JALINAN JALAN PADA RUAS JALAN SURAPATI – FLY OVER PASUPATI
A. PENGERTIAN JALINAN
Jalinan jalan merupakan suatu ruas jalan yang mempunyai arah gerakan yang menjalin, membentuk persilangan
ataupun perpotongan pada ruas jalan tersebut. Pada daerah jalinan tersebut biasanya akan ditemukan beberapa macam
permasalahan seperti adanya antrian panjang, tambahan waktu perjalanan, adanya waktu tunda (delay time), adanya
kerugian ekonomi, dsb. Untuk itu adanya jalinan jalan yang menyebabkan perpotongan dan antrian panjang haruslah
dihindari agar bisa memberikan tingkat efisiensi dan aksesibilitas jalan yang tinggi. Adanya tundaan (delay) pada bagian
jalinan sendiri tidak lepas akibat adanya dua sebab berikut :
Tundaan Lalu Lintas (DT) akibat gerakan lalu lintas dengan gerakan yang lain dalam satu persimpangan.
Tundaan Geometrik (DG) akibat adanya percepatan dan perlambatan lalu lintas.
Metode memperkirakan pengaruh terhadap kapasitas dan ukuran terkait lainnya akibat adanya kondisi lapangan,
sehubungan dengan geometri, lingkungan, dan kebutuhan lalu lintas.
Kapasitas
Kapasitas total bagian jalinan adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (Co) yaitu kapasitas pada kondisi
tertentu (ideal) dan faktor penyesuaian (F), dengan memperhitungkan kondisi pengaruh lapangan sesungguhnya terhadap
kapasitas. Model kapasitas adalah sbb :
c=135 x Ww1,3 x ¿
Kapasitas bundaran pada kondisi keadaan lalu lintas lapangan (ditentukan oleh hubungan antar semua gerakan)
dan kondisi lapangan, didefinisikan sebagai arus lalu lintas total pada saat bagian jalinan yang pertama mencapai
kapasitasnya.
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung sebagai berikut :
DS = BQsmp / C
Dimana :
Qsmp = arus total (smp/jam) dihitung sbb :
Qsmp = Qkend x Fsmp
Fsmp = Faktor smp
C = Kapasitas (smp/jam)
Tundaan Pada Bagian Jalinan Bundaran
D = DT + DG
D = Delay total (det/smp)
DT = Tundaan rata-rata lalu lintas tiap bagian jalinan (det/smp)
DG = Tundaan geometrik rata-rata tiap bagian jalinan (det/smp)
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Peluan Antrian Pada Bagian Jalinan Bundaran
Peluang antri QP% pada bagian jalinan ditentukan berdasarkan kurva antrian empiris, dengan derajat
kejenuhan sebagai variabel masukan.
QP% = Maks. Dari (QP%) ; i =1 ...n
Dimana :
QP% = Peluang antrian bagian jalinan i
N = Jumlah bagian jalinan dalam bundaran
Kecepatan Tempuh Pada Bagian Jalinan Tunggal
Waktu Tempuh Pada Bagian Jalinan Tunggal
Jalinan terbagi kedalam dua jenis, yaitu :
I. Bagian Jalinan Tunggal
Bagian jalinan jalan antara dua gerakan lalu lintas yang menyatu dan memencar.
II. Bagian Jalinan BundaranSuatu bagian jalan yang membentuk perpotongan dan persilangan pada bagian bundaran, biasa juga disebut jalinan
multiple, karena jalinan yang terjadi pada ruas ini lebih dari satu.
B. LOKASI SURVEY
Pada survey kali ini ruas jalan yang diambil adalah jalinan pada ruas jalan Surapati, yang berada setelah lapangan Gasibu, sebelum Fly Over Pasupati.
