8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
1/104
Buku Praktis Operasional
T R A S ITerkuaknya Rahasia Alam,dariSurvai ISDLOleh :
BENY HARJADIPeneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh
Balai Penelitian Kehutanan di Solo
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
2/104
T R A S I
KATA PENGANTAR
Buku TRASI (Terkuaknya Rahasia Alam dari Survai ISDL)menjelaskan tentang kondisi lahan yang dapat dikuak dari hasil survai dan
identifikasi ISDL ( Inventarisasi Sumber Daya Lahan). Sehinggadiharapkan buku pedoman ini dapat dipakai sebagai pemandu bagi para
surveyor untuk mengumpulkan data fisik sebanyak-banyaknya pada setiap
SPT (Satuan Pemetaan Tanah) atau Unit lahan (Satuan Lahan).Satuan Lahan dibuat berdasarkan dari batas kesamaan lereng yang
diturunkan dari setiap bentuk lahan (Landform) yang sama pada suatubentang lahan (Landscape). Satuan Peta Tanah sebagai wadah ataumangkuk untuk mengumpulkan semua data fisik sebanyak-banyaknya dari
Landform (Bentuk Lahan), Rock (Tipe Batuan), Soil (Jenis Tanah), Slope(Lereng), Erosion (Erosi), Terrace (Konservasi Tanah), Land Use
(Penggunaan/Penutupan Lahan) dan LUC ( Land Use Capability/Kemampuan Penggunaan Lahan).
Ketepatan lokasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat GPS
(Global Positioning Systeme) atau dengan pemandu petugas lapanganseperti Mandor atau Mantri Kehutanan jika survai di Kawasan Hutan.
Apabila lokasi yang kita lakukan pengumpulan data fisik ISDL tidak tepat
maka data tersebut tidak berguna atau sia-sia karena maksud kita mau
mendata lahan hutan ternyata yang dilihat lahan tegalan agroforestri.Buku Pedoman survai ini jauh dari kesempurnaannya, untuk itu
saran dan kritik dari para pemakai atau pengguna sangat diharapkan untuk
perbaikan dalam proses penyempurnaannya.
PENULIS
BENY HARJADI
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
3/104
T R A S I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI.............................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
II. BENTUK LAHAN (LAND FORM) ................................................4
III. DAFTAR ISTILAH GEOMORFOLOGI ....................................21
IV. BATUAN (ROCK) ....................................................................... 35
V. TANAH (SOIL) .............................................................................53
VI. LERENG (SLOPE).......................................................................63
VII. EROSI (EROSION).....................................................................66
VIII. KONSERVASI TANAH...........................................................71
IX. PENGGUNAAN LAHAN ........................................................... 72
X.KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN..................................75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................77
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
4/104
T R A S I
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variasi Macam Bentuk dan Kemulusan Batuan ........................... 36
Tabel 2. Contoh Batuan Beku (Gambar 9) ................................................. 40
Tabel 3. Contoh Batuan Sedimen (Gambar 10)..........................................44
Tabel 4. Contoh Batuan Metamorfose (Gambar 11)...................................47
Tabel 5. Identifikasi Batuan Metamorfik ................................................... 48
Tabel 6. Kelas Lereng (RRL, 1983)............................................................63
Tabel 7. Kelas Lereng (Kucera , 1988)...................................................... 63
Tabel 8. Panjang Lereng............................................................................. 63
Tabel 9. Bentuk Lereng.............................................................................. 64Tabel 10. Relief Relatif .............................................................................. 64
Tabel 11. Posisi Lereng.............................................................................. 64
Tabel 12. Prosentase Batuan Singkapan .................................................... 65
Tabel 13. Jenis Batuan di Permukaan ........................................................ 65
Tabel 14. Tingkat Erosi Permukaan dan Alur............................................ 67
Tabel 15. Tingkat Erosi Jurang .................................................................. 67
Tabel 16. Biaya Pembangunan Erosi Jurang ............................................. 67
Tabel 17. Tingkat Erosi Pantai................................................................... 69
Tabel 18. Tingkat Pengendapan Material .................................................. 69
Tabel 19. Prosentase Luas Satuan Peta Tererosi........................................ 70
Tabel 20. Prosentase Teras Per Satuan Peta .............................................. 71
Tabel 21. Matriks Penentuan Kelas KPL (LUC) .......................................76
Tabel 22 Penent an Nama Tanah dengan Sifat Penciri Tanah 93
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
5/104
T R A S I
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alur untuk Survai ISDL (Inventarisasi Sumber Daya
Lahan) ..................................................................................... 3
Gambar 2. Sistem Bentuk Lahan : Alluvial sampai Karst ........................... 5
Gambar 3. Sistem Bentuk Lahan Bukit atau Perbukitan ........................... 10
Gambar 4. Sistem Bentuk Lahan Gunung atau Pegunungan..................... 14
Gambar 5. Sistem Bentuk Lahan Vulkanik dan Karst (Batu Kapur)......... 18
Gambar 6. Sistem Bentuk Lahan Marine (Laut)........................................20
Gambar 7. Macam Batuan Tergantung dari proses pembentukannya....... 35
Gambar 8. Macam Batuan dari Masam sampai Basa ................................ 38
Gambar 9. Macam Batuan Vulkanik tergantung Bahan Penyusunnya...... 39
Gambar 10. Macam Batuan Sedimen/Endapan tergantung Kandungan
Bahannya...............................................................................44
Gambar 11. Pembentukan Batu Malihan oleh Pengaruh Temperatur,
Tekanan dan Waktu .............................................................. 47
Gambar 12. Kronologis Perkembangan Batuan Metamorfose .................. 49
Gambar 13. Bentuk Struktur Tanah diikuti Perkembangan dan Ukuran
Struktur ................................................................................. 53
Gambar 14. Penetapan Nama Ordo Tanah ditentukan dari
Epipedon/Hiorozon...............................................................54
Gambar 15. Endopedon juga Sebagai Penentu Nama Tanah .................... 54
Gambar 16. Perhitungan Nilai Erodibilitas Tanah dari Toleransi Erosi.... 55
Gambar 17. Penetapan Nama Tanah dengan Sidik Cepat di Lapangan .... 56
Gambar 18. Tambahan Unsur Penciri untuk Penetapan Nama Tanah Lebih
Detil sampai Tingkat Great Group atau Serie. .....................57
Gambar 19. Diagram Penetapan Tekstur dengan Rasa dan Dipilin........... 58
Gambar 20. Perkembangan Dekomposisi Bahan Organik dari Kondisi
Imobilisasi menjadi Mineralisasi..........................................59
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
6/104
T R A S I
I. PENDAHULUAN
Sistem pemetaan sumberdaya hutan untuk para perisalah merupakan
perpaduan dari dua sistem yaitu berupa pengumpulan data risalah
kehutanan dan data fisik inventarisasi sumberdaya lahan. Sistem tersebut
menggunakan teknik pemetaan multifaktor didalam satuan-satuan peta
yang relatif homogen yaitu dapat diketahui atas dasar pengelolaan lahan
secara berkelanjutan. Penetapan satuan peta homogen tersebut didasarkan
atas kesamaan bentuk lahan, lereng, dan penggunaan lahan pada masing-
masing petak dan anak petak. Informasi tentang sumberdaya lahan dan
penilaian hasil interpretasi dapat dipadukan dengan sumber informasi lainseperti data kesesuaian lahan, daerah-daerah perlindungan, serta sosial
ekonomi setempat.
Data fisik lahan yang diperlukan guna melengkapi survai risalah
pada kawasan hutan adalah penambahan parameter fisik baik yang tetap
maupun berubah. Parameter fisik tetap antara lain bentuk lahan, batuan,
tanah, dan lereng; sedangkan parameter fisik yang berubah meliputi erosi,
teras dan informasi penggunaan lahan. Beberapa parameter fisik yang
dikumpulkan mencakup :
A. Lahan 1. Bentuk Lahan
2. Kemiringan Lereng
3. Relief Relatif
4 Batuan Singkapan
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
7/104
T R A S I
3. Kedalaman Regolit
4. Warna Tanah
5. Tekstur
6. Struktur
7. Kemasaman Tanah
8. Permeabilitas/Drainase
C. Batuan 1. Tipe Batuan
2. Tegangan/Pemecahan
D. Erosi 1. Jenis Erosi
2. Tingkat Erosi
3. Prosentase Erosi
E. Konservasi Tanah 1. Jenis Teras
2. Prosentase Berteras
F. Penggunaan Lahan
Masing-masing parameter tersebut akan diuraikan secara rinci pada
setiap bab berikut. Urutan prosedur perisalahan sumber daya hutan dapat
diuraikan seperti pada Gambar 1.
Buku petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk membantu
mempermudah pengamatan dan pengumpulan data fisik lahan dan risalah
kehutanan dalam rangka mengetahui potensi hutan secara cepat, mudah dan
akurat. Sedangkan tujuan pemetaan tersebut adalah :
1. Penetapan batas petak dan anak petak secara tepat sesuai dengan
tingkat kesesuaian dan kelas kemampuan lahan.
2 Inventarisasi fisik lahan dan kondisi potensi lahan saat ini dengan
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
8/104
T R A S I
3.Menginformasikan data multifaktor dengan menampilkan peta
tematik dengan satu faktor atau beberapa faktor sekaligus.
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
9/104
T R A S I
II. BENTUK LAHAN (LAND FORM)
BENTUK LAHAN : Wajah permukaan bentang alam dari hasil perpaduan
gaya endogen dan eksogen yang tercakup dalam relief
topografik atau raut muka bumi (Gambar 2).
A. Alluvial: Daerah pengendapan bahan-bahan erosi yang
diangkut oleh sungai dan diendapkan di lembahdengan membentuk lapisan-lapisan endapan akibatgaya grafitasi bumi (Colluvial) atau agen penyebab airatau angin (Alluvial)
B.Marine : Daerah yang selalu berhubungan dengan laut dansekitarnya baik di tengah maupun di tepian.
P.Plain : Suatu wilayah dengan lereng yang umumnyaseragam, secara komparatif datar dengan batas-batastertentu dan tidak terpotong oleh elevasi-elevasi dan
depresi-depresi yang nyata, dapat berupa dasarlembah yang meluas atau suatu puncak plato.
H.Hilly : Daerah dengan elevasi ketinggian antara 50 hingga300 meter, dengan kondisi jalan berkelak-kelok
M.Plateau-
Mountain
: Suatu daerah berelevasi tinggi dengan lahan yangrata, biasanya dibatasi oleh penurunan yang jelas
minimal pada salah satu sisi sampai pada lahan yanglebih rendah. Bidang lahan yang berelevasi tinggidengan amplitudo relief lebih dari 300 m dengankelokan jalan melingkar spiral.
X.
Miscellaneous
: Bentuk lahan lain yang terdiri dari batuan beku, lahanbergaram, tempat tinggal, sungai jelek, danau,lembah sempit, dataran bukit, lahan yang tidak
produktif.
V. Volcanic : Gunung berapi dengan lubang di kulit bumi yangterjadi akibat magma yang menerobos keluar kepermukaaan bumi dengan erupsi lava secaraeksplosif atau effusif, dengan hasil klasmatis berupa
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
10/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
11/104
T R A S I
Bentuk Lahan adalah wajah permukaan bentang alam yang merupakan hasilkegiatan dari perpaduan bermacam-macam gaya baik endogen maupun eksogenyang terdiri dari berbagai macam bentuk permukaan bumi yang tercakup dalam
relief topografik atau raut muka bumi (Desaunettes, 1977 dan Kucera 1988).
