DAMPAK BULLYING TERHADAP PERILAKU SISWA STUDI DI
SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI KECAMATAN JAMBI LUAR
KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
dalam Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh
DEFRI AGUSTI
UB 160207
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
يو وٱلذ ٱلهؤننتوٱلهؤنيييؤذون نا ةغي ٱكتصتوا فقد بهتياٱحتهلواتييا ٥٨وإثهان
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan,
tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya, mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata”
QS. AL-Ahzab:58
vi
PERSEMBAHAN
Yang pertama kalinya, tidak lupa pula saya panjatkan rasa puji dan syukur
kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Yaitu Allah SWT yang telah menciptakan alam
semesta beserta isinya.
Selanjutnya sholawat beserta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah, yaitu zaman yang penuh
dengan kebodohan menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang dapat
kita rasakan seperti saat sekarng ini.
Seiring dengan do‟a dan butiran air mata yang jatuh kebumi, rasa sedih
bercampur bahagia yang telah menyelimuti hati sanubari. Saya dapat menyelesaikan
karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang saya buat. Serta saya ucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua saya yaitu ayah (Purwadi) ibu (Sukaisih), adik saya (Neza
Aprizha) dan juga keluarga saya yang lain yang telah banyak memberikan saya
semangat beserta dukungan kepada saya.
Saya ucapkan ribuan terima kasih juga kepada bapak dosen pembimbing I dan
II memberi masukan untuk membimbing penulisan skripsi ini, dan kepada bapak
ketua jurusan, sekretaris jurusan, beserta seluruh dosen Bimbingan dan Penyuluhan
Islam.
Dalam hal ini juga saya ucapkan terima kasih kepada Tira Paroga, Era Gustina,
Ahmad Suhdi Al Fijri, Surya Indra Gunawan, Nazaruddin Habibie, Asep Mahdani,
Barokatun Nikmah, Abdul Karim, Dina Fitriani, Haryati dan seluruhkawan-kawan
KUKERTA posko38 Desa Mangun Jayo Kecamatan Muko-muko Bathin VII Bungo,
serta kawan-kawan PPL di KUA Kecamatan Pelayangan Kota Jambi tahun 2019.
Selanjutnya buat sahabat-sahabat sejatiku yakni sahabat-sahabat lokal BPI/A
kalian semua sahabat terbaik dalam hidupku, danterima kasih buat semuanya.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi yaitu maraknya
kasus bullying yang terjadi pada anak-anak terutama pada lingkungan sekolah. Hal ini
ditambah lagi dengan pengamatan peneliti yang mendapati siswa yang melakukan
bullying baik itu terhadap temannya ataupun dari kakak tingkat terhadap adik tingkat
di SMP Negeri 1 Muaro Jambi.
Kurangnya pengetahuan dan sosialisasi yang dilakukan baik itu dari sekolah
ataupun orang tua menyebabkan banyak dari siswa-siwa yang tidak mengetahu
seberapa bahayanya bullying ini apabila dilakukan secara terus menerus tanpa ada
penanganan yang serius. Hal ini ditambah lagi dengan mudahnya siswa mengakses
dunia luar yang menyebabkan banyak siswa menerima informasi-informasi baru
tanpa bisa memilih-milih lagi mana yang baik dan yang buruk. Selain itu kurang
beraninya korban dari bullying ini untuk melapor juga menambah merajalelanya
kasus bullying yang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi.
Peneliti mengemukakan dalam penelitian ini bahwa dampak dari bullying ini
terbagi menjadi dua, yaitu dapat menyebabkan siswa yang menjadi korban bullying
ini sulit untuk melakukan interaksi terhadap lingkungannya. Ini disebabkan adanya
trauma yang masih membekas dan menyebabkan korban untuk semakin hati-hati lagi
dalam memilih lingkungan ataupun teman bermain. Dalam hal lain bullying ini jika
tidak ditangani dengan tepat bisa membuat siswa yang menjadi pelaku bullying akan
semakin merasa dirinya hebat dan kuat. Apalagi jika selama pelaku ini melakukan
bullying semua korbannya tidak ada yang berani untuk melapor. Dalam penanganan
terhadap perilaku bullying ini bisa dibilang sudah maksimal akan tetapi masih ada
kendala yang dihadapi. Akhirnya peneliti merekomendasi kepada SMP Negeri 1
Muaro Jambi untuk selalu memantau segala aktifitas yang dilakukan oleh siswanya
melalui pendekatan yang dilakukan oleh bapak dan ibu guru. Selain itu sekolah juga
harus selalu siap dan tanggap dalam mengahadapi setiap masalah yang dihadapi oleh
siswa agar jika terjadi kasus bullying siswa tidak segan untuk langsung
melaporkannya kepada guru.
Kata kunci: Bullying, perilaku, siswa
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan Semesta alam, shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, parasahabat,
keluarga dan seluruh pengikutnya.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya skripsi yang berjudul “Dampak
bullying terhadap perilaku siswa studi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi
ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas akhir yang menjadi salah satu syarat
pada Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Prodi Bimbingan
dan Penyuluhan Islam.
Dalam penyusunan tulisan ini tentu banyak pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung sehingga terselesaikannya skripsi ini, karena tanpa
bantuan dan kerjasama, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan. Maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada-kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA, Ph.D. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Rofiqo Ferawati, SE, M.E.I sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik dan
Pengembangan Pendidikan, Bapak DR. As‟adIsma, M.Pd sebagai Wakil Rektor II
Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan bapak Dr. Bahrul
Ulum, S.Ag, M.A sebagai Wakil Rekor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja
Sama UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. Zulqarnain, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc, M.A.Hum selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kelembagaan FakultasDakwah UIN STS Jambi
5. Bapak Arfan Aziz, Ph.D selaku wakil dekan bidang administrasi umum, akutansi
dan keuangan fakultas dakwah UIN STS Jambi
6. Bapak Dr. Samin Batu bara, M.HI selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerja Sama Fakultas Dakwah UIN STS Jambi
7. Bapak Dr. Saminbatubara, M.HI selaku pembimbing I dan IbuNeneng Hasanah,
M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah membantu dan membimbing dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Saripuddin selaku Pembimbing Akademik
9. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku ketua prodi Bimbingan dan Penyuluhan
Islam (BPI)
10. Kepala perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan serta Kepala
Perpustakaan Daerah Jambi.
ix
11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam NegeriSulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
12. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Prodi Bimbingan dan Penyuluhan
Islam (BPI)
Penyusun menyadari bahwa kekeliruan akan sangat mungkin terjadi dalam
penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan khususnya bagi Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
UIN STS Jambi.
Jambi, 23 April 2020
Penyusun
Defri Agusti
Nim. UB160207
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................................... 6
D. Tujuan Penulisan ......................................................................... 6
E. Kerangkateori .............................................................................. 7
F. Metode Penelitian ........................................................................ 12
G. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 13
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 14
I. PemeriksaanKeabsahan Data ...................................................... 15
J. Studi Relevan .............................................................................. 17
BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI A. SejarahSMP Negeri 1 Muaro Jambi ............................................ 20
B. GeografisSMP Negeri 1 Muaro Jambi ........................................ 21
C. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Muaro Jambi ....................... 23
D. Kondisi Umum tentang SMP Negeri 1 Muaro Jambi ................. 30
E. Penerapan Disiplin SMP Negeri 1 Muaro Jambi ........................ 38
BAB III BENTUK BULLYING DAN DAMPAKNYA
A. Persepsi tentang Bullying ............................................................ 40
B. Bentuk-Bentuk Bullying .............................................................. 46
C. Pihak yang Terlibat Dalam Bullying ........................................... 47
D. Dampak dari Bullying.................................................................. 51
BAB IV PENANGANAN TERHADAP KORBAN BULLYING
A. Solusi terhadap Kasus Bullying ................................................... 55
B. Penanganan yang dilakukan oleh Guru ....................................... 59
xi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 60
B. Implementasi penelitian .............................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
CURRICULUM VITAE
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
Daftar Tabel
2.1 Struktur Organisasi Sekolah ..................................................................... 24
2.2 Tugas Dan Peran Guru ............................................................................. 25
2.3 Jumlah Guru Smp Negeri 1 Muaro Jambi................................................ 31
2.4 Jumlah Guru BK Smp Negeri 1 Muaro Jambi ......................................... 35
2.5 Jumlah Siswa Smp Negeri 1 Muaro Jambi .............................................. 36
2.6 Jumlah Siswa Menurut Agama ................................................................ 36
2.7 Pekerjaan Orang Tua Siswa ..................................................................... 37
2.8 Jumalah Sarana Dan Prasarana ................................................................ 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sosial manusia terdiri atas beberapa fase dan tingkatan. Pada saat
lahir, manusia sebagai individu tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga.
Setiap hari, ia melakukan kontak dan interaksi dengan keluarga terutama orang tua.
Pada fase ini, bayi ditanamkan nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya.
Bertumbuh dewasa dan menjadi remaja, manusia sebagai individu mulai
mengenal lingkungan yang lebih luas daripada keluarga. Sosialisasi yang dialami
individu mulai bertambah luas. Individu mulai berinteraksi dengan teman sebayanya.
Hal ini membuat keterampilan sosial individu makin meningkat. Jika nilai-nilai yang
ditanamkan oleh kedua orang tuanya diserap dengan baik, maka keterampilan sosial
yang dimiliki oleh individu tersebut bisa menjadi lebih baik. Hal itu disebabkan
karena manusia tumbuh dan berkembang dari fase ke fase tanpa meninggalkan apa
yang telah ia pelajari dari fase sebelumnya. Sebaliknya, apabila sosialisasi nilai-nilai
yang ditanamkan keluarga kurang terserap oleh anak, maka bisa jadi perkembangan
perilaku dan psikososialnya terhambat. Akibatnya, remaja mulai menunjukkan gejala-
gejala patologis seperti kenakalan dan perilaku-perilaku beresiko lainnya, salah
satunya adalah bullying.
Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh orang lain secara
terus menerus atau berulang. Tindakan ini kerap kali menyebabkan korban tidak
berdaya, teluka secara fisik maupun mental. Dalam aspek etimologi bully atau dalam
bahasa Indonesia kerap digunakan dengan bahasa “rundung” yang bermakna
mengganggu, mengusik terus menerus, menyusahkan.1 Namun kenyataannya,
bullying merupakan tingkah laku yang bisa memberikan dampak negatif yang sangat
1Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi), Bandung:
Simbiosa Rekatama Media,2015) hal 187
2
besar terutama bagi korbannya. Bullying bukan hanya akan meninggalkan bekas luka
secara fisik, tetapi juga tekanan mental, dan gangguan psikologis.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan penggunaan internet dalam
kehidupan sehari-hari, pergaulan dan komunikasi sosial kini telah mengalami banyak
perubahan. Salah satunya adalah internet yang merupakan media baru diera-digital.
Manusia dapat bergaul dan bersosialisasi dengan menggunakan media internet atau
disebut cyber media. Sementara ruang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
menggunakan internet disebut ruang internet (cyber space).
Keberadaan internet bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi, jika digunakan
kearah yang positif maka akan sangat bermanfaat. Internet memudahkan seorang
anak dalam mengakses informasi, pengetahuan, bersosialisasi, dan berkomunikasi.
Namun disisi lain, internet juga bisa memberikan dampak negatif yang sangat serius
jika disalahgunakan. Tidak sedikit anak yang menjadi korban pelecehan ataupun
premanisme di internet. Istilah ini dikenal dengan istilah cyberbullying, yaitu perilaku
sosial yang melecehkan atau merendahkan seseorang (kebanyakan menimpa anak-
anak dan remaja) baik dilakukan secara online maupun telepon seluler.2
Bullying merupakan istilah yang sudah tidak asing di telinga masyarakat
Indonesia. Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti
seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis
sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Pelaku bullying sering
disebut dengan istilah bully. Seorang bully tidak mengenal gender maupun usia.
Bahkan, bullying sudah sering terjadi di sekolah dan dilakukan oleh para remaja.
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas cakupannya.
Remaja yang menjadi korban bullyinglebihberisiko mengalami berbagai masalah
kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin
diderita anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai
masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan
2Donny BU (ICT Watch), Usir Galau dengan Internet, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hal 41
3
terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan
ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan
semangat belajar dan prestasi akademis.3
Menurut Ken Rigby, bullying secara luas dapat dipahami sebagai
penyalahgunaan sistematis dalam hubungan interpersonal. Dalam hal ini terjadi
perbedaan secara khusus antara pelaku dan korban yaitu berupa perbedaan usia,
kekuatan fisik, kemampuan verbal, kemampuan manipulasi orang lain, status
kelompok dan hubungan kelompok. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi
kelompok atau individu yang lebih kuat. Bullying biasanya dilakukan sebagai bentuk
agresi yang berulang-ulang dengan ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan
korbannya. Bullying sebagai suatu fenomena yang sering terjadi dilingkungan
pendidikan namun tidak terlihat dipermukaan dan memiliki dampak yang besar.4
Beradasarkan uraian diatas bully adalah sebuah bentuk kekerasan baik yang
bersifat fisik ataupun psikologis terhadap seseorang yang tidak dapat
mempertahankan dirinya dan biasanya bully ini dilakukan oleh perorangan ataupun
kelompok. Bullying ini selalu melibatkan suatu kelompok yang kuat, karena dengan
pelaku memiliki kelompok yang kuat maka pelaku akan lebih mudah untuk
melakukan hal bullying tersebut pada korban yang lemah. Selain itu bullying ini
sangat mudah dijumpai pada lingkungan pendidikan akan tetapi untuk melihatnya itu
tidak mudah karena bullying pada lingkungan pendidikan ini tidak muncul
kepermukaan
3Ela Zain Zakia, dkk. “Faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan Bullying”, Jurnal
Penelitian dan PPM Vol. 4 No. 2, 2017. Hal 325 4Ken Rigby. (2008). Children and Bullying (How Parent and Educators Can Reduce Bullying
at School. Blackwell Publishing: Oxford UK.
