DEMAM BERDARAH DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE
Dr.N.L.KD. Dewi SangawatiSp.ADr.N.L.KD. Dewi SangawatiSp.A
S.M.F Anak.RSU MataramS.M.F Anak.RSU Mataram
INDONESIA :
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
Januari – Mei 2004 : 64.000 (incidence Rate 29,7 per 100.000 penduduk) dengan kematian sebanyak 724 orang (Case Fatality Rate 1,1%).
Di RSU Mataram : Januari – Juni 2006, jumlah penderita DBD yang dirawat ± 524, meninggal 2 orang (Case Fatality Rate 0,38 %).
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Definisi : Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah
penyakit demam akut terutama menyerang pada anak disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian.
Penyebab : Virus Dengue type 1,2,3,4 ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
VIRUS DENGUEVIRUS DENGUE
Golongan Arbovirus ( group B Golongan Arbovirus ( group B Arthropod borne virus ).Arthropod borne virus ).
4 serotipe : DEN-1, DEN-2,DEN-3,4 serotipe : DEN-1, DEN-2,DEN-3, DEN-4.DEN-4.
Indonesia : Ke-4 serotipe ada. Indonesia : Ke-4 serotipe ada.
Nyamuk Aedes aegyptiNyamuk Aedes aegypti
Hidup didaerah tropis & subtropis,tidak terdapat Hidup didaerah tropis & subtropis,tidak terdapat diketinggian 1000 m. diketinggian 1000 m.
Vektor utama untuk Arbovirus, bersifatVektor utama untuk Arbovirus, bersifat : :
-- anthropophilic : hanya menggigit manusia. anthropophilic : hanya menggigit manusia. - multiple biter : menggigit tidak hanya 1 x.- multiple biter : menggigit tidak hanya 1 x. - dapat hidup dialam bebas.- dapat hidup dialam bebas. - terbang/menggigit pada siang/sore hari.- terbang/menggigit pada siang/sore hari.
Hidup dan berkembang biak pada tempat2 Hidup dan berkembang biak pada tempat2 penampungan air bersih yang tidak berhubungan penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.langsung dengan tanah.
Siklus Siklus HidupHidup Nyamuk Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti . .
Telur – Dewasa : 10 – 12 hari.Telur – Dewasa : 10 – 12 hari. Umur nyamuk betina : 2 mg–3 bl (rata-rata,1½ bl)Umur nyamuk betina : 2 mg–3 bl (rata-rata,1½ bl) Kemampuan terbang : 40 – 100 m.Kemampuan terbang : 40 – 100 m. Setelah menggigit manusia Setelah menggigit manusia ± 3hr akan bertelur± 3hr akan bertelur
± 100 butir. Dalam 2-3 hr akan menjadi jentik,4-9hr ± 100 butir. Dalam 2-3 hr akan menjadi jentik,4-9hr menjadi kepompong,1-2 hr menjadi nyamuk dewasa.menjadi kepompong,1-2 hr menjadi nyamuk dewasa.
CARA PENULARANCARA PENULARAN : : Terdapat 3 faktor yang memegang peranan pada
penularan infeksi virus dengue yaitu : manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Nyamuk dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia.
Virus berkembang dalam tubuh nyamuk 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum ditularkan kepada manusia pada gigitan berikutnya.
Didalam tubuh manusia virus memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari (intrinsic incubation period).
11
Virus transmitted to Virus transmitted to human in mosquito human in mosquito salivasaliva
22..
Virus replicates in Virus replicates in target organstarget organs
33..
Virus infects white Virus infects white blood cells and blood cells and lymphatic tissueslymphatic tissues
44..
Virus released and Virus released and circulates in bloodcirculates in blood
INFEKSI VIRUS DENGUE
Manifestasi infeksi Virus Dengue Manifestasi klinis infeksi virus dengue
dapat bersifat : - Asimptomatik atau demam yang tidak jelas. - Demam Dengue. - Demam Berdarah Dengue. - Dengue dengan kebocoran plasma yang mengakibatkan syok atau sindroma syok atau sindroma syok dengue (SSD).
