7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
1/18
A. JENIS JENIS PENGUJIAN
Dalam mengembangkan rencana audit keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pengujian pengendalian dilakukanuntuk mendukung pengurangan pengukuran risiko pengendalian, sementara auditor menggunakan prosedur
analitis dan pengujian terperinci saldo untuk memenuhi risiko deteksi. Pengujian substantif transaksi
memengaruhi risiko pengendalian maupun risiko deteksi yang direncanakan, karena mereka menguji
efektivitas pengendalian internal serta jumlah nominal transaksi.
a. Prosedur Pengukuran Risiko
Prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk menilai risiko salah saji material dalam laporan
keuangan. Auditor melakukan tes kontrol, tes transaksi sebenarnya, prosedur analitikal, dan tes saldo
sebagai tanggapam terhadap penilaian auditor terhadap risiko salah saji material. Kombinasi dari empat
tes ini menyediakan basis opini audit yang diilustrasikan pada figure 1!1 berikut"
#agian terbesar dari prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk mendapatkan suatu pemahaman
atas pengendalian internal, serta digunakan untuk mengukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan
audit terkait transaksi.
b. Pengujian Pengendalian
Pemahamaan auditor terhadap internal control perusahaan berguna dalam menilai risiko pengendalian
untuk setiap transaksi yang berhubungan dengan objek pemeriksaan. Ketika kebijakan dan prosedur kontrol
dipercaya telah dirancang secara efektif, auditor menilai risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan
efektivitas dari kontrol tersebut. $ntuk mendapatkan bukti yang cukup untuk mendukung penilaian tersebut,
auditor melakukan tes kontrol ini.
%es kontrol , baik manual maupun otomatis, dapat meliputi tipe!tipe pembuktian di bawah ini"
1 &elakukan penyelidikan terhadap personil klien
' &emeriksa dokumen, pencatatan, dan laporan.
&engamati aktivitas pengendalian yang berkaitan
( &enyelenggarakan ulang prosedur klien
1
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
2/18
Auditor melakukan penelusuran system sebagai bagian dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman sebagai upaya membantunya dal menentukan apakah pengendalian sudah diterapkan.
Penelusuran biasanya diterapkan pada satu atau beberapa transaksi dan mengikuti transaksi tersebutdisepanjang pemrosesannya.
Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah penggunaaan pengendalian
tersebut telah efektif dan biasanya digunakan untuk menguji sebuah sampel transaksi. Prosedur yang
dilakukan untuk mendapakan pemahaman ats pengendalian internal biasanya tidak memberikan bukti
tepat yang memadai untuk mendukung bahwa pengendalian telah berjalann efektif. )umlah bukti
tambahan yang diharuskan untuk menguji pengendalian bergantung pada dua hal berikut "
1. Keluasan bukti yang didapatkan dalam memperoleh pemahaman atas pengendalian internal.'. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan.
*alah satu cara dimana auditor dapat membuktikan pencatatan transaksi adalah dengan melakukan
pengujian pengendalian. )ika pengendalian telah diterapkan dalam transaksi penjualan dan penerimaaan
kas, auditor dapat melakuakn pengujian pengandalaian untuk menentukan apakah keenam tujuan audit
terkait transaksi untuk sikls tersebut telah terpenuhi.
c. Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian substantive merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji rupiah yang
secara langsung berpengaruh pada ketepatan saldo laporan keuangan. Auditor mengandalkan tiga jenis
pengujian substantif. Ketiga jenis itu adalah pengujian substantif transaksi, prosedur analitis substantif,
serta pengujian terperinci saldo.
Pengujian substantif transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit terkait
transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi. Ketika auditor percaya bahwa seluruh
transaksi sudah benar tercatat dalam jurnal dan sudah diposting dengan tepat, dengan
mempertimbangkan seluruh enam transaksi yang berhubungan dengan objektivitas audit, mereka bisa
lebih percaya bahwa total buku besar adalah benar.
Pengujian substantive analitismelibatkan perbandingan antara jumlah yang dicatat dengan dugaan
yang dikembangkan oleh auditor. *tandar audit menghendaki, analytical procedures dapat dilakukan
untuk memeriksa saldo akun. Dua tujuan penting analytical procedures ini dalam memeriksa saldo akun
adalah untuk"
1 &engindikasi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
' &enyediakan bukti nyata.
