DIKTAT SISTEM TUBUH III
GENETIKA
Oleh:Dr. drg. Purwanto MKes
BAGIAN BIOMEDISFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER2011
GENETIKA
1. Kelainan Bawaan
Kelainan kongenital adalah kelainan struktur yang nyata, yang terdapat
pada waktu lahir. Etiologinya ada dua macam: (1) Faktor lingkungan dan (2)
Faktor kromosom dan genetik.
Ada berbagai data tentang kelainan bawaan. Didasarkan data RS dan klinik
bersalin ada 1,43 % - 3,3 %. Diseluruh dunia didasarkan pada akte kelahiran
0,83 %. Diseluruh dunia didasarkan pada RS dan rumah bersalin 1,26 %. Apabila
didasarkan pada bayi berumur 6 – 12 bulan menjadi 7,5 % (> besar dari jumlah
saat bayi lahir, karena banyak kelainan belum terdeteksi pada saat bayi lahir).
Faktor Lingkungan
Agen Infeksius:
(a) Rubella atau German Measles, Greg, (1941) menyatakan bahwa rubella
mengakibatkan kelainan bawaan. Virus rubella menyebabkan katarak,
mikroftalmia, tuli, duktus akreriosus persisten, kelainan enamel, terbelakang
mental, kelainan otak, dll. Kelainan bawaan juga dipengaruhi tingkat perkem-
bangan janin, infeksi minggu ke-6 mengakibatkan katarak, setelah minggu ke
5-10 mengakibatkan kelainan jantung, dan minggu ke 6 mengakibatkan
kelainan gigi.
(b) Sigomegalovirus, dikenal pertama kali pada waktu dilakukan bedah mayat,
sel-sel membesar dengan inti dan inklusiones yang besar. Gejala berupa
mikrosefali, pengapuran otak, kebutaan korioretinitis, pembengkakan hati
dan limpa. Apabila menyerang otak cenderung tidak bertahan hidup. Apabila
hidup biasanya mengalami meningoensefalitis, keterbelakangan mental.
(c) Virus Herpes Simpleks, biasanya infeksi menjelang kelahiran: mikrosefali,
mikroftalmus, displasia retina, bengkak hati dan limpa, keterbelakangan
mental. Beberapa laporan menyatakan bahwa virus herpes simplek kadang
ada di di dalam kandungan.
(d) Influensa Asia, Efek teratogen rendah dan pernah dilaporkan terjadi
anensefali.
(e) Infeksi virus yang lain, campak (morbili), gondongan (parotitis epidemica),
hepatitis, poliomielitis, cacar air, virus Echo dan Cocsaceae telah dilaporkan.
Tetapi penelitian terakhir menyatakan bahwa virus-virus tersebut tidak
mengakibatkan kelainan.
(f) Toksoplasmosis, disebabkan protozoa, toksoplasma gondhi. Toksoplasmosis
terbukti menimbulkan pengapuran otak, hidrosefalus, keterbelakangan jiwa,
korioretinitis, dan mikroftalmus.
(g) Sifilis, Dahulu dianggap sebagai penyebab cacat yang utama, ternyata tidak.
Sifilis dapat mengakibatkan tuli, keterbelakangan mental, alat-alat dalam
mengalami fibrosis.
Radiasi
Efek teratogenik sinar X tergantung dosis sinar dan tahap perkembangan:
mikrosefali, kelainan tengkorak, spina bifida, kebutaan, cleft palate. Contoh
kasus : wanita-wanita Jepang yang hamil saat bom atom meledak di Hiroshima,
ternyata diantara diantara yang hidup, 28 % mengalami keguguran, 25 % anak
yang hidup menderita kelainan SSP, mikrosefali, dan keterbelakangan jiwa.
Zat-zat Kimia
Peranan obat pada kelainan bawaan sulit diperkirakan karena penelitian
dalam bidang ini biasanya bersifat retrospektif. Ada beberapa yang telah
diketahui bersifat teratogenik:
(a) Thalidomide, obat tidur dan anti muntah menyebabkan amelia dan moromelia
(tidak terbentuknya anggota badan seluruhnya atau sebagian). Selain itu,
kelainan yang nyata pada tulang panjang, atresia usus, dan kelainan jantung.
Peredaran obat ini sekarang dihentikan.
(b) Aminopterin anti metabolit dan merupakan antagonis asam folat. Melebihi
dosis teratogenik sedikit saja mengakibatkan keguguran. Pernah digunakan
untuk abortus terapeutikus terhadap ibu-ibu yang TBC. Selain itu, anensefali,
meningokokel, hidrosefalus, cleft lip dan cleft palate.
(c) Kina, obat untuk malaria, dikaitkan dengan ketulian.
(d) Obat anti kejang (Fenobarbital, trometadion, difenilhidantion / dilantin)
diduga mengakibatkan cacat jantung, belahan pada wajah dan mikrosefali.
(e) Obat-obatan di bawah ini perlu hati-hati apabila diberikan pada ibu hamil,
meskipun buktinya masih belum jelas: obat penekan selera makan
(Dekstroamfetamin), Propiltiourasil dan kalium jodida (pembesaran kelenjar
thyroid dan keterbelakangan mental), Streptomisin mengakibatkan tuli,
Sulfonamid mengakibatkan kernikterus, Antidepresan imipramin
mengakibatkan cacad anggota badan, Tetrasiklin mengakibatkan
menghambat pertumbuhan tulang dan pewarnaan pada gigi, dan Rokok
mengakibatkan bayi lahir kecil.
Hormon
Progestin (anti abortus) mengakibatkan maskulinisasi pada janin.
Dietilbestrol (estrogen sintetik, anti abortus) mengakibatkan karsinoma vaginal
pada waktu janin telah dewasa. Kortison mengakibatkan , walaupun bukti kurang
kuat, cleft palate dan cleft lip.