4
انيهمولنصاءن نيكوىواخيأ يوءانيواليصخرقومنوقومعس هاٱلذ ي
أ نونصاءعسي
أ
لقبةئسٱلشمٱلفصوقبعىفصكمولتياةزواةٱل
ولتلهزواأ انيهوذ خي ونويكوذ يمو دٱللهون ولئكهمٱلظذ
٥٨لذميتبفأ
”Wahai orang-orang Yang beriman! janganlah sesuatu puak (dari kaum
lelaki) mencemuh dan merendah-rendahkan puak lelaki Yang lain, (kerana)
harus puak Yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah
pula sesuatu puak dari kaum perempuan mencemuh dan merendah-rendahkan
puak perempuan Yang lain, (kerana) harus puak Yang dicemuhkan itu lebih
baik daripada mereka; dan janganlah setengah kamu menyatakan keaiban
setengahnya Yang lain; dan janganlah pula kamu panggil-memanggil antara
satu Dengan Yang lain Dengan gelaran Yang buruk. (Larangan-larangan
Yang tersebut menyebabkan orang Yang melakukannya menjadi fasik, maka)
amatlah buruknya sebutan nama fasik (kepada seseorang) sesudah ia
beriman. dan (ingatlah), sesiapa Yang tidak bertaubat (daripada perbuatan
fasiknya) maka merekalah orang-orang Yang zalim.” (QS. AL-Hujarat: 11)5
Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan
tindakan, perilaku tersebut suatu respon atau reaksi seseorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya.6
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika.
Perilaku seseorang di kelompokkan kedalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima,
perilaku dapat diterima, perilaku aneh, perilaku menyimpang.7
Perilaku adalah semua yang menghasilkan respon, respon yang diterima dan
yang tidak diterima oleh orang yang menanggapinya, seperti perilaku negatif.Perilaku
merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
5Kementerian Agama Republik Indonesia. Alquran dan terjemahannya. Bandung, 2010.
6Prayitno dan Erman Amtir, dasar-dasar bimbingan dan konseling (Jakara: PT RINEKA
CIPTA, 2008) hal 203
7Been Rafanany, Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain Selancar Membaca Koran ( Pinang
Merah Publisher, 2012), hal. 29.
5
bentangan sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis dan membaca. Atau dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.Sejumlah sinonim yang
umum digunakan untuk istilah perilaku adalah aktivitas, tindakan, performa, aksi,
perbuatan, dan reaksi. Pada esensinya, perilaku (behavior) adalah apa pun yang
dikatakan atau dilakukan seseorang.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku merupakan
suatu tindakan ataupun aktivitas dari manusia itu sendiri dan menghasilkan respon.
Selain itu perilaku juga merupakan suatu tindakan yang dapat diamati baik itu dari
pihak luar ataupun pihak dalam.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Muaro Jambi,
peneliti mendapatkan hasil data dimana peneliti hanya memfokuskan untuk kelas VIII
saja mengingat bullying banyak dijumpai pada kelas tersebut. Untuk kelas VIII
sendiri terdiri dari 6 lokal dengan jumlah 182 siswa, yang mana terdiri dari 32 siswa
lokal A, 32 siswa lokal B, 30 siswa lokal C, 30 siswa lokal D, 30 siswa lokal E dan
28 siswa lokal F. Dimana ketika peneliti datang kesekolah tersebut juga sedang
terjadi kasus bullying pada anak kelas VIII sehingga anak tersebut tidak mau datang
kesekolah. Dalam penelitian ini peneliti menemukan ada 10 siswa yang menjadi
pelaku dan korbanbullyingserta 5 siswa yang pernah melihat temannya menjadi
korban ataupun pelaku bullying.8
Penelitian ini didasarkan oleh seringnya dijumpai anak-anak yang saling
membully secara verbal sesama mereka. Bagi anak-anak yang sedang memasuki
masa remaja bullying merupakan hal yang biasa dan tidak memiliki efeknya, akan
tetapi jauh dibalik itu semua sejatinya bullying bisa sangat berbahaya terutama
dilakukan pada anak-anak yang sedang memasuki masa perkembangan karna itu bisa
8 Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
6
merusak psikologisnya. Biasanya anak yang menjadi korban bullying ini banyak
dijumpai pada tingkat pendidikan, ini terjadi karena kurang beraninya anak yang
menjadi korban bullying itu melapor pada guru disekolahnya dan biasanya korban
hanya akan melapor pada orang tuanya sekaligus ingin meminta untuk tidak sekolah
kembali karena takut akan menjadi korban bullying kembali.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitiantentang ”Dampak Bullying Terhadap Perilaku Siswa Studi
di SMP Negeri 1 Muaro Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk bullying yang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari bullying terhadap perilaku siswa kelas VIII di
SMP Negeri 1 Muaro Jambi?
3. Bagaimana penanganan terhadap siswa yang menjadi korban bullying?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan kajian proposal ini
dibuat batasan untuk menghindari kesalahpahaman sehingga tidak timbul penafsiran
yang berbeda-beda yang akan mengakibatkan kekacauan dalam penulisan skripsi ini,
maka dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti
sebagai berikut:
1. Penulis hanya meneliti tentang bagaimana dampak bullying dan penanganannya
terhadap perilaku siswa di SMP Negeri 1 Muaro Jambi
2. Penelitian ini hanya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Muaro Jambi.
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui seperti apa bentuk-bentuk bullying yang
terjadi disekolah itu serta apa dampak yang ditimbulkan dari bullying dan bagaimana
penanganannya pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Muaro Jambi”.
E. Kerangka Teori
Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam memahami istilah-
istilah yang terkandung dalam tulisan ini maka perlu terlebih dahulu penulis
menjelaskan istilah-istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan
dalam skripsi ini adalah:
1. Definisi bullying
Menurut Sejiwa bullying didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis
jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai
atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan.9
Olweus mendefinisikan bullying adalah perilaku negatif seseorang atau lebih
kepada korban bullying yang dilakukan secara secara berulang-ulang dan terjadi dari
waktu ke waktu. Bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak
seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan
diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang diterima korban.10
9Sejiwa. Bullying Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak.(Jakarta.
Grasindo, 2008) 10
Trevi & Respati, W.S (2010). “Sikap Siswa terhadap Bullying”. Jakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Esa Unggul.
8
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil disimpulakan bahwa bullying
merupakan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terdapat
orang lain yang tidak mampu mempertahankan dirinya. Selain itu bullying ini juga
dapat terjadi secara berulang-ulang ataupun terus menerus dan ini melibatkan
kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang.
2. Bentuk-bentuk bullying
Menurut Sullivan, bullying terbagi menjadi dua bentuk yaitu secara fisik
maupun non-fisik. Bullying secara fisik contohnya seperti menendang, memukul,
meninju, menarik, menjambak rambut, mencakar, meludah, maupun merusak barang-
barang milik korban. Bullying secara fisik ini sangat mudah diidentifikasi. Bahkan,
jika ada bullying ini yang dilakukan oleh pelaku secara membabi buta, maka tidak
ada bedanya dengan seseorang penjahat dan pembunuh.
Bullying secara no-fisik terbagi menjadi dua yaitu secara vernal maupun non-
verbal. Bullying secara verbal contohnya mengancam, memeras, berkata-kata keji,
dan memanggil-manggil dengan sebutan meledek, berkata-kata menekan, menggosip,
ataupun menyebarluaskan aib korban. Sedangkan, bullying non-verbal contohnya
cukup banyak, baik yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Kalau secara
langsung, contohnya hampir sama dengan bullying secara fisik tapi lebih kepada
tindakan mengancam dengan tatapan mata, menunjuk-nunjuk atau menghantam
benda-benda agar si korban merasa takut.Bullyingsecara non-verbal yang tidak
langsung dapat berupa mengasingkan seseorang dari pergaulan, menghasut atau
melakukan tindakan manipulasi secara sembunyi-sembunyi mengenai hal yang
berkaitan dengan diri si korban.11
Tim Yayasan Semai Jiwa Amini mengkategorikan bentuk perilaku bullying
kedalam tiga kategori yaitu fisik, verbal, dan mental atau psikologis.
a. Bullying fisik
11
Paresma Elvigro. Secangkir Kopi Bully.(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014)hal 4
9
Bully fisik merupakan jenis bullyingyang kasat mata. Siapa pun bisa melihatnya
karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying da korbannya. Perilaku
bullying secara fisik seperti: menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal
meludah dan memalak.
b. Bullying verbal
Bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa
tertangkap indra pendengaran kita. Contoh bullying verbal seperti: memaki,
menghina, meneriaki, menuduh, menyoraki, menebar gosip dan memfitnah.
c. Bullying psikologis atau mental
Bullying psikologis merupakanjenis bullying yang paling berbahaya karena tidak
tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya.
Praktik bullying inibiasa terjadi diam-diam dan diluar radar pemantauan kita.
Contoh bullying mental seperti: memandang sinis, memandang penuh ancaman,
mendiamkan, mengucilkan, melototi, dan mencibir.12
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bullying
ini terbagi menjadi tiga yaitu: bullying fisik, bullying verbal, dan bullying
psikologi atau mental. Dari ketiga bentuk bullying ini bullying psikologis atau
mental adalah yang cukup berbahaya karena bullying ini tidak bisa terlihat oleh
mata ataupun telinga sehingga sulit untuk dideteksi secara langsung.
3. DefinisiPerilaku
Menurut Stone dalam Sri Hastuti memberi asumsi dasar dari teori perilaku
dalam kaitanya dengan kehidupan sosial dengan tiga kategori.
a. Perilaku individu secara sosial dipelajari dari pembentukan (asosiasi). Dimana
(asosiasi) disini merupakan kebiasaan yang memcerminkan hubungan antara
respons dengan penguatan-penguatan lingkungan
12
Trinita. 2018. Analisis sebab-akibat perilaku bullying remaja. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
10
b. Manusia pada dasarnya bersifat hedonistik, hanya mencari kesenangan dan
menhindari hal-hal yang menyakitkan artinya manusia senantiasa mencari
keuntungan dan meminimalisasi kerugian.
c. Perilaku manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan
artinya perubahan perilaku sosial banyak ditentukan oleh lingkungan maka
perubahan perilaku semakin cepat.
Menurut Garry Martin dan Joseph Pear, karakteristik perilaku yang dapat
diukur disebut dimensi perilaku. Ada tiga jenis dimensi perilaku:
a. Durasi, yaitu sebuah perilaku merujuk panjangnya waktu yang dibutuhkan
perilaku melakukan aksinya.
b. Frekuensi, yaitu sebuah perilaku merujuk pada jumlah tindakan yang muncul
di periode waktu tertentu
c. intensitas atau kekuatan, yaitusebuah perilaku merujuk pada upaya fisik atau
energi yang dilibatkan untuk melakukan perilaku.13
4. Jenis perilaku
Jika dilihat dari pendapat Skinner bahwa perilaku ada dua jenis perilaku,
perilaku alami yang dimana dibawa sejak lahir yaitu gerak refleks dan insting yang
kedua adalah perilaku opera perilaku jenis dikendalikan oleh urat syaraf atau
kesadaran otak, yang melalui proses belajar pelatihan.Para ahli menbedakan perilaku
dengan beberapa jenis diantaranya Skinner menurutnya perilaku ada dua jenis yaitu
alami dan perilaku opera sebagai berikut: a. Perilaku Alami (Innate behavior) adalah perilaku yang dibawah sejak lahir
berupa refleks dan insting. Contoh dari perilaku ini adalah :gerakan refleks atau
spontan ketika tangan terkena panas api, kehidupan mata bila kena cahaya yang
13
Garry Martin dan Joseph Pear, Modifikasi Perilaku: Makna dan Penerapannya, Terj.
Dari Behavior Modification oleh Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), hall 3
11
kuat. Perilaku ini secara otomatis digerakkan tampa melalui pusat susunan
syaraf. Jadi respons akan timbul seketika setiap terkena stimulus otomatis.
b. Perilaku opera (Operant behavior) adalah perilaku yang dibentuk melalui
proses belajar. Perilaku jenis ini dikendalikan oleh pusat syaraf atau kesadaran
otak. Pada kaitan ini setelah stimulus diterima, kemudian dilanjutkan ke otak.