2
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
3/18
Ketika auditor mengembangkang dugaan menggunakan analytical procedures dan menyimpulkan
bahwa saldo akhir di beberapa akun terlihat rasional, percobaan!percabaan tertentu pada tes saldo
mungkin dapat dieliminasi atau ukuran sample dikurangi. *tadar auditor menyatakan bahwa
analytical procedures adalah salah satu tipe substantive test, ketika mereka digunakan untuk
menyediakan bukti tentang suatu saldo akun. %ingkat dimana auditor dapat bergantung pada
substantive analytical proceduresdalam mendukung saldo akun bergantung pada beberapa factor,
termasuk kesaksamaan dari dugaan yang dikembangkan auditor, materialitas, dan risiko salah saji
material.
d. Prosedur Analitis
Prosedur analitis melibatkan perbandingan!perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi
yang dikembangkan oleh auditor. *tandar audit mengharuskan prosedur analitis dilakukan selama
perencanaan dan penyesaaln audit. Prosedur analitis juga dapat dilakukan untuk mengaudit saldo akun.
Dua tujuan utama dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah untuk "
1. &enandai adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
'. &emberikan bukti substantif.
Prosedur analitis yang dilakukan selama tahap perencanaan audit biasanya berbeda dari yang
dilakukan dalam tahap pengujian. *tandar audit menyatakan bahwa prosedur analitis merupakan salah
satu jenis pengujian substantif ketika dilakukan untuk memberikan bukti mengenai suatu saldo akhir
akun.
e. Pengujian Tererinci Saldo
Pengujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik untuk akun!akun neraca
maupun laba rugi. Penekanan utama dalam sebagian besar pengujian atas perincian saldo adalah pada
neraca. Pengujian saldo akhir sangat penting karena bukti yang biasanya didapatkan dari suatu sumber
yang independen dipandang sangat dipercaya. *eperti halnya untuk transaksi, pengujian auditor atas
perincian saldo juga harus memenuhi semua tujuan audit terkait saldo untuk setiap akun!akun neraca
yang signifikan. Pengujian terperinci saldo membantu menciptakan ketepatan moneter akun!akun yang
tekait, sehingga merupakan pengujian substantif.
f. Ik!tiar Jenis"Jenis Pengujian
Pengujian pengendalian membantu auditor dalam mengevaluasi apakah pengendalian terhadap
transaksi dalam siklus tersebut telah cukup efektif untuk mendukung pengurangan penilaian risiko
pengendalian, sehingga memungkinkan pengurangan pengujian substantif. Pengendalian pengujian juga
3
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
4/18
membentuk dasar laporan auditor atas pengendalian internal terhadap laporan keuangan untuk klien!
klien yang merupakan perusahaan publik. Pengujian substantif transaksi digunakan untuk
memverifikasi transakasi yang dicatat dalam jurnal dan dipindahbukukan ke dalam buku besar.
Prosedur analitis menekankan pada keyakinan keseluruhan atas transaksi!transaksi dan saldo!saldo
buku besar. Pengujian atas perincian saldo menekankan pada saldo akhir dalam buku besar.
Dengan menggabungkan jenis pengujian audit, auditor mendapatkan keyakinan keseluruhan yang
lebih tinggi untuk transaksi dan akun dalam siklus enjualan dan penagihan dibandingkan dengan
keyakinan yang didapatkan dari setiap pengujian lainnya. $ntuk meningkatkan keyakinan keseluruhan
pada suatu siklus, auditor dapat meningkatkan keyakinan yang didapatkan dari setiap pengujian lainnya.
#. $E$I%I& JENIS PENGUJIAN 'ANG TEPAT UNTU( )I%A(U(AN
#iasanya, auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas laporan
keuangan, namun beberapa jenis pengujian mendapatkan penekanan yang lebih dibandingkan dengan yang
lain, bergantung pada kondisi. +ngat kembali bahwa prosedur analitis diharuskan dalam semua audit untuk
menilai resiko salah saji majerial sementara keempat jenis pengujian lainnya dilakukan untuk menghadapi
resiko yangteridentifikasi untuk memberikan dasar bagi opini auditor. Perlu dicatat bahwa hanya prosedur
penilaian resiko, khususnya prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian, dan pengujian
pengendalian digunakan dalam audit pengendalian internal laporan keuangan.
#eberapa faktor yang memengaruhi pilihan auditor terhadap jenis pengujian yang dipilih, termasukuntuk kesediian kedelapan bukti audit, biaya relatif untuk setiap pengujian, efektifitas pengendalian
internal serta risiko bawaan. anya dua faktoer pertama yang akan dibahas lebih lanjut karena dua sisanya
telah dibahas pada bab!bab sebelumnya.
a. (etersediaan jenis bukti rosedur audit lanjutan.
