Wariki SutiknoDirektur Otonomi Daerah
Disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Regulasi Perencanaan Pembangunan dalam Mewujudkan Sinergitas Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Potensi Fragmented Governance
1. Karena multi-actors rules dengan relasi yang horisontal, maka kebutuhan terhadap koordinasi dan sinergi semakin besar.
2. Pemerintah akan semakin sulit untuk mengkoordinasikan aktor governance (state-civil society-business) jika tidak mampu mengkoordinasikan dirinya sendiri.
3. Oleh karena itu, koordinasi internal pemerintah adalah krusial & menentukan.
Potensi Fragmented Government
Fenomena kontemporer pemerintahan Indonesia: masih menghadapi fragmentasi pemerintah:1.Fragmentasi di pusat:
pendekatan sektoral yang cenderung terlalu kuat; masing2 kementerian relatif otonom; diperparah oleh afiliasi politik Menteri yang beragam, & koalisi pemerintah yang rapuh.
2.Fragmentasi Pusat turun ke daerah:Masing-masing kementerian hadir sendiri-sendiri di daerah.
3.Fragmentasi antar Level Pemerintahan:Pusat hadir di daerah dengan Dekonsentrasinya, Provinsi & Kabupaten/Kota dengan otonominya (produk desentralisasi pusat)
PEMBANGUNAN NASIONAL =PEMBANGUNAN OLEH PUSAT+PEMBANGUNAN OLEH DAERAH+
PEMBANGUNAN OLEH SELURUH AKTOR PEMBANGUNAN LAINNYA
Pembangunan Daerah Sebagai Penjabaran Pembangunan Nasional
Pembangunan daerah merupakan sinergi dari 3 elemen pembangunan, yaitu :
“Sinergi Pusat – Daerah”dalam RPJMN 2010 - 2014
Sinergi pusat-daerah dan antar-daerah dilakukan dalam
seluruh proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi yang mencakup : kerangka
kebijakan, regulasi, anggaran, kelembagaan, dan
pengembangan wilayah.
PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN BUKU III RPJMN 2010-2014
Reformasi Birokrasi; Substansi Inti “Sinergi antara Pusat dan
Daerah, Kegiatan Prioritas “Penetapan & Penerapan Sistem Indikator Utama
Pelayanan Publik yang selaras antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
Buku I Prioritas NasionalBuku II Prioritas Bidang
Sinergi Perencanaan Kebijakan
Strategi: mengoptimalkan penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di semua tingkatan pemerintahan
ARAH SINERGI
Kaidah Pelaksanaan Sinergi Pusat - Daerah
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat & Daerah
Kementerian/Lembaga wajib melaksanakan fokus-fokus dan kegiatan serta mempertimbangkan dokumen perencanaan pembangunan nasional
Dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)yang merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah wajibmempertimbangkan dokumen perencanaan pembangunan nasional
Kementerian/Lembaga beserta pemerintah daerah wajib menjagakonsistensi antara Buku III RPJMN 2010-2014, Rencana Strategis (Renstra)Kementerian/Lembaga 2010-2014, dan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD).
KEGIATAN/KEGIATAN/OUTPUTOUTPUT
INDIKATOR INDIKATOR OUTCOMEOUTCOME
SASARAN SASARAN UTAMAUTAMA
SASARAN SASARAN ANTARAANTARA
Manajemen: Penyuluhan;
Alsintan;Pengendalian HPT
INPUT/ INPUT/ DUKUNGANDUKUNGAN
Untuk mensukseskan surplus 10juta ton tahun 2014, peran Pemda sangat sentral terutama:(1) Dalam penyediaan lahan; (2) Mendorong terjadinya diversifikasi olahan pangan lokal; (3) Memfasilitasi penyuluhan kepada para petani; (4) mempercepat pembangunan jaringan irigasi sekunder dan tersier.
