1. Pengetahuan Dasar Pembangkit
-
Upload
cesillia-mardilla -
Category
Documents
-
view
209 -
download
25
Transcript of 1. Pengetahuan Dasar Pembangkit
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
BAB I
PENGETAHUAN DASAR UNIT PEMBANGKIT
I Jenis Pembangkit
1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU)
Merupakan tipe pembangkit yang menggunakan tekanan uap untuk menggerakkan turbin.
Gambar 1.1 Skema PLTU
Prinsip Kerja PLTU :
Bahan bakar batubara dimasukkan ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar
seperti gas untuk mengubah air menjadi uap. Air yang telah dipanaskan oleh ekonomiser akan
menjadi uap dan ditampung ke main drum. Selanjutnya uap air masuk ke super heater untuk dirubah
menjadi uap kering. Kemudian uap kering dialirkan ke turbin dan akan menghantam sudu-sudu
turbin hingga turbin berputar. Saat turbin berputar Rotor generator ikut berputar, sehingga akan
terbentuk aliran listrik di stator generator.
1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(PLTP)
PLTP menggunakan uap air yang berasal dari panas bumi untuk menggerakkan turbin. Uap air
bertekan berasal dari dalm perut bumi, akibat adanya batuan magma yang memanaskan lapisan air
yang ada diatasnya.
Prinsip Kerja PLTP :
Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header (1). Selanjutnya
melalui flow meter (2) dialirkan ke separator (3) dan demister (4). Uap yang telah bersih itu
1
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
dialirkan melalui main steam valve/electric control valve/governor valve (5) menuju ke turbine (6).
Di dalam turbine, uap tersebut berfungsi untuk memutar double flow condensing yang dikopel
dengan generator (7). Arus listrik dari generator kemudian dihubungkan dengan main transformer.
Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas condenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-nozzle. Untuk menjaga pasokan
air tanah, uap yang telah menjadi air diinjeksikan kembali kedalam tanah.
Gambar 1.2 Skema PLTP
1.3 Pembangkit Listrik Tenaga Gas(PLTG)
Merupakan tipe pembangkit lisrik yang menggunakan gas alam untuk menggerakkan turbin.
Gambar 1.3 Skema PLTG
Prinsip Kerja PLTG :
2
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Bahan gas alam (natural gas) yang disupply dari ARCO Station (langsung dimasukkan ke dalam
ruang bakar/ Combustion Chamber bersama-sama dengan udara yang disupply dari Main
Compressor setelah terlebih dahulu melalui saringan udara/Air Filter. Maka akan menghasilkan gas
panas yang selanjutnya akan dimasukkan langsung ke dalam Turbin Gas yang dikopel dengan
generator. Gas bekas yang telah melalui turbin gas tadi, apabila tidak dipakai (open cycle) akan
langsung dibuang keluar melalui katup, tetapi bila dipakai lagi (closed cycle) akan dimasukkan
kembali melalui katup ke dalam Heat Recovery Steam Generator HRSG.
1.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap(PLTGU)
PLTGU memiliki dua buah turbin, turbin yang pertama digerakkan dengan gas alam. Turbin
kedua digerakkan dengan uap air yang dihasilkan dari pemanasan menggunakan sisa gas buang dari
turbin pertama.
Gambar 1.4 Skema PLTGU
Prinsip Kerja PLTU :
Gas bekas yang keluar dari turbin pertama dimanfaatkan lagi setelah terlebih dahulu diatur oleh
Selector Valve untuk dimasukkan ke dalam Boiler/HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang
memiliki Drum. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar Turbin uap agar menghasilkan tenaga
listrik pada Generator. Uap bekas dari turbin tadi diembunkan lagi di Condensor kemudian Air
3
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Condensate dipompa oleh Condensate Pump, selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam Deaerator dan
oleh Feed Water Pump (18) dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan.
1.5 Pembangkit Listrik Tenga Disel(PLTD)
PLTD merupakan tipe pembangkit yang menggunakan mesin disel untuk menggerakkan turbin.
Gambar 1.5 Skema PLTD
Prinsip Kerja PLTD :
Udara dan bahan bakar kemudian dihisap untuk dimanfaatkan, langkah ini disebut Langkah Isap,
yaitu gerakan Torak dari TMA ke TMB, sedangkan langkah kompresi (pemampatan udara) yaitu
gerakan Torak dari TMB ke TMA. Proses penyalaan (bahan bakar dan udara) dimulai dan saat
Torak masih diposisi TMA terjadi proses pembakaran. Setelah itu Torak akan bergerak dari TMA ke
TMB, gerakan ini disebut langkah usaha/ ekspansi. Gas sisa pembakaran dibuang keluar setelah
Torak bergerak dari TMB ke TMA Keempat langkah Torak akan menghasilkan 2 putaran pada
rotor/ poros engkol yang melalui sistem kopling memutar rotor elektro-magnet generator sehingga
medan magnet di dalam kumparan kawat berotasi dan menimbulkan listrik.