&asing!masing dari empat jenis prosedur audit lanjutan hanya melibatkan beberapa jenis nukti
audit -konfirmasi, dokumentasi dan seterusnya . %abel 11.' mengikhtisarkan hubungan antara prosedur
audit lanjutan dengan jenis bukti audit. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan berikut mengenai
tabel tersebut
&akin banyak jenis audit, yang jumlah totalnya adalah enam, digunakan untuk menguji peperincian
saldo di bandingkan untuk setiap jenis pengujian lainnya.
anya pengujian terperinci saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
%anay jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian.
Dokumentasi digunakan disetiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengans atu pengecualin.
Ketika auditor memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari penelusuran atas transaksi untuk
mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, auditor sering kali /mengerjakan ulang0pengendalian untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah diterapkan.
4
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
5/18
Perhitungan ulang digunakan untuk memverifikasi akurasi matematis atas transaksi ketika melakukan
pengujian subtantif transaksi dan saldo akun ketikan melakukan pengujian atas perincian saldo.
b. #ia*a"bia*a Relatif
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih untuk mendapatkan
bukti yang tepat, biaya bukti tersebut penting untuk dipertimbangkan. )enis!jenis pengjian yang disusun
dalam daftar berikut berdasarkan urutan biaya yang terendah ke yang tertinggi.
Prosedur analitis
Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian
internal.
Pengujian pengendalian
Pengujian subtantif transaksi
Pengujian terperinci saldo
Prosedur analitis memakan biaya yang paling rendah karena relatif lebih mudah untuk membuat
perhitungan dan perbandingan!perbandingan. *ering kali, informasi yang penting mengenai kemungkinan
salah saji dapat diperoleh hanya dengan membandingkan dua atau tiga angka.
Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian
internal, tidak semahal pengujian audit lainnnya karena auditor dapat denagn mudah melakukan tanya
jawab dan pengamatan serta melakukan perencanaan prosedur analisis. )uga, pengujian terhadap sesuatu
seperti dokumen yang mengikhtisarkan kegiatan operasi bisnis dan manajemen klien serta struktur tata
kelolanya relatif lebih mudah dibandingkan dengan pengujian audit lainnya.
Karena pengujian pengendalian juga melibatkan tanya jawab, pengamatan dan pemeriksaaan,
biaya relatifnya juag rendah dibandingkan dengan pengujian subtantif. amun demikian, pengujian
pengendalian juga lebih mahal dibandingkan dengan prosedur penilaian resiko karena lebih luas dari pada
pengujian yang diharuskan untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif,
khususnya ketika pengujian pnegendalian internal tersebut melibatkan pengerjaan ulang. *eringkali auditor
dapat melakukan sejumlah besar pengujian pengendalian dengan cepat menggunakan perangkat lunak
audit. Perangkat lunak semacam itu dapat menguji pengendalian dalam sistem akuntasni komputerisasi
yang secara otomatis mengesahkan penjualan kepada pelanggan yang ada dengan membandingkan jumlah
penjualan yang diminta dan saldo piutang dagang yang ada dengan batas kredit pelanggan.
Pengujian subtantif transaksi lebih mahal dibandingkan dengan pengujian pengendalian yang tidak
melibatkan pengerjaan ulang, karena yang sebelumnya sering kali melibatkan perhitungan ulang dan
penelusuran. amun, dalam lingkungan yang terkomputerisasi, auditor sering kali dapat melakukan
pengujian subtantif transaksi dengan cepat untuk suatu sampel transaksi yang besar.
5
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
6/18
Pengujian terperinci saldo hampir selalu lebih mahal di bandingkan dengan jenis prosedur lainnya
karena biaya prosedur seperti pengiriman konfirmasi dan perhitungan persediaan. Karena biaya yang tinggi
untuk menguji perincian saldo, auditor biasanya mencoba untuk membuat perencanaan audit dengan
meminimalkan penggunaan kedua prosedur tersebut.
#iasanya, biaya untuik setiap jenis bukti berbeda dalam situasi yang berbeda. *ebagai contoh,
biaya yang dikeluarkan auditor untuk menguji perhitungan persediaan -pengujian subtantif perincian saldo
persediaan sering kali bergantung pada jenis dan jumlah rupiah persediaan tersebut, lokasinya, serta
banyaknya jenis!jenis persediaan.
c. &ubungan engujian engendalian dengan engujian subtantif.
$ntuk memahami pengujian pengendalian dan pengujian subtantif dengan lebih baik, mari kita
pelajari perbedaan keduanya. *uatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya
mengindentifikasikan kemingkinan salah saji memengaruhi nilai rupiah dari laporan keuangan, sedangkan
suatu pengecualian dalam pengujian subtantif transaksi atau pengujian terperinci saldo merupakan suatu
salah saji dalam laporan keuangan. Pengecualian dalam pengujian pengendalian dinamakan deviasi ujin
pengendalian.
