FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN TELEPON
SELULER DI KOTA MEULABOH
SKRIPSI
OLEH :
E R M A L I S A07C20220046
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH - ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan yang pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu
aktivitas dalam kehidupan manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak
hidup manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Semakin lama pola
pikir konsumen berubah seiring perkembangan jaman. Konsumen yang dulunya
hanya menggunakan alat komunikasi, disebut telepon, kini mulai beralih
menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan
telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan
kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
Telepon seluler (ponsel) saat ini bukan lagi menjadi barang mewah di
Indonesia. Tak jarang kita menemui orang yang memiliki lebih dari satu ponsel.
Industri ponsel semakin bergerak cepat mengikuti perkembangan tekhnologi.
Berbagai pendukung mulai di pasang pada produk agar memperoleh merek yang
mereka keluarkan bisa menjadi idola di benak konsumen. Akses internet, pemutar
MP3, kamera, radio FM, dan aplikasi lainnya mereka pasangkan ke produk.
Belum lagi dengan desain yang bermacam-macam agar menarik minat konsumen
untuk membeli. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai merek ponsel. Nokia
selama ini telah mendominasi di Indonesia. Merek lainnya yang menjadi pesaing
Nokia antara lain Samsung, Sony Ericsson, LG, Motorola, dan lain-lain.
1
2
Belakangan ini muncul juga berbagai produk Cina dengan berbagai merek yang
ikut meramaikan persaingan.
Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang begitu pesat
tersebut, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar
pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pada
era millinium harus memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami perilaku
konsumen. Perusahaan yang baik adalah memahami betul siapa konsumennya dan
bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan
menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia
usaha yang telah melampaui batas negara. Teknologi dalam telepon seluler
merupakan salah satu daya tarik untuk menarik perhatian konsumen untuk
membeli. Desain atau model unik serta teknologi yang digunakan seperti kamera,
bunyi panggilan serta fasilitas yang dapat berinternet merupakan daya tarik untuk
mempengaruhi perilaku konsumen.
Pada dasarnya, konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk
memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Antara kebutuhan dan keinginan
terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah, sedangkan keinginan
merupakan kebutuhan buatan yakni kebutuhan yang dibentuk oleh lingkungan
hidupnya, seperti lingkungan keluarga, tempat kerja, kelompok-kelompok sosial,
tetangga, dan sebagainya. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi
mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya. Selain jenis produk, faktor ekonomi, faktor psikologis, faktor
3
sosiologis dan faktor anthropologis juga menentukan perilaku pembelian
seseorang.
Suatu perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus memahami
perilaku konsumennya secara keseluruhan agar perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perlunya memahami perilaku
konsumen ini, didasarkan atas pemikiran bahwa konsumen merupakan pasar
sasaran produk. Jika produk tersebut menurut konsumen mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan membeli produk dan
sebaliknya jika produk tersebut dianggap belum atau tidak mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya maka konsumen tidak akan membelinya.
Terkait dengan masalah kebutuhan konsumen, kemudahan untuk
melakukan aktivitas dalam menjalani kehidupan, barangkali itulah ide dasar
kenapa manusia terus-menerus melakukan berbagai terobosan dalam bidang
teknologi untuk mengakomodir kebutuhan tersebut (Media Komunikasi &
Informasi Telkomsel, 2001). Salah satunya adalah teknologi komunikasi yaitu
mobile phone atau telepon seluler (ponsel). Lewat ponsel akan mendukung
aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien sebab ruang dan waktu tidak lagi
menjadi kendala untuk melakukan aktivitas keseharian terutama komunikasi
(wasembada, 2001).
Dalam perkembangan teknologi, Kota Meulaboh merupakan salah satu
daerah yang juga mengalami perkembangan pesat dalam bidang telekomunikasi
yaitu telepon seluler. Hal ini dapat dilihat dari meratanya pemakaian telepon
seluler dalam masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga
4
orang tua. Kebutuhan masyarakat akan ponsel berbeda-beda. Ada yang butuh
untuk kemudahan komunikasi, ada yang hanya butuh untuk mentransmisikan
suara (voice) saja, dan ada juga yang ingin ponsel yang bisa mengirim data atau
gambar. Oleh karena itu pertimbangan masyarakat dalam memilih ponsel pun
makin beragam dan seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam maupun
diluar dirinya (internal dan eksternal). Berdasarkan hal tersebutlah penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler di Kota Meulaboh”.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler di
Kota Meulaboh ?
2. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
dalam pembelian telepon seluler di Kota Meulaboh ?
1.3. Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada, maka
penulis membatasi ruang lingkup penelitian kali ini pada faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli telepon seluler
serta apakah iklan dapat merubah perilaku konsumen dalam membeli telepoon
seluler.
5
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler di
Kota Meulaboh.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
dalam pembelian telepon seluler di Kota Meulaboh.
1.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka dapat dijelaskan manfaat
penelitiannya, sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan terutama yang berkaitan dengan Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler.
2. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para
pelaku ekonomi dalam bidang telekomunikasi khususnya, agar menyadari
bahwa banyakfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
pembelian telepon seluler.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan memaparkan konsep-konsep teori yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa
data.
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
dokumentasi seperti jawaban dari informan dan tertulis. Selain
itu, bab ini juga berisitentang pembahasan dan uraian data-data
yang diperoleh setelah melakukan penelitian
BAB VI : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang
dilakukan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Teknologi Informasi Dan Perilaku Masyarakat
Manusia didefinisikan sebagai Homo faber yaitu pembuat dan pemakai
alat atau Homo sapiens yaitu si bijak atau si pemikir dan terakhir Homo
symbolicum yaitu si pencipta dan pengguna symbol. Apapun definisi manusia itu,
semuanya menunjukkan sentralitas pengetahuan dan teknologi di dalam kegiatan
manusia. Laju perkembangan teknologi demikian pesat sehingga melahirklan
bukan hanya kemudahan tetapi juga masalah yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Kecanggihan teknologi informasi telah memungkinkan bentuk-
bentuk komunikasi yang secara virtual mengecilkan dunia.
Salah satu ahli teknologi, Rogers (1986) mendefinisikan teknologi sebagai
sebuah instrumental dalam rangka mengurangi ketidakpastian dalam hubungan
sebab akibat yang tercakup di dalamnya suatu hasil yang diinginkan. Sebuah
teknologi biasanya terdiri dari aspek perangkat keras (hardware) yang mencakup
objek fisik dan materi dan perangkat lunak (software) yang meliputi informasi
yang mendasar untuk perangkat keras.Teknologi bukan hanya merupakan suatu
mesin atau barang ataupun materi, tetapi juga mencakup masalah-masalah abstrak
(non materi) seperti gagasan/ide.Teknologi informasi merupakan salah satu
bidang teknologi yang kita rasakan sangat pesat perkembangan dan kegunaannya
dalam membantu kehidupan masyarakat. Banyak ahli memberi nama kemajuan
ini sebagai era informasi. Dalam dekade terakhir ini kita telah menyaksikan
berbagai perubahan yang luar biasa dan mendasar dalam bidang teknologi
7
8
informasi yang menjadi kekuatan untuk suatu lompatan masyarakat global.
Indikasi dari lompatan ini adalah kemajuan teknologi dan pemakaian informasi
yang semakin luas.
