CASE REPORT
Meningitis
Disusun Oleh:
Veghasanah Tanlie - 1015186
Pembimbing:
dr. A. Adipurnama, Sp.A
SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
JULI 2014
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita : Aulia Putri Tian
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 0 th 6 bl
Tempat, tgl lahir : Bandung, 11 Januari 2014
Kiriman dari : IGD
Tanggal dirawat : 15 Juli 2014
Tanggal diperiksa : 15 Juli 2014
Ayah : Nama : Tn. Agustian
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Penghasilan : Orangtua pasien menolak menjawab
Alamat : Komp GPA Blok C-5 No. 36 RT 03 RW 15 Bandung
Ibu : Nama : Ny. Noviana Juwita
Umur : 23 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan : -
Alamat : Komp GPA Blok C-5 No. 36 RT 03 RW 15 Bandung
1
II.ANAMNESIS
2. 1. Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien tanggal 15 Juli 2014
2. 2. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
2. 3. Riwayat perjalanan penyakit :
Keluhan utama : Penurunan Kesadaran
seorang pasie perempuan berumur 6 bulan datang ke IGD RSY bersama
orang tuanya dengan keluhan penderita tampak mengantuk yang semakin lama
semakin bertambah sehingga penderita tampak tertidur sejak 1 hari SMRS.
Penderita menjadi malas untuk menyusu ke ibunya. Keluhan disertai demam dan
kejang 1x yang lama kejangnya kurang dari satu menit. Kejang terjadi pada
seluruh badan penderita dengan kedua tangan dan kaki kaku serta mata mendelik
keatas. Selama dan sesudah kejang penderita tidak sadar. Penderita tidak muntah
dan keluhan nyeri kepala tidak diketahui.
Sejak 4 bulan SMRS penderita sering panas badan yang tidak begitu
tinggi, hilang timbul dan tidak disertai kejang. Keluhan penderita disertai batuk
yang tidak kunjung sembuh dan pilek. Ibu mengaku berat badan penderita
menjadi susah naik akhir-akhir ini..
Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat keluarnya cairan dari telinga
atau gigi berlubang tidak ada. Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang
batuk lama ada yaitu paman penderita dan sedang mendapatkan pengobatan TB
selama 3 bulan. Riwayat imunisasi BCG ada pada usia 1 bulan, skar BCG (+).
BAB : Warna kuning lunak
BAK : Warna kuning jernih, volume dan frekuensi dalam batas normal
RPD : Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
RPK : Paman pasien sedang dalam pengobatan TB.
UB : Sudah ke Puskesmas dan Dokter umum namun keluhan masih
dirasakan.
2
2. 4. Riwayat kehamilan dan persalinan :
Anak 1 dari 1 anak. Lahir hidup : 1. Lahir mati : - Abortus : -
Lahir caesar atas indikasi letak sungsang ditolong oleh dokter.
Berat badan lahir : 2700 gram Panjang badan lahir : 49 cm
2. 5. Tumbuh kembang anak
3
Berbalik : 4 bln
Duduk dengan bantuan : -
Duduk tanpa bantuan : -
Berjalan 1 tangan dipegang : -
Berjalan tanpa dipegang : -
Bicara 1 kata : -
Bicara 1 kalimat : -
Membaca : -
Menulis : -
Sekolah :-
2. 6. Gigi geligi
Pertama : Incicivus 1 bawah, kanan dan kiri (gigi susu)
Sekarang : -
2. 7. Susunan keluarga
No. Nama Umur L / P Keterangan
1 Tn. Agustian 25 tahun L Ayah
2 Ny. Noviana Juwita 23 tahun P Ibu
3 Aulia Putri Tian 0 tahun 6 bulan P Anak (pasien)
2. 8. Imunisasi
No. Nama Dasar Ulangan No. Nama
1. BCG + ( scar +) - 6. HiB -
2. DPT - - 7. MMR -
3. Polio - - 8. Hep. A -
4. Hepatitis B 0 Bulan - 9. Cacar air -
5. Campak - -
2. 9. Makanan
Usia 0 bulan – 6 bulan : ASI ekslusif, diberikan setiap kali pasien mau
2. 10. Penyakit dahulu
4
Batuk – pilek :+ (2
bln)
Diare : -
Tifus perut : -
Pneumonia : -
Batuk rejan : -
Difteri : -
Tetanus : -
Hepatitis : -
TBC : -
Cacar Air : -
Campak : -
Ginjal : -
Asma / Alergi : -
Kejang : -
Lainnya : -
2. 11. Penyakit keluarga
Asma : -
TBC : + (Paman)
Ginjal : -
Lain – lain : -
Penyakit darah : -
Peny. Keganasan : -
Kencing manis : -
ANAMNESA SOSIAL
Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik. Sumber air untuk
mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan sekitar.
