Diktat Genetika

47
DIKTAT SISTEM TUBUH III GENETIKA Oleh: Dr. drg. Purwanto MKes

Transcript of Diktat Genetika

Page 1: Diktat Genetika

DIKTAT SISTEM TUBUH III

GENETIKA

Oleh:Dr. drg. Purwanto MKes

BAGIAN BIOMEDISFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER2011

Page 2: Diktat Genetika

GENETIKA

1. Kelainan Bawaan

Kelainan kongenital adalah kelainan struktur yang nyata, yang terdapat

pada waktu lahir. Etiologinya ada dua macam: (1) Faktor lingkungan dan (2)

Faktor kromosom dan genetik.

Ada berbagai data tentang kelainan bawaan. Didasarkan data RS dan klinik

bersalin ada 1,43 % - 3,3 %. Diseluruh dunia didasarkan pada akte kelahiran

0,83 %. Diseluruh dunia didasarkan pada RS dan rumah bersalin 1,26 %. Apabila

didasarkan pada bayi berumur 6 – 12 bulan menjadi 7,5 % (> besar dari jumlah

saat bayi lahir, karena banyak kelainan belum terdeteksi pada saat bayi lahir).

Faktor Lingkungan

Agen Infeksius:

(a) Rubella atau German Measles, Greg, (1941) menyatakan bahwa rubella

mengakibatkan kelainan bawaan. Virus rubella menyebabkan katarak,

mikroftalmia, tuli, duktus akreriosus persisten, kelainan enamel, terbelakang

mental, kelainan otak, dll. Kelainan bawaan juga dipengaruhi tingkat perkem-

bangan janin, infeksi minggu ke-6 mengakibatkan katarak, setelah minggu ke

5-10 mengakibatkan kelainan jantung, dan minggu ke 6 mengakibatkan

kelainan gigi.

(b) Sigomegalovirus, dikenal pertama kali pada waktu dilakukan bedah mayat,

sel-sel membesar dengan inti dan inklusiones yang besar. Gejala berupa

mikrosefali, pengapuran otak, kebutaan korioretinitis, pembengkakan hati

dan limpa. Apabila menyerang otak cenderung tidak bertahan hidup. Apabila

hidup biasanya mengalami meningoensefalitis, keterbelakangan mental.

(c) Virus Herpes Simpleks, biasanya infeksi menjelang kelahiran: mikrosefali,

mikroftalmus, displasia retina, bengkak hati dan limpa, keterbelakangan

mental. Beberapa laporan menyatakan bahwa virus herpes simplek kadang

ada di di dalam kandungan.

Page 3: Diktat Genetika

(d) Influensa Asia, Efek teratogen rendah dan pernah dilaporkan terjadi

anensefali.

(e) Infeksi virus yang lain, campak (morbili), gondongan (parotitis epidemica),

hepatitis, poliomielitis, cacar air, virus Echo dan Cocsaceae telah dilaporkan.

Tetapi penelitian terakhir menyatakan bahwa virus-virus tersebut tidak

mengakibatkan kelainan.

(f) Toksoplasmosis, disebabkan protozoa, toksoplasma gondhi. Toksoplasmosis

terbukti menimbulkan pengapuran otak, hidrosefalus, keterbelakangan jiwa,

korioretinitis, dan mikroftalmus.

(g) Sifilis, Dahulu dianggap sebagai penyebab cacat yang utama, ternyata tidak.

Sifilis dapat mengakibatkan tuli, keterbelakangan mental, alat-alat dalam

mengalami fibrosis.

Radiasi

Efek teratogenik sinar X tergantung dosis sinar dan tahap perkembangan:

mikrosefali, kelainan tengkorak, spina bifida, kebutaan, cleft palate. Contoh

kasus : wanita-wanita Jepang yang hamil saat bom atom meledak di Hiroshima,

ternyata diantara diantara yang hidup, 28 % mengalami keguguran, 25 % anak

yang hidup menderita kelainan SSP, mikrosefali, dan keterbelakangan jiwa.

Zat-zat Kimia

Peranan obat pada kelainan bawaan sulit diperkirakan karena penelitian

dalam bidang ini biasanya bersifat retrospektif. Ada beberapa yang telah

diketahui bersifat teratogenik:

(a) Thalidomide, obat tidur dan anti muntah menyebabkan amelia dan moromelia

(tidak terbentuknya anggota badan seluruhnya atau sebagian). Selain itu,

kelainan yang nyata pada tulang panjang, atresia usus, dan kelainan jantung.

Peredaran obat ini sekarang dihentikan.

(b) Aminopterin anti metabolit dan merupakan antagonis asam folat. Melebihi

dosis teratogenik sedikit saja mengakibatkan keguguran. Pernah digunakan

Page 4: Diktat Genetika

untuk abortus terapeutikus terhadap ibu-ibu yang TBC. Selain itu, anensefali,

meningokokel, hidrosefalus, cleft lip dan cleft palate.

(c) Kina, obat untuk malaria, dikaitkan dengan ketulian.

(d) Obat anti kejang (Fenobarbital, trometadion, difenilhidantion / dilantin)

diduga mengakibatkan cacat jantung, belahan pada wajah dan mikrosefali.

(e) Obat-obatan di bawah ini perlu hati-hati apabila diberikan pada ibu hamil,

meskipun buktinya masih belum jelas: obat penekan selera makan

(Dekstroamfetamin), Propiltiourasil dan kalium jodida (pembesaran kelenjar

thyroid dan keterbelakangan mental), Streptomisin mengakibatkan tuli,

Sulfonamid mengakibatkan kernikterus, Antidepresan imipramin

mengakibatkan cacad anggota badan, Tetrasiklin mengakibatkan

menghambat pertumbuhan tulang dan pewarnaan pada gigi, dan Rokok

mengakibatkan bayi lahir kecil.

Hormon

Progestin (anti abortus) mengakibatkan maskulinisasi pada janin.

Dietilbestrol (estrogen sintetik, anti abortus) mengakibatkan karsinoma vaginal

pada waktu janin telah dewasa. Kortison mengakibatkan , walaupun bukti kurang

kuat, cleft palate dan cleft lip.

