Matek RDTR Seberang Ulu II

234
Kata Pengantar | i L L a a p p o o r r a a n n A A n n t t a a r r a a Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten dan kota merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan perkotaan maupun kawasan fungsional kabupaten dan kota. Dengan kata lain, RDTR kabupaten dan kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang di atasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kecamatan/ kawasan/ lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya. Salah satu fungsi RDTR adalah sebagai pedoman teknis yang merupakan arahan pembangunan daerah untuk perizinan pemanfaatan ruang, perizinan letak bangunan dan bukan bangunan, kapasitas dan intensitas bangunan dan bukan bangunan, penyusunan zonasi, serta pelaksanaan program pembangunan. Fungsi tersebut dalam realisasinya sulit dilaksanakan karena dalam RDTR biasanya dalam satu hamparan lahan dengan luasan tertentu dianggap memiliki karakteristik yang sama sehingga dalam pengendalian pemanfaatan ruangnya pun diperlakukan sama, padahal dalam satu area lahan dengan luasan tertentu dan peruntukan tertentu (zona peruntukan) memiliki karakteristik yang berbeda sehingga perlakuan pengendalian pemanfaatan ruangnya pun sebaiknya disesuaikan dengan karakteristiknya. Oleh sebab itu, pada tahapan selanjutnya agar RDTR dapat operasional di lapangan terutama sebagai perangkat pengendalian, maka untuk lebih menjabarkan RDTR diperlukan juga peraturan zonasinya Laporan Akhir merupakan tahap akhir dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang. Demikian laporan antara ini kami susun, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Palembang, November 2014 Tim Penyusun

description

Materi Teknis RDTR Seberang Ulu II

Transcript of Matek RDTR Seberang Ulu II

Page 1: Matek RDTR Seberang Ulu II

Kata Pengantar | i

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata

Ruang (RDTR) kabupaten dan kota merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan perkotaan maupun

kawasan fungsional kabupaten dan kota. Dengan kata lain, RDTR kabupaten dan kota

mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang di atasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman,

nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kecamatan/

kawasan/ lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya.

Salah satu fungsi RDTR adalah sebagai pedoman teknis yang merupakan arahan

pembangunan daerah untuk perizinan pemanfaatan ruang, perizinan letak bangunan dan

bukan bangunan, kapasitas dan intensitas bangunan dan bukan bangunan, penyusunan zonasi, serta pelaksanaan program pembangunan. Fungsi tersebut dalam realisasinya sulit

dilaksanakan karena dalam RDTR biasanya dalam satu hamparan lahan dengan luasan

tertentu dianggap memiliki karakteristik yang sama sehingga dalam pengendalian pemanfaatan ruangnya pun diperlakukan sama, padahal dalam satu area lahan dengan luasan

tertentu dan peruntukan tertentu (zona peruntukan) memiliki karakteristik yang berbeda

sehingga perlakuan pengendalian pemanfaatan ruangnya pun sebaiknya disesuaikan dengan karakteristiknya. Oleh sebab itu, pada tahapan selanjutnya agar RDTR dapat operasional di

lapangan terutama sebagai perangkat pengendalian, maka untuk lebih menjabarkan RDTR

diperlukan juga peraturan zonasinya

Laporan Akhir merupakan tahap akhir dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang. Demikian laporan antara ini kami susun, atas

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Palembang, November 2014

Tim Penyusun

Page 2: Matek RDTR Seberang Ulu II

Daftar Isi | ii

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. i

DAFTAR TABEL........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi

BAB - 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1-1

1.1 Dasar Hukum Penyusunan RDTR .......................................................... 1-1

1.2 Tinjauan Terhadap RTRW Kota Palembang ............................................. 1-5

1.2.1 Pusat Pelayanan Lingkungan ................................................. 1-12

1.2.2 Kawasan Perumahan ............................................................ 1-18

1.3 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kota Palembang ........................ 1-24

1.4 Tujuan RDTR .................................................................................... 1-37

BAB - 2 KETENTUAN UMUM ................................................................................... 2-1

2.1 Istilah dan Definisi .............................................................................. 2-1

2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi ................................................. 2-5

2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi ..................................... 2-7

2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi ..... 2-9

2.5 Masa Berlaku RDTR ........................................................................... 2-11

BAB - 3 TUJUAN PENATAAN BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN ......................................... 3-1

BAB - 4 RENCANA POLA RUANG ............................................................................. 4-1

4.1 Rencana Penentuan Bagian Wilayah Perkotaan ....................................... 4-3

4.2 Zona Lindung ..................................................................................... 4-8

4.2.1 Zona Sempadan Sungai........................................................ 4-13

4.2.2 Zona Sempadan Kolam Sungai .............................................. 4-20

Page 3: Matek RDTR Seberang Ulu II

Daftar Isi | iii

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4.2.3 Zona Ruang Terbuka Hijau ................................................... 4-20

4.2.4 Zona Rawan Bencana ........................................................... 4-41

4.3 Zona Budidaya ................................................................................. 4-41

4.3.1 Zona Perdagangan dan Jasa ................................................. 4-44

4.3.2 Zona Perkantoran ................................................................ 4-48

4.3.3 Zona Permukiman ............................................................... 4-48

4.3.4 Zona Sarana Pelayanan Umum ............................................. 4-52

4.3.5 Zona Peruntukan Lain .......................................................... 4-55

BAB - 5 RENCANA JARINGAN PRASARANA ................................................................ 5-1

5.1 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang .................................................................................. 5-2

5.1.1 Zona Penentuan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) .................... 5-4

5.1.2 Rencana Distribusi Penduduk .................................................. 5-8

5.1.3 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan Kegiatan ............................... 5-10

5.2 Rencana Jaringan Prasarana Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang ................................................................................ 5-14

5.2.1 Rencana Jaringan Jalan ........................................................ 5-16

5.2.2 Rencana Jaringan Air Bersih .................................................. 5-30

5.2.3 Rencana Jaringan Air Limbah ................................................ 5-33

5.2.4 Rencana Jaringan Drainase ................................................... 5-38

5.2.5 Rencana Jaringan Energi, Listrik dan Telekomunikasi ............... 5-41

5.2.6 Rencana Jaringan Persampahan ............................................ 5-48

BAB - 6 RENCANA SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA ........................ 6-1

BAB - 7 KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG ............................................................. 7-1

7.1 Pemanfaatan Ruang Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang ......... 7-1

7.2 Pembiayaan Pembangunan .................................................................. 7-3

7.3 Indikasi Program Kegiatan ................................................................. 7-11

BAB - 8 PERATURAN ZONASI ................................................................................. 8-1

8.1 Pengertian Umum ............................................................................... 8-1

8.2 Definisi dan Pengertian ........................................................................ 8-2

8.3 Kode Zonasi ....................................................................................... 8-5

8.4 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan ........................................... 8-7

8.5 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang ............................................ 8-10

8.6 Ketentuan Tata Bangunan .................................................................. 8-12

8.7 Ketentuan Insentif dan Disinsentif ...................................................... 8-16

Page 4: Matek RDTR Seberang Ulu II

Daftar Tabel | iv

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

TABEL 1-1 SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN KOTA ............................................ 1-12

TABEL 1-2 PEMBAGIAN SUB WILAYAH KOTA ........................................................ 1-12

TABEL 1-3 PEMBAGIAN SUB WILAYAH LAINNYA ................................................... 1-13

TABEL 1-4 PEMBAGIAN SUB WILAYAH LAINNYA ................................................... 1-14

TABEL 1-5 KLASIFIKASI KEGIATAN FUNGSIONAL KOTA ........................................ 1-15

TABEL 4-1 RENCANA PEMBAGIAN BWP DI KECAMATAN SEBERANG ULU II ................ 4-5

TABEL 4-2 RENCANA PERUNTUKAN ZONA BUDIDAYA DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ................................................. 4-7

TABEL 4-3 KRITERIA KAWASAN LINDUNG ............................................................. 4-9

TABEL 4-4 GARIS SEMPADAN SUNGAI ................................................................ 4-14

TABEL 4-5 KEPEMILIKAN RTH ............................................................................ 4-21

TABEL 4-6 RENCANA KEBURUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN

PROPORSI 30% DARI LUAS WILAYAH KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................................................ 4-22

TABEL 4-7 RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU ............................. 4-23

TABEL 4-8 RENCANA PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II ......................... 4-24

TABEL 4-9 ALTERNATIF JENIS TANAMAN UNTUK RTH PRIVAT ................................ 4-30

TABEL 4-10 JENIS TANAMAN UNTUK TAMAN KOTA................................................. 4-33

TABEL 4-11 JENIS TANAMAN UNTUK SABUK HIJAU ................................................ 4-35

TABEL 4-12 RENCANA PERUNTUKAN ZONA LINDUNG DI KECAMATAN SEBERANG

ULU II – KOTA PALEMBANG................................................................ 4-41

TABEL 4-13 KLASIFIKASI DAN KRITERIA KAWASAN BUDIDAYA ............................... 4-42

TABEL 4-14 KEBUTUHAN JUMLAH RUMAH DAN LUAS LAHAN DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................... 4-49

TABEL 4-15 RENCANA PERUNTUKAN ZONA BUDIDAYA DI KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG................................................................ 4-64

Page 5: Matek RDTR Seberang Ulu II

Daftar Tabel | v

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 5-1 RENCANA PEMBAGIAN BWP, SUB BWP DAN BLOK PERENCANAAN ............ 5-5

TABEL 5-2 PROYEKSI PENDUDUK KECAMATAN SEBERANG ULU II

TAHUN 2018 – 2033 (JIWA) ................................................................. 5-9

TABEL 5-3 KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2018 – 2033 (JIWA) ................................................................. 5-9

TABEL 5-4 STRUKTUR RUANG PUSAT PELAYANAN KEGIATAN KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG .......................................... 5-11

TABEL 5-5 KLASIFIKASI JALAN LINGKUNGAN ...................................................... 5-23

TABEL 5-6 ARAHAN RENCANA JARINGAN JALAN KECAMATAN SEBERANG ULU II ..... 5-24

TABEL 5-7 ARAHAN RENCANA PRASARANA PENUNJANG TRANSPORTASI ................ 5-28

TABEL 5-8 ARAHAN PRASARANA JALUR PEDESTRIAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU II ............................................................................. 5-29

TABEL 5-9 ARAHAN RENCANA PRASARANA PARKIR DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II ............................................................................. 5-29

TABEL 5-10 KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

TAHUN 2033..................................................................................... 5-31

TABEL 5-11 TIMBULAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2033..................................................................................... 5-34

TABEL 5-12 BAGIAN JARINGAN DRAINASE ............................................................ 5-39

TABEL 5-13 KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

TAHUN 2033..................................................................................... 5-44

TABEL 5-14 PROYEKSI TIMBULAN SAMPAH DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

TAHUN 2033..................................................................................... 5-50

TABEL 5-15 PROYEKSI KEBUTUHAN PENYEDIAAN SARANA PERSAMPAHAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2033 ................................... 5-51

TABEL 7-1 INDIKASI PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................... 7-12

TABEL 8-1 DESKRIPSI INDIKATOR PEMANFAATAN RUANG ...................................... 8-8

TABEL 8-2 KLASIFIKASI TERBATAS DAN BERSYARAT ........................................... 8-10

TABEL 8-3 DAFTAR KLASIFIKASI ZONA UNTUK PERATURAN ZONASI DI KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................ 8-19

TABEL 8-4 KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN ............................... 8-22

Page 6: Matek RDTR Seberang Ulu II

Daftar Gambar | vi

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1-1 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA PALEMBANG .......................... 1-21

GAMBAR 1-2 PETA RENCANA POLA RUANG KOTA PALEMBANG .................................. 1-22

GAMBAR 1-3 PETA RENCANA KAWASAN STRATEGIS KOTA PALEMBANG ..................... 1-23

GAMBAR 2-1 KEDUDUKAN RDTR KABUPATEN/KOTA DALAM SISTEM PENATAAN

RUANG DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL .............. 2-6

GAMBAR 2-2 HUBUNGAN ANTARA RTRW KOTA PALEMBANG, RDTR, RTBL,

SERTA WILAYAH PERENCANAAN ........................................................... 2-7

GAMBAR 2-3 PETA WILAYAH ADMINISTRASI KECAMATAN SEBERANG ULU II ............. 2-10

GAMBAR 4-1 PETA RENCANA PEMBAGIAN BWP, SUB BWP DAN BLOK PERENCANAAN

KECAMATAN SEBERANG ULU II ............................................................ 4-6

GAMBAR 4-2 RENCANA PENETAPAN SEMPADAN SUNGAI .......................................... 4-17

GAMBAR 4-3 ARAHAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................... 4-18

GAMBAR 4-4 CONTOH DESAIN TURAP PENAHAN TANAH .......................................... 4-19

GAMBAR 4-5 PEMANFAATAN RAK GANTUNG UNTUK TANAMAN POT ........................... 4-27

GAMBAR 4-6 SKETSA PENAMPANG LUBANG RESAPAN BIOPORI ................................ 4-27

GAMBAR 4-7 PETA RENCANA POLA RUANG KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG ..................................................................................... 4-65

GAMBAR 4-8 PETA RENCANA POLA RUANG BWP I KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG ............................................................................ 4-66

GAMBAR 4-9 PETA RENCANA POLA RUANG BWP II KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG ............................................................................ 4-67

GAMBAR 4-10 PETA RENCANA POLA RUANG BWP III KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................................................ 4-68

GAMBAR 4-11 PETA RENCANA POLA RUANG BWP IV KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG ............................................................................ 4-69

GAMBAR 5-1 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KECAMATAN SEBERANG ULU II .......... 5-3

Page 7: Matek RDTR Seberang Ulu II

Daftar Gambar | vii

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-2 PETA RENCANA PEMBAGIAN BWP, SUB BWP, DAN BLOK KECAMATAN SEBERANG ULU II ............................................................................... 5-7

GAMBAR 5-3 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG ............................................................................ 5-12

GAMBAR 5-4 PENAMPANG JALAN KOLEKTOR SEKUNDER .......................................... 5-25

GAMBAR 5-5 PENAMPANG JALAN LOKAL SEKUNDER ................................................ 5-26

GAMBAR 5-6 PENAMPANG JALAN KENDARAAN ........................................................ 5-26

GAMBAR 5-7 GEOMETRIK DAN KONSTRUKSI JALAN................................................. 5-26

GAMBAR 5-8 KONSTRUKSI DAN PERKERASAN JALAN ............................................... 5-27

GAMBAR 5-9 JALAN DENGAN KONSTRUKSI PAVING BLOCK ...................................... 5-27

GAMBAR 5-10 KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH ................... 5-31

GAMBAR 5-11 PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA AIR BERSIH DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................... 5-32

GAMBAR 5-12 SKEMA SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ......................................... 5-36

GAMBAR 5-13 PETA RENCANA JARINGAN ENERGI LISTRIK DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................... 5-46

GAMBAR 5-14 PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA GAS DI KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG ............................................... 5-47

GAMBAR 6-1 PETA RENCANA SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA ....... 6-4

GAMBAR 8-1 PEMBAGIAN BLOK PERUNTUKAN........................................................... 8-5

GAMBAR 8-2 JENIS-JENIS SEMPADAN SUNGAI........................................................ 8-16

Page 8: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 1 PENDAHULUAN

BAB - PENDAHULUAN

1.1 Dasar Hukum Penyusunan RDTR

Peraturan perundang-undangan yang cukup relevan untuk dapat dijadikan referensi didalam

melaksanakan kegiatan/ pekerjaan ini, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah dan Benda-

Benda yang Ada di atasnya;

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok

Pertambangan;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya;

6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;

9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

terkakhir kalinya dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004;

10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

12. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

11

Page 9: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

13. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

16. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

17. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

18. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

19. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

20. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

21. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

22. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;

23. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

24. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan;

25. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

26. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

27. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan;

28. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Sungai;

29. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan;

30. Peraturan Pemerintah Nomopr 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban

Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang;

31. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar;

Page 10: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

32. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk

Penataan Ruang Wilayah;

33. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;

34. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

35. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum;

36. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

37. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

38. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;

39. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota;

40. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional;

41. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

42. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;

43. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan

Perkotaan;

44. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi;

45. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api;

46. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang;

47. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan;

48. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran

Masyarakat dalam Penataan Ruang;

Page 11: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

49. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan;

50. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah terakhir kalinya

dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006;

51. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;

52. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pembinaan Kawasan

Kumuh yang berada di atas Tanah Negara;

53. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri

Komunikasi dan Informatika, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor :

18 Tahun 2009, Nomor : 07 / PRT / M / 2009, Nomor : 19 / PER / M.KOMINFO / 03 /

2009, Nomor : 3 / P / 2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama

Menara Telekomunikasi;

54. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan

Kawasan Perkotaan;

55. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi

Penataan Ruang Daerah;

57. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;

58. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kajian Lingkungan Strategis;

59. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat

Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;

60. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen

Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau kegiatanYang TelahMemiliki Izin Usaha

Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup;

Page 12: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-5

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

61. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 63 / PRT / 1993 tentang Garis Sempadan

Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai;

62. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 / PRT / M / 2007 tentang Pedoman

Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang;

63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22 / PRT / M / 2007 tentang Penataan

Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;

64. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 / PRT / M / 2007 tentang Pedoman

Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;

65. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05 / PRT / M / 2008 tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

66. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman

Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota

beserta Rencana Rincinya.

67. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17 / PRT / M / 2009 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;

68. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 01 / PER / M.KOMINFO / 01 /

2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;

69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 / PRT / M / 2011 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; dan

70. Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 15 Tahun 2012 tentang RTRW Kota

Palembang Tahun 2012 - 2032.

1.2 Tinjauan Terhadap RTRW Kota Palembang

Perkembangan kota tidak langsung menyatu dengan pusat kota, tetapi cenderung akan

membentuk pusat-pusat pertumbuhan di sekeliling kota dan dihubungkan dengan jaringan

jalan. Diharapkan lama-kelamaan pusat-pusat pertumbuhan yang terpisah-pisah berdasarkan

fungsinya akan dapat menyatu dan membentuk Kota yang lebih besar dan kompak.

Page 13: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-6

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Didalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, dinyatakan bahwa

hirarki sistem pusat-pusat pelayanan terdiri dari 1). Pusat Pelayanan Kota; 2).Sub Pusat

Pelayan Kota; dan 3). Pusat Pelayanan Lingkungan. Hirarki pusat-pusat pelayanan di Kota

Palembang adalah:

1. Pusat Pelayanan Kota

Menurut Peraturan Menteri PU No.17/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTRW

Kota, Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan atau

administrasi yang memberikan pelayanan skala kota dan atau regional. Sebagai Pusat

Pelayanan Kota di Kota Palembang adalah:

a. Sub Wilayah Kota (SWK) Pusat Kota sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK). Sub

wilayah kota Pusat Kota ini terdiri dari 44 Kelurahan dengan pusat SWK di sekitar

pasar 16 Ilir. SWK ini ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota karena hingga

saat ini masih terdapat fungsi-fungsi primer pelayanan kota, yang melayani tidak

saja dalam wilayah kota Palembang akan tetapi juga wilayah regional dan

nasional.

Karakteristik Utama:

Merupakan pusat kota sejak dahulu;

Memiliki sektor-sektor yang berperan sebagai pelayanan primer yang

melayani Kota Palembang dan provinsi Sumatera Selatan, antara lain Pusat

perdagangan 16 Ilir, Kanto Gubernur, Universitas Sriwijaya, Rumah Sakit

Muhammad Husein, Markas Kodam II Sriwijaya, Markas Polda Sumatera

Selatan, Pelabuhan Boom Baru, Kantor Walikota Palembang, Hotel-hotel

berbintang, Wisata Sungai Musi;

Land Mark Kota Palembang (Ampera, Benteng Kuto Besak).

Rencana Fungsi utama sebagai:

Kawasan Central Businsess District/CBD;

Kawasan pusat perkantoran;

Kawasan Pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Palembang skala

regional, Nasional dan Internasional;

Kawasan pusat kegiatan pariwisata;

Page 14: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-7

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Kawasan kegiatan pendidikan;

Kawasan perumahan dengan intensitas tinggi dan mengarah pada

bangunan vertical;

Pusat industri kecil/industri rumah tangga.

b. Sub Wilayah Kota (SWK) Jakabaring sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK). SWK ini

terdiri dari 17 Kelurahan dengan pusat SWK di sepanjang koridor Jl. Gubernur

Bastari. SWK ini ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota baru, karena kondisi

eksisting sudah mulai banyak terdapat pusat-pusat pelayanan yang mampu

melayani skala kota dan regional. Apalagi dengan adanya rencana kawasan ini

dijadikan pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan.

