7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 1/28
PENDAHULUAN
Meskipun asma telah dikenal sejak tahun yang lalu, para ahli masih belum sepakat
mengenai definisi penyakit tersebut. Dari waktu ke waktu definisi asma terus memiliki perubahan.
Definisi asma ternyata tidak mempermudah diagnosis asma, sehingga secara praktis para ahli
berpendapat: asma adalah penyakit paru dengan karakteristik: 1) obstruksi saluran napas yang
reversibel tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan
pengobatan! ") inflamasi saluran napas! #) peningkatan respon saluran napas terdapat berbagai
rangsangan hipereaktifitas). $bstruksi saluran napas ini memberikan gejala%gejala seperti batuk,
mengi dan sesak napas. &enyempitan saluran napas pada asma terjadi secara bertahap, perlahan%
lahan dan bahkan menetap dengan pengobatan tetapi dapat pula terjadi mendadak, sehingga
menimbulkan kesulitan napas yang akut. Derajat obstruksi dipengaruhi oleh diameter lumen saluran
napas, edema dinding bronkus, produksi mukus, kontraksi dan hipertrofi otot polos bronkus.
Diduga baik obstruksi maupun peningkatan respon terhadap berbagai rangsangann didasari oleh
inflamasi saluran napas
'sma merupakan penyakit respiratorik yang paling sering ditemukan terutama di negara%
negara maju. &enyakit ini umumnya dimulai sejak masa anak%anak. Dilaporkan sejak dua dekade
terakhir, prevalensi penyakit asma semakin meningkat. 'sma mempunyai dampak yang negatif
pada kehidupan penderitanya, termasuk pada anak%anak. (arena menyebabkan anak sering tidak
masuk ke sekolah, membatasi kegiatan olah raga, maupun aktivitas di rumah. &revalensi total asmadi dunia diperkirakan sekitar ,"* +* pada dewasa dan 1* pada anak%anak). Masalah
epidemiologi yang ada saat ini adalah mortalitas asma yang relatif tinggi. -eberapa tahun yang lalu,
asma bukan merupakan penyebab kematian yang berarti. amun belakangan ini, dilaporkan dari
berbagai negara, terjadi peningkatan angka kematian karena penyakit asma.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 2/28
TINJAUAN PUSTAKA
ASMA
DEFINISI
Definisi asma ternyata tidak mempermudah diagnosis asma, sehingga secara praktis para
ahli berpendapat: asma adalah penyakit paru dengan karakteristik: 1) obstruksi saluran napas yang
reversibel tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan
pengobatan! ") inflamasi saluran napas! #) peningkatan respon saluran napas terdapat berbagai
rangsangan hipereaktifitas). $bstruksi saluran napas ini memberikan gejala%gejala seperti batuk,
mengi dan sesak napas. &enyempitan saluran napas pada asma terjadi secara bertahap, perlahan%
lahan dan bahkan menetap dengan pengobatan tetapi dapat pula terjadi mendadak, sehingga
menimbulkan kesulitan napas yang akut. Derajat obstruksi dipengaruhi oleh diameter lumen saluran
napas, edema dinding bronkus, produksi mukus, kontraksi dan hipertrofi otot polos bronkus.
Diduga baik obstruksi maupun peningkatan respon terhadap berbagai rangsangann didasari oleh
inflamasi saluran napas
PREVALENSI
&revalensi asma dipengaruhi banyak faktor, antara lain jenis kelamin, umur pasien, status atopi,
faktor keturunan, serta faktor lingkungan. &ada masa kanak%kanak ditemukan prevalensi anak laki%
laki berbanding dengan anak perempuan 1,/:1, tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut
lebih kurang sama dan pada masa menopause perempuan lebih banyak dari laki%laki. 0mumnya
prevalensi asma anak lebih tinggi dari dewasa, tetapi ada pula yang melaporkan prevalensi dewasalebih tinggi dar anak. 'ngka ini juga berbeda%beda antara satu kota dengan kota yang lain di negara
yang sama. Di indonesia prevalensi asma sebesar /%*
ETIOLOGI
Meskipun etiologi asma belum jelas, namun penelitian terakhir menunjukkan adanya faktor
genetik dan lingkungan yang saling mempengaruhi. 'danya hubungan yang erat antara asma pada
anak dan kejadian alergi, menunjukkan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi berkembangnya
sistem imunologi ke arah fenotip asma pada individu yang rentan.
erdapat lebih dari "" lokus pada kromosom autosomal yang berhubungan dengan asma,
terutama lokus yang berisi gen proalergi dan proinflamasi misalnya gen 23%4 pada kromosom /).
5ariasi genetik reseptor berhubungan dengan respon biologik terhadap pengobatan. -eberapa faktor
lingkungan yang dianggap sebagai pencetus6pemicu timbulnya serangan asma, antara lain infeksi
virus pada saluran respiratorik, pajanan terhadap alergen, asap rokok, endotoksin, polusi udara,
udara dingin, bau yang tajam, exercise dan emosi.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 3/28
Faktor – faktor resiko li!k"!a #$e%e&a&'
Mekanisme dasar kelainan asmaFaktor r isiko
7isiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu host factor) dan faktor
lingkungan. 8aktor pejamu termasuk predisposisi genetik yang mempengaruhi untuk
berkembangnya asma, yaitu genetik asma, alergik atopi), hipereaktiviti bronkus, jenis kelamin dan
ras. 8aktor lingkungan mempengaruhi individu dengan kecenderungan predisposisi asma untuk
berkembang menjadi asma, menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala%
gejala asma menetap. ermasuk dalam faktor lingkungan yaitu alergen, sensitisasi lingkungan kerja,
asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan virus), diet, status sosioekonomi dan besarnya
keluarga.
283'M'92
$bstruksi jalan nafasiperesponsif jalan afas
&encetus
;ejala
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 4/28
-akat yang diturunkan ost factor) :
;enetik 'sma'topi6'lergik
iperreaktiviti bronkus
<enis kelamin7as
2nteraksi faktor genetic dan lingkungan pada kejadian asma
KLASIFIKASI
9angat sukar membedakan satu jenis asma dengan asma yang lain. Dahulu dibedakan asma
alergik ekstrinsik) dan non%alergik intrinsik). 'sma alergik terutama munculnya pada waktu anak%
anak, mekanisme serangannnya melalui reaksi alergi tipe 1 terhadap alergen. 9edangkan asma
dikatakan asma intrinsik bila tidak ditemukan tanda%tanda hipersensitivitas terhadap alergen . Mc
=onnel dan olgate membagi asma dalam # kategori, yaitu : 1) asma ekstrinsik, ") asma intrinsik,
#) asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif kronik. ;lobal 2nitiative for 'sthma
;2') mengajukan klasifikasi asma menjadi 1) asma terkontrol, ") asma terkontrol sebagian, #)
asma tidak terkontrol! berdasarkan gejala siang6malam, aktvitas, pemakaian obat pelega, serta
eksaserbasi.
