5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
1/30
DASAR-DASAR PENGETAHUAN DALAM FILSAFAT ILMU
DASAR-DASAR PENGETAHUAN DALAM FILSAFAT ILMU
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu :
Prof.DR.H. Cecep Sumarna
Disusun oleh:
HISYAM NUR
( 5059300032)
PASCASARJANA IAIN
SYEK NURJATI
CIREBON
2009
BAB I KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr.Wb.
Untaian Puji syukur hanyalah milik Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasi, karena dengan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang sangat sederhana ini. Shalawat serta salam
semoga selalu dilimpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad Saw kepada keluarganya para
sahabatnya dan kepada kita semua umatnya.amin
Dalam makalah ini kami ingin memaparkan kajian tentang Dasar-dasar Pengetahuan dalam Filsafat
Ilmusebagai tugas dari mata kuliah filsafat ilmu dengan Dosen pengampu Bapak.Prof.DR.H. Cecep
sumarna, M.Ag
Tidak ada gading yang tak retak, pemakalah juga menyadari bahwa isi makalah ini jauh dari
kesempurnaan, saran dan kritik pemakalah sangat harapkan untuk proses perbaikan danpenyempurnaan dalam menyusun makalah selanjutnya. Dan juga kami berharap semoga makalah ini
bisa berguna dan bermanfaat bagi kita semua umumnya dan bagi kami khususnya. Amiin yaa rabbal
alamin.
Cirebon, Oktober 2009
Penulis
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
2/30
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....i
DAFTAR ISI .ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3A. Pengertian Ilmu dan Filsafat 3
B. Pengartian dan Dasar-dasar Pengetahuan 4
C. Sumber Pengetahuan 6
D. Berpikir Ilmiah untuk memperoleh pengetahuan 7
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
...Bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana, bagaimana caranya agar saya
mendapat pengetahuan yang benar?. mudah saja, jawab filsuf itu, ketahuilah apa yang kau tahu
dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu.
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kapastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah
kita ketahui apa yang telah kita ketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Akal adalah potensi rohaniah yang memiliki berbagai kesanggupan seperti kemampuan berfikir,
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
3/30
menyadari, menghayati, mengerti dan memahami. Jadi pemikiran kesadaran, penghayatan,
pengertian dan pemahaman semuanya merupakan istilah yang berarti bahwa kegiatan akal itu
berpusat atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang disebut dengan intelegensi (sifat kecerdasan
jiwa.
Berpikir di maksudkan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui dengan kata lain bahwa
kebenaranlah yang menjadi tujuan utamanya, dari proses berpikirnya yang mengatakanpengorganisasian dan pembudian pengalaman-pengalamannya secara empiris dan eksperimen di
maksudkan dapat mencapai pengetahuan, tetapi apakah pengetahuan yang diperoleh adalah benar
dan apa yang dimaksud kebenaran dalam ilmu pengetahuan?
Kebenaran adalah adanya korespondensi, koherensi dan konsistensi antara subjek dan objek secara
pragmatis, jadi ada dua kebenaran yang ingin di capai yaitu mutlak dan relative. Dikatakan relative
karena kebenaran ini merupakan hasil pemikiran manusia dalam teori pengetahuan dan pengetahuan
itu sendiri bukanlah sesuatu yang sudah selesai terpikirkan, tetapi sesuatu hal yang tidak pernah
mutlak sebab ia masih selalu membuka diri untuk pemikiran kembali atau peninjauan ulang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Ilmu dan Filsafat ?2. Apa Pengartian dan Dasar-dasar Pengetahuan ?
3. Bagaimana Sumber Pengetahuan ?
4. Apa sarana Berpikir Ilmiah untuk memperoleh pengetahuan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu dan Filsafat
Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak di bangku sekolah sampai pada pendidikan tinggi.
Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri; Apakah sebenarnya yang
saya ketahui tentang ilmu?, Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
benar?
Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuan tidak puas lagi
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
4/30
mengenal ilmu hanya dari segi sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam
konstelasi pengetahuan yang lainnya, misalnya Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Selain itu
membongkar tempat berpijak secara fundamental, inilah karakteristik yang keua dari berpikir filsafat
yaitu mendasar.
Apakah yang sebenarnya ditelaah filsafat?Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang mungkin dapat
dipikirkan oleh manusia, mempersoalkan hal-hal yang pokok; terjawab masalah yang satu, diapun
mulai merambah pertanyaan lainnya. Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi
yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut dengan salah (logika), mana yang dianggap baik
dan mana yang dianggap buruk (etika) dan apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek
(estetika). Ketiga cabang ini kemudian berkembang luas hingga saat ini yang melahirkan berbagai
cabang kajian filsafat yang kita jumpai seperti filsafat politik, pendidikan dan agama.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang
ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti; Objek apa yang ditelaah ilmu?
Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi denga dayatangkap indera manusia yang membuahkan pengetahuan?.
Untuk membedakan janis pengetahuan yang satu dari pengetahuan yang lain, maka pertanyaan yang
dapat diajukan adalah: Apa yang dikaji oleh pengetahuan itu (ontologi)? Bagaimana caranya
mendapatkan pengetahuan tersebut (epistemologi)? Serta untuk apa pengetahuan termaksud
dipergunakan (aksiologi)? Dengan mengetahui ketiga pertanyaan itu maka dengan mudah kita dapat
membedakan berbagai jenis pengetahuan yang terdapat dalam khasanah kehidupan manusia.
B. Pengartian dan Dasar-dasar Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Mendefinisikan pengetahuan merupakan kajian panjang sehingga terjadi pergulatan sejarah
pemikiran filsafati dalam menemukan pengertian pengetahuan. Hal ini wajar karena keistimewaan
filsafat adalah perselisihan, pergumulan pemikirannya itu berlangsung terus selamanya. Suatu produk
pemikiran filsafat selalu ada yang menguatkan, mengkritik, melemahkan bahkan akan ada yang
merobohkan pemikiran itu. Kelakpun akan dijumpai yang satu menegaskan sedang yang lain
mengingkari. Begitulah seterusnya akan selalu berada dalam bingkai dialektika.
Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan diperoleh melalui proses keilmuan.
Sedangkan proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematsi tentang suatu
sistem. Perolehan sistematis ini biasanya atau pada umunya berupa metode ilmiyah. Dari proses
metode ilmiah itu melahirkan science. Science atau tepatnya Ilmu pengetahuan memilki arti spesifik
bila digandengkan dengan ilmu pengetahuan yaitu sebagai kajian keilmuan yang tersistematis
sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif ( dapat dibuktikan secara empiris ) dan prediktif ( menduga
hasil empiris yang bisa diperiksa sehingga bisa jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan
realita empiris).
Pengetahuan dalam pandangan Rasionalis bersumber dari Idea. Tokoh awalnya adalah Plato (427-
347). Menurutnya alam idea itu kekal, tidak berubah-ubah. Manusia semenjak lahir sudah membawa
idea bawaan sehingga tinggal mengingatnya kembali untuk menganalisa sesuatu itu.
Istilah yang digunakan Rene Descartes (1596-1650) sebagai tokoh rasionalis dengan nama innete
idea. Penganut rasionalis tidak percaya dengan inderawi karena inderawi memiliki keterbatasan dan
dapat berubah-ubah. Sesuatu yang tidak mengalami perubahan itulah yang dapat dijadikan pedoman
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aristatoles dan para penganut Empirisme-Realisme menyangggah
yang disampaikan oleh kaum Rasionalis. Mereka berdalih bahwa ide-ide bawaan itu tidak ada.
Hukum-hukum dan pemahaman yang universal bukan hasil bawaan tetapi diperoleh melalui proses
panjang pengamatan empiric manusia. Aristatoles berkesimpulan bahwa ide-ide dan hukum yang
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
5/30
universal itu muncul dirumuskan akal melalui proses pengamatan dan pengalaman inderawi.
