H01_TRASI_ISDL

download H01_TRASI_ISDL

of 104

Transcript of H01_TRASI_ISDL

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    1/104

    Buku Praktis Operasional

    T R A S ITerkuaknya Rahasia Alam,dariSurvai ISDLOleh :

    BENY HARJADIPeneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh

    Balai Penelitian Kehutanan di Solo

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    2/104

    T R A S I

    KATA PENGANTAR

    Buku TRASI (Terkuaknya Rahasia Alam dari Survai ISDL)menjelaskan tentang kondisi lahan yang dapat dikuak dari hasil survai dan

    identifikasi ISDL ( Inventarisasi Sumber Daya Lahan). Sehinggadiharapkan buku pedoman ini dapat dipakai sebagai pemandu bagi para

    surveyor untuk mengumpulkan data fisik sebanyak-banyaknya pada setiap

    SPT (Satuan Pemetaan Tanah) atau Unit lahan (Satuan Lahan).Satuan Lahan dibuat berdasarkan dari batas kesamaan lereng yang

    diturunkan dari setiap bentuk lahan (Landform) yang sama pada suatubentang lahan (Landscape). Satuan Peta Tanah sebagai wadah ataumangkuk untuk mengumpulkan semua data fisik sebanyak-banyaknya dari

    Landform (Bentuk Lahan), Rock (Tipe Batuan), Soil (Jenis Tanah), Slope(Lereng), Erosion (Erosi), Terrace (Konservasi Tanah), Land Use

    (Penggunaan/Penutupan Lahan) dan LUC ( Land Use Capability/Kemampuan Penggunaan Lahan).

    Ketepatan lokasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat GPS

    (Global Positioning Systeme) atau dengan pemandu petugas lapanganseperti Mandor atau Mantri Kehutanan jika survai di Kawasan Hutan.

    Apabila lokasi yang kita lakukan pengumpulan data fisik ISDL tidak tepat

    maka data tersebut tidak berguna atau sia-sia karena maksud kita mau

    mendata lahan hutan ternyata yang dilihat lahan tegalan agroforestri.Buku Pedoman survai ini jauh dari kesempurnaannya, untuk itu

    saran dan kritik dari para pemakai atau pengguna sangat diharapkan untuk

    perbaikan dalam proses penyempurnaannya.

    PENULIS

    BENY HARJADI

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    3/104

    T R A S I

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTARDAFTAR ISI.............................................................ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................iii

    DAFTAR TABEL........................................................................................ iv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

    I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

    II. BENTUK LAHAN (LAND FORM) ................................................4

    III. DAFTAR ISTILAH GEOMORFOLOGI ....................................21

    IV. BATUAN (ROCK) ....................................................................... 35

    V. TANAH (SOIL) .............................................................................53

    VI. LERENG (SLOPE).......................................................................63

    VII. EROSI (EROSION).....................................................................66

    VIII. KONSERVASI TANAH...........................................................71

    IX. PENGGUNAAN LAHAN ........................................................... 72

    X.KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN..................................75

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................77

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    4/104

    T R A S I

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Variasi Macam Bentuk dan Kemulusan Batuan ........................... 36

    Tabel 2. Contoh Batuan Beku (Gambar 9) ................................................. 40

    Tabel 3. Contoh Batuan Sedimen (Gambar 10)..........................................44

    Tabel 4. Contoh Batuan Metamorfose (Gambar 11)...................................47

    Tabel 5. Identifikasi Batuan Metamorfik ................................................... 48

    Tabel 6. Kelas Lereng (RRL, 1983)............................................................63

    Tabel 7. Kelas Lereng (Kucera , 1988)...................................................... 63

    Tabel 8. Panjang Lereng............................................................................. 63

    Tabel 9. Bentuk Lereng.............................................................................. 64Tabel 10. Relief Relatif .............................................................................. 64

    Tabel 11. Posisi Lereng.............................................................................. 64

    Tabel 12. Prosentase Batuan Singkapan .................................................... 65

    Tabel 13. Jenis Batuan di Permukaan ........................................................ 65

    Tabel 14. Tingkat Erosi Permukaan dan Alur............................................ 67

    Tabel 15. Tingkat Erosi Jurang .................................................................. 67

    Tabel 16. Biaya Pembangunan Erosi Jurang ............................................. 67

    Tabel 17. Tingkat Erosi Pantai................................................................... 69

    Tabel 18. Tingkat Pengendapan Material .................................................. 69

    Tabel 19. Prosentase Luas Satuan Peta Tererosi........................................ 70

    Tabel 20. Prosentase Teras Per Satuan Peta .............................................. 71

    Tabel 21. Matriks Penentuan Kelas KPL (LUC) .......................................76

    Tabel 22 Penent an Nama Tanah dengan Sifat Penciri Tanah 93

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    5/104

    T R A S I

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Diagram Alur untuk Survai ISDL (Inventarisasi Sumber Daya

    Lahan) ..................................................................................... 3

    Gambar 2. Sistem Bentuk Lahan : Alluvial sampai Karst ........................... 5

    Gambar 3. Sistem Bentuk Lahan Bukit atau Perbukitan ........................... 10

    Gambar 4. Sistem Bentuk Lahan Gunung atau Pegunungan..................... 14

    Gambar 5. Sistem Bentuk Lahan Vulkanik dan Karst (Batu Kapur)......... 18

    Gambar 6. Sistem Bentuk Lahan Marine (Laut)........................................20

    Gambar 7. Macam Batuan Tergantung dari proses pembentukannya....... 35

    Gambar 8. Macam Batuan dari Masam sampai Basa ................................ 38

    Gambar 9. Macam Batuan Vulkanik tergantung Bahan Penyusunnya...... 39

    Gambar 10. Macam Batuan Sedimen/Endapan tergantung Kandungan

    Bahannya...............................................................................44

    Gambar 11. Pembentukan Batu Malihan oleh Pengaruh Temperatur,

    Tekanan dan Waktu .............................................................. 47

    Gambar 12. Kronologis Perkembangan Batuan Metamorfose .................. 49

    Gambar 13. Bentuk Struktur Tanah diikuti Perkembangan dan Ukuran

    Struktur ................................................................................. 53

    Gambar 14. Penetapan Nama Ordo Tanah ditentukan dari

    Epipedon/Hiorozon...............................................................54

    Gambar 15. Endopedon juga Sebagai Penentu Nama Tanah .................... 54

    Gambar 16. Perhitungan Nilai Erodibilitas Tanah dari Toleransi Erosi.... 55

    Gambar 17. Penetapan Nama Tanah dengan Sidik Cepat di Lapangan .... 56

    Gambar 18. Tambahan Unsur Penciri untuk Penetapan Nama Tanah Lebih

    Detil sampai Tingkat Great Group atau Serie. .....................57

    Gambar 19. Diagram Penetapan Tekstur dengan Rasa dan Dipilin........... 58

    Gambar 20. Perkembangan Dekomposisi Bahan Organik dari Kondisi

    Imobilisasi menjadi Mineralisasi..........................................59

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    6/104

    T R A S I

    I. PENDAHULUAN

    Sistem pemetaan sumberdaya hutan untuk para perisalah merupakan

    perpaduan dari dua sistem yaitu berupa pengumpulan data risalah

    kehutanan dan data fisik inventarisasi sumberdaya lahan. Sistem tersebut

    menggunakan teknik pemetaan multifaktor didalam satuan-satuan peta

    yang relatif homogen yaitu dapat diketahui atas dasar pengelolaan lahan

    secara berkelanjutan. Penetapan satuan peta homogen tersebut didasarkan

    atas kesamaan bentuk lahan, lereng, dan penggunaan lahan pada masing-

    masing petak dan anak petak. Informasi tentang sumberdaya lahan dan

    penilaian hasil interpretasi dapat dipadukan dengan sumber informasi lainseperti data kesesuaian lahan, daerah-daerah perlindungan, serta sosial

    ekonomi setempat.

    Data fisik lahan yang diperlukan guna melengkapi survai risalah

    pada kawasan hutan adalah penambahan parameter fisik baik yang tetap

    maupun berubah. Parameter fisik tetap antara lain bentuk lahan, batuan,

    tanah, dan lereng; sedangkan parameter fisik yang berubah meliputi erosi,

    teras dan informasi penggunaan lahan. Beberapa parameter fisik yang

    dikumpulkan mencakup :

    A. Lahan 1. Bentuk Lahan

    2. Kemiringan Lereng

    3. Relief Relatif

    4 Batuan Singkapan

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    7/104

    T R A S I

    3. Kedalaman Regolit

    4. Warna Tanah

    5. Tekstur

    6. Struktur

    7. Kemasaman Tanah

    8. Permeabilitas/Drainase

    C. Batuan 1. Tipe Batuan

    2. Tegangan/Pemecahan

    D. Erosi 1. Jenis Erosi

    2. Tingkat Erosi

    3. Prosentase Erosi

    E. Konservasi Tanah 1. Jenis Teras

    2. Prosentase Berteras

    F. Penggunaan Lahan

    Masing-masing parameter tersebut akan diuraikan secara rinci pada

    setiap bab berikut. Urutan prosedur perisalahan sumber daya hutan dapat

    diuraikan seperti pada Gambar 1.

    Buku petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk membantu

    mempermudah pengamatan dan pengumpulan data fisik lahan dan risalah

    kehutanan dalam rangka mengetahui potensi hutan secara cepat, mudah dan

    akurat. Sedangkan tujuan pemetaan tersebut adalah :

    1. Penetapan batas petak dan anak petak secara tepat sesuai dengan

    tingkat kesesuaian dan kelas kemampuan lahan.

    2 Inventarisasi fisik lahan dan kondisi potensi lahan saat ini dengan

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    8/104

    T R A S I

    3.Menginformasikan data multifaktor dengan menampilkan peta

    tematik dengan satu faktor atau beberapa faktor sekaligus.

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    9/104

    T R A S I

    II. BENTUK LAHAN (LAND FORM)

    BENTUK LAHAN : Wajah permukaan bentang alam dari hasil perpaduan

    gaya endogen dan eksogen yang tercakup dalam relief

    topografik atau raut muka bumi (Gambar 2).

    A. Alluvial: Daerah pengendapan bahan-bahan erosi yang

    diangkut oleh sungai dan diendapkan di lembahdengan membentuk lapisan-lapisan endapan akibatgaya grafitasi bumi (Colluvial) atau agen penyebab airatau angin (Alluvial)

    B.Marine : Daerah yang selalu berhubungan dengan laut dansekitarnya baik di tengah maupun di tepian.

    P.Plain : Suatu wilayah dengan lereng yang umumnyaseragam, secara komparatif datar dengan batas-batastertentu dan tidak terpotong oleh elevasi-elevasi dan

    depresi-depresi yang nyata, dapat berupa dasarlembah yang meluas atau suatu puncak plato.

    H.Hilly : Daerah dengan elevasi ketinggian antara 50 hingga300 meter, dengan kondisi jalan berkelak-kelok

    M.Plateau-

    Mountain

    : Suatu daerah berelevasi tinggi dengan lahan yangrata, biasanya dibatasi oleh penurunan yang jelas

    minimal pada salah satu sisi sampai pada lahan yanglebih rendah. Bidang lahan yang berelevasi tinggidengan amplitudo relief lebih dari 300 m dengankelokan jalan melingkar spiral.

    X.

    Miscellaneous

    : Bentuk lahan lain yang terdiri dari batuan beku, lahanbergaram, tempat tinggal, sungai jelek, danau,lembah sempit, dataran bukit, lahan yang tidak

    produktif.

    V. Volcanic : Gunung berapi dengan lubang di kulit bumi yangterjadi akibat magma yang menerobos keluar kepermukaaan bumi dengan erupsi lava secaraeksplosif atau effusif, dengan hasil klasmatis berupa

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    10/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    11/104

    T R A S I

    Bentuk Lahan adalah wajah permukaan bentang alam yang merupakan hasilkegiatan dari perpaduan bermacam-macam gaya baik endogen maupun eksogenyang terdiri dari berbagai macam bentuk permukaan bumi yang tercakup dalam

    relief topografik atau raut muka bumi (Desaunettes, 1977 dan Kucera 1988).