Perilaku ini lebih dominan dibanding perilaku alami.14
5. Pembentukan Perilaku
Dalam terjadinya sebuah perilaku ada yang namanya pembentukan perilaku
tidak terjadi begitu saja tapi ada beberapa pembentukan dimasyarakat.
a. Pembentukan Perilaku Melalui Kondisioning (kebiasaan)
Perilaku dapat dibentuk melalui membiasakan diri dengan untuk
berperilakuseperti yang diharapkan. Misalnya, bangun pagi, menggosok gigi, dan
sebagainya.
b. Pembentukan Perilaku Dengan Pengertian (Insight)
Perilaku ini dibentuk dengan belajar kognitif disertai dengan pengertian
c. Pembentukan Perilaku Menggunakan Model
Perilaku yang terbentuk dengan menggunakan contoh atau model.Pembentukan
perilaku seperti ini dengan cara teori belajar sosial (sociallearningtheory)
misalnya, umunnya seorang anak berperilakumencontoh orang tuanya.15
6. TugasPerkembangan
Menurut William Kay, tugas-tugas perkembangan masa remaja sebagai
berikut:
14
Ibid hal 30. 15
Ibid hal 31
12
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
c. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman
sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.16
7. Dampak Bullying
Menurut Olweus, bullying memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
kehidupan korbannya hingga dewasa. Saat masa sekolah akan menimbulkan depresi
dan perasaan tidak bahagia untuk mengikuti sekolah.17
Menurut Swearer, dkk korban bullying juga merasa sakit, menjauhi sekolah,
prestasi akademik menurun, rasa takut, dan juga kecemasan meningkat, adanya
keinginan untuk bunuh diri, serta dalam jangka panjang akan mengalami kesulitan-
kesulitan internal yang meliputi rendahnya self esteem, kecemasan dan depresi.18
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, yaitu data penelitian ini diungkap melalui wawancara mendalam,
observasidanmetodedokumentasi.Narasumber penelitian dalam penelitian ini dipilih
dengan menggunakan Teknik non-probability sampling dimana kriteria yang dipilih
berdasarkan tujuan peneliti.
16
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan,(Jakarta. Prenada Media Group, 2011)hal. 238 17
Ibid 18 18
Swearer, Susan M. & Dorothy L. Bullying Prevention & Intervention. American School, 2009
13
Adapun lokasi penelitian ini berada di SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Pada
penelitian ini data-data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis kualitatif.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable dan
fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa
adanya.
2. Setting Dan Subjek Penelitian
Setting penelitian adalah Jln. Jambi-Muaro Bulian km 17 Desa Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.Pemilihan
settingan didasarkan atas pertimbangan praktis bahwa penulis sering melihatanak-
anak yang sering melakukan bullying sesama mereka disekitaran lingkungan SMP
Negeri 1 Muaro Jambi.Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari
Guru BK dan siswa. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif,
dan berkepentingan dengan aktifitas yang akanditeliti, serta memberikan informasi
secara benar.
3. Sumber Data Dan Jenis Data
Sumber data ini diambil dari unsur manusia dan non manusia yang masuk
dalam sebuah penelitian. Unsur manusia yaitu unsur yang langsung terlibat dalam
sebuah penelitian seperti perkataan ataupun perbuatan. Orang yang bisa memberi
data melalui wawancara. Sedangkan yang non manusia yaitu dapat berupa suasana
yang bergerak ataupun diam meliputi ruangan, suasana, dan proses. Sumber data
tersebut merupakan objek yang akan di observasi.
14
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data dari sumber pertama (first hand) melalui observasi dan wawancara
dilapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan
menggunakan studi literature yang dilakukan terhadap banyak kubu, yang kadang-
kadang diperoleh melalui internet yang berhubungan dengan penelitian.
G. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dan penelitian yang mendalam serta
agar keabsahan datanya dapat dipertanggungjawabkan, maka upaya yang dilakukan
melalui:
Pertama Observasi, menurut Margono, “observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian”. Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu objek yang diteliti secara
langsung maupun dengan cara mencari informasi disekitarnya. Dalam hal ini yang
menjadi fokus pada perubahan sikap yang dialami oleh anak sebagai akibat dari
kekerasan verbal abouse.
Kedua, Wawancara adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Wawancara adalah suatu
teknik untuk mengumpulkan data agar mendapat informasi yang benar dari sumber
data melalui percakapan atau tanya jawab. 19
Ketiga, Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip, dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,teori. Dalil
atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian
disebut dengan tekhnik dokumenter atau study dokumenter.
H. Teknik Analisis Data
19
AnasSudijono. 1983, Metodologi Research danbimbinganPenelitianSkripsi, (Yogyakarta; UD
Rama) Hal 193
15
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan
pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan
tersebut agar dapat diinterpresentasikan temuannya kepada orang lain.
Sesuai dengan bentuk penelitiannya, dalam penelitian ini analisis data yang
digunakan adalah seperti yang dikemukakakn Miles dan Huberman, mereka
mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Akitivitas dalam analisis data tersebut,analisis data tersebut:20
a. Data Reduction (Reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian dana yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinnya bila
diperlukan”.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan kata dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
b. Display Data (penyajian data)
Pada proses ini penelitian berusaha menyusun data yang relevan, sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara
menampilkan dan membuat hubungan antar variable.
c. Verifikasi
20Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.(Bandung: Alfabeta, 2013) hal 247
16
Pada langkah verifikasi peneliti menuju kearah kesimpulan yang sifatnya
terbuka, juga peneliti masih dapat menerima masukan data dari penelitian lain.
I. Pemeriksaan Keabsahan Data
Selama pelaksanaan penelitian, suatu kesalahan dimungkinkan dapat timbul.
Entah itu berasal dari diri penelitian atau dari pihak informan. Untuk mengurangi dan
meniadakan kesalahan data tersebut, penelitian perlu mengadakan pengecekan
kembali data tersebut sebelum diproses dalam bentuk laporan dengan harapan laporan
yang disajikan nanti tidak mengalami kesalahan. Ada 3 tekhnik yang dapat dilakukan
dalam pemeriksaan keabsahan data:
1. Memperpanjang masa pengamatan
Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari
responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan para responden terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Pengamatan yang terus menerus.
Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri
pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Triagulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas data
melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang diperoleh
dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik triangulasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pemeriksaan menggunakan sumber
metode penyidik dan teori.21
21Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (Jambi:
Fak. Ushuluddin IAIN STS), hal 65
17
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat reabilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam metode kualitatif, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut: membandingkan apa
yang dikatakan informan diruang umum dengan apa yang dikatakan diruang pribadi;
membandingkan apa yang dikatakan informan pada suatu waktu peneliti tertentu
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu penelitian; membandingkan keadaan dan
perpektif seorang informan dengan berbagai pendapat atau pandangan informan
lainnya seperti dosen, mahasiswa atau pimpinan prodi; membandingkan wawancara
dengan isi dokumen terkait. Triangulasi dengan metode, merupakan teknik
pengecekan keabsahan data dengan hasil konsistensi, reabilitas, dan validitas data
yang diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yang
dilakukan dalam triangulasi dengan metode, yaitu: pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data; pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber dengan metode yang sama. Triangulasi dengan
penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui perbandingan hasil daya yang
diperoleh dari satu pengamat dengan hasil penyelidikan pengamatan lainnya. Cara ini
dapat dilakukan bila penelitian dilakukan dalam satu kelompok, dimana masing-
masing peneliti kemudian membandingkan hasil penelitiannya.
Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi juga bisa disebut sebagai tekhnik pengujian yang memanfaatkan
penggunaan sumber yaitu membandingan dan mengecek terhadap data yang
diperoleh. Triangulasi dilakukan dengan sumber data yang memanfaatkan
penggunaan sumber yaitu membandingkan dengan mengecekan balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam metode kualitatif.
4. Diskusi dengan teman sejawat
18
Diskusi merupakan langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti
akan melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang
diterima benar-benar nyata dan bukan persepsi sepihak dari peneliti atau informan.
Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan
saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau orisinalitas data yang telah
didapatkan.22
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, penelitian akan melakukan
diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-
benar real dan buka semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara
tersebut peneliti mengharapkan mendaptkan sumbangan, masukan, dan saran yang
berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.
5. Studi Relevan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dari berbagai sumber
penulis menemukan penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
penulis lakukan yaitu:
1. Peneliti dilakukan oleh Mita Yuliani, mahasiswa Bimbingan dan Konseling
dengan judul “Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi Luhur
Klaten Tahun Ajaran 2017/2018”. Penelitan ini hanya mengkhususkan tentang
seperti apa upaya dari guru pembimbing dalam mengatasi dampak dari bully,
sedangkan penulis ingin melihat seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari
bully terhadap perilaku remaja, yang mana masa remaja merupakan titik pokok
suatu perkembangan.23
2. Penelitian dilakukan oleh Trinita Anjasuma, mahasiswa Bimbingan dan Konseling
dengan judul ”Analisis sebab-akibat perilaku bullying remaja (studi kasus pada 2
siswa SMP Negeri di Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018”. Penelitian ini hanya
22
Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, hal 68 23
Mita. 2018. Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi Luhur Klaten Tahun
Ajaran 2017/2018. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
19
menganalisis tentang apa sebab-akibat yang ditimbulkan dari bully dan seperti apa
penanganan yang harus dilakukan baik oleh guru bk ataupun orang tua selaku
orang yang sangat dekat dengan anak, sedangkanpenulisinginmelihatseberapa
berpengaruhnya bullying terhadap perilaku remaja.24
3. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Aminah, mahasiswa Bimbingan Penyuluhan
Islam dengan judul “Upacaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Pencegahan
Perilaku Merokok Pada Siswa (Studi di SMA Negeri 11 Muaro Jambi)”. Penelitian
ini hanya menganalisis tentang seperti apa seperti upaya guru bimbingan dan
konseling dalam melakukan pencegahan terhadap perilaku siswa yang merokok,
sedangkan penulis ingin melihat seperti apa perilaku siswa yang terkena dampak
bully.25
4. Menurut penelitian yang saya lakukan, ada beberapa perbedaan antara penelitian
yang saya lakukan dengan penelitian yangtelah dilakukan oleh Mita Yuliani,
Trinita Anjasuma, dan Siti Aminah. Perbedaan tersebut seperti:
a. Penelitian yang saya lakukan memiliki perbedaan dengan Mita Yuliani
meliputi waktu, subjek dan tempat. Akan tetapi penelitian saya dan Mita
Yuliani memiliki kesamaan tema yang diangkat.
b. Penelitian yang saya lakukan memiliki perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan Trinita Anjasuma meliputi titik pokok tema yang diangkat, waktu
dan tempat. Akan tetapi penelitian saya dan Trinita Anjasuma memiliki
kesamaan subjek yaitu siswa dan guru BK
c. Penelitian yang saya lakukan memiliki perbedaan dengan Siti Aminah meliputi
tema yang diangkat, waktu, dan tempat. Akan tetapi penelitian saya dan Siti
Aminah memiliki kesamaan subjeknya yaitu siswa dan guru BK
24
Trinita. 2018. Analisis sebab-akibat perilaku bullying remaja (studi kasus pada 2 siswa SMP
Negeri di Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 25
Siti. 2016. Upacaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Pencegahan Perilaku Merokok Pada
Siswa (Studi di SMA Negeri 11 Muaro Jambi). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
20
BAB II
Gambaran Umum SMP Negeri 1 Muaro Jambi
A. Sejarah berdiri SMP Negeri 1 Muaro Jambi
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi berdiri sejak tahun 1981,
sebelumnya bernama SMP Negeri Sungai Duren dan sekarang telah berubah nama
menjadi SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Sekolah ini memiliki luas 4743 M2, bangunan
1566 M2, luas halaman 3177 M2. Sejak menjadi salah satu SMP yang tertua di
Kabupaten Muaro Jambi SMP Negeri 1 Muaro Jambi secara mandiri terus menerus
memperluas jumlah dan meningkatkan kemampuan guru serta menambah fasilitas
seperti : ruang kelas baru, laboratorium, perpustakaan dan lain-lain. Di awal
berdirinya sekolah ini SMP Negeri 1 Muaro Jambi hanya mempunyai 9 ruang kelas
yang terdiri dari 4 lokal untuk kelas VII, 3 lokal untuk kelas VIII, dan 2 lokal untuk
kelas IX. Dari perkembangannya yang pesat maka mulai tahun 2018/2019 SMP
Negeri 1 Muaro Jambi mulai menggunakan kurikulum baru, yaitu Kukikulum tahun
2013.26
SMP Negeri 1 Muaro Jambi pada tahun pelajaran 2018/2019 memiliki 17
rombongan belajar yang terdiri dari rombongan belajar 5 Kelas VII dengan
menggunakan Kurikulum tahun 2013, 6 rombongan belajar kelas VIII yang
menggunakan Kurikulum tahun 2013, dan 6 rombongan belajar kelas IX yang
menggunakan Kurikulum tahun 2013 dengan menggunakan sistem ujian paket. SMP
Negeri 1 Muaro Jambi dibina oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkompeten dibidangnya. Jumlah tenaga pendidik yang berstatus Pegawai Negeri
Sipil sebanyak 31 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan dan 16 orang laki-laki,
sedangkan tenaga pendidik yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil sebanyak 8
orang yang terdiri dari 5 orang perempuan dan 3 orang laki-laki.
26Sumber arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi. Diambil pada 28 Januari
2020
21
Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi sampai dengan tahun 2019 berjumlah
31 orang. Untuk tenaga kependidikan SMP Negeri 1 Muaro Jambi memiliki 5 orang
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 5 orang yang berstatus Non Pegawai Negeri
Sipil. Untuk tenaga kependidikan ini tersebar mulai dari tenaga administrasi, teknisi,
perpustakaan, satpam, dan kebersihan.
B. Letak Geografis SMP Negeri 1 Muaro Jambi
Lokasi SMP Negeri 1 Muaro Jambi yang berada di Desa Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi berbatasan langsung
dengan beberapa desa di sekitarnya, yakni sebelah timur berbatasan dengan Desa
Mendalo Indah, sebelah barat dan utara berbatasan dengan Desa Muaro Pijoan dan
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sungai Duren.27
Tidak begitu sulit untuk
menuju SMP Negeri 1 Muaro Jambi, hal tersebut dikarenakan jarak akses antara jalan
raya ke SMP Negeri 1 Muaro Jambi hanya sekitar 100 meter, untuk sampai ke
sekolah ini dapat dijangkau menggunakan sarana roda empat atau roda dua. SMP
Negeri 1 Muaro Jambi juga tidak jauh dari Pusat Ibu kota Provinsi Jambi yakni hanya
berjarak 7,3 KM yang ditempuh kurang lebih 12 menit perjalanan darat.