Pengetahuan yang tidak bisa diukur dan dibuktikan dengan empiric-realitas-material merupakan
pengetahuan yang hayali, tahayul dan bohong (mitos). Aliran empirisme menyatakan bahwa
pengetahuan itu diperoleh melalui pengalaman-pengalaman yang konkrit. Sedangkan aliran rasionalis
berpendapat bahwa pengetahuan manusia didapatkan melalui penalaran rasional. Kedua pendekatan
ini merupakan cikal bakal lahirnya positivisme modern dalam kajian keilmuan.2. Dasar-dasar Pengetahuan
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan
bertindak. Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan
merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir
dan bukan dengan perasaan. Penalaran mempunyai ciri, yaitu: merupakan suatu proses berpikir logis,
dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut
logika tertentu dan sifat analitik dari proses berpikirnya, menyandarkan diri pada suatu analisis dan
kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut aalah logika penalaran yang bersangkutan,
artinya kegiatan berpikir analisis adalah berdasarkan langkah-langka tertentu. Tidak semua kegiatan
berpikir mendasarkan pada penalaran seperti perasaan dan intuisi.Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka menemukan kebenaran, kita dapat bedakan jenis
pengetahuan. Pertama, pengetahuan yang didapatkan melalui usaha aktif dari manusia untuk
menemukan kebenaran, baik secara nalar maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan dan intusi.
Kedua, pengetahuan yang didapat tidak dari kegiatan aktif menusia melainkan ditawarkan atau
diberikan seperti ajaran agama. Untuk melakukan kagiatan analisis maka kegiatan penalaran tersebut
harus diisi dengan materi pengetahuan yang berasal dari sumber kebenaran yaitu dari rasio (paham
rasionalisme) dan fakta (paham empirisme). Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan
penalaran deduktif (terkait dengan rasionalisme) dan induktif (terkait dengan empirisme).
. Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang
dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan
dengan suatu cara tertentu. Penarikan kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan
dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika.
C. Sumber Pengetahuan
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar. pertama, mendasarkan diri pada rasional dan mendasarkan diri pada fakta. Disamping itu
adanya intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses
penalaran tertentu, seperti orang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba
menemukan jawabannya.
Salah satu pembahasan dalam epistimoogi adalah sumber-sumber ilmu pengetahuan. Sumber
pengetahuan pada masyarakat relegius berawal dari sesuatu yang sakral dan transenden. Tuhan
merupakan sumber dan sebab pertama causa prima dari segala sesuatu. Manusia tidak akan
menemukan kebenaran yang hakiki selama meninggalkan yang essensi ini.
Sumber ilmu pengetahuan untuk mengatahui hakekat segala sesuatu bagi masyarakat relegius tidak
cukup dengan menggunakan panca indera dan akal saja tetapi ada dua unsur lain yaitu wahyu (
revelation) dan ilham (intuisi). Wahyu itu adalah salah satu dari wujud Ketuhanan dan ilham atau
intuisi adalah termanifestaasikan dalam diri para nabi dan rasul. Sehingga para agamawan
mengatakan bahwa kitab suci (wahyu) merupakan sumber ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh
manusia pilihan Tuhan kepada umat manusia
D. Sarana Berpikir Ilmiah Untuk memperoleh Pengetahuan
Adapun sarana berpikir ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Bahasa
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia,
kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan mengganggapnya sebagai
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
6/30
suatu hal yang biasa seperti bernafas dan berjalan. Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia
tanpa bahasa maka tak ada komunikasi, tanpa komunikasi apakah manusia layak disebut dengan
mahluk social?
Sebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari
bahasa seperti berpikir sistemastis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan dengan kata lain tanpa
mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secarasitematis dan teratur.
a. Pengertian Bahasa dan Fungsinya
Banyak Ahli Bahasa yang telah memberi uraian tentang pengertian bahasa, sudah barang tentu
setiap ahli berbeda-beda cara menyampaikannnya. Bloch and Trager menyatakan bahwa bahasa
adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok social
sebagai alat untuk berkomunikasi, sementara Joseph Broam mengatakan bahwa bahasa adalah suatu
sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitirer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
kelompok social sebagai alat bergaul satu sama lain.
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, Pengertian Bahasa ada tiga yaitu:
a) Sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang dipakai sebagai alatkomunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran
b) Perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa
c) Percakapan (perkataan yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik).
Jadi bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu dalam
suatu kelompok social tertentu.
Para pakar juga berselisih paham dalam hal fungsi bahasa. Aliran filsafat bahasa dan psikolingustik
melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan emosi sedangkan
aliran sosiolingustik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat.
Walupun tampak perbedaan, pendapat ini saling melengkapi, yang secara umum dapat dinyatakan
bahwa fungsi bahasa adalah:
1. Koordinator kegiatan masyarakat
2. Penetapan pikiran dan pengungkapan
3. Penyampaian pikiran dan perasaan
4. Penyenangan jiwa
5. Pengurangan kegoncangan jiwa
b. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk dapat berpikir ilmiah, seseorang selayaknya menguasai kriteria maupun langkah-langkah dalam
kegiatan ilmiah, dengan menguasai hal tersebut tujuan yang akan dicapai akan terwujud.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa
merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain,
baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif, dengan kata lain kegiatan berpikir
ilmiah ini sangat berkaitan erat dengan bahasa, menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir
belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan benar.
Ketika bahasa disifatkan dengan ilmiah, fungisnya untuk komunikasi disifatkan dengan ilmiah juga,
yakni komunikasi ilmiah, komunikasi ilmiah ini merupakan proses penyampaian informasi berupa
pengetahuan.
2. Statistika
Disadari atau tidak, statistika telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaan-
pertanyaan seperti; Tiap bulan habis Rp. 50.000,- untuk keperluan rumah tangga, ada 60%
penduduk yang memerlukan perumahan permanen, 10% anak-anak SD mengalami putus sekolah
tiap tahun dan sebagainya. Dunia penelitian atau riset, dimanapun dilakukan bukan saja telah
mendapat manfaat yang baik dari statistika tetapi sering harus menggunakannya, untuk mengetahui
apakah cara yang baru ditemukan lebih baik dari pada cara yang lama, melalui riset yang dilakukan di
laboratorium atau penelitian yang dilakukan di lapangan.
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
7/30
Dalam kamus ilmiah populer, kata statistika berarti table, grafik, daftar informasi, angka-angka.
Sedangkan statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis-analisis dan klasifikasi data, angka sebagai
dasar untuk induksi.
Banyak persoalan Apakah itu hasil penelitian riset atapun pengamatan, baik yang dilakukan khusus
ataupun berbentuk laporan dinyatakan atau dicatat dalam bentuk bilangan atau angka-angka
kumpulan angka-angka itu sering disusun diatur disajikan dalam bentuk table atau daftar sering puladisertai dengan gambar-gambar yang biasa disebut diagram atau grafik supaya lebih dapat
menjelaskan lagi tentang persoalan yang sedang dipelajari.
Jadi ringkasnya bisa kita katakan bahwa statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
data, pengelolaan dan penarikan kesimpulannya berdasarkan kumpulan data dan analisa yang
dilakukan.
Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah,
sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi
dan menyimpulkan karasteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara
kebetulan.
3. Logika
Logika adalah sarana berpikir sistematis, valit dan dapat dipertanggung jawabkan, karena itu berpikirlogis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar
dari pada satu.
Kata Logika dapat diartikan sebagai penalaran karena penalaran merupakan suatu proses berpikir
yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar
kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu.
Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara luas dan dapat didefinisikan
sebagai pengkajian untuk berpikir secara benar.
Terdapat dua cara penarikan kesimpulan yakni; Logika Induktif dan Logika Deduktif logika induktif
erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif yang membantu kita dalam menarik
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien tepat dan teratur mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah diatas, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuan tidak puas lagi
mengenal ilmu hanya dari segi sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam
konstelasi pengetahuan yang lainnya, misalnya Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Selain itu
membongkar tempat berpijak secara fundamental, inilah karakteristik yang keua dari berpikir filsafat
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
8/30
yaitu mendasar.
2. Pengetahuan dalam bahasa Inggris barasal dari kata Knowledge yang berarti pengetahuan.
Pengetahuan manusia yang maju mengenai hal-hal yang empiric disebut ilmu ( science ).
3. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
4. Sumber ilmu pengetahuan untuk mengatahui hakekat segala sesuatu bagi masyarakat relegiustidak cukup dengan menggunakan panca indera dan akal saja tetapi ada dua unsur lain yaitu wahyu
( revelation) dan ilham (intuisi) Sarana Berpikir Ilmiah Untuk memperoleh Pengetahuan
5. Sarana-sarana yang dipakai untuk berpikir ilmiah adalah bahasa, matematika, statistika dan logika
6. Proses berfikir ilmiah adalah merupakan sekumpulan Langkah-langkah berpikir yang bersifat
objektif, rasional, sistematis dan generalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Husen Al-Habsy, Kamus Al-Kautsar Lengkap, Bangil : Yayasan Pesantren Islam (YAPPI), 1987
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu (dari Hakikat menuju Nilai), Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006M. Amin Abdullah, Studi Agama ; Normativitas atau Historisitas?, Yogyakarta : Pustaka Palajar,
1999
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Cet. I, Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa IndonesiaOp.
