perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA
PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL
PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2
JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
OLEH:DENY SOPHIA THINKER SURYO HARTONO
K4603026
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA
PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL
PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2
JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :DENY SOPHIA THINKER SURYO HARTONO
K4603026
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
2010
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Waluyo, M.Or. Fadilah Umar S.Pd., M.Or. NIP. 19660307 199403 1 002 NIP. 19720927 200212 1 001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : ……………………………
Sekretaris : ……………………………
Anggota I : ……………………………
Anggota II : ……………………………
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP. 19600727198702 1 001
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Deny Sophia Thinker Suryo H. PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2
JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing
dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010. (2) Pembelajaran passing yang lebih baik
pengaruhnya antara pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap
kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri tahun
pelajaran 2009/2010 berjumlah 80 orang yang terbagi dalam empat kelas. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling
dengan teknik undian. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian
sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
ketepatan passing dalam permainan sepakbola Teknik analisis data yang
digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing sepakbola
dengan pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan
passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2
Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dengan nilai perhitungan thit sebesar
2.2082 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%. (2) Pembelajaran passing
sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik pengaruhnya daripada pendekatan
bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran
2009/2010.
Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan drill) memiliki
peningkatan sebesar 60.8696%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok yang
mendapat perlakuan pendekatan bermain futsal ) memiliki peningkatan
sebesar 50.7463%.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
DENY
Deny Shopia Thinker Suryo Hartono
Anda tidak akan menemukan waktu untuk apa pun. Jika anda menginginkan
waktu anda harus meluangkan.
(Charles Buxton)
Cukup Kerja untuk dilakukan, dan cukup tenaga untuk bekerja.
(Rudyard Kipling)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kusunting skripsi ini untuk:
Bapak dan Almarhumah Ibu tercinta yang telah membesarkan dan
mendidik Aku tanpa pamrih
Someone yang telah menjadi bagian hidupku yang selalu memberi
semangat dan mendampingi Aku
Teman-teman ku Angkatan ’03 FKIP JPOK UNS dan Adik-Adik tingkat
serta Alamamater
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HalamanJUDUL ................................…………………………………………………
PENGAJUAN ...............................………………………………………….
PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
PENGESAHAN ..............................…………………………………………
ABSTRAK .................……………………………………………………….
MOTTO .....................……………………………………………………….
PERSEMBAHAN .............................………………………………………..
DAFTAR ISI ......................................……………………………………….
KATA PENGANTAR ..................................………………………………..
DAFTAR TABEL ...................………………………………………………
DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ..............................…………………………………
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah
……………………………………….
B. Identifikasi
Masalah…………………………………………….
C. Pembatasan
Masalah……………………………………………
D. Perumusan
Masalah…………………………………………….
E. Tujuan
Penelitian………………………………………………
F. Manfaat
Penelitian………………………………………………
BAB II KAJIAN PUSATAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS…….
A. Kajian Pustaka ...………………………………………………..
1. Permainan
Sepakbola………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
xii
xiv
xv
xvi
1
1
5
5
5
7
7
8
8
8
8
9
10
10
12
13
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pengertian Permainan
Sepakbola………………………..
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar
Bermain
Sepakbola…………………………………………………
2. Teknik Dasar Menendang
Bola………………………………
a. Pengertian Menendang
Bola……………………………..
b. Jenis-Jenis tendangan dalam Permainan
Sepakbola……..
c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang
Bola……………
3. Passing dalam Permainan
Sepakbola………………………..
a. Pengertian
Passing……………………………………….
b. Teknik Pelaksanaan Passing
Sepakbola…………………
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam
Melakukan
Passing Sepakbola……………………………………….
4. Pendekatan Pembelajaran
Keterampilan……………………..
a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran………………………
b. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran………………
c. Pendekatan Drill…………………………………………
d. Pendekatan Bermain……………………………………..
5. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan
Drill…
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan
14
14
15
17
18
18
20
21
25
26
26
27
28
28
31
32
34
35
35
35
35
36
37
37
41
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pendekatan Drill…………………………………………
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing
Sepakbola dengan Pendekatan Drill…………………….
6. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan
Pendekatan
Bermain Futsal………………………………………………
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan
Pendekatan Bermain Futsal……………………………..
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing
Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Futsal…………
B. Kerangka Pemikiran .......…………………………………………
C. Perumusan Hipotesis……………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN .............………………………………
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..
B. Populasi dan Sampel…………………………………………….
C. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….
D. Rancangan Penelitian……………………………………………
E. Variabel Penelitian………………………………………………
F. Teknik Analisis Data ............……………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….
A. Deskripsi Data ...............……………………………………….
B. Mencari Reliabilitas…………………………………………….
C. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………
1. Uji Normalitas……………………………………………….
2. Uji Homogenitas……………………………………………
D. Hasil Analisis Data………………………………………………
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan………………….
2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan……………………
E. Pengujian Hipotesis……………………………………………...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. ………
A. Simpulan..................……………………………………………
41
41
42
42
43
44
44
44
47
49
49
49
50
51
54
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Implikasi ....................…………………………………………
C. Saran .........................…………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………
LAMPIRAN.........................…………………………………………………
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Waluyo, M.Or., sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Fadilah Umar, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga
skripsi dapat tersusun dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Kepala SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinya.
8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran
2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca, khususnya permainan sepakbola.
Surakarta, Agustus 2010
Penulis
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Passing dalam Permainan Sepakbola pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2…………………………………………………..
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes
Akhir…………………………………………………………
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas…………………………………..
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……………………….
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji HomogenitasData…………………….
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1
dan Kelompok 2……………………………………………….
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir
pada Kelompok 1………………………………………………
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir
pada Kelompok 2……………………………………………..
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok
1 dan Kelompok 2……………………………………………..
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan
Peningkatan Kemampuan Passing dalam Permainan Sepak
Bola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……………………
41
41
42
42
43
44
45
45
46
46
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola……………….
Gambar 2. Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam…..
Gambar 3. Tes Kemampuan Passing Sepakbola………………………..
14
17
72
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Tes Awal Kemampuan Passing Sepakbola………….
Lampiran 2. Uji Reliabilitas Data Tes Awal……………………………
Lampiran 3. Kelompok Sampel Penelitian…………………………….
Lampiran 4. Uji Normalitas Kelompok 1 (A)………………………….
Lampiran 5. Uji Normalitas Kelompok 2 (B)………………………….
Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal…………………………
Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Passing Sepakbola………...
Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir…………………………..
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Passing dalam
Sepakbola…………………………………………………
Lampiran 10 Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan 2………..
Lampiran 11 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok
1 (A)………………………………………………………
Lampiran 12 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok
2 (B)……………………………………………………..
Lampiran 13 Uji Perbedaan Data Tes Akhir pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2………………………………………………
Lampiran 14 Menghitung Peningkatan Kemampuan Passing dalam
Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………………
Lampiran 15 Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Passing Sepak
Bola………………………………………………………
Lampiran 16 Program Latihan Passing Sepakbola dengan
Pendekatan Drill dan Bermain Futsal……………………
Lampiran 17 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……………………..
Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta…………………………………………………
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian SMP Negeri 2 Jatiroto
Kabupaten Wonogiri……………………………………..
55
56
58
59
60
61
62
63
65
66
67
68
69
70
71
73
78
80
86
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan olahraga permainan yang cukup digemari hampir di
seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Permainan sepakbola dikenal di
Indonesia sejak tahun 1600. Pada tahun 1600 di daerah Sulawesi dan Maluku
sudah ada orang bermain sepakbola dengan nama “sepak raga”.
Dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya, permainan
sepakbola cukup populer jika dibandingkan dengan olahraga lainnya. Seperti
dikemukakan Timo Scheunemann (2005: 15) bahwa, “Sepakbola pada saat ini
adalah olahraga yang paling populer di dunia, jauh lebih populer dibandingkan
olahraga populer lainnya seperti basket, volleyball, dan tenis”. Sedangkan Beltasar
Tarigan (2001: 1) menyatakan, “Sepakbola merupakan permainan beregu yang
paling populer di dunia dan bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap
negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini
permainan itu digemari di Amerika Serikat”.
Seiring dengan perkembangan sepakbola di Indonesia, saat ini mengalami
perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Munculnya klub-klub sepakbola
atau Lembaga Pendidikan Sepakbola merupakan wujud dari perkembangan
sepakbola di Indonesia. Bahkan sekarang ini telah membudaya permainan
sepakbola dalam bentuk yang sederhana yang dapat dimainkan di dalam gedung
dengan nama futsal.