Kekurangan gizi
Kurang jodium mengakibatkan kerdil. Anensefali dan spina bifida, diduga
ada kaitannya dengan konsumsi kentang yang terserang penyakit tertentu, tetapi
buktinya kurang kuat.
Zat Kimia Lingkungan
Kadar air raksa organik tinggi mengakibatkan kelumpuhan motorik otak.
Kasus minamata menunjukkan air raksa organik dari limbah pabrik yang dibuang
ke laut, kemudian dikonsumsi ikan, berikutnya dikonsumsi nelayan,
mengakibatkan kelainan janin, tetapi ibu tidak menderita sakit. Pestisida,
defoliant 2,4, 5-T teratogenik pada mamalia tetapi tidak pada manusia.
2. GenetikaDi negara maju kelainan kongenital dan genetik menduduki tempat ketiga
setelah penyakit kardiovaskular dan malignansi (WHO ’78). Sementara itu data
di RSUD Dr. Soetomo (1985) menunjukkan bahwa kematian perinatal 88,8 %,
dan 9,2 % diantaranya disebabkan karena kelainan kongenital. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang genetika sangat penting. Sehubungan dengan itu, agar
mahasiswa nantinya dapat berperan aktif di masyarakat, beberapa hal berikut
perlu difahami dengan baik :
a. Genetik counceling
b. Pewarisan autosomal dominan
c. Pewarisan autosomal resesif
d. Pewarisan terangkai kelamin
e. Abnormalitas akibat kelainan kromosom
a. Genetic Counceling
a. Agar seseorang yang akan kawian keturunan yang diharapkan, tidak
menderita cacad atau penyakit keturunan.
b. Jika suatu keluarga sudah terlanjur mempunyai anak cacad, dianjurkan agar
bersiap diri, jika perlu jangan beranak lagi.
c. Memberikan cara mencegah atau mengobati suatu penyakit keturunan yang
sudah diterima dari leluhur.
d. Terhadap janin atau bayi yang baru lahir, jika terbukti mengidap cacad atau
penyakit keturunan, memberikan nasehat kepada orang tuanya bagaimana
cara menghadapi kelahirannya atau mengasuh kelak.
e. Mencari jalan keluar perselisihan keluarga atau warisan yang berhubungan
dengan sifat genetik.
b. Pewarisan Autosomal dominan
Sifat-sifat:
1. Ciri dominan bermanifestasi dalam keadaan heterozigot, dan hadirnya sebuah
gen dominan di dalam genotip seseorang sudah menyebabkan sifat itu
tampak padanya.
2. Biasanya penderita mempunyai satu orang tua yang sakit.
3. Penyakit yang mempnegaruhi kemampuan hidup seseorang, biasanya sulit
dilacak dalam keluarga.
4. Penyakit yang tidak terlalu berpengaruh pada kemampuan hidup biasanya
dapat dilacak berdasar silsilah.
5. Jika penderita dominan autosomal menikah dengan orang normal, maka
kemungkinan separoh dari anaknya akan sakit.
6. Pewarisan gena autosomal dominan dapat terjadi pada wanita dan laki-laki.
7. Beberapa gen autosomal berekspresi lebih sering pada jenis kelamin tertentu.
8. Sifat bawaan terjadi pada setiap generasi.
9. Kemungkinan anak selanjutnya terkena adalah 50 %.
10. Orang normal tidak akan menurunkan anak yang sakit.
11. Dua orang tua yang sakit, menurunkan anak normal.
12. Contoh :
- Polidaktili (PP, Pp),
- Pengeceap Phenylthiocarbamida / PTC (TT, Tt),
- Thalassemia (THTH, THth),
- Dentinogenesis imperfecta,
- Retinal aplasia : katarak,
- Lekuk pipit, lekuk dagu,
- Tumbuhnya rambut di tangan, lengan dan dada,
- Kemampuan untuk membengkokkan jari dengan tajam,
- Warna rambut hitam (BB, Bb),
- Achondroplasia,
- Huntington disease.
c. Pewarisan Gen Autosomal Resesif
Sifat-sifat:
1. Pada orang-orang yang homozigot.
2. Dapat mengenai kedua jenis kelamin.
3. Biasanya ornag yang heterozigot benar-benar normal.
4. Anak-anak seorang penderita semua normal, kecuali orang tersebut menikah
dengan orang yang heterozigot.
5. Pada umumnya kedua orang tua dan anak-anak dari penderita homozigot
untuk gene resesif adalah normal.
6. Pada penyakit resesif, kedua orang tua individu yang sakit sering mempunyai
hubungan keluarga.
7. Orang tua basanya tidak terkena.
8. 25 % saudara kandung penderita, akan menderita sakit.
9. Sering terjadi pada perkawinan sedarah.
10. Dua orang tua yang sakit tidak dapat punya anak normal.
11. Contoh :
- Mata biru (bb)
- Cystic Fibrosis
- Penyakit Tat-Sachs
- Albinisme
d. Pewarisan Gen Terangkai Kelamin
Pola umum:
1. X-linked Resesif: laki-laki lebih banyak daripada wanita, tidak ada anak dari
pria penderita, yang sakit, sehingga terjadi lompatan generasi pada pedigree,
dengan anak laki-laki sehat pada generasi intermediate (kecuali apabila
penderita menikah dengan wanita karier).
2. X-linked dominan: pria penderita menurunkan anak perempuan yang
menderita, tetapi tidak menurunkan penyaktinya pada anak laki-laki, tanpa
memperhitungkan jenis kelamin, ± separuh dari anaknya terkena.
3. Y-linked: sifat diturunkan dari ayah kepada anak, dan hanya lelaki yang
terkena.
Butawarna (X-Linked resesif):
Ada dua tipe : (1) Deutan, kelinan terjadi pada mata yang sensitive terhadap
warna hijau, (2) kelainan pada mata yang sensitive terhadap warna merah.
