Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

25
www.futurumcorfinan.com Page 1 Capital Budgeting untuk Investasi (Anggaran) Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik Bagian Ketiga: Identifikasi Manfaat dan Biaya Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari pembahasan capital budgeting untuk investasi (anggaran) lembaga nonprofit dan sektor publik. Bagian kedua ini akan membahas mengenai bagaimana cara mengidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap manfaat dan biaya dari suatu investasi yang dilakukan. Pengantar Muhammad Putrawal DILARANG MENG-COPY, MENYALIN, ATAU MENDISTRIBUSIKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI PENULIS Untuk pertanyaan atau komentar bisa diposting melalui website www.futurumcorfinan.com

Transcript of Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

Page 1: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 1

Capital Budgeting untuk Investasi (Anggaran)

Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik

Bagian Ketiga: Identifikasi Manfaat dan Biaya

Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari pembahasan capital budgeting untuk investasi

(anggaran) lembaga nonprofit dan sektor publik. Bagian kedua ini akan membahas mengenai

bagaimana cara mengidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap manfaat dan biaya dari

suatu investasi yang dilakukan.

Pengantar

Muhammad Putrawal

DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,

ATAU MENDISTRIBUSIKAN

SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN

INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS

DARI PENULIS

Untuk pertanyaan atau komentar bisa

diposting melalui website

www.futurumcorfinan.com

Page 2: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 2

Dari beberapa kutipan diatas dapat dilihat bahwa memberikan nilai adalah salah satu inti dari

pekerjaan yang kita lakukan. Kemampuan kita memberi nilai pada suatu hal menandakan

bahwa kita mengerti terhadap hal yang sedang dihadapi. Tingkat pemahaman akan suatu

masalah akan berbanding dengan kemampuan kita untuk mengendalikan, ataupun mengambil

keputusan terhadap masalah yang dihadapi.

Memberikan penilaian tidak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Begitu juga dalam

pengerjaan Economic Evaluation (terutama dalam cost benefit analysis). Salah satu tantangan

utama melakukan costs benefit analysis adalah bagaimana mengidentifikasi dan memberikan

nilai dari cost dan benefit suatu investasi. Framework dari pengerjaan CBA secara umum dapat

dipelajari hanya dengan hitungan minggu, namun pekerjaan melakukan identifikasi dan

penilaian terhadap dampak dari suatu investasi merupakan pekerjaan yang perlu kemampuan

khusus dan umumnya membutuhkan banyak pandangan dari para tenaga ahli. Apabila

identifikasi atau penilaian yang kita lakukan tidak tepat maka hal ini akan berimbas kepada

keputusan yang nantinya akan diambil.

1. Identifikasi biaya dan manfaat

Dalam melakukan proses mengidentifikasi dan memberi nilai pada biaya dan manfaat akan

dibutuhkan banyak data yang berkaitan dengan investasi yang dilakukan. Proses pengumpulan

data akan bermanfaat membantu melakukan proses identifikasi biaya dan manfaat. Jenis –

jenis manfaat dan biaya yang bisa dinilai juga bervariasi, baik dalam jangka waktu manfaatnya

Page 3: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 3

ataupun sudut pandang penerima manfaatnya. Pengerjaanya juga bisa sangat kompleks dan

melibatkan banyak pihak. Contohnya ketika ada suatu projek yang bertujuan untuk

membersihkan sungai yang terkena polusi dari limbah suatu pabrik manufaktur, maka akan

diperlukan seorang ahli kimia untuk menghitung berapa kenaikan zat beracun yang ada pada

suatu sungai, ahli biologi untuk mengidentifikasi perubahan jumlah bakteri, dan juga ahli

kesehatan untuk melihat dampaknya terhadap kesehatan lingkungan sekitar.

