ASUHAN KEPERAWATAN PD CHEPAL HEMATOMA
Definisi- Pengumpulan darah di bawah periosteum (perdarahan
subperiosteal) pd satu atau lebih tulang tengkorak, biasanya pd tulang parietal atau oksipital.
Etiologi- Terjadi karena perlukaan pd periosteum tulang tengkorak selama
proses persalinan dan kelahiran.- Walaupun tidak ada trauma pd proses persalinan, cephal
hematoma bisa terjadi karena adanya gangguan hemostasis pd infant.
- Perlukaan sering terjadi pd primipara dan sering dihubungkan dgn persalinan menggunakan forceps dan ekstraksi vakum.
- Penyebab trauma periosteum meliputi:- Penekanan kepala yg lama pada serviks, perineum, atau tulang
pubis.- Perlukaan karena pisau forceps.- Kesulitan rotasi manual dari kepala.- Kompresi dan relaksasi forceps yg cepat pd kepala janin sbg
pencetus kelahiran.
Patofisiologi- Cephal hematoma merupakan lesi umum yg terjadi pada 1% - 2%
kelahiran hidup. - Sering terlihat pd persalinan traumatik dan instrumental.
Persalinan ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah, shg mengakibatkan perdarahan pd area antara tulang tengkorak dan periosteum.
- Perdarahan subperiosteal ini prosesnya lambat shg pembengkakan baru terlihat beberapa jam sesudah proses kelahiran.
Manifestasi Klinis- Pembengkakan (benjolan) pd kepala bayi yg berisi darah, dan akan
nampak dalam beberapa jam setelah kelahiran.- Pembengkakan akan bertambah besar, dan kemudian akan
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan.- Karena perdarahan terjadi di bawah periosteum, maka
pembengkakan dibatasi oleh tulang yg mengalami trauma, dan pembengkakan tidak melewati garis sutura. Hal ini membedakan cephal hematoma dgn caput succedaneum.
- Perdarahan yg terjadi tidak terlalu berpengaruh thd sirkulasi secara umum.
Komplikasi - Cephal hematoma masif kadang-kadang dapat mengakibatkan
kehilangan darah cukup banyak atau mungkin terdapat patah tulang tengkorak yg disertai perdarahan intrakranial.
- Hiperbilirubinemia mungkin terjadi selama proses resolusi dari hematoma.
- Infeksi lokal dapat terjadi, yg ditandai dgn peningkatan pembengkakan secara tiba-tiba.
Penatalaksanaan - Tidak diperlukan pengobatan khusus karena cephal hematoma
dapat menghilang dgn sendirinya dalam beberapa minggu.- Harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut secara radiologis thd
tulang tengkorak apabila terjadi pembesaran hematoma dan terlihat tanda-tanda perdarahan yg ekstensif.
- Dilakukan pemeriksaan faktor koagulasi yg mungkin terjadi pd bayi yg menderita trombositopenia berat.
- Dilakukan transfusi jika terjadi perdarahan masif.
1
- Lesi yg menyebabkan perdarahan berat pd area atau yg melibatkan fraktur jaringan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
- Vitamin K dapat diberikan untuk mengurangi perdarahan lebih lanjut.
- Area harus dilindungi dari injuri.- Infeksi yg menyebabkan pembentukan abses harus di drainase,
walaupun ini jarang terjadi.- Terdapat kontraindikasi melakukan insisi dan drainase untuk
mengeluarkan darah, karena dapat menyebabkan infeksi pd cephal hematoma yg sebenarnya tidak berbahaya.
Prognosa- Prognosa cukup baik karena pembengkakan akan menghilang
dalam beberapa minggu atau bulan.- Pd proses pengecilan, terjadi pembekuan darah pd tepi luka dan
menjaga cairan tetap berada di tengah.- Osifikasi jarang terjadi pd tempat pembekuan, hal ini mungkin
dapat menyebabkan deformitas permanen (penonjolan) pd tulang tengkorak.
- Dapat menyebabkan cacat yg menyerupai kista selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
- Kesehatan anak tidak terpengaruh, dan tidak terjadi kerusakan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN PD CHEPAL HEMATOMA
Pengkajian- Kaji kondisi kepala.- Kaji luasnya benjolan atau perdarahan.- Kaji letak perlukaan.- Kaji tanda-tanda infeksi.- Kaji tanda-tanda anemia, menunjukkan adanya perdarahan hebat.
Diagnosa Keperawatan1. Resiko tinggi terhadap nyeri b.d trauma jaringan.2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d perdarahan.3. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d trauma jaringan.4. Kurang pengetahuan orang tua b.d kurangnya informasi atau
pengalaman dalam merawat bayi.5. Resiko gangguan integritas kulit b.d imobilisasi.