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
LOKASI ILOKASI II
a. Lokasi Survey jalinan Jalan Tampak Satelite Google
b. Lokasi Survey Jalinan Jalan Tampak Peta Google
C. PEMBAHASAN
Lokasi ruas jalan yang ditinjau adalah pada bagian ruas jalan Surapati – Fly Over Pasupati, dimana disitu terdapat 2
jalinan yang biasa menyebabkan kemacetan, terutama pada waktu-waktu sibuk dan akhir pekan. Kemacetan tersebut bisa
timbul akibat adanya perpindahan ruas suatu kendaraan yang bersamaan pada titik simpul jalinan yang sama. Jika panjang
bagian jalinannya cukup pendek sedangkan jumlah arus lalu lintas yang masuk cukup besar maka akan meyebabkan
penumpukan kendaraan (antrian) yang berakibat pada adanya delay time dan penurunan kecepatan. Lokasi jalan Surapati –
Fly Over Pasupati merupakan suatu jalan dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dan jumlah arus yang masuk tinggi,
karena ruas tersebut merupakan akses utama penghubung antara wilayah Bandung Timur, dan Bandung Tengah dengan
Wilayah Bandung Utara, Bandung Barat dan Kota Cimahi yang merupakan pusat tarikan berupa sarana pendidikan dan
tempat kerja. Ruas ini biasanya akan mencapai tingkat lalu lintas yang tinggi pada saat pagi hari (pukul 06.30 – 08.00) yang
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
LOKASI ILOKASI II
merupakan tingkat aktifitas jam kerja dan jam sekolah, dan pada sore hari (pukul 16.30 – 18.00) merupakan jam pulang
kerja dan pulang kuliah. Peak Hour (Kepadatan Puncak) biasanya akan terjadi pada saat akhir pekan, yang merupakan
waktu untuk terjadinya tarikan dan bangkitan maksimal, biasanya pergerakan terjadi menuju arah Tol Pasteur (ruas Tol
menuju Jakarta) dimana antrian maksimal bisa mencapai jalan Surapati. Jalan Surapati sendiri memiliki fungsi sebgai jalan
Arteri sekunder, dimana jalan tersebut menghubungkan antara pusat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Bandung Barat dengan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Bandung Tengah dan Bandung Timur. Jalan ini mempunyai 4 lajur dan 2 arah, dimana
lebar jalur tinjauan jalan adalah 7 m (lokasi I) dan 12 m (lokasi II).
Kemacetan (antrian) pada jalinan jalan ruas jalan Surapati – Fly Over Pasupati haruslah dihindari, karena jika terjadi
antrian maka akan berdampak pada ruas dibelakangnya dan menyebabkan terjadinya penundaan waktu tempuh (delay time)
dan penurunan kecepatan. Pada ruas ini ada beberapa angkutan umum yang melintas, diantaranya adalah angkutan umum
jurusan Terminal Cicaheum – Pasar Ciroyom, angkutan umum jurusan Pasar Caringin – Dago, dan Kebon Kalapa - Dago.
Kemacetan sebagian besar diakibatkan oleh adanya pergerakan angkutan umum, dalam artian pergerakan angkutan umum
yang menyilang dari lajur kanan ke lajur kiri secara tiba-tiba, dan pemeberhentian secara tiba-tiba angkutan umum pada
titik-titik jalan. Jalinan terjadi akibat adanya perpindahan lajur kendaraan dari lajur kiri, masuk ke lajur kanan/menuju
jembatan Pasupati pada saat dan titik perpindahan yang sama sehingga terjadi pola gerak persilangan kendaraan.
Kondisi lingkungan jalan Surapati – Fly Over Pasupati sebagian besar merupakan kawasan pemukiman (residence)
dan kawasan kerja (perkantoran pemerintah), sehingga pada waktu-waktu tertentu akan menimbulkan suatu tarikan
pergerakan yang tinggi.