Drs. Mundiri, Logika, Rajawali Press, Jakarta: t.th
Jujun S. Sumantri.2005. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
9/30
makalah filsafat ilmu dasar-dasar pengetahuan
A.PENDAHULUAN
...Bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana,
bagaimana caranya agar saya mendapat pengetahuan yang benar?. mudahsaja, jawab filsuf itu, ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apayang kau tidak tahu.Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kapastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat berartiberendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui apa yangtelah kita ketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna dalam memahami alam
sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai hasiltahu manusia), ilmu dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu
dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan "what", misalnya apa air,
apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab "what" melainkan akanmenjawab pertanyaan "why" dan "how", misalnya mengapa air mendidih
bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernapas, dan
sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu.
Tetapi ilmu dapat menjawab mengapa dan bagaimana sesuatu tersebutterjadi.
Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode
atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasilyang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka
terbentuklah disiplin ilmu.Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai objek kajianb. Mempunyai metode pendekatan
c. Bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum)Sedangkan filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas
pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta sampai batas
kemampuan logika manusia. Ilmu mengkaji kebenaran dengan bukti logikaatau jalan pikiran manusia.Dengan perkataan lain, batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas
kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawabpertanyaan "why" dan "how" sedangkan filsafat menjawab pertanyaan
"why, why, dan why" dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang
dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia.Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat taraf peralihan. Dalam
taraf peralihan ini maka bidang pengkajian filsafat menjadi lebih sempit,
tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral. Disini orang tidak lagimempermasalahkan moral secara keseluruhan melainkan mengaitkannya
http://daffodilousme.blogspot.com/2010/06/makalah-filsafat-ilmu-dasar-dasar.htmlhttp://daffodilousme.blogspot.com/2010/06/makalah-filsafat-ilmu-dasar-dasar.html5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
10/30
dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi.
Namun demikian dengan taraf ini secara konseptual ilmu masihmendasarkan diri pada norma-norma filsafat. Misalnya ekonomi masih
merupakan penerapan etika (appliet ethics) dalam kegiatan manusiamemenuhi kebutuhan hidupnya. Metode yang dipakai adalah normatif dandeduktif (berpikir dari hal-hal yang umum kepada yang bersifat khusus)
berdasarkan asas-asas moral yang filsafat.Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-
konsep filsafat dan bertumpu sepenuhnya pada hakekat alam sebagaimana
adanya. Pada tahap peralihan, ilmu masih mendasari diri pada norma yangseharusnya sedangkan dalam tahap terakhir ilmu didasarkan atas penemuan-
penemuan.
Sehingga dalam menyusun teori-teori ilmu pengetahuan tentang alam dan
isinya ini maka manusia tidak lagi mempergunakan metode yang bersifatnormatif dan deduktif melainkan kombinasi antara deduktif dan induktif
(berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifatumum) dengan jembatan yang berupa pengujian hipotesis.
Selanjutnya proses ini dikenal sebagai metoda deducto hipotetico-verivikatifdan metode ini dipakai sebagai dasar pengembangan metode ilmiah yang
lebih dikenal dengan metode penelitian. Selanjutnya melalui atau
menggunakan metode ilmiah ini akan menghasilkan ilmu.August Comte (1798-1857) membagi 3 tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan tersebut diatas kedalam tahap religius, metafisik, dan positif.
Hal ini dimaksudkan dalam tahap pertama maka asas religilah yang
dijadikan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi ataupenjabaran dari ajaran religi (deducto).
Dalam tahap kedua, orang mulai berspekulasi, berasumsi, atau membuat
hipotesis-hipotesis tentang metafisika (keberadaan) ujud yang menjadi objek
penelaahaan yang terbatas dari dogma religi dan mengembangkan sistempengetahuan berdasarkan postulat metafisika tersebut (hipotetico).Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah dimana asas-asas
yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verivikasi yang objektif
(verivikatif).Secara visual proses perkembangan ilmu pengetahuan tersebut yang
selanjutnya merupakan kerangka-kerangka metode ilmiah.Menurut Beerling (1985; 1-2) filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-
ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara utnuk memperolehnya. Dengan kata
lain filsafat ilmu sesungguhnya merupakan suatu penyelidikan lanjuta. Diamerupakan suatu bentuk pemikiran secara mendalam yang bersifat lanjutan
atau secondary reflexion. Refleksi sekunder seperti itu merupakan syaratmutlak untuk menentang bahaya yang menjurus kepada keadaan cerai beraiserta pertumbuhan yang tidak seimbang dari ilmu-ilmu yang ada. Refelksi
sekunder banyak memberi sumbangan dalam usaha memberi tekanan
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
11/30
perhatian pada metodikaserta sistem dan untuk berusaha memperoleh
pemahaman mengenai azas-azas, latar belakang serta hubungan-hubungan
yang dipunyai kegiatan ilmiah. Sumbangan tersebut bisa berbentuk (1)mengarahkan metode-metode penyelidikan ilmiah kejuruan kepada
penyelenggaaraan kegiatan ilmiah; (2) menerapkan penyelidikankefilsafatan terhadap terhadap kegiatan-kegiatan ilmiah. Dalam hal inimempertanyakan kembali secara de-jure mengenai landasan-landasan serta
azas-azas yang memungkinkan ilmu itu memberi pembenaran pada dirinyaserta apa yang dianggapnya benar.
Filsafat ilmu adalah refleksi yang mengakar terhadap prinsip-prinsip ilmu.
Prinsip ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran universal yanglengket didalam ilmu yang pada akhirnya memberi jawaban terhadapkeberadaan ilmu. Dengan mengetahui seluk-beluk prinsip ilmu itu maka
dapat diungkapkan perspektif-perspektif ilmu, kemungkinan-kemungkinan
perkembangannya, keterjalinan antar ilmu, ciri penanganan secara ilmiah,simplifikasi dan artifisialitas ilmu dan sebagainya yang vital bagi
penggarapan ilmu itu sendiri (Suriasumantri, 1986; 301-302). Filsafat ilmupengetahuan membahas sebab musabab pengetahuan dan menggali tentang
kebenaran, kepastian, dan tahap-tahapnya, objektivitas, abstraksi, intuisi,dan juga pertanyaan mengenai dari mana asalnya dan kemana arah
pengetahuan itu? (Verhaak & Haryono, 1989; 12-13).
Perbedaan filsafat ilmu dengan filsafat atau ilmu-ilmu lain seperti sejarahilmu, psikologi, sosiologi, dan sebagainya terletak apada masalah yanghendak dipecahkan dan metode yang akan digunakan. Filsafat ilmu tidak
berhenti pada pertanyaan mengenai bagaimana pertumbuhan serta cara
penyelenggaraan ilmu dalam kenyatannya, melainkan mempermasalahkanmasalah metodologik, yakni mengenai azas-azas serta alasan apakah yang
menyebabkan ilmu dapat menyatakan bahwa ia memperoleh pengetahuan
ilmiah (Beerling, 1985; 2). Pertanyaan seperti itu tidak dapat dijawab oleh
ilmu itu sendiri tetapi membutuhkan analisa kefilsafatan mengenai tujuanserta cara kerja ilmu. Pertalian antara filsafat dan ilmu harus terjelma dalamfilsafat ilmu. Kedudukan filsafat iilmu dalam lingkungan fisafat secara
keseluruhan adalah pertama, bahwa filsafat ilmu berhubungan erat dengan
filsafat ilmupengetahuan (epistemologi); kedua, filsafat ilmu erathubungannya dengan logika dan metodologi, dan dalam hal ini kadang-
kadang filsafat ilmu dijumbuhkan denganmetodologi (Beerling, 1985; 4).Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan lebih erat dalam bidang
ilmu pengetahuan manusia. Ilmu-ilmu manusia seringkali lebih jelas masih
mempunyai filsafat ilmu tersembunyi (Bertens, 1987; 21 dan Katsoff, 1986;105-106).
B. ISI BAB
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
12/30
Dalam BAB ini kita akan membahas dasar-dasar pengetahuan yang meliputi
hakikat penalaran dan logika, sumber pengetahuan dan hakikat kebenaran.
