1 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Evaluasi Sistem Uprating Pada WTP Dekeng I PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Astrid Astari & Djoko M. Hartono
Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok,
1624, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Sebagai langkah penanganan meningkatnya pertumbuhan penduduk zona 4 Kota Bogor, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menerapkan sistem uprating untuk meningkatkan kapasitas debit air olahan menjadi 1000 L/dt yang awalnya 400 L/dt. Sistem uprating juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas debit yang direncanakan untuk tahun 2025 berdasarkan proyeksi penduduk dan Pengembangan Optimalisasi PDAM Tirta Pakuan menjadi 1400 L/dt. Penelitian ditujukkan untuk mengevaluasi efektifitas kinerja uprating dan unit instalasi dari segi kualitas dan kuantitas, serta mengetahui kinerja optimum dalam mengolah debit eksisting 1000 L/dt dan debit perencanaan 1400 L/dt. Metode penelitian meliputi observasi langsung di lapangan dan perbandingan data sekunder dan data primer. Dari kegiatan evaluasi diketahui kualitas air produksi sebelum uprating menunjukkan parameter yang lebih baik dibanding setelah uprating. Untuk mengolah peningkatan debit 1400 L/dt, beberapa kinerja unit instalasi menurun akibat terbatasnya dimensi unit eksisting, diantaranya unit intake, flokulasi, sedimentasi, reservoar. Dengan demikian, sistem uprating dan unit instalasi WTP Dekeng I perlu dilakukan perbaikan teknis dan perbesaran dimensi pada unit-unit tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan air hingga tahun 2025.
Evaluation of Uprating System In WTP Dekeng I PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Abstract
As the countermeasures of population increase in zone 4 Bogor City, PDAM Tirta Pakuan Bogor applies uprating system to increase the capacity of treated water into 1000 L/s from the foregoing capacity 400 L/s. Uprating system also will be used to increase water capacity which is planned for 2025 based on population projection and Optimization & Development of PDAM Tirta Pakuan to 1400 L/s. This research is purposed to evaluate the performance effectivity of uprating system and installation unit in terms of quality and quantity, also to discover the optimum performance in processing the existing capacity 1000 L/s and planning
2 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
capacity 1400 L/s. Research methods include the field observation and the comparison between secondary and primary documents. From the evaluation output, known that quality of water product before uprating shows a greater parameter than the water product after uprating system was applied. To process the increase of capacity 1400 L/s, some of performances installation unit decrease due to the limited dimensions of existing units, including units of intake, flocculation, sedimentation, reservoir. Thus, the uprating system and the installation unit WTP Dekeng I needs to be done by technical improvements and dimensional enlargement on the units to be able to comply water demands until the year of 2025.
Key words: Drinking water, output capacity, uprating system, treatment plant, evaluation.
Pendahuluan
Kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin
meningkat mengikuti laju pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Kota Bogor merupakan
salah satu kota dengan laju pertumbuhan penduduk yang tergolong cukup tinggi, yaitu dengan
rata-rata pertumbuhan penduduk setap tahunnya mencapai 2,78%.
Dalam menangani tingginya laju pertumbuhan yang ada, PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air minum
masyarakat dalam hal kuantitas, kualitas, dan kontinuitas dari air minum yang diproduksi.
Sebagai langkah penanganan permasalahan tersebut, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
menerapkan sistem uprating untuk meningkatkan kapasitas debit air yang dikelola. Sistem
uprating merupakan sebuah sistem inovasi baru dalam pengolahan air bersih yang didesain
dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi air bersih yang dikelola, dengan kualitas air
produksi yang lebih baik. Sistem ini dipilih karena mampu meningkatkan kapasitas produksi
dengan biaya yang lebih ekonomis. Sistem uprating di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
tengah diaplikasikan pada WTP Dekeng I dengan kapasitas awal tahun 2005 sebesar 400
L/det dan ditingkatkan menjadi 1000 L/det. (PDAM Tirta Pakuan Bogor, 2015).
Permasalahan yang terjadi sehingga diterapkannya sistem uprating yaitu permintaan
pelanggan akan kebutuhan air minum yang terus bertambah dan tidak tercukupi sepenuhnya.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan pada penerapan sistem uprating pada WTP Dekeng I yakni
berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan setelah diterapkannya sistem uprating meliputi
tiga aspek, yaitu: kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Permasalahan tersebut yaitu terkadang
masih terjadi kekurangan debit air produksi untuk pelanggan, sehingga kekurangannya
ditambahkan dengan cadangan air yang disimpan pada reservoar.
3 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Evaluasi sistem uprating juga dilakukan terhadap efektifitas pengolahan unit pada saat
kapasitas debit ditingkatkan menjadi 1400 L/dt untuk memenuhi kebutuhan penduduk zona 4
pada tahun 2025. Hasil evaluasi tersebut akan menunjukkan apakah unit instalasi dan unit
uprating yang ada masih dapat bekerja optimal berdasarkan Pengembangan dan Optimalisasi
yang direncanakan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ditujukan untuk mengetahui besar
dan laju peningkatan kebutuhan air penduduk pada zona pelayanan WTP Dekeng I PDAM
Tirta Pakuan Bogor kaitannya dengan sistem uprating pada WTP Dekeng I, mengetahui
efektivitas kinerja dari sistem uprating dan unit instalasi pada WTP Dekeng PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor saat ini apabila ditinjau dari kualitas air produksi dan kapasitas debit yang
dihasilkan, serta menganalisis apakah sistem uprating dan unit instalasi WTP Dekeng I
eksisting masih mampu bekerja optimal dalam mengolah air produksi dengan kapasitas debit
yang ditingkatkan menjadi 1400 L/dt untuk memenuhi kebutuhan penduduk zona 4 pada
tahun 2025 sesuai rencana Pengembangan dan Optimalisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Tinjauan Teoritis
1. Kualitas Air Bersih
Parameter fisik kualitas air yang ditinjau pada air baku dan air produksi WTP
Dekeng I dipilih berdasarkan pengaruhnya yang besar terhadap kualitas air dan
signifikansi konentrasi dari parameter tersebut berdasarkan uji laboratorium. Beberapa
parameter tersebut diantaranya kekeruhan, warna, Total Dissolved Solid (TDS),
kesadahan, sulfat, dan nitrat.
