Berdasarkan bentuk substrat, fermentasi ada
2 macam :
Fermentasi substrat padat
- produk dari cara kerja ini tdk terlalu banyak
- contohnya : tempe, jamur merang, tape,
kompos
Fermentasi substrat cair
- umumnya produk fermentasi dihasilkan dengan
cara ini
Batch sederhana
Fed batch
Semi batch
Kontinyu
Inokulum dan substrat dimasukkan sekaligus
pada waktu awal dan proses fermentasi
berlangsung sampai waktu tertentu
Contoh : asam cuka
Inokulum dimasukkan dan sebagian substrat
(+/- 10 % dari volume fermentor) dimasukkan
ke dalam fermentor. Sisa substrat (+/- 90 %)
dimasukkan kemudian secara bertahap.
seperti batch sederhana tetapi pada waktu
panen yg diambil hanya 90 % dari hasil
fermentasi, sedang 10 % ditinggal dalam
fermentor, lalu ke dalam fermentor
dimasukkan lagi substrat sebanyak 90 %.
Substrat dimasukkan secara kontinyu ke
dalam fermentor yg berisi m.o dan hasil
fermentasi dikeluarkan secara kontinyu.
Sebagai tempat terjadinya proses fermentasi
Memberikan lingkungan yg terkontrol bagi
pertumbuhan suatu m.o untuk menghasilkan
suatu produk yg diinginkan.
Dapat dioperasikan secara aseptik
Aerasi dan pengadukan memenuhi
kebutuhan m.o dan tidak membunuh atau
merusak produk
Suhu, pH dan kecepatan pengadukan
dapat diatur
Memiliki sistem pengambilan contoh yg
aseptik
Permukaan bagian dalam harus rata atau
tanpa lubang-lubang ukuran mikro
Fermentor silinder berpengaduk
Fermentor angkat udara
Fermentor vogel busch
Jenis fermentor yg banyak digunakan adalah
fermentor silinder berpengaduk
Menggerakkan media
Menyebarkan gas di dalam media
Mencampur seluruh komponen media
Jumlah dan pengaturan letaj daun pengaduk
Bentuk dan ukuran daun pengaduk
Kecepatan putar pengadukan
Tahan sterilisasi pada suhu dan tekanan
tinggi
Tidak beracun bagi m.o dan konsumen
Tidak berkarat
Permukaan halus
Top Related