%iga tingkat kekurangan pengendalian " kekurangan, signnifikan dan kelemahan material. Auditor
sangat mungkin meyakini slaah saji supiah yang material terjadi dalam laporan keuangan ketika deviasi
ujinpengendalian dianggap sebagai kekurangan signifikan atau kelemahan material. *ehingga, selanjutnyaauditor harus melakukan pengujian subtantif transaksi atau pengujian terperinci saldo untuk menentukan
apakah salah saji rupiah yang material telah terjadi.
Anggaplah pengendalian klien mengharuskan seorang petugas independen untuk memverifikasi
kuantitas, harga, dan penjumlahan dari setiap faktur penjualan, yang mana setelahnya petugas tersebut
harus menuliskan inisial dalam salinan faktur penjaualan untuk menandai verifikasi telah dilakukan. *alah
satu prosedur pengujian pengendalian yang dilakukan adalah untuk memeriksa sebuah sampel salinan
faktur penjualan untuk inisial orang yang memverifikasi informasi tersebut. jika tidak ada inisial pada
sejumlah besar dokumen, maka auditor harus mempertimbangkan dampaknya terhadap audit pengendalian
internal laporan keuangan dan menindaklanjutinya dengan melakukan pengujian subtantif untuk audit
laporan keuangan. al itu dapat dilakukan dengan memperluas pengujian salinan faktur penjualan untuk
memasukkan harga, penjumlahan dan jumlah total - pengujian subtantif transaksi atau dengan menambah
ukuran sampel untuk konfirmasi saldo akun piutang dagang - pengujian subtantif perincian saldo .
&eskipun pengendalian tidak berjalan dengan efektif, fakutr tersebut mungkin tetap benar, khususnya jika
orang yang awalnya meyiapkan faktur penjualan tersebut telah melakukan pekerjaan dengan hati!hati dan
kompeten.
6
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
7/18
Di sisi lain, jika tidak ada dokumen, atau hanya beberapa dokumen yang tidak memiliki inisial,
maka pengendalian akan dianggap efektif sehingga auditor dapat mengurangu pengujian subtantif transaksi
dan pengujian terperinci saldo.namun, beberapa pengerjaan ulang dan perhitungan ulang pengujian
subtantif tetap diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa petugas yang melakukkan verifikasi tidak
menuliskan inisial dalam dokumen tanpa benar!benar melakukan prosedur pengendalain atau
melakukkannya dengan asal!asalan.
Karena kebutuhan untuk menyelesaikan beberapa ppengujian poengerjaan ulang dan perhitungan
ulang, banyak auditor yang melakukannnya sebagai bagian dari pengujian atas pengendalian awal.
Auditor!auditor lainnya akan menunggu hingga mereka mengetahui hasil dari pengujian pengendalian dan
kemudian menentukan ukuran sampel total yang di perlukan.
d. &ubungan rosedur analitis dan engujian subtantif
*eperti halnya pengujian pengendalian, prosedur analitis hanya mengindikasikan kemungkinan
salah saji yang berpengaruh pada nilai rupiah laporan keuangan. 2luktuasi yang tidak biasa dalam
hubungan sebuah akun dengan akun lainnya, atau denagn informasi non keuangan, dapat mengindikasikan
adanya peningkatan kemungkinan terjadinya salah saji tanpa perlu membuktikan bukti langsung atas saji
material tersebut. ketika prosedur analitis tersebut mengindentifikasikan fluktuasi yang tidak biasa, auditor
harus melakukkan pengujian subtantif transaksi atau pengujian terperinci saldo untuk menentukan apakah
salah saji rupiah benar!benar telah terjadi. )ika auditor melakukan prosedur analitis subtantif dan meyakini
bahwa kemungkinan terjandinya salah saji itu kecil, pengujian subtantif lainnya dapat dikurangi. $ntuk
akun!akun dengan saldo yang kecil, seperti misalnya akun perlengkapan dan akun!akun beban dibayar
dimuka, auditor sering kali membatasi pengujian mereka hanya sapai ke prosedur analitis.
e. Trade off antara tes kontrol dan substantive test.
*elama perencanaan audit, auditor menentukan batas maksimum dalam penilaian risiko kontrol. &ereka
harus melakukan tes kontrol untuk melihat apakah penilaian terhadap risiko kontrol berada dibawah batas
maksimum. )ika tes tersebut mendukung penilaian risiko kontrol, maka Planned Detection Risk dapat
dinaikkan danPlanned Substantives Testbisa dikurangi.
