Download - Fixed Bridge Prost

Transcript
  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    1/44

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 GIGITIRUAN CEKAT

    Gigitiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada

    gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis

    restorasi ini telah lama disebut dengan gigitiruan jembatan. 5

    2.1.1 Komponen-komponen Gigitiruan Cekat 6

    Gigitiruan cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu pontik,

    retainer, konektor, abutment , dan sadel, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Pontik, adalah gigi buatan pengganti dari gigi atau gigi-geligi yang hilang.

    Dapat dibuat dari porselen, akrilik atau logam, atau gabungan dari bahan-

    bahan ini.

    2. Retainer, adalah restorasi tempat pontik dicekatkan. Retainer dapat dibuat

    intrakoronal atau ekstrakoronal.

    3. Konektor, adalah bagian yang mencekatkan pontik ke retainer. Konektor

    dapat berupa sambungan yang disolder, struktur cor (alumina derajat tinggi,

    jika terbuat dari porselen seluruhnya).

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    2/44

    4. Abutment , adalah gigi penyangga dapat bervariasi dalam kemampuan untuk

    menahan gigitiruan cekat dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah

    membran periodontal, panjang serta jumlah akar.

    5. Sadel, adalah daerah diantara gigi-gigi penyangga, yang terutama adalah

    tulang alveolar yang ditutupi oleh jaringan lunak. Tulang alveolar akan

    berubah kontur selama beberapa bulan setelah hilangnya gigi. Kontur dan

    tekstur sadel akan mempengaruhi desain pontik.

    2.1.2 Macam-macam Desain GTC. 7

    Adapun 5 macam desain dari GTC yang perbedaannya terletak pada

    dukungan yang ada pada masing-masing ujung pontik. Kelima desain ini adalah:

    a. Fixed-fixed bridge

    Suatu gigitiruan yang pontiknya didukung secara kaku pada kedua sisi oleh

    satu atau lebih gigi penyangga. Pada bagian gigi yang hilang yang terhubung

    dengan gigi penyangga, harus mampu mendukung fungsional dari gigi yang

    hilang. GTC merupakan restorasi yang kuat dan retentif untuk menggantikan

    gigi yang hilang dan dapat digunakan untuk satu atau beberapa gigi yang

    hilang. Indikasi dari perawatan dengan menggunakan fixed-fixed bridge yaitu

    jika gigi yang hilang dapat terhubung dengan gigi penyangga yang mampu

    mendukung fungsional dari gigi yang hilang. Seperti pada gambar 1, Fixed-

    fixed bridge dengan menggunakan bahan porselen pada gigi insisivus sentralis.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    3/44

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    4/44

    9

    c. Cantilever bridge

    Suatu gigitiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau lebih

    abutment . Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban

    oklusal dari gigitiruan.

    Gambar 3. Gambaran cantilever bridge (Sumber : Barclay CW,Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. 2 nd ed.Tottenham: Churchill livingstone;2001.p. 120)

    d. Spring cantilever bridge

    Suatu gigitiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke

    gigi atau penyangga gigi. Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung

    ini dapat dari berbagai panjang, tergantung pada posisi dari lengkung gigi

    penyangga dalam kaitannya dengan gigi yang hilang. Lengan dari bar

    mengikuti kontur dari palatum untuk memungkinkan adaptasi pasien. Jenis

    gigitiriruan ini digunakan pada pasien yang kehilangan gigi anterior dengan

    satu gigi yang hilang atau terdapat diastema di sekitar anterior gigi yang

    hilang.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    5/44

    10

    Gambar 4. Gambaran spring cantilever bridge (Sumber :Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and removable

    prosthodontics. 2nd

    ed. Tottenham: Churchilllivingstone;2001.p. 122)

    e. Compound bridge

    Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan cekat

    dan bersatu menjadi suatu kesatuan.

    2.1.3 Indikasi dan Kontraindikasi Pemakaian GTC. 1

    Adapun indikasi dan kontraindikasi dari GTC, yaitu :

    1. Kehilangan satu atau lebih gigi

    2. Kurangnya celah karena pergeseran gigi tetangga ke daerah edentulus

    3. Gigi di sebelah daerah edentulus miring

    4.

    Splint bagi gigi yang memiliki ketebalan email yang cukup untuk dietsa.

    Kontraindikasi pemakaian GTC :

    1. Pasien yang tidak kooperatif

    2. Kondisi kejiwaan pasien kurang menunjang

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    6/44

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    7/44

    12

    2.2.1. Gingiva.

    Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang melapisi tulang alveolar dari

    rahang atas dan rahang bawah serta di sekeliling leher gigi. Gingiva secara

    anatomi dibagi menjadi marginal gingiva (tepi gusi), sulkus gingiva, attached

    gingiva (bagian dari yang melekat), serta interdental gingiva atau interdental

    papilla.

    1. Marginal gingiva

    Marginal gingiva atau unattched gingiva adalah sambungan tepi atau pinggiran

    dari gingiva yang mengelilingi gigi berbentuk seperti lingkaran. Dalam 50%

    kasus, marginal gingiva dibatasi dengan attached gingiva oleh depresi linear

    yang dangkal disebut free gingiva groove . Biasa lebarnya sekitar 1 mm dari

    dinding jaringan lunak sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat dipisahkan dari

    permukaan gigi dengan probe periodontal. 9

    2. Sulkus gingiva

    Sulkus gingiva adalah celah dangkal atau ruang di sekitar gigi yang dibatasi

    oleh permukaan gigi pada satu sisi dan lapisan epitel margin bebas dari sisi

    lain gingiva. Sulkus ini berbentuk V dan hanya sedikit saja yang dapat

    dimasuki oleh probe periodontal. Determinasi klinik dari kedalaman sulkus

    gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting. Dalam kondisi benar-

    benar normal atau ideal, maka kedalaman sulkus gingiva dapat mencapai 0. 9

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    8/44

    13

    3. Attached gingiva .

    Attached gingiva merupakan suatu lanjutan dari marginal gingiva. Attached

    gingiva berbatas tegas, elastik dan melekat erat pada periosteum dari tulang

    alveolar. Aspek permukaan dari attached gingiva meluas ke mukosa alveolar

    dibatasi oleh mucogingiva junction . Lebar dari attached gingiva merupakan

    parameter klinik penting lainnya. Yang dapat diukur sesuai jarak antara

    mucogingiva junction dan proyeksi dari permukaan dasar luar dari sulkus

    dengan menggunakan probe periodontal. 8

    Lebar dari attached gingiva dari aspek fasial berbeda pada tiap daerah dalam

    rongga mulut. Attached gingiva pada daerah insisivus rahang atas 3,5-4,5 mm

    dan pada insisivus rahang bawah sebesar 3,3-3,9 mm dan lebih sempit pada

    daerah posterior ( 1,9 mm pada rahang atas dan 1,8 pada rahang bawah).