2. Unit-unit Pengolahan Instalasi Air Minum
a) Intake/Bangunan Penyadap
Bangunan sadap atau intake berfungsi untuk menyadap/mengambil air baku dari
badan air untuk dilakukan pengolahan. Pengambilan air baku yang berasal dari Sungai
Cisadane dilakukan di Water Intake Station (WIS) yang terletak di sekitar Sungai
Cisadane. Sementara untuk bangunan intake unit instalasi WTP Dekeng terletak di
daerah Ciherang Pondok. Pendistribusian air baku dari Ciherang Pondok menuju WTP
Dekeng yaitu melalui pipa sepanjang 5540 meter menggunakan sistem gravitasi. Jenis
4 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
intake yang digunakan untuk WTP Dekeng yaitu river intake, yang merupakan intake
untuk menyadap air baku yang berasal dari sungai atau danau.
b) Bak Pengaduk Cepat (Koagulasi)
Tujuan dari unit koagulasi adalah mengubah partikel padatan dalam air baku
yang tidak bisa mengendap menjadi mudah mengendap Pada pengolahan air WTP
Dekeng I, unit koagulasi yang digunakan yaitu tipe hidrolik dengan memanfaatkan
terjunan air sebagai pengadukan air dengan koagulan. Sementara untuk metode
pengadukan yang digunakan yaitu metode loncatan hidrolis..
c) Bak Pengaduk Lambat (Flokulasi)
Proses flokulasi yaitu diawali saat telah terbentuknya inti flok pada proses
koagulasi, kemudian terjadi penggabungan flok kecil menjadi flok besar akibat adanya
tumbukan antar flok.
Flokulasi yang digunakan pada WTP Dekeng I yaitu pengadukan baffle channel
secara seri seiring penurunan nilai G (gradient) supaya memperoleh hasil akhir yang
memuaskan. Unit flokulasi pada WTP ini terdiri dari 3 unit dengan masing-masing
unit memiliki inlet, 4 buah kompartemen, dan outlet.
d) Sedimentasi
Bentuk dasar dari sedimentasi WTP Dekeng I yaitu berbentuk square dengan
jumlah 3 unit. Masing-masing unit tersebut memiliki 4 buah kompartemen, yaitu zona
inlet, zona pengendapan, zona outlet, dan zona lumpur.
Unit sedimentasi WTP Dekeng I sebelum dan sesudah diterapkan uprating tidak
berbeda dalam alur pengolahannya. Aliran dari unit flokulasi didistribusikan dari
saluran induk melalui bukaan berukuran 30 cm x 95 cm yang berjumlah 5 buah.
Bukaan tersebut terletak diantara 4 baris lamellae sepanjang bak sedimentasi.
Selanjutnya air yang terpisah dari padatan tersuspensi akan melewati celah-celah
lamellae/plat dan masuk melalui V-notch di launder.
e) Filtrasi
Pada WTP Dekeng I, unit filtrasi saat ini berjumlah 8 unit, dimana hanya
berjumlah 6 unit sebelum diterapkan sistem uprating, dan ditambahkan 2 unit setelah
diterapkan sistem uprating. Penambahan unit fltrasi ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan peningkatan jumlah kapasitas debit yang ditambahkan setelah
5 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
diterapkannya sistem uprating. Jenis unit bak penyaring pada WTP Dekeng I yaitu
saringan pasir cepat atau Rapid Sand Filter. Media yang digunakan pada rapid sand
filter ini menggunakan media pasir silica dengan ukuran 0,7 – 0,9 mm dan media
penyangga berupa gravel. Bangunan flitrasi terdiri dari beberapa bagian yaitu pipa
inlet, bak media, blower dan pintu backwash, sehingga dalam pengolahannya terdapat
pula proses backwash yang dilakukan tiap 12 jam sekali.
f) Desinfeksi
Proses desinfeksi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan gas klor
sebagai desinfektan yang disebut dengan proses klorinasi. Analisa yang digunakan
untuk menentukan dosis klor yaitu dengan mengunakan metode Break Point
Clorination (BPC). Pada WTP Dekeng I, proses desinfeksi dilakukan pada bangunan
contact basin yang berbentuk persegi dan terdiri dari beberapa penyekat.
g) Reservoar
Reservoar yang digunakan untuk penyimpanan air bersih pada WTP Dekeng
yaitu Reservoar Pajajaran yang terdiri dari dua buah kompartemen. Reservoar
Pajajaran berlokasi di Jalan Bangbarung Pajajaran Kota Bogor dengan kapasitas
penampungan sebesar 12.000 m3. Panjang dimensi Reservoar Pajajaran yaitu 32
meter, dengan lebar 75 meter dan tinggi 5 meter. Perbedaan tinggi antara Reservoar
Pajajaran dengan WTP yaitu sebesar 7 meter lebih tinggi sehingga dapat dialirkan
secara gravitasi.