UPAYA SINERGI NASIONAL DAN DAERAH DALAM PENCAPAIAN SURPLUS BERAS 10 JT TON
Slide - 11
12
CONTOH SINERGI
• Dalam mencapai sasaran pembangunan dibutuhkan sinergi Pusat dan Daerah• Dalam PP No.38/2007 telah dengan detail membagi kewenangan antara pusat dan
Daerah• Sinergi harus dilaksanakan tepat secara kewenangan dan tidak ada overlap pendanaan
CONTOH PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN PANGAN
SASARAN PRIORITAS KETAHANAN PANGAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN/THN•PADI (3,2%)•JAGUNG (10,2%)•KEDELAI (20,1%)•GULA (12,6%)•SAPI (7,3%)
LAHAN
INFRA
LITBANG
SUBSIDI
ADAPTASI PERUBAHAN
IKLIM
PANGAN DAN GIZI
Kementan, BPN
Kementan, KKP, Kem.PU
Kementan, KKP, LIPI, BPPT, KRT
Kementan, KKP, Kemenkeu
Kementan, KKP, Kemenkes
Kementan, KKP, KLH, BMKG
BIDANG DAK KEGIATAN
PERTANIAN • Cetak sawah; • penyediaan sarana dan
prasarana balai perbenihan/perbibitan tanaman pangan/ holtikultura/ perkebunan/peternakan;
• Jalan produksi perdesaan
INFRA. IRIGASI
Pembangunan/peningkatan/rehabilitasi jaringan irigasi
KELAUTAN DAN PERIKANAN
• Sarana dan prasarana pelabuhan perikanan kelas PPI;
• Sarana dan prasarana perbenihan.
PUSAT DAK
PRIORITAS NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN
CONTOH SINERGI BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA
13
Klaster IPKH
RaskinSSM
JamkesmasKB
Klaster IIPNPM MANDIRI
Klaster IIIUMKM, KUR
PRIORITAS NASIONAL BIDANG PENDIDIKAN:
akses pendidikan berkualitas, terjangkau,
relevan, dan efisien
PRIORITAS NASIONAL BIDANG KESEHATAN:
pendekatan preventif melalui peningkatan kesehatan
masyarakat dan lingkungan
PRIORITAS NASIONAL BIDANG PANGAN:
Peningkatan ketahanan pangan
dan lanjutan revitalisasi pertanian
dan perikanan
PRIORITAS NASIONAL BIDANG INFRASTRUKTUR:
Pembangunan infrastruktur yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan
ekonomi dan sosial
PRIORITAS NASIONAL BIDANG DAERAH
TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-
KONFLIK
PRIORITAS NASIONAL BIDANG KESEJAHTERAAN
RAKYAT
Contoh Matriks Sinergi Isu Strategis Provinsi
PN Isu Strategis Provinsi
Kebutuhan Dukungan
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov/Kab/Kota
BUMN/BUMD/Swasta Pendanaan Target
6
Perkuatan Domestic ConnectivityPembangunan Jalan dari akses jembatan suramadu menuju pelabuhan socah
KemenPUAPBD Provinsi Jatim PT. Misi Pusat: ...
Diharapkan pembangunannya selesai tahun 2014
Pembebasan Lahan pembangunan akses ke pelabuhan socah 750 km (APBN-Balai V)
Penyusunan AMDAL, FS & DED
Pembebasan Lahan pemb akses ke Pel Socah 2.500 km
Daerah:....Pengaspalan 5 km, lebar 14 m (4 jalur) APBN, Nalai V TA 2012
Pembebasan lahan pemb akses ke Pel Socah 10.475 km
BUMN/BUMD/Swasta: ....Total: ....
Isu Strategis
K/L
Kegiatan Strategis -> Dijabarkan lagi dalam rincian: Program, Kegiatan, Sasaran, Indikator Sasaran, Lokasi
APBD Prov
Dirinci dalam program dan Kegiatan APBD
Diisi menjadi 1 catatan dalam kolom isian BUMN/BUMD/Swasta
UPAYA SINERGI NASIONAL DAN DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Dalam desentralisasi dan otonomi daerah, peran Pemda menjadi sentral untuk:a. Mengoptimalkan sinergi berbagai program pusat dan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pelayanan publik, dan daya
saing ekonomi lokal.b. Mengendalian inflasi daerah sebagai natural protection untuk orang miskin (agar peningkatan pendapatan orang miskin efektif bagi
peningkatan kesejahteraannya).c. Mensinergikan kegiatan dan anggaran program sektor dan daerah untuk membuka keterisolasian wilayah, peningkatan keberdayaan
masyarakat, dan revitalisasi perdesaan.
