Gizi Dalam Siklus Kehidupan
“ B A YI“
OLEH
ALFIAH DARA LUBIS ( 5143142002 )
ANGGUN SARASWATI T. ( 5142142008 )
AUDINA UTAMI ( 5141142003 )
AZRA AULIA ( 5142142001 )
WINDA ARISKA ( 5141142015 )
ULFA MAHARANI ( 5141142014 )
RAHMAD FAUZUL YUSRO ( 5142142010 )
ENY DIAN SIREGAR (5143342002 )
PENDIDIKAN KESEJAHTERAHAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa pula Penulis ucapkan terimakasih kepada :
1.Dr. Esi Emilia, M.Si
Selaku Dosen mata kuliah ILMU GIZI yang telah banyak memberi arahan
demi terselesainya makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “Gizi Pada Bayi”. Makalah ini
Penulis susun dengan sistematis dan dilengkapi dengan penjelasan yang
jelas dan akurat. Sebagai Penulis, kami sangat menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun demi
kesempurnakan makalah ini. Akhir kata, Penulis sangat berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi para Mahasiswa maupun pihak – pihak lain
yang membutuhkan makalah ini. Terimakasih.
Medan, 10 November 2014
Penulis
i
DAFTARISI
Kata Pengantar ……………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ……………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
a. Mengenal Bayi …………………………………………….. 2b. Karakteristik Bayi …………………………………………….. 2c. Karakteristik Usia Prasekolah …………………………………………….. 3d. Peran Makanan Pada Bayi …………………………………………….. 3e. Kebutuhan Gizi Bayi …………………………………………….. 4f. Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) …………………………………………….. 5g. Makanan Bayi …………………………………………….. 9h. Faktor Gangguan Gizi Pada Bayi …………………………………………….. 13i. Akibat Gizi Tak Seimbang …………………………………………….. 16
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan …………………………………………….. 19
Daftar Pustaka …………………………………………….. 20
BABI
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi
keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor
internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak.
Anak bayi memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh
karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak. Gizi yang baik berperan
penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang
optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan
tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan
makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
1
BABII
PEMBAHASAN
A. Pemenuhan Gizi Pada Bayi1. Mengenal Bayi
Secara harfiah, bayi atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena
faali bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak
ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu
(ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat
seperti orang dewasa.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai
dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya,
faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya
pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Berdasarkan karakteristiknya, bayi usia 1-5 tahun
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang
dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal
dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah
lebih dikenal sebagai konsumen aktif.
2. Karakteristik Bayi
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak bayi diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang
masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
3. KarakteristikUsia Prasekolah 2
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras kepala “. Akibat
pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai
senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi
yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat
dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, keadaan
lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan
pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang
dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.
4. Peran Makanan Bagi Bayi
Makanan sebagai sumber zat gizi yang dimana didalam makanan terdapat enam jenis zat
gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi
bayi sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan
protein. Bagi bayi, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga bayi relatif lebih besar daripada orang dewasa.
Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh bayi, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus
atau rusak.
Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur :
Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun
yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
5. Kebutuhan Gizi Bayi 3
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi bayi dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada
usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun
seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, bayi sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang
usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air pada bayi dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.
Golongan Umur ( tahun )Kebutuhan Energi ( kkal / kg BB )Pria Wanita
0-1 110 – 120 110 – 1201-3 100 1004-6 90 906-9 80 – 90 60 – 80
10-14 50 – 70 40 – 5514 -18 40 – 50 40
Tabel : Kebutuhan Energi / Hari
6. Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) 4
Bayi membutuhkan Nutrisi dalam jumlah yang memadai untuk bisa menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya yang berjalan dengan pesat. Makanan yang diberikan
tidaklah cukup hanya sekadar membuhi rasa laparnya saja. Namun yang terpenting juga harus
memnuhi Angka Kecukupan Gizi yang telah ditetapkan berdasarkan usia anak. Pemberian
Nutrisi yang baik dan tepat akan sangat penting untuk menunjang kesehatan anak. Kebutuhan
nutrisi bayi tentu saja berbeda dengan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa, sehingga Angka
Kecukupan Gizinya pun tentu akan berbeda.
Perbedaan ini terlihat baik dalam hal jumlah maupun proporsi nutrisinya. Misalnya saja
proporsi Zat Gizi Mikro. Pada bayi, proporsi Lemak lebih banyak dibutuhkan dibandingkan
dengan proporsi Karbohidrat dan Protein. Kebutuhan nutrisi pada bayi akan terus mengalami
perubahan seiring dengan bertambahnya usia dan aktivitasnya.