1. Penalaran.Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakanmahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakanyang bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan merasa
atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengankegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Penalaran mempunyai ciri,
yaitu: merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan
sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logikatertentu dan sifat analitik dari proses berpikirnya, menyandarkan diri padasuatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut
aalah logika penalaran yang bersangkutan, artinya kegiatan berpikir analisis
adalah berdasarkan langkah-langka tertentu. Tidak semua kegiatan berpikirmendasarkan pada penalaran seperti perasaan dan intuisi.
Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka menemukan kebenaran,kita dapat bedakan jenis pengetahuan. Pertama, pengetahuan yang
didapatkan melalui usaha aktif dari manusia untuk menemukan kebenaran,baik secara nalar maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan dan intusi.
Kedua, pengetahuan yang didapat tidak dari kegiatan aktif menusia
melainkan ditawarkan atau diberikan seperti ajaran agama. Untukmelakukan kagiatan analisis maka kegiatan penalaran tersebut harus diisidengan materi pengetahuan yang berasal dari sumber kebenaran yaitu dari
rasio (paham rasionalisme) dan fakta (paham empirisme). Penalaran ilmiah
pada hakikatnya merupakan gabungan penalaran deduktif (terkait denganrasionalisme) dan induktif (terkait dengan empirisme).
2. Logika.
Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar
pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaranmaka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu.Penarikan kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan dilakukan
menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut
dengan logika.3. Sumber Pengetahuan.
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untukmendapatkan pengetahuan yang benar. pertama, mendasarkan diri pada
rasional dan mendasarkan diri pada fakta. Disamping itu adanya intuisi dan
wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapat tanpa melalui prosespenalaran tertentu, seperti orang yang sedang terpusat pemikirannya pada
suatu masalah tiba-tiba menemukan jawabannya.4. Kriteria KebenaranSalah satu criteria kebenaran adalah adanya konsistensi dengan pernyataan
terdahulu yang dianggap benar. Beberapa kriteria kebenaran diantaranya
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
13/30
ialah
Teori Koherensi
Yang dimaksud dengan teori koherensi ialah bahwa suatu pernyataandianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya ialahmatematika yang bentuk penyusunannya, pembuktiannya berdasarkan teorikoheren.
Teori KorespondensiTeori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel. Dalam teori ini suatu
pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung
berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.Contohnya ialah apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukotaInggris adalah London, maka pernyataan itu benar. Sedang apabila dia
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta, maka pernyataan itu
salah; karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukanJakarta.
Teori PragmatisTokoh utama dalam teori ini ialah Charles S Pierce. Teori pragmatis
mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteriaapakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut. Disamping itu
aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi, dalam jangka waktutertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi.
C. PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dasar-dasar pengetahuan meliputi
penalaran dan logika, sumber pengetahuan, criteria kebenaran, cara
penemuan kebenaran dan metode ilmiah. Tetapi disini kami aknmenjelaskan lebih detail lagi tentang apa itu penalaran dan logika, sumber
pengetahuan dan criteria tentang kebenaran.
Hakikat penalaran dan logika
Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristiktertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.Ciri-ciri Penalaran :
1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika(
penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan
suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaanintuisi merupakan cara berpikir secara analitik.Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non
analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
14/30
menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Deduktif yang berujung pada rasionalisme2. Induktif yang berujung pada empirisme
Prinsip-prinsip penalaran atau aksioma penalaran merupakan dasar semuapenalaran yang terdiri atas tiga prinsip yang kemudian di tambah satusebagai pelengkap. Aksioma atau prinsip dasar dapat didefinisikan: suatu
pernyataan mengandung kebenaran universal yang kebenarannya itu sudahterbukti dengan sendirinya. Prinsip-prinsip penalaran yang dimaksudkan
adalah: prinsip identitas, prinsip nonkontradiksi, dan prinsip eksklusi tertii,
dan sebagai tambahan pelengkap prinsip identitas adalah prinsip cukupalasan.Prinsip identitas menyatakan: sesuatu hal adalah sama dengan halnya
sendiri. Sesuatu yang disebut p maka sama dengan p yang dinyatakan itu
sendiri bukan yang lain. Dalam suatu penalaran jika sesuatu hal diartikansesuatu p tertentu maka selama penalaran itu masih berlangsung tidak boleh
diartikan selain p, harus tetap sama dengan arti yang diberikan semula ataukonsisten. Prinsip identitas menuntut sifat yang konsisten dalam suatu
penalaran jika suatu himpunan beranggotakan sesuatu maka sampai kapanpun tetap himpunan tersebut beranggotakan sesuatu tersebut.
Prinsip nonkontradiksi menyatakan: sesuatu tidak mungkin merupakan hal
tertentu dan bukan hal tertentu dalam suatu kesatuan, Prinsip inimenyatakan juga bahwa dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak)tidak mungkin ada pada suatu benda dalam waktu dan tempat yang sama.
Dalam penalaran himpunan prinsip nonkontradiksi sangat penting, yang
dinyatakan bahwa sesuatu hal hanyalah menjadi anggota himpunan tertentuatau bukan anggota himpunan tersebut, tidak dapat menjadi anggota 2
himpunan yang berlawanan penuh. Prinsip nonkontradiksi memperkuat
prinsip identitas, yaitu dalam sifat yang konsisten tidak ada kontradiksi di
dalamnya.Prinsip eksklusi tertii menyatakan bahwa sesuatu jika dinyatakan sebagaihal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga
yang merupakan jalan tengah. Prinsip eksklusi tertii menyatakan juga
bahwa dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkinkedua-duanya dimiliki oleh suatu benda, mestilah hanya salah satu yang
dapat dimilikinya sifat p atau non p. Demikian juga dalam penalaranhimpunan dinyatakan bahwa di antara 2 himpunan yang berbalikan tidak
ada sesuatu anggota berada di antaranya, tidak mungkin ada sesuatu di
antara himpunan H dan himpunan non H sekaligus. Prinsip ketiga inimemperkuat prinsip identitas dan prinsip nonkontradiksi, yaitu dalam sifat
yang konsisten tidak ada kontradiksi di dalamnya, dan jika ada kontradiksimaka tidak ada sesuatu di antaranya sehingga hanyalah salah satu yangditerima.
Prinsip cukup alasan menyatakan: suatu perubahan yang terjadi pada
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
15/30
sesuatu hal tertentu mestilah berdasarkan alasan yang cukup, tidak mungkin
tiba-tiba berubah tanpa sebab-sebab yang mencukupi. Prinsip cukup alasan
ini dinyatakan sebagai tambahan bagi prinsip identitas karena secara tidaklangsung menyatakan bahwa sesuatu benda mestilah tetap tidak berubah,
tetap sebagaimana benda itu sendiri jika terjadi suatu perubahan makaperubahan itu mestilah ada sesuatu yang mendahuluinya sebagai penyebabperubahan itu.
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal padapenalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu.
Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika
merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu, yang secaraterminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah.Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu,
yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya
sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembaliyang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai
dengan isi.Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang
dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalambentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan,
mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur
penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan,dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengandiagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran
tersebut.
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yangdihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif.
Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang
dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal pikirnya. Dalamlogika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telahruntut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada
kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika
deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan sajayang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut
pula logika formal.Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Logika ini sering disebut jugalogika material, yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran yang
bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena itu kesimpulannyahanyalah keboleh-jadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada
bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat
dikatakan pasti.
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
16/30
Sumber pengetahuan
1. Definisi dan Jenis Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan yang dalam bahasa inggris yaitu knowledgeadalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Sedangkan secara terminologi, menurut Drs. Sidi Gazaliba, pengetahuanadalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan tahutersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Jadi
semua pengetahuan itu adalah milik dari isi pikiran jadi pengetahuanmerupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Loren Bagus dalam kamus filsafatnya menjelaskan bahwa pengetahuan
adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung darikesadarannya sendiri. Pada peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memilikiyang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri yang sedemikian aktif,
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui itu pada dirinya
sendiri dalam kesatuan aktif. Dalam arti luas pengetahuan berarti semuakehadiran intensional objek dalam subjek. Tetapi dalam arti sempit dan
berbeda dengan imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya berartiputusan yang benar dan pasti (kebenaran; kepastian). Di sini subjek sadar
akan hubungan-hubungannya sendiri dengan objek dan sadar akanhubungan objek dengan eksistensi. Pada umumnya, adalah tepat kalau
mengatakan pengetahuan hanya merupakan pengalaman sadar. Karena
sangat sulit melihat bagaimana persisnya suatu pribadi dapat sadar akansuatu eksisten tanpa kehadiran eksisten itu didalam dirinya. Sedangkanorang pragmatis yang direpresentasikan oleh Jhon dewey, mereka tidak
membedakan pengetahuan dengan kebenaran. jadi kebenaran harus benar,
kalau tidak benar maka itu kontradiksi.Dari beberapa pengertian tentang pengetahuan diatas, dari berbagai aspek
dan sudut pandangnya, ada juga yang mengatakan bahwa pengetahuan
adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka pastilah dalam
kehidupan manusia terdapat pengetahuan dan kebenaran. BurhanuddinSalam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusiadapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Pengetahuan biasa (common sense) yaitu pengetahuan biasa, atau dapat
kita pahami bahwa pengetahuan ini adalah pengetahuan yang karenaseseorang memiliki sesuatau karena menerima secara baik. Orang menyebut
sesuatu itu merah karen memang merah, orang menyebut benda itu panaskarena memang benda itu panas dan seterusnya.