+. )A$PA( TE(N,%,GI IN-,R$ASI TER&A)AP PENGUJIAN AU)IT
Karena Proses dalam +% merupakan konsistensi secara bawaan, auditor bisa saja mengurangi tingkat
pengecekkan terhadap kontrol otomatis. &isalnya, kontrol yang menggunakan software hamper secara
pasti berfungsi secara konsisten kecuali jika ada perubahan program. *ekali auditor menetapkan bahwa
kontrol otomatis berfungsi dengan baik, mereka dapat fokus pada tes berikutnya untuk menilai apakah ada
7
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
8/18
perubahan yang terjadi yang dapat mengakibatkan keterbatasan pada efektifitas kontrol otomatis. %es
seperti itu termasuk memeriksa apakah ada perubahan terhadap program dan apakah perubahan ini sudah
benar!benar sah dan sudah di tes sebelum diimplementasikan.
$ntuk menguji kontrol atau data otomatis, auditor membutuhkan tehnik audit berbantuan computeratau menggunakan laporan yang dihasilkan oleh +% untuk menguji efektifitas operasi kontrol +% secara
umum, contohnya kontrol perubahan program dan kontrol akses. Ketika auditor menguji secara
manual yang berdasarkan laporan yang dihasilkan +%, mereka harus memperhitungkan efektivitas dari
review manajemen dan kontrol otomatis terhadap keakuratan informasi dalam laporan tersebut.
D. EVIDENCE MIX
Evidence Mix adalah kombinasi dari empat tipe tes lanjutan untuk mendapatkan bukti tepat yang
cukup sebagai tanggapan pada identifikasi risiko melalui prosedur penilaian risiko. Dalam setiap
pemeriksaan, auditor harus dapat menentukan gambaran klien dari evidence mixpada table 1!.
Analisis Audit
Klien tersebut adalah perusahaan besar dengan internal kontrol yang bagus dan risiko bawaan yang
rendah. Karena itu auditor lebih fokus pada tes kontrol dan analyticalprocedures serta bergantung
pada internal kontrol perusahaan dengan begitu mengurangisubstantive test. Audit ini memakan biaya
yang tidak begitu besar.
Analisis Audit /
Perusahaan ini adalah perusahaan menengah dengan beberapa kotrol dan risiko bawaan sedikit.
Auditor memutuskan untuk melakukan pengujian dengan tingkat medium untuk seluruh prosedur tes
kecuali analytical proceduresyang dilakukan lebih luas.
Analisis Audit 0
Perusahaan ini memiliki ukuran medium tetapi efektivitas kontrol perusahaannya rendah dan memiliki
risiko bawaan yang signifikan. Karena internal kontrolnya kurang, kita bisa asumsikan bahwa
perusahaan ini belum go public. %idak ada tes kontrol yang dilakukan karena terasa percuma
bergantung pada internal kontrol perusahaan jika bagi mereka yang nonpublic, internal kontrol tidak
terlalu tepat. *ebaliknya substantive test dan tes saldo dilakukan secara detil. %etapi analytical
procedures tetap dilakukan untuk mengurangisubstantive test.
Analisis Audit 1
Auditor melakukan audit ( jika sudah memutuskan bahwa internal kontrol perusahaan tidak efektif.
#iaya audit ini sangat besar karena adanya tes kontrol dan substantive test tetapi tidak bisa
mengurangi sampel tes saldo.
E. #U(TI GA#UNGAN
8
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
9/18
Pilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas pengujian tersebut
dilakukan dapat berbeda antara audit yang memiliki tingkat efektivitas pengendalian dan risiko bawaan
yang berbeda. $ntuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk menghadapi risiki!risiko yang
teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan kombinasi antara keempat jenis
pengujian lainnya. Kombinasi ini sering kali dinamai dengan bukti gabungan -evidence mi3.
-. $ERAN+ANG PR,GRA$ AU)IT
*etelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menentukan penekanan yang tepat
pada setiap empat jenis pengujian lainnya, prosedur audit spesifik untuk setiap jenis pengujian harus
dirancang. Prosedur audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk suatu program audit. *etelah bukti
gabungan disetujui, auditor yang bertugas menyiapkan program audit atau memodifikasi program yang
sudah ada untuk memenuhi semua tujuan audit. Auditor tersebut harus mempertimbangkan hal!hal seperti
materialitas, bukti gabungan, risiko bawaab, risiko pengendalian, dan risiko!risiko kecurangan lainnya,
demikian pula dengan kebutuhan untuk suatu audit terintegrasi bagi perusahaan publik.
Perlu diingat bahwa auditor juga merancang program audit untuk memenuhi tujuan audit terkait
penyajian dan pengungkapan. *ebagai tambahan di bagian progam audit yang berisi prosedur penilaian
risiko yang dilakukan dalam tahap perencanaan, program audit bagi sebagian besar pengauditan dirancang
dalam tiga bagian utama. Ketiga bagian itu adalah pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian perincian saldo.