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Gambar Denah Lokasi Jalinan Jalan
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
LOKASI JALINAN I
LOKASI JALINAN II
Berikut adalah pola pergerakan kendaraan pada bagian jalinan jalan Lokasi I :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Berikut adalah pola pergerakan kendaraan pada bagian jalinan jalan lokasi ke II :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
1. METODE SURVAI
Dalam keadaan normal survai harus dilakukakan dalam keadaan tidak terputus selama periode yang telah
direncanakan. Untuk menghindarkan gangguan terhadap kesinambungan survai, seluruh peralatan dan perlengkapan survai
harus sudah dipersiapkan. Dalam proses survei, harus penting juga untuk membentuk suatu organisasi survei beserta
tugasnya masing-masing. Dalam suatu survai, biasanya terdapat beberapa bagian, yaitu :
Koordinator Survai
Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan survai, mengontrol aktifitas petugas survai, dan mengadakan
koordinasi dengan petugas lapangan lainnya.
Memepelajari tujuan, metode pelaksanaan survai dan menjelaskannya kepada anggota.
Menentukan waktu mulai survai, penghentian, dan akhir.
Mengatasi keputusan atas segala permasalahan yang terjadi selama survai, dan menempatkannya dalam berita
survai.
Membuat catatan harian atas segala permasalahan yang timbul.
Ketua Kelompok
Membimbing dan mengawasi pelaksanaan survai.
Menentukan penempatan petugas survai.
Mengatur waktu istirahat.
Pengumpulan dan penyimpanan formulir survai.
Mengatasi setiap permasalahan yang timbul, dan melaporkan pada koordinator. Berikut bagan survai :
a. Cara Manual
Metoda survai yang dilakukan dengan cara manual adalah dengan cara menempatkan petugas survai pada titik-titik
yang sudah ditentukan, yang sekiranya dianggap dapat memantau semua aktifitas kendaraan, tidak terhalang oleh
pepohonan, bangunan, tidak terlalu dekat, juga tidak terlalu jauh. Pada lokasi I ruas jalan Surapati petugas surveyor dapat
dikirim sebanyak 12 orang, dimana detailnya adalah sbb :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
KOORDINATOR
KETUA KELOMPOK
PETUGAS SURVAI
PEMBANTU UMUM
JENIS KENDARAAN ARAH ARUS PENGAMATAN JUMLAH PETUGAS SURVAI
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
A - B 1 Orang
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
A - D 1 Orang
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
C - B 1 Orang
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
C - D 1 Orang
Sepeda Motor A – B 1 Orang
Sepeda Motor A – D 1 Orang
Sepeda Motor C – B 1 Orang
Sepeda Motor C - D 1 Orang
Kendaraan Ringan A – B 1 Orang
Kendaraan Ringan A – D 1 Orang
Kendaraan Ringan C – B 1 Orang
Kendaraan Ringan C - D 1 Orang
TOTAL PETUGAS SURVEYOR 12 Orang ( Pada Lokasi I) /8 jam
Adapun jumlah petugas surveyor pada titik jalinan lokasi ke II adalah sama sebanyak 12 orang, dengan pendetailan:
JENIS KENDARAAN ARAH ARUS PENGAMATAN JUMLAH PETUGAS SURVAI
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
E – H 1 Orang
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
G – F 1 Orang
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
E – F 1 Orang
Kendaraan Berat & Kendaraan Tidak
Bermotor
G – H 1 Orang
Sepeda Motor E – H 1 Orang
Sepeda Motor G – F 1 Orang
Sepeda Motor E – F 1 Orang
Sepeda Motor G – H 1 Orang
Kendaraan Ringan E – H 1 Orang
Kendaraan Ringan G – F 1 Orang
Kendaraan Ringan E – F 1 Orang
Kendaraan Ringan G - H 1 Orang
TOTAL PETUGAS SURVEYOR 12 Orang ( Pada Lokasi II) /8 jam
Disebutkan dalam Pd-T-19-2004 - B bahwa 1 orang petugas dapat melakukan survai selama 8 jam, dengan demikian
dalam 24 jam dibutuhka (24 jam/ 8jam) * 12 orang = 36 orang petugas survai, yang bergantian secara shift.
