EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
GENERASI MUDA DHU’AFA
DI LEMBAGA RUMAH GEMILANG INDONESIA
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH
GELAR SARJANA KOMUNIKASI ISLAM ( S. KOM. I)
Oleh
Maya Indah Jumanten
1110054000004
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M / 1436H
EVALUASI PROGRAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI GENERASI MUDA DHU'AFA
DI LEMBAGA RUMAH GEMILANG INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom. t)
Oleh
MAYA INI}AH JT]MANTENNrM 11100540fi!004
Pembimnbing
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAII KOMTJhIIKASI
TIMVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IIIDAYATT]LLAI{
JAKARTA
2015 M I 1436H
t\{IP. 19600720 199103 I 001
LEMBAR PERIYYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu ( S-1 ) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah J akarta
semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam Negeri syarif
Hidayatullah Jakarta
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di universitas Islam Negcri Syarif Hidayatullah Jakarta
l.
2.
J.
PENGESAHAN PANTTH UJIAN SKRIPSI
skripsi yang berjudul EVALUASI PR0GRAM PEMBERDAYAAI{ GEN-ERASI
MT]DA DHU'AFA DI LEMBAGA RUMAH GEMILAI\G II\DONESIA, tEIAh
diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta l1 Juni 2015. Skripsi ini telah di
terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana ( Sl ) pada Jurusan
Pengembangan masyarakat Islam.
Jakart+ llJuni2015
Sidang Munaqosyah
tvt. Hudri. MANIP:19720606 199803 1 003
Penguji I
Pembimbing
)Afu,],___/ \ l_
Ketua Sidang
97i0s20
Prof. Dr. H. Svamsir Salam. MSNIP: 19450720 197803 I 002
Muhtsdi. M. Si
NIP: 19600720 199103 | 001
PENGESAHAN PAI\TITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul EVALUAST PROGRAM PEMBERDAYAAN GEI\ERASI
MUDA DHU'AFA Dr LEMBAGA RUMAH GEMILANG rt{DoNEsIA, telah
diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta l l Juni 2015. Skripsi ini telah di
terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana ( Sl ) pada Jurusan
Pengembangan masyarakat Islam.
Jakart+ l1 Juni 2015
Sidang Munaqosyah
M. Hudri. MANIP:19720606 199803 I 003
Penguji I
Prof. Dr. H. Svamsir Salam. MSNIP: 19450720 197803 I 002
Pembimbing
Ketua Sidang
t97i0520 1999$ 2A02
Muhtsdi. M. Si
Prof. Dr. Asen Usmanllsmail. M.NIP: 19600720 199103 | 00t
ABSTRAK
Maya Indah Jumanten
“Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Generasi Muda Dhu’afa di
Lembaga Rumah Gemilang Indonesia”.
Generasi muda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini
maupun masa yang akan datang. Terutama dalam memberdayakan generasi muda
dhu’afa, hal penting yang harus dilakukan dalam pemberdayaan generasi muda
dhua’afa adalah dibutuhkannya strategi dalam mewujudkan pemuda Indonesia yang
berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak
mulia. Lembaga Rumah Gemilang Indonesia merupakan salah satu pelaksana dalam
memberikan pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan. Karena pelatihan
keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan berguna untuk memberikan pengetahuan
untuk peserta dalam mengetahui tekhnologi modern yang saat ini sedang banyak
dipelajari oleh masyarakat dan memiliki jaminan di masa yang akan datang. Namun,
lembaga masih membatasi peserta yang ingin mengikuti diklat. Pada realitanya dari
tahun ketahun generasi muda dhu’afa semakin bertambah.
Untuk itu penulis mengangkat penelitian tentang Evaluasi Program
Pemberdayaan Generasi Muda Dhu’afa di Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
Sawangan Depok. Dengan maksud untuk mengetahui program pelatihan yaitu
perencanaan dan pelaksanaan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan
yang mengarah kepada dampak yang terjadi setelah lulus dari lembaga. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa wawancara dan dokumentasi seperti data-data atau laporan
tertulis.
Hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa lembaga Rumah Gemilang
Indonesia telah mencapai tujuannya dalam program pemberdayaan ekonomi melalui
pelatihan keterampilan yang diperuntukkan bagi generasi muda dhu;afa, hal ini
terlihat dari kemampuan dan perubahan yang signifikan dalam diri alumni peserta,
dan diperkuat dengan pernyataan staf yang bersangkutan, dimana mereka menyatakan
bahwa banyak dari peserta yang telah lulus dari lembaga ini telah bekerja dan
membuka usaha sendiri.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumWr.Wb
Segala puja dan puji senantiasa peneliti panjatkan atas segala karunia Allah
SWT, yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan penuh cinta dan kasih serta
mengajarkan manusia untuk mencintai sesama manusia hanya karena Allah semata.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, dan para sahabatnya serta para umatnya yang Insya
Allah hingga kini terus mencintainya.
Skripsi dengan judul “Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Generasi
Muda Dhu’afa di Rumah Gemilang Indonesia”. Merupakan salah satu wujud upaya
peneliti dalam menjelaskan perubahan yang dialami oleh peserta (alumni) pelatihan
Teknik Komputer dan Jaringan kepada para pembaca yang telah peneliti selesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari sempurna, hal
tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu segala
kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh merupakan suatu yang
sangat berharga dan membantu peneliti dalam membuat skripsi ini. Karenanya, sudah
sepantasnya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang tuaku, H. Rachmat Widjaya dan Hj. Ratu Jumanah yang selalu
mendo’akan, mendukung, memberikan saran-saran dalam penulisan, memantau
perkembangan skripsi yang menjadi motivasi bagi penulis.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Wati Nilamsari, M. Si. Selaku kepala Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
yang selalu memberikan dukungan untuk menyusun skripsi.
4. M. Hudri, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang
telah memberikan nasihat-nasihat dan saran-saran positif kepada penulis.
5. Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk menjadi lebih baik dan
selalu memberikan waktu, tenaga serta ilmu yang diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Kakak-kakakku Teh Nisma, Aa Ogi, Teh Sindi dan Adik-adikku Dea Sari dan
Alya Ratnasari yang selalu mendoakan agar skripsinya dilancarkan proses dan
sidangnya.
7. Staff-staff Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (RGI) yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
8. Alumni angkatan 11 kelas Teknik Komputer dan Jaringan di Lembaga RGI yang
sudah meluangkan waktunya.
9. Kepada teman-teman Keluarga Alumni Mathla’ul Anwar Pusat angkatan 2006
yang selalu memberikan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Kepada teman-teman di PMI angkatan 2010; Nurul, Nci, Echa, Zil, Mia, Vivih,
Yusi, Salamah, Nisa, Nunung, Desia, Ika, Lilis, Tifla, Irfan, Taufik, Arya, Heri,
Iqbal, Nisa, Ujang, Wawan, Ade, Adit, Fikri, Viqih.
Semoga kalian semua yang memberi dukungan, motivasi dan semangat akan
mendapatkan pahala yang berlimpah dan balasan dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang Pengembangan Masyarakat
Islam.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Jakarta, 11 Juni 2015
Maya Indah Jumanten
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………................. ..... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ..... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ..... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………............ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah……………………………..... 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………....... 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………..... 6
E. Metodologi Penelitian……………………………………........ 7
F. Tinjauan Pustaka…………………………………………........ 13
G. Sistematika Penulisan……………………………………........ 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program……………………………….... 16
2. Model-model Evaluasi Program…………………................... 18
3. Cakupan Evaluasi Program……………………………........... 20
4. Hasil Evaluasi Program…………………………………......... 21
B. PemberdayaanEkonomi
1. Pengertian Pemberdayaan…………………………................ 22
2. Tujuan Pemberdayaan…………………………….................. 24
3. Proses Pemberdayaan………………………………............... 25
4. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi…………………............. 26
5. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan…………………......... 27
C. Generasi Muda Dhu’afa
1. Pengertian Generasi Muda…………………………………... 28
2. Pengertian Dhu’afa dan Ruang Lingkup Dhu’afa………….... 30
BAB III PROFIL YAYASAN RUMAH GEMILANG INDONESIA
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Rumah Gemilang
Indonesia………………………………………………................ 32
B. Visi, Misidan, TujuanYayasan Rumah Gemilang Indonesia…...... 34
C. Program-program Yayasan Rumah Gemilang Indonesia Dalam
Pemberdayaan Generasi Muda Dhu’afa……………………….. ........ 34
1. Jenis-jenis Program……………………....................….......... 34
2. Kemitraan…………………………………………………..... 35
3. PenerimaManfaat…………………………………………...... 36
4. Hasil Program……………………………………………....... 37
5. Sarana dan Prasarana Program Pemberdayaan……………..... 39
D. Gambaran Umum Pelatihan Teknik Komputer dan jaringan……... 43
BAB IV EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ) ANGKATAN 11
A. Analisa Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Pelatihan
Keterampilan Terhadap Perubahan Yang Terjadi Dalam Diri
Generas Muda Dhu’afa................................................................... 50
B. Analisa Kriteria Keberhasilan Program Pemberdayaan Melalui
Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan...................................... 56
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………....... 64
B. Saran …………………………………………………………..... 66
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 67
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Generasi muda merupakan bagian dari suatu masyarakat yang paling
produktif. Namun sayangnya, potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh
rata – rata kaum muda itu tidak termanfaatkan secara optimal disebabkan
kurangnya arahan dan motivasi. Banyak dari mereka terjebak pada masalah
pengangguran yang disebabkan minimnya lapangan pekerjaan dan ketidak-
mampuan untuk menciptakan pekerjaan. Bertambahlah deret pengangguran
yang merupakan salah satu faktor peningkatan angka kriminal. Dimana
pengangguran yang ada saat ini di dominasi oleh kaum muda/remaja. Lebih
ironisnya, diantaranya adalah lulusan perguruan tinggi. Keadaaan ini
sungguh ironis mengingat remaja adalah generasi harapan bangsa yang
kelak masa depan bangsa ada di tangan mereka. Ketika angka pengangguran
yang meningkat dikaitkan dengan jumlah angkatan kerja yang menganggur
maka perlu dicari akar permasalahan tersebut.
Salah satu akar permasalahannya adalah kurangnya ketrampilan
hidup (life skill ) yang dimiliki seorang remaja dalam hal mendayagunakan
dirinya ( berwirausaha ) dan paragdima berpikir generasi muda yang lebih
ingin menjadi pegawai sementara ketersediaan lapangan kerja di sektor
formal sangatlah terbatas. Padahal, kemampuan dan kreativitas generasi
muda sebenarnya sangat tinggi. Keterampilan berwirausaha merupakan hal
penting yang memang harus dimiliki oleh setiap generasi muda khususnya
2
dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Hal inilah yang mengharuskan
remaja memiliki bakat khusus dalam bidang-bidang tertentu. Dengan bakat,
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.
Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan,
pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Bakat Teknik Komputer dan
Jaringan ini adalah termasuk bakat khusus dalam bidang kreatif produktif
yaitu, bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru.1
Adapun perbedaan usia antara remaja dan pemuda. Remaja didefinisikan
sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Sedangkan pemuda didefinisikan sebagai masa
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan orang tua dan cita-cita
merupakan orientasi masa depan. Menurut Hurlock, usia remaja adalah 12-18
tahun dan masa remaja akhir atau sudah disebut sebagai pemuda adalah usia
18-21 tahun.2
Di Lembaga Rumah Gemilang Indonesia ini membuka bagi masyarakat
terutama pemuda yang putus sekolah. Pemuda atau remaja merupakan ujung
tombak perjalanan kehidupan dalam sebuah negara atau bangsa. Oleh karna itu,
sesuatu yang terjadi terhadap pemuda dan remaja cukup menarik perhatian
semua kalangan, baik akademisi, politisi, kaum agamawan maupun pemuda
dan remaja itu sendiri. Kehidupan pemuda dan remaja serta perubahan sosial
yang terjadi terhadap mereka juga menarik minat kaum peneliti untuk
menumpahkan pikirannya terhadap hal tersebut.
1 Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2010), h. 78. 2Haryanto, Pengertian Remaja Menurut Para Ahli, diakses dari
Belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/ pada Selasa, 17 Februari 2015 pukul 18.46
3
Sebenarnya tidak ada perbedaan antara pemuda dan remaja. Cuma kalau
lebih diperhatikan kedua nama atau istilah tersebut beda penempatan dalam
kondisi dan peran sosial. Pemuda lebih ditempatkan dalam hal politik dan
sosial, sedangkan remaja ditempatkan dalam hal budaya populer dan gaya
hidup. Istilah pemuda selalu dikaitkan dengan hal yang berbau perubahan
sosial, politik seperti reformasi, walau yang terakhir ini disusupi oleh elemen
lain yaitu mahasiswa, tetapi mahasiswa juga sub-elemen dari pemuda. Pemuda
merupakan ujung tombak dalam hal tersebut, tanpa keterlibatan pemuda
mustahil hal seperti itu dapat berjalan.3
Dalam mengembangkan potensi di usia produktif ini, bisa dikembangkan
melalui pendidikan diklat. Pengembangan ini bisa melalui pendidikan non-
formal. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar
dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan
ketat. 4
Rumah Gemilang Indonesia adalah lembaga masyarakat yang termasuk
melakukan kegiatan pendidikan non formal dengan cara memberikan pelatihan
keterampilan sesuai dengan kemampuan peserta dan sesuai dengan mengikuti
alur dunia modern saat ini. Sasaran lembaga yang wajib dan sudah menjadi
kriteria adalah generasi muda atau pemuda yang putus sekolah atau tidak bisa
melanjutkan sekolah formal. Usia produktif ini perlu diberi keterampilan
supaya di masa yang akan datang mereka memiliki kompetensi dalam
memasuki dunia kerja.
3 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1994), h. 9 4 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
1992), Cet. Ke 1, h. 79
4
Pemberdayaan generasi muda yang dilakukan di Rumah Gemilang
Indonesia ini dimulai sejak tanggal 1 Juni 2009, dimulai dengan cara
bersosisalisasi dengan masyarakat sekitar. Saat ini bangunan megah dengan
fasilitas pelatihan yang menuju sempurna, sudah dimanfaatkan sebagai training
centre untuk generasi muda yang putus sekolah atau yang tidak mampu
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Rumah Gemilang Indonesia ini memberdayakan generasi muda yang
ingin memiliki kinerja baik dan bisa berguna di masyarakat melalui pelatihan
keterampilan yang dimiliki masing-masing anak muda yang putus sekolah
ataupun yang tidak mampu. Generasi muda dhu‟afa yang menjadi peserta
pelatihan diseleksi dengan tersturktur oleh RGI ini. RGI juga memberikan
sertifikat tanda kelulusan bag peserta yang dinyatakan lulus. Sertifikat
diserahkan saat wisuda. Point penilaian yang dikeluarkan RGI adalah penilaian
teknis dan non teknis.
Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh program
pemberdayaan yang dilakukan Rumah Gemilang Indonesia (RGI), maka
haruslah melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan mengukur
dan menilai hasil keberhasilan dari suatu program atau kegiatan.5
Adapun tujuan dari evaluasi ini antara lain:
1. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat (peserta pelatihan).
2. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.
5 Wayan Nurkacana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional, 1976), h. 85
5
4. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menentukan mana
dimensi program yang berjalan dan mana yang tidak berjalan.6
Penulis akan meneliti tentang evaluasi program pelatihan
keterampilan yang ada di Rumah Gemilang Indonesia. Karena sampai saat
ini masih banyak generasi muda yang tidak bisa memanfaatkan potensi yang
dimiliki. Dan saat ini juga banyak lembaga masyarakat yang membantu para
generasi muda kita ini dalam memberdayakan dirinya.
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik
untuk mengambil judul “Evaluasi Program Pemberdayaan Generasi
Muda Dhu’afa di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Sawangan Depok”
untuk dijadikan bahan penelitian skripsi.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian terarah dan tidak melebar, maka penulis membatasi
penelitian pada evaluasi program pemberdayaan generasi muda melalui
pelatihan keterampilan teknik komputer dan jaringan. Evaluasi ini fokus
kepada evaluasi hasil pada program pemberdayaan generasi muda
dhu‟afa melalui pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan di
Lembaga Rumah Gemilang Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
6 Wirawan, Evaluasi : teori, model, standar, aplikasi, dan profesi, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2011), h. 22
6
1. Bagaimana hasil program pelatihan keterampilan di Lembaga Rumah
Gemilang Indonesia dikatakan menghasilkan perubahan pada generasi
muda dhu‟afa yang sudah menjadi alumni?
2. Bagaimana indikator keberhasilan dari program pelatihan keterampilan
yang diberikan kepada generasi muda dhu‟afa di Lembaga Rumah
Gemilang Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menilai terjadinya hasil perubahan dalam diri
klien setelah mengikuti program pelatihan keterampilan di Lembaga
Rumah Gemilang Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menilai indikator keberhasilan dari program
pelatihan keterampilan yang diberikan kepada generasi muda dhu‟afa di
Lembaga Rumah Gemilang Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang baru
dalam masalah ini, di samping sebagai perbandingan antara teori yang
dapat di bangku kuliah dengan praktik yang terjadi di lapangan yaitu
pada Lembaga Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok.
2. Bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat menjadi bahan
informasi juga bahan acuan bagi penelitian sejenis yang sifatnya lebih
mendalam.
7
3. Bagi Lembaga Rumah Gemilang Indonesia diharapkan menjadi bahan
evaluasi kegiatan dalam mengembangkan pelatihan pemberdayaan
ekonomi generasi muda dhu‟afa.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami
objek penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu
kebenaran atau pengetahuan. Dalam hal ini penulis menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Taylor, penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati.7 Pendekatan
kualitatif penulis pilih, karena dengan pendekatan kualitatif penulis
dapat menyajikan data yang akurat dan menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dengan jelas.
2. Subjek dan Objek
a. Subjek penelitian adalah penyelenggara, pelatih dan alumni
angkatan 11 Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan di Lembaga Rumah Gemilang Indonesia Sawangan
Depok.
b. Objek penelitian ini adalah evaluasi hasil program pelatihan
keterampilan pada generasi muda dhu‟afa di Lembaga Rumah
Gemilang Indonesia Sawangan, Depok.
7 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Risda Karya, 2000)
Cet. Ke-1, h.3
8
3. Model Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan
yang sudah direncanakan telah tercapai. 8 Dengan demikian, evaluasi
ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap
peserta yang mengikuti pelatihan. Sehingga, pertanyaan utama pada
evaluasi ini adalah:
1. Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai
tujuannya?
2. Apakah masyarakat akan menjadi berbeda atau berubah
kehidupannya setelah mengikuti pelatihan keterampilan
tersebut?
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Januari 2015 sampai
dengan April 2015. Adapun tempat penelitian di Lembaga Rumah
Gemilang Indonesia Jl. Pengasinan, RT. 01/06 Sawangan, Depok.
Telepon: 0251- 8616466. Lokasi ini dipilih peneliti berdasarkan
beberapa alasan, yaitu :
a. Lokasi memiliki peranan penting terhadap pengembangan
keterampilan generasi muda dhu‟afa yang mengalami masalah
sosial dan ekonomi.
b. Lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehingga peneliti bisa
mempertimbangkan waktu, biaya dan tenaga.
8 Irawan, DKK, Pengembangan Masyarakat.Hal. 18
9
5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
atau suatu peristiwa dengan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-
fakta yang tampak, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkap fakta
(fact finding), hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran
secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang
sedang diselidiki, akan tetapi untuk mendapatkan manfaat yang lebih
luas biasanya dalam jenis penelitian ini dilakukan juga pemberian
sebagai interpretasi.9
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah
menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, data yang akan
dilakukan dalam penulisan melalui:
a. Wawancara
Teknik Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu dengan cara kontak langsung atau tatap muka untuk usaha
mengumpulkan informasi, percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara, dengan maksud
antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, dan motivasi. Adapun wawancara dibedakan menjadi
dua, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.10
9 Prof. DR. H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1991), h. 31 10
Rahayu Tri Lin, S. Psi dan Ardani Ardi Tristiadi, Observasi Wawancara, (Malang: PT.
Bayu Media, 2004)
10
Dalam penelitian yang dilakukan, teknik wawancara ini
merupakan teknik yang terpenting karena dalam penelitiannya
penulis melakukan wawancara dengan staf dan alumni terkait guna
memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik wawancara yang
digunakan adalah wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah
membuat pertanyaan terlebih dahulu.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dengan
menggunakan seluruh panca indera (melihat, mendengar, dan
merasakan)11
dan pengamat atau peneliti berada di tempat
terjadinya fenomena yang diamati,12
yaitu dengan mengadakan
pengamatan langsung mengenai program pemberdayaan ekonomi
generasi muda dhu‟afa dalam pelatihan teknik komputer dan
jaringan di Rumah Gemilang Indonesia. Guna memperoleh
gambaran dan informasi yang memungkinkan tentang program
pemberdayaan ekonomi generasi muda dhu‟afa di Rumah
Gemilang Indonesia.
c. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari
berbagai bentuk data tertulis (buku-buku, dokumen) yang terdapat
di Rumah Gemilang Indonesia, perpustakaan dan sumber-sumber
tertulis lainnya.
11
Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan,(Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), h.16 12
Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004), h.70
11
7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber data hasil yang diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan peneliti secara langsung di lapangan. Pada saat
menganalisa data hasil observasi penulis mengumpulkan hasil
wawancara yang ada kemudian menyimpulkan, setelah itu menganalisa
kategori-kategori yang nampak pada data tersebut.13
Analisa data
melibatkan upaya mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek dan kejadian.
Kategori dan analisa data diperoleh berdasarkan fenomena yang nampak
pada program pemberdayaan generasi muda dhu‟afa di Yayasan Rumah
Gemilang Indonesia.
8. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.14
Triangulasi dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya untuk mengetahui tingkat kualifikasi staf Yayasan
Rumah Gemilang Indonesia terhadap Program Pemberdayaan
Ekonomi Generasi Muda Dhu‟afa dengan peserta Program.
13
Lexy J Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 247. 14
Ibid., h. 330.
12
b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti
membandingkan jawaban yang diberikan kepada pelatih dan staf
Yayasan Rumah Gemilang Indonesia dengan peserta program
pemberdayaan melalui pelatihan.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang
berkaitan, masalah yang diajukan peneliti memanfaatkan dokumen
atau data sebagai bahan perbandingan.
13
F. Tinjauan Pustaka
Beberapa skripsi yang mempunyai judul yang hampir sama dengan
yang akan penulis teliti. Judul tersebut dalam karya:
1. Evaluasi Program Baitulmaal Wa Tamwil Ar-Riho Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Pisangan Kecamatan
Ciputat Timur oleh Fanny Nur Oktaviani, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, skripsi ini
membahas masalah tujuan-tujuan apa saja yang sudah dicapai dan
pengaruh dengan adanya program simpan pinjam Mudharabah BMT
Ar-Ridho, dan mengetahui hasil jangka panjang apakah yang Nampak
sebagai akibat dari kegiatan Program Simpan Pinjam Mudharabah BMT
Ar Ridho dan masyarakat sekitar Ciputat.
2. Evaluasi Program Keterampilan Menjahit Bagi Anak Tunarungu Di
SLBN (Sekolah Luar Biasa Negeri) 01 Lebak Bulus Jakarta Selatan oleh
Atiyah Sahlayati, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, skripsi ini membahas evaluasi
program memfokuskan pada evaluasi produk atau hasil, penulis ingin
mengetahui manfaat atau hasil apakah yang diperoleh anak Tunarungu
dengan adanya progam keterampilan menjahit di Sekolah Luar Biasa
Negeri 01 Lebak Bulus Jakarta Selatan.
9. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun
kedalam lima bab. Sistematika skripsi ini terdiri dari :
14
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan pertimbangan apa yang mendorong penulis
memilih judul skripsi ini, di mulai dari Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian , Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini penulis mencoba menguraikan kajian teoritis
mengenai teori evaluasi, yang menjelaskan tentang Pengertian
Evaluasi Program, Model Evaluasi Program, Cakupan Evaluasi
Program, Hasil Evaluasi Program, Pengertian Pemberdayaan,
Tahapan Pemberdayaan, Proses Pemberdayaan, Pengertian
Pemberdayaan Ekonomi, Pengertian Generasi Muda, Pengertian
Dhu‟afa dan Ruang Lingkup Dhu‟afa.
BAB III PROFIL YAYASAN RUMAH GEMILANG INDONESIA
Dalam bab ini penulis secara ringkas menguraikan Profil Lokasi
Penelitian yaitu Latar Belakang berdirinya Yayasan Rumah
Gemilang Indonesia, Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Rumah
Gemilang Indonesia, Program-program Yayasan Rumah Gemilang
Indonesia Dalam Pemberdayaan Generasi Muda Dhu‟afa dan,
Gambaran Umum Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan.
15
BAB IV EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ)
Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisa pencapaian tujuan
dalam program pemberdayaan ekonomi generasi muda dhu‟afa
melalui pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan,
analisa pengaruh program pemberdayaan melalui pelatihan
keterampilan terhadap perubahan yang terjadi dalam diri generasi
muda dhu‟afa, dan analisa kriteria keberhasilan dari program
pemberdayaan ekonomi generasi muda dhu‟afa melalui pelatihan
keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan di Rumah Gemilang
Indonesia.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup, disini penulis mencoba membuat suatu
kesimpulan tentang materi yang telah dibahas sebelumnya, selain
itu juga mencoba memberikan saran-saran yang mungkin ada
manfaatnya bagi orang-orang yang bersangkutan.
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah popular adalah
penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai.15
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia kata evaluasi diartikan dengan penilaian.16
Evaluasi
adalah pengidentifikasian keberhasilan atau kegagalan suatu rencana
kegiatan atau program. Secara umum dikenal dua tipe evaluasi, yaitu
evaluasi terus-menerus (on-going evaluation) dan evaluasi akhir (ex-post
evaluation).17
Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan pada interval periode
waktu tertentu, misalnya per tri wulan atau per semester selama proses
implementasi (biasanya pada akhir fase atau tahap suatau rencana). Tipe
kedua dilakukan setelah implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi
biasanya difokuskan pada pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi
berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada
pelaksanaan atau penerapan program.18
Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam
pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-
15
Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya : Arloka,
1994), h. 163 16
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 238 17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung : PT Refika Aditama, 2005),
h. 119 18
Ibid., h. 119
17
sasaran yang dituju sudah dapat tecapai atau belum. Menurut Suharsimi
Arikunto, bahwa evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengukur
tingkat keberhasilan suatu program. Dengan demikian evaluasi dilakukan
untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan program dengan cara
mengukur hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan program tersebut.19
Menurut H.D Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan.20
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program
agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah dapat
tercapai atau belum tercapai. Segala bentuk program apapun baik itu dalam
hal profit maupun non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerial
sangatlah disyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi
pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses pemantauan
(Monitoring) dan evaluasi (Evaluation).21
Penulis menyimpulkan bahwa, evaluasi program adalah proses
penilaian suatu program apakah hasilnya sesuai denga rencana dan tujuan,
dan apakah pelaksanaan program itu efektif dan efisien. Dalam hal ini,
penulis menggunakan teori evaluasi menurut H. D Sudjana yaitu
19
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara. 1998).
Cet. Ke-1, h. 8 20
H.D Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000),
hal. 281 21
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press), Cet. Ke-3
Edisi Revisi, hal. 187
18
mengetahui apakah pelaksanaan program sesuai rencana dan dampak apa
yang terjadi setelah pelasanaan program.
2. Model-model Evaluasi
Sebelum melakukan evaluasi program, terlebih dahulu kita
menentukan model evaluasi yang akan kita gunakan. Model evaluasi
program menurut Steele, mencakup lebih dari 50 jenis yang telah dan
sedang digunakan dalam evaluasi program. Sebagai model berupa
rancangan teoritis yang disusun para pakar, sebagian dikembangkan dari
pengalaman evaluasi dilapangan, dan sebagian lagi berupa konsep,
pedoman, dan petunjuk teknis untuk menyelenggarakan evaluasi program.
Model-model evaluasi program dapat dikelompokkan kedalam enam
kategori yaitu:
1. Model evaluasi terfokus pada pengambilan keputusan
2. Model evaluasi terhadap unsur-unsur program
3. Model evaluasi terhadap jenis / tipe kegiatan program
4. Model evaluasi terhadap proses pelaksanaan program
5. Model evaluasi terhadap pencapaian tujuan program
6. Model evaluasi terhadap hasil dan pengaruh program.22
Menurut pendapat lain, setidaknya ada delapan model evaluasi yang
dikemukakan oleh Arikunto dalam salah satu bukunya. Hanya saja dalam
konteks ini, penulis akan membahas model evaluasi seperti yang
22
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 51-52
19
dikemukakan oleh Peitrizak, Ramler, Ranner, Ford dan Gilbert yang
meliputi: evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.23
A. Evaluasi Input
Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk dalam
pelaksanaan suatu program, setidaknya ada tiga variable utama yang
terkait dengan evaluasi ini, yaitu: Masyarakat (peserta program), Tim
atau Staff, dan Program.
