KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN · melakukan konyugasi bilirubin indirek menjadi direk belum sempurna. 2....
Transcript of KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN · melakukan konyugasi bilirubin indirek menjadi direk belum sempurna. 2....
PENDAHULUAN
• Indikator kesehatan suatu bangsa masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian bayi.
• Tahun 2010 WHO memperkirakan dari 135 juta bayi lahir di dunia 14,9 juta (11,1%) adalah kelahiran bayi prematur (Blencowe et al., 2013).
• Tahun 2014 di AS kelahiran prematur 9,57%: early preterm birth (<37mg) 2,75% (hanya turun 0,04%); late preterm birth (34-36mg) tetap 6,82% (Hamilton et al., 2014).
PENDAHULUAN
• Di Indonesia angka kematian bayi masih tergolong tinggi: SDKI 2007 34 per 1000 kel. Hidup; SDKI 2013 32 per 1000 kel.hidup (BPS, 2013).
• Penyebab salah satu kematian neonatus usia 0-7 hari: prematur (32,3%) (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, 2008).
• Indonesia masuk ranking 10 besar untuk kelahiran prematur yaitu jumlah kelahiran prematur >15% menyumbang 60% kelahiran bayi prematur di dunia dan menduduki peringkat 5 setelah India, China, Nigeria dan Pakistan (Blencowe et al., 2013).
PENGERTIAN DAN PENYEBAB
Late preterm infant adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi 34-36 minggu tanpa memperhitungkan berat badan lahir (Hockenberry dan Wilson., 2013). Penyebab: - Faktor ibu: usia < 20 tahun; > 35 tahun; sosek; penyakit ibu; perilaku ibu. - Faktor kehamilan: bayi kembar; solutio plasenta; KPD; cervical incompetence; pre eklampsia, polihidramnion. - Faktor fetus: anomali kongenital, nonimmune hydrops. Penyebab utama kelahiran prematur khususnya late preterm infant adalah komplikasi kehamilan: 26% dari 276 kelahiran prematur ibu dengan diabetes dan pre eklampsia (De Carolis., 2016).
KONDISI FISIK YANG SERING TERJADI PADA BAYI PREMATUR
• Sindrom Gawat Napas (SGN): defisiensi surfaktan alat bantu napas: CPAP, ventilator.
• Hiperbilirubinemia: usia SDM singkat, fungsi hati untuk
konyugasi bilirubin belum optimal foto terapi, transfusi tukar. • Duktus Arteriosus Persisten (DAP): otot polos duktus blm
terbentuk sempurna dan kadar prostaglandin masih tinggi obat untuk menutup duktus (indometasin/ ibuprofen); ligasi DAP.
• Enterokolitis Nekrotikans: multifaktorial: infeksi, hipoksik-
iskemik .
KONDISI FISIK YANG SERING TERJADI PADA BAYI PREMATUR
• Anemia: kurangnya cadangan besi dan SDM dalam sirkulasi; usia SDM lebih pendek; respon eritropoetin terhadap anemia rendah; pengambilan darah untuk pemeriksaan lab yang berulang.
• Intoleransi minum: imaturitas organ saluran cerna; koordinasi menghisap dan menelan belum adekuat; tonus sfingter gastroesofageal belum matang; pengosongan lambung lambat; motilitas usus lambat distensi abdomen Enterokolitis Nekrotikans.
• Hipoglikemia: kurangnya simpanan glikogen hepatik dan lemak tubuh; gangguan glukoneogenesis gangguan perkembangan neurodevelopmental (CP, RM).
• Hipotermi: cadangan lemak sedikit, pengatur suhu belum matang vasokonstriksi pembuluh darah: hipoksia, hipoglikemia, kejang.
PREMATUR
II. PATO-FLOW
Ggn sirkulasi utero-plasenta
Faktor Maternal
Penyakit sistemik berat
Adanya patologi nyata di abdomen non obstetrik
Penyalahgunaan obat terlarang
Preeklampsia /eklampsia
Trauma
Malnutrisi
PREMATUR
Faktor Janin
Malformasi janin
Kehamilan majemuk
Janin hidrops
Pertumbuhan janin terhambat
Gawat janin
Kematian janin
Faktor Uterus
Malformasi
Overdistensi akut.