1. Visi dan Misi SMP Negeri Muaro Jambi:
a. Visi:
“BERPRESTASI DISIPLIN dan BERBUDI LUHUR“
b. Misi:
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka dirumuskan misi SMP
Negeri 1 Muaro Jambi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan bimbingan sehingga siswa
mampu berkembang secara optimal dengan potensi yang dimiliki
2. Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler secara terprogram dan terpadu
27Syahnuar, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muaro Jambi , Wawancara dengan
Peneliti 2 Maret 2020, Catatan Hasil Wawancara.
22
3. Menetapkan disiplin dalam belajar, tertib bertingkah laku
4. Meningkatkan keimanan, berbudi luhur dalam kehidupan warga sekolah
Dalam wawancara yang dilakukan, kepala sekolah juga berkata bahwa telah
membuat sebuah motivasi kepada siswa dengan sebuah karya yang mana karya
tersebut di jadikan dalam sebuah spanduk dan bertuliskan:
[P]endidikan itu mempunyai akar yang pahit
Tetapi memiliki buah yang manis
Persiapkan diri untuk masa depan
Karena hidup bukan tentang siapa yang terbaik,
Tetapi tentang siapa yang bisa berbuat baik
Jadikan dirimu hingga berguna
Bagi orang lain dan lingkungan28
1. Kegiatan
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik
yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat
dilingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.29
Untuk tahun 2018/2019
pengembangan diri diberikan kepada siswa kelas VII, VIII, dan, IX.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut telah disiapkan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a. Intrakulikuler
SMP Negeri 1 Muaro Jambi kegiatan ini merupakan pengembangan diri yang
dilaksanakan didalam kelas dengan alokasi waktu 1 jam tatap muka, berupa
Bimbingan Konseling yang mencakup hal-hal yang berkenaan dengan:
1. Pribadi
2. Kemasyarakatan
28Syahnuar, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muaro Jambi , Wawancara dengan
Peneliti 2 Maret 2020, Catatan Hasil Wawancara.
29
Sumber arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi. Diambil pada 28 Januari
2020
23
3. Belajar
b. Ekstrakulikuler
Pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar diluar kelas
(Ekstrakulikuler) di SMP Negeri 1 Muaro Jambi diasuh oleh guru pembina bersama-
sama dengan guru BK. Pelaksanaannya secara reguler setiap hari Jum‟at dan pada
hari-hari tertentu setelah kegiatan belajar mengajar pada sore hari dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh masing-masing ekstrakulikuler. Kegiatan
ekstrakulikuler mencakup:
1. Futsal
2. Pramuka
3. Kesenian
4. Lomba Cerdas Tangkap
5. Drumband
C. Struktur Organisasi
Maksud dengan struktur organisasi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi adalah
susunan koordinasi kepemimpinan secara struktural dan lembaga organisasi yang
telah diterapkan di SMP Negeri 1 Muaro Jambi.30
30Sumber arsip SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Diambil pada 28 Januari 2020
24
TABEL 2.1
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
KESISWAAN
Madani
INVENTARIS
Sukirman
WAKA KESISWAAN
Cici Kurniasih, S.Pd
BENDAHARA
Suratman
PENGELOLA BOS
Ciputra
PELAKSANA TU
M. Yani Salim
KEARSIPAN SURAT
Okta Yosal S
WAKA KURIKULUM
Idriyardi, S.Pd
PERPUSTAKAAN
Elman Rusdi
WAKA SARANA
Suyono, S.Pd
KOORDINATOR TU
Syahril
KOMITE SEKOLAH
Sutarjo
SECURITY
Rudi Cahyadi
PELAKSANA TU
Sutrisno / Sutarni
KEPALA SEKOLAH
Syahnuar, S.Pd
25
Berdasarkan skema struktur organisasi diatas, maka jelaslah dalam suatu
organisasi sekolah, peranan kepala sekolah sangatlah penting dan menentukan
dimana setiap kegiatan yang menyangkut sekolah tidak terlepas dari pengawasan
kepala sekolah. Pembagian tugas, struktur SMP Negeri 1 Muaro Jambi adalah:
TABEL 2.2
TUGAS DAN PERAN GURU
No Peranan Tugas Pokok
1 Pendidik - Mengembangkan kepribadian
- Membina budi pekerti
2 Pengajar - Menyampaikan ilmu pengetahuan
- Melatih keterampilan, memberikan
panduan atau petunjuk
- Paduan antara memberikan
pengetahuan, bimbingan dan
keterampilan
- Merancang pengajaran
- Melaksanakan pembelajaran
- Menilai aktifitas pembelajaran
3 Fasilitator - Memotivasi siswa
- Membantu siswa
- Membimbing siswa dalam proses
pembelajaran didalam dan diluar
sekolah
- Menggunakan strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai
- Menggunakan pertanyaan yang
26
merangsang siswa untuk belajar
- Menyediakan bahan pengajaran
- Mendorong siswa untuk mencari
bahan ajar
- Menggunakan ganjaran dan
hukuman sebagai alat pendidikan
- Menwujudkan disiplin
4 Pembimbing - Memberikan petunjuk atau
bimbingan tentang gaya
pembelajaran siswa
- Mencari kekuatan dan kelemahan
siswa
- Memberikan latihan
- Memberikan penghargaan kepada
siswa
- Mengenal permasalahan yang
dihadapi siswa dan menemukan
pemecahannya
- Membantu siswa untuk menemukan
bakat dan minat siswa (karir dimasa
depan)
- Mengenali perbedaan individual
siswa
5 Pelayanan - Memberikan layanan pembelajaran
yang nyaman dan aman sesuai
dengan perbedaan individual siswa
- Menyediakan fasilitas pembelajarann
dari sekolah seperti ruang belajar,
27
meja, kursi, papan tulis, almari, alat
peraga, dan papan pengumuman
- Memberikan layanan sumber belajar
6 Perancang - Menyusun program pengajaran dan
pembelajaran berdasarkan kurikulum
yang berlangsung
- Menyusun rencana mengajar
- Menentukan strategi dan metode
pembelajaran sesuai dengan konsep
PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
7 Pengelola - Melaksanakan administrasi kelas
- Melaksanakan presensi kelas
- Memilih strategi dan metode
pembelajaran yang aktif
8 Inovator - Menemukan strategi dan metode
mengajar yang efektif
- Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam penggunaan
strategi dan metode mengajar
- Mau mencoba dan menerapkan
strategi dan metode pembelajaran
yang baru
9 Penilai - Menyusun tes dan instrumen
penilaian lain
- Melaksanakan penilaian terhadap
28
siswa secara objektif
- Mengadakan pembelajaran remedial
- Mengadakan pengeyaan dalam
pembelajaran
1. Kepala sekolah
a. Merencanakan pengembangan sarana dan prasarana
b. Menyelenggarakan administrasi sekolah
c. Membuat laporan berkala
d. Mengkordinator penerimaan siswa baru
2. Wakil kepala sekolah urusan kurikulum
a. Menyusun program pengajaran
b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
c. Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulang dan jadwal ujian akhir
d. Menerapkan kriteria persyaratan naik/tidak naik dan kriteria kelulusan
e. Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilain hasil belajar dan
STTB
f. Mengkordinasikan dan mengarahkan penyusun satuan pelajar
g. Menyusun laporan pelaksanaan pelajar
h. Melaksanakan pemilihan guru teladan
3. Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan
a. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
siswa, OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah
serta pemilihan pengurusan OSIS
b. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
29
c. Menyusun program dan jadwal managemen kesiswaan secara berkala
dan incidental
d. Membina dan melaksanakan koordinator keagamaan, kebersihan,
ketertiban, keindahan dan kekeluargaan
e. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa
penerimaan beasiswa
f. Menyusun program kegiatan ekstrakulikuler
g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara baik
4. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana
a. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana
b. Mengkordinasikan pendayargunaan sarana dan prasarana
c. Mengelolah pembiayaan alat-alat pengajaran
d. Menyusun laporan pelaksanaan urusan dan prasarana secara berkala
5. Wali kelas
a. Membuat daftar kelas
b. Menyusun piket kelas
c. Menentukan peringkat kelas
d. Mengisi laport setiap semester
e. Membuat struktur kelas
6. Tata usaha
a. Menyusun keuangan sekolah
b. Mengelolah keuangan sekolah
c. Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa
d. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah
30
7. Bagian tenaga pengajar (guru) tenaga pengajar bertugas melaksanakan
pendidikan atau pengajaran disekolah meliputi:
a. Menyusun satuan pembelajaran yang akan diberikan kesiswa
b. Membimbing siswa dalam belajar
c. Memberikan pelajaran kepada siswa dengan baik dan ikhlas
d. Mencari bakat yang ada pada diri siswa
8. Tugas siswa
Siswa bertanggung jawab dalam untuk menerima pelajaran yang diberikan
oleh guru, menaati peraturan-peraturan yang telah diterapkan disekolah.31
D. Kondisi Umum Tentang Guru, Siswa, Serta Sarana dan Prasarana
1. Keadaan Guru
Proses dalam penyelenggaraan pendidikan, keadaan dan pengadaan
guru perlu diperhatikan, karena hal ini sangat mempengaruhi mekanisme
kerjanya. Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pendidikan
atau tenaga edukatif.32
Tugas pengajar antara lain menyiapkan materi
pembelajaran yang menjadi wewenang tanpa melalaikan kewajiban untuk
membina, memberi teladan yang baik, dan mengarahkan kepribadian peserta
didik ke arah yang lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil dokumentasi dengan bapak Sukirman bagian kepala
pusat pengolahan data dan informasi, maka diperoleh data tentang jumlah
guru bisa dilihat dalam tabel dibawah ini sebagai berikut:
31Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan Data
dan Informasi
32
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan Data
dan Informasi
31
TABEL 2.3
JUMLAH GURU DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
No
Nama Pendidik
Keterangan Nomor Induk Pegawai (NIP)
1 Syahnuar, S.Pd
196206081986021001
Kepala Sekolah
2 Idriyardi, S.Pd
1966512151988111003
Waka. Kurikulum
3 Cicih Kurniasih, S.Pd
196902281994032005
Waka. Kesiswaan
4 Drs. Wasderil
196210231989021002
Guru
5 Aryani
196312311985032062
Guru
6 Nugroho Asmara JP. S.Pd
196712161990101001
Guru
7 Sumarlinah, S.Pd
196205011983022003
Guru
8 Umi Karomah, S.Pd
196911141992012003
Guru
9 Trisonta, S.Pd
1965040219870310111
Guru
10 Sukiman, S.Ag
196302231996011003
Guru
11 Yulien, S.Pd
196407191994012002
Guru
12 Drs. Ishak, MPd Guru
32
196612181995121001
13 Wilbarhov Sinaga, S.Pd
196909101998011006
Guru
14 Dra. Zurmaini
196305181999012001
Guru
15 Rama Eva F, S.Pd
197210301999012001
Guru
16 Jasmani, S.Pd
195912121981112003
Guru
17 Siti Jerminah Sitompul
196403241992012002
Guru
18 Frenny Marvil, S.Pd
19770302200311222005
Guru
19 S U S I, S.Pd
1969101920031122005
Guru
20 Dra. Yenisma Erfita
196606162005012005
Guru
21 Ir. Pretty Hasminingsih
196312292007012006
Guru
22 Syamsiah, S.Pd
197504022007012007
Guru
23 Elfidarfiana, S.Ag
197409102008012003
Guru
24 Maylisanelty, S.Kom
198405052010012018
Guru
25 Hena Andriana, S.Si
198202242009032009
Guru
33
26 Anton Tirano, S.Pd
198102282005011007
Guru
27 Riyani, S.Pd
196808252008012003
Guru
28 Rina Yunita, S.S
198606132010012016
Guru
29 Bobby Hariyanto, S.Pd
198606032008041001
Guru
30 Ganda Suandana Sigaslingging, S.Sn
198310122019031001
Guru
31 Fina Saniati, S.Pd
198912042019032003
Guru
32 Merinta Widiasari, S.Pg
Guru
33 A H M A D, S.Pd
Guru
34 Rosita Nur, S.Pd
Guru
35 Qori Kurniawan, S.Pd
Guru
36 Roby Mahendri, S.Pd
Guru
37 Puspita Sari, S.Pd
Guru
38 Ria Irawati, S.Pd
Guru
39 Jamilah, S.Pd Guru
34
40 Ita Royani, S.Ag
197504202007012005
Guru
41 SUKIRMAN
196304051983011009
Kepala TU
42 R A T N I
197212042006042006
TU
43 SURATMAN
196410131988111001
Bendahara
44 Elman Rusdi
196308221986011004
Perpustakaan
45 Jeni Simaremare, S.Pd
TU
46 Suryati, S.Pd
TU
47 M. Yani Salim
TU
48 Rudi Cahyadi
Satpam
49 Sri Rahayu Ningsih
TU
2. Keadaan Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling bertugas memberikan pelayanan
terhadap siswa untuk memperoleh informasi tentang permasalahan siswa dan
memberi bantuan dalam memecahkan masalah-masalah siswa kesadaran guru
35
bimbingan dan konseling bisa dilihat dalam tabel dibawah ini sebagai
berikut:33
TABEL 2.4
JUMLAH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMP NEGERI 1
MUARO JAMBI
No Nama Pendidikan Jabatan
1. Drs. Wasderil S1 Koordinator kelas VIII
2. Anton Tirano, S.Pd S1 Koordinator kelas IX
3. Roby Mahendri, S.Pd S1 Koordinator kelas VII
Guru bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
c. Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi
dalam kegiatan belajar
d. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
3. Kondisi Umum Tentang Siswa
Siswa merupakan faktor penting dalam pendidikan, karena tanpa
adanya siswa kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung.34
Jumlah
33Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK di SMP Negeri 1 Muaro Jambi , Wawancara
dengan Peneliti 11 Februari 2020, Catatan Hasil Wawancara.
