Octiara Gisca Amilia
1102008186
Pembimbing: dr. H Syahruddin Hasyamin, SpM
1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. D Umur : 35 tahun Alamat : Wanaraja Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam Suku Bangsa : Sunda Tanggal periksa : 25 Juni 2013 No RM : 01618415
Keluhan Utama :
Mata kanan tidak dapat melihat sejak 2 minggu SMRS
Anamesa khusus :
Pasien datang ke poliklinik mata RSU dr.Slamet Garut dengan keluhan mata kanan tidak dapat melihat sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya os mengaku mata kanan terkena percikan air sabut saat sedang bermain bersama anaknya. Pada awalnya pasien hanya merasakan perih pada mata. Kemudian mata menjadi merah dan lama kelamaan semakin bengkak dan terasa panas pada kelopak mata. Os juga mengaku mengalami panas badan satu hari setelah kejadian.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya.
Riwayat alergi : disangkal pasien Riwayat trauma : disangkal pasien Riwayat darah tinggi : disangkal pasien Riwayat gula darah : disangkal pasien
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada keluarga pasien yang saat ini mengalami penyakit yang sama.
Riwayat gula darah : disangkal pasien Riwayat darah tinggi : disangkal pasien Riwayat alergi : disangkal pasien Riwayat katarak : disangkal pasien Riwayat Sosial - ekonomi: Cukup Riwayat gizi : Cukup
Keadaan umum Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : tampak sakit
ringan Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernapasan : 20 x/menit Suhu : afebris
OD OS
Visus 1/∞ 1.0
SC - -
CC - -
STN tetap tetap
Koreksi - -
Adde - -
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
OD OS
Palpebra superior edema t.a.k
Palpebra inferior edema t.a.k
Silia Tumbuh teratur Tumbuh teratur
Ap. Lakrimalis t.a.k t.a.k
C. tarsal sup Tenang Tenang
C. tarsal inf Tenang Tenang
C. bulbi Injeksi siliar (+)
Injeksi conjuntiva (+)
Tidak ada injeksi
Cornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Pupil Anisokor Bulat, isokor
Diameter pupil 3 mm 3 mm
Reflex cahaya
Direct + +
Indirect + +
Iris Sinekia posterior (+) Tenang, coklat, sinekia (-)
Lensa jernih jernih
Shadow test + +
OD OS
Silia t.a.k t.a.k
Konjungtiva Injeksi siliar dan
conjuntiva (+)
t.a.k
Cornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Pupil anisokor Bulat
Iris Sinekia posterior (+) t.a.k
Lensa jernih Jernih
Tonometri schiotz 5,9 14,6
OD OS
Lensa jernih jernih
Vitreus Sulit dinilai Sulit dinilai
Fundus + +
Papil Sulit dinilai Sulit dinilai
CDR Sulit dinilai Sulit dinilai
A/V retina sentralis Sulit dinilai Sulit dinilai
Retina Sulit dinilai Sulit dinilai
Makula Sulit dinilai Sulit dinilai
Pasien perempuan 35 th datang dengan keluhan Pasien datang ke poliklinik mata RSU dr.Slamet Garut dengan keluhan mata kanan tidak dapat melihat sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya os mengaku mata kanan terkena percikan air sabut saat sedang bermain bersama anaknya. Pada awalnya pasien hanya merasakan perih pada mata. Kemudian mata menjadi merah dan lama kelamaan semakin bengkak dan terasa panas pada kelopak mata. Os juga mengaku mengalami panas badan satu hari setelah kejadian.Riwayat alergi, penyakit sistemik, dan trauma tidak dirasakan oleh pasien.