Debit yang masuk ke reservoar ini berasal dari WTP Dekeng I sebesar 1000
L/detik dan WTP Dekeng II sebesar 400 L/detik, sehingga total debit masuk sebesar
1400 L/detik.
h) Sistem Uprating
Sistem uprating didesain dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi air
bersih yang dikelola, dengan kualitas produksi yang baik. Dalam penerapannya,
sistem ini ditunjukkan untuk memodifikasi unit instalasi tanpa mengubah struktur
intake.
Dalam unit uprating. plate settler merupakan peralatan multi settler sebagai
pengembangan dari bak sedimentasi konvensional yang telah dibangun sebelumnya.
Apabila plate settler ditambahkan pada bak sedimentasi, maka dapat memperluas
permukaan bak pengendap, sehingga mempercepat laju pengendapan pada unit
6 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
sedimentasi. Plate settler pada sistem uprating juga mampu menghasilkan air efluen
yang baik serta meningkatkan kapasitas produksi sebesar 50 – 150%. Plate settler
terbuat dari bahan yang tahan karat akibat larutan alum dan susah ditumbuhi alga,
seperti bahan dari polyethylene atau bahan terlapisi plastik. Ketebalan plate settler itu
sendiri diubah dari 5 mm menjadi 2 mm. Plate settler yang berbahan viber glass ini
dipasang dengan sudut kemiringan 60o dengan pertimbangan menghindari adanya
lumpur yang menempel pada plate sehingga lumpur dapat jatuh dengan cepat.
3. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan berlokasi di Kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat yang didirikan pada tanggal 31 Maret 1997 sebagai BUMD milik
pemerintah kota Bogor. Sumber air baku WTP ini yaitu memanfaatkan air sungai Cisadane. WTP Dekeng
yang dibangun sejak tahun 1997 ini merupakan WTP dengan kapasitas debit terbesar
diantara WTP PDAM Tirta Bogor lainnya. WTP Dekeng dengan elevasi 344 m memiliki
kapasitas debit terpasang sebesar 1000 L/det pada WTP Dekeng I dan 400 L/det pada
WTP Dekeng II. WTP Dekeng ini didistribusikan untuk melayani zona 4, yaitu daerah
Cipaku, Ranggamekar, Batu tulis, Genteng, serta membantu untuk melayani zona 3 dan
zona 1. (PDAM Tirta Pakuan Bogor, 2015). WTP Dekeng PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor direncanakan untuk mampu
memproduksi air bersih sebesar 1000 L/detik untuk saat ini, kemudian pada tahun 2025
ditambahkan 400 L/detik sehingga menjadi 1400 L/detik berdasarkan proyeksi kebutuhan
air minum sampai dengan tahun 2025. Air minum yang dihasilkan akan memenuhi
standard air minum sesuai dengan spesifikasi air minum yang mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum dari Departemen Kesehatan RI.
4. Penduduk Kota Bogor
Jumlah penduduk wilayah pelayanan zona 4 Kota Bogor yang akan diproyeksikan
yaitu terdiri dari empat Kecamatan: Tanah Sereal, Bogor Utara, Bogor Barat, dan Bogor
Tengah. Namun pada kecamatan Bogor Barat dan Bogor Tengah tidak seluruh daerah
termasuk ke dalam zona 4. Berikut ini jumlah penduduk wilayah pelayanan zona 4 tahun
2013:
7 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Tabel 2. Jumlah Penduduk Zona 4
ZONA 4
No. Kecamatan Jumlah Penduduk
(Jiwa) 1 Tanah Sereal 209.737 2 Bogor Utara 182.098 3 Bogor Barat 133.929 4 Bogor Tengah 674.64
Total 593.228
Proyeksi Penduduk
a) Metode Aritmatik
Metode aritmatik dapat dirumuskan dalam persamaan matematika berikut:
!! = !! + !" ×(!! − !! )
!" = !! − !(!!!)
!
!
!!!
Dimana: !! = Jumlah penduduk tahun
ke –n !! = Jumlah penduduk tahun
dasar Ka = Kenaikan rata-rata jumlah
penduduk !! = Tahun ke-n !! = Tahun dasar N = Jumlah data diketahui
b) Metode Geometrik
Metode geometrik dapat dirumuskan dalam persamaan matematika berikut:
!! = !!(1+ !)!
! =
!! − !(!!!)!!
!!!!
!
Dimana:
!! = Jumlah penduduk tahun yang diproyeksikan
!! = Jumlah penduduk awal r = Rata-rata angka
pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Jangka waktu N = Jumlah data diketahui
8 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
c) Metode Regresi Linier
Metode regresi linier dapat dirumuskan dalam persamaan matematika berikut:
! = ! + !"
! =! !! − ! (!")! !! − ( !)!
! =! (!")− ! !! !! − ( !)!
d) Standar Deviasi
Untuk menentukan metode proyeksi penduduk yang paling mendekati
kebenaran, maka perlu dihitung terlebih dahulu standar deviasi dari hasil perhitungan
ketiga metode di atas, dengan rumus berikut:
S =(Xi− X)!
n− 1
Dimana:
S = standar deviasi Yi = variable independen Y (jumlah penduduk) Ymean = rata-rata nilai Y n = jumlah data
Pola penggunaan air di Kota Bogor akan menentukan berapa standar konsumsi air
yang akan menjadi dasar untuk menghitung perkiraan kebutuhan di Kota Bogor sampai
dengan akhir tahun perencanaan. Standar kebutuhan air minum juga dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum yang akan dijadikan acuan perhitungan. Standar konsumsi
air berdasarkan skala kota dan jumlah penduduk yang digunakan sebagai acuan
perhitungan yaitu 120 L/orang/hari dengan asumsi 80% dari jumlah penduduk untuk
kosumsi unit Sambungan Rumah (SR) dan 20% dari jumlah penduduk untuk konsumsi
unit Hidran Umum (HU).