Kekurangan gizi

Kurang jodium mengakibatkan kerdil. Anensefali dan spina bifida, diduga

ada kaitannya dengan konsumsi kentang yang terserang penyakit tertentu, tetapi

buktinya kurang kuat.

Zat Kimia Lingkungan

Kadar air raksa organik tinggi mengakibatkan kelumpuhan motorik otak.

Kasus minamata menunjukkan air raksa organik dari limbah pabrik yang dibuang

ke laut, kemudian dikonsumsi ikan, berikutnya dikonsumsi nelayan,

mengakibatkan kelainan janin, tetapi ibu tidak menderita sakit. Pestisida,

defoliant 2,4, 5-T teratogenik pada mamalia tetapi tidak pada manusia.

Page 5: Diktat Genetika

2. GenetikaDi negara maju kelainan kongenital dan genetik menduduki tempat ketiga

setelah penyakit kardiovaskular dan malignansi (WHO ’78). Sementara itu data

di RSUD Dr. Soetomo (1985) menunjukkan bahwa kematian perinatal 88,8 %,

dan 9,2 % diantaranya disebabkan karena kelainan kongenital. Oleh karena itu,

pengetahuan tentang genetika sangat penting. Sehubungan dengan itu, agar

mahasiswa nantinya dapat berperan aktif di masyarakat, beberapa hal berikut

perlu difahami dengan baik :

a. Genetik counceling

b. Pewarisan autosomal dominan

c. Pewarisan autosomal resesif

d. Pewarisan terangkai kelamin

e. Abnormalitas akibat kelainan kromosom

a. Genetic Counceling

a. Agar seseorang yang akan kawian keturunan yang diharapkan, tidak

menderita cacad atau penyakit keturunan.

b. Jika suatu keluarga sudah terlanjur mempunyai anak cacad, dianjurkan agar

bersiap diri, jika perlu jangan beranak lagi.

c. Memberikan cara mencegah atau mengobati suatu penyakit keturunan yang

sudah diterima dari leluhur.

d. Terhadap janin atau bayi yang baru lahir, jika terbukti mengidap cacad atau

penyakit keturunan, memberikan nasehat kepada orang tuanya bagaimana

cara menghadapi kelahirannya atau mengasuh kelak.

e. Mencari jalan keluar perselisihan keluarga atau warisan yang berhubungan

dengan sifat genetik.

b. Pewarisan Autosomal dominan

Sifat-sifat:

Page 6: Diktat Genetika

1. Ciri dominan bermanifestasi dalam keadaan heterozigot, dan hadirnya sebuah

gen dominan di dalam genotip seseorang sudah menyebabkan sifat itu

tampak padanya.

2. Biasanya penderita mempunyai satu orang tua yang sakit.

3. Penyakit yang mempnegaruhi kemampuan hidup seseorang, biasanya sulit

dilacak dalam keluarga.

4. Penyakit yang tidak terlalu berpengaruh pada kemampuan hidup biasanya

dapat dilacak berdasar silsilah.

5. Jika penderita dominan autosomal menikah dengan orang normal, maka

kemungkinan separoh dari anaknya akan sakit.

6. Pewarisan gena autosomal dominan dapat terjadi pada wanita dan laki-laki.

7. Beberapa gen autosomal berekspresi lebih sering pada jenis kelamin tertentu.

8. Sifat bawaan terjadi pada setiap generasi.

9. Kemungkinan anak selanjutnya terkena adalah 50 %.

10. Orang normal tidak akan menurunkan anak yang sakit.

11. Dua orang tua yang sakit, menurunkan anak normal.

12. Contoh :

- Polidaktili (PP, Pp),

- Pengeceap Phenylthiocarbamida / PTC (TT, Tt),

- Thalassemia (THTH, THth),

- Dentinogenesis imperfecta,

- Retinal aplasia : katarak,

- Lekuk pipit, lekuk dagu,

- Tumbuhnya rambut di tangan, lengan dan dada,

- Kemampuan untuk membengkokkan jari dengan tajam,

- Warna rambut hitam (BB, Bb),

- Achondroplasia,

- Huntington disease.

c. Pewarisan Gen Autosomal Resesif

Sifat-sifat:

Page 7: Diktat Genetika

1. Pada orang-orang yang homozigot.

2. Dapat mengenai kedua jenis kelamin.

3. Biasanya ornag yang heterozigot benar-benar normal.

4. Anak-anak seorang penderita semua normal, kecuali orang tersebut menikah

dengan orang yang heterozigot.

5. Pada umumnya kedua orang tua dan anak-anak dari penderita homozigot

untuk gene resesif adalah normal.

6. Pada penyakit resesif, kedua orang tua individu yang sakit sering mempunyai

hubungan keluarga.

7. Orang tua basanya tidak terkena.

8. 25 % saudara kandung penderita, akan menderita sakit.

9. Sering terjadi pada perkawinan sedarah.

10. Dua orang tua yang sakit tidak dapat punya anak normal.

11. Contoh :

- Mata biru (bb)

- Cystic Fibrosis

- Penyakit Tat-Sachs

- Albinisme

Page 8: Diktat Genetika

d. Pewarisan Gen Terangkai Kelamin

Pola umum:

1. X-linked Resesif: laki-laki lebih banyak daripada wanita, tidak ada anak dari

pria penderita, yang sakit, sehingga terjadi lompatan generasi pada pedigree,

dengan anak laki-laki sehat pada generasi intermediate (kecuali apabila

penderita menikah dengan wanita karier).

2. X-linked dominan: pria penderita menurunkan anak perempuan yang

menderita, tetapi tidak menurunkan penyaktinya pada anak laki-laki, tanpa

memperhitungkan jenis kelamin, ± separuh dari anaknya terkena.

3. Y-linked: sifat diturunkan dari ayah kepada anak, dan hanya lelaki yang

terkena.

Butawarna (X-Linked resesif):

Ada dua tipe : (1) Deutan, kelinan terjadi pada mata yang sensitive terhadap

warna hijau, (2) kelainan pada mata yang sensitive terhadap warna merah.

