1
Terlambat Makan Menyebabkan Luka pada Lambung
Fina Agustiani Liaw
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana-102013081
Abstrak
Gaster merupakan salah satu organ sistem pencernaan tubuh yang memiliki peranan yang penting dalam mengorganisasikan makanan (kimus) yang masuk kedalam lambung untuk dilanjutkan ke dalam duodenum. Didalam gaster kimus dicerna dan diserap dengan bantuan dari peran lapisan dinding lambung, region lambung, enzim, dll.Kata kunci: sistem pencernaan, gaster.
Abstract
Gaster is one of the organs of the digestive system of the body which have a prominent role in organizing food (kimus) that goes into the stomach to continue into the duodenum. In gastric kimus digested and absorbed with the help of the role of the stomach lining, stomach region, enzymes, etc.Keywords: digestive system, gaster.
Pendahuluan
Dalam skenario 3 yang berisi “ seorang perempuan berusia 19 tahun berobat kedokter karena
mengeluh nyeri pada ulu hati dan sering merasa mual sejak 1 bulan yang lalu. Dari anamnesis
diketahui ia sering terlambat makan. Setelah diperiksa, dokter menyatakan terdapat luka pada
lambungnya.”
Pada dasarnya pada setiap makhluk hidup terutama mamalia pada dirinya pasti terjadi proses
pencernaan. Pencernaan adalah proses pemecahan makanan yang diakan dalam bentuk yang besar
kemudian dirubah menjadi bentuk yang lebih kecil yang kemudian akan di serap yang terjadi mulai
dari mulut hingga anus. Pada proses pencernaan ini terjadi berbagai macam proses yang dipengaruhi
secara kimiawi, hormon, atau pun factor interinsik dan eksterinsik. Makanan yang kurang bergizi dan
waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan tergganggu. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui bagaimana mekanisme makanan tersebut dicerna dalam tubuh kita.
Anatomi Lambung
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut agak
ke kiri dan terletak diantara esophagus pars abdominalis dan instestinum tenue, gaster berada di regio
epigastrium, umbilicalis, dan hypochondriacum sinistra abdomen. Ukuran dan bentuknya berbeda-
2
beda dan bentuknya juga berubah-ubah menurut perubahan posisi tubuh. Disebelah kiri lambung
didalam rongga perut terdapat limpa, dibelakngnya terdapat kelenjar pankreas dan disebelah kananya
terdapat hati (hepar). Pada bagian bawah lambung terdapat pembungkus yang melebar kebawah
menutupi usus halus yaitu omentum majus.1
Gambar 1. Struktur Lambung1
Gaster dibagi menjadi 4 regio;
1. Pars cardiaca, yang mengelilingi lubang esophagus ke dalam gaster.
2. Fundus gastricus, yang merupakan area diatas ostium cardiacum.
3. Corpus gastricum, yang merupakan daerah terluas dari gaster.
4. Pars pyloricum, yang terbagi menjadi antrum pyloricum dan canalis pyloricus dan merupakan
ujung distal dari gaster.
Bagian atas yang dinamakan fundus, terletak disebelah bawah kubah diafragma sebelah kiri
dan selalu terisi udara. Lengkung yang lebih pendek disisi kanan disebut curvatura minor dan yang
panjang disisi kiri disebut curvatura major. Bagian ujung bawah gaster disebut daerah pylorus dengan
katup atau sphincter-nya.