Untuk mempermudah pengelompokan, biaya dan manfaat sendiri dapat dibagi menjadi dua

yaitu biaya yang bersifat langsung dan transfer. Dampak langsung merupakan dampak yang

murni terjadi karena adanya investasi yang dilakukan dan yang menerima manfaat merupakan

pihak yang sesuai dengan target awal alasan pengadaan investasi. Sedangkan dampak

transfer merupakan dampak lanjutan karena investasi yang dilakukan. Dalam CBA yang masuk

perhitungan hanyalah dampak yang tejadi secara langsung. Perlu diingat bahwa manfaat yang

dirasakan seseorang bisa jadi merupakan kerugian bagi orang lain. Apabila dampak transfer

diperhitungkan maka dikhawatirkan timbul kemungkinan perhitungan ganda terhadap dampak

yang ditimbulkan. Untuk itu seperti yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya perlu

diperhatikan dari sudut pandang siapa kita menilai suatu investasi dan ruang lingkup penerima

manfaat harus dibatasi.

Page 4: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 4

Dampak langsung sendiri bisa dikelompokkan berdasarkan market dan non market. Dampak

secara market merupakan dampak yang nilainya bisa mengacu kepada market (barangnya

diperdagangkan), sedangkan dampak non market barangnya tidak diperdagangkan dan tidak

memiliki acuan market. Dampak market biasanya bisa langsung dinilai dalam bentuk uang

sedangkan dampak non market tidak bisa langsung dinilai dalam bentuk uang. Diperlukan

metode khusus untuk mengkonversi dampak non market ke dalam bentuk uang, terkadang ada

juga damak yang tidak bisa dirubah dalam bentuk uang, untuk dampak seperti ini maka dalam

pengerjaan analisanya cukup dijabarkan dalam bentuk unit saja atau dideskripsikan secara

naratif. Dampak dari suatu investasi sendiri bisa positif ataupun negatif. Dalam hal ini dampak

positif dikenal juga sebagai manfaat (benefit), sedangkan dampak negatif merupakan biaya

yang harus kita keluarkan untuk melakukan investasi tersebut (cost).

Apa Itu Benefit?

Benefit merupakan nilai tambah dari suatu program yang dilakukan oleh pemerintah. Benefit

bisa dirasakan untuk individu, lembaga ataupun masyarakat secara keseluruhan. Benefit tidak

hanya berarti uang masuk, macan-macam benefit bisa dibagi menjadi1 :

• Avoided costs – Biaya yang dapat dihindari karena dampak investasi yang dilakukan.

contoh: Ketika kita mengeluarkan biaya untuk perawatan mesin maka hal ini bisa

menghindarkan kita dari kemungkinan timbulnya biaya yang lebih besar (misalnya biaya

perbaikan mesin rusak / pembelian mesin baru)

• Cost Savings – Penurunan biaya yang harus dikeluarkan karena pengaruh investasi

yang dilakukan. Contohnya ketika kita beralih dari suatu mesin ke mesin yang lain yang

memakan biaya lebih sedikit, maka penghematan yang kita lakukan bisa dianggap

sebagai benefitnya.

• Revenues – Pendapatan tambahan, yang muncul dari investasi yang dilakukan.

• Benefits to consumers not reflected in revenue flows. Manfaat-manfaat yang biasanya

tidak dapat diukur langsung dalam nilai uang. Contohnya pengurangan tingkat kriminal.

1 New South Wales TREASURY. NSW Government Guidelines for Economic Appraisal. 2007. Part 4:

Steps in Preparing a Full Economic Evaluation. Halaman 17.

Page 5: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 5

Meskipun hal ini tidak bisa langsung dinilai dengan cepat, perlu dilakukan usaha untuk

mengkuantifikasi manfaat yang sesungguhnya muncul.

• Benefits to the broader community. Manfaat yang biasanya tidak terjadi secara

langsung. Biasanya banyak timbul dari regulasi-regulasi yang ditetapkan. Contoh:

Regulasi pembatasan jam kerja pabrik bisa bermanfaat kepada pengurangan polusi.

Contoh-contoh benefit sendiri bisa dilihat pada tabel berikut.2

What is a Cost?

Cost merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangsung investasi yang

kita lakukan, pelru diingat cost disini bukan hanya investasi pada tahun pertama saja, namun

juga keseluruhan biaya selama berlangsungnya proyek/program.

Kemungkinan biaya yang akan muncul sendiri bisa terdiri dari3:

Operasional

Termasuk tenaga kerja, peralatan, asuransi, dan biaya overhead. Beberapa program dengan

tingkat kesulitan tertentu juga akan butuh tambahan konsultan/tenaga ahli dan infrastruktur

tambahan.