Perempuan dapat normal homosigot (CC), normal heterosigot (Cc) atau, yang

amat jarang, butawarna (cc). Laki-laki hanya mempunyai sebuah kromosom X

saja, sehingga ia hanya dapat normal (C-) atau butawarna (c-). Wanita normal

(CC) menikah dengan pria butawarna (c-) akan mempunyai anak normal.

Sebaliknya, laki-laki normal (C-) menikah dengan wanita butawarna (cc), maka

semua anak perempuan normal, dan anak laki-laki semua butawarna. Contoh

kelainan X-linked resesif : butawarna, anodontia, hemofilia, hidrosefali tertentu,

sindroma feminisasi testikuler, defisiensi ensim glukosa-6-fostat, dan distropi

muskuler Duschene.

X-linked Dominan:

Akan nampak pada wanita yang heterosigot maupun laki-laki yang

membawa gen mutan pada kromosom X-nya. Pola pewarisannya mirip dengan

dominant autosomal, karena wanita penderita akan kelainannya pada 50 % anak

perempuan dan laki-lakinya. Seorang laki-laki yang sakit menurunkan kelainan

Page 9: Diktat Genetika

terhadap anak perempuannya. Contoh : hipoplasia enamel (B), penyakit rakhitis

yang resisten vitamin D (terjadi walaupun intake vitamin D cukup).

Pewarisan Y-linked

Hanya laki-laki saja yang terkena. Laki-laki yang terkena mewariskan pada

seluruh anak laki-lakinya tetapi tidak seorangpun pada yang wanita. Contoh:

penyakit kaki bebek, tumbuhya kulit diantara jari, terutama jari kaki (wt).

Tumbuhnya rambut panjang dan kaku seperti landak pada permukaan tubuh

seseorang. Hipertrikosi, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian tertentu di tepi

daun telinga.

3. KromosomSejak dahulu orang mengetahui bahwa anak kerapkali memiliki sifat-sifat

seperti orang tuanya, tidak saja mengenai jasmaninya tetapi juga jiwa dan

tingkah lakunya. Seringkali dikatakan juga bahwa dari si ayah dapat dikenal si

anak, sebaliknya pun dari si anak dapat dikenal si ayah. Namun demikian tiada

seorang pun di dunia ini yang persis benar dengan orang lain. Variabilitas yang

terdapat antara satu idividu dengan individu lain dan antara sekelompok orang

dengan kelompok yang lain memungkinkan dilaksanakannya penelitian untuk

mengetahui mekanisne dasar dari pewarisan sifat-sifat orang tua kepada

keturunannya. Semua orang mempunyai perbedaan-perbedaan sifat keturunan

yang dalam keadaan tertentu dapat mengakibatkan terjadinya abnormalitas. Akan

tetapi karena sifat yang merugikan itu tidak selalu memperlihatkan ekspresinya,

maka orang yang sesungguhnya memiliki sifat yang merugikan itu lalu

menganggap dirinya normal. Sebaliknya apabila terdapat suatu penyakit/

kelainan heriditer di dalam suatu keluarga, maka biasanya keluarga itu

menyembunyikan penyakit itu karena mempunyai rasa malu jika sampai

diketahui orang lain.

Di dalam nukleus kebanyakan makhluk terdapat benda-benda halus

berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang mudah

Page 10: Diktat Genetika

mengikat zat warna. Benda itu dinamakan kromosom dan zat yang menyusunnya

dinamakan khromatin. Fleming (1879) melihat untuk pertama kali membelahnya

benda-benda tersebut di dalam sel. Ahli yang mula-mula mempunyai dugaan

bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan adalah Roux

(1883). Benden dan Boveri (1887) melaporkan bahwa banyaknya benda itu di

dalam nukleus dari makhluk yang berbeda dan jumlahnya untuk makhluk yang

berbeda adalah berbeda dan jumlahnya untuk setiap makhluk adalah konstan

selama makhluk itu hidup. Benda-benda tersebut untuk pertama kali diberi nama

kromosom oleh Waldeyer (1888). Morgan (1933) mene-mukan fungsi kromsom

dalam pemindahan sifat-sifat genetik. Beberapa ahli lainnya seperti Heitz

(1935), Kuwanda (1939), Gritter, (1940), kemudian menyusul memberi

keterangan lebih banyak tentang morfologi kromosom.

Jumlah kromosom setiap spesies berbeda. Columba livia 80, manusia 23.

Ukuran bervariasi antar spesies, 0,2 – 50 um, diameternya antara 0,2 – 2 um.

Kromosom manusia terdiri autosom dan kromosom sex. Berdasar kromosom,

wanita dan pria mempunyai peluang sama. Kromosom biasa dibuat kariotipe.

1. SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

Spermatogenesis, produksi sperma, terjadi pada testis pria. Sedangkan

Oogenesis, produksi telur, terjadi dalam ovarium. Produksi gamet berbeda antara

kedua jenis kela-min. Pada setiap meiosis terjadi empat sel yang viabel pada pria.

Juga spermatogenesis terjadi secara kontinyu, dan pada waktu ejakulasi, saat

berhubungan badan, sebanyak 400 juta atau lebih sperma dikeluarkan.

Sebaliknya pada wanita, produksi telur hanya terjadi sekali dalam sebulan.

Meiosis pertama memprosuksi dua sel tetapi satu jauh lebih besar dari yang

lain.Sel nonfungsional yang lebih kecil tersebut disebut polar body dan tetap

melekat pada sel yang besar. Pada waktu ini, terjadi ovulasi dan dan telur yang

imatur tersebut masuk ke oviduct. Pembelahan meiosis kedua tidak terjadi,

kecuali apabila terjadi fertilisasi, oogenesis dihentikan. Apabila oogenesis

berlanjut, pembelahan meiosis kedua juga unequal, sehingga akhirnya hanya ada

satu telur yang masak dan paling tidak dua polar body yang tidak fungsional.

Page 11: Diktat Genetika

2. FERTILISASI

Pembuahan terjadi ketiga gamet jantan dan betina (spermatosoa dan ovum)

menyatu menjadi sigot.