Selaput lendir lambung dibentuk oleh sel-sel silindris yang sebagian besar berfungsi sebagai
kelenjar. Di daerah curvatura minor selaput lendir ini terlipat teratur membentuk saluran memanjang
sepanjang lengkungan magenstrasse waldeyer untuk tempat lalu air yang diminum, sedangkan pada
corpus ventrikulus selaput lendir ini berlipat-lipat tidak teratur.1
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan
getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan
menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin,
musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan
enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi
molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin
3
merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi
kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca²+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya
reninm sus yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat
dicerna.1
Dinding lambung diperkuat oleh otot-otot yang memanjang, melintang dan otot yang berjalan
serong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Kedua
jenis otot pertama terdapat pada saluran pencernaan yang lain, tetapi otot serong hanya terdapat di
lambung. Dibagian akhir organ ini, pada pylorus, otot melintang terdapat lebih tebal dan berfungsi
sebagai sphincter yang menahan isi lambung untuk tidak langsung turun ke usus 12 jari (duodenum)
walaupun lambung aktif berkontraksi . setelah dicerna di lambung, makanan akan di teruskan ke
duodenum dengan pengaturan yang dilakukan oleh katup atau sphincter pylorus. Pembekuaan dan
penutupan katup ini di tentukan oleh keadaan di dalam duodenum, jenis makanan dan pengaruh
hormon-hormon yang dihasilkan saluran pencernaan makanan. Makanan yang banyak mengandung
lemak memperlambat waktu pengosongan lambung.1
Lambung mempunyai fungsi untuk menyimpan makanan dalam kurun waktu 2-5 jam,
mengaduk makanan (dengan gerakan meremas), mencerna makanan dengan bantuuan enzim,
menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek, makanan dicairkan
dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus,
susu dibekukan dan kasein di keluarkan, pencernaan lemak dimulai di dalam lambung, faktor
antianemia dibentuk, khime (isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum). Didalam lambung
terdapat enzim yang dihasilkan, yaitu ;1
1. HCL (asam klorida / asam lambung yang dihasilkan oleh sel parietal dengan fungsinya, antara
lain ;
a. Merangsang keluarnya sekretin
b. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein.
c. Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.
d. Merangsang keluar hormon kolesitokinin yang merangsang empedu mengeluarkan
getahnya.
e. Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan diubah oleh
pepsin menjadi pepton.
2. Pepsinogen (dihasilkan oleh sel chief yang akan aktif bila dalam bentuk pepsin. Pepsin
berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan proteosa.
3. Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
4. Hormon gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
5. Lendir / musin berfungsu melindungi sel-sel dipermukaan lambung terhadap kerusakan
akitbat kerja dari HCL. Dihasilkan oleh sel goblet.1
4
Vaskularisasi Gaster
Pada bagian fundus gaster di vaskularisai oleh a.gastrica brevis yang merupakan cabang dari
a.lienalis dan truncus coeliacus (triple hallery) yang dicabangkan dari aorta abdominalis setinggi
vertebrae thoracal 12 atau vertebrae lumbal 1.2
Gaster divaskularisasi oleh a.gastrica dextra et sinistra yang saling bertemu dan
beranastomosis di curvatura minor gaster. A.gastrica dextra merupakan cabang dari a.hepatica
communis dan truncus coeliacus. Sedangkan a,gastrica sinistra dicabangkan langsung melalui truncus
coeliacus yang dicabangkan dari aorta abdominalis. Gaster juga divaskularisasi oleh a.gastro
epiploicae (gastro omentalis) dextra et sinistra yang saling bertemu dan beranstomosis di curvartura
major gaster. A.gastro epiploicae sinistra merupakan cabang dari a.lienalis dan truncus coeliacus.
Sedangkan a.gastro epiploica dextra merupakan cabang dari a.gastro duodenalis, a.hepatica communis
dan truncus coeliacus.2
Aliran vena pada gaster melalui v.gastro epiploica dextra yang bermuara pada v.mesenterica
superior, v.gastro epiploica sinistra dan v.gastric brevis bermuara pada v.lienalis, v.gastric dextra et
sinistra bermuara pada v.porta hepatis.2
Inervasi Gaster
Parasimpatis berfungsi untuk gerak motilitas (pengosongan gaster dan sekretomotor kelenjar).
Gaster mendapat suplai dari N.vagus sinistra (anterior) dan N.vagus dextra (posterior) masing-masing
melalui truncus vagalisnya. N.vagus sisnistra memberi percabangan untuk hepar dan bersama
a.hepatica dan v.porta untuk mencapai plexus hepatica. Cabang untuk gaster sendiri berupa cabang-
cabang pada fundus dan corpus pada pareis anterior, cabang yang paling panjang disebut N.latarget
anterior yang mencapai antrum dan pylorus. N.vagus dextra seperti yang sebelah sinistra selain
memberi suplai ke gaster akan memberikan cabang ke plexus coeliacus. Cabang-cabang ke gaster
terdapat di paries posterior pada fundus dan corpus, bedanya N.latarget posterior hanya mencapai
antrum pyloricum.2
Simpatis serabut aferen nya membawa impuls nyeri sedangkan eferennya mempunyai inhibisi
terhadap motilitas dan sekret kelenjar tetapi menyebabkan kontraksi terhadap M.sphincter pyloricus.