    Ada delapan sistem bentuk lahan yang ada di Indonesia, yaitu :

    A. Alluvial

    B. Marine

    P. Plain

    H. Hilly

    M. Plateau and MountainX. Miscellaneous

    V. Volcanic

    K. Karst

    A. AlluvialSistem Alluvial adalah daerah pengendapan bahan-bahan erosi yang diangkut oleh

    sungai dan diendapkan di lembah dengan membentuk lapisan-lapisan endapan

    akibat gaya grafitasi bumi (Colluvial) atau oleh agen penyebab air atau angin(Alluvial).

    A1.Alluvio-marine sub system

    A11. Swamp (tree vegetation)

    A12. Marsh (low vegetation = hydrophytes and wet grass)

    A13 Low lying lands (cultivated marshes)

    A14. Undulating low lying lands

    A15. Delta deposits (very recent soils = Fluvisols)A16. Ancient sea shore and sand bars

    A.17 Tidal swamp (inland)

    A2.Alluvial sub system

    A21. Narrow river valley ( 50 m), slope < 2%

    A23. Meander belt including menader scars

    A24. Undulating to rolling river valley (slope 2 15%)A25. Recent terrace (non floded river valley floor)

    A26. Levee

    A27. Alluvial fan

    A28. Alluvial land

    A3.Alluvio-colluvial sub system

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    12/104

    T R A S I

    A37. Footslope colluvium in strips

    A4.

    Closed alluvial sub systemA41. Narrow depressed area (Swale, Mire, Slough, Vly etc.)

    A42. Closed basin, depression and the lake

    A43. Swamp or marsh (without marine influence)

    A44. Lacustrine plain (recent)

    A45. Ancient lake bottom

    P. PlainSistem Dataran adalah suatu wilayah dengan lereng yang umumnya seragam, secarakomparatif datar dengan batas-batas tertentu dan tidak dipotong oleh elevasi-

    elevasi dan depresi-depresi yang nyata, dapat berupa dasar lembah yang meluas

    atau suatu puncak plato.

    P0. Plain (synclinal plain included)

    P01. Flat plain

    P02. Undulating plain

    P03. Rolling plain

    P04. Flat with hummock, and hummocky

    P05. Flat with hillock

    P06. Undulating with hillocks

    P07. Rolling with hillocks

    P08. Hillocky

    P09. Hilly with flat interhill miniplain

    P1. Coastal plain (ss = same sub-categories)

    P2. Marine terrace (ss)

    P3. River and lake terrace (ss) ALLUVIAL TERRACESP4. Erosion galcies =peneplain, pediment (ss)

    P5. Accumulation glacis, basin, ancient lacustrine plain (ss)

    P6. Piedmont plain (ss)

    P7. Erosion remnants (Buttes temoins) : Residual hills and hillocks

    P71. Hummock

    P72. Hillock OUTLIER (Mesa, Table land, Meseta, Mound, Huerfano..)

    P73. Hill

    P74. HummockP75. Hillock INLIER (Cuesta, Hogback, Dome, Mendip,..)

    P76. Hill

    P77. Inselberg

    P78. Monadnock

    P79. Rocks heaps

    8

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    13/104

    T R A S I

    P85. River cut and valley surfaces, undulating relief (general slope > 15%)

    P86. River cut and valley surfaces, rolling relief (general slope > 15%)

    P87. River cut and valley surfaces, hillocky relief (general slope < 15%)P88. River cut and valley surfaces, hillocky relief (general slope > 15%)

    P89 River cut and valley surfaces, hilly

    P9.Special features

    P91. Dissected foot of terraces

    P92. Dissected ancient alluvio-colluvial fan

    P93. Scalped anticline, rolling

    P94. Scalped anticline, hummocky ANTICLINE DEPRESSIONP95. Scalped anticline, hillocky

    P96. Terrace remnant : epaulement

    H. Hilly (Amplitudo 50-300 m)Sistem Bukit adalah daerah dengan elevasi ketinggian antara 50 hingga

    300 meter, biasanya dicirikan oleh kondisi jalan berkelak kelok.H1.Hillock and hills pattern and special features

    H11. Isolated hillock (may be an erosion remnant)

    H12. Undulating land with hillock (mostly in piedmont)

    H13. Rolling land with hillock

    H14. Hillock in rolling pattern

    H15. Foothills, lanieres and spur (hilly relief)

    H16. Neatly singled out units in the piedmont,

    not so much in continuity the upper slope

    H17. Interhill rolling area (small unit)

    H18. Rounded hill or knob

    H19. Steep hills with undulating interhill bottoms

    H2. Parallel, elongated ridges and structural slopes from bedded rocks with

    vertical or sub vertical dip.

    H21. Slopes up to 30%

    H22. Slopes 30 50%

    H23. Slopes 50 75%H24. Slopes over 75%

    H25. Slopes up to 50%

    H26. Slopes 30 to 75%

    H27. Slopes above 50%

    H28. Slopes 30 and more

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    14/104

    T R A S I

    H61. Slightly dissected, flat to undulating footslope

    H62. Moderately dissected, undulating to rolling footslope

    H63. Dissected piedmont slope, rolling with hummock and gulliesH64. Strongly dissected versant and piedmont slope (hillock, deep gullies)

    H65. Deeply dissected versant (hilly relief)

    H66. Non to slightly dissected footslope, undulating to rolling

    H67. Slightly to moderately dissected piedmont slope, hummocky

    H68. Slightly to moderately dissected versant, hilly

    H69. Terraced footslope and piemont slopes

    H7. Front or escarpment (general gradient from 30% onward)

    H71. Slope 30 50%, slightly dissectedH72. Slope 30 50%, moderately dissected

    H73. Slope 30 50%, dissected

    H74. Slope 30 50%, strongly dissected

    H75. Slope 50 75%, moderately dissected

    H76. Slope 50 75%, dissected

    H77. Slope 50 75%, strongly dissected

    H78. Slope over 75%, dissected

    H79. Slope over 75%, strongly dissectedH8.Structural slopes

    H80. Slightly dissected dip slope, gradien less than 15%

    H81. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien up to 30%

    H82. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien 15 - 50%

    H83. Dissected to strongly dissected dip slope, gradien 15 - 50%

    H84. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien 30 - 75%

    H85. Dissected to strongly dissected dip slope, gradien 30 - 75%

    H86. Slightly to moderately dissected dip slope, gradien over 50%

    H87. Dissected to strongly dissected dip slope, gradien over 50%

    H88. Scarp slope, gradien 30 to 75%

    H89. Scarp slope, gradien 50 and above

    H9. Summit areas remnants of ancient surfaces (small units)

    H91. Flat relief

    H92. Undulating

    H93. Rolling

    H94. HummockyH95. Hillocky

    Lihat Gambar 3

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    15/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    16/104

    T R A S I

    M. Plateau and Mountain

    Sistem Plateau adalah suatu daerah berelevasi tinggi dengan lahan yang rata, biasanya

    dibatasi oleh penurunan yang jelas minimal pada salah satu sisi sampai pada

    lahan yang lebih rendah.

    Sistem Mountain adalah bidang lahan yang ber-elevasi tinggi, dengan amplitudo relief

    lebih dari 300 m.

    M1.Plateau or high plain

    M11 Flat plateau

    M12 Undulating plateau

    M13 Rolling plateau

    M14 Plateau with hummocky relief

    M15 Serrated plateau with parallel sharp ridges

    M16 Plateau with hillocky relief

    M17 Strongly dissected plateau area, sharp ridges (not parallel, hill size)M18 Extremely dissected plateau area, hilly relief

    M2. Non to slightly dissected mountain slope (relief amplitudo over 300 m)

    M21 Gradient less than 30%

    M22 Gradient 30 50%

    M23 Gradient 50 75%

    M24 Gradient over 75%

    M25 Gradient up to 50%

    M26 Gradient 30 75%

    M27 Gradient above 50%

    M28 Gradient above 20%

    M29 Terraced

    M3. Moderately dissected mountain slope, (ss = same sub categories)

    M4. Dissected mountain slope (ss)

    M5. Strongly dissected mountain slope (ss)

    M6.Slope of special characteristics

    M61 Talus slopeM62 Rough broken and rocky slope

    M7.Special features

    M71 Peak, Pinacho

    M72 Serrated scarps crags

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    17/104

    T R A S I

    M8.

    Cirque and natural terraceM80 Dissected vallon or valley head with dendritic d.p. (big unit)

    M81 Cirque sloper

    M82 Cirque with undulating floor

    M83 Cirque with rolling floor

    M84 Cat step

    M85 Corrugated break on a slope (similar to epaulements)

    M86 Natural terrace, flat to rolling relief

    M87 Natural terrace, rolling to hilly relief

    X. Micellaneous

    Sistem Micellaneous adalah bentuk lahan yang lain terdiri dari batuan terbuka, lahan

    bergaram, tempat tinggal, sungai jelek, danau, lembah sempit, dataran bukit,

    lahan yang tidak produktif.

    X1.Outcrops

    X11. Bluff (slope over 100%, rockiness over 50%)

    X12. Rock outcrops

    X2.Salt pan or salt works

    X3. Settlement

    X31. Kampong

    X32. Town

    X4.River bed

    X41. Straight

    X42. Meandering

    X43. Deeply incisedX5.Lakes

    X51. Saline and brackish water

    X52. Fresh water

    X53. Hot water ponds

    X54 R i

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    18/104

    T R A S I

    X6.

    Miscellaneous land typesX61. Bad lands

    X62. Rough, broken and rocky land (over 50% rockiness)

    X63. Mountain scree (over 50% boulders on a steep slope)

    X64. Scree fan, debris cone

    X65. Land slide scar

    X66. Landslide, earthslide, landslip

    X67. Solifluxion stream, mudflow, slump

    X7. Narrow valley

    X71. V shaped valley

    X72. Gully, ravine, flume

    X73. Gorge

    X74. Canyon

    X75. Terraced valley sides and bottom

    X76. Terraced valley head (vallon), gentle slopes

    X77. Embayment, cove

    X78. Dissected vallon with deep ravines (small unit)

    X79. River cut valley (flat to undulating, small)

    X8.Summits

    X81. Sharp summit and creat line

    X82. Convex rounded summit

    X83. Flat summit (very limited area)

    X84. Mountain slope

    X85. Saddle

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    19/104

    T R A S I

    Gambar 4. Sistem Bentuk Lahan Gunung atau Pegunungan

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    20/104

    T R A S I

    V. Volcanic

    Sistem Vulkanik atau gunung berapi adalah lubang di kulit bumi yang terjadi akibatmagma yang menerobos keluar ke permukaan bumi dengan erupsi lava secara

    eksplosif atau effusif, dengan hasil klasmatis berupa bom (batu besar), lapelli

    (batu kecil), slak (batu tak teratur), zand (pasir), dan as (abu) serta batu apung.

    V1.Craters

    V11. Crater

    V12. Caldera

    V13. Volcanic vent.V2.

    Volcano upper slope

    V21. Slightly dissected

    V22. Moderately dissected

    V23. Dissected

    V24. Strongly dissected

    V3.