    Mucogingiva junction tetap tidak bergerak hingga dewasa, perubahan lebar

    attached gingiva disebabkan oleh perubahan posisi coronal end . Lebar dari

    attached gingiva meningkat sesuai umur dan pada gigi yang supraerupsi. Dari

    aspek lingual alveolar, akhir dari attached gingiva dihubungkan oleh mukosa

    membran dasar mulut. 10

    4. Papila Interdental

    Gingiva interdental menempati embrasure gingiva yang terletak pada daerah

    interproksimal di bawah daerah kontak gigi. Interdental gigi dapat berbertuk

    piramida atau berbentuk kol. Bentuk ruang interdental gingiva tergantung dari

    titik kontak antara gigi dan ada tidaknya resesi gingiva. 10

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    9/44

    14

    Permukaan fasial dan lingual lonjong ke daerah kontak proksimal dan

    berbentuk cembung pada daerah mesial dan distal. Ujung lateral dari

    interdental gingiva dibentuk oleh kontibuitas marginal gingiva ke gigi

    sebelahnya. Jika terjadi diastem, gingiva berbentuk datar membulat di atas

    tulang interdental dan halus tanpa papila interdental. 10

    2.2.2. Ligamentum Peri odontal .

    Ligamentum periodontal adalah jaringan ikat yang mengelilingi akar dan

    terhubung ke tulang. Ligamentum periodontal akan terus berlanjut dengan jaringan

    ikat pada gingiva dan kemudian berhubungan dengan ruang sumsum melalui

    pembuluh darah dalam tulang. Fungsi dari ligamentum periodontal adalah sebagai

    fisik formatif dan perubahan bentuk, nutrisi dan sensoris. 9

    2.2.3. Sementum.

    Jaringan mesensim yang membentuk dan melapisi bagian luar akar anatomi

    gigi. Terdapat dua macam sementum, yaitu sementum aselular atau primer dan

    sementum selular atau sementum sekunder. Kedua sementum tersebut terdiri dari

    kalsifikasi matriks interfibril dan fibril kolagen. 9

    2.2.4.

    Tulang alveolar.

    Tulang alveolar dibentuk selama pertumbuhan janin oleh proses ossifikasi

    intramembranous dan terdiri dari kalsifikasi matriks dengan osteosit tertutup

    dalam suatu ruang atau celah yang disebut lacuna. 9

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    10/44

    15

    2.3 Dampak Desain GTC yang Buruk

    Desain gigitiruan yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan

    pengaruh buruk pada beberapa jaringan di rongga mulut, terutama pada jaringan

    gingiva, misalnya :

    a. Tidak adanya rest, dan rest yang jelek atau patah karena preparasi yang tidak

    cukup, umumnya dapat mengakibatkan migrasi dari komponen-komponen

    logam ke apikal sehingga terjadi gingivitis hiperplasia. Jika migrasi dibiarkan

    berlanjut, maka dapat terjadi dehiscence dan penetrasi akar. .11

    b. Celah antara lengan cengkram dan tepi gingiva menyebabkan makanan

    terperangkap dan meningkatkan kemungkinan besar pembusukan makanan

    dan gingivitis. 11

    c. Penempatan cengkram atau konektor yang terlalu cepat ke tepi gingiva. 11

    d.

    Adanya penimbunan sisa makanan diantara pinggiran basis gigitiruan dan gigialami. Timbunan sisa makanan akan mendorong tepi gingiva keluar dari

    perlekatannya terhadap inflamasi jaringan akibat toksin yang dibentuk oleh

    mikroorganisme yang berinkubasi. 11

    e. Penekanan atau penutupan basis yang terlalu menekan pada tepi gingiva dapat

    mengakibatkan trauma mekanik, respon inflamasi dan jika dalam keadaan

    kronik, dapat mempercepat terbentuknya poket. 11

    f. Kontrol plak yang kurang dari pasien 11

    g. Kurangnya perawatan di rumah, baik pada kebersihan gigitiruan cekat

    maupun kebersihan mulut yang menyebabkan respon tidak menguntungkan

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    11/44

    16

    karena makanan terperangkap. Dengan berkurangnya perawatan di rumah,

    maka masalah jaringan periodontal sering mengikuti gingivitis dan karies

    gigi. 11

    h. Konstruksi GTC yang tidak benar mempengaruhi kondisi kesehatan rongga

    mulut, menghambat kemampuan saliva sebagai self-cleaning, trauma mekanis

    pada gingiva, mengalami kesulitan dalam membersihkan rongga mulut yang

    dapat menimbulkan bau mulut. 12

    2.4 Gingivitis

    Gingivitis adalah penyakit yang paling sering terjadi, baik dalam bentuk

    akut maupun kronis, dan biasanya disebabkan oleh plak bakteri. Peradangan

    jaringan periodontal yang disebut periodontitis dapat disebabkan karena masuknya

    kuman melalui tepi gingiva langsung atau merupakan kelanjutan dari peradangan

    gusi yang tidak dirawat. Selain dari peradangan gingiva, trauma oklusi, atropi

    periodontal dan manifestasi penyakit sistemik juga dapat terjadi. Trauma oklusi

    hampir selalu terjadi bersamaan dengan peradangan gusi. Trauma oklusi

    menghasilkan 2 macam gejala klinis, yaitu meningkatnya pergerakan gigi dan

    melebarnya ruang periodontal. Poket periodontal merupakan suatu penyakit unit

    perlekatan periodontal yang disebabkan oleh pembesaran jaringan gingiva dan

    pergerakan perlekatan epitel ke arah apikal sampai kehilangan perlekatan jaringan

    ikat dan kadang-kadang sampai kehilangan dukungan tulang alveolar. 3

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    12/44

    17

    2.4.1. Tahap-tahap Gingivitis 13

    Urutan perkembangan gingivitis terjadi dalam tiga tahap yang berbeda.

    Tentu, dari satu tahap akan berkembang ke tahap selanjutnya.

    a. Tahap 1. Initial Lesion

    Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan konsistensi

    vaskular, terutama dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan

    inflamasi awal ini terjadi sebagai respon dari leukosit terhadap aktivitas

    mikrobial dan stimulasi subquent sel endotel. Secara klinis, respon awal

    gingiva terhadap plak bakteri tidak terlihat.

    b. Tahap II. Early Lesion

    Dengan berjalannya waktu, tanda klinis eritema mungkin akan muncul,

    terutama karena proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapiler

    antara rete pegs atau ridge. Perdarahan saat probing mungkin akan terlihat

    jelas.

    c. Tahap III. Established Lesion

    Pada gingivitis kronik (tahap III), pembuluh darah membesar dan padat, vena

    terganggu, dan aliran darah menjadi lamban. Hasilnya adalah anoksemia lokal

    gingiva yang superimposif berwarna kebiruan pada gingiva.