Sumber air minum dari air galon. Rumah memiliki jamban sendiri dan pembuangan
ke sungai. Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu sekali. Tidak ada
wabah penyakit di lingkungan rumah.
III. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Keadaan umum (kesan umum dari pemeriksaan)
Kesadaran penderita : Somnolen
Keadaan sakit : Berat
Penampilan umum : Mental : normal
Fisik : lemah, tampak lemas
3.2. Tanda vital
Nadi : 110 x / menit , kualitas : regular, ekual, isi cukup
Respirasi : 40 x / menit , tipe : abdominotorakal
Suhu : 38,5 C ( aksiler )
Tensi : tidak dilakukan
3.3. Pengukuran
Umur : 6 bulan
Berat Badan : 6,2 kg (99,9% standar BB/U NCHS, Z score 26,8)
Panjang Badan : 60 cm (1,1 % standar PB/U NCHS, Z score -2,3)
Status gizi : Baik (67,4% standar BB/PB NCHS, Z score 0,4)
Lingkar kepala : 42 cm
Lingkar dada : 45 cm
Lingkar perut : 40,5 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm
3.4. Pemeriksaan Sistematik
Rambut : hitam, lebat, tidak mudah dicabut, distribusi merata
Kulit : pucat (-), sianosis (-), ikterus (-), turgor cepat
Kuku : sianosis (-), capillary refill time < 2 detik
KGB : tidak teraba membesar
Kepala : bentuk / ukuran simetris, tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-).
Telinga : sekret -/-
Hidung : PCH -/-, sekret -/-
Mulut : sianosis (-)
Leher
KGB : Teraba membesar diameter 1 cm, soliter, kenyal, bilateral,
mobilitas (+), nyeri tekan tidak dapat dinilai
Kaku kuduk : +
JVP : 5 + 0 cmH2O
Dada
Dinding dada / paru
Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal (-)
Palpasi : pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus simetris kiri
= kanan, ICS tidak melebar
Perkusi : sonor, kiri = kanan
Auskultasi : VBS kiri = kanan, Ronki -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis kuat angkat (-), penjalaran (-)
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
Perut
Inspeksi : cembung, retraksi epigastrium (-),
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, Hepar teraba 4-5cm bac , Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, ruang traube terisi
Genital
Perempuan, tidak ada kelainan
Anus dan rectum
Tidak ada kelainan
Anggota gerak dan tulang
Tidak ada kelainan, sianosis (-), akral hangat, tonus otot baik
Status Neurologis
Reflek fisiologis : KPR +/+ , APR +/+
Reflek perkembangan : Babinsky +/+ , chaddoq +/+, Oppenheim
+/+
Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (+), Brudzinky I/II/III sulit
dinilai
Saraf Otak : N II, III : Pupil bulat isokor, D 3mm ODS,
Refleks cahaya (+/+) lambat, N III, IV, VI sulit dinilai / kesan normal
Saraf otak lain sulit dinilai
Motorik : Parese (-/-), spastis (-/-), Klonus +/+
Sensorik : Sulit Dinilai
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selasa, 15 Juli 2014
Darah :
Hasil Nilai normal Keterangan
Hemoglobin 11,2 g/dL 10,1 - 13,0 g/dL Normal
Hematokrit 38,7 % 35 - 43 % Normal
Leukosit 23.600/mm3 6000 - 18.000/mm3 Sangat meningkat
Trombosit 452.000/mm3 200.000 - 550.000/mm3 Normal