Mioma besar
Desiduitis
Aktivitas uterus idiopatik
Faktor serviks
Inkompetensia serviks
Servisitis / vaginitis akut
Faktor cairan amnion
Oligohidramnion dengan selaput ketuban utuh
Ketuban pecah pada prematur
Polihidramnion
Infeksi intra amnion subklinis
Korioamnionitis klinis
Faktor Plasenta
Solusio plasenta
Plasenta previa
Sinus marginalis
Korioangioma besar Faktor sosial ekonomi
Sosial ekonomi rendah
Faktor Iatrogenik
Kesalahan dokter / tenaga medis
Termoregulasi 1. Pusat pengaturan suhu di
otak immatur 2. Permukaan tubuh relatif luas 3. Brown fat sedikit 4. Sirkulasi belum sempurna 5. Kulit tipis transparan
Immaturitas anatomis & fisiologis
Hepar 1. Fungsi hati untuk
melakukan konyugasi bilirubin indirek menjadi direk belum sempurna.
2. Enzim-enzim di hati <<
Gawat janin
Kehamilan tidak dapat dipertahankan
Terminasi kehamilan sebelum masa gestasi 37 minggu
Ggn pertumbuhan janin intra uterin Infeksi intra uteri
Pernapasan 1. Pusat pengaturan napas di
otak immatur 2. Produksi surfaktan << 3. Otot-otot pernapasan
immatur
Pencernaan 1. Refleks isap,
rooting refleks belum kuat
2. Koordinasi mengisap & menelan belum baik
3. Kapasitas lambung <<
Immunitas Ketahanan terhadap infeksi <<
Penglihatan Risiko terjadi Retinopathy
Of Prematurity
Problem
Metabolik : Hipoglikemia Hipokalsemia
Asfiksia Hiperbilirubinemia
Risiko Kern Ikterik
Intake kurang
Hipoksia
RDS (HMD) Defisiensi surfaktan
Hipotermia
1. Pola napas tdk adekuat
2. Ggn pertukaran gas
Kardiovaskuler 1. Kontraktilitas otot jantung
belum kuat 2. Pembuluh darah sensirif thd
prostaglandin endogen yang meningkat PDA
Ggn termoregulasi : Hipotermia
↓ cardiac output
Hipotensi
Konsumsi O2 ↑
RR ↑ Vasokonstriksi
pulmoner
↓ uptake O2 oleh
paru Vasokonstriksi perifer
↓ O2 di jaringan
↑ glikolisis anaerob pO2 & pH ↓ Asidosis metabolik
Ggn perfusi jaringan Ggn kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
Ginjal Pemekatan & dilusi urin masih sangat terbatas
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Risiko terjadi infeksi & sepsis
Hipoglikemia
Pemberian O2 ↑
PMK & Perawatan Bayi dalam inkubator
Terapi sinar
Masalah Keperawatan dan Plan of Care
• Pola napas tidak adekuat; Gangguan Bersihan Jalan Napas Manajemen jalan/ pola napas.
• Gangguan termoregulasi: hipotermi Pengaturan temperatur.
• Gangguan perfusi jaringan Manajemen cairan & Cardiac care.
• Risiko Kern Ikterik Manajemen pencegahan efek samping ikterik.
Masalah Keperawatan & Plan of Care
• Risiko terjadi infeksi Manajemen pencegahan infeksi.
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Manajemen cairan dan elektrolit.
• Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Manajemen nutrisi.
(Direktur Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik KEMKES RI, 2015)
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Jalan/ Pola Napas • Monitor respirasi dan status O2 • Auskultasi suara napas sebelum
dan sesudah suctioning • Informasikan pada orangtua
tentang suctioning • Kolaborasi pemberian oksigen • Kolaborasi pemasangan CPAP atau
ventilator
Gangguan Termoregulasi: Hipotermi
• Lakukan PMK • Rawat bayi dalam inkubator • Monitor suhu, TD, nadi dan RR • Monitor warna kulit dan suhu kulit • Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan.
