VARIASI INTRA POPULASI
Oleh :
Nama : Gina AmaliaNIM : B1J013004Rombongan: VIIKelompok : 5Asisten : Ichsan Dwiputra Sofiadin
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi merupakan sekumpulan individu sejenis yang berinteraksi pada
tempat dan waktu yang sama. Berbagai populasi dari spesies yang berbeda dan hidup
bersama disebut komunitas. Satu kelompok yang memiliki ciri khas tertentu dan
terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda dikenal dengan ekosistem.
Bertambahnya anggota populasi menyebabkan kepadatan populasi bertambah
sehingga antar individu harus bersaing untuk mencukupi kebutuhan hidup masing-
masing (Nurhamiyawan et al., 2013).
Populasi dari kebanyakan hewan terdiri atas beberapa phena
yang berbeda, sebagai hasil beberapa proses seperti variasi umur,
variasi seksual, variasi musiman, polymorfisme dan sebagainya.
Kegagalan mengenai variasi ini akan berakibat pada kesalahan
dalam penentuan suatu spesies dan kategori tertentu. Oleh karena
itu, pemahaman mengenai variasi yang terjadi pada populasi
hewan sangat penting dalam taksonomi (Inger and Iskandar, 2005).
Variasi intra populasi yaitu perbedaan-perbedaan yang
terdapat pada hewan-hewan dalam suatu populasi. Variasi di alam
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor
non genetik. Faktor genetik yaitu faktor yang mempengaruhi
variasi spesies dikarenakan oleh peristiwa pewarisan sifat dari
tetua ke keturunannya, yaitu melalui faktor pembawa keturunan
(DNA). Faktor non genetik yaitu faktor yang mempengaruhi variasi
spesies dalam populasi dikarenakan faktor selain genetik, yaitu
seperti dikarenakan variasi umur, variasi musiman pada suatu
individu, variasi social dan variasi habitat (Inger and Iskandar,
2005).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara variasi intra populasi, yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengenali berbagai variasi (umur, seksual,
musiman, polimorfisme dan sebagainya) pada suatu populasi
hewan.
2. Mahasiswa dapat menentukan spesies hewan berdasarkan
berbagai variasi yang terdapat pada suatu populasi.
3. Mahasiswa dapat menggunakan software aplikasi komputer
dalam penelitian tentang variasi intra dan inter populasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Variasi intra populasi ialah keanekaragam baik bersifat
morfologi maupun genetik yang dimiliki oleh suatu spesies dalam
suatu populasi. Variasi inter populasi adalah keanekaragaman
antar populasi. Variasi terjadi karena dua faktor, yaitu faktor
genetik dan non genetik (Tenzer, 2003).
Variasi genetik adalah variasi yang disebabkan oleh mutasi,
aliran gen dan rekombinasi. Variasi ini diwariskan karena terjadi
perubahan struktur dan komposisi kimia di dalam gen. Variasi ini
sering menyebabkan terbentuknya individu baru yang secara
genetis berbeda dengan induknya (Jones and Luchsinger, 1986).
Variasi genetik umumnya dipengaruhi oleh pola atau cara
reproduksi (breeding system) dan keseluruhan proses seleksi alam.
Macam-macam variasi genetic, yaitu:
1. Variasi seksual dimorfisme seperti perbedaan sek primer dan sek sekunder,
perbedaan kelamin primer maupun sekunder pada suatu individu atau terdapat
pada individu berbeda, contohnya pada jangkrik dan kadal. Spesies jantan
dan betina mengalami kondisi lingkungan yang serupa dan
memiliki warisan genetik yang sama sehingga jika jenis kelamin
berbeda di beberapa sifat genetik, hanya ada sebuah kumpulan
terbatas dari gaya selektif yang dapat dilibatkan untuk
menjelaskan perbedaan, misalnya ukuran tubuh yang lebih
besar mungkin meningkatkan keberhasilan reproduksi betina
karena reproduksi betina memungkinkan fekunditas yang lebih
baik atau mungkin keberhasilan reproduksi jantan meningkat
jika kemampuan seekor jantan untuk menang bertarung
melawan musuh jantannya tinggi. Oleh karena itu, studi tentang
seksual dimorfisme memberikan kesempatan bagus untuk
memeriksa dasar selektif yang diduga untuk perbedaan sifat
morfologi (Dubey et al., 2011).
2. Variasi gynadromorfi, organisme yang memiliki karakter jantan dan betina.
Contohnya pada kupu-kupu.