    Volcano middle slopeV31. Slightly dissected

    V32. Moderately dissected

    V33. Dissected

    V34. Strongly dissected

    V35. Flat and level part of mid slope

    V36. Elongated spur, hill size (volcanic ridge)V37. Benched

    V38. -V39. Terraced

    V4.Volcano lower slope

    V41. Slightly dissected

    V42. Moderately dissected

    V43. Dissected

    V44. Strongly dissected

    V45. Flattish

    V46. Volcanic ridge

    V47. Terraced

    V5.Lava flows

    V51. Recent lava flow

    V52 Ancient lava flow

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    21/104

    T R A S I

    V6.Lahar

    V61. Terraced footslope on lahar, with boulders and blockyV62. Undulating to rolling valley, with boulders and blocky

    V63. Terraced footslope with hummocks

    V64. Slope with catsteps and hillocks

    V65. Talus slope on lahar with blocks

    V7.Planeze

    V71. Flat, level and non dissected planeze

    V72. Undulating and dissected level planezeV73. Rolling, strongly dissected with ravines and gorges level planeze

    V74. Slope planeze

    V75. Intervolcano plain, slightly dissected, undulating

    V76. Intervolcano plain, dissected, rolling

    V77 Intervolcano plain, strongly dissected rolling with hummocks

    V8.Volcanic plain

    V81. FlatV82. Undulating

    V83. Rolling

    V84. Flat + hummocks

    V85. Undulating + hummocks

    V86. Rolling + hummocks

    V87. Undulating + hillocks

    V88. Rolling + hillocks

    V9.Volcanic outcrops

    V91. Batholith

    V92. Dyke

    V93. Boss

    V94. Stock

    V95. Neck/plug

    V96 Spine

    V97 Piton (small volcano, hill size, rocky)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    22/104

    T R A S I

    K. Karst

    Sistem Karst adalah daerah yang terdiri dari batu-batuan kapur yang porous (berpori),dimana air permukaan tanah selalu merembes dan menghilang kedalam tanah,

    dan permukaan selalu gundul/kurang vegetasi (Gambar 5).K1. Karstic plateau (terrace)

    K11. Undulating to rolling, with hummocks (hums or karstic mounds)

    K12. Same, hillock size

    K13. Same, hill size

    K14. Plateau with lapies relief, blocks and boulders are gouged and ..

    K15. Same, with knobs, big outcrops with grotesque relief, grottosK16. Same, with cliffs and caves

    K2.Gentle karstic slope

    K21. Hummocky relief (conical mounds = hums, uvalas, and doline)

    K22. Same, hillocky relief

    K23. Same, hilly relief

    K24. Lapies relief

    K25. Knobs and gottos

    K26. Cliffs and caves

    K3. Steep slope (ss = same sub categories)

    K4. Versant (ss)

    K5.Outcrops

    K51. Hum

    K52. Cliff

    K53. Pinnacle

    K6.Depression

    K61. Doline

    K62. Uvala

    K63. Sinkhole

    K64. Katavothre

    K7.Plains

    K71. Polje with flat reliefK72. Polje with flat relief + hillocks

    K8.Erosion surface in bedded chalk

    K80. Vallon with dendritic drainage pattern

    K81 Undulating relief

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    23/104

    T R A S I

    Gambar 5. Sistem Bentuk Lahan Vulkanik dan Karst (Batu Kapur)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    24/104

    T R A S I

    B. Marine

    Sistem Marine adalah daerah yang selalu berhubungan dengan laut dansekitarnya baik ditengah maupun ditepian (Gambar 6).

    B1. BeachesB11. Sand beach

    B12. Mud beach

    B13. Shingle beach

    B14. Cove

    B15. Mud flatB2. Dunes and lido

    B21. Shifting sand

    B22. Flat sandy deposits

    B23. Lido

    B24. Beach ridges

    B25. Tombolo

    B3. Rocky seaside and barriers

    B31. Barrier, barrier flatB32. Cliff

    B33. Reef

    B34. Wave cut terrace

    B35. Rocky cape

    B36. Reef flat

    B4. Laguna and LagoonB41. Laguna

    B42. Coral reefB43. Coral flat

    B44. Lagoon

    B5. Atoll and coralB51. Atoll

    B52. Coral reef

    B53. Coral flat

    B6. Tidal flatsB61. Bared (or cultivated) tidal flat

    B62. Marshy tidal flatB63. Swampy tidal flat (mangrove)

    B7. Delta outcropsB71. Sandy

    B72. Silty

    B73 Clayey

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    25/104

    T R A S I

    Gambar 6. Sistem Bentuk Lahan Marine (Laut)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    26/104

    T R A S I

    III. DAFTAR ISTILAH

    GEOMORFOLOGI1. Alluvial Fan : deposit berbentuk kerucut dari alluvium yang berasal dari

    aliran di dataran rata atau pertemuan aliran yang lebih rendah,

    yang terbentuk dari pemancaran aliran pada pegunungan.

    2. Alluvial Fan : Kipas Aluvial

    : Massa sedimen berbentuk kipas melandai yang diendapkanoleh suatu aliran dari bagian hulu ke tanah datar di hilir.

    3. Alluvial Land : Lahan Aluvial

    : Daerah-daerah alluvium yang tersatukan dan secara umum

    tersusun berlapis-lapis dan bervariasi secara luas dalam tekstur,

    yang baru diendapkan oleh aliran-aliran dan terkena

    penggenangan berulang kali.

    4. Alluvium : deposit yang diendapkan dari sungai-sungai termasuk endapan

    yang terletak dibantaran sungai, arus di tanah datar, danau, fans

    di lereng, dan kuala, tidak termasuk deposit di laut dan danau

    5. Arroyo : terowongan ephemeral atau arus yang berselang seling,

    biasanya dengan material yang tidak terkonsolidasi setinggi

    dua atau tiga kali.

    : Terowongan berlantai datar dari arus ephemeral dari semiarid

    barat daya.

    6. Atoll : Karang berbentuk gelang

    : Karang yang mengelilingi pulau, lalu pulaunya tenggelam

    menjadi laguna dengan Atoll disekililingnya.

    : pulau yang berbentuk cincin atau melingkari laguna, dengan

    komposisi karang atau calcareous algae.

    7 k h i b i di b d i l b d

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    27/104

    T R A S I

    8. Bar : Sand Bar(Sand Bank), Beting

    : Sejenis gosong yang terdapat di muara sungai, biasanya

    berbentuk estuaria yang memisahkan sungai dengan laut.

    : OFFSHORE BAR beting (gosong) letaknya terpisah dari

    daratan dengan endapan pasir terbentuk pada laut yang dangkal

    agak jauh dari pantai.

    : SANDSPIT (Sandbar) sejenis gosong yang biasa terdapat

    pada muara sungai berbentuk estuaria ataupun di teluk, tetapi

    bentuknya khusus yaitu salah satu ujungnya bersambung

    dengan daratan.

    9. Barchans : Sikkelduin (Bld)

    : Sejenis bukit pasir (dune) berbentuk bulan sabit, tanduk yang

    menghadap kearah datangnya angin. Lerengnya melandaimenghadap kearah datangnya angin, sedang lereng dibawahnya

    angin agak curam.

    10. Basin : Bekken (Bld), Cekungan, Lembah, Lubuk

    : Relief permukaan bumi berbentuk baskom atau belanga

    (concave), suatu depresi ukuran besar, yang terjadi akibat

    sruktural ataupun erosional.

    11. Beach : Strand(Bld), Pesisir, Pantai

    : Pesisir, pantai laut berpasir atau berkerikil, termasuk juga

    pesisir danau.

    : Pantai curam dari kawasan air yang dihempas oleh gelombang

    atau air pasang, terutama bagian yang tertutup pasir atau batu

    kerikil.

    12. Beach Scarp : lereng yang mendekati tegak lurus disepanjang pantai yang

    disebabkan oleh erosi akibat gelombang, dengan tinggi

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    28/104

    T R A S I

    13. Butte : sejenis bukit yang puncaknya berbentuk datar dengan lereng

    curam yang berdiri diatas suatu dataran sendirian, disebabkan

    oleh daya tahan yang tinggi terhadap erosi (TABLE LAND).

    14. Caldera (Sp) : Kaldera, Kepundan

    : Kawah atau kepudan gunung berapi yang amat luas, akibat

    depresi vulkanis yang besar, agak berbentuk bundar, dikelilingi

    cliff terjal. Kadang ditutupi oleh danau (danau Toba), kadangbeberapa gunung api belum mati di tengah kaldera (kaldera di

    crater lake, Oregon USA).

    : Tekanan vulkanis berbentuk kolam besar, berbentuk lingkaran

    atau bundar, diameternya lebih besar dari lubang vulkanis

    (letusan, reruntuhan, longsoran).

    15. Canoon : Canyon

    : Lembah atau ngarai yang dalam dan sempit dan lerengnya

    vertical curam serta tinggi, hasil kikisan sungai. Contoh :

    grand Canyon di Colorado, USA.

    16. Cliff (Ing) : Pantai curam atau terjal. Contoh : pantai selatan Jawa

    : bagian depan karang yang curam dan tinggi.

    17. Coast (Ing) : kust(Bld), Pantai laut/Pantai Ria

    : tanah yang berbatasan dengan laut atau darata yang tidak

    terkena air laut.

    : Pantai laut atau jalur daratan yang sebagian terdiri dari laut dan

    daratan dengan lebar jalur dan garis batas tertentu.

    18. Colluvial : Koluvial

    : Bahan yang telah bergerak melandai ke bawah dan telah

    terlindung di lereng-lereng bagian bawah atau didasar bukit

    di kk l h fit i i ti k t t t t

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    29/104

    T R A S I

    19. Colluvium : deposit yang tidak ada ujung pangkalnya, biasanya pada kaki

    yang miring dan dibawa dengan gaya berat grafitasi bumi,

    termasuk terbentuknya talus dan cliff debris.

    20. Delta : Deposit (endapan) alluvial yang terbentuk disuatu tempat

    aliran atau sungai mengendapkan beban sedimennya setelah

    memasuki suatu bahan air yang lebih tenang

    : Terbentuk dibawah permukaan air dan disuatu daerah yang

    sering mempunyai bentuk segitiga huruf DELTA Yunani

    dengan titik masuk aliran pada satu sudut.

    : Deposit Lumpur, pasir atau kerikil (endapan alluvium) yang

    mengendap di muara sungai, berbentuk huruf keempat Yunani

    ( = delta). Contoh : Alexandria, Calcutta, Shanghai,

    Rotterdam, New Orleans.21. Delta Plain : dataran tinggi dari timbunan Lumpur pada mulut aliran atau

    meluap sepanjang aliran yang lebih rendah.

    22. Dendritik

    drainage

    pattern

    : pola saluran pengeringan dendritik yang dikenali mutunya dari

    cabang yang tidak teratur pada seluruh arah dengan sambungan

    cabang aliran disetiap sudut.

    23. Dike : Tanggul, Levee

    : Peninggian tanah berbentuk tanggul yang membatasi atau

    mengendalikan air, terutama peninggian tanah yang dibangun

    sepanjang tepi (tebing) sungai untuk mencegah luapan bagi

    lahan (tanah) rendah (tanggul banjir rekayasa).

    : Badan datar dari batuan beku yang memotong melintang

    struktur batuan yang berdekatan atau memotong batuan massif

    (pejal).

    : Tanggul atau dinding yang disusun disekitar areal rendah

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    30/104

    T R A S I

    25. Dome : Kubah

    : Relief permukaan bumi berbentuk kubah dimana pada bagian

    lapisan kulit bumi terangkat sehingga terbentuk lapisan yang

    melengkung seperti kubah (convex) dan bundar.

    26. Dome : bulatan yang rata, puncak pegunungan yang tertutup karang

    menggantikan kubah atau cupala pada suatu bangunan.

    27. Dome

    Mountain

    : pegunungan yang dibentuk dari tekanan dibawah tekanan

    samping.

    28. Dune (Ing) : Duin (Bld), Bukit Pasir

    : Bukit pasir rendah terbentuk oleh angin, khusus didaerah

    pantai, terdiri dari 2 tipe : Barchans dan Seifs.

    29. Dyke : Dike, Retas, Korok Intrusi

    : Magma yang menerobos lalu memotong lapisan batu-batuansecara vertical, yang terletak tegak memotong batu-batuan

    diatasnya,yang membentuk dinding batuan beku yang panjang

    dan sempit. Panjang dan tebalnya bervariasi, sampai 50 km.

    30. Escarpment : Tebing curam

    : Permukaan terjal atau tebing perbukitan, atau tebing curam di

    daerah pegunungan biasanya terletak paling dekat laut.

    31. Estuary : Kuala

    : Bagian dari suatu aliran pantai yang dipengaruhi oleh pasang

    surut tempatnya mengalirnya air kedalamnya. Contoh : teluk,

    muara, sungai.

    : Tempat pasang surut bertemunya arus sungai yaitu

    bercampurnya air tawar dan air laut.