Manajemen Asuhan Keperawatan
Gangguan Perfusi Jaringan • Mencatat adanya tanda dan gejala
penurunan cardiac output. • Memonitor TTV. • Memonitor balans cairan. • Melapor ke DPJP jika ada
penurunan cardiac output. • Kolaborasi pemberian terapi dan
cairan
Risiko Kern Ikterik • Mengkaji tanda-tanda terjadinya kern ikterik.
• Menyiapkan alat resusitasi.
• Memantau pemasangan terapi sinar.
• Mendukung asuhan perkembangan.
• Menghitung intake output.
• Melakukan kolaborasi pemeriksaan kadar bilirubin.
• Melakukan kolaborasi kepada DPJP jika pasien kejang.
• Melakukan kolaborasi untuk dilakukan transfusi tukar
Manajemen Asuhan Keperawatan
Risiko Terjadi Infeksi • Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi • Mencuci tangan dengan five moment. • Menggunakan APD sesuai indikasi. • Meningkatkan asupan nutrisi. • Mempertahankan teknik isolasi. • Memberikan terapi AB sesuai program. • Melakukan kolaborasi pemeriksaan
kultur darah, CRP, darah rutin.
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
• Mengkaji status dehidrasi. • Memonitor TTV. • Memonitor intake output. • Memberikan cairan sesuai program. • Melakukan kolaborasi terapi cairan. • Melakukan kolaborasi pemeriksaan
elektrolit. • Melakukan koreksi elektrolit sesuai
program
Gangguan kebutuhan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
• Kaji pengetahuan dan pengalaman ibu dalam pemberian ASI.
• Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap secara efektif.
• Pantau BB dan pola eliminasi bayi. • Dorong ibu untuk menyusui sesuai keinginan bayi. • Anjurkan ibu untuk memompa ASI secukupnya untuk
mengurangi kongesti payudara. • Berikan privasi untuk ibu dan bayi. • Lakukan rawat gabung. • Penyuluhan tentang teknik menyusui, keuntungan dan
kerugian ASI, dll. • Kolaborasi pemberian nutrisi enteral dan parenteral.
QUALITY OF LIFE BAYI PREMATUR
TANTANGAN BAGI PERAWAT
Kualitas hidup prematur secara sederhana dapat diukur seperti: 1. Prematur terbebas dari
infeksi dan komplikasi 2. Kenaikan BB yang bermakna 3. Terpenuhinya kebutuhan
fisiologis 4. Terpenuhinya kebutuhan
psikologis 5. Terpenuhinya kebutuhan
perkembangan dan stimulasi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dan sangat berdampak bagi pelayanan kesehatan/ keperawatan dan pasien/ keluarga: (PPNI, 2017)
1. Pemberdayaan Tim Kesehatan
2. Pemberdayaan Tim Keperawatan
3. Pemberdayaan orangtua/ keluarga
4. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan Tim Kesehatan
• Memantapkan komitmen tim kesehatan di rumah sakit tupoksi dan kewenangan jelas
• Mengoptimalkan pendekatan tim dalam memberikan pelayanan dan berorientasi kepada pasien metode SBAR, TBAK
• Mengembangkan kemitraan antar perawat dan dokter untuk menyelesaikan masalah pasien pembahasan kasus sulit
• Melakukan audit klinis: para PPA
• Melakukan quality improvement siklus PDSA
Pemberdayaan Tim Keperawatan
• Proses keperawatan: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi terkait perubahan metode penugasan.
• Kepatuhan terhadap SPO dan PAK yang selalu berkembang berdasarkan evidence based
• Penerapan prinsip-prinsip etika dalam melakukan asuhan keperawatan • Penerapan atraumatic care, developmental care, manajemen nyeri • Pengembangan SDM keperawatan: pelatihan (5 SKP/ tahun) dan pendidikan. • Asesmen kompetensi CPD • Penilaian kinerja profesional OPPE (On-going Professional Practice
Evaluation) Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan. • Melakukan riset, menggunakan hasil riset dalam asuhan keperawatan.
Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan
Etika Keperawatan: Peraturan atau norma yang digunakan oleh perawat sebagai acuan untuk berperilaku ketika memberikan asuhan keperawatan pada klien yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral
Prinsip-prinsip Etika: 1. Menghargai martabat manusia 2. Otonomi 3. Kebenaran/ Truth 4. Altruisme 5. Estetika 6. Beneficence 7. Nonmaleficence 8. Keadilan/ Justice 9. Fidelity 10. Konfidensialitas/ kerahasiaan 11. Veracity/ jujur
(PPNI, 2017)
Pemberdayaan Keluarga
• Penerapan Family Center Care (FCC) • Melakukan bonding PMK, Rawat Gabung • Pemberian informasi setiap sebelum melakukan tindakan prinsip komunikasi, informed consent
• Program home visite • Perawatan akhir kehidupan • Persiapan pasien pulang Kepuasan orangtua merupakan evaluasi terhadap penilaian kualitas pelayanan dan pemberi perawatan (Tsironi, Bovaretos, Tsoumakas, Giannakopoulou &Matziou, 2012).
Persiapan Pulang
Materi-materi untuk kesehatan bayi prematur: 1. Monitoring status respirasi: tanda-tanda sesak, sianosis 2. Pencegahan infeksi: cuci tangan, dekontaminasi, penyimpanan ASI 2. Pencegahan hipotermi 3. Peningkatan status nutrisi: Cara menyusui, menimbang BB, mengukur
PB, LK, LL 4. Meningkatkan hubungan ibu dan bayi: PMK, menyusui 5. Membantu perkembangan bayi dan stimulasi: pencahayaan, suara,
positioning , pijat bayi prematur 6. Kembali kontrol ke rumah sakit
Pemberdayaan Masyarakat
• Membentuk group untuk saling berbagi
• Hotline-service
• Rujukan berjenjang
KESIMPULAN
• Asuhan keperawatan pada late pretem infants sesuai dengan konsep keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
• Aplikasi atraumatic care; FCC, & developmental care sangat bermanfaat dalam perawatan pada late pretem infants.
• Perawatan pada late pretem infants yang optimal membutuhkan pemberdayaan tim kesehatan, tim keperawatan, keluarga dan masyarakat.
• Pemberdayaan yang optimal dapat berkontribusi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi khususnya pada late pretem infants.
Referensi Blencowe, H., Cousens, S., Chou, D., Oestergaard, M., Say, L., Moller, A., & Kinney, M. (2013). Born too soon: The global epidemiology of 15 million preterm births. Reproductive Health, 10 (Suppl I), 1-14. Badan Pusat Statistik (2013). Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: BKKBN. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2008). Laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta. De Carolis., M.P., Pinna, G., Cocca, C., Rubortone, S.A., Romagnoli, C., Bersani, I., ....De Carolis, S (2016). The transition from intrs to extra-uterine life in late preterm infant: A single-center study. Italian Journal of Pediatrics, 42. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI (2015). Standar diagnosis dan intervensi keperawatan di rumah sakit. Jakarta. Hamilton, B.E., Martin, J.A., Osterman, M.J.K., Curtin, D.C., & Mathews, T.J. (2014). Birth: Final data for 2014. National Vital Statistic Reports, 64 (12), 1-63. Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2013). Wong’s essential of pediatric nursing. (9th ed). St. Louis: Elsevier Mosby. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2017). Pedoman perilaku sebagai penjabaran kode etik keperawatan. Jakarta. Tsironi, S., Bovaretos, N., Tsoumakas, K., Giannakopoulou, M., & Matziou, V. (2012). Factors affecting parental satisfaction in the neonatal intensive care units. Journal of Neonatal Nursing, 18 (5), 183-192.