3. Variasi intersek, yaitu istilah umum yang digunakan untuk berbagai kondisi di
mana suatu individu dengan anatomi reproduksi atau seksual yang tampaknya
tidak sesuai dengan definisi khas perempuan atau laki-laki.
4. Variasi strain seksual, yaitu keadaan dimana hewan bersifat hermaprodit
sekuensial yaitu memiliki kelamin ganda, gamet tersebut matang secara
bergantian dan melakukan fertilisasi dengan individu lain serta menghasilkan
individu polimorfik, yaitu memiliki variasi alel. Variasi ini terjadi pada ikan
sidat dan belut.
5. Variasi uniparental, keadaan dimana hewan bersifat hermaprodit sinkroni, yaitu
memiliki kelamin ganda dan kedua gametnya (jantan dan betina) matang secara
bersamaan yang kemudian melakukan fertilisasi sendiri dan menghasilkan
individu monomorfik, yaitu tidak memiliki variasi alel karena berasal dari tetua
yang sama. Contohnya pada cacing pita.
6. Variasi diskontinyu, terjadi ketika fenotip sifat dikendalikan oleh gen tunggal
dan dapat dimasukkan ke dalam dua kelas fenotip berbeda.
7. Variasi kontinyu, yaitu kondisi dimana di dalam suatu populasi terdapat spesies
yang sangat mirip dan spesies yang memiliki tingkat kemiripan semakin jauh.
Variasi non genetik atau variasi somatis adalah variasi yang
disebabkan pengaruh faktor-faktor lingkungan, baik faktor fisika,
kimia maupun biotik. Variasi ini bersifat sementara dan tidak
diwariskan, namun dapat menyebabkan terbentuknya klon baru
yang secara genetik sama. Variasi non genetik dapat terjadi karena
adanya variasi umur (katak), variasi musiman (burung), variasi
musiman pada beberapa keturunan (kupu-kupu), variasi sosial
(rayap dan lebah), variasi kepadatan (belalang) dan sebagainya.
Variasi genetik terjadi karena adanya seksual dimorfisme (kadal),
gynandromorfi (kupu-kupu) dan interseks, strain seksual dan
uniparental serta variasi diskontinyu dan variasi kontinyu (Jones
dan Luchsinger, 1986). Berikut beberapa variasi non genetik beserta
contohnya, yaitu:
1. Variasi umur, yaitu setiap tahapan perkembangan memiliki morfologi yang
berbeda, contohnya adalah katak (Fejervarya cancrivora).
2. Variasi Sosial
Variasi yang terjadi pada hewan yang hidupnya berkoloni sehingga
menimbulkan struktur kasta pada kehidupannya. Contoh spesies yang memiliki
variasi sosial ini adalah lebah madu dan rayap.
3. Variasi musiman pada suatu individu, yaitu hewan yang hidupnya melalui
beberapa musim dan dapat memperlihatkan variasi individu. Contohnya burung
akan memiliki warna yang lebih cerah pada musim kawin dan pucat setelah
musim kawin berubah.
4. Variasi musiman pada keturunan yang berbeda misalnya, invertebrata yang
bereproduksi beberapa kali sepanjang tahun, anakan yang muncul pada musim
dingin akan lebih pucat dari yang lahir pada musim panas dan beberapa kupu-
kupu tropis memiliki phena musim kering (kemarau) dan phena musim hujan.
5. Variasi habitat, yaitu perbedaan tempat hidup pada suatu, contohnya bivalvia
yang hidup di hulu berbeda morfologinya dengan bivalvia yang hidup di hilir
sungai.
6. Variasi karena induksi kondisi iklim temporer, yaitu variasi yang terjadi karena
adanya perubahan iklim secara temporer. Contohnya adalah ikan akan hidup
lebih lambat jika kondisi lingkungannya buruk dan suplai makan sedikit,
sebaliknya akan tumbuh cepat jika lingkungan baik dan banyak suplai makanan.
7. Variasi yang ditentukan oleh inang, yaitu perbedaan morfologi parasit yang
disebabkan oleh perbedaan inangnya. Contohnya Laconium corni yang hidup
pada inang Prunus akan memperlihatkan tubuh yang lebih besar dengan alat
gerak yang lebih pendek jika dibandingkan inang Photinia yang memiliki tubuh
lebih kecil tetapi alat geraknya lebih panjang. Parasit yang hidup pada inang
berbeda akan memeiliki perbedaan morfologi atau bahkan fisiologis.
