perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KREMAN 02
KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
MASKUR
X4711103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Maskur
NIM : X4711103
Jurusan/Program Studi : Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
GERAK DASAR PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PENERAPAN ALAT
BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KREMAN 02
KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL PADA TAHUN PELAJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Maskur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KREMAN 02
KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
MASKUR
X4711103
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Juli 2012
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 23 Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Dra.Hanik Liskustyawati, M. Kes Slamet Riyadi, S.Pd, M. Or
NIP. 196306081990102001 NIP. 197011022005011002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
NamaTerang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes _____________
Sekretaris : Slamet Widodo, S. Pd, M. Or _____________
Anggota I : Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes _____________
Anggota II : Slamet Riyadi, S. Pd, M. Or _____________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP: 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Maskur. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KREMAN 02 KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
permainan rounders dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD
Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri
Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal yang berjumlah 44 siswa terdiri atas 21
siswa putra dan 23 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, angket dan dokumentasi atau arsip.
Validitas data menggunakan triangulasi data, metode, teori, atau peneliti. Analisis data
menggunakan data penelitian tindakan kelas meliputi data kuantitatif dan kulitatif.
Prosedur penelitian adalah prosedur/langkah-langkah tindakan kelas yang meliputi
kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan tindakan, obsevasi hingga refleksi pada setiap
siklus.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan alat
bantu pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar permainan rounders pada
siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal
ke siklus I dan siklus II, hal ini bisa dilihat dari nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi
awal tuntas 20 siswa (45,45%), siklus I tuntas 30 siswa (68,18%), dan siklus II tuntas 38
siswa (86,36%), sehingga peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II sebesar
(40,91%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
v Jadikanlah sabar dan shalat sebagai pedoman. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al-Baqoroh ayat 45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat-MU, kupersembahkan karya ini untuk:
v “Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang yang sejati abadi tak pilih kasih. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
v “Istriku Tercinta Siti Maemunah”
Terima kasih yang tak terhingga, aku bangga kepadamu, karena engkau
senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat untuk menjadi manusia
yang berguna bagi keluarga, agama, negara dan masyarakat.
v “Anaku Tercinta Alisah Nurul Fitria dan Choirul Fatah Hidayatulloh”
Terima kasih yang tak terhingga, aku bangga kepadamu, karena kalian telah
mendorong langkahku dengan penuh perhatian, semangat dan kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, yang memberi ilmu,
inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan
judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PERMAINAN
ROUNDERS MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI KREMAN 02 KECAMATAN WARUREJA
KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes, selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
5. Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
6. Rini Damayanti, S.Pd SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kreman 02 yang telah
memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Hermanto, selaku Guru kelas V SD Negeri Kreman 02, yang telah memberi bimbingan
dan bantuan dalam penelitian.
8. Para siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan dari penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul……………………………………………………………………… i
Halaman Pernyataan…….……………………………………….............................. ii
Halaman Pengajuan…………………………………………………….................... iii
Halaman Persetujuan…….……………………………………………………......... iv
Halaman Pengesahan……………………………………………………………….. v
Halaman Abstrak…………………………………………………............................ vi
Halaman Motto……………………………………………………………………. vii
Halaman Persembahan……………………………………………………………... viii
Kata Pengantar………………………………………………….............................. ix
Daftar Isi…………………………………………………………….….................. xi
Daftar Gambar……………………………………………………….…................. xiii
Daftar Tabel………………………………………………………….…................. xiv
Daftar Lampiran……………………………………………………….................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………................ 1
B. Pembatasan Masalah………………………………………………. 4
C. Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
D. Tujuan Penelitian………..…………………………………………. 5
E. Manfaat Hasil Penelitian………………………………................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….......... 6
1. Sejarah Permainan Rounders………………………………...... 6
2. Pembelajaran…………………………………………............... 12
3. Media Pembelajaran…………………………………………… 16
4. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran………………………...... 18
5. Metode Pembelajaran………………………………………...... 20
B. Kerangka Berpikir………………………………………………… 22
C. Hipotesis Tindakan ……………………………………………….. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………..…………………………. 25
B. Subjek Penelitian ………………………………………………...... 26
C. Data dan Sumber Data…………………………………………...... 26
D. Pengumpulan Data………………………………………………… 26
E. Uji Validitas Data….……………………………………………… 27
F. Analisis Data…………………………………………..................... 27
G. Indikator Kinerja Penelitian……………………………………...... 28
H. Prosedur Penelitian………………………………………………… 28
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan…………………………………..…………. 30
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus……………………………... 30
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus………………………... 31
D. Pembahasan………………………………....................................... 32
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………....... 37
B. Implikasi………………………………………………………....... 37
C. Saran………………………………………………………………. 38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………...................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bentuk Dan Ukuran Lapangan Rounders…………………………………........ 7
2. Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola……………………………………. 11
3. Melempar Dan Menangkap Bola Berekor……………………………………... 19
4. Melambungkan Dan Memukul Bola…………………………………………… 20
5. Kerangka Berfikir…………………………………………………………........ 24
6. Diagram PTK…………………………………………………………………... 29
7. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus I... 33
8. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II…….... 34
9. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Siklus II.. 35
10. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II… 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu Penelitian……………………………………………. 25
2. Pengumpulan Data……………………………………………………………... 27
3. Prosentase Target Pencapaian………………………………………………….. 28
4. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus I.................. 30
5. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Dari Siklus I Ke Siklus II……………….. 31
6. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke SiklusI…........ 32
7. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Siklus I Ke Siklus II………....... 33
8. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus II…… 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran………………………………………………………....... 41
2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa……………………………………. 42
3. Lembar Obsevasi Kegiatan Belajar Siswa……………………………………... 44
4. Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode Peragaan…………... 48
5. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Permainan Rounders……….. 49
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………………………………........ 50
7. Lembar Penilaian Siklus I……………………………………………………... 98
8. Lembar Penilaian Siklus II…………………………………………................. 106
9. Foto Pembelajaran Siklus I…………………………......................................... 114
10. Foto Pembelajaran Siklus II……………………………………………........... 115
11. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian……………………………… 117
12. Surat Permohonan Transkrip Nilai…………………………………………….. 118
13. Surat Keterangan Ujian Skripsi………………………………………………… 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor
pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu pembaruan pendidikan harus selalu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang
baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikan harkat dan
martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap
perubahan zaman.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki
daya saing dalam menghadapi tantangan global. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2007: 1).