&engaruh 3ingkungan :
'lergen
2nfeksi pernafasan'sap rokok6polusi udara
Diet
9tatus sosioekonomi
9ensitivitas lingkungankerja
-esarnya keluarga
'simptomatik atau 'sma dini
Manifestasi (linis 'sma
&erubahan irreversible pada struktur dan
fungsi jalan nafas
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 5/28
(lasifikasi derajat serangan asma
&arameter klinisfaal paru
laboratorium
7ingan 9edang -erat 'ncaman hentinafas
9esak -erjalan, bisa tidur -erbicara lebihenak duduk
2stirahatmembungkuk ke
depan
&osisi -isa berbaring 3ebih suka duduk Duduk bertopanglengan
-icara kalimat &enggal kalimat (ata%kata
(esadaran 6
kebingungan
Mungkin irritable -iasanya irritable -iasanya irritable
9ianosis idak ada idak ada ada yataWheezing 9edang, akhir
ekspirasi
yaring,
sepanjang
ekspirasi dan
inspirasi
9angat nyaring,
tanpa stetoskop
idak terdengar
&enggunaan otot
bantu respiratorik
-iasanya tidak -iasanya ya ya &aradoks
torakoabdominal
7etraksi Dangkal
interkostal
9edang
suprasternal
Dalam nafas
cuping hidung
Dangkal6hilang
8rekuensi nafas takipnea takipnea takipnea -radipnea
8rekuensi nadi normal takikardia takikardia -radikardia
&>8768>51&re bronkodilator ?+* 4%+* @4*
&ost bronkodilator ?A* +%A* @+*
9at $" ?B/* B1%B/* @B1*
&a$" normal ?+mmg @+mmg&a=$" @4/mmg @4/mmg ?4/mmg
PATOGENESIS
'sma merupakan inflamasi kronik saluran napas. -erbagai sel inflamasi berperan terutama
sel mast, eosinofil, sel limfosit , makrofag, neutrofil dan sel epitel. 8aktor lingkungan dan
berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas pada
penderita asma. 2nflamasi terdapat pada berbagai derajat asma baik pada asma intermiten maupun
asma persisten. 2nflamasi dapat ditemukan pada berbagai bentuk asma seperti asma alergik, asma
nonalergik, asma kerja dan asma yang dicetuskan aspirin.
(onsep terkini patogenesis asma yaitu asma merupakan suatu proses inflamasi kronik yang
khas, melibatkan dinding saluran respiratorik, menyebabkan terbatasnya aliran udara dan
peningkatan reaktivitas saluran nafas. iperreaktivitas ini merupakan predisposisi terjadinya
penyempitan saluran respiratorik sebagai respons terhadap berbagai macam rangsang. ;ambaran
khas adanya inflamasi saluran respiratorik adalah aktivasi eosinofil, sel mast, makrofag, dan sel
limfosit pada mukosa dan lumen saluran respiratorik. &erubahan ini dapat terjadi meskipun
asmanya tidak bergejala. &emunculan sel%sel tersebut secara luas berhubungan dengan derajat
beratnya penyakit secara klinis. 9ejalan dengan proses inflamasi kronik, perlukaan epitel bronkus
merangsang proses reparasi saluran respiratorik yang menghasilkan perubahan struktural dan
fungsional yang menyimpang pada saluran respiratorik yang dikenal dengan istilah remodeling.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 6/28
'sma saat ini dipandang sebagai penyakit inlamasi saluran napas. 2nflamasi ditandai dengan
adanya kalor panas karena vasodilatasi), rubor kemerahan karena vasodilatasi), tumor eksudasi
plasma dan edema), dolor rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa fungsi yang
terganggu). &ada jalur 2g>, masuknya alergen ke dalam ubuh diolah oleh '&= yang selanjutnya
hasil olahan allergen akan dikomunikasikan kepada sel h yang akan memberikan instruksi
interleukin atau sitokin agar sel%sel plasma membentuk 2g>, serta sel%sel radang lain seperti
mastosit, makofag, sel epitel, eusinofil, neutrofil, trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan
mediator%mediator inflamasi seperti histamin, &;, 3, &'8, bradikinin, C yang akan
mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskular,
edema saluran napas, infiltrasi sel radang, sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga
menimbulkan hiperaktivitas saluran napas. &ada jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi,
juga merangsang sstem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan hiperaktivitas
saluran napas. erdapat berbagai keadaan yang dapat meningkatkan hipereaktivitas saluran napas
seseorang yaitu :
1. 2nflamasi saluran napas". (erusakan epitel
#. Mekanisme neurologis
4. ;angguan intrinsik
/. $bstruksi saluran napas
PATOFISIOLOGI
O&str"ksi sal"ra res$iratorik(
$bstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan
mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. $bstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena
secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut. al ini mengakibatkan udara distal
tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. 9elanjutnya terjadi peningkatan volume
residu, kapasitas residu fungsional (78) dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi
mendekati kapasitas paru total (&). (eadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap
terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. 0ntuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot%otot bantu napas.
;angguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara objektif dengan 5>&1
volume ekspirasi paksa detik pertama) atau '&> arus puncak ekspirasi), sedangkan penurunan
(5& kapasitas vital paksa) menggambarkan derajat hipeinflasi paru. &enyempitan saluran napas
dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar, sedang maupun kecil. ;ejala mengi menandakan
adanya penyempitan di saluran napas besar, sedangkan pada saluran napas yang kecil lebih
dominan gejala batuk dan sesak dibanding mengi.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 7/28
&enyempitan saluran respiratorik pada asma dipengaruhi oleh banyak faktor. &enyebab
utama penyempitan saluran respiratorik adalah kontraksi otot polos bronkus yang diprovokasi oleh
pelepasan agonis dari sel%sel inflamasi histamine, triptase, prostaglandin D" dan leukotrien =4 dari
sel mast, neuropeptida dari saraf aferen setempat, dan asetilkolin dari saraf eferan postganglionik).
Hi$erreakti)itas sal"ra res$iratorik
Mekanisme terjadinya hiperreaktivitas ini belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan
dengan perubahan otot polos saluran nafas hiperplasi dan hipertrofi) yang terjadi secara sekunder
yang menyebabkan terjadinya perubahan kontraktilitas.