OD OS
Visus 1/∞ 1.0
C. bulbi Injeksi siliar (+)
Injeksi conjuntiva (+)
Tidak ada injeksi
Pupil Anisokor Bulat, isokor
Iris Sinekia posterior (+) Tenang, coklat, sinekia (-)
Tonometri Schiotz 5.9 14,6
1.5 Diagnosis Kerja Uveitis Anterior Akut Occuli Dextra
1.6 Terapi
Medika mentosa Cendo xitrol 6x1 gtt ODS Cefadroxil 3x 500 mg Metilprednisolon 3x8 mg Ranitidin 3x100mg
1.7 Prognosis Quo ad vitam : ad Bonam Quo ada functionam : ad Bonam Quo ad sanactionam : ad Bonam
DEFINISI
Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan berbagai penyebabnya.Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.
ETIOLOGI
Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan akut maupun kronis.
Iritis dan iridisiklitis dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea anterior.
Uveitis anterior dapat disebabkan oleh gangguan sistemik di tempat lain, yang secara hematogen dapat menjalar ke mata atau timbul reaksi alergi mata.
Penyebab uveitis anterior diantaranya yaitu: idiopatik; penyakit sistemik yang berhubungan dengan HLA-B27 seperti; ankylosing spondilitis, sindrom Reiter, penyakit crohn’s, Psoriasis, herpes zoster/ herpes simpleks, sifilis, penyakit lyme,inflammatory bowel disease; Juvenile idiopathic arthritis; Sarcoidosis, trauma dan infeksi.
PATOFISIOLOGIUveitis yang berhubungan dengan mekanisme
alergi merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap antigen dari luar (antigen eksogen) atau antigen dari dalam badan (antigen endogen).Dalam banyak hal antigen luar berasal dari mikroba yang infeksius .Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah munculnya mekanisme hipersensitivitas.
Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel-sel radang dalam humor akuos yang tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang disebuit fler (aqueous flare). Fibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman, akan tetapi justru mengakibatkan perlekatan-perlekatan, misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa (sinekia posterior).
Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea. Akumulasi sel-sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebutkoeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan. Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan hipopion.
Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan miosis dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel-sel radang dapat terjadi seklusio maupun oklusio pupil, sehingga cairan di dalam kamera okuli posterior tidak dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam camera okuli posterior lebih besar dari tekanan dalam camera okuli anterior sehingga iris tampak menggelembung kedepan yang disebut iris bombe (Bombans).
Gangguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar menyebabkan tekanan bola mata turun. Adanya eksudat protein, fibrin dan sel-sel radang dapat berkumpul di sudut camera okuli anterior sehingga terjadi penutupan kanal schlemm sehingga terjadi glukoma sekunder.Pada fase akut terjadi glaucoma sekunder karena gumpalan – gumpalan pada sudut bilik depan,sedang pada fase lanjut glaucoma sekunder terjadi karena adanya seklusio pupil.Naik turunnya bola mata disebutkan pula sebagai peran asetilkolin dan prostaglandin.
Berdasarkan patologi dapat dibedakan 2 jenis uveitis anterior, yaitu granulomatosa dan non granulomatosa.
Perbedaan uveitis granulomatosa dan non granulomatosa
Non granulomatosa Granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Sakit Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah sirkumkorneal Nyata Ringan
Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar
Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur (bervariasi)
Synechia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang
Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang
Tempat Uvea anterior Uvea posterior dan posterior
Perjalanan Akut Menahun
Rekurens Sering Kadang-kadang
Beberapa keadaan yang menyebabkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan uveitis anterior akut, yaitu:
1. Traumatic Anterior UveitisTrauma merupakan salah satu penyebab Uveitis Anterior, biasanya
terdapat riwayat truma tumpul mata atau adneksa mata. Luka lain seperti luka bakar pada mata, benda asing, atau abrasi kornea dapat menyebabkan terjadinya Uveitis Anterior. Visual aquity dan tekanan intraocular mungkin terpengnaruh, dan mungkin juga terdapat darah pada anterior chamber.