Spectrum Klinis Infeksi Virus DengueSpectrum Klinis Infeksi Virus Dengue
Infeksi Virus DengueInfeksi Virus Dengue
AsimptomatikAsimptomatik SimptomatikSimptomatik
Demam tdk Demam dengue Demam tdk Demam dengue Demam BerdarahDemam Berdarahspesifik spesifik DengueDengue
Perdarahan (-) Perdarahan (+) Syok (-) Syok (+) Perdarahan (-) Perdarahan (+) Syok (-) Syok (+)
DSS
DEMAM BERDARAH DENGUE
DEMAM DENGUE
DEMAM TIDAK SPESIFIK/ASIMPTOMATIK
PATOGENESISPATOGENESIS
Masih kontroversial : banyak teori. Infeksi pertama menyebabkan Demam Dengue. Infeksi ke dua menyebabkan Demam Berdarah
Dengue. S.Halstead(1969) : DBD terjadi o.k Infeksi kedua dari
virus dengue dengan serotipe yang berbeda. Infeksi pertama menimbulkan antibodi,infeksi kedua
terjadi reaksi antigen antibodi yg akan mengaktivasi sistem komplemen untuk melepaskan mediator yang
mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi perembesan plasma.Perembesan plasma dapat mengakibatkan syok.Syok dapat mengakibatkan kematian.
Pada DBD terjadi perembesan plasma, pada DD tidak
Patogenesis
Secondary heterelogoeus dengue infection
Kompleks virus-antibodi
Aktivasi komplemen
Anafilatoksin (C3a,C5a)
Permeabilitas kapiler meningkat
Ht meningkat
Perembesan plasma Na menurun
Cairan dlm rongga
Hipovolumea serosa
Syok
Anoksia Asidosis
Meninggal
Secondary heterelogous dengue infection.
Replikasi virus Anamnestic antibody response
Kompleks Virus antibody
Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi komplemen
Penghancuran Pengeluaran Aktivasi faktor Hageman
Trombosit oleh RES Platelet faktor III
Anafilatoksin
Trombositopenia Koagulopati Sistem kinin
konsumtif
Gangguan kinin Peningkatan
Fungsi trombosit Penurunan faktor permeabilitas
Pembekuan kapiler
FDP meningkat
Perdarahan masif Syok
PATOGENESIS PERDARAHAN PADA DBD
DIAGNOSISDIAGNOSIS
Masa inkubasi dalam tubuh manusia Masa inkubasi dalam tubuh manusia
sekitar 4-6 hr (rentang 3-14 hr), sekitar 4-6 hr (rentang 3-14 hr),
timbul gejala prodromal yang tidak timbul gejala prodromal yang tidak
khas seperti : nyeri kepala, nyeri khas seperti : nyeri kepala, nyeri
tulang belakang dan perasaan lelahtulang belakang dan perasaan lelah
DEMAM DENGUEDEMAM DENGUE
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hr, Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hr,
ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinik ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinik
sebagai berikut :sebagai berikut :
- Nyeri kepala.- Nyeri kepala.
- Nyeri retro-orbital.- Nyeri retro-orbital.
- Mialgia/artralgia.- Mialgia/artralgia.
- Ruam kulit.- Ruam kulit.
- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji - Manifestasi perdarahan (petekie atau uji
bendung positip ).bendung positip ).
- leukopenia.- leukopenia.
- trombositopenia- trombositopenia
DEMAM BERDARAH DENGUEDEMAM BERDARAH DENGUE
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.
2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut : - Uji bendung (Rumple Leed ) positif. - Petekie, ekimosis, atau purpura. - Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perda- rahan gusi), atau perdarahan di tempat lain. - Hematemesis atau melena.3. Trombositopenia (jumlah trombocyt <100.000/ml ).4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut : - Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
- - Penurunan hematokrit >20% setelah Penurunan hematokrit >20% setelah
mendapat terapi cairan, dibandingkan mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.dengan nilai hematokrit sebelumnya.
-Tanda kebocoran plasma seperti : Efusi -Tanda kebocoran plasma seperti : Efusi
pleura, asites,hipoproteinemia, atau pleura, asites,hipoproteinemia, atau
hiponatremia.hiponatremia.
DEMAM PADA DD/DBD
Fase Demam
Fase Kritis Fase Penyembuhan
PENGENALAN DINI KASUS DBDPENGENALAN DINI KASUS DBD
Tidak mudah.Tidak mudah.