Selasin itu juga memberikan pengaruh terhadap vasokontriksi arteri. Nervus simpatis ini berasal dari
Nn.spinales thoracal 5-12 mencapai gaster melalui N.splanchnicus major, N.splanchnicus minor dan
selanjutnya ke plexus coeliacus.2
Fisiologi Gaster
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari
makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang ditelan akan menjadi
bahan bakar yang nantinya akhirnya membentuk ATP. Dalam kedaan normal, 95% dari makanan
yang tertelan dapat digunakan oleh tubuh.
5
Sistem Proses Pencernaan dasar
Motilitas
Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju isi
saluran cerna. Otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus penting untuk mempertahankan tekanan tetap
pada isi saluran cerna untuk mencegah dindingnya teregang permanen setelah mengalami distensi.
Dua tipe dasar motilitas saluran cerna adalah gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan
mencampur.3,4
Gerakan propulsif mendorong maju isi saluran cerna, dengan kecepatan bervariasi
bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian saluran cerna. Contohnya, transit
makanan melalui esofagus berlangsung cepat, yang sesuai karena struktur ini hanya berfungsi
sebagai saluran dari mulut ke lambung. Sedangkan di usus halus, tempat utama pencernaan dan
penyerapan, isi bergerak maju dengan lambat, menyediakan waktu untuk penguraian dan
penyerapan makanan.3,4
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan dengan
getah pencernaan, gerakaan ini meningkatkan pencernaan makanan. Kedua, gerakan ini
mempermudah penyerapan dengan memanjangkan semua bagian isi saluran cerna ke permukaan
serap saluran cerna.3,4
Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna yang
merupakan lapisan otot polos utam di slauran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di
sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam
dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler
mengelilingi sasluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan
kontraksi serat-serat dilapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran
memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan
mencampur.3,4
Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar eksokrin
di sepanjang perjalanan, masuing-masing dengan produk sekretorik spesifik. Seksresi pencernaan
terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan,
misalnya enzim, garam empedu, atau mukus.3,4
Digesti
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi satuan-
satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem
pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul besar yang tidak dapat
6
menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah
limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk menguraikan molekul-molekul tersebut.3,4
Absorpsi
Setelah porses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin dan elektrolit dari lumen saluran pencernaan ke dalam
darah atau limfe. Absorpsi sebagian terjadi di usus halus.3,4
Proses pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokkan, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kantung empedu.5
Mulut, tenggorokkan, kerongkongan
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.5
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar dan geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernannya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.5
Lambung
Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisis
lambung menghasilkan 3 zat penting, yaitu lendir, asam klorida (HCl) dan prekursor pepsin (enzim
yang memecahkan protein).5
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah
protein, keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalan terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.5
Pengisian Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini akan
menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan intra lambung, tapi hal
7
ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif
lambung pada saat terisi. Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan
konstan dalam rentang panjang yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos lambung
teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas. Peregangan dalam tingkat tertentu
menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga mendekati potensial istirahat yang membuat
potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil.Sifat
dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat terisi. Interior lambung
membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae, selama makan rugae mengecil dan mendatar pada saat
lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisi.4
Penyimpanan Lambung
Selama makanan masuk ke lambung, makanan membentuk lingkaran konsentris makanan di
bagian oral lambung, makanan yang paling baru terletak paling dekat dengan pembukaan esofagus
dan makanan yang yang paling akhir terletak paling dekat dengan dinding luar lambung. Normalnya
bila makanan meregangkan lambung refleks vasovagal dari lambung ke batang otak dan kemudian
kembali ke lambung akan mengurangi tonus di dalam dinding otot korpus lambung sehingga dinding
menonjol keluar secara progresif, menampung jumlah makanan yang makin lama makin banyak
sampai suatu batas saat lambung berelaksasi sempurna, yaitu 0,8 sampai 1,5 liter. Tekanan dalam
lambung tetap rendah sampai batai ini tercapai. 4
Percampuran Lambung
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan
sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke
depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan
melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih
banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus
menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam
duodenum.4
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum
berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya
untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang.
Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di
antrum.4
Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga menghasilkan
gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap
gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik.4
Sekresi Asam Lambung
8
Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls parasimpatis
yang terdapat pada medulla dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang gastric glands untuk
mensekresikan pepsinogen, asam klorida, mukus, dan hormon gastrin. Ada tiga faktor yang
merangsang sekresi lambung, yaitu : fase sefalik, fase gastrik, dan fase intestinal.4
Fase (refleks) Sefalik
Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke lambung dan mempersiapkan lambung untuk
mencerna. Penglihatan, bau, rasa dan pikiran tentang makanan merangsang refleks ini. Impuls syaraf
dari cerebral korteks atau feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls ke medulla oblongata di
otak kemudian medulla oblongata menyampaikan impuls melalui serabut parasimpatis pada syaraf
vagus untuk merangsang sekresi dari kelenjar.4
Fase Gastrik
Merangsang sekresi dari getah lambung dan kelenjar lambung. Terjadi ketika makanan
memasuki lambung. Semua jenis makanan menyebabkan penggelembungan (distension) dan
merangsang reseptor yang terdapat pada dinding lambung. Reseptor mengirim impuls ke medulla
Protein dan kafein yang tercerna sebagian merangsang mukosa pilorus untuk mensekresikan hormon
gastrin, selanjutnya hormon gastrin merangsang kelenjar lambung untuk mensekresikan getah
lambung.4
Kelenjar lambung yang merangsang sekresi sejumlah besar getah lambung, juga
menimbulkan kontraksi lower esophageal spinchter dan ileocecal spinchter. Sekresi gastrin terhalang
saat pH cairan lambung (HCl) mencapai 2.0. Mekanisme negative feedback ini membantu
menyediakan pH optimal untuk memfungsikan enzim-enzim di perut.4
Fase Intestinalis
Fase ini terjadi saat makanan meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Saat protein
yang telah tercerna sebagian memasuki duodenum, protein ini merangsang lapisan mukosa pada
dinding duodenum untuk melepaskan enteric gastrin, hormon yang merangsang kelenjar gastrik untuk
melanjutkan sekresi.4
Usus halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.5
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.5
Pankreas
9
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar, yaitu asini (menghasilkan
enzim-enzim pencernaan) dan pulau pankreas (menghasilkan hormon). Pankreas melepaskan enzim
pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah, enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan
aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium
bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara mentralkan asam lambung.5
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranta
berhubungan dengan pencernaan. Zaat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang dimasuk di olah. Hati
melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi,
darah diaslirkan ke dalam sirkulasi umum.5
Kandung empedu & saluran empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting, yaitu untuk membantu pencernaan dan penyerapan lemak
dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal
dari penghacuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.5
Usus besar
Usus besar terdiri dari kolon ascendens (kanan), kolon transversum, kolon descendens (kiri)
dan kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyak bakteri yang terdapat didalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri didalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di
dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.5
Rektum & anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosing karena tinja disimpan ditempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolok descendens. Jika kolon descendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).5
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin
berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.5
Proses biokimiawi organ sistem pencernaan
Pencernaan karbohidrat
1. Pencernaan karbohidrat di dalam mulut dan lambung
10
Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas enzim
pencernaan ptialin yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menghidrolisis
tepung menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung 3-9
molekul glukosa. Namun, makanan berada dalam mulut hanya untuk waktu yang singkat, jadi
mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.6
Didalam korpus dan fundus lambung selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan
sekresi lambung. Kemudian aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari
sekresi lambung, karena amilase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH
medium turun dibawah sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata sebelum makanan dan saliva
yang ada bersamanya menjadi seluruhnya tercampur dengan sekresi lambung, sebanyak 30-
40% tepung telah dihidrolisis terutama membentuk maltosa.6
2. Pencernaan karbohidrat didalam usus halus
Pencernaan oleh amilase pankreas
Sekresi pankreas, seperti saliva, mengandung sejumlah besar ptialin yang fungsinya hampir
mirip dengan ptialin saliva tetapi beberapa kali lebih kuat. Oleh karena itu, dalam waktu 15-
30 menit setelah kimus dikosongkan dari lambung kedalam duodenum dan bercampur dengan
getah pankreas, sebenarnya semua karbohidrat telah dicernakan. Pada umumnya, hampir
semua karbohidrat diubah menjadi maltose dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil
lainnya sebelum keduannya melewati duodenum atau jejenum bagian atas.6
Pencernaan protein
1. Pencernaan protein di dalam lambung
Pepsin, enzim peptic lambung yang penting, paling aktif pada pH 2-3 dan tidak aktif
pada pH kira-kira diatas 5. Akibatnya, agar enzim ini dapat melakukan kerja pencernaan
terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam. Asam hidroklorida ini disekresikan oleh
sel-sel parietal (oksintik) didalam kelenjar pada pH 0,8 tetapi pada saat asam hidroklorida
bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi dari sel-sel kelnjar bercampur
dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi dari sel-sel kelnjar non-oksintik lambung, pH
lalu berkisar antara 2-3 suatu batas asiditas yang cukup tinggi untuk aktifitas pepsin. Salah
satu gambaran penting pencernaan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna protein
kolagen, suatu jenis protein albuminoid yang sangat dipengaruhi oleh enzim-enzim
pencernaan lainnya.6
Kolagen merupakan unsur dasar utama dari jaringan ikat antar sedaging. Oleh karena
itu agar enzim saluran pencernaan dapat menembus daging dan mencerna protein daging lain,
hal yang terpenting adalah mencernakan serabut-serabut kolagen tersebut lebih dahulu.