Dalam dunia pendidikan (sekolah), sepakbola merupakan salah satu
cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah yang terangkum dalam
kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain
sepakbola para siswa sekolah harus menguasai macam-macam teknik dasar
bermain sepakbola. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain sepakbola
dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu
maupun secara kolektif. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bermain
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sepakbola, maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah) harus dilatih secara
baik dan benar.
Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola
yang memiliki konstribusi besar dalam permainan sepakbola. Hampir seluruh
permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Besarnya konstribusi
menendang bola dalam permainan sepakbola, maka perlu diajarkan kepada siswa
sekolah. Menurut Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola merupakan
keterampilan paling penting dan mendasar yang harus dikuasai dalam permainan
sepakbola. Oleh karena itu, pertama kali harus dikuasai oleh setiap pemain adalah
teknik dasar menendang bola”.
Berdasarkan fungsi dan tujuannya, menendang bola berfungsi sebagai
operan untuk menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim
atau mencetak gol ke gawang lawan. Menghubungkan pemain satu dengan
lainnya dalam satu tim merupakan salah satu jalan vital untuk menjalin kerjasama
dalam upaya menyerang pertahanan lawan untuk mencetak gol. Pada umumnya,
menghubungan pemain satu dengan lainnya dalam satu tim pada jarak dekat
dilakukan dengan operan-operan rendah menyusur tanah (passing). Melalui
operan-operan rendah yang tepat dapat mencerminkan kerjasama tim yang
kompak dalam satu tim. Melalui operan-operan rendah yang tepat dan penerapan
taktik dan strategi yang baik dapat mengecoh atau membuka pertahanan lawan.
Pentingnya peranan menendang bola dalam sepakbola, maka menendang bola
harus diajarkan pada tahap awal bagi siswa pemula yang belajar bermain
sepakbola.
Melakukan passing dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa sekolah
bukan merupakan hal yang mudah. Bagi siswa pemula sering kali dalam
melakukan passing tidak tepat pada sasaran yang diinginkan, bahkan tidak
menutup kemungkinan bolanya melambung rendah. Kondisi yang demikian akan
merugikan timnya, karena bola mudah dikuasai oleh lawan. Kesalahan-kesalahan
yang sering terjadi saat melakukan passing, salah satu faktor penyebabnya adalah
belum menguasai teknik menendang bola yang benar. Agar para siswa dapat
menguasai teknik menendang yang benar dibutuhkan cara belajar yang baik dan
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tepat. Dalam pelaksanaan pembelajaran passing dalam permainan sepakbola perlu
diterapkan cara belajar yang tepat agar dipoeroleh kemampuan passing yang baik.
Menurut Depdiknas (2004: 27-28) dalam Kurikulum Pendidikan Jasmani SMP
dijelaskan, “Pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan beberapa
macam di antaranya dengan pendekatan latihan (drill) dan pendekatan permainan
(taktis)”.
Pendekatan drill (latihan) merupakan bentuk pembelajaran sutau teknik
cabang olahraga yang dilakukan dengan mengulang-ulang gerakan secara
sistematis dan kontinyu. Sedangkan pendekatan bermain yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu pendekatan bermain futsal. Futsal merupakan olahraga
permainan sepakbola yang pada umumnya dilakukan di dalam gedung. Permainan
futsal berbeda dengan permainan sepakbola standart. Lapangan permainan futsal
lebih kecil dan berbentuk bujur sangkar. Aturan permainannya berbeda dengan
peraturan permainan sepakbola standart. Ditinjau dari permainan futsal, passing
merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam permainan dibandingkan
dengan teknik lainnya. Hal ini karena lapangan permainan yang kecil, sehingga
permainannya sering dilakukan dengan melakukan passing. Melalui passing yang
baik dan akurat maka akan mampu menjalin kerjasama tim yang kompak.
Berkaitan dengan permasalahan penelitian, pendekatan bermain futsal disini
dimaksudkan membelajarkan passing dengan bentuk permainan futsal (bermain
futsal dengan teknik khusus passing).
Dari pendekatan pembelajaran drill dan bermain futsal tersebut, masing-
masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui pendekatan
mana yang lebih efektif terhadap peningkatan kemampuan passing dalam
permainan sepakbola. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran mana yang
lebih efektif antara pendekatan drill dan bermain futsal terhadap peningkatan
kemampuan passing dalam permainan sepakbola, maka perlu dikaji dan diteliti
melalui penelitian eksperimen.
Upaya mengetahui dan menjawab permasalahan yang muncul dalam
penelitian, pembelajaran passing dengan pendekatan drill dan bermain futsal ini
dieksperimenkan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tahun pelajaran 2009/2010. Sejauh ini pembelajaran pendidikan jasmani di SMP
Negeri 2 Jatiroto Wonogiri khususnya permainan sepakbola (teknik dasar
passing) belum menunjukkan hasil yang maksimal, sehingga perlu ditingkatkan.
Seringkali siswa melakukan kesalahan, passing-nya kurang tepat pada sasaran,
sulit dikontrol oleh teman seregunya, bolanya sering melambung rendah dan lain
sebagainya. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa perlu ditelusuri
faktor penyebabnya, apakah faktor teknik yang masih rendah, apakah disebabkan
faktor kelelahan, atau faktor kemampuan fisik dan lain sebagainya.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan teknik
passing yang benar, sehingga dapat mendukung keterampilan teknik bermain
sepakbola menjadi lebih baik. Melalui pendekatan drill siswa diharapkan
melakukan gerakan passing secara berulang-ulang, sehingga dapat
mengotomatisasikan gerakan passing dengan baik dan benar. Disisi lain, melalui
pembelajaran passing dengan pendekatan bermain futsal bertujuan
memperkenalkan permianan futsal di lingkungan sekolah. Hal ini karena,
membudayanya permainan futsal di Indonesia, teryata belum menjadi bagian dari
pendidikan jasmani di sekolah. Padahal kenyataannya, masih banyak sekolah-
sekolah di Indonesia tidak memiliki lapangan olahraga (lapangan sepakbola),
sehingga menjadi kendala dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan
adanya permainan futsal, dapat dijadikan sarana untuk membelajarkan materi
pendidikan jasmani, khususnya permainan sepakbola dengan prasarana dan sarana
yang lebih sederhana. Melalui penelitian ini, maka akan diketahui pendekatan
pembelajaran mana yang lebih baik dan efektif antara pendekatan drill dan
bermain futsal terhadap peningkatan kemampuan passing dalam permainan
sepakbola.
Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi
judul “Pengaruh Pembelajaran Passing Sepakbola antara Pendekatan Drill dan
Pendekatan Bermain Futsal pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010”.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran teknik dasar menendang bola pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010 belum menunjukkan
hasil maksimal.
2. Kemampuan passing sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010 sering tidak tepat pada sasaran.
3. Perlunya diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan passing sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.
4. Belum diketahui pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan bermain futsal
terhadap peningkatan kemampuan passing sepakbola pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010
5. Kemampuan passing sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2
Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010 belum teruji.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian maka perlu dibatasi
agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan bermain futsal
terhadap peningkatan kemampuan passing sepakbola.
2. Kemampuan passing sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2
Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal
terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan drill dan pendekatan
bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran
2009/2010?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap
kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
2. Pembelajaran passing yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan drill
dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan
sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun
pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat diperoleh informasi tentang pendekatan pembelajaran yang baik dan
efektif untuk meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru Penjaskes SMP Negeri 2
Jatiroto Wonogiri tentang pendekatan pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Memperkenalkan permainan futsal di lingkungan sekolah, sehingga dapat
dijadikan sarana dalam membelajarkan materi kurikulum pendidikan jasmani
khususnya materi permainan sepakbola.
4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Permainan Sepakbola
a. Pengertian Permainan Sepakbola
Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh
permainannya menggunakan kaki, dan kadangkala menggunakan dada dan kepala.
Bagi penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badannya untuk
memainkan bola. Sepakbola adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua
regu yang saling berhadapan dalam satu lapangan. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawannya
sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi
atau menjaga agar gawangnya tidak kemasukkan bola. Seperti dikemukakan Jef
Sneyers (1988: 3) bahwa, “Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu
membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang
sendiri”.