&aparan terhadap allergen atau iritan menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan
mediator%mediator inflamasi antara lain : histamin, 2nterleukin, 2munoglobulin, prostaglandin,
leukotrien dan nitrat oksida). 8aktor kemotaktik yang dihasilkan menyebabkan infiltrasi bronkus
oleh neutrofil, eosinofil dan limfosit. &roses inflamasi ini menyebabkan spasme otot polos, kongesti
pembuluh darah, pembentukan edema dan produksi mucus yang akhirnya mengakibatkan obstruksi
jalan nafas dan peningkatan hiperesponsif bronkus 7-). $bstruksi jalan nafas meningkatkan
ketahanan terhadap aliran udara dan meningkatkan kecepatan aliran udara. >kspirasi yang
inadekuat menyebabkan hiperinflasi dan meningkatkan usaha untuk bernafas. iperventilasi pada
penderita asma diakibatkan dari mekanisme kompensasii paru%paru yang merespon terhadap
peningkatan volume paru%paru. ekanan intrapleural dan peningkatan udara di alveoli dan
menyebabkan penurunan perfusi dari alveoli. ekanan udara alveoli yang meningkat, penurunanventilasi dan penurunan perfusi menyebabkan ketidakseimbangan ventilasi%perfusi di dalam paru%
paru. &enyempitan saluran napas ternyata tidak merata di seluruh bagian paru. 'da daerah%daerah
yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami
hipoksemia. &ada awal serangan asma terjadi asidosis metabolic akibat penurunan &a$" karena
penumpukan asam laktat, hal tersebut dilakukan karena tubuh akan mengatasi kekurangan oksigen
sehingga melakukan hiperventilasi agar kebutuhan oksigen terpenuhi, akibatnya pengeluaran ="
menjadi berlebih sehingga &a=$" menurun yang menyebabkan alklosis respiratorik. &ada serangan
asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan alvelus tetutup dan alveolus tertutup oleh
mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya pertukaran gas. al ini menyebabkan
hipoksemia dan kerja otot%otot pernapasan bertambah berat serta terjadi peningkatan =$" disertai
penurunan ventilasi alveolus menyebabkan retensi =$" hiperkapnia) dan terjadi asidosis
respiratorik atau gagal napas. ipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan asidosis metabolik
dan konstriksi pembuluh darah pru yang menyebabkan shunting yaitu peredara darah tanpa melalui
unit pertukaran gas yang baik yang berakibat perburukan hiperkapnia. Dengan demikian
penyempitan salura napas berakibat:
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 8/28
1. ;angguan ventilasi berupa hipoventilasi
". (etidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distibusi ventilasi tidak setara dengan dengan
sirkulasi darah paru
#. ;angguan difusi gas di tingkat alveoli
(eiga faktor diatas mengakibatkan hipoksemia, hiperkapnia serta asidosis respiratorik pada tahap
lanjut.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 9/28
VassodolationIncreased cappilary permeability
Bronchial hyperresponsiveness Airway obstruction
BronchospasmVascular congestian
Mucus secretionImpaired mucciliary functionThickening of airway walls
Inccerased contractible responseoff bronchial smooth muscle
Vassoactive mediators
Immune activation(IL!" Ig# production$
#phitelial des%uamation
and fibrosis
&elease of to'ic
neuropeptides
Automaticdysregulation
ellular infiltration()eutrophils" Lymphocytes" eosinophils$
hemotactic mediators
Mast cell degranulation
Aller en or irritant e' osure
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 10/28
GAM*ARAN KLINIS
9tudi epidemiologi menunjukan asma underdiagnosed di seluruh dunia, disebabkan berbagai hal
antara lain gambaran klinis yang tidak khas dan beratnya penyakit yang sangat bervariasi , serta
gejala yang bersifat episodic sehingga penderita tidak merasa perlu ke dokter. Diagnosis asma
didasari oleh gejala yang bersifat episodic, gejala berupa batuk, sesak nafas, mengi, rasa berat di
dada dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca dan pada asma alergik mungkin disertai pilek
atau bersin. -atuk pada awalnya tanpa disertai sekret tetapi pada perkembangan selanjutnya dapat
disertai sekret baik mukoid, putih, kadang%kadang purulen. 'namnesis yang baik cukup untuk
menegakan diagnosis, ditambah dengan pemeriksaan jasmani dan pengukuran faal paru terutama
reversibility kelainan faal paru, akan lebih meningkatkan diagnostik.
7iwayat penyakit 6 gejala :
• -ersifat episodic, seringkali reversible dengan atau tanpa pengobatan.
• ;ejala berupa batuk, sesak nafas, rasa berat di dada dan berdahak.
• ;ejala timbul 6 memburuk terutama malam6dini hari.
• Diawali oleh factor pencetus yang bersifat individu.
• 7espons terhadap pemberian bronchodilator.
al lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
•7iwayat asma keluarga atopi)
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 11/28
• 7iwayat alergi 6 atopi
• &enyakit lain yang memberatkan
• &erkembangkan penyakit dan pengobatan
DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan pada riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. &ada
riwayat penyakit akan dijumpai keluhan batuk, sesak, mengi atau rasa berat di dada. -eberapa
hanya mengeluh batuk pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani. 'danya riwayat alergi pada
paien atau keluarga seperti rinitis alergi atau dermatitis atopik membantu diagnosis asma.
8aktor pencetus asma:
1. 2nfeksi virus saluran napas. 2nfluena". &emajanan terhadap alergen tungau, debu rumah, bulu binatang
#. &emajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi4. (egiatan jasmani: lari
/. >kspresi emosional takut, marah, frustasi+. $bat%obat aspirin, penyekat beta, 9'2D
. 3ingkungan kerja : uap at kimia
A. &olusi udara : asap rokok B. &engawey makanan : sulfit
1. 3ain%lain, misalnya haid, kehamilan, sinusitis
Pe+eriksaa Fisik
;ejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan fisik dapat normal. (elainan
pemeriksaan fisik yang paling sering ditemukan adalah mengi pada auskultasi. &ada sebagian
penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif faal paru) telah
terdapat penyempitan jalan nafas. &ada keadaan serangan, kontraksi otot polos saluran nafas, edema
dan hipersekresi dapat menyumbat saluran nafas, maka sebagai kompensasi penderita bernafas pada
volume paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran nafas. al itu meningkatkan
kerja pernafasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak nafas, mengi dan hiperinflasi.
&ada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu ekspirasi paksa. Ealaupun demikianmengi dapat tidak terdengar silent chest ) pada serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai
gejalalain misalnya sianosis, gelisah, sukat bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu
nafas.
