BAB I
Laporan Kasus
I.1 Identitas Pasien
Bayi Ibu Ayah
Nama: By. Ny. Hairina Ny. Hairina Tn. Andi
Umur: 10 hari 29 tahun 45 tahun
Jenis Kelamin: Laki laki Perempuan Laki-laki
Alamat: Jalan Raya Tg. Sengkuang, RT 01/ RW 09
Pekerjaan: - - Karyawan
Pendidikan: - SMU SMU
Agama: Islam Islam Islam
Suku: Jawa Jawa Jawa
Tanggal Masuk RS: 12 Mei 2012
I.2 Anamnesis
Alloanamnesis dilakukan dengan ibu kandung pasien pada tanggal 22 Mei 2012 di
bangsal Flamboyan RSOB.
Keluhan Utama: Os datang dengan keluhan lahir prematur dan berat badan lahir
sangat rendah.
Keluhan Tambahan: Kulit tampak kuning pada hari ke - 3
Riwayat Penyakit Sekarang: OS datang ke IGD RSOB dengan keluhan lahir prematur
berat badan lahir rendah. Os baru lahir ± 2 jam SMRS. Os lahir di bidan pada tanggal
12 Mei 2012 pada jam 18.15 WIB dengan persalinan spontan, usia kehamilan 28-29
minggu, ketuban jernih, AS=8/9, berat badan lahir 1300 gr, panjang badan 35 cm.
Bayi lahir langsung menagis kuat dan gerak aktif. Kemudian bidan mengkonsulkan
Os dirujuk ke RSOB untuk tindakan lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga: Os adalah anak pertama. Tidak ada anggota keluarga
yang pernah mengalami keluhan seperti Os. Anggota keluarga Os tidak ada yang
memiliki riwayat hipertensi, kencing manis, asthma, alergi obat/makanan atau
penyakit lainnya.
Riwayat Kehamilan Ibu dan Persalinan:
1
Kehamilan Morbiditas Kehamilan Asupan makanan baik, hipertensi (-), kencing manis(-), riwayat sakit lain (-)
Perawatan Antenatal Kontrol ke bidan teratur setiap bulan dan tidak ada masalah
Persalinan Tempat PuskesmasPenolong BidanCara Persalinan normalMasa Gestasi 28-29 mingguKeadaan Bayi Berat lahir : 1300 gr
Panjang badan: 35 cm Langsung menangis, gerak
aktif Apgar Score: 8/9 Cacat/kelainan bawaan (-)
Selama hamil, ibu pasien mengaku rajin melakukan periksa kehamilan di bidan dan
dokter pada setiap bulan di puskesmas berdekatan dengan rumahnya. Tidak ditemukan
masalah saat pemeriksaan dan bayi dalam keadaan baik. Selama 2 bulan sebelum
melahirkan, ibu pasien mengaku sering sakit, yaitu demam, batuk dan pilek. Ibu pasien
minum obat yang diberi oleh dokter. 1 hari sebelum melahirkan ibu Os mengatakan keluar
cairan jernih dari vaginanya. Namun, ia tidak mengetahui bahwa itu adalah air ketuban.
Kemudian tidak lama setelah itu, timbul rasa nyeri ringan pada perutnya. Ibu Os langsung
melakukan pemeriksaan dengan bidan. Setelah pulang dari puskesmas, nyeri pada perutnya
semakin hebat sehingga ibu os dibawa ke bidan dan langsung melahirkan.
Ibu os juga mengaku selama kehamilan ini tidak pernah mengonsumsi alkohol dan
juga tidak merokok. Selama kehamilan, diakui ibu menjaga kualitas makannya.
I.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 22 Mei 2012 di bangsal Flamboyan:
Keadaan Umum : Bayi terlihat bergerak aktif, menangis kuat.
