www.futurumcorfinan.com
Page 1
Capital Budgeting untuk Investasi (Anggaran)
Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik
Bagian Ketiga: Identifikasi Manfaat dan Biaya
Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari pembahasan capital budgeting untuk investasi
(anggaran) lembaga nonprofit dan sektor publik. Bagian kedua ini akan membahas mengenai
bagaimana cara mengidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap manfaat dan biaya dari
suatu investasi yang dilakukan.
Pengantar
Muhammad Putrawal
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
Dari beberapa kutipan diatas dapat dilihat bahwa memberikan nilai adalah salah satu inti dari
pekerjaan yang kita lakukan. Kemampuan kita memberi nilai pada suatu hal menandakan
bahwa kita mengerti terhadap hal yang sedang dihadapi. Tingkat pemahaman akan suatu
masalah akan berbanding dengan kemampuan kita untuk mengendalikan, ataupun mengambil
keputusan terhadap masalah yang dihadapi.
Memberikan penilaian tidak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Begitu juga dalam
pengerjaan Economic Evaluation (terutama dalam cost benefit analysis). Salah satu tantangan
utama melakukan costs benefit analysis adalah bagaimana mengidentifikasi dan memberikan
nilai dari cost dan benefit suatu investasi. Framework dari pengerjaan CBA secara umum dapat
dipelajari hanya dengan hitungan minggu, namun pekerjaan melakukan identifikasi dan
penilaian terhadap dampak dari suatu investasi merupakan pekerjaan yang perlu kemampuan
khusus dan umumnya membutuhkan banyak pandangan dari para tenaga ahli. Apabila
identifikasi atau penilaian yang kita lakukan tidak tepat maka hal ini akan berimbas kepada
keputusan yang nantinya akan diambil.
1. Identifikasi biaya dan manfaat
Dalam melakukan proses mengidentifikasi dan memberi nilai pada biaya dan manfaat akan
dibutuhkan banyak data yang berkaitan dengan investasi yang dilakukan. Proses pengumpulan
data akan bermanfaat membantu melakukan proses identifikasi biaya dan manfaat. Jenis –
jenis manfaat dan biaya yang bisa dinilai juga bervariasi, baik dalam jangka waktu manfaatnya
www.futurumcorfinan.com
Page 3
ataupun sudut pandang penerima manfaatnya. Pengerjaanya juga bisa sangat kompleks dan
melibatkan banyak pihak. Contohnya ketika ada suatu projek yang bertujuan untuk
membersihkan sungai yang terkena polusi dari limbah suatu pabrik manufaktur, maka akan
diperlukan seorang ahli kimia untuk menghitung berapa kenaikan zat beracun yang ada pada
suatu sungai, ahli biologi untuk mengidentifikasi perubahan jumlah bakteri, dan juga ahli
kesehatan untuk melihat dampaknya terhadap kesehatan lingkungan sekitar.
Untuk mempermudah pengelompokan, biaya dan manfaat sendiri dapat dibagi menjadi dua
yaitu biaya yang bersifat langsung dan transfer. Dampak langsung merupakan dampak yang
murni terjadi karena adanya investasi yang dilakukan dan yang menerima manfaat merupakan
pihak yang sesuai dengan target awal alasan pengadaan investasi. Sedangkan dampak
transfer merupakan dampak lanjutan karena investasi yang dilakukan. Dalam CBA yang masuk
perhitungan hanyalah dampak yang tejadi secara langsung. Perlu diingat bahwa manfaat yang
dirasakan seseorang bisa jadi merupakan kerugian bagi orang lain. Apabila dampak transfer
diperhitungkan maka dikhawatirkan timbul kemungkinan perhitungan ganda terhadap dampak
yang ditimbulkan. Untuk itu seperti yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya perlu
diperhatikan dari sudut pandang siapa kita menilai suatu investasi dan ruang lingkup penerima
manfaat harus dibatasi.