Untuk mencapai kemenangan dalam permainan sepakbola, maka suatu tim
sepakbola harus memiliki kerjasama tim yang kompak. Soedjono (1985: 16)
menyatakan, “Apa yang dilakukan pemain-pemain secara perorangan harus
bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan tanpa koordinasi atau kerjasama
dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap pemain hanya akan
mempunyai arti kecil”. Hal senada dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 56)
bahwa:
Permainan sepakbola adalah permainan beregu. Sebelas orang pemain mempunyai tujuan yang sama, yakni memenangkan pertandingan. Keterampilan individu baru akan besar manfaatnya jika digunakan untuk kepentingan tim. Dalam sepakbola, seorang pemain tidak ada artinya walaupun memiliki kemampuan yang baik, jika tidak dapat menjalin kerjasama dengan teman seregunya.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut dapat
disimpulkan, sepakbola merupakan olahraga beregu yang menuntut kualitas
teknik dan taktik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh
kemenangan. Untuk memiliki keterampilan bermain sepakbola, maka harus
menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Soekatamsi (1995: 16) menyatakan,
teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas:(a) Lari cepat dan merubah arah(b) Melompat dan meloncat(c) Gerak tipu tanpa bolayaitu: gerakan tipu dengan badan(d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang
2) Teknik dengan bola. (a) Mengenal bola.(b) Menendang bola(c) Menerima bola:
- Menghentikan bola- Mengontrol bola
(d) Menggiring bola.(e) Menyundul bola.(f) Melempar bola.(g) Gerak tipu dengan bola.(h) Merampat atau merebut bola(i) Teknik-teknik khusus penjaga gawang
Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki
keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik dasar
tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan dalam permainan
menurut kebutuhannya dan situasi yang dihadapi dalam permainan. Kualitas dan
kemampuan teknik yang baik akan mendukung penampilan seorang pemain.
Semakin baik penguasaan teknik yang dimiliki, semakin efektif dan efisien
gerakan-gerakan yang dilakukan dalam permainan sepakbola.
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat
bergantung pada penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang dimiliki. A.
Sarumpaet dkk., (1992: 47) menyatakan, “Dalam usaha meningkatkan mutu
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu
persyaratan yang menentukan”. Menurut Josef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari
segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik
dasar“. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat
bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa
penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol
bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak
mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut menunjukkan bahwa, hal yang
mendasar dan harus dikuasai agar dapat bermain sepakbola dengan baik adalah
menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Dengan menguasai teknik dasar
bermain sepakbola akan dapat mendukung penampilannya dalam bermain
sepakbola baik secara individu maupun tim. Semakin baik seorang pemain
menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan
teknik bermain sepakbola. Selain itu, penguasaan teknik seorang pemain akan
mempengaruhi penerapan taktik dan strategi permainan, sehingga hal ini akan
dapat mempengaruhi kualitas tim, bahkan dapat mempengaruhi menang atau
kalahnya suatu tim. Oleh karena itu, melatih teknik dasar bermain sepakbola
adalah langkah awal yang harus dilakukan seorang pemain sepakbola.
2. Teknik Dasar Menendang Bola
a. Pengertian Menendang Bola
Menendang bola pada dasarnya merupakan upaya untuk memindahkan
bola dari satu tempat ke tempat lain. Seperti dikemukakan A. Sarumpaet dkk.
(1992: 20) bahwa, “Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan
bola dari sutau tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki. Menendang bola
dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di
udara”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menendang bola mempunyai
tujuan untuk memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain sebagai umpan
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau membersihkan bola dari daerah pertahan. Dalam pelaksanaan menendang
bola dapat dilakukan terhadap bola diam, menggelinding atau melayang di udara
bergantung pada situasi yang terjadi dalam permainan.
Ditinjau dari permainan sepakbola, menendang bola merupakan teknik
yang paling banyak dilakukan dalam permainan dan sebagai jalan untuk
menghubungkan pemain satu dengan lainnya untuk menjalin kerjasama dalam
satu tim dalam upaya menciptakan gol ke gawang. Dalam hal ini Richard
Widdows & Paul Buckle (1981: 23) berpendapat, “Sepakbola itu permainan tim
dan operan bolalah yang menghubungkan para pemain”. Menurut Joseph A.
Luxbacher (1997: 12) bahwa, “Keterampilan untuk mengoper dan menerima bola
membentuk jalan vital yang menghubungkan kesebelasan pemain ke dalam satu
unit yang berfungsi lebih baik daripada bagian-bagiannya”. Hal senada
dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 37) bahwa, “Sepakbola merupakan
permainan tim. Oleh karena itu, operan bola merupakan alat penghubung antara
pemain yang satu dengan lainnya”.
Berdasarkan tiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menendang
bola merupakan teknik dasar sepakbola yang mempunyai peran penting untuk
menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim. Operan
melalui tendangan ini pada prinsipnya bertujuan untuk memberi umpan dan
selanjutnya melakukan penyerangan pertahanan lawan. Hal ini sesuai dengan
tujuan dari menendang bola yang dikemukakan A. Sarumpaet dkk., (1992: 20)
yaitu:
1) Untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola.2) Dalam usaha memasukkan bola k egawang lawan.3) Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran
seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendagan hukuman, tendangan gawang dan sebagainya.
4) Usaha melakukan clearing atau pembersihan dengan jalan menyaou bola yang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah perthanan sendiri.
Pendapat tersebut menunjukkan bhawa, menendang bola mempunyai
peran penting baik sebagai umpan, mencetak gol ke gawang lawan,
menghidupkan kembali permainan dan untuk clearing atau menyaou bola dari
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
daerah perthanan. Untuk mencapai kualitas tim yang baik, maka setiap pemain
sepakbola harus menguasai teknik menendang bola yang baik dan benar.
b. Jenis-Jenis Tendangan dalam Permainan Sepakbola
Menendang bola merupakan ciri khas yang dominan dalam permainan
sepakbola. Agar menjadi pemain sepakbola yang berkualitas, seorang pemain
perlu mengembangkan kemahirannya dalam menendang bola. Menendang bola
pada dasanya mempunyai tujuan yang berbeda menurut situasi yang dihadapi
dalam permainan. Menurut Agus Mukholid (2004: 24) tujuan menendang bola
adalah, “Untuk mengumpan, menembak ke gawang agar terjadi gol, dan untuk
menghalau atau menyapu dalam rangka menggagalkan serangan atau permainan
lawan”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, tujuan menendang bola dapat
diklasifikasikan bermacam-macam menurut situasi yang terjadi di dalam
permainan. Menendang bola dapat dijadikan sebagai umpan kepada teman
seregunya, mencetak gol ke gawang lawan atau menyapu bola bila pertahanannya
mendapat serangan dari lawan.
Tendangan dalam permainan sepakbola dapat bermacam-macam
bentuknya. Adakalanya tendangan bola keras menyusur tanah, tendangan lurus
(setengah melambung) dan keras, tendangan melambung tinggi dan melengkung.
Berdasarkan hal tersebut tendangan dalam sepakbola dapat dibedakan menjadi
beberapa macam. Soekatamsi (1988: 48-49) membedakan jenis tendangan sebagai
berikut:
1) Berdasarkan atas tinggi rendahnya lambungan bola, tendangan dibedakan menjadi tiga yaitu:a) Tendangan bola rendah, bola menggulir datar di atas tanah
sampai setinggi lutut.b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang,
bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala.
c) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah setinggi kepala.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Berdasarkan atas putaran dan jalannya bola yaitu: a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak
berputar sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Tenaga tendangan melalui titik pusat bola.
b) Tendangan melengkung, bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan tendangan dan arah bola.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis tendangan
dalam permainan sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan tinggi
rendahnya lambungan bola dan berdasarkan putaran jalannya bola. Kemampuan
seorang pemain melakukan jenis-jenis tendangan tersebut didasarkan pada
kebutuhan dalam permainan. Untuk menjadi pemain yang baik, maka jenis-jenis
tendangan tersebut harus dikuasai.
c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola
Menendang bola merupakan teknik sepakbola yang memiliki konstribusi
besar dalam permainan sepakbola. Oleh karenanya, seorang pemain harus mampu
menendang bola dengan baik dan benar. Seorang pemain harus mampu
menggunakan bagian-bagian kaki untuk menendang bola dengan efektif. Menurut
Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian kaki yang dapat digunakan untuk
menendang bola yaitu “(1) Kaki bagian dalam (inside-foot), (2) Punggung kaki
(instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki
bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120)
bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan
kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung
kaki, (3) bagian luar kaki”.