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
hidup, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat
langsung dalam berbagai pengalaman belajar. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang
lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, karena gerak berbagai
aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri
yang secara alami berkembang searah perkembangan zaman. Selama ini telah terjadi
kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-
aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional akan
memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketrampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial)
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas pisik dan psikis yang seimbang. (Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah 2008: 194).
Mewujudkan proses pembelajaran tetap menyenangkan menurut Mulyana (2005:
194), dalam teknologi pendidikan penjas yang dikutip (Waluyo 2011: 15) disebutkan
“guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat,
serta memilih dan mengembangkan strategi, metode, dan pendekatan yang tepat untuk
melibatkan peserta didik secara optimal”.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa
ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, kondisi
rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan di sekolah, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya
sumber-sumber belajar yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan
jasmani. Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah pada umumnya kurang
memadai, Guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang
melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa secara sistematik
melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan kemampuan dan ketrampilan
secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual.
Sekarang guru Pendidikan jasmani di sekolah harus kreatif dalam memberikan
model pembelajaran. Kebanyakan guru pendidikan jasmani hanya berperan sebagai
pengajar dan pendidik, bahkan guru pendidikan jasmani hanya menekankan hasil akhir
tanpa memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini akan berdampak buruk bagi siswa
karena kurangnya pengetahuan yang diberikan oleh guru dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan jasmani tidak akan tercapai,
hal tersebut akan merusak citra guru pendidikan jasmani di mata siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktik pendidikan jasmani
cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja, sehingga
membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti
pembelajaran tersebut.
Guru cenderung menggunakan pendekatan mendasarkan pada olahraga prestasi
dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajarannya jelas berbeda dari
pendidikan jasmani itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir
sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa melalui
kegiatan fisik. Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada pencapaian tujuan prestasi
tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan, alat pembelajaran
maupun jumlah pemain.
Pendekatan seperti ini membuat siswa kurang senang, bahkan merasa prustasi
dalam mengikuti proses pembelajaran, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk
melaksanakan tugas belajar. Untuk itu guru harus mampu memodifikasi olahraga sebagai
suatu pendekatan alternatif dalam melaksanakan tugas sebagai guru pendidikan jasmani.
Guru harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi ketrampilan yang hendak diajarkan
agar sesuai tingkat perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam
menciptakan pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya guru kurang
kreatif dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang sederhana, guru
kurang memberikan model-model pembelajaran, proses pembelajaran kurang menarik
bagi siswa sehingga tercipta pembelajaran yang membosankan bagi siswa.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di SD Negeri
Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Siswa-siswi kelas V tersebut
mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar permainan rounders.
Permainan rounders bagi anak-anak apabila dilakukan dengan baik sesuai dengan
aturan tertentu, maka akan banyak manfaat yang diperoleh, terutama dapat mempengaruhi
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental psikologis terhadap anak-anak. Permainan
rounders merupakan salah satu jenis permainan yang cukup digemari anak-anak terutama
ditingkat sekolah dasar. Namun disisi lain peneliti mengamati pada saat pembelajaran
rounders ada beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi minat anak untuk bermain
rounders, diantaranya siswa mengalami kesulitan melakukan gerak dasar permainan
rounders, khususnya bagi anak-anak pemula. Keadaan semacam ini menjadikan masalah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bagaimana caranya pembelajaran permainan rounders lebih meningkat dan lebih diminati
siswa.
Siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal
sebanyak 44 yang tuntas belajar mencapai 20 siswa ( 45,45%), belum tuntas 24 siswa
(54,55%), KKM yang ditetapkan pihak sekolah yaitu sebesar 75. Jadi secara umum siswa
kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal belum tuntas.
Sejalan dengan hal tersebut, peneliti mencoba pembelajaran permainan rounders
dengan modifikasi alat bantu pembelajaran (bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul
berpenampang lebar), diharapkan agar anak lebih mudah melakukan gerak dasar
permainan rounders dengan baik, sehingga anak lebih tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran permainan rounders, dengan demikian tujuan pembelajaran akan
tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengambil judul yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu pembelajaran dalam permainan rounders. Maka
dalam penelitian ini peneliti memilih judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak
Dasar Permainan Rounders Melalui Penerapan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas
V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012.”
B. Pembatasan masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi masalah
maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian dan
menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 belum menguasai gerak dasar permainan
rounders.
2. Gerak dasar permainan rounders siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 masih rendah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
“Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
gerak dasar permainan rounders pada siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan
Warureja Kabupaten Tegal?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
Bagaimana penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan gerak
dasar permainan rounders pada siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja
Kabupaten Tegal.
E. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa kelas V SD
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan
peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes, serta meningkatkan
kemampuan gerak dasar permainan rounders.
b. Dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak dasar permainan rounders,
serta mendukung pencapaian prestasi gerak dasar permainan rounders.
2. Bagi Guru Penjasorkes SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.
a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan
mengembangkan alat bantu pembelajaran yang dimodifikasi, dalam rangka
perancangan pembelajaran PAIKEM.
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang akan
dilakukan.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional,
terutama dalam mengembangkan alat bantu pembelajaran.
3. Bagi Sekolah SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.
Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah permainan rounders
Permainan rounders merupakan permainan yang mempunyai lapangan persegi
lima beraturan, sudah lama dikenal di Inggris yang dimainkan oleh anak sekolah dan
bahkan sudah dimainkan oleh para pemuda dengan membuat banyak klub permainan
rounders. Permainan tersebut dimainkan oleh dua regu yang masing-masing anggotanya
terdir dari 9 orang. Dan permainan ini dikembangkan oleh bangsa lain dengan memberi
nama baseball, dan kemudian ditambah lagi khusus permainan sejenisnya untuk putri
dengan nama permainan softball.