Untuk proyeksi kebutuhan air non-domestik dilakukan dengan mengacu pada
proyeksi jumlah fasilitas non-domestik dan standar kebutuhan air non-domestik sesuai
standar kebutuhan air minum, dengan pemakaian air diasumsikan 25% dari kebutuhan air
penduduk domestik.
9 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Metode Penelitian
Metode penelitian pada sistem uprating WTP Dekeng I PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor yaitu dengan observasi langsung (data primer) dan tidak langsung (data sekunder).
Metode pelaksanaan proses evaluasi sistem kinerja unit instalasi dan sistem uprating
dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi tahapan persiapan, pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, tinjauan kondisi eksisting, evaluasi kinerja unit dan sistem
uprating, serta kesimpulan dan saran.
a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini meliputi:
• Dimensi unit pengolahan
• Desain dan dimensi sistem uprating
• Gambar layout WTP dan unit pengolahan
• Kegiatan operasional di lapangan
• Sampling sumber air baku dan air produksi dari instalasi pengolahan dan pengujian
kualitas
• Hasil wawancara langsung dengan pelaksana/petugas lapangan terkait
b. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini meliputi:
• Data gambaran umum kota Bogor
• Data kependudukan dan jumlah fasilitas di kecamatan yang termasuk ke dalam
wilayah pelayanan WTP Dekeng I
• Data cakupan pelayanan, jumlah pelanggan air bersih, dan rata-rata kebutuhan air
minum penduduk.
• Peta-peta area lokasi wilayah pelayanan air minum
• Gambar teknis instalasi yang mencakup dimensi unit-unit pengolahan eksisting.
• Kualitas air baku dan air produksi ditinjau dari parameter fisika-kimia-biologi
• Data kuantitas jumlah kebutuhan air meliputi debit air baku, debit kapasitas produksi,
dan debit pengolahan
1. Metode Pengujian Kualitas Air
Pengujian kualitas air air baku dan air produksi dilakukan di Laboratorium PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor. Tahapan yang dilakukan meliputi persiapan alat, pengambilan
sampel, uji parameter kualitas air yang kemudian dibandingkan dengan baku mutu. Untuk
10 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
sampel air produksi, hasil pengujian akan dibandingkan terlebih dahulu dengan data
sekunder kualitas air sebelum sistem uprating untuk mengetahui ada atau tidaknya
penurunan kualitas air produksi.
2. Metode Perhitungan Dimensi Unit
Dimensi unit instalasi pengolahan dan bangunan uprating diperoleh dari data teknis
Perwastek PDAM Tirta Pakuan Bogor. Tahapan-tahapan perhitungan dimensi unit yang
dilakukan dengan data sekunder dimensi unit, yang kemudian dihitung kesesuaiannya
terhadap kinerja pengolahan kapasitas olahan 1000 L/dt dan 1400 L/dt. Dari hasil
perhitungan, selanjutnya akan diketahui apakah diperlukan penambahan unit dan
perubahan dimensi dari unit eksisting, sehingga dapat diperoleh perhitungan parameter
aliran ideal dan kinerja unit yang optimal.
3. Metode Proyeksi Penduduk dan Jumlah Kebutuhan Air
Data kebutuhan air pelanggan dan jumlah penduduk wilayah cakupan diperoleh dari
Perwastek PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Setelah diperoleh jumlah penduduk dan
kebutuhan airnya, selanjutnya dapat diproyeksikan untuk memperoleh kebutuhan air
sampai dengan tahun 2025 yang akan dilihat kesesuaiannya dengan debit produksi
eksisting. Hasil proyeksi kebutuhan air minum dibandingkan dengan Rencana
Pengembangan dan Optimalisasi PDAM Kota Bogor tahun 2025 dan dianalisis apakah
mampu memenuhi proyeksi kebutuhan air penduduk. Output dari perhitungan yaitu
optimal atau tidaknya debit perencanaan terhadap unit eksisting, yang akan dibahas pada
kesimpulan dan saran.
Hasil Penelitian
1. Proyeksi Penduduk
Hasil proyeksi penduduk dari perhitungan metode atitmatik diperoleh jumlah
penduduk tahun 2025 sejumlah 765.018 jiwa, metode geometric 750.003 jiwa, dan
metode regresi linier 738.663 jiwa. Ketiga metode teersebut akan dipilih berdasarkan nilai
standar deviasi. Besar standar deviasi (SD) terkecil menyatakan bahwa proyeksi tersebut
merupakan paling sesuai karena nilai penyimpangannya paling kecil. Dari hasil
perhitungan diperoleh SD dari metode geometrik memiliki nilai terkecil yaitu 25.517
11 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
sehingga hasil proyeksi metode ini dipilih sebagai proyeksi penduduk yang
menggambarkan perkiraan pertumbuhan penduduk di zona 4 Kota Bogor.
Sedangkan berdasarkan data kependudukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor,
rata-rata laju pertumbuhan penduduk zona 4 pertahun dari tahun 2015 – 2025
diproyeksikan sebesar 2,38% untuk setiap tahunnya, sehingga diperoleh jumlah penduduk
tahun 2025 yaitu 805.413 jiwa.