Akibatnya, orang yang kekurangan pepsin didalam getah lambung, daging yang dicerna
kurang dapat ditembus oleh enzim-enzim pencernaan lain. Oleh karena itu proses
pencernaannya buruk.6
11
2. Pencernaan protein oleh sekresi pankreas
Kebanyakan pencernaan protein terjadi didalam usus halus bagian atas, didalam
duodenum dan jejenum, dibawah pengaruh enzim-enzim proteolitik dari sekresi pankreas.
Segera setelah masuk dari lambung ke usus halus, produk yang sebagian sudah dipecahkan
dari makanan berprotein diserang oleh enzim-enzim proteolitik utama pankreas
(tripsin,kimotripsin,karbosifolipeptidase, dan proelastase).6
Keduannya, baik tripsin dan kimotripsin memecah molekul-molekul protein menjadi
polipeptida-polopeptida kecil. Karbosifolipeptidase kemudian memecahkan asam amino-asam
amino tunggal dari ujung karboksil polipeptida. Proelastase, kemudian diubah menjadi
elastase yang kemudian mencernakan serabut-serabut elastim sebagian menahan daging.6
3. Pencernaan peptida oleh peptidase didalam enterosit yang melapisi vili usus halus
Tahap terakhir pencernaan protein didalam lumen usus dicapai oleh eritrosit yang
melapisis vili usus halus, terutama didalam duodenum dan jejenum. Dua jenis enzim
peptidase yang sangat penting adalah aminopolipeptidase dan beberapa dipeptidase. Enzim-
enzim tersebut bertugas memecah sisa polipeptida-polipeptida yang besar menjadi bentuk
tripeptida dan dipeptida serta beberapa menjadi asam amino, baik asam amino ditambah
dipeptida dan tripeptida dengan ludah ditranspor melalui membran mikrovili kebagian dalam
enterosit. Dalam beberapa menit, semua dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan
dicerna sampai tahap akhir untuk membentuk asam amoni tunggal dan kemudian dihantarkan
kesisi lain dari eritrosit dan dari tempat itu ke dalam darah.6
Pencernaan lemak
1. Pencernaan lemak didalam usus
Sejumlah kecil trigliserida dicerna didalam lambung oleh lipase lingual yang
disekresikan oleh kelenjar lingual didalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva.6
2. Emulsivikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin
Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan
lemak menjadi ukuran yang sangat kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat
bekerja [ada permukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsivikasi lemak, dan dimulai
melalui pergolakan didalam lambung untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan
lambung. Lalu, kebanyakan proses emulsifikasi tersebut terjadi didalam duodenum dibawah
[engaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan
tetapi, empedu mengandug sejumlah besar garam empedu juga fosfolipid lesitin.keduanya,
tetapi terutama lesitin, sangat penting untuk mengemuli lemak.6
3. Pencernaan trigliserida oleh lipase pankreas
Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigleserida adalah lipase
pankreas, terdapat dalam jumlah sangat banyak didalam getah pankreas cukup untuk
mencernakan dalam satu menit semua trigleserida yang dicapainya.6
12
4. Produk akhir pencernaan lemak
Sebagian besar trigleserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi
asam lemak bebas dan 2-monogliserida.6
Histologi Gaster
Dinding gaster terdiri dari 4 lapisan utama yang dapat ditemukan di struktur organ gastro
intestinal lainnya yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa, disertai dengan
vaskularisasi dan persarafan gaster. Histologi ini memperlihatkan fungsi lambung sebagai suatu
kantung muskular elastis yang dilapisi oleh epitel sekretorium, walaupun terdapat variasi dari
strukltur lokal dan fungsional dalam struktur ini.7
Mukosa
Mukosa merupakan lapisan tebal dengan permukaan halus dan licin yang kebanyakan
berwarna coklat kemereahan namun berwarna pink di daerah pylorik. Pada lambung yang
berkontraksi, mukosa terlipat menjadi beberapa lipatan rugae, kebanyakan berorientasi longitudinal.
