FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
Oleh :
Nama : Putri Ika Wardani
NIM : J1D111012
Kelompok : 3 (Tiga)
Asisten : Rindang Yuliani
PROGAM STUDI S-1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball,
2002).
Respirasi adalah proses pembebasan energi kimia yang tersimpan di dalam
molekul organik sel hidup (Azidin, 1986).
Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang
digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan
disingkat RQ. Nilai RQ tergantung pada bahan/substrat untuk respirasi dan
sempurna tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya. (Saktiyono, 1999)
Proses respirasi dalam sel ini terjadi secara bertahap yaitu glikolisis, siklus
Krebs dan sistem transpor elektron. Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang
mengubah molekul glukosa menjadi 2 asam piruvat dengan menghasilkan NaDH
dan ATP. Siklus Krebs adalah perubahan asetil ko-A menjadi ko.A dan
berlangsung dimitokondria dan pada proses ini dihasilkan dua molekul ATP.
Transpor elektron berlangsung dimembran dalam mitokondria dan dihasilkan 34
ATP (Kimball, 1999).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
1. Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (O2)
serta mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukan oksigen
pada proses fotosintesis.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun
yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.
3. Untuk mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama respirasi dan
menghitung respiratory quotient (RQ) nya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma
yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut
tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air
(H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.
Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah
cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan
langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan
air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.
Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan
persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung
organel yang disebut kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan
digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di
daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi
oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan
(Dwidjoseputro,1986).
Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik
yang hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur
sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang
sama. Hanya saja karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam
kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih
bervariasi. Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof.
Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada
materi yang dihasilkan oleh organisme lain (Saktiyono, 1999).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik
(CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi
diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan
digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat
dituliskan :
Kloropil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi
Sinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan
jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi
merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Menunjukan hubungan antara zat-zat yang dipakai dan selama dihasilkan oleh
proses tersebut. Biasanya fotosintesis melibatkan setidak-tidaknya dua proses
yang amat berbeda menjadi jelas dari percobaan F. F. Blackman, seorang ahli
fisiologi tumbuhan dari inggris. Hasil-hasil percobaannya dengan mudah dapat
diduplikasi dengan menggunakan susunan percobaan (Syamsuri, 2000).
Karena laju fotosintesis tidak meningkat terus secara tak terbatas dengan
meningkatnya penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling
tidak dua proses berlainan yang terlibat. Pertama, suatu reaksi yang memerlukan
cahaya dan kedua, reaksi yang tidak memerlukan cahaya yaitu :
1. Reaksi Terang
Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil
yang berlangsung digrana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit
yang mampu menangkap energi cahaya matahari dalam rantai transfor elektron pada
fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona
(Saimbolon, 1989).
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP
(Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung distroma, reaksi gelap
meliputi 3 hal penting, yaitu:
a. Karboksilasi, merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk
membentuk molekul PGA.
b. Reduksi ; PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
c. Regenerasi ; pembentukan kembali RBP
(Saimbolon, 1989).
Blackman berteori bahwa pada intensitas cahaya sedang, reaksi terang
membatasi atau melajukan suatu proses. Dengan kata lain pada intensitas ini
reaksi gelap mampu menangani semua substansi intermediat yang dihasilkan oleh
cahaya. Akan tetapi dengan meningkatkan intensitas cahaya pada akhirnya akan
tercapai suatu titik yang pada saat itu reaksi gelap berlangsung pada kapasitas
maksimum. Penyinaran lebih lanjut tidak efektif lagi dan proses tersebut
mencapai laju yang mantap (Kimball, 1993).
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik
yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik.
Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta
energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang
tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol,
asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).
Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai petunjuk untuk laju
fotosintesis yang dilakukan tumbuhan. Oleh karena oksigen hanya perlahan-lahan
larut dalam air maka gelembung-gelembung tersebut tetap sama, maka jumlah
gelembung yang dibentuk setiap satuan waktu akan menunjukkan lajunya
fotosintesis, jika semua faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis tersebut
dibuat tetap (Saktiyono, 1999).