Eritrosit 6,07 juta/mm3 3,6 - 5,2 juta/mm3 Meningkat
MCV 63,8 fL 80 - 100 fL Menurun
MCH 18,5 pg/mL 26 - 34 pg/mL Menurun
MCHC 28,9 g/dL 32 - 36 g/dL Menurun
Kimia Klinik
GDS 104 mg/dL 50-80 mg/dL Meningkat
Lumbal Pungsi
Hasil Nilai normal Keterangan
Warna Kuning Tanpa Warna Tidak Normal
Kekeruhan Keruh Jernih Tidak Normal
Jumlah Sel 474 sel/mikroliter 0-5 / mikroliterSangat meningkat
Hitung Jenis (PMN:MN)
37 % : 63 % -
Nonne Positif Negatif
Pandy
GlukosaProtein
Positif
2 mg/dl4949,60
Negatif
50-75 mg/dl15-45 mg/dl
MenurunMeningkat
Mikrobiologi LCS
BTA Negatif
Pewarnaan gram : Batang gram positif : (-)
Batang gram negatif : (-)
Coccus gram positif : (-)
Coccus gram negatif : (-)
Foto Thorax
Kesan : Bronkhopneumonia kanan-kiri atas, tengah dan bawah
Pneumonia Lobus medius dextra
V. RESUME
Seorang anak Perempuan, usia 6 bulan, BB 6,2 kg, TB : 60 cm, status
gizi baik (67,4% standar BB/PB NCHS, Z score 0,4), datang dengan penurunan
kesadaran. Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan :
Sejak 1 hari SMRS pasien somnolen dan malas menyusu ke ibunya. Febris
(+)dan convulsi 1x kurang dari satu menit, seluruh badan dengan kedua tangan
dan kaki kaku serta mata mendelik keatas. Selama dan sesudah kejang penderita
tidak sadar, tidak menangis dan diam saja.
Sejak 4 bulan SMRS penderita sering febris tidak begitu tinggi, hilang
timbul dan kejang (-). Batuk lama (+) , pilek (+), berat badan sulit naik (+).
Riwayat trauma kepala (-), keluar cairan dari telinga atau gigi berlubang
(-). Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang batuk lama (+). Riwayat
imunisasi BCG ada pada usia 1 bulan, skar BCG (+).
BAB : Warna kuning lunak
BAK : Warna kuning jernih, volume dan frekuensi dalam batas normal
RPD : Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
RPK : Paman pasien sedang dalam pengobatan TB.
UB : Puskesmas dan Dokter umum namun keluhan masih dirasakan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Kesan sakit : berat. Kesadaran : Somnolen. Fisik : lemah.
Tanda vital :
Nadi : 110x / menit , kualitas : regular, ekual, isi cukup
Respirasi : 40x / menit , tipe : abdominothoracal
Suhu : 38,5 C ( aksiler )
Pemeriksaan Sistematik :
Mata : conjungtiva hiperemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : PCH-/-, sekret -/-
Mulut : bibir lembab, mukosa basah,
Leher : KGB Teraba membesar diameter 1 cm, soliter, kenyal, bilateral,
mobilitas (+), nyeri tekan tidak dapat dinilai
Dada : B/P simetris kiri = kanan, retraksi (-)
Paru-paru: VBS +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJM, reguler, murmur (-)
Perut : cembung,BU (+) normal, soepel, Hepar teraba 2 cm bac, Lien
tidak teraba
Genital : Perempuan, tidak ada kelainan
Anus dan rectum : tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan, acral hangat, CRT < 2”
Neurologis : Reflek fisiologis : KPR +/+ , APR +/+
Reflek perkembangan : Babinsky +/+ , chaddoq +/+,
Oppenheim +/+
Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (+), Brudzinky I/II/III
sulit dinilai.