Terkait dengan input program ini, ada empat kriteria yang dapat
dikaji:
a. Tujuan Program
b. Penilaian terhadap keperluan komunitas
c. Standar dari suatu praktek yang baik
d. Biaya untuk pelaksanaan program24
B. Evaluasi Proses
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan
yang telah dilakukan sesuai rencana yang telah dirumuskan. Evaluasi
ini memfokuskan pada kegiatan pelatihan yang melibatkan interaksi
langsung antara peserta dengan pelatih. Yang menjadi kata kunci
dalam evaluasi proses ini adalah apa metode pembelajaran yang
dilakukan pelatih dalam kegiatan pelatihan? Dengan kata lain apakah
23
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi. (Jakarta: Lembaga
Penerbitan FEUI, 2003), hal. 189 24
Elly Irawan, DKK, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995),
Cet. 1, hal. 18
20
metode dilakukan dan materi yang diberikan dapat dengan mudah dan
nyaman diterima oleh para peserta kegiatan program pelatihan?
C. Evaluasi hasil
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan
yang sudah direncanakan telah tercapai. 25
Dengan demikian, evaluasi
ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap
peserta yang mengikuti pelatihan. Sehingga, pertanyaan utama pada
evaluasi ini adalah:
3. Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai
tujuannya?
4. Apakah masyarakat akan menjadi berbeda atau berubah
kehidupannya setelah mengikuti pelatihan keterampilan
tersebut?
Begitu banyaknya model evaluasi dalam proses penilaian terhadap
suatu program. Hanya saja dalam penyusunan yang dikembangkan oleh
Peitrizak begitu signifikan kegiatan evaluasi dalam suatu program
ataupun organisasi oleh sebab itu agar evaluasi berjalan dengan baik
maka diperlukan partisipasi dari seluruh variabel yang berperan dalam
proses evaluasi.
5. Cakupan Evaluasi Program
Cakupan atau ruang lingkup pembahasan evaluasi program bisa
bergerak dari kurikulum dan sistem instruksional yang digunakan untuk
mendukung tercapainya visi, misi, dan strategi lembaga diklat. Evaluasi
25
Irawan, DKK, Pengembangan Masyarakat.Hal. 18
21
program juga mencakup pembahasan sebagai bagian dari lima pilar
manajemen, yaitu pilar pengawasan (monitoring), evaluasi (evaluation), dan
pengendalian (controlling).
Pada bagian manajemen, ini difokuskan untuk melihat dan mengawal
program atau proyek agar tetap menuju tercapainya tujuan institusi. Maka,
monitor, mengontrol, dan mengevaluasi bisa dilakukan baik dalam kegiatan
sehari-hari maupun periode tertentu dalam lembaga diklat untuk
meyakinkan semua potensi lembaga agar mengacu pada tercapainya tujuan
lembaga. Evaluasi program dapat diterapkan dalam kegiatan penelitian.
Penelitian yang biasanya terdiri atas proposal penelitian, implementasi
penelitian, dan laporan hasil penelitian dengan rencana. Selain itu, dapat
juga dievaluasi apakah hasil penelitiannya sudah sesuai seperti yang
ditetapkan oleh peneliti.26
6. Hasil Evaluasi Program
Hasil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hasil
secara kuantitas dan kualitatif. Secara kuantitatif berupa nilai dengan
rentang 0-10 atau 0-100. 0 berarti tidak ada manfaat atau mencapai tujuan
dan 10 atau 100 berarti sangat berhasil. Hasil evaluasi kualitatif adalah
berupa rekomendasi, anjuran atau arahan dan formulasi. Hasil pencapaian
ini dengan indikator pencapaian hasil kualitatif seperti Raise-L yang
merupakan kependekan dari:27
- Relevant atau relevansi antara program dengan manfaatnya bagi
para pengguna atau masyarakat;
26
Sukardi, Evaluasi : Program Pendidikan dan Kepelatihan (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2014), cet.1., h. 10-11 27
Ibid., h. 13
22
- Atmosphere Climate, atau situasi harian yan merefleksikan
hubungan yang kondusif para sivitas akademika di lembaga diklat;
- Institution Commitment, atau komitmen para pimpinan di lembaga
diklat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi lembaga atau
program yang dievaluasi;
- Sustainability, atau kemampuan menjalankan tugas ketika tidak
ada bantuan atau dukungan sumber keuangan dari lembaga diklat;
- Effectiveness, atau efektivitas seluruh sivitas akademika dalam
usahanya memanfaatkan seluruh potensi guna mencapai tujuan
atau visi dan misi lembaga diklat;
- Leadership, atau komitmen para pimpinan diklat dalam
mendukung berhasilnya evaluasi program sejak dari kebijakan
sampai implementasi dan evaluasi program.28
7. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Pemberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan (empowernment), berasal dari
kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan). Pemberdayaan merujuk
pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah
sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasar sehingga memiliki kebebasan (kebebasan berpendapat,
bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari kesakitan),
dapat menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-
28
Sukardi, Evaluasi : Program Pendidikan dan Kepelatihan (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2014), cet.1., h.
23
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan
mereka.29
Menurut Srihartini, memberdayakan masyarakat diartikan upaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. 30
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki
dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran
akan potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya.31
Dari definisi di atas maka konsep pemberdayaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah suatu upaya untuk mendorong klien untuk
dapat menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam upaya
mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan cara melakukan usaha-
usaha pembinaan, pendidikan, pelatihan keterampilan, serta yang
lainnya yang tentunya dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia, sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan dalam
membentuk hari depan yang lebih baik serta memperoleh kesejahteraan
dalam hidupnya. Namun kata-kata pemberdayaan (empowernment)
diartikan pula sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau
keberdayaan.
29
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung : PT Refika
Aditama, 2005), h.58 30
Srihartini, Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Jural PMI
2003. (September, 2003), h. 44 31
Gunawan Sumadi, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat ( Jakarta :
Bina Rena Pariwara, 1997), Cet. Ke-I, h. 41-42
24
Pemberdayaan masyarakat dapat dipahami bahwa masyarakat akan
ditempatkan sebagai pihak yang akan menerima kekuatan atau daya
(power) melalui sebuah program sebagai pihak pemberdayaan, agar
masyarakat mampu :
a. Menganalisis situasi kehidupan dan masalah-masalahnya
b. Mencari pemecahan masalah berdasarkan kemampuan dan
keterbatasan yang mereka miliki.
c. Mengembangkan usahanya dengan segala kemampuan dan sumber
daya yang dimiliki sendiri.
d. Mengembangkan sistem untuk mengakses sumber daya yang
diperlukan.32
2. Tujuan Pemberdayaan
Menurut Edi Suharto tujuan utama pemberdayaan adalah
memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang
memiliki ketidakberdayaan baik karena kondisi internal ( misalnya
persepsi mereka semdiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya
ditindas oleh struktural sosial yang tidak adil).33
Menurut Agus Ahmad Syafe‟i tujuan pemberdayaan masyarakat
adalah membangun masyarakat atau memberdayakan kemampuan untuk
memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Oleh
karenanya pemberdayaan atau pengembangan masyarakat adalah upaya
memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi
32
Nana Minarti, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, (Makalah Seminar), h. 5 33
Edi Suharto, Ph. D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung : PT.
Refika Aditama, 2005, h. 60
25
dirinya.34
Sementara itu dalam pemberdayaan, selain diutamakan
terlaksananya program pemberdayaan dengan lancar, tujuan akhirnya juga
agar klien atau sasaran program ikut terberdayakan.35
3. Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai suatu program, dimana pemberdayaan
dilihat dari tahapan-tahapan guna mencapai suatu tujuan yang biasanya
sudah ditentukan jangka waktunya. Sedangkan pemberdayaan sebagai
proses, pemberdayaan merupakan proses yang berkesinambungan
sepanjang hidup seseorang. Untuk melihat pemberdayaan sebagai suatu
proses dapat dilihat apa yang dikemukakan oleh Hogan, bahwa
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses yang berkesinambungan
sepanjang komunitas masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan
juga tidak hanya terpaku pada satu program saja.36
Proses pemberdayaan
masyarakat terdiri dari 5 (lima) tahap :
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat
memberdayagunakan dan tidak memberdayakan.
b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak
pemberdayaan.
c. Mengidentifikasi masalah.
d. Mengidentifikasi daya yang bermakna.
34
Agus Ahmad Syafe‟i, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Islam, Bandung:
Gerbang Masyarakat Baru, 2001, h. 39 35
Bachtiar Chamsyah, Dimensi Religi Dalam Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Badan
Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial, 2003, h. 97 36
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta :
FEUI, 2002), Seri II, h. 173
26
e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan
mengimplementasikan.37
Dari uraian di atas bahwa pemberdayaan yang terjadi pada
masyarakat bukanlah suatu proses yang berhenti pada suatu titik tertentu
tetapi lebih sebagai upaya berkesinambungan meningkatkan daya yang
ada.
4. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalalah sebuah langkah yang
harus dilakukan guna perbaikan kondisi masyarakat terlebih pada tingkat
ekonomi rendah. Di sini masyarakat ditantang untuk lebih kerja keras,
kreatif dan mandiri dalam berwirausaha.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat saat ini adalah bahwa
Indonesia sudah tertinggal jauh dalam kemajuan dan penguasaan
teknologi, untuk itu diperlukan berbagai upaya pemberdayaan ekonomi
dan intelektual. Pemberdayaan ekonomi, telah kita ketahui permasalahan
kemiskinan menjadi demikian erat dengan masyarakat dan sudah
seharusnya masalah ini dicari jalan keluarnya dan bukan hanya diratapi.
Setiap pribadi ditantang untuk lebih keras dalam bekerja, berkreasi dan
berwirausaha dan lebih profesional dalam mengelola potensi-potensi dan
kekuatan yang real ekonomi masyarakat.38
37
Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 25 38
Nanih Machendrawaty dan Agus Safei, Pengembangan Masyarakat Islam (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 41-45
27
5. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi
Feurstein mengajukan beberapa indikator yang perlu untuk
dipertimbangkan. Di bawah ini adalah 9 (sembilan) indikator yang paling
sering digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan:
1. Indikator Ketersediaan (Indicators of Availability)
Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam
suatu proses itu benar-benar ada.
2. Indikator Relevansi (Indicators of Relevance)
Indikator ini menunjukkan seberapa relevan maupun tepatnya
sesuatu yang teknologi atau layanan yang ditawarkan.
3. Indikator Keterjangkauan (Indicators of Accessibility)
Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih
berada dalam jangkauan pihak-pihak yang membutuhkan.
4. Indikator Pemanfaatan (Indicator of Utilisation)
Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang
sudah disediakan oleh pihak pemberi layanan, dipergunakan
(dimanfaatkan) oleh kelompok sasaran.
5. Indikator Cakupan (Indicators of Coverage)
Indikator ini menunjukkan proporsi orang-orang yang
membutuhkan sesuatu dan menerima layanan tersebut.
6. Indikator Kualitas (Indicators of Quality)
Indikator ini menunjukkan standar kualitas dari layanan yang
disampaikan ke kelompok sasaran.
7. Indikator Upaya (Indicators of Efforts)
28
Indikator ini menggambarkan berapa banyak upaya yang sudah
„ditanamkan‟ dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
8. Indikator Efisiensi (Indicators of Efficiency)
Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas
yang dilaksanakan guna mencapai tujuan di manfaatkan secara tepat
guna (efisien), atau tidak memboroskan sumber daya yang ada dalam
upaya mencapai tujuan.
9. Indikator Dampak (Indicators of Impact)
Indikator ini melihat apakah sesuatu yang kita lakukan benar-
benar memberikan suatu perubahan di masyarakat.39
8. Generasi Muda Dhu’afa
1. Pengertian Generasi Muda
Definisi yang pertama, pemuda adalah individu yang bila dilihat secara
fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang
mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan
sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang.
Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi
sebelumnya. Secara internasional WHO menyebut sebagai” young people”
dengan batas usia 10-24 tahun atau di sebut remaja. International Youth
Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia
15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Definisi yang kedua, pemuda
adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan
39
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas. (Jakarta, Fakultas Ekonomi UI, 2001), h. 130-132.
29
optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda
menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan
sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda,
generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi
tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia
sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi
muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan
progresif. Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu
dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang
lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat
dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang
baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa
depan yang baik daripada orang tuanya.
Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi).
Sebagian besar pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang
tuanya. Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan,
pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat
dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak
terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami
dan diuangkapkannya. Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara
biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi
secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti
pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati
30
hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih
tergantung kepada orang tuanya.40
2. Pengertian Dhu’afa dan Ruang Lingkup Dhu’afa
Makna dhu‟afa dalam kosa kata Al -Quran merupakan bentuk
jamak dara kata “dha’if”. Kata ini berasal dari akar kata “dha’afa atau
dha’ufa-yadh‘ufu – dhu’fan atau dha’fan yang secara umum mengandung
dua pengertian, lemah dan berlipat ganda. Menurut al-Ashfahani perkataan
‘dhu’ufu merupakan lawan kata dari quwwah yang berarti kuat.41
Timbulnya komunitas dhu‟afa bukanlah timbul dengan sendirinya.
Kondisi ini yang kerap mendapatkan perlakuan tak layak di kalangan
masyarakat bukanlah suatu yang hina dan ajang berputus asa karena boleh
jadi yang kita sekarang akan mendatangkan kebahagiaan. Al-qur‟an ketika
menyinggung masalah ini menyebutkan beberapa kelompok yang
tergolong orang-orang yang lemah atau dhu‟afa antara lain, Orang Fakir,
Orang Miskin, Anak Yatim, Ibnu Sabil, Tawanan Perang, Kaum Cacat,
Al-Gharim / orang-orang yang berhutang, Al-Abdu wa Al-Riqad /hamba
sahaya dan budak.
Pada dasarnya setiap individu yang lahir ke dunia tidak ingin
dilahirkan dalam keadaan miskin atau lemah, namun keduanya akan
timbul melalui serentetan sebab musabab.
Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kemiskinan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
40
http://tulisansegar.blogspot.com/2013/10/definisi-peran-pembinaan-dan-masalah.html 41
Asep Usman Ismail dkk, Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa
(Jakarta: Dakwah Press Syarief Hidayatullah, 2008), h.11
31
a. Faktor internal manusia, yaitu faktor yang muncul dari manusia
itu sendiri, seperti : sifat malas, kurang disiplin, lemah etos
kerja dan lain-lain.
b. Faktor non-individu, yaitu kemiskinan yang terjadi berasal dari
faktor luar individu seperti penyelenggaraan pemerintah yang
korup dan sejenisnya atau system ekonomi yang otoriter, yang
hanya menguntungkan pemilik modal saja.
c. Faktor visi teologi atau refresif, faktor ini terlihat berkembang
luas di tengah masyarakat yang beragama yaitu adanya
kecenderungan umat beragama mempermalukan kemiskinan
sebagai suratan takdir dari Tuhan.42
42
Syahrin harahap, Islam : Konsep dan Implementasi Pemberdayaan (Yogyakarta : PT
Tiara Wacana, 1999), h. 86
32
BAB III
PROFIL LEMBAGA RUMAH GEMILANG INDONESIA
A. Latar Belakang Berdirinya Rumah Gemilang Indonesia
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan wakaf seorang
donatur seluas 1.600 meter persegi di Kampung Kebon Kopi, Kelurahan
Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. RGI, sebuah unit
program pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering and training
center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat. Secara
resmi, RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kec. Sawangan Kota Depok.
Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar Peduli Ummat, RGI
mengadopsi platform pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan
pendidikan non formal dalam kemasan short course (kursus singkat).
Perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya
menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi
masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah
iman yang baik.43
Bukan perkara mudah mewujudkan gambar rencana menjadi
bangunan fungsional. Estimasi biaya pembangunan mencapai angka Rp 3
miliar. Belum termasuk biaya untuk fasilitas dan operasional. Al-Azhar
Peduli Ummat pun mengundang donatur yang peduli terhadap pendidikan
bagi yatim dan dhuafa untuk berpartisipasi dalam pembangunan RGI.
43
Dokumentasi Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (Ditulis Pada Hari Kamis, 22
Januari 2015)
33
Caranya, delapan ruang kelas di lantai dua dan empat kelas di lantai satu,
dilelang dalam akad wakaf tunai masing-masing seharga seratus juta
rupiah. Selain mendapatkan sertifikat, pemenang lelang berhak
memberikan nama ruang, sesuai yang dikehendaki. Hall dan perpustakaan
di lantai 1 juga dilelang dengan nilai masing-masing senilai dua ratus juta
rupiah.
Kini, bangunan megah dengan fasilitas pelatihan yang menuju
sempurna itu, sudah dimanfaatkan sebagai training center untuk remaja
usia produktif yang putus sekolah maupun yang tak mampu melanjutkan
ke jenjang tinggi. Komunitas masyarakat dan pesantren juga memetik
manfaat dari keberadaan RGI ini. Mereka secara gratis dapat belajar
pengetahuan dan keterampilan yang selama ini hanya dapat dinikmati
kalangan ekonomi mampu.
Dalam peran empowering, RGI disiapkan sebagai pusat
pemberdayaan dan entrepreneur. Seluruh produk yang dihasilkan RGI,
disiapkan sebagai produk bisnis yang akan menopang operasional RGI dan
menjadi wahana bagi para peserta RGI memasarkan hasil karyanya.
Tujuannya meningkatkan taraf ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan
kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki nilai-nilai
agama dengan baik.44
44
Dokumentasi Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (Ditulis Pada Hari Kamis, 22
Januari 2015)
34
A. Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Rumah Gemilang Indonesia
1. Visi : Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan
serta pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan
generasi kreatif, produktif, mandiri dan berakhlaq mulia.
2. Misi :
a. Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan bagi
generasi produktif
b. Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif,
mandiri dan berakhlaq mulia
c. Melahirkan para entrepreuneur yang mandiri dan menjadi agent
of change masyarakat
d. Menjadikan RGI business centre bagi produk asli masyarakat45
B. Program-program Yayasan RGI Dalam Pemberdayaan Generasi
Muda Dhu’afa
1. Jenis-jenis Program
a. Program Reguler
- Desain Grafis
- Teknik Komputer & Jaringan
- Fotografi & Videografi
- Menjahit & Tatabusana
- Aplikasi Perkantoran
- Otomotif
b. Program Non-Reguler
45
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
35
- Ibu Kreatif
- Da`i Melek Teknologi
- Santri Melek Teknologi
- Mobile training
- Handicrafts
2. Kemitraan
Kemitraan menjadi strategi dan kekuatan penting. Dalam
mengoptimalkan proses dan output program RGI terus menjalin
kemitraan dengan berbagai pihak, yaitu :
a. Sinergi dan kemitraan dengan donatur, CSR atau lembaga
pendonor dalam pembiayaan operasional dan pengadaan
peralatan pelatihan.
Dalam proses diklat, RGI membutuhkan dana operasional
yang cukup besar dan kontinyu. Karena program diklat adalah
full beasiswa, RGI terus berikhtiar menggalang dukungan
materi maupun non materi dari berbagai pihak. Selain itu, RGI
juga sedang menjalankan unit usaha yang hasilnya untuk
kemandirian pembiayaan RGI di masa mendatang.
b. Sinergi dan kemitraan dengan perusahaan atau unit usaha
dalam pemagangan, factory tour & penyaluran tenaga kerja.
RGI bukan semata menyelenggarakan diklat keterampilan.
Upaya membuka dan memudahkan akses lapangan kerja bagi
alumni terus dilakukan. Apalagi sebagian besar peserta diklat
tidak memiliki ijazah yang memadahi sebagai syarat melamar
36
pekerjaan di sector formal. Bahkan mereka tidak memiliki
ijazah, karena tidak pernah lulus sekolah atau ijazah belum
dapat diambil di sekolah karena belum melunasi tunggakan
sekolah. Oleh karenanya, RGI berikhtiar menjalin kemitraan
dengan perusahaan atau unit usaha yang membutuhkan tenaga
terampil dan berakhlaq baik tanpa persyaratan ijazah tertentu.
Namun demikian, bukan berarti RGI mengarahkan semua
peserta diklat untuk bekerja sebagai karyawan. RGI lebih
mendorong dan mengarahkan alumninya untuk berwirausaha,
membuka lapangan sendiri. Bahkan mampu membuka
lapangan pekerjaan untuk orang lain. 46
c. Kemitraan dengan LAZ, BAZ, dan lembaga-lembaga di daerah
dalam perekrutan peserta diklat di wilayah Indonesia.
Upaya sosialisasi RGI agar nilai manfaatnya dapat
dirasakan masyarakat luas di wilayah Indonesia salah satunya
dengan bermitra dengan jejaring dan lembaga-lembaga daerah.
Jejaring dan lembaga daerah dapat merekomendasikan peserta
diklat kepada RGI dengan ketentuan dan persyaratan yang
ditetapkan RGI. Seleksi administrasi, wawancara dan survey
dilakukan oleh mitra daerah.
3. Penerima Manfaat
a. Generasi muda produktif
b. Generasi putus sekolah
46
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
37
c. Generasi yang bermasalah secara ekonomi
d. Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan non formal
e. Generasi muda pengangguran
f. Komunitas pesantren tradisional
adapun beberapa kriteria peserta, antara lain :
a. Pria dan wanita dari keluarga kurang mampu
b. Batas usia 17 – 30 tahun
c. Jenjang pendidikan tidak diutamakan
d. Bisa membaca, menulis, berhitung
e. Sehat jasmani dan rohani
f. Tidak sedang aktif sekolah atau kuliah
g. Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu
h. Komitment dan siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
diklat
i. Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati.47
4. Hasil Program
a. Output Program
1. Berpengetahuan (Knowledge)
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas secara
intelektual dengan muatan materi-materi keislaman,
kemanusiaan, kepedulian dan pengetahuan umum.
2. Berkeahlian (Skill)
47
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
38
Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus
sesuai dengan pilihan program studi keterampilannya
sehingga mampu membuka kesempatan kerja dan
berwirausaha.
3. Berakhlaqul Karimah (Value)
Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam
spiritual dan emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi
peserta baik dalam keluarga, masyarakat dan dunia kerja.
b. Sertifikat
RGI memberikan sertifikat tanda kelulusan bagi peserta
yang dinyatakan lulus. Sertifikat diserahkan saat wisuda
dilangsungkan. Point penilaian dalam sertifikat yang
dikeluarkan RGI adalah :
1. Penilaian Teknis.
Yaitu penilaian yang meliputi komponen skill
keterampilan dan pengetahuan setiap peserta. Kalau dalam
KSKD, komponen yang dinilai adalah materi khusus,
materi umum, dan materi keahlian masing-masing program
studi. Pemberi nilai ini adalah instruktur keterampilan yang
bersangkutan sesuai program studinya.48
2. Penilaian Non Teknis
Yaitu point penilaian yang komponennya meliputi
kedisplinan, tanggung jawab, kerjasama, inisiatif, sikap,
48
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia (Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
39
kebersihan dan kerapihan. Penilaian diberikan oleh
instruktur keterampilan, instruktur SCC dan manajemen
RGI.
Dua komponen penilaian ini merupakan representasi dari
seluruh muatan kurikulum yang disusun RGI. (sertifikat kelulusan
terlampir).
5. Sarana Prasarana Program Pemberdayaan
a. Beasiswa full pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi
yang lulus seleksi
Diklat RGI baik program reguler ataupun non reguler
semuanya full beasiswa (gratis). Peserta adalah mereka yang telah
lulus seleksi yang prosesnya sebagaimana dijabarkan di atas.
Seluruh peserta diklat adalah mereka yang termasuk ashnaf
penerima zakat yang berhak menerima dana zakat, infaq dan
shadaqah.49
b. Ruang kelas pelatihan representative
Ruang kelas disiapkan senyaman dan sekondusif mungkin
untuk kegiatan belajar mengajar. Di lantai bawah (satu) terdapat 4
ruang kelas yang terdiri dari :
- 1 ruang kelas program studi teknik komputer dan
jaringan
49
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia ( Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
40
- 1 ruang kelas praktek program studi menjahit dan
tatabusana
- 1 ruang kelas program studi menjahit dan
tatabusana untuk teori, pembuatan pola dan
pemotongan bahan jahitan.
- 1 ruang kelas umum
Sedangkan di lantai atas (dua) terdiri dari :
- 1 ruang kelas program studi desain grafis
- 1 ruang kelas program studi fotografi dan videografi
- 1 ruang perpustakaan umum RGI
- 1 ruang produksi “kreatif handicrafts”
- 1 ruang produksi “mini butik”
- 1 ruang produksi “mini garment”
41
c. Peralatan terampilan, praktikum dan workshop
Peralatan tersebut adalah peralatan utama dan wajib ada
untuk mendukung berjalannya proses pelatihan. Selain peralatan
tersebut, terdapat peralatan dan perlengkapan lain yang mendukung
kegiatan pelatihan.50
d. Perpustakaan umum
Perpustakaan disiapkan untuk menunjang referensi dan
bahan bacaan peserta diklat. Perpustakaan juga terbuka untuk
umum, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan beberapa
ketentuan. Jenis bukunya tentang buku keterampilan khusus, buku-
buku motivasi dan pengembangan diri, buku pengetahuan umum
50
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia ( Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
No. Peralatan Unit Peruntukan
1 Mesin Jahit Biasa 20 Praktek Menjahit & Tatabusan
2 Mesin Jahit Hightspeed 5 Praktek Menjahit & Tatabusan
3 Mesin Obras 12 Praktek Menjahit & Tatabusan
4 Komputer Spec. 1 20 Praktek Komputer dan Jaringan
5 Komputer Spec. 2 20 Praktek Desain Grafis
6 Komputer Spec. 3 4 Praktek Editing Foto & Video
7 Softbox 1 Praktek Lighting/Studio Foto
8 Kamera Foto SLR 6 Praktek Fotografi
9 Kamera Video 2 Praktek Videografi
10 Infokus/LCD Projector 2 Teori Materi Semua Kelas
42
dan Islam, tafsir, novel & cerpen, ensiklopedi, dll. (prosedur
pemakaian dan peminjaman buku terlampir)
e. Musholla dan aula serbaguna
Area musholla berukuran 15 x 4 m, terletak di depan. Tata
letak ini didesain agar tercipta kondisi spirit islami. Musholla yang
mudah diakses dan luas dengan kapasitas sekitar 100 orang. Selain
untuk sarana ibadah sholat sehari-hari, juga difungsikan untuk
taklim/pengajian, training motivasi & bimbel, serta kegiatan lain.
f. Aula serbaguna
Aula terletak di belakang. Fungsinya sebagai ruang kelas
umum, yaitu untuk materi SCC, leadership & kewirausahaan,
makan siang bersama dan kegiatan umum lainnya. Area ini juga
dapat disewakan untuk tempat seminar atau training terbatas.
g. Function Hall
Ruang ini sering difungsikan sebagai kelas studium general,
rapat manajemen, training dan workshop. Ruangan ini juga dapat
disewakan untuk masyarakat umum.
h. Lapangan olahraga
Halaman depan RGI dimanfaatkan untuk lapangan bulu
tangkis. Sarana olahraga standar bagi peserta diklat.51
i. Makan siang
RGI memberikan fasilitas makan siang bersama selama
masa diklat berlangsung. Makan siang bersama dilaksanakan
51
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia ( Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
43
setelah shalat dhuhur berjama‟ah dan kultum dhuhur. Makan siang
dilakukan bersama-sama, duduk rapi dan dimulai dengan do‟a
bersama.
C. Gambaran Umum Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ)
1. Peserta pelatihan TKJ
Dalam peserta pelatihan teknik komputer dan jaringan ini
memiliki persyaratan sebagai peserta pelatihan. Untuk peryaratan
peserta ada beberapa kriteria, yaitu :
- Generasi produktif (17-30 tahun)
- Generasi putus sekolah
- Generasi yang bermasalah secara ekonomi
- Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan
formal
- Generasi muda pengangguran
Adapun kriteria yang menjadi persyaratan sebagai peserta
adalah pria dan wanita dari keluarga kurang mampu, bisa
membaca, menulis, dan berhitung, sehat jasmani dan rohani, tidak
sedang aktif sekolah atau kuliah, tidak sedang terikat kontrak kerja
dengan pihak tertentu, komitmen dan siap mengikuti seluruh
44
rangkaian kegiatan diklat, dan mematuhi semua peraturan yang
telah dibuat atau disepakati.52
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) mengadopsi platform
pondok pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan
non formal dalam kemasan short course (kursus singkat) selama 6
bulan. Perpaduan ini agar peserta pelatihan RGI tidak hanya
memiliki keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa depan,
tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah, iman, dan akhlak
yang baik.
2. Pola Rekrutmen Peserta Pelatihan TKJ
Ada 3 tes dalam perekrutan peserta pelatihan di Yayasan RGI
ini, antara lain :
a. SCC (Spiritual Care Community)
Spiritual Care Community yaitu membahas tentang
pengembangan diri dalam beribadah. Tujuannya adalah
agar para penyelenggara tahu sejauh mana peserta
mengetahui tentang agama islam.
b. Tes Kejuruan
Dalam tes ini peserta di uji kejuruan dan hasil tes ini
akan bisa melihat sisi unggul dari para peserta. Tes ini juga
akan menentukan kelas kejuruan mana yang sesuai dengan
peserta.
52
Dokumentasi : Data Lembaga Rumah Gemilang Indonesia ( Ditulis Pada Hari Kamis,
22 Januari 2015)
45
c. Tes wawancara mengenai kehidupan ekonomi keluarga
Dalam tes ini peserta akan ditanyakan tentang
keberadaan perekonomian keluarganya. Karena pihak
lembaga harus mengetahui silsilah keluarga peserta. 53
3. Materi Pelatihan TKJ
Ada 4 tahap dalam materi pelatihan jurusan TKJ :
- Tahap I : KBM (Kelas Belajar Mengajar ), peserta
diberikan teori dalam kelas belajar mengajar selama
3 bulan
- Tahap II : Workshop dan Praktek, peserta dituntut
untuk mengeluarkan kreatifitas mereka dengan cara
membuat karya mereka sendiri dan perorangan
kurang lebih Selama 1-2 bulan.