Rugae ini kebanyakan ditemukan mulai dari pinggiran daerah pylorik hingga kurvatur major. Rugae
ini merupakan lipatan-lipatan besar pada jaringan konektif submukosa dan bukan variasi ketebalan
mukosa yang menutupinya, dan rugae ini akan menghilang jika lambung menagalami distensi. Seperti
pada semua saluran cerna lainnya, mukosa ini tersusun oleh epitel permukaan , lamina propria, dan
mukosa muskuler.8
Epithelium
Ketika dilihat melalui mikroskop pada magnifikasi rendah, permukaan dalam dari dinding
lambung memperlihatkan bentuk sarang lebah dengan faveola gastrica kecil dan ireguler berdiameter
0,2mm. Pada dasar faveola gastrica ini terdapat kelenjar gastrik tubular yang berinvaginasi ke arah
lamina propria hingga mukosa muskularis. Epitel kolumner tunggal yang mensekresikan mukus
melapisi seluruh permukaan luminal termasuk faveola gastrica dan terdiri dari lapisan sel mukosa
permukaan yang melepaskan mukus gastrik dari permukaan apikal untuk membentuk lapisan licin
protektif tebal diseluruh permukaan gaster. Epithelium ini bermulai secara langsung pada orifikum
kardiak, dimana terdapat transisi drastis anatar epitel oesophagus berupa epitel berlapis gepeng dan
epitel gaster.8
Kelenjar gastrik
Bentuk kelenjar ini beragam dan komposisi selulernya juga berbeda-beda tergantung region
tertentu pada lambung. Kelenjar ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan letak regionnya,
yaitu kelenjar kardiak, prinsipal (korpus dan fundus), dan pylorik. Funduns dan korpus membentuk
bagian major dari gaster yang menghasilkan sebagian besar sekresi gaster atayu getah untuk
pencernaan.8
Kelenjar gastrik prinsipal
13
Kelenjar gastrik prinsipal ditemukan pada korpus dan fundus, tiga hingga tujuh saluran dari
tiap faveola gastrica. Batas antara kelenjar ini dengan dasar dari faveola gastrik ini disebut bagian
isthmus kelenjar dan lebih ke basal adalah leher, merupakan perpanjangan dari dasar. Pada dinding
kelenjar terdapat paling tidak 5 jenis sel yang berbeda-beda : sel chief, sel parietal, sel leher mukosa,
sel stem, dan sel neuroendokrin.8
Gambar 2. Struktur Mikroskopis Gaster8
Sel chief (peptik) merupakan sumber enzim pencernaan yaitu enzim pepsin dan lipase. Sel
chief ini biasanya terletak pada bagian basal, bentuknya berupa silindris (kolumner) dan nukleusnya
berbentuk bundar dan euchromatik. Sel ini mengandung granul zimogen sekretoris dan karena
banyaknya sitoplasmik RNA maka sel ini sangat basophilic.8
Sel parietal (sel oksintik) merupakan sumber asam lambung dan faktor intrinsik, yaitu
glicoprotein yang penting untuk absorbsi vitamin B12. Sel in berukuran besar, ovalm dan sangat
eosinophilic dengan nukleus terletak pada pertengahan sel. Sel ini terletak terutam pad aapikal
kelenjar hingga bagian isthmus. Sel ini didapati hanya pada interval sel-sel lainnya disepanjang
dinding faveola dan menggembung di lateral dalam jaringan konektif. Sel parietal memiliki
iltrakruktur yang unik terkait dengan kemampuan mereka untuk mengsekresikan asam hydrochloric.