Saraf Otak : N II, III : Pupil bulat isokor, D 3mm
ODS, Refleks cahaya (+/+), N III, IV,
VI sulit dinilai / kesan normal
Saraf otak lain sulit dinilai
Motorik : Parese (-/-), spastis (-/-)
Sensorik : Sulit Dinilai
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :
Pemeriksaan darah 15 Juli 2014 : Leukositosis, eritrosit meningkat,
Pemeriksaan Kimia Klinik GDS 15 Juli 2014 : Hipoglikemi
Pemeriksaan LCS 15 juli 2014 : Warna uning, keruh, jumlah sel meningkat,
dominan MN, Nonne dan Pandy Positif, Hipoglikorazia, protein meningkat.
VI. DIAGNOSIS
Differential Diagnosis :
Meningitis Serosa grade II
Meningitis Purulenta grade II
Diagnosis tambahan : Bronkopneumonia + susp TB Milier
Status gizi : baik
Diagnosis kerja :
Meningitis Serosa grade II + Bronkopneumonia + susp RB Milier
VII. USUL PEMERIKSAAN
Foto Rontgen thoraks, abdomen
CT-Scan Kepala
Cek pendengaran dan penglihatan
Lumbal Pungsi
VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
1. Infus
2. O2 1 Lpm
Medikamentosa :
1. Seftriakson i.v 300 mg per hari
Dosis : 50 mg/kgBB/hari → 50 mg x 6,2 kg = 310 mg/hr
2. Parasetamol sirup 3 x 60 mg iv drip jika demam
3. OAT : Combipack
Isoniazid : 60 mg - 120 mg / hari peroral (10 - 20 mg/KgBB/ Hari)
Rifampisin : 60mg - 90 mg / hari peroral ( 10 - 15 mg/KgBB/ Hari)
Streptomisin : 120 mg - 240 mg / hari IM (20 - 40 mg/KgBB/Hari)
4. Steroid
Deksametason (0,15 mg/KgBB) dosis maksimal 10 mg, 4x sehari selama 4
hari)
0,15 mg x 6,2 Kg = 0,93 ~ 0,9 mg
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam dubia
Quo ad functionam dubia ad malam
X. PENCEGAHAN
Umum :
Mengurangi kontak langsung dengan penderita.
Meningkat personal hygiene
Khusus :
Imunisasi meningitis pada bayi
XI. FOLLOW UP HARIAN
Tanggal S O A P 15 Juli 2014
Penurunan kesadaran dan kejang < 1 menit sejak 1 hari SMRS, Sesak (+)Kontak TB (+) paman
GCS :E3 M4 V2
N:140 x/mR: 58 x/mS: 39,80CSaO2 : 95 %
KU: SomnolentKepala:CA -/- SI -/-
Meningitis serosa grade 2 + BP + susp. TB milier
Pasang sonde + ASI ekslusif / SF LLM8x60 cc per sondeO2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV loading dose 1x100 mg IV selanjutnya 12
Mata : pupil bulat isokor diameter 3 mm, ODS RC +/+ lambatHidung : PCH -/-Leher : KGB ttmMulut : mukosa basah
Thorax:B/P simetrisCor: BJM regular, murmur -
Pulmo: Wh / , Slem +/+, Crackles +/+Retraksi Epigastrium (+)
Abdomen: cembung, soepel, BU +, NT tidak dapat di nilai , turgor cepatHepar 4 cm bac, ruang traube terisi
Neurologis : KPR +/+, APR +/+, Reflex Perkembangan +/+, Kaku kuduk +, Ext hangat
jam kemudian 2x20 mg IV lambatOAT combipack 1x1 tab dan Streptomycin 1x100 mg IMCeftriaxone 1x500 mg IV drip Prednison 3x2,5 mg pulv per sondeSanmol 3x60 mg IV dripRanitidine 2x10 mg IV
Infus KaEn 1B 100 cc/jam
16 Juli 2014
Panas turunKejang (-)Kontak mata
/ Tidur GelisahBAB terakhir 1 hari yang lalu
GCS : E3 M5 V2N:148 x/menitR: 34 x/menitS: 37,8⁰CSaO2 : 97 %
KU: SomnolentKepala:CA -/- SI -/- pupil isokor 3mmHidung : PCH -/-Leher : KGB ttmMulut : mukosa basah
Thorax:B/P simetris
Meningitis serosa grade 2
Pasang sonde + ASI ekslusif / SF LLM 8x60 cc per sondeO2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV loading dose 1x100 mg IV selanjutnya 12 jam kemudian 2x20 mg IV lambatOAT combipack 1x1 tab dan Streptomycin 1x100 mg IM
Cor: BJM regular, murmur -
Pulmo: Wh / , Slem +/+, Crackles +/+