Indonesia mengenal permainan ini pada zaman penjajahan Belanda, dimana pada
waktu itu permainan sangat populer di sekolah dasar, dan kemudian berkembang menjadi
permainan para pemuda, sehingga pada Pekan Olahraga Nasional kedua permainan ini
sudah diikutsertakan. Permainannya adalah dilaksanakan selama tiga inning. Si pemukul
berhak memukul sebanyak 3 kali. Pertukaran permainan adalah bila mati enam dan
tangkap bola lima. Dan permainan ini dimainkan oleh dua belas orang pada setiap regu
dan sampai sekarang di sekolah setiap ada pertandingan permainan rounders dimainkan
oleh dua belas orang. Hanya saja sekarang permainan tersebut tidak begitu populer lagi
pada kalangan anak sekolah, maupun dikalangan para pemuda seperti sebelum tahun lima
atau enam puluhan. (Syamsir Azis 2001: 8.3).
Permainan rounders adalah permainan bola kecil dan kayu pemukul. Permainan
dipimpin seorang wasit dibantu oleh pembantu wasit dan pencatat nilai. Permainan
rounders ini mirip dengan permainan kasti, hanya bentuk lapangannya berbeda. Lapangan
permainan rounders berbentuk segi lima beraturan dan panjang sisinya 15 meter, tiap-tiap
sudut diberi bidai (base) berbentuk bujursangkar sebagai tempat hinggap.
Permainan rounders mempunyai 2 (dua) orang wasit (umpire). Tugas wasit
adalah menilai atau mengawasi arah bola dan lambungan bola, maka terlebih dahulu
peralatan dan fungsinya harus diketahui kemudian baru teknik permainan rounders.
Permainan ini sangat membutuhkan kerjasama dan kekompakkan para pemain. Aturan-
aturan yang ada dalam permainan ini, hampir sama dengan permainan kasti. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2001: 51).
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
a. Lapangan Rounders
Gambar 2.1 Bentuk dan ukuran lapangan rounders
(Sumber: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional)
Lapangan permaian rounders menurut Syamsir Azis (2001:8.4), disebutkan
berbentuk segi lima sama sisi yang setiap sisinya berjarak 15 meter, pada setiap sudutnya
diberi base atau tempat hinggap yang dibuat seperti keset atau bidai sebanyak 5 buah.
Sedangkan bidai pelambung atau pitcher plate ditempatkan dengan jarak 8 meter dari
tempat pemukul atau base (tempat hinggap) ke lima.
b. Peralatan Rounders
Peralatan rounders menurut Dirjen Dikdasmen (2001: 52) dinyatakan sebagai
berikut:
1) Bola: Bahan luar dari karet, bahan isi sabut kelapa/tali goni, berat bola 70-85 gram,
keliling bola 19-21 cm.
2) Kayu pemukul: Bahan kayu yang bulat, panjang 80 cm, pegangan 40 cm, garis tengah
3 cm.
3) Nomor dada: Bahan kain warna dasar putih, ukuran 25 cm x 25 cm, tingga angka 15
cm, tebal 3,5 cm, warna merah/hitam.
4) Base/tempat hinggap
Bahan dibuat dari kesed, ukuran 40 cm x 40 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Peraturan Permainan Rounders
Peraturan permainan rounders menurut Djauzak Ahmad (1995: 157-159)
dinyatakan sebagai berikut:
1) Waktu: Lama permainan ditentukan dengan “inning” (satu kali jadi pemukul dan satu
kali jadi penjaga).
2) Pemain: Pemain masing-masing regu terdiri dari 8-12 orang.
3) Pemukul (batter): Pemukul berhak 3 x memukul.
4) Penangkap (catcher): Penangkap berdiri di belakang home base V.
5) Pelambung (pitcher): Pelambung bertugas melambungkan bola sesuai dengan
permintaan pemukul.
6) Penilaian: Pemukul mendapat nilai sebanyak base yang dilalui dengan pukulannya
sendiri dan ditambah nilai satu kalau selamat sampai ke home base. Pemukul dengan
pukulannya sendiri dan dapat melalui base-base, serta selamat masuk di home base
mendapat nilai run (nilai 6). Penjaga lapangan yang dapat menangkap bola langsung
yang dipukul sah mendapat nilai 1.
d. Bermain Rounders
Rounders termasuk permainan bola kecil, menurut Supardi dan Suroyo (2010:
65) dinyatakan bahwa permainan rounders berasal dari Inggris. Permainan rounders
dimainkan oleh 2 regu atau 2 tim. Satu regu sebagai regu pemukul dan satu regu sebagai
regu penjaga. Masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain. Lama permainan
ditentukan dengan inning.
Ketentuan peraturan permainan rounders menurut Syamsir Azis (2001: 8.21)
adalah sebagai berikut :
1) Pemukul harus berlari bila :
a) Setelah pukulan pertama benar (strike)
b) Setelah pukulan kedua benar
c) Setelah pukulan ketiga diserukan pukul walaupun tidak dipukul dianggap
kena.
2) Bola benar (strike) meskipun :
a) Dipukul kena atau tidak kena oleh pemukul.
b) Tidak dipukul oleh pemukul.
c) Dipukul salah (out/keluar) oleh si pemukul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Bola dianggap mati jika :
a) Bola hilang
b) Bola sudah dipegang oleh pitcher dan siap dilemparkan kepada pemukul
c) Bola dipukul salah.
4) Pelari dianggap mati jika :
a) Pada waktu lari tidak menginjak base
b) Melewati pelari yang ada di depannya
c) Jika base yang dituju telah dibakar oleh penjaga
d) Mengganggu penjaga yang sedang menangkap bola.
e. Cara Mematikan Lawan
Menurut Supardi dan Suroyo (2010: 70) dinyatakan bahwa mematikan lawan
dengan cara mengetik atau menyentuhkan bola ke tubuh pemain pemukul sebelum dia
mencapai base. Cara membakar yaitu dengan menginjakkan kaki pada base yang dituju
pelari sambil memegang bola.
f. Teknik Dasar Permainan Rounders
Menurut Bismo Suryatmo, Sumyana, Yayat Supriyatna, Tasim Sutisman dan Yuli
Haryanta (2006: 3-7) disebutkan ada tiga teknik dasar bermain rounders yang akan kamu
pelajari, yaitu melempar, menangkap dan memukul bola.