2. Peningkatan pro-poor planning and budgeting:a. Ketepatan sasaran/penerima program (RT dan wilayah miskin) dengan menyepakati penggunaan unified database berdasarkan hasil
PPLS2011.b. Kegiatan-kegiatan yang langsung menangani permasalahan kemiskinan (gizi buruk, putus sekolah, air bersih, permukiman kumuh, dll).c. Meningkatkan pertisipasi masyarakat melalui integrasi perencanaan partisipatif ke dalam perencanaan reguler, termasuk
melaksanakan monevnya.d. Koordinasi penyusunan SPKD sebagai dasar penyusunan RPJMD di bidang penanggulangan kemiskinan.
3. Penguatan kapasitas dan kualitas kelembagaan untuk koordinasi penanggulangan kemiskinana. Peningkatan kapasitas aparat dalam merespon aspirasi/potensi lokal (berkembangnya sense of urgency terhadap berbagai masalah
kemiskinan)b. Membangun kerja sama kemitraan dengan stakeholders (pemerintah, dunia usaha, masyarakat) untuk mengembangkan ekonomi lokal
dan mobilisasi berbagai sumberdayac. Menjaga keberlanjutan kapasitas dan lembaga masyarakat yang terbangun untuk mengoptimalkan/mengawal implementasi berbagai
program dan hasilnyad. Penyederhanaan berbagai prosedur -› penyaluran dana, supervisi pelaksanaan program, penanganan pengaduan masyarakat, audit,
dan pengembangan prinsip-prinsip good governance
Slide - 15
Sinergi Kerangka Regulasi
Strategi :(1) Konsultasi dan koordinasi dalam penyusunan peraturan perundangan; (2) Pembentukan forum koordinasi lintas instansi: baik penyusunan
peraturan baru maupun review atas peraturan yang sudah ada; (3) Fasilitasi proses legislasi guna mengurangi jumlah Perda yang
bermasalah.
ARAH SINERGI
HARAPAN: HARMONISASI UU 32/2004 DENGAN UU 25/2004ISU UU No 25 Tahun
2004UU No 32 Tahun 2004 Usulan Penyempurnaan
(Catatan BappenasPerbedaan pengesahan RPJMD.
Ditetapkan dengan Perkada
Ditetapkan dengan Perda Perlu harmonisasi agar tidak terjadi “kebingungan “di daerah.Diusulkan paling lama 3 (tiga) bulan pertama harus ditetapkan dalam Perkada, kemudian 6 (enam) bulan harus disahkan dengan Perda.
ISU UU No 32 Tahun 2004
Draft Revisi UU No 32 Tahun 2004 Usulan Penyempurnaan(Catatan Bappenas)
Peran BAPPEDA dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan (RPJPD, RPJMD dan RKPD)
Pasal 140 ayat (2) : “Perencanaan Pembangunan daerah disusun oleh pemerintahan daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh BAPPEDA”
Pasal 142 ayat (2): “ Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan, disinergikan dan diharmonisasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah”Pasal ini mereduksi peran BAPPEDA dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJPD, RPJMD dan RKPD).
Isi dari Draft Revisi UU No 32 Tahun 2004 pasal 142 ayat (2) diubah menjadi: “ Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun, dikoordinasikan, disinergikan dan diharmonisasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah” Hal ini juga sejalan dengan UU No 25 Tahun 2004 4 tentang SPPN (ditambahkan kata “disusun”)
Tidak adanya pendekatan politik dalam perencanaan pembangunan daerah
Tidak diatur pendekatan perencanaan pembangunan daerah
Pasal 143 ayat (1)Perencanaan pembangunan daerah menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, atas-bawah dan bawah-atas.(Menurut UU 25/ 2004 ada “ Pendekatan Politik”)Pemilihan langsung dipandang sebagai proses perencanaan karena menghasilkan rencana pembangunan
Memasukkan pendekatan politik dalam perencanaan pembangunan daerah secara utuh.Sesuai dengan penjelasan UU No 25 Tahun 2004 bahwa perencanaan pembangunan menggunakan pendekatan teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah dan bawah-atas.