Ada delapan sistem bentuk lahan yang ada di Indonesia, yaitu :
A. Alluvial
B. Marine
P. Plain
H. Hilly
M. Plateau and MountainX. Miscellaneous
V. Volcanic
K. Karst
A. AlluvialSistem Alluvial adalah daerah pengendapan bahan-bahan erosi yang diangkut oleh
sungai dan diendapkan di lembah dengan membentuk lapisan-lapisan endapan
akibat gaya grafitasi bumi (Colluvial) atau oleh agen penyebab air atau angin(Alluvial).
A1.Alluvio-marine sub system
A11. Swamp (tree vegetation)
A12. Marsh (low vegetation = hydrophytes and wet grass)
A13 Low lying lands (cultivated marshes)
A14. Undulating low lying lands
A15. Delta deposits (very recent soils = Fluvisols)A16. Ancient sea shore and sand bars
A.17 Tidal swamp (inland)
A2.Alluvial sub system
A21. Narrow river valley ( 50 m), slope < 2%
A23. Meander belt including menader scars
A24. Undulating to rolling river valley (slope 2 15%)A25. Recent terrace (non floded river valley floor)
A26. Levee
A27. Alluvial fan
A28. Alluvial land
A3.Alluvio-colluvial sub system
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
12/104
T R A S I
A37. Footslope colluvium in strips
A4.
Closed alluvial sub systemA41. Narrow depressed area (Swale, Mire, Slough, Vly etc.)
A42. Closed basin, depression and the lake
A43. Swamp or marsh (without marine influence)
A44. Lacustrine plain (recent)
A45. Ancient lake bottom
P. PlainSistem Dataran adalah suatu wilayah dengan lereng yang umumnya seragam, secarakomparatif datar dengan batas-batas tertentu dan tidak dipotong oleh elevasi-
elevasi dan depresi-depresi yang nyata, dapat berupa dasar lembah yang meluas
atau suatu puncak plato.
P0. Plain (synclinal plain included)
P01. Flat plain
P02. Undulating plain
P03. Rolling plain
P04. Flat with hummock, and hummocky
P05. Flat with hillock
P06. Undulating with hillocks
P07. Rolling with hillocks
P08. Hillocky
P09. Hilly with flat interhill miniplain
P1. Coastal plain (ss = same sub-categories)
P2. Marine terrace (ss)
P3. River and lake terrace (ss) ALLUVIAL TERRACESP4. Erosion galcies =peneplain, pediment (ss)
P5. Accumulation glacis, basin, ancient lacustrine plain (ss)
P6. Piedmont plain (ss)
P7. Erosion remnants (Buttes temoins) : Residual hills and hillocks
P71. Hummock
P72. Hillock OUTLIER (Mesa, Table land, Meseta, Mound, Huerfano..)
P73. Hill
P74. HummockP75. Hillock INLIER (Cuesta, Hogback, Dome, Mendip,..)
P76. Hill
P77. Inselberg
P78. Monadnock
P79. Rocks heaps
8
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
13/104
T R A S I
P85. River cut and valley surfaces, undulating relief (general slope > 15%)
P86. River cut and valley surfaces, rolling relief (general slope > 15%)
P87. River cut and valley surfaces, hillocky relief (general slope < 15%)P88. River cut and valley surfaces, hillocky relief (general slope > 15%)
P89 River cut and valley surfaces, hilly
P9.Special features
P91. Dissected foot of terraces
P92. Dissected ancient alluvio-colluvial fan
P93. Scalped anticline, rolling
P94. Scalped anticline, hummocky ANTICLINE DEPRESSIONP95. Scalped anticline, hillocky
P96. Terrace remnant : epaulement
H. Hilly (Amplitudo 50-300 m)Sistem Bukit adalah daerah dengan elevasi ketinggian antara 50 hingga
300 meter, biasanya dicirikan oleh kondisi jalan berkelak kelok.H1.Hillock and hills pattern and special features
H11. Isolated hillock (may be an erosion remnant)
H12. Undulating land with hillock (mostly in piedmont)
H13. Rolling land with hillock
H14. Hillock in rolling pattern
H15. Foothills, lanieres and spur (hilly relief)
H16. Neatly singled out units in the piedmont,
not so much in continuity the upper slope
H17. Interhill rolling area (small unit)
H18. Rounded hill or knob
H19. Steep hills with undulating interhill bottoms
H2. Parallel, elongated ridges and structural slopes from bedded rocks with
vertical or sub vertical dip.
H21. Slopes up to 30%
H22. Slopes 30 50%
H23. Slopes 50 75%H24. Slopes over 75%
H25. Slopes up to 50%
H26. Slopes 30 to 75%
H27. Slopes above 50%
H28. Slopes 30 and more
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
14/104
T R A S I
H61. Slightly dissected, flat to undulating footslope
H62. Moderately dissected, undulating to rolling footslope
H63. Dissected piedmont slope, rolling with hummock and gulliesH64. Strongly dissected versant and piedmont slope (hillock, deep gullies)
H65. Deeply dissected versant (hilly relief)
H66. Non to slightly dissected footslope, undulating to rolling
H67. Slightly to moderately dissected piedmont slope, hummocky
H68. Slightly to moderately dissected versant, hilly
H69. Terraced footslope and piemont slopes
H7. Front or escarpment (general gradient from 30% onward)
H71. Slope 30 50%, slightly dissectedH72. Slope 30 50%, moderately dissected
H73. Slope 30 50%, dissected
H74. Slope 30 50%, strongly dissected
H75. Slope 50 75%, moderately dissected
H76. Slope 50 75%, dissected
H77. Slope 50 75%, strongly dissected
H78. Slope over 75%, dissected
H79. Slope over 75%, strongly dissectedH8.Structural slopes
H80. Slightly dissected dip slope, gradien less than 15%
H81. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien up to 30%
H82. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien 15 - 50%
H83. Dissected to strongly dissected dip slope, gradien 15 - 50%
H84. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien 30 - 75%
H85. Dissected to strongly dissected dip slope, gradien 30 - 75%
H86. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien over 50%
H87. Dissected to strongly dissected dip slope, gradien over 50%
H88. Scarp slope, gradien 30 to 75%
H89. Scarp slope, gradien 50 and above
H9. Summit areas remnants of ancient surfaces (small units)
H91. Flat relief
H92. Undulating
H93. Rolling
H94. HummockyH95. Hillocky
Lihat Gambar 3
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
15/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
16/104
T R A S I
M. Plateau and Mountain
Sistem Plateau adalah suatu daerah berelevasi tinggi dengan lahan yang rata, biasanya
dibatasi oleh penurunan yang jelas minimal pada salah satu sisi sampai pada
lahan yang lebih rendah.
Sistem Mountain adalah bidang lahan yang ber-elevasi tinggi, dengan amplitudo relief
lebih dari 300 m.
M1.Plateau or high plain
M11 Flat plateau
M12 Undulating plateau
M13 Rolling plateau
M14 Plateau with hummocky relief
M15 Serrated plateau with parallel sharp ridges
M16 Plateau with hillocky relief
M17 Strongly dissected plateau area, sharp ridges (not parallel, hill size)M18 Extremely dissected plateau area, hilly relief
M2. Non to slightly dissected mountain slope (relief amplitudo over 300 m)
M21 Gradient less than 30%
M22 Gradient 30 50%
M23 Gradient 50 75%
M24 Gradient over 75%
M25 Gradient up to 50%
M26 Gradient 30 75%
M27 Gradient above 50%
M28 Gradient above 20%
M29 Terraced
M3. Moderately dissected mountain slope, (ss = same sub categories)
M4. Dissected mountain slope (ss)
M5. Strongly dissected mountain slope (ss)
M6.Slope of special characteristics
M61 Talus slopeM62 Rough broken and rocky slope
M7.Special features
M71 Peak, Pinacho
M72 Serrated scarps crags
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
17/104
T R A S I
M8.
Cirque and natural terraceM80 Dissected vallon or valley head with dendritic d.p. (big unit)
M81 Cirque sloper
M82 Cirque with undulating floor
M83 Cirque with rolling floor
M84 Cat step
M85 Corrugated break on a slope (similar to epaulements)
M86 Natural terrace, flat to rolling relief
M87 Natural terrace, rolling to hilly relief
X. Micellaneous
Sistem Micellaneous adalah bentuk lahan yang lain terdiri dari batuan terbuka, lahan
bergaram, tempat tinggal, sungai jelek, danau, lembah sempit, dataran bukit,
lahan yang tidak produktif.
X1.Outcrops
X11. Bluff (slope over 100%, rockiness over 50%)
X12. Rock outcrops
X2.Salt pan or salt works
X3. Settlement
X31. Kampong
X32. Town
X4.River bed
X41. Straight
X42. Meandering
X43. Deeply incisedX5.Lakes
X51. Saline and brackish water
X52. Fresh water
X53. Hot water ponds
X54 R i
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
18/104
T R A S I
X6.
Miscellaneous land typesX61. Bad lands
X62. Rough, broken and rocky land (over 50% rockiness)
X63. Mountain scree (over 50% boulders on a steep slope)
X64. Scree fan, debris cone
X65. Land slide scar
X66. Landslide, earthslide, landslip
X67. Solifluxion stream, mudflow, slump
X7. Narrow valley
X71. V shaped valley
X72. Gully, ravine, flume
X73. Gorge
X74. Canyon
X75. Terraced valley sides and bottom
X76. Terraced valley head (vallon), gentle slopes
X77. Embayment, cove
X78. Dissected vallon with deep ravines (small unit)
X79. River cut valley (flat to undulating, small)
X8.Summits
X81. Sharp summit and creat line
X82. Convex rounded summit
X83. Flat summit (very limited area)
X84. Mountain slope
X85. Saddle
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
19/104
T R A S I
Gambar 4. Sistem Bentuk Lahan Gunung atau Pegunungan
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
20/104
T R A S I
V. Volcanic
Sistem Vulkanik atau gunung berapi adalah lubang di kulit bumi yang terjadi akibatmagma yang menerobos keluar ke permukaan bumi dengan erupsi lava secara
eksplosif atau effusif, dengan hasil klasmatis berupa bom (batu besar), lapelli
(batu kecil), slak (batu tak teratur), zand (pasir), dan as (abu) serta batu apung.
V1.Craters
V11. Crater
V12. Caldera
V13. Volcanic vent.V2.
Volcano upper slope
V21. Slightly dissected
V22. Moderately dissected
V23. Dissected
V24. Strongly dissected
V3.