1) Teknik dasar melempar bola
Ada beberapa teknik dasar melempar bola. Teknik dasar ini dibedakan
berdasarkan posisi tangan pada waktu melempat. Teknik dasar melempar bola terdiri dari
lemparan atas, lemparan samping, dan lemparan bawah.
a) Lemparan Atas
Cara melakukan lemparan atas yaitu:
(1) Pegang bola dengan tangan kanan, posisi kaki depan belakang. Kaki kiri di depan
dan kaki kanan di belakang
(2) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan atas
(3) Lemparkan bola ke depan atas
(4) Pandangan mata kea rah sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Lemparan Samping
Cara melakukan lemparan samping yaitu:
(1) Pegang bola dengan tangan kanan, sikap posisi badan menghadap ke samping
(2) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan
(3) Lemparan bola ke arah sasaran
(4) Pandangan mata ke arah sasaran.
c) Lemparan Bawah
Cara melakukan lemparan bawah yaitu:
(1) Pegang bola dengan tangan kanan, posisi kaki depan belakang. Kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang
(2) Ayunkan lengan lurus dari belakang ke depan
(3) Lemparkan bola menyusur tanah
(4) Pandangan mata ke arah sasaran.
Ada satu lagi teknik lemparan dalam permainan rounders. Lemparan tersebut
adalah lemparan yang dilakukan pelambung atau catcher. Cara melakukannya adalah:
(1) Sikap awal berdiri di tempat pelambung. Kaki kiri terbuka dengan posisi kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang. Pandangan ke arah pemukul. Kedua tangan di
depan dada. Pegang bola dengan tangan kanan.
(2) Gerakan selanjutnya adalah ayun tangan yang memegang bola ke belakang.
(3) Langkahkan kaki kiri ke depan. Bersamaan dengan itu, ayunkan tangan kanan ke
depan sambil melempar bola ke arah pemukul.
2) Teknik dasar menangkap bola
Di dalam permainan rounders, terdapat 3 macam cara menangkap bola, yaitu:
a) Menangkap bola yang datangnya lurus dari depan
Cara menangkap bola yang datangnya lurus dari depan, yaitu:
(1) Sikap badan tegak, kaki sedikit terbuka. Kedua lengan terjulur ke depan setinggi
dada
(2) Pandangan ke arah datangnya bola
(3) Kedua telapak tangan terbuka, pergelangan kedua tangan dirapatkan
(4) Saat bola sampai, pegang bola dengan kedua tangan.
b) Menangkap bola yang bergulir di atas tanah
Cara menangkap bola yang bergulir di atas tanah, yaitu:
(1) Langkahkan kaki kiri ke depan
(2) Lutut kaki kiri ditekuk, lutut kaki kanan menempel di tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(3) Kedua telapak tangan saling berhadapan dan berada di depan lutut kaki kanan
(4) Pandangan ke arah datangnya bola
(5) Saat bola sampai, tangkap bola dengan kedua tangan.
c) Menangkap bola yang melambung
Cara menangkap bola lambung, yaitu:
(1) Sikap badan tegak, kaki sedikit terbuka. Kedua lengan terjulur ke depan atas.
Arah lengan menyesuaikan arah datangnya bola
(2) Pandangan ke arah datangnya bola
(3) Kedua telapak tangan terbuka, pergelangan kedua tangan dirapatkan
(4) Saat bola sampai, pegang bola dengan kedua tangan.
3) Teknik dasar memukul bola
Teknik dasar memukul dalam permainan rounders adalah:
a) Berdiri dengan kaki kangkang. Pegang pemukul dengan erat. Pandangan
ke arah pelambung.
b) Saat pelambung melemparkan bola, perhatikan arah datangnya bola.
c) Pukul bola dengan tepat kemudian berdiri ke base atau tempat hinggap.
Gambar 2. 2 Pembelajaran gerak dasar memukul bola
(Sumber: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya, (2008) dalam teknologi pembelajaran penjas yang
dikutip Waluyo, (2011: 27) dikemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efesien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R
David Wina Sanjaya (2008) disebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat koseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
b. Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling
mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antara komponen yang satu dengan
yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling
mempengaruhi antara guru dengan peserta didik.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta (1976) yang dikutip H. J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan
(1998:30) dalam (PTK) yang juga dikutip Agus Kristiyanto (2010: 122) bahwa pengajaran
mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan
Wina Sanjaya (2006: 740) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi dari guru kepada siswa.
Pembelajaran merupakan upaya sistimatis dan sistemik untuk memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat jenis hakikat dan
jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang sangat
kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psikofisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi
juga aspek neuro fisiologis. Namun setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan
menangkap perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu
menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan
semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi
proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan
masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi social kultural melalui media massa. Dalam
kontek pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagaian besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media masa dan lain
sebagainya. Hanya sebagaian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan.
Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas pembelajaran
adalah “ Proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran yaitu inisiasi, fasilitasi, dan
peningkatan proses belajar siswa ini menunjukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak di
luar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan
atau kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, dan
ketangkasan. Kegiatan mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan sesuai dengan lingkungan.
Keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau
kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil
belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar
2) Melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar
4) Menguasai bahan pelajaran.
Kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran, dan menguasai materi atau
bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil
belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas
diantaranya mengelola proses pengajaran.
Hustarda dan Yudah M. Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa: Tugas utama
guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas,
dan di lapangan. Ciri utamanya terjadi proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut
terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa
dimotivasi untuk lebih berperan.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah belajar membawa suatu perubahan pada
individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H. J Gino dkk (1998: 51) dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(PTK) yang dikutip Agus Kristiyanto (2010: 125) bahwa perubahan akibat belajar tidak
hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek
organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran
harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006:
30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal.
d. Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat
interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 38) menyatakan
bahwa perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar,
jika ia telah melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.
Menurut Kimble dan Garmezy dalam metode pembelajaran yang dikutip Sumiati
dan Asro (2009: 38) dinyatakan bahwa sifat perubahan perilaku dalam belajar relative
permanen.
Proses perubahan tingkah laku individu menurut Fontana (1981: 147) dalam
psikologi belajar yang dikutip Wardani (2001: 3.20) dinyatakan sebagai “suatu perubahan
yang terus menerus terjadi dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman”.