Gejala awal menyerupai Gejala awal menyerupai penyakit virus lainnya.penyakit virus lainnya.
Lebih jelas pada sakit hari Lebih jelas pada sakit hari ke 3 ( lab ).ke 3 ( lab ).
Cara uji Rumpel Leede/Turniket(uji resistensi kapiler dari Hess)
Ukur tekanan sistole dan diastole. Cari pertengahan antara sistole dan diastole ( Sistole+Diastole) dibagi 2 = x mmhg. Pertahankan manset pd tekanan x selama 5* Perhatikan adanya petekie dibagian volair lengan
bawah. Bila ≥ 10 petekie : RL positip.
DIAGNOSIS LABORATORIUM Lab.spesifik
– Identifikasi virus : isolasi virus/partikelnya– pemeriksaan serologi
deteksi antibodi dengue dlm serum deteksi antigen virus atau RNA dalam jaringan
atau serum
Lab. tidak spesifik hitung leukosit limfosit plasma biru hitung trombosit hematokrit/Ht
Lain-lain : Albumin
GOT, GPT
PT, APTT, Fibrinogen, D-dimer
Gas darah Ureum, kreatinin
HARI DEMA
M
JENIS PEMERIKSAAN
CATATAN / INTERPRETASI
1-2 HEMATOLOGI : Hemoglobin
(Hb) Hematokrit (Ht) Hitung Lekosit Hitung
Trombosit
Biasanya Normal
3 HEMATOLOGI : Hemoglobin
(Hb) Hematokrit (Ht)
Hitung Lekosit
Hitung Trombosit
- Hemoglobin meningkat- Hemokonsentrasi (peningkatan Ht 20%
dari asal) Ht/Hb ≥ 3,5 dipertimbangkan DBD*- Leukopenia- Limfositosis relatif ( > 45 % dari total
leko) - Limfosit plasma biru (>15% dari total leuko / >4% dari total
limfosit)
- Trombositopeni(< 100.000/L)/ penurunan serial
- Trombosit < 2/100 eri/LPB (min dilihat 10 lapang pandang)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN LABORATORIUM DEMAM DENGUEDEMAM DENGUE
4-7 HEMATOLOGI
Hb Ht Hitung leukosit Hitung trombosit Hapus darah tepi
IMUNOSEROLOGI
Anti-Dengue IgM, IgG
Uji HI
KIMIA
Waspadai DIC (PT>,APTT>,D-Dimer +, atau Fibrin
Monomer +, Fibrinogen <)
Indikasi pemberian darah :-FFP : perdarahan masif, APTT>1,5 x N-Trombosit : bila perdarahan masif
Peningkatan IgM dan atau IgGIgM +, IgG - : Inf PrimerIg M+, IgG+ : Inf SekunderIgM -, Ig G+: Riwayat terpapar / Dugaan Inf
Sekunder IgM - , IgG - : Bukan Inf Flavivirus, ulang 3-5 hr bila curiga
1:2560 Inf Sekunder Flavivirus
SGOT/SGPT ↑ , allbumin ↓, AGD (syok> : asidosis metabolik) Ureum , kreatinin (acute tubular
necrosis)
HARI DEMAM
JENIS PEMERIKSAAN CATATAN / INTERPRETASI
8-108-10 HEMATOLOGIHEMATOLOGI HbHb HtHt Hitung leukositHitung leukosit Hitung trombositHitung trombosit Hapus darah tepiHapus darah tepi
Normal pada fase Normal pada fase penyembuhan penyembuhan
11-11-1212 IMUNOSEROLOGIIMUNOSEROLOGI
Uji HIUji HI Peningkatan titer > 4 xPeningkatan titer > 4 x 1 : 1280 Inf Flavivirus Akut 1 : 1280 Inf Flavivirus Akut
PrimerPrimer 1 : 2560 Inf Flavivirus Akut 1 : 2560 Inf Flavivirus Akut
SekunderSekunder
(Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2004)(Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2004)
HARI HARI DEMADEMA
MM
JENIS PEMERIKSAANJENIS PEMERIKSAAN CATATAN / INTERPRETASICATATAN / INTERPRETASI
* Pada Lab dg kemampuan terbatas
INTERPRETASI HASIL INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN IgM dan IgGPEMERIKSAAN IgM dan IgG
IgMIgM IgGIgG InterpretasiInterpretasi
(+)(+) (-)(-) Infeksi primerInfeksi primer