    Kesehatan gigi dan gingiva serta pencegahan seperti kerusakan gigi dan

    penyakit periodontal memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan umum dan

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    13/44

    18

    kesejahteraan penduduk. Meskipun telah terjadi penurunan yang signifikan dalam

    peningkatan kerusakan gigi di 30 tahun terakhir, namun terus terjadi peningkatan

    kerusakan gigi antara rentan populasi, karena terdapat perbedaan akses terhadap

    perawatan gigi dikalangan penduduk. Di Australia, ketersediaan dokter gigi sangat

    rendah di luar kota besar. Pada saat yang sama, mereka yang tinggal di daerah

    terpencil dan masyarakat adat, sering memiliki tingkat kerusakan gigi dan

    edentulous yang lebih tinggi daripada populasi metropolitan. Kurangnya kesadaran

    kesehatan gigi menjadi faktor utama dalam tingginya kerusakan gigi yangterjadi. 14,15

    Pulau Kodingareng merupakan salah satu pulau di Kota Makassar dengan

    jumlah penduduk sekitar 4170 jiwa, dengan mata pencaharian 90% sebagai

    nelayan, dan sisanya usaha lainnya. Warga menggunakan listrik dengan generator

    yang beroperasi selama 12 jam, dengan fasilitas kesehatan berupa 1 buah

    Puskesmas pembantu, pos obat desa (POD) melalui program NGO Plan

    Internasional. Namun demikian, pelayanan kesehatan di Pulau Kodingareng masih

    belum maksimal, karena faktor dari Puskesmas pembantu yang belum naik

    statusnya menjadi Puskesmas, selain itu fasilitas seperti pembangunan asrama

    untuk staf kesehatan masih dalam perencanaan. 4,16

    Pelayanan kesehatan yang ada di Pulau Kodingareng dapat berpengaruh

    terhadap kesehatan gigi dan mulut masyarakat serta perawatan-perawatan yang

    dilakukan berhubungan dengan pelaksanaan perawatan gigi dan mulut. Dengan

    demikian, maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menggunakan

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    14/44

    19

    gigitiruan tidak dapat dilaksanakan dengan baik jika tingkat pelayanan

    kesehatannya pun masih kurang. Sehingga salah satunya berdampak pada

    pelaksanaan perawatan gigitiruan terutama GTC. Peradangan yang dapat terjadi

    pada jaringan periodontal akibat pemakaian GTC dikarenakan syarat-syarat dari

    suatu restorasi tidak terpenuhi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam suatu

    restorasi cekat yaitu syarat biologis, syarat mekanis, dan syarat estetis. Di antara

    ketiga syarat tersebut yang sangat berhubungan dengan jaringan penyangga gigi

    adalah faktor biologis. Banyak faktor yang harus diperhatikan pada pembuatanrestorasi cekat dalam hal ini adalah restorasi mahkota tiruan dan gigitiruan

    jembatan , antara lain yaitu faktor adaptasi tepi restorasi sangat berhubungan

    dengan jaringan gingiva, karena itu tepi tersebut tidak boleh menekan atau

    mengiritasi jaringan gingiva. Hal penting lainnya yaitu tepi restorasi yang tidak

    berlebihan ( over hanging ), karena akan menyebabkan mudahnya terjadi retensi

    plak penyebab utama timbulnya peradangan. Sehingga faktor yang paling penting

    untuk mengendalikan dampak dari restorasi terhadap kesehatan gigi adalah

    lokalisasi dari tepi mahkota relatif terhadap tepi gingiva. 3,17

    Preparasi tepi servikal merupakan tahap preparasi yang paling penting

    yang menentukan keberhasilan perawatan GTC, karena pada tahap preparasi ini

    ditempatkan pada daerah pertemuan antara jaringan gigi penyangga dengan tepi

    restorasi. Letak akhiran servikal di sekitar leher gigi yang berbatasan dengan

    gingiva, sehingga plak mudah terakumulasi dan hal ini merupakan tahap awal

    terjadinya penyakit periodontal.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    15/44

    20

    Preparasi tepi servikal dapat diletakkan di supragingiva, subgingiva, atau

    setinggi puncak gingiva. Namun dari beberapa ahli bidang prostodonsia dan

    periodonsia menganjurkan penempatan tepi preparasi di supragingiva, karena

    batas preparasinya cukup jelas terlihat, lebih mudah dibersihkan dan dikontrol

    serta tidak mengiritasi gingiva. 4

    Selain itu, pemeliharaan dari pengguna GTC sangat berperan dalam

    kesehatan jaringan periodontal. Agar pemeliharaan gigitiruan cekat dilakukan pada

    pasien, maka pertama dokter gigi harus memberikan dental health education (DHE) kepada pasien bagaimana cara menjaga kebersihan mulut pada umumnya

    dan GTC pada khususnya dengan cara menggosok gigi yang benar dan melakukan

    kontrol plak secara teratur. 3

    Keterbatasan sarana pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan

    kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng, berdampak pada masyarakat

    yang mengandalkan jasa tukang gigi. Menurut peraturan Menteri Kesehatan No.

    339/Menkes/Per/V/1989 tentang pekerjaan Tukang Gigi, tukang gigi adalah

    mereka yang melakukan pekerjaan di bidang penyembuhan dan pemeliharaan

    kesehatan gigi dan tidak mempunyai izin untuk melakukan pekerjaannya.

    Berdasarkan keputusan Dirjen Yanmed Depkes RI No. 234/ Yanmed/

    KG/5/1991, wewenang tukang gigi antara lain :

    1) Membuat gigitiruan lepasan dari akrilik, sebagian atau penuh.

    2) Memasang gigitiruan lepasan, tidak menutupi sisa akar

    3) Merujuk ke saran kesehatan yang terdekat

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    16/44

    21

    Sedangkan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan dalam

    pelaksanaan praktek tukang gigi yaitu : 18

    1) Melakukan penambalan gigi dengan bahan tambalan apapun.

    2) Melakukan pembuatan dan pemasangan GTC/mahkota/tumpatan tuang dan

    sejenisnya.

    3) Menggunakan obat-obatan yang berhubungan dengan bahan tambahan gigi,

    baik sementara ataupun tetap.

    4)

    Melakukan pencabutan gigi, baik dengan suntikan maupun tanpa suntikan.5) Melakukan tindakan-tindakan secara medik termasuk pemberian obat-obatan

    6) Mewakili pekerjaannya kepada siapapun.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    17/44

    22

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    Gigitiruan Cekat adalah suatu gigitiruan yang menggantikan satu atau

    lebih gigi alami yang hilang, yang dilekatkan secara permanen dengan

    menggunakan semen ke gigi penyangga yang telah dipreparasi. Tujuan utama dari

    perawatan GTC adalah memelihara gigi dan jaringan di sekitarnya yang masih ada

    agar tetap sehat. Dengan tujuan tersebut, maka yang harus dipertimbangkan agar

    menghasilkan keberhasilan perawatan dari GTC diantara pertimbangan faktor

    periodontal dari gigi-gigi penyangga. Jaringan periodontal terdiri dari tulang

    alveolar, ligamentum periodontal, sementum, dan gingiva.

    Dengan melihat pertimbangan faktor periodontal dalam perawatan GTC,

    maka upaya terbaik untuk mencapai tujuan dari perawatan dengan menggunakan

    GTC, yaitu dilakukan tindakan pencegahan dari pemeriksaan awal secara teratur,

    serta pembuatannya memenuhi syarat-syarat biologis, dalam hal ini dokter gigi

    yang berperan. Selain itu, pengguna GTC juga memiliki peran dalam pemeliharaan

    GTC setelah pemasangan.

    Hal-hal di atas sangat penting untuk diperhatikan selama perawatan

    penggunaan GTC. Hal ini karena dalam penggunaan GTC rentan untuk terjadinya

    gangguan kesehatan pada jaringan periodontal atau dengan kata lain dapat terjadi

    kelainan pada jaringan periodontal. Kelainan jaringan periodontal ini dapat

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    18/44

    23

    mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pasien, pasien merasa nyeri pada bagian

    gingiva nya dan masih banyak keluhan-keluhan yang dapat dirasakan pasien akibat

    dari faktor-faktor tersebut.