Abdomen: cembung, agak keras, BU +, NT Tidak dapat dinilai, turgor cepatHepar 4 cm bac, ruang traube terisi
Neurologis : KPR +/+, APR +/+, Reflex Perkembangan +/+, Kaku kuduk +,
Ext dingin, CRT<2”
Ceftriaxone 1x500 mg IV drip Prednison 3x2,5 mg pulv per sondeRanitidine 2x10 mg IVSanmol drop 3x0,7 ml (bila demam)
Infus KaEn 1B 10cc/jam
17 Juli 2014
DemamKejang (-)Kontak mata
/ Tidur GelisahSesak (+)BAB terakhir siang hari
GCS : E3 M5 V2N:150 x/menitR: 30 x/menitS: 38,5⁰CSaO2 : 96%
KU: SomnolentKepala:CA -/- SI -/- Mata : pupil bulat isokor diameter 3 mm, ODS RC +/+ lambatHidung : PCH -/-Leher : KGB ttmMulut : mukosa basah
Thorax:B/P simetrisCor: BJM regular, murmur -
Pulmo: Wh / , Slem +/+, Crackles +/+Retraksi Epigastrium (+)
Meningitis serosa grade 2
Pasang sonde + ASI ekslusif / SF LLM 8x60 cc per sondeO2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV loading dose 1x100 mg IV selanjutnya 12 jam kemudian 2x20 mg IV lambatOAT combipack 1x1 tab dan Streptomycin 1x100 mg IMCeftriaxone 1x500 mg IV drip Prednison 3x2,5 mg pulv per sondeRanitidine STOPSanmol drop 3x0,7 ml (bila demam)
Abdomen: cembung, agak keras, BU +, NT tidak dapat di nilai , turgor cepatHepar 4 cm bac, ruang traube terisi
Neurologis : KPR +/+, APR +/+, Reflex Perkembangan +/+, Kaku kuduk +, Ext hangat
Nebulisasi dengan NaCl 3% + Bisolvon 10 gtt 3x hariSuction jika perlu
Infus KaEn 1B 10cc/jam
18 Juli 2014
Demam (+)Kejang (-)Tidur sudah agak lebih nyenyakKontak mata
/ BAB Terakhir pagi hari
GCS : E3 M4 V2N:140 x/menitR: 35 x/menitS: 38,8⁰CSaO2 :
KU: SomnolentKepala:CA -/- SI -/- Mata : pupil bulat isokor diameter 3 mm, ODS RC +/+ lambatHidung : PCH -/-Leher : KGB ttmMulut : mukosa basah
Thorax:B/P simetrisCor: BJM regular, murmur -
Pulmo: Wh / , Slem +/+, Crackles +/+
Abdomen: cembung, soepel, BU +, NT tidak dapat di nilai , turgor cepatHepar 4 cm bac, ruang traube terisi
Neurologis : KPR +/+, APR
Meningitis serosa grade 2
Pasang sonde + ASI ekslusif / SF LLM 8x60 cc per sondeO2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV loading dose 1x100 mg IV selanjutnya 12 jam kemudian 2x20 mg IV lambatOAT combipack 1x1 tab dan Streptomycin 1x100 mg IMCeftriaxone 1x500 mg IV drip Prednison 3x2,5 mg pulv per sondeRanitidine STOPSanmol drop 3x0,7 ml (bila demam)
Nebulisasi dengan NaCl 3% + Bisolvon 10 gtt 3x hariSuction jika perlu
Infus KaEn 1B
+/+, Reflex Perkembangan +/+, Kaku kuduk +, Ext hangat
10cc/jam
PEMBAHASAN
Meningitis
Meningitis Meningitis sinonim dengan leptomeningitis yang berarti adanya
suatu infeksi selaput otak yang melibatkan arakhnoid dan piamater. Meningitis
sendiri dibagi menjadi dua menurut pemeriksaan Cerebrospinal Fluid (CSF) atau
disebut juga Liquor Cerebrospinalis (LCS), yaitu: meningitis purulenta dengan
penyebab bakteri selain bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan meningitis serosa
dengan penyebab bakteri tuberkulosis ataupun virus.
Etiologi
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia,
jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering adalah virus
dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat
lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme
kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk
bakteri lebih berat.
Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada
golongan umur tertentu, yaitu golongan neonatus paling banyak disebabkan oleh