&asing!masing siklus transaksi akan dievaluasi dengan menggunakan seperangkat subprogram
audit yang terpisah.
a. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi biasanya termasuk
bagian deskripsi yang mendokumentasikan pemahaman terhadap pengendalian internal yang
didapatkan selama melakukan prosedur penilaian risiko. Auditor menggunakan informasi ini untuk
mengembangkan program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi.
9
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
10/18
Prosedur audit
mencakup
pengujian
pengendalian dan
pengujian
substantif transaksi yang berbeda, bergantung pada penilaian risiko pengendalian. Ketika
pengendaliannya efektif dan risiko pengendalian dinilai rendah, auditor memberikan penekanan yang
lebih besar pada pengujian pengendalian. #eberapa pengujian substantif transaksi juga akan
dimasukkan.
b. Prosedur Audit
Ketika merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, auditor
menekankan pada pemenuhan tujuan audit terkait transaksi. Auditor mengikuti pendekatan empat
langkah untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian.
1. &enerapkan tujuan audit terkait transaksi untuk kelompok!kelompok transaksi yang sedang diuji,
seperti penjualan.
'. &engidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap
tujuan audit terkait.
. &engmbangkan pengujian pengendalian yang tepat untuk semua pengendalian internal yang
digunakan untuk mengurangi penilaian awal risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum
-pengendalian!pengendalian kunci.
(. $ntuk kemungkinan jenis!jenis salah saji yang terkait dengan masing!masing tujuan audit terkait
transaksi, merancang pengujian substantif transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan
kekurangan!kekurangan dalam pengendalian internal dan ekspektasi hasil pengujian pengendalian.
c. Prosedur Analitis
Dikarenakan prosedur analitis relatif tidak mahal, banyak auditor yang melakukannya padas
semua pengauditan. Prosedur analitis yang dilakukan selama pegujian substanti. *elama perencanaan ,
10
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
11/18
auditor dapat menghitung persentase margin kotor untuk penjualan total, sementara selama pengujian
substantif akun piutang dagang, auditor dapat menghitung persentase margin kotor berdasarkan bulan
atau berdasarkan lini usaha, atau mungkin keduanya. Penghitungan prosedur analitis berdasarkan
j4umlah bulanan biasanya lebih efektif dalam mendeteksi salah saji dibandingkan dengan perhitungan
berdasarkan jumlah tahunan, dan perbandingan berdasarkan lini usaha biasanya lebih efektif daripada
perbandingan berdasarkan hubungan!hubungan yang sudah diprediksikan dengan data nonkeuangan,
auditor sering kali menggunakan informasi tersebut untuk prosedur analitis.
Ketika auditor merencanakan untuk menggunakan prosedur analitis untuk memberikan
keyakinan substantif mengenai suatu saldo akun, data yang digunakan dalam perhitungan tersebut
harus dapat diandalkan. al ini juga berlaku untuk semua data, khususnya untuk data nonkeuangan.
d. Pengujian Tererinci Saldo
$ntuk merancang prosedur audit pengujian terperinci saldo, auditor menggunakan suatu
metodologi yang berorientasi pada tujuan audit terkait saldo. )ika auditor memverifikasi akun piutang
dagang. misalnya, prosedur audit yang direncanakan harus memadai untuk memenuhi setiap tujuan
audit terkait saldo. Dalam merencanakan program audit pengujian terperinci saldo untuk memenuhi
tujuan tersebut, banyak auditor yang mengikuti sebuah metodologi seperti yang ditunjukkan di 2igur
1!5 untuk akun piutang dagang. 6ancangan prosedur ini biasanya merupakan bagian yang palingsulit dari keseluruhan proses perencanaan karena sifatnya yang sangat subjektif dan memerlukan
pertimbangan profesional yang besar.
1. &engidentifikasi 6isiko!6isiko #isnis Klien yang #erpengaruh pada Akun Piutang Dagang
11
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
12/18
*ebagai bagian dari mendapatkan pemaharnan atas bisnis dan industri klien, auditor
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko!risiko bisnis klien yang signifikan untuk menentukan
apakah risiko!risiko tersebut mengakibatkan meningkatnya risiko salah saji material dalam laporan
keuang7n. )ika setiap risiko bisnis klien yang teridentifikasi memengaruhi piutang dagang, risiko
tersebut harus dimasukkan ke dalam evaluasi auditor dalam risiko bawaan atau risiko pengendalian.
6isiko!risiko tersebut kemudian akan berpengaruh pada keluasan bukti yang tepat.