Pemeriksaan Antropometrik :
BB: 1350 gram
PB: 35 cm
Lingkar kepala: 29 cm
Lingkar dada : 23 cm
Pemeriksaan Saat Lahir
2
Warna air ketuban : Jernih
Apgar Score : 8/9
Bayi lahir tidak cacat
Warna kulit : Kemerahan
Keaktifan : Menangis kuat, gerak aktif (menurut surat rujukan Bidan Elpi)
Tanda-Tanda Vital :
HR: 158 x/menit
RR: 52 x/menit
Suhu: 37,0 0C
Sp O2: 96 %
Status Generalis:
Kepala : Normocephalia, ubun – ubun besar datar terbuka, hematoma sefal (-)
Mata : Mata membuka (+), bola mata (+)
Hidung : Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
Telinga : Daun telinga (+), normotia (+)
Mulut : Palatum intak (+), refleks hisap (+) kuat, sianosis perioral (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (+)
Thorax :
o Inspeksi : Bentuk Pektus Ekskavatum
Gerak dinding dada simetris
Retraksi intercostal (-)
Periodic breathing (-)
o Palpasi : Fraktur klavikula (-)
Ictus cordis (+)
Dextrocardia (-)
o Auskultasi :
Jantung: Bunyi jantung I, II reguler, murmur (-), Gallop (-)
Paru : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
o Inspeksi : Datar, retraksi epigastrium (-)
o Palpasi : Supel
o Auskultasi : BU (+)
Extremitas : Akral hangat (+) pada ke-4 extremitas, edema (-) pada ke-4
extremitas, sianosis (-) pada ke-4 extremitas.
Kulit : Tampak ikterik
3
Pemeriksaan Ballard
4
Kurva Lubchenco
I.4 Pemeriksaan Penunjang
5
Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan pada OS:
Laboratorium darah :
Tanggal Hb Ht (%) Leukosit
(mm3)
Trombosi
t (mm3)
Bilirubin
Total
(mg%)
Bilirubin
Direk
(mg%)
Bilirubin
indirek
(mg%)
12-5-2012 14,9 41,1 10300 282000 - - -
GDS : 32, Gol Dar : AB, Elektrolit : Na : 135, K : 5,2, Chlor ; 105
15-5- 2012 13,7 37,3 10200 406000 10,51 0,53 -
17-5-2012 - - - - 7.63 1,13 6,50
19-5-2012 11,8 31,2 12600 537000 - - -
20-5-2012 14,0 39,5 17300 567000 10,75 0,67 10,08
21-5-2012 - - - - 10,22 0,69 -
22-5-2012 - - - - 6,68 0,72 5,96
I.5 Resume
OS datang ke IGD RSOB dengan keluhan lahir prematur berat badan lahir sangat
rendah. Os baru lahir ± 2 jam SMRS. Os lahir pada tanggal 12 Mei 2012 pada jam 18.15
WIB, jenis kelamin laki – laki, persalinan pervaginam oleh bidan. Bayi dilahirkan kurang
bulan (usia gestasi 28-29 minggu), ketuban jernih, berat badan lahir sangat rendah (BBLSR =
1300 gr), Bayi lahir langsung menagis kuat dan gerak aktif (Apgar score = 8/9). Pada hari ke
– 3, Os terlihat ikterik pada badannya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan, kulit tampak
ikterik. Dari hasil laboratorium didapatkan anemia dan hiperbilirubinemia.
I.6 Diagnosa Kerja
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, diagnosa
kerja pada os adalah Neonatus kurang bulan-Kecil masa kehamilan, berat badan lahir sangat
rendah, neonatal hiperbilirubinemia.