- Tahap III : Ujian Akhir
- Tahap IV : Pemagangan, dalam tahap ini peserta
wajib melakukan kegiatan magang di perusahaan
yang sudah bekerja sama dengan Yayasan RGI.
4. Waktu Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan pada angkatan 11 ini, dimulai pada bulan Juli 2014 sampai
dengan Desember 2014.
Dalam seminggu peserta masuk selama 5 hari, dari hari senin
s/d jum‟at. Waktu efektif pelaksanaan pelatihan yaitu dari jam 07.00
53
Hasil wawancara dengan Pengurus Kelas Pelatihan TKJ (Rabu, 28 Januari 2015)
46
s/d 15.00 WIB. Untuk jam pertama yaitu jam 07.00 s/d 09.00 WIB,
peserta mengumpul di kelas masing-masing jurusan untuk diberikan
teori oleh masing-masing kelas/jurusan. Setelah itu jam kedua yaitu
jam 09.00 s/d 12.00 WIB, adalah kegiatan praktek setelah diberikan
teori pada jam pertama. Kemudian saat waktunya shalat Zuhur para
peserta diwajibkan shalat berjama‟ah di mushola yayasan. Setiap
selesai shalat, para peserta tidak langsung keluar mushola begitu saja,
tetapi setelah shalat ada kultum (kuliah tujuh menit) dan pembicaranya
adalah para amil yang ada di yayasan RGI. Setelah itu mereka keluar
untuk makan siang masing masing.
Pada jam ketiga yaitu jam 13.30 WIB, peserta pelatihan
memasuki ruang kelas kembali. Pada jam ini peserta belajar
mempraktekan apa yang sudah dipelajari pada hari tersebut. Pada jam
15.00 WIB peserta selesai belajar dan bersia-siap melaksanakan shalat
Ashar berjama‟ah beserta kultum sampai selesai. 54
5. Kualifikasi Pelatih
Pelatih dalam kegiatan pelatihan ini adalah pelatih profesional.
Yayasan RGI memberikan pelayanan pendidikan tidak hanya sekedar
pendidikan non formal biasa. Tetapi, Yayasan RGI memberikan
fasilitas pelatih dan sarana prasarana yang bisa memaksimalkan
peserta menjadi generasi muda yang sukses.
Pelatih yang melatih di Rumah Gemilang Indonesia sudah
melalui seleksi yang cukup ketat karena lembaga memiliki kriteria
54
Hasil Wawancara Pribadi dengan Aziz (Pengurus Kelas Pelatihan TKJ) (Rabu, 28
Januari 2015)
47
pelatih yang wajib dimiliki yaitu KKI ( Kompetensi, Komitmen dan
Integritas).55
Jika pelatih tidak hadir atau berhalangan hadir, maka
penggantinya adalah pengurus kelas pelatihannya yaitu alumni lulusan
jurusan TKJ yang berprestasi dan direkrut oleh yayasan sendiri. 56
55
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Sigit (Penyelenggara Pelatihan) (Selasa, 31
Maret 2015) 56
Hasil Wawancara Pribadi dengan Aziz (Pengurus Kelas Pelatihan TKJ) ( Rabu, 28
Januari 2015)
48
BAB IV
ANALISIS TERHADAP EVALUASI PROGRAM PELATIHAN
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Setelah penulis menganalisis evaluasi program pemberdayaan ekonomi
generasi muda dhu‟afa di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan, maka
penulis menyajikan hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel Profil Peserta Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan
No. Nama Alamat Kondisi Sebelum
Mengikuti Pelatihan
Kondisi Sesudah
Mengikuti Pelatihan
1 Abdullah Ds. Bangbayang
03/01
Bantarkawung,
Jateng
Lulusan SMA ujian
paket B dengan
pekerjaan orang tua
yang ayahnya seorang
pedagang kecil dan
ibunya adalah Ibu
Rumah Tangga
Saat ini Abdullah
sudah bisa memenuhi
kebutuhan sendiri dan
Sudah bekerja di salah
satu perusahaan di
Jakarta dengan jabatan
sebagai Editing
Dokumen Office
2 Khoiriyah Kp. Ciode Desa
Candali Rt 02/05
Kec. Rancabungur-
Bogor
Lulusan Madrasah
Aliyah, tinggal dengan
bibinya karena orang
tuanya sudah
almarhum dan
Saat ini bekerja
sebagai guru PAUD,
mengajar kursus
komputer, mengaji
dan bergabung dengan
49
almarhumah kegiatan Ibu Kreatif di
wilayah tempat
tinggalnya saat ini
3 Misbahul
Munir
Sambilawang,
Trangkil, Pati-Jawa
Tengah
Lulusan Madrasah
Aliyah, pekerjaan
orang tua adalah
wiraswasta dan Ibu
Rumah Tangga
Belum bekerja karena
sedang menunggu
panggilan dan sambil
menunggu panggilan
pekerjaan, kegiatan
saat ini di rumah
membaca-baca buku
sambil menunggu
pembukaan
pendaftaran kuliah
tahun ini
4 Nina
Agustina
Kp. Cigrehong Rt
01/08 Desa.
Parabakti
Kec.Pamijahan-
Bogor
Lulusan SMK dan
pekerjaan orang tua
adalah wiraswasta dan
Ibu Rumah Tangga
Menjadi lebih rajin
ibadah dan lebih
menghormati orang
tua dan saat ini Nina
bekerja di sebuah
perusahaan di daerah
Depok sebagai Web
Marketing
5 Wahid Jeni Kp. Wates RT
02/03, Kec.
Lulusan SMA dan
pekerjaan orang
Saat ini sedang
berencana ingin
50
Teluknaga, Kab.
Tangerang
tuanya adalah seorang
mekanik dan Ibu
Rumah Tangga
menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri
untuk masyarakat
yang membutuhkan
pekerjaan
Sumber: Hasil data dokumentasi penelitian dan wawancara penelitian
A. Analisa pengaruh program pemberdayaan melalui pelatihan
keterampilan terhadap perubahan yang terjadi dalam diri generasi
muda dhu’afa
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara pribadi baik itu yang
dilakukan dengan staf maupun alumni peserta yang terkait dan melalui
pengamatan di lapangan, serta berdasarkan data yang ada, penulis melihat
bahwa program pemberdayaan ekonomi generasi muda dhu‟afa melalui
pelatihan keterampilan ini dapat dikatakan telah memberikan perubahan
yang signifikan kepada peserta pelatihan, baik itu berupa perubahan dari
mental, ekonomi, sikap maupun perubahan kemampuan. Hal tersebut
sejauh ini juga dirasakan nyata oleh para alumni yang pada awalnya
mereka tidak mandiri, tidak rajin ibadah, belum begitu paham dalam
mengoperasikan hal yang berhubungan dengan komputer dan jaringan-
jaringannya, setelah mereka mengikuti seluruh kegiatan yang ada di
lembaga termasuk pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan
mereka merasakan perubahan yang nyata dan lebih baik.
51
Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa hasil wawancara mengenai
perubahan yang dirasakan oleh alumni, antara lain wawancara yang
dilakukan penulis dengan beberapa alumni yaitu Nina, khoiriyah,
Abdullah, Misbahul Munir, dan Wahid Jaeni yang merasakan perubahan
dalam segi ekonomi dan kehidupannya yang menjadi lebih baik, berikut
penuturannya:
Nina:
“Bagi saya pribadi mengikuti pelatihan ini membuat saya
lebih mandiri dan saya sudah bisa membeli keperluan saya
sendiri. Yaaaa... meskipun nominal yang saya terima dari
pekerjaan saya belum begitu besar, karena saya juga baru
bekerja selama satu bulan, yaaa.. jadi saya baru bisa
menghidupi kebutuhan saya sendiri”57
Khoiriyah:
“Pelatihan ini sangat berdampak sekali karena dengan
mengikuti pelatihan di RGI bukan hanya pelajaran khusus
saja, 50% pelajaran khusus kejujuran dan 50% SCC
(Spiritual Care Community) yaitu yang membahas tentang
pelajaran agama yang membuat saya menarik untuk
mncontohnya dalam kehidupan sehari-hari saya.”58
Menurut pernyataan Nina dan Khoiriyah, dampak dari pelatihan
keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan ini sangat dirasakan oleh
mereka. Mulai dari pemenuhan kebutuhan pribadi yang sudah bisa
dipenuhi sendiri sampai jiwa mereka yang terisi dengan siraman rohani
yang diberikan oleh staf yang menangani hal spiritual. Hal ini juga
dirasakan oleh alumni yang lain yaitu Abdullah, Wahid Jaeni dan
Misbahul Munir, berikut penuturan mereka:
57
Nina Agustina (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 1 April 2015. Pada pukul 14.11 WIB 58
Khoiriyah (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Jumat, 27 Maret 2015. Pada pukul 15.30 WIB
52
Abdullah:
“Tentu saja berdampak besar pada kehidupan saya, saya
menjadi lebih mandiri lagi dan punya motivasi untuk tetap
maju”.59
Misbahul Munir:
“Pelatihan ini sangat berdampak sekali, saya semakin
dikenal masyarakat, terkadang dibutuhkan dan sangat
merubah hidupku. Terima kasih RGI”.60
Bagi Abdullah dan Misbahul Munir, dampak dari pelatihan
keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan juga sangat berdampak pada
kehidupan sehari-hari mereka. Dari dampak ini, Abdullah memiliki energi
semangat hidup untuk masa depan dan Misbahul Munir sudah bisa
diikutsertakan dalam kegiatan masyarakat di wilayah rumahnya. Meski
belum bekerja, Wahid yang menjadi alumni kelas pelatihan ini juga cukup
merasakan dampak yang terjadi setelah keluar atau lulus dari pelatihan
keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan, berikut penuturannya:
Wahid Jaeni:
“Cukup berdampak pada kehidupan saya, terutama dalam
hal ibadah dan kegiatan sehari-hari di rumah. Saya lebih
rajin shalat dan lebih mandiri dan bisa mengatasi masalah
yang saya alami sendiri”.61
Selain dampak yang dirasakan cukup nyata, adapun manfaat yang
diperoleh peserta dari pelatihan ini, berikut pernyataan beberapa peserta
kelas Teknik Komputer dan Jaringan.
59
Abdullah (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 15 April 2015. Pada pukul 10.00 WIB 60
Misbahul Munir Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 15 April 2015. Pada pukul 13.30 WIB 61
Wahid Jaeni Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Selasa, 14 April 2015. Pada pukul 15.16 WIB
53
Nina :
“Banyak manfaat yang saya dapatkan dari pelatihan ini,
selain saya mengenal seluk beluk komputer saya juga jadi
tahu bagaimana cara menbuat sebuah website, tadinya saya
gak tahu sama sekali apa itu website”.62
Abdullah:
“Manfaat yang saya dapatkan dari pelatihan ini banyak
sekali tentunya dari tidak tahu menjadi tahu tentang
teknologi komputer dan jaringan, dan juga bermanfaat juga
untuk pengetahuan saya kedepannya”.63
Manfaat yang dirasakan peserta tidak lepas dari usaha peserta
dalam kegiatan pelatihan yang dikerjakan degan sungguh-sungguh dan
dari kedisiplinan peserta dalam mematuhi peraturan yang telah dutetapkan
oleh Lembaga Rumah Gemilang Indonesia. Selain mereka ada juga
Khoiriyah dan Wahid Jaeni, berikut penuturannya:
Khoiriyah:
“Saya bisa mengetahui apa itu ilmu pengprograman, web
server, jaringan mikrotik membagi ip address dan lain-
lain”.64
Wahid Jaeni:
“Manfaatnya saya merasakan bahwa inilah dunia
informatika yang sebenarnya dan banyak bagi ilmu yang
saya harus kejar”.65
Seperti Nina dan Abdullah, Khoiriyah dan Wahid juga merasakan
manfaat dari pelatihan yang menuaikan hasil di kemudian hari. Mereka
62
Nina Agustina (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 1 April 2015. Pada pukul 14.11 WIB 63
Abdullah (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Selasa, 14 April 2015. Pada pukul 15.16 WIB 64
Khoiriyah (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Jumat, 27 Maret 2015. Pada pukul 15.30 WIB 65
Wahid Jaeni (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Selasa, 14 April 2015. Pada pukul 15.16 WIB
54
menyatakan bahwa inilah dunia informatika yang sebenarnya dan
mengetahui ilmu pengetahuan lebih spsifik mengenai ilmu teknologi.
Begitu juga dengan Misbahul Munir yang memberikan pernyataan
mengenai manfaat yang diperolehnya, berikut pernyataannya:
Misbahul Munir:
“Manfaatnya banyak, dapat ilmu yang belum saya dapat
atau saya mengerti di luar, menjadi tahu tentang komputer
beserta dalam-dalamnya, tahu tentang membuat web, dan
tahu tentang jaringan internet”.66
Peran pedukung dari hasil manfaat dan dampak yang diperoleh
peserta setelah mengikuti pelatihan tidak lepas dari peran pelatih dan staf-
staf yang ada di lembaga yang mudah berkomunikasi dengan peserta saat
jam pelatihan ataupun jam istirahat, peran penyelenggara yang sering
memantau saat kegiatan pelatihan di lembaga berlangsung dan juga
membantu peserta memiliki jaringan pekerjaan yang dilakukan pada saat
magang. Dan setelah peserta menjadi alumni, pihak lembaga tidak melepas
alumni begitu saja, pihak lembaga juga memantau perkembangan kegiatan
alumni setelah keluar dari lembaga, berikut penuturan pelatih kelas Teknik
Komputer dan Jaringan :
“oh iyaa,, setelah lulus juga mereka tidak kami lepas begitu
saja, kami tetap memantau perkembangan kegiatan mereka
setelah keluar menjadi alumni”.67
Perubahan peserta (alumni) juga diucapkan oleh penyelenggara
program pelatihan yaitu Bapak Sigit, berikut penuturannya:
66
Misbahul Munir (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 15 April 2015. Pada pukul 13.30 WIB 67
Muhidin (Pelatih Kelas Teknik Komputer dan Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari
Kamis, 16 April 2015
55
“RGI bukan hanya memberikan bekal keterampilan dengan
instruktur yang kompeten dan profesional, tapi juga
penguatan akidah, akhlak, jiwa kewirausahaan dan
kepedulian masyarakat dengan pola boarding/ pesantren.
secara kepribadian, sangat jelas terjadi perubahan yang
sangat baik. Dari sisi ekonomi atau berpenghasilan juga
terjadi perubahan, dengan segala dinamikanya. Data yang
dihimpun oleh RGI menunjukkan, sekitar 80% alumni RGI
sudah berpenghasilan.”68
Kesimpulan hasil penelitian mengenai dampak atau perubahan
yang terjadi setelah lulus dari pelatihan keterampilan Teknik Komputer
dan Jaringan dan juga manfaat yang dirasakan adalah para peserta
mengalami perubahan dalam segi ekonomi, kepribadian dan pengetahuan.