Angka Kecukupan Gizi ialah angka yang memberi informasi mengenai kebutuhan tubuh
secara umum akan nutrisi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tersebut. Namun, angka
kecukupan gizi ini bukanlah angka yang mutlak. Hal ini dikarenakan angka kecukupan gizi
ini bisa saja berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan ini biasanya tergantung pada
kebutuhan setiap individu, dipengaruhi pula oleh Gender, Berat Badan, Tinggi Badan dan
juga Aktivitas fisik.
Angka Kecukupan Gizi pada Bayi Usia 0 – 6 bulan
Pada saat bayi semua kebutuhannya akan gizi sudah terpenuhi dengan baik oleh Air Susu Ibu
( ASI ). Sehingga tidak diperlukannya makanan tambahan sebelum bai berusia 6 bulan.
Peranan ASI dalam mencukupi kebutuhan bayi pun berkurang ketika bayi berusia 6 bulan.
Ketika itu, ASI hanya mampu mencukupi sekitar 70 % dari kebutuhan nutrisi bayi.
Sementara sisanya harus terpenuhi dari makanan tambahan yang diberikan sebagai
pendamping ASI.
5Berikut ini adalah Angka Kecukupan Gizi bayi berusia 0 – 6 bulan berdasarkan jenis zat
Jeniz Zat Banyaknya
Energy 550 kkal
Protein 10 gr
Vit A 375 RE
Vit D 5 ug
Vit E 4 mg
Vit K 5 ug
Thiamin 0,3 mg
gizi :
Riboflavin 0,3 mg
Niasin 2 mg
Asam Folat 65 ug
Piridoksin 0,1 mg
Angka Kecukupan Gizi pada Bayi Usia
6 bulan – 1 tahun
Tahun pertama merupakan masa penting dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Biasanya bayi mengalami pertumbuhan yang pesat pada masa ini, sehinga angka
kecukupan gizinya pun tentu juga bertambah. Selain itu, bayi juga mulai diberikan makanan
tambahan sebagai pendamping ASI.
1. Energi
Kebutuhan energy bayi pada usia ini adalah 2 – 4 kali lebih besar dibandingkan energy
yang dibutuhkan oleh orang dewasa. Tingginya asupan kalori ini digunakan untuk menunjang
begitu pesatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta cepatnya metabolisme dalam
tubuh bayi. Itulah sebabnya mengapa bayi lebih sering dan cepat merasa lapar dibandingkan
orang dewasa. Kebutuhan energy pada usia ini adalah 950 kkal / hari.
2. Protein 6
Protein dikenal memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan,
protein yang terdapat dalam ASI mengandung asam amino essensial yang sangat dibutuhkan
yubuh, namun jumlah asupan protein tidaklah melebihi 20 % dari asupan total makanan.
Karena kelebihan protein protein akan memperberat kerja ginjal bayi.
3. Lemak
Jeniz Zat
BanyaknyaVit B12 0,4 ug
Vit C 40 mg
Kalsium 200 mg
Fosfor 100 mg
Magnesium 25 mg
Besi 0,5 mg
Yodium 0 ug
Seng 1,3 mg
Selenium 5 ug
Mangan 0,003 mg
Flour 0,01 mg
Lemak berperan sebagai sumber energy terbesar bagi bayi. Dari total keseluruhan energy
, lemak yang dibutuhkan ialah sekitar 30 -50 %. Jumlah ini merupakan jumlah proporsional
sesuai dengan angka kecukupan gizi bayi. Jia terlalu banyak yang masuk kedalam tubuh
makaakan mengakibatkan ganguan pencernaan.Berperan penting dalam proses tumbuh
kembang sel-sel saraf otak untuk kecerdasan anak. Lemak yang diperlukan yaitu asam lemak
esensial (asam linoleat atau omega 6, asam linolenat atau omega 3) dan asam lemak non
esensial (asam oleat atau omega 9, EPA, DHA, AA.
4. Vitamin dan Mineral
Terdapat berbagai masam Vitamin yang dibutuhkan oleh bayi. Namun diawal
kehidupannya, Vitamin K merupakan vitamin essensial yang diperlukan. Vitamin K berperan
dalam hal pencegahan terhadap resiko terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir. Selain itu,
vitamin yang dibutuhkan ialah Vitamin D yang berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
serta membantu penyerapan kalsium oleh tubuh. Selain itu, cadangan zat besi pada bayi
biasanya akan mulai berkurang pada usia sekitar 4 bulan. Itulah sebabnya penting untuk
memberikan suplementasi zatbesi ketika bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
pendamping ASI. Makanan yang kaya aka zat besi adalah Beras Merah, Daging Merah, Hati
dsb. Yodium dan Seng adalah jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan bayi.
5. Yodium
Berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh sehingga tidak mengalami
hambatan seperti kerdil atau ukuran tubuh tidak berkembang. Selain itu juga berperan dalam
proses metabolisme tubuh, mengubah karoten yang terdapat dalam makanan menjadi Vit. A.