Bagian luminal dari sel ini, berinvaginasi memb entuk beberapa kanal buntu yang menyokong sangat
banyak mikrovili irguler. Di dalam sitoplasma membentuk dengan kanal ini adalah membran tubulus
yang sangat banyak (sistem tubulovesikuler). Terdapat sangat banyak mitokondria yang tersebar di
seluruh organella ini. Membran plasma yang menyelimuti mikrovili memiliki konsentrasi H+ atau K+
ATPase yang sangat tinggi yang secara aktif mengsekresikan ion hidrogen kedalam lumen, ion
klorida pun keluar megikuti gradien elektrokimia ini. Struktur yang akurat dari sel ini beragam
terganung dari fase sekretoriknya ketika terstimulasi, jumlah dan area permukaan dari mikrovili
membesar hingga lima kali lipat, diduga akibat fusi segera dari sistem tubulovesikuler dengan
membran plasma. Pada akhir sekresi terstimulasi, proses ini terbalik, membran yang berlebihan
kembali pada sistem tubuloalveolar dan mikrovili menghilang.8
Sel leher mukosa sangat banyak pada leher kelenjar dan tersebar sepanjang dinding regio
bagian basal, sel ini mengsekresikan mukus, dengan vesikel skretorik apikalnya mengandung musin
dan nukelusnya terletak pada bagian basal. Namun, produksinya secara histokimia berbeda dengan
produksi dari sel mukosa permukaan.8
14
Gambar 3. Struktur Gaster1 Gambar 4. Sel yang terdapat pada Gaster8
Sel bakal merupakan sel mitotik yang belum berdiferensiasi dari jenis sel kelenjar lainnya. Sel
ini relatif sedikit dan terletak pada regio isthmus kelenjar dan bagian basla dari faveola gastrik. Sel ini
berbentuk silindris (kolumner) dengan sedikit mikrovili yang pendek. Sel ini secara periodik
mengalami mitosisi, sel yang dihasilkan bergerak ke apikal untuk berdiferensiasi menjadi sel mukosa
permukaan, atau ke basal membentuk sel leher mukosa, sel parietalm dan sel chief, serta sel
neuroendokrin. Semua sel ini memiliki durasi hidup yang terbatas, terutama yang mengsekresikan
mukus, dan yang selalu diganti. Periode pergantian dari sel mukosa permukaan adalah tiap 3 hari, sel
leher mukosa diganti tiap minggu.8
Sel neuroendokrin ditemukan disemua jenis kelenjar gatrik namun lenbih banyak ditemukan
pada korpus dan fundus. Sel ini terletak pada bagian terdalam dari kelenjar, diantara kumpulan sel
chief. Sel ini berbentuk pleomorfik dengan nukleus ireguler yang diliputi oleh granular sitoplasma
yang mengandung kluster granul sekretorik yang besar (0,3 mikrom). Sel ini mensintesis beberapa
amino biogenik dan polipeptida yang penting dalam mengendalikan motilitas dan sekresi glanduler.
Pada lambung sel ini termasuk sel G ( yang mengsekresi gastrin), sel D (somatostatin), dan sel
enterokromatifin/ECL (histamin). Sel-sel ini membentuk sistem sel neuroendokrin yang berbeda-
beda.8
Kelenjar kardiak
Sel kardiak terbatas pada area kecil dekat dengan orifikum kardiak. Beberapa berupa kelenjar
tubuler sederhana, lainnya merupakan tubuler bercabang.8
15
Gambar 5. Kelenjar Kardiak8
Kelenjar pylorik
Kelenjar pylorik bermula sebagai dua atau tiga pipa berlekuk-lekuk menjadi suatu dasar dari
faveola gastrik pada natrum pylori, faveola mengambil sekitar 2/3 kedalam mukosa. Kelenjar pylorik
kebanyakan ditempati oleh sel penghasil mukus, sel parietal sedikti, dan sel chief sangat jarang
ditemukan. Sebaliknya terdapat sangat banyak ditemukan sel neuroendokrin, terutama sel G yang
mengsekresika gastrin ketika diaktifkan oleh stimulus mekanis yang sesuai. Walaupun sel parietal
jarang ditemukan pada kelenjar pylorik, sel ini selalu ditemukan pada jaringan janin dan bayi. Pada
dewasa sel ini dapat terlihat pada mukosa duodenum yang dekat denga pylorus.8
Gambar 6. Kelenjar Pylorik8
Lamina propria
Membentuk kerangka jaringan konektif antara kelenjarr dan mengandung jaringan limfoid
yang terkumpul dalam massa kecil folikel limfatik gastrik yang membentuk folikel soliter (terutama
pada masa awal kehidupan). Lamina propria juga memiliki suatu pleksus vaskuler periglanduler yang
kompleks, yang diperkirakan berperan penting dalam menjaga lingkungan mukosa, termasuk
membuang bikarbonat yang diproduksi pada jaringan sebagai pengimbang sekresi asam. Pleksus
neural juga ditemukan dan mengandung ujung saraf motorik dan sensorik.8
Mukosa muskularis
Merupakan lapisan tipis dari serat otot halus yang terdapat pada bagian eksternal dari kelnjar.