2. Pengetahuan Ilmu (science) yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat
kuantitatif dan objektif, seperti ilmu alam dan sebagainya.3. Pengetahuan Filsafat, yakni ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafatlebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya didapat dari Tuhan
lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
17/30
diyakini oleh para pemeluk agama
Jadi perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika pengetahuan
(knowledge) adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu objektertentu sedangkan ilmu (science) adalah pengetahuan yang bersifat positif
dan sistematis2. Sumber PengetahuanSemua orang mengakui memiliki pengetahuan. Namun dari mana
pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan itu di dapat. Dari sanatimbul pertanyaan bagaimana kita memperoleh pengetahuan atau dari mana
sumber pengetahuan didapat. Sebelum membahas sumber pengetahuan,
terlebih dahulu mengetahui tentang hakikat pengetahuan.Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental. Mengetahui sesuatuadalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran tentang fakta yang ada diluar akal. Persoalannya kemudian adalah
apakah gambar itu sesuai dengan fakta atau tidak? Apakah gambaran itubenar? Atau apakah gambaran itu dekat dengan kebenaran atau jauh dari
kebenaran?Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
1. RealismeTeori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan
menurut realisme adalah gambaran atau copy yang sebenarnya dari apa yang
ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaranyang ada dalam akal adalah copy dari yang asli yang ada di luar akal. Hal initidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan
demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat
bila sesuai dengan kenyataan2. Idealisme
Idealisme adalah menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah
proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Olehkarena itu, pengetahuan bagi seorang idialis hanya merupakan gambaransubjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang
sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran
tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkanhakikat kebenaran. Yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran
menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui atau (subjek).Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk
memperoleh pengetahuan, misalnya ia dapat melakukannya dengan jalan
bertanya kepada orang lain (yang memiliki otoritas) yang dianggapnya lebihtahu, atau ia dapat melakukannya melalui indra, akal sehat, intuisi atau
dengan coba-coba. Upaya-upaya serta cara-cara tersebut merupakan sumber-sumber pengetahuan yang mungkin, yang dapat dipergunakan dalammemperoleh pengetahuan.
a. Orang yang Memiliki Otoritas
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
18/30
Titus et.al (1984) mengawali penjelasan mengenai hal ini dengan ilustrasi
pertanyaan, bagaimana kita mengatahui bahwa Socrates dan Julius Caesar
pernah hidup di dunia?, apakah mereka itu orang-orang khayalan sepertinama-nama lain yang kita baca dalam mitologia dan novel-novel moderen?,
Jawabannya adalah kita punya pengetahuan tentang Socrates dan JuliusCaesar sebagai orang-orang yang pernah ada dan hidup di dunia, yakni darikesaksian orang-orang yang pernah ada serta hidup sezaman dan setempat
dengan mereka, serta juga ahli-ahli sejarah. Artinya ada orang yangditempatkan sebagi yang memiliki otoritas sebagai sumber pengetahuan
mengenai hal yang ingin diketahui, yaitu mereka yang punya kesaksian dari
pengalaman dan pengetahuan yang berkenaan dengan itu.Pada zaman moderen ini, orang yang ditempatkan memiliki otoritas,misalnya dengan pengakuan melalui gelar, termasuk juga dalam hal ini
misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas tersebut, seperti
buku-buku atau publikasi resmi pengetahuan lainnya. Namun, penempatanotoritas sebagai sumber pengetahuan tidaklah dilakukan dengan
penyandaran pendapat sepenuhnya, dalam arti tidak dilakukan secara kritisuntuk tetap bisa menilai kebenaran dan kesalahannya.
b. IndraIndra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal
pengetahuan. Guna memahami posisi indra sebagai sumber pengetahuan,
biasanya diajukan pertanyaan misalnya, bagaimana mengetahui bahwa besimemuai bila dipanaskan?, atau air membeku bila didinginkan hinggamencapai derajat kedinginan tertentu?. Terhadap pengetahuan semacam ini,
filsafat science modern berpandangan bahwa indralah yang menjadi
sumbernya. Bahkan pandangan empirisme yang diterapkan dalam filsafatscience modern menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah dan
hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena
persepsi indra, seperti persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman dan pencicipan dengan lidah. Namun dalam menempatkan indrasebagai sumber pengetahuan, juga ditekankan pentingnya kehati-hatian,utamanya terhadap kemungkinan pengaruh prasangka dan emosi yang akan
merusak obyektifitas. Dalam hal ini diingatkan akan kecenderungan kodrati
dimana orang dipengaruhi keinginan hanya melihat apa yang ingindilihatnya dan atau melihat apa yang ia telah terlatih untuk melihatnya.
Sebab yang diharapkan di sini (dengan persepsi indra ini) sebenarnya adalahpenampakan (appearance) sesuatu menurut kenyataanya (realitasnya).
c. Akal
Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa dibangun olehmanusia tanpa harus atau tidak bisa mempersepsinya dengan indra terlebih
dahulu. Manusia bisa membangun pengetahuan, misalnya dari anggapan duaentitas yang masing-masing sama besarnya dengan entitas ketiga adalahentitas sama besar. Pengetahuan semacam itu jelas dengan sendirinya (tanpa
persepsi indra) karena ada akal yang memungkinkannya. Argumentasi ini
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
19/30
dibangun oleh filsuf ilmu sekuler untuk melandasi pemikiran mereka
mengenai akal sebagai sumber pengetahuan.
Beritik tolak dari kenyataan tersebut, maka filsafat ilmu sekulermenempatkan akal sebagai salah satu sumber pengetahuan yang mungkin
untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Pandangan ini merupakanrepresentasi dari pandangan filsafat rasionalisme, yang dalam pandanganmoderatnya berpendirian bahwa manusia memiliki potensi mengetahui
dengan pasti dengan sendirinya, tentang beberapa hal yang relevan.Misalnya kenyataan-kenyataan: bahwa keseluruhan adalah lebih besar dari
bagian-bagiannya; satu adalah separuh dari dua; keliling lingkaran lebih
besar dari garis tengahnya, adalah merupakan pengetahuan yang dapatdiketahui dengan pasti dan dengan sendirinya karena potensi akal.d. Intuisi
Mengawali pembicaraan mengenai intuisi sebagai salah satu sumber
pengetahuan yang mungkin, dalam Living Issues in Philosophy, Titus,Smith dan Nolan mengantarnya dengan sebuah pertanyaan, bagaimana kita
mengetahui, misalnya jika kita kebetulan bertemu dengan seseorang untukpertama kali, kemudian kita mengetahui bahwa orang tersebut dapat
dipercaya?. Apakah kita mempunyai rasa (sense) atau intuisi yang kadang-kadang memberi kita pengetahuan yang langsung tentang situasi kita?.
Pertanyaan tersebut dikemukakan oleh Titus untuk membicarakan bahwa
suatu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau pemahamanyang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiranyang sadar atau persepsi rasa yang langsung.
George Santanaya (dalam Titus et al, 1984) memakai istilah intuisi dalam
arti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan. Misalnya sewaktukita mendengar bunyi, maka selain kita mendengar, kita juga sadar tentang
pendengaran kita dan sadar tentang diri kita sebagai yang mendengar. Jadi
menurut Titus, Smith dan Nolan (1984) intuisi terdapat dalam pengetahuan
tentang diri sendiri, kehidupan diri sendiri dan dalam aksioma matematika.Intuisi ada dalam pemahaman kita tentang hubungan antara kata-kata(preposition) yang membentuk bermacam-macam langkah dari argumen.
