PENYEBAB DAN PENGOBATAN GANGGUAN ASAM URAT
PADA USIA LANJUT
MAKALAH KESEHATAN OLAHRAGA
Oleh :
Amalia Barikah
NIM. 10601244182
Dosen Pengampu :
Farida Mulyaningsih, M.Kes
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Penyebab dan Pengobatan Gangguan Asam Urat pada Usia Lanjut” ini tepat
pada waktunya.
Melalui makalah ini penulis hendak memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai Pengobatan Asam urat yang paling sering diderita oleh lanjut usia. Selain itu
penulis juga ingin memaparkan pengertian Asam urat, faktor penyebab, gejala yang
timbul, tindakan pegobatan, serta upaya pengobatan Asam urat dengan metode medik.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas segala bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta, 4 Agustus 2012
Penulis
Amalia Barikah
NIM : 10602144182
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................3
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Gangguan Asam Urat (hiperurisemia).....................................................4
B. Komplikasi Akibat Tingginya Kadar Asam Urat (hiperurisemia).............................8
BAB III. PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri dan Gejala Gangguan Asam Urat...............................................................10
B. Stadium Gangguan Asam Urat ................................................................................11
C. Pencegahan Gangguan Asam Urat...........................................................................12
D. Tindakan Medis Kepada Penderita Gangguan Asam Urat.......................................15
E. Olahraga dan Terapi yang Cocok untuk Penderita Gangguan Asam Urat...............21
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................................24
B. Saran ........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan
seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi
merupakan penyebab penyakit ini. Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam
urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya
dibatasi, tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat
mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah. Penderita asam urat tinggi,
memang harus hati-hati terhadap makanan.
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan
oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.
Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi
yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan
laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk
kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan)
atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya
tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada
setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah
makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh
menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa
kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.
1
Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat.
Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa
saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya. Makanan
sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin sangat tinggi.Produk makanan
mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat
mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan,
jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar
asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan.Ikan hearing atau sejenisnya
(sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong
jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan –
seperti hati, jantung, babat, dan limfa (kelenjar getah bening).
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin.
Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan
mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang
merupakan salah satu hidangan menggiurkan, di antaranya soto babat, sambal hati dan
sate jantung. Tetapi salah satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si
empunya diri mengalami sakit pada persendian.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud gangguan Asam urat ?
2. Bagaimana ciri-ciri gangguan Asam urat dan gejala yang timbul dari penyakit
tersebut?
3. Tindakan medik yang perlu dilakukan untuk mencegah dan mengobati penderita
gangguan Asam urat.
4. Olahraga dan terapi apa yang cocok untuk penderita gangguan asam urat?
2
C. Tujuan
1. Mengurangi pembentukan asam urat sehingga kadarnya dalam darah berada di
dalam batas-batas normal. Tujuan ini dicapai dengan membatasi konsumsi
makanan, khususnya yang tinggi purin (kandungan purin 150 mg – 1500 mg/100
gram bahan makanan).
2. Mempermudah ekskresi asam urat ke dalam urin dengan peninggian pH urin
melalui diet tinggi sisa basa dan peningkatan asupan cairan. Diet tinggi sisa basa
dilakukan dengan mengurangi konsumsi bahan makanan yang mengasamkan urin
dan memperbesar konsumsi bahan makanan yang membuat urin lebih alkalis.
3. Menurunkan berat badan jika penderitanya terlalu gemuk dan kemudian
mempertahankan berat badan yang normal.
3
BAB II
Kajian Teori
A. Gangguan Asam Urat/Hiperurisemia
Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak
menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih
tinggi daripada perempuan selain itu karena perempuan mempunyai hormon esterogen
yang ikut membuang asam urat melalui urin. Faktor tersebut semakin menambah
kekhawatiran masyarakat terutama yang tinggal di daerah perkotaan karena pola makan
mereka yang serba mewah tetapi salah (Utami,2004)
Gangguan Asam Urat atau Hiperurisemia merupakan keadaan meningkatnya
asam urat dalam darah akibat gangguan metabolisme purin. Nukleotida ini bukan
merupakan protein esensial karena lima puluh persen lebih purin berasal dari
metabolisme tubuh sendiri. Sebagai bagian dari materi genetik (DNA dan RNA), purin
terdiri atas guanin dan adenin. Salah satu produk limbah purin pada manusia adalah
asam urat yang sulit larut dalam urin (garam urat lebih larut daripada asam urat). Dalam
urin dengan pH 5, hanya 10% asam urat yang larut jika dibandingkan dalam urin
dengan pH 7. Padahal urin kita pada umumnya memiliki pH sekitar 5,8 (Biokimia
Harper).