Perkembangan pertumbuhan informasi dapat dilihat dari penerimaan
informasi yang begitu cepat, sehingga orang bisa melihat kejadian yang sama
dalam waktu yang bersamaan walaupun dari tempat yang berbeda. Perkembangan
ini bukan hanya mengenai jumlah informasi, melainkan juga jenis, kualitas dan
kompleksitas informasi yang berkembang di segala bidang, termasuk teknologi
komunikasi dan informasi itu sendiri. Saat ini, bisnis informasi semakin marak
dan menjadi trend di awal abad ini. Teknologi informasi bahkan dianggap sebagai
salah satu sumber daya dasar yang bisa dioperasionalkan melalui media massa,
baik media cetak, elektronik. Media cetak dan elektronik saling berlomba dan
berkompetisi dalam menyebarkan dan menyampaikan informasi yang aktual
kepada masyarakat. Informasi sekarang bukan saja sebagai kebutuhan tapi juga
telah menjadi komoditas masyarakat luas.
Salah satu pandangan yang dalam beberapa dasawarsa belakangan ini
banyak disebut-sebut dan tidak mungkin dibantah kebenarannya ialah kita
sekarang ini telah beralih ke masyarakat informasi. Pada dasarnya masyarakat
informasi adalah masyarakat yang menilai informasi sebagai sumber daya, sarana
produksi, dan produk utama yang paling berharga. Peran media massa dalam
teknologi informasi menurut para ahli perannya sangat besar karena media massa
merupakan penyebab utama terjadi transformasi masyarakat menuju masyarakat
informasi. Media massa memang cukup banyak terlibat dalam proses perubahan
9
tersebut, sehingga mendapat perhatian dalam teori masyarakat informasi.
Setidaknya dapat dikemukakan bahwa :
1. Media massa semakin berkembang dan kian efisien dalam memproduksi
dan mendistribusi informasi.
2. Media massa merupakan perangsang penting terhadap penilaian dan
konsumsi informasi.
3. Media massa menunjang upaya produksi, perolehan teknologi komunikasi
dan perkembangan teknologi baru.
4. Media massa merupakan sektor pekerjaan yang semakin membuka
kesempatan bagi para pekerja informasi.
Meskipun perkembangan teknologi komunikasi bisa mempengaruhi
masyarakat, tetapi perkembangan teknologi tersebut juga ditentukan oleh proses-
proses yang terjadi di dalam masyarakat, yang menimbulkan kebutuhan akan
perkembangan teknologi.
2.2. Teori Perilaku Konsumen
Untuk dapat memahami perilaku konsumen maka kita perlu mengetahui
secara jelas pengertian perilaku konsumen.Perilaku konsumen adalah proses yang
dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa
tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada
tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang
10
terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan
pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan
konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang
produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut.Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun
organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi,
mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan
konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu
pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.Perilaku
konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana
kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya
ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan
pemasaran perusahaan.
Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan
melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.Peran yang
dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif
pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan
dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang
11
memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana
membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian
sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa
yang dibeli.Menurut David I.London dan Albert J.Dello Bitta dalam A.A. Anwar
Prabu Mangkunegara (1998:3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
berikut:
“Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan proses dan hubungan sosialyang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi dalammendapatkan, menggunakan suatu produk.”
Sedangkan menurut American Marketing Association mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,
perilaku dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran
dalam hidup mereka. Paling tidak ada tiga ide penting dalam definisi tersebut.
a. Defenisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti
bahwa seorang konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis
perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa
suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama
sepanjang waktu, pasar dan industri.
b. Hal yang kedua menekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah
keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di
sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan
12
dan mereka rasakan, apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
c. Hal yang terakhir adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat
definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang
sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan
strategi pemasaran.
2.3. Telepon Seluler
Ponsel telah hadir cukup lama dan dewasa ini semakin memperkuat
kedudukannya dalam kehidupan manusia seiring dengan perkembangan teknologi
yang dimilikinya. Secara umum Anda tentu sudah tahu tentang manfaat ponsel,
yang secara garis besar bisa disebut alat komunikasi yang menghilangkan batasan-
batasan tertentu, seperti jarak contohnya. Tetapi tahukah Anda bahwa terdapat
beberapa manfaat ponsel lain yang muncul seiring dengan perkembangan
teknologidan perkembangan kebutuhan manusia terhadap hal ini.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara
manfaat ponsel dan pertumbuhan ekonomi. Teori yang digunakan di sini adalah
bahwa ponsel mendorong peningkatan akses terhadap kesempatan pendidikan,
sumber daya kesehatan, bisnis dan kesempatan kerja. Ikatan lain dari teori ini
adalah bahwa semakin banyaknya perempuan yang mengakses ponsel justru akan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Telepon selular (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau handphone
(HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang
13
mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).
Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM
(Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code
Division Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia
adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).
Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper,
seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April1973, walaupun banyak
disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi
Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah
DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang
kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon,
ponsel umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan
singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di
beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan
menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk
televisionline di telepon genggam mereka. Sekarang, telepon genggam menjadi
gadget yang multifungsi.
Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi
dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi,
perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan
14
layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Selain fitur-fitur tersebut, ponsel sekarang
sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di ponsel tersebut, orang bisa mengubah
fungsi ponsel tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis, fitur ini sangat
membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat
dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat. Dewasa
ini, peranan ponsel sudah menjadi sebuah kebutuhan Primer Sehari-hari, berikut
kategori ponsel berdasarkan Fungsi : Ponsel Bisnis, Ponsel Hiburan, Ponsel
Fashion, Ponsel Standar
2.4. Proses Keputusan Pembelian
Pihak produsen umumnya lebih menyukai untuk mempertahankan produk
yang sudah ada dibandingkan dengan melepas produk yang baru. Hal ini
disebabkan karena dalam persaingan yang sudah sangat ketat, perusahaan harus
dapat menyakinkan konsumennya bahwa produk, jasa atau ide yang diterima oleh
konsumen benar-benar baru dan ini biasanya membutuhkan biaya yang sangat
besar.Setiadai dalam Amaliah (2010:29) mengatakan terdapat beberapa tahapan
dalam adaptasi produk baru kepada pembeli seperti yang digambarkan dalam
bagan di bawah:
1. Awareness ( kesadaran). Pada saat produsen atau pemasar memasarkan
produk baru, konsumen harus dibangkitkan kesadarannya bahwa telah ada
produk baru di pasaran. Cara yang ditempuh biasanya melalui iklan di
media massa dengan gencar. Adakalanya cara yang ditempuh adalah
dengan mengumumkan dalam situs-situs resmi perusahaan tentang
15
produk-produk yang akan dipasarkan atau melalui pameran-pameran. Cara
yang terakhir ini kebanyakan ditempuh oleh produsen mobil.
2. Interest (Ketertarikan). Setelah adanya kesadaran dari konsumen, mereka
tentunya akan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan berusaha untuk
mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk tersebutk.
3. Evaluation (evaluasi). Setelah mendapatkan informasi yang dirasakan
cukup, pihak konsumen akan melakukan evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan meliputi kebutuhan yang diperlukan, keunggulan atau kelebihan
yang ditawarkan oleh produk baru tersebut dibandingkan produk yang
lama, harga yang ditawarkan dan lain sebagainya.
4. Trial (percobaan). Jika berdasarkan hasil evaluasi terhadap produk yang
baru dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya, konsumen akan membeli
produk tersebut untuk mencoba apakah ada kesesuaian antara kebutuhan
yang diinginkan dengan hasil yang didapatkannya. Masa ini biasanya masa
yang kritis bagi suatu produk, jasa atau ide yang baru, jika berhasil
memuaskan konsumen maka produk tersebut akan dapat diterima oleh
pasar.
5. Adoption ( Adopsi). Jika produk baru tersebut sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen, maka konsumen akan memilih produk tersebut
dibandingkan produk yang terdahulu atau produk pesaing jika ada.