E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes. Golongan umur dibawah 5
tahun (balita) disebabkan oleh H.influenzae, Meningococcus dan Pneumococcus.
Golongan umur 5-20 tahun disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis dan Streptococcus Pneumococcus, dan pada usia dewasa (>20 tahun)
disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus, Streptococcus dan
Listeria. Penyebab meningitis serosa yang paling banyak ditemukan adalah
kuman Tuberculosis dan virus. Meningitis yang disebabkan oleh virus mempunyai
prognosis yang lebih baik, cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Penyebab
meningitis virus yang paling sering ditemukan yaitu Mumpsvirus, Echovirus, dan
Coxsackie virus , sedangkan Herpes simplex , Herpes zooster, dan enterovirus
jarang menjadi penyebab meningitis aseptik(viral).
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi meningitis bakterialis 6000 kasus per
tahunnya. Setengah dari kasus tersebut merupakan pasien anak. Kasus meningitis
yang disebabkan oleh N meningitidis terdapat 4 kasus dari 100.000 anak dengan
rentang umur 1-23 bulan. Jumlah kasus meningitis yang disebabkan oleh S
pneumoniae adalah 6,5 kasus dari 100.000 anak berumur 1-23 bulan.
Di indonesia yang merupakan daerah endemik TB, kasus meningitis TB
merupakan penyakit yang paling sering ditemukan. Insidensi meningkat terutama
bagi orang dengan HIV/AIDS. Meningitis Tuberculosis merupakan penyakit yang
mengancam jiwa dan memerlukan penanganan yang tepat sebab mortalitas dapat
mencapai 30%.
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas
dan mortalitas ini sangat tinggi serta prognosis buruk. Penyakit ini dapat
menyerang umur berapa saja namu anak-anak lebih sering dibanding orang
dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada usia
dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan.
Faktor risiko yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas
Kemiskinan yang luas
Derajat kesehatan yang rendah
Status sosio ekologi yang buruk
Riwayat trauma kepala
Pembiayaan kesehatan sangat kecil
Proporsi populasi anak yang besar
Patogenesis
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran
penyakit di organ
atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara
hematogen sampai ke
selaput otak, misalnya pada penyakit Faringitis, Tonsilitis,
Pneumonia, Bronchopneumonia dan Endokarditis. Penyebaran
bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari
peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak,
misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus
kavernosus dan Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi
akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi
bedah otak. Invasi kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid
menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan
Serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang
mengalami
hiperemi, dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran
sel-sel leukosit
polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian
terbentuk eksudat. Dalam
beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan
dalam minggu kedua selsel plasma. Eksudat yang terbentuk
terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit
polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisaan dalam
terdapat makrofag.