Unsur intuisi adalah dasar dari pengakuan kita terhadap keindahan, ukuran
moral yang kita terima dari nilai-nilai agama. Criteria kebenaran
Berfikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yangbenar. Apa yang disebut benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang
lain. Karena itu, kegiatan berfikir adalah usaha untuk menghasilkan
pengetahuan yang benar itu atau kriteria kebenaran. Pada setiap jenispengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak
pengetahuan itu berbeda. Pengetahuan alam metafisika tentunya tidak samadengan pengetahuan tentang alam fisik. Alam fisik pun memiliki perbedaanukuran kebenaran bagi setiap jenis dari bidang pengetahuan.
Problem kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan berkembangnya
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
20/30
epistemologi. Telaah epistemologi terhadap kebenaran membawa orang
kepada sesuatu kesimpulan bahwa perlu dibedakan adanya tiga jenis
kebenaran, yaitu kebenaran epistemologi, kebenaran ontologis, dankebenaran semantis.[17] Kebenaran epistemologis adalah kebenaran yang
berhubungan dengan pengetahuan manusia, kebenaran dalam arti ontologisadalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segalasesuau yang ada atau diadakan. Kebenaran dalam arti semantis adalah
kebenaran yang terdapat serta melekat dalam tutur kata dan bahasa.Namun, dalam pembahasan ini dibahas kebenaran epistemologis karena
kebenaran yang lainnya secara inheren akan masuk dalam kategori
kebenaran epistemologis.Teori yang menjelaskan epistemologis adalah sebagai berikut :
1. Teori korespondensi
Menurut teori korespondensi, kebenaran atau keadaan benar itu apabila adakesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat
dengan objek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Dengandemikian, kebenaran epistemologis adalah kemanunggalan antara subjek
dan objek. Pengetahuan ini dikatakan benar apabila didalam kemanunggalanyang sifatnya intrinsik, intensional, dan pasif-aktif terdapat kesesuaian
antara apa yang ada di dalam objek. Hal itu karena puncak dari proses
kognitif manusia terdapat di dalam budi pikiran subjek itu benar sesuaidengan apa yang ada di dalamSuatu proposisi atau pengertian adalah benar apabila terdapat suatu fakta
yang diselaraskannya, yaitu apabila ia menyatakan apa adanya. Kebenaran
itu adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang berselaras dengan realitas,yang serasi dengan situasi aktual.
Dengan demikian, kebenaran dapat didefinisikan sebagai kesetiaan pada
realitas objektif . yaitu, suatu pernyataan yang sesuai dengan fakta atau
sesuatu yang selaras dengan situasi. Kebenaran adalah persesuaian antarapernyataan mengenai fakta dengan fakta aktual: atau antara putusan dengansituasi seputar yang diberi interpretasi.
Mengenai teori korespondensi tentang kebenaran dapat disimpulkan sebagai
berikut :Dua hal yang sudah diketahui sebelumnya, yaitu pernyataan dan kenyataan.
Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian antara pernyatan tentangsesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Sebagaimana contoh dapat
dikemukakan : Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia . pernyataan
ini disebut benar karena kenyataannya Jakarta memang ibukota RepublikIndonesia. Kebenarannta terletak pada hubungan antara pernyataan dengan
kenyataan. Adapun jika dikatakan Bandung adalah ibukota RepublikIndonesia, pernyataan itu salah karena tidak sesuai antara pernyataan dengankenyataan.
Suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu saling
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
21/30
berhubungan dengan proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika arti yang
dikandung oleh proposisi yang saling berhubungan dengan pengalaman kita.
Kepastian mengenai kebenaran sekurang-kurangnya memiliki empatpengertian, dimana satu keyakinan tidak dapat diragukan kebenarannya,
sehingga disebut pengetahuan. Pertama, pengertian yang bersifat psikologis.Kedua, pengertian yang bersifat logis. Ketiga, menyamakan kepastiandengan keyakinan yang tidak dapat dikoreksi. Keempat, pengertian akan
kepastian yang digunakan dalam pembicaraan umum, dimana hal itudiartikan sebagai kepastian yang yang didasarkan pada nalar yang tidak
dapat diragukan atau dianggap salah.
Misalnya jika seseorang mengatakan bahwa, ITB berada di kota Bandung, maka pernyataan tersebut adalah benar, sebab pernyataan itu dengan objekyang bersifat faktual yakni Bandung, memang kota dimana ITB berada.
Apabila ada orang lain yang menyatakan bahwa ITB berada di kota
Medan, maka pernyataan itu adalah tidak benar, sebab tidak terdapat obyekyang dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini, maka secara faktual, ITB
bukan berada di kota Medan, melainkan Bandung.Misalnya lagi, seseorang mengatakan, wah lagi hujan nih! bisa jadi benar,
jika pernyataan itu berhubungan dengan realitasnya. Tapi terkadang maksudpernyataannya lebih kepada sindiran, godaan atau yang bersifat
menyesatkan. Sehingga secara semantik, pernyataan ini dapat menjadi benar
atau salah. Dalam hal ini, yang menjadi tolak ukur kebenarannya, suatupernyataan haruslah objektif (seperti yang sudah dijelaskan tadi, sesuaidengan realitasnya), misalnya, wah lagi hujan nih! memang pernyataan
yang berhubungan dengan cuaca pada saat itu, dan bebas dari pikiran
seseorang. Misalnya pernyataan wah lagi hujan nih! diucapkan sebagaisindiran atas orang yang suka berbicara sambil menyemburkan sedikit liur.
Dua kesukaran utama yang didapatkan dari teori korespondensi adalah: (1)
teori korespondensi memberikan gambaran yang menyesatkan dan yang
terlalu sederhana mengenai bagaimana kita menentukan suatu kebenaranatau kekeliruan dari suatu pernyataan. Bahkan seseorang dapat menolak
pernyataan sebagai sesuatu yang benar didasarkan dari suatu latar belakang
kepercayaannya masing-masing. Misalnya William, si penulis buku
Introduction to Philosophy, dapat mengatakan bahwa pernyataan, wah lagihujan nih! dapat tidak sesuai dengan realitas karena pernyataan tersebut
tidak cocok dengan pernyataan lain yang ia anggap benar, misalnya: jikalagi hujan, dan saya diluar, pasti saya kebasahan.; tetapi nyatanya ia diluar;
dan ia tidak kebasahan. (2) Teori korespondensi bekerja dengan idea,
bahwa dalam mengukur suatu kebenaran kita harus melihat setiappernyataan satu-per-satu, apakah pernyataan tersebut berhubungan dengan
realitasnya atau tidak. Lalu bagaimana jika kita tidak mengetahuirealitasnya? Bagaimanapun hal itu sulit untuk dilakukan.
2. Teori pragmatisme Tentang kebenaran
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
22/30
Teori selanjutnya adalah teori pragmatisme tentang kebenaran. Pragmatisme
berasal dari bahasa yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang dilakukan,
perbuatan, tindakan, sebutan bagi filsafat yang dikembangkan oleh WiliamJames di Amerika Serikat. Menurut filsafat ini benar tidaknya suatu ucapan,
dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatudianggap benar jika mendatangkan manfaat.Menurut teori pragmatisme, suatu kebenaran dan suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalamkehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia
membawa kepada akibat yang memuaskan, apabila ia berlaku dalam praktik,
apabila ia mempunyai nilai praktis. Kebenaran terbukti oleh kegunaannya,oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat praktisnya. Jadi kebenaran ialah apasaja yang berlaku.
Misalnya ada orang yang menyatakan sebuah teori A dalam komunikasi,
dan dengan teori A tersebut dikembangkan teknik B dalam meningkatkanefektivitas komunikasi, maka teori A itu dianggap benar, sebab teori A ini
adalah fungsional atau mempunyai kegunaan.Evaluasi dari pragmatisme: pragmatisme memang benar untuk menegaskan
karakter praktis dari kebenaran, pengetahuan, dan kapasitas kognitifmanusia. Tapi bukan berarti teori ini merupakan teori yang terbaik dari
keseluruhan teori. Untuk sesaat, penganut pragmatis mengatakan bahwa
suatu pernyataan itu benar karena dipercayai sebagai sesuatu yangpragmatik, yang terbuka bagi penganut teori korespondensi. Contohnyatanya adalah peta. Penganut pragmatis akan berkata bahwa peta adalah
gambaran yang akurat mengenai realitas, karena dapat berguna untuk
menunjukkan jalan; sedangkan penganut teori korespondensi berkata bahwakita dapat menggunakan peta untuk menunjukkan jalan karena peta
merupakan gambaran dari realitas.