www.futurumcorfinan.com
Page 4
Dampak langsung sendiri bisa dikelompokkan berdasarkan market dan non market. Dampak
secara market merupakan dampak yang nilainya bisa mengacu kepada market (barangnya
diperdagangkan), sedangkan dampak non market barangnya tidak diperdagangkan dan tidak
memiliki acuan market. Dampak market biasanya bisa langsung dinilai dalam bentuk uang
sedangkan dampak non market tidak bisa langsung dinilai dalam bentuk uang. Diperlukan
metode khusus untuk mengkonversi dampak non market ke dalam bentuk uang, terkadang ada
juga damak yang tidak bisa dirubah dalam bentuk uang, untuk dampak seperti ini maka dalam
pengerjaan analisanya cukup dijabarkan dalam bentuk unit saja atau dideskripsikan secara
naratif. Dampak dari suatu investasi sendiri bisa positif ataupun negatif. Dalam hal ini dampak
positif dikenal juga sebagai manfaat (benefit), sedangkan dampak negatif merupakan biaya
yang harus kita keluarkan untuk melakukan investasi tersebut (cost).
Apa Itu Benefit?
Benefit merupakan nilai tambah dari suatu program yang dilakukan oleh pemerintah. Benefit
bisa dirasakan untuk individu, lembaga ataupun masyarakat secara keseluruhan. Benefit tidak
hanya berarti uang masuk, macan-macam benefit bisa dibagi menjadi1 :
• Avoided costs – Biaya yang dapat dihindari karena dampak investasi yang dilakukan.
contoh: Ketika kita mengeluarkan biaya untuk perawatan mesin maka hal ini bisa
menghindarkan kita dari kemungkinan timbulnya biaya yang lebih besar (misalnya biaya
perbaikan mesin rusak / pembelian mesin baru)
• Cost Savings – Penurunan biaya yang harus dikeluarkan karena pengaruh investasi
yang dilakukan. Contohnya ketika kita beralih dari suatu mesin ke mesin yang lain yang
memakan biaya lebih sedikit, maka penghematan yang kita lakukan bisa dianggap
sebagai benefitnya.
• Revenues – Pendapatan tambahan, yang muncul dari investasi yang dilakukan.
• Benefits to consumers not reflected in revenue flows. Manfaat-manfaat yang biasanya
tidak dapat diukur langsung dalam nilai uang. Contohnya pengurangan tingkat kriminal.
1 New South Wales TREASURY. NSW Government Guidelines for Economic Appraisal. 2007. Part 4:
Steps in Preparing a Full Economic Evaluation. Halaman 17.
www.futurumcorfinan.com
Page 5
Meskipun hal ini tidak bisa langsung dinilai dengan cepat, perlu dilakukan usaha untuk
mengkuantifikasi manfaat yang sesungguhnya muncul.
• Benefits to the broader community. Manfaat yang biasanya tidak terjadi secara
langsung. Biasanya banyak timbul dari regulasi-regulasi yang ditetapkan. Contoh:
Regulasi pembatasan jam kerja pabrik bisa bermanfaat kepada pengurangan polusi.
Contoh-contoh benefit sendiri bisa dilihat pada tabel berikut.2
What is a Cost?
Cost merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangsung investasi yang
kita lakukan, pelru diingat cost disini bukan hanya investasi pada tahun pertama saja, namun
juga keseluruhan biaya selama berlangsungnya proyek/program.
Kemungkinan biaya yang akan muncul sendiri bisa terdiri dari3:
Operasional
Termasuk tenaga kerja, peralatan, asuransi, dan biaya overhead. Beberapa program dengan
tingkat kesulitan tertentu juga akan butuh tambahan konsultan/tenaga ahli dan infrastruktur
tambahan.
2 New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 2 : Identifying and Estimating Relevant
Costs and Benefits. Halaman 14. 3 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Using Life-cycle Costing. Halaman 14
www.futurumcorfinan.com
Page 6
Consumable
Biaya material misalnya; Listrik, bensin, air, tinta dan sebagainya
Perawatan
Termasuk tenaga kerja, peralatan, dan biaya overhead agar kondisi aset tetap terjaga pada
kondisi dan performa yang prima.