Volcano middle slopeV31. Slightly dissected
V32. Moderately dissected
V33. Dissected
V34. Strongly dissected
V35. Flat and level part of mid slope
V36. Elongated spur, hill size (volcanic ridge)V37. Benched
V38. -V39. Terraced
V4.Volcano lower slope
V41. Slightly dissected
V42. Moderately dissected
V43. Dissected
V44. Strongly dissected
V45. Flattish
V46. Volcanic ridge
V47. Terraced
V5.Lava flows
V51. Recent lava flow
V52 Ancient lava flow
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
21/104
T R A S I
V6.Lahar
V61. Terraced footslope on lahar, with boulders and blockyV62. Undulating to rolling valley, with boulders and blocky
V63. Terraced footslope with hummocks
V64. Slope with catsteps and hillocks
V65. Talus slope on lahar with blocks
V7.Planeze
V71. Flat, level and non dissected planeze
V72. Undulating and dissected level planezeV73. Rolling, strongly dissected with ravines and gorges level planeze
V74. Slope planeze
V75. Intervolcano plain, slightly dissected, undulating
V76. Intervolcano plain, dissected, rolling
V77 Intervolcano plain, strongly dissected rolling with hummocks
V8.Volcanic plain
V81. FlatV82. Undulating
V83. Rolling
V84. Flat + hummocks
V85. Undulating + hummocks
V86. Rolling + hummocks
V87. Undulating + hillocks
V88. Rolling + hillocks
V9.Volcanic outcrops
V91. Batholith
V92. Dyke
V93. Boss
V94. Stock
V95. Neck/plug
V96 Spine
V97 Piton (small volcano, hill size, rocky)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
22/104
T R A S I
K. Karst
Sistem Karst adalah daerah yang terdiri dari batu-batuan kapur yang porous (berpori),dimana air permukaan tanah selalu merembes dan menghilang kedalam tanah,
dan permukaan selalu gundul/kurang vegetasi (Gambar 5).K1. Karstic plateau (terrace)
K11. Undulating to rolling, with hummocks (hums or karstic mounds)
K12. Same, hillock size
K13. Same, hill size
K14. Plateau with lapies relief, blocks and boulders are gouged and ..
K15. Same, with knobs, big outcrops with grotesque relief, grottosK16. Same, with cliffs and caves
K2.Gentle karstic slope
K21. Hummocky relief (conical mounds = hums, uvalas, and doline)
K22. Same, hillocky relief
K23. Same, hilly relief
K24. Lapies relief
K25. Knobs and gottos
K26. Cliffs and caves
K3. Steep slope (ss = same sub categories)
K4. Versant (ss)
K5.Outcrops
K51. Hum
K52. Cliff
K53. Pinnacle
K6.Depression
K61. Doline
K62. Uvala
K63. Sinkhole
K64. Katavothre
K7.Plains
K71. Polje with flat reliefK72. Polje with flat relief + hillocks
K8.Erosion surface in bedded chalk
K80. Vallon with dendritic drainage pattern
K81 Undulating relief
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
23/104
T R A S I
Gambar 5. Sistem Bentuk Lahan Vulkanik dan Karst (Batu Kapur)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
24/104
T R A S I
B. Marine
Sistem Marine adalah daerah yang selalu berhubungan dengan laut dansekitarnya baik ditengah maupun ditepian (Gambar 6).
B1. BeachesB11. Sand beach
B12. Mud beach
B13. Shingle beach
B14. Cove
B15. Mud flatB2. Dunes and lido
B21. Shifting sand
B22. Flat sandy deposits
B23. Lido
B24. Beach ridges
B25. Tombolo
B3. Rocky seaside and barriers
B31. Barrier, barrier flatB32. Cliff
B33. Reef
B34. Wave cut terrace
B35. Rocky cape
B36. Reef flat
B4. Laguna and LagoonB41. Laguna
B42. Coral reefB43. Coral flat
B44. Lagoon
B5. Atoll and coralB51. Atoll
B52. Coral reef
B53. Coral flat
B6. Tidal flatsB61. Bared (or cultivated) tidal flat
B62. Marshy tidal flatB63. Swampy tidal flat (mangrove)
B7. Delta outcropsB71. Sandy
B72. Silty
B73 Clayey
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
25/104
T R A S I
Gambar 6. Sistem Bentuk Lahan Marine (Laut)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
26/104
T R A S I
III. DAFTAR ISTILAH
GEOMORFOLOGI1. Alluvial Fan : deposit berbentuk kerucut dari alluvium yang berasal dari
aliran di dataran rata atau pertemuan aliran yang lebih rendah,
yang terbentuk dari pemancaran aliran pada pegunungan.
2. Alluvial Fan : Kipas Aluvial
: Massa sedimen berbentuk kipas melandai yang diendapkanoleh suatu aliran dari bagian hulu ke tanah datar di hilir.
3. Alluvial Land : Lahan Aluvial
: Daerah-daerah alluvium yang tersatukan dan secara umum
tersusun berlapis-lapis dan bervariasi secara luas dalam tekstur,
yang baru diendapkan oleh aliran-aliran dan terkena
penggenangan berulang kali.
4. Alluvium : deposit yang diendapkan dari sungai-sungai termasuk endapan
yang terletak dibantaran sungai, arus di tanah datar, danau, fans
di lereng, dan kuala, tidak termasuk deposit di laut dan danau
5. Arroyo : terowongan ephemeral atau arus yang berselang seling,
biasanya dengan material yang tidak terkonsolidasi setinggi
dua atau tiga kali.
: Terowongan berlantai datar dari arus ephemeral dari semiarid
barat daya.
6. Atoll : Karang berbentuk gelang
: Karang yang mengelilingi pulau, lalu pulaunya tenggelam
menjadi laguna dengan Atoll disekililingnya.
: pulau yang berbentuk cincin atau melingkari laguna, dengan
komposisi karang atau calcareous algae.
7 k h i b i di b d i l b d
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
27/104
T R A S I
8. Bar : Sand Bar(Sand Bank), Beting
: Sejenis gosong yang terdapat di muara sungai, biasanya
berbentuk estuaria yang memisahkan sungai dengan laut.
: OFFSHORE BAR beting (gosong) letaknya terpisah dari
daratan dengan endapan pasir terbentuk pada laut yang dangkal
agak jauh dari pantai.
: SANDSPIT (Sandbar) sejenis gosong yang biasa terdapat
pada muara sungai berbentuk estuaria ataupun di teluk, tetapi
bentuknya khusus yaitu salah satu ujungnya bersambung
dengan daratan.
9. Barchans : Sikkelduin (Bld)
: Sejenis bukit pasir (dune) berbentuk bulan sabit, tanduk yang
menghadap kearah datangnya angin. Lerengnya melandaimenghadap kearah datangnya angin, sedang lereng dibawahnya
angin agak curam.
10. Basin : Bekken (Bld), Cekungan, Lembah, Lubuk
: Relief permukaan bumi berbentuk baskom atau belanga
(concave), suatu depresi ukuran besar, yang terjadi akibat
sruktural ataupun erosional.
11. Beach : Strand(Bld), Pesisir, Pantai
: Pesisir, pantai laut berpasir atau berkerikil, termasuk juga
pesisir danau.
: Pantai curam dari kawasan air yang dihempas oleh gelombang
atau air pasang, terutama bagian yang tertutup pasir atau batu
kerikil.
12. Beach Scarp : lereng yang mendekati tegak lurus disepanjang pantai yang
disebabkan oleh erosi akibat gelombang, dengan tinggi
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
28/104
T R A S I
13. Butte : sejenis bukit yang puncaknya berbentuk datar dengan lereng
curam yang berdiri diatas suatu dataran sendirian, disebabkan
oleh daya tahan yang tinggi terhadap erosi (TABLE LAND).
14. Caldera (Sp) : Kaldera, Kepundan
: Kawah atau kepudan gunung berapi yang amat luas, akibat
depresi vulkanis yang besar, agak berbentuk bundar, dikelilingi
cliff terjal. Kadang ditutupi oleh danau (danau Toba), kadangbeberapa gunung api belum mati di tengah kaldera (kaldera di
crater lake, Oregon USA).
: Tekanan vulkanis berbentuk kolam besar, berbentuk lingkaran
atau bundar, diameternya lebih besar dari lubang vulkanis
(letusan, reruntuhan, longsoran).
15. Canoon : Canyon
: Lembah atau ngarai yang dalam dan sempit dan lerengnya
vertical curam serta tinggi, hasil kikisan sungai. Contoh :
grand Canyon di Colorado, USA.
16. Cliff (Ing) : Pantai curam atau terjal. Contoh : pantai selatan Jawa
: bagian depan karang yang curam dan tinggi.
17. Coast (Ing) : kust(Bld), Pantai laut/Pantai Ria
: tanah yang berbatasan dengan laut atau darata yang tidak
terkena air laut.
: Pantai laut atau jalur daratan yang sebagian terdiri dari laut dan
daratan dengan lebar jalur dan garis batas tertentu.
18. Colluvial : Koluvial
: Bahan yang telah bergerak melandai ke bawah dan telah
terlindung di lereng-lereng bagian bawah atau didasar bukit
di kk l h fit i i ti k t t t t
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
29/104
T R A S I
19. Colluvium : deposit yang tidak ada ujung pangkalnya, biasanya pada kaki
yang miring dan dibawa dengan gaya berat grafitasi bumi,
termasuk terbentuknya talus dan cliff debris.
20. Delta : Deposit (endapan) alluvial yang terbentuk disuatu tempat
aliran atau sungai mengendapkan beban sedimennya setelah
memasuki suatu bahan air yang lebih tenang
: Terbentuk dibawah permukaan air dan disuatu daerah yang
sering mempunyai bentuk segitiga huruf DELTA Yunani
dengan titik masuk aliran pada satu sudut.
: Deposit Lumpur, pasir atau kerikil (endapan alluvium) yang
mengendap di muara sungai, berbentuk huruf keempat Yunani
( = delta). Contoh : Alexandria, Calcutta, Shanghai,
Rotterdam, New Orleans.21. Delta Plain : dataran tinggi dari timbunan Lumpur pada mulut aliran atau
meluap sepanjang aliran yang lebih rendah.
22. Dendritik
drainage
pattern
: pola saluran pengeringan dendritik yang dikenali mutunya dari
cabang yang tidak teratur pada seluruh arah dengan sambungan
cabang aliran disetiap sudut.
23. Dike : Tanggul, Levee
: Peninggian tanah berbentuk tanggul yang membatasi atau
mengendalikan air, terutama peninggian tanah yang dibangun
sepanjang tepi (tebing) sungai untuk mencegah luapan bagi
lahan (tanah) rendah (tanggul banjir rekayasa).
: Badan datar dari batuan beku yang memotong melintang
struktur batuan yang berdekatan atau memotong batuan massif
(pejal).
: Tanggul atau dinding yang disusun disekitar areal rendah
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
30/104
T R A S I
25. Dome : Kubah
: Relief permukaan bumi berbentuk kubah dimana pada bagian
lapisan kulit bumi terangkat sehingga terbentuk lapisan yang
melengkung seperti kubah (convex) dan bundar.
26. Dome : bulatan yang rata, puncak pegunungan yang tertutup karang
menggantikan kubah atau cupala pada suatu bangunan.
27. Dome
Mountain
: pegunungan yang dibentuk dari tekanan dibawah tekanan
samping.
28. Dune (Ing) : Duin (Bld), Bukit Pasir
: Bukit pasir rendah terbentuk oleh angin, khusus didaerah
pantai, terdiri dari 2 tipe : Barchans dan Seifs.
29. Dyke : Dike, Retas, Korok Intrusi
: Magma yang menerobos lalu memotong lapisan batu-batuansecara vertical, yang terletak tegak memotong batu-batuan
diatasnya,yang membentuk dinding batuan beku yang panjang
dan sempit. Panjang dan tebalnya bervariasi, sampai 50 km.
30. Escarpment : Tebing curam
: Permukaan terjal atau tebing perbukitan, atau tebing curam di
daerah pegunungan biasanya terletak paling dekat laut.
31. Estuary : Kuala
: Bagian dari suatu aliran pantai yang dipengaruhi oleh pasang
surut tempatnya mengalirnya air kedalamnya. Contoh : teluk,
muara, sungai.
: Tempat pasang surut bertemunya arus sungai yaitu
bercampurnya air tawar dan air laut.
32. Extrusi
Magma
: Extrusion (ing), Extrusie (Ing)
: Peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
31/104
T R A S I
33. Fan : Kapas
: Timbunan runtuhan dari suatu aliran pada suatu lereng curam
dan muncul di dataran landai menjadi bentuk sebuah kipas,
membentuk potongan kerucut yang sangat rendah.