I.7 Diagnosa Banding
Diagnosa banding pada os adalah
NKB-KMK + BBLSR + Neonatal hiperbilirubinemia ec anemia hemolitik
I.8 Rencana Pemeriksaan
6
Rencana pemeriksaan yang akan dilakukan:
Cek DL dan bilirubin (total, direk, indirek) rutin
Cek GDS / 6 jam
I.9 Penatalaksanaan
Non-medikamentosa:
o Rawat inkubator level III
o Termoregulasi 36,5 0C-37,5 0C
o Oksigenasi dengan CPAP Flow 5L/mnt, FiO2 50%, PEEP 5 cm H2O.
o Dipasang OGT terbuka
o Injeksi Vit K 0,5 mg (i.m)
o Kebutuhan cairan:
IVFD D10 % 4cc/jam
Medikamentosa:
Injeksi aminophyllin 2x4 mg IV
I.10 Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanasionam : Dubia ad bonam
Follow Up7
Ruang Flamboyan 13 Mei 2012- 24 Mei 2012
Anamnesis
13-5-2012 14-5-2012 15-5-2012 16-5-2012 17-5-2012 18-5-2012 19-5-2012
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(-)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(-)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Minum(-)
puasa
Minum(-)
puasa
Minum(-)
puasa
Minum(+)
via OGT
Minum(+)
via OGT
Minum(+)
via OGT
Minum(+)
Via OGT
Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-)
BAB(+) BAB(+) BAB(+) BAB(+) BAB(+) BAB(+) BAB(+)
BAK(+) BAK(+) BAK(+) BAK(+) BAK(+) BAK(+) BAK(+)
20-5-2012 21-5-2012 22-5-2012 23-5-2012 24-5-2012
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(+)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(-)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(-)
Sianosis(-)
Demam (-)
Sesak (-)
Kejang(-)
Ikterik(-)
Sianosis(-)
Minum(+)
via OGT
Minum(+)
via OGT
Minum(+)
via OGT
Minum(+) Minum(+)
Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-) Muntah(-)
BAB(+) BAB(+) BAB(+) BAB(+) BAB(+)
BAK(+) BAK(+) BAK(+) BAK(+) BAK(+)
Pemeriksaan Fisik
13-5-2012 14-3 2012 15-5-2012 16-5-2012 17-5-2012 18-5-2012 19-5-2012
8
KU Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
HR
(x/mnt)
150 145 133 132 155 159 145
RR
(x/mnt)
51 50 56 58 56 60 60
Suhu (0C) 37,3 36,5 37,8 37,4 36,8 37,6 37
Sp O2 (%) 100 100 99 100 98 96 97
BB (gr) 1390 1390 1390 1420 1370 1390 1350
Kepala Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normoceph
alia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Leher Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Jantung S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
Paru SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
Abdomen Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastr
ium (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastrium
(-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (+)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Extremitas Akral
hangat (+),
edema (-),
sianosis
Akral
hangat (+),
edema (-),
Sianosis
Akral
hangat (+),
edema (-),
sianosis
Akral
hangat (+),
edema (-),
sianosis
Akral
hangat (+),
edema(-),
Sianosis
Akral
hangat (+),
edema (-),
sianosis
Akral
hangat (+),
edema (-),
sianosis
9
(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
20-5-2012 21-3 2012 22-5-2012 23-5-2012 24-5-2012
KU Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
Gerak aktif
(+),
menangis
kuat (+)
Gerak
aktif (+),
menangis
kuat (+)
HR
(x/mnt)
159 150 139 148 145
RR
(x/mnt)
60 55 58 57 60
Suhu (0C) 37,0 36,8 37,5 36,9 36,7
Sp O2 (%) 99 97 95 92 96
BB (gr) 1340 1400 1350 1400 1420
Kepala Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normoceph
alia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Normocep
halia, PCH
(-),
sianosis
perioral (-)
Leher Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Retraksi ss