Sebenarnya produk nitrogenus hasil metabolisme purin diekskresikan lewat 3
bentuk: (1) NH3, (2) urea dan (3) senyawa urat. Hewan yang hidup dalam air seperti
ikan akan mengekskresikan produk limbah tersebut dalam bentuk NH3 karena adanya
air sebagai pelarut. Manusia dan hewan lainnya akan mengekskresikan dalam bentuk
urea (ureotelik) dan senyawa urat (urikotelik). Hanya saja, manusia, burung, amfibi dan
reptil tidak memiliki enzim urikase yang dapat mengubah asam urat menjadi senyawa
yang mudah larut, yaitu alantoin, sehingga terdapat depot asam urat dalam tubuh. Pada
laki-laki, depot asam urat berkisar 1200 mg sedang pada wanita, sekitar 600 mg. Pasien
penyakit gout tanpa tofus memiliki depot asam urat sekitar 2 gm hingga 4 gm,
sedangkan pasien dengan tofus bisa mengandung depot asam urat sampai sebesar 30 gm
(Biokimia Harper). Nukleotida lainnya, pirimidin (sitosin, timidin, uridin), jarang
menimbulkan permasalahan kesehatan karena produk limbahnya bersifat larut dalam
urin.
4
Gangguan asam urat / hiperurisemia ada 2 jenis, yaitu :
1. Primer
Disebabkan oleh produksi asam urat yang berlebihan.
2. Sekunder
Disebabkan oleh obat / racun yang mengakibatkan produksi asam urat naik dan
menyebabkan serangan akut / mendadak (obat golongan salisilat, diuretik).
1) Definisi Hiperurisemia
a) Definisi
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat dalam plasma yang melebihi
batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl (Asdie,2000). Hiperurisemia berkaitan
dengan resiko mengalami penyakit gout (Asdie,2000)
b) Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hiperurisemia dibagi menjadi 2 yaitu :
Hiperurisemia primer, yang penyebabnya belum diketahui dan hiperurisemia
sekunder, yang diketahui penyebabnya seperti kelainan glikogen dan ginjal
(Utami,2004).
Sedang menurut buku lain karangan Krisnatuti, penyebab hiperurisemia adalah
gangguan metabolisme sejak lahir. Gangguan ini menyebabkan kadar asam urat
dalam serum tinggi. Selain itu, kadar asam urat juga tegantung pada beberapa faktor
antara lain konsumsi makanan yang tinggi purin, berat badan, jumlah alkohol yang
diminum,obat diuretik atau analgetik, faal ginjal dan volume urin perhari
(Krisnatuti,2008).
Sedangkan menurut Junaidi, hiperurisemia terjadi karena pembentukan asam urat
berlebihan, pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang dan perombakan dalam
usus yang berkurang(Junaidi,2006)
c) Patofisiologi
Pada manusia, asam urat adalah produk akhir dari degradasi purin. Fungsi
fisiologisnya tidak diketahui sehingga dianggap sebagai sampah. Cadangan urate
meningkat beberapa kali pada individu yang mengalami gout. Akumulasi
berlebih ini bisa muncul baik dari overproduksi atau sekresi yang kurang.
5
Purin yang merupakan sumber asam urat berasal dari tiga sumber: purine dari
makanan, perubahan asam nukleat jaringan menjadi nukleotida purine, dan
sintesis de nouvo basa purine.
Abnormalitas pada sistem enzim yang mengatur metabolisme purine bisa
berakibat pada overproduksi asam urat. Peningkatan aktivitas phosphoribosyl
pyrophosphate (PRPP) synthetase berakibat peningkatan konsentrasi PRPP,
penentu pada sintesis purine. Defisiensi hypoxanthine-guanine phosphoribosyl
transferase (HGPRT) bisa berakibat pada overproduksi asam urat.. HGPRT
bertanggung jawab untuk konversi guanine menjadi asam guanilat dan
hypoxanthine menjadi asam inosinat. Kedua konversi ini membutuhkan PRPP
sebagai co-substrate dan merupakan reaksi penting pada sintesis asam nukleat.
Defisiensi pada enzim HGPRT berakibat peningkatan metabolisme guanine dan
hypoxanthine menjadi asam urat dan lebih banyak PRPP untuk berinteraksi
dengan glutamine pada langkah pertama jalur sintesis purine. Ketiadaan total
HGPRT berakibat sindrom Lesch-Nyhan pada masa anak-anak, yang dicirikan
dengan athetosis, spasticity, keterbelakangan mental, dan produksi berlebihan
asam urat.