Upgrade/ Pembaharuan/Renovasi
Termasuk renovasi besar-besaran, perawatan, pembaharuan, untuk memperpanjang masa
manfaat aset/peralatan
Disposal
Biaya untuk menjual, menghancurkan sisa aset. Contohnya biaya merubuhkan bangunan yang
sudah tidak dipakai lagi.
Biaya juga bisa termasuk opportunity cost yang hilang, opportunity cost terkait kemungkinan
pemanfaatan terbaik dari suatu asset. Hal ini penting dianalisa ketika alternatif masih ada.
Contoh opportunity cost antara lain4 :
Penggunaan tanah dengan cara yang berbeda, misalnya disewakan atau dijual
Alternatif penggunaan pemanfaatan waktu karyawan, misalnya ikut training
Investasi di pengadaan alat transportasi dibandingkan pembuatan jalan raya.
Contoh-contoh cost sendiri bisa dilihat pada tabel berikut.5
4 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Using Life-cycle Costing. Halaman 14
5 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Using Life-cycle Costing. Halaman 15
www.futurumcorfinan.com
Page 7
Gambar dibawah6 menggambarkan gambaran umum life cycle cost untuk sebuah aset dari
mulai perencanaan pembelian hingga penghentian pemakaian aset tersebut. Suatu aset
biasanya memiliki beberapa periode dalam masa manfaatnya. Ada beberapa periode dimana
perlu dilakukan perawatan dan pembaharuan dalam waktu berjalan dengan tujuan aset tersebut
dapat dimanfaatkan secara maksimal sampai masa manfaatnya habis. Pemanfaatan maksimal
suatu aset selain tergantung pada kualitas komponen kunci dari aset tersebut juga bagaimana
perawatan yang dilakukan untuk menjaga daya tahan aset tersebut. Perubahan teknologi juga
penting dalam mengadaptasi masa manfaat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam keseluruhan masa investasi maka biaya
yang keluar bisa antara lain:
6 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Life-cycle Concepts. Halaman 7
www.futurumcorfinan.com
Page 8
Investasi Awal
Pengembangan untuk kebutuhan khusus
Konstruksi, produksi, ataupun pembelian
Upgrade, pembaharuan atau renovasi
Nilai sisa di akhir masa manfaat
Yang tidak masuk perhitungan
Dalam pengerjaan CBA perlu dicermati beberapa biaya yang tidak masuk perhtiungan7.
• Pembayaran bunga. Abaikan biaya bunga dan biaya financing lainnya karena bila
dimasukan dalam perhitungan ini bisa menimbulkan perhitungan ganda. Biaya ini sendiri
sudah diperhitungkan dalam perhitungan cost of capital (discount rate).
• Residual Value . Residual value merupakan nilai sisa aset pada akhir masa manfaat.
Pada umumnya dalam CBA residual value suatu aset adalah nol. Meskipun terkadang
ada situasi aset bisa lebih dari nol misalnya ada penjualan di tengan jalan masa
manfaat.
• Penyusutan. Penyusutan merupakan kebiajakan dalam akuntasi yang memperlihatkan
penurunan nilai dari suatu aset. Karena hal ini hanya bersifat pencatatannya saja dan
tidak bernilai riil maka depresiasi harus dikeluarkan dari CBA.
• Transfer Payment. Transfet payment harus dikeluarkan dari CBA karena tidak ada
pengaruh terhadap net benefit. Transfer payment hanya berdampak mengalihkan suatu
manfaat dari satu kelompok ke kelompok lain.
• Pajak. Pajak bisa membuat perspektif masyarakat terdahap suatu harga market menjadi
bias. Penambahan pajak terhadap suatu harga barang bisa membuat harganya tidak
sesuai dengan market. Meski di beberapa kasus khusus pajak juga membuat harga
menjadi lebih riil (harga rokok misalnya).
• Biaya yang sudah dikeluarkan di masa lalu (sunk costs). Sunk Cost adalah biaya
yang sudah terjadi pada masa lalu. Hal ini tidak perlu diperhitungkan karena sifatnya
7 Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.