Pe+eriksaa Pe",a!
8aal &aru
&engukuran faal paru digunakan untuk menilai:
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 12/28
• $bstruksi jalan nafas
• 7eversibilti kelainan faal paru
• 5ariabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperesponsif jalan nafas
-anyak parameter dan metode untuk menilai faal paru, tetapi yang telah diterima secara luas
standar) dan mungkin dilakukan adalah pemeriksaan spirometri dan arus puncak ekspirasi '&>).
S$iro+etri
&engukuran volume ekspirasi paksa detik pertama 5>&1) dan kapasitas vital paksa (5&)
dilakukan dengan maneuver ekspirasi paksa melalui prosedur yang standar. &emeriksaan itu sangat
bergantung kepada kemampuan penderita sehingga dibutuhan instruksi operator yang jelas dan
kooperasi penderita. 0ntuk mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari "%# nilai
yang reproducible dan acceptable. $bstruksi jalan nafas diketahui dari nilai rasio 5>&1, (5& @
/* atau 5>&1 @ A * nilai prediksi.
Manfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma :
• $bstruksi jalan nafas diketahaui dari nilai rasio 5>&16(5& @ /* atau 5>&1 @ A *
nilai prediksi.
• 7eversibilti, yang perbaikan 5>&1 F 1/ * secara spontan , atau setelah inhalasi
bronkodilator uji bronkodilator ), atau setelah pemberian bronkodilator oral 1%14 hari,
atau setelah pemberian kortikosteroid inhalasi6oral) " minggu. 7eversibility ini dapat
membantu diagnosis asma
• Menilai derajat berat asma
Ar"s P"-ak Eks$irasi #APE'
ilai '&> dapat diperolehi melalui pemeriksaan spirometri atau pemeriksaan yang lebih sederhana
yaitu dengan alat peak eGpiratory flow meter &>8 meter) yang relatif sangat murah, mudah
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 13/28
dibawa, terbuat dari plastic dan mungkin tersedia di berbagai tingkat layanan kesehatan termasuk
puskesmas ataupun instalasi gawat darurat. 'lat &>8 meter relatif mudah digunakan6difahami baik
oleh dokter maupun penderita, sebaiknya digunakan penderita di rumah sehari%hari untuk
memantau kondisi asmanya. Maneuver pemeriksaan '&> dengan ekspirasi paksa membutuhkan
koperasi penderita dan instruksi yang jelas.
Manfaat '&> dalam diagnosis asma
• 7eversibiliti, yaitu perbaikan nilai '&> F 1/ * setelah inhalasi bronkodilator uji
bronkodilator), atau bronkodilator oral 1%14 hari, atau respons terapi kortikosteroid
inhalasi6oral, " minggu)
• 5ariabiliti, menilai variasi diurnal '&> yang dikenal dengan variabiliti '&> harian selama
1%" minggu. 5ariabiliti juga dapat digunakan menilai derajat berat penyakit.
=ara pemeriksaan variability '&> harian
Diukur pagi hari untuk mendapatkan nilai terendah, dan malam hari untuk mandapatkan nilai
tertinggi. 7ata%rata '&> harian dapat diperolehi melalui " cara :
• -ila sedang menggunakan bronkodilator, diambil variasi6perbedaan nilai '&> pagi hari
sebelum bronkodilator dan nilai '&> malam hari sebelumnya sesudah bronkodilator.
&erbedaan nilai pagi sebelum bronkodilator dan malam sebelumnya bronkodilator
menunjukkan percentase rata%rata nilai '&> harian. ilai ? "* dipertimbangkan sebagai
asma.
5ariabilti harian H '&> malam I '&> pagi C 1 *
J '&> malam K '&> pagi)
• Metode lain untuk menetapkan variabiliti '&> adalah nilai terendah '&> pagi sebelum
bronkodilator selama pengamatan " minggu, dinyatakan dengan persentase dari nilai terbaik
nilai tertinggu '&> malam hari)
&eran &emeriksaan 3ain untuk Diagnosis
U,i Pro)okasi *rok"s
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 14/28
0ji provakasi bronkus membantu menegakan diagnosis asma. &ada penderita dengan gejala
asma dan faal paru normal sebaiknya dilakukan uji provokasi bronkus. &emeriksaan uji
provokasi bronkus mempunyai sensitivity yang tinggi tetapi spesifisiti rendah, artinya hasil
negative dapat menyingkirkan diagnosis asma persisten, tetapi hasil positif tidak selalu berarti
bahwa penderita tersebut asma. asil positif dapat terjadi pada penyakit lain seperti rhinitis
alergik, berbagai gangguan dengan penyempitan jalan nafas seperti &&$(, bronkoektasis dan
fibrosis kistik.
Pe!"k"ra Stat"s Aler!i
(omponen alergi pada asma dapat diidentifikasikan melalui pemeriksaan uji kulit atau
pengukuran 2g> spesifik serum. 0ji tersebut mempunyai nilai kecil untuk memdiagnosis
asma, tetapi membantu mengidentifikasi factor risiko6pencetus sehingga dapat dilaksanakan
control lingkungan dalam penatalaksanaan.
0ji kulit adalah cara utama untuk mendiagnosis status alergi6atopi, umumnya dilakukan
dengan prick test. Ealaupun uji kulit merupakan cara yang tepat untuk diagnosis atopi,
tetapi juga dapat menghasilkan positif maupun negative palsu. 9ehingga konfirmasi
terhadap pajanan allergen yang releven dan hubungannya dengan gejala harus selalu
dilakukan. &engukuran 2g> spesifik dilakukan pada keadaan uji kulit tidak dapat dilakukan
antara lain dermatophagoism, dermatitis6kelainan kulit pada lengan tempat uji kulit, dan
lain%lain). &emeriksaan kadar 2g> total tidak mempunyai nilai dalam diagnosis alergi6atopi.
Pe+eriksaa S$"t"+9putum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan netrofil sangat dominan pada
bronkitis kronis. 9elain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden, dan Spiral
Curschman! pemeriksaan ini juga pening untuk melihat adanya miselium Aspergillus
Fumigatus.
Pe+eriksaa Eosiofil Total
<umlah eosinofl darah meningkat pada asma dapat membedakan dengan bronkitis kronis.
&emeriksaan ini dapat menentukan patokan dosis kortikosteroid yang dibutuhkan pada
pasien asma. Pe+eriksaa Ka.ar I!e Total Da I!e S$esifik Dala+ S$"t"+
2g> total untuk menyokong adanya atopi, 2g> spesifik lebih bermakna terutama bila uji kulit
idak dapat dilkukan.