Menendang bola pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga bagian kaki.
Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola harus mampu
dimanfaatkan secara optimal menurut kebutuhannya. Hal ini karena, setiap bagian
kaki memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
melakukan tendangan harus diperhitungkan dengan cermat bagian kaki mana
yang harus digunakan untuk menendang bola agar menghasilkan tendangan yang
benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar bagian-bagian kaki yang dapat
digunakan untuk menendang bola sebagai berikut:
Gambar 1. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola (Soekatamsi, 1988:47)
3. Passing dalam Permainan Sepakbola
a. Pengertian Passing Sepakbola
Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting
dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan
meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepakbola. Danny Mielke (2007: 19)
menyatakan:
Sepakbola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepakbola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepakbola harus mengasah keterampilan passing.
Pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang
pemain sepakbola keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepakbola
dibutuhkan kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan
kemampuan passsing yang baik dari setiap pemainnya. Lebih lanjut Danny
Mielke (2007: 19) menyatakan, “Passing adalah seni memindahkan momentum
bola dari satu pemain ke pemain lain”.
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Passing pada prinsipnya bertujuan sebagai umpan atau operan kepada
teman seregunya. Laju bola dari passing pada umumnya menyusur tanah atau
lapangan. Yusuf Adisasmita & Muhadi (1992: 149) menyatakan, “Tendangan
lurus adalah tendangan yang jalannya bola lurus menuju sasaran”. Passing yang
dilakukan menyusur tanah akan memudahkan teman seregunya untuk menguasai
atau mengontrol bola.
Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas
permainan. Hal ynag terpenting dalam melakukan passing harus diimbangi
kontrol bola yang baik. Kemampuan pemain sepakbola melakukan passing
dengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan
untuk mencetak gol ke gawang lawan. Danny Mielke (2007: 20) menyatakan:
Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah.
Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan
penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik. Selain
itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke
gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus
dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Teknik Pelaksanaan Passing Sepakbola
Passing dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam
usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang
lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain
sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan
passing dengan baik dan benar. Menurut Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian
kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu “(1) Kaki bagian dalam
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(inside-foot), (2) Punggung kaki (instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam
(inside-instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil
penelitian Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat
dilakukan dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian
dalam kaki, (2) bagian punggung kaki, (3) bagian luar kaki”.
Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing
dalam permainan sepakbola pada umumnya dilakukan dengan kaki bagian dalam.
Hal ini karena, tendangan (passing) dengan kaki bangian dalam banyak
manfaatnya. Soekatamsi (1988:101) menyatakan, kegunaan menendang bola
dengan kaki bagian dalam antara lain:
1) Untuk operan jarak pendek.2) Untuk operan bawah (rendah).3) Untuk operan lambung atas (tinggi).4) Untuk tendangan tepat ke mulut gawang.5) Untuk tendangan bola melengkung (slice).6) Untuk tendangan kombinasi dengan gerakan lain.
Berdasarkan kegunaan menendang bola dengan kaki bagian dalam yaitu,
untuk operan jarak pendek dan operan bawah (rendah). Jika ditinjau dari peranan
passing yaitu sebagai operan rendah atau menyusur tanah , maka bagian kaki yang
baik untuk melakukan passing yaitu menggunakan kaki bagian dalam. Untuk
memperoleh kualitas passing ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Remmy
Muchtar (1992: 30) menyatakan, “Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan passing yaitu: (1) sikap tubuh keseluruhan, (posisi kaki tumpu,
gerakan kaki ayun, posisi togok dan sikap tangan), (2) kontak antara bagian kaki
dan bagian bola, (3) pandangan mata dan, (4) followthrough”.
Dalam melakukan passing harus memperhatikan hal-hal seperti di atas
agar diperoleh kualitas passing yang baik dan benar. Adapun teknik pelaksanaan
passing dengan kaki bagian dalam menurut Remmy Muchtar (1992: 30) sebagai
berikut:
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tumpu pada saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan bola.
3) Posisi badan berada di ata sbola (menutup).4) Tangan membentang ke samping untuk menjaga
keseimbangan tubuh.5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola.
Bagian kaki menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam.6) Mata melihat bola.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan passing
dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
Gambar 2. Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam (Soekatamsi, 1988: 52)
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan Passing Sepakbola
Menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah teknik dasar bermain
sepakbola yang paling mudah dilakukan, jika dibandingkan dengan teknik dasar
lainnya. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa pemula, menendang bola
dengan kaki bagian dalam ini sering kali melakukan kesalahan. Kesalahan yang
sering terjadi pada tendangan dengan kaki bagian dalam, menurut Joseph A.
Luxbacher (1997: 18) adalah “(1) bola terangkat dari permukaan, (2) operan tidak
tepat, (3) operan kurang cepat, (4) mendekati bola dari sudut yang tajam dan
berusaha melakukan tendangan melintang”.
Kesalahan mendang bola denngan kaki bagian dalam tersebut
menyebabkan bola akan melenceng dari sasaran yang diinginkan. Sebagi seorang
pengajar atau pelatih, kesalahan yang dilakukan siswanya segera mungkin
dibenarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pola gerakan yang salah.
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lebih lanjut Jospeh A. Luxbacher (1997: 18) memberikan tips cara perbaikan
kesalahan operan dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
1) Menendang bola dengan menggunakan bagian kaki yang terlalu jauh, di dekat jari, atau terlalu ke bawah akan membuat bola melambung ke udara. Tendanglah bagian tengah bola dengan samping dalam kaki antara pergelangan kaki dan jari
2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan arahkan pada target. Bahu dan pinggul lurus dengan target. Jaga kepala agar tidak bergerak saat menendang bola.
3) Kaki yang menendang tetap kuat. Pindahkan berat badan ke depan saat kaki menyentuh bola. Gunakan gerakan akhir yang mulus.
4) Dekati bola langsung dari belakang. Bahu dan pinggul lurus dengan target saat kaki menyentuh bola. Tendang bola ke arah depan.
Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, seorang guru harus mampu
mencermatinya dan segera membetulkannya dengan memberikan contoh gerakan
passing yang benar. Agar kesalahan-kesalahan tidak sering dilakukan, seorang
guru harus mampu memberikan penekanan-penekanan secara khusus pada teknik
yang seringkali salah. Dengan demikian kesalahan yang sering dilakukan
mendapat perhatian lebih dan dapat dihindari, sehingga akan terbentuk
penguasaan teknik passing yang baik dan benar.
4. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan
a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran pada
hakikatnya merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru untuk
mencapai hasil belajar yang optimal. Benny A. Pribadi (2009: 47) menyatakan,
“Strategi pembelajaran yaitu cara-cara spesifik yang dapat dilakukan oleh
individu untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran atau standar
kompetensi yang telah ditentukan”. Sedangkan pengertian pendekatan
pembelajaran menurut Suharno dkk., (1998: 25) bahwa, “Pendekatan
pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Wahjoedi (1999: 121) bahwa,
“Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh
hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaiful Sagala (2005: 68) berpendapat,
“Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu”. Sedangkan menurut Briggs dalam Ritchey (1986: 9) yang dikutip Benny
A. Pribadi (2009: 58) pendekatan pembelajaran diartikan desain sistem
pembelajaran yaitu, “Sebagai suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk
menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem
penyampaian materi pelajaran untuk mencapai tujuan tersebut”.
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, lazimnya pendekatan pembelajaran dimulai dari
kegiatan analisis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran
sesungguhnya yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukan masalah
yang sesungguhnya, maka langkah selanjutnya menentukan alternatif solusi yang
akan digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran.
Seorang guru harus mampu menentukan solusi yang tepat dari berbagai
alternatif yang ada. Selanjutnya dapat menerapkan solusi tersebut untuk mengatasi
masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi merupakan
langkah selanjutnya yang diperlukan untuk menilai apakah solusi yang dipilih dan
diterapkan dapat berperan efektif dan efisien dalam mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran. Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 143)
menyatakan, “Efektifitas pengajaran sangat ditentukan oleh pendekatan
pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat
keterampilan atau tugas gerak yang kan dipelajari siswa”.