Pekerja-pekerja berat termasuk atlet lebih banyak membutuhkan oksigen
dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh
lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya,
seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan
membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian (Brawijaya,
2000).
Keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan
volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat
konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya
konsentrasi hemoglobin darah berkurang (Brawijaya, 2000).
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna
darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh
(Brawijaya, 2000).
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun
oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang
berupa protein (Brawijaya, 2000).
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, respirasi dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
1. Respirasi Aerob
Sesuai dengan namanya, respirasi aerob adalah suatu reaksi pernapasan pada
makhluk hidup yang memanfaatkan oksigen bebas dari udara sekitar. Proses
respirasi ini terjadi pada sebagian besar spesies makhluk hidup, baik tingkat tinggi
maupun tingkat rendah. Pada tumbuhan, umumnya selain melakukan proses
fotosintesis (untuk tumbuhan yang memiliki klorofil) juga melakukan proses
respirasi. Proses respirasi aerob akan menguraikan senyawa asal hingga dihasilkan
kembali senyawa dasar, yaitu CO2 dan H2O. Persamaan dari reaksi respirasi aerob
yang contohnya terjadi dengan bahan baku senyawa glukosa adalah sebagai
berikut :
C6H12O6 6 H2O + 6 CO2 + ATP
dengan ATP (Adenin tripospat) yang dihasilkan pada reaksi ini adalah sebesar 38
ATP. Tahapan – tahapan respirasi aerob dibagi menjadi 3 tahapan reaksi, yaitu :
a. Tahapan Glikolisis
Glukosa, gula berkarbon-enam diuraikan menjadi dua gula berkarbon-tiga,
kemudian dioksidasi dan sisa atomnya disusun ulang untuk membentuk dua
molekul asam piruvat. Pada glikolisis terdiri atas sepuluh langkah yang dapat
dibagi menjadi dua fase, fase investasi energi mencakup lima langkah pertama
dan fase pembayaran energi pada lima langkah berikutnya. Glikolisis merupakan
sumber ATP dan NADH dan juga mempersiapkan molekul organik untuk oksidasi
berikutnya dalam siklus krebs. ATP yang dihasilkan adalah sebanyak 2 ATP dan
NADH yang dihasilkan juga sebanyak 2 ATP (Campbell, 2004).
b. Tahapan Siklus Krebs
Jika ada oksigen monokuler, asam piruvat itu memasuki mitokondria, di
mana enzim – enzim siklus Krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar
organiknya. Setelah memasuki mitokondria, asam piruvat mula – mula diubah
menjadi suatu senyawa yang disebut asetil CoA. Sebagian besar energi yang
dipanen oleh langkah oksidasi siklus ini disimpan dalam NADH. Untuk setiap
asetat yang memasuki siklus ini, tiga molekul NAD+ direduksi menjadi NADH.
Dalam satu langkah oksidasi, elektron ditransfer tidak ke NAD+, tetapi ke aseptor
elektron lainnya, yaitu FAD (flavin adenin dinukleotida, turunan dari riboflavin,
vitamin B). Bentuk reduksinya, FADH menyumbangkan elektronya ke rantai
transpor elektron seperti halnya NADH. Ada pula langkah dalam transpor
elektron ini yang langsung membentuk ATP dengan fosforilasi tingkat-substrat,
serupa dengan langkah glikolisis dalam membentutk ATP. Senyawa yang
dihasilkan pada siklus Krebs adalah CO2, elektron H yang tereduksi, dan ATP
sebanyak 2 ATP (Campbell, 2004).
c. Tahapan Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif merupakan tahap akhir dari proses respirasi yang terjadi
di membran dalam mitokondria. Pada tahapan ini seluruh senyawa yang terbentuk
pada proses – proses sebelumnya (NADH, FADH) akan menyumbangkan
elektron – elektron yang dimilikinya melalui suatu enzim yang bernama ATP
sintase. Pada tahap inilah paling banyak dihasilkan ATP, yaitu sebanyak 34 ATP
untuk setiap molekul glukosa yang di katabolik. Selain terbentuk ATP juga
terbentuk senyawa lain yang merupakan senyawa sampingan dari proses respirasi
aerob, yaitu senyawa H2O dan senyawa CO2 yang dibentuk pada saat proses siklus
Krebs (Campbell, 2004).