'. &enetapkan *alah *aji yang Dapat Diterima dan &engukur 6isiko #awaan Piutang Dagang
Auditor harus memutuskan penilaian awal materialitas untuk audit secara keseluruhan dan
kemudian mengalokasikan totalnya ke saldo akun, untuk rnendapatkan salah saji yang dapat diterirna
untuk setiap saldo yang signifikan. $ntuk salah saji yang dapat diterima yang lebih rendah, lebih
banyak pengujian terperinci saldo yang diperlukan, dan sebaliknya. #eberapa auditor mengalokasikan
salah saji yang dapat diterirna pada setiap tujuan audit terkait!saldo, narnun sehagian besar tidak
demikian.
6isiko bawaan diukur dengan mengidentifikasi setiap aspek dan sejarah, lingkungan atau
operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan salah saji yang tinggi pada laporan keuangan tahun
berjalan. Pertimbangan yang memengaruhi risiko bawaan yang dapat diterapkan pada akun piutang
dagang yang membentuk jumlah total saldo piutang dagang, sifat bisnis klien, perikatan awal, dan
faktor risiko bawaan lainnya. *ebuah saldo akun yang risiko bawaannya dinilai tinggi akan
12
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
13/18
mengakibatkan pengumpulan bukti yang lebih banyak dibandingkan dengan akun yang memiliki
risiko bawaan yang rendah.
6isiko bawaan juga dapat diperluas untuk masing!masing tujuan audit terkaji saldo. *ebagai
contoh, kondisi perekonornian yang buruk dalam industri klien dapat membuat auditor menyimpulkanadanya risiko ketertagihan piutang dagang tinggi -tujuan nilai realisasi.
. &enilai 6isiko Pengendalian *iklus Penjualan dan Penagihan
&etodologi untuk mengevaluasi risiko pengendalian akan diterapkan baik pada penjualan
maupun penerimaan kas dalam audit piutang dagang. Pengendalian yang elektif akan mengurangi
risiko pengendalian dan, demikian pula jumlah bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif
transaksi dan pengujian terperinci saldo akan berkurang. *ebaliknya, pengendalian yang tidak
memadai akan rnenaikkan jumlah bukti substantif yang diperlukan.
(. &erancang dan &elakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian *ubstantif %ransaksi *iklus
Penjualan dan Penagihan
Pengujian pengendalian dan pengujian s8bstantif transaksi dirancang dengan harapan bahwa
beberapa basil tertentu akan didapatkan. asil yang diharapkan ini akan berpengaruh pada rancangan
pengujian terperinci transaksi. *ebagai contoh, biasanya auditor merencanakan untuk melakukan
pengujian meluas atas pengendalian ketika risiko pengendalian dinilai rendah. al ini akan
memungkinkan dilakukan pengujian substantif yang lebih sedikit pada saldo akun piutang dagang.
9. &erancang dan &elakukan Prosedur Analitis *aldo Akun Piutang Dagang
Auditor melakukan prosedur analitis substantif untuk akun!.akun seperti piutang dagang
untuk dua tujuan. :aitu, untuk mengidentifikasi kemungkinan salah saji dalam saldo akun tersebut dan
untuk nengurangi pengujian audit yang terperinci.
5. &erancang Pengujian %erperinci Akun Piutang Dagang untuk &emenuhi %ujuan Audit %erkait
*aldo
Pengujian terperinci saldo yang direncanakan termasuk prosedur audit, ukuran sampel, unsur
yang dipilih dan penentuan waktu. Prosedur harus dipilih dan dirancang untuk setiap akun dan setiap
tujuan audit terkait!saldo dalam setiap akun.
Kesulitan yang dihadapi auditor dalarn merancang pengujian terperinci saldo adalah
kebutuhan untuk memprediksi hasil dan pengujian pengendalian, pengujian substantif transaksi, dan
prosedur analitis substantif sebelum pengujian!pengujian tersebut dilakukan. al ini penting karena
auditor harus merancang pengujian terperinci saldo selama fase perencanaan, namun ketepatan
13
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
14/18
rancangan tersebut bergantung pada hasil pengujian!pengujian lainnya. )ika basil dan pengujian
pengendalin, pengujian substantif transaksi, dan prosedur analitis substantif tidak konsisten dengan
prediksi, auditor harus mengubah pengujian terperinci saldo ketika audit berlangsung.