Perilaku Konsumen dalam melakukan pembelian telepon seluler sangatlah
beranegaragam. Konsumen mengambil banyak keputusan pembelian setiap hari.
Dalam proses pencapaian keputusan pembelian melalui beberapa tahap yang
16
dilalui oleh konsumen adalah sebagai berikut : pengenalan kebutuhan(need
recognition), pencarian informasi(information search),evaluasi
alternatif(evaluation of alternatives), keputusan pembelian(purchase
decision),perilaku purna pembelian(postpurchase). Model ini menekankan
bahwa proses pembelian bermula jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan
berakibat jauh setelah pembelian. Ini mendorong pemasar untuk lebih
memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian, bukan hanya
mencurahkan perhatiannya pada keputusan pembelian.
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan. Pembelian
merasakan adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu
perbedaan antara keadaan yang aktual dan keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal seperti rasa lapar,
haus, seks timbul ke suatu tingkat yang cukup tinggi dan menjadi satu
dorongan, sehingga dimotivasi ke arah produk yang diketahui akan
memuaskan dorongan ini.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau tidak
mungkin juga mencari informasi jika dorongan konsumen kuat dan objek
pemuas kebutuhan yang telah ditentukan dengan baik dan berada
didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan membeli. Jika tidak, maka
kebutuhan konsumen ini hanya ingatan belaka dan akan mencari informasi
17
lagi maka akan mencari informasi selajutnya. Biasanya pencarian
selanjutnya biasa dikenal dengan pencarian eksternal.
3. Evaluasi Alternatif
Rantai efek paling lazim dari informasi yang diproses pada evaluasi
alternatif dimulai dengan pembentukan dan perubahan dalam kepercayaan
mengenai produk atau merek dan atributnya, diikuti dengan peralihan
dalam sikap terhadap tindakan pembelian. Hal ini menghasilkan niat
untuk bertindak secara konsisten dengan sikap dan akhirnya dengan
tindakan pembelian itu sendiri.
Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi
tentang pilihan merek. Ada beberapa konsep yang menerangkan proses
evaluasi.
a. Kita mengasumsikan bahwa setiap konsumen berupaya memenuhi
kebutuhan. Konsumen mencari manfaat tertentu yang dapat diperoleh
dengan membeli produk.
b. Tiap konsumen berbeda dalam memberikan bobot pada tiap atribut
atau pada tiap ciri.
c. Konsumen mengembangkan suatu himpunan kepercayaan merek
mengenai dimana tiap merek itu berada pada tiap ciri.
d. Konsumen mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri. Fungsi utilitas
menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan
produk bervariasi menurut kepuasan produk.
18
Dalam proses evaluasi alternatif ada beberapa kriteria yang dilakukan
oleh konsumen untuk mencapai suatu keputusan untuk membeli yaitu :
Harga. Tentu saja ini menjadi pertimbangan yang penting, dimana
setiap orang atau konsumen jika ingin membeli suatu produk, harga
merupakan alternatif yang pertama. Langkah selanjutnya adalah :
Merek merupakan hal yang penting bagi perilaku pembelian karena,
nama merek tampaknya berfungsi sebagai indikator pengganti dari
mutu produk, dan kepentingannya tampak bervariasi dengan
kemudahan di mana kualitas dinilai secara objektif. Pilihan merek
merupakan juga kebanggaan bagi konsumen jika menggunakan merek
terkenal karena merupakan gaya hidup terutama bagi kalangan anak
muda.
Negara Asal, dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu
pesat diikuti dengan persaingan internasional, maka tidak
mengherankan bahwa negara di mana produk itu dihasilkan
merupakan pertimbangan yang penting bagi konsumen.
4. Pembelian dan Hasil
Evaluasi alternatif tidak berhenti begitu pembelian dilakukan. Aktivitas
dalam proses keputusan adalah kebutuhan yang dirasakan untuk membuat
pilihan yang benar. Pemakaian produk memberikan informasi baru yang
dibandingkan dengan kepercayaan dan sikap yang ada. Jika harapan sesuai
dengan sikap atau harapan hasil tentu saja berupa kepuasan tetapi jika
19
signifikan dengan harapan yang diinginkan maka hasilnya adalah
ketidakpuasan.
2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
a. Pencarian Internal
Pencarian internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
dan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan sebuah keputusan.
Pencarian internal lebih dahulu terjadi sesudah pengenalan
kebutuhan.Pencarian internal tidak lebih daripada peneropong ingatan
untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang
tersimpan dalam memori ingatan. Jika informasi yang didapat dari ingatan
atau yang berasal stimulus, maka selanjutnya menuju tindakan pembelian.
b. Pencarian eksternal
Pencarian ekdternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri
seseorang (lingkungan) dan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
sebuah keputusan. Ketika pencarian internal kurang mencukupi,
konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan informasi
tambahan dari lingkungan. Motivasi utama untuk mencari informasi
adalah keinginan untuk membuat pilihan konsumen yang lebih baik,
pencarian eksternal yang terus menerus untuk keputusan yang pada saat
masa datang. Ada beberapa pencarian informasi yang dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli :
Iklan. Begitu banyak perusahaan yang menggunakan stimulus seperti
produk, price, place, promosi dan salah satu promosi yang dapat
20
memberikan informasi tentang suatu produk adalah iklan. Begitu
konsumen mengenali suatu kebutuhan melalui iklan, kemudian iklan
dikonsultasikan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas.
Walaupun peran informatif dari iklan bervariasi di antara produk dan
konsumen, berikut ini adalah temuan-temuan ilustratif :
1. Konsumen banyak memanfaatkan iklan TV untuk informasi
mengenai model dan desain.
2. Sekitar 50 % dari mereka yang diwawancarai dalam suatu studi
benar-benar membeli suatu produk sesudah melihat iklan di
majalah. Informasi mengenai potongan harga adalah pencetus
penjualan yang utama.
Informasi dari toko. Banyak keputusan pembelian sebenarnya dibuat
di tempat penjualan. Akibatnya, informasi dalam toko dapat memiliki
pengaruh yang kuat dalam perilaku konsumen. Sebagai contoh 40 %
dari pembeli perkakas rumah tangga mengatakan penggunaan
peragaan dalam toko. Daya informasi peraga meningkat tajam pada
masa datang karena komputerisasi menjadi lazim.
Penjualan langsung. Ada beberapa situasi dimana penjualan pribadi
(tatap muka) masih memainkan peranan yang sangat penting, bahkan
di dalam era perdagangan masa ini. Ini menjadi penting khususnya
jika ada keharusan semacam negosiasi tempat penjualan dan
pertukaran informasi antara pembeli dan penjual.
21
Media Cetak. Media cetak kerap memunculkan hal-hal yang menarik
bagi mereka yang ada di tengah-tengah proses keputusan. Beberapa
pembeli barang perkakas rumah tangga, misalnya melaporkan bahwa
artikel editorial dalam majalah dan surat kabar terbukti membantu.