8. Variasi tergantung kepadatan, yaitu variasi yang disebabkan padatan suatu
populasi dan berdampak pada perbedaan morfologi. Contohnya pada sapi yang
dipelihara berjumlah 10 dengan yang berjumlah 5, apabila diberikan pakan
dengan jumlah yang sama, akan menghasilkan sapi-sapi yang morfologinya
berbeda.
9. Variasi alometrik, yaitu perbedaan morfologi karena adanya barier (pemisah)
contohnya yaitu manusia.
10. Variasi neurogenik, yaitu variasi yang terfokus pada perubahan warna hewan
sebagai respon terhadap lingkungan. Perubahan terjadi karena menyebar atau
berkumpulnya organ pembawa warna (kromatofor). Contohnya pada bunglon,
crustacea, cephalopoda dan vertebrata berdarah dingin.
11. Variasi traumatik yaitu variasi yang disebabkan oleh induksi parasit yaitu selain
dampak umum parasitisme seperti pembengkakan, kelainan dan luka mekanik
lainnya juga dapat menyebabkan modifikasi struktur dan variasi karena kelainan
morfologi, contoh genus Andrena (lebah) parasitisme oleh Stylops menyebabkan
mengecilnya kepala, abdomen membesar, pertulangan sayap dan sebagainya
(Zug, 1997).
Phena adalah istilah untuk menunjuk perbedaan bentuk atau fenotip yang
terjadi dalam satu populasi (varian individu). Spesies Sibling adalah Spesies yang
sangat mirip dengan morfologi, perilaku dan karakteristik lain tetapi hewan-hewan
tersebut terisolasi reproduktif (terlahir dalam keadaan steril). Contoh spesies dari
spesies sibling adalah mule, hasil persilangan antara keledai dan kuda (Tenzer,
2003).
Arlequin berasal dari bahasa Perancis “Arlecchino”. Arlequin dirancang
dengan kemampuan polimorfik. Arlequin digunakan untuk metode uji statistik,
mengekstrak informasi mengenai genetika, melihat variasi intra populasi serta
demografi koleksi sampel populasi. Uji statistik yang diterapkan pada Arlequin telah
dipilih untuk meminimalkan asumsi yang tersembunyi (Bondone, 2012).
DnaSP adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis
data DNA polimorfisme secara komprehensif. Fitur yang disediakan pada Dnasp
memungkinkan untuk analisis DNA polimorfisme pada set data yang besar. Metode
yang diterapkan yaitu analisis pada beberapa file data, pentahapan haplotype, analisis
penyisipan atau penghapuskan data polimorfisme serta memvisualisasi integrasi
mengenai penjelasan genom (Bondone, 2012).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum acara variasi intra
populasi adalah bak preparat, pinset, alat tulis, software Arlequin
3.5 dan Dna SP serta komputer.
Bahan yang digunakan adalah setiap tahapan hidup katak
(Fejervarya cancrivora), kadal jantan dan betina (Mabouya
multifasciata), jangkrik jantan dan betina (Gryllus sp.), gambar
lebah (Apis sp.), ikan Mas Koki berbagai jenis (Carrasius auratus
auratus), dan sequens nukleotida beberapa spesies hewan.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengamati setiap tahapan hidup katak mulai dari telur hingga
katak dewasa.
3. Menggambar setiap tahapan hidup katak dan memberi
keterangan gambarnya.
4. Mengamati, menggambar dan memberi keterangan gambar
jangkrik jantan dan betina.
5. Mengamati, menggambar dan memberi keterangan gambar
kadal jantan dan betina.
6. Mengamati gambar lebah.
7. Mengamati perbedaan morfologi ikan Mas Koki dari berbagai
jenis.
8. Sekuens nukleotida dari beberapa spesies dianalisis dengan
menggunakan software Arlequin dan DnaSP.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Deskripsi Karakter Morfologi Ikan
No
.
Jenis Ikan Deskripsi Karakter
Ikan Mas Koki
(Carrasius auratus auratus)
1. Ikan Mas Koki jenis Tiger memiliki wen
atau tonjolan di kepala dengan dua sirip
anal. Bentuk mulut dari ikan koki jenis ini
adalah bulat dan memiliki corak orange
putih dengan bentuk tubuh yang besar,
memiliki sirip caudal bercabang dua serta
mata yang tidak menonjol.
2. Ikan Mas Koki jenis Lowo tidak memiliki
wen atau tonjolan di kepala, memiliki
sebuah sirip anal, memiliki bentuk mulut
bulat kecil. Ikan koki ini bercorak hitam
dengan bentuk tubuh bulat panjang,
memiliki sirip caudal bercabang dua serta
memiliki mata yang menonjol.