Berikut adalah diagram alir proses pelaksanaan survai :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Diagram alir proses pelaksanaan survai
Petugas surveyor juga harus mengklasifikasikan jenis kendaraan terlebih dahulu sebelum survey, berikut adalah
golongan kendaraan beserta kategorinya :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Dimana :
Golongan 1 diklasifikasikan atas M (Motorcycle)
Golongan 2 - 4 diklasifikasikan atas LV (Light Vehicle)
Golongan 4 – 7C diklasifikasikan atas HV (Heavy Vehicle)
Golongan 8 diklasifikasikan atas UM (Un Motorace)
Adapun beberapa alat yang harus digunakan saat survey traffic counting adalah :
JENIS ALAT NAMA ALAT PENGGUNAAN
Peralatan Utama
Formulir survai Digunakan untuk mencatat data survai lapangan,
waktu survai, lokasi survai, jumlah kendaraan,
cuaca,dll
Alat tulis Digunakan untuk pencatatan data
Penghapus Koreksi atas kesalahan
Papan dada Alas menulis
Counter (Alat penghitung) Alat untuk menghitung jumlah kendaraan
Digital Camera Perekam, memfoto kondisi eksisting jalan
Peralatan Pendukung
Jas hujan Digunakan saat kondisi hujan
Alat penerangan lain Digunakan suasan gelap
Lampu Senter Digunakan saat suasana gelap, atau sebagai tanda
Tas plastik Digunakan untuk wadah peralatan saat hujan
Transportasi Mobilisasi petugas survai
Penentuan lokasi surveyor dibagi menurut arah pergerakan kendaraan, dan surveyor dipecah kedalam 4 group,
dimana masing-masing group terdiri dari 3 orang pemabaca arus kendaraan dari dan ke lajur masing-masing (1 orang
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
membaca pergerakan kendaraan berat sekaligus kendaraan tidak bermotor, 1 orang membaca pergerakan kendaraan ringan,
dan 1 orang membaca sepeda motor). Gambar dibawah adalah sketsa penempatan lokasi surveyor :
Gambar sketsa penempatan posisi surveyor pembaca arus pergerakan pada Lokasi Jalinan I
Gambar sketsa penempatan posisi surveyor pembaca arus pergerakan pada Lokasi Jalinan II
b. Cara Digital (Menggunakan kamera perekam)
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Pengamat Kendaran HV & UM, LV, MC. Dengan arah pergerakan C - D
Pengamat Kendaran HV & UM, LV, MC. Dengan arah pergerakan A - B
Pengamat Kendaran HV & UM, LV, MC. Dengan arah pergerakan A - D
Pengamat Kendaran HV & UM, LV, MC. Dengan arah pergerakan C - B
Pengamat Kendaran( HV & UM), LV, MC. Dengan arah pergerakan G - H
Pengamat Kendaran (HV & UM), LV, MC. Dengan arah pergerakan E - F
Pengamat Kendaran (HV & UM), LV, MC. Dengan arah pergerakan G - F
Pengamat Kendaran (HV & UM), LV, MC. Dengan arah pergerakan E - F
Metode survai cara digital digunakan jika survai dengan manual tidak mungkin dilakukan, karena medan yang sulit,
lamanya waktu survai, cuaca, dsb. Sehingga sebagai pengganti cara manual maka digunakan cara digital dengan camera
perekam. Cara ini juga dinilai cukup efisien, mengingat tidak perlu membuang waktu banyak, tidak perlu membayar
surveyor, bisa dalam durasi yang lama, ketelitian, dan dapat diabadikan. Keakuratan pengambilan data juga akan sangat
ditentukan oleh faktor-faktor seperti tingkat kualitas kamera perekam, sudut pengambilan data, jarak kendaraan dengan
posisi kamera, dsb. Dalam survai kali ini saya mereferensikan sebuah kamera perekam (handycam) dengan merk Sony
