I.DASAR TEORI
Demam rematik adalah suatu peyakit sistematis yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian,
menyebabkan poliarthritis. Penyakit demam rematik diawali dengan infeksi bakteri
Streptococcus beta-hemolyticus golongan A pada kerongkongan. Infeksi ini
menyebabkan penderita mengeluh nyeri kerongkongan dan demam.
Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan
melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan merangsang
pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat kuman
Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar ke seluruh
tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf. Jantung juga merupakan organ
sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.
ASO ( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling
sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80
% penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan
kenaikkan titer ASO ini; bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap
streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik
didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.
Pemeriksaan ASO adalah tata cara pemeriksaan laboratorium untuk menentukan
kadar Anti streptolisin O secara kualitatif / semi kuantitatif. ASO ( anti-streptolisin O)
merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator
terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 % penderita demam reumatik /
penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan titer ASO ini; bila dilakukan
pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus, maka pada 95 % kasus demam
reumatik / penyakit jantung reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi
terhadap streptococcus.
Streptolisin O adalah suatu toksin yang terdiri protein dengan berat molekul
60.000 dalton, aktif dalam suasana aerob yaitu melisiskan sel darah merah. Toksin ini
menyebabkan dibentuknya zat anti streptolisin O (ASO) dalam darah jika titer ASO
diatas 166, maka dapat berarti bahwa baru terjadi infeksi streptococcus yang telah
lama dengan kadar yang tinggi. Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk
bahwa telah terjadi infeksi oleh streptococcus. streptolisin O bersifat sebagai
hemolisin dan pemeriksaan ASO umumnya berdasarkan sifat ini. Ada beberapa cara
penetapan ASO, tetapi biasanya hanya merupakan modifikasi dari cara Todd yang
asli, perbedaan hanya dalam pengenceran plasma menurut Rantz dan Randall yang
banayk dipakai menetapkan titer 100 IU sebagai keadaan tidak ada demam rematik
atau glomerulonefritis akut, sedangkan titer 250 IU atau lebih perlu diwaspadai
terhadap kemungkinan infeksi streptococcus dan mungkin pencegahan terhadap
timbulnya penyakit demam rematik dapat dilakukan lebih dini.
Streptococcus adalah bakteri spheris Gram positif yang khasnya berpasangan
atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Beberapa kelompok streptococcus
adalah flora normal manusia. Streptococcus menghasilkan berbagai enzim dan
substansi ekstraseluler.
Reaksi auto imun terhadap Streptococcus secara teori akan mengakibatkan kerusakan
jaringan atau manifestasi demam rheumatic, dengan cara :
Streptococcus group A akan menyebabkan infeksi faring
Antigen Streptococcus akan menyebabkan pembentukan antibodi pada pejamu yang
hiperimun.
Antibodi bereksi dengan antigen Str eptococcus dan dengan jaringan pejamu yang
secara antigen sama seperti Streptococcus.
Autoantibodi tersebut bereaksi dengan jaringan pejamu,sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan.
Beberapa infeksi yang paling umum dan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Streptococcus spesies termasuk karies gigi, radang tenggorokan (faringitis
bakteri), meningitis, demam berdarah, demam rematik, Glomerulonefritis (pembuluh
darah kecil hadir dalam ginjal menjadi meradang, menyebabkan banyak
ketidaknyamanan dan juga dapat mengakibatkan sebagian melengkapi gagal ginjal
dalam kasus-kasus lanjutan), bakteremia (adanya bakteri dalam darah), infeksi saluran
kemih, dll Streptococcus thermophilus spesies dapat secara luas diklasifikasikan
dalam tiga kategori dasar – Alpha hemolitik, Beta hemolitik dan Gamma hemolitik.
Suatu ifeksi oleh β-hemolitic Streptococcus grup A akan merangsang beberapa
sel imunokompeten untun memproduksi beberpea antibody, baik terhadap beberapa
produk ekstraseluler dari kuman (streptolisin,Hialuronidase,*9 streptokinase, DNAse)
maupun terhadap komponen permukaan dari dinding sel kuman (cell surface
membrane antigen = CSMA). Antibodi terhadap CSMA inilah yang diduga
menyebabkan terjadinya kelainan pada jantung (endokardium) penderita demam
rematik atau pada ginjal penderita glomerulonefritis.
Kelainan terhadap beberapa organ tersebut disebabkan oleh karena reaksi
silang antar antibody terhadap CSMA dengan endokardium atau Glomerular
Basement Membrane(GBM) atau menimbulkan pembentukan kompleks imun Ab-
CSMA yang diendapkan pada glomerulus atau endokardium dan menyebabkan
beberapa kerusakan pada beberapa bagian tubuh tersebut. Sebagian besar dari
beberapa bagian strain serologis dari streptococci grup A mengahasilkan dua enzim
hemolitik yaitu, Streptolisin-O dan S. Didalam tubuh penderita Streptolisin-O akan
merangsang pembentukan antibody yang spesifik, yaitu Streptolisin-O (ASO)
sedangkan antibody yang dibentuk terhadap streptolisin-S tidak spesifik.
Adanya antibody yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai
sebagai ASO biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi. Bila
infeksi kemudian mereda, maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6
bulan. Bila titer tidak menurun, suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.
Antibodi Streptolisyn O (ASO) dapat dideteksi melalui pemeriksaan dengan
ASO Latex Test Kit yang menggunakan metode flokuasi. Prinsip pemeriksaan ialah
reaksi antara antibodi anti streptolysin O dengan antigen streptolysin O yang
dilekatkan pada latex ditunjukan dengan adanya flokuasi. Pemeriksaan ASO latex ini
dapat dilakukan dengan 2 macam metode tes yaitu kualitatif dan tes semi-kuantitatif.
Metode kualitatif dilakukan dengan membuat suspensi latex dicampur dengan serum
dan control positif serta negative kemudian flokuasi terjadi dalam waktu 2 menit.
Sedangkan metode uji semi-kuantitatif dapat dilakukan dengan cara yang sama
sebagai uji kuantitatif dengan menggunakan pengenceran serum dalam garam, garam
buffer fosfat atau garam glisin.
Ada dua prinsip dasar penetuan ASO, yaitu:
1. Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan
tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum penderita
yang mengandung cukup anti-Streptolisin O sebelum di tambahkan pada sel
darah merah, maka Streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga
tidak dapat menimbulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan
sejumlah Streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan sodium
thioglycolate). Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis
akan terjadi pada pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup
untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum yang
mengandung titer ASO yang tinggi(Veronica, 2013).
2. Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan
aglutinasi dengan ASO, maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel-
partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks. Sejumlah
tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada
serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O – anti Strepolisin O (SO –
ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa
ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari
streptolisin O yang disalurkan pada partikel – partikel latex . Bila kadar ASO
dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas
yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel – partikel
latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik ,
sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi
latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml(Handojo,
1982).
MERi ini dapus aku dpt di file yang aku
download kecuali dapus yang paling bawah,
itu dapus baru aku tambahin tdi.. hehe
Top Related