34
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan Data
dan Informasi
36
siswa di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini
sebagai berikut:
TABEL 2.5
JUMLAH SISWA SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
Jumlah Murid Total
VII VIII IX
L P L P L P L P
71 79 81 101 85 100 237 280
Jumlah: 150 Jumlah: 182 Jumlah: 185 Jumlah: 517
Berdasarkan jumlah siswa tersebut dibagi menjadi tiga bagian menurut
agama masing-masing bisa dilihat dalam tabel dibawah ini sebagai berikut:
TABEL 2.6
JUMLAH SISWA MENURUT AGAMA
Jumlah Siswa Menurut Agama Kelompok Umur
Islam Protestan Katolik >10 Th 10-17Th >17Th
459 44 14 1 510 6
37
TABEL 2.7
PEKERJAAN ORANG TUA SISWA
No Kelas
Pekerjaan orang tua
Wiraswasta Buruh Tani PNS
1 Kelas VII 64 20 41 25
2 Kelas VIII 75 52 37 18
3 Kelas IX 70 67 35 13
Jumlah 209 139 113 56
4. Sarana dan Prasarana
Upaya dalam rangka menyelenggarakan pendidikan, suatu lembaga
memerlukan fasilitas yang memadai untuk menjalani proses pendidikan.35
Sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu
organisasi berguna untuk memperlancar semua proses kegiatan pengajaran
dan pembelajaran karena apabila sarana dan prasarana kurang maka
pelaksanaan kegiatan menjadi kurang efektif.
Fasilitas dan prasarana yang ada di SMP Negeri 1 Muaro Jambi bisa
dilihat dalam tabel sebagai berikut:
35Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan Data
dan Informasi
38
TABEL 2.8
JUMLAH SARANA DAN PRASARANA
No Nama Ruang Jumlah
1. Ruang Kepsek 1
2. Ruang Waka 1
3. Ruang TU 1
4. Ruang Osis 1
5. Ruang Guru 1
6. Ruang UKS 1
7. Ruang BK 1
8. Mushola 1
9. Ruang Kelas 17
10. Laboratorium 1
11. Komputer 1
12. Perpustakaan 1
13. WC 6
Fasilitas yang tersedia tersebut masih dalam kondisi baik sehingga dapat
mendukung proses pembelajaran, begitu juga dengan kondisi kelas yang cukup
memadai sehingga cukup kondusif bagi siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik.36
E. Penerapan kedisiplinan di SMP Negeri 1 Muaro Jambi
Berdarkan penelitian dilokasi, kedisiplinan sudah diterapkan di SMP Negeri 1
Muaro Jambi. Disekolah ini siswa berinteraksi dengan guru yang mendidik dan
mengajarnya, sikap, teladan, perbuatan dan perilaku guru yang dilihat dan didengar
36Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan Data
dan Informasi
39
serta dianggap baik oleh siswa dampaknya bisa melebihi pengaruh dari orang tuanya
dirumah. Sikap dan perilaku yang dapat ditampilkan guru pada dasarnya merupakan
bagian dari upaya pendisiplinan siswa disekolah. Guru BK (bimbingan dan
konseling) mempunyai peran penting dalam mengatur perilaku disiplin siswa, yaitu
memberikan layanan bimbingan dan konseling, dengan mempunyai jadwal khusus
seperti mata pelajaran seperti matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia. Selain
melalui guru bimbingan dan konseling pendidikan tentang kedisiplinan pada KBM
(kegiatan belajar mengajar), dispilin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan
memahami tentang hak dan kewajiban orang lain. Sehingga siswa dapat
menghindarinya atau dapat membedakan antara perilaku disiplin dan yang tidak
disiplin.37
37Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Roby Mahendri Guru Bimbingan dan
Koneseling
40
BAB III
BENTUK BULLY DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU
SISWA DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
A. Persepsi siswa terhadap bully
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu proses
yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu proses yang diterima individu melalui
alat reseptor yaitu alat indera. Proses penginderaan ini tidak terlepas dari proses
persepsi. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia eksternal.
Gibson mengemukakan bahwa persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan
oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Dengan kata lain,
persepsi menyangkut penerimaan stimulus yang diorganisasikan, dan penerjemahan
atau penafsiran stimulus yang diorganisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi
perilaku dan pembentukan sikap.
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat
itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Persepsi terhadap
sasaran bukan merupakan sesuatu yang dilihat secara teori melainkan dalam
kaitannya dengan orang lain yang terlihat. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang
cenderung mengelompokkan orang, benda ataupun peristiwa sejenis dan
memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa. Jadi persepsi adalah proses
menerima, membedakan, dan memberi arti terhadap stimulus yang diterima alat
indera, sehingga dapat memberi kesimpulan dan menafsirkan terhadap objek tertentu
yang diamatinya38
.
Menurut PEKA (Peduli Karakter Anak) bullying adalah penggunaan agresi
dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying
dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual.
38Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
41
Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategori bullying; pelaku
baik individual ataupun kelompok secara sengaja menyakiti atau mengancam korban
dengan cara:
1. Menyisihkan seseorang dari pergaulan
2. Menyebarkan gosip, membuat julukan yang bersifat ejekan
3. Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya
4. Mengintimidasi atau mengancam korban
5. Melukai secara fisik
6. Melakukan pemalakan/pengompasan.39
Mengenai pendapat tentang bullyingyang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro
Jambi, peneliti mewawancarai guru bk yang bernama Wasderil mengatakan:
[B]ullying itu merupakan sebuah tindakan ataupun perilaku dimana seseorang
ataupun kelompok dengan sengaja dan sadar melakukan intimidasi ataupun
menyerang orang lain yang posisinya lebih lemah dari si pelaku. Biasanya
bullying ini menimpa siswa yang bisa dikatakan pendiam ataupun tingkat
percaya dirinya rendah sehingga apabila ia menerima bullyingtersebut ia tidak
akan melawannya.40
Adapaun peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa tentang persepsi
terhadap bullying di SMP Negeri 1 Muaro Jambi.
[M]enurut saya, Bullying merupakan tindakan menghina orang lain yang
mana korban tersebut tidak ada kekuatan untuk melawan pelaku bullying.
Bullying sendiri bisa membuat mental korban menjadi jatuh apabila pelaku
bullying terus menerus melakukan bullying tersebut pada korban dan sifat
bullyan itu bersifat fisik.41
Dari wawancara diatas dapat penulis tambahkan bahwa bullyingmerupakan
sebuah tindakan ataupun perilaku yang dilakukan oleh individu atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lain dengan tujuan menyakiti. Biasanya bullying ini
39
Ibid hal 82
40
Drs Wasderil, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 14
Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
41
NS, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 12 Februari
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
42
bersifat terus menerus apalagi jika siswa yang menjadi korban bullyingini
mempunyai sifat pendiam ataupun tidak berani melawan.
1. Sebab ketertarikan siswa melakukan bullying
Bullying dizaman sekarang bisa dikatakan sebagai sebuah tindakan atau
perilaku yang banyak dilakukan oleh siswa dizaman sekarang, baik itu dilakukan oleh
siswa laki-laki atau siswa perempuan. Biasanya yang menjadi korban bully ini idak
pernah memandang usia, agama, ataupun jenis kelamin.
Pada dasarnya perilaku bullying ini memiliki dampak buruk baik itu terhadap
siswa yang menjadi pelaku ataupun siswa yang menjadi korban bullying ini. Karena
selain bisa menyebabkan jatuhnya mental dari siswa yang menjadi korban bully ini,
bullying ini juga bisa membuat siswa yang melakukan bullyingini menjadi orang
yang tidak peduli terhadap sekitar.
Berikut merupakan hasil wawancara dengan salah satu siswa:
[B]ullying itu merupakan hal yang biasa dilakukan oleh siswa, apalagi kalau
tidak ada guru yang melihat. Awal mulanya bullying itu kami lakukan cuma
sekali-sekali be, tapi karna kawan yang menjadi korban bully itu tidak
melawan iya kami jadinya terus menerus bullying kawan itu. Sebab selain
guru idak tahu, biso jugo buat kawan yang lain itu ikut tertawa.42
Dari wawancara diatas dapat penulis tambahkan bahwa, bullying ini bisa
bersifat terus menerus apabila tidak mendapat penanganan dari guru bk.
Dari wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu guru bk, menuturkan
bahwa:
[B]ullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain dengan cara menghina atau mengejek orang lain yang lebih lemah.
Bullying ini juga bisa dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok dan
biasanya jika disekolah bullying ini terjadi antara senior kepada juniornya
ataupun sesama mereka dengan yang menjadi korban merupakan orang yang
lebih lemah.43
42YS, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 12 Februari
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
43
Anton Tirano, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 13 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
43
2. Aktifitas siswa selama melakukan bullying
Perilaku bullying yang dilakukan oleh kebanyakan siswa itu berkaitan dengan
fisik, bagi siswa yang sudah biasa melakukan bullying mereka tidak pernah melihat
situasi lagi dalam melakukan perilaku bullyingtersebut. Bahkan terkadang dalam hal
pelajaran mereka masih sempat juga untuk melakukan perilaku bullying tersebut.
Berikut hasil wawancara dengan salah satu siswa:
[S]ejatinya perilaku bullying itu tidak pernah memandang tempat, bahkan
terkadang pada saat belajar siswa ini tetap bullying siswa yang lainnya.
Apalagi jika guru yang ngajar itu tidak mudah marah, pasti yang namanya
bullying itu sangat mudah terjadi.44
Dari hasil wawancara diatas, dapat penulis tambahkan bahwa bullyingini bisa
terjadi kapan saja, bahkan saat sedang terjadi proses belajar mengajar.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial,
fisik dan psikis. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas 3,
yaitu: 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan
18-21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi, Monks, Knoers dan Haditono, (2001)
membedakan masa remaja atas empat bagian, yaitu: (1) masa pra-remaja atau pra-
pubertas (10-12 tahun), (2) masa remaja awal atau pubertas (12-15 tahun), (3) masa
remaja pertengahan (15-18 tahun), dan (4) masa remaja akhir (18-21 tahun).45
Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan
berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa
fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui
tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh
remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah
44APM, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 17 Februari
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
45
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset) hal 190
44
persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis
remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya
mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya
dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan
dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat
positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan
kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan
yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar
sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja.
Budaya bullying (kekerasan) atas nama senioritas masih terus terjadi di
kalangan peserta didik. Karena meresahkan, pemerintah didesak segera menangani
masalah ini secara serius. Bullying adalah suatu bentuk kekerasan anak (child abuse)
yang dilakukan teman sebaya kepada seseorang (anak) yang lebih „rendah‟ atau lebih
lemah untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan tertentu. Biasanya bullying
terjadi berulang kali. Bahkan ada yang dilakukan secara sistematis.
Menurut Trevi, bullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok yang memiliki kuasa, bertujuan untuk menyakiti orang lain baik yang
bersifat fisik atau psikis, dilakukan tanpa alasan yang jelas, terjadi berulang-ulang,
juga merupakan suatu bentuk perilaku agresif, manipulasi yang dilakukan secara
sengaja dan secara sadar oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain atau
kelompok lain.46
Fakta yang terjadi dilapangan bahwasanya tindakan bullying ini terjadi pada
siswa yang lemah ataupun pendiam. Hal ini seperti yang telah disampaikan oleh salah
satu guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Muaro Jambi, sebagai berikut:
[B]ullying itu merupakan suatu tindakan dimana ada seseorang yang dengan
sengaja dan sadar menghina orang lain, baik itu bersifat fisik atau dengan
kata-kata. Selain itu bullyIing ini juga merupakan tindakan yang dapat
46Trevi Dan Resfati Sikap Siswa Terhadap Bully Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul
Jakarta
45
merusak psikis korban, apalagi jika korban ini merasa tertekan dan lebih
parahnya korban akan takut untuk bertemu dengan orang lain.47
Kemudian hal itu ditambahkan lagi oleh siswa yang menjadi korban bullying
sebagai berikut:
[B]ullying ini merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menghina
ataupun mengejek orang lain dan ini bisa dilakukan sendiri ataupun bersama
kelompok. Bullying sendiri biasanya dilakukan untuk mencari keseruan
ataupun bercanda. Dalam melakukan bullyingini, hanya akan dilakukan pada
orang yang pendiam dan tidak mudah marah karna jika yang dibully tersebut
orang yang pemarah nanti bisa terjadi perkelahian dan juga akan masuk ruang
bk.48
Selain itu menurut siswa yang sering menjadi korban bullyingdari temannya,
bulliying tersebut sebagai berikut:
[B]ullying merupakan sebuah tindakan untuk menghina orang lain dengan
tujuan untuk membuat keseruan tanpa memikirkan perasaan diorang yang
menjadi korban bullying. Bullying yang terjadi bisanya bersifat ejekan
terhadap bentuk fisik yang mana jika ada teman memiliki badan gemuk maka
siswa tersebut akan menjadi korban bullying.49
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bullyingini
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap
individu atau kelompok lain yang tujuannya untuk menyakiti ataupun sebagai untuk
mencari kesenangan semata tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan dari
perilaku tersebut. Selain itu bully ini juga merupakan tindakan yang sangat sering
terjadi pada dunia pendidikan, akan tetapi termasuk jarang untuk bisa ditemui oleh
guru.
47Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
48
AF, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 17 Februari
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
49
ZFI, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 18 Februari
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
46
B. Bentuk-Bentuk dari Bullying di SMP Negeri 1 Muaro Jambi
Adapun setelah melakukan wawancara dengan guru BK didapatkan hasil
tentang bagaimana bentuk-bentuk bullying yang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro
Jambi:
[S]elama menangani masalah siswa terutama dalam kasus bullying ini
biasanya ada 2 bentuk bullying yang terjadi disekolah ini yang meliputi:
1. Bullying verbal, biasanya yang menjadi korban ini yaitu siswa yang bisa
dibilang memiliki perbedaan dengan teman-teman yang lainnya seperti warna
kulit, gendut ataupun missal siswa itu mempunyai kekurangan yang lain.
2. Bullying fisik, biasanya ini yang menjadi korbannya yaitu siswa yang
lemah atau bisa dibilang siswa yang pendiam karena terkadang para pelaku
terkadang samppai melakukan kontak fisik dalam hal melakukan bullying
tersebut.50
Setelah mendapatkan informasi tersebut saya juga tidak lupa untuk melakukan
wawancara dengan guru bk yang lainnya dan didapatkan hasil:
[D]alam mengatasi masalah kenakalan remaja seperti bullying ini yang paling
sering saya temui yaitu bullying yang bersifat verbal karena selain masih
banyak siswa yang menganggapnya sebagai hal yang biasa saja dan itu
merupakan ajang lucu-lucuan bagi mereka bullying verbal ini juga sulit buat
kami temui karena yang menjadi pelakunya itu banyak jadi mereka bisa saja
saling bekerja sama.51
Tidak lupa saya juga menemui guru BK yang satunya lagi dan didapatkan
hasil:
[S]ebenarnya bentuk bullying yang terjadi disekolah ini iya hanya satu saja
sebab selama saya mendapatkan siswa yang melakukan bullying itu iya
mereka melakukan hal yang sama baik antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya. Cuma iya itu walaupun hanya satu terkadang siswa ini tidak
pernah memikirkan dampak yang terjadi pada korban itu apa dan bagaimana
perasaannya sebab pernah saya temui satu kasus yang mana akibat dari kasus
bullying verbal ini sampai-sampai siswa itu tidak mau sekolah lagi. Tapi iya
50
Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 7 Mei 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara. 51
Anton Tirano, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 7 Mei 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
47
untungnya setelah dilakukan mediasi antara kedua siswa beserta orang tuanya
masing-masing akhirnya siswa tersebut mau kembali untuk bersekolah 52
.
Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada 2 bentuk
bullying yang terjadi disekolah ini yaitu bullying verbal dan fisik. Akan tetapi untuk
kasus yang paling sering terjadi yaitu dalam bentuk bullying verbal, ini dikarenakan
bagi menjadi ajang lucu-lucuan bagi mereka bersama teman-teman yang lainnya
walaupun pada dasarnya jika dilakukan terus menerus juga bisa membahayakan buat
siswa yang menjadi korbannya. Selain itu dalam temuan saya dilapangan juga
terdapat siswa yang tengah melakukan bullying kepada temannya yang lain dan
bullying yang dilakukannya bersifat verbal. Bahkan walaupun telah saya beri
masukkan agar tidak melakukannya tetapi siswa tersebut tetap saja tidak mau
mendengarkan.
C. Pihak yang terlibat dalam bullyng
1. Pelaku bullying
Pelaku bullying merupakan aktor utama dalam perilaku bullying karena dia
provokator sekaligus inisiator dalam situasi bullying. Pelaku bullying umumnya
seseorang yang bersifat besar dan kuat, memiliki kekuatan dan kekuasaan, memiliki
dominasi psikologis yang besar diantara kalangan teman-temannya. Seseorang
menjadi pelaku bullying karena adanya kepuasan dalam diri jika memiliki kekuasaan
untuk menindas anak yang lebih lemah. Pelaku bullying biasanya memiliki sikap
yang tempramental dan memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Perilaku
bullying yang dilakukan oleh pelaku boleh jadi disebabkan karena adanya tindakan
kekerasan yang pernah dialaminya, sehingga pelaku meniru tindakan tersebut kepada
temannya yang lebih lemah.
Menurut Trevi, pelaku bullyingcenderung berfokus pada bully yang bersifat
langsungdan melakukan bullying secara fisik yang biasa digunakan laki-laki, tetapi
tidak menutup kemungkinan anak laki-laki melakukan bullying yang bersifat
psikologis dan yang menjadi korban biasanya anak perempuan. Kasus ini anak
52
Drs Wasderil, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti
14 Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
48
perempuan menjadi korban bully yang bersifat tidak langsung seperti dihasut,
mengadu domba serta menghancurkan rasa kesetiakawanan.53
Mengenai pelaku bully yang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi, peneliti
mewawancarai guru bk yang bernama Anton Tirano mengatakan:
[M]elihat dari beberapa kasus bully yang telah ditangani, untuk pelaku bully
ini sendiri tidak pernah memandang yang namanya jenis kelamin. Sebab ada
pernah terjadi kasus bully yang menjadi pelakunya itu anak perempuan dan
yang menjadi korban anak laki-laki. Sampai dalam penyelesaian kasus ini
harus melibatkan kedua orang tua siswa tersebut karena siswa yang menjadi
korban ini tidak mau berdamai dengan pelaku.54
Sementara itu hasil peneliti mewawancarai siswa beliau mengatakan:
[D]alam kasus bully sendiri untuk pelaku itu selalu laki-laki sebab kan mana
berani kalo cewek mau bully cowok. Selain itu untuk bully ini juga tidak
pernah memandang fisik karna biasanya yang melakukan bully ini orang yang
berani, tidak peduli itu kecil atau besar badannya yang penting korbannya
yang pendiam.55
Dari hasil penyampaian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pelaku bully
merupakan individu yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap korbannya, serta
mempunyai psikologis maupun fisik yang kuat diantara teman-temannya dan pelaku
bully ini juga bisa seorang laki-laki atau perempuan.
2. Korban bullying
Korbanbullying merupakan seseorang yang menjadi sasaran penganiayaan
dan penindasan oleh pelaku bullying. Korban bullying memiliki fisik yang lebih
lemah sehingga korban tidak memiliki kekuatan untuk membela diri dan korban
merasa terintimidasi ketika pelaku menindas dirinya.
Menurut Trevi, ada tiga ciri korban, antara lain sebagai berikut:
53Ibid hal 45
54
Anton Tirano, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 13 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
55
MK, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 05 Maret 2020,
Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
49
a. Korban yang pasif mempunyai sifat cemas serta self esteem dan
keperayaan diri yang rendah, mereka selalu merasa dirinya lemah dan
tidak berdaya serta tidak dapat berbuat apa-apa untuk menjaga diri
mereka.
b. Korban yang proaktif mempunyai sifat yang lebih kuat secara fisik dan
lebih aktif dibandingkan korban yang pasif. Merka mempunyai masalah
terhadap daya konsentrasinya, mereka cenderung menciptakan suasana
yang tidak nyaman serta memprovokasi teman-teman lainnya untuk
melakukan bullying juga terhadap orang yang lebih lemah. Menyatakan
bahwa 1 dari 5 korban adalah yang bersifat profokatif.
c. Korban yang diprofokasi cenderung melakukan tindakan bullying juga
dan hal yang paling ekstrem dari korban adalah ketika mereka melakukan
tindakan agresif di bully oleh anak yang lebih kuat lalu menjadi pelaku
bullying terhadap anak yang lebih lemah.56
Mengenai korban bullyingyang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi, peneliti
mewawancarai guru bk yang bernama Anton Tirano mengatakan:
[B[iasanya yang menjadi korban bullyingini merupakan siswa yang memiliki
kepercayaan diri yang rendah, selain itu korban bullyingini juga tidak jarang
menjadi pelaku bullying terhadap temannya yang lain. Ini biasanya
disebabkan karena adanya rasa ingin balas dendam pada diri siswa yang
menjadi korban bullying tersebut.57
Sementara itu hasil peneliti mewawancarai siswa beliau mengatakan:
[U]ntuk korban bullying itu sendiri biasanya anak yang pendiam sebab kan
kalo anaknya pendiam mereka untuk melawan itu idak berani dan kecil
kemungkinan juga kalo sampai dia ngadu sama guru. Selain itu korban
bullyingini juga tidak memandang jenis kelamin sebab kemarin aja temen
kami cowok dibullyingsama cewek.58
56Ibid hal 46
57
Drs Wasderil, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 14
Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
58
MR, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 05 Maret 2020,
Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
50
Dari beberapa paparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa korban bullying
biasanya mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan merasa dirinya lemah.
Tindakan yang paling ekstrem dari korban bullying adalah ketika mereka melakukan
tindakan agresif atau melakukan bullyingterhadap anak yang lebih lemah dari pelaku.
3. Saksi bullying
Saksi bullying menjadi pemirsa sekaligius pemeran dalam sebuah situasi
bullying. Para saksi bullying berperan serta dengan dua cara: aktif menyoraki dan
mendukung pelaku bullying, atau diam dan bersikap acuh tak acuh. Saksi bullying
yang aktif berseru dan menertawakan korban bullying yang tengah dianiaya, bisa jadi
telah menjadi anggota gang yang dipimpin pelaku bullying. Saksi aktif ini bisa juga
bukan merupakan anggota kelompok sang pelaku bullying. Ia hanya kebetulan berada
ditempat bullying berlangsung, namun tergenta untuk menyoraki sang korban
nalurinya untuk bergabung dengan sang pelaku bullying. Lagi-lagi ini merupakan
naluri penyelamatan diri agar ia tidak menjadi korban berikutnya. Apapun statusnya,
saksi aktif ini berperan sebagai pemandu sorak, ia memberi falidasi dan legitimasi
bagi pelaku bullying untuk melancarkan aksinya sekaligus motivasi untuk semakin
merajalela.
Adapun saksi pasif yang juga berada diarea bullying lebih memilih diam
karena alasan yang wajar yaitu takut. Jika ia melakukan intervensi, ia akan turut
menjadi korban baik saat itu juga maupun nanti jika ia melaporkan pada orang
dewasa. Lagi-lagi penganiayaan akan turut menimpa dirinya.59
Mengenai saksibullyingyang terjadi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi, peneliti
mewawancarai guru bk yang bernama Anton Tirano mengatakan:
[D]alam menangani kasus bullying yang terjadi selama ini kita sangat sulit
untuk mecari yang namanya saksi pada kasus tersebut. Ini dikarenakan siswa
yang menjadi saksi tersebut cenderung takut untuk melaporkan apabila terjadi
kasus bullying sebab jika dia sampai melapor itu bisa menyebabkan mereka
59Ibid hal 47
51
dijahui oleh temannya ataupun bisa jadi dia menjadi korban bullying
selanjutnya.
Sementara itu hasil peneliti mewawancarai siswa beliau mengatakan:
[M]enjadi saksi dalam kasus bullying itu bukan hal yang mudah, sebab
apabila kita sampai melapor sama guru bisa-bisa kita yang menjadi korban
selanjutnya sebab kan yang melakukan bullying itu biasanya anak yang bar-
bar gitu. Jadi iya kalau kita tahu ada kasus bullying pada waktu itu mending
milih untuk diam dan cukup melihat saja, tapi terkadang kita sebagai saksi ini
juga ada kek rasa kasihan gitu apalagi kalo yang jadi korban bullying itu
cewek.60
Dari beberapa paparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa saksi bullying
berperan aktif untuk menyoraki atau menertawakan korban bullying karena pada
intinya mereka hanya ingin menyelamatkan diri mereka supaya tidak menjadi korban
bullying selanjutnya yang dilakukan oleh pelaku.
D. Dampak bullying terhadap perilaku siswa
Dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah terganggunya
kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah
sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada.
Dampak lainnya yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah
menurunnya kesejahteraan psikologis dan penyesuaian sosial yang buruk.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang muncul pada para
korban. Mereka ingin pindah kesekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan
kalaupun mereka masih berada disekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi
akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrem dari
dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis
60RA, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 09 Maret 2020,
Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
52
pada korban bullying,seperti rasa cemas berlebihan. Selalu merasa takut, depresi,
ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca trauma.
Dalam dunia pendidikan, kasus cyberbullying juga semakin memprihatinkan,
karena sebagian besar pengguna internet adalah anak usia sekolah dasar dan
menengah. Banyak siswa yang menjadi korban cyberbullying. Jika kasus
cyberbullying tidak ditangani dengan serius, maka dampak-dampak tersebut akan
sangat membahayakan dan berpengeruh terhadap prestasi siswa disekolah. Sehingga
usaha preventif untuk mencegah tindakan cyberbullying sangat diperlukan. Salah
satunya adalah dengan menggunakan pendekatan agama.