Spermatosoa dewasa memiliki kepala, leher, bagian tengah dan ekor.

Panjang spermatosoa kira-kira 60 um. Kepala berisi nukleus yang padat. Di

belakang kepala, spermatosoa mempunyai leher yang pendek, bagian tengah, dan

ekor berupa suatu flagela yang panjang. Uraian detail mengenai spermatosoa

terbentuk di dalam testes tetapi masih dalam bentuk yang tidka akti sampai

mereka meninggalkan tubuh di dalam cairan seminal pada saat ejakulasi. Laki-

laki normal mengeluarkan 200 juta spermatosoa pada saat ejakulasi. Setelah itu

spermatosoa tersebut menjadi bergerak, dengan memanfaakan ekornya, bergerak

maju. Spermatosoa mempunyai kemampuan membuahi ovum sampai 48 jam

setelah ejakulasi.

Ovum nampaknya bukan suatu struktur yang kompleks seperti

spermatosoa. Setelah ovulasi ia merupakan sel berbentuk bulat dengan diameter,

termasuk zona pelusida yang membungkusnya, 110 – 150 um. Ia dikelilingi oleh

sisa-sisa bahan selular folikel (korona radiata), tempat dia terbentuk pada waktu

di dalam ovarium. Setelah ovulasi, dan pada saat mereka memasuki bagian

abdominal (pars abdominalis) dari tuba uterina dalam perjalannya ke uterus,

ovum masih mengalami pembelahan meiosis yang akan berhenti pada saat kepala

spermatosoa memasuki ovum pada waktu pembuahan. Hal ini barangkali terjadi

dalam sepertiga abdominal dari tuba uterina.

Spermatosoa dapat menembus ovum pada setiap bagian dari permukaan

ovum tersebut. Kepalanya membengkok dan bahan di dalam nukleusnya terbuka,

membran nukleus kedua sel menghilang dan kromosom bergabung. Kromosom

dalam sigot tersebut segera memulai pembelahan pertamanya.

Hasil dari suatu pembuahan secara ringkas adalah :

1. Restorasi jumlah kromosom menjadi diploid;

2. Penentuan jenis kelamin;

3. Inisiasi pembelahan mitosis.

Page 12: Diktat Genetika

Sel somatik jantan mempunyai 44 autosom, yakni dua puluh dua pasang,

dan dua kromosom seks, semuanya menjadi 46 kromosom. Sebagai akibat dari

pembelahan meiosis di dalam gonad untuk membentuk gamet jantan

(spematosoa), maka jumlah autosom dan kromosom seks terbagi menjadi dua.

Dua gamet yang dihasilkan mempunyai jumlah autosom yang sama (22) tetapi

kromosom seks yang berbeda yakni X dan Y. Pada wanita juga terjadi

pembelahan meiosis, tetapi karena pasangan kromosom seksnya hanya terdiri

kromosom X, maka setiap ovum yang terbentuk mempunyai kromosom seks X.

Pada waktu pembuahan, akan terjadi kombinasi seperti berikut ini :

spermatosoa mengadung kromosom X atau Y sementara ovum hanya kromosom

X. Apabila spermatosoa yang mempunyai kromosom X membuahi ovum maka

embrionya akan wanita (44 autosom ditambah kromosom seks XX). Di lain

pihak, apabila spermatosoa yang mengandung kromosom Y membuahi ovum,

embrio yang dihasilkan adalah laki-laki (44 autosom ditambah kromosom seks

XY). Jenis kelamin seseorang ditentukan dengan cara tersebut.

Gambar 1: Restorasi jumlah kromosom menjadi diploid, penentuan jenis kelamin, inisiasi pembelahan mitosis. (situsbiologiindonesia.blogspot.com).

Page 13: Diktat Genetika

3. KROMOSOM

1. Kromatid. Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi

kromosom. Kromatid masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer.

Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema. Kromonema, filamen yang

sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap

interfase). Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal

pemintalan kromatid. Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah

untuk struktur yang sama.

2. Kromomer. Kromomer adalah penebalan pada kromonema. Kromomer

merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari

materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas

terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi

tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom

seperti kawat).

Gambar 2: Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer. (situsbiologiindone-sia.blogspot.com).

3. Sentromer. Sentromer adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di

sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor

Page 14: Diktat Genetika

adalah bagian kromosom yang yang merupakan tempat perlekatan benang

spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya kromosom.

4. Lekukan kedua. Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang

berada di sepanjang lengan dan berhubungan dengan nucleolus. Oleh karena itu

disebut dengan NOR (Nucleolar Organizing Regions).

5. Satelit. Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan

terletak di ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi

sekunder di daerah tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit.

6. Telomer. Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung

pada kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung

kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya

telomer, sel yang telomer kromosomnya mengalami kerusakan umumnya segera

mati.

Letak sentromer pada kromosom membedakan jenis kromosom.

Berdasarkan letak sentromer, kromosom dibedakan menjadi:

1. Telosentrik: sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom

hanya memiliki sebuah lengan dan berbentuk seperti huruf I. Kromosom manusia

tidak ada yang berbentuk telosentrik.

2. Akrosentrik: sentromer terletak di dekat ujung kromosom. Satu lengan

kromosom sangat panjang, sedangkan lengan lainnya sangat pendek.

3. Submetasentrik: sentromer terletak di submedian (ke arah salah satu

ujung kromosom) dan membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang

tidak sama panjang. Satu lengan panjang dan satu lengan pendek, seperti huruf L.

4. Metasentrik: sentromer terletak di tengah, membagi lengan kromosom

menjadi dua lengan yang hampir sama panjang seperti huruf V.

Page 15: Diktat Genetika

Gambar 4: Bentuk-bentuk kromosom (situsbiologiindonesia.blogspot.com)

Gen yang dibawa kromosom menentukan seperti apa suatu sel, dan seperti

apa individunya. Dalam sel yang tidak membelah diri, kromosom merupakan

khromatin yang tidak jelas (indistinct) dan difuse, tetapi pada sel yang sedang

membelah diri terlihat kromosom yang pendek dan tebal sehingga kromosom

dapat dihitung.