Penerapan pendekatan pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal. Oleh kartena itu, seorang guru harus cermat dan
tepat dalam menerapkan pendekatan pemblajaran, sehingga keterampilan yang
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dipelajari dapat dikuasai siswa dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
b. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran
Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani
merupakan pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak untuk
mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam diri siswa untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Untuk membelajarkan
pendidikan jasmani yang tepat, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang
baik dan tepat. Sugiyanto (1998: 247) bahwa, ”Cara-cara atau pendekatan yang
sering digunakan dalam pengajaran gerak olahraga ada beberapa macam, di
antaranya adalah: (1) pendekatan praktek keseluruhan, (2) pendekatan praktek
bagian, (3) pendekatan drill, (4) pendekatan pemecahan masalah, (5) pendekatan
ketepatan dan (6) pendekatan kecepatan”. Menurut Griffin, Mitchell dan Oslin
(1997), Joyce, Well, dan Showers (1992), Singer dan Dick (1980) dalam
Kurikulum Penjas untuk Sekolah Menengah Pertama (2004: 27-28) model
pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani
sebagai berikut:
1) Pendekatan pengetahuan keterampilan (knowledge skill aproach). Model pembelajaran ini memiliki dua metode yaitu ceramah (lecture) dan latihan (drill).
2) Pendekatan sosialisasi (socialization approach), berlandaskan pandangan bahwa, proses pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan keterampilan pribadi berkarya, keterampilan interaksi sosial. Model pembelajaran ini terdiri dari: model the social family, the information processing family, dan the professional skills.
3) Pendekatan personalisasi. Model ini berlandasakan atas pemikiran bahwa aktivitas jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk mengembangkan kualitas pribadi, model pembelajarannya yaitu: movement education (problem solving techniques).
4) Pendekatan belajar (learning approach). Model ini berupaya untuk mempengaruhi kemampuan dan proses belajar anak dengan metode terprogram (programmed instruction), Computer Assisted Instruction (CAI) dan model kreativitas dan pemecahan masalah (creativity and problem solving).
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Pendekatan pembelajaran motorik (motor learning). Model ini mengajarkan aktivitas jasmani berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang diterima. Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model part hwole methods dan modelling (demonstration).
6) Spektrum gaya mengajar. Spektrum dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa, pembelajaran merupakan interaksi antra guru dengan murid dan pelaksanaan pembagian tanggungjawab. Model pada spektrum gaya mengajar berjumlah sebelas (11) yaitu: komando (commad), latihan (practice), resiprokal (reciprocal), uji diri (self check), inklusi (inclusion), penemuan terbimbing (guided discovery), penemuan tunggal (convergen discovery), penemuan beragam (divergent production), program individu (individual program), inisiasi siswa (learner initiated), dan pengajaran diri (self teaching).
7) Pendekatan permainan taktis (tactical games approaches). Model ini mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak.
Dari macam-macam pendekatan pembelajaran tersebut, seorang guru
penjas dapat menerapkannya dalam pembelajaran menurut kebutuhannya. Selain
macamn-macam pendekatan pembelajaran tersebut, seorang guru penjas harus
selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan tentang
pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini karena, pengakajian tentang
pendekatan pembelajaran selalu dilakukan oleh praktisi-praktisi pembelajaran
yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
c. Pendekatan Drill
Pendekatan drill atau sering disebut juga dengan pendekatan latihan.
Pendekatan drill merupakan bentuk pembelajaran yang berpusat pada guru atau
pelatih. Semua kegiatan pembelajaran diorganisasi oleh guru dan siswa
mempraktikkannya sesuai dengan instruksi atau petunjuk dari guru. Nana Sudjana
(2005: 86) menyatakan, “Pendekatan latihan pada umumnya digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari”.
Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 45-56) menyatakan:
Metode latihan dan pengulangan biasa disebut juga dengan istilah drill and practice, yakni metode yang menekankan pad alatihan intensif dan berulang-ulangdengan tujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang bersifat spesifik. Latihan dan pengulangan akan mengarahkan siswa untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam topik atau mata pelajaran tertentu.
Pendapat tersebut menunjukkan, pendekatan latihan sama dengan drill and
practice, dimana pendekatan latihan ini menekankan pengulangan gerakan atau
keterampilan yang dipelajari secara terus menerus. Berkaitan dengan metode drill
Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 371) menyatakan, “Pendekatan drill (latihan)
pada dasarnya merupakan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Di dalam
pendekatan latihan guru menciptakan situasi tertentu untuk memacu siswa
berpikir dan berbuat sesuai dengan instruksi darih guru”. Hal senada dijelaskan
oleh KONI Pusat (1993: 36) bahwa:
Pendekatan drill adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan melakukan gerakan tertentu berulang-ulang berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh guru. Guru secara ketat mengontrol agar gerakan benar-benar dilakukan siswa sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Siswa harus benar-benar memperhatikan bentuk gerakan dan prosedur pelaksanaannya yang diinstruksikan oleh guru.
Berdasarkan pengertian pendekatan latihan yang dikemukakan empat ahli
tersebut dapat disimpulkan, pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran
yang berpusat pada guru. Semua kegiatan dan keputusan dalam pembelajaran
bergantung pada guru. Pada pendekatan latihan ini guru menetapkan tujuan dan
apa yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa
melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan instruksi dari guru dan melakukannya
secara berulang-ulang. Hal ini dimaksudkan agar teknik yang dipelajari dapat
dikuasai siswa dengan baik dan benar. Segala bentuk kegiatan pembelajaran
ditentukan oleh guru dan siswa harus melaksanakan tugas ajar sesuai tata urutan
yang telah ditetapkan oleh guru. Menurut Husdarta & Yudha M. Saputra (2000:
28) bahwa peran guru sangat dominan dalam pendekatan latihan yaitu:
1) Membuat segala keputusan dalam pembelajaran.2) Membuat semua keputusan yang terkait dengan mata pelajaran,
susunan pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa.
3) Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan materi.
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan latihan sangat bergantung
pada inisiatif dan kreativitas guru dalam menyajikan materi pembelajaran.
Organisasi pembelajaran telah diatur sedemikian rupa oleh guru, sehingga
kreativitas dan inisiatif siswa dalam pendekatan latihan kurang berkembang.
Namun demikian, pendekatan latihan ini semua siswa memiliki kesempatan yang
sama untuk melaksanakan tugas ajar yang telah ditetapkan oleh guru. Hal
terpenting dalam pendekatan latihan yaitu, penjelasan harus disampaikan dengan
singkat dan langsung tertuju pada materi yang dimaksud. Hal yang ditekankan
dalam pendekatan latihan yaitu, siswa harus melakukan pegulangan gerakan
sebanyak-banyaknya terhadap keterampilan atau teknik yang dipelajari. Hal ini
dimaksudkan agar keterampilan atau teknik yang dipelajari dapat dikuasai dengan
baik dan benar. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal Sugiyanto (1996:
27) menyarankan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila pendekatan
drill (latihan) digunakan, yaitu:
1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan dalam keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan.
2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. Apabila pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasinya perlu dianalisis untuk menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan pelaksanaannya.
3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi secara umum pada tahap awal kepada semua siswa bisa memberikan rangsangan dan bisa efektif. Sejalan dengan pelaksanaan koreksi, diperlukan komentar umum tentang gerakan yang benar. Siswa harus disadarkan akan tujuan yang ingin dicapai melalui drill.
4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan.
5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. Latihan peralihan ini berbentuk drill beberapa unsur gerakan yang dilakukan secara berangkai mendekati situasi dan permasalahan yang ada dalam permainan yang sebenarnya.
6) Suasana kompetetif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi tetap ada kontrol kebenaran geraknya.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pendapat tersebut menunjukkan, dalam penerapan pendekatan latihan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya: kebenaran gerak sangat
penting dalam pendekatan latihan, perlunya diadakan koreksi untuk menghindari
kesalahan gerak, teknik yang dipelajari dalam pendekatan latihan dapat dikonsep
seperti permainan olahraga untuk menghindari rasa bosan pada siswa, namun
kebenaran gerak dari teknik yang dipelajari tetap menjadi fokus utama.