(-)
Jantung S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
S1,2 reg,
M(-),G(-)
Paru SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi sela
iga (-)
SN ves,
R-/-,
W-/-,
retraksi
sela iga (-)
Abdomen Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastrium
(-)
Supel,
datar, BU
(+),
retraksi
epigastriu
m (+)
Extremitas Akral Akral Akral Akral Akral
10
hangat (+),
edema (-),
Sianosis(-)
hangat (+),
edema (-),
Sianosis(-)
hangat (+),
edema (-),
sianosis (-)
hangat (+),
edema (-),
sianosis (-)
hangat (+),
edema (-),
sianosis (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Hb Ht (%) Leukosit
(mm3)
Trombosi
t (mm3)
Bilirubin
Total
(mg%)
Bilirubin
Direk
(mg%)
Bilirubin
indirek
(mg%)
15-5- 2012 13,7 37,3 10200 406000 10,51 0,53 -
17-5-2012 - - - - 7.63 1,13 6,50
19-5-2012 11,8 31,2 12600 537000 - - -
20-5-2012 14,0 39,5 17300 567000 10,75 0,67 10,08
21-5-2012 - - - - 10,22 0,69 -
22-5-2012 - - - - 6,68 0,72 5,96
Penatalaksanaan (Mei 2012)
13 14 15 16 17 18 19
Rawat inkubator
level III,
inkubator
level III,
inkubator
level III,
terapi
sinar
inkubator
level III,
terapi
sinar
inkubator
level III,
terapi
sinar
inkubator
level III,
terapi
sinar
inkubator
level III,
terapi sinar,
Transfusi
PRC
20cc/3jam,
Inj
Lasix 1,5mg
Termoregulasi 36,5 0C-37,5 0C
Oksigenasi CPAP : Flow 5L/mnt, FiO2 50%,
PEEP 5cm H2O.
Oksigen
blender
Flow ½-1L
Oksigen
blender
Flow ½-1L
Oksigen
blender
Flow ½-1L
Oksigen
blender
Flow ½-1L
Kebutuhan
cairan
IVFD
RL(75cc)+
Aquabidest
(25cc)
4tpm
IVFD 2A
6tpm
(mikro)
IVFD 2A
6tpm
(mikro)
IVFD 2A
6 tpm
(mikro),
ASI/PASI
8x-5-10cc
IVFD 2A
6tpm
(mikro),
ASI/
PASI
IVFD 2A
6tpm
(mikro)
ASI/PASI
8x5-10cc
IVFD 2A
6tpm(mikro)
ASI/PASI
8x10-20cc
11
8x5-10 cc
Obat-
obatan Inj. Aminophyllin 2x4 mg IV
20 21 22 23 24
Rawat inkubator
level III,
terapi
sinar
inkubator
level II,
terapi
sinar
inkubator
level II
inkubator
level II
inkubator
level II
Termoregulasi 36,5 0C-37,5 0C
Oksigenas
i
Oksigen
blender
Flow ½-1L
- - - -
Kebutuhan
cairan
IVFD 2A
ASI/PASI
8x10-20cc
ASI/PASI
8x30cc
ASI/PASI
8 x 30cc
ASI/PASI
8 x 30cc
ASI/PASI
8 x 30 cc
Obat-
obatan
Inj.
Aminophyllin
2x4 mg IV
Aminophyllin puyer 2x1mg
Polygran 4 x 1 tetes
Lyteers 4 x 1 tetes
BAB II
ANALISA KASUS
Diagnosa :
12
1. BBLSR
Ditegakkan diagnosa BBLSR (berat badan lahir sangat rendah) karena pada kasus ini,
os adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram, yang ditimbang dalam 1
jam setelah lahir. Menurut literature, yang dimaksud dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Dan
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.1,2 BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan ( <37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR)
2. Neonatus Kurang Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NKB-KMK).
Ditegakkan diagnosa Neonatus Kurang Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NKB –KMK)
pada pasien ini karena karena melalui alloanamnesis pada ibu pasien, didapatkan usia gestasi
28-29 minggu, tetapi pada pemeriksaan Ballard, didapatkan usia kehamilan 35 minggu.
Menurut literature, yang dimaksud dengan bayi premature atau kurang bulan adalah bayi yang
lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari). 1,4
Selain itu, didapatkan BBL adalah 1300 gram, dengan PB adalah 35 cm dan LK adalah
29 cm. Bila nilai ini dimasukkan ke dalam Lubchenco Chart maka semuanya berada di bawah
percentile 10, yang menunjukkan bahwa bayi ini kecil dengan masa kehamilannya.