2.Idiopathic Anterior UveitisIstilah idiopatik dipergunakan pada Uveitis Anterior dengan etiologi
yang tidak diketahui apakah merupakan kelainan sistemik atau traumatic. Diagnosis ini ditegakan sesudah menyingkirkan penyebab lain dengan anamnesis dan pemeriksaan.
3.HLA-B27 Associated UveitisHLA-B27 mengacu pada spesifik genotype atau chromosome.
Mekanisme pencetus untuk Uveitis Anterior pada pasien dengan genotype seperti ini tidak diketahui. Ada hubungan yang kuat dengan ankylosing spondylitis, sindrom Reiter, Inflamatory bowel disease, psoariasis, arthritis, dan Uveitis Anterior yang berulang.
4.Behcet’s Diseases/syndrome
Sebagian besar menyerang laki-laki dewasa muda dari bangsa mediterania atau jepang. Terdapat trias penyakit Behcets, yaitu akut Uveitis Anterior dan ulkus pada mulut dan genital. Penyakit behcet yang menyebabkan Uveitis Anterior akut adalah sangat langka.
5.Lens Associated Anterior Uveitis
Ada beberapa keadaan yang ditemukan pada peradangan anterior chamberdan penyebab yang disebabkan oleh keadaan lensa, yaitu : phaco-anaphylactic andhopthalmitis dan phacogenic (phacotoksik) uveitis; phacolitic glaukoma; dan UGH syndrome ( Uveitis, Glaukoma dan Hifema).
6.Masquerade syndrome
Merupakan keadaan yang mengancam, seperti lymphoma, leukemia, retinoblastoma, dan malignant melanoma dari choroid, dapat menimbulkan Uveitis Anterior.
Beberapa keadaan yang dapat menghasilkan tanda dan gejala yang terdapat pada diagnosis Uveitis Anterior kronik adalah :
1. Juvenile Rheumatoid Arthritis
Anterior Uveitis terjadi pada penderita JRA yang mengenai beberapa persendian. Karena kebanyakan dari pasien JRA adalah positif dengan test ANA ( Anti Nuklear Antibody ), yang merupakan pemeriksaan adjuvant. JRA lebih banyak mengenai anak perempuan dibanding anak lelaki. Merupakan suatu anjuran pada semua anak yang menderita JRA untuk diperiksa kemungkinan terdapatnya Uveitis Anterior.
2. Anterior Uveitis Associated with Primary Posterior Uveitis
Penyakit sistemik, seperti sarcoidosis, toksoplamosis, sipilis, tuberculosis, herpes zoster, cytomegalovirus, dan AIDS mungkin saja terlibat dalam Uveitis Anterior baik primer ataupun sekunder dari uveitis posterior.
3. Fuch’s Heterochromatic Iridocyclitis
Merupakan suatu penyakit kronik, biasanya asimptomatik, terdapat 2% pasien Uveitis Anterior.
Keluhan subyektif yang menyertai uveitis anterior adalah nyeri , terutama di bulbus okuli, sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar, sakit kepala di kening yang menjalar ke temporal, fotofobia, bervariasi dan dapat demikian hebat pada uveitis anterior akut, lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fotofobia, gangguan visus dan bersifat unilateral.