Selain hal tersebut ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pendekatan drill. Sugiyanto (1998: 328-329) berpendapat, “Beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan di dalam mengatur kondisi praktik belajar gerak atau
keterampilan yaitu: (1) prinsip pengaturan giliran, (2) prinsip belajar meningkat,
(3) prinsip kondisi belajar bervariasi, (4) prinsip pemberian motivasi dan
dorongan semangat”. Pendapat lain dikemukakan Toho Cholik dan Rulsi Lutan
(2001: 51-52) bahwa, “Beberapa prinsip sederhana untuk diingat yang mana dapat
membantu dalam menyusun latihan yaitu (1) gerakan-gerakan umum sebelum
gerakan-gerakan khusus, (2) tugas sederhana ke tugas kompleks, (3) bagian dan
keseluruhan, (4) latihan terus menerus atau berselang dan, (5) mengkondisikan
suasana latihan dan kompetisi”. Sedangkan Nana Sudjana (2005: 87) menyatakan
prinsip dan petunjuk dari penggunaan metod elatihan yaitu:
1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latiahn tertentu.
2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudia bisa lebih sempurna.
3) Latihan tidak perlu lama asal sering dilakukan.4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial
dan berguna.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan, untuk mencapai hasil
belajar yang optimal dalam belajar keterampilan, maka dalam penerapan
pendekatan drill harus didasarkan prinsip-prinsip belajar yang tepat. Penerapan
prinsip-prinsip belajar yang baik dan tepat, maka tujuan pembelajaran dapat
dicapai lebih optimal.
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru
dalam kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain atau
permainan. Wahjoedi (1999: 121) menyatakan, “Pendekatan bermain adalah
latihan yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Menurut Beltasar
Tarigan (2001: 17) bahwa, “Pengajaran melalui pendekatan bermain adalah
meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik
yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya”.
Menurut Depdiknas. (2004: 28) dijelaskan, “Pendekatan permainan bertujuan
untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan
tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu
kepada anak”. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 43-44) berpendapat:
Metode pembelajaran bermain bersifat kompetetif dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai prestasi atau hasil belajar tertentu. Permainan harus menyenangkan dan memberi pengalaman belajar baru bagi siswa. Pada umumnya dalam metode pembelajaran bermain ada pihak yang menang ada pihak yang kalah. Pihak yang menang akan mendapat reward, sedangkan pihak yang kalah perlu berlatih lebih keras untuk memenangkan permainan.
Berdasarkan pengertian pendekatan bermain yang dikemukakan empat
ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan bermain merupakan bentuk
pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau belajar
teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan. Dalam
pelaksanaan pendekatan bermain siswa belajar teknik suatu cabang olahraga yang
dikemas dalam bentuk permainan. Dari permainan yang dilaksanakan ada pihak
yang menang dan ada pihak yang kalah.
Mempelajari suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk bermain
menuntut siswa untuk mandari dan memecahkan permasalahan yang muncul
dalam permainan. Dalam pendekatan bermain siswa dituntut mengaplikasikan
teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk
atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru
harus mampu mengatasinya. Dalam hal ini Rusli Lutan dan Adang Suherman
(2000: 35-36) menyatakan:
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa
lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya.
2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlaih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi.
3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi bermain.
Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting dalam
pendektan bermain, jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai seperti yang
diharapkan. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati
kegiatan permainan sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama
bermain harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-kesalahan yang
dilakukan selama bermain dibiarkan akan berakibat penguasaan skill yang salah,
sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.
5. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Drill
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Drill
Sesuai dengan pengertian pendekatan drill, maka pembelajaran passing
sepakbola disusun dan diatur oleh guru dan siswa melakukan tugas sesuai
instruksi dari guru. Pelaksanaan pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan drill yaitu, guru mengatur siswa sedemikian rupa agar dalam
pelaksanaan pembelajaran passing sepakbola semua siswa memperoleh
kesempatan melakukan tugas gerak secara merata dan dapat melakukannya
pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya.
Susunan materi pembelajaran passing sepakbola dapat dilakukan dari cara
yang lebih mudah atau yang sederhana. Hal terpenting dalam pendekatan drill
yaitu, guru menjelaskan pengertian passing, teknik pelaksanaan passing, dari letak
kaki tumpu, kaki yang menendang, sikap badan, pandangan mata, dan bagian bola
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang ditendang serta sasaran yang diinginkan. Sebagai contoh tata urutan
pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill sebagai berikut:
1) Siswa memperagakan teknik pelaksanaan passing sepakbola dari cara
menempatkan kaki tumpu, bagian kaki untuk menendang bola, sikap badan,
pandangan mata dan bagian bola yang ditendang.
2) Siswa memperagakan gerakan teknik passing sepakbola tanpa menggunakan
bola.
3) Siswa memperagakan passing sepakbola secara berpasangan.
4) Siswa memperagakan passing sepakbola berpasangan secara bergantian.
5) Siswa memperagakan passing dengan dipantulkan ke tembok.
Berdasarkan contoh tata urutan materi pembelajaran passing sepakbola
yang dirancang oleh guru, siswa harus memperagakannya sesuai instruksi dari
guru atau sesuai tata urutan yang telah dibuat oleh guru. Pembelajaran
dilaksanakan secara berulang-ulang hingga materi pembelajaran dapat dikuasai
dengan baik.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing S epakbola dengan
Pendekatan Drill
Perlu disadari bahwa setiap pendekatan pembelajaran tentu memiliki
kelebihan dan kelemahan. Demikian halnya pembelajaran passing sepakbola
dengan pendekatan drill juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan
pengertian pelaksanaan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill
dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran
passing sepakbola dengan pendekatan drill antara lain:
1) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik passing sepakbola yang benar.
2) Kesalahan teknik passing sepakbola yang dilakukan siswa akan segera
diketahui guru dan langsung dapat dibetulkan.
3) Guru selalu dapat mengawasi atau memonitoring pelaksanaan pembelajaran.
4) Semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan kelemahan pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan drill antara lain:
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Siswa hanya selalu mengikuti instruksi guru sehingga kurang kreativitas
dalam mengikuti tugas ajar dari guru.
2) Siswa tidak memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam mengikuti pembelajaran.
3) Jika penjelasan guru terlampau rinci dan banyak, biasanya siswa tidak dapat
mengingat secara keseluruhan.
6. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Futsal
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan
Bermain Futsal
Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal
merupakan bentuk pembelajaran passing sepakbola yang dikemas dalam bentuk
permainan futsal. Hal ini artinya, guru membelajarkan teknik dasar passing
sepakbola dalam bentuk permainan futsal. Siswa melakukan permainan futsal
dengan menggunakan teknik khusus passing. Dari permainan passing tersebut
dibuat peraturan berdasarkan aturan permainan futsal. Aturan permainan futsal
sebagai berikut:
1) Lapangan permainan:a) Ukuran panjang 25 - 42 m.b) Lebar 15-25 m.c) Garis batas, garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi,
garis gawang di ujung-ujung.d) Garis melintang tengah lapangan 3 m lingkaran tengah.e) Tak ada tembok penghalang atau papan.f) Daerah penalti berbentu busur berukuran 6 m dari setiap
pos.g) Garis penalti 6 m dari titik tengah garis gawang.h) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang.i) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis
tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan.j) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m.k) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif.
2) Ukuran bola:a) Ukuran: #4b) Keliling: 62-64 cmc) Berat: 390-430 gramd) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya).
3) Jumlah pemain:a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5,
salah satunya penjaga gawang.b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas.e) Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain
kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja.
f) Pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit).
4) Perlengkapan pemain:Kaos bernomor, celana pendek, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas kaki bersolkan karet.
5) Lama permainan:a) Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola
berhenti dimainkan. b) Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan penalti.c) Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu
tambahan.d) Waktu pergantian babak maksimal 10 menit.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Futsa l ).
Dari permainan yang dilaksanakan ada peraturan khusus yaitu, siswa
hanya diperbolehkan melakukan passing. Jika dalam permainan siswa melanggar
aturan (melakukan teknik selain passing) dianggap melakukan kesalahan, dan
selanjutnya dilakukan passing dari samping lapangan oleh tim lawan.
Maksud dan tujuan dari pembelajaran passing dengan pendekatan bermain
futsal yaitu menerapkan teknik suatu cabang olahraga ke dalam bentuk permainan
yang sebenarnya. Selama permainan berlangsung pembelajaran tidak hanya
difokuskan bagaimana melakukan passing yang benar, tetapi bagaimana
menampilkan skill individu, kerjasama tim, bahkan taktik dan strategi permainan.