Evaluasi1. Apakah bayi bernapas normal atau tidak.2. Apakah area edema mengalami perubahan ukuran (membesar atau
mengecil).3. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda infeksi.4. Apakah keluarga sudah mengerti tentang perawatan bayi dgn
cephal hematom.5. Apakah integritas kulit tetap baik.
Dokumentasi- Lingkar kepala dan tanda-tanda vital.
2
Dx. Resiko tinggi terhadap nyeri b.d trauma jaringan
Hasil yg diharapkan:- Menunjukkan berkurangnya frekuensi menangis.- Menghilangkan ansietas dan ketegangan BBL.
Intervensi – Mandiri:- Evaluasi perilaku bayi : ekspresi muka, tekanan pd mata,
pembengkakan alis mata, alur nasolabial, ekspresi vokal.- Mengatur posisi sesuai kebutuhan dan menciptakan suasana
lingkungan yg nyaman.- Mengurangi rangsangan pd daerah fraktur.- Kaji apa yg telah dilakukan orang tua sebelumnya dan
keberhasilan intervensi tersebut.- Memberikan sentuhan terapeutik.
Dx. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d perdarahan
Hasil yg diharapkan:- Kebutuhan cairan terpenuhi secara normal.- Intake dan output seimbang.
Intervensi – Mandiri:- Pantau input dan output cairan. Perhatikan warna dan konsentrasi
urine, kristal yg berwarna bersih pd popok.- Kaji kondisi turgor kulit, konjungtiva mata, dan mulut.- Lakukan pemberian cairan oral. Perhatikan jumlah cairan yg
ditelan dan yg dimuntahkan.
Intervensi – Kolaborasi:- Pemberian vitamin K.- Pemberian cairan IV sesuai program.
Dx. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d trauma jaringan
Hasil yg diharapkan:- Bebas dari tanda-tanda infeksi.- Menunjukkan pemulihan tepat waktu, perdarahan dapat diabsorpsi
tubuh kembali.
Intervensi – Mandiri:- Kaji usia gestasi BBL.- Sikat dan cuci tangan dgn antiseptik sebelum memasuki ruang
perawatan bayi, setelah kontak dgn material yg terkontaminasi, dan setelah memegang setiap bayi.
- Pantau petugas, orang tua, dan pengunjung thd penyakit infeksius, lesi kulit, demam, atau herpes. Batasi kontak dgn bayi secara tepat.
- Memelihara peralatan individu dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi.
- Inspeksi kulit setiap hari thd ruam atau kerusakan integritas kulit. Gunakan sabun lembut dan lap kulit dgn perlahan untuk mengeringkan setelah mandi, hindari menggosok secara berlebihan.
- Anjurkan menyusui dini secara tepat.- Perhatikan adanya alergi, penurunan BB, penurunan suhu, ikterik,
atau lesi yg terlihat. Isolasi bayi sesuai indikasi. Beritahu dokter.
Intervensi – Kolaborasi:- Pantau pemeriksaan laboratorium
o Jumlah sel darah putih.o Kadar serum IgE, IgM, dan IgG.o Kultur lesi, pustula, atau drainase, kultur darah.
3
Dx. Kurang pengetahuan orang tua b.d kurangnya informasi atau pengalaman dalam merawat bayi
Intervensi – Mandiri:- Tentukan tingkat pemahaman orang tua tentang kebutuhan
fisiologis bayi dan adaptasi thd kebutuhan ekstra-uterus berkenaan dgn nutrisi, kebutuhan pernapasan, fungsi usus dan bladder. Berikan informasi dan perbaiki kesalahan konsep bila dibutuhkan. Anjurkan diskusi dan pertanyaan.
- Diskusikan tentang pengertian, penyebab, dan terapi cephal hematom.
- Diskusikan dan demonstrasikan cara perawatan thd cephal hematom.
- Diskusikan kebutuhan nutrisi, variasi dalam pemberian makanan, dan cara mengkaji keadekuatan hidrasi dan nutrisi.
- Bantu keluarga mengidentifikasi hal-hal yg perlu penanganan medis segera.
Dx. Resiko gangguan integritas kulit b.d imobilisasi
Hasil yg diharapkan:- Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integreitas kulit yg
ditandai dgn kulit tetap utuh.
Intervensi – Mandiri:- Pertahankan posisi postur tubuh yg sesuai.- Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai kebutuhan dan
kondisi.- Kaji area kulit, adanya lecet.
4