3. Ikan Mas Koki jenis Tosa tidak memiliki
wen atau tonjolan di kepala, tidak memiliki
sirip anal, memiliki bentuk mulut yang
lancip. Ikan koki ini bercorak kuning hitam
dengan bentuk tubuh bulat pendek,
memiliki sirip caudal bercabang dua serta
memiliki mata yang rata.
4. Ikan Mas Koki jenis Penser memiliki wen
atau tonjolan di kepala, memiliki dua sirip
anal, bentuk mulutnya bulat dengan corak
tubuh berwarna orange. Bentuk tubuh dari
ikan Koki jenis ini adalah bulat panjang,
sirip caudal bercabang dua dan mata yang
rata.
5. Ikan Mas Koki jenis Komet tidak memiliki
wen atau tonjolan di kepala, memiliki
sebuah sirip anal, bentuk mulut yang bulat,
memiliki bentuk tubuh yang panjang dengan
corak berwarna putih orange, sirip caudal
tidak bercabang dan memiliki mata yang
rata.
6. Ikan Mas Koki jenis Mutiara tidak memiliki
wen atau tonjolan di kepala, memiliki
sebuah sirip anal, memiliki bentuk mulut
lancip. Ikan koki ini bercorak orange, hitam
dan putih dengan dengan bentuk tubuh bulat
kecil, sirip caudal bercabang dua serta
memiliki mata yang rata.
Tabel 2. Perbedaan Karakter Morfologi Ikan
NoKarakte
r
Jenis Ikan
Tiger Lowo Tosa Penser Komet Mutiara
1 Wen √ - √ √ - -
2Sirip
Anal2 1 - 2 1 1
3Sirip
Caudal
Bercabang
dua
Bercabang
dua
Bercabang
dua
Bercabang
dua
Tidak
bercabang
Bercabang
dua
4 Mulut Lancip Bulat kecil Lancip Bulat Bulat Lancip
5 CorakOrange,
putihHitam
Kuning,
hitamOrange
Putih,
orange
Orange,
hitam,
putih
6Bentuk
tubuh
Bulat
besar
Bulat
pendek
Bulat
pendek
Bulat
panjangPanjang Bulat kecil
7 Mata Rata Menonjol Rata Rata Rata Rata
Nama lokal : Katak sawahNama Ilmiah : Fejervarya cancrivoraJenis Variasi : Variasi non genetik (variasi umur)
Nama lokal : Lebah maduNama Ilmiah : Apis sp.Jenis Variasi : Variasi non genetik (variasi sosial)
12
3
4
Nama lokal : JangkrikNama Ilmiah : Gryllus sp.Jenis Variasi : Varias genetik (variasi seksual dimorfisme)
Nama lokal : KadalNama Ilmiah : Mabouya multifasciataJenis Variasi : Variasi genetik (variasi seksual dimorfisme)
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Tiger)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)
Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Lowo)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)
Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Tosa)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)
Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Penser)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi Genetik (polimorfisme)
Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Komet)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi Genetik (polimorfisme)
Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Mutiara)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)
AMOVA design and results :--------------------------
Weir, B.S. and Cockerham, C.C. 1984. Excoffier, L., Smouse, P., and Quattro, J. 1992. Weir, B. S., 1996.---------------------------------------------------------------------- Source of Sum of Variance Percentage variation d.f. squares components of variation---------------------------------------------------------------------- Among groups 2 90.456 0.82691 Va 24.03
Among populations within groups 12 133.611 0.44076 Vb 12.81
Within populations 285 619.273 2.17289 Vc 63.16---------------------------------------------------------------------- Total 299 843.340 3.44055---------------------------------------------------------------------- Fixation Indices FSC : 0.16864 FST : 0.36845 FCT : 0.24034----------------------------------------------------------------------
Significance tests (1023 permutations)------------------
Vc and FST : P(rand. value < obs. value) = 0.00000 P(rand. value = obs. value) = 0.00000 P-value = 0.00000+-0.00000
Vb and FSC : P(rand. value > obs. value) = 0.00000 P(rand. value = obs. value) = 0.00000 P-value = 0.00000+-0.00000
Va and FCT : P(rand. value > obs. value) = 0.04203 P(rand. value = obs. value) = 0.00000 P-value = 0.04203+-0.00591
B. Pembahasan
Variasi yang dialami oleh katak (Fejervarya cancrivora) yaitu variasi non
genetik yang termasuk variasi umur dengan variasi pada setiap perkembangan
hidupnya. Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh
mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air.
Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang yang diikuti dengan tumbuhnya kaki
depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah
masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai katak kecil. Pembuahan pada
katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan
memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang
katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur.
Katak jantan akan melepaskan spermanya ke air secara bersamaan, sehingga bisa
membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Katak merupakan variasi umur
dilihat dari fase telur, berudu berekor, berudu berkaki, katak kecil.
Variasi yang dialami oleh lebah adalah variasi sosial yang termasuk kedalam
variasi non genetik. Lebah madu merupakan salah satu serangga sosial yang hidup
dalam suatu koloni dan terdiri atas ribuan individu. Jumlah populasinya sangat
tergantung dari jenis ratu lebahnya. Terdapat 3 kasta pada suatu koloni lebah yang
dipimpin oleh ratu lebah dan terdapat ribuan ekor lebah pekerja dan puluhan lebah
jantan yang membangun sarang bersama-sama. Mereka melakukan pekerjaan sesuai
dengan tugas masing masing. Jika sarang telah dibangun maka ratu lebah akan
bertelur sebanyak-banyaknya. Susunan dan ukuran tubuh masing masing golongan
lebah disesuaikan dengan tugas yang dilaksanakan oleh lebah itu. Misalnya lebah
ratu, karena tugasnya hanya bertelur maka tubuhnya lebih besar dari lebah jantan dan
lebah pekerja, sedangkan lebah jantan ukurannya lebih besar dari lebah pekerja.
Lebah pekerja memiliki bentuk tubuh yang paling kecil.
Lebah ratu hanya bertugas memeriksa lubang-lubang sarang, jika didapati
lubang masih kosong maka lebah ratu segera memasukkan perutnya ke dalam dan
meletakkan telur. Jika ada dua ratu, kedua ratu ini akan berkelahi memperebutkan
posisi ratu. Lebah inilah yang akan mencetak berpuluh puluh ribu lebah yang
meliputi lebah jantan, lebah pekerja dan ratu muda. Sepanjang hidupnya lebah ratu
tidak pernah meninggalkan sarangnya. Lebah ratu merupakan satu satunya lebah
petelur seumur hidup karena ia hanya hidup untuk bertelur. Ia merupakan mesin
petelur untuk menjamin kelestarian koloni lebah. Jenis kelamin telur ditentukan oleh
beberapa hal diantaranya ruangan, pakan, iklim atau cuaca dan tingkah laku lebah
ratu. Lebah ratu hanya mengalami perkawinan sekali dalam hidupnya yaitu pada
awal kedewasaannya. Lebah ratu yang masih muda pada masa kawinnya akan
memilih salah satu diantara ratusan ekor lebah jantan yang paling kuat untuk
mengawininya. Lebah ratu dihasilkan oleh lebah ratu sebelumnya (induk ratu). Mula
mula induk ratu bertelur yang kemudian menetas dan menjadi lebah pekerja dan
lebah jantan tapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika dari sekian banyak telur
itu akan menetas seekor calon lebah ratu.
Lebah pekerja merupakan lebah penghuni sarang yang paling banyak
jumlahnya dibandingkan dengan lebah jantan. Lebah pekerja adalah lebah betina
yang alat reproduksinya tidak sempurna atau steril sehingga tidak dapat bertelur dan
pakan yang diterima ketika masih berwujud larva berbeda dengan pakan yang
diterima larva lebah ratu sehingga perkembangannya berbeda. Sarang lebah madu,
lebah pekerja dapat mencapai jumlah ribuan ekor, lebih banyak daripada jumlah
lebah jantan. Setiap lebah pekerja mempunyai tugas tertentu. Kegiatan yang
dilakukan tidak pernah berhenti selama hidup di dalam koloni. Lebah pekerja yang
baru dilahirkan langsung mendapat tugas yang sangat berat yaitu membersihkan
sarangnya agar dapat digunakan kembali. Tapi pekerjaan ini hanya berlangsung 3
hari. Ketika berumur 3–10 hari, lebah pekerja bertugas menjaga dan memberi pakan
kepada larva. Mereka membuat pakan khusus yang sangat dibutuhkan oleh larva.