(+)(+) (+)(+) Infeksi sekunderInfeksi sekunder
(-)(-) (+)(+) Tersangka Tersangka infeksi sekunderinfeksi sekunder
(-)(-) (-)(-) Tidak ada Tidak ada infeksiinfeksi
KELAINAN LABORATORIUM PADA DBD– trombositopenia– hemokonsentrasi– leukopenia
– hipoalbuminemia– kenaikan serum transaminase
– PT & APTT memanjang– pe kadar F. II, V, IX dan XI– hipofibrinogenemia– pe FDP
- paling sering ditemukan - biasanya hari ke
3-4- hit trombosit < 100.000/L- beratnya hemokonsentrasi beratnya syok
ditemukan selama fase hipovolemik
Risiko perdarahan
Akibat kebocoran plasma
Limfosit Plasma Limfosit Plasma BiruBiru
DIAGNOSA BANDINGDIAGNOSA BANDING
Demam tifoid.Demam tifoid. Campak.Campak. Influenza.Influenza. Chikungunya.Chikungunya. Leptospirosis.Leptospirosis. Malaria.Malaria.
Perbedaan utama antara Demam Denguedengan Demam Derdarah Dengue ditemukanadanya kebocoran plasma pada DBD.
Derajat beratnya penyakit ( Demam Berdarah Dengue )
Derajat I : Demam & Uji tourniquet positif.
+ tanda kebocoran plasma. Derajat II : Derajat I & perdarahan spontan.
+ tanda kebocoran plasma. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi
(nadi cepat,hipotensi,acral dingin anak
tampak gelisah ). Derajat IV : Syok berat.
SINDROM SYOK DENGUESINDROM SYOK DENGUE(SSD); SINDROMA RENJATAN DENGUE(SSD); SINDROMA RENJATAN DENGUE
Seluruh kriteria diatas untuk DBD Seluruh kriteria diatas untuk DBD
disertai kegagalan sirkulasi dengan disertai kegagalan sirkulasi dengan
manifestasi nadi yang cepat dan lemah, manifestasi nadi yang cepat dan lemah,
tekanan nadi turun (≤20 mmHg), tekanan nadi turun (≤20 mmHg),
hipotensi dibandingkan standar sesuai hipotensi dibandingkan standar sesuai
umur, kulit dingin dan lembab serta umur, kulit dingin dan lembab serta
gelisah)gelisah)
TANDA AWAL SYOK PADA DBDTANDA AWAL SYOK PADA DBD
Anak tampak gelisah.Anak tampak gelisah.
Kesadaran menurunKesadaran menurun
Nafas cepat.Nafas cepat.
Dapat disertai nyeri perut.Dapat disertai nyeri perut.
Nadi cepat,tekanan nadi <20 mm hg.Nadi cepat,tekanan nadi <20 mm hg.
Tekanan darah menurun.Tekanan darah menurun.
Ujung tangan & kaki dingin.Ujung tangan & kaki dingin.
Diuresis kurang.Diuresis kurang.
TATA LAKSANATATA LAKSANA
Perjalanan penyakit DBD terbagi atas 3 fase :Perjalanan penyakit DBD terbagi atas 3 fase :
1. Fase demam yang belangsung selama 2-7 hari1. Fase demam yang belangsung selama 2-7 hari
2. Fase kritis/bocornya plasma yang berlangsung2. Fase kritis/bocornya plasma yang berlangsung
umumnya hanya 24-48 jam.umumnya hanya 24-48 jam.
3. Fase penyembuhan (2-7 hari).3. Fase penyembuhan (2-7 hari).
TATALAKSANA DD / DBD
Fase Demam
Fase Kritis
Fase Penyembuhan
Berdasarkan perjalanan penyakit tersebut maka tatalaksana kasus DBD secara umum dapat dibagi atas 3 fase tadi :
1. Fase demam ( hari 1 – 3 ) :
* Terapi simtomatik dan suportif.
a. Parasetamol 10mg/kg/dosis setiap 4-6 jam
( aspirin dan ibuprofen kontra indikasi).Kompres
hangat diberikan apabila pasien masih tetap
panas.
b. Terapi suportif yang dapat diberikan antara lain
larutan oralit, jus buah atau susu dan lain-lain.
* Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, berikan cairan sesuai kebutuhan. Apabila perlu berikan cairan intra vena.
* Semua pasien tersangka dengue harus diawasi dengan ketat setiap hari sejak hari sakit ke-3.
Selama fase demam sulit untuk membedakan antara pasien DD dengan DBD. Ruam makulopapular dan mialgia/artralgia lebih banyak ditemukan pada pasien demam dengue. Setelah bebas demam selama 24 jam tanpa antipiretik, pasien demam dengue akan masuk kedalam fase penyembuhan,sedangkan pasien DBD memasuki fase kritis. Sebagian pasien ini sembuh setelah pemberian cairan intra vena, sedangkan kasus berat akan jatuh kedalam syok.
PEMANTAUAN :
1. Pemeriksaan fisis :1. Pemeriksaan fisis : * Tanda vital : waspadai gejala syok.* Tanda vital : waspadai gejala syok. * Perabaan hati :* Perabaan hati : - Hati yang membesar dan lunak merupakan - Hati yang membesar dan lunak merupakan indikasi mendekati fase kritis, pasien harus indikasi mendekati fase kritis, pasien harus diawasi ketat dan dirawat di RS.diawasi ketat dan dirawat di RS.2. Pemeriksaan laboratorium :2. Pemeriksaan laboratorium : * Leukopenia <5000 dan limfositosis relatif, * Leukopenia <5000 dan limfositosis relatif, peningkatan limfosit atipikal (mengindikasikan peningkatan limfosit atipikal (mengindikasikan dalam waktu 24 jam pasien akan bebas dalam waktu 24 jam pasien akan bebas demam serta memasuki fase kritis).demam serta memasuki fase kritis).
- Trombositopenia mengindikasikan pasien memasuki fase kritis dan memerlukan pengawasan ketat di rumah sakit.
- Peningkatan nilai Ht 10-20% mengindikasikan pasien memasuki fase kritis dan memerlukan terapi cairan intra vena apabila pasien tidak dapat minum oral. Pasien harus dirawat dan diberi cairan sesuai kebutuhan. Penurunan Ht merupakan tanda-tanda perdarahan.
Berikan penerangan kepada orang tua mengenai petanda gejala syok yang mengharuskan orang tua membawa anaknya ke rumah sakit, antara lain : Keadaan memburuk sewaktu pasien mengalami penurunan suhu.
Setiap perdarahan.
Nyeri abdominal akut dan hebat.
Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari.
Menolak untuk makan dan minum.
Lemah badan, gelisah.
Perubahan tingkah laku.
Kulit dingin, lembab.
Tidak buang air kecil selama 4 - 6 jam.
INDIKASI RAWAT :
- Adanya tanda-tanda syok.
- Sangat lemah sehingga asupan oral tidak mencukupi.
- Perdarahan.
- Hitung trombosit ≤ 100.000 dan atau peningkatan Ht 10-20%.
- Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari ketika penurunan suhu.
- Nyeri abdominal akut hebat.
- Tempat tinggal yang jauh dari Rumah Sakit
2.Fase kritis (hari ke 3 sampai dengan hari ke 5)
A. A. Tatalaksana umum : :
- Rawat di bangsal khusus atau sudut tersendiri - Rawat di bangsal khusus atau sudut tersendiri sehingga pasien mudah diawasi . sehingga pasien mudah diawasi .
- Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan - Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan dalam lembar khusus.dalam lembar khusus.
- Berikan oksigen pada kasus dengan syok.- Berikan oksigen pada kasus dengan syok.
- Hentikan perdarahan dengan tindakan yang - Hentikan perdarahan dengan tindakan yang tepat.tepat.
- Hindari tindakan prosedur yang tidak perlu, - Hindari tindakan prosedur yang tidak perlu, seperti pemasangan pipa nasogastrik pada seperti pemasangan pipa nasogastrik pada perdarahan saluran cernaperdarahan saluran cerna
B. Kewaspadaan perlu ditingkatkan pada pasien B. Kewaspadaan perlu ditingkatkan pada pasien
resiko tinggi , seperti :resiko tinggi , seperti :
- Bayi.- Bayi.