2 New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 2 : Identifying and Estimating Relevant

Costs and Benefits. Halaman 14. 3 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Using Life-cycle Costing. Halaman 14

Page 6: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 6

Consumable

Biaya material misalnya; Listrik, bensin, air, tinta dan sebagainya

Perawatan

Termasuk tenaga kerja, peralatan, dan biaya overhead agar kondisi aset tetap terjaga pada

kondisi dan performa yang prima.

Upgrade/ Pembaharuan/Renovasi

Termasuk renovasi besar-besaran, perawatan, pembaharuan, untuk memperpanjang masa

manfaat aset/peralatan

Disposal

Biaya untuk menjual, menghancurkan sisa aset. Contohnya biaya merubuhkan bangunan yang

sudah tidak dipakai lagi.

Biaya juga bisa termasuk opportunity cost yang hilang, opportunity cost terkait kemungkinan

pemanfaatan terbaik dari suatu asset. Hal ini penting dianalisa ketika alternatif masih ada.

Contoh opportunity cost antara lain4 :

Penggunaan tanah dengan cara yang berbeda, misalnya disewakan atau dijual

Alternatif penggunaan pemanfaatan waktu karyawan, misalnya ikut training

Investasi di pengadaan alat transportasi dibandingkan pembuatan jalan raya.

Contoh-contoh cost sendiri bisa dilihat pada tabel berikut.5

4 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Using Life-cycle Costing. Halaman 14

5 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Using Life-cycle Costing. Halaman 15

Page 7: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 7

Gambar dibawah6 menggambarkan gambaran umum life cycle cost untuk sebuah aset dari

mulai perencanaan pembelian hingga penghentian pemakaian aset tersebut. Suatu aset

biasanya memiliki beberapa periode dalam masa manfaatnya. Ada beberapa periode dimana

perlu dilakukan perawatan dan pembaharuan dalam waktu berjalan dengan tujuan aset tersebut

dapat dimanfaatkan secara maksimal sampai masa manfaatnya habis. Pemanfaatan maksimal

suatu aset selain tergantung pada kualitas komponen kunci dari aset tersebut juga bagaimana

perawatan yang dilakukan untuk menjaga daya tahan aset tersebut. Perubahan teknologi juga

penting dalam mengadaptasi masa manfaat.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam keseluruhan masa investasi maka biaya

yang keluar bisa antara lain:

6 Australian National Audit Office. Life-Cycle Costing 2001. Life-cycle Concepts. Halaman 7

Page 8: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 8

Investasi Awal

Pengembangan untuk kebutuhan khusus

Konstruksi, produksi, ataupun pembelian

Upgrade, pembaharuan atau renovasi

Nilai sisa di akhir masa manfaat

Yang tidak masuk perhitungan

Dalam pengerjaan CBA perlu dicermati beberapa biaya yang tidak masuk perhtiungan7.

• Pembayaran bunga. Abaikan biaya bunga dan biaya financing lainnya karena bila

dimasukan dalam perhitungan ini bisa menimbulkan perhitungan ganda. Biaya ini sendiri

sudah diperhitungkan dalam perhitungan cost of capital (discount rate).

• Residual Value . Residual value merupakan nilai sisa aset pada akhir masa manfaat.

Pada umumnya dalam CBA residual value suatu aset adalah nol. Meskipun terkadang

ada situasi aset bisa lebih dari nol misalnya ada penjualan di tengan jalan masa

manfaat.

• Penyusutan. Penyusutan merupakan kebiajakan dalam akuntasi yang memperlihatkan

penurunan nilai dari suatu aset. Karena hal ini hanya bersifat pencatatannya saja dan

tidak bernilai riil maka depresiasi harus dikeluarkan dari CBA.

• Transfer Payment. Transfet payment harus dikeluarkan dari CBA karena tidak ada

pengaruh terhadap net benefit. Transfer payment hanya berdampak mengalihkan suatu

manfaat dari satu kelompok ke kelompok lain.