Lebah pekerja pada saat ini disebut sebagai lebah perawat dan tugasnya berlangsung
6–7 hari, selanjutnya lebah pekerja mendapat tugas baru yaitu memoles sisiran
sarang dengan lilin. Lilin lebah dihasilkan melalui kelenjar lilin lebah pekerja yang
bertugas membangun sarang. Beberapa hari kemudian, lebah pekerja mulai
menyimpan nektar, tepung sari dan royal jelly yang dibawa oleh lebah pekerja
lainnya untuk persediaan. Saat itu ia disebut sebagai lebah pengolah madu. Tugasnya
memproses nektar menjadi madu, memeram madu dan membuat campuran madu
dengan tepung sari. Sepanjang hari lebah pekerja pulang pergi dari tempat yang
banyak sumber makanan kesarangnya. Lebah pekerja terbang mencari bunga-bunga
dan sumber air di sekitar sarangnya, bahkan di saat musim bunga telah berlalu, ia
terbang ketempat yang jarak dengan sarangnya relatif sangat jauh untuk
mendapatkan sumber nektar. Gerakan sayap diatur oleh otot otot dadanya, jika otot
dijulurkan ke bawah maka sayapnya akan membentang ke atas, sedangkan jika
ototnya ditarik keatas sayapnya akan menurun.
Lebah jantan mempunyai ukuran tubuh yang paling besar dan lebih ribut
dibandingkan lebah ratu dan lebah pekerja. Walaupun besar namun panjang
tubuhnya tidak melebihi panjang tubuh lebah ratu dan lebih besar dari lebah pekerja
serta warnanya kehitam hitaman dan suara dengungnya lebih keras. Lebah jantan
tidak memiliki sengat, mempunyai lidah yang pendek dan digunakan untuk
mengambil pakan dari lebah pekerja dan dari sel penyimpanan madu di dalam
sarang. Lebah jantan tidak memiliki kantong pollen, sekresi lilin dan kelenjar bau.
Lebah jantan tidak memiliki pekerjaan di dalam sarang, tetapi berfungsi untuk
mencari lebah ratu di luar sarang. Lebah jantan merupakan lebah penghuni sarang
yang malas, sering menghabiskan persediaan makanan dengan cara disuapi oleh
lebah pekerja. Fungsi utama lebah jantan adalah mengawini calon lebah ratu, dari
sekian banyak lebah jantan, hanya satu lebah yang bisa mengawini lebah ratu dan itu
sudah cukup untuk membuahi sekitar 20 juta telur. Setelah kawin, lebah jantan mati
karena kehabisan tenaga. Setelah perkawinan terjadi, lebah jantan yang tidak terpilih
untuk mengawini lebah ratu diabaikan oleh sesama penghuni sarang. Mereka
dianggap tidak berguna lagi. Disaat musim paceklik, lebah pekerja akan mengusirnya
keluar sarang. Lebah jantan yang tidak bisa lagi mencari pakan itu akan segera
terlantar dan mati kelaparan, sedangkan yang mencoba masuk kembali akan diserang
hingga tewas.
Jangkrik merupakan hewan yang termasuk contoh dari variasi seksual
dimorfisme, yaitu perbedaan sek primer dan sek sekunder yang dimilikinya. Jangkrik
merupakan serangga lompat yang termasuk dalam family Gryllidae. Tubuh jangkrik
mempunyai rangka luar dari bahan kitin yang disebut eksoskeleton. Jangkrik
bersayap dua pasang, sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang). Sayap
depan diistilahkan dengan nama tegmina, yaitu sayap yang berbentuk seperti kertas
perkamen dengan venasi atau alur-alur pembuluh darah yang sangat kompleks pada
sayap. Tubuh jangkrik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu caput, toraks dan
abdomen. Kepala jangkrik terdapat sepasang antena, mata dan mulut. Antena
digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata majemuk digunakan
sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk melihat bentuk dan warna, sedangkan
mata tunggal digunakan untuk membedakan intensitas cahaya. Bagian toraks
terdapat alat-alat gerak yang berupa dua pasang sayap, tiga pasang kaki dan terdapat
pronotum yang keras, menutup bagian dorsal hingga lateral toraks. Sayap depan
(tegmina) jangkrik jantan berbentuk gelombang, yaitu permukaannya tidak rata dapat
memproduksi suara dengan cara menggesekkan antar sayap depan tersebut,
sedangkan untuk membedakan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina, hal yang
paling mudah adalah dengan melihat jumlah ekornya dimana untuk jantan hanya
memiliki dua buah ekor sedangkan yang betina memiliki dua ekor ditambah dengan
satu alat penyuntik telur yang terdapat di tengahnya sehingga terlihat memiliki tiga
buah ekor. Selain dengan melihat jumlah ekornya, untuk membedakan antara
jangkrik jantan dan betina pada saat jangkrik dewasa sudah mempunyai sayap maka
jangkrik jantan memiliki motif keriput di sayapnya sedangkan untuk jangkrik betina
bentuk sayapnya terlihat lebih halus dengan corak yang teratur memanjang dari arah
kepala hingga menutupi perutnya.