Asam urat juga bisa overproduksi sebagai konsekuensi dari peningkatan
penghancuran asam nukleat jaringan, seperti pada myeloproliferasi dan kelainan
limfoproliferasi.
Purine dari makanan memegang peranan penting pada pembentukan
hiperurisemia pada absennya gangguan pada metabolisme dan ekskresi purine.
Sekitar dua per tiga asam urat yang diproduksi tiap hari diekskresikan di urine.
Sisanya dieliminasi melalui saluran cerna setelah degradasi enzimatik oleh
bakteri kolon. Penurunan ekskresi asam urat di urine di bawah tingkat produksi
mengakibatkan hiperurisemia dan peningkatan cadangan natrium urate.
Obat yang menurunkan kliren asam urat oleh ginjal melalui modifikasi filtrasi
atau salah satu proses pada transpor tubular termasuk duretik, salisilat (<2
g/hari), pirazinamide, etambutol, asam nikotinat, etanol, levodopa, siklosporin
dan obat sitotoksik.
Individu normal memproduksi 600-800 mg asam urat tiap hari dan
mengekskresikan kurang dari 600 mg di urine. Individu yang mengekskresikan
lebih dari 600 mg pada diet bebas purine dianggap memproduksi terlalu banyak.
Individu hiperurisemia yang mengekskresikan kurang dari 600 mg asam urat per
6
24 jam pada diet bebas purine dianggap memproduksi di bawah normal. Pada
diet normal, ekskresi >1000 mg per 24 jam mencerminkan overproduksi; kurang
dari itu mungkin normal.
Penyimpanan asam urat pada cairan sinovial mengakibatkan inflamasi yang
melibatkan mediator kimia yang menyebabkan vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas vaskular, dan aktivitas kemotaktik untuk leukosit
polimorfonuklear. Fagositosis kristal urat oleh leukosit berakibat lisis sel dengan
cepat dan pelepasan enzim proteolitik ke sitoplasma. Reaksi inflamasi yang
muncul dihubungkan dengan sakit persendian yang hebat, erythema, panas dan
membengkak.
Nefrolitiasis asam urat terjadi pada 10-25% pasien dengan gout. Faktor yang
membuat individu rentan terhadap nefrolitiasis asam urat termasuk ekskresi
berlebihan asam urat melalui urin, urin yang asam, dan urin yang pekat.
Pada nefropati asam urat akut, gagal ginjal akut terjadi sebagai hasil dari
penghalangan aliran urine sekunder sehingga terjadi presipitasi kristal asam urat
yang masif pada tubulus pengumpul dan ureter. Sindrome ini sering terjadi pada
pasien dengan myeloproliferasi atau kelainan limfoproliferasi dan hasil dari
keganasan yang masif, terutama ketika memulai kemoterapi. Nefropati urat
kronik disebabkan penyimpanan jangka panjang kristal urat pada parenkim
ginjal.
Tophi (deposit urat) jarang pada subjek gout dan merupakan komplikasi akhir
dari hiperurisemia. Tempat paling umum untuk deposit tophaceous pada pasien
dengan gout artritis berulang adalah pada dasar jempol kaki, sisi luar telinga,
olelacranon bursae, tendon Achiles, lutut, pergelangan tangan dan tangan.
2) Pembentukan Purin
Asam Urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, baik purin yang
berasal dari bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin asam nukleat tubuh.
Dalam serum, monosodium urat terutama berada dalam bentuk natrium urat, sedangkan
dalam saluran urin, monosodium urat dalam bentuk asam urat. Zat gizi yang digunakan
dalam pembentukan purin di dalam tubuh yaitu glutamin, glisin,aspartat, dan CO2. Hati
adalah tempat yang terpenting dalam sintesa purin (Krisnatuti,2008).
7
Secara ilmiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan, tanaman dan juga pada hewan. Jadi, asam urat
merupakan hasil metabolisme didalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh
berlebih( Suryo Wibowo. 2009 ).
3) Keluhan dan Diagnosis
Tanda-tanda hiperurisemia adalah terjadinya serangan mendadak pada sendi,
terutama sendi ibu jari kaki. Serangan pertama sangat sakit dan sering dimulai pada
pertengahan malam. Sendi menjadi cepat bengkak, panas, dan kemerah-merahan.