Karakteristik Utama:

Kawasan Jakabaring merupakan wilayah pengembangan baru, implikasi dari

perluasan dan pemilahan kegiatan perdagangan skala lokal dan regional,

sebagai bentuk antisipasi dari perkembangan di kawasan pusat kota;

SWK ini menjadi orientasi baru bagi penduduk dalam pemenuhan

kebutuhan dan memecah konsentrasi kegiatan di pusat kota “lama”;

Telah berkembang menjadi pusat pelayanan baru berskala kota dan

regional seperti Rumah Sakit, Convention Centre (Sriwijaya Promotion

Centre, Dekranasda), perumahan skala besar (OPI, TOP), sport centre

(Stadion Jakabaring), Pasar Induk, kantor pemeritah (DPRD, Poltabes, KPU,

Kejaksanaan Negeri, BKN, dll).

Rencana Fungsi Utama Sebagai:

Kawasan Pusat perdagangan dan jasa;

Kawasan perumahan;

Kawasan pusat kegiatan olah raga;

Kawasan perkantoran;

Kawasan pendidikan;

Pariwisata;

Industri kecil/industri rumah tangga.

Page 15: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-8

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Sub Pusat Pelayanan Kota.

Sub Pusat Pelayanan Kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan administrasi

yang melayani sub wilayah kota. Terdapat 7 sub wilayah kota yang berfungsi sebagai

sub pusat pelayanan kota, yaitu:

a. Sub Wilayah Kota (SWK) Alang-alang Lebar, sebagai Sub-PPK, terdiri dari 6

kelurahan.

Karakteristik Utama:

Telah berkembang menjadi kawasan permukiman terutama permukiman

skala besar dengan adanya perumnas Talang Kelapa dan pengembang

skala besar lainnya;

Terdapat terminal tipe A Alang-Alang Lebar dan pasar yang cukup besar

yang malayani tidak saja lingkungan sekitarnya tetapi juga di wilayah Kab.

Banyuasin;

Lahan belum terbangun masih cukup luas terutama di Kel. Siring Agung

dan Kel. Bukit Baru yang layak untuk pengembangan perumahan dan

permukiman.

Rencana Fungsi Utama, sebagai:

Kawasan perumahan;

Kawasan perdagangan dan jasa.

b. Sub Wilayah Kota (SWK) Sukarami sebagai Sub-PPK, terdiri dari 7 kelurahan

dengan pusat SWK di sekitar Kebun Bunga dan sepanjang koridor jalan

Kol.Burlian.

Karakteristik Utama:

Perkembangan pada bagian kawasan ini cukup pesat, diindikasikan dengan

berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa yang membentuk pola

linier (ribon development) skala kota dan nasional, mulai Jl. Kol. H. Burlian

hingga arah Talang Betutu;

Pergerakan yang intensif pada ruas jalan di kawasan ini erat kaitannya

dengan keberadaan Bandara SMB II. Hal ini akan bertambah pesat sejalan

rencana pengembangan Bandara;

Page 16: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-9

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Kawasan ini diarahkan untuk mengantisipasi pergerakan dengan tujuan

belanja yang berasal dari wilayah utara menuju pusat kota, sehingga akan

mengurangi beban yang harus ditanggung oleh pusat kota;

Adanya terminal tipe A Alang-Alang Lebar yang berdekatan, merupakan

gerbang utama pergerakan dari arah Sekayu/Jambi;

Adanya rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-Api akan

mendorong perkembangan kawasan ini terutama di sepanjang jalan kearah

Tanjug Api-Api.

Rencana Fungsi Utama, sebagai:

Kawasan perdagangandan jasa;

Kawasan perumahan;

Kawasan khusus bandara;

Kawasan khusus militer (TNI - AU);

Kawasan industri ringan.

c. Sub Wilayah Kota (SWK) Kertapati, sebagai Sub-PPK, terdiri dari 6 kelurahan

dengan pusat SWK di sekitar stasiun Kertapati.

Karakteristik utama:

Fungsi utama WP Kertapati adalah sebagai pintu gerbang utama yang

menghubungkan wilayah Kota Palembang dengan wilayah di sebelah

selatan, mengingat keberadaan Terminal tipe A Karya Jaya dan Stasiun

Kereta Api Kertapati;

Pusat koleksi dan distribusi karena didukung oleh akses yang baik terutama

ke arah wilayah selatan Kota Palembang dalam konteks regional maupun

pusat kota.

Rencana Fungsi Utama, sebagai:

Kawasan industri ringan;

Kawasan perumahan;

Kawasan perdagangan dan jasa.

Page 17: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-10

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

d. Sub Wilayah Kota (SWK) Gandus, sebagai Sub-PPK, terdiri dari 2 kelurahan

dengan pusat SWK di sekitar kantor kecamatan Gandus.

Karakteristik Utama:

Terdapat pusat-pusat pengembangan pertanian, terutama perikanan;

Sebagian penduduk masih bekerja di sektor perikanan;

Lahan belum terbangun masih cukup luas.

Rencana Fungsi Utama, sebagai:

Kawasan pertanian dan pariwisata (Agropolitan dan Agrowisata);

Kawasan perumahan;

Kawasan Militer;

Kawasan perdagangan dan jasa.

e. Sub Wilayah Kota (SWK) Plaju sebagai Sub-PPK, terdiri dari 7 kelurahan, dengan

pusat SWK di sekitar Pasar dan Terminal Plaju.

Karakteristik Utama:

Kegiatan utama berupa industri skala besar (industri polutif) berupa industri

migas;

Berkembang pula kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal dan regional

dengan adanya Pasar Plaju yang melayani sekitar kawasan dan Kab.

Banyuasin;

Terdapat Terminal Tipe B Plaju;

Terdapat pusat-pusat permukiman dan masih bisa dikembangkan;

Terdapat beberapa obyek wisata yaitu Bagus Kuning dan Pertamina.

Rencana Fungsi utama, sebagai:

Kawasan peruntukan industri;

Kawasan perdagangan dan jasa;

Kawasan perumahan;

Kawasan pariwisata.

Page 18: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-11

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

f. Sub Wilayah Kota (SWK) Lemabang, sebagai Sub-PPK, meliputi 9 kelurahan

dengan pusat SWK di sekitar Pasar Lemabang.

Karakteristik Utama:

Telah berkembang sebagai pusat industri dan pergudangan;

Terdapat pelabuhan Boom Baru, pelabuhan tradisional Sungai Lais,

dermaga Pol Airud;

Terdapat beberapa kawasan wisata.

Rencana Fungsi Utama, sebagai:

Kawasan peruntukan industri;

Kawasan perdagangan dan jasa;

Kawasan perumahan;

Kawasan pariwisata.

g. Sub Wilayah Kota (SWK) Sako, sebagai Sub-PPK, meliputi 9 kelurahan dengan

pusat pelayanan di sekitar Pasar Sako.

Karakteristik Utama;

Kegiatan perdagangan skala lokal dan pusat koleksi dan distribusi hasil

pertanian;

Terdapat Permukiman skala besar (Perumnas Sako, Multi Wahana, dll);

Masih terdapat beberapa wilayah yang berfungsi sebagai lahan pertanian,

sehingga bisa dikembangkan sebagai kawasan pertanian, pusat koleksi dan

distribusi hasil pertanian.

Rencana fungsi utama, sebagai:

Kawasan perumahan;

Kawasan perdagangan dan jasa.

Page 19: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-12

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1.2.1 Pusat Pelayanan Lingkungan

Pusat pelayanan lingkungan adalah kawasan yang mempunyai fungsi melayani pelayanan di

skala lingkungan. Pusat lingkungan ini tersebar di seluruh Wilayah Kota Palembang, terutama

di kawasan-kawasan permukiman atau pusat pemerintahan kelurahan.

TABEL 1-1 SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN KOTA

PUSAT PELAYANAN KOTA

(PPK)

SUB PUSAT PELAYANAN KOTA

(SUB - PPK)

PUSAT PELAYANAN LINGKUNGAN

(PPL)

SWK-Pusat Kota

Tersebar di seluruh Wilayah Kota

Palembang terutama di pusat

pusat permukiman dan pusat pemerintahan kelurahan

SWK-Jakabaring

1. SWK-Sukarami 2. SWK-Alang-Alang Lebar

3. SWK-Gandus

4. SWK-Lemabang 5. SWK-Sako

6. SWK-Plaju

7. SWK-Kertapati

Sumber: RTRW Kota Palembang

TABEL 1-2 PEMBAGIAN SUB WILAYAH KOTA

NO SWK KELURAHAN

KECAMATAN LUAS (Ha) Pusat SWK PERUNTUKAN NO NAMA KELURAHAN

1 Pusat Kota 1 Karang Jaya Gandus 208.280 Sekitar 16 Ilir CBD 2 Karang Anyar Gandus 257.308 Pariwisata

3 36 Ilir Gandus 61.628 Perumahan.

4 27 Ilir Ilir Barat II 9.784 Perdagangan/Jasa

5 28 Ilir Ilir Barat II 17.484 Pendidikan 6 29 Ilir Ilir Barat II 29.780 Perkantoran

7 30 Ilir Ilir Barat II 133.166 Industri kecil/RT

8 32 Ilir Ilir Barat II 76.418 9 35 Ilir Ilir Barat II 94.370

10 Kemang Manis Ilir Barat II 50.709

11 Bukit Lama Ilir Barat I 490.449 12 Lorok Pakjo Ilir Barat I 307.107

13 26 Ilir D1 Ilir Barat I 57.165

14 Sei Pangeran Ilir Timur I 82.599 15 Kepandean Baru Ilir Timur I 37.946

16 16 Ilir Ilir Timur I 24.301

17 13 Ilir Ilir Timur I 15.185

18 14 Ilir Ilir Timur I 9.839 19 15 Ilir Ilir Timur I 28.800

20 17 Ilir Ilir Timur I 48.074

21 18 Ilir Ilir Timur I 13.474

Page 20: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-13

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO SWK KELURAHAN

KECAMATAN LUAS (Ha) Pusat SWK PERUNTUKAN NO NAMA KELURAHAN

22 20 Ilir D. I Ilir Timur I 102.887 23 20 Ilir D.III Ilir Timur I 66.775

24 20 Ilir D.IV Ilir Timur I 75.139

25 Lawang Kidul Ilir Timur II 117.203 26 Kuto Batu Ilir Timur II 45.215

27 11 Ilir Ilir Timur II 18.104

28 10 Ilir Ilir Timur II 12.121 29 9 Ilir Ilir Timur II 98.441

30 8 Ilir Ilir Timur II 332.763

31 Duku Ilir Timur II 186.091

32 Talang Semut Bukit Kecil 46.992 33 19 Ilir Bukit Kecil 35.668

34 22 Ilir Bukit Kecil 8.967

35 23 Ilir Bukit Kecil 11.476 36 24 Ilir Bukit Kecil 86.541

37 26 Ilir Bukit Kecil 31.805

38 20 Ilir D. II Kemuning 102.474 39 Pipareja Kemuning 174.995

40 Ario Kemuning Kemuning 93.291

41 Sekip Jaya Kemuning 122.641 42 Talang Aman Kemuning 106.730

43 Pahlawan Kemuning 90.785

44 Demang Lebar Daun Ilir Barat I 297.328

LUAS Pusat Kota 4,318.298

Sumber: RTRW Kota Palembang

TABEL 1-3 PEMBAGIAN SUB WILAYAH LAINNYA

NO WP KELURAHAN

KECAMATAN LUAS (HA) PUSAT SWK PERUNTUKAN NO NAMA KELURAHAN

2 Alang-Alang 1 Srijaya Alang-alang Lebar 222.714 Sekitar Pasar Permukiman

Lebar 2 Karya Baru Alang-alang Lebar 702.966 Alang-Alang Lebar Perdagangan/Jasa

3 Talang Kelapa Alang-alang Lebar 944.928 4 Alang-Alang Lebar Alang-alang Lebar 686.216

5 Bukit Baru Ilir Barat I 2,703.739

6 Siring Agung Ilir Barat I 1,731.365

6,991.928

3 Sukarami 1 Kebon Bunga Sukarami 592.911 Kebun Bunga Permukiman

2 Talang Betutu Sukarami 967.265 Jl. Kol. Burlian Perdagangan/Jasa 3 Sukadadi Sukarami 502.500 Industri

4 Talang Jambe Sukarami 505.900 Bandara

5 Suka Bangun Sukarami 216.147 Militer

6 Sukarami Sukarami 499.443 7 Suka Jaya Sukarami 861.119

4,145.285

3 Jakabaring 1 Tuang Kentang SU I 34.114 Jl. Poros Jaka Permukiman 2 8 Ulu SU I 170.965 Baring Perdagangan/Jasa

3 15 Ulu SU I 617.442 Sport centre

4 Silaberanti SU I 410.477 Pendidikan 5 16 Ulu SU II 375.706 Perkantoran

Page 21: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-14

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO WP KELURAHAN

KECAMATAN LUAS (HA) PUSAT SWK PERUNTUKAN NO NAMA KELURAHAN

6 1 Ulu SU I 81.682 Pariwisata. 7 2 Ulu SU I 32.047 Industri kecil/RT

8 3/4 Ulu SU I 93.851

9 5 Ulu SU I 130.420 10 7 Ulu SU I 64.162

11 9/10 Ulu SU I 48.773

12 11 Ulu SU II 38.671 13 12 Ulu SU II 31.842

14 13 Ulu SU II 37.935

15 14 Ulu SU II 120.812

16 Tangga Takat SU II 165.947 17 Sentosa SU II 188.963

2,643.809

4 Kertapati 1 Karya Jaya Kertapati 1,904.227 Kertapati Permukiman 2 Keramasan Kertapati 1,546.003 Perdagangan/Jasa

3 Kemang Agung Kertapati 324.183 Industri

4 Kemas Rindo Kertapati 209.739 5 Ogan Baru Kertapati 236.802

6 Kertapati Kertapati 84.851

4,305.805

Sumber: RTRW Kota Palembang

TABEL 1-4 PEMBAGIAN SUB WILAYAH LAINNYA

NO WP KELURAHAN

KECAMATAN LUAS (HA) PUSAT SWK PERUNTUKAN NO NAMA KELURAHAN

5 Gandus 1 Pulo Kerto Gandus 1,784.346 Sekitar Jembatan Permukiman

2 Gandus Gandus 2,496.252 Musi II Perdagangan/Jasa

Pertanian/Agropolitan

Pariwisata

4,280.598

6 Plaju 1 Talang Putri Plaju 136.853 Sekitar Pasar Permukiman

2 Komperta Plaju 505.543 Plaju Perdagangan/Jasa 3 Plaju Ilir Plaju 53.645 Industri

4 Talang Bubuk Plaju 123.277 Pariwisata

5 Plaju Ulu Plaju 51.592 6 Plaju Darat Plaju 343.735

7 Bagus Kuning Plaju 178.046

1,392.691

7 Lemabang 1 2 Ilir IT II 235.137 Pasar Lemabang Permukiman

2 3 Ilir IT II 118.035 Perdagangan/Jasa

3 5 Ilir IT II 72.441 Industri

4 1 Ilir IT II 495.420 Pariwisata 5 Sungai Buah IT II 110.011

6 Kalidoni Kalidoni 401.350

7 Sei Lais Kalidoni 706.576 8 Sei Selincah Kalidoni 1,206.164

9 Sei Selayur Kalidoni 313.105

3,658.239

Page 22: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-15

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Fungsi

Primer Sekunder

Pertama (I)

•Pelabuhan Utama Primer•Bandara primer•Terminal tipe A• Industri nasional

•Kegiatan Skala Kota (pusat perdagangan, pemerintahan, dll)•Terminal tipe C

Kedua (II)

•Pelabuhan Utama Sekunder•Bandar Sekunder•Terminal tipe B• Industri wilayah•Perdagangan grosir/Ps. Induk

•Kegiatan Skala BWK (perdagangan padasubpusat kota, dll)

Ketiga (III)

•Pelabuhan Utama Tersier, pengumpan regional & lokal•Bandara tersier, bandarabukan pusat penyebaran•Terminal tipe C• Industri lokal

•Kegiatan < skalaBWK (skalakecamatan, kelurahan,dll)

Fungsi

Primer Sekunder

Pertama (I)

•Pelabuhan Utama Primer•Bandara primer•Terminal tipe A• Industri nasional

•Kegiatan Skala Kota (pusat perdagangan, pemerintahan, dll)•Terminal tipe C

Kedua (II)

•Pelabuhan Utama Sekunder•Bandar Sekunder•Terminal tipe B• Industri wilayah•Perdagangan grosir/Ps. Induk

•Kegiatan Skala BWK (perdagangan padasubpusat kota, dll)

Ketiga (III)

•Pelabuhan Utama Tersier, pengumpan regional & lokal•Bandara tersier, bandarabukan pusat penyebaran•Terminal tipe C• Industri lokal

•Kegiatan < skalaBWK (skalakecamatan, kelurahan,dll)

NO WP KELURAHAN

KECAMATAN LUAS (HA) PUSAT SWK PERUNTUKAN NO NAMA KELURAHAN

8 Sako 1 Sukamaju Sako 501.885 Pasar Sako Permukiman 2 Sialang Sako 133.871 Perdagangan/Jasa

3 Sako Sako 607.465

4 Sako Baru Sako 501.300 5 Bukit Sangkal Kalidoni 449.761

6 Lebonggajah Sematang 179.352

Borang 7 Sukamulya Sematang 1,245.133

Borang

8 Karya Mulya Sematang 663.000

Borang 9 Srimulya Sematang 500.042

Borang

4,781.809

Total Luas Wilayah 36,518.462

Sumber: RTRW Kota Palembang

Adapun klasifikasi kegiatan fungsional adalah sebagaimana tercantum pada tabel dibawah:

TABEL 1-5 KLASIFIKASI KEGIATAN FUNGSIONAL KOTA

Kawasan Primer adalah kawasan kota yang mempunyai fungsi primer. Fungsi primer adalah

fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pusat pelayanan jasa bagi

kebutuhan pelayanan kota dan wilayah pengembangannya, sedangkan kawasan Sekunder

adalah kawasan kota yang mempunyai fungsi sekunder. Fungsi sekunder sebuah kota

Page 23: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-16

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

dihubungkan dengan pelayanan terhadap warga kota itu sendiri yang lebih berorientasi ke

dalam dan jangkauan lokal. Fungsi ini dapat mengandung fungsi yang terkait pada pelayanan

jasa yang bersifat pertahanan keamanan yang selanjutnya disebut fungsi sekunder yang

bersifat khusus.

1. Jalan Arteri Primer di Kota Palembang, meliputi:

Jalan yang menghubungkan PKN dengan PKW (Kayuagung, Muara Enim, Baturaja,

Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat) antara lain adalah Jl. Yusuf

Singedikane, Jl. Sriwijaya Raya, Jl. Alamsyah RP, Jl. Mahmud Badarudin, Jl.

Gubernur Bastari, Jl. Lingkar Selatan, Jl. Sukarno-Hatta, Jl. Raya Perumnas-

Terminal Alang-Alang Lebar;

Jalan menuju Bandara dan Pelabuhan primer (Tanjung Api-Api) adalah Jl. Harun

Sohar, Jl. Akses Bandara, , Jl. Tanjung Api-Api.

2. Jalan Kolektor Primer di Kota Palembang, yaitu jalan yang terhubung dengan kawasan

fungsi primer II (Boom Baru, PUSRI, Pertamina, Terminal Plaju, Terminal Jakabaring,

Pasar Induk, CBD, pelabuhan 35 Ilir), antara lain, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. Yos

Sudarso, Jl. Residen A. Rozak (Patal Pusri), Jl. RE Martadinata, Jl. Yos Sudarso, Jl.

Ryacudu, Jl. Pangeran Ratu, Jl. Ahmad Yani, Jl. DI. Panjaitan, Jl. Mayor Zen, Jl. AKBP

Cek Agus, Jl. Dr. M. Isa, Jl. Slamet Riyadi, Jl. Kapten Abdullah, Jl. Pangeran Sido Ing

Lautan, Jl. Ki Gede Ing Suro Jl. Merdeka.

Dilihat dari kriteria tersebut, maka jalan di Kota Palembang yang termasuk didalam sistem

jaringan jalan sekunder adalah:

1. Jalan Arteri Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pusat kota dengan sub wilayah

kota lainnya atau jalan yang berada di kawasan kegiatan skala kota, meliputi, Jl.