Orang Lain. Orang lain seperti teman dan keluarga dapat berfungsi
sebagai sumber informasi yang signifikan. Dalam survai tahun 1984
oleh J.D. Power and Associates, sebuah perusahaan penelitian pasar
otomotif, dua pertiga dari pembeli mobil baru melaporkan bahwa
keputusan mereka sehubungan dengan merek mobil apa yang akan
dibeli sangat dipengaruhi oleh kontak sosial mereka.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang
digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Narbuko dan Achmadi (2004:44) memberikan
pengertian penelitian deskriptif sebagai penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia
juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi; ia juga bisa bersifat
komperatif dan korelatif. Taylor dan Bogdan dalam Danim (2002:41) mengatakan
bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan
data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang
dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada pusat penjualan telepon seluler yang ada di Kota
Meulaboh, Jalan Teuku Umar Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
3.3. Informan
Informan adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek
penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, suatu reduksi
terhadap jumlah objek penelitian (Mardalis, 2003: 56). Dalam melakukan teknik
22
23
pengambilan informan penulis menggunakanmetode non probability sampling di
mana dalam teknik ini jumlah atau ukuran informan disesuaikan dengan masalah
dan tujuan dari penelitian ini.
Spesifikasi metode non probability sampling yang dipakai penulis adalah
purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel (informan) secara sengaja
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006: 96). Maksudnya, peneliti
menentukan sendiri informan yang akan di ambil karena ada pertimbangan
tertentu. Jadi, informan yang diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri
oleh peneliti. Yang menjadi sampel penelitian ini adalah: Para Penjual telepon
seluler dan para konsumen yang ingin membeli telepon seluler sebanyak 50
orangJumlah tersebut diambil dengan alasan karena para informan telah
memberikan jawab yang sama tentang masalah penelitian atau telah mencapai
titik jenuh dan telah dapat diambil sebuah kesimpulan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang
diperoleh melalui:
1. Observasi, yaitu suatu teknik dengan mengamati langsung serta
mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
(Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, 2004: 76-77); Pada penelitian
kualitatif, observasi merupakan salah satu mengumpulkan data
yang populer. Untuk terlaksananya observasi dengan baik perlu
24
disusun instrumen, yaitu pedoman observasi. Pedoman tersebut
biasanya dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian.
Adapaun aspek yang diobservasi meliputi keperilakuan, keadaan
fisik, pertumbuhan dan perkembangan subjek tertentu dan
sebagainya. (Danim, 2002: 140)
2. Wawancara, teknik pengumpulan data dengan sebuah percakapan
antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh
peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk
dijawab (Danim, 2002: 130). Instrumen yang digunakan dalam
melakukan wawancara yaitu pedoman wawancara. Wawancara
biasanya dilakukan kepada sejumlah responden/informan yang
jumlahnya relatif terbatas dan memungkinkan bagi peneliti untuk
mengadakan kontak langsung secara berulang-ulang sesuai dengan
keperluan.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun
telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian
ini data-data sekunder yang diperlukan antara lain literatur yang relevan
dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, perarutan-
peraturan, struktur organisasi, jadwal, waktu, petunjuk pelaksana, petunjuk
teknis dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
25
3.5. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2002:103). Analisa data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif,
dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Meskipun
tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi
kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatam pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data serat verifikasi atau penarikan suatu
kesimpulan. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, digunakan langkah-
langkah atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan atau balur verifikasi data (Miles,
2007:15-19).
1. Reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-
catatan yang tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 2007:17). Reduksi
data ini bertujuan untuk menganalisis data yang lebih mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data agar diperoleh
kesimpilan yang dapat ditarik atau verifikasi. Dalam penelitian ini, proses
26
reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi kemudian dipilih dan dikelompokkan
berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian data, adalah pengumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
(Miles dan Huberman, 1992:18). Dalam hal ini, data yang telah
dikategorikan tersebut kemudian diorganisasikan sebagai bahan penyajian
data. Data tersebut disajikan secara deskriptif yang didasarkan pada aspek
yang diteliti.
3. Verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Verifikasi data adalah sebagian
dari suatu kegiatan utuh, artinya makna-makna yang muncul dari data
telah disajikan dan diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya
(Miles dan Huberman, 1992:19). Penarikan kesimpulan berdasarkan pada
pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat dalam pernyataan
singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan
yang diteliti.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Meulaboh terletak di bagian barat Indonesia, tepatnya di pantai barat
Provinsi Aceh - merupakan salah satu provinsi di pulau sumatera. Kota ini terletak
sekitar 175 km dari ibukota provinsi Aceh. Bila kita mencoba menemukannya
melalui fasilitas peta (GoogleMaps atau GoogleEarth) koordinat relatifnya adalah
4˚08'37" N dan 96˚07'37" E. Kota Meulaboh masuk dalam teritorial wilayah
Kabupaten Aceh Barat, berbatasan dengan beberapa kabupaten lain diantaranya
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Nagan Raya.
Pada bagian barat kota ini berhadapan langsung dengan Samudera Hindia
yang merupakan salah satu samudera terluas di dunia.Kota ini sudah dapat dicapai
melalui tiga jenis angkutan. Angkutan darat dari arah barat (via Banda Aceh), dari
arah utara (via Bereuneun) dan arah timur (via Tapaktuan). Angkutan laut melalui
pelabuhan Ujong Karang (biasanya membawa barang). Angkutan udara yang
belum lama ini beroperasi adalah Bandara Cut Nyak Dhien, walaupun sebenarnya
sekarang berada dalam wilayah Kabupaten Nagan Raya, namun jarak tempuh
yang tidak jauh (20-30 menit dari Kota Meulaboh dengan angkutan darat).
Ada beberapa jalan utama di kota ini, antara lain Jalan Nasional, Jalan
Teuku Umar, Jalan Iskandar Muda, Jalan Singgahmata, Jalan Manekroo, Jalan
Imam Bonjol, Jalan Sisingamangaraja, dan Jalan Gajah Mada. Selain merupakan
27
28
jalan utama, jalan-jalan tersebut adalah daerah pemusatan ekonomi daerah ini,
termasuk Jalan Daod Dariyah sebagai pusat pasar rakyat.
4.2. Karakteristik Informan
Dalam hal karakteristik informan akan dijelaskan data mengenai identitas
responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan dari
responden yang menggunakan telepon seluler, setelah itu akan dilanjutkan dengan
tabel pemaparan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan ketika penulis
melakukan penelitian.
Data informan yang berhasil dikumpulkan dari Pusat Penjualan Telepon
Seluler di Kota Meulaboh adalah sebagai berikut :
1. Usia / Umur informan
Untuk mengetahui usia/umur responden maka dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1
Distribusi Jawaban Tentang Tingkat Usia Informan
No Usia Jumlah Persentase
1 ˂ 20 Tahun 13 26%
2 21 - 30 Tahun 28 56%
3 31 - 40 Tahun 6 12%
4 41 - 50 Tahun 2 4%
5 ˃ 51 Tahun 1 2%
Jumlah 50 100%
Sumber : Hasil penelitian 2012
29
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki
kategori yang beragam, walau demikian terdapat kategori usia yang cukup
dominan yaitu pada usia < 20 tahun sebesar 26 % dan pada usia 21 – 30 tahun
sebesar 56 %, seperti terlihat pada gambar. Hal tersebut diperkuat oleh keterangan
Bapak Supardi salah satu pemilik toko melalui hasil wawancara :
“Kebanyakan yang datang kemari mereka yang masih berusia muda,seperti anak sekolah, mahasiswa dan beberapa golongan lain yangusianya masih tergolong muda”
Dari tingkatan usia dapat diketahui bahwa usia muda adalah perilaku
konsumen yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik itu iklan, toko,
penjualan langsung, media massa dan orang lain.
2. Jenis Kelamin
Tabel 2
Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 26 52 %
2 Perempuan 24 48 %
50 100 %
Sumber : Hasil penelitian 2012
Dari tabel distribusi jawaban informan diatas kita melihat bahwa jumlah
pelanggan laki-laki dan perempuan sangat berimbang yaitu laki-laki sebanyak 52
% dan Perempuan sebanyak 48 %.