    Adapun gambaran kerangka konsep dari penelitian ini :

    Masyarakat

    Kodingareng

    Edentulus

    Gigitiruan Cekat

    Kesehatan JaringanGingiva

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    19/44

    24

    BAB IV

    BAHAN METODE

    4.1 RANCANGAN PENELITIAN

    4.1.1 Ruang lingkup penelitian : Lapangan

    4.1.2 Jenis Penelitian : Observasional

    4.1.3 Hubungan antar variabel : Deskriptif

    4.1.4 Rancangan penelitian : Cross sectional study

    4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

    4.2.1 Tempat Penelitian.

    Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Kodingareng, Kelurahan Kodingareng,

    Kecamatan Ujung Tanah, Makassar

    4.2.2 Waktu Penelitian.

    Penelitian ini dilakukan pada 29 April - 01 Mei 2011

    4.3 POPULASI DAN SAMPEL

    4.3.1 Populasi.

    Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk Pulau Kodingareng yang

    sedang menggunakan GTC.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    20/44

    25

    4.3.2 Sampel Penelitian.

    Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk Pulau Kodingareng yang

    berusia di atas 18 tahun yang sedang menggunakan GTC

    4.3.3 Kriteria sampel.

    Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

    1. Semua masyarakat Pulau Kodingareng pengguna gigitiruan cekat dan berusia

    di atas 18 tahun.

    2. Masyarakat yang bersedia untuk mengikuti seluruh kegiatan penelitian dengan

    adanya persetujuan dan tanda tangan informed consent .

    3. Gigitiruan cekat pada penelitian ini adalah gigitiruan yang terpasang tetap

    sebagai pengganti gigi yang hilang, yang dibuat di tukang gigi dan dokter gigi

    Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:

    Semua masyarakat Pulau Kodingareng yang tidak menggunakan gigitiruan

    cekat.

    4.4 METODE PEMILIHAN SAMPEL

    Akan dilaksanakan survei awal untuk mengetahui penduduk yang sedang

    menggunakan GTC. Metode pemilihan sampel yang dilakukan yaitu dengan

    purposive sampling

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    21/44

    26

    4.5 ALUR PENELITIAN

    Populasi dan

    subjek

    Penggunaan Instrumen :

    Kuisioner,Indeks gingiva, Probe, alat diagnostik

    Rumusan

    Masalah

    Pengumpulan

    Data :

    - Kuisioner- Pemeriksaan

    klinis

    Olah /

    Analisis Data

    Penyajian Datadalam bentuk tabel

    dan narasi

    Simpulan dan

    Saran

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    22/44

    27

    4.6 VARIABEL PENELITIAN

    4.6.1. Identifikasi Variabel.

    Variabel dari penelitian ini ada dua yaitu gingiva dan gigitiruan cekat.

    4.6.2. Definisi Operasional.

    a. Gigitiruan cekat adalah gigitiruan yang terpasang secara tetap atau tidak dapat

    dilepas oleh pemakainya sebagai pengganti gigi yang telah hilang.

    b. Gingiva adalah salah satu bagian dari jaringan periodontal yang secara normal

    terlihat berwarna merah pucat dan tidak terjadi perdarahan pada saat di- probe .

    Warna dan perdarahan yang terjadi, ditentukan dengan menggunakan Indeks

    gingiva, dengan kriteria sebagai berikut : 19

    Skor 0 : Kondisi periodontal sehat / tidak ada inflamasi

    Skor 1 : Terdapat inflamasi ringan, yaitu terjadi perubahan warna

    gingiva dan sedikit edema; tidak ada perdarahan saat di- probe

    Skor 2 : Inflamasi moderat, yaitu terjadi kemerahan, edema dan

    mengkilat, serta berdarah saat dilakukan probing.

    Skor 3 : Inflamasi berat, yaitu berwarna merah yang jelas dan edema;

    ulserasi, tendensi perdarahan spontan.

    4.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Persiapan, meliputi mengurus surat izin untuk dilakukannya penelitian,

    menyiapkan kuesioner yang akan diberikan dan diisi pada penduduk sekitar tempat

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    23/44

    28

    penelitian, dan menyiapkan instrumen lainnya untuk pemeriksaan langsung antara

    lain probe dan alat diagnostik.

    Tahap pelaksanaan, meliputi mengumpulkan responden pada suatu aula,

    kemudian diadakan pengisian kuisioner dengan didampingi oleh peneliti. Setelah

    kuisioner tersebut terisi, kemudian mengadakan pemeriksaan langsung pada

    gingiva dengan menggunakan probe dan kaca mulut dengan panduan pada indeks

    gingiva. Setelah pemeriksaan selesai, kemudian diadakan penyuluhan tentang

    kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat yang telah berpartisipasi sebagairesponden pada penelitian ini. Setelah seluruh rangkaian penelitian dan

    penyuluhan selesai, dilakukan penghitungan kuisioner yang mengkhususkan pada

    pengguna gigitiruan, baik pengguna GTC, GTP, maupun GTSL.

    4.8 ANALISIS DATA

    Data yang telah dikumpulkan akan ditabulasi kemudian dianalisis secara

    deskriptif. Analisis deskriptif meliputi tabel distribusi frekuensi dan persentasi

    4.9. INSTRUMEN PENELITIAN

    a. Kuisioner

    b. Probe

    c. Alat diagnostik

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    24/44

    29

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    Setelah dilakukan penghitungan kuisioner yang mengkhususkan pada

    pengguna gigitiruan, baik pengguna GTC, GTP, maupun GTSL, maka didapatkan

    data yaitu terdapat 103 responden yang menggunakan gigitiruan di Pulau

    Kodingareng, dan diantara 103 responden tersebut, terdapat 12 responden yang

    menggunakan GTC.

    Terkhusus pada pengguna GTC, setelah dilakukan observasi umum,

    wawancara, dan pemeriksaan dengan menggunakan indeks gingiva terhadap 12

    orang responden , maka hasil penelitian dikelompokkan dalam tabel-tabel berikut

    ini.

    TABEL V.1. Distribusi frekuensi dan persentase pengguna GTC padamasyarakat Pulau Kodingareng.

    Pengguna GTC Frekuensi PersentaseJenis Kelamin

    Laki-laki 3 25Perempuan 9 75

    Tingkat PendidikanSD 12 100SMP - -SMA - -

    PekerjaanIRT 7 58,3

    Nelayan 4 33,3Pedagang 1 8,3

    Total 12 100Sumber: Andhira AD. Data primer. 2011

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    25/44

    30

    Pada penelitian ini, persentase penggunaan GTC lebih banyak pada

    perempuan yaitu 75% dan pada laki-laki 25%, dengan tingkat pendidikan terakhir

    pada semua responden yaitu sekolah dasar. Persentase responden lebih banyak

    bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 58,3%, nelayan 33,3% dan paling

    sedikit bekerja sebagai pedagang yaitu 8,3%.

    TABEL V.2 Distribusi jumlah kehilangan gigi dan lama pemakaian GTC pada masyarakat pengguna GTC di Pulau Kodingareng.