Perempuan dapat normal homosigot (CC), normal heterosigot (Cc) atau, yang
amat jarang, butawarna (cc). Laki-laki hanya mempunyai sebuah kromosom X
saja, sehingga ia hanya dapat normal (C-) atau butawarna (c-). Wanita normal
(CC) menikah dengan pria butawarna (c-) akan mempunyai anak normal.
Sebaliknya, laki-laki normal (C-) menikah dengan wanita butawarna (cc), maka
semua anak perempuan normal, dan anak laki-laki semua butawarna. Contoh
kelainan X-linked resesif : butawarna, anodontia, hemofilia, hidrosefali tertentu,
sindroma feminisasi testikuler, defisiensi ensim glukosa-6-fostat, dan distropi
muskuler Duschene.
X-linked Dominan:
Akan nampak pada wanita yang heterosigot maupun laki-laki yang
membawa gen mutan pada kromosom X-nya. Pola pewarisannya mirip dengan
dominant autosomal, karena wanita penderita akan kelainannya pada 50 % anak
perempuan dan laki-lakinya. Seorang laki-laki yang sakit menurunkan kelainan
terhadap anak perempuannya. Contoh : hipoplasia enamel (B), penyakit rakhitis
yang resisten vitamin D (terjadi walaupun intake vitamin D cukup).
Pewarisan Y-linked
Hanya laki-laki saja yang terkena. Laki-laki yang terkena mewariskan pada
seluruh anak laki-lakinya tetapi tidak seorangpun pada yang wanita. Contoh:
penyakit kaki bebek, tumbuhya kulit diantara jari, terutama jari kaki (wt).
Tumbuhnya rambut panjang dan kaku seperti landak pada permukaan tubuh
seseorang. Hipertrikosi, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian tertentu di tepi
daun telinga.
3. KromosomSejak dahulu orang mengetahui bahwa anak kerapkali memiliki sifat-sifat
seperti orang tuanya, tidak saja mengenai jasmaninya tetapi juga jiwa dan
tingkah lakunya. Seringkali dikatakan juga bahwa dari si ayah dapat dikenal si
anak, sebaliknya pun dari si anak dapat dikenal si ayah. Namun demikian tiada
seorang pun di dunia ini yang persis benar dengan orang lain. Variabilitas yang
terdapat antara satu idividu dengan individu lain dan antara sekelompok orang
dengan kelompok yang lain memungkinkan dilaksanakannya penelitian untuk
mengetahui mekanisne dasar dari pewarisan sifat-sifat orang tua kepada
keturunannya. Semua orang mempunyai perbedaan-perbedaan sifat keturunan
yang dalam keadaan tertentu dapat mengakibatkan terjadinya abnormalitas. Akan
tetapi karena sifat yang merugikan itu tidak selalu memperlihatkan ekspresinya,
maka orang yang sesungguhnya memiliki sifat yang merugikan itu lalu
menganggap dirinya normal. Sebaliknya apabila terdapat suatu penyakit/
kelainan heriditer di dalam suatu keluarga, maka biasanya keluarga itu
menyembunyikan penyakit itu karena mempunyai rasa malu jika sampai
diketahui orang lain.
Di dalam nukleus kebanyakan makhluk terdapat benda-benda halus
berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang mudah
mengikat zat warna. Benda itu dinamakan kromosom dan zat yang menyusunnya
dinamakan khromatin. Fleming (1879) melihat untuk pertama kali membelahnya
benda-benda tersebut di dalam sel. Ahli yang mula-mula mempunyai dugaan
bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan adalah Roux
(1883). Benden dan Boveri (1887) melaporkan bahwa banyaknya benda itu di
dalam nukleus dari makhluk yang berbeda dan jumlahnya untuk makhluk yang
berbeda adalah berbeda dan jumlahnya untuk setiap makhluk adalah konstan
selama makhluk itu hidup. Benda-benda tersebut untuk pertama kali diberi nama
kromosom oleh Waldeyer (1888). Morgan (1933) mene-mukan fungsi kromsom
dalam pemindahan sifat-sifat genetik. Beberapa ahli lainnya seperti Heitz
(1935), Kuwanda (1939), Gritter, (1940), kemudian menyusul memberi
keterangan lebih banyak tentang morfologi kromosom.
Jumlah kromosom setiap spesies berbeda. Columba livia 80, manusia 23.
Ukuran bervariasi antar spesies, 0,2 – 50 um, diameternya antara 0,2 – 2 um.
Kromosom manusia terdiri autosom dan kromosom sex. Berdasar kromosom,
wanita dan pria mempunyai peluang sama. Kromosom biasa dibuat kariotipe.
1. SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS
Spermatogenesis, produksi sperma, terjadi pada testis pria. Sedangkan
Oogenesis, produksi telur, terjadi dalam ovarium. Produksi gamet berbeda antara
kedua jenis kela-min. Pada setiap meiosis terjadi empat sel yang viabel pada pria.
Juga spermatogenesis terjadi secara kontinyu, dan pada waktu ejakulasi, saat
berhubungan badan, sebanyak 400 juta atau lebih sperma dikeluarkan.
Sebaliknya pada wanita, produksi telur hanya terjadi sekali dalam sebulan.
Meiosis pertama memprosuksi dua sel tetapi satu jauh lebih besar dari yang
lain.Sel nonfungsional yang lebih kecil tersebut disebut polar body dan tetap
melekat pada sel yang besar. Pada waktu ini, terjadi ovulasi dan dan telur yang
imatur tersebut masuk ke oviduct. Pembelahan meiosis kedua tidak terjadi,
kecuali apabila terjadi fertilisasi, oogenesis dihentikan. Apabila oogenesis
berlanjut, pembelahan meiosis kedua juga unequal, sehingga akhirnya hanya ada
satu telur yang masak dan paling tidak dua polar body yang tidak fungsional.
2. FERTILISASI
Pembuahan terjadi ketiga gamet jantan dan betina (spermatosoa dan ovum)
menyatu menjadi sigot.