30
3. Pekerjaan
Tabel 3
Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Siswa / Pelajar 9 18 %
2 Mahasiswa 14 28 %
3 Wiraswasta 11 22 %
4 PNS 13 26 %
6 Guru 3 6 %
Total 50 100
Sumber: Hasil Penelitian (2012)
Berdasarkan data di atas, kita melihat bahwa informan yang bekerja
sebagai PNS sebanyak 26 %, wiraswasta 22 %, Mahasiswa 28 %, Siswa/Pelajar
18 % dan Guru sebanyak 6 %.
4. Pendapatan
Mengenai pendapatan responden yang diperoleh oleh responden dapat
dilihatpada tabel 4 yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum
berpenghasilan sebesar 42%
31
Tabel 4
Distribusi Jawaban informan jumlah pendapatan
No Usia Jumlah Persentase
1 Belum Berpenghasilan 21 42 %
2 ˂ 500 4 8 %
3 500 - 1 Juta 4 8 %
4 1 Juta - 1,5 Juta 3 6 %
5 1,5 Juta - 2 Juta 4 8 %
6 ˃ 2 Juta 14 28 %
Jumlah 50 100%
Sumber : Hasil penelitian 2012
Pendapatan dari informan merupakan salah satu kriteria untuk membeli
produk telepon seluler dengan memperhatikan faktor harga.. Pendapatan
merupakan suatu patokan harga yang digunakan untuk membeli suatu produk
telepon seluler, dimana produsen dapat menentukan pasar target sasaran dimana
kemampuan daya beli dari konsumen.
4.3. Tanggapan/Jawaban Informan
4.3.1. Perilaku Konsumen
1) Tahun Pemakaian Telepon Seluler
Tahun pemakaian telepon seluler yang digunakan responden dapat dilihat
bahwa kebanyakan responden telah lama memakai telepon seluler, namum selalu
meyesuaikan dengan telepon seluler keluaran tahun terbaru, berikut petikan
wawancaranya;
“Kebanyakan para konsumen memakai HP sudah lumayan lama,namum karena perkembangan teknologi HP yang semakin canggih,
32
maka HP yang digunakan pun tahun-tahun tinggi atau terbaru” (Asin,penjual telepon seluler)
“Kami pribadi sudah lama memakai HP, sejak tahun 2004 lah kira-kira,namum Hpnya kan sudah beberapa kali ganti, menyesuaikan dengankeluaran terbaru” (Nadya, Warga Kampung Belakang)
“Menurut saya, walaupun tahun pemakaian sudah cukup lama, tapi tetapsaja menyesuaikan dengan merek dan tahun terbaru. Ditambah lagikeluaran tahun terbaru bagus-bagus dan murah juga” (yanto, wargagampong lapang)
2) Jenis Merek Telepon Seluler
Dari hasil wawancara penulis ditemukan bahwa kebanyakan konsumen
pemakai telepon seluler merek NOKIA. Berikut petikan wawancara dengan
beberapa orang penjual telepon seluler di Jalan Teuku Umar berikut ini;
“Kebanyakan merek HP yang ditanya dan dibeli oleh pelanggan, merekHP NOKIA.. itu yang pailng laris disini”(Indra, Penjual telepon seluler)“....NOKIA, pada umumnya yang dicari HP Nokia, baru diikuti olehbeberapa HP lain, seperti HP cina keluaran terbaru” (Dewi, Penjualtelepon seluler)
Data di atas sesuai dengan perkiraan penulis, dimana pemakai telepon
seluler merek NOKIA adalah yang terbesar baik di dunia maupun di Kota
Meulaboh.
3) Dimensi Gaya Hidup
Dari hasil penelitian dilapangan, telepon seluler ternyata telah menjadi
kebutuhan setiap orang. Selain kebutuhan, telepon seluler juga telah menjadi gaya
hidup masyarakat sekarang, berikut petikan wawancaranya;
“Menurut saya HP itu sudah menjadi barang yang biasa saat ini dan iajuga menjadi sesuatu yang sangat diperlukan dalam setiap keguiatanmanusia. Dengan HP kegiatan yang kita lakukan bisa lebih mudah dancepat mendapat informasi-informasi terbaru dari mana pun” (Roni,warga kuta padang)
33
‘Selain sebagai kebutuhan hidup, telepon seluler telah menjadi gayahidup masyarakat kita, terutama bagi mereka yang masih berusia muda,HP dijadikan sebagai identitas diri” (Zulfikri, warga gampong blangbrandang)
“HP itu suatu kebutuhan yang sangat penting di jaman sekarang,kemana-mana harus bawa HP. HP sudah menjadi bagian penting dalamhidup saya” (Ismail, Warga Rundeng).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan perkembangan zaman
dan teknologi informasi yang begitu canggih, telepon seluler dapat dikatakan
bahwa bukan lagi hanya sebagai suatu gaya hidup yang dapat diperlihatkan
kepada masyarakat tetapi sudah suatu kebutuhan hidup yang sangat diperlukan
sebagian orang. Telepon seluler tidak lagi digunakan oleh kalangan menengah ke
atas tetapi juga sudah banyak digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah.
4) Pilihan Konsumen Terhadap Telepon seluler
Pertimbangan Merek telepon seluler
“Kebanyakan pembeli masih memperhatikan merek dalam membeli HP,namun ada juga pembeli yang tidak memperhatikan itu, yang pentingaplikasinya bagus, lengkap, modelnya keren dan menarik”(Indra,Penjual telepon seluler)
Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa dalam membeli telepon seluler
para konsumen masih mempertimbangkan jenis atau merek telepon seluler yang
hendak dibeli.
Pertimbangan Harga telepon seluler
Selain itu, responden kebanyakan juga memperhatikan harga telepon
seluler yang ingin dibeli, ini berarti responden memperhitungkan uang yang di
miliki untuk membeli telepon seluler sesuai dengan pekerjaan responden yang
masih berstatus mahasiswa yang belum berpenghasilan, berikut petikan
wawancaranya;
34
“Kalau harga memang sangat berpengaruh terhadap pembelian, kalaubisa Hpnya bagus, tapi harganya murah. Saya pikir semua orangmaunya begitu ” (Irwanto, warga blang brandang)
“Kalau hendak membeli HP tentulah faktor harga menjadipertimbangan, disesuaikan dengan keuangan yang ada. Jangan beliyang mahal nanti tidak ada uang lagi untuk belanja” (Ibu Sukma, AlueTampak)
“Harga menjadi faktor penentu juga dalam pembelian HP, kalauharga sebuah HP terlalu tinggi, para pelanggan biasanya mencarialternatif HP lain yang sesuai dengan kemampuan uangnya”(Tika,Penjual Telepon seluler)
Pertimbangan Model/Desain telepon seluler
Model/desain memang salah satu daya tarik untuk menarik perhatian
perilaku konsumen terutama pada usia muda sesuai dengan responden yang masih
berusia muda.
“Model-model terbaru yang unik dan menarik serta dilengkapi denganberbagai macam aplikasi atau perangkat menjadi sasaran parakonsumen, terutama mereka yang masih muda-muda” (Asin, Penjualtelepon seluler).