Gambar 3:. Struktur kromosom (situsbiologiindonesia.blogspot.com)

Kariotipe

Page 16: Diktat Genetika

Suatu sel dapat difoto tepat sebelum pembelahan, sehingga gambaran

kromosom didapatkan. Gambar kromosom bisa dipotong-potong dan

dipasangkan antara kromo-som yang homolog. Kromosom homolog dapat

dikenali karena anggota setiap pasang-an mempunyai ukuran yang sama.

Display pasangan kromosom disebut kariotipe. Walaupun jantan dan betina

memiliki 23 pasangan kromosom, satu dari padanya mempunyai panjang yang

tidak sama. Kromosom yang lebih besar dari pasangan ini disebut X dan yang

lebih kecil dinamakan Y. Wanita memiliki dua kromosom X dalam

kariotipenya. Kromosom X dan Y disebut kromosom sex karena mereka berisi

gen yang menentukan jenis kelamin. Kromosom yang lain dinamakan autosom,

yang meliputi semua pasangan kromosom, kecuali kromosom X dan Y.

Kariotipe menunjukkan jumlah total kromosom individu yang disusun

berdasarkan pasangan homolog.

Gambar 5: Kariotipe

4. Siklus HidupSiklus hidup manusia memerlukan reproduksi seksual di mana sperma pria

membuahi telur wanita; zigot yang dihasilkan berkembang menjadi bayi yang

Page 17: Diktat Genetika

tumbuh menjadi dewasa. Dua tipe pembelahan sel terjadi pada siklus hidup

manusia. Meiosis (pembelahan reduksi) terjadi sebagai bagian dari

gametogenesis, yang secara umum disebut sperma dan telur. Oleh karena

meiosis, sperma mengandung 23 kromosom dan telur 23 kromosom. Individu

baru terjadi apabila sperma dari laki-laki membuahi telur wanita. Zigot yang

dihasilkan mempunyai 23 pasang kromosom; satu dari pasangan didukung oleh

ayah, dan pasangannya didukung ibunya. Ketika zigot tumbuh menjadi dewasa,

mitosis terjadi sehingga setiap sel memiliki 46 kromosom. Dengan cara ini,

setiap sel tumbuh, mengandung komplimen lengkap kromosom dan gen.

Komplimen lengkap kromosom disebut jumlah kromosom diploid, atau 2 N.

Meiosis hanya terjadi di dalam organ sex, atau gonade, yakni testis pada

pria dan ovarium pada wanita. Di sini sel benih diploid berkembang menjadi

gamet yang mempunyai separuh dari jumlah total, dan disebut haploid, atau

jumlah kromosom N. Sebagai contoh, pada manusia sel benih memiliki 46

kromosom atau 23 pasang, tetapi gamet hanya berisi 23 kromosom.

Siklus hidup manusia memerlukan dua tipe pembelahan sel, mitosis dan

meiosis

MEIOSIS

Meiosis, yang memerlukan dua pembelahan sel, menghasilkan empat sel

anak, yang masing-masing mempunyai satu dari setiap kromosom dan oleh

karena itu separuh dari jumlah kromosom sel ibu (mother cell). Sebelum meiosis

I, replikasi telah terjadi dan setiap kromosom terdiri dari sister chromatid yang

berikatan pada sentromer. Selama meiosis I, kromosom homolog bersama-sama

dan bergandengan karena daya tarik tertentu yang belum diketahui sebabnya. Ini

disebut sinapsis dan menghasilkan tetrads dan berasosiasi dengan empat

khromatid yang berhubungan dekat selama dua fase pertama meiosis I. Sekarang

suatu proses penting yang disebut crossing over terjadi. Selama crossing over,

khromatid dari kromosom homolog berpasangan antar segmen. Hal ini

menghasilkan kombinasi gen baru pada khromatid.

Page 18: Diktat Genetika

Sesudah sinapsis, kromosom homolog terpisah pada saat meiosis I.

Pemisahan ini berarti bahwa satu kromosom dari pasangan yang homolog akan

mendukung gamet. Tidak ada batasan dalam hal proses separasi; baik kromosom

dari pasangan homolog mungkin terjadi dalam gamet dengan kromosom dari

pasangan yang lain.

Perhatikan bahwa pada saati meiosis I selesai, kromosom masih

mengandung sister chromatid. Selama meiosis II, sister chromatid terpisah,

menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing mempunyai kromosom

haploid. Walau dua pembelahan sel telah terjadi, replikasi hanya terjadi sekali.

Dengan menghitung jumlah sentromer indepeden, dapat ditentukan mother cell

mempunyai jumlah kromosom diploid dan setiap sel anak mempunyai jumlah

haploid.

Meiosis adalah pembelahan sel yang memiliki jumlah kromosom separuh.

Proses ini memerlukan dua pembelahan dan menghasilkan empat sel anak,

masing-masing dengan jumlah kromosom haploid

Stages (tahapan)

Selama prophase I, kromosom homolog dari setiap pasangan mengalami

sinapsis, membentuk tetrad. Membran nukleus dan nucleolus tidak nampak

sampai akhir prophase I. Pada metafase I, tetrad terletak pada ekuator spindel.

Selama anafase I, kromosom homolog dari setiap pasangan terpisah, dan

kromosom (masing-masing masih mengandung sister chromatid) bergerak ke

kutub spindel. Setiap kutub menerima setengah dari jumlah total kromosom.

Pada telofase I, membran inti terbentuk kembali dan nukleoli nampak kembali.

Selama meiosis I, chromatids making up tetrad exchange chromosom pieces.

Ketika kromosom homolog terpisah, setiap sel anak menerima satu dari setiap

pasangan kromosom.

Pada pembelahan meiosis kedua, tahapannya terdiri dari profase II,

metafase II, anafase II dan telofase II. Selama anafase II, terjadi separasi

Page 19: Diktat Genetika

sentromer dan bagian khromatid menjadi kromosom independen. Pada akhir

telofase II ada empat sel. Setiap sel tersebut haploid; yakni nukleus memiliki

jumlah kromosom separuh dan separuh kandungan DNA dari nukleus sel ibu

(mother cell).