Meskipun serangan pertama terjadi pada jari ibu kaki, tetapi sendi-sendi yang lain
seperti lutut, tumit, pergelangan tangan dan kaki juga merasa sakit ( Krisnatuti,2008)
Orang yang merasakan gejala dan serangan pertama, sebaiknya segera di diagnosis
melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan cairan sendi, atau melakukan uji
radiologis (Utami,2004)
4) Penderita Hiperurisemia
Penyakit hiperurisemia lebih sering menyerang laki-laki diatas umur 40 tahun,
karena kadar asam urat pada pria cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
usia ini, pria mengalami penurunan kemampuan yaitu tak seenergik pria yang berusia
20 tahun karena mempunyai masalah dengan otot atau persendian. Jika penyakit ini
menyerang wanita, maka pada umunya wanita yang menderita adalah wanita yang
sudah menopause. Pada wanita yang belum menopause, memiliki kadar hormon
estrogen yang cukup tinggi. Hormon ini membantu mengeluarkan asam urat darah
melalui kencing. Laki-laki tidak memiliki hormone estrogen yang tinggi, sehingga asam
urat sulit dikeluarkan melalui kencing dan resikonya adalah kadar asam urat bisa
menjadi tinggi (hiperurisemia).
Pada anak-anak jarang menderita hiperurisemia, jika anak-anak terserang
hiperurisemia, kemungkinan ada penyakit lain yang menyebabkan kadar asam urat
tinggi, seperti gangguan hormon, penyakit ginjal, kanker darah ataupun faktor
keturunan. (Utami,2004).
B. Komplikasi Akibat Tingginya Kadar Asam Urat (hiperurisemia)
1) Kencing batu
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di ginjal dan saluran
perkencingan, berupa kristal dan batu.
2) Merusak ginjal
8
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga merusak ginjal.
3) Penyakit jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang endotel lapisan bagian
paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi atau rusak, akan
menyebabkan penyakit jantung koroner.
4) Stroke
Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah tidak
lancar dan meningkatkan resiko penyakit stroke.
5) Merusak saraf
Jika tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf maka bisa mengganggu
fungsi saraf.
6) Peradangan tulang
Jika asam urat menumpuk di persendian, lama-lama akan membentuk tofus yang
menyebabkan artrhitis gout akut, sakit rematik atau peradangan sendi bahkan bisa
sampai terjadi kepincangan. (Vitahealth,2005 dan Kertia,2009)
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ciri – ciri dan Gejala Gangguan Asam Urat/Hiperurisemia
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association yang menetapkan
kriteria diagnostik untuk asam urat adalah:
a. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
b. Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
c. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
d. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
e. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 )
f. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
g. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
h. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama
i. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
j. Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
k. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)
l. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
m. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Gejala-gejala Asam Urat diantaranya :
a. Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan membengkak dan
berwarna kemerahan ( meradang ).
b. Biasanya persendian terasa nyeri saat pagi hari (baru bangun tidur) atau malam
hari.
c. Rasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang.
d. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan
tangan dan siku.
e. Pada kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat bergerak.
10
Ketika terjadi serangan arthritis akut, penderita diberikan terapi untuk
mengurangi peradangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat
analgesik/NSAID, kortikosteroid, tirah baring, atau dengan pemberian kolkisin.
Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk menurunkan kadar asam
urat dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kolkisin atau obat yang
memacu pembuangan asam urat lewat ginjal (misal probenesid) atau obat yang
menghambat pembentukan asam urat (misal allopurinol).
B. Stadium Gangguan Asam Urat
Sama halnya dengan penyakit kanker yang terdiri atas beberapa stadium. Kasus
asam urat tingkat keparahannya terdiri dari empat tahapan/stadium:
1. Tahap Asimtomatik (stadium I)
2. Tahap Akut (stadium II)
3. Tahap Interkritikal (stadium III)
4. Tahap Kronik (Stadium IV)
1.Tahap Asimtomatik (stadium I)
Tanda-tanda gangguan asam urat/gout pada stadium I atau permulaan biasanya ditandai
dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita karena tidak
merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri, arthritis, tofi/tofus maupun
batu ginjal atau batu urat di saluran kemih.
2.Tahap Akut (stadium II)
Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri
yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya
serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari. Serangan seperti ini bisa
hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari (10 hari) dan bila diberi obat akan
sembuh dalam waktu kurang lebih 3 hari. Interval serangan yang cukup lama dan sendi
masih dalam keadaan normal.
11
3. Tahap Interkritikal (stadium III)
Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan akut. Biasanya
terjadi setelah satu sampai dua tahun kemudian. Interval serangannya bertambah pendek
namun penderita masih bisa melakukan aktivitas normal tanpa ada rasa sakit sama
sekali bila tidak sedang kambuh.
4. Tahap Kronik (stadium IV)
Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi atau perubahan
bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini disebut
gejala irreversibel atau arthritis gout kronis. Pada kondisi ini frekwensi kambuh akan
semakin sering dan disertai rasa sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu
badan bisa tinggi. Bila demikian bisa menyebabkan penderita tidak bisa jalan atau
lumpuh karena sendi menjadi kaku kaku tak bisa ditekuk.