Spermatosoa dewasa memiliki kepala, leher, bagian tengah dan ekor.
Panjang spermatosoa kira-kira 60 um. Kepala berisi nukleus yang padat. Di
belakang kepala, spermatosoa mempunyai leher yang pendek, bagian tengah, dan
ekor berupa suatu flagela yang panjang. Uraian detail mengenai spermatosoa
terbentuk di dalam testes tetapi masih dalam bentuk yang tidka akti sampai
mereka meninggalkan tubuh di dalam cairan seminal pada saat ejakulasi. Laki-
laki normal mengeluarkan 200 juta spermatosoa pada saat ejakulasi. Setelah itu
spermatosoa tersebut menjadi bergerak, dengan memanfaakan ekornya, bergerak
maju. Spermatosoa mempunyai kemampuan membuahi ovum sampai 48 jam
setelah ejakulasi.
Ovum nampaknya bukan suatu struktur yang kompleks seperti
spermatosoa. Setelah ovulasi ia merupakan sel berbentuk bulat dengan diameter,
termasuk zona pelusida yang membungkusnya, 110 – 150 um. Ia dikelilingi oleh
sisa-sisa bahan selular folikel (korona radiata), tempat dia terbentuk pada waktu
di dalam ovarium. Setelah ovulasi, dan pada saat mereka memasuki bagian
abdominal (pars abdominalis) dari tuba uterina dalam perjalannya ke uterus,
ovum masih mengalami pembelahan meiosis yang akan berhenti pada saat kepala
spermatosoa memasuki ovum pada waktu pembuahan. Hal ini barangkali terjadi
dalam sepertiga abdominal dari tuba uterina.
Spermatosoa dapat menembus ovum pada setiap bagian dari permukaan
ovum tersebut. Kepalanya membengkok dan bahan di dalam nukleusnya terbuka,
membran nukleus kedua sel menghilang dan kromosom bergabung. Kromosom
dalam sigot tersebut segera memulai pembelahan pertamanya.
Hasil dari suatu pembuahan secara ringkas adalah :
1. Restorasi jumlah kromosom menjadi diploid;
2. Penentuan jenis kelamin;
3. Inisiasi pembelahan mitosis.
Sel somatik jantan mempunyai 44 autosom, yakni dua puluh dua pasang,
dan dua kromosom seks, semuanya menjadi 46 kromosom. Sebagai akibat dari
pembelahan meiosis di dalam gonad untuk membentuk gamet jantan
(spematosoa), maka jumlah autosom dan kromosom seks terbagi menjadi dua.
Dua gamet yang dihasilkan mempunyai jumlah autosom yang sama (22) tetapi
kromosom seks yang berbeda yakni X dan Y. Pada wanita juga terjadi
pembelahan meiosis, tetapi karena pasangan kromosom seksnya hanya terdiri
kromosom X, maka setiap ovum yang terbentuk mempunyai kromosom seks X.
Pada waktu pembuahan, akan terjadi kombinasi seperti berikut ini :
spermatosoa mengadung kromosom X atau Y sementara ovum hanya kromosom
X. Apabila spermatosoa yang mempunyai kromosom X membuahi ovum maka
embrionya akan wanita (44 autosom ditambah kromosom seks XX). Di lain
pihak, apabila spermatosoa yang mengandung kromosom Y membuahi ovum,
embrio yang dihasilkan adalah laki-laki (44 autosom ditambah kromosom seks
XY). Jenis kelamin seseorang ditentukan dengan cara tersebut.
Gambar 1: Restorasi jumlah kromosom menjadi diploid, penentuan jenis kelamin, inisiasi pembelahan mitosis. (situsbiologiindonesia.blogspot.com).
3. KROMOSOM
1. Kromatid. Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi
kromosom. Kromatid masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer.
Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema. Kromonema, filamen yang
sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap
interfase). Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal
pemintalan kromatid. Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah
untuk struktur yang sama.
2. Kromomer. Kromomer adalah penebalan pada kromonema. Kromomer
merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari
materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas
terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi
tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom
seperti kawat).
Gambar 2: Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer. (situsbiologiindone-sia.blogspot.com).
3. Sentromer. Sentromer adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di
sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor
adalah bagian kromosom yang yang merupakan tempat perlekatan benang
spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya kromosom.
4. Lekukan kedua. Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang
berada di sepanjang lengan dan berhubungan dengan nucleolus. Oleh karena itu
disebut dengan NOR (Nucleolar Organizing Regions).
5. Satelit. Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan
terletak di ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi
sekunder di daerah tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit.
6. Telomer. Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung
pada kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung
kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya
telomer, sel yang telomer kromosomnya mengalami kerusakan umumnya segera
mati.
Letak sentromer pada kromosom membedakan jenis kromosom.
Berdasarkan letak sentromer, kromosom dibedakan menjadi:
1. Telosentrik: sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom
hanya memiliki sebuah lengan dan berbentuk seperti huruf I. Kromosom manusia
tidak ada yang berbentuk telosentrik.
2. Akrosentrik: sentromer terletak di dekat ujung kromosom. Satu lengan
kromosom sangat panjang, sedangkan lengan lainnya sangat pendek.
3. Submetasentrik: sentromer terletak di submedian (ke arah salah satu
ujung kromosom) dan membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang
tidak sama panjang. Satu lengan panjang dan satu lengan pendek, seperti huruf L.
4. Metasentrik: sentromer terletak di tengah, membagi lengan kromosom
menjadi dua lengan yang hampir sama panjang seperti huruf V.
Gambar 4: Bentuk-bentuk kromosom (situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Gen yang dibawa kromosom menentukan seperti apa suatu sel, dan seperti
apa individunya. Dalam sel yang tidak membelah diri, kromosom merupakan
khromatin yang tidak jelas (indistinct) dan difuse, tetapi pada sel yang sedang
membelah diri terlihat kromosom yang pendek dan tebal sehingga kromosom
dapat dihitung.