2013. Bab 3 :Overview of an economic evaluation. Halaman 10.
www.futurumcorfinan.com
Page 9
biaya ini sudah keluar dimasa lalu. Contohnya ketika tahun lalu kita mengeluarkan biaya
jasa appraisal bangunan sebesar Rp 50 juta, maka biaya tersebut tidak bisa dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi bangunan yang akan kita
lakukan sekarang.
2. Memberikan nilai pada manfaat dan biaya
Apabila sudah bisa mengidentifikasi manfaat dan biaya apa saja yang dapat diperoleh maka
tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memberi nilai pada manfaat dan biaya tersebut.
Konsep penilaian sendiri bisa dijabarkan dalam tabel berikut
www.futurumcorfinan.com
Page 10
3. Memberikan nilai berdasarkan market
Dari framework sebelumnya diketahui bahwa pendekatan pertama yang kita lakukan dalam
menilai cost dan benefit adalah dengan mengacu kepada nilai pasar yang ada. Harga market
yang tersedia biasanya menyediakan informasi yang cukup mengenai manfaat dan biaya suatu
benda. Seringkali harga market mencerminkan nilai yang diberikan masyarakat kepada suatu
barang /jasa. Hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan, kita cukup mencari informasi yang sesuai
dan akurat mengenai kondisi pasar yang ada.
Yang menjadi pertanyaan…
www.futurumcorfinan.com
Page 11
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita menilai suatu barang/jasa ketika kita tidak
memiliki acuan nilai pasar. Terkadang harga yang terdapat di market bukanlah harga yang
sebenarnya. Bisa terjadi distorsi pada harga yang ada di market. Kondisi yang menyebabkan
distorsi pada harga pasar8:
• Ketika nilai mata uang tidak stabil
• Ketika upah tenaga kerja meningkat dikarenakan berubahnya peraturan
• Ketika tidak ada persaingan (pasar monopoli dan monopsoni)
• Ketika pemerintah meregulasi / mengontrol harga subsidi
Ketika harga pasar terdistorsi atau sama sekali tidak ada, maka konsep utama yang bisa
digunakan untuk mengestimasi cost dan benefit adalah willingness to pay (kesediaan
membayar).
Prinsip willingness to pay (WTP) dapat diartikan sebagai jumlah uang yang rela di korbankan
seseorang untuk mendapatkan suatu barang/jasa9. Contohnya adalah berapa uang yang rela
dikeluarkan seseorang untuk meningkatkan kesehatan tubuhnya, mencegah terjadinya
kecelakaan, meningkatkan kualitas lingkungan, atau melestarikan sumber daya alam, dan lain-
lain. Selain WTP dikenal juga willingness to accept (WTA). WTA dapat diartikan sebagai jumlah
minimum kompensasi yang rela diterima seseorang apabila terkena dampak negatif dari suatu
proyek pemerintah. Contohnya uang ganti rugi untuk pembebasan tanah. Dengan mengacu
8 Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and
valuing costs and benefits. Hal 30 9 Jenkins, Glenn. P.; dan Chun-Yan Kuo. Canadian Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide. 2007. Bab 4:
Assessing Benefits and Costs. Halaman 16.
www.futurumcorfinan.com
Page 12
kepada willingness to pay dan willingness to accept kita dapat memprediksi berapa “nilai” dari
suatu barang/jasa. Konsep WTA dan WTP bisa diaplikasikan dari beberapa metode, metode-
metode yang akan penulis jelaskan dibawah juga pada dasarnya menggunakan WTA dan WTP
sebagai prinsip dari metodenya.
Salah satu penerapan WTA adalah pada shadow prices. Shadow prices atau accounting prices
dapat dikatakan sebagai semacam penyesuaian yang dibuat oleh penilai investasi terhadap
harga pasar. Nilai yang ada di pasar dianggap tidak mencerminkan nilai sesungguhnya dari
suatu barang, untuk itu perlu dilakukan penyesuaian agar didapat nilai yang sesungguhnya.
Salah satu contoh penerapannya adalah penilaian consumer/producer surplus10.