Melalui pendekatan bermain diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat
siswa dalam belajar, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang mengaplikasikan
teknik ke dalam suatu permainan. Tetapi ada kalanya permainan kurang menarik,
karena teknik passing belum dikuasai siswa. Untuk itu seorang guru harus mampu
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengatasi kendala dalam permainan, jika permainan menjadi tidak menarik. Rusli
Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan:
Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:4) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa
lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya.
5) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlaih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi.
6) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi bermain.
Memahami dan memberikan solusi yang tepat dalam pembelajaran
keterampilan sangat penting, jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai seperti
yang diharapkan. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus
mencermati kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang
dilakukan selama pembelajaran harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-
kesalahan yang dilakukan selama latihan dibiarkan akan berakibat penguasaan
skill yang salah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.
Pelaksanaannya Pembelajaran passing dengan pendekatan bermain futsal
yaitu, dilakukan dalam bentuk permainan kecil (permainan futsal). Menurut
Soekatamsi (1988: 218) bahwa, “Permainan kecil dimaksudkan untuk cermatnya
cara belajar keterampilan bermain sepakbola dan merupakan adegan-adegan yang
mirip dengan situasi yang sesungguhnya dalam bentuk kecil atau penyederhanaan
bentuk permainan”.
Pembelajaran passing sepakbola sepakbola dengan pendekatan bermain
futsal yaitu, mengajarkan passing sepakbola yang dikonsep atau dilakukan dalam
bentuk permainan futsal dan sederhana. Maksud dan tujuan pembelajaran passing
sepakbola dengan pendekatan bermain futsal menurut Soekatamsi (1988: 219)
yaitu:
1) Agar para pemain berusaha menguasai dan meningkatkan keterampilan dasar bermain sepakbola.
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Menanamkan pengertian kerjasama antar pemain, mengembangkan melakukan taktik regu secara sederhana untuk memenangkan pertandingan.
Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal
mempunyai peran penting terhadap keterampilan bermain sepakbola. Selain
bertujuan meningkatkan penguasaan teknik dasar passing sepakbola, juga
berperan untuk menanamkan kerjasama tim, mengembangkan taktik permainan
tim yang sederhana.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan
Pendekatan Bermain Futsal
Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal
merupakan cara belajar passing sepakbola yang dilakukan dalam bentuk
permainan futsal. Permainan passing sepakbola dilakukan berdasarkan peraturan
permainan futsal. Namun dari permainan futsal tersebut hanya menggunakan
teknik dasar passing. Dari permainan passing tersebut pemain tidak
diperbolehkan memainkan teknik lainnya. Jika memainkan teknik lainnya (selain
passing) dianggap sebagai pelanggaran, sehingga mendapat hukuman bola
menjadi hak lawan dan dilakukan tendangan dari samping lapangan.
Berdasarkan pelaksnaan pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan bermain futsal dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal
antara lain:
1) Siswa mengenal permainan futsal dan senang dengan permainan futsal.
2) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan
gembira serta motivasi belajar meningkat.
3) Dapat meningkatkan kerjasama tim dan memicu sisw auntuk berfikir dan
memcahkan masalah yang dihadapi dalam permainan.
4) Gerakan-gerakan passing sepakbola dapat dilakukan secara variatif dan
meningkatkan improviasai siswa.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kelemahan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain
futsal antara lain:
1) Bagi siswa yang belum menguasai teknik passing kurang tertarik, sehingga
kurang senang dengan permainan futsal.
2) Akan sering terjadi kesalahan teknik (siswa sering melakukan teknik selain
passing).
3) Permainan akan sering berhenti karena sering terjadi kesalahan teknik.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat
diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Passing
Sepakbola dengan Pendekatan Drill dan Pendekatan Bermain Futsal
terhadap Kemampuan Passing Sepakbola
Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill dan pendekatan
bermain futsal masing-masing memiliki karakteritik yang berbeda. Pembelajaran
passing sepakbola dengan pendekatan drill menekankan penguasaan teknik
passing sepakbola yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang.
Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill merupakan bentuk
pembelajaran yang berorientasi pada guru. Pembelajaran passing sepakbola
dengan pendekatan drill merupakan cara belajar passing sepakbola yang dalam
pelaksanaannya siswa dipandu atau dibimbing oleh guru. Segala bentuk kegiatan
dalam pembelajaran passing sepakbola siswa melaksanakannya sesuai dengan
instruksi dari guru. Kreativitas dan inisiatif siswa dalam pendekatan drill ini tidak
dapat berkembang. Namun disisi lain teknik passing sepakbola dapat dikuasai
dengan baik dan benar. Penguasaan teknik passing sepakbola yang benar akan
mendukung terhadap kemampuan passing sehingga mendukung keterampilan
bermain sepakbola.
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain
futsal merupakan cara belajar yang berorientasi pada siswa. Pembelajaran
passsing sepakbola dikonsep dalam bentuk permainan futsal. Siswa melakukan
permainan futsal dengan teknik khusus passing. Dalam pembelajaran passing
dengan pendekatan bermain futsal diterapkan aturan permainan futsal, tetapi siswa
tidak diperkenankan memainkan teknik lainnya seperti menyundul, shooting,
umpan crossing. Jika dalam permainan siswa melakukan teknik selain passing
dianggap melanggar aturan dan bola menjadi hak lawan dan dilakukan tendangan
dari samping lapangan. Pembelajaran passing sepakbola yang dirancang dalam
bentuk permainan futsal bertujuan untuk memenuhi hasrat gerak siswa yang di
dalamnya terdapat unsur belajar atau dengan kata lain bermain sambil belajar.
Pembelajaran ini dilakukan secara kompetetif antara tim satu dengan lainnya,
sehingga pembelajaran ini menuntut kerjasama tim dan taktik dan strategi
permainan. Kemandirian, kreativitas dan kemampuan mengambil keputusan yang
terjadi dalam permainan sangat dituntut dalam pendekatan bermain.
Berdasarkan karakteristik dari pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal tersebutt, masing-masing
pendekatan pembelajaran tersebut akan menimbulkan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan passing sepakbola. Hal ini karena, setiap pendekatan
pembelajaran akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
passing sepakbola. Namun perbedaan karakteristik dari masing-masing
pendekatan pembelajaran tersebut tentu akan menimbulkan pengaruh yang
berbeda. Dengan demikian diduga, pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal memiliki perbedaan pengaruh
terhadap peningkatan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.
2. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Drill
Diduga Lebih Baik Pengaruhnya terhadap Kemampuan Passing dalam
Permainan Sepakbola
Berdasarkan perbedaan antara pendekatan drill dan pendekatan bermain
futsal di atas menunjukkan bahwa, pendekatan drill mempunyai pengaruh yang
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lebih baik terhadap peningkatan kemampuan passing sepakbola daripada
pendekatan bermain futsal. Hal ini karena, pada usia pemula (usia SMP)
merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan, sehingga dalam proses belajar
gerak harus mendapat bimbingan dan pengarahan dari guru. Jika dalam
pelaksanaan pengajaran tidak mendapat bimbingan dan pengarahan dari guru,
maka pola gerak keterampilan yang dipelajari akan sulit tercapai. Selain itu, para
siswa belum menguasai teknik passing sepakbola yang benar, sehingga siswa
kurang mampu melakukan passing sepakbola dengan baik, tanpa bimbingan dan
pengarahan dari guru. Jika siswa dalam belajar keterampilan dibiarkan dengan
sendirinya, keterampilan yang dipelajari akan lebih lama dikuasai, karena siswa
kurang dapat mencermati teknik yang benar atau kesalahan teknik yang
dilakukan. Dengan demikian diduga, pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan drill lebih baik pengaruhnya daripada pendekatan bermain futsal
terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh pembelajaran passing
sepakbola antara pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap
kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
2. Pembelajaran passing sepakbola dengan
pendekatan drill lebih baik pengaruhnya daripada pendekatan bermain futsal
terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMP Negeri 2 Jatiroto
Kabupaten Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 mei sampai dengan 6 juli 2010.
Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan pada hari selasa,kamis dan sabtu pada
pukul 15.00 sampai 17.00 selama satu setengah bulan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 80
orang yang terbagi dalam empat kelas.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random
sampling.Pengundian dilakukan dengan cara masing-masing siswa mengambil
satu kertas undian untuk menentukan kelompok.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes
dan pengukuran ketepatan passing dalam permainan sepakbola dari Norbert
Rogalski dan Ernst G. Degel yang dikutip Soekatamsi (1988: 254). Pentunjuk
pelaksanaan tes terlampir.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dasar
penggunaan penelitian eksperimen yaitu kegiatan percobaan yang diawali dengan
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna
mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sedangkan rancangan yang
digunakan yaitu Pretest-Posttest Design. Menurut Sugiyanto (1995: 21) gambar
rancangan penelitian eksperimen sebagai berikut:
KE 1 Treatment A Posttest
R Pretest MSOP
KE 2 Treatment B PosttestKeterangan :R = RandomPretest = Tes awal kemampuan passing sepakbolaMSOP = Matched Subject Ordinal PairingKE1 = Kelompok 1 (K1)KE2 = Kelompok 2 (K2)Treatment A = Pendekatan drillTreatment B = Pendekatan bermain futsalPosttest = Tes akhir kemampuan passing sepakbola.
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil tes kemampuan
passing dalam permainan sepakbola pada tes awal. Setelah hasil tes awal
dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-
pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Pembagian kelompok
dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian
kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai
berikut:
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dan seterusnya
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu
variabel terikat (dependen) yaitu:
1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini
yaitu: pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal.
2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan passing
dalam permainan sepakbola.
F. Teknik Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam
penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas,
dengan rumus sebagai berikut :
MSA – MSW
R = MSA
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkh uji prasyarat dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut
sebagai berikut:
a) Pengamatan x1, x2,.....xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...... zn dengan
menggunakan rumus :
Xi - X zi = S Keterangan : Xi = Dari variabel masing-masing sampel X = Rata-rata S = Simpangan baku
b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi).
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama dengan
zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
banyaknya z1, z2,......zn yang ≤zi maka S(zi) = nd) Hitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
b) Uji Homogenitas
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 312)
rumusnya uji homogenitas sebagai berikut :
SD2bsFdbvb:dbvk = SD2kt
Keterangan:
Fdbvb : dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2
SD2bs = Standart deviasi KE1
SD2kt = Standart deviasi KE2
3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut:
∑Md t = ∑ d2
N (N-1)
Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
∑d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk menghitung prosentase peningkatan kemampuan passing dalam
permainan sepakbola antara tes awal dan tes akhir dari pendekatan drill dan
pendekatan bermain futsal menggunakan rumus sebagai berikut:
Mean different
Prosentase peningkatan = X 100% Mean test awal
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengambilan data pada sampel
yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes
akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut kemudian dianalisis dengan
statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara
keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Passing Sepakbola pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok Tes N Max Min Mean SD
Kelompok 1 awal 15 7 3 4.60 1.06akhir 15 10 5 7.40 1.55
Kelompok 2Awal 15 6 3 4.47 0.99Akhir 15 9 7 6.73 1.94
B. Mencari Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas tes awal kemampuan passing sepakbola dalam
penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir
Tes Reliabilitas KategoriTes awal kemampuan passing sepakbola 0.82 Tinggi Tes akhir kemampuan passing sepakbola 0.85 Tinggi
Untuk mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kategori Validita Reliabilita ObyektivitaTinggi sekali
Tinggi
Cukup
Kurang
Tidak signifikan
0,80 – 1,0
0,70 – 0,79
0,50 – 0,69
0,30 – 0,49
0,00 – 0,29
0,90 – 1,0
0,80 – 0,89
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,00 – 0,39
0,95 – 1,0
0,85 – 0,94
0,70 – 0,84
0,50 – 0,69
0,00 – 0,49
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data
tes awal kemampuan passing bawah bola voli. Uji normalitas data dalam
penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang
dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N Mean SD L hitung Lt 5%
K1 15 4.60 1.06 0.2196 0.220K2 15 4.47 0.99 0.1629 0.220
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1)
diperoleh nilai Lhitung = 0,2196. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0,220. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal.
Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2)
diperoleh nilai Lhitung = 0.1629, ternyata juga lebih kecil dari angka batas
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 0,220. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut
disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara
kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Hemogenitas Data
Kelompok N SD2 Fhitung Ft 5%
K 1 15 1.040 1.147 2,48K 2 15 0.907
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung=
1.147. Sedangkan dengan db =14 lawan 14, angka Ft 5%= 2,48, ternyata nilai
Fhitung 1.147 lebih kecil dari Ft 5%= 2,48. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka hipotesis
nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) dan
kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.
1. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji
perbedaanya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan
anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan berangkat dari
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N Mean t Ttabel 5%
K1 15 4.60 1.131 1,75K2 15 4.47
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan analisis statistik
t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 1.131 dan ttabel
dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Hal ini
menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, H0
diterima. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi
perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan pada awalnya.
2. U ji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan
Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan
pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill dan kelompok 2 diberi
perlakuan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal,
kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
Tes awal 15 4.60 12.582 1,75Tes akhir 15 7.40
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
kelompok 1 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 12.582 dan
ttabel dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar
1,75. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel , sehingga dapat disimpulkan H0
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes
akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.
b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Ujian Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
Tes awal 15 4.47 7.994 1,75Tes akhir 15 6.73
Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
kelompok 2 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 7.994, dan
ttabel dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Hal
ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada
kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2
yaitu:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
K1 15 7.40 2.2082 1,75K2 15 6.73
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test hasil tes
akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 2.2082, dan ttabel
dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,75.
Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan hasil tes akhir antara
kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Perbedaan Prosentase Peningkatan
Kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik
dapat diketahui melalui penghitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap
kelompok. Nilai perbedaan peningkatan kemampuan passing sepakbola dalam
persen antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Passing Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N MeanPretest
MeanPosttest
MeanDifferent
ProsentasePeningkatan
Kelompok 1 15 4.60 7.40 2.80 60.8696%Kelompok 2 15 4.47 6.73 2.27 50.7463%
Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan
passing sepakbola diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan passing sepakbola sebesar 60.8696%. Sedangkan kelompok 2
memiliki peningkatan kemampuan passing sepakbola sebesar 4350.7463%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki prosentase
peningkatan kemampuan passing sepakbola yang lebih besar dari pada kelompok
2.
E. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Drill dan Bermain Futsal terhadap
Kemampuan Passing Sepakbola
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan,
diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 = 1.131,
sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thit < ttabel, yang berarti hipotesis nol diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum
diberi perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan
kemampuan passing sepakbola. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan 2
berangkat dari titik tolak kemampuan passing sepakbola yang sama. Apabila
setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal ini karena adanya perbedaan
perlakuan yang diberikan.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada
kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 12.582 sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thitung
> ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir
pada kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan
passing sepakbola yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan yaitu
pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill .
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada
kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 7.994, sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thitung
> ttabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada
kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan
passing sepakbola yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, yaitu
pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir
antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 2.2082,
sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir
pada kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan, ada perbedaan pengaruh pembelajaran passing sepakbola antara
pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.
2. Pendekatan Pembelajaran Drill Lebih Baik Pengaruhnya terhadap
Kemampuan Passing Sepakbola
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan
passing sepakbola diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai prosentase
peningkatan kemampuan passing sepakbola sebesar 60.8696% Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan passing sepakbola sebesar
50.7463%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1
memiliki prosentase peningkatan kemampuan passing sepakbola yang lebih besar
dari pada pada kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan,
pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik pengaruhnya
daripada pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam
permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri
tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
1. Simpulan
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing
sepakbola dengan pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap
kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dengan nilai
perhitungan thit sebesar 2.2082 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%.
2. Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik
pengaruhnya daripada pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan
passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri
2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan drill) memiliki
peningkatan sebesar 60.8696%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok yang
mendapat perlakuan pendekatan bermain futsal ) memiliki peningkatan
sebesar 50.7463%.
2. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pendekatan drill memiliki
pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan passing dalam
permainan sepakbola.
Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, setiap pendekatan
memiliki efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan passing
dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu, dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing sepakbola
harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
khususnya untuk meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.
3. Saran
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri disarankan menggunakan pendekatan drill dalam upaya
meningkatkan kemampuan passing sepakbola.
2. Kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri diharapkan senantiasa menambah pengetahuannya dengan membaca
buku-buku dan artikel-artikel mengenai pendekatan pembelajaran pendidikan
jasmani.
3. Kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto
Wonogiri diharapkan dapat menerapkan pendekatan pembelajaran lainnya,
agar pembelajaran yang dilaksanakan tidak monoton.
50
Top Related