34. Fault : Breuk(Bld), Sesar
: Rekahan/retakan pada kulit bumi yang terjadi akibat gaya
endogen yang menekan dari dalam bumi dengan tekanan yang
tidak sama. Disekitar fault akan terjadi gerakan-gerakan
vertical atau horizontal yang menyebabkan kemungkinan
dislokasi lapisan batuan semula dan terjadi gempa bumi.
Contoh : normal fault, reverse fault, horizontal fault, graben,
horst.
:
Pecahan zone panjang yang digantikan sisi yang relatif satudengan lainnya parallel dengan pecahan tersebut.
: Pecahan atau zone pecahan dari tanah yang bersamanya
terdapat pergeseran satu sisi terhadap sisi lainnya.
35. Fault Dip : kecuraman vertikal pada permukaan fault atau zone yang
tegeser, diukur dari bidang datar.
36. Fault Line : pemotongan permukaan fault dengan permukaan bumi atau
permukaan buatan lainnya.
37. Fisiografi : kajian tentang genesis (perkembangan tanah) dan evolusi
bentuk lahan (landform). Istilah lama yang tidak hanya
mempelajari bentuk muka bumi (permukaan tanah) dan
geologi, tetapi juga tentang klimatologi, meteorology, danoceanografi serta didalamnya fenomena (kejadian) alam secara
umum.
38. Fjard : Norw
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
32/104
T R A S I
39. Floodplain : dataran banjir, bantaran sungai
: Dataran rendah dikiri kanan sungai yang sering terkena banjir,
yang tebrntuk dari deposit tanah deposit yang ditinggalkan
banjir.
: Tanah hampir datar yang terletak disisi dari suatu sungai yang
terkena luapan banjir.
40.
GayaEksogen
: Exogene Kracht(Bld), Exogenetic Force (Ing)
: Gaya yang bekerja pada kulit bumi berasal dari luar (atmosfir,
hidrosfir, dan biosfir) yang mengakibatkan perusakan atau
perombakan muka bumi. Contoh : pelapukan, erosi dan tanah
longsor.
41. Gaya
Endogen
: Endogene Kracht(Bld), Endogenetic Force (Ing)
: Gaya yang bekerja pada kulit bumi berasal dari dalam bumi
yang mengakibatkan tektonisme, vulkanisme, dan seisme
(gempa).
42. Geomorfologi : Geomorphology
: studi tentang bentuk permukaan bumi dan segala proses yang
menghasilkan bentuk-bentuk tersebut, yang didominasi oleh
proses pelapukan dan erosi.
: kajian tentang bentuk bumi,yang telah dibagi dalam berbagai
cabang ilmu, antara lain : geografi, geologi, dan geofisika.
Kenyataan geomorfologi merupakan kajian spesifik tentang
evolusi bentuk alam (landform) dan bentang alam (landscape)
terutama yang diakibatkan oleh proses erosi.
43. Gorge : Ravine, Lung, Luhung
: Sejenis lembah yang amat sempit dan dalam dengan dinding
lereng yang curam, lebih sempit dari canyon. Umumnya pada
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
33/104
T R A S I
45. Horst : Crust Block
: Bagian kulit bumi yang terangkat secara vertical oleh gaya
endogen. Pengangkatan tersebut didahului oleh adanya retakan
ataupun patahan pada lapisan kulit bumi, sehingga hubungan
lapisan-lapisan tersebut terputus dan biasanya lereng curam.
46. Insel Berg
(Jerm)
: sisi bukit, berdiri diatas dataran rata, puncaknya bundar serta
rata, yang menggambarkan tingginya bekas dataran tinggi yang
sudah terkikis oleh erosi. Sering terdapat di daerah Arida dan
Semi Arid, suatu jenis MONADNOCK.
47. Intrusi : Intrusion (Ing),Intrusie (Bld)
: Peristiwa menyusupnya magma diantara lapisan-lapisan
batuan, tetapi tidak dapat mencapai permukaan bumi. Contoh
bentuk-bentuk inttrusi : batolit, lakkolit, instrusi plat, sill,
korosi, dsb.
48. Karst : Kapur
: Daerah yang terdiri dari batu-batuan kapur yang porous
(berpori) dimana air permukaan tanah selalu merembes dan
menghilang kedalam tanha, dan permukaan selalu gundul atau
kurang vegetasi.
: Jenis topografi yang terbentuk diatas batu kapur, dolomit, atau
gips dengan larutan atau cairan serta dikenal pada tekanan
terbuka, sinkholes (tekanan permukaan tanah yang berbentuk
cerobong asap), goa-goa, dan saluran pengeringan bawah
tanah.49. Karst Plain : tanah datar pada sinkholes, uvala, saluran pengeringan
dibawah teras dan susunan karst lain yang dikembangkan.
50. Laguna : Lagoon, air laut dangkal
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
34/104
T R A S I
51. Landform : Bentuk Lahan
: Bagian dari wajah bentang alam (landscape) yang merupakan
hasil kegiatan dari perpaduan berbagai macam gaya, baik gaya
endogen maupun gaya eksogen. Sehingga terbentuk berbagai
macam bentuk bumi yang tercakup dalam relief topografik,
atau raut muka bumi (gunung, pegunungan, bukit, perbukitan,
lembah, ngarai, dataran tinggi, dataran rendah, cekungan/dome,
cliff/pantai terjal, dll), dimana satuan ketinggian menggunakan
meter dan satuan kemiringan dengan derajat atau persen.
: Bagian utama dari tanah yang digambarkan sebagai bentang
alam berdimenasi tiga, yang dihasilkan dari pengaruh sintetik
semua bahan-bahan dan proses-proses di dalam lingkungannya.
: Bentuk lahan merupakan produk beberapa aktivitas proses
geomorfologi pada suatu jenis batuan dan bahan induk lain
yang beragam karena dipengaruhi oleh iklim terhadap proses-
proses terjadinya lahan dan daerah-daerah fisiografi.
: Macam-macam profil tanah berasosiasi dengan macam-macam
bentuk lahan akan mempengaruhi genesis (perkembangan
tanah). Perbedaan penting keduanya berkaitan dengan
perbedaan bentuk lahan.
52. Landscape : Bentang alam, Landskap, Pemandangan,Landschap (Bld)
: Semua gambaran alami seperti lapangan, bukit, hutan dan air
yang membedakan satu bagian permukaan bumi dari bagian
lainnya.: Daerah yang dapat ditangkap mata dalam selintas pandang,
termasuk cirri alaminya.
: Salah satu dari kenampakkan yang diambil bersama-sama
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
35/104
T R A S I
: Suatu pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam
bentuk permukaan bumi seperti gunung, lembah, sungai,
sawah, hutan, kampung, dsb., yang dapat terlihat sebagai satu
kesatuan pandang. Bentang alam ada yang ciptaan manusia
dan ada juga yang ciptaan alam.
53. Lembah : Valley
: Daerah bawah diantara perbukitan sampai pada aliran sungai.
Lembah balin (Irian Jaya)Lembah Silindung (Tapanuli)
Lembah Po (Italia)
Lembah Rhijn Dal (Eropa Barat)
: Suatu depresi (basin) sempit dan memanjang dipermukaan
bumi, dengan bentuk lembah ada yang V (muda) dan U (tua).
Lembah berbentuk V (V Shaped Valley)
Lembah berbentuk U (U Shaped Valley)Lembah Longitudinal (Longitudinal Valley)
Lembah Transversal (Transverse Valley)
Lembah Merosot (Rift Valley)
Lembah Gantung (Hanging Valley)
54. Levee : Tanggul air buatan alam
: Dibentuk oleh deposit lumpur bila sungai banjir, dimaksudkan
untuk menahan air sungai agar tercegah mengalir ke daerahsekitarnya. Contoh : levee Missisipi, S. Gangga, S. Po.
55. Limestone : Batu kapur, Batu gamping
: Batuan sedimen berwarna putih kelabu atau warna lain terdiri
dari kalsium karbonat (CaCO3), sering diakibatkan timbunan
dari sisa- sisa tulang belulang dan kulit kerang. Dipakai untuk
bahan bangunan, semen, industri kimia dan keramik.
56. Marble : Marmer, Batu Pualam
: Hasil metamorfose batu kapur dan terjadi rekristalisasi karena
t t d t k
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
36/104
T R A S I
: MARMER STATUARIO dipakai untuk membuat patung,
tugu, pilar-pilar dsb.
57. Marsh : Tidal, Pasang surut, Rawa-rawa, Paya (asin & tawar),Muras
(Bld)
: Tanah basah yang selalu tergenang air, karena drainse yang
jelek atau letaknya yang rendah.
: Daerah datar dan rendah yang diseberangi oleh saluran-saluran
yang bersilangan dan paya-paya pasang surut serta secara
berkala digenangi oleh pasang naik dengan vegetasi biasanya
yang toleran terhadap garam.
: daerah yang secara periodic basah atau secara terus menerus
tergenang dengan permukaannya tidak terendam dalam,
tertutup secara dominan dengan SEDGES (sejenis rumput
alang-alang), CATTAILS (tanaman paya mirip gelagah),
gelagah atau timbunan hidrofila lainnya.
58. Meander : Tikungan sungai, sungai berkelak-kelok
: Tikungan sungai yang berulang-ulang membelok kekiri dan
kekanan berbentuk setengah lingkaran, biasanya terdapat pada
dataran rendah. Meander kadang berukuran besar dengan garis
tengah sampai 9 km, hampir menyerupai srikel yang lengkap.
Lama-kelamaam membentuk ladam kuda (tapal kuda) atau
sampai terpisah membentuk kali mati (ox bow lake)
59. Mesa : bukit yang puncaknya berbentuk datar, lereng curam, dimana
dulunya mesa tersebut merupakan dataran tinggi, tetapi akibatkegiatan erosi jadi terbagi-bagi dan terpisah-pisah yang
terdapat pada daerah Arida.
60. Off Shore : Lepas pantai
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
37/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
38/104
T R A S I
66. Relief : perbedaan dalam elevasi antara titik-titik yang tinggi dan yang
rendah dari suatu permukaan lahan.
67. Sand Bars : palang atau tepian pasir yang ditimbun keatas atau didekat
permukaan air dengan aliran sungai atau gerakan gelombang
pada pantai.
68. Sand Dune : tanggul, tepian, atau bukit dengan pasir longsor yang
menimbun keatas karena pengaruh angin.
69. Slope : Lereng, Tanjakan
: Istilah dalam geomorfologi yang mengatakan tentang suatu
medan atau daerah permukaan yang letaknya miring. Contoh :
Mountain slope, Hill slope, Valley side slope, Steep slope.
70. Subsidence : gerakan permukaan tanah kearah bawah yang disebabkan oleh
larutan atau keruntuhan deposit penyangga yang dapat larut.
: Penyusunan kembali partikel-partikel setelah penyingkiran
batu bara, atau pengurangan tekanan cairan (fluida) dalam
suatu akuifer atau reservoir minyak bumi.
71. Swamp : Rawa
: Daerh yang terjenuhkan dengan air hampir sepanjang tahun
tertentu dengan permukaan tanah yang biasanya tidak terendam
secara dalam, dengan sisa vegetasi pohon dan perdu.
72. Talus : Scree
: Pecahan batu-batuan yang bentuknya tajamtajam, terdapat di
kaki lereng curam, berasal dari bautan induk yang lapuk.