Angkatan 45, Jl. Demang Lebar Daun, Jl. Parameswara, Jl. Wahid Hasyim, Jl. MP Prabu

Negara, Jl. Sudirman, Jl. Kol. H. Burlian, Jl. Ki Merogan. Jl. Basuki Rahmad, Jl. R.

Sukamto , Jl. Veteran, Jl. Kapten A.Rivai;

2. Jalan Kolektor sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan fungsi sekunder II

atau kegiatan skala sub wilayah kota (SWK), antara lain, Jl. Radial, Jl. POM IX, Jl. KH

Azhari, Jl. Panca Usaha, Jl.Dempo, Jl. Rasyad Nawawi, Jl. Sosial, Jl. Sukabangun, Jl.

Bambang Utoyo, Jl. Musi Raya Sako, Jl. Sudarman Ganda Subrata, Jl. Jaksa Agung

R.Suprapto, Jl. Letkol Iskandar, Jl. Kol. Atmo, Jl. Hisbullah, Jl. Tengkuruk Permai, Jl.

Page 24: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-17

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Srijaya Negara, Jl. Bangau, Jl. Rajawali, Jl. Lingkaran, Jl. Srijaya Negara, Jl. Mayor

Ruslan, Jl. Gajah Mada, Jl. Ahmad Dahlan, Jl. Diponegoro, Jl.Syahyakirti, Jl.TKR Kadir,

Rustam Effendi;

3. Jalan Lokal Sekunder yaitu jalan yang terhubung dengan kawasan fungsi sekunder III

atau kegiatan skala lingkungan (kecamatan), antara lain Jl. Inspektur Marzuki, Jl.

Sosial, Jl. Perindustrian, Jl. Muhamad Mansyur, Jl. Letnan Murod, Jl. Makrayu Jl. Ahmad

Dahlan, Jl. Ratu Sianum, Jl. Sultan Agung, Jl. Mangku Bumi, Jl. Kartika, Jl. Talang

Buruk, Jl. Tanjung Barangan, Jl. Sofyan Kenawas, Jl Siarang, dan jalan lokal lainnya.

Rencana pembangunan dan pengembangan jalan di Kota Palembang antara lain:

1. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Primer.

Pembangunan Jalan Lingkar Luar Timur, yang menghubungkan Jl. Tanjung Api-

Api sampai ke Plaju-Sungai Gerong dan melewati wilayah Kota Palembang sebelah

timur dan sebagian besar masuk ke wilayah Kab, Banyuasin;

Pembangunan Jalan Lingkar Timur Dalam (Inner Ring Road) yang

menghubungkan kawasan Plaju melewati Pulau Kemarau dan dihubungkan

dengan Jembatan Musi IV kemudian ke arah Sungai Lais, Sako, Sukarami dan

tembus ke Jl. Tanjung Api-Api;

Pembangunan Jalan Lingkar luar Barat, yang menghubungkan Jl. Indralaya-

Palembang ke Jl. Palembang-Jambi melewati wilayah Kel. Karyajaya, Keramasan,

Pilokerto, Gandus, Bukit Baru dan Siring Agung.

2. Rencana Pembangunan Jalan Tol yaitu Tol Palembang Betung dan Palembang-Indralaya;

3. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Sekunder, antara lain Jl. Burlian, Jl.

M.Prabu Mangkunegara, Jl. M. Isa, dll;

4. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Kolektor;

5. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Lokal.

Page 25: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-18

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Rencana pembangunan jaringan jalan lingkar dikembangkan dengan tujuan:

1. Mendistribusikan pergerakan ekternal dan melintas ke jaringan jalan lingkar;

2. Membuka kawasan-kawasan yang relatif terisolir terutama kawasan yang berbatasan

langsung dengan wilayah kabupaten lain sehingga memiliki aksesibilitas yang lebih

besar bagi kegiatan kawasan;

3. Meningkatkan aksesibilitas kawasan Ilir dengan Ulu dengan pembangunan jembatan

Musi sebagai akses penghubung jalan lingkar.

Pengembangan jalan lingkar dimaksud, baik yang sudah diimplementasikan maupun yang

masih dalam tahap perencanaan terdiri dari pembangunan 6 buah jembatan musi. Prioritas

pembangunan jembatan musi tersebut meliputi:

1. Rencana pembangunan jalan lingkar Simpang Jl. A. Yani (Kelurahan 13 Ulu) – Jembatan

Musi III – Kelurahan 8 Ilir – Jl. M. Isa;

2. Rencana pembangunan jalan lingkar Arah Tj. Api-api – Kelurahan Sukarami – Kelurahan

Sukamulya – Kelurahan Sukamaju (Sako) – Kelurahan Sukamulya (Sako) – Kelurahan

Sei Selincah (Kalidoni) – Jembatan Musi IV – Pulau Kemarau;

3. Rencana pembangunan jalan lingkar Simpang Jl. Wahid Hasyim (Kelurahan 2 Ulu) –

Jembatan Musi V – Kelurahan 29 Ilir – Jl. Kapt. A. Riva’i;

4. Rencana pembangunan jalan lingkar Kelurahan Karyajaya – Jembatan Musi VI –

Kelurahan Pulo Kerto – Bukit Baru – Siring Agung – Arah Sekayu (Jambi);

1.2.2 Kawasan Perumahan

Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,

permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa

kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan,

sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk perumahan dan permukiman harus memenuhi

syarat antara lain:

Page 26: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-19

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0-25%);

Tersedia sumber air yang cukup;

Tidak berada pada kawasan lindung dan kawasan rawan bencana;

Tidak berada di kawasan pertanian dengan irigasi teknis.

Pada umumnya kawasan perumahan dan permukiman di Kota Palembang teralokasi di seluruh

wilayah kota. Didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan RTRW Kota, dijelaskan bahwa kawasan perumahan dibagi menjadi

kawasan perumahan berkepadatan tinggi, rendah dan sedang.

1. Perumahan Berkepadatan Tinggi.

Kawasan perumahan berkepadatan tinggi direncanakan untuk menampung penduduk

dengan tingkat kepadatan tinggi, yaitu lebih dari 200 jiwa/Ha (SNI 03-1733-2004).

Kawasan perumahan berkepadatan tinggi ini diarahkan di beberapa SWK antara lain:

Kec. Ilir Barat II, yaitu Kel. 27 Ilir, 28 Ilir, 29 Ilir, 30 Ilir, 32 Ilir;

Kec. Gandus di Kel. 36 Ilir;

Kec. Ilir Timur I di Kel Sei Pangeran, 13 Ilir, 14 Ilir, 15 Ilir, 18 Ilir, 20 Ilir D1, 20

Ilir DIII, 20 Ilir DIV;

Kec. Ilir Timur II di Kel. 5 Ilir, 9 Ilir, 10 Ilir, 11 Ilir, Kuto Batu;

Kec. Bukit Kecil di Kel. Talang Semut, 22 Ilir, 23 Ilir, 24 Ilir, 26 Ilir;

Kec. Kemuning di Kel. 20 Ilir DII, Sekip Jaya dan Pahlawan;

Kec. Seberang Ulu I, yaitu Kel. Tuan Kentang, 1 Ulu, 2 Ulu, 3-4 Ulu, 5 Ulu, 7 Ulu,

9-10 Ulu;

Kec. Seberang Ulu II di Kel. 11 Ulu, 12 Ulu, dan 13 Ulu;

Kec. Kertapati, yaitu di Kel. Kertapati;

Kec. Plaju, yaitu di Kel. Plaju Ilir dan Plaju Ulu;

Kec. Sako, yaitu di Kel. Sialang.

Page 27: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-20

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Perumahan Berkepadatan Sedang.

Kawasan perumahan berkepadatan sedang direncanakan untuk menampung penduduk

dengan tingkat kepadatan sedang (antara 150 s/d 200 jiwa/Ha). Kawasan perumahan

berkepadatan sedang ini diarahkan di beberapa SWK antara lain:

Kec. Ilir Barat II, yaitu Kel. 35 Ilir dan Kemang Manis;

Kec. Kemuning di Kel. Ario Kemuning dan Talang Aman;

Kec. Seberang Ulu II, yaitu Kel. 14 Ulu;

Kec. Plaju, yaitu di Kel. Talang Puteri;

Kec. Ilir Timur II, yaitu di Kel. 3 Ilir dan Sungai Buah.

3. Perumahan Berkepadatan Rendah.

Kawasan perumahan berkepadatan sedang direncanakan untuk menampung penduduk

dengan tingkat kepadatan rendah (dibawah 150 jiwa/Ha). Kawasan perumahan

berkepadatan sedang ini diarahkan di beberapa SWK antara lain:

Kec. Gandus, yaitu Kel. Karang Anyar, Karang Jaya, Gandus dan Pulokerto;

Kec. Ilir Barat I yaitu Kel. Bukit Lama, Lorok Pakjo, 26 Ilir D1, Demang Lebar

Daun;

Kec. Ilir Timur II yaitu Kel, Kepandean Baru, 16 Ilir, 17 Ilir, 8 Ilir, Duku, 19 Ilir;

Kec. Kemuning yaitu Kel. Pipa Reja;

Kec. Alang-Alang Lebar, meliputi Kel. Karya Baru, Talang Kelapa, Alang-Alang

Lebar, Bukit Baru, Siring Agung dan Srijaya;

Kec. Sukarami, meliputi Kel. Talang Betutu, Talang Jambe, Sukadadi, Sukajaya ,

Sukabangun, Sukarami dan Kebun Bunga;

Kec. Seberang Ulu I, meliputi Kel. 8 Ulu, 15 Ulu, Silaberanti;

Kec. Seberang Ulu II, yaitu Kel. 16 Ulu, Tangga Takat, Sentosa;

Kec. Kertapati, meliputi Kel. Karyajaya, Kemang Agung, Kemas Rindo, Ogan Baru

dan Keramasan;

Kec Plaju, meliputi Kel. Komperta, Talang Bubuk, dan Bagus Kuning, Plaju Darat;

Kec. Ilir Timur II, yaitu di Kel. 1 Ilir, 2 Ilir;

Page 28: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-21

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 1-1 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA PALEMBANG

Page 29: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-22

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 1-2 PETA RENCANA POLA RUANG KOTA PALEMBANG

Page 30: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-23

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 1-3 PETA RENCANA KAWASAN STRATEGIS KOTA PALEMBANG

Page 31: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-24

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Kec. Kalidoni, yaitu di Kel. Kalidoni, Sungai Lais, Sungai Selayur, Bukit Sangkal

dan Sei Selincah;

Kec. Sako, meliputi Kel. Sukamaju, Sako, Sako Baru;

Kec. Sematang Borang yaitu di Kel. Suka Mulya, Lebong Gajah Srimulya, Karya

Mulya.

1.3 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kota

Palembang

Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan

untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota, sedangka fungsi dari kebijakan tersebut

antara lain sebagi dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kota,

sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kota,

memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama, dan sebagai dasar dalam

penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang

wilayah kota kedalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Fungsi dari strategi penataan ruang wilayah kota antara lain sebagai dasar untuk

menyusun rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kota serta penetapan kawasan

strategis kota, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama RTRW Kota dan

sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota.

Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang kota terdiri dari kebijakan

pengembangan pusat-pusat pelayanan kegiatan dalam kota serta kebijakan dan strategi

pengembangan prasarana dan sarana kota.

a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan

Kebijakan pengembangan sistim pusat-pusat pelayanan, adalah:

Pengembangan Pusat Pelayanan Kota yang seimbang dan efisien dalam

menunjang perkembangan fungsi dan peran kota serta memberikan

Page 32: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-25

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

pelayanan kepada masyarakat dalam wilayah kota, provinsi maupun

nasional;

Pengembangan sub pusat pelayanan kota dan pusat-pusat pelayanan

lingkungan secara merata, seimbang dan efisien yang saling terkait satu

sama lain.

Strategi pengembangan pusat pelayan kota yang seimbang dan efisien dalam

menunjang perkembangan fungsi dan peran kota serta memberikan pelayanan

kepada masyarakat dalam wilayah kota, provinsi maupun nasional, adalah:

Membagi, menetapkan dan mengembangkan 2 Pusat Pelayanan Kota (PPK),

yaitu PPK Pusat Kota dan PPK Jakabaring. Strategi ini dilaksanakan dalam

rangka pencapaian pengembangan wilayah yang seimbang antara wilayah

Seberang Ilir dengan Seberang Ulu. Strategi akan dilaksanakan melalui

pelaksanaan program-program yang memacu pengembangan wilayah di

Jakabaring dan pengendalian perkembangan di Pusat Kota Palembang;

Mengembangkan kegiatan yang berfungsi sebagai fungsi primer. Strategi ini

ditujukan untuk mengembangkan kegiatan yang berfungsi primer di lokasi

Pusat Pelayanan Kota sehingga kegiatan tersebut akan mampu

meningkatkan pelayanan dalam skala kota, regional, nasional dan

internasional, sesuai dengan fungsi Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan

Nasional.

Strategi Pengembangan sub pusat pelayanan kota dan pusat-pusat pelayanan

lingkungan secara merata, seimbang dan efisien yang saling terkait satu sama

lain adalah:

Membagi, menetapkan dan mengembangkan kota Palembang menjadi 9

SWK (Sub Wilayah Kota). Strategi ini ditujukan agar pengembangan

wilayah dapat dilaksanakan secara seimbang dan merata, mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kegiatan yang berfungsi

sekunder;

Mengembangkan kegiatan ekonomi pada masing-masing SWK yang mampu

mendorong perkembangan wilayah dan menyerap tenaga kerja pada SWK

tersebut. Strategi ini ditujukan agar terjadi pergeseran kegiatan ekonomi

yang selama ini terpusat di pusat kota menjadi menyebar ke seluruh sub

wilayah kota;

Page 33: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-26

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Meningkatkan ketersediaan fasilitas pada masing-masing sub wilayah kota

sesuai dengan skala pelayanan dan daya dukung kawasan. Strategi ini

diharapkan bisa mendorong perkembangan sub wilayah kota agar lebih

mandiri dalam menyediakan ruang untuk kegiatan ekonomi;

Mendorong pembangunan di Sub Wilayah Kota yang letaknya di pinggiran

dan mengendalikan pembangunan fisik di SWK Pusat Kota. Strategi ini

dilaksanakan agar beban pusat kota semakin berkurang dan disisi lain

perkembangan wilayah pinggiran kota menjadi lebih cepat.

b. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Kota.

Kebijakan Pengembangan Prasarana dan Sarana Kota. Kebijakan pengembangan

sistem prasarana dan sarana kota adalah Peningkatan ketersediaan jaringan

prasarana dan sarana kota yang berkualitas, merata, sesuai prioritas dan daya

dukung, meliputi:

Peningkatan kelancaran mobilitas antar wilayah dalam rangka mendorong

kegiatan penduduk melalui peningkatan prasarana dan sarana transportasi

dan keterpaduan antar moda;

Pengembangan angkutan umum yang bersifat masal yang aman, nyaman

dan murah;

Peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai sarana pengendalian banjir

dengan sistem jaringan drainase yang terpadu, berhirarki dan efisien;

Peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan

berkelanjutan;

Pengelolaan sampah dengan baik dan meningkatkan nilai tambah sampah

menjadi barang yang berguna, serta mengurangi dampak negatif akibat

sampah;

Peningkatan layanan telekomunikasi ke seluruh penjuru kota sesuai

kebutuhan dengan seminimal mungkin mengurangi ketersediaan ruang

terbuka;

Peningkatan ketersediaan energi serasi dengan rencana pengembangan

jaringan jalan dan pusat kegiatan penduduk;

Page 34: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-27

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Pemerataan sarana pendidikan sesuai dengan skala pelayanan dan

kebutuhan penduduk disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan;

Peningkatan ketersediaan sarana kesehatan yang berkualitas, merata dan

terjangkau;

Peningkatan kegiatan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi kota dan penyerapan tenaga kerja;

Peningkatan kegiatan peribadatan dengan penuh toleransi;

Peningkatan ruang untuk fasilitas olah raga dalam rangka meningkatkan

kesehatan masyarakat dan prestasi olah raga.

Strategi untuk Peningkatan kelancaran mobilitas antar wilayah dalam rangka

mendorong kegiatan penduduk melalui peningkatan prasarana dan sarana

transportasi dan keterpaduan antar moda adalah:

Membangun jalan-jalan baru dan meningkatkan kualitas jalan yang sudah

ada. Strategi ini dilaksanakan untuk memperlancar arus lalulintas.

Penyebab utama dari kemacetan lalu lintas adalah pertumbuhan kendaraan

yang jauh melebihi pertumbuhan jalan. Selain itu adanya ruas-ruas jalan

yang kurang baik akan menyebabkan waktu tempuh menjadi lebih lama

sehingga diperlukan program peningkatan kualitas jalan;

Meningkatkan fasilitas jalan seperti rambu, lampu, marka, dan sebagainya.

Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan keteraturan, keamanan dan

kenyamanan lalu lintas;

Mengembangkan jaringan rel kereta api antar kota dan kereta api

perkotaan. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan fungsi angkutan

kereta api. Sebagaimana diketahui bahwa angkutan kereta api mempunyai

kelebihan dalam beberapa hal antara lain kapasitas muatannya yang lebih

besar daripada angkutan darat lainnya;

Merevitalisasi sistem angkutan sungai agar berfungsi kembali sebagai urat

nadi perekonomian kota dan jalur transportasi alternatif. Strategi ini

ditujukan untuk mengembalikan kejayaan angkutan su ngai di Kota

Palembang. Sejak lama angkutan sungai di kota ini telah menjadi sarana

transportasi dan perdagangan. Dengan meningkatnya fungsi angkutan

sungai, diharapkan akan mengurangi kepadatan transportasi darat;

Page 35: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-28

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Mengembangkan dan meningkatkan kualitas transportasi udara.

Transportasi udara sangat penting bagi aksesibilitas kota Palembang yang

menghubungkan Kota Palembang dengan kota-kota lain di Indonesia dan

dunia, oleh karena itu perlu dikembangkan daya tampung dan kualitasnya;

Meningkatkan kualitas manajemen sistem transportasi. Strategi ini

dilaksanakan agar sistem transportasi bisa lebih terpadu, efisien dan

berkelelanjutan.

Strategi untuk pengembangan angkutan umum yang bersifat masal yang aman,

nyaman dan murah adalah:

Mengembangkan angkutan masal yang sesuai dengan karakteristik kota.

Strategi pengembangan angkutan masal merupakan salah satu upaya

dalam hal mengurangi kemacetan lalu lintas. Dipilihnya angkutan busway

dan monorail, dikarenakan jenis moda ini yang saat ini paling mudah untuk

dilaksanakan, membutuhkan ruang yang relatif tidak terlalu besar dan

mempunyai kapasitas angkut yang cukup besar;

Menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung

angkutan masal (terminal, halte, dll). Angkutan umum/masal

membutuhkan sarana-prasarana pendukung antara lain jalur, halte, marka,

pos pelayanan dan terminal.

Strategi untuk peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai sarana pengendalian

banjir dengan sistem jaringan drainase yang terpadu, berhirarki dan efisien,

adalah:

Pembangunan dan peningkatan saluran primer, sekunder dan saluran

lingkungan sesuai dengan kondisi kawasan, berhirarki dan saling terkait

satu sama lain. Fungsi saluran drainase sangat vital sebagai pengendali

aliran air dan banjir;

Memanfaatkan dengan baik jaringan drainase alami baik sungai, anak

sungai maupun rawa. Strategi ini ditujukan untuk memaksimalkan manfaat

dari adanya drainase alami. Sebagaimana diketahui bahwa Kota Palembang

dilalui banyak sungai. Sungai-sungai yang besar antara lain Sungai Musi,

Sungai Ogan dan Sungai Komering. Anak-anak sungai yang cukup besar

antara lain Sungai Sekanak, Sungai Bendung, Sungai Lambidaro, Sungai

Aur dan lainnya. Anak-anak sungai ini mengalami penurunan fungsi

Page 36: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-29

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

drainase akibat adanya sedimentasi, sampah dan tumbuhan liar. Upaya-

upaya normalisasi sungai dan anak sungai perlu terus dilakukan agar

sungai dapat berfungsi dengan baik;

Pengelolaan rawa dibagi menjadi rawa konservasi, rawa budidaya dan rawa

reklamasi. Strategi ini dilaksanakan agar pemanfaatan rawa menjadi lebih

jelas dan dapat disosialisasikan dengan mudah kepada masyarakat.