Consumer surplus merupakan selisih antara berapa uang yang rela dikeluarkan konsumen
untuk suatu barang dengan berapa aktual pembayaran yang mereka lakukan sesuai dengan
harga yang berlaku di pasar. Selain consumer surplus dikenal juga istilah producer surplus, hal
10
Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and
valuing costs and benefits. Hal 23
www.futurumcorfinan.com
Page 13
ini diartikan sebagai selisih antara berapa harga yang rela diberikan oleh produsen untuk suatu
barang dengan berapa aktual harga yang berlaku di pasar.
Pada contoh11 diatas misalnya harga pasar yang ada adalah $ 9 namun bukan berarti
konsumen tidak mau mengeluarkan uang diatas $ 9 untuk mendapatkan apel tersebut,
konsumen masih bersedia membeli apel tersebut sampai angka $ 16, begitu juga sebaliknya
meski harga pasar adalah $9 bukan berarti tidak produsen tidak mau menjual di bawah harga $
9, pada harga $ 6 produsen masih mau menjual apel tersebut.
4. Memberikan nilai tidak berdasarkan market
Selain manfaat dan biaya yang dapat mengacu kepada nilai pasar, terdapat juga variabel yang
nilainya tidak bisa langsung mengacu kepada nilai pasar. Contoh variabel yang tidak memiliki
harga pasar yang diperdagangkan antara lain12 :
• Penghematan waktu
11
Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and
valuing costs and benefits. Hal 24 12
Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and
valuing costs and benefits. Hal 26
www.futurumcorfinan.com
Page 14
• Tingkat kesehatan
• Tingkat keselamatan kerja
• Tingkat kejahatan
• Ketrampilan
• Kebahagiaan
• Norma
• Hak Asasi Manusia
• Kualitas hidup
Variabel-variabel di atas tidak memiliki acuan nilai pasar, namun bukan berarti variabel tersebut
tidak dapat kita nilai dalam bentuk uang. Diperlukan pekerjaan “ekstra” untuk mengkuantifikasi
variabel tersebut. Secara umum, semua benefit dan cost bisa dikuantifikasi ke dalam nilai
rupiah. Hal ini bisa dilakukan dengan melalui beberapa metode seperti yang tertera pada bagan
di atas. Meski begitu terkadang ada kalanya pengerjaan ini tidak dilakukan karena13 :
• Nilainya tidak signifikan, nilai dari variabel yang akan dianalisa tidak memiliki dampak
yang besar terhadap keseluruhan investasi.
• Tidak bisa diukur/konversi dalam rupiah, tidak dapat ditemukan metode yang dapat
mengkonversi nilainya ke dalam rupiah. Untuk kasus seperti ini kita tidak perlu memaksa
untuk mengkonversinya, kita cukup menjabarkan hal tersebut dengan kuantifikasi dalam
bentuk unit atau dalam bentuk narasi saja.
• Bisa dikonversi ke dalam rupiah tetapi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan analisa
tersebut lebih besar dibandingkan manfaatnya.
13
New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 2 : Identifying and Estimating
Relevant Costs and Benefits. Halaman 20.
www.futurumcorfinan.com
Page 15
Apabila dirasa bahwa dampak tersebut tetap harus dikuantifikasi dalam bentuk uang, maka ada
beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengerjakan hal ini. Secara garis besar bentuk
metodenya dapat di bagi menjadi tiga macam yaitu Revealed Preference Method, Stated
Preference Method, dan Benefit Transfer Method.
4.1. Revealed Preference Method
Konsep metode ini adalah mendapatkan suatu nilai dengan cara melakukan OBSERVASI
mengacu kepada karakter suatu investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat kemiripan
karakter suatu barang/jasa dengan barang lain yang sudah ada di pasar. Akan terlebih dahulu
di cari informasi mengenai berapa biaya yang dihabiskan konsumen terhadap suatu barang dan
jasa. Lalu berdasarkan informasi yang ada akan dilakukan estimasi nilai berdasarkan kemiripan
karakter dengan barang yang ingin kita nilai. Revealed Preference Method sendiri memiliki
beberapa teknik diantaranya adalah :
• Proxy good/averting behaviour
• Hedonic Pricing
• Travel Cost Analysis
a) Proxy good/ averting behaviour
Asumsi di balik metode ini adalah bahwa seseorang dapat melakukan penilaian dengan
mencari suatu acuan terdekat yang dapat dijadikan sebagai proxy dalam penilaian. Misalnya:
• Berapa “biaya/ongkos” dari suara berisik lalu lintas? Proxynya bisa saja diwakili oleh
ongkos tambahan yang mesti dikeluarkan oleh seseorang untuk membeli kaca jendela
kedap suara.