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena
di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak,
edema otak dan degenerasi neuronneuron. Trombosis serta
organisasi eksudat perineural yang fibrino-purulen menyebabkan
kelainan kraniales. Pada Meningitis yang disebabkan oleh virus,
cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan Meningitis yang
disebabkan oleh bakteri.
Manifestasi klinis
Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti demam, sakit kepala,
kaku kuduk, muntah dan perubahan status mental ataupun kesadaran. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal melalui pungsi
lumbal.
Pada umumnya, meningitis yang disebabkan oleh Mumpsvirus
ditandai dengan gejala anoreksia dan malaise, kemudian diikuti
oleh pembesaran kelenjer parotid sebelum invasi kuman ke
susunan saraf pusat. Pada meningitis yang disebabkan oleh
Echovirus ditandai dengan keluhan sakit kepala, muntah, sakit
tenggorok, nyeri otot, demam, dan disertai dengan timbulnya
ruam makopapular yang tidak gatal di daerah wajah, leher, dada,
badan, dan ekstremitas. Gejala yang tampak pada meningitis
Coxsackie virus yaitu tampak lesi vasikuler pada palatum, uvula,
tonsil, dan lidah dan pada tahap lanjut timbul keluhan berupa
sakit kepala, muntah, demam, kaku leher, dan nyeri punggung.
Meningitis bakteri biasanya didahului oleh gejala gangguan
alat pernafasan dan gastrointestinal. Meningitis bakteri pada
neonatus terjadi secara akut dengan gejala panas tinggi, mual,
muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan
berkurang, dehidrasi dan konstipasi, biasanya selalu ditandai
dengan fontanella yang mencembung. Kejang dialami lebih
kurang 44 % anak dengan penyebab
Haemophilus influenzae, 25 % oleh Streptococcus pneumoniae,
21 % oleh Streptococcus, dan 10 % oleh infeksi Meningococcus.
Pada anak-anak dan dewasa
biasanya dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian
atas, penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi,
nyeri kepala hebat, malaise, nyeri otot dan nyeri punggung.
Cairan serebrospinal tampak kabur, keruh atau purulen.
Dasar diagnosis
Anamnesis
Kejang disertai penurunan kesadaran, menetek jadi jarang, demam,
merintih, apatis, muntah,
Pemeriksaan Fisik
Somnolen, rangsang meningen (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Lumbal pungsi merupakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
pasti. Pada meningitis bakterial akan menunjukan:
Cairan tidak bening, Keruh, tekanan cairan serebrospinal meningkat,
leukosit meningkat, Protein meningkat, kadar glukosa rendah, jumlah sel
meningkat.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
CT dan MRI sekarang merupakan pilihan tepat untuk menyelidiki suspek lesi
pada otak.
- CT Scan
Sifat atau komposisi jaringan dapat ditentukan dengan melihat kepadatan
ataunilai Hounsfield. Ada empat kategori kepadatan secara umum, yaitu
pengapuran tulang atau yang sangat padat dan putih terang, kepadatan jaringan
lunak yangmenunjukkan berbagai nuansa warna abu-abu, kepadatan lemak
yang berwarnaabu-abu gelap dan udara yang berwarna hitam. Dengan
menerapkan prinsip-prinsipini, dimungkinkan untuk menentukan bagian yang
terlihat pada CT scan apapun,dan CT scan kepala pada khususnya.
CT scan kepala dapat menunjukkan :
1. CT bisa menunjukkan hipodens pada pre kontras-hyperdensity
pada postkontras salah satu atau kedua lobus temporal, edema / massa dan
kadang-kadang peningkatan kontras.