2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Proyeksi Kebutuhan Air Minum Domestik dan Non Domestik Zona 4 dihitung
berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penduduk metode geometrik tahun 2015 sampai
dengan 2025, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,04% tiap tahunnya. Asumsi
konsumsi air rata-rata yang digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan air (L/det)
yaitu sebesar 120 L/orang/hari. Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan air domestik
SR yaitu sebesar 833,33 L/s, air domestik HU sebesar 251,10, dan non domestik sebesar
260,42 L/s.
Adapun hasil perhitungan berdasarkan proyeksi penduduk PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor dan tingkat cakupan pelayanan pada akhir tahun 2025 yang dihitung
mencapai 99,80% terhadap total penduduk Kota Bogor. Maka diperoleh hasil perhitungan
kebutuhan air domestik SR yaitu sebesar 1116,39 L/s, air domestik HU sebesar 22,00, dan
non domestik sebesar 279.66 L/s.
3. Perubahan Kualitas Air
Analisis parameter air diambil berdasarkan data selama 4 tahun yang diasumsikan
dapat merepresentasikan rata-rata fluktuasi konsentrasinya, yaitu tahun 2005 sebelum
sistem uprating dan tahun sesudah sistem uprating yaitu 2005, 2008, 2012, 2013, 2014,
dan 2015.
12 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Gambar 1. Grafik Konsentrasi Parameter Air Produksi 2005
Gambar 2. Grafik Konsentrasi Parameter Air Produksi 2015
Analisis trend perubahan kualitas juga dilakukan pada fluktuasi perubahan kualitas
air produksi WTP Dekeng I yang ditinjau pada tahun 2012 hingga tahun 2015. Dengan
memahami trend perubahan kualitas air, maka pelaksana instalasi dapat mengambil
langkah antisipasi terhadap perubahan kualitas air produksi secara berkala. Parameter
kualitas air yang ditinjau, yaitu atas pertimbangan pengaruhnya yang cukup besar
terhadap instalasi pengolahan, serta tingkat signifikansi parameter diantara parameter
kualitas air lainnya, yang meliputi warna, kekeruhan, TDS, kesadahan, nitrat, dan sulfat.
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Konsen
trasi
Bulan ke-‐
Konsentrasi Parameter Air Produksi 2005
Kekeruhan (NTU) Warna (Pt-‐Co)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Konsen
trasi
Bulan ke-‐
Konsentrasi Parameter Air Produksi 2015
Kekeruhan (NTU) Warna (Pt-‐Co)
13 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Gambar 3. Fluktuasi Parameter Kekeruhan WTP Dekeng I
4. Evaluasi Kinerja Unit dan Instalasi Pengolahan 1. Intake/Bangunan Sadap
Tabel 2. Hasil Analisis Unit Intake
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran
(1400 L/s) Analisis
1 Jarak antar batang saringan kasar 100 mm Y 100 mm Y 2 Jarak antar batang saringan halus 20 mm T 20 mm T 3 td dalam sumur pengumpul 8,8 menit Y 6,28 menit Y 4 Estimasi Q min masuk ke zona intake 1,182 m3/dt 1,6 m3/dt
2. Unit Transmisi Air Baku
Tabel 3. Hasil Analisis Unit Transmisi Air Baku
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran
(1400 L/s) Analisis
1 Kecepatan aliran dalam pipa 1,273 m/s Y 2,036 m/s Y
3. Unit Koagulasi
Tabel 4. Hasil Analisis Unit Koagulasi
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran
(1400 L/s) Analisis
1 Waktu tinggal (td) 18,75 dt Y 13,39 dt Y 2 Gradien hidrolik (G) 765,43 dt
-1 Y 905,67 dt
-1 Y
3 Gtd 14351,90 T 12129,57 T 4 Kecepatan aliran di pipa outlet 0,88 m/dt Y 1,24 m/dt T
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Konsen
trasi (NTU
)
Bulan ke-‐
Fluktuasi Parameter Kekeruhan Baku tahun 2012
Baku tahun 2013
Baku tahun 2014
14 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
4. Unit Flokulasi
Tabel 5. Hasil Analisis Unit Flokulasi
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran
(1400 L/s) Analisis
1 Waktu tinggal tiap kompartemen
Y
T
Kompartemen I 196,26 detik 138,78 Kompartemen II 223,19 detik 157,83 Kompartemen III 253,98 detik 179,60
Kompartemen IV 300,16 detik 212,25
Total td 16,22 menit 11,47 menit 2 Gradien hodrolik (G) 32,39 dt-1 Y 38,52 dt-1 Y 3 Kecepatan aliran (v) 0,1 m/dt Y 0,133 m/dt Y
5. Unit Sedimentasi
Tabel 6. Hasil Analisis Unit Sedimentasi
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran (1400
L/s) Analisis
1 Rasio P : L 1,95 T 1,95 T 2 Kedalaman (H) 5,25 T 5,25 T 3 Tinggi jagaan (Hf) 55 cm T 55 cm T 4 Beban permukaan 14,42 m/jam T 20,35 m/jam T 5 Bilangan Reynold (Nre) 29,79 Y 42,19 Y 6 Bilangan Froude (Nfr) 0,047 Y 0,066 Y 7 Waktu tinggal (td) 0,24 jam T 0,16 jam T 8 Kecepatan aliran inlet (vpi) 0,42 m/dt Y 0,59 m/dt T 9 vpi saat satu tidak beroperasi 0,84 m/dt T 1,18 m/dt T