Gambar 3:. Struktur kromosom (situsbiologiindonesia.blogspot.com)
Kariotipe
Suatu sel dapat difoto tepat sebelum pembelahan, sehingga gambaran
kromosom didapatkan. Gambar kromosom bisa dipotong-potong dan
dipasangkan antara kromo-som yang homolog. Kromosom homolog dapat
dikenali karena anggota setiap pasang-an mempunyai ukuran yang sama.
Display pasangan kromosom disebut kariotipe. Walaupun jantan dan betina
memiliki 23 pasangan kromosom, satu dari padanya mempunyai panjang yang
tidak sama. Kromosom yang lebih besar dari pasangan ini disebut X dan yang
lebih kecil dinamakan Y. Wanita memiliki dua kromosom X dalam
kariotipenya. Kromosom X dan Y disebut kromosom sex karena mereka berisi
gen yang menentukan jenis kelamin. Kromosom yang lain dinamakan autosom,
yang meliputi semua pasangan kromosom, kecuali kromosom X dan Y.
Kariotipe menunjukkan jumlah total kromosom individu yang disusun
berdasarkan pasangan homolog.
Gambar 5: Kariotipe
4. Siklus HidupSiklus hidup manusia memerlukan reproduksi seksual di mana sperma pria
membuahi telur wanita; zigot yang dihasilkan berkembang menjadi bayi yang
tumbuh menjadi dewasa. Dua tipe pembelahan sel terjadi pada siklus hidup
manusia. Meiosis (pembelahan reduksi) terjadi sebagai bagian dari
gametogenesis, yang secara umum disebut sperma dan telur. Oleh karena
meiosis, sperma mengandung 23 kromosom dan telur 23 kromosom. Individu
baru terjadi apabila sperma dari laki-laki membuahi telur wanita. Zigot yang
dihasilkan mempunyai 23 pasang kromosom; satu dari pasangan didukung oleh
ayah, dan pasangannya didukung ibunya. Ketika zigot tumbuh menjadi dewasa,
mitosis terjadi sehingga setiap sel memiliki 46 kromosom. Dengan cara ini,
setiap sel tumbuh, mengandung komplimen lengkap kromosom dan gen.
Komplimen lengkap kromosom disebut jumlah kromosom diploid, atau 2 N.
Meiosis hanya terjadi di dalam organ sex, atau gonade, yakni testis pada
pria dan ovarium pada wanita. Di sini sel benih diploid berkembang menjadi
gamet yang mempunyai separuh dari jumlah total, dan disebut haploid, atau
jumlah kromosom N. Sebagai contoh, pada manusia sel benih memiliki 46
kromosom atau 23 pasang, tetapi gamet hanya berisi 23 kromosom.
Siklus hidup manusia memerlukan dua tipe pembelahan sel, mitosis dan
meiosis
MEIOSIS
Meiosis, yang memerlukan dua pembelahan sel, menghasilkan empat sel
anak, yang masing-masing mempunyai satu dari setiap kromosom dan oleh
karena itu separuh dari jumlah kromosom sel ibu (mother cell). Sebelum meiosis
I, replikasi telah terjadi dan setiap kromosom terdiri dari sister chromatid yang
berikatan pada sentromer. Selama meiosis I, kromosom homolog bersama-sama
dan bergandengan karena daya tarik tertentu yang belum diketahui sebabnya. Ini
disebut sinapsis dan menghasilkan tetrads dan berasosiasi dengan empat
khromatid yang berhubungan dekat selama dua fase pertama meiosis I. Sekarang
suatu proses penting yang disebut crossing over terjadi. Selama crossing over,
khromatid dari kromosom homolog berpasangan antar segmen. Hal ini
menghasilkan kombinasi gen baru pada khromatid.
Sesudah sinapsis, kromosom homolog terpisah pada saat meiosis I.
Pemisahan ini berarti bahwa satu kromosom dari pasangan yang homolog akan
mendukung gamet. Tidak ada batasan dalam hal proses separasi; baik kromosom
dari pasangan homolog mungkin terjadi dalam gamet dengan kromosom dari
pasangan yang lain.
Perhatikan bahwa pada saati meiosis I selesai, kromosom masih
mengandung sister chromatid. Selama meiosis II, sister chromatid terpisah,
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing mempunyai kromosom
haploid. Walau dua pembelahan sel telah terjadi, replikasi hanya terjadi sekali.
Dengan menghitung jumlah sentromer indepeden, dapat ditentukan mother cell
mempunyai jumlah kromosom diploid dan setiap sel anak mempunyai jumlah
haploid.
Meiosis adalah pembelahan sel yang memiliki jumlah kromosom separuh.
Proses ini memerlukan dua pembelahan dan menghasilkan empat sel anak,
masing-masing dengan jumlah kromosom haploid
Stages (tahapan)
Selama prophase I, kromosom homolog dari setiap pasangan mengalami
sinapsis, membentuk tetrad. Membran nukleus dan nucleolus tidak nampak
sampai akhir prophase I. Pada metafase I, tetrad terletak pada ekuator spindel.
Selama anafase I, kromosom homolog dari setiap pasangan terpisah, dan
kromosom (masing-masing masih mengandung sister chromatid) bergerak ke
kutub spindel. Setiap kutub menerima setengah dari jumlah total kromosom.
Pada telofase I, membran inti terbentuk kembali dan nukleoli nampak kembali.
Selama meiosis I, chromatids making up tetrad exchange chromosom pieces.
Ketika kromosom homolog terpisah, setiap sel anak menerima satu dari setiap
pasangan kromosom.
Pada pembelahan meiosis kedua, tahapannya terdiri dari profase II,
metafase II, anafase II dan telofase II. Selama anafase II, terjadi separasi
sentromer dan bagian khromatid menjadi kromosom independen. Pada akhir
telofase II ada empat sel. Setiap sel tersebut haploid; yakni nukleus memiliki
jumlah kromosom separuh dan separuh kandungan DNA dari nukleus sel ibu
(mother cell).