Serat muskular ini teratur dalam bentuk sirkuler di dalam, lapisan longitudinal di bagian luar, terdapat
pula lapisan sirkuler diskontinu bagian luar. Lapisan dalam mengandung jelujur sel otot polos terletak
diantara kelnjar dan kontraksinya kemungkinan membantu dalam mengosongkan faveola gastrik.8
Submukosa
Merupakan lapisan bervariabel dari jaringan konektif yang terdiri dari bundel kolagen tebal,
beberapa serat elastin, pembuluh darahm dan pleksus saraf, termasuk pleksus submukosa berganglion
(meissner’s) pada lambung.8
Muskularis eksterna
Merupakan selaput otot tebal berada tepat dibawah serosa, dimana keduannya terhubung
melalui jaringan konektif subserosa longgar. Dari lapisan terdalam keluar, jaringan ini memiliki
16
lapisan serat otot oblique, sirkuler, dan longitudinal, walaupun celah antara tiap lapisan tidak berbeda
satu sama lain. Lapisan sirkuler kurang begitu berkembang pada bagian oesophagus namun semakin
menebal pada distal antrum pylorik untuk kemudian membentuk sphincter pylorik annular. Lapisan
longitudinal luar kebanyakan terdapat pada 2/3 bagian kranial lambung dan lapisan oblique dalam
pada setengah bagian bawah lambung.8
Kerja dari muskularis eksterna ini adalah menghasilkan pergerakan adukan yang mencampur
makanan dengan produk sekresi lambung. Ketika otot berkontraksi, volume lambung akan berkurang
dan menggerakkan mukosa menjadi lipatan longitudinal atau rugae. Rugae ini akan datar kembali dan
menghilang ketika lambung penuh akan makanan dan muskulatur berelaksasi dan menipis. Aktivitas
otot diatur oleh jaringan saraf autonom yang tidak bermielin, yang terdapat pada lapisan otot dalam
pleksus mientrik (auerbach).8
Serosa atau peritonium viscera
Serosa merupakan perpanjangan dari peritonium visceral yang menutupi keseluruhan
permukaan pada lambung kecualu sepanjang kurvatura major dan minor, dimana lapisan peritonium
meninggal suatu ruang untuk saraf dan vaskler. Serosa juga tidak ditemukan pada bagian bkecil di
posteroinferior dekat dengan orificium kardiak dimana lambung berkontak dengan diafragma pada
refleksi gastrophrenik dan lipatan gastropancreatik.8
Kesimpulan
Dalam tubuh kita terdapat suatu sistem pencernaan yang melibatkan organ dalam tubuh kita
salah satunya adalah gaster (lambung) yang mempunyai peran penting terhadap pencernaan tubuh
yang melibatkan peran dari lapisan dinding lambung, region lambung, enzim,dll. Sehingga apabila
kita jarang atau telat makan bisa membuat salah satu sistem pencernaan bermasalah yaitu lambung
seperti maag.
Daftar Pustaka
1. Wibowo D.S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo;2007.h.84-6
2. Reece JB,Campbell, Neil A. Biologi.Jakarta:Erlangga;2004.h31-2
3.Sherwood L.Fisiologi manusia. Ed ke-6.Jakarta:EGC;2012.h.641-9
4.Hamidah D.Fisiologi pencernaan.Jakarta:Buku kedokteran EGC;2007.h.224-29
5.Guyton,Arthur C,Hall,John E.Fisiologi kedokteran.Jakarta:Buku kedokteran EGC;2007
6. Anderson P. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran;
2005.230-5
7. Murray.Robert K,Granner,Darly K.Biokimia harper.Jakarta:Buku kedokteran EGC;2003
8.Bloom, Fawcett.Buku ajar histologi.Jakarta:Buku kedokteran EGC;2002.h.536-50
Top Related