• Pajak. Pajak bisa membuat perspektif masyarakat terdahap suatu harga market menjadi

bias. Penambahan pajak terhadap suatu harga barang bisa membuat harganya tidak

sesuai dengan market. Meski di beberapa kasus khusus pajak juga membuat harga

menjadi lebih riil (harga rokok misalnya).

• Biaya yang sudah dikeluarkan di masa lalu (sunk costs). Sunk Cost adalah biaya

yang sudah terjadi pada masa lalu. Hal ini tidak perlu diperhitungkan karena sifatnya

7 Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.

2013. Bab 3 :Overview of an economic evaluation. Halaman 10.

Page 9: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 9

biaya ini sudah keluar dimasa lalu. Contohnya ketika tahun lalu kita mengeluarkan biaya

jasa appraisal bangunan sebesar Rp 50 juta, maka biaya tersebut tidak bisa dijadikan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi bangunan yang akan kita

lakukan sekarang.

2. Memberikan nilai pada manfaat dan biaya

Apabila sudah bisa mengidentifikasi manfaat dan biaya apa saja yang dapat diperoleh maka

tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memberi nilai pada manfaat dan biaya tersebut.

Konsep penilaian sendiri bisa dijabarkan dalam tabel berikut

Page 10: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 10

3. Memberikan nilai berdasarkan market

Dari framework sebelumnya diketahui bahwa pendekatan pertama yang kita lakukan dalam

menilai cost dan benefit adalah dengan mengacu kepada nilai pasar yang ada. Harga market

yang tersedia biasanya menyediakan informasi yang cukup mengenai manfaat dan biaya suatu

benda. Seringkali harga market mencerminkan nilai yang diberikan masyarakat kepada suatu

barang /jasa. Hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan, kita cukup mencari informasi yang sesuai

dan akurat mengenai kondisi pasar yang ada.

Yang menjadi pertanyaan…

Page 11: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 11

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita menilai suatu barang/jasa ketika kita tidak

memiliki acuan nilai pasar. Terkadang harga yang terdapat di market bukanlah harga yang

sebenarnya. Bisa terjadi distorsi pada harga yang ada di market. Kondisi yang menyebabkan

distorsi pada harga pasar8:

• Ketika nilai mata uang tidak stabil

• Ketika upah tenaga kerja meningkat dikarenakan berubahnya peraturan

• Ketika tidak ada persaingan (pasar monopoli dan monopsoni)

• Ketika pemerintah meregulasi / mengontrol harga subsidi

Ketika harga pasar terdistorsi atau sama sekali tidak ada, maka konsep utama yang bisa

digunakan untuk mengestimasi cost dan benefit adalah willingness to pay (kesediaan

membayar).

Prinsip willingness to pay (WTP) dapat diartikan sebagai jumlah uang yang rela di korbankan

seseorang untuk mendapatkan suatu barang/jasa9. Contohnya adalah berapa uang yang rela

dikeluarkan seseorang untuk meningkatkan kesehatan tubuhnya, mencegah terjadinya

kecelakaan, meningkatkan kualitas lingkungan, atau melestarikan sumber daya alam, dan lain-

lain. Selain WTP dikenal juga willingness to accept (WTA). WTA dapat diartikan sebagai jumlah

minimum kompensasi yang rela diterima seseorang apabila terkena dampak negatif dari suatu

proyek pemerintah. Contohnya uang ganti rugi untuk pembebasan tanah. Dengan mengacu

8 Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and

valuing costs and benefits. Hal 30 9 Jenkins, Glenn. P.; dan Chun-Yan Kuo. Canadian Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide. 2007. Bab 4:

Assessing Benefits and Costs. Halaman 16.

Page 12: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 12

kepada willingness to pay dan willingness to accept kita dapat memprediksi berapa “nilai” dari

suatu barang/jasa. Konsep WTA dan WTP bisa diaplikasikan dari beberapa metode, metode-

metode yang akan penulis jelaskan dibawah juga pada dasarnya menggunakan WTA dan WTP

sebagai prinsip dari metodenya.