Kadal (Mabouya multifasciata) juga merupakan hewan yang memiliki variasi
genetik seksual dimorfisme seperti perbedaan sek primer dan sek sekunder yang
dimilikinya. Ciri sek primer sendiri adalah merupakan organ yang berhubungan
langsung dengan reproduksi yaitu testis dan salurannya pada kadal jantan dan
ovarium dan salurannya pada kadal betina, sedangkan sek sekunder berguna untuk
membedakan jenis kadal berdasarkan tanda-tanda dari luar tubuh kadal. Ciri sek
sekunder terdiri dari dua jenis, yaitu tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan
reproduksi secara keseluruhan, misalnya bentuk morfologi dari organ reprodusinya
yaitu testis lebih kecil di bandingkan ovarium, yang kedua merupakan alat
bantu/organ tambahan waktu reproduksi misalnya organ Gonopodium pada ikan
seribu, Myxopterygium (clasper) merupakan modifikasi sirip perut pada ikan dan
Ovipositor berfungsi sebagai alat penyalur telur ke bivalvia dari ikan Rhodes amarus
dan Careoroctus betina. Contoh hewan lain yang memiliki variasi sek primer dan sek
sekunder adalah ikan.
Ikan mas koki (Carassius auratus auratus) adalah ikan air tawar dari familia
Cyprinidae dan ordo Cypriniformes. Varietas Carassius auratus auratus yang telah
didomestikasi dan menampilkan mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk
memampat bulat. Ikan mas koki ini merupakan salah satu contoh variasi genetic
polimorfisme, yaitu memiliki variasi morfologi yang banyak.
Ikan Mas Koki jenis Tiger memiliki wen atau tonjolan di kepala. Jumlah sirip
anal dari ikan Mas Koki ini adalah dua dan memiliki sirip caudal bercabang dua.
Bentuk mulut dari ikan koki jenis ini adalah bulat dan memiliki corak orange putih
dengan bentuk tubuh yang besar dan memiliki mata yang tidak menonjol.
Ikan Mas Koki jenis Lowo tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala,
memiliki sebuah sirip anal. Bentuk mulut ikan Mas Koki ini adalah bulat kecil. Ikan
koki ini bercorak hitam dengan bentuk tubuh bulat panjang, memiliki sirip caudal
bercabang dua serta memiliki mata yang menonjol.
Ikan Mas Koki jenis Tosa tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala dan
memiliki bentuk mulut yang lancip. Ikan koki ini bercorak kuning hitam dengan
bentuk tubuh bulat pendek. Ikan Mas Koki jenis Tosa tidak memiliki sirip anal,
namun memiliki sirip caudal bercabang dua serta memiliki mata yang rata.
Ikan Mas Koki jenis Penser memiliki wen atau tonjolan di kepala. Jumlah
sirip anal dari ikan Mas Koki ini adalah dua. Bentuk mulutnya bulat dengan corak
tubuh berwarna orange. Bentuk tubuh dari ikan Koki jenis ini adalah bulat panjang,
sirip caudal bercabang dua dan mata yang rata.
Ikan Mas Koki jenis Komet tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala.
Memiliki sebuah sirip anal, bentuk mulut yang bulat. Bentuk tubuhnya panjang
dengan corak berwarna putih orange. Sirip caudalnya tidak bercabang dan memiliki
mata yang rata.
Ikan Mas Koki jenis Mutiara tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala.
Memiliki sebuah sirip anal dan memiliki bentuk mulut lancip. Ikan Mas Koki ini
bercorak orange, hitam dan putih dengan dengan bentuk tubuh bulat kecil. Sirip
caudalnya bercabang dua serta memiliki mata yang rata.
Tridacna crocea berdasarkan wilayah geografisnya dibagi menjadi tiga
kelompok, kelompok pertama terdiri dari spesies biak, kelompok kedua terdiri dari
spesies Bira, Kendari, Kupang, Luwuk, Kota Kinabalu, Manado, Spermonde, Pulau
Sembilan, Sanggalaki dan Pulau Togian. Kelompok tiga terdiri dari populasi Pulau
Seribu, Karimunjawa dan Padang.