Menurut Sumadi Suryabrata (2010: 232) dikemukan bahwa difinisi belajar
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Belajar itu membawa perubahan
2) Perubahan itu pada pokoknya didapatkan kecakapan baru
3) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Sumardi Suryabrata
(2001:233), yaitu:
1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yaitu:
(a) Faktor-faktor non social
(b) Faktor-faktor social.
2) Faktor-faktor yang berasal dari diri dalam pelajar, yaitu:
(a) Faktor-faktor fisiologis
(b) Faktor-faktor psikologis.
Menurut Arden N. Frandsen dalam psikologi yang dikutip Sumadi Suryabrata
(2001: 236) mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah
sebagai berikut:
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman;
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru;
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Maslow (menurut Frandsen, 1961: 234) dalam psikologi yang dikutip Sumadi
Suryabrata (2001: 237) mengemukakan motif-motif untuk belajar itu ialah:
1) Adanya kebutuhan fisik;
2) Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran;
3) Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang
lain;
4) Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
e. Prinsip-prinsip Belajar
Belajar menurut Wingo (1970: 194) dalam metode pembelajaran yang dikutip
Sumiati dan Asra (2009: 41) didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Hasil belajar sebaiknya menjangkau banyak segi
2) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Menurut Branford dan Stain (1993) dalam metode pembelajaran yang dikutip
Sumiati dan Asra (2009: 42) mengemukakan langkah-langkah dalam pemecahan masalah,
yaitu:
a) Mencari dan memahami masalah. Sebelum masalah dapat dipecahkan, ia harus
dikenali dulu (Mayer 2000)
b) Menyusun strategi pemecahan masalah yang baik
c) Mengeksplorasi solusi
d) Memikirkan dan mendifinisikan kembali masalah dan solusi dari waktu ke waktu.
3) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan.
f. Tipe-tipe Belajar
Menurut Robert Gagne dalam metode pembelajaran yang dikutip Sumiati dan
Asra (2009: 52) belajar mempunyai delapan tipe, yaitu:
1) Belajar Isyarat (Signal Learning)
2) Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learning)
3) Belajar Rangkaian (Chaining)
4) Asosiasi Verbal (Verbal Association)
5) Belajar Diskriminasi (Discriminatiaon Learning)
6) Belajar Konsep (Concept Learning)
7) Belajar Aturan (Rule Learning)
8) Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan kata yang berasal dari bahsa latin medius, yang secara harfiah
berarti :tengah, perantara, atau pengantar” (arsyad, 2002) dalam penelitian tindakan kelas
dikutip Agus Kristiyanto (2010: 126) bahwa media dapat diartikan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan, atau
alat. Sedangkan menurut Gerlach & Ely (Arsyad, 2002) dalam (PTK) yang dikutip Agus
Kristiyanto (2010: 126) bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam dunia pendidikan istilah alat
bantu atau media komunikasi digunakan secara pergantian atau sebagai pengganti istilah
media pendidikan (pembelajaran). Menurut Hamalik (1994) dalam penelitian tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kelas yang dikutip Agus Kristiyanti (2010: 126) bahwa dengan penggunaan alat bantu
berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan
dengan hasil yang maksimal.
Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat tahu siswa.Media adalah pembawa
pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada
penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar penerima pesan itu ialah siswa.
b. Kriteria Pemilihan Media
Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Dick dan Carey (1978) dalam
penelitian tindakan kelas yang dikutip Agus Kristiyanto (2010: 128) disebutkan beberapa
patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu:
1) Kesediaan sumber
2) Ketersediaan dana, tenaga, fasilitas
3) Keluwesan, kepraktisan dan daya tahan (umur) media
4) Efektifitas media untuk waktu yang panjang.
Kriteria pemilihan media menurut Dick Carey (1978) dalam penelitian tindakan
kelas yang dikutip Agus Kristiyanto (2010: 128) adalah sebagai berikut:
(a) Tujuan
Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses, media geraknya seperti video, film
atau TV merupakan pilihan yang sesuai. Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu
ketrampilan dalam menggunakan alat tertentu, sehingga membutuhkan media yang
tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
(b) Karakteristik siswa
Berapa jumlahnya?Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya?
(c) Karakteristik Media
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan
masing-masing media.
(d) Alokasi waktu
Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan, pengembangan, pengadaan, ataupun
penyajian.
(e) Biaya
Cukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan, dan pemelihaannya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran
a. Penertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat
peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktikkan sesuatu dalam proses
pendidikan pengajaran.
Adapun manfaat alat bantu pembelajaran menurut soekidjo ( 2003 ) dalam
penelitian tindakan kelas yang dikutip Agus Kristiyanto (2010: 129) antara lain sebagai
berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa
4) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
5) Merpermudah menyampaikan bahan-bahan pendidikan oleh para pendidik pelaku
pendidikan
6) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan
7) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan
8) Merangsang sasaran pendidikan meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang
lain.
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan
untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap
dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu
pembelajaran harus efisien dalam penggunaannya.
Penggunaan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dan digunakan
dengan baik oleh siswa.
1) Pembelajaran Melempar dan Menangkap Bola Menggunakan Alat Bantu Bola Plastik
Pembelajaran menggunakan bola plastik merupakan bentuk belajar melempar dan
menangkap bola yang pelaksanaannya sebuah bola karet digantikan oleh bola plastik yang
terbuat dari limbah plastik pembungkus yang digulung-gulung dibuat menyerupai bola.
Dengan bola dari plastik, saat pembelajaran siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam
mempraktikkan gerakannya karena ringan dan bentuknya masih sederhana, sehingga siswa
akan terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar melempar dan menangkap bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Pembelajaran Melempar dan Menangkap Bola Menggunakan Alat Bantu Bola
Berekor
Pembelajaran gerak dasar melempar dan menangkap bola dapat menggunakan
alat bantu bola berekor. Pembelajaran menggunakan alat bantu bola berekor merupakan
bentuk pembelajaran permainan rounders yang pelaksanaannya sebuah bola karet
digantikan oleh sebuah bola tenis yang diberi ekor terbuat dari tali rafia. Pembelajaran
dengan bola berekor bertujuan lebih ke alat sesungguhnya.
Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran permainan rounders serta siswa akan
lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan bola berekor mempunyai
banyak keuntungan antara lain: akan terlihat menarik jika bola yang dilemparkan tepat
kena sasaran, siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mempraktikkan melempar dan
menangkap bola,sehingga siswa yang biasanya melempar dan menangkap bola dengan
alat bantu bola karet tidak tepat sasaran menjadi kena sasaran, maka dengan bola berekor
ini siswa dengan mudah melakukan gerak dasar melempar dan menangkap bola. Salah
satu bentuk kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini yaitu bola yang
digantung dilempari dengan bola berekor.
Gambar 2.3 Melempar dan Menangkap Bola Berekor
3) Pembelajaran Melambungkan dan Memukul Bola Menggunakan Alat Bantu Kayu
Pemukul Berpenampang Lebar
Pembelajaran gerak dasar melambungkan dan memukul bola dapat menggunakan
alat bantu kayu pemukul berpenampang lebar. Pembelajaran menggunakan alat bantu
kayu pemukul berpenampang lebar merupakan bentuk pembelajaran permainan rounders
yang pelaksanaannya sebuah kayu pemukul standars digantikan oleh sebuah pemukul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
berpenampang lebar. Pembelajaran dengan kayu pemukul berpenampang lebar bertujuan
lebih ke alat sesungguhnya. Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran permainan
rounders serta siswa akan lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan
kayu pemukul berpenampang lebar mempunyai banyak keuntungan antara lain: akan
terlihat menarik jika bola yang dipukul tepat kena sasaran, siswa tidak akan mengalami
kesulitan dalam mempraktikkan melambungkan dan memukul bola, sehingga siswa yang
biasanya melambungkan dan memukul bola dengan alat bantu kayu pemukul standar tidak
kena sasaran menjadi kena sasaran, maka dengan kayu pemukul berpenampang lebar ini
siswa dengan mudah melakukan gerak dasar melambungkan dan memukul bola,
bahayanya juga relatif kecil. Salah satu bentuk kegiatannya adalah tampak seperti gambar
dibawah ini yaitu bola yang dipukul dengan alat bantu pembelajaran kayu pemukul
berpenampang lebar.
Gambar 2.4 Melambungkan dan Memukul Bola
5. Metode Pembelajaran
Menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu
menurut Sumiati dan Asra (2009: 98-105) diuraikan beberapa metode pembelajaran
sebagai berikut:
a. Metode Ceramah: Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian
pelajaran dengan melalui penuturan.
b. Metode Simulasi: Simulasi dapat diartikan sebagai suatu cara pembelajaran dengan
melakukan proses tingkah laku secara tiruan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Metode Demonstrasi dan Eksperimen: Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan.
Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan
sesuatu proses berkenaan dengan materi pembelajaran. Langkah-langkah dalam
melakukan demonstrasi atau eksperimen adalah:
1) Langkah Umum
a) Merumuskan tujuan yang jelas tentang kamampuan apa yang akan dicapai siswa
b) Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan
c) Memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak
d) Menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien
e) Memperhitungkan/menetapkan alokasi waktu.
2) Langkah Demonstrasi
a) Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatiakan
pelaksanaan demonstrasi
b) Menetapkan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan.
3) Langkah Eksperimen
a) Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang akan dilakukan dalam
eksperimen
b) Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi
pembelajaran yang diperlukan, variable yang perlu diamati dan hal yang peril
dicatat
c) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen
d) Menetapkan follow-up (tindak lanjut) eksperimen.
d. Metode Inquiry dan Discovery
Metode Inquiry dan Discovery pada dasarnya dua metode pembelajaran yang
saling berkaitan satu dengan yang lain. Inquiry artinya penyelidikan, sedangkan Discovery
adalah penemuan. Dengan melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu
penemuan.
Langkah-langkah umum dalam melaksanakan metode inquiry dan discovery
menurut Richard Suchman dalam metode pembelajaran yang dikutip Sumiati dan Asra
(2009: 104) adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan siswa
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip penertian, konsep, dan generalisasi yang
akan dipelajari
3) Seleksi materi pembelajaran dan problema atau tugas-tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4) Mempersiapkan setting/kelas alat-alat yang diperlukan
5) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan
7) Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan
8) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses
9) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa
10) Memuji dan membesarkan siswa yang tergiat dalam proses penemuan
11) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan.
e. Metode Latihan dan Praktek
Belajar verbal dan belajar ketrampilan, meningkatkan kemampuan hasil belajar
dapat dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung dengan cara
berulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan, sedangkan
praktek biasanya dilakukan suatu kegiatan dalam situasi sebenarnya, sehingga memberi
pengalaman belajar yang bersifat langsung.
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus dapat mengarahkan siswanya untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang telah dipelajari.
Dalam pembelajaran praktik gerak dasar permainan rounders sebagian siswa kurang
mengusai sehingga mereka mengalami kesulitan dalam melempar, menangkap,
melambungkan, dan memukul bola. Siswa belum dapat secara maksimal menangkap dan
menirukan demonstrasi atau contoh yang dilakukan oleh guru.
Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh
siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model
nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan modifikasi pembelajaran
memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti, melihat menyentuh,
merasakan, melalui modifikasi alat bantu tersebut.
Kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar siswa adalah
merupakan suatu permasalahan dalam pembelajaran penjasorkes. Penggunaan modifikasi
alat pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa belum dilaksanakan secara
optimal dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menggunakan modifikasi alat pembelajaran akan memungkinkan siswa untuk
terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Penggunaan modifikasi alat yang dimaksudkan
di sini adalah modifikasi bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang
lebar dalam permainan rounders.
Hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh kurangnya kreativitas seorang guru.
Guru hendaknya lebih kreatif dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran
sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan dapat
menyenangkan dalam situasi dan kondisi yang tidak monoton.
Penggunaan alat bantu sederhana berupa bola plastik, bola berekor, dan kayu
pemukul berpenampang lebar dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran gerak dasar permainan rounders. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru
dapat memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai gerak dasar
permainan rounders.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini secara sederhana adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Awal: Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran
penjasorkes. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjasorkes,
tingkat kesegaran jasmani rendah, siswa merasa takut untuk bermain rounders dengan
alasan mengalami kesulitan melempar, menangkap, melambungkan, dan memukul
bola.