Rekapitulasi Evaluasi PerdaPerda yang Direkomendasikan dibatalkan per provinsi 2010-2011
Sumber: Biro Hukum Kemendagri, 2012
Jumlah Perda yang Dibatalkan Oleh Kemendagri, kebanyakan adalah Perda yang menyebabkan high cost economy
Sinergi Sinergi Perencanaan dan Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan DaerahPenganggaran Pusat dan Daerah
Sistem berbeda saling berinteraksi secara tepat
menghasilkan outcome dan impact yang lebih besar
SINERGI
Prioritas Nasional
Dana BUMN/BUMD/Swasta
MP3EI, MP3KI, RAN GRK, DLL
STRATEGI SINERGI DALAM KERANGKA ANGGARAN
Penataan dan Penguatan Kerangka Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
21
WILAYAHDANA DEKON +
TPDANA
PERIMBANGANINVESTASI PMA
RATA-RATA 2005-2009(Rp. Juta)
SHARE
(%)RATA-RATA 2005-2009
(Rp. Juta)
SHARE
(%)RATA-RATA 2005-2008(US $ JUta)
SHARE
(%)
SUMATERA 37.213 15,65 62.138 27,65 1.133 11,29 JAWA-BALI 157.630 66,31 78.519 34,94 8.516 84,91 KALIMANTAN 11.721 4,93 30.487 13,57 283 2,82 SULAWESI 15.950 6,71 23.811 10,60 76 0,76 NUSA TENGGARA 5.995 2,52 9.965 4,43 8 0,08 MALUKU 4.278 1,80 5.889 2,62 7 0,07 PAPUA 4.942 2,08 13.890 6,18 5 0,05 TOTAL 237.729 100,00 224.698 100,00 10.030 100,00
ALOKASI SUMBERDAYA ANTARWILAYAH
Sumber: Diolah dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan BKPM WILAYAH
INVESTASI PMDN KREDIT PERBANKAN
KKREDIT MIKRO KECIL MENENGAH
RATA-RATA 2005-2008(Rp.
MIliar)
SHARE
(%)RATA-RATA 2007-2009(Rp.
MIliar)
SHARE
(%)RATA-RATA 2007-2009(Rp.
MIliar)
SHARE
(%)
SUMATERA 8.400 31,52 193.749 15,44 117.393 18,79 JAWA-BALI 14.729 55,26 913.352 72,78 408.768 65,43 KALIMANTAN 1.916 7,19 67.483 5,38 33.704 5,40 SULAWESI 1.402 5,26 56.483 4,50 43.281 6,93 NUSA TENGGARA 21 0,08 12.436 0,99 11.971 1,92 MALUKU 0,3 0,00 4.006 0,32 3.523 0,56 PAPUA 185 0,70 7.442 0,59 6.068 0,97 TOTAL 26.654 100 1.254.951 100 624.708 100,00
Distriusi Dana Perimbangan (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 62,592. Kalimantan: 13,573. Sulawesi: 10,604. Maluku dan Nusa Tenggara: 9,305. Papua: 6,18
Distribusi Kredit Perbankan (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 88,222. Kalimantan: 5,183. Sulawesi: 4,504. Maluku dan Nusa Tenggara: 1,215. Papua: 0,59
Distriusi Dana Dekon+TP (%):
1. Jawa-Bali dan Sumatera: 81,69
2. Kalimantan: 4,933. Sulawesi: 6,714. Maluku dan Nusa
Tenggara: 4,325. Papua: 2,08
Distriusi Investasi PMDN (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 86,782. Kalimantan: 7,193. Sulawesi: 5,264. Maluku dan Nusa Tenggara: 0,085. Papua: 0,70
21
OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DAYA ANTARWILAYAH
2222
54797.00 (minimum)
245594.00
398937.00 (median)
639154.00
1339115.00 (maximum)
Pembangunan Wilayah SUMATERA
Pembangunan Wilayah JAWA-BALI Pembangunan
Wilayah NUSA TENGGARA
Pembangunan WilayahMALUKU
Pembangunan WilayahPAPUA
Pemerintah Pusat
Pemda Pemda Pemda Pemd
aPemda
(+)
Dana Dekonsentrasi/TP + Dana Perimbangan + Dana Otsus + Pinjaman/Hibah+ Swasta
(-)
(+) (+) (+) (+)
(-)
(-)
(-) (-)
Dampak alokasi sumberdaya terhadap perkonomian daerah(+)
(+)
(+)(+)
(+)
Pengeluaran Pemerintah Daerah = Penguatan Perekonomian daerah
Seluruh alokasi sumber daya didorong untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam mengurangi kesenjangan antarwilayah
22
Pembangunan Wilayah KALIMANTAN
Pembangunan WilayahSULAWESI
Pemda
Pemda
(+)(+)
Alokasi sumber daya K/Lmemperhatikan prioritas wilayah
Sinergi dalam Kerangka Kelembagaan dan Aparatur Daerah
Strategi: Tata Kelola Kelembagaan Pemerintahan Daerah dan Meningkatkan Kapasitas Aparatur Daerah.