10 Weir loading 18,7 m2/jam T 26,5 m2/jam T 11 Jumlah V-Notch 990 990 12 Head yang melewati v-notch 2,9 cm Y 3,3 cm Y
6. Unit Uprating
Tabel 7. Hasil Analisis Unit Uprating
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran (1400
L/s) Analisis
1 Beban Permukaan (eksisting) 28,7 m/jam Y 2 Area yg dibutuhkan untuk pengendapan 82,6 m2 116,88 m2 3 Lebar bak 6,5 m 6,5 m 4 Panjang bak 12,7 m 17,98 m 5 Jumlah plat settler 224 plat 313 plat 6 Panjang zona pengendapan 9 m 9,3 m 7 Luas permukaan 58,5 m2 61,1 m2
8 Beban permukaan (dimensi perhitungan) 20,3 m/jam T 27,5 m/jam T
9 Kecepatan di plat settler 0,011 m/dt Y 0,0156 m/dt Y
15 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
7. Unit Filtrasi
Tabel 8. Hasil Analisis Unit Filtrasi
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran (1400 L/s) Analisis
1 Kecepatan aliran pipa inlet (vpi) 1,26 m/dt Y 1,78 m/dt Y 2 Lebar (L) 4,5 Y 4,5 Y 3 P : L 9 : 4,5 Y 9 : 4,5 Y 4 Kedalaman (H) 7,85 T 7,85 T 5 to 12 jam Y 12 jam Y 6 Luas area (As) 40,5 m2 Y 40,5 m2 Y 7 Kecepatan penyaringan (vf) 266,67 m
3/m
2.hari Y 373,33 m
3/m
2.hari Y
8 vf saat dua filter sedang di backwash 254,1 m3/m
2.hari Y 426,67 m
3/m
2.hari Y
9 Kedalaman media filter (Lf) 0,8 m T 0,8 m T 10 Kedalaman media penyangga (Lp) 0,5 m Y 0,5 m Y 11 Headloss (hL) 0,0307 m 0,0307 m
8. Unit Desinfeksi
Tabel 9. Hasil Analisis Unit Desinfeksi
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran (1400
L/s) Analisis
1 C 1,1 mg/lt Y 1,1 mg/lt Y 2 Cs min 0,11 mg/lt Y 0,11 mg/lt Y 3 Cs rata-rata 0,515 mg/lt Y 0,515 mg/lt Y 4 Cs maks 0,92 mg/lt Y 0,92 mg/lt Y 5 pH min 6,6 Y 6,6 Y 6 pH rata-rata 6,91 Y 6,91 Y 7 pH maks 7,23 Y 7,23 Y 8 W klor 385,8 kg/bulan 53,35 kg/bulan 9 T10 76,9 menit Y 58,82 menit Y
10 T10 saat satu komp. tidak beroperasi 38,5 menit Y 29,41 menit Y 11 Jumlah V-Notch 990 1,1 mg/lt Y 12 Head yang melewati v-notch 2,9 cm Y 0,11 mg/lt Y
9. Unit Reservoar
Tabel 10. Hasil Analisis Unit Reservoar
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran (1400
L/s) Analisis
1 Jumlah kompartemen 2 Y 2 Y 2 Kedalaman (H) 5 meter Y 5 meter Y 3 Tinggi jagaan (Hj) 5 cm Y 5 cm Y 4 Volume reservoar 12000 m3 12000 m3 5 Vol. operasional 600 m3 600 m3 6 Vol. balance 1277,1 m3 16970 m3 7 Vol. efektif 13077,1 m3 17540,2 m3 8 Vol. aktual 13077,1 m3 T 17540,2 m3 T 9 Waktu tinggal (td) 2,56 jam Y 1,96 jam Y
16 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
No. Keterangan Ukuran (1000 L/s) Analisis Ukuran (1400
L/s) Analisis
10 %Q 10,68% T 8,16% T 11 td saat salah satu tidak operasi 1,28 jam Y 0,98 jam T 12 %Q saat salah satu tidak operasi 5,34% T 4,1% T
Pembahasan
1. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Total kebutuhan air minum yang diproyeksikan sampai dengan tahun 2025
(domestik dan non domestik) berdasarkan perhitungan penulis adalah sebesar 1344,86
L/dt, sedangkan berdasarkan data PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yaitu sebesar 1398,29
L/dt. Kedua hasil proyeksi tersebut tidak jauh berbeda sehingga total kapasitas produksi
yang akan ditingkatkan pada WTP Dekeng I tahun 2025 dibulatkan menjadi 1400 L/dt.
Selain itu, berdasarkan rencana pengembangan dan optimalisasi PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor, akan direncanakan pula peningkatan debit sebesar 400 L/dt pada
tahun 2025. Peningkatan debit tersebut direncanakan dengan memanfaatkan sistem
uprating pada unit sedimentasi eksisting, serta diiringi dengan peningkatan debit oleh
WTP Dekeng II yang pada tahun tersebut telah mengoperasikan sistem uprating pada
instalasi nya.
2. Perubahan Kuallitas Air
Fluktuasi perbedaan kualitas air produksi sebelum dan sesudah diterapkan sistem
uprating yang tidak jauh berbeda menunjukkan bahwa kinerja sistem uprating dalam
meningkatkan kapasitas dapat dengan cukup baik menjaga kualitas airnya. Namun
berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas air produksi setelah
diterapkan sistem uprating cenderung lebih rendah dibandingkan kualitas air produksi
sebelum uprating, walaupun keduanya masih memenuhi standar baku mutu. Hal ini masih
ditoleransi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan tidak muncul keluhan dari penduduk
zona pelayanan WTP Dekeng I.