www.futurumcorfinan.com
Page 16
• Berapa “nilai rumah panti jompo”? Proxy nilai ini bisa saja diwakili oleh total biaya yang
mesti dikeluarkan untuk keseluruhan keperluan operasional rumah panti jompo.
• Berapa nilai “pencegahan kecelakaan motor”? Ini bisa saja diwakili oleh biaya yang
dihabiskan untuk membeli helm dan komponen motor yang lebih menekan fitur
keamanan bagi pengendaranya.
b) Hedonic Pricing Analysis
Ketika harga market memperlihatkan suatu nilai dari barang/jasa. Hedonic analysis dapat
menunjukkan nilai implisit dari barang/jasa tersebut berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.
Hedonic pricing analysis bisa diterapkan kepada suatu barang/jasa yang memiliki banyak
atribut. Ide dasarnya adalah nilai suatu barang merupakan total dari atribut yang dimilikinya14.
Semua penilaian dilakukan mengacu kepada karakteristik/fungsi barang yang ada. Contoh
sederhananya ketika ingin menilai suatu rumah yang memiliki kebun, kita dapat mengacu pada
rumah yang memilki karakter serupa.
Metode ini banyak dipakai di pasar properti dan tenaga kerja. Dalam industri real estate
contohnya, hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua informasi mengenai karakter
dari suatu bangunan. Setelah semua informasi didapat maka akan dilakukan regresi
berdasarkan variabel tersebut.
14
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. 2006. Appendix II : Measuring Costs and Benefits . Halaman 123.
www.futurumcorfinan.com
Page 17
Contoh : Harga dari suatu bangunan ditentukan variabel – variabel :
H = f(J, L, P, S, A, T)
H = Harga
J = Jarak dari pusat kota
L = Luas gedung
P = Pemandangan di sekitar
S = Kualitas sekolah terdekat
A = Akses ke jalan tol
T = Jarak ke terminal/stasiun
Untuk itu apabila ingin dilakukan penilaian gedung dengan melakukan benchmark gedung lain
yang sudah ada, kita dapat membandingkan kemiripan variabelnya, apabila ada variabel yang
dirasa berbeda, maka variable tersebut dapat dikurangi atau ditambahkan setelah itu dilakukan
regresi untuk mendapat nilai yang baru.
c) Travel Cost Analysis
Travel cost sering dipakai untuk mengestimasi nilai dari suatu tempat rekreasi. Travel cost
analysis mengacu kepada kerelaan pengorbanan masyarakat demi mencapai tempat rekreasi.
Hal ini biasa dikaitkan dengan biaya perjalanan, baik ongkos transportasi, bensin, waktu
perjalanan ataupun opportunity cost yang hilang.15
4.2 Stated Preference Method
Stated preference biasanya dilakukan dengan cara mengadakan survei entah dalam bentuk
kuisioner ataupun wawancara untuk mengevaluasi berapa willingness to pay atau willingness to
accept terhadap suatu program. Metode ini sudah menjadi bagian yang lumrah dalam CBA dan
diakui secara internasional, metode ini biasanya banyak diterapkan terhadap program
pemerintah yang memiliki dampak terhadap kondisi lingkungan tempat proyek tersebut
15
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. 2006. Appendix II : Measuring Costs and Benefits . Halaman 123.
www.futurumcorfinan.com
Page 18
dikerjakan. Contohnya terhadap kondisi polusi, gangguan kesehatan, gangguan kemacetan,
dan sebagainya.