Salah satu penerapan WTA adalah pada shadow prices. Shadow prices atau accounting prices

dapat dikatakan sebagai semacam penyesuaian yang dibuat oleh penilai investasi terhadap

harga pasar. Nilai yang ada di pasar dianggap tidak mencerminkan nilai sesungguhnya dari

suatu barang, untuk itu perlu dilakukan penyesuaian agar didapat nilai yang sesungguhnya.

Salah satu contoh penerapannya adalah penilaian consumer/producer surplus10.

Consumer surplus merupakan selisih antara berapa uang yang rela dikeluarkan konsumen

untuk suatu barang dengan berapa aktual pembayaran yang mereka lakukan sesuai dengan

harga yang berlaku di pasar. Selain consumer surplus dikenal juga istilah producer surplus, hal

10

Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and

valuing costs and benefits. Hal 23

Page 13: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 13

ini diartikan sebagai selisih antara berapa harga yang rela diberikan oleh produsen untuk suatu

barang dengan berapa aktual harga yang berlaku di pasar.

Pada contoh11 diatas misalnya harga pasar yang ada adalah $ 9 namun bukan berarti

konsumen tidak mau mengeluarkan uang diatas $ 9 untuk mendapatkan apel tersebut,

konsumen masih bersedia membeli apel tersebut sampai angka $ 16, begitu juga sebaliknya

meski harga pasar adalah $9 bukan berarti tidak produsen tidak mau menjual di bawah harga $

9, pada harga $ 6 produsen masih mau menjual apel tersebut.

4. Memberikan nilai tidak berdasarkan market

Selain manfaat dan biaya yang dapat mengacu kepada nilai pasar, terdapat juga variabel yang

nilainya tidak bisa langsung mengacu kepada nilai pasar. Contoh variabel yang tidak memiliki

harga pasar yang diperdagangkan antara lain12 :

• Penghematan waktu

11

Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and

valuing costs and benefits. Hal 24 12

Treasury Board of Canada Secretariat. Benefit – Cost Analysis Guide1998. Bab 4 : Measuring and

valuing costs and benefits. Hal 26

Page 14: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 14

• Tingkat kesehatan

• Tingkat keselamatan kerja

• Tingkat kejahatan

• Ketrampilan

• Kebahagiaan

• Norma

• Hak Asasi Manusia

• Kualitas hidup

Variabel-variabel di atas tidak memiliki acuan nilai pasar, namun bukan berarti variabel tersebut

tidak dapat kita nilai dalam bentuk uang. Diperlukan pekerjaan “ekstra” untuk mengkuantifikasi

variabel tersebut. Secara umum, semua benefit dan cost bisa dikuantifikasi ke dalam nilai

rupiah. Hal ini bisa dilakukan dengan melalui beberapa metode seperti yang tertera pada bagan

di atas. Meski begitu terkadang ada kalanya pengerjaan ini tidak dilakukan karena13 :

• Nilainya tidak signifikan, nilai dari variabel yang akan dianalisa tidak memiliki dampak

yang besar terhadap keseluruhan investasi.

• Tidak bisa diukur/konversi dalam rupiah, tidak dapat ditemukan metode yang dapat

mengkonversi nilainya ke dalam rupiah. Untuk kasus seperti ini kita tidak perlu memaksa

untuk mengkonversinya, kita cukup menjabarkan hal tersebut dengan kuantifikasi dalam

bentuk unit atau dalam bentuk narasi saja.

• Bisa dikonversi ke dalam rupiah tetapi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan analisa

tersebut lebih besar dibandingkan manfaatnya.

13

New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 2 : Identifying and Estimating

Relevant Costs and Benefits. Halaman 20.

Page 15: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 15

Apabila dirasa bahwa dampak tersebut tetap harus dikuantifikasi dalam bentuk uang, maka ada

beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengerjakan hal ini. Secara garis besar bentuk

metodenya dapat di bagi menjadi tiga macam yaitu Revealed Preference Method, Stated

Preference Method, dan Benefit Transfer Method.