Dari grafik kekeruhan dapat dilihat dilihat konsentrasi parameter kekeruhan air baku
setiap tahunnya cukup fluktuatif. Kekeruhan tertinggi yaitu berada pada bulan Maret 2012
yang mencapai 86,04 NTU, dan pada bulan Feruari 2014 yaitu 85,55 NTU. Sedangkan
untuk tahun dengan rata-rata kekeruhan tertinggi ialah tahun 2013 dengan rata-rata
kekeruhan mencapai 41 NTU. Adapun untuk parameter kekeruhan air produksi tertinggi
yaitu pada tahun 2015 dengan rata-rata kekeruhan 0,85 NTU. Namun secara keseluruhan,
17 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
air produksi WTP Dekeng I berada cukup jauh di bawah batas maksimum kekeruhan
untuk air minum, yaitu 5 NTU.
Secara keseluruhan, dalam meningkatkan kualitas air produksi diketahui bahwa
sistem uprating yang ada saat ini belum cukup efektif dalam memperbaiki kualitas air,
namun tetap mampu menghasilkan kualitas air produksi yang baik dan memenuhi standar
kualitas.
3. Evaluasi Kinerja Unit dan Instalasi Pengolahan
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, untuk memenuhi kebutuhan penduduk
zona 4 tahun 2025 dengan peningkatan kapasitas debit 1400 L/dt, masih terdapat beberapa
unit instalasi yang menghasilkan aliran tidak ideal. Unit-unit tersebut diantaranya
sedimentasi dan reservoar. Hal ini disebabkan dimensi unit yang terlalu kecil sehingga
pengolahan air tidak dapat dilakukan secara optimal. Sistem uprating yang diterapkan
pada unit sedimentasi eksisting dikategorikan cukup efektif dalam meningkatkan
kapasitas air produksi dengan kualitas air yang baik. Namun untuk menyesuaikan
peningkatan debit sebesar 1400 L/dt, diperlukan adanya modifikasi berupa penambahan
jumlah plat settler menjadi 313 plat dari awalnya berjumlah 224 plat.
Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis data kependudukan, laju pertumbuhan penduduk wilayah layanan
zona 4 mengikuti pola pertumbuhan geometrik dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,04
% per tahun. Hasil proyeksi penduduk yang menjadi acuan juga berdasarkan data
perhitungan Pengembangan dan Optimalisasi PDAM Tirta Pakuan Bogor wilayah zona 4
pada tahun 2025, yaitu sejumlah 805,413 jiwa penduduk. Sementara untuk total
kebutuhan air minum yang diproyeksikan sampai dengan tahun 2025 (domestik dan non
domestik) berdasarkan perhitungan penulis adalah sebesar 1344,86 L/dt, sedangkan
berdasarkan data PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yaitu sebesar 1398,29 L/dt. Kedua
hasil proyeksi tersebut tidak jauh berbeda sehingga total kapasitas produksi yang akan
ditingkatkan pada WTP Dekeng I tahun 2025 dibulatkan menjadi 1400 L/dt.
2. Efektifitas kinerja sistem uprating
a) Efektifitas kinerja sistem uprating apabila ditinjau dari segi kualitas secara
keseluruhan, parameter kualitas air produksi WTP Dekeng I baik sebelum maupun
setelah sistem uprating memiliki fluktuasi yang cukup konstan, serta tergolong dalam
18 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
kualitas air yang baik karena memenuhi standar baku mutu air minum yang
ditetapkan. Dari perhitungan efektifitas removal diketahui persentase Efektifitas
Removal instalasi dalam mengolah air produksi pada tahun sebelum uprating (2005)
yaitu sebesar 55,08% dan tahun setelah uprating (2008–2015) sebesar 27,41%.
Analisis juga dilakukan terhadap trend perubahan air terhadap fluktuasi perubahan
kualitas air baku dan air produksi WTP Dekeng dari tahun 2012 hingga 2015 terhadap
beberapa parameter meliputi warna, kekeruhan, TDS, kesadahan, nitrat, sulfat.
b) Efektifitas sistem uprating ditinjau dari kapasitas debit yang dihasilkan yaitu unit yang
ada dianggap cukup baik dalam meningkatkan kapasitas menjadi 1000 L/dt dari
kapasitas awalnya 400 L/dt untuk memenuhi kebutuhan air penduduk zona 4. Hasil
evaluasi terhadap sistem uprating dan unit-unit pengolahan pada WTP Dekeng I
dalam mengolah debit 1000 L/dt masih ditemukan unit-unit yang menghasilkan aliran
tidak memenuhi kriteria desain. Unit-unit tersebut diantaranya unit sedimentasi dan
reservoar.
3. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, untuk memenuhi kebutuhan penduduk zona 4
tahun 2025 dengan peningkatan kapasitas debit 1400 L/dt, unit instalasi pengolahan WTP
Dekeng I masih dikategorikan mampu bekerja dengan cukup optimal, meskipun beberapa
unit perlu memperbesar dimensinya seperti unit sedimentasi, dan reservoar. Sistem
uprating yang diterapkan pada unit sedimentasi juga dikategorikan cukup efektif dalam
meningkatkan kapasitas air produksi dengan kualitas air yang baik. Namun untuk
menyesuaikan peningkatan debit sebesar 1400 L/dt, diperlukan adanya modifikasi berupa
penambahan jumlah plat settler menjadi 313 plat dari awalnya berjumlah 224 plat.
4. Dari hasil pnelitian secara keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa debit perencanaan
Pengembangan dan Optimalisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2025
dikategorikan cukup tinggi apabila diseimbangkan dengan unit instalasi yang ada. Sistem
uprating dan unit instalasi akan bekerja dengan optimal apabila dilakukan perbesaran
dimensi dan perbaikan pada unit-unit yang tidak menghasilkan aliran air ideal.