Pemisahan sister chromatid selama meiosis II menghasilkan total empat sel
anak, masing-masing dengan jumlah kromosom haploid
Pentingnya Meiosis
Meiosis adalah jalur alamiah untuk mempertahankan jumlah kromosom
tetap dari generasi ke generasi. Ia meyakinkan bahwa generasi berikutnya akan
memiliki perbaik-an genetik dibanding generasi sebelumnya. Sebagai akibat
crossing over, kromosom membawa kombinasi gen yang baru. Telur akan
membawa setengah gen dari orang tua wanita, dan sperma membawa setengah
dari gen orang tua pria. Pada saat sperma membuahi telur, zygot memiliki
kombinasi yang berbeda dibanding kedua orang tua-nya. Dengan cara ini,
meiosis meyakinkan bahwa variasi genetik terjadi dari genserasi ke generasi.
Spermatogenesis pada pria menghasilkan empat sperma yang viabel, tetapi
oogenesis pada wanita menghasilkan satu telur dan dua polar body.
Mitosis
Dibagi menjadi lima fase: interfase, profase, metafase, anafase dan telofase:
Interfase. Pada fase pertama dari mitiosis ini, DNA telah berlipat dua dan
tiap kromosom membelah memanjang menjadi dua bagian yang masing-masing
masih terikat oleh sebuah sentromer bersamaan. Belahan kromosom ini disebut
kromatid.
Profase. Pada permulaan profase, kromosom-kromosom lebih pendek dan
tebal. Pada akhir profase mulai terbentuklah benang-benang gelendong inti pada
masing-masing kutub sel yang letaknya berlawanan.
Metafase. Pada fase ini semua kromosom menempatkan diri di bidang
ekuator (bagian tengah sel) Dinding inti menghilang. Pada akhir metafase
sentromer membelah ujung benang gelendong inti mencapai kromosom dan
memegang sentromer.
Anafase. Pembelahan sentromer tadi dapat juga berlangsung pada
permulaan anafase. Benang gelendog inti memendek, sehingga belahan
sentromer, masing-masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan dengan
membawa kromatid.
Telofase. Pada fase ini pembelahan telah selesai, terbentuk lagi membran
inti. Sel telah terbagi menjadi dua sel anak, dengan jumlah kromosom diploid
Meiosis I
Profase I. Oleh karena profase dari meiosis I berlangsung lama, maka fase
ini dibagi menjadi lima stadia, yaitu leptonema, zigonema, pakhinema,
diplonema dan diakenesis. Tiap stadium ditandai dengan aktivitas kromosom
yang berlainan.
a. Leponema. kromosom diploid nampak sebagai benang panjang, tunggal
dan tipis.
b. Zigonema. kromosom saling berdekatan dan membentuk pasangan
(sinapsis).
c. Pakhinema. Kromosom menjadi pendek dan tebal
d. Diplonema Masing-masing kromosom membelah memanjang sehinga
terbentuk kromatid. empat kromatid dinamakan tetrad.
e. Diakenesis. Kromatid yang tak serupa dapat bersilang. Tempat
persilangan ini dina-makan khiasma. Di tempat khiasma itu kromatid akan putus
dan segmen dari satu kromatid akan bersambungan dengan potongan segmen
kromatid yang lain. Peristiwa penukaran segmen dari kromatid yang tak serupa
(nonsister chromatid) dalam kromosom homolog itu dinamakan pindah silang
(crossing over). Dengan adanya pindah silang, maka terjadilah penukaran gen-
gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.
Metafase I. Diakenesis dilanjutkan dengan metafase I. di mana kromosom-
kromosom yang masih berpasangan menempatkan diri di bidang ekuator dari sel.
Membran inti menghilang, kromosom masih diploid.
Anafase I Kromosom-kromosom bergerak ke kutub sel yang berlawanan.
Telofase I. Terbentuk dua sel anak, dengan kromosom haploid. Terjadilah
pembelahan reduksi karena setiap sel anak mempunyai satu kromosom dari
setiap pasang kromosom homolog. Membran inti timbul kembali.
Meiosis II
Metafase II. Membran inti menghilang lagi dan di bagian kutub dari setiap
sel anak terbentuk benang gelendong inti lagi. Kromosom-kromosom,
menempatkan diri di bidang ekuator sel. Sentromer membelah dan pasangan
kromosom homolog (semula disebut kromatid) memisahkan diri.
Anafase II. Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kutub sel.
Telofase II. Ini merupakan fase terakhir dari meiosis II. Terbentuklah inti
sel anak, masing-masing mempunyai sebuah kromatid dari tiap tetrad, sehingga
jumlah kromosomnya haploid.
5. Mutasi Istilah mutasi pertama kali digunakan oleh Hugo de vries, untuk
mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga
oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi
karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan
peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat
menurun. Jadi mutasi adalah peristiwa perubahan genetik (gen atau kromosom)
dari suatu individu yang bersifat menurun.
Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910)
dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid
Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya
terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan sinar X.
Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang
mengalami mutasi disebut mutan, dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen
(mutagenik agent). Mutasi jarang terjadi secara alami, dan jika terjadi biasanya
merugikan bagi makhluk hidup mutannya. Misalnya mutasi buatan terhadap
semangka yang besarnya berlipat, namun gagal membentuk alat generative.
1. Mutasi Gen
Pasangan basa nitrogen (basa N) pada DNA. Antara timin dan adenine atau
antara guanin dan sitosin dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah "atom-
atom hidrogen dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau
pirimidin. Perubahan kimia sedemikian disebut perubahan tautomer. Misalnya,
secara tidak normal, adenin berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanin.
peristiwa perubahan genetic seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi di
dalam gen. Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi gen
dapat terjadi karena substitusi basa N.