*alah satu bagian yang paling menantang dalam pengauditan adalah pada penerapan faktor!
faktor yang berpengaruh pada pengujian terperinci saldo dengan tepat. *etiap faktor merupakan hal
yang subjektjf. *elain itu, dampak dan setiap faktor pada pengujian terperinci saldo juga sama
subjektifnya.
e. Tingkat )isagregasi (egiatan Perencanaan
%ingkat disagregasi ini terbentang mulai dan keseluruhan audit hingga ke tujuan audit terkait
saldo untuk setiap akun. *ebagai contoh, prosedur pengukuran risiko yang terkait untuk mendapatkan
informasi latar belakang mengenai bisnis dan industri klien yang relevan dengan pengauditan. Auditor
pertama kali akan menggunakan informasi tersebut dalam mengukur risiko audit yang dapat diterima
untuk kontrak kerja secara keseluruhan. Auditor kemudian akan menggunakan informasi mengenai
bisnis dan industri klien yang ia dapatkan melalui prosedur pengukuran risiko untuk menilai risiko
bawaan untuk tujuan audit tertentu.
14
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
15/18
Ketika audit berlangsung, auditor akan menggunakan informasi tersebut ketika membuat
keputusan mengenai pengujian terperinci saldo. Demikian pula, auditor akan mengukur risiko
kecurangan untuk keseluruhan pengauditan terlebih dahulu, kemudian akan mempertimbangkan
apakah setiap kecurangan yang muncul yang dapat berpengaruh pada pengukuran risiko kecurangan
pada akun!akun tertentu dan prosedur audit serta ukuran sampel untuk pengujian terperinci saldo
untuk akun!akun yang terpengaruhi.
f. Ilustrasi Progra2 Audit
*tandar audit mengharuskan auditor untuk menggunakan program audit tertulis. *ebagian
besar prosedur memenuhi lebih dari satu tujuan, dan bahwa lebih dari satu prosedur audit digunakan
untuk setiap tujuan. Prosedur audit dapat ditambahkan atau dihapuskan jika dipandang perlu oleh
auditor. $ntuk sebagian besar prosedur audit, ukuran sampel unsur yang dipilih serta pernilihan waktu
juga dapat diubah.
Pengujian pengendalian, pengujian substantif transaksi serta prosedur analitis substantif.
*ebagaimana diindikasikan, jika asumsi!asumsi tersebut benar secara material, program audit yang
direncanakan kemungkinan perlu direvisi. *ebagai contoh, prosedur analitis yang dilakukan
mendekati akhir audit dapat mengindikasikan potensi salah saji untuk beberapa tujuan audit terkait
saldo.
Program audit sering kali terkomputerisasi. #entuk yang paling sederhana adalah denganmengetik program audit dalam program pengolah kata dan menyimpannya dalam arsip dan tahun
yang satu ke tahun berikutnya untuk memfasilitasi perubahan dan pemutakhiran. Pendekatan yang
lebih canggih adalah dengan menggunakan perangkat lunak audit yang membantu auditor berpikir
melalui pertimbangan rencana dan rnemilih prosedur yang tepat dari suatu basis data prosedur audit.
Prosedur!prosedur tersebut kernudian diorganisasikan ke dalarn suatu program audit.
G. &U#UNGAN TUJUAN AU)IT TER(AIT TRANSA(SI )ENGAN TUJUAN AU)IT TER(AIT
SA%), SERTA TUJUAN AU)IT TER(AIT PEN'AJIAN )AN PENGUNG(APAN
Pengujian terperinci saldo harus dirancang untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo untuk setiap
akun dan keluasan pengujian tersebut dapat dikurangi ketika tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi
dengan melalui pengujian pengendalian atau pengujian substantif transaksi. #erikut adalah beberapa hal
yang diandalkan auditor untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo"
ilai realisasi
ak dan kewajiban
Pengujian substantif saldo tambahan juga hampir sama untuk tujuan audit terkait saldo lainnya
bergantung pada hasil!hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi.
15
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
16/18
Auditor juga melakukan prosedur audit untuk mendapatkan keyakinan mengenai empat tujuan audit
terkait penyajian dan pengungkapan. Pendekatan auditor untuk mendapatkan bukti terkait dengan tujuan
audit terkait penyajian dan pengungkapan juga konsisten.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk mendukung pengurangan penilaian risikopengendalian untuk keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Auditor juga melakukan
prosedur substantif untuk mendapatkan keyakinan bahwa sernua tujuan audit telah tercapai untuk
informasi dan jumlah yang dimasukkan dalam pengungkapan tersebut.
16
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
17/18
(ESI$PU%AN
Dalam mengembangkan rencana audit keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pengujian pengendalian dilakukan untuk
mendukung pengurangan pengukuran risiko pengendalian, sementara auditor menggunakan prosedur analitis
dan pengujian terperinci saldo untuk memenuhi risiko deteksi.
17
7/24/2019 Developing the Overalll Audit Plan and Audit Program
18/18
)A-TAR PUSTA(A
http";;okta!wiskey.blogspot.com;'
Top Related