4.1. Revealed Preference Method

Konsep metode ini adalah mendapatkan suatu nilai dengan cara melakukan OBSERVASI

mengacu kepada karakter suatu investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat kemiripan

karakter suatu barang/jasa dengan barang lain yang sudah ada di pasar. Akan terlebih dahulu

di cari informasi mengenai berapa biaya yang dihabiskan konsumen terhadap suatu barang dan

jasa. Lalu berdasarkan informasi yang ada akan dilakukan estimasi nilai berdasarkan kemiripan

karakter dengan barang yang ingin kita nilai. Revealed Preference Method sendiri memiliki

beberapa teknik diantaranya adalah :

• Proxy good/averting behaviour

• Hedonic Pricing

• Travel Cost Analysis

a) Proxy good/ averting behaviour

Asumsi di balik metode ini adalah bahwa seseorang dapat melakukan penilaian dengan

mencari suatu acuan terdekat yang dapat dijadikan sebagai proxy dalam penilaian. Misalnya:

• Berapa “biaya/ongkos” dari suara berisik lalu lintas? Proxynya bisa saja diwakili oleh

ongkos tambahan yang mesti dikeluarkan oleh seseorang untuk membeli kaca jendela

kedap suara.

Page 16: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 16

• Berapa “nilai rumah panti jompo”? Proxy nilai ini bisa saja diwakili oleh total biaya yang

mesti dikeluarkan untuk keseluruhan keperluan operasional rumah panti jompo.

• Berapa nilai “pencegahan kecelakaan motor”? Ini bisa saja diwakili oleh biaya yang

dihabiskan untuk membeli helm dan komponen motor yang lebih menekan fitur

keamanan bagi pengendaranya.

b) Hedonic Pricing Analysis

Ketika harga market memperlihatkan suatu nilai dari barang/jasa. Hedonic analysis dapat

menunjukkan nilai implisit dari barang/jasa tersebut berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.

Hedonic pricing analysis bisa diterapkan kepada suatu barang/jasa yang memiliki banyak

atribut. Ide dasarnya adalah nilai suatu barang merupakan total dari atribut yang dimilikinya14.

Semua penilaian dilakukan mengacu kepada karakteristik/fungsi barang yang ada. Contoh

sederhananya ketika ingin menilai suatu rumah yang memiliki kebun, kita dapat mengacu pada

rumah yang memilki karakter serupa.

Metode ini banyak dipakai di pasar properti dan tenaga kerja. Dalam industri real estate

contohnya, hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua informasi mengenai karakter

dari suatu bangunan. Setelah semua informasi didapat maka akan dilakukan regresi

berdasarkan variabel tersebut.

14

Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. 2006. Appendix II : Measuring Costs and Benefits . Halaman 123.

Page 17: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 17

Contoh : Harga dari suatu bangunan ditentukan variabel – variabel :

H = f(J, L, P, S, A, T)

H = Harga

J = Jarak dari pusat kota

L = Luas gedung

P = Pemandangan di sekitar

S = Kualitas sekolah terdekat

A = Akses ke jalan tol

T = Jarak ke terminal/stasiun

Untuk itu apabila ingin dilakukan penilaian gedung dengan melakukan benchmark gedung lain

yang sudah ada, kita dapat membandingkan kemiripan variabelnya, apabila ada variabel yang

dirasa berbeda, maka variable tersebut dapat dikurangi atau ditambahkan setelah itu dilakukan

regresi untuk mendapat nilai yang baru.

c) Travel Cost Analysis

Travel cost sering dipakai untuk mengestimasi nilai dari suatu tempat rekreasi. Travel cost

analysis mengacu kepada kerelaan pengorbanan masyarakat demi mencapai tempat rekreasi.

Hal ini biasa dikaitkan dengan biaya perjalanan, baik ongkos transportasi, bensin, waktu

perjalanan ataupun opportunity cost yang hilang.15

4.2 Stated Preference Method

Stated preference biasanya dilakukan dengan cara mengadakan survei entah dalam bentuk

kuisioner ataupun wawancara untuk mengevaluasi berapa willingness to pay atau willingness to

accept terhadap suatu program. Metode ini sudah menjadi bagian yang lumrah dalam CBA dan

diakui secara internasional, metode ini biasanya banyak diterapkan terhadap program

pemerintah yang memiliki dampak terhadap kondisi lingkungan tempat proyek tersebut

15

Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. 2006. Appendix II : Measuring Costs and Benefits . Halaman 123.