Pemisahan sister chromatid selama meiosis II menghasilkan total empat sel

anak, masing-masing dengan jumlah kromosom haploid

Pentingnya Meiosis

Meiosis adalah jalur alamiah untuk mempertahankan jumlah kromosom

tetap dari generasi ke generasi. Ia meyakinkan bahwa generasi berikutnya akan

memiliki perbaik-an genetik dibanding generasi sebelumnya. Sebagai akibat

crossing over, kromosom membawa kombinasi gen yang baru. Telur akan

membawa setengah gen dari orang tua wanita, dan sperma membawa setengah

dari gen orang tua pria. Pada saat sperma membuahi telur, zygot memiliki

kombinasi yang berbeda dibanding kedua orang tua-nya. Dengan cara ini,

meiosis meyakinkan bahwa variasi genetik terjadi dari genserasi ke generasi.

Spermatogenesis pada pria menghasilkan empat sperma yang viabel, tetapi

oogenesis pada wanita menghasilkan satu telur dan dua polar body.

Mitosis

Dibagi menjadi lima fase: interfase, profase, metafase, anafase dan telofase:

Interfase. Pada fase pertama dari mitiosis ini, DNA telah berlipat dua dan

tiap kromosom membelah memanjang menjadi dua bagian yang masing-masing

masih terikat oleh sebuah sentromer bersamaan. Belahan kromosom ini disebut

kromatid.

Profase. Pada permulaan profase, kromosom-kromosom lebih pendek dan

tebal. Pada akhir profase mulai terbentuklah benang-benang gelendong inti pada

masing-masing kutub sel yang letaknya berlawanan.

Page 20: Diktat Genetika

Metafase. Pada fase ini semua kromosom menempatkan diri di bidang

ekuator (bagian tengah sel) Dinding inti menghilang. Pada akhir metafase

sentromer membelah ujung benang gelendong inti mencapai kromosom dan

memegang sentromer.

Anafase. Pembelahan sentromer tadi dapat juga berlangsung pada

permulaan anafase. Benang gelendog inti memendek, sehingga belahan

sentromer, masing-masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan dengan

membawa kromatid.

Telofase. Pada fase ini pembelahan telah selesai, terbentuk lagi membran

inti. Sel telah terbagi menjadi dua sel anak, dengan jumlah kromosom diploid

Meiosis I

Profase I. Oleh karena profase dari meiosis I berlangsung lama, maka fase

ini dibagi menjadi lima stadia, yaitu leptonema, zigonema, pakhinema,

diplonema dan diakenesis. Tiap stadium ditandai dengan aktivitas kromosom

yang berlainan.

a. Leponema. kromosom diploid nampak sebagai benang panjang, tunggal

dan tipis.

b. Zigonema. kromosom saling berdekatan dan membentuk pasangan

(sinapsis).

c. Pakhinema. Kromosom menjadi pendek dan tebal

d. Diplonema Masing-masing kromosom membelah memanjang sehinga

terbentuk kromatid. empat kromatid dinamakan tetrad.

e. Diakenesis. Kromatid yang tak serupa dapat bersilang. Tempat

persilangan ini dina-makan khiasma. Di tempat khiasma itu kromatid akan putus

dan segmen dari satu kromatid akan bersambungan dengan potongan segmen

kromatid yang lain. Peristiwa penukaran segmen dari kromatid yang tak serupa

(nonsister chromatid) dalam kromosom homolog itu dinamakan pindah silang

(crossing over). Dengan adanya pindah silang, maka terjadilah penukaran gen-

gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.

Page 21: Diktat Genetika

Metafase I. Diakenesis dilanjutkan dengan metafase I. di mana kromosom-

kromosom yang masih berpasangan menempatkan diri di bidang ekuator dari sel.

Membran inti menghilang, kromosom masih diploid.

Anafase I Kromosom-kromosom bergerak ke kutub sel yang berlawanan.

Telofase I. Terbentuk dua sel anak, dengan kromosom haploid. Terjadilah

pembelahan reduksi karena setiap sel anak mempunyai satu kromosom dari

setiap pasang kromosom homolog. Membran inti timbul kembali.

Meiosis II

Metafase II. Membran inti menghilang lagi dan di bagian kutub dari setiap

sel anak terbentuk benang gelendong inti lagi. Kromosom-kromosom,

menempatkan diri di bidang ekuator sel. Sentromer membelah dan pasangan

kromosom homolog (semula disebut kromatid) memisahkan diri.

Anafase II. Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kutub sel.

Telofase II. Ini merupakan fase terakhir dari meiosis II. Terbentuklah inti

sel anak, masing-masing mempunyai sebuah kromatid dari tiap tetrad, sehingga

jumlah kromosomnya haploid.

5. Mutasi Istilah mutasi pertama kali digunakan oleh Hugo de vries, untuk

mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga

oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi

karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan

peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat

menurun. Jadi mutasi adalah peristiwa perubahan genetik (gen atau kromosom)

dari suatu individu yang bersifat menurun.

Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910)

dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid

Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya

terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan sinar X.

Page 22: Diktat Genetika

Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang

mengalami mutasi disebut mutan, dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen

(mutagenik agent). Mutasi jarang terjadi secara alami, dan jika terjadi biasanya

merugikan bagi makhluk hidup mutannya. Misalnya mutasi buatan terhadap

semangka yang besarnya berlipat, namun gagal membentuk alat generative.

1. Mutasi Gen

Pasangan basa nitrogen (basa N) pada DNA. Antara timin dan adenine atau

antara guanin dan sitosin dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah "atom-

atom hidrogen dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau

pirimidin. Perubahan kimia sedemikian disebut perubahan tautomer. Misalnya,

secara tidak normal, adenin berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanin.

peristiwa perubahan genetic seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi di

dalam gen. Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi gen

dapat terjadi karena substitusi basa N.

Macam mutasi gen

1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation); terjadi perubahan kodon

(triplet) dari kode basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan

pembentukan protein. Misalnya, uuu diganti uus yang sama -sama kode

fenilalanin.