Macam mutasi gen
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation); terjadi perubahan kodon
(triplet) dari kode basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan
pembentukan protein. Misalnya, uuu diganti uus yang sama -sama kode
fenilalanin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutations); terjadi karena adanya penambahan
atau pengurangan tiga basa secara bersama - sama.
3. Mutasi bingkai (frarneshift mutations); terjadi karena adanya
penambahan sekaligus pengurangan satu atau beberapa pasangan basa secara
bersama - sama.
A
B
Gambar 6: pasangan basa normal (A), dan terjadi mutasi (B)
2. Mutasi Kromosom
Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedang
perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau
aberasi. Kita akan membahas mutasi kromosom atau mutasi besar yang pada
prinsipnya digolongkan rnenjadi dua, yaitu:
Mutasi kromosom terjadi karena perubahan jumlah kromosom.
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid)
melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut
euploid, sedang yang hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genorn
disebut aneuploid.
Euploid. Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara
kawin, pada umumnya diploid, memiliki dua genom pada sel somatis (2n
kromosom). Organisme yang kehilangan satu set kromosom disebut monoploid.
Organisme monoploid memiliki satu genom. Sel kelamin (gamet), yaitu ovum
dan spermatozoon, memiliki satu genom (n kromosom) yang disebut haploid.
Organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misal: triploid
(3n kromosom): tetraploid (4n kromosom); heksaploid( 6n kromosom). Poliploid
terjadi pada tumbuhan, misal apel, dan tebu. poliploid pada hewan misalnya pada
Daphnia, Rana esculenta, dan Ascaris.
Aneuploid. Mutasi kromosom tidak melibatkan seluruh genom yang
berubah, rnelainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Disebut
juga dengan istilah aneusomik. Macam-macam aneusomik adalah sebagai
berikut: monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom,
nulisomik (2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom, trisomik (2n +
1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, tetrasomik (2n * 2) yaitu
mutasi karena kelebihan dua kromosom.
Gambar 7. Trisomi 21
3. Mutasi Alami dan Buatan
Berdasar tipe sel yang mengalami mutasi ada dua jenis mutasi: (a) mutasi
somatis, yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel soma. Mutasi somatis kurang
mempunyai arti genetis. (b) mutasi germina yaitu mutasi yang terjadi pada sel
gamet, sehingga dapat diturunkan.
Berdasar sifat genetiknya dikelompokkan: (a) mutasi dominan, terlihat
pengaruhnya dalam keadaan heterozigot. (b) mutasi resesif, pada organisme
diploid tidak akan diketahui selama dalam keadaan heterozigot, kecuali resesif
pautan seks.
Menurut arah mutasinya: (a) mutasi maju atau forward mutations, yaitu
mutasi dari fenotipe normal meniadi abnormal dan (b) mutasi balik atau back
mutations, yaitu mutasi yang dapat mengembalikan dari fenotipe tidak normal
menjadi fenotipe normal.
Menurut kejadiannya, mutasi dikelompokkan menjadi: (a) mutasi alam atau
mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui. Mutasi ini
terjadi di alam secara spontan, secara kebetulan dan jarang terjadi. Contoh
mutagen alam adalah sinar kosmis, radio aktif alam, dan sinar ultraviolet, dan (b)
mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia.
Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan oleh manusia
dengan zat kimia, sinar x, radiasi, dan sebagainya; maka sering disebut juga
mutasi induksi. Mutasi buatan dengan sinar x dipelopori oleh Herman Yoseph
Muller (murid Morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945).
Muller berpendapat bahwa mutasi Pada sel soma tidak membawa perubahan,
sedangkan mutasi pada sel-sel gamet kebanyakan letal dan membawa kematian
sebelum atau segera sesudah lahir. Selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui
bahwa sinar x dapat menyebabkan gen mengalami ionisasi sehingga sifatnya
menjadi labil. Dan akhirnya mutasi buatan dilaksanakan pula dengan
pemotongan daun/ penyisipan DNA pada organism – organism yang kita
inginkan. Mutan – mutan buatan yang telah kita peroleh antara lain: anggur tanpa
biji, tomat tanpa biji, hewan atau tumbuhan poliploidi (misal: kol poliploidi),
Pamato raphanobrassica (akar seperti kol, daun seperti lobak).
4. Mutagen Zat Kimia atau Fisik
Secara garis besar, macam-macam rnutagen dapat dibagi tiga, sebagai
berikut : (a) Radiasi. Radiasi (penyinaran dengan sinar radio aktif); misalnya:
sinar alfa, beta, gamma, ultraviolet, dan sinar x. Radiasi ultra ungu merupakan
mutagen Penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alarniah berasal dari sinar
kosmis dari anqkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain. gen-
gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan
terjadilah mutasi. (b) Mutasi Kimia. Mutagen kimia yang pertama ditemukan
ialah gas mustard (belerang mustard) oleh C. Averbach dan kawan - kawan.
Beberapa mutagen kimia penting lainnya ialah: gas metan, asam nitrat, kolkisin,
digitonin, hidroksil amin, akridin, etilmetan sulfat (EMS),etiletan sulfonat (EES),
5-brorno urasil, 2-aminopurin dan lain-lain.Zat-zat kimia tersebut dapat
menyebabkan replikasi yang dilakukan oleh kromosom yang mengalami
kesalahan sehingga mengakibatkan susunan kimianya perubahan pula.
5. Pengaruh Suhu
Kecepatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap
kenaikan temperatur sebesar 100C, kecepatan mutasi bertambah 2-3 kali lipat.
Tetapi apakah temperatur merupakan mutagen, hal ini masih merupakan
penelitian para ahli.