25
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN SEKTORAL
Nasional
Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG (RPJPD)
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD)
RENCANA TATA RUANG
NASIONAL
RENCANA TATA RUANG
PROVINSI
RENCANA TATA RUANG
KABUPATEN/KOTA
RENCANA TATA RUAG KECAMATAN
JARINGAN INFRASTRUKTUR
ANTARPULAU DAN ANTAR-
PROVINSI
JARINGAN INFRASTRUKTUR
ANTARKABUPATENANTARKOTA
JARINGAN INFRASTRUKTUR
ANTARDESA
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH (RPJMD)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG (RPJPD)
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH (RPJMD)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG (RPJP)
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH (RPJMN)
PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PERENCANAAN TATA RUANG
DAN PERENCANAAN SEKTORAL
JARINGAN INFRASTRUKTUR
ANTARKECAMATAN
RTRWP
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI (RTRWP)
disusun dengan memperhatikan
perkembangan permasalahan nasional & hasil pengkajian implikasi penataan ruang provinsi
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi
keselarasan aspirasi pembangunan provinsi & pembangunan kabupaten/kota
daya dukung & daya tampung lingkungan hidup RPJPD RTRWP yang berbatasan RTR kawasan strategis provinsi RTRWK
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi
penetapan kawasan strategis provinsi arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi
jangka waktu
penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan strategis provinsi
penataan ruang wilayah kabupaten/kota
pedoman untuk20 tahun
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara dan/atau provinsi
Peraturan Daerah Provinsi
memuat
ditetapkan dengan
RTRWN pedoman bidang
penataan ruang RPJPD
mengacuPs. 22 ayat (1)
Ps. 22 ayat (2)
Ps. 23 ayat (1)
Ps. 23 ayat (2)Ps. 23 ayat (3)
Ps. 23 ayat (4)
Ps. 23 ayat (5)
Ps. 23 ayat (6)
Ps. 22
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Peraturan Perundang-undangan
Kapasitas Aparatur PemdaKelembagaan/Institusi
APA YANG DIHARAPKAN?
Peraturan perundang-undanganHarmonisasi
Keterkaitan antara dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah (RKPD),
dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan daerah (RPJMD) dan dokumen
perencanaan pembangunan jangka panjang atau 20 (dua puluh) tahunan
(RPJPD).
Sinergitas Keterkaitan antara RKPD, RPJMD, dan RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya seperti RTRW serta dokumen penganggaran KUA-PPAS dan APBD
Konsistensi Keterkaitan antara rencana pembangunan yang
telah termuat dalam RKPD, RPJMD, RPJPD, RTRW dengan implementasinya, serta keterkaitan
rencana pembangunan antar tahunnya
Kualitas Dokumen Indikator-indikator yang disusun
dalam rencana pembangunan tersebut (SMART).
PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI
(PP 19 Tahun 2010 jo PP 23 tahun 2011)