C. Pencegahan Hiperurisemia
1) Hindari Kegemukan
Meskipun tidak selalu, tetapi orang yang kegemukan umumnya mengonsumsi
protein dalam jumlah yang berlebihan. Kita tahu bahwa protein mengandung purin yang
banyak sehingga menyebabkan kadar asam urat dalam darah meninggi.
2) Kurangi Asupan Makanan Tinggi Purin
Mengurangi makanan tinggi purin perlu karena purin merupakan senyawa yang
akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh.
3) Banyak Minum / tinggi cairan
Konsumsi cairan yang banyak terutama dari minuman dapat membantu
pengeluaran asam urat melalui urine.
4) Hindari Latihan Fisik berlebihan
Kurang olahraga akan menyebabkan protein yang dikonsumsi dalam makanan
lebih cenderung menghasilkan asam urat, tetapi aktifitas fisik yang berlebih juga tidak
bagus karena bisa memacu terjadinya serangan akut penyakit hiperurisemia pada sendi
tersebut.
12
5) Hindari Berat Badan Kurang
Berat badan yang kurang salah satunya disebabkan karena asupan kalori yang
kurang. Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat darah dengan adanya keton
bodies yang dapat mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin.
6) Kurangi Konsumsi Makanan berlemak
Makanan yang mengandung lemak, akan menyebabkan lemak tertimbun di
dalam tubuh. Pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah
(ketosis) yang akan menghambat pembuangan asam urat melalui urin.
7) Kurangi konsumsi alkohol
Karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang juga dapat
menghambat pembuangan purin melalui ginjal, sehingga disarankan tidak sering
mengonsumsi alkohol.
8) Hindari sepatu hak tinggi dan sempit
Pemakaian sepatu hak tinggi akan menyebabkan aliran darah sekitar sendi
kurang lancar. Aliran darah yang kurang lancar disekitar sendi akan memicu rasa nyeri
sendi. (Khomsan,2006)
Terapi Pencegahan
Prinsip umum
Jika serangan pertama asam urat akut ringan dan segera merespon terhadap
perawatan, konsentrasi serum urat pasien hanya naik sedikit, dan ekskresi asam
urat melalui urine tidak berlebihan (<1000 mg/24 jam pada diet normal), maka
perawatan profilaksis bisa ditunda.
Jika pasien mendapat serangan asam urat yang parah, terjadi komplikasi litiasis
asam urat, serum asam urat naik (>10 mg/dl), atau ekskresi asam urat melalui
urin selama 24 jam > 1000 mg, maka perawatan profilaksis harus segera
dilakukan setelah serangan akut.
13
Terapi profilaksis juga sesuai untuk pasien dengan serangan asam urat yang
sering (yaitu lebih dari dua atau tiga per tahun) bahkan jika konsentrasi serum
asam urat normal atau sedikit naik.
Kolkisin
Kolkisin yang diberikan 0,55-0,6 dua kali sehari bisa efektif untuk mencegah
artritis berulang pada pasien yang tidak terlihat memiliki tophi dan konsentrasi
serum urat-nya sedikit naik. Pasien yang merasakan onset serangan akut harus
meningkatkan dosis menjadi 1mg tiap 2 jam; umumnya serangan akan hilang
setalah 1 atau 2 mg.
Terapi Penurunan Asam Urat
Pasien dengan riwayat asam urat berulang dan konsentrasi serum asam urat yang
naik signifikan mungkin paling baik dirawat dengan terapi penurun asam urat.
Kolkisin, 0,5 mg dua kali sehari, harus diberikan selama 6-12 bulan pertama
terapi antihiperurisemi untuk mengurangi resiko serangan akut yang bisa terjadi
selama awal terapi penurunan asam urat.
Tujuan terapetik dari terapi antihiperurisemi adalah mengurangi konsentrasi
serum urat di bawah 6 mg/dl.
Evaluasi Hasil Terapi
Pasien harus dimonitor untuk berkurangnya sakit pada sendi dan juga efek
samping dan interaksi obat sehubungan dengan terapi. Rasa sakit yang hebat
pada serangan asam urat seharusnya mulai berkurang dalam sekitar 8 jam sejak
perawatan dimulai. Hilangnya sakit, erythema, dan inflamasi biasanya terjadi
dalam 48-72 jam.
14
D. Tindakan Medis Kepada Penderita Gangguan Asam Urat
1. Istirahat
Jika terjadi serangan akut, maka sendi harus diistirahatkan.