Pertimbangan Mutu telepon seluler
Dari hasil penelitian dilapangan, dapat lihat bahwa responden dalam
membeli telepon sebagian besar memperhatikan mutu/kualitas dari telepon seluler
walaupun tingkat usia responden yang beragam. Pertimbangan mutu menjadi
pilihan pertama konsumen dalammembeli telepon seluler,
“Hampir semua pelanggan memperhatikan mutu dalam membeli HP,namun masalah mutu tersebut terbentur dengan masalah uang yangtersedia. Mutu HP bagus, otomatis harganya juga mahal”(Asin, penjualtelepon seluler)
35
4.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1) Faktor Iklan
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan
oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya, karena iklan dianggap
mampu menjangkau daerah yang sulit secara fisik. Iklan dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh konsumen baik informasi tentang harga, model,
teknologi serta toko tempat menjual produk tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, ditemukan bahwa
iklan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam mempengaruhi perilaku
konsumen dalam membeli telepon seluler,
“Iya, berpengaruh. Saya saja mau nyari HP merek baru yang saya lihatiklannya di TV. Kayaknya sangat menarik untuk di coba” (Nurhayati,Warga Kuta Padang)
“Menurut saya iklan sangat berpengaruhlah dalam kita membeli HP,kita kan tau model HP terbaru melalui iklan-iklan. Apalagi bagi anak-anak, begitu liat HP terbaru melalui iklan langsung tertarik dankepingin untuk membelinya” (Ibu Sukma, Warga Alue Tampak).
Hal tersebut selaras dengan pernyataan Erika salah satu penjaga toko
telepon seluler (ponsel) tempat penelitian ini dilakukan,
“Hampir semua pelanggan yang datang kemari untuk membeli HPmenanyakan model HP yang mereka lihat di TV, terutama HP keluaranterbaru yang lagi gencar-gencarnya ditanyangkan di TV”. (Hasilwawancara 2012)
Dari petikan wawancara tersebut kita dapat melihat bahwa peran iklan di
Televisi sangat mempengaruhi masyarakat untuk mengenali dan bahkan sekaligus
membeli telepon seluler yang ditayangkan di televisi. Hal tersebut sangat bisa
diterima, karena iklan-iklan telepon seluler yang ditayangkan di televisi biasanya
36
telah dikemas dengan baik dan menarik dengan berbagai kelebihannya, sehingga
dapat menarik perhatian masyarakat.
2) Faktor Toko
Informasi dari toko biasa dikenal dengan promosi penjualan, dimana untuk
menciptakan respon yang lebih kuat dan cepat. Upaya memberikan perhatian
kepada konsumen dengan memberikan informasi yang berisi tentang produk yang
diinginkan seperti cara demonstrasi tentang produk, potongan harga ataupun
souvenir yang dapat mempengaruhi konsumen untuk langsung membeli. Untuk
melihat pengaruh toko dalam pembelian telepon seluler dapat di lihat pada hasil
wawancara yang penulis lakukan, berikut petikan wawancaranya;
“Toko memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembelian teleponseluler, pihak toko biasanya memberikan penjelasan tentang kelebihan-kelebihan dari sebuah merek HP yang cukup menggoda kita sebagaipembeli sehingga kita tertarik untuk membeli barang yang merekatawarkan tersebut” (Safrizal, warga Gampa).
Dari petikan wawancara diatas dapat dilihat bahwa pengaruh toko cukup
besar untuk mempengaruhi perilaku. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan
salah seorang penjual telepon seluler ketika diwawancarai mengatakan bahwa,
“Banyak pelanggan yang hendak membeli HP pada awalnya tidakmengerti cara penggunaan HP, sehingga mereka ragu dan tidaktertarik untuk membelinya, tapi setelah kita jelaskan berbagai aplikasiyang ada dan kita praktekkan cara pemakaiannya, mereka berubahmenjadi tertarik untuk membelinya”(Hendi, Penjual telepon seluler)
Dari keterangan di atas, kita dapat melihat bahwa toko mempunyai
pengaruh besar dalam mempengaruhi minat membeli masyarakat, terutama dalam
hal menjelaskan kegunaan berbagai macam keunggulan yang terdapat dalam
telepon seluler yang di jual, sehingga membuat masyarakat lebih tertarik dengat
produk yang ditawarkan. Selain itu, ada faktor lain yang dilakukan oleh pemilik
37
toko dalam menarik minat pembeli, yaitu dengan memberikan bonus-bonus baik
berupa pemotongan harga maupun pemberian aksesoris-aksesoris secara gratis,
“Pihak toko sangat berpengaruh terhadap minat beli kita, karenabiasanya pihak toko sering memberikan diskon atau memberikan hargayang murah terhadap merek-merek HP yang baru, hal itu cukupmenggoda kami untuk membeli” ( Nadya, Warga Kampung Belakang)
“Pihak toko biasanya sering memberikan bonus-bonus untuk menarikminat masyarakat untuk membeli, seperti bonus kartu baru, gantunganHP, sarung HP dan aksesoris lainnya” (Risma, Warga GampongLapang)
“Kita sering kok memberikan potongan harga kepada pelanggan,selain itu kita juga sering memberikan aksesoris sebagai bonus kepadapelanggan dan hal tersebut dapat mempengaruhi minat pelanggan”(Hendi, Penjual telepon seluler)
3) Faktor Penjualan Langsung
Penjualan langsung atau pribadi merupakan salah satu bentuk kegiatan
promosi dengan cara penjual atau biasa dikenal dengan sales langsung
mengunjungi konsumen untuk menawarkan produknya. Dengan kontak langsung
ini diharapkan akan terjadi interaksi yang positif antara peusahaan dengan
konsumen. Berikut dapat dilihat pengaruh penjualan langsung dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli. Dari hasil penelitian yang penulis
lakukan, maka ditemukan bahwa masyarakat kurang tertarik untuk membeli
produk telepon seluler yang dibawa langsung ke rumah-rumah, berikut petikan
wawancaranya;
“Kalau menurut saya, lebih enak membeli di toko dari pada belimelalui sales-sales HP yang datang langsung ke rumah karena lebihaman dan kalau ada rusak-rusak kita mudah untuk mengembalikannya.Kalau melalui sales itu kita juga ragu untuk membelinya, khawatirkalau barang tersebut barang palsu” (Zulfikri, Warga BlangBrandang)
38
Hal senada juga disampaikan oleh seorang masyarakat yang hendak
membeli telepon seluler melalui hasil wawancara penulis, berikut petikan
wawancaranya ;
“Saya pribadi kurang tertarik kalau membeli HP dengan para salesyang datang ke rumah-rumah, takut kena tipu... trus pun kalau datang-datang ke rumah gitu, kita ga bisa milih, model dan merek Hpnyaterbatas, gak enak aja” (yanto, masyarakat gampong lapang)
4) Faktor Media Cetak
Media cetak adalah salah satu promosi yang secara tidak langsung
memberi pengaruh kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, tertarik dan
akhirnya menggunakan produknya. Media cetak biasa digunakan untuk mencari
informasi atau berita tentang produk telepon seluler tentang keunggulan produk,
harga, mutu sehingga konsumen merasa yakin akan kualitas produk yang
ditawarkan. Namun demikian, dari hasil penelitian yang penulis lakukan terlihat
bahwa masyarakat sebenarnya jarang sekali yang membeli telepon seluler
mendapat informasi dari media cetak, berikut hasil wawancaranya;
“Menurut saya, kurang berpengaruh yaa.. karena memang kita lebihsering mendapat informasi tentang telepon seluler itu dari TV melaluiiklan-iklan, selain itu ada juga melalui poster atau spanduk-spandukyang dipasang di pinggir jalan tempat penjualan HP tersebut. Kalaumedia cetak jarang lah menurut saya” (Irwanto, Warga BlangBrandang)
Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari warga lainnnya, berikut
petikan wawancaranya;
“....Jangankan beli, baca saja tidak pernah, gak sempat ibuk bacamajalah-majalah HP. Biasanya yang suka majalah gitu ya anak-anakmuda..anak sekolahan. Kalau kami ya sibuk urus keluarga” (Ibu Nurul,warga Seunebok)
39
5) Faktor Orang Lain
Orang lain sebenarnya bukan salah satu kegiatan promosi tetapi
mempunyai peran penting untuk mempengaruhi konsumen karena orang lain baik
itu sahabat, teman, saudara, orang tua dapat memberikan informasi produk yang
diinginkan konsumen dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada
konsumen antara produk yang satu dengan yang lain. Dari hasil wawancara yang
penulis lakukan, ditemukan fakta bahwa faktor orang lain memiliki pengaruh
yang cukup kuat dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli telepon seluler,
berikut petikan wawancaranya,
“..iya, pernah, biasanya teman-teman sering memberikan informasitentang HP terbaru, tapi ya kurang jelas gitu... HP tipe berapa,modelnya bagaimana dan harganya berapa juga gak tau” (Nadya,warga kampung belakang).