John H. Randall, Jr dan Justus Buchler memberikan kritik pada teori ini:
bahwa istilah berguna atau fungsional itu sendiri masih samar-samar.Lalu A.C. Ewing juga memberikan kritik bahwa apa yang berlaku bagiseseorang mungkin saja tidak berlaku bagi orang lainnya; bahkan apa yang
berlaku bagi seseorang di waktu tertentu, mungkin saja tidak berlaku bagi
dirinya sendiri di waktu yang lain. Misalnya kepercayaan akan adanyaTuhan.
3. Agama Sebagai Teori Kebenaran
Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Salah satu cara untuk
menemukan suatu kebenaran adalah melalui agama. Agama dengankarakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas segala persoalaan asasi
yang dipertanyakan manusia; baik tentang alam, manusia, maupun tentangtuhan. Kalau ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal,
budi, rasio, dan reason manusia, dalam agama yang dikedepankan adalah
wahyu yang bersumber dari tuhan.
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
23/30
Suatu hal itu dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wayu
sebagai penentu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sangat wajar ketika
Imam al-Ghazali merasa tidak puas dengan penemuan-penemua akalnyadalam mencari suatu kebenaran. Akhirnya al-Ghazali sampai pada
kebenaran yang kemudian dalam tasawuf setelah dia mengalami proses yangpanjang. Tasawuf lah yang menghilangkan keragu-raguan tentang segalasesuatu. Kebenaran menurut agama inilah yang dianggap oleh kaum sufi
sebagai kebenaran multak; yaitu kebenaran yang sudah tidak dapat diganggugugat lagi. Namun al-Ghazali tetap merasa kesulitan menentukan kriteria
kebenaran. Akhirnya kebenaran yang didapat adalah kebenaran sujektif atau
inter-subjektif.
Selain dari teori kebenaran dari epistemologis ada dua teori kebenaran lagi
yaitu:
Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth)Teori koherensi, pada kenyataannya kurang diterima secara luasdibandingkan teori korespondensi. Plato (427-347 S.M.) dan Aristoteles
(384-322 S.M.) mengembangkan teroi koherensi berdasarkan polapemikiran yang dipergunakan Euclid dalam menyusun ilmu ukurnya. Teori
koherensi ini berkembang dengan baik pada abad 19 dibawah pengaruh
Hegel dan diikuti oleh pengikut mazhab idealisme (misal: F.H Bradley).Pandangan idealisme adalah bahwa objek pengetahuan tidaklah berwujudterlepas dari kesadaran tentang objek tersebut (subjektivisme). Bagi
penganut teori koherensi, maka suatu pernyataan dianggap benar bilapernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.Misalnya bila kita menganggap bahwa, semua manusia akan mati. Adalah
sebagai pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa Tamara
Bleszinsky adalah seorang manusia, dan si Tamara Bleszinsky pasti akanmati adalah benar pula, sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan
pernyataan pertama.
Misalnya lagi, seseorang yang berkata, Sundel Bolong telah mengacak-
acak pekerjaan saya!, akan dianggap salah oleh saya karena tidak konsisten
dengan kepercayaan saya.Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan
pembuktian berdasarkan teori koheren. Sistem matematika disusun diatas
beberapa dasar pernyataan yang dianggap benar (aksioma). Denganmempergunakan beberapa aksioma, maka disusun suatu teorema. Dan diatasteorema-lah, maka dikembangkan kaidah-kaidah matematika yang secara
keseluruhan merupakan suatu sistem yang konsisten.Dua kesukaran yang didapatkan dari teori koherensi adalah: (1) Pernyataanyang tidak koheren (melekat satu sama lain) secara otomatis tidak tergolong
kepada suatu kebenaran, namun pernyataan yang koheren juga tidak
otomatis tergolong kepada suatu kebenaran. Misalnya saja diantara
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
24/30
pernyataan anakku mengacak-acak pekerjaanku dan anjingku mengacak-
acak pekerjaanku adalah sesuatu yang sulit untuk diputuskan mana yang
merupakan kebenaran, jika hanya dipertimbangkan dari teori koherensi saja.(2) sama halnya dalam mengecek apakah setiap pernyataan berhubungan
dengan realitasnya, kita juga tidak akan mampu mengecek apakah adakoherensi diantara semua pernyataan yang benar.
Teori Assertibilitas (Assertibillity Theory of Truth)
Teori ini merupakan teori kebenaran yang cukup baru. Menurut teori ini,suatu pernyataan, X, adalah benar jika X itu menegaskan. Jadi, suatu
pernyataan dianggap tegas apabila ada jaminan atau justifikasi.
Sebagian besar orang tidak akan mengucapkan pernyataan, wah lagi hujannih! kecuali ketika memang benar-benar hujan. Secara khusus, kita
menegaskan bahwa hari itu hujan, hanya setelah kita mengecek apakahpernyataan kita berhubungan dengan realitas. Mungkin dalam kasus ini, kitamengeceknya dengan melihat keluar jendela apakah ada hujan atau tidak.
Yang membedakan teori assertibilitas dengan teori korespondensi secarakrusial adalah tuntutan yang lebih jauh dalam mengumpulkan fakta dan
apapun sejenisnya. Keuntungan dari teori ini dibandingkan teori
korespondensi adalah pernyataan yang bersifat relatif, yang bergantung daripengecekan yang dapat kita lakukan. Sedangkan dalam teori korespondensi,kita harus memastikan bahwa pernyataan kita adalah benar.
Kesukaran utama dalam teori ini adalah pernyataan yang benar belum tentupernyataan yang menegaskan, dan sebaliknya. Misalnya manusia dalam era
middle-age menegaskan bahwa bumi itu berbentuk datar dengan melakukanpengecekan bahwa daratan atau jalanan itu datar, namun faktanya, mereka
salah, bahwa bumi itu sebenarnya bulat.
D. PENUTUP
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).Sedangkan Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciritertentu. Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yangmenyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi darikehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan
campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungantimbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.Sehubungan dengan pendapat tersebut bahwa filsafat ilmu merupakan
penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
25/30
mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan
pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk
mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari ArchieJ.Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang
selalu berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Maman, dkk. 2008. Filsafat Ilmu. Semarang: UPT MKU
Universitas Negeri Semarang.www.wikipedia.org/wiki/komunikasi. (diunduh pada 9 maret 2010)www.goggle.com
makalah filsafat ilmu dasarpengetahuan,logika, penalaran
PEMBAHASAN
A . Pengertian Dasar-Dasar Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yg diketahui manusia. Suatu hal yang menjadi
pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui. Karena itu pengetahuan menuntut adanya subjek yang
mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu
yang dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya.[1]
Burhanuddin Salam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Pengetahuan biasa (common sense) yaitu pengetahuan biasa, atau dapat kita pahami bahwa
pengetahuan ini adalah pengetahuan yang karena seseorang memiliki sesuatau karena
menerima secara baik. Orang menyebut sesuatu itu merah karen memang merah, orang
menyebut benda itu panas karena memang benda itu panas dan seterusnya.
2. Pengetahuan Ilmu (science) yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif dan objektif,
seperti ilmu alam dan sebagainya.
3. Pengetahuan Filsafat, yakni ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dankedalaman kajian tentang sesuatu.
4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya didapat dari Tuhan lewat para utusan-
Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.Jadi
perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu manusia untuk memahami suatu objek tertentu, sedangkan ilmu (science) adalah
pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.[2]
B. Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-dasar pengetahuan sebagai langkah menuju kepahaman yang lebih sistematis
dan komprehensif. Di dalam dasar pengetahuan tersebut akan di bahas beberapa term yang
http://www.goggle.com/http://www.goggle.com/http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn1http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn1http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn2http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn2http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn2http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn1http://www.goggle.com/5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
26/30
berkaitan dengan pengetahuan itu sendiri. Sehingga mampu memahami unsur-unsur yang
dapat membantu manusia untuk memiliki pengetahuan dalam hidupnya[3].
Adapun cara yang mendasari dan yang dapat di gunakan untuk
mendapatkan/memahami pengetahuan antara lain:
Pengalaman Ingatan
Kesaksian
Minat dan rasa ingin tahu
Pikiran dan penalaran
Logika Bahasa kebutuhan hidup manusia
C. Konsep Penalaran Dan Konsep Logika
a. penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yangberupa pengetahuan[4]. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah tentang
asas-asas pemikiran seperti.
Principium Identitas, atau disebut dengan asas kesamaan.
Principium Countradictionis.asas ini biasa di sebut dengan asas pertentangan.