Foto Rot!e Da.a
0ntuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran napas dan menentukan komplikas
asma seperti pneumothoraks, pneumomediastinum, atelektasis, dan lain%lain.
Aalisis Gas Dara/
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 15/28
Dilakukan pada asma berat. &aa fase awal serangan terjadi hipoksemia dan hipokapnea
&a=$" @#/ mmg), pada stadium yang lebih berat &a=$" mendekati normal sampai
normo%kapnia. &ada asma sangat berat hiperkapnia &a=$"?H4/mmg), hipoksemia dan
asidosis respiratorik.
DIAGNOSIS *ANDING
Diagnosis banding asma antara lain sbb :
Dewasa
• &enyakit &aru $bstruksi (ronik
• -ronkitis (ronis
• ;agal <antung (ongestif
• -atuk kronik akibat lain%lain
• Disfungsi laryngitis
• $bstruksi mekanis missal tumor)
• >mboli &aru
&enyakit lain yang jarang : stenosis trakea,karsinom bronkus, poliarteritis nodosa
KOMPLIKASI
1. &neumotoraks". &neumomediastinum dan emfisema subkutis
#. 'telektasis4. 'spergilosis bronkopulmoner alergik
/. ;agal napas
+. -ronkis. 8raktur iga
PENATALAKSANAAN
PEN0EGAHAN
&encegahan meliputi :
1. &encegahan primer yaitu mencegah tersensitisasi dengan bahan yang menyebabkan asma.
Meliputi pencegahan periode prenatal dan periode postnatal. &encegahan perinatal seperti :
menghindari makanan yang bersifat allergen pada ibu hamil dengan resiko tinggi tetapi pada
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 16/28
prinsipnya belum ada pencegahan primer yang dapat direkomendasikan untuk dilakukan.
9edang periode postnatal seperti : diet menghindari allergen pada ibu menyusui resiko tinggi
menurunkan resiko dermatitis atopic pada anak.
". &encegahan sekunder
Laitu mencegah yang sudah tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma.
=ontohnya adalah pemberian anti histamin %1 dalam menurunkan onset mengi pada penderita
anak dermatitis atopic.
#. &encegahan tersier
Laitu untuk mencegah agar tidak terjadi serangan atau bermanifestasi klinis pada penderita yang
sudah menderita asma. =ontohnya menghindari allergen yang menyebabkan tercetusnya
serangan asma.
PENGO*ATAN ASMA
-erdasarkan patogenesis yang telah dikemukakan, strategi pengobatan asma dapat ditinjau dari
berbagai pendekatan. 9eperti mengurangi respon saluran nafas, mencegah ikatan allergen dengan 2g
>, mencegah pelepasan mediator kimia, dan merelaksasikan otot%otot polos bronkus.
1( Me-e!a/ ikata aller!e –I!E
a. menghindari allergen, tampaknya sederhana, tetapi sering sukar dilakukan.
b. iposensitisasi, dengan menyuntikan dosis kecil allergen yang dosis nya makin ditingkatkan
diharapkan tubuh akan mmbentuk 2g; blocking antibody) yang akan mencegahb ikatan
allergen dengan ig> pada sel mast. >fek hiposensitisasi pada rang dewasa saat ini masihdiragukan.
2( Me-e!a/ $ele$asa +e.iator
&remedikasi dengan natrium kromolin dapat mencegah spasme bronkus yang
dicetuskan oleh allergen. atrium kromolin mekanisme kerjanya diduga mencegah
pelepasan mediator dari mastosit.
$bat tersebut tidak dapat mengatasi spasme bronkus yang telah terjadi, oleh karena
itu hanya dipakai sebagai obat profilaktik pada terapi pemeliharaan.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 17/28
atrium kromolin paling efektif untuk asma anak yang menyebabkan alergi,
meskipun juga efektif pada sebagian pasien asma intrinsic dan asma karena kegiatan
jasmani. $bat golongan agonis beta " maupun teofilin selain bersifat sebagai bronkodilator
jug dapat mencegah pelepasan mediator.
3( Mele&arka sal"ra afas .e!a &roko.ilator
a. 9impatomimetik
1) 'gonis beta " salbutamol, terbutalin, fenoterol, prokaterol) merupakan
obat%obat terpilih untuk mengatasi serangan asma akut. Dapat diberikan
secara inhaalasi melalui MD2 Metered Dosed 2nhaler) atau nebulier.
") >pinefrin diberikan subkutan sebagai pengganti agonis beta " pada
serangan asma yang berat. Dianjurkan hanya dipakai pada asma anak atau
dewasa muda.
b. 'minofilin dipakai sewaktu serangan asma akut. Diberikan dosis awal, diikuti
dengan dosis pemeliharaan.
c. (ortikosteroid. idak termasuk obat golongan bronkodilator tetapi secara tidak
langsung, dapat melebarkan saluran nafas. Dipakai pada serangan asma akut atau
terapi pemeliharaan.
d. 'ntikolinergik ipatoprium bromide) terutama dipakai sebagai suplemen
bronkodilator agonis beta ".
4( Me!"ra!i res$o .e!a ,ala +ere.a+ ifla+asi sal"ra afas(-anyak peneliti telah membuktikan bahwa asma baik yang ringan maupun berat
menunjukan inflamasi saluran nafas. 9ecara histopatologis ditemukan adanya infiltrasi sel%
sel radang serta mediator inflamasi ditempat tersebut.
2mplikasi terapi proses inflamasi diatas adalah meredam nflamasi yang ada baik dengan
natrium kromolin, atau secara lebih poten dengan kortikosteroid baik secara oral, parenteral,
atau inhalasi seperti pada asam akut atau kronik.
Pe!o&ata as+a +e"r"t GINA # Glo&al iitiati)e for Ast/+a'
+ komponen dalam pengobatan asma, yaitu :
1( Pe%"l"/a ke$a.a $asie
(arena pengobatan asma memerlukan pengobatan jangka panjang, diperlukan kerjasama antara
pasien, keluarga serta tenaga kesehatan. al ini dapat tercapai bila pasien dan keluarganya
memahami penyakitnya, tujuan pengobatan, obat%obat yang dipakai serta efek samping.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 18/28
2( Peilaia .era,at &erat%a as+a
&enilaian derajat beratnya asma baik melalui pengukurangejala, pemeriksaan uji faal paru dan
analisis gas darah sangat diperlukan untuk menilai hasil pengobatan. 9eperti telah dikemukakan
sebelumnya, banyak pasien asma yang tanpa gejala, ternyata pada pemeriksaan uji faal parunya
menunjukan adanya obstruksi saluran nafas.