“Menurut saya, teman-teman, kerabat dan keluarga memberikanbanyak informasi kepada kami tentang berbagai macam merek HPyang lama maupun terbaru. Sehingga kita pun tau dan gak ketinggalanmodel (Risma, Warga Gampong Lapang)
“Kebanyakan memang kita tahu merek atau model HP terbaru yalewat teman-teman dari acara-acara tidak terlalu khusus, sambilcerita-cerita atau sambil duduk santai bersama”(Irwanto, WargaBlang Brandang)
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan penjual telepon seluler, berikut
petikan wawancaranya;
“Banyak juga para pelanggan yang menanyakan model HP kapadakami yang informasinya diperoleh dari teman-teman”(Dewi, PenjualTelepon Seluler).
40
4.4. Pembahasan
4.4.1. Perilaku Konsumen
Saat ini, telepon seluler mengalamai perkembangan yang sangat pesat.
Setiap tahunnya berbagai macam model dan merek telepon seluler muncul serta
menjamur disetiap kota di Indonesia, tidak terkecuali Kota Meulaboh. Banyaknya
produk baru yang bermunculan, menuntut para produsen telepon seluler lebih
cerdas dalam mengkomunikasikan berbagai kelebihan atau keunggulan produknya
masing-masing. Dari berbagai macam produk telepon seluler yang muncul, merek
Nokia masih menjadi pilihan utama konsumen dan kemudian diikuti oleh
beberapa merek-merek telepon seluler baru.
Perilaku konsumen dalam membeli produk telepon seluler sebagai bagian
yang penting dari kehidupan konsumen karena telepon seluler saat ini sudah
merupakan suatu kebutuhan manusia. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil
bahwa telepon seluler sudah merupakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi
dengan orang lain, selain itu telepon seluler juga sebagai suatu gaya hidup
masyarakat. Telepon seluler tidak lagi digunakan oleh kalangan menengah ke atas
tetapi juga sudah banyak digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah.
Pada dasarnya, ketika hendak menggunakan atau membeli telepon seluler,
para konsumen melakukan berbagai macam pertimbangan. Pertimbangan yang
dilakukan menyangkut berbagai aspek diantaranya pertimbangan harga telepon
seluler, model/desain telepon seluler dan pertimbangan mutu telepon seluler. Pada
umumnya konsumen ingin mendapatkan telepon seluler yang baik mutunya,
41
model/desain yang menarik dan dilengkapi dengan berbagi macam aplikasi serta
harga yang terjangkau (murah).
4.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian
terdiri lima faktor yaitu iklan, toko, penjualan langsung, media terutama media
cetak dan orang lain. Adapun hasil penelitian mengenai faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Faktor Iklan
Iklan merupakan alat komunikasi yang efektif dimana produsen mengirim
pesan melalui iklan dengan menggunakan media sebagai saluran komunikasi
kepada konsumen. Produsen akan menerima kembali pesan dari konsumen atau
proses umpan balik apabila melakukan suatu tindakan berupa membeli produk
yang diiklankan, ini berarti pesan yang disampaikan melalui iklan dapat
dimengerti atau dapat diterima oleh konsumen. Jika pesan yang disampaikan
melalui iklan tidak dimengerti oleh konsumen maka tidak akan terjadi suatu
tindakan pembelian.
Iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu,
walaupun tujuan akhir adalah keputusan pembelian oleh konsumen. Sasaran iklan
bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan iklan bermaksud
menginformasikan, membujuk atau hanya mengingatkan saja. Berdasarkan hasil
penelitian ini kita dapat melihat peran iklan yang sangat signifikan dalam
mempengaruhi perilaku pembeli. Hal tersebut dapat kita lihat dari hasil
wawancara dan hasil kuesioner penelitian yang memperlihatkan hubungan antara
42
iklan dengan perilaku pembelian masyarakat. Ini berarti pesan yang disampaikan
melalui iklan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Iklan sangat berpengaruh terhadap niat atau minat membeli para
konsumen. Tingkat usia responden yang sebagian besar adalah berusia masih
muda merupakan salah satu faktor mudahnya usia tersebut dipersuasif dan dibujuk
oleh iklan melalui pesan-pesan yang dapat mempengaruhi perilaku. Bagi
produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang pontesial untuk
dipengaruhi oleh pesan-pesan, alasannya karena pola konsumsi seseorang
terbentuk pada usia remaja, dimana mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan
teman, tidak tealistis dan cenderung menggunakan uangnya.
2. Faktor Toko
Toko adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku untuk membeli
suatu produk dengan berbagai macam merek. Memilih toko untuk mencari
informasi tentang suatu produk ataupun melakukan transaksi pembelian
merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh konsumen karena toko
menyediakan berbagai jenis merek dari suatu poduk. Pilihan toko untuk mencari
informasi suatu produk adalah proses yang kompleks karena terdiri dari beberapa
faktor seperti kriteria evaluasi, karakteristik toko yang dirasakan, proses
perbandingan dan toko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Keputusan
terhadap toko pada dasarnya sama seperti keputusan tentang produk atau merek.
Proses pemilihan toko merupakan fungsi dari karakteristik konsumen.
Karakteristik konsumen adalah mengevaluasi serta memilah-milah atau
membandingkan-bandingkan karakteristik toko yang dirasakan dengan kriteria
43
evaluasi dari konsumen seperti : lokasi yang mudah dijangkau, tersedianya
berbagai macam model dan merek, harga yang murah, pelayanan yang baik
(terutama dalam menjelaskan dan mempraktekkan cara penggunaan telepon
seluler), serta suasana fisik toko yang menarik dan nyaman, merupakan faktor-
faktor yang penting dalam pilihan toko.
Dari hasil penelitian di atas, terlihat bahwa toko mempunyai pengaruh
yang sangat signifikan terhadap perilaku pembelian. Peran toko dalam
mempengaruhi perilaku pembeli dapat terlihat dari hasil wawancara.
Berdasarkanpengamatan di lapangan lokasi toko merupakan daya tarik konsumen
untuk mencari informasi sekaligus membeli telepon seluler, lokasi yang stategis
yang terletak di tengah kota dan dilalui oleh kendaraan umum lebih banyak
dikunjung oleh konsumen baik untuk mencari informasi dibanding di daerah
pinggiran yang tidak dilalui oleh kendaraan umum.