Peraturan daerah tentang rawa sudah dibuat dan sudah ada delineasi yang

jelas mengenai lokasi rawa yang bole direklamasi, rawa yang boleh

dibudidayakan dan rawa yang merupakan rawa konservasi.

Strategi untuk peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan

berkelanjutan, adalah:

Menambah kapasitas produksi air bersih. Strategi ini merupakan strategi

paling utama dalam rangka peningkatan cakupan layanan air bersih.

Kapasitas produksi dapat dilakukan dengan membangun Instalasi

Pengelolaan Air bersih di lokasi-lokasi yang belum terjangkau layanan

selama ini;

Membangun jaringan distribusi baru dan perbaikan jaringan yang sudah

tua;

Mengurangi tingkat kebocoran air. Strategi ini ditujukan untuk

meningkatkan pelayanan tanpa menambah kapasitas, akan tetapi

mengurangi tingkat kebocoran baik teknis maupun non teknis.

Strategi untuk pengelolaan sampah dengan baik dan meningkatkan nilai tambah

sampah menjadi barang yang berguna, serta mengurangi dampak negatif akibat

sampah, adalah:

Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana pengelolaan

sampah. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan cakupan layanan

persampahan. Prasarana dan sarana persampahan yang sudah ada saat ini

meliputi alat pengumpul, alat pengangkut dan penampungan akhir. Seiring

dengan pertambahan penduduk dan berkembangnya kegiatan penduduk,

maka timbulan sampah dipastikan akan selalu meningkat, maka diperlukan

program-program dalam rangka meningkatkan ketersediaan prasarana dan

sarana persampahan yang berkualitas dan memadai;

Page 37: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-30

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

sampah. Sebagaimana diketahui, bahwa sampah merupakan produk

masyarakat, maka agar pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik,

maka perlu dilaksanakan upaya-upaya meningkatkan kesadaran dan peran

serta masyarakat agar dapat mengelola sampah yang dihasilkannya mulai

dengan kesadaran untuk mengurangi produksi sampah, membuang sampah

pada tempatnya, memilah sampah, memanfaatkan sampah dan mendaur

ulang sampah.

Strategi untuk peningkatan layanan telekomunikasi ke seluruh penjuru kota

sesuai dengan kebutuhan tanpa mengurangi ketersediaan ruang terbuka adalah:

Mengembangkan jaringan telepon bawah tanah. Strategi ini ditujukan untuk

meningkatkan layanan telekomunikasi dengan memanfaatkan sedikit

ruang;

Mengembangkan jaringan telepon seluler/nirkabel dengan membangun

menara bersama. Saat ini pertumbuhan menara telepon seluler cukup pesat

di Kota Palembang. Perkembangan ini akan membawa dampak pada

berkurangnya ruang terbuka dan ada beberapa menara yang didirikan tidak

sesuai dengan rencana tata ruang kawasan. Untuk mengurangi dampak

tersebut, maka dilakukan dengan cara pendirian menara seluler yang bisa

dipakai bersama.

Strategi untuk peningkatan ketersediaan energi serasi dengan rencana

pengembangan jaringan jalan dan pusat kegiatan penduduk adalah:

Mengembangkan jaringan energi sesuai dengan pengembangan jaringan

jalan dan memperhatikan sistem permukiman kota. Strategi diterapkan

agar pemenuhan kebutuhan energi kepada masyarakat bisa lebih optimal

dan berkelanjutan, meminimalkan kebutuhan ruang dan memadukan

dengan jaringan prasarana yang lain (jalan, telepon, air bersih, drainase);

Mengembangkan jaringan gas rumah tangga. Strategi ini dilaksanakan

untuk mendukung kebijakan pemerintah mengenai penggunaan gas

sebagai sumber energi rumah tangga.

Strategi untuk pemerataan sarana pendidikan sesuai dengan skala pelayanan dan

kebutuhan penduduk disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah:

Page 38: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-31

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Membangun sarana sekolah dan sarana pendukungnya di pusat-pusat

permukiman. Strategi ini diterapkan agar sekolah dapat dicapai dengan

mudah oleh penduduk;

Meningkatkan kualitas pendidikan.

Strategi untuk peningkatan ketersediaan sarana kesehatan yang berkualitas,

merata dan terjangkau adalah:

Membangun sarana kesehatan sesuai dengan skala pelayanan dan

kebutuhan penduduk. Strategi ini ditujukan untuk menyediakan sarana

kesehatan secara merata, sesuai dengan daya dukung penduduk dan

tingkat pelayanan yang akan diberikan;

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Strategi dapat dilaksanakan

melalui serangkaian program dan kegiatan antara lain peningkatan kualitas

tenaga kesehatan, kualitas pelayanan puskesmas dan rumah sakit.

Strategi untuk peningkatan kegiatan perdagangan dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi kota dan penyerapan tenaga kerja adalah:

Meningkatkan ketersediaan sarana perdagangan disertai fasilitas

pendukungnya. Sarana perdagangan sangat dibutuhkan dalam rangka

pengembangan sektor perdagangan, sehingga perlu dikembangkan sarana

perdagangan yang letaknya strategis dan didukung fasilitas yang memadai;

Menyediakan ruang-ruang untuk pengembangan sektor informal. Strategi

ini ditujukan untuk menata keberadaan sektor informal, terutama

pedagang-pedagang kaki lima dan usaha-usaha informal lainnya.Sektor

informal harus tetap dikembangkan karena dapat menyerap banyak tenaga

kerja, hanya saja perkembangan tersebut perlu diikuti dengan upaya-upaya

penataan.

Strategi untuk peningkatan kegiatan peribadatan dengan penuh toleransi adalah:

Membangun sarana ibadah sesuai dengan kebutuhan penduduk di lokasi pusat-

pusat permukiman dan kegiatan penduduk.

Strategi untuk peningkatan ruang untuk fasilitas olah raga dalam rangka

meningkatkan kesehatan masyarakat dan prestasi olah raga adalah:

Page 39: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-32

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Memanfaatkan ruang terbuka sebagai sarana olah raga dan rekreasi.

Strategi ini dilakukan agar kegiatan olah raga dapat dilakukan dengan

memanfaatkan ruang terbuka khususnya ruang non hijau seperti halaman

dan tanah-tanah kosong.

Mempertahankan dan meningkatkan kualitas sarana olah raga yang sudah

ada. Beberapa sarana olah raga resmi seperti stadion dan lapangan olah

raga akan tetap dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi kebijakan dan strategi

pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung adalah:

Pelestarian kawasan yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung;

Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak

lingkungan dan kawasan lindung.

Strategi pengembangan kawasan lindung. Strategi untuk pelestarian kawasan

yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung adalah:

Identifikasi kawasan kota yang dapat difungsikan sebagai kawasan lindung.

Kawasan lindung di perkotaan akan diidentifikasi mengenai luasannya dan

lokasinya agar lebih mudah dalam penetapannya;

Menetapkan lokasi dan delineasi kawasan lindung kota. Kawasan lindung

perlu didelineasi secara pasti kemudian ditetapkan agar tetap terjaga

keberadaannya;

Mewujudkan RTH minimal 30 % dari luas wilayah kota. Strategi ini

dilaksanakan untuk mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak

30% seperti yang diamanatkan Undang-undang penataan ruang, karena

RTH merupakan salah satu unsur kawasan lindung.

Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

merusak lingkungan dan kawasan lindung adalah:

Page 40: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-33

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian

lingkungan. Strategi ini akan berpengaruh nyata terhadap pelestarian

kawasan lindung, karena apabila masyarakat menyadari pentingnya

pelestarian kawasan lindung, maka mereka mempunyai rasa memiliki;

Menerapkan disinsentif pada kawasan-kawasan lindung. Strategi disinsentif

ini dapat dilakukan melalui minimalisasi prasarana dan sarana di kawasan

lindung, pengenaan aturan-aturan yang ketat, dan sebagainya;

Membangun jalur hijau atau buffer di sekeliling kawasan yang tidak boleh

dibangun (rawa konservasi, kolam retensi, areal TPA sampah).

b. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya.

Peningkatan dan pengembangan kawasan budidaya secara serasi, terpadu,

efisien, produktif dan berkelanjutan, meliputi:

Pengembangan permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan

tempat tinggal yang layak dan terjangkau;

Pengembangan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu, efisien

dan lengkap dalam rangka meningkatkan pelayanan publik;

Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis,

nyaman dan berdaya saing;

Pengembangan kawasan peruntukan industri yang efisien, produktif dan

berkelanjutan serta didukung dengan prasarana dan sarana yang lengkap;

Pengembangan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi, karakteristik

dan jenis wisata unggulan;

Pengembangan kawasan pertanian yang mampu meningkatkan

produktivitas sektor pertanian.

Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya. Strategi untuk pengembangan

permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan tempat tinggal yang

layak dan terjangkau adalah:

Mendorong pengembangan perumahan di wilayah baru dengan pola

Kasiba/Lisiba. Pengembangan kawasan dengan pendekatan Kasiba-Lisiba

diharapkan akan bida menyediakan permukiman dan perumahan kepada

penduduk secara terpadu dan efisien;

Page 41: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-34

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Mengembangkan perumahan secara vertikal untuk kawasan yang padat

penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana yang ada.

Sebagaimana diketahui bahwa lahan di pusat kota semakin mahal dan

terbatas, sehingga diperlukan intensifikasi pemanfaatan lahan melalui

pembangunan secara vertikal;

Menata, merehabilitasi dan meremajakan kawasan perumahan/permukiman

yang rendah kualitas lingkungannya. Strategi ini ditujukan untuk

meningkatkan kualitas lingkungan permukiman;

Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter

khusus dari alih fungsi dan perubahan fisik bangunan.

Strategi untuk pengembangan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu,

efisien dan lengkap dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, adalah:

Menempatkan kantor pemerintahan didalam satu lokasi yang terpadu dan

dilengkapi dengan prasarana dan sarana. Strategi ini dilaksanakan agar

pelayanan publik dapat dilaksanakan secara lebih efisien. Masyarakat akan dapat

langsung menuju pada satu lokasi pusat pemerintahan. Peletakan pusat

pemerintahan dalam satu lokasi juga akan lebih memudahkan koordinasi dan

komunikasi.

Strategi untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang

strategis, nyaman dan berdaya saing, adalah:

Merevitalisasi atau meremajakan kawasan pasar yang tidak tertata

dan/atau menurun kuallitas pelayanannya dengan tanpa mengubah kelas

dan/atau skala pelayanannya yang telah ditetapkan;

Meletakan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis, nyaman

dan berdaya saing. Sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor yang

sangat tergantung dari nilai strategis lokasi, terutama aksesibilitas;

Mendorong perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa pada pusat-

pusat primer dan sekunder. Strategi ini ditujukan untuk mendorong

terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan di masing-masing pusat sub

wilayah kota.

Page 42: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-35

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Strategi untuk pengembangan kawasan peruntukan industri yang efisien,

produktif dan berkelanjutan serta didukung dengan prasarana dan sarana yang

lengkap, adalah:

Mengidentifikasi jenis industri yang sudah berkembang dan yang akan

dikembangkan, kemudian membentuk kluster-kluster industri dan

ditempatkan dalam lokasi-lokasi sesuai dengan klusternya untuk

meningkatkan efisiensi dan daya saing industri;

Mengembangkan industri berwawasan lingkungan. Proses produksi industri

selama ini cenderung menjadi faktor utama pencemaran baik udara, air

maupun tanah. Semakin banyak kegiatan industri dikhawatirkan akan

meningkatkan kadar pencemaran, oleh karena itu perlu dikembangkan

industri-industri yang ramah lingkungan;

Menempatkan kawasan industri di lokasi yang dekat dengan sumber bahan

baku, sumber tenaga kerja, jalan arteri dan pemasaran. Stategi ini

dilaksanakan agar kinerja sektor industri menjadi lebih efisien, mengurangi

tingkat mobilitas sumber daya industri dan meningkatkan daya saing

industry;

Merelokasi kawasan industri yang sudah tidak sesuai dengan

peruntukannya. Di beberapa kawasan terdapat industri-industri yang

sekarang ini sudah berlokasi dekat dengan lingkungan

perumahan/permukiman dan di lokasi yang sudah tidak diperuntukan

sebagai kawasan industri, oleh karena itu perlu dilakukan relokasi terhadap

industri tersebut, minimal tidak lagi ada industri baru.

Strategi untuk pengembangan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi,

karakteristik dan jenis wisata unggulan, adalah:

Mengidentifikasi, menetapkan dan delineasi kawasan-kawasan pariwisata.

Strategi ini dilaksanakan agar kawasan pariwisata dapat dikembangkan

secara khusus dan fokus tidak tercampur dengan pemanfaatan lain;

Mengembangkan wisata MICE (Meeting, Insentive, Convention, Exibition).

Saat ini telah sangat berkembang wisata jenis ini di Kota Palembang, dan

untuk di masa mendatang wisata ini sangat potensial sebagai salah satu

jenis wisata yang bisa menarik banyak wisatawan. Pemerintah hanya harus

mempersiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung wisata ini;

Page 43: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-36

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Melestarikan kawasan wisata sejarah dan budaya Kota Palembang. Banyak

sekali obyek wisata sejarah di Kota Palembang yang sangat potensial untuk

dikembangkan;

Melengkapi kawasan pariwisata dengan fasilitas yang mendukung. Strategi

ini dilaksanakan untuk meningkatkan daya tarik obyek wisata yang sudah

ada. Banyak obyek wisata yang menjadi kurang menarik karena kurangnya

fasilitas pendukung;

Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan pariwisata. Strategi ini dilaksanakan

agar obyak wisata lebih mudah dicapai oleh wisatawan.

Strategi untuk pengembangan kawasan pertanian yang mampu meningkatkan

produktivitas sektor pertanian, adalah:

Mempertahankan lahan produktif dari alih fungsi lahan menjadi lahan

terbangun. Strategi ini sangat penting karena lahan pertanian subur

semakin terbatas, sehingga apabila terjadi alih fungsi lahan tersebut, maka

akan mengurangi lahan pertanian subur yang akan berdampak pada luas

tanaman dan mengurangi hasil pertanian;

Mengembangkan kegiatan pertanian selain padi antara lain palawija dan

buah-buahan. Struktur tanah di Kota Palembang cocok untuk

dikembangkan budidaya palawija dan buah-buahan. Palawija dan buah-

buahan dapat dibudidayakan di lahan pertanian yang tidak perlu adanya

irigasi teknis, bahkan bisa dilakukan di pekarangan;

Memanfaatkan lahan pasang surut sebagai lahan pertanian. Sebagaimana

diketahui bahwa sebagian lahan di Kota Palembang adalah rawa dan lahan

pasang surut. Lahan ini bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian;

Mengembangkan kegiatan sektor peternakan dan perikanan. Sebagian

lahan di Kota Palembang juga berupa air, sehingga cocok sebagai area

budidaya perikanan darat;

Memanfaatkan teknologi budidaya pertanian. Strategi ini dilaksanakan

untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa menambah lahan pertanian.

Pemanfaatan teknologi pertanian akan meningkatkan kuantitas dan kualitas

hasil pertanian;

Page 44: Matek RDTR Seberang Ulu II

Pendahuluan | 1-37

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Mengembangkan konsep agropolitan sebagai pengembangan kawasan

pertanian terpadu.

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis

a. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis

Peningkatan potensi kawasan strategis sebagai kawasan yang mampu menjadi

pendorong pertumbuhan ekonomi kota, tempat pelestarian budaya dan

pengelolaan lingkungan hidup.

b. Strategi Pengembangan Kawasan strategis

Mengidentifikasi dan menetapkan kawasan strategis kota berdasarkan

kriteria penetapan kawasan strategis;

Menyusun rencana tata ruang kawasan strategis sebagai tindak lanjut;

Identifikasi potensi kawasan strategis dilanjutkan dengan perencanaan

program pengembangan kawasan strategis;

Memprioritaskan pengembangan Kawasan Strategis dengan konsep

keterpaduan

1.4 Tujuan RDTR

Tujuan penyusunan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang adalah :

1. Sebagai acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan;

pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;

2. Sebagai acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

3. Acuan bagi penerbitan berbagai perizinan pemanfaatan ruang (IMB, IPB, dsb);

4. Acuan bagi penyusunan RTBL.

Page 45: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 2 KETENTUAN UMUM

BAB - KETENTUAN UMUM

2.1 Istilah dan Definisi

RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang merupakan salah satu produk rencana

tata ruang yang merupakan turunan dari RTRW Kota Palembang sehingga dapat dijadikan

sebagai perangkat/pedoman dan acuan dalam implementasi pembangunan baik untuk

pemanfaatan ruang maupun pengendalian pemanfaatan ruang di Kecamatan Seberang Ulu II

– Kota Palembang, sehingga pemanfaatan ruang di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

palembang dapat menciptakan keserasian dan keselarasan pembangunan.

Di dalam penyusunan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, terdapat beberapa

peristilahan yang dipergunakan antara lain:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain

hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya;

2. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;

3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;

4. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan

pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;

5. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana

dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional;

22

Page 46: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

6. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya;

7. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang

sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program

beserta pembiayaannya;

8. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan

ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

9. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang;

10. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan

ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan

yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;

11. Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang ditetapkan

pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil;

12. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang

bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran RTRW

Provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah

kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang

wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten/kota;

13. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara

terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan

zonasi kabupaten/kota;

14. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah

panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk

mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat

materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan

panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman

pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan;

15. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur

terkait yang batas sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrative dan/atau

aspek fungsional;

Page 47: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

16. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disebut BWP adalah bagian dari

kabupaten/kota dan/atau kawasam strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu

disusun rencana rincinya, dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau yang ditetapkan di

dalam RTRW kabupaten/kota yang bersangkutan, dan memiliki pengertian yang sama

dengan zona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

17. Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah bagian dari

BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki

pengertian yang sama dengan subzone peruntukan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang;

18. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian,

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan

dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;

19. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan;

20. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daua

manusia, dan sumber daya buatan;

21. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya

buatan;

22. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu

satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta

mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan

perdesaan;

23. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan

maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum

sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni;

24. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar

tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman;

Page 48: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

25. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain;

26. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang

nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan

ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencana jaringan jalan dan

rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota, dan memiliki

pengertian yang sama dengan blok peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

27. Subblok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan perbedaan subzone;

28. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik;

29. Subzona adalah suatu bagian zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu yang

merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang bersangkutan;

30. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disebut KDB adalah angka presentase

perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL;

31. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka presentase

perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang

diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah

perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL;

32. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka presentase

perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana tata ruang dan

RTBL;

33. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan yang

membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar

saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai

pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan

terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai dan pantai, antara massa bangunan

yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dsb

(building line);

34. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur

dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam;

Page 49: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-5

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

35. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah ruang terbuka di

bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang

diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak

dapat ditumbuhi tanaman atau berpori;

36. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTET adalah saluran

tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk

penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di

atas 278 kV;

37. Saluran Udara Tegangan Tinggi yang selanutnya disingkat SUTT adalah saluran tenaga

listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran

tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 70 kV

sampai dengan 278 kV.

2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi

Sesuai Pasal 59 PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota

yang perlu disusun Rencana Detail Tata Ruangnya. Bagian dari wilayah yang akan disusun

rencana detail tata ruang tersebut merupakan kawasan perkotaan, kawasan strategis kota,

atau kawasan strategis kabupaten. Kawasan strategis kabupaten dan kawasan strategis

kabupaten dapat disusun RDTR apabila merupakan:

a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan

perkotaan; dan

b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman

ini.

Rencana Detail Tata Ruang Kota disusun apabila RTRW Kota tidak/belum dapat dijadikan

acuan pengendalian pemanfaatan ruang kota. Dalam hal rencana tata ruang wilayah kota

memerlukan rencana detail tata ruang, maka disusun rencana detail tata ruang yang

dilengkapi dengan peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian penataan

ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi

zona-zona yang pada rencana detail tata ruang ditentukan sebagai zona yang penanganannya

Page 50: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-6

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

diprioritaskan. Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten tidak memerlukan rencana

rinci tata ruang, peraturan zonasi Kabupaten disusun untuk kawasan perkotaan baik yang

sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kota.