3( Pe-e!a/a .a $e!e.alia fa-tor $e-et"s sera!a
Diharapkan dengan mencagah dan mengendalikan factor pencetus serangan asma makin berkurang
atau derajat asma makin ringan
4( Pere-aaa o&at5o&at ,a!ka $a,a!(
0ntuk merencanakan obat%obat anti asma agar dapat mengendalikan gejala asma, ada # hal yang
harus dipertimbangkan :
a. $bat%obat anti asma
b. &engobatan farmakologis berdasagrkan system anak tangga
c. &engobatan asma berdasarkan system wilayah bagi pasien
O&at5o&at ati as+a
&ada dasarnya obat%obat anti asma dipakai untuk mencagah dan mengendalikan gejala asma.
#1' Pe-e!a/a #controller)
Laitu obat obat yang dipakai setiap hari, dengan tuuan agar gejala asma persisten tetap
terkendali. ermasuk golongan ini yaitu obat%obat antiinflamasi dan bronkodilator kerja panjang
long acting). $bat obat antiinflamasi khususnya kortikosteroid hirup adalah obat yang oabat yang paling efektif sebagai pencegah.
$bat%obat anti alergi, bronkodilator atau obat golongan lain sering dianggap termasuk obat
pencegah, meskipun sebenarnya kurang tepat, karena obat%obat tersebut mencegah dalam ruang
lingkup yang terbatas misalnya mengurangi serangan asma, mengurangi gejala asma kronik,
memperbaiki fungsi paru, menurunkan reaktivitas bronkus dan memperbaiki kualitas hidup. $bat
antiinflamasi dapat mencegah terjadinya inflamasi serta mempunyai daya profilaksis dan supresi.
Dengan pengobatan antiinflamasi jangka panjang ternyata perbaikan gejala asma, perbaikan fungsi
paru, serta penurunan reaktivitas bronkus lebih baik bila dibandingkan bronkodilator.
ermasuk golongan obat pencegah adalah kortikosteroid hirup, kortikosteroid sistemik,
natrium kromolin, natrium nedokromil, teofilin lepas lambat, agonis beta " kerja panjang hirup
dan oral, dan obat%obat anti alergi.
#2' Pe!/ila! !e,ala #reliever '(
$bat penghilang gejala yaitu obat%obat yang dapat merelaksasi bronkokontriksi dan gejala%gejala
akut yang menyertainya dengan segera. ermasuk dalam golongan ini yaitu agonis beta " hirup
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 19/28
kerja pendek short%acting), kortrikosteroid sistemik, antikolinergik hirup, teofilin kerja pendek,
agonis beta " oral kerja pendek.
'gonis beta " hirup fenoterol, salbutamol, terbutalin, prokaterol) merupakan obat terpilih untuk
gejala asma akut serta bila diberikan sebelum kegiatan jasmani, dapat mencegah serangan asma
karena kegiatan jasmani. 'gonis beta " hirup juga dipakai sebagai penghilang gejala pada asma
episodic.
&eran kortikosteroid sistemik pada asma akut adalah untuk mencegah perburukan gejala lebih
lanjut. $bat tersebut secara tidak langsung mencegah atau mengurangi frekuensi perawatan di
ruang rawat darurat atau rawat inap.
'ntikolinergaik hirup atau ipatoprium bromide selain dipakai sebagai tambahan terapi agonis beta
" hirup pada asma aku, juga dipakai sebagai obat alternative pada pasien yang tidak dapat
mentoleransi efek samping agonis beta ".eofilin maupun agonis beta " oral dipakai pada pasien
yang secara teknis tidak bisa memakai sediaan hirup.
Pe!o&ata far+akolo!is &er.asarka aak ta!!a
9ampai sejauh ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma, karena itu dipakai istilah
terkendali dalam pengobatan asma. 9uatu asma dikatakan terkendali bila:
% gejala asma kronik minimlal, termasuk gejala asma malam.
% 9erangan6 eksaserbasi akut mnimal
% (ebutuhan agonis beta " sangat minimal.
% idak ada keterbatasan aktivitas% 5ariasi '&> kurang dari " *
% ilai '&> normal6 mendekati normal.
% >fek samping obat minimal
% idak memerlukan pertolongan gawat daruat.
-erdasarkan pengobatan farmakologis sistemik anak tangga, maka menurut berat ringannya
gejala, asma dapat dibagi menjadi 4 tahap:
1( As+a iter+ite
;ambaran klinis sebelum pengobatan
% ;ejala intermiten kurang dari 1 kali seminggu
% 9erangan singkat beberapa jam sehari)
% ;ejala asma malam berkurang dari " bulan sekali.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 20/28
% Diantara serangan pasiean bebas gejala dann fungsi paru normal.
% 2lai '&> dan (5&1 ? A* dari nilai prediksi, variabilitas @ " *
$bat yang dipakai : agonis beta " hirup, obat lain tergantung intensitas serangan, bila berat dapat
ditambahkan kortikosteroid oral.
2( As+a $ersiste ri!a
;ambaran klinis sebelum pengobatan
% ;ejala lebih dari 1G seminggu, tetapi kurang kurang dari 1 G perhari.
% 9erangan mengganggu aktivitas dan tidur.
% 9erangan asma malam lebih dari "G 6 sebulan
% ilai '&> atau (5&1 ? A * dari nilai prediksi, variabilitas "%#*
$bat yang digunakan : setiap hari obat pencegah, agonis beta " bila diperlukan
3( As+a $ersisite se.a!
% ;ambaran klinis sebelum pengobatan.
% ;ejala setiap hari
% 9erangan mengganggu aktivitas dan tidur
% 9erangan asma malam lebih dari 1 G seminggu
% 9etiap hari menggunakan agonis beta " hirup
% ilai '&> atau (5&1 antara +%A* nilai prediksi. 5ariabilitas ? # *
$bat yang pergunakan : 9etiap hari obat pencegah kortikosteroidhirup) dan bronkodilator kerja
panjang.4( As+a $ersiste &erat
;ambaran klinis sebelum pengobatan
% ;ejala terus menerus sering mendapat serangan.
% ;ejala asma malam sering
% 'ktivitas fisis terbatas karena gejala asma
% ilai '&> atau (5&1 kurang dari + * nilai prediksi, variabilitas ? #*.
$bat yang dipakai : setiap hari obat obat pencegah, dosis tinggi, kortikosterid hirup, bronkodilator
kerja panjang, kortikosteroid oral jangka panjang.
ahap &encegah &enghilang
1. 'sma intermiten % 'go
nis beta " hirup kerja
pendek) bila ada gejala,
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 21/28
tetapi kurang dari satu kali6
minggu
% 2nten
sitas pengobatan ter%
gantung beratnya serangan
% 'go
nis beta " hirup atau a%
kromolin sebelum kegiatan
asmani pemajanan
allergen.