Teknik yang umumnya dipakai dalam ada dua yaitu: Contingent Valuation dan Choice
Modelling.
a) Contingent Valuation
Dalam contingent valuation seseorang diminta pendapatnya mengenai kesediaan mereka
membayar investasi (willingness to pay) yang akan dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah
akan menjelaskan secara detail dampak negatif ataupun positif dari program yang akan
dijalankan. Cara yang paling langsung adalah dengan langsung menanyakan berapa nilai
yang ingin dibayarkan oleh si individu. Agar tidak terjadi bias dan mengantisipasi
kekurangan pengetahuan responden atas program yang dihadapi biasanya sudah
ditentukan pengelompokan nilai yang ditanyakan.
Ada beberapa isu yang mesti diperhatikan dalam teknik contingent valuation. Isu yang
utama adalah adanya kemungkinan responden tidak menjawab survei dengan jujur. Bisa
terjadi kemungkinan responden merendahkan atau meninggikan harga yang ingin mereka
bayar untuk suatu barang/jasa. Isu lainnya adalah tidak akuratnya jawaban yang diberikan
responden terhadap suatu pertanyaan mengingat adanya keterbatasan pengetahuan atau
www.futurumcorfinan.com
Page 19
informasi yang diterima oleh responden.. Isu yang lain adalah responden bisa mengabaikan
kemungkinan anggaran yang dimiliki dan keterbatasan lain yang ada.16
b) Choice Modelling
Berbeda pada contingent valuation, dimana responden dapat menjawab langsung apa yang
ada di pikirannya. Pada choice modelling responden dihadapkan pada beberapa pilihan
opsi dan memilih opsi mana yang paling menarik untuk dipilih. Bentuk – bentuk choice
modelling bisa dibagi menjadi:17 Memilih diantara dua pilihan : Responden diberi dua pilihan
biasanya yang satu biasanya pilihannya antara kondisi dengan atau tanpa perbaikan
Perbandingan dua skenario : Responden memilih diantara dua skenario yang memiliki
skala yang sama
Perangkingan: Responden diminta untuk merangking dari beberapa pilihan yang
tersedia.
Perangkingan dengan angka: Responden diminta untuk memberi nilai dari beberapa
pilihan yang tersedia dengan skala katakanlah 1 – 10
Contoh pertanyaan dengan choice modeling bisa dilihat pada ilustrasi di bawah. Pada
ilustrasi ini responden dihadapkan pada pemilihan investasi pada Sungai Bega.
Responden lalu diberikan kepada 3 opsi yaitu opsi A (base case), opsi D, dan opsi E.
Kondisinya juga dijelaskan secara detail seperti biayanya, manfaat rekreasi, komposisi
tumbuhan, ikan, burung ataupun satwa lainnya.
16
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. Appendix II: Measuring Costs and Benefits.2006. Halaman 127. 17
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. Appendix II: Measuring Costs and Benefits.2006. Halaman 131.
www.futurumcorfinan.com
Page 20
4.3 Benefit transfer method
Benefit transfer method, dilakukan dengan cara mengadaptasi hasil yang dari riset yang sudah
pernah dilakukan oleh orang lain. Hasil dari riset tersebut dapat kita pakai dengan melihat
apakah riset yang dilakukan situasinya mirip dengan kondisi yang kita hadapi sekarang.
Saat ini banyak sekali riset yang sudah ada yang bisa dipakai untuk mencari data-data baik
kuantitatif ataupun kualitatif yang kita perlukan untuk dapat mengkonversi suatu nilai manfaat
www.futurumcorfinan.com
Page 21
dan biaya ke dalam nilai uang. Yang terpenting adalah analisa mendapatkan ukuran yang
relevan sesuai degan riset yang ada.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengadaptasi riset yang sudah ada antara
lain18 :
Riset yang dijadikan referensi haruslah sama/mirip secara karakteristiknya (kondisi
sosial ekonomi, karakteristik demografi, kondisi ekonomi, dan politiknya)
Teori ekonominya kuat
Data yang dimiliki komprehensif dan kuat
Hasil penelitian kuat dan relevan dapat dipertanggungjawabkan
Memiliki pola konsisten dan dapat dibandingkan
Lakukan penyesuaian jika perlu (misalnya berdasarkan perubahan tingkat PDB, struktur
usia masyarakat, dan tingkat edukasi masyarakat.)