Handycam DCR-SR45, dengan spesifikasi sbb :
General Spesifikasi
Product Type Camcorder
Digital Zoom 2000x
Sensor Size 1/8 “
Sensor Type Advance HAD CCD
Video Format MPEG 2
Min Shutter Speed ¼ sec
Max Shutter Speed 1/4000 sec
Wide Screein Video Capture Yes
Camcorder Effective Still Resolution 0.3 megapixels
Still Image Format JPEG
Digital Storage Hardisk Built in 30 Gb
Lens System Type Zoom lens - 1.9 mm - 76 mm - F/1.8-4.1
Focal Length 1.9 mm - 76 mm
Lens Aperture F/1.8-4.1
Optical Zoom 40 x
Lens system type Zoom lens
Min focal length 1.9 mm
Lens Manufacturer Carl Zeiss
Max focal length 76 mm
Auto Focus TTL contrast detection
Display Type LCD display - TFT active matrix - 2.7 in - Color
Focus Adjustment Manual, Automatic
Zoom Adjustment Motorized drive
Supported Battery 1 x Li-ion rechargeable battery - 680 mAh ( Included )
Supported Battery Sony NP-FH40
Idr = $799.95 Atau sekitar Rp 6879570,00
Pemasangan kamera sendiri dipasang pada sebuah tempat/alat yang memiliki ketinggian khusus agar dapat
mengambil semua sudut tinjauan, diusahakan pada sebuah bangunan gedung bertingkat tanpa ada halangan. Pada
kesempatan kali ini, penempatan kamera dilakukan pada sebuah pohon dengan ketinggian ± 10 m dan dirasi bisa
mengambil semua sudut pergerakan kendaraan. Untuk perekam (recorder) sendiri hanya dibutuhkan sebanyak 1
buah dalam 1 lokasi jalinan, jadi dalam survey kali ini ditempatkan 2 buah perekam. Berikut adalah sketsa
penempatan perekam :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Kamera pada jalinan jalan I ditempatkan di gedung PT.PERTAMINA dengan ketinggian ± 15 m, dengan jarak datar dari titik A ke gedung = ± 10 m, dan dari titik C ke gedung = ± 25 m
Sudut daerah tangkapan kamera yang mengambil arah arus E – F, E – H, G – F, dan G - H
Kamera pada jalinan jalan II ditempatkan pada sebuah pohon dengan ketinggian ± 20 m, dengan jarak datar dari titik E ke pohon = ± 25 m, dan dari titik G = ± 30 m
Sudut daerah tangkapan kamera yang mengambil arus dari A – B, A – D, C –B, dan C - D
Berikut adalah gambar pada titik pengamatan survai jalinan lokasi I :
Gambar a. Titik survai pada lokasi I Gambar b. Titik survai pada lokasi I
Gambar c. Titik survai pada lokasi I
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Titik Jalinan Jalan
Titik Jalinan Jalan
Titik Jalinan Jalan
Berikut adalah gambar titik pengamatan survai jalinan lokasi II :
Gambar e. Titik survai pada lokasi II
Gambar f. Titik survai pada lokasi II Gambar g. Titik survai pada lokasi II
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Titik Jalinan Jalan
Titik Jalinan Jalan
Titik Jalinan Jalan
ANALISIS PENEMPATAN POSISI SURVEYOR
DENGAN METODE MANUAL DAN DIGITAL PADA JALINAN JALAN
RUAS SURAPATI – FLY OVER PASUPATI
OLEH :
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019)
3 – TPJJ
TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Daftar Pustaka
www.google.com (spesifikasi handycam)
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Bagian Jalinan \
Pd-T-19-2004-B (Survai Pencacahan Lalulintas Dengan Cara Manual)
www.googleearth.com
Pd-T-18-2004-B (Klasifikasi Fungsi Jalan Perkotaan)
MUHAMAD DALIL HAIDAR (08124019) TEKNIK LALU LINTAS
Top Related