    32. Extrusi

    Magma

    : Extrusion (ing), Extrusie (Ing)

    : Peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    31/104

    T R A S I

    33. Fan : Kapas

    : Timbunan runtuhan dari suatu aliran pada suatu lereng curam

    dan muncul di dataran landai menjadi bentuk sebuah kipas,

    membentuk potongan kerucut yang sangat rendah.

    34. Fault : Breuk(Bld), Sesar

    : Rekahan/retakan pada kulit bumi yang terjadi akibat gaya

    endogen yang menekan dari dalam bumi dengan tekanan yang

    tidak sama. Disekitar fault akan terjadi gerakan-gerakan

    vertical atau horizontal yang menyebabkan kemungkinan

    dislokasi lapisan batuan semula dan terjadi gempa bumi.

    Contoh : normal fault, reverse fault, horizontal fault, graben,

    horst.

    :

    Pecahan zone panjang yang digantikan sisi yang relatif satudengan lainnya parallel dengan pecahan tersebut.

    : Pecahan atau zone pecahan dari tanah yang bersamanya

    terdapat pergeseran satu sisi terhadap sisi lainnya.

    35. Fault Dip : kecuraman vertikal pada permukaan fault atau zone yang

    tegeser, diukur dari bidang datar.

    36. Fault Line : pemotongan permukaan fault dengan permukaan bumi atau

    permukaan buatan lainnya.

    37. Fisiografi : kajian tentang genesis (perkembangan tanah) dan evolusi

    bentuk lahan (landform). Istilah lama yang tidak hanya

    mempelajari bentuk muka bumi (permukaan tanah) dan

    geologi, tetapi juga tentang klimatologi, meteorology, danoceanografi serta didalamnya fenomena (kejadian) alam secara

    umum.

    38. Fjard : Norw

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    32/104

    T R A S I

    39. Floodplain : dataran banjir, bantaran sungai

    : Dataran rendah dikiri kanan sungai yang sering terkena banjir,

    yang tebrntuk dari deposit tanah deposit yang ditinggalkan

    banjir.

    : Tanah hampir datar yang terletak disisi dari suatu sungai yang

    terkena luapan banjir.

    40.

    GayaEksogen

    : Exogene Kracht(Bld), Exogenetic Force (Ing)

    : Gaya yang bekerja pada kulit bumi berasal dari luar (atmosfir,

    hidrosfir, dan biosfir) yang mengakibatkan perusakan atau

    perombakan muka bumi. Contoh : pelapukan, erosi dan tanah

    longsor.

    41. Gaya

    Endogen

    : Endogene Kracht(Bld), Endogenetic Force (Ing)

    : Gaya yang bekerja pada kulit bumi berasal dari dalam bumi

    yang mengakibatkan tektonisme, vulkanisme, dan seisme

    (gempa).

    42. Geomorfologi : Geomorphology

    : studi tentang bentuk permukaan bumi dan segala proses yang

    menghasilkan bentuk-bentuk tersebut, yang didominasi oleh

    proses pelapukan dan erosi.

    : kajian tentang bentuk bumi,yang telah dibagi dalam berbagai

    cabang ilmu, antara lain : geografi, geologi, dan geofisika.

    Kenyataan geomorfologi merupakan kajian spesifik tentang

    evolusi bentuk alam (landform) dan bentang alam (landscape)

    terutama yang diakibatkan oleh proses erosi.

    43. Gorge : Ravine, Lung, Luhung

    : Sejenis lembah yang amat sempit dan dalam dengan dinding

    lereng yang curam, lebih sempit dari canyon. Umumnya pada

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    33/104

    T R A S I

    45. Horst : Crust Block

    : Bagian kulit bumi yang terangkat secara vertical oleh gaya

    endogen. Pengangkatan tersebut didahului oleh adanya retakan

    ataupun patahan pada lapisan kulit bumi, sehingga hubungan

    lapisan-lapisan tersebut terputus dan biasanya lereng curam.

    46. Insel Berg

    (Jerm)

    : sisi bukit, berdiri diatas dataran rata, puncaknya bundar serta

    rata, yang menggambarkan tingginya bekas dataran tinggi yang

    sudah terkikis oleh erosi. Sering terdapat di daerah Arida dan

    Semi Arid, suatu jenis MONADNOCK.

    47. Intrusi : Intrusion (Ing),Intrusie (Bld)

    : Peristiwa menyusupnya magma diantara lapisan-lapisan

    batuan, tetapi tidak dapat mencapai permukaan bumi. Contoh

    bentuk-bentuk inttrusi : batolit, lakkolit, instrusi plat, sill,

    korosi, dsb.

    48. Karst : Kapur

    : Daerah yang terdiri dari batu-batuan kapur yang porous

    (berpori) dimana air permukaan tanah selalu merembes dan

    menghilang kedalam tanha, dan permukaan selalu gundul atau

    kurang vegetasi.

    : Jenis topografi yang terbentuk diatas batu kapur, dolomit, atau

    gips dengan larutan atau cairan serta dikenal pada tekanan

    terbuka, sinkholes (tekanan permukaan tanah yang berbentuk

    cerobong asap), goa-goa, dan saluran pengeringan bawah

    tanah.49. Karst Plain : tanah datar pada sinkholes, uvala, saluran pengeringan

    dibawah teras dan susunan karst lain yang dikembangkan.

    50. Laguna : Lagoon, air laut dangkal

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    34/104

    T R A S I

    51. Landform : Bentuk Lahan

    : Bagian dari wajah bentang alam (landscape) yang merupakan

    hasil kegiatan dari perpaduan berbagai macam gaya, baik gaya

    endogen maupun gaya eksogen. Sehingga terbentuk berbagai

    macam bentuk bumi yang tercakup dalam relief topografik,

    atau raut muka bumi (gunung, pegunungan, bukit, perbukitan,

    lembah, ngarai, dataran tinggi, dataran rendah, cekungan/dome,

    cliff/pantai terjal, dll), dimana satuan ketinggian menggunakan

    meter dan satuan kemiringan dengan derajat atau persen.

    : Bagian utama dari tanah yang digambarkan sebagai bentang

    alam berdimenasi tiga, yang dihasilkan dari pengaruh sintetik

    semua bahan-bahan dan proses-proses di dalam lingkungannya.

    : Bentuk lahan merupakan produk beberapa aktivitas proses

    geomorfologi pada suatu jenis batuan dan bahan induk lain

    yang beragam karena dipengaruhi oleh iklim terhadap proses-

    proses terjadinya lahan dan daerah-daerah fisiografi.

    : Macam-macam profil tanah berasosiasi dengan macam-macam

    bentuk lahan akan mempengaruhi genesis (perkembangan

    tanah). Perbedaan penting keduanya berkaitan dengan

    perbedaan bentuk lahan.

    52. Landscape : Bentang alam, Landskap, Pemandangan,Landschap (Bld)

    : Semua gambaran alami seperti lapangan, bukit, hutan dan air

    yang membedakan satu bagian permukaan bumi dari bagian

    lainnya.: Daerah yang dapat ditangkap mata dalam selintas pandang,

    termasuk cirri alaminya.

    : Salah satu dari kenampakkan yang diambil bersama-sama

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    35/104

    T R A S I

    : Suatu pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam

    bentuk permukaan bumi seperti gunung, lembah, sungai,

    sawah, hutan, kampung, dsb., yang dapat terlihat sebagai satu

    kesatuan pandang. Bentang alam ada yang ciptaan manusia

    dan ada juga yang ciptaan alam.

    53. Lembah : Valley

    : Daerah bawah diantara perbukitan sampai pada aliran sungai.

    Lembah balin (Irian Jaya)Lembah Silindung (Tapanuli)

    Lembah Po (Italia)

    Lembah Rhijn Dal (Eropa Barat)

    : Suatu depresi (basin) sempit dan memanjang dipermukaan

    bumi, dengan bentuk lembah ada yang V (muda) dan U (tua).

    Lembah berbentuk V (V Shaped Valley)

    Lembah berbentuk U (U Shaped Valley)Lembah Longitudinal (Longitudinal Valley)

    Lembah Transversal (Transverse Valley)

    Lembah Merosot (Rift Valley)

    Lembah Gantung (Hanging Valley)

    54. Levee : Tanggul air buatan alam

    : Dibentuk oleh deposit lumpur bila sungai banjir, dimaksudkan

    untuk menahan air sungai agar tercegah mengalir ke daerahsekitarnya. Contoh : levee Missisipi, S. Gangga, S. Po.

    55. Limestone : Batu kapur, Batu gamping

    : Batuan sedimen berwarna putih kelabu atau warna lain terdiri

    dari kalsium karbonat (CaCO3), sering diakibatkan timbunan

    dari sisa- sisa tulang belulang dan kulit kerang. Dipakai untuk

    bahan bangunan, semen, industri kimia dan keramik.

    56. Marble : Marmer, Batu Pualam

    : Hasil metamorfose batu kapur dan terjadi rekristalisasi karena

    t t d t k

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    36/104

    T R A S I

    : MARMER STATUARIO dipakai untuk membuat patung,

    tugu, pilar-pilar dsb.

    57. Marsh : Tidal, Pasang surut, Rawa-rawa, Paya (asin & tawar),Muras

    (Bld)

    : Tanah basah yang selalu tergenang air, karena drainse yang

    jelek atau letaknya yang rendah.

    : Daerah datar dan rendah yang diseberangi oleh saluran-saluran

    yang bersilangan dan paya-paya pasang surut serta secara

    berkala digenangi oleh pasang naik dengan vegetasi biasanya

    yang toleran terhadap garam.

    : daerah yang secara periodic basah atau secara terus menerus

    tergenang dengan permukaannya tidak terendam dalam,

    tertutup secara dominan dengan SEDGES (sejenis rumput

    alang-alang), CATTAILS (tanaman paya mirip gelagah),

    gelagah atau timbunan hidrofila lainnya.

    58. Meander : Tikungan sungai, sungai berkelak-kelok

    : Tikungan sungai yang berulang-ulang membelok kekiri dan

    kekanan berbentuk setengah lingkaran, biasanya terdapat pada

    dataran rendah. Meander kadang berukuran besar dengan garis

    tengah sampai 9 km, hampir menyerupai srikel yang lengkap.

    Lama-kelamaam membentuk ladam kuda (tapal kuda) atau

    sampai terpisah membentuk kali mati (ox bow lake)

    59. Mesa : bukit yang puncaknya berbentuk datar, lereng curam, dimana

    dulunya mesa tersebut merupakan dataran tinggi, tetapi akibatkegiatan erosi jadi terbagi-bagi dan terpisah-pisah yang

    terdapat pada daerah Arida.

    60. Off Shore : Lepas pantai

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    37/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    38/104

    T R A S I

    66. Relief : perbedaan dalam elevasi antara titik-titik yang tinggi dan yang

    rendah dari suatu permukaan lahan.

    67. Sand Bars : palang atau tepian pasir yang ditimbun keatas atau didekat

    permukaan air dengan aliran sungai atau gerakan gelombang

    pada pantai.

    68. Sand Dune : tanggul, tepian, atau bukit dengan pasir longsor yang

    menimbun keatas karena pengaruh angin.

    69. Slope : Lereng, Tanjakan

    : Istilah dalam geomorfologi yang mengatakan tentang suatu

    medan atau daerah permukaan yang letaknya miring. Contoh :

    Mountain slope, Hill slope, Valley side slope, Steep slope.

    70. Subsidence : gerakan permukaan tanah kearah bawah yang disebabkan oleh

    larutan atau keruntuhan deposit penyangga yang dapat larut.

    : Penyusunan kembali partikel-partikel setelah penyingkiran

    batu bara, atau pengurangan tekanan cairan (fluida) dalam

    suatu akuifer atau reservoir minyak bumi.

    71. Swamp : Rawa

    : Daerh yang terjenuhkan dengan air hampir sepanjang tahun

    tertentu dengan permukaan tanah yang biasanya tidak terendam

    secara dalam, dengan sisa vegetasi pohon dan perdu.

    72. Talus : Scree

    : Pecahan batu-batuan yang bentuknya tajamtajam, terdapat di

    kaki lereng curam, berasal dari bautan induk yang lapuk.

    : Fragmen-fragmen dari batuan dan bahan tanah lainnya yangterkumpulkan oleh gaya berat pada kaki karang atau lereng

    curam.