- DBD derajat III dan IV.- DBD derajat III dan IV.
- Obesitas.- Obesitas.
- Perdarahan masif.- Perdarahan masif.
- Penurunan kesadaran.- Penurunan kesadaran.
- Mempunyai penyulit lain, seperti- Mempunyai penyulit lain, seperti
talasemia dll.talasemia dll.
- Rujukan.- Rujukan.
C. Tatalaksana cairan :
Indikasi pemberian cairan intravena :
- Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien
tidak dapat makan dan minum oral.
- Syok.
Jenis cairan pilihan :
- Kristalloid (jenis cairan pilihan diantaranya Ringer
Laktat dan Asetat terutama pada fase syok).
- Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang
atau syok berkepanjangan).
Jumlah cairan :
* Selama fase kritis pasien harus menerima sejumlah cairan rumatan ditambah defisit 5-8% atau setara dehidrasi sedang.
* Pada pasien dengan BB>40 kg, total cairan intravena setara dengan 2 kali rumatan.
* Pada pasien obesitas, perhitungkan cairan intravena berdasar atas BB ideal.
Tetesan :
* Pasien non syok : BB <15 kg, awali dengan 6-7 ml/kg/jam.
BB 15-40 kg 5 ml/kg/jam.
BB > 40 kg 3-4 ml/kg/jam.
* DBD derajat III : mulai dengan tetesan 10 ml/kg/jam.
* Kasus DBD derajat lV :
Berikan cairan 10 ml/kgBB atau tetesan lepas selama 10-15 menit sampai tekanan darah dan nadi dapat diukur kemudian turunkan sampai 10 ml/kg/jam.
Penyesuaian tetesan :
Setelah masa kritis terlampaui maka pasien akan masuk kedalam fase penyembuhan, yang mana pada saat ini keadaan overload mengancam. Pada pasien DBD cairan intravena harus diberikan dalam jumlah minimal agar sirkulasi intra vaskuler tetap memadai, sebab apabila lebih banyak cairan yang diberikan akan terjadi kebocoran kedalam rongga pleura dan abdominal yang akan meyebabkan distres pernafasan dikemudian hari.
Tetesan intravena harus disesuaikan dengan :
* Kondisi klinis : penampilan umum, pengisian kapiler, selera makan.
* Tanda vital : tekanan darah, suhu tubuh, frekwensi nafas.
* Hematokrit.
* Luaran urin.
6 - 12 jam pertama setelah syok, tekanan darah dan nadi merupakan parameter penting untuk menentukan tetesan, tetapi kemudian perhitungkan semua parameter sekaligus sebelum mengatur tetesan.
D. Pemantauan syok :
* setelah resusitasi awal, pantau pasien 1 sampai 2 jam. Apabila tetesan tidak dapat dikurangi menjadi <10ml/kg/jam, oleh karena tanda vital tidak stabil (tekanan nadi sempit,cepat dan lemah) ulangi pemeriksaan Ht.
* Apabila ada kenaikan Ht, ganti cairan dengan koloid, dengan tetesan 10ml/kg/jam, siapkan darah dan nilai kembali pasien untuk kemungkinan pemberian transfusi darah apabila diperlukan.
* Pada pasien dengan syok:
- Apabila nilai Ht awal rendah, pikirkan kemungkinan perdarahan intravena dan pantau nilai Ht lebih sering, apabila ada indikasi berikan transfusi darah
*Koreksi gangguan metabolit dan elektrolit, seperti hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia dan asidosis.
* Setelah 6 jam, apabila Ht menurun, meski telah diberikan sejumlah besar cairan pengganti, tetesan tidak dapat diturunkan sampai <10ml/kg/jam, maka pertimbangkan untuk pemberian transfusi segera.
Lama pemberian cairan :
* Jangan melebihi 24-48 jam.
Indikasi transfusi darah :
* Perdarahan saluran cerna berat (melena).
* Kehilangan darah bermakna, mis.>10% volume darah total. (Total volume darah=80 ml/kg). Berikan darah sesuai kebutuhan. Apabila Packed Red Cell (PRC) tidak tersedia, dapat diberikan darah segar.