Kasus bullying melalui media sosial menjadi permasalahan yang sulit
dikendalikan oleh orang tua dan guru, karena pelakunya yang tidak nampak. Dampak
dari cyberbullying bisa lebih serius dari tindakan bullying tradisional. Hal itu
disebabkan karena pada cyberbullying memberikan kesempatan bagi banyak orang
untuk dapat melakukannya (baik orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal), dan
sulitnya untuk mengontrol pelaku tindak kejahatan. Pada beberapa kasus,
cyberbullying dapat menyebabkan korban menjadi depresi, gelisah, bahkan
memutuskan untuk bunuh diri.Meskipun demikian, dampak tersebut tergantung pada
imunitas atau kekebalan mental dan psikologi seorang korban dalam menerima
tindakan.61
Mengenai dampak bullying terhadap perilaku siswa yang terjadi di SMP
Negeri 1 Muaro Jambi, peneliti mewawancarai guru bk yang bernama Roby
Mahendry mengatakan:
[S]elama penanganan tentang kasus bullying yang terjadi disekolah ini,
biasanya dampak yang ditimbulkan itu lebih cenderung pada korban bukan
pelakunya dan yang lebih parahnya lagi sampai pernah terjadi kasus akibat
dari bullying yang dilakukan oleh temannya sendiri sehingga si korban enggan
untuk masuk sekolah lagi. Setelah wali kelas datang untuk mencari tahu apa
penyebab si anak ini tidak mau sekolah lagi ternyata didapati bahwa anak ini
telah menjadi korban bullying dari teman satu kelasnya. Sehingga akibat dari
61Hana Machackova, Effectiveness of Coping Strategies for victinus of cyberbullying,
Journal of Psychosocialresearch on Cyberspace: Cyber Psyvhology, 2013
53
bullyingtersebut si anak takut untuk sekolah kembali dengan alasan nantinya
jika sekolah kembali beliau akan menjadi korban bullying lagi.62
Sementara itu hasil wawancara peneliti dengan salah satu siswa didapatkan
bahwa:
[U]ntuk dampak yang ditimbulkan dari bullying ini sebenarnya kami tidak
tahu bang, sebab selama ini yang kami tahu iya kayak bullying itu tidak
mempunyai dampak apa-apa, Cuma setelah terjadinya kasus bullying kemarin
dan itu menimpa teman saya sendiri sekarang saya jadi paham dampak yang
dapat ditimbulkan dari bullying tersebut. Awalnya teman kami itu anak yang
ceria dan aktif, akan tetapi setelah dia menjadi korban bullying lama kelamaan
sikap dan perilakunya berubah. Dia sekarang seperti anak yang jika kita
sedang berkumpul ramai-ramai itu dia lebih milih diem dan tidak seperti
biasanya. Setelah saya tanya kenapa kamu seperti itu ternyata dia berkata
bahwa “aku lebih baik diem sebab dari pada nanti banyak omong mereka
malah meledekku lagi” dan setelah mendengar jawaban itu sekarang kami jadi
mikir-mikir bang kalo mau bergurau sama kawan tu sebab takut diok menjadi
tersinggung nantinya.63
Pada kesempatan lain peneliti juga menyempatkan untuk mewawancarai salah
satu siswa yang menjadi korban bullying:
[M]enjadi korban bullying itu sangatlah tidak enak bang, awal mulanya kami
menjadi korban bullying ini hanya dari sebuah candaan kawan. Akan tetapi
lama kelamaan candaan mereka ini kok makin tiap hari gitu. Apalagi
terkadang kawan ini bercandanya terlalu berlebihan gitu nah, kami tahu kami
ini anaknya gendut bang tapi iyo janganlah kami ni di ejek gendut terus. Kalo
misal itu cuma sekali atau duo kali okelah kami masih biso terimo bang tapi
kadang kawan ni bercandonyo terlalu sering. Jadi kami setiap pas lagi
ngumpul gitu kami lebih milih untuk diam ataupun milih ngobrol samo kawan
yang lain lah bang. Dari pada kami ikut ngobrol disitu eh kami malah jadi
bahan ejekan samo mereka bang kan sakit hati kami jadinyo. Sebenarnyo
kami jugo udah pernah untuk lapor samo guru bk atas kejadian ini bang cuma
iyo dasar anaknyo nakal jadi walaupun udah pernah dipanggil samo guru bk
tetap be dak pernah berubah kawan kami tu. Paling kawan tu baiknyo pas ado
gutu be bang, tapi kalo idak ado guru mulai lah tu ejek kami lagi.64
62Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
63
JS, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 10 Maret 2020,
Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
64
MSB, Selaku Siswa yang menjadi korban bullying SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara
dengan Peneliti 09 Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
54
Dari paparan diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa dampak yang
ditimbulkan dari bullying ini sangatlah berbahaya apalagi jika tidak ditangani serius.
Selain itu dampak yang ditimbulkan bullying ini bersifat jangkau panjang dan tidak
berhenti ketika masalah bullying itu telah diselesaikan. Hal ini bisa terjadi apabila
yang menjadi korban bullying tidak mendapatkan dorongan ataupun semangat dari
orang terdeket.
55
BAB IV
PENANGANAN TERHADAP SISWA YANG MENJADI KORBAN
BULLYING DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
A. Solusi Terhadap Kasus Bullying
Pada tahun 2006 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kasus kekerasan pada
anak mencapai Rp 25 Juta, dengan berbagai macam bentuk, dari yang ringan sampai
yang berat. Lalu, data BPS tahun 2009 menunjukkan kepolisian mencatat, dari
seluruh laporan kasus kekerasan, 30 persen diantaranya dilakukan oleh anak-anak,
dan dari 30 persen kekerasan yang dilakukan anak-anak, 48 persen terjadi
dilingkungan sekolah dengan motif dan kadar yang bervariasi.
Plan Indonesia sendiri pernah melakukan survei tentang perilaku kekerasan
disekolah. Survei dilakukan di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bogor, dengan
melibatkan 1500 siswa SMA dan 75 guru. Hasilnya, 67,9 persen mengganggap terjadi
kekerasan disekolah, berupa kekerasan verbal, psikologis, dan fisik. Pelaku kekerasan
pada umumnya teman, kakak kelas, adik kelas, guru, kepala sekolah, dan preman
disekitar sekolah. Sementara itu, 27,9 persen siswa SMA mengaku ikut melakukan
kekerasan, dan 25,4 persen siswa SMA mengambil sikap diam saat melihat terjadi
kekerasan.
Solusi buat orang tua atau wali orang tua jika anaknya menjadi korban
intimidasi (bullying) disekolah. Beberapa diantaranya:
1. Satukan persepsi dengan istri/suami. Sangat penting bagi suami/istri untuk
satu suara dalam menangani permasalahan yang dihadapi anak-anak
disekolah. Karena kalau tidak, anak akan bingung, dan justru akan semakin
tertekan. Persamaan persepsi yang dimaksud meliputi beberapa aspek,
misalnya: apakah orang tua perlu ikut campur, apakah perlu datang ke
53
55
56
sekolah, apakah perlu menemui orang tua pelaku intimidasi, termasuk apakah
perlu lapor ke polisi.
2. Pelajari dan kenali karakter anak kita. Perlu kita sadari, bahwa satu-satunya
penyebab terjadinya bullying adalah karena ada anak yang memang punya
karakter yang mudah dijadikan korban. Saya sudah sampaikan tadi, salah
satunya adalah sikap “cepat merasa bersalah”, atau penakut, yang dimiliki
anak saya. Dengan mengenali karakter anak kita, kita akan bisa
mengantisipasi berbagai potensi intimidasi yang menimpa anak kita, atau
setidaknya lebih cepat menemukan solusi (karena kita menjadi lebih siap
secara mental). Sekedar ilustrasi, anak saya yang kedua, sampai saat ini
(sudah SMA) belum pernah menjadi korban intimidasi seperti yang dialami
oleh kakaknya dulu.
3. Jalin komunikasi dengan anak. Tujuannya adalah anak akan merasa cukup
aman (meskipun tentu saja tetap ada rasa tidak nyaman) bercerita kepada kita
sebagai orang tuanya ketika mengalami intimidasi disekolah. Ini menjadi
kunci berbagai hal, termasuk untuk memonitor apakah suatu kasus sudah
terpecahkan atau belum. Untuk saya sendiri, anak-anak lebih banyak/sering
bercerita kepada ibunya, meskipun kalau sudah sampai pada tahap pemecahan
masalah, saya yang lebih banyak berperan.
4. Jangan terlalu cepat ikut campur. Idealnya, masalah antar anak-anak bisa
diselesaikan sendiri oleh mereka, termasuk didalamnya kasus kasus bullying.
Oleh kerena itu, prioritas utama memupuk keberanian dan rasa percaya diri
pada anak-anak kita (yang menjadi korban intimidasi). Kalau anak kita punya
kekurangan tertentu, terutama kekurangan fisik, perlu kita tanamkan sebuah
kepercayaan bahwa itu merupakan pemberian Tuhan dan bukan sesuatu yang
memalukan. Kedua, jangan terlalu “termakan” oleh ledekan teman, karena
hukum didunia ledek meledek adalah “semakin kita terpengaruh ledekan
teman, semakin senang teman yang meledek itu”.
57
5. Masuklah disaat yang tepat. Jangan lupa, bahwa sering kali anak kita sendiri
(yang menjadi korban intimidasi) tidak senang kalau kita (orang tuanya) turut
campur. Situasinya menjadi paradoksal: Anak kita menderita karena
diintimidasi, tapi dia takut akan lebih menderita lagi kalau orang tuanya turut
campur. Karena para pelaku bullying akan mendapat “bahan”tambahan, yaitu
mencap korbannya sebagai “anak mami”, cemen, dan sebagainya. Oleh
karena itu, kita mesti benar-benar mempertimbangkan saat yang tepat ketika
memutuskan untuk ikut campur menyelesaikan masalah. Ada beberapa
indikator:
a. kasus tertentu tak kunjung terselesaikan.
b. Kasus yang sama terjadi berulang-ulang.
c. Kalau kasusnya adalah pemerasan, melibatkan uang dalam jumlah cukup
besar.
d. Ada indikasi bahwa prestasi belajar anak mulai terganggu.
6. Bicaralah dengan orang yang tepat. Jika sudah memutuskan untuk ikut
campur dalam menyelesaikan masalah, pertimbangkan masak-masak apakah
akan langsung berbicara dengan pelaku intimidasi, orang tuanya, atau
gurunya. Seperti yang saya ceritakan diatas, kalau saya lebih suka untuk
berbicara langsung dengan anak saya, pelaku intimidasi, dan sekaligus
guru/wali kelasnya dalam satu kesempatan disekolah. Saya cenderung untuk
menghindari berbicara dengan orang tua pelaku intimidasi, karena khawatir
masalahnya jadi melebar kemana-mana dan situasi menjadi sangat emosional.
7. Kalau perlu, intimidasilah pelaku intimidasi. Menjadi pertanyaan memang,
kok melawan intimidasi dengan intimidasi? Idealnya memang jangan
melakukan itu, tapi kalau memang diperlukan, saya tak segan melakukannya.
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah:
a. Untuk anak saya, saya ingin dia tahu bahwa saya ada disisinya, sehingga
dia tidak merasa sendirian.
58
b. Untuk pelaku intimidasi, saya ingin dia tahu bahwa kalau dia
melakukannya terus, dia akan berhadapan dengan saya.
c. Untuk guru/sekolah, saya ingin mereka tahu bahwa kalau sekolah/guru
tidak bisa menyelesikan masalah itu, maka saya akan ikut campur
menyelesaikannya, dengan cara saya sendiri. Tentu saja pendekatan yang
agak-agak bergaya “preman” ini sebaiknya menjadi pilihan terakhir
(sebelum lapor ke polisi, mungkin).
8. Jangan ajari anak lari dari masalah. Dalam beberapa kasus yang diceritakan
teman-teman saya, anak-anak kadang merespon intimidasi yang dialaminya
disekolah dengan minta pindah sekolah. Kalau dituruti, itu sama saja dengan
lari dari masalah. Jadi, sebisa mungkin jangan dituruti. Kalau ada masalah
disekolah, masalah itu yang mesti diselesaikan, bukan dengan “lari”
kesekolah. Jangan lupa, bahwa kasus-kasus bullying itu terjadi hampir
disemua sekolah.
9. Buah simalakama? Makanlah salah satunya. Kadang-kadang kita dihadapkan
pada dua situasi yang sama-sama buruk. Seperti yang kasus saya sampaikan
tadi:
a. Anak kita menjadi korban.
b. Anak kita tidak mau menjadi korban dan melawannya dengan kekerasan.
Saya tidak tahu bagaimana “teori”-nya, tapi ketika dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama buruk itu, saya memilih yang kedua, yaitu
membiarkan anak saya melawan, meskipun dengan cara kekerasan.
10. Jangan larut dalam emosi. Ada yang bilang, “orang emosi selalu kalah”. Jadi,
usahakan semaksimal mungkin untuk tidak larut dalam emosi, baik dalam
bentuk “menangisi anak kita” (yang menjadi korban) maupun melabrak teman
anak kita atau orang tuanya. Semua langkah yang kita ambil harus terkendali
oleh akal sehat. Karena kalau tidak, masalah bisa melebar kemana-mana. Dan
kalau masalahnya sudah selesai, atau diannya nggak selesai, jangan diungkit-
59
ungkit terus. Jadikan pelajaran, dan lupakan saja. Masih banyak persoalan lain
yang menunggu.65
B. Penanganan yang dilakukan oleh Guru BK
Mengenai seperti apa penanganan yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Muaro
Jambi, peneliti mewawancarai guru BK dan didapatkan hasil:
[D]alam penanganan yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui guru BK itu
saya rasa telah maksimal, akan tetapi masih perlu juga kerja sama dari
beberapa pihak seperti siswa dan orag tua. Ini dikarenakan orang yang paling
dekat dengan pelaku ataupun korban dari bullying ini hanya siswa dan orang
tua. Akan tetapi walaupun seperti itu pihak sekolah telah melakukan beberapa
upaya seperti:
1. Membuat sebuah ruangan didekat kelas siswa yang mana nantinya ruangan
itu akan selalu dijaga oleh guru bk dan guru yang mendapat jatah piket.