Menurut literature untuk menentukan apakah bayi adalah bayi yang sesuai masa
kehamilan, kecil untuk masa kehamilan atau besar untuk masa kehamilan, maka digunakan
penilaian Ballard Score untuk menentukan masa kehamilan (disamping juga data dari HPHT
ibu, atau melalui pemeriksaan USG). Kemudian hasil antropometrik pada bayi baru lahir
dimasukkan kedalam Lubchenco Chart. Dikatakan sesuai masa kehamilan apabila data – data
tersebut terdapat diantara percentile 10 – 90. Dan dikatakan besar untuk masa kehamilan bila
lebih dari percentile 90, serta kecil untuk masa kehamilan bila kurang dari percentile 10.
3. Neonatal Hiperbilirubinemia
Pada bayi ini ditegakkan diagnosa Neonatal Hiperbilirubinemia karena pada pemeriksaan
kadar bilirubin total, direk dan indirek pada hari ke-3,4,6,7 dan 8 setelah lahir didapatkan
peningkatan melebihi 10 m/dL. Menurut literature, diagnosa Neonatal Hiperbilirubinemia
ditegakkan apabila kadar bilirubin total dalam darah melebihi 12 mg/dL pada bayi aterm atau
10 mg/dL pada bayi pre term. 7,10,1
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa:
o Rawat inkubator level III dan setelah ada perbaikan dipindahkan ke level II
13
o Terapi sinar karena didapatkan peningkatan kadar bilirubin total, indirek dan direk
pada hari ke 3. Dengan terapi sinar, terjadinya isomerisasi bilirubin indirek yang
mudah larut di dalam plasma dan lebih mudah dieksresi oleh hati ke dalam saluran
empedu. Meningkatnya fotobilirubin di dalam empedu menyebabkan bertambahnya
pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus meningkat dan
bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus, Energi sinar akan merubah senyawa
bilirubin menjadi mudah larut dalam air.
o Termoregulasi 36,5 0C-37,5 0C
o Oksigenasi dengan CPAP : Flow 5L/mnt, FiO2 50%, PEEP : 5 cm H2O. Menurut
literature, CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) merupakan suatu alat yang
mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonates selama pernapasan
spontan. Biasanya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangguan pernafasan.
CPAP juga sering dipakai pada bayi – bayi premature, dimana parunya belum
berkembang secara sempurna. CPAP terdiri atas 3 komponen, yaitu FiO2, Flow dan
PEEP (Peak End Expiratory Pressure) yaitu tekanan positif pada akhir ekspirasi yang
berfungsi untuk mencegah kolaps paru pada saat akhir ekspirasi. Pemasangan CPAP
dianjurkan segera setelah lahir pada bayi – bayi premature dan berat badan lahir
rendah. Setelah 4 hari pemakaian CPAP, os dapat bernafas dengan mudah dan
dilanjutkan dengan CPAP weaning, yaitu FiO2 diturunkan secara bertahap dengan
penurunan 2-5% secara bertahap dipandu oleh pembacaan pulse oximeter. Kebutuhan
FiO2 akan menurun hingga ke tingkat udara kamar.
o Transfusi PRC 20 CC dengan injeksi lasix 1x2 mg IV di tengah-tengah transfusi
untuk mengoreksi kadar hemoglobinnya yang rendah. Anemia pada neonates yaitu Hb
vena sentral < 13g/dL, Hb kapiler <14,5 g/dL. Pada bayi baru lahir kadar eritropoietin
yang rendah sehingga menyebabkan produksi sel darah merah berkurang. Disamping
itu usia sel darah merah pada bayi baru lahir lebih pendek.
o Kebutuhan cairan:
IVFD D10 % (hari pertama di rawat)
IVFD RL (75cc) + Aquabidest (25cc) ( Hari ke -2 )
IVFD 2A ( Hari ke 3 – 9)
Medikamentosa:
Injeksi aminophyllin 2x8 mg IV diberikan untuk memonitor sistem respirasi
dan kardiovaskular.