* Pasien dengan perdarahan tersembunyi. Penurunan Ht dan tanda vital yang tidak stabil meski telah diberi cairan pengganti dengan volume yang cukup banyak, berikan sediaan darah segar 10ml/kg/kali atau PRC 5 ml/kg/kali.
Indikasi transfusi trombosit :
* Hanya diberikan bila ada perdarahan masif. Dosis: 0,2u/kg/dosis
3. Fase penyembuhan :
Secara umum, sebagian besar pasien DBD akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu 24-48 jam setelah syok. Indikasi pasien masuk kedalam fase penyembuhan adalah :
- Keadaan membaik.
- Meningkatnya selera makan.
- Tanda vital stabil.
- Ht stabil dan menurun sampai 35-40%.
- Diuresis cukup.
- Dapat ditemukan confluent petechial rash (30%)
_ Sinus bradikardi.
Cairan intravena harus dihentikan segera apabila memasuki fase ini. Apabila nafsu makan tidak meningkat dan perut terlihat kembung dengan atau tanpa penurunan atau menghilangnya bising usus, kadar kalium harus diperiksa oleh karena sering terjadi fase hipokalemia pada fase ini (fase diuresis). Buah-buahan atau jus buah atau larutan oralit dapat diberikan untuk menanggulangi gangguan elektrolit ini.
Kriteria Memulangkan PasienKriteria Memulangkan Pasien
Pasien dapat dipulangkan,apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini :
1. Tampak perbaikan secara klinis
2. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
3. Tidak dijumpai distres pernafasan ( disebabkan efusi pleura atau asidosis ).
4. Hematokrit stabil.
5. Jumlah trombocyt cenderung naik > 50.000/µl.
6. Tiga hari setelah syok teratasi.
7. Nafsu makan membaik.
STRATEGI PENGOBATAN DBDSTRATEGI PENGOBATAN DBD
TERAPI SUPORTIF & SIMPTOMATISTERAPI SUPORTIF & SIMPTOMATIS
PENGGANTIAN VOLUME PLASMAPENGGANTIAN VOLUME PLASMA
PEMILIHAN JENIS CAIRANPEMILIHAN JENIS CAIRAN
Faktor Prognosis DBDFaktor Prognosis DBD
Keterlambatan datang berobat.Keterlambatan datang berobat. Keterlambatan/kesalahan diagnosis.Keterlambatan/kesalahan diagnosis. Kurang mengenal tanda DBD yang tidak Kurang mengenal tanda DBD yang tidak
lazim.lazim. Kurang mengenal tanda kegawatan.Kurang mengenal tanda kegawatan.
PENCEGAHANPENCEGAHAN
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya,yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan : Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) : 3 M 2. Biologis : Menggunakan ikan pemakan jentik dan
bakteri 3. Kimiawi : - Pengasapan / fogging. - Memberikan bubuk Abate ( temephos ).
KESIMPULAN :KESIMPULAN :
Untuk mendiagnosis & memberikan pengobatan yang tepat, pengetahuan mengenai perjalanan infeksi virus dengue harus dikuasai oleh seorang dokter dengan baik.
Pemantauan klinis & laboratorium secara berkala merupakan kunci tatalaksana DBD.
Infeksi virus dengue tidak selalu Infeksi virus dengue tidak selalu menyebabkan DBD.menyebabkan DBD.
Perbedaan antara DD dengan DBD Perbedaan antara DD dengan DBD adalah adanya kebocoran plasma.adalah adanya kebocoran plasma.
Fase kritis ditandai dengan penurunan Fase kritis ditandai dengan penurunan demam dan berlangsung 24 – 48 jam.demam dan berlangsung 24 – 48 jam.
Resusitasi awal dan tatalaksana fase Resusitasi awal dan tatalaksana fase kritis menentukan prognosis.kritis menentukan prognosis.
Kinetik antibodi pada infeksi virus Kinetik antibodi pada infeksi virus dengue harus difahami dengan benar.dengue harus difahami dengan benar.
Pencegahan harus dilaksanakan Pencegahan harus dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan secara terpadu dengan melibatkan masyarakat secara aktif, terutama masyarakat secara aktif, terutama dengan 3M.dengan 3M.
NYAMUK AEDES AEGYPTI