    Pengguna GTC Frekuensi Persentase

    Jumlah Kehilangan Gigi1-5 8 66,76-10 4 33,3

    Usia Pertama kali pencabutan Gigi 20 tahun 7 58,321-30 tahun 3 2531-40 tahun 2 16,7

    Lama Pemakaian GTC1-5 bulan 2 16,76-10 bulan 1 8,31-5 tahun 7 58,36-10 tahun 2 16,7

    Total 12 100

    Sumber : Andhira AD. Data primer. 2011

    Pada penelitian ini, responden lebih banyak mengalami kehilangan 1-5 gigi

    dengan persentase 66,7%. Persentase usia pertama kali pencabutan gigi lebih besar

    pada usia 20 tahun, dengan lama pemakaian GTC 1-5 tahun yaitu sebanyak

    58,3%

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    26/44

    31

    TABEL V.3. Distribusi jenis kesulitan penggunaan GTC pada masyarakat pengguna GTC di Pulau Kodingareng

    Pengguna GTC Frekuensi Persentase

    Kesulitan Pembersihan GTCYa 5 41,7Tidak 7 58,3

    Kenyamanan Penggunaan GTC Nyaman 6 50Kurang Nyaman 4 33,3Tidak Nyaman 2 16,7

    Menempelnya Sisa MakananYa 7 58,3Kadang-kadang 2 16,7Tidak 3 25

    Total 12 100

    Sumber : Andhira AD. Data primer. 2011

    Dari 12 orang responden pengguna GTC, umumnya mengeluhkan

    menempelnya sisa makanan setelah menggunakan GTC. Pada umumnya sisamakanan menempel pada bagian interdental dan palatal.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    27/44

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    28/44

    33

    GTC di Pulau Kodingareng menggunakan GTC yang terbuat dari akrilik yang

    hanya direkatkan ke gigi dengan melalui proses self-curing .

    TABELV.5. Distribusi instruksi pemakaian GTC pada masyarakat pengguna GTC di Pulau Kodingareng

    Pengguna GTC Frekuensi Persentase

    Pemberian Nasehat atau InstruksiYa, jelas 1 8,3Ya, tidak jelas - -Tidak ada 11 91,7

    Total 12 100

    Sumber : Andhira AD. Data primer. 2011

    Pada pembuatan GTC, umumnya pengguna tidak mendapatkan instruksi

    yang jelas dalam pemakaian GTC. Dari 12 orang responden, terdapat satu orang

    yang mendapatkan instruksi berupa cara makan saat menggunakan GTC.

    TABEL V.6. Distribusi kesehatan rongga mulut pada masyarakat pengguna GTC di Pulau Kodingareng.

    Pengguna GTC Frekuensi Persentase

    Sariawan sebelum menggunakan GTCSering 2 16,7Pernah - -Kadang-kadang 5 41,7Tidak pernah 5 41,7

    Sariawan,semenjak menggunakan GTCYa 3 25Tidak 9 75

    Gusi Kemerahan Sejak penggunaan GTCYa 3 25Tidak 9 75

    Total 12 100Sumber : Andhira AD. Data primer. 2011

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    29/44

    34

    Dari 12 responden yang menggunakan GTC, terdapat dua orang yang

    sering mengalami sariawan pada daerah gingiva dan lidah. Selain itu, terdapat 5

    orang pengguna GTC yang kadang-kadang mengalami sariawan pada daerah lidah

    dan mukosa. Umumnya responden yang mengalami sariawan, menanganinya

    dengan menggunakan obat alami ataupun membiarkannya begitu saja hingga

    sembuh.

    TABELV.7. Distribusi indeks gingiva pada pengguna GTC masyarakatPulau Kodingareng

    Indeks gingiva Frekuensi Persentase

    0 2 16,71 9 752 1 8,33 - -

    Total 12 100

    Sumber : Andhira AD. Data primer. 2011

    Hasil pemeriksaan dari 12 orang pengguna GTC di Pulau Kodingareng,

    terdapat 2 orang yang kondisi gingiva yang sehat atau tidak ada inflamasi, 9 orang

    yang mengalami inflamasi ringan, 1 orang yang mengalami inflamasi moderat.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    30/44

    BAB VI

    PEMBAHASAN

    Tujuan utama perawatan gigi-geligi dengan restorasi cekat terutama

    mahkota tiruan dan gigitiruan cekat adalah memelihara gigi-gigi yang masih ada

    dan seluruh sistem pengunyahan. Perawatan ini akan berhasil bila pertimbangan

    faktor periodontal dari gigi penyangga dan restorasi cekat diperhatikan. Restorasi

    cekat dan kesehatan jaringan penyangga gigi mempunyai ikatan yang tidak

    terpisahkan. Adaptasi tepi dan kontur restorasi, kehalusan permukaan, embrasure,

    dan disain pontik gigitiruan cekat, mempunyai dampak biologis pada jaringan gusi

    dan jaringan periodontal. Restorasi cekat mempunyai peranan yang jelas dalam

    mempertahankan kesehatan jaringan gingiva dan jaringan periodontal. Kontrol

    plak harus dilakukan secara teratur dan oklusi harus diperiksa secara teratur pula,

    setelah pemasangan restorasi cekat. 2

    Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan melakukan

    penghitungan jumlah kuisioner yang mencakup tentang pengguna gigitiruan baik

    yang menggunakan GTC, GTP, maupun GTSL, tampak bahwa dari 103

    masyarakat Pulau Kodingareng yang memakai gigitiruan, hanya terdapat 12 orang

    sampel yang menggunakan GTC. Dari penelitian ini tampak bahwa bahwa lebih

    banyak perempuan yang menggunakan GTC dibanding laki-laki (tabel 1). Data ini

    menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung mementingkan

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    31/44

    estetik dibandingkan pada laki-laki. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang

    mendapatkan bahwa laki-laki kurang peduli terhadap edentulus mereka, dan kecil

    kemungkinannya untuk mengunjungi dokter gigi dibandingkan wanita. 20 Maka

    dapat dikatakan bahwa perempuan lebih mementingkan estetik dibandingkan pada

    laki-laki.

    Tingkat pendidikan erat kaitannya terhadap tuntutan masyarakat untuk

    memperoleh pelayanan kesehatan. Banyak penelitian mengatakan bahwa semakin

    tinggi tingkat pendidikan, maka makin tinggi pula tuntutannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu. 21 Selain itu, menurut Green dan Pincus yang

    dikutip oleh Situmorang, ditemukan korelasi kuat antara pendidikan dengan

    kesehatan serta pendidikan dengan perilaku sehat. 22 Hasil penelitian ini

    mendukung pernyataan di atas, yaitu semua sampel menunjukkan bahwa tingkat

    pendidikan hanya pada tingkat sekolah dasar (tabel 1). Dengan melihat hasil

    penelitian bahwa tingkat pendidikan masyarakat Pulau Kodingareng yang rendah,

    maka hal ini berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

    pentingnya kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan

    kesehatan adalah pendapatan. 21 Golbert menemukan bahwa makin rendah tingkat

    pendapatan, makin tinggi proporsi yang mempunyai keluhan mulut. Pada

    penelitian ini, pendapatan yang diperoleh berkaitan dengan pekerjaan yang

    dilakukan oleh responden, menunjukkan bahwa sebagian besar mata pencaharian

    masyarakat Pulau Kodingareng , yaitu sebagai nelayan dan selebihnya bekerja

    sebagai pedagang (tabel 1). Rendahnya tingkat pendapatan merupakan kebanyakan

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    32/44

    37

    alasan masyarakat Pulau Kodingareng untuk tetap menggunakan jasa tukang gigi

    yang notabene lebih murah walaupun dengan kualitas yang dipertanyakan.