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai

penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan

dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan

kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan

pembangunan nasional disajikan pada gambar berikut:

GAMBAR 2-1 KEDUDUKAN RDTR KABUPATEN/KOTA DALAM SISTEM PENATAAN RUANG DAN

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Page 51: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-7

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan untuk suatu BWP tertentu. Dalam hal RDTR tidak disusun atau RDTR telah

ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman

ini, maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map dan 4 zoning text

untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada

wilayah kota.

Hubungan antar RTRW Kota Palembang, RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

dan RTBL serta wilayah perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut:

GAMBAR 2-2 HUBUNGAN ANTARA RTRW KOTA PALEMBANG, RDTR, RTBL, SERTA WILAYAH

PERENCANAAN

2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan

Zonasi

RDTR kabupaten berikut Peraturan Zonasi berfungsi sebagai:

a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan/RTRW;

RENCANA

RTRW Kabupaten

RDTR

RTBL

WILAYAH PERENCANAAN

Wilayah Pengembangan

Bagian Wilayah Perkotaan(BWP)

Sub Wilayah Perkotaan (Sub BWK)

Page 52: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-8

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

b. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan

ruang yang diamanatkan dalam RTRW;

c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

d. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang;

e. Acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dan rencana yang

lebih rinci lainnya.

RDTR kota berikut Peraturan Zonasi bermanfaat sebagai:

a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun

lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu;

b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

pembangunan fisik kabupaten/kota baik yang dilaksanakan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat;

c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian-bagian wilayah sesuai

dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan

d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program

penanganan dan pengembangan kawasan dan lingkungan, seperti rtbl atau rencana lain

yang sejenis.

Manfaat dari pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dirumuskan berupa Draft Penetapan Peraturan

Daerah yang selanjutnya menjadi perangkat dan panduan perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang. Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata

Ruang Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang berfungsi sebagai :

Sebagai instrumen pengendalian pembangunan. Yaitu menjadi rujukan untuk perizinan,

penerapan insentif/disinsentif, dan penertiban pemanfaatan ruang;

Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional. Ketentuan dalam peraturan yang

terdapat dalam RDTR dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang

yang bersifat operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan tentang penjabaran

Page 53: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-9

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

rencana yang bersifat makro ke dalam rencana yang bersifat sub makro sampai pada

rencana yang rinci;

Sebagai panduan teknis pengembangan/pemanfaatan lahan.

2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan

RDTR dan Peraturan Zonasi

Kriteria yang digunakan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang adalah sebagai berikut:

1. RTRW Kota Palembang belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan

ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Palembang karena kedalaman skala

yang digunakan dalam RTRW adalah 1 : 25.000, sedangkan RDTR tingkat ketelitian

petanya adalah 1:5.000; dan/atau

2. RTRW Kota Palembang sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu

disusun RDTR-nya.

Wilayah kajian pekerjaan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Seberang Ulu II

– Kota Palembang dengan lingkup wilayah kajian adalah Kelurahan Ulu 14 sebagai pusat

perkotaan, Kelurahan 11 Ulu, Kelurahan 12 Ulu, Kelurahan 13 Ulu, Kelurahan Tangga Takat,

Kelurahan 16 Ulu, dan Kelurahan Sentosa. Secara administratif batas-batas wilayah

Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang.

Adapun Wilayah Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palemban secara administrasi berbatasan

dengan:

Sebelah Utara : Sungai Musi, Kecamatan Ilir Timur I, dan Kecamatan Ilir Timur II;

Sebelah Timur : Kecamatan Plaju;

Sebelah Barat : Kecamatan Seberang Ulu I;

Sebelah Selatan : Kecamatan Plaju dan Kecamatan Seberang Ulu I.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 54: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-10

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 2-3 PETA WILAYAH ADMINISTRASI KECAMATAN SEBERANG ULU II

Page 55: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Umum | 2-11

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2.5 Masa Berlaku RDTR

RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima)

tahun. Peninjauan kembali RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dapat

dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun jika:

1. Terjadi perubahan RTRW Kota yang mempengaruhi RDTR Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang; atau

2. Terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara

mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar, perkembangan

ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

Page 56: Matek RDTR Seberang Ulu II

Tujuan Penataan Ruang Bagian Wilayah Perkotaan | 3-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 3 TUJUAN PENATAAN BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN

BAB - TUJUAN PENATAAN

BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN

Tujuan penataan ruang dirumuskan dengan didasarkan pada visi dan misi kota, karakteristik

wilayah kota dan isu strategis kota. Mengacu pada arah pembangunan jangka panjang,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah, kondisi dan potensi Kota Palembang, maka tujuan

pengembangan wilayah Kota Palembang adalah:

1. Mewujudkan tata ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan menuju

Palembang Kota Internasional, berkualitas dan berbudaya;

2. Mewujudkan tata ruang kota Palembang yang menunjang pengembangan kota sebagai

Kota Tepian Sungai;

3. Meningkatkan peran kota sebagi pusat kegiatan nasional yang mampu melayani

masyarakat dalam wilayah kota, provinsi maupun nasional;

4. Mewujudkan keseimbangan pengembangan pembangunan antar wilayah, baik antara

Palembang Ilir dengan Palembang Ulu maupun pusat kota dengan pinggiran kota;

5. Mewujudkan pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan;

6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kota dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata;

7. Mewujudkan kawasan strategis kota yang menunjang pertumbuhan ekonomi, menjaga

kelestarian lingkungan dan warisan budaya.

Fungsi yang diemban oleh Kecamatan Seberang Ulu II tidak terlepas dari peran dan fungsi

yang ditetapkan di dalam kebijakan Kota Palembang. Fungsi utama Kecamatan Seberang Ulu

II adalah sebagai:

33

Page 57: Matek RDTR Seberang Ulu II

Tujuan Penataan Ruang Bagian Wilayah Perkotaan | 3-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1. Wilayah pengembangan perdagangan dan jasa; dan

2. Wilayah pengembangan perumahan.

Oleh karena itu tujuan penataan ruang yang termuat dalam RTRW Kota Palembang bertujuan

untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, produktif, berkelanjutan dan berdaya

saing di bidang agribisnis, pariwisata dan industri menuju kabupaten yang maju dan

sejahtera.

Berdasarkan beberapa pertimbangan menyangkut peran dan fungsi Kecamatan Seberang Ulu

II, yang tertuang dalam RTRW Kota Palembang, bisa disimpulkan bahwa Tujuan Penataan

Ruang Kecamatan Seberang Ulu II adalah :

“Menciptakan Kecamatan Seberang Ulu II Sebagai Kecamatan Yang Maju melalui

pengembangan kegiatan, perdagangan dan jasa, penyediaan kawasan permukiman Kota yang

ditunjang oleh pengembangan prasarana dan sarana penunjang kegiatan.”

Untuk mencapai tujuan tersebut, wilayah Kecamatan Seberang Ulu II diberi peran

mengemban beberapa fungsi pengembangan wilayah, yaitu sebagai:

1. Kawasan pemerintahan skala kecamatan;

2. Kawasan pengembangan perumahan;

3. Kawasan pengembangan perdagangan dan jasa;

4. Kawasan pengembangan sarana pelayanan umum.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka sasaran yang harus dicapai adalah:

1. Menyeimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada serta menetapkan fasilitas-fasilitas secara

seimbang;

2. Merencanakan aksesibilitas yang tinggi antar pusat dan fasilitasnya berdasarkan

keterkaitan/hubungan fungsional serta aksesibilitas dari jalan utama kawasan;

3. Merencanakan pendukung kegiatan kawasan permukiman;

Page 58: Matek RDTR Seberang Ulu II

Tujuan Penataan Ruang Bagian Wilayah Perkotaan | 3-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4. Menyediakan ruang untuk perumahan dengan berbagai pilihan yang dapat memenuhi

berbagai segmen konsumen;

5. Menyediakan ruang untuk kegiatan ekonomi produktif terkait dengan potensi lokal yang

tersedia;

6. Menyediakan ruang untuk kawasan perdagangan dan jasa baru yang akan beroperasi;

7. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi Kecamatan

Seberang Ulu II yang mendukung pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa,

mempunyai skala pelayanan lokal dan regional sehingga diharapkan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Palembang, khususnya Kecamatan Seberang

Ulu II.;

8. Menciptakan pola pemanfaatan ruang Kecamatan Seberang Ulu II yang serasi, optimal

dan berkelanjutan, meliputi :

a. Alokasi kegiatan fungsional yang tepat di dalam ruang fisik wilayah dengan

mempertimbangkan hubungan fungsional antar elemen kegiatan fungsional

tersebut;

b. Pemanfaatan ruang secara optimal yang mewujudkan keseimbangan antara

pengembangan ekonomi dan kelastarian lingkungan dengan memperhatikan

aspek ekologi kawasan untuk kesejahteraan masyarakat;

c. Efektivitas pemanfaatan lahan melalui peningkatan produktivitas lahan untuk

meningkatkan value added lahan secara ekonomi;

d. Meningkatkan aksesibilitas antar dan inter dari dan menuju Kecamatan Seberang

Ulu II dengan pengembangan jalur serta melakukan penataan transportasi

mencakup rencana jaringan transportasi yang mampu mewujudkan proses

interaksi antar dan inter kawasan yang optimal;

e. Penyebaran fasilitas dan utilitas wilayah merata sesuai dengan tingkat kebutuhan

seluruh lapisan masyarakat;

f. Menjaga konsistensi perwujudan ruang Kecamatan Seberang Ulu II melalui

pengendalian program-program pembangunan wilayah.

Page 59: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 4 RENCANA POLA RUANG

BAB - RENCANA POLA RUANG

Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzone peruntukan yang

antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di

bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran,

industri, dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang juga

berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.

Rencana pola ruang di dalam RDTR berfungsi sebagai:

a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta kegiatan pelestarian fungsi

lingkungan dalam BWP;

b. Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;

c. Dasar penyusunan RTBL; dan

d. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 pasal 17, dijelaskan bahwa muatan rencana

tata ruang terdiri dari 2 (dua) utama, yaitu struktur ruang dan pola ruang. Rencana struktur

ruang meliputi rencana sistem pusat permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana.

Sedangkan rencana pola ruang meliputi peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang ditetapkan dengan

tujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai

kawasan lindung dan kawasan budidaya secara berkelanjutan dengan prinsip keberimbangan

antara kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan.

44

Page 60: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Rencana pola ruang ini diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan dan perkembangan antar

bagian wilayah di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang yang lebih berimbang

secara proporsional, tanpa mengganggu kelestarian lingkungannya.

Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan kawasan lindung dan

kawasan budidaya sebagaimana ketetapan UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun

2008, dan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 dengan batasan sebagai berikut:

1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah,

dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan;

2. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan,

dan sumberdaya manusia.

Pola pemanfaatan lahan (pola ruang) yang akan dikembangkan di Kecamatan Seberang Ulu II

– Kota Palembang dirumuskan berdasarkan pertimbangan:

1. Arahan pola pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW Kota Palembang tahun 2011-2031;

2. Analisis daya dukung pengembangan wilayah, terutama daya dukung lahan untuk

berbagai kegiatan budidaya (perkotaan/permukiman, dan pertanian) dan daya dukung

sumberdaya air;

3. Konsep struktur tata ruang wilayah yang akan diterapkan, yakni pengembangan pusat

pelayanan kegiatan;

4. Penggunaan lahan eksisting;

5. RDTR kecamatan yang sudah disusun sebelumnya.

Didasarkan pada pertimbangan di atas, arahan rencana pola pemanfaatan ruang Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang, dikelompokkan menjadi 2 jenis pemanfaatan, yaitu:

1. Kawasan yang berfungsi lindung, yang terdiri dari kawasan perlindungan setempat

(sempadan sungai), Ruang Terbuka Hijau dan hutan lindung.

2. Kawasan Budidaya, yang terdiri dari kawasan permukiman/perkotaan, kawasan

perkantoran, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pelayanan sarana umum.

Page 61: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Sedangkan untuk memudahkan dalam pengaturan pemanfaatan ruang (zoning regulation),

maka pola ruang di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dikelompokkan

berdasarkan fungsi. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini untuk selanjutnya pemanfaatan

lahan disebut zona peruntukkan. Dasar pertimbangan dalam pembagian zona peruntukan

adalah sebagai berikut:

1. Kesamaan fungsi dari kondisi eksisting dan kemungkinan pengembangannya;

2. Kondisi/batas fisik serta batas administrasi untuk lebih memudahkan pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang;

3. Rencana Penggunaan lahan RTRW Kota Palembang;

4. Rencana Penggunaan Lahan RDTR Kecamatan Ilir Timur I, Kecamatan Ilir Timur II,

Kecamatan Plaju, dan Kecamatan Seberang Ulu I.

5. Kemudahan dalam mengalokasikan sarana dan prasarana, sehingga lebih memudahkan

dalam alokasi investasi, pengendalian dan pengawasan;

6. Kawasan yang memiliki fungsi tertentu.

Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, maka pada tahap awal perlu

ditetapkan determinan pemanfaatan ruang. Tahap selanjutnya adalah penetapan pemanfaatan

ruang untuk kegiatan budidaya yang diarahkan berdasarkan sifat-sifat kegiatan yang akan

ditampung, potensi pengembangan, kesesuaian lahan, serta kebijakan pembangunan pada

tingkat nasional, provinsi maupun pada tingkat kota.

Kegiatan budidaya di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang secara umum

terbentuk menurut 2 (dua) satuan ruang, yaitu kawasan budidaya dan kawasan penyangga.

Kawasan budidaya diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan budidaya yang intensitasnya relatif

lebih tinggi. Sedangkan kawasan penyangga merupakan kawasan budidaya dengan intensitas

rendah yang merupakan kawasan peralihan antara kawasan berfungsi lindung dan kawasan

budidaya yang memiliki intensitas tinggi.

4.1 Rencana Penentuan Bagian Wilayah Perkotaan

Dalam Permen PU Nomor 20 tahun 2011 dijelaskan bahwa RDTR Kota harus membagi wilayah

perencanaan menjadi beberapa bagian wilayah perkotaan (BWP), Sub BWP dan blok

Page 62: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

perencanaan yang terdiri atas satu atau lebih kecamatan dan atau kelurahan. Hal ini bertujuan

untuk mendistribusikan kegiatan pembangunan sesuai dengan fungsi dan karakteristik

kawasan. Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dibagi berdasarkan pertimbangan

homogenitas karakteristik kawasan dan batas administratif.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dibagi

kedalam 2 BWP, yaitu :

BWP A terdiri dari Kelurahan 11 Ulu, Kelurahan 12 Ulu, Kelurahan 13 Ulu, dan

Kelurahan 14 Ulu; Kelurahan Tangga Takat;

BWP B terdiri dari Kelurahan 16 Ulu; dan Kelurahan Sentosa.

Untuk memudahkan dalam mengawasi kegiatan pembangunan, ditentukan Sub BWP. Untuk

memudahkan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kawasan, Sub BWP dibatasi

berdasrkan batas administratif, yaitu batas Kelurahan dan batas alam mapun batas fisik dan

kesamaan fungsi kawasan. Adapun Sub BWP di Kecamatan Seberang Ulu II dibagi kedalam 4

(empat) Sub BWP, yaitu :

Sub BWP I terdiri dari Kelurahan 11 Ulu, Kelurahan 12 Ulu, Kelurahan 13 Ulu, dan

Kelurahan 14 Ulu;

Sub BWP II terdiri dari Kelurahan Tangga Takat;

Sub BWP III terdiri dari Keluran 16 Ulu; dan

Sub BWP IV terdiri dari Kelurahan Sentosa.

Blok perencanaan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang,

merupakan deliniasi kawasan menjadi beberapa kawasan yang bertujuan untuk memudahkan

dalam mentukan fungsi dari kawasan tersebut. Dasar pertimbangan dalam penetapan unit

blok perencanaan adalah pembagian lahan dalam kawasan menjadi BWP, Sub BWP dan Blok.

Selain dikenal istilah BWP dan Sub BWP, berdasarkan atas berbagai masukan kemudian

disusun dalam RDTR Kecamatan Seberang Ulu II ini juga penentuan blok administrasi yang

mengacu pada luas kelurahan yang terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah pengkodean blok ruang serta mempermudah pada proses pemanfaatan

serta pengendalian ruang di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang.

Page 63: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-5

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang

spesifik. Pembagian zona dilakukan atas pertimbangan:

a. Karakteristik pemanfaatan ruang/lahan yang sama;

b. Batasan fisik seperti jalan, gang, sungai, branchgang atau batas kapling;

c. Orientasi bangunan; dan

d. Lapis bangunan.

Batas blok sebaiknya pada batasan fisik yang bersifat relatif permanen dan mudah dikenali,

sehingga tidak menimbulkan berbagai interpretasi. Dalam beberapa hal, batasan administrasi

dapat juga menjadi pertimbangan yang sangat penting. Untuk memberikan kemudahan

referensi maka blok peruntukan perlu diberi nomor blok.

Oleh karena itu berdasarkan pada kriteria tersebut, maka Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang dibagi dalam 2 BWP dan 4 Sub BWP dan 12 blok perencanaan, sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini:

TABEL 4-1 RENCANA PEMBAGIAN BWP DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

NO SUB BWP KELURAHAN BLOK LUAS (HA)

1 Sub BWP I KEL. 11 ULU I.001 38.67

KEL. 12 ULU I.002 31.84

KEL. 13 ULU I.003 37.93

KEL. 14 ULU I.004 120.81

2 Sub BWP II KEL. TANGGA TAKAT II.001 79.66

II.002 86.29

3 Sub BWP III KEL. 16 ULU III.001 100.65

III.002 210.20

III.003 64.86

4 Sub BWP IV KEL. SENTOSA IV.001 104.91

IV.002 55.32

IV.003 28.72

Luas 959.88

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Page 64: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-6

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-1 PETA RENCANA PEMBAGIAN BWP, SUB BWP DAN BLOK PERENCANAAN

KECAMATAN SEBERANG ULU II

Page 65: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-7

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 4-2 RENCANA PERUNTUKAN ZONA BUDIDAYA DI KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG

BWP LUAS

(HA)

LINGKUP WILAYAH POLA RUANG

KODE BLOK DESA/KELURAHAN

Sub BWP I 229,26 I.001 11 Ulu Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

1.002 12 Ulu Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

1.003 13 Ulu Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

Rawa budidaya

1.004 14 Ulu Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn kepadatan sedang

Perdagangan dan jasa Sarana Pelayanan Umum

RTH & TPU

Perkantoran & Pemerintahan

Sub BWP II 165,95 II.001 Tangga Takat (bag. Barat)

Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn kepadatan sedang

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH

II.002 Tangga Takat (bag. Timur)

Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn kepadatan rendah

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

Perkantoran & Pemerintahan

Sub BWP III 375,71 III.001 16 Ulu Bag. Utara Pengembangan Perumahan

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

Perkantoran & Pemerintahan

III.002 16 Ulu Bag. Tengah Pengembangan Perumahan

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

III.003 16 Ulu Bag. Selatan Pengembangan Perumahan Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH

Sub BWP IV 188,96 IV.001 Sentosa Bag. Barat Pengembangan Perumahan

Perdagangan

Page 66: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-8

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BWP LUAS

(HA)

LINGKUP WILAYAH POLA RUANG

KODE BLOK DESA/KELURAHAN

Sarana Pelayanan Umum RTH

IV.002 Sentosa Bag. Timur Pengembangan Perumahan

Perdagangan

Sarana Pelayanan Umum

RTH

IV.003 Sentosa Bag. Selatan

Pengembangan Perumahan Perdagangan

Sarana Pelayanan Umum

RTH

Sumber : Hasil Analisis, 2014

4.2 Zona Lindung

Kawasan lindung ditetapkan sebagai wilayah limitasi atau kendala bagi pengembangan

wilayah budidaya. Oleh karenanya, delineasi kawasan lindung ditetapkan pada tahap awal

sebelum menentuan arahan kawasan budidaya. Arahan Pola Ruang kawasan lindung bertujuan

untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung

lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses

pembangunan berkelanjutan.

Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk penetapan kawasan lindung di Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang meliputi hal-hal sebagai berikut :

Hasil analisis kesesuaian lahan;

Kriteria kawasan lindung menurut Keppres Nomor 32 Tahun 1990.

Kawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup, yang mencakup sumberdaya alam serta sumberdaya buatan

guna pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan lindung meliputi flora dan fauna atau biota

yang ada pada kawasan tersebut. Dalam hal ini, berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990

tentang Kawasan Lindung, kawasan lindung dapat terletak di darat dan perairan pesisir.