: Fragmen-fragmen dari batuan dan bahan tanah lainnya yangterkumpulkan oleh gaya berat pada kaki karang atau lereng
curam.
73. Teluk : Bay >< Tanjung (daratan yang menjorok ke laut)
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
39/104
T R A S I
75. Thalweg : suatu garis yang mengikuti bagian paling bawah dari suatu
lembah dibawah air atau tidak.
76. Uvala : lubang kolam batu besar yang dibentuk dari persenyawaan
beberapa batu doline.
77. Volcano : Vulkaan (Bld), Gunung Api
: Lubang di kulit bumi yang terjadi akibat magma yang
menerobos keluar permukaan bumi secara eksplosif dan
effusive. Contoh : Bom, Lapili, Slak, Zand, As, Batu apung.
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
40/104
T R A S I
IV. BATUAN (ROCK)
atuan : Himpunan mineral-mineral sejenis atau berbeda yang terikat
secara gembur atau padat yang akan membentuk kerak bumi, dan
merupakan satu kesatuan yang padu dari agregat-agregat alami dari satu
mineral sejenis atau beberapa mineral/multicrystaline (Gambar 7).
B
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
41/104
T R A S I
Batuan adalah himpunan mineral-mineral sejenis atau berbeda jenis yang satu dengan
lainnya terikat secara gembur atau padat yang akan membentuk kerak bumi.
(Crippen and Eyles, 1985; dan Panhuys and Buurman, 1988).
Batuan terdiri dari empat jenis yang berbeda cara pembentukkannya, yaitu :
A. Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk karena pengkristalan magma yang
berasal dari dapur magma yang dapat membeku didalam (batuan Plutonik), di
saluran (batuan Korok), dan diluar permukaan bumi (batuan Ekstrusif). Ciri
utama batuan beku adalah motif dan tekstur serta kekerasan seragam.
B. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat terkikisnya batuan dari suatu
tempat dan selanjutnya diendapkan di tempat lain. Ciri utama batuan sedimen
adalah heterogen kandungan mineral maupun asal batuan penyusunnya.
C. Batuan Metamorfose atau Batuan Malihan adalah batuan yang berubah bentuk
karena proses metamorfose dengan asal batuan dapat berupa batuan beku atau
batuan sedimen. Ciri utama batuan metamorfose adalah terbentuknya lapisan-
lapisan batuan dengan tingkat kekerasan yang berbeda karena terbentuk pada
waktu yang berlainan (Tabel 1).
Tabel 1. Variasi Macam Bentuk dan Kemulusan Batuan
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
42/104
T R A S I
A. Batuan Beku (Vulkanik) : batuan yang terbentuk dari magma yang
mengeras atau membeku didalam dan diatas permukaan bumi dengan 8
elemen utama yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Na, dan K.
Batuan beku dikelompokkan atas dasar : - kandungan SiO2
- tekstur batuan
- mode pembentukkan :
A1. Batuan beku atas
A2. Batuan beku dalam
A3. Batuan beku gang
Contoh batuan beku :
Gr Granit Pg Pegmatit Fs Felsit Gr Granite
Bs Basal Ap Aplit Fp Felsit Porfirik Sy Syenite
Ad Andesit Lp Liparit Tf Tufa Dr Diorite
Rl Riolit Db Diabase Pm Pumis Gb Gabbro
Dr Diorit Pd Peridot Ob Obsidion Pp Porphyre
Sy Syenit Bm Basal Melafir Bv BresikaVulkanik
Bs Basalte
Av Abu Vulkanik Fp Felspar Kw Kwarsa Bm Bsl. Melaphyre
Gb Gabro Ob Obsidienne
Kedalaman dan Kecepatan Pembekuan Magma :
a. Abyssal atau Plutonic Rocks
- pembekuan sangat lambat dan sangat dalam (Batolit)
k b k i i b ik d k
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
43/104
c. Volcanic atau Extrusive Rocks (LAVA)
- pembekuan diluar, dari letusan gunung berapi
- pembekuan cepat karena pendinginan lava
- biasanya porous
- tekstur : porphyritic-aphanitic
d. Effusive Materials (Gambar 8).
- pembekuan diudara
- perpecahan bahan glassy antara lain :
Ashes, Cinders, Pumice, Lapilli, dan Bombs
- tekstur : aphanitic (tanpa kristalin)
JENIS BATUAN DARI MASAM SAMPAI BASA
B. Beku Rhyolit Trachit Dasit Andesit Basalt Pakrit
Atas (Liparit) (NitraBasalt)
B. Beku Granit Sienit Diorit Diorite Gabro Peridotit
Dalam (Sienit Kw) Kwarsa
B. Beku
Gang
Porfir- Granit Porfir-
Sienit
Porfir-Diorit
Kwarsa
Porfir-
Diorite
Porfir-
Gabro
-
MASAM Intermedier ALKALIS
SiO2 tinggi SiO2 rendah
warna terang
(putih)
warna
kelam/hitam
Gambar 8. Macam Batuan dari Masam sampai Basa
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
44/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
45/104
Tabel 2. Contoh Batuan Beku (Gambar 9)
NO BOBOTJENIS WARNA MINERALUTAMAMINERALTAMBAHAN
CIRILAIN
NAMABATUAN
1 2,6-2,7 putih abu-abu,
putih,
kemerahan,
kehijauan,
kebiruan, merah,
hitam
quartz, orthose,
microklin,
plagioclase,
biotite,
muscovite,
hornblende,
augite
apatite, zircon,
topaze, tourmaline,
beryl, sphene,
magnetite,
ilmenite, hematite,
pyrite, monazite,
flourite, etc.....
sangat
keras,
masif
GRANITE
2 2,8-3 hitam dan putih,
abu-abu hijau,
plagioclase,
amphibole,
pyroxinene,
biotite, kadang
quartz
apatite, sphene,
zircon, rutile,
magnetite,
ilmenite,
pyrrhotine, pyrite
sangat
keras DIORITE
3 2,5-2,8 abu-abu,
kehijauan,
coklat, coklatkehijauan,
kemerahan
orthose,
plagioclase,
biotite,amphibole,
pyroxene, kadang
quartz
apatite, zircon,
sphene, magnetite
tidak
terlalu
kompak
POR
PHYRE
4 2,8-3,3 hitam,
kehijauan, hijau
gelap, abu-abu
plagioclase,
augite,
hypersthene,
olivine, kaca
magnetite,
ilmenite, biotite,
apatite, hauyne,
perovskite, zeolite
sangat
keras,
kompak
BASALTE
5 2,7-2,9 abu-abu, abu-
abu gelap,
kemerahan
orthose,
plagioclase,
biotite,
hornblende, augit
apatite, zircon,
sphene, magnetite
sangat
keras,
masif
SYENITE
6 2,8-3,1 abu-abu hitam,
putih abu-abu,
kecoklatan,
kehijauan,kemerahan
plagioclase,
pyroxine,
amphibole,
kadang olivine
apatite, ilmenite,
quartz, magnetite,
sphene, pyrrhotine,
chromite, pyrite,rutile, grenat
kompak
GABBRO
7 2,8-3,3 hitam, abu-abu
gelap, coklat,
kemerahan,
plagioclase,
augite,
hypersthene,
chlorite, magnetite,
ilmenite, agate,
quartz, calcite,
keras
ketika
segar
BASALTE
MELA
PHYRE
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
46/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
47/104
Keterangan Tambahan :
Boulder : bongkah batu sangat besar
Pebble : bongkah batu besar
Selut : kerikil, pasir, lumpur
Endapan karbonat : batu kapur, batu kapur liat, marl, marl berkarbon, marl
berliat, batu selut, batu selut berkarbon
Endapan Organik Berkapur : pasir mantel, adang coral, sekat foraminifera, sekat
pteropoda, dan GlobigerinEndapan Organik Silikat : Sekat diatomae dan Radiolaris, Flint, Jasper dan Chert
Endapan Organik Berkarbon : Batu bara, Gambut dan Minyak bumi
Endapan Piroklastik : Gelas Vulkanik, Sibiran lava berhablur, dan pecahan
hablur
B1. Batu Endapan Tua
Contoh : Batu gamping [CaCO3, CaMg(CO3)2]
Batu pasir [SiO2, pasir kwarsa]
Batu liat [Shale, Napal]
B2. Batu Endapan BaruContoh : Air [dataran banjir]
Angin [pasir pantai]
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
48/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
49/104
Gambar 10. Macam Batuan Sedimen/Endapan tergantung Kandungan
Bahannya
Tabel 3. Contoh Batuan Sedimen (Gambar 10)
NO BOBOTJENIS
WARNA MINE
RAL
UTAMA
MINE RAL
TAMBAHAN
CIRI-CIRI
LAIN NAMABATUAN
1 Berva-
riasi
bervariasi bervariasi :
: quartz,
calcite,
dolomite,
bervariasi butiran
menyudut
sampai 2
mm
BRECHE
2 2-2,65 abu-abu terang,
kehijauan,
kemerahan,
coklat,
multiwarna
quartz,
kadang
opale
calcedoine,
muscovite,
feldspath,
hematite,
limonite, zircon,
rutile, glauconie,
granular
0,05-2 mm
GRES
3 2,6-2,8 abu-abu terang
sampai gelap,
kehijauan,
kemerahan
calcite,
dolomite
quartz, min.
argileux
bahan butumine granular
kurang dari
0,02 mm
MARNE
4 2,6-2,8 putih, kuning,
coklat,
kemerahan,
keabu-abuan
calcite,
aragonite
mineral
argileux, quartz,
hematite,
limonite,
- TRAVERTIN
5 Berva-riasi bervariasi,tergantung
bahan fragmen,
galet, dan
penyemen
quartz,quarzite,
schiste
siliceux
mineralargileux,
limonite,
hematite, calcite
dll...
butiranmembulat
sampai 2
mm
CONGLOMERATE
6 2,8 abu-abu biru,
keabu-abuan,
kehijauan, hitam
kecoklatan,kemerahan,
kaolinite,
mineral lain
argileux,
quartz
muscovite,
zircon, rutile,
calcite,
penghasilbitumine
granular
sampai 0,02
mm
SCHISTE-
AEGILEUX
7 2,8 abu-abu, biru
abu-abu,
kemerahan
sampai hitam
kaolinite,
dan mineral
argileux,
quartz
muscovite,
calcite, zircon,
rutile, bahan
bitumine
granular
kurang dari
0,02 mm,
mudah belah
ARGILE-
SCHIS-
TEUSE
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
50/104
C. Batuan Metamorfose (Malihan) : batuan yang berasal dari batuan beku atau
batuan sedimen yang telah mengalami perubahan dasar struktur kimia, atau
mineral sebagai akibat dari perubahan temperatur, tekanan, tegangan geser atau
lingkungan kimiawi.