Saran
Untuk dapat mengolah peningkatan kapasitas debit yang direncanakan guna memenuhi
kebutuhan penduduk zona 4 tahun 2025, berikut ini beberapa saran yang diajukan untuk WTP
Dekeng I PDAM Tirta Pakuan Bogor:
19 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
1) Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap unit instalasi maupun system uprating dan
penambahan dimensi seperti yang disarankan pada hasil evaluasi masing-masing unit
2) Melakukan pengujian lapangan untuk melihat kinerja pengolahan dengan debit
perencanaan tahun 2025. Dengan pengujian lapangan, maka hasil dari perhitungan teoritis
dapat dibutikan kesesuaiannya secara langsung
3) Mengatur kembali jadwal pengurasan untuk unit-unit seperti filtrasi dan reservoar supaya
menghindari aliran yang terlalu besar apabila salah satu unit tidak beroperasi
4) Untuk menjaga kondisi pengolahan air, operator-operator di Sub bagian pengolahan
sebaiknya melakukan controlling secara rutin terutama apabila terjadi overflow
5) Mempercepat proses perbaikan dan pengadaan motorizer agar proses pengolahan air tidak
terganggu sehingga kualitas air bersih tetap terjaga.
Daftar Referensi
Alaerts, G., S.S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya. American Public Health Association (APHA), American Water Works Association
(AWWA), and Water Environment Federation (WEF). 1998. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 20th Edition. United Book Press, Inc., Baltimore, Maryland.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2013.Data Kependudukan Kota Bogor. Bogor Clair N. Sawyer, Perry L. McCarty. 1978. Chemistry for Environmental Engineering (4th
ed.). McGraw-Hill. New York. Cole, G. A. 1988. Textbook of Limnologi. Third Edition. Waverland Press Inc, New York
ISA Davis, M. L. dan Cornwell, D. A. 1991. Introduction to Environmental Engineering.
Second Edition. Mc-Graw-Hill, Inc. New York. Degremont.1979. Water Treatment Plant Handbook sixth edition. France: Lavoisier
Publishing. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Instalasi
Pengolahan Air Limbah. Direktorat Jenderal Cipta Karya Pekerjaan Umum, Jakarta.
Droste RL, 1997. Theory And Practice Of Water And Wastewater Treatment. John Wiley & Sons, Inc. New York USA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius, Yogyakarta. Gordon, M. Fair. 1968. Water and Waste Water Engineering. New York: John Wiley and
Sons Inc. Haslam, S. 1990. River Pollution: An Ecological Perspective. London: Bellhaven Press. Jenie.L.S. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kristanto.P. 2002. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius
20 Evaluasi Sistem …, Astrid Astari, FT UI, 2016
Joni Hermanto, Winardi Yusuf, Dian Rahayu Jati. 2010. Evaluasi dan Optimalisasi Pengolahan Air Minum (IPA I) Sungai Sengkuang PDAM Tirta Pancur Aji Kota Sanggau. Jurnal Mahasiswa Teknik Lingkungan UNTAN Vol 1, No 1
JWWA. 1978. Design Criteria For Waterworks Facilities, 4th Edition, Japan Water Works Association, Kogusuri Printing Co., Ltd., Tokyo.
Kawamura, S. 1991. Integrated Design of Water Treatment Facilities, John Wiley & Sons, New York.
Lenore S. Clescerl, Arnold E. Greenberg, Andrew D. Eaton. 1999. Standard Methods for Examination of Water & Wastewater (20th ed.). American Public Health Association. Washington, DC.
Linsley, R.K, et al, 1995, Teknik Sumber Daya Air Jilid 2, Erlangga, Jakarta Mc Ghee, Terence, J. 1991. Water Supply and sewerage. Singapore: McGraw-Hill. Inc McNeely, R. N., et al. 1979. Water Quality Source Book, A Guide to Water Quality
Parameter, Inland Waters Directorate Water Quality Branch. Ottawa, Canada. Montgomery, J. M., 1985. Water Treatment Principles and Design, John Wiley & Sons,
Inc., New York. Moore, J. W. 1991. Inorganic Contaminants of Surface Waters, Research and Monitoring
Priorities. Springer-Verlag, New York. Palar. H., 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka cipta. Jakarta. p. 78-
86 PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (2015). Review Coorporate Plan PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor 2013 – 2017. PDAM Kota Bogor. PDAM Tirta Pakuan Bogor (2015). Dari: http://pdamkotabogor.go.id/ (Diakses tanggal 10
Desember 2015) Peavy, Howard S et.al. 1985. Environmental Engineering. McGraw-Hill. Singapura. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Dari: http://pppl.depkes.go.id/ (Diakses tanggal 10 Desember 2015)
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dari: http://sda.jatimprov.go.id/ (Diakses tanggal 10 Desember 2015)
Pemerintah Kota Bogor. 2015. Profil Kota Bogor. Dari: http://kotabogor.go.id/ (Diakses tanggal 3 Januari 2016)
Putu Rasindra Dini, Hari Wiko Indrarjanto. 2010. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi DAM Gresik Unit 4 (100 Liter/Detik). Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya
Rump, H. H., and H. Krist. 1992. Laboratory Manual for the Examination of Water, Waste and Soil. VCH Publisher and Weinheim, N.Y.
Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dalam Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Hingga Tahun 2020. Depok: Skripsi Syed R. Qasim, Edward M. Motley, Guang Zhu. 2000. Water Works Engineering:
Planning, Design, and Operation. Upper Saddle River, NJ : Prentice Hall PTR. Tom D. Reynolds, Paul A. Richards. PWS Publishing Company, 1996. Unit Operations
and Processes in Environmental Engineering. PWS Publishing Company.
Top Related