    73. Teluk : Bay >< Tanjung (daratan yang menjorok ke laut)

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    39/104

    T R A S I

    75. Thalweg : suatu garis yang mengikuti bagian paling bawah dari suatu

    lembah dibawah air atau tidak.

    76. Uvala : lubang kolam batu besar yang dibentuk dari persenyawaan

    beberapa batu doline.

    77. Volcano : Vulkaan (Bld), Gunung Api

    : Lubang di kulit bumi yang terjadi akibat magma yang

    menerobos keluar permukaan bumi secara eksplosif dan

    effusive. Contoh : Bom, Lapili, Slak, Zand, As, Batu apung.

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    40/104

    T R A S I

    IV. BATUAN (ROCK)

    atuan : Himpunan mineral-mineral sejenis atau berbeda yang terikat

    secara gembur atau padat yang akan membentuk kerak bumi, dan

    merupakan satu kesatuan yang padu dari agregat-agregat alami dari satu

    mineral sejenis atau beberapa mineral/multicrystaline (Gambar 7).

    B

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    41/104

    T R A S I

    Batuan adalah himpunan mineral-mineral sejenis atau berbeda jenis yang satu dengan

    lainnya terikat secara gembur atau padat yang akan membentuk kerak bumi.

    (Crippen and Eyles, 1985; dan Panhuys and Buurman, 1988).

    Batuan terdiri dari empat jenis yang berbeda cara pembentukkannya, yaitu :

    A. Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk karena pengkristalan magma yang

    berasal dari dapur magma yang dapat membeku didalam (batuan Plutonik), di

    saluran (batuan Korok), dan diluar permukaan bumi (batuan Ekstrusif). Ciri

    utama batuan beku adalah motif dan tekstur serta kekerasan seragam.

    B. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat terkikisnya batuan dari suatu

    tempat dan selanjutnya diendapkan di tempat lain. Ciri utama batuan sedimen

    adalah heterogen kandungan mineral maupun asal batuan penyusunnya.

    C. Batuan Metamorfose atau Batuan Malihan adalah batuan yang berubah bentuk

    karena proses metamorfose dengan asal batuan dapat berupa batuan beku atau

    batuan sedimen. Ciri utama batuan metamorfose adalah terbentuknya lapisan-

    lapisan batuan dengan tingkat kekerasan yang berbeda karena terbentuk pada

    waktu yang berlainan (Tabel 1).

    Tabel 1. Variasi Macam Bentuk dan Kemulusan Batuan

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    42/104

    T R A S I

    A. Batuan Beku (Vulkanik) : batuan yang terbentuk dari magma yang

    mengeras atau membeku didalam dan diatas permukaan bumi dengan 8

    elemen utama yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Na, dan K.

    Batuan beku dikelompokkan atas dasar : - kandungan SiO2

    - tekstur batuan

    - mode pembentukkan :

    A1. Batuan beku atas

    A2. Batuan beku dalam

    A3. Batuan beku gang

    Contoh batuan beku :

    Gr Granit Pg Pegmatit Fs Felsit Gr Granite

    Bs Basal Ap Aplit Fp Felsit Porfirik Sy Syenite

    Ad Andesit Lp Liparit Tf Tufa Dr Diorite

    Rl Riolit Db Diabase Pm Pumis Gb Gabbro

    Dr Diorit Pd Peridot Ob Obsidion Pp Porphyre

    Sy Syenit Bm Basal Melafir Bv BresikaVulkanik

    Bs Basalte

    Av Abu Vulkanik Fp Felspar Kw Kwarsa Bm Bsl. Melaphyre

    Gb Gabro Ob Obsidienne

    Kedalaman dan Kecepatan Pembekuan Magma :

    a. Abyssal atau Plutonic Rocks

    - pembekuan sangat lambat dan sangat dalam (Batolit)

    k b k i i b ik d k

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    43/104

    c. Volcanic atau Extrusive Rocks (LAVA)

    - pembekuan diluar, dari letusan gunung berapi

    - pembekuan cepat karena pendinginan lava

    - biasanya porous

    - tekstur : porphyritic-aphanitic

    d. Effusive Materials (Gambar 8).

    - pembekuan diudara

    - perpecahan bahan glassy antara lain :

    Ashes, Cinders, Pumice, Lapilli, dan Bombs

    - tekstur : aphanitic (tanpa kristalin)

    JENIS BATUAN DARI MASAM SAMPAI BASA

    B. Beku Rhyolit Trachit Dasit Andesit Basalt Pakrit

    Atas (Liparit) (NitraBasalt)

    B. Beku Granit Sienit Diorit Diorite Gabro Peridotit

    Dalam (Sienit Kw) Kwarsa

    B. Beku

    Gang

    Porfir- Granit Porfir-

    Sienit

    Porfir-Diorit

    Kwarsa

    Porfir-

    Diorite

    Porfir-

    Gabro

    -

    MASAM Intermedier ALKALIS

    SiO2 tinggi SiO2 rendah

    warna terang

    (putih)

    warna

    kelam/hitam

    Gambar 8. Macam Batuan dari Masam sampai Basa

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    44/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    45/104

    Tabel 2. Contoh Batuan Beku (Gambar 9)

    NO BOBOTJENIS WARNA MINERALUTAMAMINERALTAMBAHAN

    CIRILAIN

    NAMABATUAN

    1 2,6-2,7 putih abu-abu,

    putih,

    kemerahan,

    kehijauan,

    kebiruan, merah,

    hitam

    quartz, orthose,

    microklin,

    plagioclase,

    biotite,

    muscovite,

    hornblende,

    augite

    apatite, zircon,

    topaze, tourmaline,

    beryl, sphene,

    magnetite,

    ilmenite, hematite,

    pyrite, monazite,

    flourite, etc.....

    sangat

    keras,

    masif

    GRANITE

    2 2,8-3 hitam dan putih,

    abu-abu hijau,

    plagioclase,

    amphibole,

    pyroxinene,

    biotite, kadang

    quartz

    apatite, sphene,

    zircon, rutile,

    magnetite,

    ilmenite,

    pyrrhotine, pyrite

    sangat

    keras DIORITE

    3 2,5-2,8 abu-abu,

    kehijauan,

    coklat, coklatkehijauan,

    kemerahan

    orthose,

    plagioclase,

    biotite,amphibole,

    pyroxene, kadang

    quartz

    apatite, zircon,

    sphene, magnetite

    tidak

    terlalu

    kompak

    POR

    PHYRE

    4 2,8-3,3 hitam,

    kehijauan, hijau

    gelap, abu-abu

    plagioclase,

    augite,

    hypersthene,

    olivine, kaca

    magnetite,

    ilmenite, biotite,

    apatite, hauyne,

    perovskite, zeolite

    sangat

    keras,

    kompak

    BASALTE

    5 2,7-2,9 abu-abu, abu-

    abu gelap,

    kemerahan

    orthose,

    plagioclase,

    biotite,

    hornblende, augit

    apatite, zircon,

    sphene, magnetite

    sangat

    keras,

    masif

    SYENITE

    6 2,8-3,1 abu-abu hitam,

    putih abu-abu,

    kecoklatan,

    kehijauan,kemerahan

    plagioclase,

    pyroxine,

    amphibole,

    kadang olivine

    apatite, ilmenite,

    quartz, magnetite,

    sphene, pyrrhotine,

    chromite, pyrite,rutile, grenat

    kompak

    GABBRO

    7 2,8-3,3 hitam, abu-abu

    gelap, coklat,

    kemerahan,

    plagioclase,

    augite,

    hypersthene,

    chlorite, magnetite,

    ilmenite, agate,

    quartz, calcite,

    keras

    ketika

    segar

    BASALTE

    MELA

    PHYRE

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    46/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    47/104

    Keterangan Tambahan :

    Boulder : bongkah batu sangat besar

    Pebble : bongkah batu besar

    Selut : kerikil, pasir, lumpur

    Endapan karbonat : batu kapur, batu kapur liat, marl, marl berkarbon, marl

    berliat, batu selut, batu selut berkarbon

    Endapan Organik Berkapur : pasir mantel, adang coral, sekat foraminifera, sekat

    pteropoda, dan GlobigerinEndapan Organik Silikat : Sekat diatomae dan Radiolaris, Flint, Jasper dan Chert

    Endapan Organik Berkarbon : Batu bara, Gambut dan Minyak bumi

    Endapan Piroklastik : Gelas Vulkanik, Sibiran lava berhablur, dan pecahan

    hablur

    B1. Batu Endapan Tua

    Contoh : Batu gamping [CaCO3, CaMg(CO3)2]

    Batu pasir [SiO2, pasir kwarsa]

    Batu liat [Shale, Napal]

    B2. Batu Endapan BaruContoh : Air [dataran banjir]

    Angin [pasir pantai]

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    48/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    49/104

    Gambar 10. Macam Batuan Sedimen/Endapan tergantung Kandungan

    Bahannya

    Tabel 3. Contoh Batuan Sedimen (Gambar 10)

    NO BOBOTJENIS

    WARNA MINE

    RAL

    UTAMA

    MINE RAL

    TAMBAHAN

    CIRI-CIRI

    LAIN NAMABATUAN

    1 Berva-

    riasi

    bervariasi bervariasi :

    : quartz,

    calcite,

    dolomite,

    bervariasi butiran

    menyudut

    sampai 2

    mm

    BRECHE

    2 2-2,65 abu-abu terang,

    kehijauan,

    kemerahan,

    coklat,

    multiwarna

    quartz,

    kadang

    opale

    calcedoine,

    muscovite,

    feldspath,

    hematite,

    limonite, zircon,

    rutile, glauconie,

    granular

    0,05-2 mm

    GRES

    3 2,6-2,8 abu-abu terang

    sampai gelap,

    kehijauan,

    kemerahan

    calcite,

    dolomite

    quartz, min.

    argileux

    bahan butumine granular

    kurang dari

    0,02 mm

    MARNE

    4 2,6-2,8 putih, kuning,

    coklat,

    kemerahan,

    keabu-abuan

    calcite,

    aragonite

    mineral

    argileux, quartz,

    hematite,

    limonite,

    - TRAVERTIN

    5 Berva-riasi bervariasi,tergantung

    bahan fragmen,

    galet, dan

    penyemen

    quartz,quarzite,

    schiste

    siliceux

    mineralargileux,

    limonite,

    hematite, calcite

    dll...

    butiranmembulat

    sampai 2

    mm

    CONGLOMERATE

    6 2,8 abu-abu biru,

    keabu-abuan,

    kehijauan, hitam

    kecoklatan,kemerahan,

    kaolinite,

    mineral lain

    argileux,

    quartz

    muscovite,

    zircon, rutile,

    calcite,

    penghasilbitumine

    granular

    sampai 0,02

    mm

    SCHISTE-

    AEGILEUX

    7 2,8 abu-abu, biru

    abu-abu,

    kemerahan

    sampai hitam

    kaolinite,

    dan mineral

    argileux,

    quartz

    muscovite,

    calcite, zircon,

    rutile, bahan

    bitumine

    granular

    kurang dari

    0,02 mm,

    mudah belah

    ARGILE-

    SCHIS-

    TEUSE

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    50/104

    C. Batuan Metamorfose (Malihan) : batuan yang berasal dari batuan beku atau

    batuan sedimen yang telah mengalami perubahan dasar struktur kimia, atau

    mineral sebagai akibat dari perubahan temperatur, tekanan, tegangan geser atau

    lingkungan kimiawi.