Menurut literature, penatalaksanaan pasien dengan :
14
1. BBLR1
1. Mempertahankan suhu tubuh normal
2. Pemberian minum
ASI merupakan pilihan utama
Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih menginginkan
maka dapat diberikan lagi.
Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovascular dan respirasi yang
tidak stabil, IUGR berat, dan berat lahir < 1000gram.
Panduan Pemberian Minum Berdasarkan BB (BB 1500 – 2500gram) : 2
Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
Pemberian minum awal ≤ 10 ml/kg/hari
ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik:
tambahan 2-4 ml interval 3 jam setiap ≥12-24 jam.
Setelah 2 minggu: ASI PERAH+HMF/full-strength preterm formula sampai
berat badan mencapai 2000 gr
Kebutuhan cairan : mL/kg/day
BB : 1251-1500 gram
Hari 1-2 : 90cc
Hari 3-15 : 130cc
Hari >15 : 130+
2. Premature 3,4
Pertahankan suhu : incubator, warmer
Monitoring RR, HR, SpO2
Pemasangan pipa lambung karena refleks isap dan menelan masih lemah
Pertimbangan pemasangan ventilator, CPAP, nasal kanul bila terjadi
gangguan nafas
Pada pasien ini juga diberikan Aminophilin yang merupakan derivat xanthine dan
bekerja sebagai bronchodilator untuk memonitor sistem respirasi dan kardiovaskular pada
bayi premature yang tidak bugar. Obat ini bekerja langsung pada medulla menyebabkan
peningkatan rate and depth of breathing. Dan pada myocardium menyebabkan
peningkatan kekuatan kontraksi jantung, cardiac out put dan penurunan venous pressure.
3. Neonatal hiperbilirubinemia
Tabel Indikasi Terapi Sinar Pada Neonatus Kurang Bulan Sehat
15
Berat Badan (gr) Kadar Bilirubin (mg/dL)Hingga 1.000 5-71.001 – 1.500 7 – 101.501 – 2.000 10
>2.000 10-12
4. Anemia
Menurut literature, pada kasus anemia berat perlu dilakukan trnasfusi darah segera
dan pada os sudah diberikan transfusi PRC sebanyak 20 cc untuk mengatasi kekurangan
eritrositnya saja dan injeksi lasix untuk mengurangi beban volumenya. 13
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Dari literature, tidak ditemukan bagaimana prognosis pada bayi yang sekaligus
dengan 6 kondisi diatas, namun untuk masing – masing kondisi tersebut diatas memiliki
prognosis sebagai berikut :
Prognosis pada Berat Badan Lahir Sangat Rendah tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal, misalnya masa gestasi. Semakin muda masa gestasi atau makin rendah
berat bayi semakin tinggi angka kematian. Selain itu, tergantung juga dari keadaan sosial
ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, dan post
natal. Bayi berat badan lahir rendah cenderung memperlihatkan gangguan pertumbuhan
setelah lahir. 1
Prematurity adalah penyebab tersering kematian pada bayi. Namun, dengan
penatalaksanaan yang tepat maka kemungkinan hidup lebih besar. Semakin besar usia
kehamilan, semakin besar kemungkinan hidup. Pada bayi – bayi premature, mungkin akan
mengalami efek jangka panjang seperti kelainan tumbuh kembang yang mungkin berlanjut
hingga masa kanak-kanak. Semakin premature dan semakin rendah berat badan bayi lahir,
semakin besar kemungkinan untuk mengalami gangguan pada perkembangan dan tumbuh
kembang anak.4
Menurut literature, Neonatal Hyperbilirubinemia umumnya memiliki prognosis yang
baik hanya dengan terapi sinar dan rehidrasi yang cukup. Tidak diperlukan pengobatan
dengan obat – obatan tertentu.5 Komplikasi berbahaya yang ditakuti pada kasus
16
hiperbilirubinemia adalah terjadinya kern ikterik, namun hal ini dapat dicegah dengan
penatalaksanaan fototherapy segera.8
17
Top Related