1.6 Pembangkit Listrik Tenga Nuklir(PLTN)
2 Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu : air
diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin
yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan
generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik
konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti :
batu bara, minyak dan gas. Sedangkan pada PLTN panas yang akan digunakan untuk
menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam
reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disalurkan secara terus
menerus selama PLTN beroperasi. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin
4
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
sehingga dihasilkan energi gerak (kinetik). Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai
untuk memutar generator sehingga dihasilkan arus listrik.
Gambar 1.6 Skema PLTN
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA)
PLTA merupkan salah satu tipe pembangkit yang ramah lingkungan, karena menggunakan air
sebagai energi primernya. Energi primer air dengan ketinngian tertentu digunakan untuk
menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator.
Gambar 1.7 Skema PLTA
2. Aliran (Fluida)
Fluida(zat alir) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat
digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dam dinamis. Berdasarkan sifat alirannya terdapat
tiga jenis fluida yaitu, lminer, transisi dan turbulen. Pada aliran luminer, aliran fluida mengalir
tenang tanpa diiringi oleh pusaran(vortek) mesipun terdapat gangguan disepanjang aliran fluida.
Sebaliknya, pada aliran turbulen, aliran fluida bersifat chaos(terlihat tak beraturan) yang dicirikan
5
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
dengan keberadaan pusaran(vortek) fluida. Kondisi transisi merupakan daerah peralihan antara
laminer dan turbulen, daerah ini merupakan wilayah aliran ,yang tidak stabil sehingga sering
digambarkan sebagai garis putus-putus da;am diagram aliran fluida. Cepat aliran(Q) adalah volume
fluida yang dipindahkan tiap satuan waktu.
.......................................................................................................................................(1)
.........................................................................................................................(2)
Dimana :
A : Luas Penampang yang dilalui Fluida
v : Kecepatan Fluida
3. Prinsip PLTA dan Konversi Energi
3.1 Energi
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat muncul
dalam berbagai bentuk :
a. Energi Potensial.
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh tempat atau
kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam karena benda
yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi.
Contoh misalnya seperti buah kelapa yang siap jatuh dari pohonnya, cicak di plafon rumah, dan
lain sebagainya
Besarnya energi potensial dapat dihitung dengan rumus :
..............................................................................................................................(3)
Dimana :
Ep : Energi Potensial
m : Massa (kg)
g : Gravitasi (9.8 kg/ m2)
b. Energi Kinetik.
Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya. Jadai
Setiap benda yang bergerak pasti memiliki energi kinetik..
Contoh : Sebuah mobil yang bergerak mempunyai energi kinetik.
...............................................................................................................................(4)
6
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Dimana
Ek: Energi Kinetik
m : Massa (kg)
v : Kecepatan (m/s)
c. Energi Panas.
Energi panas berasal dari radiasi matahari. Energi panas juga dihasilkan dari konversi
energi lain seperti : reaksi kimia, gesekan, kompresi, benturan dan sebagianya.
d. Energi Cahaya.
Energi cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat dilihat seperti sinar matahari,
api, lampu dan sebagainya.
e. Energi Suara.
Energi suara berasal dari getaran molekul - molekul udara. Getaran tersebut dapat
dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Energi suara dapat dirasakan oleh telinga
manusia akibat adanya getaran dari udara sekeliling.
f. Energi Listrik.
Energi listrik merupakan arus listrik yang dibawa oleh elektron - elektron yang mengalir pada
penghantar dalam rangkaian listrik.
Besarnaya nilai energi listrik sesuai dengan persamaan :
................................................................................................................................(5)
Dimana ;
V : Tegangan(Volt)
I : Arus(ampere)
t : Waktu(s)
3.2 Hukum Kekekalan
Hukum kekekalan energi (Hukum Termodinamika I) menyatakan bahwa:
“Energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk energi
yang satu ke bentuk energi yang lain.”