6. Air7
Kebutuhan air pada bayi sekitar 1,5 ml untuk setiap kalori yang terkandung dalam
makanannya. Kebutuhan akan air biasanya sudah terpenuhi dari ASI atau susu formula yang
biasa dikonsumsinya. Sebab, keduanya mengandung 95 % air. Namun dalam beberapa
kondisi tertentu,dibutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Misalnya saat bayi diare, demam,
dan juga muntah muntah. Kondisi tersebut bisa menyebakan bayi mengalami dehidrasi jika
tidak dibarengi dengan tambahan air yang memadai.
7. Kalsium
Penting dalam pembentukan tulang dan gigi, kontraksi dalam otot, membantu penyerapan
vitamin B12 (untuk mencegah anemia dan membantu sel darah merah).
8. Zinc atau Zat Seng
Tersebar di semua sel, jaringan dan organ tubuh. Diperlukan untuk pertumbuhan fungsi
otak dan mempengaruhi respons tingkah laku dan emosi anak.
9. Zat Besi
Diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan mempengaruhi penggunaan energi yang
diperlukan tubuh, pembentukan sel darah yang membantu proses penyebaran zat gizi serta
oksigen ke seluruh organ tubuh.
10. Asam Folat
Sangat penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah merah dan sel
darah putih dalam sumsum tulang, berperan dalam pematangan sel darah merah dan
mencegah anemia. (Mia/Igw)
Berikut ini adalah Angka Kecukupan Gizi berdasarkan jenis zat gizi pada bayi 6 bln – 1 thn :8
Jeniz Zat
Banyaknya
Jeniz Zat Banyaknya
Energy 650 kkal Vit B12 0,5 ug
Protein 16 gr Vit C 40 mg
Vit A 400 RE Kalsium 400 mg
Vit D 5 ug Fosfor 225 mg
Vit E 5 mg Magnesium 55 mg
Vit K 10 ug Besi 7 mg
Thiamin 0,4 mg Yodium 90 ug
Riboflavin 0,4 mg Seng 7,5 mg
Niasin 4 mg Selenium 10 ug
Asam Folat 80 ug Mangan 0,6 mg
Piridoksin 0,3 mg Flour 0,4 mg
7. Makanan Bayi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi masih berlangsungsampai dewasa. Makanan yang
paling sesuai untuk bayi adalah Air Susu Ibu. Karena ASI memang diperuntukkan bagi bayi
bayi yang khasiatnya sebagai makanan pokok untuk bayi tersebut.
Keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi ialah :
a. ASI mengandung hamper semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan
konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
b. ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi, dimana laktosa ini dalam usus akan
mengalami peragihan hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat dalam usus
bayi
c. ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dar berbagai
penyakit infeksi
d. ASI lebih aman dari kontaminasi karena diberikan langsung
e. Resiko alergi pada bayi kecil sekali
f. ASI dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih sayang antara Ibu dan
Bayi
g. Suhu ASI sesuai dengan suhu tubuh bayi
h. ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik9
i. ASI lebih ekonomis, praktis dan tersedia setiap waktu
Bayi yang berusia 6 bulan – 1 tahun harus diberi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
a. Memulai MPASI
Mungkin tidak semua Ibu bisa memberikan ASI Ekslusif, namun pada dasarnya
pemberian tambahan makanan padat dimulai pada usia 6 bulan.
Tujuan :memberikan MPASI ialah memberikan pelengkap gizi bagi bayi. Bayi yang
berusia 6 bulan keatas memerlukan lebih banyak energy untuk bergerak dan
memerlukan zat gizi, vitamin dan mineral lebih banyak dari saatdia hanya
menyusu untuk perkembangan serta pertumbuhan.
Syarat : - Diberikan tanpa menghentikan ASI
- Bayi berumur lebih dari 6 bulan
- Diberikan secara bertahap jumlah dan jenisnya
Kandungan Gizi MP ASI yang baik sesuai dengan usia bayi :
6 – 12 bulan
Energy 400 kkal
Protein 15 gram
Besi 11 mg
Zink 5 gr
Dsb
12 – 24 bulan
Energy 750 kkal
Protein 16 gram
Besi 11 mg
Zink 5 mg
Dsb
b. Usia Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI ) 10
Berdasarkan Penelitian para Ilmuwan kebutuhan nutrisi yang harus di konsumsi oleh bayi,
yaitu :
1. Usia 0 – 6 Bulan
Bayi hanya diberikan ASI saja, lebih sering lebih baik karena ASI banyak
mengandung zat – zat antibody yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, serta sangat baik untuk
pertumbuhan otak si bayi.