Segi ekonomi, peserta sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri
meskipun belum bisa memberi lebih kepada orang tua. Segi kepribadian,
peserta menjadi lebih rajin beribadah dan mandiri. Segi pengetahuan,
peserta bisa lebih tahu pengetahuan tentang tekhnologi komputer sesuai
dengan keinginannya dan jaringan yang hasilnya peserta bisa membuat
website sendiri, berikut tabel kesimpulan aspek perubahan peserta setelah
mengikuti pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan.
Tabel Kesimpulan Aspek Perubahan
No. Perubahan Sebelum Sesudah Keterangan
1 Segi
Ekonomi
Belum bekerja dan
masih bergantung
dengan orang tua
Alumni bisa
memenuhi
kebutuhannya
sendiri, mandiri dan
80% peserta yang
sudah lulus
mengikuti pelatihan
adalah bekerja di
68
Bapak Sigit Iko Sugondo (Penyelenggara), Dalam Wawancara Skripsi di Kantor Al
Azhar Peduli Ummat, Hari Selasa, 31 Maret 2015. Pada pukul 13.45 WIB
56
sudah bisa
merencanakan masa
depan yang memiliki
target
bidang IT
2 Segi
Kepribadian
Belum percaya diri
dan masih kurang
dalam menjalankan
ibadah
Peserta menjadi rajin
beribadah dan lebih
memiliki motivasi
yang kuat dalam
mencapai kehidupan
yang sejahtera
Lembaga tidak
hanya mengajarkan
ilmu pengetahuan
umum, tetapi
lembaga juga
mengajarkan ilmu
agama dengan cara
peserta diberikan
diraman rohani
setiap pagi dan
setiap shalat wajib
berjama‟ah
3 Segi
Pengetahuan
Tidak tahu apa-apa
tentang website dan
jaringan-jaringan
komputer lainnya
Mengetahui dan
menguasai tentang
teknologi komputer
dan peserta bisa
membuat website
sendiri
Lembaga
memberikan
pelayanan yang
maksimal dengan
fasilitas yang layak,
pelatih yang
profesional dan
selalu memberikan
57
info terbaru
mengenai mata
kuliah yang mereka
pelajari
Sumber : Hasil wawancara penelitian
Dari hasil pernyataan penyelenggara dan alumni peserta pelatihan
bahwa program pelatihan yang dilaksanakan sangat sesuai, di mana
peserta mengalami perubahan dalam kehidupan mereka yang sebelumnya
tidak tahu apa-apa dan hanya tertarik, tetapi sekarang mereka tahu apa itu
ilmu pengetahuan tentang teknologi komputer dan jaringan-jaringannya.
B. Analisa Kriteria Keberhasilan Program Pemberdayaan melalui
Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan
Setelah peserta mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan selama
kurang lebih enam bulan maka ada suatu target untuk mencapai
keberhasilan yang harus dicapai dan diperoleh oleh peserta, dimana
peserta harus sudah memiliki atau menguasai materi yang diberikan
pelatih yang ditentukan melalui tes atau ujian akhir yang nantinya peserta
akan diberi sertifikat untuk dapat dikatakan berhasil dan lulus dalam
mengikuti pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan di
Lembaga Rumah Gemilang Indonesia. Perolehan setifikat untuk peserta
yang telah lulus diperuntukkan dan diberikan dengan tujuan semata-mata
agar peserta lulus menjadi alumni yang berpotensi dan bisa diterima kerja
ditempat-tempat yang diharapkan serta memiliki izin untuk dapat
membuka usaha sendiri.
58
Kriteria lain dalam pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan ini adalah dikatakan berhasil menurut bapak Sigit Iko selaku
penyelenggara adalah lahirnya generasi muda dhu‟afa yang bisa
memanfaatkan pengetahuan tentang ICT (Information and Communication
Technology) yanh sudah dipelajari dan dipraktikkan. Seperti dalam hasil
wawancara yang tertuang dibawah ini :
“Paradigma para peserta tentang pemahaman ICT dan cara
mensikapinya serta memanfaatkannya bisa terbangun
dengan baik; lahirnya generasi muda usia productif yang
sudah berpenghasilan dan menjadi tulang punggung
keluarga dengan berbekal keterampilan teknik computer
dan jaringan”.69
Selain pernyataan dari penyelenggara mengenai kriteria
keberhasilan dari pelatihan keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan,
peserta memiliki harapan jika sudah menjadi alumni baik yang sudah
bekerja maupun yang belum bekerja. Beberapa pernyataan harapan alumni
yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja antara lain adalah :
Khoiriyah:
“Harapan untuk saya kedepannya adalah menjadi pribadi
yang lebih baik, berguna untuk semua orang dan selalu
mengharumkan nama keluarga dan tentunya Lembaga
Rumah Gemilang Indonesia, juga mudah-mudahan ilmu
yang saya dapat dari RGI bermanfaat”.70
69
Bapak Sigit Iko Sugondo (Penyelenggara), Dalam Wawancara Skripsi di Kantor Al
Azhar Peduli Ummat, Hari Selasa, 31 Maret 2015. Pada pukul 13.45 WIB 70
Khoiriyah (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Jumat, 27 Maret 2015. Pada pukul 15.30 WIB
59
Nina:
“Harapan saya untuk diri saya semoga saya bisa
mengamalkan dengan baik pelajaran yang saya dapatkan
dari Rumah Gemilang Indonesia”.71
Pernyataan dari Nina dan Khoiriyah menjadi motivasi juga bagi
lembaga agar bisa mewujudkan harapan-harapan peserta yang ingin sukses
setelah menjadi alumni Lembaga Rumah Gemilang Indonesia. Dari tujuan
pemberdayaan juga kita ketahui dengan kesimpulan bahwa tujuan
pemberdayaan adalah menjadikan orang-orang yang lemah manjadi
berdaya. Berikut ini juga harapan dari alumni peserta yang memiliki
harapan besar untuk masa depannya:
Misbahul Munir:
“Harapan saya semoga saya bisa bekerja sambil menimba
ilmu, sukses di dunia dan di akhirat”.72
Abdullah:
“Saya sangat setuju jika harapan itu selalu ada disamping
kita, dimana ada harapan disitulah jalan yang akan kita
lewati. Harapan dapat diartikan sebagai keinginan untuk
masa depan, karena harapan kita akan menentukan
bagaimana masa depan kita nantinya. Sebagai contoh
adalah tentang bagaimana sosok orang tua yang
mengharapkan anaknya sukses di masa depan, dengan
harapan seperti itu anak akan menerima tanggung jawab
yaitu sukses di masa depan. Bahagia orang tua adalah
bahagia untuk kita nantinya, tentunya dalam arti sesuatu
yang positif”.73
Masa saat ini adalah akan menentukan kita di masa yang akan
datang, untuk mencapai harapan tersebut peserta nantinya setelah menjadi
71
Nina Agustina (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 1 April 2015. Pada pukul 14.11 WIB 72
Misbahul Munir Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 15 April 2015. Pada pukul 13.30 WIB 73
Abdullah (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan),
Wawancara Pribadi Pada Hari Selasa, 14 April 2015. Pada pukul 15.16 WIB
60
alumni, mereka akan ditantang untuk lebih kerja keras, kreatif dan mandiri
dalam berwirausaha demi memperbaiki kondisi ekonomi yang lebih baik.
Salah satu alumni peserta memiliki rencana dan harapan
melanjutkan kuliah atau sekolah diperguruan tinggi, hal ini juga termasuk
kriteria keberhasilan karena peserta bisa menentukan planning untuk
melanjutkan kehidupannya yang lebih baik lagi, berikut penuturannya :
“Dikarenakan belum ada panggilan, kegiatan saat ini di
rumah saja baca-baca buku sambil menunggu pembukaan
kuliah tahun ini. Dan rencana mau melanjutkan
tholabul’ilmi yaitu kuliah”.74
Harapan-harapan alumni peserta ini juga manjadi pendukung
kegiatan pelatihan keterampilan, di mana peserta memiliki motivasi hidup
yang tujuannya adalah bisa bermanfaat dan bisa memanfaatkan ilmu yang
sudah didapat dalam pelatihan teknik komputer dan jaringan.
Berikut tabel kriteria keberhasilan yang efektif dalam
mengevaluasi suatu program yang berfokus pada outcome. Dalam
bukunya, Veithzal Rifai menunjukkan bahwa kriteria yang efektif dalam
mengevaluasi pelatihan yaitu 75
:
1. Reaksi dari peserta
2. Pengetahuan atau proses belajar mengajar
3. Perubahan perilaku akibat pelatihan
4. Hasil atau perbaikan yang dapat diukur
74
Wahid Jaeni, (Alumni Program Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan
Jaringan), Wawancara Pribadi Pada Hari Rabu, 15 april 2015. Pada pukul 13.30 WIB 75
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2004)
61
Tabel Kriteria Keberhasilan Pelatihan Teknik Komputer
dan Jaringan
No.
Kriteria
Keberhasilan
Abdullah Khoiriyah Misbahul
1
Peserta tertarik
program pelatihan
Peserta tertarik
karena instruktur
atau pelatihnya
sudah
berpengalaman,
selain itu didukung
dengan fasilitas
yang layak
digunakan
Peserta tertarik
karena di Lembaga
Rumah Gemilang
Indonesia full
beasiswa dan
banyak alumni
yang berhasil
setelah lulus
Peserta tertarik
karena fasilitas yang
disediakan dan
pengajar yang
profesional
2
Peserta
memahami dan
menguasai materi
yang diajarkan
Bisa
mempraktikkan
materi yang sudah
diajarkan dalan
ujian akhir
Bisa
mempraktikkan
materi yang sudah
diajarkan dalan
ujian akhir
Bisa mempraktikkan
materi yang sudah
diajarkan dalan ujian
akhir
3
Proses belajar
mengajar tidak
membosankan
Metode belajar
menyenangkan,
karena diselingi
canda tawa
sewaktu-waktu
ketika sedang
Metode yang
disampaikan
mudah dipahami
karena tidak
banyak teori tetapi
langsung
Metode
pembelajaranya
membuat nyaman
dan mudah untuk
menerima materi
yang diajarkan
62
belajar dipraktikkan
dengan rinci dan
bertahap
4
Peserta lulus ujian
akhir
Menerima sertifikat
dan lulus sebagai
alumni
Menerima sertifikat
dan lulus sebagai
alumni
Menerima sertifikat
dan lulus sebagai
alumni
5
Peserta bekerja
atau membuka
usaha sendiri
Bekerja di salah
satu perusahaan di
Jakarta sebagai
Editing Document
Office
Bekerja sebagai
guru PAUD, kursus
komputer, ngaji
dan Ibu Kreatif
Tidak bekerja,
karena belum ada
panggilan dan akan
meneruskan kuliah
Sumber : Wawancara dengan Alumni Peserta Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan
No.
Kriteria
Keberhasilan
Nina Agustina Wahid Jaeni
1
Peserta tertarik
program pelatihan
Peserta tertarik karena di
lembaga ini peserta bebas
biaya dan instrukturnya
berpengalaman
Peserta tertarik karena
pelajaran yang
ditawarkan sangat
menantang
2
Peserta
memahami dan
menguasai materi
yang diajarkan
Bisa mempraktikkan
materi yang sudah
diajarkan dalan ujian akhir
Bisa mempraktikkan
materi yang sudah
diajarkan dalan ujian
akhir
3 Proses belajar Metode belajar yang Metode awal yang sulit
63
mengajar tidak
membosankan
disampaikan sangat
menarik, selain
penyampaian dari
instruktur yang mudah
dipahami
tetapi lama-kelamaan
peserta merasa sangat
mudah dan
menyenangkan
4
Peserta lulus ujian
akhir
Menerima sertifikat dan
lulus sebagai alumni
Menerima sertifikat dan
lulus sebagai alumni
5
Peserta bekerja
atau membuka
usaha sendiri
Bekerja menjadi Web
Marketing di sebuah
perusahaan di daerah
Depok
Tidak bekerja, karena
sedang ingin
menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri dengan
memanfaatkan ilmu yang
dimiliki
Sumber : Wawancara dengan Alumni Peserta Pelatihan Teknik Komputer dan Jaringan
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa beberapa alumni memiliki
rencana bekerja atau membuka usaha sendiri setelah lulus dari RGI. Ini
membuktikan bahwa kriteria keberhasilan dari program adalah ketika
mereka memiliki motivasi untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan
keterampilan yang mereka ikuti dan ketika mereka menuju kearah
perubahan untuk hidup yang lebih baik.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat
ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa evaluasi program khususnya
evaluasi hasil (output) pada program pemberdayaan ekonomi melalui
pelatihan keterampilan di Lembaga Rumah Gemilang Indonesia yang
diperuntukkan generasi muda dhu‟afa ini telah berhasil. Penilaian tersebut
dapat dilihat dari kesumpulan sebagai berikut :
1. Mengenai pengaruh dari program pemberdayaan ekonomi melalui
Pelatihan Keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan untuk generasi
muda dhu‟afa menimbulkan dampak yang baik bagi para alumni. Dari
hasil analisa perubahan baik dari segi ekonomi dan segi kepribadian
para peserta (alumni), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa program
pelatihan ini sangat baik untuk dilanjutkan dalam rangka membantu
dan memfasilitasi generasi muda dhu‟afa agar lebih produktif, kreatif,
mandiri dan berprilaku baik. Perubahan kondisi dari segi ekonomi
yang sudah cukup dikatakan sesuai dengan yang diharapkan para
penyelenggara. Sebagian besar alumni merasakan perubahan dari segi
ekonomi, mereka sudah bisa menghasilkan uang sendiri dan memenuhi
kebutuhannya sendiri dari penghasilannya. Dampak lain yaitu segi
kepribadian, para alumni merasakan dirinya lebih baik dari sebelum
masuk mengikuti pelatihan di lembaga Rumah Gemilang Indonesia.
65
Para alumni lebih rajin beribadah, lebih mandiri, dan menjadi lebih
tahu tentang agama.
2. Kriteria keberhasilan dalam program pelatihan keterampilan di
Lembaga Rumah Gemilang Indonesia Sawangan yang diperuntukkan
bagi generasi muda dhu‟afa adalah ketika mereka menguasai mata
kuliah yang sudah dipelajari di pelatihan Teknik Komputer dan
Jaringan dan telah lulus ujian dalam pelatihan keterampilan yang
dtandai dengan sertifikasi guna mengakui kemampuan yang dimiliki
peserta telah layak untuk dipergunakan dalam dunia kerja sehingga
para alumni dapat bekerja atau membuka usaha melalui kemampuan
yang dimilikinya.