Besarnya perubahan energi (menjadi energi mekanis) tergantung dari besarnya energi potensial dan
energi kinetik. Rumus atau persamaan mekanik (berhubungan dengan hukum kekekalan energi) :
.....................................................................................................................................(6)
7
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Dimana :
Em : energi mekanik
Ep : energi potensial
Ek : energi kinetik
T : Torsi
: Sudut Putar
T : Waktu
3.3 Konversi Energi PLTA
Proses perubahan energi potensial yang dikandung air menjadi energi listrik mengalami
beberapa proses. Air bendungan yang berada di elevasi tinggi menyimpan energi potensial yang
besar. Pada saat air dari bendungan mengalir ke elevasi yang sangat rendah, maka gaya gravitasi
merubah energi potensial air menjadi energi kinetik. Energi kinetik dari aliran air tersebut akan
mendorong sudu-sudu turbin sehingga timbul energi mekanis akibat adanya pergerakan turbin.
Turbin dan generator berada pada satu poros, sehingga saat turbin berputar maka generator juga
akan berputar. Medan magnet yang telah terbentuk pada rotor akan memotong kumparan pada
stator. Pergerakan dari medan magnet tersebut akan membangkitkan arus listrik pada stator.
Gambar 3.1 Skema konversi energi PLTA
4. Bendungan
Bendungan atau DAM merupakan bangunan yang digunakan untuk menahan laju air agar
terkumpul menjadi waduk. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke pusat pembangkit
Listrik Tenaga Air. Kebanyakan DAM dilengkapi dengan spylway yang digunakan untuk
membuang air limpas. Berdasarkan bahan baku konstruksinya, bendungan terdiri dari berbagai jenis
yaitu :
1. Bendungan Beton
8
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
a. Bendungan Gravitasi
b. Bendungan Busur
c. Bendungan Rongga
2. Bendungan Urugan
a. Bendungan Urugan Batu
b. Bendungan Tanah
3. Bendungan Kerangka Baja
4. Bendungan Kayu
5. Turbin
Turbin merupakan salah satu komponen utama PLTA. Turbin berfungsi untuk merubah energi
kinetik air menjadi energi gerak atau mekanik. Air yang digunakan untuk menggerakkan turbin
memiliki head yang berbeda-beda, untuk itu turbin didesain sesuai karakteristik dan jumlah air yang
tersedia dengan tujuan didapatkan efisiensi turbin maximum. Berikut ini merupakan beberapa jenis
turbin yang sering digunakan pada PLTA.
a. Turbin Pelton, digunakan jika aliran air yang tersedia kecil dengan head yang tinggi diatas
300 m. Teknik perubahan energi potensial menjadi energi mekanik pada roda turbin
dilakukan melalui proses impuls, sehingga turbin Pelton sering disebut sebagai turbin
Impuls.
Gambar 5.1 Tubin Tipe Pelton
b. Turbin Francis, digunakan jika aliran air yang tersedia besar dengan head yang tinggi sampai
menegah, yaitu antara 20-400 m. Teknik perubahan energi potensial menjadi energi mekanik
pada roda turbin dilakukan melalui proses reaksi, sehingga turbin Francis sering disebut
sebagai turbin Reaksi. Bagian turbin yang berputar saat terkena aliran air disebut ‘runner’.
Runner dikelilingi oleh guide vanes untuk mengatur jumlah air yang masuk.
9
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Gambar 5.2 Tubin Tipe Fracis
c. Turbin Kaplan, digunakan jika head rendah. Dengan turbin ini, sudut blade dapat disesuaikan
dengan aliran. Teknik perubahan energi potensial menjadi energi mekanik pada roda turbin
dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air.
Gambar 5.3 Tubin Tipe Kaplan
6. Generator
Generator merupakan peralatan yang digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Generator memilik dua bagian yairu stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang diam,
sedangkan rotor bagian yang bergerak. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan
dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar.
Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati "coil"
10
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa
menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan
persamaan:
................................................................................................................................(7)
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi system
sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
b. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik
yang bisa dihasilkan oleh pembangkit
c. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari besi
yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul
magnet dari rotor.
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga agar
beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan
mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai
kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Jenis biasa - thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
2. Jenis Payung (Umbrella Generator) - thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan
dibawah rotor.
3. Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi guide dan thrust bearing
diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
4. Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah coupling.
11
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Gambar 5.4 Jenis-jenis Generator
7. PLTA Saguling dan Komponen Utamanya
PLTA Saguling mulai beroperasi sejak tahun 1985. Terdiri dari 4 unit, dimana masing-masing
unit mampu menghasilkan listrik sebesar 175 MW, sehingga total listrik yang bisa dibangkitkan
oleh PLTA Saguling adalah 700 MW. Turbin yang digunakan adalah turbin Francis poros tegak.