3. Faktor Penjualan Langsung
Penjualan langsung adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan konsumen secara langsung maksudnya terdapat
proses komunikasi antara produsen dengan konsumen tanpa menggunakan suatu
perantara atau media, jadi secara langsung terjadi proses berhadapan langsung
(face to face) dimana produsen melalui tenaga penjual dapat memberikan
informasi dan memperkenalkan secara langsung produk terbaru dengan
mendemonstrasikan produk tersebut kepada konsumen. Penjualan langsung bisa
menjadi metode promosi yang hebat paling tidak dua alasan berikut : Pertama,
komunikasi personal dengan tenaga penjual dapat meningkatkan keterlibatan
44
konsumen dengan produk atau proses pengambilan keputusan, oleh karena itu
konsumen dapat termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang
disajikan oleh tenaga penjual tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi
saling silang/interaktif memungkinkan tenaga penjual mengadaptasi apa yang
disajikan agar sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kita dapat melihat bahwa penjualan
langsung merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen untuk membeli, namun demikian, dari hasil penelitian terlihat bahwa
faktor penjualan langsung tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi perilaku
membeli konsumen.
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan ada beberapa
alasan yang dapat menyebabkan penjualan langsung tidak signifikan terhadap
perilaku konsumen, diantaranya adalahkonsumen tidak terlalu tertarik pada
promosi penjualan langsung karena hanya menyediakan satu merek saja sehingga
tidak ada perbandingan antara satu merek dengan merek yang lain. Selain itu,
adanya beberapa praktek penipuan yang dilakukan oleh sales-sales sebelumnya
(walaupun produk yang ditawarkan berbeda) membuat pembeli menjadi tidak
yakin dengan keaslian barang yang tawarkan, sehingga konsumen tidak begitu
tertarik dengan produk yang ditawarkan.
4. Faktor Media Cetak
Pengaruh media cetak dalam memberikan informasi tentang keunggulan
suatu produk merupakan suatu keuntungan besar bagi perusahaan. Media cetak
terutama surat kabar jenis tabloit dan majalah telah memfokuskan tentang berita-
45
berita atau informasi tentang produk telepon seluler yang secara langsung bisa
memberikan keuntungan bagi konsumen sebagai bahan pertimbangan untuk
proses pembelian. Dari hasil di pengamatan banyak usia remaja yang membeli
tabloit yang khusus telepon seluler untuk melihat produk-produk terbaru dari
berbagai merek, serta model/desain yang unik dan hasil wawancara beberapa
responden mereka suka mengganti telepon seluler mereka jika ada produk baru
yang keluar di pasaran. Usia remaja merupakan usia dimana budaya konsumsi
cukup besar.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, kita melihat bahwa
media cetak memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku membeli
konsumen. Namun demikian, faktor media cetak juga masih memiliki kelemahan,
yaitu tidak semua orang dapat membaca dan melihat produk telepon seluler
melalui media cetak, terutama para bapak-bapak dan ibu-ibu rumah tangga yang
disibukkan dengan berbagai kegiatan kantor maupun kegiatan di rumah, sehingga
mereka tidak tertarik untuk membacanya. Kebanyakan yang menggunakan jasa
media cetak untuk melihat berbagai macam produk telepon seluler ialah mereka
yang masih berusia muda.
5. Faktor Orang lain
Orang lain mempunyai pengaruh dalam pemberian informasi kepada
konsumen, informasi tentang produk berbentuk komunikasi dari mulut ke
mulut.Teman, sahabat, saudara dapat memberikan informasi dengan konsumen
yang membutuhkan suatu produk tentang tawaran yang menarik dari sebuah
produk, kupon yang menarik di salah satu surat kabar atau adanya potongan harga
46
serta adanya hadiah menarik jika membeli produk di sebuah toko eceran.
Konsumen kadang kala bercerita bahwa temannya berjumpa dengan tenaga
penjualan yang menyenangkan dan banyak memberi informasi atau memberikan
tawaran menarik.
Darikomunikasi dari mulut ke mulut merupakan promosi yang secara
langsung sangat di harapkan oleh perusahaan karena dari komunikasi personal
seseorang teman dan kenalannya adalah bentuk komunikasi yang sangat
kuat.Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, faktor orang lain
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku pembelian
konsumen.
47
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Telepon seluler merupakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi dengan
orang lain, selain itu telepon seluler juga sebagai suatu gaya hidup
masyarakat. Perilaku konsumen dalam membeli telepon seluler sangat
bermacam-macam. Ketika hendak menggunakan atau membeli telepon
seluler, para konsumen melakukan berbagai macam pertimbangan.
Pertimbangan yang dilakukan menyangkut berbagai aspek diantaranya
pertimbangan harga telepon seluler, model/desain telepon seluler dan
pertimbangan mutu telepon seluler. Pada umumnya konsumen ingin
mendapatkan telepon seluler yang baik mutunya, model/desain yang
menarik dan dilengkapi dengan berbagi macam aplikasi serta harga yang
terjangkau (murah).
2. Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi perilaku
konsumendalam membeli telepon seluler di Kota Meulaboh adalah faktor
iklan, faktor toko dan faktor orang lain. Hal tersebut berarti pesan yang
disampaikan oleh iklan, informasi yang diberikan oleh karyawan toko
serta berita yang disampaikan oleh orang lain seperti teman, saudara,
47
48
tetangga, kerabat dapat diterima oleh konsumen. Sedangkan faktor
penjualan langsung dan media cetak tidak berpengaruh secara signifikan.
Faktor penjualan langsung dan media cetak tidak terlalu cocok digunakan untuk
melakukan promosi produk telepon seluler kepada konsumen di Kota Meulaboh
karena
5.2. Saran
Dari pemaparan di atas,maka melalui kesempatan inipenulis ingin
memberikan beberapa saran yang dapat membangun, sebagai berikut:
1. Dipandang perlu untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas faktor iklan, toko, dan orang lain sebagai alat komunikasi
dalam melakukan promosi berbagai merek dan model telepon seluler
kepada masyarakat.
2. Meningkatkan kualiatas dan frekuensi iklan, mempertahankan dan
meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pelanggan di dalam toko, serta
membuat komunitas-komunitas baru dalam rangka menyebarkan informasi
melalui faktor orang lain merupakan langkah-langkah yang perlu
dilakukan.
3. faktor penjualan langsung dan media cetak, walaupun tidak terlalu
berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumen dirasa perlu untuk terus
melakukannya karena dalam hal penjualan langsung dapat berkomunikasi
face to face (tatap muka langsung) dengan konsumen.
49
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A.S. 1990. Manusia dan Informasi. Hasanuddin University Pers. UjungPandang.
Amaliah, R. 2010. Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses KeputusanPembelian Laptop (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut PertanianBogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi danManajemen, IPB. Bogor
Bulaeng, Andi. 2004. Teori Manajemen Riset Komunikasi. Narendra, Jakarta.
Danim, Sudarwan. 2002. Dr., Prof., Menjadi Peneliti Kualitatif. Pustaka Setia.Bandung
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Professional books, Jakarta.
Engel, James F et al. 1995. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2003.Sistem Teknologi Informasi. Penerbit ANDIYogyakarta. Yogyakarta.
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.
Mardalis, Drs. 2003.Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. BumiAksara. Jakarta
Milles, MB & Hubberman, AM, 1992, Analisis Data Kualitatif , Terjemahan olehTjetjep Rohidi dan mulyarto. Jakarta : UI Percetakan.
Moleong Lexy,J 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosda Karya
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2004.Metodologi Penelitian. Bumi Aksara,Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta.
50
Uchana, Onong. 1984. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Karja.Bandung
Sumber lain :
www.portal.paseban.com/article/6912/manfaat-ponsel
www.wikipedia.com
www.republika.com
www.kenalmanajemen.blogspot.com/2013/01/proses-keputusan-pembelian.html
www.pemustaka.com/pengadaan-bahan-pustaka.html
Top Related