Penetapan kawasan lindung didasarkan pada klasifikasi kriteria serta urutan prioritas

penerapannya, seperti dirangkum pada Tabel berikut ini.

Page 67: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-9

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 4-3 KRITERIA KAWASAN LINDUNG

DEFINISI FUNGSI KRITERIA

Kawasan Lindung adalah

kawasan yang ditetapkan

dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang

mencakup sumber daya

alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta

budaya bangsa, guna

kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya

Kawasan hutan lindung

Skor > 175 (kelas lereng, jenis tanah, intensitas hujan) dan atau

Lereng lapangan > 40% dan pada daerah

yang tanahnya peka terhadap erosi dengan kelerengan lapangan lebih dari 25%, dan

atau

Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 meter atau lebih di atas permukaan

laut

Kawasan resapan air

Kawasan dengan curah hujan rata-rata lebih

dari 1000 mm/tahun

Lapisan tanahnya berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm

Mempunyai kemampuan meluruskan air

dengan kecepatan lebih dari 1 mm/hari Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m

terhadap permukaan tanah setempat

Kelerengan kurang dari 15%

Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam

Kawasan suaka alam dan cagar budaya

Kawasan cagar alam Kawasan darat dan atau perairan yang ditunjuk mempunyai luas tertentu yang

menunjang pengelolaan yang efektif dengan

daerah penyangga cukup luas serta mempunyai kekhasan jenis tumbuhan, satwa

atau ekosistemnya

Kondisi alam baik biota maupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu

manusia

Kawasan suaka

margasatwa

Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat

hidup dan perkembangan dari suatu jenis

satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi Memiliki keanekaragaman dan keunikan

satwa

Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan

Kawasan suaka alam laut dan perairan

lainnya

Kawasan berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai,

gugusan karang dan/atau yang mempunyai

ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem

Kawasan pantai berhutan bakau

Kawasan pantai berhutan bakau adalah minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air

pasang tertinggi dan terendah tahunan

diukur dari garis air surut terendah ke arah barat

Taman nasional

Kawasan darat dan atau perairan yang ditunjuk relatif luas, tumbuhan dan atau

satwanya memiliki sifat spesifik dan endamik

Page 68: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-10

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

DEFINISI FUNGSI KRITERIA

serta berfungsi sebagai perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber

daya hayati dan ekosistemnya

Dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri

atas zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai dengan keperluan

Taman hutan raya

Kawasan yang ditunjuk mempunyai luasan

tertentu, yang dapat merupakan hutan dan

atau bukan kawasan hutan

Memiliki arsitektur bentang alam dan akses yang baik untuk kepentingan pariwisata

Taman wisata alam

Kawasan darat dan atau perairan yang

ditunjuk mempunyai luas yang cukup dan

lapangnya tidak membahayakan serta memiliki keadaan yang menarik dan indah,

baik secara alamiah maupun buatan

Memenuhi kebutuhan rekreasi dan atau olah

raga serta mudah dijangkau Kawasan terdapat satwa buru yang

dikembangbiakkan untuk kelestarian satwa

dan memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi olah

raga.

Kawasan cagar budaya

dan ilmu pengetahuan

Benda buatan manusia, bergerak atau tidak

bergerak yang berupa kesatuan atau

kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya

50 tahun atau mewakili masa gaya yang

khas dan sekurang-kurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi

sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya

Kawasan rawan bencana

Kawasan rawan bencana gunung berapi

Kawasan dengan jarak atau radius tertentu dari pusat letusan yang terpengaruh

langsung dan tidak langsung, dengan tingkat

kerawanan yang berbeda

Kawasan berupa lembah yang akan menjadi daerah aliran lahar dan lava

Kawasan rawan gempa

bumi

Daerah yang mempunyai sejarah kegempaan

yang merusak

Daerah yang dilalui oleh patahan aktif Daerah yang mempunyai catatan kegempaan

dengan kekuatan (magnitudo) lebih besar

dari 5 pada skala richter

Daerah dengan batuan dasar berupa endapan lepas seperti endapan sungai,

endapan pantai dan batuan lapuk

Kawasan lembah bertebing curam yang disusun batuan mudah longsor

Page 69: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-11

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

DEFINISI FUNGSI KRITERIA

Kawasan rawan

gerakan tanah

Daerah dengan kerentanan tinggi untuk

terkena gerakan tanah, terutama jika

kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng di kawasan ini

Kawasan rawan gelombang pasang dan

banjir

Daerah dengan kerentanan tinggi terkena bencana gelombang pasang dan banjir

Kawasan perlindungan

plasma nuftah eks-situ

Merupakan areal tempat pengembangan

plasma nuftah tertentu dan tidak

membahayakan

Kawasan perlindungan setempat

Sempadan pantai Daratan sepanjang tepian pantai yang

lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai sekurang-kurangnya

100m dari titik pasang tertinggi ke arah

darat

Sempadan sungai

Sekurang-kurangnya 5 m disebelah luar

sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 m disebelah luar sepanjang

kaki tanggul di luar kawasan perkotaan

Sekurang-kurangnya 100 m dikanan kiri sungai besar dan 50 meter dikanan kiri

sungai kecil yang tidak bertanggul di luar

kawasan perkotaan Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai

untuk mempunyai kedalaman tidak lebih

besar dari 3 m

Sekurang-kurangnya 15m dari tepi sungai untuk mempunyai kedalaman tidak lebih dari

3 m sampai dengan 20 m

Sekurang-kurangnya 20 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman

lebih dari 20 m

Sekurang-kurangnya 100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang

surut air laut, dan berfungsi sebagai jalur

hijau

Kawasan sekitar

waduk/danau/situ

Daratan sepanjang tepian waduk dan situ

yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ sekurang-

kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke

arah darat

Kawasan sekitar

mata air

Kawasan dengan radius sekurang-kurangnya

200 m di sekitar mata air

Kawasan terbuka hijau Hutan kota, dengan luas hutan minimal 0,25 ha, dengan jenis tanaman tahunan

membentuk suatu komunitas tumbuhan yang

kompak pada suatu hamparan

Sumber: Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung

Page 70: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-12

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Zona lindung yang dimaksudkan berdasarkan Perman PU Nomor 20/2011 tentang Pedoman

Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

1. Zona Hutan Lindung, yaitu bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan

tanah.

2. Zona Perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu merupakan bagian dari

kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap

kawasan di bawahannya meliputi kawasan gambut dan kawasan resapan air.

3. Zona Perlindungan Setempat, merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai

fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap sempadan pantai, sempadan sungai,

kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air.

4. Zona Ruang Terbuka Hijau, yaitu area memanjang/jalur dan atau mengelompok yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh

secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Fungsi dari ditetapkannya zona RTH

adalah sebagai berikut :

a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan;

b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan

alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman

lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

5. Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya, merupakan bagian bagian dari kawasan lindung

yang mempunyai ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai

fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan, satwa dan

ekosistemnya beserta nilai budaya dan sejarah bangsa. Fungsi dari dilakukannya

penetapan zona suaka alam dan cagar budaya adalah :

a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa

serta nilai budaya dan sejarah bangsa;

b. Mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan

alam.

Page 71: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-13

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

6. Zona Rawan Bencana Alam, yaitu bagian dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas

tertentu baik di darat maupun di perairan yang sering dan berpotensi tinggi mengalami

tanah logsor, gelombang pasang/tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa

bumi. Fungsi dari dilakukannya penetapan zona rawan bencana alam adalah:

a. Menetapkan zona yang tidak boleh dijadikan sebagai lokasi pembangunan apabila

resiko bencana cukup tinggi;

b. Pencegahan dan penanganan secara serius dalam bencana alam;

c. Meminimalkan korban jiwa akibat bencana alam.

Penentuan klasifikasi pola pemanfaatan ruang zona lindung adalah sebagai upaya untuk

melindungi zona-zona lindung tersebut dari adanya kemungkinan pemanfaatan lahan yang

tidak sesuai. Berdasarkan klasifikasi dari zona lindung sebagaimana yang dijelaskan di atas,

maka rencana pola ruang untuk kawasan lindung di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang terdiri atas:

1. Zona perlindungan terhadap kawasan bawahannya (PB) yang mencakup Kolam Retensi

(PB-1);

2. Zona perlindungan setempat (PS) yang mencakup sempadan sungai (PS-2), sempadan,

sempadan kolam retensi (PS-3);

3. Zona ruang terbuka hijau (RTH), mencakup taman kota (RTH-1), sabuk hijau (RTH-4),

dan pemakaman (RTNH-01).

4.2.1 Zona Sempadan Sungai

Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai

buatan/kanal/saluran irigrasi primer yang mempunyai menfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai

adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas

air sungai, melindungi kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, mengamankan aliran sungai,

serta membatasi daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya. Penetapan sempadan

sungai didasarkan pada kriteria dan peraturan yang sudah ada adalah antara lain:

Page 72: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-14

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,

pengaturan sempadan sungai adalah:

Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar;

Sekurang-kurangnya 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di

permukiman;

Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan

cukup untuk dibangun jalan inspeksi sebesar 10 – 15 meter.

2. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai, ditetapkan garis sempadan

sungai yang dibagi untuk daerah perkotaan dan luar perkotaan untuk sungai yang tidak

bertanggul dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

TABEL 4-4 GARIS SEMPADAN SUNGAI

NO. JENIS SUNGAI SEMPADAN (M) KETERANGAN

A Sungai Bertanggul di luar Perkotaan

1 Sungai Besar 10 Dari sisi luar kaki tanggul

2 Sungai Kecil 3 Dari sisi luar kaki tanggul

B Sungai Bertanggul di dalam Perkotaan

1 Sungai Besar 5 Dari sisi luar kaki tanggul

2 Sungai Kecil 3 Dari sisi luar kaki tanggul

C Sungai Tidak Bertanggul di luar Perkotaan

1 Sungai Besar dengan luas DAS lebih besar dari 500

Km2

100 Dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah tangkapan

yang bersangkutan serta dihitung dari tepi

sungai

2 Sungai Kecil dengan luas

DAS kurang atau sama dengan 500 Km2

50 Dilakukan ruas per ruas dengan

mempertimbangkan luas daerah tangkapan yang bersangkutan serta dihitung dari tepi

sungai

D Sungai Tidak Bertanggul di dalam Perkotaan

1 Sungai dengan

kedalaman < 3 m

10 Dihitung pada tepi sugai pada waktu yang

ditetapkan

2 Sungai dengan

kedalaman 3 – 20 m

15 Dihitung pada tepi sugai pada waktu yang

ditetapkan

3 Sungai dengan

kedalaman > 20 m

30 Dihitung pada tepi sugai pada waktu yang

ditetapkan

Sumber : Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.

Page 73: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-15

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

3. Permen PU No. 63/PRT/1993 tentang penetapan sempadan sungai, pengaturan

sempadan sungainya antara lain:

Untuk sungai yang merupakan kewenangan menteri, maka garis sempadan

sungai dilakukan melalui Peraturan menteri;

Untuk sungai yang kewenangannya dilimpahkan kepada daerah, maka penetapan

sempadan sungai ditetapkan melalui Peraturan Daerah;

Kriteria penetapan garis sempadan sungai terdiri dari sungai bertanggul didalam

kawasan perkotaan, sungai bertanggul diluar kawasan perkotaan, sungai tidak

bertanggul didalam kawasan perkotaan dan sungai tidak bertanggul diluar

kawasan perkotaan;

Sempadan sungai untuk sungai bertanggul: didalam kawasan perkotaan minimal

3 meter, untuk sungai diluar kawasan perkotaan minimal 5 meter;

Sempadan sungai untuk sungai tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan untuk

sungai besar minimal 100 meter dan untuk sungai kecil minimal 50 meter;

Sempadan sungai untuk sungai tidak bertanggul didalam kawasan perkotaan

disesuaikan dengan kedalamannya, yaitu sempadan sungai dengan kedalaman

kurang dari 3 m minimal 10 meter, sempadan sungai dengan kedalaman antara 3

s/d 20 m, minimal 15 meter dan sempadan sungai dengan kedalaman lebih dari

20 m, maka sempadannya minimal 30 meter.

4. Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 15 Tahun 2012 tentang RTRW Kota

Palembang 2012 - 2032, menyatakan sempadan sungai di Kota Palembang, adalah:

Sungai Musi, minimum 20 meter;

Sungai Ogan, Komering dan Keramasan, minimum 15 meter;

Anak sungai atau sungai kecil bertanggul, minimum 3 meter;

Anak sungai atau sungai kecil tidak bertanggul, minimum 10 meter.

Berpedoman dengan aturan-aturan di atas serta dikaitkan dengan tujuan penataan ruang Kota

Palembang, yaitu mewujudkan Palembang sebagai Kota Tepian Sungai, maka RDTR

Kecamatan Seberang Ulu II 2014 - 2034 menetapkan sempadan sungai sebagai berikut:

Page 74: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-16

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1. Untuk sungai besar yaitu Sungai Musi, di lokasi yang bertanggul sempadan sungainya

ditetapkan 3 meter dan di lokasi yang tidak bertanggul sempadan sungainya adalah

sebagai berikut:

Kedalaman kurang dari 3 m sempadan sungainya 10 m;

Kedalaman antara 3 hingga 20 m sempadan sungainya 15 m;

Kedalaman lebih dari 20 m sempadan sungainya minimal 30 m.

2. Untuk anak-anak sungai di Kecamatan Seberang Ulu II, dikelompokan dalam sungai

bertanggul didalam kawasan perkotaan dengan garis sempadan sungai ditetapkan

minimal 3 meter;

3. Kegiatan yang diijinkan dialokasikan di kawasan sempadan sungai adalah:

Bangunan prasarana sumber daya air;

Fasilitas jembatan dan dermaga;

Jalur pipa gas dan air minum;

Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;

Bangunan yang mendukung pariwisata untuk mewujudkan Palembang sebagai

Kota Tepian Sungai, seperti hotel, restoran, toko cindera mata, dan bangunan

lainnya dengan tetap memberi akses bagi masyarakat menuju sungai.

4. Bangunan yang mendukung pariwisata dan terletak di atas sungai untuk mewujudkan

Palembang sebagai Kota Tepian Sungai dapat diijinkan apabila menggunakan konstruksi

yang tidak merubah fungsi sungai dan atau menghambat aliran air;

5. Penataan dan revitalisasi rumah rakit sebagai sebagai aset wisata perlu dilakukan dalam

mendukung perwujudan Palembang sebagai Kota Tepian Sungai;

6. Penataan bangunan di tepian sungai harus berorientasi pada Waterfront City, sehingga

bangunan harus menghadap ke arah sungai.

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah menlindungi sungai dari kegiatan

manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan

dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Page 75: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-17

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Sungai yang melintas di Kecamatan Seberang Ulu II adalah sungai Musi dan anak-anak sungai

yang lainnya. Bedasarkan kriterianya, maka sempadan sungai yang ditetapkan di Kecamatan

Seberang Ulu II adalah penetapan sempadan Sungai Utama, yaitu Sungai Musi dengan lebar

Sungai ± 300 meter dan sempadan sungai ± 30 meter. Sedangkan untuk sungai di kawasan

perkotaan yang bertanggul diarahkan dengan sempadan sungai ± 3 m, khususnya pada

sempadan sungai kecil ( Sungai Kedukan) yang melintasi Kelurtahan 16 Ulu dan sentosa.

Alokasi yang menjadi rencana dalam penetapan sempadan sungai Musi tersebut adalah ±

11,16 Ha (12,07 % dari luas wilayah kecamatan seberang Ulu II) yang tersebar di bagian

utara wilayah kecamatan Seberang Ulu II, yaitu Kelurahan 11 Ulu, 12 Ulu, 13 Ulu, 14 Ulu dan

Tangga Takat.

GAMBAR 4-2 RENCANA PENETAPAN SEMPADAN SUNGAI

Page 76: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-18

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-3 ARAHAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI DI KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG

Arahan penataan sempadan sungai - sungai di Kecamatan Seberang Ulu II adalah sebagai

berikut:

1. Perlindungan terhadap Sungai Musi dengan memberikan dinding penahan air (turap)

dengan tidak merusak aliran air. Turap berfungsi sebagai dinding untuk menahan

kelongsoran tebing sungai dan melindungi tebing sungai terhadap gerusan air, sekaligus

berfungsi sebagai pelataran terbuka untuk ruang kegiatan publik.

Dinding turap memikul tekanan lateral tanah aktif dan air, sedangkan tiang turap

berfungsi memikul gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding turap, lantai

penutup berfungsi sebagai beban aksial (counter weight).

Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup

besar. Karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar dari ukuran

dimensi tapak. Lakukan penambahan cerucuk sebagai turap. Tujuannya supaya tekanan

lumpur akan berkurang.

Illustrasi Turap

Page 77: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-19

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-4 CONTOH DESAIN TURAP PENAHAN TANAH

2. Perlindungan sekitar sungai atau sebagai sempadan sungai dilarang mengadakan alih

fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas air sungai, hal ini bertujuan untuk

mendukung kegiatan Rehabilitasi Sungai Musi.

3. Sungai yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan dan

perkotaan dilakukan re-orientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai

bagian dari latar depan dan ditata hijau;

4. Mencegah pendirian bangunan permanen pada sempadan sungai pada jarak kurang dari

30 meter dari tepi bibir sungai kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan

badan air dan/atau pemanfaatan air serta pendirian bangunan dibatasi untuk

menunjang fungsi taman rekreasi.

5. Untuk sungai-sungai yang masuk wilayah perkotaan, lebar sempadan 10 - 15 meter,

diisi dengan vegetasi tahunan, baik pohon, perdu maupun ground cover.

6. Koefisien dasar hijau minimal adalah 90 %.

7. Tidak diperbolehkan kegiatan yang:

a. Pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan

dan keawetan tanah, fungsi hidrologi dan hidraulis, kelestarian flora dan fauna,

serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

Konstruksi turap dapat terbuat dari pasangan pondasi batu kali atau

sejenisnya dengan dimensi turap

disesuaikan dengan ketinggian serta beban tanah yang harus ditahan oleh

turap sehingga tidak terjadi keruntuhan konstruksi turap penahan

Page 78: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-20

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

b. Kegiatan yang merusak kualitas air sungai, kondisi fisik tepi sungai dan dasar

sungai, serta mengganggu aliran air.

4.2.2 Zona Sempadan Kolam Sungai

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai pengelolaan

kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar danau/situ yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau antara 50 – 100 m dari titik pasang

tertinggi ke arah darat atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Di Kecamatan Seberang Ulu II banyak terdapat lahan dengan karakteristih seperti

danau/waduk adalah kawasan kolam retensi dan rawa. Kawasan di sekitar kolam retensi perlu

ditetapkan sebagai kawasan lindung agar bisa menjaga fungsi kolam retensi dengan baik.

Sempadan kolam retensi paling sedikit 3 m dari tepi kolam retensi. Berkenaan dengan

banyaknya lahan genangan berupa rawa budidaya yang terdapat di wilayah Kecamatan

Seberang Ulu II, maka hendaknya untuk antisipasi terhadap bahaya banjir, maka lahan

tersebut hendaknya dijadikan sebagai calon lokasi kolam retensi sebagai langkah

pengendalian pemanfaatan ruang untuk lahan resapan air. Lokasi kolam retensi yang

direkomendasikan adalah di wilayah kelurahan 13 Ulu dan 16 Ulu.

4.2.3 Zona Ruang Terbuka Hijau

Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurut UU No. 26 Tahun 2008 adalah area

memanjang atau jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,

tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Pembagian RTH kawasan perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH privat. RTH publik

merupakan RTH yang dimiliki oleh kota/kawasan perkotaan yang digunakan untuk

kepentingan masyarakat secara umum. Yang termasuk RTH publik adalah taman kota, taman

pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Sedangkan yang

termasuk RTH privat adalah kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta

yang ditanami tumbuhan. Kondisi Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Seberang Ulu II belum

terdefinisikan dengan jelas sesuai dengan pedoman RTH kawasan perkotaan. Sebagai contoh

beberapa taman di wilayah Kecamatan seberang Ulu II masih bercampur antara taman

lingkungan, taman kota dan taman median jalan. Di kawasan Kecamatan Seberang Ulu II

Page 79: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-21

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

masih banyak lahan kosong yang berupa tanah tegalan dan semak belukar. Apabila tegalan

dan semak belukar ini dimasukkan di dalam kriteria Ruang Terbuka Hijau, maka RTH di

Kecamatan Seberang Ulu II diperkirakan bisa mencapai lebih dari 20%, akan tetapi

seandainya memenuhi kriteria Permen PU Nomor 5/PRT/M/2008, maka luasan RTH di

Kecamatan Seberang Ulu II masih belum mencukupi.