2. Lebih sering melakukan pendekatan kepada siswa agar bisa menekan kasus
bullying ini
3. Memberikan arahan kepada siswa tentang bahaya dari bullying itu sendiri
4. Memberikan sanksi kepada pelaku yang mana ini berjutuan agar siswa
yang menjadi pelaku bullying mendapatkan efek jera
5. Menjalin kerja sama dengan orang tua agar tetap memantau pergaulannya
diluar sekolah66
Setelah mendapatkan informasi tersebut peneliti juga tidak lupa untuk melakukan
wawancara dengan guru bk yang lainnya dan didapatkan hasil:
[D]alam melakukan penanganan terhadap kasus bullying ini tentunya kami
dari pihak sekolah akan berusaha semaksimal mungkin karena seperti kita
tahu bullying ini jika dibiarkan saja tanpa adanya penanganan yang serius itu
sangat berbahaya, contohnya saja bisa dilihat pada media online seperti apa
dampak yang ditimbulkan oleh bullying ini. Untuk sejauh ini ada beberapa hal
yang telah kami lakukan seperti:
1. Melakukan patroli setiap jam istirahat ataupun pada saat jam pelajaran
karena terkadang ada kelas yang gurunya tidak masuk dan itu bisa menjadi
ajang siswa melakukan bullying kepada temannya.
65
Imas Kurnia, Bullying (Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media, 2006) hal 89
66 66
Drs Wasderil, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti
7 Mei 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
60
2. Membuat sebuah ruangan yang mana nanti bakal ada guru piket yang
menjaga ruangan tersebut. Tujuannya selain untuk memantau siswa juga
sekaligus agar jika terjadi apa-apa pada siswa cepat bisa ditangani.
3. Melakukan pendekatan pada siswa agar kami sebagai guru bisa lebih
mudah mendapat informasi dari siswa apalagi jika terjadi kasus karena selama
ini siswa banyak yang tidak mau melapor karena mereka takut.
4. Memberikan sanksi kepada siswa yang terlibat agar mendapat efek jera
5. Bekerja sama dengan pihak orang tua, karna orang tua adalah orang yang
paling dekat dengan siswa67
Selanjutnya saya juga melakukan wawancara dengan guru BK yang lain dan
didapatkan hasil:
[U]ntuk penanganan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah melaui guru
BK saya rasa sudah cukup maksimal karena bisa menekan perilaku bullying
pada siswa. Adapun beberapa penanganan tersebut seperti:
1. Menjalin komunikasi dengan siswa agar terjalin hubungan yang baik
2. Selalu melakukan sosialisasi terhadap siswa tentang dampak dari bullying
3. Membuat peraturan yang mana ini bertujuan untuk menekan tindakan
bullying antar siswa
4. Mengajak orang tua untuk selalu ikut serta berperan atas tindakan yang
telah dilakukan oleh pihak sekolah
5. Bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk ikut serta membantu dalam
mengawasi setiap apa-apa saja yang dilakukan oleh para siswa
6. Bekerja sama dengan osis dalam membantu pengawasan disaat tidak ada
guru yang melakukan patrol.68
Adapun dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya dari
pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam menangani kasus bullying ini
disekolah, baik itu melalui guru bk yang bekerja sama dengan pihak guru mata
pelajaran maupun kepada para orang tua yang merupakan pihak yang palng dekat
dengan siswa. Selain itu dengan adanya penanganan yang maksimal ini bisa untuk
menekan perilaku bullying disekolah.Pada saat dilapangan peneliti juga melihat
beberapa penanganan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah, akan tetapi itu masih
belum sempurna karena masih ada juga siswa yang melakukan bullying pada saat
tidak ada guru.
67
Anton Tirano, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 13 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara 68
Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada 2 macam bentuk bullying yang terjadi yaitu bullying verbal dan
bullying fisik. Akan tetapi yang lebih dominan terjadi pada siswa yaitu
bullying verbal karna bisa menjadi ajang lucu-lucuan bagi sesama
mereka.
2. Dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah terganggunya
kesehatan fisik. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
yang muncul pada para korban dan yang paling ekstrem dari dampak
psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis
pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan. Selalu merasa takut,
depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca
trauma.Dalam kasus cyberbullying dampak yang ditimbulkan bisa lebih
serius dari tindakan bullying biasa. Hal itu disebabkan karena pada
cyberbullying memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk dapat
melakukannya (baik orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal), dan
sulitnya untuk mengontrol pelaku tindak kejahatan.
3. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam penanganan kasus bullying
seperti:
1. Memberikan sanksi kepada siswa yang menjadi pelaku.
2. Pertemukan antara pelaku dan korban agar jelas permasalahan apa
yang sebanarnya terjadi.
3. Buat komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
4. Rajin memberikan informasi tentang dampak dari bullying.
5. Bekerja sama dengan pihak orang tua agar dapat membantu
mengawasi anaknya saat dirumah.
61
62
B. Implikasi Penelitian
Guna mencegah terjadinya kasus bullying di SMP Negeri 1 Muaro
Jambi, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Para guru harus selalu senantiasa untuk menjadi pendengar yang baik
bagi siswa. Jangan sampai ada pemisah antara guru dan siswa agar jika
terjadi bullying segera bisa diatasi.
2. Sering melakukan sosialisasi kepada siswa tentang apa itu bullying dan
seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari bullying itu sendiri.
3. Senantiasa menjalin komunikasi yang baik antara guru dan orang tua
siswa dalam hal pemantauan segala aktifitas baik itu diluar atau
dilingkungan sekolah agar dapat memperkecil terjadinya kasus bullying
dikalangan siswa.
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, mungkin masih ada
yang tertinggal atau terlupakan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikaji ulang yang tentunya dengan lebih
teliti lagi, kritis, dan lebih mendekati guna menambah wawasan pengetahuan
bagi pembaca.
63
Daftar Pustaka
Kementerian Agama Republik Indonesia. Alquran dan terjemahannya. Bandung,
2010
AF, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 17
Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
Anton Tirano, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara
dengan Peneliti 13 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil
Wawancara.
Anton Tirano, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara
dengan Peneliti 13 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil
Wawancara.
APM, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 17
Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset) hal
190
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Roby Mahendri Guru Bimbingan
dan Koneseling
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan
Data dan Informasi
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan
Data dan Informasi
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan
Data dan Informasi
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan
Data dan Informasi
Dokumentasi sekolah, yang diperoleh dari bapak Sukirman Bidang Pusat Pengelolaan
Data dan Informas
63
64
Donny BU (ICT Watch), Usir Galau dengan Internet, (Yogyakarta: Andi Offset,
2013), hal 41
Drs Wasderil, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 14 Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
Drs Wasderil, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan
Peneliti 14 Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancar
Ela Zain Zakia, dkk. “Faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan
Bullying”, Jurnal Penelitian dan PPM Vol. 4 No. 2, 2017. Hal 32
Elvigro, Paresma. Secangkir Kopi Bully. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014)
hal 4
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan,(Jakarta. Prenada Media Group, 2011)hal.
238
JS, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 10 Maret
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
Kurnia, Imas. Bullying (Yogyakarta: Grup Relasi Inti Media, 2006) hal 89
Machackova, Hana. Effectiveness of Coping Strategies for victinus of
cyberbullying, Journal of Psychosocialresearch on Cyberspace: Cyber
Psyvhology, 2013
Martin, Garry dan Joseph Pear. Modifikasi Perilaku: Makna dan Penerapannya, Terj.
Dari Behavior Modification oleh Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2015), hall 3
Mita. 2018. Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi Luhur Klaten
Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
MK, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 05 Maret
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
MR, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 05
Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
MSB, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 09
Maret 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
65
NA, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 20
Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
Nasrullah, Rulli. Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2015) hal 187
NS, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 12
Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancar
Observasi Awal Peneliti Di SMP Negeri 1 Muaro Jambi Pada Hari Kamis 28
November 2019
Prayitno dan Erman Amtir, dasar-dasar bimbingan dan konseling (Jakara: PT
RINEKA CIPTA, 2008) hal 203
RA, Selaku Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 09 Maret
2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
Rafanany Been, Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain Selancar Membaca Koran (
Pinang Merah Publisher, 2012), hal. 29.
Rigby, Ken. (2008). Children and Bullying (How Parent and Educators Can Reduce
Bullying at School. Blackwell Publishing: Oxford UK.
Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK di SMP Negeri 1 Muaro Jambi , Wawancara
dengan Peneliti 11 Februari 2020, Catatan Hasil Wawancara.
Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara
dengan Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil
Wawancara.
Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara
dengan Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil
Wawancara.
Roby Mahendry, S.Pd, Selaku Guru BK SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara
dengan Peneliti 17 Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil
Wawancara.
Sejiwa. Bullying Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar
Anak.(Jakarta. Grasindo, 2008)
66
Siti. 2016. Upacaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Pencegahan Perilaku
Merokok Pada Siswa (Studi di SMA Negeri 11 Muaro Jambi). Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Sudijono Anas. 1983, Metodologi Research danbimbinganPenelitianSkripsi,
(Yogyakarta; UD Rama) Hal 193
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.(Bandung: Alfabeta, 2013) hal
247
Sumber arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi. Diambil pada 28
Januari 2020
Sumber arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muaro Jambi. Diambil pada 28
Januari 2020
Sumber arsip SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Diambil pada 28 Januari 2020
Swearer, Susan M. & Dorothy L. Bullying Prevention & Intervention. American
School, 2009
Syahnuar, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muaro Jambi , Wawancara
dengan Peneliti 2 Maret 2020, Catatan Hasil Wawancara.
Syahnuar, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muaro Jambi , Wawancara
dengan Peneliti 2 Maret 2020, Catatan Hasil Wawancara.
Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, hal 68
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS), hal 65
Trevi & Respati, W.S (2010). “Sikap Siswa terhadap Bullying”. Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Esa Unggul.
Trevi Dan Resfati Sikap Siswa Terhadap Bully Fakultas Psikologi Universitas Esa
Unggul Jakarta
Trinita. 2018. Analisis sebab-akibat perilaku bullying remaja (studi kasus pada 2
siswa SMP Negeri di Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
67
Trinita. 2018. Analisis sebab-akibat perilaku bullying remaja. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
YS, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 12
Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara
ZFI, Selaku siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi, Wawancara dengan Peneliti 18
Februari 2020, Simpang Sungai Duren, Catatan Hasil Wawancara.
68
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
SKRIPSI
“DAMPAK BULLYING TERHADAP PERILAKU SISWA STUDI DI SMP
NEGERI 1 MUARO JAMBI”
No Jenis Data Metode Sumber Data
1. Sejarah Berdirinya SMP
Negeri 1 Muaro Jambi
Wawancara
Dokumentasi
Kepala Sekolah
Dokumentasi
Sejarah
2. Visi Misi Wawancara
Dokumentasi
Kepala Sekolah
Dokumentasi
Visi Misi
3. Tenaga Pengajar Wawancara
Dokumentasi
Guru BK
Tenaga Pengajar
Siswa
4. Pandangan tentang Bullying Wawancara
Dokumentasi
Guru BK
Siswa
69
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1. Letak Geografis Sekolah Keadaan letak geografis
2. Sarana dan Prasarana Sekolah Situasi lingkungan sekolah
3. Keadaan Tenaga Pengajar Situasi kedisiplinan tenaga
pengajar
4. Jumlah Tenaga Pengajar Dokumen keadaan tenaga
pengajar
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumentasi
1. Sejarah Dokumentasi Sejarah
2. Visi Misi Dokumentasi Visi Misi
3. Tenaga Pengajar Dokumentasi Tenaga Pengajar
70
C. Butir-Butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data & Subtansi Wawancara
1. Sejarah Kepala Sekolah
Bagaimana sejarah berdirinya SMP
Negeri 1 Muaro Jambi
Siapa kepala sekolah pertama SMP
Negeri 1 Muaro Jambi
2. Visi Misi Kepala Sekolah
Apa saja yang menjadi visi misi?
Apa maksud visi misi tersebut?
3. Keadaan tenaga pengajar guru BK Kepala Sekolah
Berapa jumlah tenaga pengajar
Seberapa disiplin tenaga pengajar
guru BK
4. Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling
Jenis bullying pernah terjadi
Bagaimana penanganan dari kasus
bullying tersebut
71
5. Siswa SMP Negeri 1 Muaro Jambi Siswa kelas VIII
Jenis bullying pernah terjadi
Bagaimana penanganan dari kasus
bullying tersebut
72
CURICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Defri Agusti
Tempat/TglLahir : Jambi, 22 Agustus 1998
Nim : UB. 160207
Fakultas/Jurusan : Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Nama Ayah : Purwadi
NamaIbu : Sukaisih
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jln. Jambi-Ma.Bulian KM 17
Desa Simpang Sungai Duren RT 06/03
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : 2016-2020
SMA N 1 Muaro Jambi : 2016
SMP N 1 Muaro Jambi : 2013
SD N 76/IX Mendalo Darat : 2010
73
LAMPIRAN
Suasana saat jam istirahat Suasana saat belajar mengajar
Wawancara bersama
bpk Roby Mahendry, S.Pd
Siswa korban bullying
Top Related