". 'sma persisten ringan 9etiap hari
% (orti
kosteroid hirup "%/mg atau a%kromolin atau
nedrokomil atau teofilin
lepas lambat.
% Dosi
s kortikosteroid dapat
dinaikan menjadi A
mgatau ditambhankan
bronkodilator kerja
panjang oral atau hirup)
% 'go
nis beta " hirup kerja
pendek) tidak melebihi #%4kali 6 hari.
#. 'sma &ersistenn sedang 9etiap hari
% (orti
kosteroid hirup A%"
mcg dan bronkodilator
kerja panjang, terutama bilaada gejala malam baik
agonis beta" hirup jangka
panjang atau teofilin
lepas lambat atau agonis
beta " kerja panjang.
'gonis beta " hirup kerja
pendek) tidak melebihi #%4
kali6hari
4. 'ama persisten berat 9etaiap hari
% (orti
'gonis beta " hirup kerja
pendek ) bila ada gejala.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 22/28
kosteroid hirup A%
"mcg atau lebih.
% -ron
kodilator kerja panjang
% (orti
kosteroid oral.
&engobatan dimulai sesuai dengan tahap atau tingkat beratnya asma.
-ila gejala asma tidak terkendali, lanjutkan pengobatan ke tingkat berikutnya. etapi sebelumnya
perhatikan lebih dulu apakah tehnik pengobatan, ketaatan berobat serta pengendalian lingkungan
penghindaran allergen atau factor pencetus) telah dilaksanakan dengan bai.
9elain asma terkendali paling tidak untuk jangka waktu # bulan, dapat dicoba menurunkan obat%
obat anti asma secara bertahap.
Pe!o&ata as+a &er.asarka s%ste+ 6ila%a/ &a!i $asie
9etiap pengobatan ini dimaksudkan untuk memudahkan paseien mengetahui perjalanan dan
kronisitas asma, memantau kondisi penyakitnya, mengenali tanda%tanda dini serangan asma dan
dapat bertindak segera mengatasi kondisi tersebut.
Dengan menggunakan peak flow meter pasien diminta mengukur secara teratur setiap hari, dan
membandingkan nilai '&> yang didapat pada waktu itu dengan nilai terbaik '&> pasien atau
prediksi nilai normal.
9eperti halnya lampu pengatur lalulintas berdasarkan nilai '&> akan terletak pda wilayah.
% ijau berarti aman. ilai '&> luasnya A%1* nilai prediksi, variabilitas
kurang dari "* . idur dan aktivitas tidak terganggu. $bat%obat yang dipakai sesuai dengan
tingkat anak tangga saat itu. -ila # bulan tetap hijau, pengobatan ini diturunkan ke tahap yang
lebih ringan.
% (uning berarti hati%hati. ilai '&> +%A* nilai prediksi, variabilitas '&>
"%#*. ;ejala asma masih normal, terbangun malam karena asma, aktivitas terganggu. Daerah
ini menunjukan bahwa pasien sedang mendapat serangan asma. 9ehingga obat%obat anti%asma
perlu ditingkatkan atau ditambah antara lain agonis beta " hirup dan bila perlu kortikosteroid
oral. Mungkin pula tahap pengobatan yang sedang dipakai belum memadai, sehingga perlu
dikaji ulang bersama dokternya.
% Merah berarti bahaya. ilai '&> dibawah +* nilai prediksi. -ila agonis
beta " hirup tidak memberikan respons, segera mencari pertolongan dokter. -ila dengan agonis
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 23/28
beta " hirup membaik, masuk ke daerah kuning, obat diteruskan sesuai dengan wilayah merah
kortikosteroid oral diberikan lebih awal dan diberikan oksigen.
7( Mere-aaka $e!o&ata as+a ak"t
9erangan asma ditandai dengan gejala sesak nafas, batuk, mengi atau kombinasi dari gejala%gejala
tersebut. Derajat serangan asma bervariasi dari yang ringan sampai berat yang dapat mengamcam
jiwa. 9erangan bisa mendadak atau bisa juga perlahan%lahan dalam jangka waktu berhari%hari. 9atu
hal yang perlu diingat bahwa serangan asma akut menunjukan rencana pengobatan jangka panjang
telah gagal atau pasien sedang terpajan factor pencetus.
ujuan pengobatan serangan asma:
a. Menghilangkan obstruksi saluran nafas dengan segera.
b. Mengatasi hipoksemia.
c. Mengembalikan fungsi paru kearah normal
d. Mencegah terjadinya serangan berikutnya.
e. Memberikan penyuluhann kepada pasien dan keluarganya mengenai cara%cara mengatasi
dan mencegah serangan asma.
f. Dalam penatalaksanaan serangana asma perlu diketahui lebih dulu derajat beratnya serangan
asma baik berdasarkan cara bicara, aktivitas, tanda%tanda fisis, nilai '&>, dan bila mungkin
analisis gas darah. al lain yang perlu diketahui apakah pasien termasuk pasien asma
beresiko tinggi untuk kematian karena asma, yaitu pasien yang :% 9edang memakai atau baru saja lepas dari kortikosteroid sistemik
% 7iwayat rawat inap atau kunjungan ke unit gawat darurat karena asma dalam setahun
terakhir.
% ;angguan kejiwaan atau psikososial.
% &asien yang tidak taat mengikuti rencana pengobatan.
&engobatan asma akut.
-ronkodilator khususnya agonis beta " hieup kerja pendek) merupakan obat anti asma pada
serangan asma, baik secara MD2 atau nebulier. &ada serangan asma ringan atau sedang,
pemerian aerosol "%4 kali setiap " menit cukup memadai untuk mengatasi serangan. $bat%obat
anti asma yang lain seperti antikolinergik hirup, teofilin, dan agonis beta " oral merupakan obat%
obat alternative karena onset yang lama dan efek sampingnya yang lebih besar. &ada serangan
asma yang lebih berat, dosis agonis beta " hirup dapat ditingkatkan.
(ortikosteroid sistemik diberikan bila respons terhadap agonis beta " hirup tidak memuaskan.
Dosis prednisone antara ,/%1 mg6kg-- atau ekuivalennya. &emberian biasanya terjadi secara
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 24/28
bertahap, oleh karena itu pengobatan diteruskan untuk beberapa hari. etapi bila tidak ada
perbaikan atau minimal , segera pasien dirujuk ke fasilitas pengobatan yang lebih baik.
