita Selekta Penyakit, EGC, Jakarta.
80
81
82
Top Related