Berdasarkan pada Permen PU Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Secara fisik RTH dapat dibedakan

menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional

serta RTH non alami atau binaan seperti taman, lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-

jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan

ekonomi. Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok,

memanjang, tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruang

perkotaan. Dari segi kepemilikan, RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH privat.

Pembagian jenis-jenis RTH publik dan RTH privat adalah sebagaimana berikut:

TABEL 4-5 KEPEMILIKAN RTH

NO JENIS RTH PUBLIK PRIVAT

1 RTH Pekarangan

a. Pekarangan rumah tinggal √

b. Hal. Perkantoran, pertokoan & tempat usaha √

c. Taman atap bangunan √

2 RTH Taman dan Hutan Kota

a. Taman RT √ √

b. Taman RW √

c. Taman Kelurahan √

d. Taman Kecamatan √

e. Taman Kota √

f. Hutan Kota √

g.Sabuk Hijau (green Bellt) √

3 RTH Jalur Hijau Jalan

a. Pulau Jalan dan Median Jalan √

b. Jalur Pejalan Kaki √

c. Ruang dibawah jalan layang √

4 RTH Fungsi Tertentu

a. Sempadan rel kereta api √

b. Jalur SUTET √

c. Sempadan sungai/polder/pantai √

d. Sempadan Pantai

e. Pengamanan sumber air baku/mata air

d. Pemakaman √

Sumber : Permen PU No. 5/PRT/M/2008

Page 80: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-22

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:

1. Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;

2. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari

20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;

3. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki

total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi

tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota,

baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis

lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta

sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana

kebutuhan RTH di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II adalah sebagai berikut:

TABEL 4-6 RENCANA KEBURUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN PROPORSI

30% DARI LUAS WILAYAH KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG

NO. KELURAHAN

LUAS

WILAYAH

(HA)

KEBUTUHAN RTH LUAS (HA) PUBLIK PRIVATE

1 11 Ulu 25,0 5,0 2,5 7,5

2 12 Ulu 17,0 3,4 1,7 5,1

3 13 Ulu 100,0 20,0 10,0 30,0

4 14 Ulu 109,0 21,8 10,9 32,7

5 16 Ulu 228,0 45,6 22,8 68,4

6 Tangga Takat 394,0 78,8 39,4 118,2

7 Sentosa 197,0 39,4 19,7 59,1

Jumlah 1.070,0 214,0 107,0 321,0

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Berdasarkan penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Seberang Ulu II, ketersediaan ruang

terbuka berupa belukar dan tegalan di Kecamatan Seberang Ulu II dalam kondisi eksisiting

dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik sebagai salah satu penggunaan open space, dengan

luas semak belukar dan tegalan mencapai kurang lebih 96,57 Ha, maka ketersediaan ruang

publik adalah 9,02 % dari luas wilayah Kecamatan Seberang Ulu II.

Page 81: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-23

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Jenis RTH yang ada dan potensial untuk dikembangkan di kawasan perencanaan adalah:

1. Taman pasif, seperti: taman sisi jalan, taman pinggir jalan, jalur penghijauan jalan,

taman pulau jalan;

2. Taman aktif, seperti taman umum kota;

3. Lapangan olahraga;

4. Pemakaman;

5. Ruang terbuka bukan sarana lingkungan (lahan budidaya atau lahan kosong belum

terbangun);

6. Ruang terbuka pengaman (yang terbentuk karena sempadan jalan, sempadan sungai).

Rencana pengembangan RTH di Kecamatan Seberang Ulu II dapat dilihat pada Tabel berikut:

TABEL 4-7 RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU

NO JENIS RTH RENCANA PENGEMBANGAN RTH LOKASI

PENGEMBANGAN

1 Tata hijau

pekarangan

Berbentuk taman/penghijauan di pekarangan

Fungsi: tempat tumbuh tanaman, peresapan air, peneduh, estetika, pelembut dan penyatu bentuk bangunan, serta

kenyamanan penghuni

Persyaratan: area hijau dengan KDH minimal 10%

Seluruh wilayah permukiman

di Kec. seberang Ulu II

2 Tata hijau

Lingkungan perumahan

Berbentuk taman/RTH sesuai dengan jumlah dan kepadatan

penduduk Fungsi: taman, tempat bermain, lapangan olah raga,

penetralisir polusi udara

Jenis RTH: taman untuk 250 dan 2.500 penduduk

Persyaratan: sesuai dengan tingkat pelayanan

Seluruh Kelurahan

Taman di Pusat Sekunder Kebutuhan 0,2 s/d 0,3 m2/ orang untuk 120.000 - 480.000

penduduk, luas 3,6 s/d 9,6 ha

Fungsi: taman dan lapangan olah raga dengan stadion mini

14 Ulu

Taman di pusat lingkungan

Kebutuhan 0,2 s/d 0,3 m2/ orang untuk 30.000 - 120.000 penduduk, luas 0,9 – 2,4 ha

Fungsi: taman dan lapangan olah raga

Di setiap Kelurahan dan

pusat lingkungan

3 Tata hijau

Sepanjang

jalur sungai

Fungsi: penahan erosi, menjaga ketersediaan air, memberikan

lingkungan yang mendukung kehidupan, keamanan, dan

keselamatan terhadap banjir Dimensi: 10 - 15 meter di tepi sungai bertanggul, dan 10 - 50

meter di tepi sungai tak bertanggul

Sempadan Sungai Musi

4 Tata hijau

pemakaman

Fungsi: keindahan, kenyamanan visual, pembatas fisik,

resapan air dan pembentuk iklim mikro

TPU Telaga Sewidak dan TPU

di Jl. Semeru

Page 82: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-24

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO JENIS RTH RENCANA PENGEMBANGAN RTH LOKASI

PENGEMBANGAN

Persyaratan: jarak pepohonan renggang, dengan penutup

tanah dari rumput, secara bertahap dikurangi penggunaan penutup makam dengan perkerasan

5 Tata hijau jalur jalan

Jalan Utama (jalan Kolektor) Fungsi: peneduh, penyerap polusi, pencegah erosi, estetika

dan pembatas fisik antara kendaraan dengan pejalan kaki

Persyaratan: pohon peneduh di kiri kanan jalan, dan tanaman pemecah silau di bagian median

Kriteria: bentuk informal, tekstur rapat, akar tidak

mengganggu jalan perawatan mudah

Jalan UtamaD.I Pandjaitan, A. Yani dan Azhari

Jalan lokal

Fungsi: pengendali polusi, menahan sinar matahari, penahan kecapatan angin, pembatas fisik antara kendaraan dengan

pejalan kaki

Jalan-jalan lokal

Sumber : Hasil Rencana, 2014

TABEL 4-8 RENCANA PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN JUMLAH

PENDUDUK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

NO. JENIS RTH

LUAS 2018 2023 2028 2033

MIN JML

(UNIT) LUAS (HA)

JML (UNIT)

LUAS (HA)

JML (UNIT)

LUAS (HA)

JML (UNIT)

LUAS (HA)

A RTH Taman/Hutan

(Jiwa) m²/jiwa

1 Taman RT 250 1 407 10,2 437 10,9 539 13,5 665 16,6

2 Taman RW 2500 0,5 41 5,1 44 5,5 54 6,7 66 8,3

3 Taman Kelurahan

30000 0,3 3 3,1 4 3,3 4 4,0 6 5,0

4 Taman

Kecamatan

120000 0,2 1 2,0 1 2,2 1 2,7 1 3,3

5 Taman Kota 480000 0,3 0 3,1 0 3,3 0 4,0 0 5,0

6 Hutan Kota 480000 4 0 40,7 0 43,7 0 53,9 0 66,5

7 Pemakaman 120000 1,2 1 12,2 1 13,1 1 16,2 1 19,9

Jml RTH Taman/Hutan 76,3 81,9 101,0 124,6

% thdp Luas Kota 7,1 7,7 9,4 11,6

B RTH Lainnya

1 RTH Fungsi Tertentu

12,5 127,2 136,5 168,4 207,7

2 RTH Jalan 2 20,4 21,8 26,9 33,2

Jml RTH Lainnya 147,6 158,3 195,3 240,9

% thdp Luas Kota 13,8 14,8 18,3 22,5

Total Luas RTH Publik 223,94 240,2 296,3 365,6

% thdp Luas Kota 20,9 22,4 27,7 34,2

Jml Penduduk (jiwa) 101.791 109.173 134.687 166.165

Belum dibutuhkan

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Page 83: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-25

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Ruang terbuka hijau yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II yang

termasuk ke dalam kategori kawasan berfungsi budidaya meliputi :

1. RTH Perkarangan

RTH perkarang adalah lahan di luar bangunan, yang berfungsi untuk berbagai aktivitas.

Luas pekarangan disesuaikan dengan ketentuan koefisien dasar bangunan (KDB) di

kawasan perkotaan, sebesar 60%, sehingga perkarangan tersedia 20 – 10% sebagai

ruang terbuka hijau privat.

Untuk menentukan jumlah pohon di lahan privat digunakan dasar perhitungan dengan

asumsi sebuah pohon pelindung dengan pertumbuhan tajuk optimal memberi kontribusi

pada terbentuknya iklim mikro pada radius 6 meter dari titik tanam, maka liputan dari 1

(satu) pohon pelindung diasumsikan seluas kurang lebih 120 m2. Dengan berpegang

pada asumsi tersebut maka jumlah pohon pelindung yang harus ada pada setiap lahan

privat adalah 1 pohon setiap kelipatan luas kavling 120 m2. Pemilihan jenis pohon serta

ukuran pohon besar, sedang atau kecil disesuaikan dengan, keinginan pemilik, bentuk

arsitektural bangunan dan ruang yang tersedia. Khusus untuk lahan privat di bawah 120

m2 penanaman pohon pelindung dapat dilakukan pada pot. Sedangkan tanaman semak,

perdu dan ground cover di sesuaikan dengan kondisi lahan yang ada.

Mengikuti ketentuan dalam Permen No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman penyediaan

dan Pemafaatan RTH, maka untuk lahan perumahan di ditentukan sebagai berikut :

a. Pekarangan rumah besar :

Kategori yang termasuk rumah besar adalah rumah dengan luasan lantai di

atas 400 M2;

Ruang terbuka hijau minimum yang disarankan adalah luasan lahan kavling

dikurangi koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai peraturan daerah

setempat;

Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan setidak-tidaknya 4 pohon

pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan

atau rumput.

b. Pekarangan rumah sedang :

Kategori yang termasuk rumah sedang adalah rumah dengan luasan lantai

antara 200 m2 sampai dengan 500 m2;

Page 84: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-26

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Ruang terbuka hijau minimum yang disarankan adalah luasan lahan kavling

dikurangi koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai peraturan daerah

setempat;

Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan setidak-tidaknya 2 - 4

pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta

penutup tanah dan atau rumput.

c. Pekarangan rumah kecil :

Kategori yang termasuk rumah kecil adalah rumah dengan luasan lantai di

bawah 90 m2;

Ruang terbuka hijau minimum yang disarankan adalah luasan lahan kavling

dikurangi koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai peraturan daerah

setempat;

Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan setidak-tidaknya 1 pohon

pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan

atau rumput.

Untuk perumahan sedang dan kecil

pemanfaatan lahan tersisa untuk tanaman

dalam pot sangat dianjurkan.

Pemanfaatan saluran drainase, pembuatan

rak tanam atau tabulampot akan dapat

meningkatkan liputan vegetasi sehinga

tidak hanya memberikan sumbangan

padakeindahan tetapi juga dapat

menciptakan iklim mikro yang lebih

kondusif bagi lingkungan di sekitarnya.

Untuk meningkatkan resapan air baik rumah besar, sedang maupun kecil menerapkan

lubang resapan biopori di sepanjang saluran drainase air hujan. Berikut beberapa

alternatif pemanfaatan sisa lahan untuk tanaman dalam pot, dan penerapan lubang

resapan biopori untuk lahan privat.

Page 85: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-27

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-5 PEMANFAATAN RAK GANTUNG UNTUK TANAMAN POT

GAMBAR 4-6 SKETSA PENAMPANG LUBANG RESAPAN BIOPORI

LRB di Sekeliling Pohon LRB pada Batas Taman LRB di Tempat Parkir

atau Perkerasan lainnya

LRB pada

Dasar Saluran

Page 86: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-28

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Penyediaaan RTH pada bangunan perumahan dikelompokkan berdasarkan Kepadatan

bangunan. Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan per satuan luas area. Pada

umumnya, kawasan permukiman di pusat dan tengah kota memiliki kepadatan

bangunan tinggi, sedangkan di pinggiran kota memiliki kepadatan bangunan rendah.

Beberapa upaya yang dapat diterapkan sesuai dengan tingkat kepadatan bangunan

untuk mencapai kawasan permukiman ekologis adalah:

a. Kawasan dengan kepadatan bangunan tinggi.

Arahan penataan Ruang Terbuka Hijau di kawasan dengan kepadatan bangunan

tinggi, yaitu:

Menerapkan sistem mixed land uses (tata guna lahan campuran), dimana

berbagai macam fungsi kawasan bercampur, terutama adanya Ruang

Terbuka Hijau sebagai tempat rekreasi/ bermain yang saling berhubungan

dan mudah dicapai;

Meminimalkan penambahan bangunan dan fungsi-fungsi baru, sehingga

lahan dengan ruang terbuka hijau tidak berkurang;

Memakai bangunan-bangunan bertingkat, termasuk untuk hunian, agar

masih ada area untuk ruang terbuka.

b. Kawasan dengan kepadatan bangunan sedang.

Arahan penataan Ruang Terbuka Hijau di kawasan dengan kepadatan bangunan

sedang, yaitu:

Mempertahankan kepadatan sedang permukiman dengan meminimalkan

penambahan bangunan dan fungsi-fungsi baru;

Penambahan bangunan baru sebaiknya pada pusat dan tengah kawasan;

Menerapkan sistem mixed land uses (tata guna lahan campuran);

Meningkatkan daya guna pusat-pusat kawasan;

Penyediaan ruang-ruang terbuka yang memadai.

c. Kawasan dengan kepadatan bangunan rendah.

Arahan penataan Ruang Terbuka Hijau di kawasan dengan kepadatan bangunan

rendah, yaitu:

Page 87: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-29

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau, seperti kebun, taman rekreasi,

sawah/ladang, hutan;

Melestarikan area-area alami, seperti sungai, waduk/situ; dan

Penambahan bangunan dan fungsi baru pada pusat dan tengah kawasan.

Dari uraian di atas maka prioritas pengembangan RTH privat adalah peningkatan

kualitas RTH privat dengan meningkatkan tingkat liputan vegetasinya. Tabel berikut

dapat menjelaskan alternatif jenis pohon yang dapat digunakan pada RTH privat.

2. RTH Taman dan Hutan Kota

a. RTH Taman Rukun Tetangga (RT)

Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani

penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan

sosial di lingkungan RT tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m2 per

penduduk RT, dengan luas minimal 250 m2. Lokasi taman berada pada

radius kurang dari 300 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayani;

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80%

dari luas taman. Selain ditanami dengan berbagai tanaman, taman ini juga

terdapat minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau

sedang;

Luas kebutuhan taman Rukun Tetangga yang direncanakan di Kecamatan

Seberang Ulu II sampai akhir tahun perencanaan yaitu pada tahun 2034

adalah seluas ± 16,6 Ha yang terdiri dari 665 unit dan tersebar di seluruh

wilayah kecamatan seberang Ulu II.

Page 88: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-30

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 4-9 ALTERNATIF JENIS TANAMAN UNTUK RTH PRIVAT

Sumber : Hasil Rencana, 2014

b. RTH Taman Rukun Warga (RW)

RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman yang

ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja,

kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di

Page 89: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-31

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

lingkungan RW tersebut. Luas taman ini minimal 0,5 m2 per penduduk RW,

dengan luas minimal 1.250 m2. Lokasi taman berada pada radius kurang

dari 600 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya. Rencana

Kebutuhan Luas Taman RW di Kecamatan Seberang Ulu II adalah ± 8.3 Ha

yan terdiri dari 66 unit dan tersebar di seluruh wilayah Kecamatan

Seberang Ulu II;

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80%

dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai

tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami

dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10

(sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

c. RTH Kelurahan

RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk

melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2 per

penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2. Lokasi taman

berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan;

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90%

dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai

tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami

dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 25 (dua

puluh lima) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis

taman aktif dan minimal 50 (lima puluh) pohon pelindung dari jenis pohon

kecil atau sedang untuk jenis taman pasif;

Berdasarkan hasil analisa, luas RTH Kelurahan yang direncanakan di

Kecamatan seberang Ulu II adalah 5 Ha yang terdiri dari 6 unit taman.

d. RTH Kecamatan

RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan

untuk melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m2

per penduduk kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m2. Lokasi

taman berada pada wilayah Kelurahan 14 Ulu (lorong Gumay) yang saat ini

menjadi Pusat BWP Kecamatan Seberang Ulu II. Berdasarkan hasil

perhitungan dan analisa kebutuhan RTH Kecamatan di hubungkan dengan

Page 90: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-32

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

jumlah penduduk Kecamatan seberang Ulu II, maka luas RTH Kecamatan

yang direncanakan adalah 3.3 Ha;

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90%

dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai

tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami

dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 50 (lima

puluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk taman

aktif dan minimal 100 (seratus) pohon tahunan dari jenis pohon kecil atau

sedang untuk jenis taman pasif.

e. Taman Kota

RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk

satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000

penduduk dengan standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas

taman minimal 144.000 m2. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH

(lapangan hijau), yang dilengkapi dengan Sarana rekreasi dan olah raga,

dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% - 90%. Semua Sarana

tersebut terbuka untuk umum;

Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak

ditanam secara berkelompok atau menyebar yang berfungsi sebagai pohon

pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan;

Berdasarkan hasil analisa, bahwa kebutuhan taman kota di Kecamatan

seberang Ulu II belum memerlukan apabila dibandingkan dengan jumlah

penduduk tahun 2033 yang berjumlah 166.165 jiwa. Namun alangkah baik

nya pada saat ini sudah direncanakan dengan jumlah luasan ± 5 Ha.

Page 91: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-33

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 4-10 JENIS TANAMAN UNTUK TAMAN KOTA

NO JENIS DAN NAMA TANAMAN NAMA LATIN KETERANGAN

1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia Purpurea berbunga

2 Kemboja merah Plumeria rubra berbunga

3 Kersen Muntingia calabura berbuah

4 Kendal Cordia sebestena berbunga

5 Jambu batu Psidium guajava berbuah

6 Lengkeng Ephorbia longan berbuah

7 Bunga Lampion Brownea ariza berbunga

8 Kenanga Cananga odorata berbunga

9 Akasia mangium Accacia mangium -

10 Jambu air Eugenia aquea berbuah

11 Kenari Canarium commune berbuah

Sumber: Hasil Rencana, 2014.

f. Hutan Kota

Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah sebagai peyangga lingkungan kota

yang berfungsi untuk:

Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;

Meresapkan air;

Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dan

Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati

Indonesia.

Hutan kota dapat berbentuk:

Bergerombol atau menumpuk: hutan kota dengan komunitas vegetasi

terkonsentrasi pada satu areal, dengan jumlah vegetasi minimal 100 pohon

dengan jarak tanam rapat tidak beraturan;

Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola bentuk tertentu, dengan

luas minimal 2.500 m. Komunitas vegetasi tumbuh menyebar terpencar-

pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil;

Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) seluas 90% - 100% dari

luas hutan kota;

Berbentuk jalur: hutan kota pada lahan-lahan berbentuk jalur mengikuti

bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan lain sebagainya;

Page 92: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-34

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Lebar minimal hutan kota berbentuk jalur adalah 30 m.

Dilihat dari sisi fungsi, sebuah kota membutuhkan keserasian, rekreasi aktif dan

pasif, nuansa rekreatif, terjadinya keseimbangan mental (psikologis) dan fisik

manusia, habitat, keseimbangan eko-sistem. Maka, Kecamatan Seberang Ulu II

sampai akhir Tahun Perencanaan belum membutuhkan Hutan Kota, namun fungsi

nya masih bisa di tutui dengan jumlah tegalan yang terdapat di wilayah

Kecamatan seberang Ulu II.

g. Sabuk Hijau

Sabuk hijau merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah penyangga dan untuk

membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan (batas kota, pemisah

kawasan, dan lain-lain) atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya

agar tidak saling mengganggu, serta pengamanan dari faktor lingkungan

sekitarnya. Sabuk Hijau di wilayah kecamatan Seberang Ulu II direncanakan

sebagai sabuk Hijau pembatas terhadap Kawasan pertanian dan kegiatan

perkotaan.