Ringan Sedang Berat
Keluhan ringan sampai sedangVA 20/20 to 20/30Kemerahan sirkumkornel superficialTidak ada KPs (keratic presipitat)1+ cells and flaretekanan intraokuler berkurang < 4 mmHg
Keluhan sedang sampai beratVA from 20/30 to 20/100Kemerahan sirkumkornel dalamTampak KPs1-3+ cells and flareMiotic, sluggish pupilSinekia posterior ringanUdem iris ringantekanan intraokuler berkurang 3-6 mm HgAnterior virtreous cells
Keluhan sedang sampai beratVA < 20/100Kemerahan sirkumkornel dalamTampak KPs3-4+ cells and flarepupil terfiksirSinekia posterior (fibrous)Tidak tampak kripte pada iristekanan intraokuler meningkatcells anterior sedang sampai berat
Penyakit yang dicurugau
berdasarkan riwayat dan
pemeriksaan fisik
Hasil laboratorium Pemeriksaan radiologi
konsultasi Pemeriksaan lainnya
Ankylosing spondylitis
ESR,(+)HLA-B27
Sacroiliac x-Rays
Rheumatologist
Inflammatory bowel disease
(+)HLA-B27 Internist orgastroenterologist
Reiter’s syndrome ESR,(+)HLA-B27
Joint x-Rays
Internist,urologist,
rheumatologist
Cultures;conjunctival,
urethral, prostate
Psoriatic arthritis (+)HLA-B27 Rheumatologist, dermatologist
Herpes Diagnosis klinis Dermatologist
Behcet’s disease (+)HLA-B27 Internist orRheumatologist
Behcet’s skin puncture
test
Lyme disease ELISA or Lyme immunofluorescent assay
Internist,rheumatologis
Juvenile rheumatoid arthritis
ESR,(+)ANA,(-)Rheumatoid factor
Joint x- rays Rheumatologist orpediatrictian
Juvenile rheumatoid
arthritis
ESR,(+)ANA,(-)Rheumatoid
factor
Joint x- rays Rheumatologist or
pediatrictian
Sarcoidosis Angiotensin converting
enzyme (ACE)
Chest x-ray Internist
Syphilis (+)RPR or VDRLFTA-ABS or
MHA-TP
Internist
Tuberculosis Chest x-ray Internist Purified protein derivative (PPD)
skin test
Diagnosis Banding
Diagnosis banding uveitis anterior adalah konjungtivitis,Keratitis atau keratokonjungtivitis dan Glukoma akut. Pada konjunctivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia, atau injeksi ciliar.
Pada keratitis atau keratokonjunctivitis, penglihartan dapat kabur dan ada rasa sakit dan fotofobia. Beberapa penyebab keratitis seperti herpes simplek dan zoster dapat mengenai uveitis anterior sebenarnya. Pada glaucoma akut, pupil melebar, tidak ada synekia posterior, dan korneanya “beruap”.
KOMPLIKASI Pada uveitis anterior dapat terjadi komplikasi berupa
katarak, retinitis proliferans, ablasi retina, glukoma sekunder yang dapat terjadi pada stadium dini dan stadium lanjut, pada uveitis anterior dengan visus yang sangat turun, sangat mungkin disertai penyulit edema macula kistoid.
Penatalaksanaan
Kortikosteroid
Kortikosteroid topikal adalah terapi awal dan secepatnya diberikan.Tujuan penggunaan kortikosteroid untuk pengobatan uveitis anterior adalah mengurangi peradangan, yaitu mengurangi produksi eksudat, menstabilkan membran sel, menghambat penglepasan lysozym oleh granulosit, dan menekan sirkulasi limposit.
Konsentrasi dan frekuensi pemberian, makin tinggi konsentrasi obat dan makin sering frekuensi pemakaiannya, maka makin tinggi pula efek antiinflamasinya. Peradangan pada kornea bagian dalam dan uveitis diberikan preparat dexametason, betametason dan prednisolon karena penetrasi intra okular baik, sedangkan preparat medryson, fluorometolon dan hidrokortison hanya dipakai pada peradangan pada palpebra, konjungtiva dan kornea superfisial.
Cycloplegics dan mydriatics
Semua agent cycloplegic adalah cholinergic antagonist yang bekerja memblokade neurotransmitter pada bagian reseptor dari sphincter iris dan otot ciliaris. Cycloplegic mempunyai tiga tujuan dalam pengobatan uveitis anterior, yaitu untuk mengurangi nyeri dengan memobilisasi iris, mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior ( sinekia posterior ), yang akan mengarahkan terjadinya iris bombe dan peningkatan tekanan intraocular, menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya protein leakage (flare) yang lebih jauh.Agent cycloplegics yang biasa dipergunakan adalah atropine 0,5%, 1%, 2%, homatropine 2%, 5%, Scopolamine 0,25%, dan cyclopentolate 0,5%, 1%, dan 2%.