Principium Tertii Exclusif, yang asas ini sering disebut sebagai asas tidak adanya
kemungkinan ketiga.
Kemudian ciri-ciri penalaran menurut (Jujun.S.,2003:42) membagi dalam dua pola
sebagai berikut:
1. Adanaya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Maksudnya penalaran
merupakan suatu proses berfikir logis dalam artian kegiatan berfikir menurut suatu pola
tertentu, atau logika tertentu.
2. Bersifat analitik dari proses berpikirnya. Artinya penalaran merupakan suatu kegiatan
analisis yang memepergunakan logika ilmiah.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat kita katakana bahwa tidak semua
kegiatanberpikir bersifat logis dan analitik. Atau dapat disimpulkan cara berpikir yang tidak
termasuk penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik.dengan demikian maka kita dapat
membedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan berpikir yang bukan
berdasarkan penalaran.
b. Logika
Logika merupakan cabang-cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran
kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat,dan sehat.
Menurut (The Liang Gie.2000:21) logika adalah bidang pengetahuan yang
mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (corret reasoning), agar
pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses
berpikir itu harus di katakana suatu cara tertentu. Dan caraa tertentu itu di sebut logika.
Dimana logika dapat didefinisikan pengkajian berpikir secara shahih.
Ada dua macam logika diantaranya :
1. Logika induktif
Logika induktif yaitu penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang
bersifat khusus.
Contoh :Kambing mempunyai mata
http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn3http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn4http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn4http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn35/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
27/30
Gajah mempunyai mata
Kucing memepunyai mata
Burung memepunyai mata
Dari kenyataan-kenyataan ini dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum yakni
semua binatang itu mempunyai mata.
2. Logika deduktifLogika deduktif adalah cara berpikir dimana penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dan
kasus yang bersifat umum.
Contoh :
Semua logam di panasi memuai, seng termasuk logam, jadi seng dipanasi pasti memuai.
Dalam contoh tersebut semua logam dipanasi memuai adalah pernyataan yang
bersifat umum, jadi kesimpulannya semua logam termasuk seng jika di panasi pasti memuai.
D. Sumber Pengetahuan
a. Definisi dan jenis pengetahuan
Secara etimolagi pengetahuan yang dalam bahasa inngris yaitu knowledgeadalahkepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi.
Menurut Drs. Sidi Gazaliba, pengetahuan adalah apa yang di ketahui atau hasil dari pekerjaan
tahu. Maksud pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf mengerti dan
pandai. Jadi semua pengetahuan itu adalah milik dari isi pikiran dan pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Loren Bagus dalam kamus filsafat menjelaskan bahwa pengetahuan adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam arti luas
pengetahuan berarti semua kehadiaran internasional objek dalam subjek. Tetapi dalam arti
sempit dan berbeda dengan imajenasi atau pemikiran belaka, pengetahuan berarti putusan
yang benar dan pasti (kebenaran,kepastian).
Dari beberapa pengertian tentang pengetahuan diatas. Dari berbagai aspek dan sudut
pandangnya. Ada juga yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah kebenaran dan
kebenaran adalah pengetahuan, Maka pastilah dalam kehidupan manusia terdapat
pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin salam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan
yang diperoleh manusia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. pengetahuan biasa (common sense) yaitu pengetahuan biasa, atau dapa kita pahami bahwa
pengetahuan ini adalah pengetahuan yang karena seseorang memiliki sesuatu karenamenerima secara baik. Contoh menyebut sesuatu itu merah karena memeng merah.
2. pengetahuan ilmu (secience) yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif dan objektif.
Seperti ilmu alam dan sebagainya.
3. pengetahuan filsafat, yakni ilmu pengetahuan yang di peroleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif.
4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya didapat dari Tuhan lewat para utusan-
Nya. Yaitu pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
28/30
Jadi perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika pengetahuan (knowledge)
adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Sedangkan ilmu (science)
adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.
b. Sumber jenis pengetahuanSemua orang mengakui memiliki pengetahuan. Namun dari mana pengetahuan itu
diperoleh atau lewat apa pengetahuan itu di dapat. Dari sana timbul pertanyaan bagaimana
kita memperoleh pengetahuan atau dari mana sumber pengetahuan didapat. Sebelum
membahas sumber pengetahuan, terlebih dahulu mengetahui tentang hakikat pengetahuan.
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental. Mengetahui sesuatu adalah
menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta
yang ada diluar akal.[5]
Kemudian, pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama, mendasaran diri pada rasional dan
mendasarkan diri pada fakta. Disamping itu adanya intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan
pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, seperti orang yang
sedang terpusat pemikiranya pada suatu masalah tiba-tiba menemukan jawabannya.[6]
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
1. Realisme
Teori ini memepunyai pandangan realities terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme
adalah gambaran atau copy yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nayata (dari fakta
atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah copy dari yang asli
yang ada diluar akal. Hal ini tidak ubahnya seprti gambaran yang terapat dalam foto. Dengan
demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuaidengan kenyataan.
2. Idealisme
Idealisme adalah menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-
benar sesuai dengan kenyataan, dan yang demikian itu adalah mustahil. Karena
pengetahuan adalah prses-proses mental atau proses psikologis yang brsifat subjektif.
Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif
dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Dan juga pengetahuan itu didapat
berdasarkan pengalaman, karena tidak akan mungkin adanya pengetahuan terjadi
tanpa adanya pengalaman. Maka Dengan demikian pengetahuan ini bertumpu pada
kenyataan objektif.
Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers
dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis mengemukakan ada enam
hal, yaitu sebagai berikut.
1. Pengalaman Indra (sense experience).
2. Nalar (reason).
3. Otoritas (authority).
4. Intuisi (intuition).
5. Wahyu (revalation).6. Keyakinan (faith). (Abbas Hamami M., 1982, hlm.16).[7]
http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn5http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn5http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftn55/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
29/30
PENUTUP
A . Kesimpulan
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yg diketahui manusia.Suatu hal yang
menjadi pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui sertakesadaran mengenai hal yang ingin diketahui.
Burhanuddin Salam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Pengetahuan biasa (common sense)
2. Pengetahuan ilmu (science)
3. Pengetahuan filsafat
4. Pengetahuan agama
Dasar-dasar pengetahuan sebagai langkah menuju kepahaman yang lebih sistematis
dan komprehensif.
Adapun cara yang mendasari dan yang dapat di gunakan untuk
mendapatkan/memahami pengetahuan antara lain.
Pengalaman, Ingatan, Kesaksian, Minat dan rasa ingin tahu, Pikiran dan penalaran, Logika,
serta Bahasa kebutuhan hidup manusia.
Konsep penalaran dan konsep logika
Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Dan logika merupakan bidang pengetahuan yang mempelejari segenap
asas, aturan, dan tatacara penalaran yang betul (corret reasoning).
Sumber pengetahuan secara garis besar terbagi menjadi dua kelompok, yakni: Definisi dan jenis pengetahuan
Sumber dan jenis pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Drs . Surajio. Filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia. Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: Bumi
Aksara,2010
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, cet. XVI, Jakarta : Sinar
Harapan, 2003.
Online:(http://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.html.Diakses
tanggal 9 maret 2013).
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, cet. I, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006.
www.wikipedia.org/wiki/komunikasi. (diunduh pada 9 maret 2013)
www.goggle.com
http://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.html5/20/2018 Dasar Dasar Pengetahuan
30/30
[1]Drs . Surajio. Filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia. Ed. 1, Cet. 5. Jakarta:
Bumi Aksara,2010[2]Jujun .S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, cet. XVI, Jakarta : Sinar Harapan, 2003.
[3]Online:(http://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.html.Diakses tanggal 9 maret 2013)[4]Jujun . S. Filsafat Ilmu sebuah pengantar popular.Jakarta : pustaka sinarharapan.2003[5]Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, cet. I, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006.[6] www.wikipedia.org/wiki/komunikasi. (diunduh pada 9 maret 2013)
www.goggle.com
[7]Drs . Surajio. Filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia. Ed. 1, Cet. 5. Jakarta:Bumi Aksara,2010
http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref1http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref1http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref2http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref2http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref3http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref3http://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref4http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref4http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref5http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref5http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref7http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref6http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref5http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref4http://darul-ulum.blogspot.com/2008/05/dasar-dasar-pengetahuan.htmlhttp://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref3http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref2http://c/Users/Public/Documents/Tugas%20Semester%20II/makalah%20filsafat%20ilmu%20II.docx%23_ftnref1