Batuan metamorfose dikelompokkan atas dasar : - pendekatan geologis
- pendekatan regional
Contoh Batuan Metamorfose :
Fi K. Filit Kw K. Kwarsit Gn Gneiss
Gn K. Gneis Hn K. Hornfels Ms Mica-shists
Mb K. Marbel Gu K. Granulit Gu Granulite
Af K. Amfibolit Go K. Granolit Ss Sericito-schiste
Ek K. Eklogit Gb K. Granoblastit Mb Marbre
Fe K. Fels Sv Schiste vert Corn
Ab Amphibolite
Sp Serpentinite
K = Kelompok
Bentuk : C1. Foliated(Lembar)
- Lembar halus (Mika Schist)
- Lembar kasar (Granit Gneis)
C2. Non-Foliated (Bukan Lembar)
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
51/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
52/104
Gambar 11. Pembentukan Batu Malihan oleh Pengaruh Temperatur,
Tekanan dan Waktu
Tabel 4. Contoh Batuan Metamorfose (Gambar 11)
N
O
BOBOT
JENISWARNA MINE RAL
UTAMA
MINE RAL
TAMBAHAN
CIRI-
CIRI
LAIN
NAMA
BATUAN
1 2,6-2,8 abu-abu, abu-
abu putih,
coklat,
kemerahan,putih dan
hitam
quartz, orthose,
plagioclase,
biotite, muscovite,
amphibole,pyroxine
apatite, zircon,
sphene, grenat,
cordierite,
sillimanite,epidote, pyrite,
graphite
lemba
r-
lemba
r
GNEISS
2 2,6-2,9 putih, abu-abu
terang sampai
abu-abu gelap
quartz, orthose,
plagioclase, grenat
hypersthene,
diopside
apatite, zircon,
rutile, cyanite,
biotite
- GRANUL-
ITE
3 2,6-2,8 putih,
kehijauan,
kebiruan,
hijau, abu-abu
merah, hitam,
multiwarna
calcite, dolomite quartz, mica,
talc, epidote,
tremolite,
forsterite, dll...
- MARBRE
4 2,7-2,8 hitam, abu-
abu, hijau
kehitaman
amphibole,
plagioclase
quartz, grenat,
apatite, sphene,
epidote, biotite,
chlorite, diopsid
- AMPHI
BOLITE
5 2,6-3,2 kehijauan,
coklat, coklat
kemerahan,
abu-abu gelap
quartz, muscovite,
biotite, paragonite
albite, grenat,
staurodite,
epidote,
tourmaline,
andalousite,
graphite
lemba
r daun
MICA-
SCHISTE
6 2,7-2,8 kehijaun, abu-abu, abu-abu
kehijauan,
abu-abu-gelap
quartz, chlorite,sericite, kadang
albite
albite,tourmaline,
magnetite
aspekmika
dan
sutera
SERICITOSCHISTE
7 2,7-2,8 hijau, abu-abu
hij
chlorite, sericite,
hib l
quartz, calcite - SCHISTE
V CORNE
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
53/104
Tabel 5. Identifikasi Batuan Metamorfik
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
54/104
Gambar 12. Kronologis Perkembangan Batuan Metamorfose
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
55/104
KODE BATUAN
1. Penulisan dengan huruf besar dan huruf kecil
2. maksimum hanya 2 jenis batuan
Contoh : Iw, Iv untuk batuan vulkanik lunak (pelapukan lanjut) dan
Untuk batuan vulkanik keras (pelapukan ringan)
I :Igneous Rock (Batuan beku/Volkanik)
It :Abu vulkanik
Iw :Batuan volkanik lunak
Ic :Batuan volkanik butiran kasar
Iv :Batuan volkanik keras
Is :Batuan pasir tufa
:
:
S :Sedimentary Rocks (Batuan endapan)
Sf :Alluvium halus (fine)
Sc :Alluvium kasar (coarse)
Sb :Alluvium liat hitam (black)
:
Sl :Sedimen batu kapur (limestone)
:
T R A S I
3 2 U Y Di ti
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
56/104
3. 2. Unsur Yang Diamati
A. Tegangan (Pemecahan)
KEKERASANTINGKAT
PERALATAN UJI LAPANGAN
BATUAN TEGANGAN PALU GEOLOGI PISAU LAPANG
1 Sangat Lunak Sangat Lemah pecah, hancur mudah dibongkar
2 Lunak Lemah lubang dangkal dibongkar susah
3 Agak Keras Agak Kuat pukulan satu kali dapat digores
4 Keras Kuat pukulan > satu kali digores dengan susah5 Sangat Keras Sangat Kuat pukulan beberapa kali tidak dapat dibongkar
6 Extrim Keras Ekstrim Kuat hanya dengan palu tidak bisa
B. Pelapukan (Perubahan jadi tanah)
PELAPUKAN BAHAN BATUAN JADI TANAH
WARNA TEGANGAN
0 Belum tetap tetap belum
1 Ringan sudah berubah tidak lebih lemah belum2 Sedang agak berubah lebih lemah berubah sedikit
3 Lanjut agak bk.berubah sangat lemah > 1/2 bagian
4 Sangat Lanjut banyak berubah amat sangat lemah seluruh luarnya
5 Sempurna berubah sempurna tidak ada sempurna
C. Kekerasan (Goresan)
C1. Bahan Kohesif (Plastisitas dan Kelembaban relatif)
Contoh : liat, debu, lempung dan lain-lain.
Plastisitas : 1. tidak liat (mudah jatuh lepas-lepas)
2. agak liat (mudah dipecah dengan jari-jari)
3. liat (sulit dipecah dengan jari-jari)
4. sangat sulit (tidak dapat dipecah)
Kelembaban Relatif : 1. Basah (sangat lemah)
2. Lembab (teguh)
3. Kering (keras)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
57/104
T R A S I
V TANAH (SOIL)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
58/104
V. TANAH (SOIL)
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
59/104
Gambar 14. Penetapan Nama Ordo Tanah ditentukan dari
Epipedon/Hiorozon
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
60/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
61/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
62/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
63/104
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
64/104
Gambar 20. Perkembangan Dekomposisi Bahan Organik dari Kondisi
Imobilisasi menjadi Mineralisasi
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
65/104
Gambar 21. Regim Temperatur dari Pergilik sampai Hipertermik
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
66/104
Beny Harjadi
BPK Solo
61
Gambar 23. Larutan Tanah Sebagai Lalu Lintas Transportasi Unsur Hara dari Udara, Air ke Tanah
T R A S I
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
67/104
Beny Harjadi
BPK Solo
62
Gambar 24. Sifat Kimia Tanah menentukan Tingkat Kesuburan Tanah
T R A S I
VI. LERENG (SLOPE)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
68/104
( )
A. KEMIRINGAN LERENG (Kucera, 1988)
Lereng adalah istilah dalam geomorfologi yang menyatakan permukaan
tanah yang letaknya miring yaitu merupakan sudut tangen atau
perbandingan antara perbedaan tinggi dengan jarak datar yang dapat
dinyatakan dalam bentukderajat ataupersen lereng.
Tabel 6. Kelas Lereng (RRL, 1983)
Kelas Persen Lereng (%) Deskripsi / Kriteria
1 0 - 8 Datar
2 8 - 15 Miring
3 15 - 25 Sangat Miring
4 25 - 45 Curam
5 > 45 Sangat Curam
Tabel 7. Kelas Lereng (Kucera , 1988)
Kelas Persen Lereng (%) Deskripsi / Kriteria
A 0 - 4 Datar
B 4 - 8 Agak Miring
C 8 - 15 MiringD 15 - 25 Sangat Miring
E 25 - 35 Agak Curam
F 35 - 45 Curam
G 45 - 65 Sangat Curam
H 65 - 85 Ekstrim Curam
I > 85 Terjal
Tabel 8. Panjang Lereng
Simbol Panjang Lereng (m) Deskripsi
T R A S I
Tabel 9. Bentuk Lereng
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
69/104
Simbol Bentuk Lereng Deskripsi
x Convex Cembung
v Concave Cekung
s Straight Lurus
c Complex Kompleks
B. RELIEF RELATIF
Relief Relatif adalah perbedaan elevasi permukaan tanah antara titik
rendah dan titik tinggi serta merupakan suatu ketidaksamaan tinggi
rendah permukaan lahan yang dipandang secara kolektif.
Tabel 10. Relief Relatif
Simbol Relief Relatif Persen Lereng
(%)
Beda Tinggi (m)
e Endapan < 2 < 2
d Dataran < 2 2 - 10
o Berombak 2 - 8 2 - 10
l Bergelombang 8 - 16 2 - 10
h Berbukit Kecil > 16 2 - 10i Bukit Terisolasi > 16 10 - 25
a Berbukit Anakan > 16 25 - 50
b Perbukitan > 16 50 - 300
g Pegunungan > 16 > 300
Tabel 11. Posisi Lereng
Simbol Posisi Lereng Deskripsi
t Top Interfluve Puncak Bukit
v Upper Slope Lereng Bagian Atas
m Middle Slope Lereng Bagian Tengah
T R A S I
C. BATUAN SINGKAPAN
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
70/104
Batuan Singkapan adalah batuan induk yang keluar ke permukaan bumi
karena lapisan tanah terkikis habis akibat telah terjadi erosi berat
yang telah lanjut.
Tabel 12. Prosentase Batuan Singkapan
Simbol Deskripsi Prosentase (%)
0 Tidak ada 0
1 Sedikit 1 - 10
2 Sedang 10 - 20
3 Banyak 20 - 40
4 Berlebih 40 - 60
5 Melimpah 60 - 80
6 Ekstrim melimpah > 80
D. BATUAN DI PERMUKAAN
Batuan Permukaan adalah batuan-batuan yang terletak di permukaan
tanah karena berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan akan
mengganggu dalam pengelolaan tanah yang lebih intensif.
Tabel 13. Jenis Batuan di Permukaan
Simbol N a m a Diameter (cm)
Inggris Indonesia
g Gravel Kerikil 0,2 - 7,6
f Fine gravel Kerikil halus 0,2 - 0,5
m Medium gravel Kerikil sedang 0,5 - 2,0
r Coarse gravel Kerikil kasar 2,0 - 7,6c Cobble Kerakal 7,6 - 25
s Stone Batu 25 - 60
b Bouldery Batu besar > 60
T R A S I
VII. EROSI (EROSION)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
71/104
Erosi adalah salah satu gaya eksogen yang mengikis tanah atau batuan
yang telah melapuk dan dapat diakibatkan oleh antara lain air
mengalir, air laut, angin, es, air tanah, dan gravitasi.
1. JENIS EROSI (Varnes, 1978; dan Eyles, 1985)
Erosi Permukaan adalah pemindahan tanah yang relatif seragam darisuatu luasan oleh air tanpa perkembangan saluran yang nyata.
Erosi Alur adalah suatu saluran kecil dengan kedalaman kurang dari 300
mm dan dapat diratakan dengan pengolahan tanah secara normal.
Erosi Jurang adalah erosi berupa saluran dengan kedalaman lebih dari 300
mm.
Erosi Longsor (Landslide) adalah pemindahan bahan tanah-batuan secara
cepat diatas permukaan yang secara kasar sejajar dengan permukaan
bumi.
Erosi Jatuhan (Fall) adalah pemindahan bahan tanah dan batuan secara
cepat diatas permukaan tanah karena grafitasi tanpa adanya luncuransejajar permukaan bumi
Aliran Masa Tanah adalah bahan material yang bergerak dalam bentuk
cairan kental.
Slump adalah longsoran atau luncuran secara berputar dan sebagian besar
dari masa tanah tersebut dapat terangkat kearah mundur.
Erosi Pantai adalah erosi karena gelombang pada daerah pantai.