    Menurut Pelton dkk yang dikutip oleh Lesmana, memperlihatkan bahwa

    setelah usia 15 tahun, kira-kira 50%, jumlah kehilangan gigi disebabkan karena

    penyakit periodontal, 37% hilang karena karies, sedangkan 13% oleh akibat lain

    misalnya trauma. 2 Hasil penelitian ini mendukung pernyataan di atas, bahwa 20

    tahun merupakan persentase tertinggi yang menunjukkan telah mengalami

    pencabutan gigi (tabel 2). Dari hasil penelitian ini, masyarakat Kodingarengmengalami pencabutan gigi pada usia yang relatif muda. Selain usia, hasil

    penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebanyakan jumlah kehilangan gigi pada

    masyarakat Pulau Kodingareng yaitu 1-5 gigi (tabel 2).

    Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa hampir semua responden

    membuat GTC di rumah tukang gigi itu sendiri, dan selebihnya membuatnya di

    rumah responden masing-masing. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan

    bahwa tampak kepercayaan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap tukang gigi

    untuk membuat gigitiruannya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi individu atau

    masyarakat mencari pelayanan kesehatan. Adapun faktor tersebut diantaranya

    adalah sebagai berikut, (1) faktor predisposisi, meliputi pengetahuan individu,

    sikap kepercayaan, nilai atau pandangan/persepsi, tradisi, normal sosial,

    pendapatan, pendidikan, umur, dan status sosial; (2) faktor pendukung yang

    meliputi fasilitas, personal, pelayanan kesehatan, dan kemudahan untuk

    mencapainya; (3) faktor pendorong, meliputi sikap perilaku petugas kesehatan,

    dorongan yang berasal dari keluarga, atau masyarakat disekitarnya. Berdasarkan

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    33/44

    38

    faktor-faktor tersebut, maka salah satu faktor yang berperan sehingga masyarakat

    Pulau Kodingareng memilih untuk membuat GTC pada tukang gigi, yaitu faktor

    pendukung yang meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan, dan kemudahan untuk

    mencapainya. Faktor pendukung yang dimaksudkan disini merupakan tingkat

    kemudahan masyarakat Pulau Kodingareng untuk mendapatkan fasilitas kesehatan

    dalam bidang kedokteran gigi. Fasilitas kesehatan di Pulau Kodingareng berupa 1

    buah puskesmas pembantu, pos obat desa (POD) melalui program NGO Plan

    Internasional, dan 1 buah balai pengobatan gigi dan mulut. Pelayanan kesehatan diPulau Kodingareng masih belum maksimal, karena faktor dari puskesmas

    pembantu yang belum naik statusnya menjadi puskesmas, selain itu fasilitas

    seperti pembangunan asrama untuk staf kesehatan masih dalam perencanaan. 16

    Dengan keterbatasan pelayanan kesehatan khususnya pada bidang kesehatan gigi

    dan mulut, maka menunjukkan bahwa kurangnya sosialisasi tentang kesehatan gigi

    dan mulut yang mendukung pemilihan masyarakat Pulau Kodingareng untuk lebih

    mempercayakan perawatan yang dilakukan oleh tukang gigi. Berdasarkan hasil

    pengamatan, bentuk GTC di Pulau Kodingareng tidak cukup bervariasi, karena

    dari 12 responden yang menggunakan GTC, hanya terdapat satu responden yang

    menggunakan GTC yang terbuat dari perak. Namun kebanyakan pengguna GTC di

    Pulau Kodingareng menggunakan GTC yang terbuat dari akrilik. GTC yang dibuat

    oleh tukang gigi tersebut merupakan gigitiruan yang hanya direkatkan ke gigi

    melalui proses self-curing tanpa melalui prosedur pembuatan GTC yang

    seharusnya dilakukan. Awalnya, peneliti cukup heran melihat GTC seperti itu,

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    34/44

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    35/44

    40

    Kodingareng yang menggunakan GTC masih merasa nyaman, meskipun pada

    tabel 2 menunjukkan bahwa pengguna GTC yang telah menggunakan gigitiruan

    nya selama 1 sampai 5 tahun memiliki persentase tertinggi. Selain itu jika dilihat

    dari persentase menempelnya sisa makanan, maka menunjukkan bahwa lebih

    banyak pengguna GTC mengeluhkan menempelnya sisa makanan dibandingkan

    dengan persentase yang tidak mengeluhkan menempelnya sisa makanan. Pada

    umumnya, pengguna mengeluhkan sisa makanan tersebut menempel pada bagian

    interdental dan palatal. Kenyamanan yang dirasakan pengguna GTC tersebutmungkin dikarenakan kurangnya mengalami kesulitan dalam hal pembersihan

    gigitiruannya. Seperti pada hasil penelitian tentang kesulitan dalam membersihkan

    GTC, menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna GTC tidak mengalami

    kesulitan dalam membersihkan GTC. Meskipun pada hakikatnya, penggunaan

    GTC seharusnya akan merasa tidak nyaman yang dikarenakan menempelnya sisa

    makanan, tetapi selain karena faktor tidak mengalami kesulitan dalam

    pembersihan GTC, faktor tingkat pendidikan masyarakat Pulau Kodingareng yang

    dapat berpengaruh terhadap perilaku sehat sehingga pengguna GTC masih merasa

    keadaan itu nyaman untuk mereka. Selain tingkat pendidikan, kesibukan atau

    pekerjaan sehari-hari dari masyarakat pengguna GTC yang membuat rasa nyaman

    dan menganggap seperti hal yang biasa dalam menggunakan GTC tersebut.

    Dari hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa sebelum

    menggunakan GTC, sebagian besar responden tidak sering mengalami sariawan ,

    namun tidak sedikit pula responden yang tidak pernah mengalami sariawan

    sebelum menggunakan GTC-nya. Pada tabel ini juga, dapat dilihat bahwa

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    36/44

    41

    persentase pengguna GTC yang tidak mengalami sariawan sejak pemakaian GTC

    lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pengguna GTC yang mengalami

    sariawan sejak pemakaian GTC. Jika dilihat dari hasil penelitian tentang

    pengalaman sariawan semenjak menggunakan GTC, maka dapat dilihat bahwa

    terdapat sedikit perubahan antara frekuensi terjadinya sariawan sebelum

    pemakaian GTC dan setelah memakai GTC. Begitupun dengan gusi kemerahan

    sejak penggunaan GTC, persentase responden yang merasa gusinya tidak menjadi

    kemerahan sejak penggunaan GTC lebih tinggi dibandingkan dengan respondenyang merasa gusinya menjadi kemerahan. Sehingga dari hasil pada tabel ini,

    menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan yang berarti di dalam rongga mulut

    pengguna GTC. Hal ini dapat terjadi karena faktor makanan yang dikonsumsi

    masyarakat Pulau Kodingareng dalam kesehariannya. Meskipun demikian tidak

    dapat dikatakan pula, bahwa konsumsi makanan yang sudah baik tidak dapat

    memicu terjadinya sariawan, karena terdapat faktor lain yang dapat memicu

    terjadinya sariawan yaitu trauma akibat tergigit, faktor sistemik ataupun faktor

    hormonal.