Langkah pertama yang dilakukan untuk mengoperasikan DnaSP adalah
dengan cara mengubah format data dalam bentuk FASTA terlebih dahulu agar dapat
dibaca oleh DnaSP. Buka aplikasi DnaSP kemudian klik open dan cari folder berisi
data bentuk FASTA tadi, lalu klik open dan pilih requend sequence set. Copy
sequens (mulai dari biak, bira dan selanjutnya), klik panah kanan dan pilih select all
jika datanya banyak. Setelah itu, klik add new sequence set dan akan muncul small
windows, lalu beri nama populasi dan klik ok. Cari populasi selanjutnya dengan cara
yang sama yaitu copy sequence, klik panah kanan dan pilih select all, lalu pilih add
new sequence, beri nama populasi dan klik ok. Ulangi langkah tersebut sampai
populasi terakhir, setelah semua populasi selesai di entri, klik update all entries. Data
untuk populasi sudah tersimpan. Pilih generate, kemudian klik Hypothyled data file
untuk mengetahui informasi sequence, klik considered dan selanjutnya pilih
included.
Langkah analisis data dengan menggunakan software Arlequin versi 3.5
yaitu, pertama pilih open project (pojok kiri atas), cari file yang akan dianalisis lalu
klik open. Setelah itu pilih setting dan klik analysis AMOVA, pilih stand AMOVA
computations. Kotak no of permutation di isi angka 1000, pada kotak kedua pilih
compute distance matrix, sedangkan pada kotak ketiga pilih pairwise defference,
gamma value dibiarkan 0. Untuk menganalisi interpopulasi molekuler pilih standar
kemudian klik start.
Hasil yang didapat pada análisis AMOVA menggunakan Arlequin yaitu
untuk komponen variasi pada kelompok adalah 0.82691 dengan persentasi 24.03,
kelompok pada suatu populasi adalah 0.44076 vb dengan persentasi 12.81 serta
dalam populasi sebesar 2.17289 Vc dengan persentasi 63.16. Nilai fiksasi indeks
untuk FSC menunjukkan hasil antar populasi, yaitu sebesar 0.16864, FST
menunjukkan nilai antar populasi dalam spesies, yaitu sebesar 0.36845 serta FCT
yang menunjukkan nilai populasi yang sebesar 0.24035. Uji signifikan dengan 1023
permutasi pada Vc dan FST nilai peluang nyatanya adalah 0, begitupun nilai Vb dan
FSC. Peluang nyata nilai 0 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki tingkat
signifikan yang tinggi, sedangkan nilai peluang nyata untuk Va dan FCT adalah
0.04203+-0.00591.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Variasi intra populasi terdiri dari variasi genetik dan non
genetik.
2. Jangkrik (Gryllus sp.) dan kadal (Mabouya multifasciata)
memiliki variasi genetik yaitu seksual dimorfisme. Katak sawah
(Fejervarya cancrivora) memiliki variasi non genetik, yaitu
variasi umur. Lebah (Apis sp.) memiliki variasi non genetik yaitu
variasi sosial serta ikan Mas Koki yang memiliki variasi genetik
polimorfisme.
3. DnaSP dan Arlequin merupakan software aplikasi komputer
yang digunakan untuk menentukan variasi intra dan inter
populasi.
B. Saran
Sebaiknya saat praktikum digunakan lebah asli agar
praktikan benar-benar mengetahui morfologi yang membedakan
antar tiap kasta.
DAFTAR REFERENSI
Bondone, Monte. 2012. Classical Population Genetics and Molecular Population Genetics. Population Genetics Course. 3(4).
Dubey, S., Chevalley, M., and Shine, R. 2011. Sexual Dimorphism and Sexual Selection in A Montane Scincid Lizard (Eulamprus leuraensis). Austral Ecology. 36 : 68–75.
Inger, R.F., and Iskandar, J. T. 2005. A Collection of Amphibians From West Sumatra With Description of A New Species of Megrophys (Amphibia:Anura). The Raffles Bulletin Zoology. 53 (1): 133-142.
Jones, S.B., dan A.E. Luchsinger. 1986. Plant Systematics Second edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Nurhamiyawan, E.N.L., Bayu, P., dan Helmi. 2013. Analisis Dinamika Model Kompetisi Dua Populasi Yang Hidup Bersama Di Titik Kesetimbangan Tidak Terdefinisi. Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster).2 (3): 197 – 204.
Tenzer, A. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Jurusan Biologi, UM.
Zug, G. R. 1997. Herpetology : An Introduction Biology of Amphibian and Reptiles. Academic press, Inc., New York.
Top Related