Erosi Tebing Sungai adalah pemindahan material oleh air dari tebing
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
72/104
T R A S I
C. Tanah Longsor (Landslide) dan Jatuhan (Fall)
Luas Bekas Erosi Volume Material Biaya
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
73/104
L. Luas > 20 ha
D. Sedang 2 - 20 ha
S. Sempit < 2 ha
1. Banyak > 100 m3
2. Sedang 10 - 100 m3
3. Sedikit < 10 m3
y
Pembangunan
A. Mahal
B. Sedang
C. Murah
Kesulitan Teknis
a. Sulit
b. Sedang
c. Mudah
Jumlah Tanah Longsor
X. Berlebih
Y. Sedang
Z. Sedikit
Kedalaman
Rata-rata
< 1 m
> 1 m
D. Aliran Masa Tanah dan Slump
Luas Bekas Erosi
L. Luas > 20 ha
D. Sedang 2 - 20 ha
S. Sempit < 2 ha
Volume Material
1. Banyak > 100 m3
2. Sedang 10 - 100 m3
3. Sedikit < 10 m3
Biaya
PembangunanA. Mahal
B. SedangC. Murah
Kesulitan Teknis
a. Sulit
b. Sedang
c. Mudah
Jumlah Tanah Longsor
X. Berlebih
Y. Sedang
Z. Sedikit
Kedalaman
Rata-rata< 1 m
> 1 m
T R A S I
E. Erosi Pantai dan Tebing Sungai
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
74/104
Tabel 17. Tingkat Erosi Pantai
Simbol Kriteria Tinggi (m) Panjang (m)
1 Ringan < 2 < 20
2 Sedang 2 - 8 20 - 50
3 Berat > 8 > 50
Keterangan : Panjang Tebing 5 meteran
Tinggi Tebing 1 meteran
Sifat Material0. Berpasir (lepas-lepas)
1. Berdebu ( licin, agak lepas)
2. Berlempung (kuat, padat)
3. Berliat (masif, padu)
Frekwensi Kena Ombak/BanjirA. Jarang < 1 x / 5 tahun
B. Sedang 1 x / 1-5 tahun
C. Sering > 1 x / tahun
F. Depresi/Pengendapan
Tabel 18. Tingkat Pengendapan Material
Frekwensi Debu + Pasir Kerikil Kerikil + Batu
kali/tahun < 0,2 cm 0,2 - 25 cm > 25 cm
< 2 0 0 1
2 - 4 0 1 2
4 - 8 1 2 3
8 - 15 2 3 3
> 15 3 3 3
Keterangan : (o) Diabaikan, (1) Ringan, (2) Sedang, (3) Berat
T R A S I
3. PROSENTASE EROSI
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
75/104
Tabel 19. Prosentase Luas Satuan Peta Tererosi
Simbol Persen Luasan (%) Deskripsi
0 < 1 Diabaikan
1 1 - 10 Sedikit
2 10 - 20 Agak Luas
3 20 - 40 Luas
4 40 - 60 Sangat Luas
5 60 - 80 Sebagian Besar
6 > 80 Hampir Seluruhnya
T R A S I
VIII. KONSERVASI TANAH
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
76/104
(TERRACES)Konservasi Tanah adalah usaha mencegah erosi untuk melindungi tanah,
sehingga kesuburan tanah selalu terpelihara dan dapat berproduksi
secara berkesinambungan dan berkelanjutan (lestari).
1. JENIS TERAS
Bl. Terang bangku datarBr. Teras bangku miring kedalam
Bo. Teras bangku miring keluar
Bm. Teras Campuran
Rt. Teras Gulud
Hd. Hillside Ditch
Ot. Orchard Terrace (Teras Kebun)
Ib. Individual Basin ( Teras Individu)
2. PROSENTASE BERTERAS
Tabel 20. Prosentase Teras Per Satuan Peta
Simbol Persen Luasan (%) Deskripsi
0 < 1 Diabaikan
1 1 - 10 Sedikit
2 10 - 20 Agak Luas
3 20 - 40 Luas
4 40 - 60 sangat Luas
5 60 - 80 Sebagian Besar
6 > 80 Hampir Seluruhnya
T R A S I
IX. PENGGUNAAN LAHAN
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
77/104
(LAND USE/LAND COVER)
HUTAN (H)Ha = hutan palem
Hb = hutan bambu
Hc = hutan pantai
Hd = hutan rontok dimusim keringHe = hutan savana campuran (Melaleuca sp.)Hf = hutan submontane basah (ketinggian 1000-2000 m dpl)
Hg = hutan gambut
Hh = hutan dataran rendah primer basah (ketinggian < 1000 m dpl)
Hi = hutan kapur
Hj = hutan jati
Hk = hutan kerangasHl = hutan mahoni
Hm = hutan pegunungan basah (ketinggian > 2000 m dpl)
Hn = hutan nipah
Ho = hutan gelam (Melaleuca leucadendron)Hp = hutan pinus
Hq = hutan lain-lain, kebun karet terbengkalai, dll.
Hr = hutan rawa
Hs = hutan kiri kanan sungai (meander)
Ht = hutan payau (pasang-surut), hutan bakau dll.
Hu = hutan pada bukit-bukit ultrabasik
Hv = hutan bakau
Hw = hutan lahan becek (wetland) dataran rendah
Hx = hutan log (primer yang diusahakan, termasuk kubah gambut)
Hy =
Hz = hutan sekunder
SEMAK (B)
Bl = semak pegunungan pada gambut hutan moss (blang)
T R A S I
PADANG RUMPUT ( R)
Ra = alang-alang
Rr = rawa
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
78/104
Rr = rawa
Rs = savana
Rt = padang gembalaan
TEGAL (U)
Uc = kebun campuran
Us = kebun sayur-sayuran, pekarangan, hortikultura
Ut = tanaman tegalan
SAWAH (S) AIR (W)
Ss = sawah Wd = danau
Si = sawah irigasi Wg = tambak garam
Se = lebak, lebung Ws = tambak salju
Sp = sawah pasang surut Wt = tambak (bandeng, udang)
Sr = sawah tadah hujan Ww = waduk
PERKEBUNAN (P)
Pa = nanas Pn =Pb = tembakau Po = coklatPc = kelapa Pp = kelapa sawitPd = pinus (damar) Pq =
Pe = Pr =Pf = Ps = paniliPg = cengkeh Pt = tehPh = Pu = tebuPi = kopi Pv = singkongPj = Pw =Pk = karet Px =
Pl = lain-lain Py =Pm = pisang Pz =
AGROFORESTRY (A)
T R A S I
TANDUS/TANPA VEGETASI (T)
Tb = pantai
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
79/104
Tb = pantai
Td = bukit pasir
Tf = kipas aluvial, dasar sungai
Tl = aliran lava dan abu vulkanik
Tm = aliran lumpur
Tr = batuan singkapan
Ts = runtuhan batu lepas
PEMUKIMAN (K)Kk = kota, desa, areal industri, areal rekreasi, bandar udara,
Km = markas militer, tempat latihan, lapangan tembak
Ks = timbunan sampah
Kt = tambang
T R A S I
X.KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
80/104
(LAND USE CAPABILITY)
Kelas I sampai IV ditetapkan sebagai daerah untuk penanaman
tanaman semusim tanpa teras. Lahan kelas I - IV sesuai juga untuk
penanaman tanaman semusim pada teras, dan akan memiliki peningkatan
pembatas fisik pada tanaman yang tanpa teras. Lahan tersebut juga cocok
untuk padang gembalaan, agroforestri, dan untuk hutan.
Kelas V tidak cocok untuk penanaman budidaya tanpa teras.
Hanya cocok untuk tanaman yang berteras bangku, untuk agroforestri,
padang gembalaan, dan hutan. Kelas VI hanya cocok untuk tanaman
tahunan dimana sesuai dengan kedalaman dan kemiringan lereng
disesuaikan dengan tanaman agroforetri dan teras bangku. Lahan ini cocok
untuk padang gembalaan, agroforestri dan hutan. Kelas VII sesuai untuk
hutan produksi terbatas, sehingga tidak sesuai untuk tanaman semusim atau
tanaman agroforstri. Kelas VIII sesuai untuk hutan lindung yaitu tanaman
hutan yang tidak boleh dilakukan penebangan karena banyak faktor
pembatas fisik, sehingga hanya diperuntukkan untuk perlindungan lahan
dan pelindung daerah aliran sungai.
Penetapan kelas KPL (Kemampuan Penggunaan Lahan) dapat
mengikuti Tabel # KPL dibawah ini sampai tingkat sub kelas. Dimana darisemua faktor pembatas dipilih faktor pembatas yang terberat dengan kelas
KPL yang paling rendah, misalnya VIII. Sebab satu faktor penghambat
T R A S I
Tabel 21 Matriks Penentuan Kelas KPL (LUC)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
81/104
Beny Harjadi
BPK Solo
76
Tabel 21. Matriks Penentuan Kelas KPL (LUC)
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
82/104
T R A S I
PERTANYAAN TENTANG SURVAI
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
83/104
APA1. apa yang dimaksud dengan survai SEL dan survai perisalahan hutan ?2. apa yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan survai ?3. apa yang dikerjakan pada saat survai lapangan ?4. apa yang harus dilakukan setelah selesai survai ?5. apa manfaat dari melaksanakan kegiatan survai ?
BAGAIMANA1. Bagaimana cara melakukan interpretasi foto udara awal dan akhir ?2. Bagaimana cara melaksanakan survai SEL dan perisalahan ?3. Bagaimana cara memahami data biofisik yang akan dilakukan ?4. Bagiamana cara menyimpulkan data lapangan dan menyimpulkan
tingkat KPL dan KKL ?
5. Bagiamana cara menetapkan sampel lokasi pada saat survai sampling
dan pada saat survai secara sensus ?
DIMANA
1. Dimana mendapatkan foto udara dan citra satelit ?2. Dimana letak lokasi setiap unit lahan harus ditetapkan sebelum
menginventarisasi data SEL ?
3. Dimana saja koordinasi dan konsultasi harus dilakukan sebelum survai ?4. Dimana bisa mendapatkan data sekunder dan diperlukan untuk apa saja ?5. Diaman saja data perolehan SEL dan perisalahan hutan diarahkan ?
MENGAPA
1.Mengapa survai perlu dilakukan dan selalu harus diawali denganinterpretasi foto udara ?
2.Mengapa setiap survai harus menetapkan titik sampel dengan tepat ?3.Mengapa sebelum survai harus menguasai medan dan data biofisik ?4.Mengapa perlu ada survai orientasi ?5.Mengapa sampel data harus dilakukan menyebar ?
SIAPA
T R A S I
APA
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
84/104
1. Apa yang dimaksud dengan survai SEL dan survai perisalahanhutan ?Survai SEL (Inventarisasi Sumber Daya Lahan) merupakan survai biofisiklahan dengan WADAH unit lahan yang merupakan unit pengelolaan lahan
atas dasar kesamaan lereng yang dilakukan secara sensus atau sampling.
Jika survai SEL meliputi seluruh wilayah DAS ( Daerah Aliran Sungai)baik diluar maupun didalam kawasan hutan, sedangkan survai perisalahan
hutan hanya meliputi kawasan hutan yang meliputi wilayah BH (BagianHutan).
2.Apa yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan survai ?Persiapan survai antara lain :
- SDM (Sumber Daya Manusia), yaitu yang menguasai teknikIFU (Interpretasi Foto Udara) dan mendalami tentang biofisiklahan
- Bahan, meliputi bahan IFU, bahan survai, dan bahan GIS(pemetaan)
- Peralatan, peralatan IFU, survai dan laborat GIS (GeographicInformation System)
- Transportasi, harus tangguh dan handal untuk medan yangberat, menanjak, berbatu, berlumpur baik roda dua maupun
roda empat.