    Dari hasil penelitian pada tabel 7, tampak bahwa setelah dilakukan

    pemeriksaan gingiva secara langsung dengan menggunakan probe dan

    menggunakan kriteria pada indeks gingiva pada pengguna GTC masyarakat Pulau

    Kodingareng, maka terlihat bahwa responden yang mengalami inflamasi ringan

    (skor 1) dengan tanda terjadinya perubahan ringan pada warna gingiva dan sedikit

    edema, serta tidak ada perdarahan saat diprobe, memiliki presentase tertinggi,

    sedangkan hanya sebagian kecil responden yang mengalami inflamasi moderat

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    37/44

    42

    (skor2) dengan tanda kemerahan, edema, dan mengkilat serta berdarah saat

    di probe serta responden yang tidak mengalami tidak mengalami inflamasi pada

    jaringan gingivanya yang dapat dikatakan sehat (skor 0).

    Jika dilihat dari hasil penelitian pada tabel ini, menunjukkan bahwa

    keadaan gingiva pada pengguna GTC masyarakat Pulau Kodingareng masih dalam

    keadaan yang relatif sehat, karena terlihat dari hasil pemeriksaan gingiva bahwa

    lebih besar pengguna GTC mengalami inflamasi ringan, dan hanya terdapat satu

    responden dari 12 responden yang mengalami inflamasi moderat. Keadaan initerjadi karena tingkat kebersihan mulut pengguna GTC cukup baik, misalnya pada

    kebiasaan penyikatan gigi yang dilakukan secara teratur dalam sehari. Menurut

    Wyatt yang dikutp oleh Lesmana , bila semua syarat dalam pembuatan GTC

    dipenuhi, yaitu syarat biologis, syarat mekanis, dan syarat estetis, maka gigi-gigi

    yang menyangga suatu GTC tidak terbukti secara signifikan akan kehilangan

    tulang lebih daripada gigi bukan penyangga, dengan catatan semua subyek bebas

    dari penyakit periodontal dan kontrol plak dipertahankan selama observasi. 2

    Namun penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu pada pembuatan GTC yang

    dilakukan oleh tukang gigi tidak melalui proses-proses pembuatan GTC yang

    selayaknya dilakukan sebagai syarat dari perawatan GTC, misalnya pada tahap

    preparasi gigi. Pada tahap preparasi gigi menurut Silness dan Ohm yang dikutip

    oleh Lesmana, menunjukkan bahwa reaksi peradangan pada tepi gusi lebih sering

    dan lebih berat bila preparasi dilakukan di bawah tepi gingiva. 2 Tukang gigi yang

    membuat GTC tidak melakukan tahap preparasi gigi, yang menurut pernyataan di

    atas bahwa tahap ini memiliki ruang untuk menimbulkan peradangan pada tepi

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    38/44

    43

    gusi jika tidak dilakukan dengan baik. Dalam hal ini, tukang gigi dan pengguna

    GTC di Pulau Kodingareng hanya memiliki dasar pemikiran bahwa gigitiruan

    cekat yang mereka maksud adalah gigitiruan yang dipasang mati.

    Berdasarkan uraian di atas, jumlah pengguna GTC pada masyarakat Pulau

    Kodingareng sangat sedikit dengan sebagian besar wanita yang menggunakan

    GTC. Dari hasil penelitian, masyarakat Kodingareng membuat gigitiruannya

    dengan menggunakan jasa tukang gigi. Kenyataan ini terjadi karena masih terdapat

    keterbatasan dalam hal fasilitas kesehatan, khusunya fasilitas kesehatan gigi danmulut. Selain faktor keterbatasan fasilitas kesehatan, faktor yang ikut mendukung

    pemilihan pembuatan GTC pada tukang gigi, yaitu faktor ekonomi masyarakat

    Kodingareng yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan serta pedagang.

    Rendahnya pendapatan ini dapat merupakan alasan sehingga masyarakat lebih

    memilih jasa tukang gigi yang diyakini bahwa tukang gigi lebih memasang tarif

    yang lebih murah dengan kualitas yang dipertanyakan. Kualitas hasil kerja dari

    tukang gigi perlu dipertanyakan dapat ditinjau dari tidak didapatkannya izin untuk

    melakukan pekerjaan, sehingga inilah yang mendorong tukang gigi untuk

    melakukan suatu perawatan sesuai pengetahuan yang terbatas tanpa

    memperhatikan dampak-dampak yang akan ditimbulkan terhadap keadaan rongga

    mulut yang akan merugikan pengguna gigitiruan. Menurut hasil penelitian yang

    didapatkan menunjukkan bahwa GTC yang dibuat oleh tukang gigi, tidak

    memenuhi syarat prosedural dalam pembuatan GTC. Bentuk GTC yang dibuat

    oleh tukang gigi tersebut yaitu gigitiruan yang hanya direkatkan ke gigi melalui

    proses self-curing tanpa melalui prosedur pembuatan GTC yang seharusnya

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    39/44

    44

    dilakukan. Awalnya, peneliti cukup heran melihat GTC seperti itu, karena GTC-

    nya terkesan seperti sebuah gigitiruan lepasan tetapi gigitiruan tersebut terpasang

    mati. Banyak pengguna GTC yang mengeluhkan menempelnya sisa makanan

    dibandingkan dengan persentase yang tidak mengeluhkan menempelnya sisa

    makanan. Meskipun demikian, pengguna GTC sebagian besar masih merasa

    nyaman dalam penggunaan gigitiruannya. Kenyamanan yang dirasakan mungkin

    dikarenakan pengguna tidak mengalami kesulitan dalam hal pembersihannya,

    selain itu faktor kesibukan atau pekerjaan sehari-hari dari masyarakat penggunaGTC yang membuat merasa nyaman dan menganggap seperti hal yang biasa

    dalam menggunakan GTC.

    Setelah dilakukan pemeriksaan keadaan gingiva pada pengguna GTC,

    maka didapatkan hasil bahwa keadaan gingiva masih dalam keadaan relatif sehat,

    karena dalam hasil pemeriksaan menunjukkan lebih besar pengguna GTC

    mengalami inflamasi ringan, dan hanya satu dari 12 responden yang mengalami

    inflamasi moderat. Keadaan ini terjadi karena tingkat kebersihan mulut pengguna

    GTC yang cukup baik, misalnya pada kebiasaan penyikatan gigi yang dilakukan

    secara teratur dalam sehari. Ini juga dapat terlihat dari hasil penelitian yang

    menunjukkan bahwa terdapat sedikit perubahan antara frekuensi terjadinya

    sariawan sebelum pemakaian GTC dan setelah pemakaian GTC. Selain faktor

    kebersihan mulut, faktor makanan yang dikonsumsi sehari-hari juga dapat ikut

    berperan terhadap kesehatan rongga mulut khususnya pada kesehatan gingiva.

    Kekurangan nutrisi diketahui dapat memberi efek terhadap fungsi imun dan

    kemungkinan memberi pengaruh terhadap kemampuan host untuk melindungi diri

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    40/44

    45

    melawan berbagai efek yang merugikan. 23 Dengan demikian, faktor nutrisi

    memiliki peran dalam kesehatan rongga mulut terkhusus pada kesehatan gingiva.