B. Saran
1. Program pelatihan di Lembaga Rumah Gemilang Indonesia untuk
selanjutnya pelatih harus ditambah, karena dari tahun ke tahun peserta
akan semakin banyak yang mendaftar. Dan kuota untuk peserta di
perbanyak secara bertahap.
2. Selain diberikan pelatihan keterampilan, sebaiknya setiap peserta
diberikan juga pemahaman konsep-konsep kewirausahaan dengan
segala seluk beluk permasalahan didalamnya.
3. Walaupun peserta telah selesai mengikuti program, peserta diarahkan
dan dibimbing tidak hanya sekedar pemantauan, hal ini agar usaha atau
pekerjaan yang dikembangkan menjadi kuat dan sukses.
66
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, Cet.
Ke 3. (Jakarta : FEUI Press)
Ali, Mohammad. Psikologi Remaja (Perkembangan Pendidik). (Jakarta:
PT. Bumu Aksara, 2010)
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, Cet. 1. (Jakarta: PT.
Bina Aksara. 1998)
Chamsyah, Bachtiar , Dimensi Religi Dalam Kesejahteraan Sosial.
(Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen
Sosial, 2003)
Harahap, Syahrin, Islam : Konsep dan Implementasi Pemberdayaan.
(Yogyakarta : PT Tiara Wacana, 1999)
Irawan, Elly dkk, Pengembangan Masyarakat, Cet.1. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1995)
Ismail, Asep Usman dkk, Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan
Dhu’afa. (Jakarta: Dakwah Press Syarif Hidayatullah, 2008)
Joesoef, Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Cet. 1.
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992)
Machendrawati, Nanih dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan
Masyarakat Islam. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001)
Minarti, Nana, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan.
(Makalah Seminar)
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008)
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 31. (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1991)
Notoatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004)
Nurkacana, Wayan, Evaluasi Pendidikan. (Surabaya : Usaha Nasional,
1976)
Partanto, Pius A. dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer.
(Surabaya : Arloka, 1994)
67
Prijono, Onny S. dan A.M Pranarka, Pemberdayaan, Konsep, kebijakan
dan Implementasi. (Jakarta : CSIS, 1996)
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1994)
Srihartini, Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat,
Jurnal PMI 2003. (September, 2003)
Subyantoro, Arief dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian Sosial.
(Yogyakarta: ANDI,2007)
Sudjana, H.D. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar
Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi
Program. (Bandung: Falah Production, 2000)
Suharto, Edi , Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan
Sosial. (Bandung : PT Refika Aditama, 2005)
Sukardi, Evaluasi : Program Pendidikan dan Kepelatihan, Cet. 1.
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014)
Sumadi, Gunawan, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan
Masyarakat, Cet. 1. ( Jakarta : Bina Rena Pariwara, 1997)
Sumarsono, Sonny, Metode Riset Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2004)
Syafe‟i, Agus Ahmad , Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Islam.
(Bandung: Gerbang Masyarakat Baru, 2001)
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1998)
Tri Lin, Rahayu dan Ardani Ardi Tristiadi, Observasi Wawancara.
(Malang: PT. Bayu Media, 2004)
Wirawan, Evaluasi : teori, model, standar, aplikasi, dan profesi. (Jakarta :
Rajawali Pers, 2011)
Yulistiani, Indriati, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan.
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001)
68
WAWANCARA
1. Alumni
A. Pertanyaan-pertanyaan
1. Dari mana anda mengetahui Lembaga Rumah Gemilang
Indonesia?
2. Apa yang membuat anda tertarik dengan lembaga ini?
3. Apa motivasi anda mengikuti pelatihan Teknik Komputer dan
Jaringan?
4. Apakah materi yang disampaikan selama anda mengikuti kelas
pelatihan ada yang perlu ditambahkan?
5. Menurut anda, bagaimana dengan metode belajar yang diterapkan
pelatih?
6. Apakah anda mengalami kesulitan ketika mengikuti pelatihan?
7. Apa materi yang sangat menarik atau ada yang anda sukai dalam
pelatihan?
8. Apakah kelas Teknik Komputer dan Jaringan sesuai dengan apa
yang anda inginkan?
9. Apa manfaat yang anda dapatkan dari pelatihan ini?
10. Apakah pelatihan ini berdampak pada perilaku, kehidupan dan
keluarga anda?
11. Apakah saat ini anda sudah bekerja?
a. Jika sudah bekerja
1. Apa pekerjaan anda saat ini?
2. Apakah pekerjaan anda sesuai dengan jurusan saat di lembaga?
3. Apakah saat ini anda sudah bisa memenuhi kebutuhan pribadi
anda?
4. Apakah anda senang dengan pekerjaan anda saat ini?
5. Apa harapan anda untuk Lembaga Rumah Gemilang
Indonesia?
6. Apa harapan anda untuk diri anda ?
b. Jika belum bekerja
1. Mengapa anda belum bekerja?
69
2. Apakah saat mengikuti pelatihan, merasa kesulitan?
3. Apa harapan anda untuk Lembaga Rumah Gemilang
Indonesia?
4. Apa harapan untuk diri anda?
B. Jawaban
WAWANCARA ALUMNI RGI ANGKATAN 11
Nama : Nina Gustiani
Tanggal : Rabu, 1 April 2015
Waktu : 14.11 WIB
1. Saya mengetahui RGI dari mitra atau sebuah tempat kegiatan
belajara masyarakat yang berada di kecamatan pamijahan, bogor.
2. Yang membuat saya tertarik karena bebas biaya dan instruktruk
yang berpengalaman
3. Motivasi saya ikut belajar di RGI karena ingin menguasai
computer
4. Menurut saya untuk materi cukup tapi untuk masalah waktu (6
bulan) saya rasa kurang
5. Metode belajar yang di sampaikan sangat menaarik selain
penyampaian dari instruktur yang mudah di pahami
6. Kesulitannya pertama karna kurangnya saya memahami apa itu
ilmu IT,
7. Materi yang membuat saya tertarik di kelas TKJ yang pertama
jaringan computer & web development. Nangtang banget :D
8. Sangat sesuai
9. Banyak manfaat yang saya dapatkan dari pelatihan ini, selain saya
jadi mengenal seluk beluk computer saya juga jadi tau bagai mana
cara membuat sebuah website (tadinya gak tau sama sekali apa itu
website)
70
10. Bagi saya pribadi mengikuti pelatihan ini membuat saya menjadi
rajin beribadah dan lebih menghormati orangtua
11. Alhamdulillah, saya sudah bekerja
12. Saya bekerja menjadi web marketing di sebuah perusahaan di
daerah depok
13. Ya cukup sesuai, meskipun saya tidak bekerja di bagian IT
14. Iya, Alhamdulillah
15. Saya senang karena memang inilah yang saya harapkan dari dulu,
bekerja di bagian web, selain bekerja disini juga saya mendapatkan
ilmu baru lagi dan tentunya pengalaman baru
16. Harapan saya, mudah2an RGI tambah maju, tambah berkah selalu
menjadi lembaga yang membanggakan , untuk kelas TKJ,
mudah2an siswa2nya tambah giat dan gak males2an, mudah2an
TKJ selalu menjadi kelas yang terbaik juga menghasilkan siswa2
yang berkualitas dan berakhlak baik
17. Harapan untuk diri saya sendiri, menjadi pribadi yang lebih baik,
berguna untuk semua orang dan selalu mengharumkan nama
keluarga dan tentunya RGI, juga mudah2an ilmu yang saya dapat
dari RGI selalu bermanfaat.
71
Nama : Khoiriyah
Tanggal : Jumat, 27 Maret 2015. Pada pukul 15.30 WIB
Waktu : 15.30 WIB
1. Dari salah satu karyawan di Al azhar Peduli Ummat (Bapak
angkat saya)
2. Yang membuat saya tertarik adalah karena di RGI full beasiswa
dan sudah banyak alumni yang berhasil setelah lulus
3. Ingin menguasai ilmu jaringan dalam program tekhnik komputer
4. Materi yang di sampaikan sangat baik dan cukup hanya saja
waktunya yang terbatas
5. Metode belajar yang di sampaikan mudah di pahami karna tidak
banyak teori yang di keluarkan tapi langsung di praktekan
langsung dengan rinci dan secara bertahap
6. Kadang ada pelajaran yang saya susah pahami karna kan waktu
SMA nya gak ada background teknik komputer dan jaringan,
sebuah pelajaran baru bisa mengenal jaringan bagi saya
7. Pelajaran yang paling saya sukai yaitu pada bagian SCC yaitu
Spiritual Care Community. Di SCC ini saya mendapatkan banyak
ilmu tentang agama dan membuat saya lebih rajin menjalankan
ibadah
8. Sangat sesuai karna saya memang ingin tahu apa itu ilmu Teknik
Komputer dan Jaringan
9. Saya bisa mengetahui apa itu ilmu peng progamman, web server,
jaringan mikrotik membagi ip addres dan lain-lain
10. Sangat berdampak sekali karna dengan mengikuti pelatihan di RGI
bukan hanya pelajaran khusus saja, 50% peljaran khusus kejuruan
50% SCC spiritual care community yaitu yang membahas tentang
pelajaran agama yang membuat saya menarik untuk mencontohnya
dalam kehidupan sehari-hari saya.
11. Alhamdulillah saya sudah bekerja
12. Sebagai guru PAUD, kursus komputer, ngaji & ibu kreatif
72
13. Alhamdulillah sesuai
14. InsyaAllah Sudah tercukupi
15. Saya sangat menikmatinya karna ini adalah sebuah pengalaman
baru untuk saya di samping mengajar juga sambil beribadah
mermbagikan pengetahuan saya untuk orang lain.
16. Harapan saya untuk RGI semoga saja banyak para generasi2 baru
yang bermanfaat yang tumbuh dalam naungan RGI, untuk kelas tkj
mudah2an murid2nya pada giat ngikutin pelatihannya soalnya
berguna banget pelajaran buat diri sendiri dan orang lain.
17. Harapan saya untuk diri saya semoga saja saya bisa mengamalkan
dengan baik peljaran yang saya dapatkan dari RGI, khususnya
untuk saya sendiri.
73
Nama : Abdullah
Tanggal : Rabu, 15 April 2015
Waktu :10.00 WIB
1. Saya mengetahui Rgi dari saudara yang kebetulan alumni dari
sana angkatan 9.
2. Saya tertarik pada Rgi karena menurut saudara saya instrukturnya
berengalaman dan sangat mahir sekali selain itu adanya fasilitas
yang sangat mendukung.
3. selain karena saya hobi “ngoprek” komputer,disisi lain dari itu
juga Teknologi sudah menjadi wakil yang paling ikonik dalam
perubahan perkembangan dunia modern.itulah yg memotifasi
masuk jurusan TKJ
4. Banyak sekali,karena selama jangka waktu 6 bulan kami di Rgi
adalah waktu yang sangat singkat,jadi instruktur hanya
mengajarkan yang dinilai sangat penting dalam materi tersebut
atau lebih tepatnya dasar-dasarnya,selebihnya untuk bisa
mendalami materi tersebut kami bisa belajar otodidak dari
internet.
5. Metode belajar yang menyenangkan menurut saya, karena
diselingi dengan canda tawa sewaktu waktu ketika sedang
belajar ,karena dengan kami seharian di kelas dengan pelajaran yg
menguras otak tentu saja membuat cepat“strees”dan hilang fokus.
Selain itu dengan belajar materi di iringi dengan praktek
langsung,yang instruktur ajarkan lebih cepat cepat kami
memahaminya
6. Tentu saja kesulitan itu pasti ada ketika dalam proses
belajar,dengan belajar dan banyak bertanya tentang pelajaran
kepada instruktur di luar jam pelajaran itu sangat membantu
menurut saya.
74
7. semua pelajaran saya suka,tapi lebih cenderung menyukai Web
Development dan server,karena pelajaran ini yang lebih sulit jadi
saya menyukainya...hehehe :D
8. sangat sesuai sekali.
9. manfaat yang saya dapatkan dari pelatihan ini banyak sekali
tentunya dari tidak tahu menjadi tahu tentang teknologi komputer
dan jaringan,dan juga bermanfaat juga untuk pengetahuan saya
kedepannya
10. Tentu saja berdampak besar pada kehidupan saya.menjadi lebih
mandiri lagi dan dan punya motifasi untuk tetap maju,.
11. Alhamdulillah sudah
12. saya bekerja sebagi editing Dokumen office di sebuah perusahaan
di jakarta.
13. Kalau menurut saya belum, karena pekerjaan saya sekarang ini
pada posisi di aplikasi perkantoran,sedangkan di RGI ada kelas
khusus untuk aplikasi perkantoran jadi tidak sesuai dengan kelas
yang saya ambil.
14. Kalau ditanya soal sudah atau belum sih yaaa.. alhmdulillah
cukup, karena saya juga baru bekerja satu bulanan jadi belum
kelihatan hasilnya.
15. Alhmdulillah senang dan saya mencoba menyesuaikan dengan
keadaan baru
16. Lebih maju lagi,lebih semangat lagi khususnya untuk para
instruktur yang tidak kenal lelah dalam mengajar,dan tak bosan-
bosannya menasehati kami,semoga tetap istiqomah dan tidak ada
rasa bosan dalam meberikan ilmunya.
17. Saya sangat setuju jika harapan itu selalu ada disamping kita,
dimana ada harapan disitulah jalan yang akan kita lewati. Harapan
dapat diartikan sebagai keinginan untuk masa depan, karena
harapan kita akan menentukan bagaimana masa depan kita
nantinya. Sebagai contoh adalah tentang bagaimana sesosok orang
tua mengharapkan anaknya sukses dimasa depan, dengan harapan
75
seperti itu anak akan menerima tanggung jawab yaitu untuk sukses
di masa depan,Bahagia orang tua adalah bahagia untuk kita
nantinya, tentunya dalam arti sesuatu yang positif.
Nama : Misbahul Munir
Tanggal : Rabu, 15 April 2015
Waktu : 13.30 WIB
1. Saya mengetahui dari sepupu saya yang bekerja di Rumah
Gemilang Indonesia
2. Yang membuat saya tertarik untuk masuk ke RGI yaitu fasilitas
yang disediakan dan pengajar yang profesional
3. Era sekarang adalah era globalisasi, perkembangan teknologi tiap
saat dan tiap waktu semakin canggih, maka dari itu saya tidak ingin
ketinggalah satupun dari yang namanya teknologi. Apalagi saya di
desa yang amat jauh dari adanya teknologi yang semakin canggih.
4. Mungkin perlu, karena seperti yang tadi saya bilang, teknologi saat
ini semakin canggih, jadi kita perlu mempelajari materi-materi
lebih luas
5. Saat saya mengikuti pelatihan selama di RGI, metode
pembelajarannya sangat membuat saya nyaman dan mudah untuk
menerima materi yang diajarkan
6. Aku rasa tidak ada yang sulit, kalau siswanya itu benar-benar
mendengarkan, memperhatikan apa yang instruktur katakan. “Man
Jadda Wajada” siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan
berhasil.