3.Apa yang dikerjakan pada saat survai lapangan ?a.Konsultasi : koordinasi ke beberapa instansi dari atas sampai
bawah di lokasi yang menjadi wilayah survai.
b.Orientasi : penjelajahan seluruh wilayah yang akan di survaidari hulu sampai hilir, dari pegunungan sampai dataran, dari
desa sampai perkotaan.
c.Survai : dapat berupa sensus (mendatangi seluruh unit lahan)atau dengan cara sampling ( beberapa sampel yang mewakili
bentuk lahan dan penutupan lahan).
d. Recheking : survai kembali dilakukan karena ada beberapa
T R A S I
pelaksanaan survai agar tidak terulang dikemudian hari, sambil
melengkapi data yang masih belum lengkap, misalnya data
penyebaran curah hujan, suhu udara & sosek.
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
85/104
4.Apa yang harus dilakukan setelah selesai survai ?a.Reinterpretasi : IFU ulang untuk revisi peta dasar dan peta unit
lahan serta data biofisik yang belum dilengkapi pada lembar
tabulasi.
b.Tabulasi : melengkapi data biofisik setiap unit lahan dari IFU,dan memasukkan data hasil analisis laboratorium tanah, untuk
rekomendasi dan pengkelasan KPL (Kemampuan PenggunaanLahan) dan KKL (Klasifikasi Kesesuaian Lahan).
c.Kompilasi data : data biofisik, data laborat untuk penetapanKPL dan KKL diproses sebagai data atribut dengan
memasukkan sebagai data dasar lewat program Excell ataudBase.
5.Apa manfaat dari melaksanakan kegiatan survai ?a.Survai orientasi : dimaksudkan untuk mengenal medan dan
penjelajahan seluruh wilayah untuk koreksi dalam
penyempurnaan peta dasar.
b.Survai biofisik : untuk pengumpulan data sumber daya lahanpada setiap unti lahan secara sensus maupun sampling sistem,dengan beberapa tahapan :
- Survai pendahuluan : untuk mendaptakan Kunci Interpretasi(KI) dalam IFU dan persiapan pembuatan Kartu Lapangan(KL).
- Survai utama : survai SEL dengan mengumpulkan databiofisik, data sosek dan data iklim setempat yang menyebar di
wilayah survai.
- Survai akhir (Recheking): beberapa unit lahan yang tidak ada
foto udaranya, sambil melengkapi data sekunder, serta shekingbeberapa data SEL pada unit lahan yang meragukan.
BAGAIMANA
T R A S I
lapangan) dan peta unit lahan (wadah yang akan diisi oleh data SEL dari
akses di lapangan maupun dari hasil IFU dan analisis laborat tanah).
IFU akhir: yaitu untuk melengkapi data SEL yang belum sempat
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
86/104
dikumpulkan di lapangan dengan dasar kunci interpretasi beberapa lokasiberdekatan yang sudah didatangi
2. Bagaimana cara melaksanakan survai SEL dan perisalahan ?Pada prinsipnya kedua survai tersbut sama, yaitu sama sama berpedoman
unit lahan sebagai dasar pengelolaan lahan, unsur pembeda tersebut antara
lain :
NO UNSUR
PEMBEDA
SURVAI SEL PERISALAHAN
HUTAN
1. Lokasi Hutan dan diluar
hutan
Kawasan hutan
perhutani
2. Wilayah DAS Bagian Hutan (BH)
3. Unit Lahan Wadah tunggal
untuk kesamaanpengelolaan lahan
Sebagai bagain dari
petak atau penggantianak petak (SK.143)
4. Penetapan di
Lapangan
Dengan peta dasar
(navigasi) dan petabentuk lahan
(lereng)
Dengan peta blangkodan berdasarkan
nomer petak & huruf
anak petak
5. Kepastian letak unit
lahan
Harus hati-hati
karena sering kelirumenetapkan letak
unit lahan di
lapangan
Lebih mudah dan
tepat, karena petugaslapangan (mandor)
hafal betul letak petak
dan anak petak.
6. Penjelajahan lokasi Mudah diluar hutan
dan sulit untuk di
kawasan hutan
Mudah karena
dipandu oleh para
petugas lapangan
Perhutani
T R A S I
3. Bagaimana cara memahami data biofisik yang akan dilakukan ?a.Membaca buku pedoman dan buku-buku tentang tanah dan
geologi
b S i l k k i ( ) hi l
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
87/104
b.Sering melakukan survai ( jam terbang), sehingga mengenalbetul setiap biofisik di buku pedoman dengan kenampakan
fisik di lapangan.
c.Sering melaksanakan IFU untuk mengakses data biofisik dariinterpretasi foto dengan berbagai pendekatan parameter lain
dan menggunakan kunci interpretasi.
d.Mengvisualisasi deskripsi parameter lahan dengan kondisi
sebenarnya di lapangan lewat beberapa foto-foto obyek yangtelah dikumpulkan.
4. Bagiamana cara menyimpulkan data lapangan dan menyimpulkantingkat KPL dan KKL ?
a.Data biofisik dan data laborat merupakan data dasar yangnantinya dapat dipakai untuk rekomendasi tentang KPL, KKL
maupun tingkat kekritisan lahan.b.Penetapan KPL dan KKL dari data dasar tersebut dapat
dilakukan secara manual dari tabulasi parameter maupun
dengan otomatis dengan bahasa makro saat pengolahan GIS
dengan komputer.
c.KPL meliputi kelas terbaik (kelas I) sampai terburuk (kelasVIII), KKL dari kelas sesuai (S1), sesuai marjinal (S0) dan
tidak sesuai (N). masing-masing memiliki faktor pembatasyang berbeda antara KPL (e, w, s, c, g) dan kelas KKL (s, d,
pH, Rh, T, dll).
5. Bagiamana cara menetapkan sampel lokasi pada saat survaisampling dan pada saat survai secara sensus ?
a.Survai sampling, yaitu mengambil sampel yang mewakili
semua bentuk lahan dan variasi beberapa kelas penutupanlahan dari daerah atas (Pegunungan) sampai daerah bawah(Alluvial/Daratan).
b.Survai sensus, yaitu dengan menjelajahi dan mengambil
T R A S I
DIMANA1.Dimana mendapatkan foto udara atau citra satelit?
F t d it t lit d t di l h d t
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
88/104
- Foto udara maupun citra satelit dapat diperoleh pada agen atauinstansi yang terkait dengan penginderaan jauh, dimana foto
udara biasanya diperbaharui setiap 5 10 tahun, sedangkan
citra satelit diperbaharui setiap bulannya.
- Agen atau instansi yang mengadakan atau memperjualbelikanfoto udara dan citra satelit antara lain : LAPAN, Bakosurtanal,
PT.Bhumi Prasaja, PPIK (Pusat Pelayanan Informasi
Kebumian).
2. Dimana saja letak lokasi setiap unit lahan yang harus ditetapkansebagai sampel sebelum menginventarisasi data SEL ?
- sampel unit lahan harus tersebar merata yang mewakili variasibentuk lahan, jenis tanah, dan kelas kemiringan lereng serta
kelas penutupan lahan.
- Sebelum mengisi data SEL pada setiap unit lahan pastikanbahwa nomer unit lahan yang ada di Foto Udarakenampakkannya sama dengan kondisi di lapangan.
- Kesalahan mengakses unit lahan yang tidak sesuai selain datatidak berguna juga akan mempengaruhi kesalahan unit lahan
yang lain jika data tersebut dijadikan kunci interpretasi saat
reinterpretasi (IFU akhir).
3. Dimana saja koordinasi dan konsultasi harus dilakukan sebelumsurvai atau saat orientasi ?
- Koordinasi : koordinasi dalam Tim antara Tim Lapangandengan TIM GIS dan para pengemudi, disamping itu juga
harus ada koordinasi dengan instansi lain misalnya : Perhutani,
Pertanian, Dinas PU, Pemda dll.
- Konsultasi : menyampaikan rencana atau maksud orientasi dansurvai serta kegiatan selanjutnya sampai selesai.
- Orientasi : melakukan penjelajahan wilayah yang akan disurvai sehingga diperoleh gambaran umum, sebagai bahan
perencanaan survai selanjutnya
T R A S I
- Data Iklim, didapat dari BMG ( Badan Meteorologi danGeofisika) propinsi, Dinas Pengairan Kabupaten atauKecamatan, Dinas Pertanian dll.
Data Sosek BPS ( B d P S i ik) propinsi atau
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
89/104
- Data Sosek, BPS ( Badan Pusat Statistik) propinsi atauKecamatan, Nomografi desa di Kelurahan.
- Data Tanah, dari Puslitanak Departemen Pertanian, DinasGeologi di Bandung, dll.
- Data Vegetasi, Peta RePPORT, Bakosurtanal, dll.
5.Dimana saja data perolehan SEL dan perisalahan hutan diarahkan ?
a.untuk mendapatkan kelengkapan data biofisik lapangan dandisimpulkan dalam KPL.
b.Dengan dibantu data analisis laboratorium kesuburan tanah,maka akan diperoleh KKL (tanaman perkebunan, industri,
pertanian, dan kehutanan).
c.Dari KPL dan KKL akan dapat direkomendasikan pengelolaanlahan yang optimal untuk setiap unit lahan
MENGAPA1. Mengapa survai perlu dilakukan dan selalu harus diawali dengan
interpretasi foto udara ?- Walaupun sudah ada foto udara maupun citra satelit, tapi
survai lapangan mutlak dilakukan atau tidak dapat
ditinggalkan, karena setiap lahan memiliki spesifikasi
kenampakkan yang berbeda. Walaupun nampaknya di fotoudara sama, kondisinya bisa jadi di lapangan berbeda,
sehingga foto udara hanya salah satu alat bantu survai.
- Sebelum survai atau orientasi diawali dengan IFU, untukmengenal Landscape (bentang lahan) dan variasi Land Form(bentuk lahan), sehingga dapat ditetapkan beberapa sampel
yang menyebar dan dapat mewakili keseluruhan.
- IFU awal dipersiapkan untuk membuat Peta Dasar (PetaNavigasi) sebagai penunjuk arah lokasi di lapangan, dan PetaUnit Lahan (Peta Anak Petak) yang dipakai sebagai wadahuntuk mengisi seluruh data SEL.
T R A S I
c.Mudah ditandai, dilihat, ditetapkan di lapangan dan lebih dari10% total keseluruhan unit lahan
- Titik sampel yang tidak terencana dengan baik dan tidak
terorganisir dengan rapi antara satu sampel dengan lainnya
8/14/2019 H01_TRASI_ISDL
90/104
terorganisir dengan rapi antara satu sampel dengan lainnyamempersulit pada saat menemukan titik sampel satu titik ke
titik sampel berikutnya, dimana untuk pemula bisa mengakses
sekitar 5 unit lahan, sedangkan yang sudah mahir bisa
mencapai 10 unit lahan per harinya.
- Penetapan titik sampel yang tidak tepat di lapangan,menyebabkan kesalahan data unit lahan, yang berarti
informasi tersebut tidak memiliki makna yang berarti.3.Mengapa sebelum survai harus menguasai medan dan data biofisik
yang akan dikumpulkan ?- Sebelum survai ada kegiatan orientasi dimaksudkan untuk
penguasaan medan dengan memilah-milah beberapa karakter
medan, misalnya :
a.Medan yang dilalui lewat darat (roda 4 atau roda 2), jalan kaki
dan dengan transportasi air.b.Penetapan titik sampel pada beberapa unit lahan yang dapat
mewakili variasi bentuk lahan dan mudah dijangkau.
c.Lokasi ditempuh sangat jauh dan bahkan harus menginap dilokasi atau dapat dilakukan pulang balik dari lokasi ke basecamp.
- Penguasaan dan pendalaman biofisik sangat penting karena
kalau hanya beberapa parameter yang kita ingat dan hafalkanmak