    Adapun kelemahan-kelemahan yang terdapat pada penelitian ini, antara

    lain :

    1. Penggunaan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Dengan menggunakan

    kuisioner, terdapat kemungkinan besar bahwa responden tidak menjawab

    pertanyaan sesuai yang dialaminya. Hal ini dapat terjadi karena faktor

    privasi dari responden yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.2. Perilaku sehat masyarakat Pulau Kodingareng. Perilaku sehat ini

    berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat Pulau Kodingareng

    yang sebagian besar hanya sampai pada tingkat sekolah dasar, sehingga

    berhubungan dengan rendahnya tingkat pengetahuan tentang pentingnya

    kesehatan gigi dan mulut. Selain tingkat pendidikan, perilaku sehat juga

    dapat berhubungan dengan mata pencaharian masyarakat Pulau

    Kodingareng yang sebagian besar sebagai nelayan dengan tingkat

    kesibukan yang tinggi serta kerasnya hidup yang dijalani. Sehingga dari

    faktor-faktor tersebut, masyarakat Pulau Kodingareng menganggap hal-hal

    yang seharusnya perlu diperhatikan dalam kesehatan gigi dan mulut,

    dianggap menjadi suatu hal yang biasa. Salah satu contoh, yaitu pada

    pertanyaan tentang rasa nyaman saat penggunaan GTC, banyak responden

    yang mengatakan bahwa gigitiruan tersebut masih nyaman untuk

    digunakan, walaupun penggunaan GTC seharusnya akan tidak nyaman

    karena seringnya menempel sisa makanan.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    41/44

    BAB VII

    PENUTUP

    7.1 KESIMPULAN

    1. Pengguna GTC pada masyarakat Pulau Kodingareng sangat sedikit, dengan

    jumlah wanita yang memakai GTC lebih banyak dibandingkan pada pria

    dengan alasan faktor estetiknya.

    2. Pengguna GTC yang membuat gigitiruannya di tukang gigi, kebanyakan masih

    merasa nyaman dengan pemakaian gigitiruannya, meskipun banyak pula yang

    mengeluhkan seringnya menempel sisa makanan. Pengguna GTC merasa tidak

    terganggu dengan keadaan tersebut dalam menjalankan kegiatan sehari-

    harinya. Kesibukan serta faktor pendidikan yang mendukung tidak adanya

    keluhan ketidaknyamanan terhadap pemakaian GTC.

    3. Kesehatan jaringan gingiva pada pengguna GTC di Pulau Kodingareng

    menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami inflamasi ringan yang ditandai

    dengan terjadinya perubahan ringan pada warna gingiva dan sedikit edema,

    serta tidak ada perdarahan saat di- probing . Hanya terdapat satu responden

    diantara 12 responden yang mengalami inflamasi moderat. Sehingga dapat

    dilihat bahwa GTC yang responden gunakan tidak signifikan berdampak pada

    kesehatan jaringan gingivanya.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    42/44

    4. Penelitian ini tidak bisa mencakup seluruh masyarakat Pulau Kodingareng

    karena adanya keterbatasan penelitian.

    7.2 SARAN

    Dari pembahasan yang telah dipaparkan, maka penulis menyarankan :

    1. Diadakan penyuluhan yang membahas tentang pentingnya pemakaian

    gigitiruan untuk menggantikan gigi yang hilang, terkhususnya penggunaan

    GTC untuk memperoleh konstruksi yang baik dan hanya menutupi sedikit

    jaringan penyangga sehingga lebih nyaman untuk digunakan serta terpasang

    cekat di dalam mulut.

    2. Pengguna GTC tidak menggangap keluhan yang dialami sejak penggunaan

    GTC merupakan suatu hal yang biasa, karena akan menimbulkan dampak yang

    buruk terhadap kesehatan rongga mulut.

    3. Meskipun penggunaan GTC yang dibuat oleh tukang gigi tidak berdampak

    secara signifikan terhadap kesehatan gingiva, namun terjadinya perubahan

    ringan pada warna gigi serta sedikit edema, tidak dapat diabaikan begitu saja,

    karena lama-kelamaan jika dibiarkan, status dari inflamasi ringan akan berubah

    menjadi inflamasi yang lebih berat, sehingga pengguna GTC memeriksakan

    keadaan jaringan gingiva pada tenaga medis, terkhususnya dokter gigi.

    4. Melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya sebelum melaksanakan

    penelitian, seperti memastikan bahwa semua masyarakat Pulau Kodingareng

    telah mengetahui akan diadakannya kegiatan penelitian didaerah tersebut.

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    43/44

  • 8/12/2019 Fixed Bridge Prost

    44/44

    12. Zigurs G, Vidzis A, Brinkmane A. Halitosis manifestation and preventionmeans for patients with fixed teeth dentures. J Stomatologija, Baltic Dentaland Maxillofacia l 2005;7:3-6

    13. Carranza FA, Rapley JW, Haake SK. Gingival inflammation. In : NewmanMG, Takei HH, Carranza FA, editors. Clinical periodontology.9 th ed.Philadelphia: WB Saunder Co;2002.p.263-4

    14. Public dental services in Australia:whose responsibility. Available from :http://nrha.ruralhealth.org.au/cms/uploads/publications/public%20dental%20services%20in%20australia.pdf. Accessed on: Mei 18, 2011

    15. Dental public health. Available from:http://www.vch.ca/media/Performance_Plan_Dental.pdf. Accessed on: Mei,18 2011

    16. Pulau Kodingareng Lompo. Available from : http://griyawisata.com / Accessed on: Desember 20, 2010

    17. Padburg Jr A, Eber R, Wang H-L. Interactions between the gingiva and themargin of restorations. J Clin Periodontal 2003;30:379-85

    18. Hubungan karakteristik pengguna gigi palsu dengan pemanfaatan jasa tukanggigi. Available from :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14734/1/09E00980.pdf.

    Accessed on: Mei, 18 2011

    19. Beck JD, Arbes SJ. Epidemiology of gingival and periodontal diseases. In: Newman MG, Takei HH, Carranza FA, editor. Carranzas clinical periodontology. 10 th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2005.p.115.

    20. Pan S, Awad M, Thomason JM, Dufresne E, Kobayashi T, Kimoto S, et all.Sex differences in denture satisfaction. Journal of Dentistry 2008;36:302.

    21. Situmorang N. Perilaku sakit: suatu tinjauan sosial cultural. Dentika Dent J2003;2(8):265

    22. Fabiola I. Faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kunjunganmasyarakat ke klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada.Jurnal Persatuan Dokter Gigi Indonesia 2006;56(1):37-8.

    23 Novak MJ Classification of diseases and conditions affecting the

    http://nrha.ruralhealth.org.au/cms/uploads/publications/public%20dental%20services%20in%20australia.pdfhttp://nrha.ruralhealth.org.au/cms/uploads/publications/public%20dental%20services%20in%20australia.pdfhttp://www.vch.ca/media/Performance_Plan_Dental.pdfhttp://griyawisata.com/http://griyawisata.com/http://griyawisata.com/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14734/1/09E00980.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14734/1/09E00980.pdfhttp://griyawisata.com/http://www.vch.ca/media/Performance_Plan_Dental.pdfhttp://nrha.ruralhealth.org.au/cms/uploads/publications/public%20dental%20services%20in%20australia.pdfhttp://nrha.ruralhealth.org.au/cms/uploads/publications/public%20dental%20services%20in%20australia.pdf