Page 18: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 18

dikerjakan. Contohnya terhadap kondisi polusi, gangguan kesehatan, gangguan kemacetan,

dan sebagainya.

Teknik yang umumnya dipakai dalam ada dua yaitu: Contingent Valuation dan Choice

Modelling.

a) Contingent Valuation

Dalam contingent valuation seseorang diminta pendapatnya mengenai kesediaan mereka

membayar investasi (willingness to pay) yang akan dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah

akan menjelaskan secara detail dampak negatif ataupun positif dari program yang akan

dijalankan. Cara yang paling langsung adalah dengan langsung menanyakan berapa nilai

yang ingin dibayarkan oleh si individu. Agar tidak terjadi bias dan mengantisipasi

kekurangan pengetahuan responden atas program yang dihadapi biasanya sudah

ditentukan pengelompokan nilai yang ditanyakan.

Ada beberapa isu yang mesti diperhatikan dalam teknik contingent valuation. Isu yang

utama adalah adanya kemungkinan responden tidak menjawab survei dengan jujur. Bisa

terjadi kemungkinan responden merendahkan atau meninggikan harga yang ingin mereka

bayar untuk suatu barang/jasa. Isu lainnya adalah tidak akuratnya jawaban yang diberikan

responden terhadap suatu pertanyaan mengingat adanya keterbatasan pengetahuan atau

Page 19: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 19

informasi yang diterima oleh responden.. Isu yang lain adalah responden bisa mengabaikan

kemungkinan anggaran yang dimiliki dan keterbatasan lain yang ada.16

b) Choice Modelling

Berbeda pada contingent valuation, dimana responden dapat menjawab langsung apa yang

ada di pikirannya. Pada choice modelling responden dihadapkan pada beberapa pilihan

opsi dan memilih opsi mana yang paling menarik untuk dipilih. Bentuk – bentuk choice

modelling bisa dibagi menjadi:17 Memilih diantara dua pilihan : Responden diberi dua pilihan

biasanya yang satu biasanya pilihannya antara kondisi dengan atau tanpa perbaikan

Perbandingan dua skenario : Responden memilih diantara dua skenario yang memiliki

skala yang sama

Perangkingan: Responden diminta untuk merangking dari beberapa pilihan yang

tersedia.

Perangkingan dengan angka: Responden diminta untuk memberi nilai dari beberapa

pilihan yang tersedia dengan skala katakanlah 1 – 10

Contoh pertanyaan dengan choice modeling bisa dilihat pada ilustrasi di bawah. Pada

ilustrasi ini responden dihadapkan pada pemilihan investasi pada Sungai Bega.

Responden lalu diberikan kepada 3 opsi yaitu opsi A (base case), opsi D, dan opsi E.

Kondisinya juga dijelaskan secara detail seperti biayanya, manfaat rekreasi, komposisi

tumbuhan, ikan, burung ataupun satwa lainnya.

16

Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. Appendix II: Measuring Costs and Benefits.2006. Halaman 127. 17

Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. Appendix II: Measuring Costs and Benefits.2006. Halaman 131.

Page 20: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 20

4.3 Benefit transfer method

Benefit transfer method, dilakukan dengan cara mengadaptasi hasil yang dari riset yang sudah

pernah dilakukan oleh orang lain. Hasil dari riset tersebut dapat kita pakai dengan melihat

apakah riset yang dilakukan situasinya mirip dengan kondisi yang kita hadapi sekarang.

Saat ini banyak sekali riset yang sudah ada yang bisa dipakai untuk mencari data-data baik

kuantitatif ataupun kualitatif yang kita perlukan untuk dapat mengkonversi suatu nilai manfaat

Page 21: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 21

dan biaya ke dalam nilai uang. Yang terpenting adalah analisa mendapatkan ukuran yang

relevan sesuai degan riset yang ada.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengadaptasi riset yang sudah ada antara

lain18 :

Riset yang dijadikan referensi haruslah sama/mirip secara karakteristiknya (kondisi

sosial ekonomi, karakteristik demografi, kondisi ekonomi, dan politiknya)

Teori ekonominya kuat

Data yang dimiliki komprehensif dan kuat

Hasil penelitian kuat dan relevan dapat dipertanggungjawabkan

Memiliki pola konsisten dan dapat dibandingkan

Lakukan penyesuaian jika perlu (misalnya berdasarkan perubahan tingkat PDB, struktur

usia masyarakat, dan tingkat edukasi masyarakat.)