Komponen Utama PLTA Saguling
1. Waduk (Reservoir)
Muka Air Saat Banjir (FWL) : 645 m
Muka Air Maksimum(HWL) : 643,00 m
Muka Air Minimum(LWL) : 623,00 m
Luas Daerah Waduk : 54.3 Km2
Kapasitas Isi Waduk Seluruhnya (pada FWL 645.0 m) : 982,4 x 106 m3
Isi Efktif Unutuk Pembangkitan Listrik : 609,3 x 106 m3
2. Bendungan (DAM)
Tipe : Urugan batu dengan inti kedap air
Tinggi : 99,00 m
Panjang Puncak : 301,3 m
Isi Tubuh Bendungan : 2,730 x 106 m3
3. Saluran Pelimpah (Spillway) :
Tipe : Pelimpah samping
Kapasitas : 2.400 m3/det.
12
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Pintu : 3 buah @ lebar 10 m x tinggi 8.3 m
4. Bangunan Pengambil Air (Intake)
Tipe : Menara
Lebar : 50 m
Panjang : 29 m
Tinggi : 48 m
Kapasitas air masuk (Maks.) : 224 m3/det.
Pintu : 2 buah @ lebar 5,8 m x tinggi 5,8 m
5. Saluran/Terowongan air (Tunel) :
Tipe : Terowongan tekan berpenampang
bulat
Jumlah : 2 buah
Diameter : @ 5,80 m
Panjang : 4.689,74 m
6. Tangki Pendatar (Surge Tank) :
Tipe : Differensial, dengan penampang
bulat
Diameter Bagian dalam : 12 m
Tinggi No. 1 : 89,1 m
Tinggi No. 2 : 84,1 m
7. Pipa Pesat (Penstock) :
Tipe : Differensial, dengan penampang
bulat
Diameter : 4,30 - 2,83 m
Panjang No. 1 : 1.868 m
Panjang No. 2 : 1.768 m
8. Gedung Pusat Pembangkit (Power House) :
Type : Semi bawah tanah (2 lantai diatas
tanah, 5 lantai dibawah tanah).
Ukuran: Panjang : 104,4 m
13
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
Lebar : 32,5 m
Tinggi : 42,5 m
9. Turbin
Tipe : Francis dengan Poros Vertical
Output : 4 x 178,8 MW
Putaran : 333 Rpm
Head Efektif : Max 363,6 m
Debit Air : @ max 56 m3/det.
10. Generator
Tipe : Setengah Payung, 3 Phase,
Synchronous
Kapasitas : 4 x 206,1 MVA
Putaran : 333 Rpm
Tegangan : 16,5 KV
Frekuensi : 50 Hz
11. Trafo Utama
Tipe : 3 phase spesial, OFAF, pasangan
luar
Kapasitas : 2 x 412,2 MWA
Tegangan : 16,5 KV/ 525 K
8. Hasil Keluaran Turbin Dan Generator PLTA Saguling
Jumlah energi listrik yang bisa dihasilkan oleh suatu PLTA tergantung pada ketinggian air
jatuh dan debit air yang tersedia. Berikut ini data ketinggian air jatuh di PLTA Saguling:
1. Reservoir Water Level
High water level : El 643.0 m
Design water level : El 636.3 m
Low water level : El 623.0 m
Effective depth : 20 m
2. Tailrace Water Level
4 units running : El 252.2 m
14
Pengetahuan Dasar Unit Pembangkit
1 units running : El 251.0 m
3. Static Head
Max gross head : 390.8 m (643 m – 252.2m)
Design gross head : 384.1 m (636.3 m – 252.2 m)
Min gross head : 370.8 m (623 m – 252.2 m)
4. Waterway Head Loss : 28.4 m (2 unit setiap penstock
masing-masing beroperasi dengan kecepatan 56 m3/sec)
5. Net Head
Max net head : 363.6 m (390.8 m – 27.2m)
Design net head : 355.7 m (384.1 m – 28.4 m)
Min net head : 343.4 m (370.8 m – 27.4 m)
Dari data tersebut bisa diketahui nilai keluaran dari turbin berdasarkan persamaan:
............................................................................................................................(8)
Dimana:
PT : turbin output
Q : max discharge/unit (56 m3/unit)
H : design net head (355.7 m)
ηT : turbin efficiency (91.6%)
Sehingga nilai keluaran dari turbin sebesar 178810 KW ≈ 178800 KW
Sedangkan keluaran dari generator bisa diketahui berdasarkan persamaan:
......................................................................................................................................(9)
Dimana:
PG : generator output
PT : turbin output
ηG : generator efficiency (98%)
Sehingga nilai keluaran dari generator sebesar 175200 KW
15