5. Contoh Penggunaan Metode
Berikut ini merupakan contoh penggunaan metode yang sebelumnya telah dijelaskan di atas
dalam beberapa sektor yang berbeda
Nilai Kemanusiaan (Human Lives)
Bisa diterapkan pada proyek yang berhubungan dengan keselamatan berkendara, keselamatan
kerja, dan di bidang medis.
• Forgone Income – mengkalkulasi berapa penghasilan yang bisa dihasilkan seseorang
berbanding dengan masa hidupnya.
• Survei willingness to pay masyarakat untuk program mencegah resiko kematian.
18
Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical
Guidelines. 2013. Bab 4 : Valuation Techniques. Hal 15
www.futurumcorfinan.com
Page 22
Penghematan Waktu (Time Saving)
Bisa diterapkan pada proyek yang berhubungan dengan transportasi.
• Opportunity Costs – Menghitung biaya yang diperoleh berkat efisiensi waktu (biayanya
dikorelasikan dengan gaji/upah per jam)
Sebaik-baiknya analisa yang kita lakukan terkadang ada cost dan benefit yang tidak bisa
kuantifikasi jumlahnya. Meski begitu jangan abaikan cost atau benefit yang tidak bisa konversi
dalam rupiah. Kadang hal tersebut terlalu penting untuk dihiraukan, selain itu dampak-dampak
ini bisa menjadi pertimbangan tambahan ketika kita akan mengambil keputusan. Untuk itu
ketika kita dihadapkan pada hal seperti ini kita perlu19 :
• Membuat list tentang cost atau benefit apa saja yang tidak bisa dikonversi.
19
Jenkins, Glenn. P.; dan Chun-Yan Kuo. Canadian Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide. 2007. Bab
4: Assessing Benefits and Costs. Halaman 25.
www.futurumcorfinan.com
Page 23
• Beri penjelasan mengapa tidak bisa dikonversi.
• Beri penjelasan tentang kelebihan dan kekurangannya.
• Beri penjelasan tentang kemungkinan kapan dampaknya akan terjadi.
6. Kekuatan dan kelemahan masing-masing metode20
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan kekuatan dan
kelemahan masing-masing metode sebagai berikut:
Metode Penilaian Kekuatan Utama Kelemahan Utama
Revealed Preference
Proxy good/Averting behavior Memberikan dasar patokan
terendah dari nilai suatu
barang/jasa
Susah diterapkan apabila
investasi yang dilakukan
memiliki banyak manfaat
Hedonic Pricing Menyediakan data
berdasarkan harga pasar
Membutuhkan data yang
detail sampai kepada
komponen pembentuk harga
Travel Cost Analysis Memberikan jawaban yang
sesungguhnya dari keinginan
responden untuk mendapat
nilai rekreasi
Ada masalah ketika menilai
time saving dan kemungkinan
perjalanan yang lebih dari
satu tujuan
Stated Choice Methods
Contingent Valuation Memiliki banyak
pilihan/aplikasi
Responden terkadang
kesulitan untuk
mengeskpresikan suatu
manfaat dalam bentuk uang
dan jawabannya bisa bias
Choice Modeling Keakuratannya lebih tepat
dibandingkan Contingent
Valuation karena pilihan
responden sudah dipersempit
Membutuhkan informasi dari
para pakar
20
Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit
Analysis. Appendix II: Measuring Costs and Benefits.2006. Halaman 131.
www.futurumcorfinan.com
Page 24
Metode Penilaian Kekuatan Utama Kelemahan Utama
terlebih dahulu
Benefit Transfer Method Waktu untuk menganalisa
lebih cepat, karena datanya
sudah tersedia.
Perlu ketelitian dalam mencari
riset yang akan dijadikan
benchmark
~~~~~~ ####### ~~~~~~
www.futurumcorfinan.com
Page 25
Disclaimer
This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of
writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been
compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any
representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from
the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not
intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors
for specific advice.
This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the
authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com
© FUTURUM. All Rights Reserved
Top Related