2. Respirasi Anaerob
Karena sebagian besar ATP yang dihasilkan oleh respirasi seluler merupakan
hasil dari fosforilasi oksidatif, dugaan kita atas hasil ATP dari respirasi tergantung
pada pasokan oksigen yang cukup bagi selnya. Lalu bagaimana apabila tidak
tersedia oksigen untuk melakukan respirasi aerob? Ternyata ada juga proses
respirasi yang dalam prosesnya tidak menggunakan oksigen dari udara bebas.
Proses respirasi dengan jalan seperti ini disebut respirasi aerob, atau lazim juga
disebut dengan fermentasi. Namun ada beberapa jenis fermentasi yang bukan
anaerob karena dalam prosesnya menggunakan oksigen bebas. Pada jenis respirasi
ini, yang menjadi substrat utama bukan hanya glukosa, namun bisa juga senyawa
lainnya seperti asetaldehida. Senyawa yang dihasilkan pada proses akhir juga
adalah asam cuka (CH3COOH), makanya bakteri ini disebut bakteri asam cuka.
Selain fermentasi pada baktesi asam cuka, fermentasi yang biasa digunakan oleh
manusia adalah fermentasi pada ragi atau Sacharomyces cerevisiae. Berbeda
dengan fermentasi pada bakteri asam cuka, fermentasi ragi menggunakan glukosa
sebagai substrat utamanya. Berikut persamaan reaksi dari fermentasi ragi :
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + Energi
Selain kedua jenis fermentasi tersebut, masih ada beberapa jenis fermentasi
yang lainnya, yang rata – rata hanya memiliki perbedaan dalam hal substrat dan
mikroorganisme yang melakukannya. Satu ciri khas yang mencolok dari
fermentasi atau respirasi anaerob ini adalah jumlah energi yang dihasilkan tidak
sebesar pada respirasi aerob dan respirasi anaerob umunya hanya terjadi pada
mikroorganisme tingkat seluler, kecuali pada ragi (Kimball, 1992).
Jika bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C6H12O6) maka
persamaan reaksinya dapat ditulis :
(C6H12O6) + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang
dibebaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama (Kimball,
1992).
Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang
digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan
disingkat dengan RQ. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1
(= 0,8 – 0,9), lemak < 1 (= 0,7) dan asam organik > 1 (1,33) (Dwidjoseputro,
1986). Nilai RQ ini tergantung pada bahan/substrat untuk respirasi dan sempurna
tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya (Kimball, 2000).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2011 pukul 11.00-
13.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi I, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pada proses fotosintesis adalah
beaker gelas, corong kaca, tabung reaksi, kawat dan cutter. Sedangkan pada
percobaan pembentukan karbohidrat pada fotosintesis adalah beaker gelas, cawan
petri, lampu spiritus/ kompor, kaki tiga dan penjepit. Dan pada percobaan
pengukuran respirasi kecambah adalah respirometer Ganong dan statif, corong
gelas dan penunjuk waktu (stopwatch).
Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan pada proses fotosintesis
adalah Hydrilla verticillata, air kolam dan larutan 0,25 % NaHCO3. Sedangkan
pada percobaan pembentukan karbohidrat pada fotosintesis adalah daun tumbuhan
segar, larutan JKJ, alkohol 95 %, air dan kertas karbon/aluminium foil. Dan pada
percobaan pengukuran respirasi kecambah adalah kecambah kacang hijau (segar),
larutan KOH 10 %, akuades dan vaselin.
3.3. Prosedur Kerja
A. Pembentukan oksigen pada proses fotosintesis
1) Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat
sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.
2) Dimasukkan corong kaca (1) ke dalam beaker gelas yang berisi
medium, di mana setiap 100 ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %
dengan posisi corong menghadap ke bawah.
3) Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan
berisi sebagian besar medium, dalam keadaan terbalik ( di dalam bak yang
berisi air).
4) Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, D, E dan F,
yang mana keterangannya sebagai berikut :
A = medium air dan diletakan ditempat terang dalam ruangan (intensitas
cahaya I).
B = medium air dan diletakkan di luar ruangan dibawah pohon (intensitas
cahaya II ).
C = medium air dan diletakkan diluar ruangan, ditempat ysng terbuka
(intensutas cahaya III).
D = medium air + larutan NaHCO3, diletakkan ditempat terang dalam
ruangan (intensitas cahaya I)
E = medium air + larutan NaCO3, diletakkan diluar ruangan dibawah
pohon (intensitas cahaya II).
F = medium air + larutan NaHCO3, diletakkan diluar ruangan terbuka
(intensitas cahaya III).
5) Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari
potongan cabang/ranting yang terjadi selama 15’, 30’ dan 45’. Banyaknya
gelembung persatuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju
fotosintesis. Perhitungan dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil rata-
ratanya.
6) Hasil pengamatan/data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk
grafik. Dibuatlah pembahasan dan kesimpulannya.
B. Pembentukan Karbohidrat Pada Fotosintesis
1) Daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari sebagiannya ditutup
dengan aluminium foil / kertas karbon dan jepit selama 2 x 24 jam.
2) Direbus dalam beaker gelas sampai mendidih pada lampu spiritus atau
panci berisi air mendidih di atas kompor.
3) Dipanaskan alkohol n di dalam beaker gelas kecil pada air
mendidih(2).
4) Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam air panas (5
menit) sampai layu, kemudian ke dalam alkohol panas (5 menit).
5) Diulangi percobaan ini dengan daun yang lain yang tidak diberi
perlakuan air panas.
6) Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan masukkan ke dalam
larutan JKJ selama beberapa menit.
7) Dicuci daun dengan air kemudian bentangkan dan amatilah perubahan
yang terjadi. (Ingatlah amilum + JKJ memberikan warna biru sampai
kehitam-hitaman).
C. Pengukuran Repirasi Kecambah
1) Alat dan bahan disiapkan, 10 gram kecambah kacang hijau ditimbang.
2) Akuades dimasukkan ke dalam pipa respirometer dan kecambah
dimasukkan ke dalam tabung respirometer dan memutar sumbatnya
sampai kedua lubang berhadapan.
3) Permukaan air dalam pipa diatur pada skala 20 dengan jalan menaikkan
dan menurunkan pipa.
4) Sumbat dioleskan dengan vaselin, kemudian diputar sehingga udara di
dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar. Dibiarkan selama 30
menit.
5) Perubahan permukaan air diamati dalam pipa. Jika permukaan airnya turun
maka nilainya positif dan jika permukaan air naik berarti nilainya negatif.
6) Diulangi kegiatan (1-5) dengan menggunakan KOH 10 %.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk
membentuk karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara
dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan
klorofil.Selain klorofil fotosintesis juga memerlukan CO2 dan cahaya
matahari.
2) Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam
fotosintesis dihasilkan oksigen.
3) Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu
kehitam-hitaman yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti
menunjukkan terjadinya fotosintesis.
4) Karbohidrat merupakan hasil fiksasi CO2 dan hidrogen pada reaksi gelap
sedangkan oksigen sebagai hasil pemecahan air (fotolisis) yang terjadi saat
tahapan reaksi terang.
5) Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi
pembentukan oksigen pada proses ini.
5.2 Saran
Terjalinnya kerjasama antara asisten dan praktikan sangat diperlukan agar
praktikum berjalan dengan lancar dan baik. Selain itu kesungguhan dari praktikan
dan perhatian dari asisten juga sangat diperlukan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Azidin, 1986. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung
Brawijaya. Yogyakarta. 2000http://digilib.brawijaya.ac.idDiakses tanggal 20 November 2011
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlangga
Kimball, J. W. 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta
Kimball, J. W. 2000. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Kimball, J. W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga
Lovelles, A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PT Gramedia
Saktiyono, 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Syamsuri, I. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga
Top Related