5. Contoh Penggunaan Metode

Berikut ini merupakan contoh penggunaan metode yang sebelumnya telah dijelaskan di atas

dalam beberapa sektor yang berbeda

Nilai Kemanusiaan (Human Lives)

Bisa diterapkan pada proyek yang berhubungan dengan keselamatan berkendara, keselamatan

kerja, dan di bidang medis.

• Forgone Income – mengkalkulasi berapa penghasilan yang bisa dihasilkan seseorang

berbanding dengan masa hidupnya.

• Survei willingness to pay masyarakat untuk program mencegah resiko kematian.

18

Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical

Guidelines. 2013. Bab 4 : Valuation Techniques. Hal 15

Page 22: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 22

Penghematan Waktu (Time Saving)

Bisa diterapkan pada proyek yang berhubungan dengan transportasi.

• Opportunity Costs – Menghitung biaya yang diperoleh berkat efisiensi waktu (biayanya

dikorelasikan dengan gaji/upah per jam)

Sebaik-baiknya analisa yang kita lakukan terkadang ada cost dan benefit yang tidak bisa

kuantifikasi jumlahnya. Meski begitu jangan abaikan cost atau benefit yang tidak bisa konversi

dalam rupiah. Kadang hal tersebut terlalu penting untuk dihiraukan, selain itu dampak-dampak

ini bisa menjadi pertimbangan tambahan ketika kita akan mengambil keputusan. Untuk itu

ketika kita dihadapkan pada hal seperti ini kita perlu19 :

• Membuat list tentang cost atau benefit apa saja yang tidak bisa dikonversi.

19

Jenkins, Glenn. P.; dan Chun-Yan Kuo. Canadian Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide. 2007. Bab

4: Assessing Benefits and Costs. Halaman 25.

Page 23: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 23

• Beri penjelasan mengapa tidak bisa dikonversi.

• Beri penjelasan tentang kelebihan dan kekurangannya.

• Beri penjelasan tentang kemungkinan kapan dampaknya akan terjadi.

6. Kekuatan dan kelemahan masing-masing metode20

Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan kekuatan dan

kelemahan masing-masing metode sebagai berikut:

Metode Penilaian Kekuatan Utama Kelemahan Utama

Revealed Preference

Proxy good/Averting behavior Memberikan dasar patokan

terendah dari nilai suatu

barang/jasa

Susah diterapkan apabila

investasi yang dilakukan

memiliki banyak manfaat

Hedonic Pricing Menyediakan data

berdasarkan harga pasar

Membutuhkan data yang

detail sampai kepada

komponen pembentuk harga

Travel Cost Analysis Memberikan jawaban yang

sesungguhnya dari keinginan

responden untuk mendapat

nilai rekreasi

Ada masalah ketika menilai

time saving dan kemungkinan

perjalanan yang lebih dari

satu tujuan

Stated Choice Methods

Contingent Valuation Memiliki banyak

pilihan/aplikasi

Responden terkadang

kesulitan untuk

mengeskpresikan suatu

manfaat dalam bentuk uang

dan jawabannya bisa bias

Choice Modeling Keakuratannya lebih tepat

dibandingkan Contingent

Valuation karena pilihan

responden sudah dipersempit

Membutuhkan informasi dari

para pakar

20

Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. Appendix II: Measuring Costs and Benefits.2006. Halaman 131.

Page 24: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 24

Metode Penilaian Kekuatan Utama Kelemahan Utama

terlebih dahulu

Benefit Transfer Method Waktu untuk menganalisa

lebih cepat, karena datanya

sudah tersedia.

Perlu ketelitian dalam mencari

riset yang akan dijadikan

benchmark

~~~~~~ ####### ~~~~~~

Page 25: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3

www.futurumcorfinan.com

Page 25

Disclaimer

This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of

writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been

compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any

representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from

the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not

intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors

for specific advice.

This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the

authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com

© FUTURUM. All Rights Reserved