6. Radiasi
Salah satu mutagen yang banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai
keperluan adalah radiasi. Perbuatan manusia yang menimbulkan radiasi dapat
menyebabkan terjadinya mutasi misalnya:
a. penggunaan zat-zat kimia yang radioaktif atau radio isotop.
b. penggunaan bahan kimia dalam minuman dan makanan.
c. penggunaan sinar x dalam penelitian dan pengobatan
d. kebocoran radiasi dari pembuangan sampah-sampah industri, reaktor atom,
roket, dan lain sebagainya.
e. penggunaan bom radioaktif (ingat peledakan bom di Hirosima dan Nagasaki
yang menyebabkan terbentuknya kelapa poliploid).
Meski sifat mutasi adalah merugikan namun dalam beberapa hal berguna
pula bagi manusia dalam kehidupannya, misalnya:
1. meningkatkan hasil panen produksi pangan, seperti gandum, tomat,
kacang tanah, kelapa poliploidi, kol poliploidi, dengan mutasi induksi.
2. meningkatkan hasil antibiotika, seperti mutan Penicillium.
3. untuk pemeriksaan proses biologi melalui mutasi, misalnya transpor
electron pada fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri.
4. Sebagai proses penting untuk evolusi dan variasi genetik.
7. Mutasi pada Manusia
Kelainan kromosom dikelompokkan menjadi dua, yakni euploidi, dimana
variasinya menyangkut seluruh set kromosom; dan aneuploidi, hanya menyang-
kut kromosom tunggal dalam satu set kromosom. Pada individu dengan euploidi
set kromosomnya lengkap. Beberapa variasi euploidi dapat dilihat pada tabel:
Tabel 1 : Variasi mengenai set kromosom lengkap (Suryo, 1990)
Tipe euploidi
Jumlah genom (n)
Komplemen kromosom A, B, C bukan kromosom
homologMonoploidiDiploidiPoliploidi
Satu (n)Dua (2n)> 2n
A B CAABBCCAAABBBCCCDll.
Monoploidi
1. Jarang terjadi pada hewan, kalaupun terjadi, biasanya tumbuh abnormal dan
embrionya jarang mencapai stadium dewasa.
2. Pada tumbuhan sering dijumpai, misal pada ganggang, cendawan, lumut.
3. Jarang terjadi pada hewan, kalaupun terjadi akan mengakibatkan steril.
4. Pada manusia, orang yang diploid sempurna tidak dijumpai; kasus yang ada
umumnya mengalami keguguran atau lahir mati sedangkan mekanismenya
belum diketahui.
Aneuploidi
1. Terjadi karena nondisjunction.
2. Pada manusia dikenal ada beberapa aneuploidi yang semuanya terjadi karena
nondisjunction pada saat pembentukan gamet.
Tabel 2 : Variasi euploidi (Suryo, 1990)
TipeJumlah
kromosomContoh
Disomi (normal)MonosomiNulisomiPolisomi : a. Trisomib. Double trisomic. Tetrasomid. Pentasomie. Heksasomif. Dll
2n2n – 12n – 2
2n + 12n + 1
+ 12n + 22n + 32n + 4
AA BB CCAA BB CAA BB
AA BB CCCAA BBB CCCAA BB CCCCAA BB CCCCCAA BB CCCCCC
Tabel 3: Aneuploidi pada manusia karena nondisjunction (Suryo, 1990)Nomen
klatur Kromosom
Formula Kromosom
Sindroma Klinik
Frekuensi
45, X47, +2147, +1347, +1847, XXY47, XXX
2n – 12n + 12n + 12n + 12n + 12n + 1
TurnerDownTrisomi 13Trisomi 18KlinefelterTriple X
1 / 30001 / 7001 /
20.0001 / 80001 / 5001 / 700
Sindrom Turner ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938.
a. kariotipe : 45 X O (44 autosom + satu kromosom X) diderita oleh wanita
b. tinggi badan cenderung pendek
c. alat kelamin terlambat perkembangannya (infantil)
d. sisi leher tumbuh tambahan daging
e. bentuk kaki X
f. kedua puting susu berjarak melebar.
g. keterbelakangan mental
Gambar 8: Penderita sindrom Turner
2. Sindrom Klinefelter; ditemukan oleh Klinefelter tahun 1942.
a. kariotipe: 47, XXY (kelebihan kromosom seks X) diderita oleh pria.
b. bulu badan tidak tumbuh.
c. testis mengecil, mandul (steril).
d. buah dada membesar.
e. tinggi badan berlebih.
f. jika jumlah kromosom X lebih dari dua, mengalami keterbelakangan
mental.
3. Sindrom Jacob, ditemukan oleh P.A. Jacobs tahun 1965.
a. kariotipe 47 , XW (kelebihan satu kromosom seks Y), diderita pria.
b. berperawakan tinggi
c. bersifat antisosial, agresif.
d. suka melawan hukum
4. Sindroma Triple-X
a. Nomenklatur kromosom 47, XXX
b. Fenotip perempuan, tetapi alat kelamin dan payudara tidak
berkembang.
c. Sedikit gangguan mental.
d. Kadang sulit dibedakan dengan wanita normal.
e. Menstruasi tidak teratur, ovarium seperti menopause.
f. Ada pula tetra, penta-X, dan semakin banyak X-nya, semakin kurang
intelegensinya.
5. Sindrom Down, ditemukan oleh Longdon Down tahun 1866.
a. kariotipe 47, XX atau 47, XY.
b. mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera.
c. mata sipit miring ke samping.
d. bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu menetes.
e. gigi kecil-kecil dan jarang.
f. I. Q. rendah (± 40 ).
'
Gambar 9. Penderita sindrom Down
Daftar Pustaka
Jansen van Rensburg (1995), Biologi Oral, Quintessence Publishing Co, Inc London, Tokyo.
Mader, SS (1988). Human Biology, Wm. C. Brown Publisher, Dubuque Iowa.
Soenaryo Sastrodinoto (1989), Biolog Umum I, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Suryo (1990), Genetika Manusia, Gadjah Mada Universtiy Press, Yogyakarta.
Suwasono, H., SB. Sumitro., S. Sardjono (1986), Pengantar Ekologi, PT. Rajawali, Jakarta.
Top Related