2. Olah raga teratur (senam)
Olahraga yang tepat (peregangan dan penguatan) akan membantu mempertahankan
kesehatan tulang rawan meningkatkan daya gerak sendi dan kekuatan otot disekitarnya
sehingga otot menyerap bantuan dengan lebih banyak.
3. Obat anti inflamasi
Obat anti inflamasi / peradangan dan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar
asam urat didalam darah misalnya allopurinol, bekerja menghambat pembentukan asam
urat di dalam tubuh.
4. Berat badan ideal
Bagi mereka yang kegemukan, dianjurkan untuk menurunkan berat badannya kenormal
atau bahkan 10-15% dibawah normal.
5. Diet rendah purin
Diet rendah purin bertujuan agar seseorang tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan
yang tinggi mengandung purin.
6. Hindari alkohol
Seseorang yang menderita hiperurisemia, harus menghindari alkohol. Karena alkohol
dapat meningkatkan asam laktat plasma, asam laktat plasma yang dihasilkan ini akan
menghambat pengeluaran asam urat. (Junaidi,2006)
Diet Bagi Penderita Gangguan Asam Urat
1. Tujuan
1) Mengurangi pembentukan asam urat
2) Pengobatan jangka panjang untuk mencegah terjadinya komplikasi
3) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal
(krisnatuti, 2008)
15
Syarat diet
1) Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau gemuk, maka
asupan energy sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan
energy normal.
2) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 kg/BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total.
3) Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin > 150
mg/100 gr.
4) Lemak rendah, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total. Lemak dapat
menghambat pengeluaran asam urat/ purin melalui urine.
5) Vitamin dan mineral cukup.
6) Asupan cairan dianjurkan 2-2,5 Liter/hari.
Asupan Sumber Purin
Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam urin antara 0,5-0,75 gr/ml purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau
minyak tinggi seperti makanan yang digoreng, santan, margarin, mentega, dan buah
yang mengandung lemak tinggi seperti durian dan alpukat dapat mengganggu
pengeluaran asam urat. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar asam urat serum
karena menurunkan pengeluaran asam urat dari ginjal (krisnatuti,2008)
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat darah lebih dari
10 mg/dl, penderita harus diberikan diit bebas purin. Diet bagi penderita hiperurisemia
harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira-kira hanya mengkonsumsi sekitar 100-
150 mg purin per hari. Penderita hiperurisemia diberikan diit rendah protein karena
protein dapat meningkatkan produksi asam urat. Penderita hiperurisemia dapat
diberikan protein sebesar 50-70 g/hari atau 0,8-1,0 g/kg berat badan/hari
(Krisnatuti,2008)
Pengelompokan bahan makanan menurut kadar purin:
Kelompok I : kandungan purin tinggi (100-1000 mg/ 100 gr bahan makanan),
sebaiknya dihindari yaitu otak, hati, jantung, jeroan, kerang.
Kelompok II : Kandungan purin sedang (9-100mg/ 100 gr bahan makanan), dibatasi
maksimal 50-75 gr (1-1,5 potong) yaitu daging, ikan, kacang kering dan hasil
olahannya, melinjo, kangkung.
Kelompok III : Kandungan purin rendah, dapat diabaikan, dapat dimakan setiap hari
yaitu nasi, ubi, singkong, susu, keju, telur, mie.
16
(Almatsier, 2005)
Gangguan asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan
seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi
merupakan penyebab penyakit ini. Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam
urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya
dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam
urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah. Penderita asam urat tinggi,
memang harus hati-hati terhadap makanan. Diet yang dilakukan, harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat
harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua bahan makanan
sumber protein mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin
dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-
150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per
hari).
2. Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang
kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap
memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urin.
3. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya
tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti
17
gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa
akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
4. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah
yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein yang
dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau
0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein
nabati yang berasal dari susu, keju dan telur.
5. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi
lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak
2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau
kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon,
blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-
buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa Alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi
alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma.
Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
18
Terapi non-medikamentosa
Alkohol merupakan salah satu sumber purin dan juga dapat menghambat
pembuangan purin melalui ginjal sehingga disarankan tidak sering mengonsumsi
alkohol. Pasien juga disarankan untuk meminum cairan dalam jumlah banyak karena
jumlah air kemih sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya akan membantu pembuangan
urat dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya purin, antara lain daging, baik
daging sapi, babi, kambing, atau makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan, bayam,
jamur, dan kembang kol. Tenaga kesehatan umumnya selalu menyarankan untuk
menghindari atau mengurangi konsumsi makanan tersebut. Akan tetapi, sampai
beberapa tahun yang lalu belum ada bukti nyata yang mendukung hal itu.
Makanan yang harus dihindari atau dikurangi jumlahnya :
Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti
tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo,
emping.
Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang
kol, buncis.
Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur,
tape, tuak.
Sedangkan makanan yang harus Anda kurangi asupannya dalam arti dalam porsi
sedikit masih bisa Anda makan, yaitu :
a. ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi,
b. tempe, emping, kacang, oncom,
c. beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge.
19
Prinsip Diet Hiperurisemia (Asam urat)
Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip umum diet gizi
seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada lima pedoman
yang disyaratkan dalam diet rendah purin: (1) pembatasan bahan makanan yang tinggi
purin; (2) alkalinisasi urin untuk memudahkan ekskresi asam urat (3) peningkatan
asupan cairan; (4) penurunan berat badan pada pasien dengan kegemukan;dan (5)
penghindaran alkohol.
Bahan makanan yang diperbolehkan adalah:
1. Bahan Makanan Sumber DHA (Docosahexaenoic acid): semua jenis bahan
makanan pokok dapat dikonsumsi dengan jumlah seimbang menurut kebutuhan
masing-masing. Makanan pokok terdiri atas bijian dan umbi, termasuk produk
olahannya seperti mie atau bihun.
2. Bahan Makanan Sumber Protein:
- susu dan hasil olahannya, keju, telur,
- daging, ayam, ikan (maksimal 50 gram/hari)
- kacang-kacangan kering maksimal 25 gram/hari atau tahu/tempe 50 gram/hari
3. Bahan Makanan Sumber Vitamin-Mineral:
- semua jenis buah-buahan
- semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang polong,
jamur, asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari
4. Minuman: semua minuman kecuali yang mengandung alkohol
5. Bumbu: semua bumbu kecuali ragi.
20
E. Olahraga dan terapi yang cocok untuk penderita gangguan Asam Urat
Olahraga adalah salah satu cara penting untuk tetap hidup sehat. Apalagi,
penyakit asam urat sendiri dapat disebabkan oleh makanan yang mengandung lemak
tinggi sehingga diperlukan aktivitas yang dapat membantu proses pembakaran lemak.
Namun, bila gerakan yang terlalu energik dapat menimbulkan rasa nyeri pada penderita
asam urat, maka olahraga yang cocok adalah dengan senam.
Senam penderita asam urat merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh
penderita asam urat. Selain dapat membantu dalam bergerak dan proses pembakaran
lemak, senam juga tidak akan terlalu memberatkan bagi penderita asam urat karena
gerakannya yang tidak terlalu sulit. Selain itu, senam sendiri merupakan olahraga yang
murah, bahkan dapat dikatakan gratis.
a. Senam Ergonomik, Senam Penderita Asam Urat
Senam ergonomik merupakan senam penderita asam urat. Gerakan pada senam
ergonomik ini cukup efektif, efisien, dan tidak memberatkan bagi penderita asam urat.
Gerakan pada senam ergonomik tidak seperti yoga atau gerakan fitness lainnya yang
lebih rumit dan lebih melelahkan. Gerakannya sendiri merupakan gerakan yang umum
dilakukan sehari-hari karena dasar dari senam ini adalah bahwa setiap orang pasti
mampu menjalankan senam ini. Walaupuan dilakukan oleh orang yang baru pertama
kali melakukan gerakan senamnya, namun tidak akan menimbulkan rasa sakit atau
nyeri, baik pada saat gerakan dilakukan maupun setelah selesai senam. Hal yang perlu
diperhatikan adalah rutinitas dan konsistensi dalam melakukan senam ini. Untuk
keperluan terapi atau pengobatan asam urat, senam penderita asam urat ini sebaiknya
dilakukan setiap satu jam dalam sehari setiap dua hari sekali.
Dikarenakan penderita asam urat yang mudah merasa nyeri pada bagian
persendian tubuh, maka senam yang dapat dilakukan adalah senam ergonomik yang
memiliki gerakan sederhana dan tidak terlalu melelahkan. Contoh dari gerakan senam
ini adalah dengan melakukan jalan di tempat secara cepat sambil memutar tangan ke
depan dan ke belakang. Gerakan ini dilakukan bersamaan dengan gerakan
menggelengkan kepala ke samping kiri dan ke samping kanan. Gerakan-gerakan
tersebut merupakan gerakan yang dilaukan sebagai pemanasan atau warming up.
21
Dengan rutin melakukan gerakan-gerakan senam ergonomik tersebut, maka rasa nyeri
yang dialami penderita asam urat akan hilang dengan sendirinya.
b. Jalan Kaki
Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik karena
asam urat. Pasalnya, jalan kaki membakar kalori, memperkuat otot dan membangun
tulang yang kuat tanpa mengganggu persendian yang sakit.
Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter supaya mengetahui
gerakan-gerakan terbaik.
Lakukan jalan kaki 4-5 kali seminggu selama 30-45 menit setiap latihan.
Mulailah aktivitas olahraga secara perlahan. Mulailah suatu program latihan baru secara
perlahan-lahan
c. Olahraga rutin
Seperti renang dan naik sepeda. Olahraga ini merupakan olahraga terbaik karena dapat
menggerakkan semua sendi.
Untuk melenyapkan nyeri tumit akibat asam urat :
- Jangan melakukan gerakan untuk beberapa hari pada saat nyeri parah.
- Kurangi jarak lari anda.
- Anda dapat kembali ke aktivitas rutin anda bila nyeri tumit secara perlahan-lahan
membaik atau lenyap.
Yang dapat Anda lakukan di rumah:
* Kompres es/dingin. Kompres es batu yang dibungkus dengan kain di daerah nyeri
selama 15 sampai 20 menit, tiga atau 4 kali sehari atau setelah aktivitas. Atau anda bisa
coba urut es. Ambil se botol air es dan urut kan di atas daerah yang nyeri sekitar 5
sampai tujuh menit. Urut es teratur dapat menolong untuk mengurangi nyeri.
* Gunakan membungkus hangat. Gunakan handuk hangat pada daerah yang terkena dan
membungkus akan mendapatkan efek menenangkan.
22
* Siapkan mandi hangat untuk kaki. Campur cuka sari apel dan air panas, dingin selama
satu menit dan mencelupkan kaki Anda di bak mandi. Atau, merendam jahe dalam bak
mandi.
Solusi Mengatasi Asam Urat
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
Kontrol makanan yang dikonsumsi.
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu
membuang purin yang ada dalam tubuh.
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak
boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan
senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85
persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin
dari makanan hanya sekitar 15 persen.
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7
mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk
mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengkonsumsi lemak
serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih
terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu, mulai saat ini, cobalah
untuk mengonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah yang tidak berlebihan dan
tidak berkekurangan agar kesehatan tubuh dapat terus terpelihara.
Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan
rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam
urat akan terus berlanjut.
B. Saran
Gangguan hiperurisemia atau asam urat banyak diderita oleh kaum lanjut usia
dan pada wanita yang sudah mengalami menopause menjadi lebih rentan terkena
penyakit asam urat. Perlu adanya pengontrolan dan pemilihan jenis pangan yang baik
untuk dikonsumsi. Masih sedikitnya penyuluhan tentang kadar asam urat pada lansia
sehingga diperlukan adanya program-program penyuluhan tentang asam urat pada
wanita pra lanjut usia dan lanjut usia.
Hasil penelitian menunjukkan masih sangat rendah pengetahuan mengenai asam
urat pada wanita lanjut usia. Informasi mengenai asam urat memang tidak terlalu
mereka ketahui karena masih sedikit sekali penyuluhan tentang asam urat. Diharapkan
24
program-program penyuluhan mengenai pengetahuan tentang pola konsumsi makan
yang baik dan aktivitas fisik pada pembinaan wanita pra dan usia lanjut semakin
digalakkan. Sehingga diharapkan gangguan asam urat dapat dikontrol bahkan dicegah
sedini mungkin. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai pola konsumsi wanita
lanjut usia sebelum dan sesudah memasuki usia lanjut dan menderita penyakit asam
urat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Suryo. (2009). 100 Questions & Answers ASAM URAT. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Asdie, A. (2000). Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 4. Jakarta: EGC
Krisnatuti, Diah. (2008). Perencana Menu untuk Penderita Gangguan Asam Urat.
Jakarta: Penebar Swadaya
Harmanto, Ning. (2005). Menggempur Asam Urat & Rematik dengan Mahkota
Dewa Menuju gaya Hidup Sehat. Jakarta: Agromedia Pustaka
Utami, Prapti. (2004). Terapi Jus untuk Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Agromedia
Pustaka
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://davidmalelak.blogspot.com/2012/03/gout-dan-hiperurisemia.html : 3 Agustus,
2012, 14:12
http://haliya-halid.com/cara-mengobati-asam-urat/ : 4 Agustus 2012, 16:25
http://www.ningharmanto.com/2010/08/asam-urat-dan-reumatik/ : 4 Agustus 2012,
17:11
http://artikelkesehatanwanita.com/olah-raga-yang-bisa-dilakukan-dan-harus-dihindari-
penderita-asam-urat.html ; diakses 12 Agustus 2012, 11:20
http://artikelkesehatanwanita.com/senam-penderita-asam-urat.html ; diakses 12
Agustus 2012, 11:39
26
Top Related