&asien harus segera dirujuk apabila:
a) &asien dengan resiko tinggi untuk kematian karena asma.
b) 9erangan asma berat '&> @ +* nilai prediksi
c) 7espons bronkodilator tidak segera, dan bila respons hanya bertahan kurang dari #
jam.
d) idak ada perbaikan dalam "%+ jam setelah pengobatan kortikosteroid
e) ;ejala asma makin memburuk.
8( *ero&at se-ara terat"r(
0ntuk memperoleh tujuan pengobatan yang diinginkan, pasien asma pada umumnya memerlukan
pengawasan yang teratur dari tenaga kesehatan. (unjungan yang teratur diperlukan untuk menilai
hasil pengobatan, cara pemakaian obat, cara menghindari factor pencetus serta penggunaan alat
peak flow mete. Makin baik hasil pengobatan, kunjungan ini akan semakin jarang.
'dakalanya diperlukan rujukan kepada dokter ahli khususnya pada keadaan%keadaan berikut:
% &asien dengan riwayat serangan asma berat yang mengancam jiwa atau pasien yang
diragukan kemampuan mengatasi asmanya.
% anda dan gejala asma tidak khas atau ada masalah dalam diagnosis banding.
% al%hal yang dapat memperberat asma pasien seperti sinusiti, polip hidung,maspergilosis,rhinitis berat.
% &emeriksaan penunjang diagnostic uji kulit, rinoskopi, uji faal paru, uji provokasi)
% &asien tidak memberikan respons pengobatan yang optimal.
% &asien yang termasuk tahap # dan 4 menurut klasifikasi pengobatan asma jangka panjang.
% &asien yang memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai imunoterapi, komplikasi terapi,
ketidaktaatan berobat dan ingin berhenti merokok.
% 'sma dengan keadaan khusus seperti kehamilan, operasi, aktivitas fisis, sinusitis, rhinitis,
polip hidung, asma karena pekerjaan, infeksi paru, refluks gastroesofagitis, dan aspirin
induced asthma.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 25/28
(ontrol eratur
&ada penatalaksanaan jangka panjang terdapat " hal yang penting diperhatikan oleh dokter
yaitu :
1. indak lanjut follow%up) teratur 2. 7ujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penanganan lanjut bila diperlukan
Dokter sebaiknya menganjurkan penderita untuk kontrol tidak hanya bila terjadi serangan akut,tetapi kontrol teratur terjadual, interval berkisar 1% + bulan bergantung kepada keadaan asma. al
tersebut untuk meyakinkan bahwa asma tetap terkontrol dengan mengupayakan penurunan terapi
seminimal mungkin.
7ujuk kasus ke ahli paru layak dilakukan pada keadaan :
M idak respons dengan pengobatan
M &ada serangan akut yang mengancam jiwa
M anda dan gejala tidak jelasatipik), atau masalah dalam diagnosis banding, atau
komplikasi atau penyakit penyerta komorbid)! seperti sinusitis, polip hidung, aspergilosis
'-&'), rinitis berat, disfungsi pita suara, refluks gastroesofagus dan &&$(
M Dibutuhkan pemeriksaan6 uji lainnya di luar pemeriksaan standar, seperti uji kulit uji
alergi), pemeriksaan faal paru lengkap, uji provokasi bronkus, uji latih kardiopulmonary
eGercise test), bronkoskopi dan sebagainya.
9( Pola /i."$ se/at
Mei!katka ke&"!ara fisis
$lahraga menghasilkan kebugaran fisis secara umum, menambah rasa percaya diri dan
meningkatkan ketahanan tubuh. Ealaupun terdapat salah satu bentuk asma yang timbul serangan
sesudah exercise eGercise%induced asthma6 >2'), akan tetapi tidak berarti penderita >2' dilarang
melakukan olahraga. -ila dikhawatirkan terjadi serangan asma akibat olahraga, maka dianjurkan
menggunakan beta"%agonis sebelum melakukan olahraga.
9enam 'sma 2ndonesia 9'2) adalah salah satu bentuk olahraga yang dianjurkan karenamelatih dan menguatkan otot%otot pernapasan khususnya, selain manfaat lain pada olahraga
umumnya. 9enam asma 2ndonesia dikenalkan oleh Layasan 'sma 2ndonesia dan dilakukan di
setiap klub asma di wilayah yayasan asma di seluruh 2ndonesia. Manfaat senam asma telah
diteliti baik manfaat subjektif kuesioner) maupun objektif faal paru)! didapatkan manfaat yang bermakna setelah melakukan senam asma secara teratur dalam waktu # I + bulan, terutama
manfaat subjektif dan peningkatan 5$"maG.
*er/eti ata" ti.ak $era/ +erokok 'sap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan menyebabkan ketidak
seimbangan protease antiprotease. &enderita asma yang merokok akan mempercepat perburukanfungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkitis kronik dan atau emfisema sebagaimana perokok lainnya dengan gambaran perburukan gejala klinis, berisiko mendapatkan kecacatan,semakin tidak produktif dan menurunkan kualiti hidup. $leh karena itu penderita asmadianjurkan untuk tidak merokok. &enderita asma yang sudah merokok diperingatkan agar menghentikan kebiasaan tersebut karena dapat memperberat penyakitnya.
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 26/28
Li!k"!a Ker,a-ahan%bahan di tempat kerja dapat merupakan faktor pencetus serangan asma, terutama
pada penderita asma kerja. &enderita asma dianjurkan untuk bekerja pada lingkungan yang tidak mengandung bahan%bahan yang dapat mencetuskan serangan asma. 'pabila serangan asma seringterjadi di tempat kerja perlu dipertimbangkan untuk pindah pekerjaan. 3ingkungan kerja
diusahakan bebas dari polusi udara dan asap rokok serta bahan%bahan iritan lainnya
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 27/28
DAFTAR PUSTAKA
1. &erhimpunan dokter paru 2ndonesia. &edoman diagnosis dan tatalaksana asma. "#
". -uku 'jar 2lmu &enyakit Dalam <ilid 2 >disi +. -alai &enerbit 8( 02, <akarta: 1BB+
#. 8oster, Daniel E. arrisonNs &rinciples of 2nternal Medicine, 1th edition. "
4. 'nne -! 9tephen &. 9aunders &ocket -ook of =linical Medicine, #rd >dition, 9eries editors.
&arveen (umar and Michael =lark, >lsiever 9cience, &hiladelphia, 9aunders: "#.
/. 9ilbernal 9,3ang 8. =olor atlas of pathophysiology. hieme. ew Lork. "
7/23/2019 Css Asma -
http://slidepdf.com/reader/full/css-asma- 28/28