2. Mutasi ganda tiga (triplet mutations); terjadi karena adanya penambahan

atau pengurangan tiga basa secara bersama - sama.

3. Mutasi bingkai (frarneshift mutations); terjadi karena adanya

penambahan sekaligus pengurangan satu atau beberapa pasangan basa secara

bersama - sama.

Page 23: Diktat Genetika

A

B

Gambar 6: pasangan basa normal (A), dan terjadi mutasi (B)

2. Mutasi Kromosom

Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedang

perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau

aberasi. Kita akan membahas mutasi kromosom atau mutasi besar yang pada

prinsipnya digolongkan rnenjadi dua, yaitu:

Page 24: Diktat Genetika

Mutasi kromosom terjadi karena perubahan jumlah kromosom.

Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid)

melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut

euploid, sedang yang hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genorn

disebut aneuploid.

Euploid. Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara

kawin, pada umumnya diploid, memiliki dua genom pada sel somatis (2n

kromosom). Organisme yang kehilangan satu set kromosom disebut monoploid.

Organisme monoploid memiliki satu genom. Sel kelamin (gamet), yaitu ovum

dan spermatozoon, memiliki satu genom (n kromosom) yang disebut haploid.

Organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misal: triploid

(3n kromosom): tetraploid (4n kromosom); heksaploid( 6n kromosom). Poliploid

terjadi pada tumbuhan, misal apel, dan tebu. poliploid pada hewan misalnya pada

Daphnia, Rana esculenta, dan Ascaris.

Aneuploid. Mutasi kromosom tidak melibatkan seluruh genom yang

berubah, rnelainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Disebut

juga dengan istilah aneusomik. Macam-macam aneusomik adalah sebagai

berikut: monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom,

nulisomik (2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom, trisomik (2n +

1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, tetrasomik (2n * 2) yaitu

mutasi karena kelebihan dua kromosom.

Page 25: Diktat Genetika

Gambar 7. Trisomi 21

3. Mutasi Alami dan Buatan

Berdasar tipe sel yang mengalami mutasi ada dua jenis mutasi: (a) mutasi

somatis, yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel soma. Mutasi somatis kurang

mempunyai arti genetis. (b) mutasi germina yaitu mutasi yang terjadi pada sel

gamet, sehingga dapat diturunkan.

Berdasar sifat genetiknya dikelompokkan: (a) mutasi dominan, terlihat

pengaruhnya dalam keadaan heterozigot. (b) mutasi resesif, pada organisme

diploid tidak akan diketahui selama dalam keadaan heterozigot, kecuali resesif

pautan seks.

Menurut arah mutasinya: (a) mutasi maju atau forward mutations, yaitu

mutasi dari fenotipe normal meniadi abnormal dan (b) mutasi balik atau back

mutations, yaitu mutasi yang dapat mengembalikan dari fenotipe tidak normal

menjadi fenotipe normal.

Menurut kejadiannya, mutasi dikelompokkan menjadi: (a) mutasi alam atau

mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui. Mutasi ini

terjadi di alam secara spontan, secara kebetulan dan jarang terjadi. Contoh

mutagen alam adalah sinar kosmis, radio aktif alam, dan sinar ultraviolet, dan (b)

mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia.

Page 26: Diktat Genetika

Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan oleh manusia

dengan zat kimia, sinar x, radiasi, dan sebagainya; maka sering disebut juga

mutasi induksi. Mutasi buatan dengan sinar x dipelopori oleh Herman Yoseph

Muller (murid Morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945).

Muller berpendapat bahwa mutasi Pada sel soma tidak membawa perubahan,

sedangkan mutasi pada sel-sel gamet kebanyakan letal dan membawa kematian

sebelum atau segera sesudah lahir. Selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui

bahwa sinar x dapat menyebabkan gen mengalami ionisasi sehingga sifatnya

menjadi labil. Dan akhirnya mutasi buatan dilaksanakan pula dengan

pemotongan daun/ penyisipan DNA pada organism – organism yang kita

inginkan. Mutan – mutan buatan yang telah kita peroleh antara lain: anggur tanpa

biji, tomat tanpa biji, hewan atau tumbuhan poliploidi (misal: kol poliploidi),

Pamato raphanobrassica (akar seperti kol, daun seperti lobak).

4. Mutagen Zat Kimia atau Fisik

Secara garis besar, macam-macam rnutagen dapat dibagi tiga, sebagai

berikut : (a) Radiasi. Radiasi (penyinaran dengan sinar radio aktif); misalnya:

sinar alfa, beta, gamma, ultraviolet, dan sinar x. Radiasi ultra ungu merupakan

mutagen Penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alarniah berasal dari sinar

kosmis dari anqkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain. gen-

gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan

terjadilah mutasi. (b) Mutasi Kimia. Mutagen kimia yang pertama ditemukan

ialah gas mustard (belerang mustard) oleh C. Averbach dan kawan - kawan.

Beberapa mutagen kimia penting lainnya ialah: gas metan, asam nitrat, kolkisin,

digitonin, hidroksil amin, akridin, etilmetan sulfat (EMS),etiletan sulfonat (EES),

5-brorno urasil, 2-aminopurin dan lain-lain.Zat-zat kimia tersebut dapat

menyebabkan replikasi yang dilakukan oleh kromosom yang mengalami

kesalahan sehingga mengakibatkan susunan kimianya perubahan pula.

Page 27: Diktat Genetika

5. Pengaruh Suhu

Kecepatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap

kenaikan temperatur sebesar 100C, kecepatan mutasi bertambah 2-3 kali lipat.

Tetapi apakah temperatur merupakan mutagen, hal ini masih merupakan

penelitian para ahli.