2. Usia 6 – 9 Bulan
Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping pada usia 6 bulan lebih karena dalam
hal ini alat cerna sudah berfungsi dengan baik, makan yang cocok diberikan diantaranya
bubur, tepung beras, bubur encer, pisang lumat dan pepaya lumat.
3) Usia 9 – 12 Bulan
Bayi diberikan ASI dan diberikan makanan pendamping seperti makanan bubur, nasi,
dan menginjak usia 10 bulan bayi mulai diperkenalkan makanan keluarga.
4) Usia 12 – 24 Bulan
Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang – kurangnya diberikan 3x
sehari dengan porsi setengah makan tetap diberikan makanan selingan 2 – 3x sehari.
Golongan Makanan
Usia ( Bulan ) ASI Lumat Lumat Lunak Padat
0 - 6
6 -7
7 - 9
9 -12
12 - 24
POLA PEMBERIAN MAKANAN
c. Jadwal Makan Bayi Usia 6 bulan – 12 bulan 11
6 - 7 Keterangan
Pukul
06.00 ASI / susu formula
08.00 Biskuit
10.00 Buah
12.00 Bubur Susu
13.00 ASI / susu formula
14.00 Biskuit
16.00 ASI / susu formula
18.00 Bubur susu
19.00 ASI / susu formula
7 - 8 Keterangan
Pukul
06.00 ASI / susu formula
08.00 Biskuit
10.00 Buah
12.00 Bubur Saring
13.00 ASI / susu formula
14.00 Bubur susu
16.00 ASI / susu formula
18.00 Bubur Saring
19.00 ASI / susu formula
8. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya
gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (bayi) adalah tidak sesuainya
9 - 12 Keterangan
Pukul
06.00 ASI / susu formula
08.00 Bubur susu
10.00 Buah
12.00 Nasi Tim
13.00 ASI / susu formula
14.00
16.00 ASI / susu formula
18.00 Bubur susu
19.00 ASI / susu formula
12
jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama
pada anak Bayi antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun
berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan
kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup).
Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh
mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak bayi.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan
keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan
atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap
bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat
besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.
c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan13
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering
kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,
ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi
secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan
sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua
beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk
untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara
pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan
gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya
tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat
memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan
kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian
ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat
dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
14g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini
juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang
memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis,
campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan.Anak yang belum dipersiapkan secara baik
untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut
juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan
lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila
tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan
usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
9. Akibat Gizi Tak Seimbanga. Kekurangan Energi dan Protein (KEP) 15
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein., yaitu :
Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
Nafsu makan terganggu sehingga tidak mau makan
Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus
terganggu
Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi
dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi
terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan badan kurus kering yang
disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan tidak sebanding dengan tinggi badannya.
Jika kekurangan ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam
jangka waktu yang lama maka akan terjadi keadaan stunting. Stunting , yaitu badan menjadi
pendek dan tinggi tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas tidak kurus.
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk, yaitu :
⌛ Marasmus
Pada kasus marasmus, badan terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang
tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
⌛ Kwashiorkor
Badan terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam
jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan
(wasting). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ), misalnya
karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
⌛ Marasmus-Kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini
dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari
asupannya.
b. Obesitas 16
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan
lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan.
Berdasarkan penelitian, obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
⌛ Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
⌛ Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
⌛ Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
⌛ Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan
orangtua.
⌛ Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
c. Penyebab Bayi Kurang Nafsu Makan
a. Faktor penyakit organis
b. Faktor gangguan psikologi
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut :
Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan
menangis
Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu
sehingga anak menjadi tertekan
Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan
tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang
tuanya.
c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik17
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan :
1. Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan
menyembuhkan penyakitnya melalui dokter.
2. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat
memberi makan anak.
c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan
denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan
makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)
d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya
dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.
3. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa
hal berikut ini :
a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-
benar lapar dan haus
b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak
menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi
oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi
kandungan gizi maupun kebersihannya.
d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi
lebih.
e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
BAB III 18
PENUTUP
A. Kesimpulan1. Pemenuhan gizi bayi dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.
2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
sangat diperlukan bagi bayi.
3. Dan pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh
status gizi yang baik.
4. Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan
dan kecerdasan bagi otaknya.
5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk bayi yaitu serat makan dan
kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan, vitamin
serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan emosional.
19
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT
Gramedia. Jakarta.
Almasyhuri .1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil . Penelitian Gizi
dan Makanan . Jilid 21 : 15
DR. Merryana Adriani, SKM, MKES dan Prof. DR. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN, PHD, SPGK
: Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan, Perpustakaan ABH, Jakarta.
ht t p: / /An g ka Kecukupan Gizi pada Bayi - ANNEAHIRA.COM.htm
htt p:/ /Angka Kecukupan Gizi pada Bayi _ blogkesehatan.net.htm
20
Top Related