    Batuan metamorfose dikelompokkan atas dasar : - pendekatan geologis

    - pendekatan regional

    Contoh Batuan Metamorfose :

    Fi K. Filit Kw K. Kwarsit Gn Gneiss

    Gn K. Gneis Hn K. Hornfels Ms Mica-shists

    Mb K. Marbel Gu K. Granulit Gu Granulite

    Af K. Amfibolit Go K. Granolit Ss Sericito-schiste

    Ek K. Eklogit Gb K. Granoblastit Mb Marbre

    Fe K. Fels Sv Schiste vert Corn

    Ab Amphibolite

    Sp Serpentinite

    K = Kelompok

    Bentuk : C1. Foliated(Lembar)

    - Lembar halus (Mika Schist)

    - Lembar kasar (Granit Gneis)

    C2. Non-Foliated (Bukan Lembar)

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    51/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    52/104

    Gambar 11. Pembentukan Batu Malihan oleh Pengaruh Temperatur,

    Tekanan dan Waktu

    Tabel 4. Contoh Batuan Metamorfose (Gambar 11)

    N

    O

    BOBOT

    JENISWARNA MINE RAL

    UTAMA

    MINE RAL

    TAMBAHAN

    CIRI-

    CIRI

    LAIN

    NAMA

    BATUAN

    1 2,6-2,8 abu-abu, abu-

    abu putih,

    coklat,

    kemerahan,putih dan

    hitam

    quartz, orthose,

    plagioclase,

    biotite, muscovite,

    amphibole,pyroxine

    apatite, zircon,

    sphene, grenat,

    cordierite,

    sillimanite,epidote, pyrite,

    graphite

    lemba

    r-

    lemba

    r

    GNEISS

    2 2,6-2,9 putih, abu-abu

    terang sampai

    abu-abu gelap

    quartz, orthose,

    plagioclase, grenat

    hypersthene,

    diopside

    apatite, zircon,

    rutile, cyanite,

    biotite

    - GRANUL-

    ITE

    3 2,6-2,8 putih,

    kehijauan,

    kebiruan,

    hijau, abu-abu

    merah, hitam,

    multiwarna

    calcite, dolomite quartz, mica,

    talc, epidote,

    tremolite,

    forsterite, dll...

    - MARBRE

    4 2,7-2,8 hitam, abu-

    abu, hijau

    kehitaman

    amphibole,

    plagioclase

    quartz, grenat,

    apatite, sphene,

    epidote, biotite,

    chlorite, diopsid

    - AMPHI

    BOLITE

    5 2,6-3,2 kehijauan,

    coklat, coklat

    kemerahan,

    abu-abu gelap

    quartz, muscovite,

    biotite, paragonite

    albite, grenat,

    staurodite,

    epidote,

    tourmaline,

    andalousite,

    graphite

    lemba

    r daun

    MICA-

    SCHISTE

    6 2,7-2,8 kehijaun, abu-abu, abu-abu

    kehijauan,

    abu-abu-gelap

    quartz, chlorite,sericite, kadang

    albite

    albite,tourmaline,

    magnetite

    aspekmika

    dan

    sutera

    SERICITOSCHISTE

    7 2,7-2,8 hijau, abu-abu

    hij

    chlorite, sericite,

    hib l

    quartz, calcite - SCHISTE

    V CORNE

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    53/104

    Tabel 5. Identifikasi Batuan Metamorfik

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    54/104

    Gambar 12. Kronologis Perkembangan Batuan Metamorfose

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    55/104

    KODE BATUAN

    1. Penulisan dengan huruf besar dan huruf kecil

    2. maksimum hanya 2 jenis batuan

    Contoh : Iw, Iv untuk batuan vulkanik lunak (pelapukan lanjut) dan

    Untuk batuan vulkanik keras (pelapukan ringan)

    I :Igneous Rock (Batuan beku/Volkanik)

    It :Abu vulkanik

    Iw :Batuan volkanik lunak

    Ic :Batuan volkanik butiran kasar

    Iv :Batuan volkanik keras

    Is :Batuan pasir tufa

    :

    :

    S :Sedimentary Rocks (Batuan endapan)

    Sf :Alluvium halus (fine)

    Sc :Alluvium kasar (coarse)

    Sb :Alluvium liat hitam (black)

    :

    Sl :Sedimen batu kapur (limestone)

    :

    T R A S I

    3 2 U Y Di ti

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    56/104

    3. 2. Unsur Yang Diamati

    A. Tegangan (Pemecahan)

    KEKERASANTINGKAT

    PERALATAN UJI LAPANGAN

    BATUAN TEGANGAN PALU GEOLOGI PISAU LAPANG

    1 Sangat Lunak Sangat Lemah pecah, hancur mudah dibongkar

    2 Lunak Lemah lubang dangkal dibongkar susah

    3 Agak Keras Agak Kuat pukulan satu kali dapat digores

    4 Keras Kuat pukulan > satu kali digores dengan susah5 Sangat Keras Sangat Kuat pukulan beberapa kali tidak dapat dibongkar

    6 Extrim Keras Ekstrim Kuat hanya dengan palu tidak bisa

    B. Pelapukan (Perubahan jadi tanah)

    PELAPUKAN BAHAN BATUAN JADI TANAH

    WARNA TEGANGAN

    0 Belum tetap tetap belum

    1 Ringan sudah berubah tidak lebih lemah belum2 Sedang agak berubah lebih lemah berubah sedikit

    3 Lanjut agak bk.berubah sangat lemah > 1/2 bagian

    4 Sangat Lanjut banyak berubah amat sangat lemah seluruh luarnya

    5 Sempurna berubah sempurna tidak ada sempurna

    C. Kekerasan (Goresan)

    C1. Bahan Kohesif (Plastisitas dan Kelembaban relatif)

    Contoh : liat, debu, lempung dan lain-lain.

    Plastisitas : 1. tidak liat (mudah jatuh lepas-lepas)

    2. agak liat (mudah dipecah dengan jari-jari)

    3. liat (sulit dipecah dengan jari-jari)

    4. sangat sulit (tidak dapat dipecah)

    Kelembaban Relatif : 1. Basah (sangat lemah)

    2. Lembab (teguh)

    3. Kering (keras)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    57/104

    T R A S I

    V TANAH (SOIL)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    58/104

    V. TANAH (SOIL)

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    59/104

    Gambar 14. Penetapan Nama Ordo Tanah ditentukan dari

    Epipedon/Hiorozon

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    60/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    61/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    62/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    63/104

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    64/104

    Gambar 20. Perkembangan Dekomposisi Bahan Organik dari Kondisi

    Imobilisasi menjadi Mineralisasi

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    65/104

    Gambar 21. Regim Temperatur dari Pergilik sampai Hipertermik

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    66/104

    Beny Harjadi

    BPK Solo

    61

    Gambar 23. Larutan Tanah Sebagai Lalu Lintas Transportasi Unsur Hara dari Udara, Air ke Tanah

    T R A S I

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    67/104

    Beny Harjadi

    BPK Solo

    62

    Gambar 24. Sifat Kimia Tanah menentukan Tingkat Kesuburan Tanah

    T R A S I

    VI. LERENG (SLOPE)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    68/104

    ( )

    A. KEMIRINGAN LERENG (Kucera, 1988)

    Lereng adalah istilah dalam geomorfologi yang menyatakan permukaan

    tanah yang letaknya miring yaitu merupakan sudut tangen atau

    perbandingan antara perbedaan tinggi dengan jarak datar yang dapat

    dinyatakan dalam bentukderajat ataupersen lereng.

    Tabel 6. Kelas Lereng (RRL, 1983)

    Kelas Persen Lereng (%) Deskripsi / Kriteria

    1 0 - 8 Datar

    2 8 - 15 Miring

    3 15 - 25 Sangat Miring

    4 25 - 45 Curam

    5 > 45 Sangat Curam

    Tabel 7. Kelas Lereng (Kucera , 1988)

    Kelas Persen Lereng (%) Deskripsi / Kriteria

    A 0 - 4 Datar

    B 4 - 8 Agak Miring

    C 8 - 15 MiringD 15 - 25 Sangat Miring

    E 25 - 35 Agak Curam

    F 35 - 45 Curam

    G 45 - 65 Sangat Curam

    H 65 - 85 Ekstrim Curam

    I > 85 Terjal

    Tabel 8. Panjang Lereng

    Simbol Panjang Lereng (m) Deskripsi

    T R A S I

    Tabel 9. Bentuk Lereng

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    69/104

    Simbol Bentuk Lereng Deskripsi

    x Convex Cembung

    v Concave Cekung

    s Straight Lurus

    c Complex Kompleks

    B. RELIEF RELATIF

    Relief Relatif adalah perbedaan elevasi permukaan tanah antara titik

    rendah dan titik tinggi serta merupakan suatu ketidaksamaan tinggi

    rendah permukaan lahan yang dipandang secara kolektif.

    Tabel 10. Relief Relatif

    Simbol Relief Relatif Persen Lereng

    (%)

    Beda Tinggi (m)

    e Endapan < 2 < 2

    d Dataran < 2 2 - 10

    o Berombak 2 - 8 2 - 10

    l Bergelombang 8 - 16 2 - 10

    h Berbukit Kecil > 16 2 - 10i Bukit Terisolasi > 16 10 - 25

    a Berbukit Anakan > 16 25 - 50

    b Perbukitan > 16 50 - 300

    g Pegunungan > 16 > 300

    Tabel 11. Posisi Lereng

    Simbol Posisi Lereng Deskripsi

    t Top Interfluve Puncak Bukit

    v Upper Slope Lereng Bagian Atas

    m Middle Slope Lereng Bagian Tengah

    T R A S I

    C. BATUAN SINGKAPAN

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    70/104

    Batuan Singkapan adalah batuan induk yang keluar ke permukaan bumi

    karena lapisan tanah terkikis habis akibat telah terjadi erosi berat

    yang telah lanjut.

    Tabel 12. Prosentase Batuan Singkapan

    Simbol Deskripsi Prosentase (%)

    0 Tidak ada 0

    1 Sedikit 1 - 10

    2 Sedang 10 - 20

    3 Banyak 20 - 40

    4 Berlebih 40 - 60

    5 Melimpah 60 - 80

    6 Ekstrim melimpah > 80

    D. BATUAN DI PERMUKAAN

    Batuan Permukaan adalah batuan-batuan yang terletak di permukaan

    tanah karena berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan akan

    mengganggu dalam pengelolaan tanah yang lebih intensif.

    Tabel 13. Jenis Batuan di Permukaan

    Simbol N a m a Diameter (cm)

    Inggris Indonesia

    g Gravel Kerikil 0,2 - 7,6

    f Fine gravel Kerikil halus 0,2 - 0,5

    m Medium gravel Kerikil sedang 0,5 - 2,0

    r Coarse gravel Kerikil kasar 2,0 - 7,6c Cobble Kerakal 7,6 - 25

    s Stone Batu 25 - 60

    b Bouldery Batu besar > 60

    T R A S I

    VII. EROSI (EROSION)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    71/104

    Erosi adalah salah satu gaya eksogen yang mengikis tanah atau batuan

    yang telah melapuk dan dapat diakibatkan oleh antara lain air

    mengalir, air laut, angin, es, air tanah, dan gravitasi.

    1. JENIS EROSI (Varnes, 1978; dan Eyles, 1985)

    Erosi Permukaan adalah pemindahan tanah yang relatif seragam darisuatu luasan oleh air tanpa perkembangan saluran yang nyata.

    Erosi Alur adalah suatu saluran kecil dengan kedalaman kurang dari 300

    mm dan dapat diratakan dengan pengolahan tanah secara normal.

    Erosi Jurang adalah erosi berupa saluran dengan kedalaman lebih dari 300

    mm.

    Erosi Longsor (Landslide) adalah pemindahan bahan tanah-batuan secara

    cepat diatas permukaan yang secara kasar sejajar dengan permukaan

    bumi.

    Erosi Jatuhan (Fall) adalah pemindahan bahan tanah dan batuan secara

    cepat diatas permukaan tanah karena grafitasi tanpa adanya luncuransejajar permukaan bumi

    Aliran Masa Tanah adalah bahan material yang bergerak dalam bentuk

    cairan kental.

    Slump adalah longsoran atau luncuran secara berputar dan sebagian besar

    dari masa tanah tersebut dapat terangkat kearah mundur.

    Erosi Pantai adalah erosi karena gelombang pada daerah pantai.