2. Tindakan: Guru menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran berupa bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang
lebar. Kegiatan ini dilakukan pada akhir siklus I. Guru dan peneliti menyusun bentuk
pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar
melempar, menangkap, melambungkan, dan memukul bola melalui pembelajaran
dengan alat bantu (bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang
lebar).
3. Kondisi Akhir: Penggunaan modifikasi alat bola plastik, bola berekor, dan kayu
pemukul berpenampang lebar dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa ( siswa
lebih bersemangat dan prestasi belajar mengalami peningkatan), dan partisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat. Perbaikan pada siklus I dapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar permainan rounders, melalui pendekatan
model pembelajaran dengan alat bantu pembelajaran.bola plastik, bola berekor, dan
kayu pemukul berpenampang lebar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut:
“Penerapan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan
kemampuan gerak dasar permainan rounders siswa kelas V SD Negeri Kreman 02
Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Kondisi Awal Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran Penjas
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjas
b. Tingkat kesegaran jasmani rendah
c. Hasil belajar permainan rounders rendah
Tindakan Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
Siklus I: guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar permainan rounders, melalui pembelajaran dengan alat bantu (bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang lebar)
Kondisi Akhir Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran (bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang lebar) dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa, serta partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat
Siklus II: upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar permainan rounders, melalui pendekatan model pembelajaran dengan alat bantu (bola plastik, bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang lebar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kreman 02 Kecamatan
Warureja Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2011/2012.
b. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari 24 April sampai 16 Juni
2012.
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian Bulan
April Mei Juni Juli
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru
penjas
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah
pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian
d. Meyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian (lembar obsevasi)
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Observasi
- Refleksi
b. Siklus II
- Perencanaan
- Pelaksanaan tindakan
- Obsevasi
- Refleksi
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Analisa Data dan Pelaporan
a. Analisa data (hasil tindakan 2 siklus)
b. Menyusun laporan/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Pengadaan dan pengumpulan laporan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan
Warureja Kabupaten tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah 44 siswa terdiri dari 21
siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran
permainan rounders pada siswa SD Negeri Kreman 02 tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pengmpulan Data
Teknik mengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri
dari: tes dan observasi.
1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar permainan rounders
yang dilakukan siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat bantu
pembelajaran
Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 3.2 Pengumpulan Data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1. Siswa Hasil belajar
permainan rounders
Tes praktek Tes gerak dasar
permainan rounders
2. Siswa Kemampuan gerak
dasar permainan
rounders
Praktek dan unjuk
kerja
Melalui lembar
observasi
E. Uji Validitas Data
Cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam
penelitian adalah trianggulasi. Trianggulasi yang digunakan, yaitu:
1. Trianggulasi Data
Yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya apabila digali dari beberapa
sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi Sumber
Yaitu mengkroscekan data yang diperoleh dengan informasi atau nara sumber yang
lain, baik dari siswa maupun guru lain, atau guru dan siswa lain.
3. Trianggulasi Metode
Yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasil lebih mantap.
Metode yang digunakan menggunakan metode observasi dan tes, sehingga di dapat
hasil yang akurat mengenai subjek.
F. Analisis Data
Data Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianalisis melalui data kuantitatif dan
kualitatif dengan prosentase peningkatan pelaksanaan tindakan pada masing-masing
siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator ketercapaian tujuan penelitian perlu dirumuskan dalam indikator
keberhasilan tindakan yang disusun secara realistis sebagai berikut:
Tabel 3.3 Prosentase Target Pencapaian
Aspek yang di ukur
Prosentase target Pencapaian
Kondisi
awal
Siklus
I
Siklus
II
1. Hasil belajar permainan
rounders
45% 65% 85%
H. Prosedur Penelitian
Prosedur/langkah-langkah penelitian tindakan kelas diuraikan secara rinci yang
meliputi kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, hingga refleksi
pada setiap siklus.
a. Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan (penyiapan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP
dengan skenario secara jelas dan rinci yang relevan dengan tindakan, pengadaan
media, bahan dan alat, dan pengembangan instrumen penilaian).
b. Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang dilakukan oleh
guru dan siswa dalam pembelajaran.
c. Observasi dan interpretasi berisi penjelasan mengenai objek pengamatan (misalnya
partisipasi siswa secara berkelompok dalam membuat lapangan rounders) dan cara
pengamatannya.
d. Tahap analisis dan refleksi menguraikan cara asesmen yang digunakan. Selanjutnya
dalam tahap refleksi diuraikan prosedur, alat pelaku, sumber informasi, dan cara
analisisnya. Berikut ini gambar diagram PTK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 3.6 Diagram PTK
Diagran di atas dapat dijelaskan:
a. Perencanaan (Planing)
Perencanaan tindakan kelas merupakan tindakan yang terstruktur dan
terencana.Perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan.
tanpa kegiatan yang dilakukan tidak akan terarah.
b. Tindakan (Acting)
Tindakan adalah kegiatan yang merupakan perwujudan dari perencanaan yang
disusun sesuai permasalahan.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan merupakan kegiatan yang dilakukan selama tindakan berlangsung,
untuk mengetahui hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan perenungan kembali terhadap apa yang telah dilakukan dan
apa dampaknya terhadap proses belajar siswa. Keempat tahap tersebut merupakan satu
siklus atau daur.Siklus ini yang menjadi ciri dari Penelitian Tindakan Kelas.Siklus tersebut
terus berulang sampai masalah terpecahkan.
Pelaksanaan
Perencanaan Siklus I Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan Siklus II Pengamatan
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu dilakukan survei
terhadap objek yang diteliti untuk mengetahui kondisi atau keadaan nyata yang ada di
lapangan. Hasil kegiatan survei awal sebagai berikut:
1. Siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 44 siswa yang terbagi atas 21 anak berjenis kelamin
laki-laki dan 23 anak berjenis kelamin perempuan.