7. Materi yang saya sukai itu pelajaran Web Development
8. Iya sesuai
76
9. Manfaatnya banyak, dapat ilmu yang belum saya dapat atau saya
mengerti diluar, menjadi tahu tentang komputer beserta dalam-
dalamnya, tahu tentang membuat web, dan tahu tentang jaringan
internet.
10. Sangat berdampak sekali, semakin dikenal di masyarakat terkadang
dibutuhkan dan sangat merubah hidupku. Terima kasih RGI.
11. Belum.
12. dikarenakan belum ada panggilan, kegiatan saat ini di rumah saja
baca-baca buku sambil manunggu pembukaan kuliah tahun ini.
Dan rencana mau melanjutkan tholabul‟ilmi yaitu kuliah.
13. Tidak ada, karena semua materi dan praktek dibuat mudah untuk
kita dari para pelatih.
14. Harapan saya untuk RGI, semoga RGI tetap sukses, semoga
banyak donator yang menyumbang. Khususnya untuk kelas TKJ
semoga lebih jaya.
15. Harapan saya semoga saya bisa bekerja sambil menimba ilmu,
sukses di dunia dan di akhirat.
77
Nama : Wahid Jaeni
Tanggal : Selasa, 14 april 2015
Waktu : 15.16 WIB
1. Saya tahu RGI dari Al Azhar Peduli Ummat
2. Saya tertarik karena pelajarannya yang ditawarkan sangat
menantang
3. Melihat dunia lebih luas lewat sebuah layar
4. Pelajaran yang perlu ditambahkan mungkin tentang Web
Development
5. Sangat bagus dan sangat berbeda dengan sekolah lain
6. Iya di awal memang saya merasa kesulitan tapi kesananya saya
merasa sangat mudah dan menyenenangkan
7. Materi yang paling menarik menurut saya adalah tentang server
dan mikrotik
8. Iya semua yang ada sesuai dengan yang saya inginkan
9. Manfaatnya saya merasakan bahwa inilah dunia informatika yang
sebenarnya dan banyak lagi ilmu yang saya harus kejar.
10. Cukup berdampak pada kehidupan sehari-hari saya.
11. Belum bekerja
12. Karena saya ingin menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan
memanfaatkan ilmu yang saya punya.
13. Tidak ada
14. Semoga RGI makin sukses dan menjamin siswanya dalam
mengejar cita-cita
15. Semoga saya juga makin sukses dalam usaha saya dan bisa
memberdayakan masyarakat sekitar kampung saya
78
2. Pelatih
Bpk. Muhidin (Pelatih kelas keterampilan Teknik Komputer dan Jaringan
di Lembaga Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok) dalam
wawancara skripsi di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan, Depok.
Kamis, 19 Maret 2015.
a) Apa saja materi yang anda sampaikan dalam kelas pelatihan ?
Jawaban; Di RGI ini, ada dua macam mata diklat atau mata
kuliahlah yang biasanya. Pertama, MKKDU atau Mata Diklat
Dasar Umum, nah mata diklat ini ada satu materi yaitu SCC
atau Spiritual Care Community. Mata diklat ini ada sksnya juga
seperti anak kuliahan, disini SCC diberi 5 sks. Yang kedua
adalah MKKDK atau Mata Diklat Dasar keahlian. Setiap kelas
berbeda-beda, kalau untuk kelas TKJ antara lain mempelajari
hardware software (belajar sesuai judulnya dan ini merupakan
pelajaran wajib), jaringan komputer (secara teori : mengenal
IT, secara praktek : menggunkan mikrotik dan simulasi
jaringan), server (6 sks, dikhususkan server linux), WEB
Development (pelajaran ini tidak wajib tetapi tetap nilai tidak
boleh D/E), dan Office (3 sks).
b) Apakah materi yang disampaikan itu sedang dibutuhkan di
dunia kerja?
Jawaban; Oh tentu! Apalagi jaman sekarang itu semua sudah
menggunakan alat tekhnologi canggih.
c) Bagaimana dengan waktu belajar yang sudah ditetapkan?
Apakah masih kurang atau sudah cukup?
Jawaban; kalau menurut saya sih kurang yaaa… karena untuk
tekhnologi ini cukup sulit juga, apalagi peserta tidak semuanya
langsung nyambung dalam pelajaran. Ada beberapa anak yang
awalnya sulit, tetapi karena setiap hari kita langsung
mempraktekkan apa yang sudah kita pelajari saat pemberian
materi pada jam pertama
79
d) Menurut anda, apakah fasilitas yang disediakan dalam pelatiha
Teknik komputer dan Jaringan sudah memadai?
Jawaban; Alhamdulillah Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
menyediakan fasilitas dengan cukup, yaitu masing-masing anak
mendapatkan satu komputer.
e) Apakah peralatan pelatihan tersebut layak digunakan?
Jawaban; Ya, sangat layak
f) Bagaimana sistem pembelajaran yang anda terapkan dalam
melatih peserta?
Jawaban; Kita di sini diberi waktu pembelajaran selama 6
bulan. Tiga bulan peserta diberi materi, satu bulan dikasih
pancing atau workshop dan ada sidangnya juga, tapi
perkelompok dan pemberian nilai tidak perkelompok tapi
masing-masing individual. Satu bulan kemudian peserta diberi
kesempatan untuk magang di perusahaan yang sudah bekerja
sama dengan lembaga. Dan satu bulan terkahir peserta
melaksanakan ujian akhir.
g) Bagaimana cara anda agar peserta menjadi komunikatif?
Jawaban; Dalam tahap awal perkenalan saya mencoba
mengenal peserta dengan menyesuaikan peserta agar peserta
merasa asik belajar dan saya juga harus tahu cara
menumbuhkan minat belajar siswa.
h) Apakah ada hambatan saat mengajar?
Jawaban; Ya hambatan pasti ada, paling Cuma bahasa aja sih
yang lumayan agak sulit. Karena tidak semua siswa berasal dari
Jakarta.
80
3. Penyelenggara
Bpk. Sigit Iko Sugondo ( Wakil Direktur Al Azhar Peduli Ummat ) dalam
wawacara skripsi di Kantor Al Azhar Peduli Ummat. Selasa, 31 Maret
2015
a) Apa tujuan diadakannya kegiatan pelatihan di lembaga RGI khususnya
kelas Teknik Komputer dan Jaringan?
Jawaban; Sejak dibukanya kelas keterampilan TKJ pada angkatan ke-
2, kelas ini adalah kelas yang paling banyak peminatnya dibanding
kelas-kelas lainnya. Dunia ICT dengan segala perkembangannya yang
begitu cepat, merupakan peluang sekaligus tantangan. Peluangnya,
terbukanya banyak bidang pekerjaan dan usaha yang bisa dilakukan
oleh masyarakat khususnya generasi muda usia produktif untuk
meningkatkan penghasilan. Tantangannya, harus disiapkan sumber
daya manusia yang cakap, kreatif, produktif, mandiri dan attitude baik
yang mampu menangkap peluang ini dengan tepat dan maksimal.
Sehingga perkembangan ICT (information & Communication
Technology) yg pesat bisa memberikan dampak bagi kemaslahatan
umat. Untuk itu dibutuhkan lembaga atau wadah yang memfasilitasi
dan membukan akses bagi mereka dalam pengetahuan dan
keterampilan ICT. Ini yang melatarbelakanginya.
b) Apa saja tujuan yang sudah dicapai oleh lembaga dalam hal
memberdayakan generasi muda dhu‟afa dari pelatihan TKJ ini?
Jawaban; paradigma para peserta tentang pemahaman ICT dan cara
mensikapinya serta memanfaatkannya bisa terbangun dengan baik;
lahirnya generasi muda usia productif yang sudah berpenghasilan dan
menjadi tulang punggung keluarga dengan berbekal keterampilan
teknik computer dan jaringan.
c) Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh penyelenggara untuk
pelatihan ini?
81
Jawaban; Perencanaan secara umum dilakukan setiap agenda rapat
kerja tahunan lembaga dalam menyusun program kerja lembaga dalam
mengentaskan permasalahan sosial. Secara khusus perencanaan
dilakukan setiap kali menjelang penerimaan peserta diklat baru untuk
menyesuaikan segala sesuatunya.
d) Bagaimana dengan pelatih kelas TKJ? Apakah ada proses seleksi
terlebih dahulu?
Jawaban; Pelatih atau yang disebut instruktur di semua program studi
termasuk TKJ tentu diseleksi. Semua instruktur harus memenuhi
kriteria KKI ( Kompetensi, Komitmen dan Integritas). Kompetensi
yang dimiliki harus sesuai dengan standar kompetensi dasar peserta
diklat, memiliki komitmen yang kuat untuk bersama-sama
mewujudkan tujuan program dan memiliki integritas sebagai instruktur
yang sekaligus sebagai bagian dari pengelola lembaga pendayagunaan
dana zakat, infaq dan sedekah.
e) Menurut bapak/ibu, apakah pelatihan kelas TKJ ang. 11 kemarin
masuk kategori berhasil?
Jawaban; berhasil.
f) Apa bukti atau wujud keberhasilan itu?
Jawaban; Agenda diklat dengan kegiatan-kegiatannya dengan sudah
berjalan sesuai rencana dengan hasil penilaian hasil ujian peserta diklat
yang baik. Sebagian besar alumni angkatan 11 sudah berpenghasilan,
memiliki perilaku yang baik.
g) Menurut anda seberapa baik program pemberdayaan generasi muda
dhu‟afa ini?
Jawaban; Sangat baik, urgent dan strategis. Program-program
pemberdayaan generasi muda usia produktif dengan memberikan akses
pengetahuan, keterampilan, pembinaan attitude, membuka peluang
82
usaha dan bekerja. Terlebih yang menjadi penerima manfaatnya adalah
mereka dari keluarga kurang mampu (fakir & miskin) dan secara basic
pendidikan mayoritas adalah generasi putus sekolah. Jika pembinaan
dan pemberdayaan terhadap generasi muda usia produktif dilakukan
secara benar dan tepat, maka keberdayaan dan daya tawar mereka
semakin kuat sehingga angka pengangguran bisa dikikis, kenakalan
remaja bisa diminimalisiir. Dengan bekal keterampilan, pengetahuan,
mental dan moral baik mereka akan tumbuh menjadi orang yang
kreatif, produktif, mandiri, brakhlaq baik, berpenghasilan dan punya
kontribusi bagi sejahteranya keluarga dan bangsa.
h) Apakah terjadi perubahan dalam segi ekonomi atau pribadi peserta
setelah mengikuti pelatihan TKJ ini?
Jawaban; RGI bukan hanya memberikan bekal keterampilan dengan
instruktur yang kompeten dan profesional, tapi juga penguatan akidah,
akhlaq, jiwa kewirausahaan dan kepedulian masyarakat dengan pola
boarding/pesantren. Secara kepribadian, sangat jelas terjadi perubahan
yang sangat baik. Dari sisi ekonomi atau berpenghasilan juga terjadi
perubahan, dengan segala dinamikanya. Data yang dihimpun oleh RGI
menunjukkan, sekitar 80 % alumni RGI sudah berpenghasilan.
i) Apakah ada hambatan dalam menyelenggarakan pelatihan ini? Jika
ada, apa hambatannya?
Jawaban; InsyaAllah belum ada hambatan yang berarti, yang ada
adalah banyaknya tantangan. RGI sudah memiliki system diklat yang
baik dan kuat. Implementasinya juga cukup optimal. Tantangan yang
semakin nyata di lapangan adalah makin membludaknya jumlah
peserta pendafatar di setiap angkatannya, sedangkan kursi kelas dan
kapasitas asrama yang saat ini disiapkan adalah 120 peserta dari 6
kelas keterampilan. Tantangan lainnya adalah pasca diklat. RGI harus
semakin kuat juga membantu memberikan akses modal usaha bagi
alumni yang memiliki potensi dan semangat berwirausaha.
83
j) Apakah faktor-faktor pendukung dalam pelatihan ini?
Jawaban; Faktor pendukung program : sarana dan fasilitas diklat yang
baik, para instruktur yang memiliki kompetensi-komitmen-integritas
tinggi, pendanaan yang cukup, kemitraan-sinergi dan dukungan dari
masyarakat luas.
k) Apakah masyarakat dan pemerintah dilibatkan dalam
menyelenggarakan pelatihan ini?Jika iya, dalam hal apa?
Jawaban; Dalam proses pendidikan dan pelatihan secara teknis, RGI
tidak melibatkan langsung pemerintah dan masyarakat. Namun dalam
hal rekrutment peserta, sinergi dan kemitraan dalam hal sosialisasi,
melebarkan akses bekerja dan wirausaha para peserta dan alumni RGI
dilibatkan banyak pihak termasuk unsur pemerintah, pebisnis, dll.
l) Apakah setiap tahun diadakan evaluasi terhadap lulusan atau alumni
pelatihan?
Jawaban; Update dan perkembangan para alumni terus dilakukan.
Bahkan alumni terus mendapatkan informasi terkait peluang dan
kesempatan bekerja dan berwiausaha dari RGI ataupun dari forum
alumni RGI.
m) Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam pemberian materi pelatihan
kelas TKJ agar tetap aktual?
Jawaban; Evaluasi dilakukan secara berjenjang dan berkala baik oleh
manajemen RGI bersama para instruktur, menampung dan
menindaklanjuti temuan saat peserta diklat magang untuk
menyesuaikan dengan dunia kerja. Evaluasi secara umum juga
dilakukan dalam rapat evaluasi lembaga mingguan, semester, dan
tahunan.
n) Sebagian besar, berasal darimana para peserta pelatihan Angk. 11?
84
Jawaban; Banyak dari luar Jabodetabek. Dari Palembang, Bengkulu,
Papua, Agam, Makasar, daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dll
o) Darimana saja para pelatih yang melatih dalam pelatihan TKJ?
Jawaban; Domisili di wilayah Bogor dan Jakarta. Basic pendidikan dan
keahliannya dari TKJ dan praktisi ICT.
p) Apakah ada evaluasi terhadap materi yang diberikan kepada peserta
agar materi itu tetap aktual?
Jawaban; Ada evaluasi
q) Berasal darimana sumber dana untuk menyelenggaraka pelatihan TKJ?
Jawaban; dari dana zakat, infaq dan CSR perusahaan.
r) Apa harapan anda mengenai pemberdayaan generasi muda dhu‟afa ini
melalui pelatihan keterampilan untuk angkatan-angkatan selanjutnya?
Jawaban; harapannya semakin banyak generasi muda produktif yang
mendapatkan pelatihan program ini dan semakin luas sebaran
wilayahnya dengan didukung dengan semakin kuatnya system,
profesionalnya apengelola, memadainya sarana dan sumber
pendanaan. Sehingga kontribusi RGI terhadap bangsa ini dalam
mengurangi jumlah pengangguran generasi usia produktif, semakin
nyata sehingga angka kemiskinanpun bisa dikurangi.
Top Related