    Erosi Tebing Sungai adalah pemindahan material oleh air dari tebing

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    72/104

    T R A S I

    C. Tanah Longsor (Landslide) dan Jatuhan (Fall)

    Luas Bekas Erosi Volume Material Biaya

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    73/104

    L. Luas > 20 ha

    D. Sedang 2 - 20 ha

    S. Sempit < 2 ha

    1. Banyak > 100 m3

    2. Sedang 10 - 100 m3

    3. Sedikit < 10 m3

    y

    Pembangunan

    A. Mahal

    B. Sedang

    C. Murah

    Kesulitan Teknis

    a. Sulit

    b. Sedang

    c. Mudah

    Jumlah Tanah Longsor

    X. Berlebih

    Y. Sedang

    Z. Sedikit

    Kedalaman

    Rata-rata

    < 1 m

    > 1 m

    D. Aliran Masa Tanah dan Slump

    Luas Bekas Erosi

    L. Luas > 20 ha

    D. Sedang 2 - 20 ha

    S. Sempit < 2 ha

    Volume Material

    1. Banyak > 100 m3

    2. Sedang 10 - 100 m3

    3. Sedikit < 10 m3

    Biaya

    PembangunanA. Mahal

    B. SedangC. Murah

    Kesulitan Teknis

    a. Sulit

    b. Sedang

    c. Mudah

    Jumlah Tanah Longsor

    X. Berlebih

    Y. Sedang

    Z. Sedikit

    Kedalaman

    Rata-rata< 1 m

    > 1 m

    T R A S I

    E. Erosi Pantai dan Tebing Sungai

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    74/104

    Tabel 17. Tingkat Erosi Pantai

    Simbol Kriteria Tinggi (m) Panjang (m)

    1 Ringan < 2 < 20

    2 Sedang 2 - 8 20 - 50

    3 Berat > 8 > 50

    Keterangan : Panjang Tebing 5 meteran

    Tinggi Tebing 1 meteran

    Sifat Material0. Berpasir (lepas-lepas)

    1. Berdebu ( licin, agak lepas)

    2. Berlempung (kuat, padat)

    3. Berliat (masif, padu)

    Frekwensi Kena Ombak/BanjirA. Jarang < 1 x / 5 tahun

    B. Sedang 1 x / 1-5 tahun

    C. Sering > 1 x / tahun

    F. Depresi/Pengendapan

    Tabel 18. Tingkat Pengendapan Material

    Frekwensi Debu + Pasir Kerikil Kerikil + Batu

    kali/tahun < 0,2 cm 0,2 - 25 cm > 25 cm

    < 2 0 0 1

    2 - 4 0 1 2

    4 - 8 1 2 3

    8 - 15 2 3 3

    > 15 3 3 3

    Keterangan : (o) Diabaikan, (1) Ringan, (2) Sedang, (3) Berat

    T R A S I

    3. PROSENTASE EROSI

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    75/104

    Tabel 19. Prosentase Luas Satuan Peta Tererosi

    Simbol Persen Luasan (%) Deskripsi

    0 < 1 Diabaikan

    1 1 - 10 Sedikit

    2 10 - 20 Agak Luas

    3 20 - 40 Luas

    4 40 - 60 Sangat Luas

    5 60 - 80 Sebagian Besar

    6 > 80 Hampir Seluruhnya

    T R A S I

    VIII. KONSERVASI TANAH

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    76/104

    (TERRACES)Konservasi Tanah adalah usaha mencegah erosi untuk melindungi tanah,

    sehingga kesuburan tanah selalu terpelihara dan dapat berproduksi

    secara berkesinambungan dan berkelanjutan (lestari).

    1. JENIS TERAS

    Bl. Terang bangku datarBr. Teras bangku miring kedalam

    Bo. Teras bangku miring keluar

    Bm. Teras Campuran

    Rt. Teras Gulud

    Hd. Hillside Ditch

    Ot. Orchard Terrace (Teras Kebun)

    Ib. Individual Basin ( Teras Individu)

    2. PROSENTASE BERTERAS

    Tabel 20. Prosentase Teras Per Satuan Peta

    Simbol Persen Luasan (%) Deskripsi

    0 < 1 Diabaikan

    1 1 - 10 Sedikit

    2 10 - 20 Agak Luas

    3 20 - 40 Luas

    4 40 - 60 sangat Luas

    5 60 - 80 Sebagian Besar

    6 > 80 Hampir Seluruhnya

    T R A S I

    IX. PENGGUNAAN LAHAN

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    77/104

    (LAND USE/LAND COVER)

    HUTAN (H)Ha = hutan palem

    Hb = hutan bambu

    Hc = hutan pantai

    Hd = hutan rontok dimusim keringHe = hutan savana campuran (Melaleuca sp.)Hf = hutan submontane basah (ketinggian 1000-2000 m dpl)

    Hg = hutan gambut

    Hh = hutan dataran rendah primer basah (ketinggian < 1000 m dpl)

    Hi = hutan kapur

    Hj = hutan jati

    Hk = hutan kerangasHl = hutan mahoni

    Hm = hutan pegunungan basah (ketinggian > 2000 m dpl)

    Hn = hutan nipah

    Ho = hutan gelam (Melaleuca leucadendron)Hp = hutan pinus

    Hq = hutan lain-lain, kebun karet terbengkalai, dll.

    Hr = hutan rawa

    Hs = hutan kiri kanan sungai (meander)

    Ht = hutan payau (pasang-surut), hutan bakau dll.

    Hu = hutan pada bukit-bukit ultrabasik

    Hv = hutan bakau

    Hw = hutan lahan becek (wetland) dataran rendah

    Hx = hutan log (primer yang diusahakan, termasuk kubah gambut)

    Hy =

    Hz = hutan sekunder

    SEMAK (B)

    Bl = semak pegunungan pada gambut hutan moss (blang)

    T R A S I

    PADANG RUMPUT ( R)

    Ra = alang-alang

    Rr = rawa

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    78/104

    Rr = rawa

    Rs = savana

    Rt = padang gembalaan

    TEGAL (U)

    Uc = kebun campuran

    Us = kebun sayur-sayuran, pekarangan, hortikultura

    Ut = tanaman tegalan

    SAWAH (S) AIR (W)

    Ss = sawah Wd = danau

    Si = sawah irigasi Wg = tambak garam

    Se = lebak, lebung Ws = tambak salju

    Sp = sawah pasang surut Wt = tambak (bandeng, udang)

    Sr = sawah tadah hujan Ww = waduk

    PERKEBUNAN (P)

    Pa = nanas Pn =Pb = tembakau Po = coklatPc = kelapa Pp = kelapa sawitPd = pinus (damar) Pq =

    Pe = Pr =Pf = Ps = paniliPg = cengkeh Pt = tehPh = Pu = tebuPi = kopi Pv = singkongPj = Pw =Pk = karet Px =

    Pl = lain-lain Py =Pm = pisang Pz =

    AGROFORESTRY (A)

    T R A S I

    TANDUS/TANPA VEGETASI (T)

    Tb = pantai

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    79/104

    Tb = pantai

    Td = bukit pasir

    Tf = kipas aluvial, dasar sungai

    Tl = aliran lava dan abu vulkanik

    Tm = aliran lumpur

    Tr = batuan singkapan

    Ts = runtuhan batu lepas

    PEMUKIMAN (K)Kk = kota, desa, areal industri, areal rekreasi, bandar udara,

    Km = markas militer, tempat latihan, lapangan tembak

    Ks = timbunan sampah

    Kt = tambang

    T R A S I

    X.KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    80/104

    (LAND USE CAPABILITY)

    Kelas I sampai IV ditetapkan sebagai daerah untuk penanaman

    tanaman semusim tanpa teras. Lahan kelas I - IV sesuai juga untuk

    penanaman tanaman semusim pada teras, dan akan memiliki peningkatan

    pembatas fisik pada tanaman yang tanpa teras. Lahan tersebut juga cocok

    untuk padang gembalaan, agroforestri, dan untuk hutan.

    Kelas V tidak cocok untuk penanaman budidaya tanpa teras.

    Hanya cocok untuk tanaman yang berteras bangku, untuk agroforestri,

    padang gembalaan, dan hutan. Kelas VI hanya cocok untuk tanaman

    tahunan dimana sesuai dengan kedalaman dan kemiringan lereng

    disesuaikan dengan tanaman agroforetri dan teras bangku. Lahan ini cocok

    untuk padang gembalaan, agroforestri dan hutan. Kelas VII sesuai untuk

    hutan produksi terbatas, sehingga tidak sesuai untuk tanaman semusim atau

    tanaman agroforstri. Kelas VIII sesuai untuk hutan lindung yaitu tanaman

    hutan yang tidak boleh dilakukan penebangan karena banyak faktor

    pembatas fisik, sehingga hanya diperuntukkan untuk perlindungan lahan

    dan pelindung daerah aliran sungai.

    Penetapan kelas KPL (Kemampuan Penggunaan Lahan) dapat

    mengikuti Tabel # KPL dibawah ini sampai tingkat sub kelas. Dimana darisemua faktor pembatas dipilih faktor pembatas yang terberat dengan kelas

    KPL yang paling rendah, misalnya VIII. Sebab satu faktor penghambat

    T R A S I

    Tabel 21 Matriks Penentuan Kelas KPL (LUC)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    81/104

    Beny Harjadi

    BPK Solo

    76

    Tabel 21. Matriks Penentuan Kelas KPL (LUC)

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    82/104

    T R A S I

    PERTANYAAN TENTANG SURVAI

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    83/104

    APA1. apa yang dimaksud dengan survai SEL dan survai perisalahan hutan ?2. apa yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan survai ?3. apa yang dikerjakan pada saat survai lapangan ?4. apa yang harus dilakukan setelah selesai survai ?5. apa manfaat dari melaksanakan kegiatan survai ?

    BAGAIMANA1. Bagaimana cara melakukan interpretasi foto udara awal dan akhir ?2. Bagaimana cara melaksanakan survai SEL dan perisalahan ?3. Bagaimana cara memahami data biofisik yang akan dilakukan ?4. Bagiamana cara menyimpulkan data lapangan dan menyimpulkan

    tingkat KPL dan KKL ?

    5. Bagiamana cara menetapkan sampel lokasi pada saat survai sampling

    dan pada saat survai secara sensus ?

    DIMANA

    1. Dimana mendapatkan foto udara dan citra satelit ?2. Dimana letak lokasi setiap unit lahan harus ditetapkan sebelum

    menginventarisasi data SEL ?

    3. Dimana saja koordinasi dan konsultasi harus dilakukan sebelum survai ?4. Dimana bisa mendapatkan data sekunder dan diperlukan untuk apa saja ?5. Diaman saja data perolehan SEL dan perisalahan hutan diarahkan ?

    MENGAPA

    1.Mengapa survai perlu dilakukan dan selalu harus diawali denganinterpretasi foto udara ?

    2.Mengapa setiap survai harus menetapkan titik sampel dengan tepat ?3.Mengapa sebelum survai harus menguasai medan dan data biofisik ?4.Mengapa perlu ada survai orientasi ?5.Mengapa sampel data harus dilakukan menyebar ?

    SIAPA

    T R A S I

    APA

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    84/104

    1. Apa yang dimaksud dengan survai SEL dan survai perisalahanhutan ?Survai SEL (Inventarisasi Sumber Daya Lahan) merupakan survai biofisiklahan dengan WADAH unit lahan yang merupakan unit pengelolaan lahan

    atas dasar kesamaan lereng yang dilakukan secara sensus atau sampling.

    Jika survai SEL meliputi seluruh wilayah DAS ( Daerah Aliran Sungai)baik diluar maupun didalam kawasan hutan, sedangkan survai perisalahan

    hutan hanya meliputi kawasan hutan yang meliputi wilayah BH (BagianHutan).

    2.Apa yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan survai ?Persiapan survai antara lain :

    - SDM (Sumber Daya Manusia), yaitu yang menguasai teknikIFU (Interpretasi Foto Udara) dan mendalami tentang biofisiklahan

    - Bahan, meliputi bahan IFU, bahan survai, dan bahan GIS(pemetaan)

    - Peralatan, peralatan IFU, survai dan laborat GIS (GeographicInformation System)

    - Transportasi, harus tangguh dan handal untuk medan yangberat, menanjak, berbatu, berlumpur baik roda dua maupun

    roda empat.