6. Radiasi

Salah satu mutagen yang banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai

keperluan adalah radiasi. Perbuatan manusia yang menimbulkan radiasi dapat

menyebabkan terjadinya mutasi misalnya:

a. penggunaan zat-zat kimia yang radioaktif atau radio isotop.

b. penggunaan bahan kimia dalam minuman dan makanan.

c. penggunaan sinar x dalam penelitian dan pengobatan

d. kebocoran radiasi dari pembuangan sampah-sampah industri, reaktor atom,

roket, dan lain sebagainya.

e. penggunaan bom radioaktif (ingat peledakan bom di Hirosima dan Nagasaki

yang menyebabkan terbentuknya kelapa poliploid).

Meski sifat mutasi adalah merugikan namun dalam beberapa hal berguna

pula bagi manusia dalam kehidupannya, misalnya:

1. meningkatkan hasil panen produksi pangan, seperti gandum, tomat,

kacang tanah, kelapa poliploidi, kol poliploidi, dengan mutasi induksi.

2. meningkatkan hasil antibiotika, seperti mutan Penicillium.

3. untuk pemeriksaan proses biologi melalui mutasi, misalnya transpor

electron pada fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri.

4. Sebagai proses penting untuk evolusi dan variasi genetik.

7. Mutasi pada Manusia

Kelainan kromosom dikelompokkan menjadi dua, yakni euploidi, dimana

variasinya menyangkut seluruh set kromosom; dan aneuploidi, hanya menyang-

kut kromosom tunggal dalam satu set kromosom. Pada individu dengan euploidi

set kromosomnya lengkap. Beberapa variasi euploidi dapat dilihat pada tabel:

Page 28: Diktat Genetika

Tabel 1 : Variasi mengenai set kromosom lengkap (Suryo, 1990)

Tipe euploidi

Jumlah genom (n)

Komplemen kromosom A, B, C bukan kromosom

homologMonoploidiDiploidiPoliploidi

Satu (n)Dua (2n)> 2n

A B CAABBCCAAABBBCCCDll.

Monoploidi

1. Jarang terjadi pada hewan, kalaupun terjadi, biasanya tumbuh abnormal dan

embrionya jarang mencapai stadium dewasa.

2. Pada tumbuhan sering dijumpai, misal pada ganggang, cendawan, lumut.

3. Jarang terjadi pada hewan, kalaupun terjadi akan mengakibatkan steril.

4. Pada manusia, orang yang diploid sempurna tidak dijumpai; kasus yang ada

umumnya mengalami keguguran atau lahir mati sedangkan mekanismenya

belum diketahui.

Aneuploidi

1. Terjadi karena nondisjunction.

2. Pada manusia dikenal ada beberapa aneuploidi yang semuanya terjadi karena

nondisjunction pada saat pembentukan gamet.

Tabel 2 : Variasi euploidi (Suryo, 1990)

TipeJumlah

kromosomContoh

Disomi (normal)MonosomiNulisomiPolisomi : a. Trisomib. Double trisomic. Tetrasomid. Pentasomie. Heksasomif. Dll

2n2n – 12n – 2

2n + 12n + 1

+ 12n + 22n + 32n + 4

AA BB CCAA BB CAA BB

AA BB CCCAA BBB CCCAA BB CCCCAA BB CCCCCAA BB CCCCCC

Page 29: Diktat Genetika

Tabel 3: Aneuploidi pada manusia karena nondisjunction (Suryo, 1990)Nomen

klatur Kromosom

Formula Kromosom

Sindroma Klinik

Frekuensi

45, X47, +2147, +1347, +1847, XXY47, XXX

2n – 12n + 12n + 12n + 12n + 12n + 1

TurnerDownTrisomi 13Trisomi 18KlinefelterTriple X

1 / 30001 / 7001 /

20.0001 / 80001 / 5001 / 700

Sindrom Turner ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938.

a. kariotipe : 45 X O (44 autosom + satu kromosom X) diderita oleh wanita

b. tinggi badan cenderung pendek

c. alat kelamin terlambat perkembangannya (infantil)

d. sisi leher tumbuh tambahan daging

e. bentuk kaki X

f. kedua puting susu berjarak melebar.

g. keterbelakangan mental

Gambar 8: Penderita sindrom Turner

Page 30: Diktat Genetika

2. Sindrom Klinefelter; ditemukan oleh Klinefelter tahun 1942.

a. kariotipe: 47, XXY (kelebihan kromosom seks X) diderita oleh pria.

b. bulu badan tidak tumbuh.

c. testis mengecil, mandul (steril).

d. buah dada membesar.

e. tinggi badan berlebih.

f. jika jumlah kromosom X lebih dari dua, mengalami keterbelakangan

mental.

3. Sindrom Jacob, ditemukan oleh P.A. Jacobs tahun 1965.

a. kariotipe 47 , XW (kelebihan satu kromosom seks Y), diderita pria.

b. berperawakan tinggi

c. bersifat antisosial, agresif.

d. suka melawan hukum

4. Sindroma Triple-X

a. Nomenklatur kromosom 47, XXX

b. Fenotip perempuan, tetapi alat kelamin dan payudara tidak

berkembang.

c. Sedikit gangguan mental.

d. Kadang sulit dibedakan dengan wanita normal.

e. Menstruasi tidak teratur, ovarium seperti menopause.

f. Ada pula tetra, penta-X, dan semakin banyak X-nya, semakin kurang

intelegensinya.

5. Sindrom Down, ditemukan oleh Longdon Down tahun 1866.

a. kariotipe 47, XX atau 47, XY.

b. mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera.

c. mata sipit miring ke samping.

d. bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu menetes.

Page 31: Diktat Genetika

e. gigi kecil-kecil dan jarang.

f. I. Q. rendah (± 40 ).

'

Gambar 9. Penderita sindrom Down

Daftar Pustaka

Jansen van Rensburg (1995), Biologi Oral, Quintessence Publishing Co, Inc London, Tokyo.

Mader, SS (1988). Human Biology, Wm. C. Brown Publisher, Dubuque Iowa.

Soenaryo Sastrodinoto (1989), Biolog Umum I, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

Suryo (1990), Genetika Manusia, Gadjah Mada Universtiy Press, Yogyakarta.

Suwasono, H., SB. Sumitro., S. Sardjono (1986), Pengantar Ekologi, PT. Rajawali, Jakarta.

Page 32: Diktat Genetika