2. Lesi isodens atau hipodens berbentuk bulat cincin, noduler atau
pola homogendan menyangat dengan kontras, tempat predileksi pada
hemisfer (grey-white junction).
3. Bisa ditemukan edema cerebri.
4. Kadang disertai tanda-tanda perdarahan.
- MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Gambaran ensefalitis pada MRI di dapatkan :
1. Perubahan patologis yang biasanya bilateral pada bagian medial
lobustemporalis dan bagian inferior lobus frontalis ( adanya lesi ).
2.Lesi isointens atau hipointens berbentuk bulat cincin, noduler atau
polahomogen dan menyangat dengan kontras, tempat predileksi pada
hemisfer (grey-white junction), pada T1WI.
3.Hiperintens lesi pada T2WI dan pada flair tampak hiperintens
Pemeriksaan laboratorium :
- Pemeriksaan darah lengkap, ditemukan jumlah leukosit meningkat.-
Pemeriksaan cairan serobrospinal :cairan jemih, jumlah sel diatas normal, hitung
jenis didominasi oleh limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat
Pemeriksaan lainnya :
- EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atau perlambatan.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi meningitis termasuk kejang, Komplikasi serta
sequelle yang timbul biasanya berhubungan dengan proses inflamasi pada
meningen dan pembuluh darah cerebral (kejang, parese nervus cranial, lesi
cerebral fokal, hydrasefalus) serta disebabkan oleh infeksi meningococcus pada
organ tubuh lainnya (infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endocarditis,
myocarditis, orchitis, epididymitis, albuminuria atau hematuria, perdarahan
adrenal). DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis. Komplikasi dapat
pula terjadi karena infeksi pada saluran nafas bagian atas, telinga tengah dan paru-
paru, Sequelle biasanya disebabkan karena komplikasi dari nervous system.
Penatalaksanaan
Terapi oksigen
Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
Agitasi mungkin menjadi indikasi hipoksia
Oksigen diberikan pada penderita dengan saturasi oksigen <92% pada udara
kamar untuk mempertahankan saturasi oksigen > 92% dan pada penderita
dengan distress napas.
Analgetik dan antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran napas bawah akut umumnya mengalami
pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala.
Terapi cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan memerlukan terapi cairan.
Pemberian antivirus
Acyclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg
peroral tiap 4 jam selama 10 hari.
Indikasi perawatan di rumah sakit pada bayi
1. SaO2 ≤ 92%
2.Sianosis
3.Frekuensi napas >70x/menit
4.Kesukaran napas
5.Grunting, apnea intermitten
6.Tanda dapat makan/minum
7.Keluarga tidak mampu memantau anak dengan baik
Indikasi perawatan di rumah sakit pada anak besar
1. SaO2 ≤ 92%
2.Sianosis
3.Frekuensi napas >70x/menit
4.Kesukaran napas
5.Grunting
6.Tanda dehidrasi
7.Keluarga tidak mampu memantau anak dengan baik
Kriteria Memulangkan Pasien
Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas demam, 12-24 jam,
stabil, saturasi O2> 92% dalam udara ruangan selama 12-24 jam (tanpa
O2), orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotic oral.
Pencegahan
Vaksinasi dengan vaksin lengkap
Vaksin influenza untuk bayi > 6bl dan usia remaja
Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin lengkap
Daftar Pustaka
Garna, Herry and Nataprawira, Heda Melinda, [ed.].Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak. 4. Bandung : Departemen Ilmu Kesehatan Anak, 2012. pp.
812-821
Huldani. (2012, March). Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis Tuberkulosis. 2-
31.
Muller, M. L. (2014, January). Pediatric Bacterial Meningitis. Dipetik Juli 18, 2014,
dari Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/961497-overview
Ritarwan, K. (2006, September). Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis
Otogenik. Majalah Kedokteran Nusantara , 253-260.
Tunkel, A. R. (2004, August). Practice Guidelines for the Management of Bacterial
Meningitis. Clinical Infectiuos Disease , 1267-1282.