    3.Apa yang dikerjakan pada saat survai lapangan ?a.Konsultasi : koordinasi ke beberapa instansi dari atas sampai

    bawah di lokasi yang menjadi wilayah survai.

    b.Orientasi : penjelajahan seluruh wilayah yang akan di survaidari hulu sampai hilir, dari pegunungan sampai dataran, dari

    desa sampai perkotaan.

    c.Survai : dapat berupa sensus (mendatangi seluruh unit lahan)atau dengan cara sampling ( beberapa sampel yang mewakili

    bentuk lahan dan penutupan lahan).

    d. Recheking : survai kembali dilakukan karena ada beberapa

    T R A S I

    pelaksanaan survai agar tidak terulang dikemudian hari, sambil

    melengkapi data yang masih belum lengkap, misalnya data

    penyebaran curah hujan, suhu udara & sosek.

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    85/104

    4.Apa yang harus dilakukan setelah selesai survai ?a.Reinterpretasi : IFU ulang untuk revisi peta dasar dan peta unit

    lahan serta data biofisik yang belum dilengkapi pada lembar

    tabulasi.

    b.Tabulasi : melengkapi data biofisik setiap unit lahan dari IFU,dan memasukkan data hasil analisis laboratorium tanah, untuk

    rekomendasi dan pengkelasan KPL (Kemampuan PenggunaanLahan) dan KKL (Klasifikasi Kesesuaian Lahan).

    c.Kompilasi data : data biofisik, data laborat untuk penetapanKPL dan KKL diproses sebagai data atribut dengan

    memasukkan sebagai data dasar lewat program Excell ataudBase.

    5.Apa manfaat dari melaksanakan kegiatan survai ?a.Survai orientasi : dimaksudkan untuk mengenal medan dan

    penjelajahan seluruh wilayah untuk koreksi dalam

    penyempurnaan peta dasar.

    b.Survai biofisik : untuk pengumpulan data sumber daya lahanpada setiap unti lahan secara sensus maupun sampling sistem,dengan beberapa tahapan :

    - Survai pendahuluan : untuk mendaptakan Kunci Interpretasi(KI) dalam IFU dan persiapan pembuatan Kartu Lapangan(KL).

    - Survai utama : survai SEL dengan mengumpulkan databiofisik, data sosek dan data iklim setempat yang menyebar di

    wilayah survai.

    - Survai akhir (Recheking): beberapa unit lahan yang tidak ada

    foto udaranya, sambil melengkapi data sekunder, serta shekingbeberapa data SEL pada unit lahan yang meragukan.

    BAGAIMANA

    T R A S I

    lapangan) dan peta unit lahan (wadah yang akan diisi oleh data SEL dari

    akses di lapangan maupun dari hasil IFU dan analisis laborat tanah).

    IFU akhir: yaitu untuk melengkapi data SEL yang belum sempat

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    86/104

    dikumpulkan di lapangan dengan dasar kunci interpretasi beberapa lokasiberdekatan yang sudah didatangi

    2. Bagaimana cara melaksanakan survai SEL dan perisalahan ?Pada prinsipnya kedua survai tersbut sama, yaitu sama sama berpedoman

    unit lahan sebagai dasar pengelolaan lahan, unsur pembeda tersebut antara

    lain :

    NO UNSUR

    PEMBEDA

    SURVAI SEL PERISALAHAN

    HUTAN

    1. Lokasi Hutan dan diluar

    hutan

    Kawasan hutan

    perhutani

    2. Wilayah DAS Bagian Hutan (BH)

    3. Unit Lahan Wadah tunggal

    untuk kesamaanpengelolaan lahan

    Sebagai bagain dari

    petak atau penggantianak petak (SK.143)

    4. Penetapan di

    Lapangan

    Dengan peta dasar

    (navigasi) dan petabentuk lahan

    (lereng)

    Dengan peta blangkodan berdasarkan

    nomer petak & huruf

    anak petak

    5. Kepastian letak unit

    lahan

    Harus hati-hati

    karena sering kelirumenetapkan letak

    unit lahan di

    lapangan

    Lebih mudah dan

    tepat, karena petugaslapangan (mandor)

    hafal betul letak petak

    dan anak petak.

    6. Penjelajahan lokasi Mudah diluar hutan

    dan sulit untuk di

    kawasan hutan

    Mudah karena

    dipandu oleh para

    petugas lapangan

    Perhutani

    T R A S I

    3. Bagaimana cara memahami data biofisik yang akan dilakukan ?a.Membaca buku pedoman dan buku-buku tentang tanah dan

    geologi

    b S i l k k i ( ) hi l

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    87/104

    b.Sering melakukan survai ( jam terbang), sehingga mengenalbetul setiap biofisik di buku pedoman dengan kenampakan

    fisik di lapangan.

    c.Sering melaksanakan IFU untuk mengakses data biofisik dariinterpretasi foto dengan berbagai pendekatan parameter lain

    dan menggunakan kunci interpretasi.

    d.Mengvisualisasi deskripsi parameter lahan dengan kondisi

    sebenarnya di lapangan lewat beberapa foto-foto obyek yangtelah dikumpulkan.

    4. Bagiamana cara menyimpulkan data lapangan dan menyimpulkantingkat KPL dan KKL ?

    a.Data biofisik dan data laborat merupakan data dasar yangnantinya dapat dipakai untuk rekomendasi tentang KPL, KKL

    maupun tingkat kekritisan lahan.b.Penetapan KPL dan KKL dari data dasar tersebut dapat

    dilakukan secara manual dari tabulasi parameter maupun

    dengan otomatis dengan bahasa makro saat pengolahan GIS

    dengan komputer.

    c.KPL meliputi kelas terbaik (kelas I) sampai terburuk (kelasVIII), KKL dari kelas sesuai (S1), sesuai marjinal (S0) dan

    tidak sesuai (N). masing-masing memiliki faktor pembatasyang berbeda antara KPL (e, w, s, c, g) dan kelas KKL (s, d,

    pH, Rh, T, dll).

    5. Bagiamana cara menetapkan sampel lokasi pada saat survaisampling dan pada saat survai secara sensus ?

    a.Survai sampling, yaitu mengambil sampel yang mewakili

    semua bentuk lahan dan variasi beberapa kelas penutupanlahan dari daerah atas (Pegunungan) sampai daerah bawah(Alluvial/Daratan).

    b.Survai sensus, yaitu dengan menjelajahi dan mengambil

    T R A S I

    DIMANA1.Dimana mendapatkan foto udara atau citra satelit?

    F t d it t lit d t di l h d t

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    88/104

    - Foto udara maupun citra satelit dapat diperoleh pada agen atauinstansi yang terkait dengan penginderaan jauh, dimana foto

    udara biasanya diperbaharui setiap 5 10 tahun, sedangkan

    citra satelit diperbaharui setiap bulannya.

    - Agen atau instansi yang mengadakan atau memperjualbelikanfoto udara dan citra satelit antara lain : LAPAN, Bakosurtanal,

    PT.Bhumi Prasaja, PPIK (Pusat Pelayanan Informasi

    Kebumian).

    2. Dimana saja letak lokasi setiap unit lahan yang harus ditetapkansebagai sampel sebelum menginventarisasi data SEL ?

    - sampel unit lahan harus tersebar merata yang mewakili variasibentuk lahan, jenis tanah, dan kelas kemiringan lereng serta

    kelas penutupan lahan.

    - Sebelum mengisi data SEL pada setiap unit lahan pastikanbahwa nomer unit lahan yang ada di Foto Udarakenampakkannya sama dengan kondisi di lapangan.

    - Kesalahan mengakses unit lahan yang tidak sesuai selain datatidak berguna juga akan mempengaruhi kesalahan unit lahan

    yang lain jika data tersebut dijadikan kunci interpretasi saat

    reinterpretasi (IFU akhir).

    3. Dimana saja koordinasi dan konsultasi harus dilakukan sebelumsurvai atau saat orientasi ?

    - Koordinasi : koordinasi dalam Tim antara Tim Lapangandengan TIM GIS dan para pengemudi, disamping itu juga

    harus ada koordinasi dengan instansi lain misalnya : Perhutani,

    Pertanian, Dinas PU, Pemda dll.

    - Konsultasi : menyampaikan rencana atau maksud orientasi dansurvai serta kegiatan selanjutnya sampai selesai.

    - Orientasi : melakukan penjelajahan wilayah yang akan disurvai sehingga diperoleh gambaran umum, sebagai bahan

    perencanaan survai selanjutnya

    T R A S I

    - Data Iklim, didapat dari BMG ( Badan Meteorologi danGeofisika) propinsi, Dinas Pengairan Kabupaten atauKecamatan, Dinas Pertanian dll.

    Data Sosek BPS ( B d P S i ik) propinsi atau

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    89/104

    - Data Sosek, BPS ( Badan Pusat Statistik) propinsi atauKecamatan, Nomografi desa di Kelurahan.

    - Data Tanah, dari Puslitanak Departemen Pertanian, DinasGeologi di Bandung, dll.

    - Data Vegetasi, Peta RePPORT, Bakosurtanal, dll.

    5.Dimana saja data perolehan SEL dan perisalahan hutan diarahkan ?

    a.untuk mendapatkan kelengkapan data biofisik lapangan dandisimpulkan dalam KPL.

    b.Dengan dibantu data analisis laboratorium kesuburan tanah,maka akan diperoleh KKL (tanaman perkebunan, industri,

    pertanian, dan kehutanan).

    c.Dari KPL dan KKL akan dapat direkomendasikan pengelolaanlahan yang optimal untuk setiap unit lahan

    MENGAPA1. Mengapa survai perlu dilakukan dan selalu harus diawali dengan

    interpretasi foto udara ?- Walaupun sudah ada foto udara maupun citra satelit, tapi

    survai lapangan mutlak dilakukan atau tidak dapat

    ditinggalkan, karena setiap lahan memiliki spesifikasi

    kenampakkan yang berbeda. Walaupun nampaknya di fotoudara sama, kondisinya bisa jadi di lapangan berbeda,

    sehingga foto udara hanya salah satu alat bantu survai.

    - Sebelum survai atau orientasi diawali dengan IFU, untukmengenal Landscape (bentang lahan) dan variasi Land Form(bentuk lahan), sehingga dapat ditetapkan beberapa sampel

    yang menyebar dan dapat mewakili keseluruhan.

    - IFU awal dipersiapkan untuk membuat Peta Dasar (PetaNavigasi) sebagai penunjuk arah lokasi di lapangan, dan PetaUnit Lahan (Peta Anak Petak) yang dipakai sebagai wadahuntuk mengisi seluruh data SEL.

    T R A S I

    c.Mudah ditandai, dilihat, ditetapkan di lapangan dan lebih dari10% total keseluruhan unit lahan

    - Titik sampel yang tidak terencana dengan baik dan tidak

    terorganisir dengan rapi antara satu sampel dengan lainnya

  • 8/14/2019 H01_TRASI_ISDL

    90/104

    terorganisir dengan rapi antara satu sampel dengan lainnyamempersulit pada saat menemukan titik sampel satu titik ke

    titik sampel berikutnya, dimana untuk pemula bisa mengakses

    sekitar 5 unit lahan, sedangkan yang sudah mahir bisa

    mencapai 10 unit lahan per harinya.

    - Penetapan titik sampel yang tidak tepat di lapangan,menyebabkan kesalahan data unit lahan, yang berarti

    informasi tersebut tidak memiliki makna yang berarti.3.Mengapa sebelum survai harus menguasai medan dan data biofisik

    yang akan dikumpulkan ?- Sebelum survai ada kegiatan orientasi dimaksudkan untuk

    penguasaan medan dengan memilah-milah beberapa karakter

    medan, misalnya :

    a.Medan yang dilalui lewat darat (roda 4 atau roda 2), jalan kaki

    dan dengan transportasi air.b.Penetapan titik sampel pada beberapa unit lahan yang dapat

    mewakili variasi bentuk lahan dan mudah dijangkau.

    c.Lokasi ditempuh sangat jauh dan bahkan harus menginap dilokasi atau dapat dilakukan pulang balik dari lokasi ke basecamp.

    - Penguasaan dan pendalaman biofisik sangat penting karena

    kalau hanya beberapa parameter yang kita ingat dan hafalkanmak