2. Dalam mengikuti pembelajaran penjas siswa kurang aktif bergerak, siswa lebih
cenderung duduk-duduk dan ngobrol, siswa tidak memaksimalkan waktu
pembelajaran untuk beraktivitas dan lain sebagainya.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran penjas yang dimiliki oleh sekolah.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sempel yang
telah dilaksakan. Data yang dikumpulkan dari nilai hasil ketuntasan belajar sebelum diberi
pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu pembelajaran.
Kondisi awal nilai ketuntasan hasil belajar permainan rounders pada siswa kelas
V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012, menunjukkan nilai ketuntasan rata-rata 70,93 dengan KKM 75, maka siswa
yang berada pada kriteria tuntas 20 siswa (45,45%), belum tuntas 24 siswa (54,55%)
tingkat keberhasilan belajar masih kurang. Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal ke Siklus I.
Prosentase Kondisi Awal
Permainan Rounders
Prosentase Hasil Belajar
Siklus I Peningkatan Hasil Belajar
45,45
68,18
2,273
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Kondisi siklus I nilai ketuntasan hasil belajar permainan rounders pada siswa
kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012, menunjukkan nilai ketuntasan rata-rata 73,22 dengan KKM 75, maka siswa
yang berada pada kriteria tuntas 30 siswa (68,18%), belum tuntas 14 siswa (31,82%)
tingkat keberhasilan belajar masih kurang. Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II.
Prosentase Hasil Belajar
Siklus I
Prosentase Hasil Belajar
Siklus II Peningkatan Hasil Belajar
68,18 86,36
18,18
Kondisi siklus II nilai ketuntasan hasil belajar permainan rounders pada siswa
kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012, menunjukkan nilai ketuntasan rata-rata 75,68 dengan KKM 75, maka siswa
yang berada pada kriteria tuntas 38 siswa (86,36%), belum tuntas 6 siswa (13,64%), maka
tingkat keberhasilan belajar baik.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Data kondisi awal keberhasilan belajar permainan roundes pada siswa kelas V SD
Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012,
perlu ditingkatkan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat menyenangkan dan mengaktifkan anak.
Berdasarkan data siklus I nilai ketuntasan hasil belajar permainan rounders pada
siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2011/2012, menunjukkan nilai ketuntasan rata-rata 73,22 dengan KKM 75,
maka siswa yang berada pada kriteria tuntas 30 siswa (68,18%), belum tuntas 14 siswa
(31,82%) tingkat keberhasilan belajar masih kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Deskripsi Siklus II
Data siklus I keberhasilan belajar permainan roundes pada siswa kelas V SD
Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012,
perlu ditingkatkan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat menyenangkan dan mengaktifkan anak.
Berdasarkan data siklus II nilai ketuntasan hasil belajar permainan rounders pada
siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2011/2012.menunjukkan nilai ketuntasan rata-rata 75,68 dengan KKM 75, maka
siswa yang berada pada kriteria tuntas 38 siswa (86,36%), belum tuntas 6 siswa (13,64%).
Jadi tingkat keberhasilan belajar sudah baik.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas
V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perbandangan Peningkatan Hasil Belajar Permainan Rounders Kondisi Awal ke
Siklus I.
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar permainan rounders siswa
kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Prosentase Kondisi
Awal Permainan
Rounders
Prosentase Hasil Belajar
Siklus I Peningkatan Hasil Belajar
45,45 68,18
2,273
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012
dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus I
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Permainan Rounders dari Siklus I ke Siklus
II
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar permainan rounders siswa
kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II.
Prosentase Hasil Belajar
Siklus I
Prosentase Hasil Belajar
Siklus II Peningkatan Hasil Belajar
68,18 86,36
18,18
Lebih jelasnya ini sajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas
VSD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2010/2012 dari Siklus I ke Siklus II sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
Kondisi Awal Siklus I Peningkatan
45.45
68.18
2.273
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 4. 8 Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar permainan rounders siswa kelas V SD
Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012 dari
kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Prosentase Hasil Belajar
Kondisi Awal
Prosentase Hasil Belajar
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
45,45 86,36
40,91
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke Siklus II sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
Siklus I Siklus II Peningkatan
68.18
86.36
18.18
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 4. 9 Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa,
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar
40,91%.
4. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Permainan Rounders dari Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan Hasil Belajar Permainan rounders siswa kelas V SD N egeri Kreman
02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal, siklus I, dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4. 10 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus
II.
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus II Peningkatan
45.45
86.36
40.91
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal Ke Siklus II
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
45.45
68.18
86.36
Grafik Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Data dan grafik tersebut dapat disimpulkan pada kondisi awal siswa yang tuntas
sebanyak 20 siswa (45,45%), siklus I tuntas sebanyak 30 siswa (68,18%), siklus II yang
tuntas sebanyak 38 siswa (86,36%). Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum
menggunakan alat bantu pembelajaran hingga akhir siklus II sebesar 40,91%. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan penerapan alat bantu pembelajaran (bola plastik,
bola berekor, dan kayu pemukul berpenampang lebar) pendidikan jasmani dapat
meningkatkan hasil belajar permainan rounders siswa kelas V SD Negeri Kreman 02
Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat diterima
kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri
Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012
dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan
pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan sebagai berikut:
Penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar permainan rounders
pada siswa kelas V SD Negeri Kreman 02 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Analisis data yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I
dan siklus II, hal ini bisa dilihat dari nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal
(45,45%), siklus I (68.18%) dan siklus II (86,36%), sehingga peningkatan dari kondisi
awal ke siklus II sebesar (40,91%).
B. Implikasi
Penilaian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak
guru maupun siswa serta alat bantu/ pembelajaran yang digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola ruang, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang
digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu,
minat siswa dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/bantu
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa,dengan penggunaan
alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (baik proses maupun
hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang
ingin menggunakan alat bantu pembelajaran yang berupa bola plastik, bola berekor, dan
kayu pemukul berpenampang lebar ataupun alat yang lain sebagai media alternatif dalam
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar permainan rounders dan pembelajaran yang menarik yang
membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran yang
pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya para
guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai berikut:
1. Guru Pendidikan Jasmani hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam
mengelola ruang, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus
meningkat seiring dalam peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu guru
hendaknya membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan.
2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.
4. Pendidikan ini dapat dilakukan di sekolah lain, namun dalam penerapannya
disesuaikan dengan keadaan sekolah masing-masing.
Top Related