Oral steroid dan Nonsteroidal Anti Inflammatory Drugs
Prednisone oral dipergunakan pada uveitis anterior yang dengan penggunaan steroid topical hanya berespon sedikit. Pengobatan kortikosteroid bertujuan mengurangi cacat akibat peradangan dan perpanjangan periode remisi.
Indikasi pemberian kortikosteroid sistemik adalah Uveitis posterior, Uveitis bilateral, Edema macula, Uveitis anterior kronik (JRA, Reiter).
Pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama akan terjadi efek samping yang tidak diingini seperti Sindrom Cushing, hipertensi, Diabetes mellitus, osteoporosis, tukak lambung, infeksi, hambatan pertumbuhan anak, hirsutisme, dan lain-lain.
PROGNOSIS
Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan. uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada penyebab sistemiknya. Karena baik para klinisi dan pasien harus lebih waspada terhadap tanda dan mengobati dengan segera. Prognosis visual pada iritis kebanyak akan pulih dengan baik, tanpa adanya katarak, glaucoma atau posterior uveitis.
1. Mengapa pasien ini di diagnosis sebagai uveitis anterior OD?
Pasien ini didiagnosa sebagai uveitis anterior akut OD karena pada anamnesa os menyatakan bahwa mata kanan tidak dapat melihat setelah terkena percikan air sabun,mata kemudian perih,merah,berair disertai kelopak mata bengkak dan terasa panas. Pemeriksaan visus didapatkan visus OD 1/∞, palpebra superior inferior edema, conj bulbi terdapat injeksi siliar dan conjunctiva,sinekia posterior(+).
2. Bagaimanakah penatalaksanaan pada pasien ini?
Kortikosteroid: Tujuan penggunaan kortikosteroid untuk
pengobatan uveitis anterior adalah mengurangi peradangan, yaitu mengurangi produksi eksudat, menstabilkan membran sel, menghambat penglepasan lysozym oleh granulosit, dan menekan sirkulasi limposit.
Homatropin 2-5% setiap 6 jam
Sebagai midriacyl dan siklopegik yang berfungsi sebagai pencegahan sinekia dan mengurangi nyeri. Jika sudah terjadi sinekia maka midriacyl-siklopegik berfungsi untuk melepaskan sinekia.
Oral steroid dan Nonsteroidal Anti Inflammatory DrugsPenghambat prostaglandin, NSAIDs ( biasanya
aspirin dan ibuprofen ) dapat mengurangi peradangan yang terjadi. Sebagai catatan, NSAIDs dipergunakan untuk mengurang peradangan yang dihubungkan dengan cystoids macular edema yang menyertai uveitis anterior.
3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?
Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan. uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada penyebab sistemiknya. Karena baik para klinisi dan pasien harus lebih waspada terhadap tanda dan mengobati dengan segera.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijana Nana, Uvea, Ilmu Penyakit Mata, hal 126-1272. K George Roger, MD, Uveitis, Nongranulomatous. www
emedicine.co.id, Accessed. June th. 2005:1-33. Vaughan G Daniel, anatomi dan Embriologi Mata, Oftalmologi
Umum ed 14, Widya Medika, Jakarta: 2000 hal8-94. www.emedicine.com5. www.oao.com6. www.healthatoz.com7. Wong tien YN, ” Uvetis Systemic and Tumots” , The Opthlmolgy
Examinations Review, Wrld Scientific, Singapura:2001. P321-323.
8. www.stlukesEye.com9. www.allaboutvision.com10. www.cerminduniakedokteran.com11. www.healthline.com12. www.medicallibrary.com13. http://www.mersi ocular imunology.htm