Arahan pengembangan Sabuk hijau, yaitu:

RTH yang memanjang mengikuti batas-batas area atau penggunaan lahan

tertentu, dipenuhi pepohonan, sehingga berperan sebagai pembatas atau

pemisah;

Pertanian yang telah ada sebelumnya (eksisting) dan melalui peraturan

yang berketetapan hukum.

Fungsi lingkungan sabuk hijau:

Peredam kebisingan;

Mengurangi efek pemanasan yang diakibatkan oleh radiasi energi matahari;

Penapis cahaya silau;

Mengatasi penggenangan; daerah rendah dengan drainase yang kurang

baik sering tergenang air hujan yang dapat mengganggu aktivitas kota,

serta menjadi sarang nyamuk.

Penahan angin; untuk membangun sabuk hijau yang berfungsi sebagai

penahan angin perlu diperhitungkan beberapa faktor yang, meliputi panjang

jalur, lebar jalur;

Page 93: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-35

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Meningkatkan resapan air, sehingga akan meningkatkan jumlah air tanah

yang akan menahan perembesan air laut ke daratan;

Penyerap dan penepis bau.

TABEL 4-11 JENIS TANAMAN UNTUK SABUK HIJAU

NO JENIS DAN NAMA TANAMAN NAMA LATIN

1 Angsana Pterocarpus indicus

2 Pinus Benquet Pinus insularis

3 Senon, Sengon Laut, Jeungjing Paraserianthes falcataria

4 Meranti tembaga Shorea leprosula

5 Keluarga Mahoni Swietenia spp.

6 Cemara laut Casuarina equisetifolia

7 Kemlandingan Leucaena glauca

8 Salam Eugeniu polyantha

9 Jati Tectona grandis

Sumber: Hasil Rencana, 2014

3. RTH Jalur Hijau Jalan

Untuk jalur hijau jalan, RTH

dapat disediakan dengan

penempatan tanaman antara

20–30% dari ruang milik jalan

(rumija) sesuai dengan kelas

jalan. Untuk menentukan

pemilihan jenis tanaman,

perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan

penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang

disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.

Jaringan jalan yang terdapat di Kecamatan seberang Ulu II saat ini, terutama jalan

Azhari relatif sempit dan sebagian diantaranya nyaris tidak memiliki sempadan

bangunan terhadap jalan. Sejalan dengan dengan perkembangan, kondisi ini tdak dapat

dibiarkan khususnya apa area pengembangan baru kota kecamatan.RTH sempadan

jalan menampung beberapa fungsi antara lain, jalur pejalan kaki, jalur utilitas, street

furniture, area resapan air serta vegetasi pelindung dan pengaman pemakai jalan.

Page 94: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-36

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Berkenaan dengan hal tersebut maka penyediaan RTH sempadan jalan minimal 20 – 30

% dari lebar jalan, perlu di alokasikan.

Berdasarkan kondisi

ekologis lingkungan yang

semakin buruk akibat

pencemaran udara dari

kendaraan, maka di

Kecamatan Seberang Ulu

II pemilihan vegetasi

untuk RTH sempadan

jalan ditekankan pada vegetasi yang memiliki kemampuan sebagai pereduksi polutan,

sekaligus pelindung dari terik matahari dan terpaan angin. Sedangkan pulau jalan

adalah RTH yang terbentuk karena geometris jalan, sehingga tidak memiliki bentuk dan

standar luasan yang baku. Pulau jalan di samping sebagai pembagi, pengarah dan

pengaman jalan, juga memiliki fungsi sebagai pengenal bagi pemakai jalan. Untuk itu

maka penataan RTH pulau jalan hanya diarahkan pada peningkatan keindahan, dengan

tetap memperhatikan keamaman pemakai jalan, khususnya penutupan visual yang

sering menyebabkan “blind spot” bagi pemakai jalan.

Atas dasar kondisi tersebut maka arahan penataan RTH sempadan jalan di Kecamatan

Seberang Ulu II adalah sebagai berikut:

Penyediaan RTH sempadan jalan di Kecamatan Seberang Ulu II harus di terapkan

pada saat pelebaran jalan atau pembangunan jalan baru;

Lebar sempadan jalan minimal 20 – 30 % dari lebar jalan;

Sesuai klas jalannya, maka jalur pejalan kaki, street furniture dapat dialokasikan

pada RTH ini;

Pemilihan vegetasi dari tanaman pereduksi polutan dengan jarak tanam antara 5

– 8 m di sesuaikan dengan pemilihan vegetasinya;

Penempatan jalur pejalan kaki, street furnitire dan fasilitas pendukung lainnya

tetap mempertimbangkan optimasi RTH ini sebagai area resapan air;

Penataan pulau jalan lebih ditekankan pada penciptaan estetika, dengan

menempatkan tanaman hias serta taman-taman, yang sebagai elemen

keindahan.

Page 95: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-37

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4. RTH Ruang Pejalan Kaki.

Ruang Pejalan Kaki

adalah ruang yang

disediakan bagi pejalan

kaki pada kiri – kanan

jalan atau di dalam

taman. Ruang pejalan

kaki yang dilengkapi

dengan RTH harus

memenuhi hal-hal

sebagai berikut:

Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang ditawarkan oleh

system pedestrian;

Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada lansekap untuk

membantyu dalam menenmukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih Besar;

Kemudian berpindah dari satu arah kea rah lainnya yang dipengaruhi oleh

kepadatan pedestrian, kehadiran penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan

kondisi iklim. Jalur pejalan kaki harus aksesibilitas untuk semua orang termasuk

penyandang cacat.

Pola tanam RTH jalur pejalan kaki di wilayah Kecamatan seberang Ulu II,

terutama di sekitar jalan utama, yaitu D.I Pandjiatan, A. Yani dan Azhari pada

penataannya harus mengacu pada Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tentang

Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan dan

Pedoman penyediaan dan Pemanfaatan Parasarana dan sarana Ruang Pejalan

Kaki. Hal tersebut guna menciptakan suasana yang nyaman untuk di lewati.

5. RTH Fungsi Tertentu

Dalam Peraturan Menteri No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, ditentukan RTH fungsi

tertentu termasuk jalur hijau antara lain RTH sempadan sempadan sungai dan RTH

sempadan danau/waduk/situ, RTH pengamanan sumber air baku/mata air.

Page 96: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-38

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

a. RTH Sempadan Sungai

RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri dan kanan

sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi sungai tersebut dari

berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan kelestariannya.

Sesuai peraturan yang ada, sungai di perkotaan terdiri dari sungai bertanggul dan

sungai tidak bertanggul, seperti yang telah dikemukakan pada Rencana

Sempadan Sungai sebelumnya, dengan alokasi sempadan sungai 11,16 ha atau 1

% dari luas wilayah Kecamatan Seberang Ulu II.

Pengembangan ruang terbuka hijau daerah aliran sungai Musi berupa:

Penghijauan seluruh lebar jalur pengaman sungai sebagai daerah hijau

pada tepi sungai yang tidak bertanggul;

Penanaman jenis pohon pelindung ditujukan sebagai penahan erosi baik

berupa tanaman produktif maupun non produktif;

Menjadi tempat tumbuh dari burung atau jasad renik lainnya, serta menjadi

penghubung hijau antara RTH satu dengan RTH lainnya;

Penataan tanaman disesuaikan dengan lahan yang mungkin disediakan

dengan jarak tanaman.

Pengembangan sempadan sungai musi saat ini sudah ada pemabngunan jalan

inspeksi dengan lebar 5 m dan sudah dibangun sepanjang 460 m, membentang

dari kelurahan 10 ulu, sampai dengan wilayah 13 Ulu. Sehingga pada penataanya,

sempadan sungai musi ini harus menggunakan media tanam yang bisa membuat

unsur artistik dan tetap lestari.

RTH sempadan sungai ini dapat berfungsi ganda, misalnya dapat dimanfaatkan

sebagai taman lingkungan atau tempat rekreasi. Sedangkan daerah konservasi

pada dasarnya tidak boleh diganggu mengingat fungsi dasarnya yang sangat

penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Namun, tidak tertutup

kemungkinan untuk menerapkan fungsi ganda, selama fungsi tersebut tidak

mengganggu fungsi utama daerah konservasi.

Beberapa jenis tumbuhan yang dapat ditanam antara lain: Avicenia spp,

Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Lumnitzera spp, Excoecaria spp,

Xylocarpus spp, Aegiceras sp, dan Nypa sp.

Page 97: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-39

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

b. RTH Pemakaman/TPU.

Tempat Pemakaman umum yang terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II terdapat

2 lokasi, yaitu:

TPU Naga Sewidak di Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, seluas

4,09 hektar;

TPU Semeru di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II seluas 1

Hektar;

Tempat pemakaman umum tersebut diharapkan dapat melayani warga

kecamatan Seberang Ulu II dengan melayani bagian utara dan selatan wilayah

perencanaan yang terpisah oleh Jalan D.I Panjaitan.

Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi

utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu

sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi,

pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat

disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.

Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah

sebagai berikut: ukuran makam 1 m x 2 m, jarak antar makam satu dengan

lainnya minimal 0,5 m. tiap makam tidak diperkenankan dilakukan

penembokan/perkerasan, pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan

jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat,

batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan

deretan pohon pelindung disalah satu sisinya, batas terluar pemakaman berupa

pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau

dengan pohon pelindung, ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa

perkerasan minimal 70% dari total area pemakaman dengan tingkat liputan

vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya. Sasaran yang harus dicapai dalam

pengembangan dan penataan ruang terbuka Pemakaman Umum antara lain :

Mengembangkan ruang terbuka dengan efisiensi pemanfaatan lahan;

Mengembangkan sistem sirkulasi di perkuburan;

Mengembangkan jenis vegetasi yang dapat ditanam sesuai dengan

karakteristik fisik lokasi.

Page 98: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-40

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi

utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu

sebagai daerah resapan air, tempa tpertumbuhan berbagai jenis vegetasi,

pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat

disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.

Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah

sebagai berikut:

Ukuran makam 1 m x 2 m;

Jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;

Kebutuhan satu makam sebesar 2.5 m2;

Tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/perkerasan;

Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing

blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;

Batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan

deretan pohon pelindung disalah satu sisinya;

Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara

pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;

Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal

70% dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari

luas ruang hijaunya;

Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh juga untuk

meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta

keindahan.

c. RTH Jalur Listrik Tegangan Tinggi

Ketentuan lebar sempadan jaringan tenaga listrik yang dapat digunakan sebagai

RTH adalah adalah 64 m yang ditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik.

Page 99: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-41

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4.2.4 Zona Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi besar mengalami

bencana. Kawasan ini meliputi kawasan rawan bencana letusan gunung, bencana gempa

bumi, rawan banjir dan tanah longsor. Kecamatan Seberang Ulu II tidak termasuk dalam

kawasan rawan bencana seperti yang dimaksud di atas melainkan hanya sebagai genangan

yang bersifat temporer. Kawasan rawan bencana genangan ini terutama tersebar di kawasan

sepanjang pinggiran sungai Musi dan anak-anak sungai. Wilayah rawan genangan tersebut

teridentifikasi di wilayah Kelurahan yang berbatasan langsung dengan Sungai Musi, yaitu

Kelurahan 11 Ulu, 12 Ulu, 13 Ulu, 14 Ulu dan Tangga Takat. Disamping itu, rawan bencana

lainnya adalah rawan bencana kebakaran. Rawan bencana kebakaran terutama tersebar pada

kawasan-kawasan permukimanyang padat. Wilayah permukiman padat yang terdapat di

wilayah kecamatan seberang Ulu II adalah wilayah Kelurahanan 11 Ulu, 12 Ulu, dan 13 Ulu.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana dengan tingkat kebencanaan yang

tinggi, maka penanganannya adala dengan menyediakan ruang evaluasi bencana, meliputi:

Ruang-ruang evakuasi dengan memanfaatkan lahan yang memiliki elevasi ketinggian topografi

lebih tinggi dari lokasi bencana.

TABEL 4-12 RENCANA PERUNTUKAN ZONA LINDUNG DI KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG

NO. POLA RUANG LUAS (HA) %

1 Sempadan Sungai 11.16 1.0

2 RTH 321.0 30.0

Luas Zona Lindung 332.16 31.0

Luas Kec. seberang Ulu II 1,070.00 100.0

Sumber : Hasil Rencana, 2014

4.3 Zona Budidaya

Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas

daya dukung lingkungan, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, terciptanya

keserasian dengan arahan struktur ruang yang dikembangkan. Kawasan budidaya

menggambarkan kegiatan dominan yang berkembang di dalam kawasan tersebut. Dengan

demikian, masih dimungkinkan keberadaan kegiatan budidaya lainnya di dalam kawasan

tersebut. Arahan peruntukan kawasan budidaya dimaksudkan untuk memudahkan

Page 100: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-42

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

pengelolaan kegiatan termasuk dalam penyediaan prasarana dan sarana penunjang,

penanganan dampak lingkungan, penerapan mekanisme insentif, dan sebagainya. Hal ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa penyediaan prasarana dan sarana penunjang kegiatan

akan lebih efisien apabila kegiatan yang ditunjangnya memiliki besaran yang memungkinkan

tercapainya skala ekonomi dalam penyediaan prasarana dan sarana. Peruntukan kawasan

budidaya disesuaikan dengan kebijakan pembangunan yang ada.

Alokasi ruang untuk kawasan budidaya dilakukan berdasarkan kriteria kawasan sesuai dengan

pemanfaatannya. Kriteria kawasan budidaya merupakan ukuran yang digunakan untuk

penentuan suatu kawasan yang ditetapkan untuk berbagai usaha dan/atau kegiatan yang

terdiri dari kriteria teknis sektoral dan kriteria ruang. Kriteria teknis sektoral adalah ukuran

untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang suatu kegiatan dalam kawasan untuk

memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung, kesesuaian lahan, dan bebas bencana

alam. Kriteria ruang adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang untuk suatu

kegiatan budidaya dalam kawasan menghasilkan nilai sinergi terbesar terhadap kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan tidak bertentangan dengan pelestarian lingkungan. Kriteria

ruang didasarkan pada azas-azas berikut:

Saling menunjang antar-kegiatan

Kelestarian lingkungan

Tanggap terhadap dinamika perkembangan

Kriteria bagi kawasan budidaya secara umum didasarkan pada faktor-faktor kesesuaian untuk

dikembangkan sebagai kegiatan budidaya tertentu. Secara rinci, klasifikasi dan kriteria

kawasan budidaya tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 4-13 KLASIFIKASI DAN KRITERIA KAWASAN BUDIDAYA

KAWASAN KRITERIA KETERANGAN

Kawasan Hutan

Produksi Tetap

Kawasan hutan dengan faktor-faktor

kemiringan lereng, jenis tanah dan curah

hujan yang memiliki skor < 124 diluar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi

lainnya (SK Mentan No. 683/Um/8 dan

837/KPTS/Um/11/1980).

Arahan pengembangan hutan produksi

terbatas, hutan produksi tetap dan hutan

produksi konversi: Kategori hutan

Hasil analisis fisik dengan

mempertimbangkan adanya wilayah

limitasi, sesuai dengan kriteria dalam Keppres No. 32/1990 bagi kawasan

lindung

Kawasan Hutan

Produksi Terbatas

Kawasan hutan dengan faktor-faktor

kemiringan lereng, jenis tanah dan curah hujan yang mempunyai skor 125 - 174, diluar

hutan suaka alam, hutan wisata, dan hutan

Page 101: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-43

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

KAWASAN KRITERIA KETERANGAN

konversi lainnya (SK Mentan No.

683/KPTS/Um/11/1980).

Dalam rangka memberikan arahan bagi

pengembangan kawasan budidaya, kawasan

ini mencakup hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas yang telah ditetapkan

seperti diatas, setelah dikurangi areal yang

potensial untuk kegiatan budidaya yang

bersifat lebih intensif.

Arahan pengembangan hutan produksi

terbatas diarahkan pada hasil analisis fisik dengan mempertimbangkan adanya wilayah

limitasi sesuai dengan kriteria dalam Keppres

No. 32/1990 bagi kawasan lindung

Kawasan Hutan

Produksi Konversi

Kawasan hutan dengan faktor-faktor

kemiringan lereng, jenis tanah dan curah

hujan yang mempunyai skor < 124, diluar hutan suaka alam, hutan wisata, hutan

produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan

hutan konversi lainnya (SK Mentan No. 683/Um/8 dan 837/KPTS/Um/11/1980).

Kawasan Pertanian

Lahan Basah

Ketinggian < 1000 m dpl

Kemiringan lereng < 40% Kedalaman efektif tanah > 30 cm

Terdapat sistem irigasi (teknis, setengah

teknis dan sederhana)

Arahan pengembangan kawasan pertanian

lahan basah didasarkan pada potensi dan kesesuaian lahan dengan dukungan jaringan

irigasi.

Kawasan Pertanian

Lahan Kering

Ketinggian < 1000 m dpl

Kemiringan lereng < 40% Kedalaman efektif tanah > 30 cm

Pemetaannya dalam skala 1 : 10.000 hanya

dilakukan dalam kawasan pertanian lahan kering, yang didalamnya dapat pula terdiri

atas kawasan pertanian lahan basah.

Kawasan Tanaman

Tahunan/ Perkebunan

Ketinggian < 2000 m dpl

Kemiringan lereng < 40% Kedalaman efektif tanah > 30 cm

Arahan pengembangan kawasan tanaman

tahunan dan perkebunan didasarkan pada potensi pengembangan perkebunan, selain

kesesuaian lahan hasil analisis.

Kawasan Peternakan Ketinggian > 1000 m dpl

Kemiringan lereng > 15%

Jenis tanah/iklim sesuai dengan padang rumput

-

Kawasan Perikanan Kemiringan lereng < 8% Persediaan air permukaan cukup

-

Kawasan Permukiman Kemiringan lereng < 15%

Ketersediaan air terjamin

Aksesibilitas yang baik

Tidak berada pada daerah rawan bencana Berada dekat dengan pusat kegiatan

Kawasan ini mencakup kawasan permukiman

perkotaan dan perdesaan.

Untuk ibukota kabupaten dan ibukota

kecamatan, kawasannya disesuaikan dengan batas wilayah pengembangan kota (bagi kota

yang telah memiliki rencana kota) atau

mempunyai kesesuaian lahan untuk pengembangan kota (sesuai dengan kriteria

Permendagri No. 7/1986 dan Instruksi

Mendagri No. 34/1986 tentang penetapan batas wilayah kota).

Untuk permukiman pedesaan, keberadaan

saat ini menjadi dasar untuk mempertimbangkan perluasannya.

Kawasan Pertambangan

Mempunyai potensi bahan tambang

Kawasan Pariwisata Memiliki keindahan dan panorama alam Memiliki kebudayaan yang bernilai tinggi

Memiliki bangunan sejarah

-

Page 102: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-44

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Zona budidaya yang dimaksudkan berdasarkan Perman PU Nomor 20/2011 tentang Pedoman

Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

1. Zona Perdagangan dan Jasa;

2. Zona Perkantoran;

3. Zona Permukiman;

4. Zona Sarana Pelayanan Umum; dan

5. Zona Peruntukan Lainnya.

4.3.1 Zona Perdagangan dan Jasa

Dalam lampiran dari Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman penyusunan RDTR

dan peraturan zonasi kabupaten/kota dijelaskan bahwa zona perdagangan dan jasa

dikelompkkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu zona perdagangan dan jasa tunggal (K-1),

zona perdagangan dan kopel (K-2), zona perdagangan dan jasa deret (K-3). Arahan yang

direncanakan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang untuk zona perdagangan dan

jasa adalah perdagangan dan jasa tunggal (K-1).

Kawasan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan

perdagangan dan jasa. Fungsi utama dari kawasan perdagangan dan jasa ini adalah untuk

memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar penduduk. Kriteria teknis dan

kesesuaian lahan bagi pengembangan kawasan ini antara lain:

1. Tidak terletak pada kawasan lindung atau kawasan rawan bencana.

2. Lokasi strategis dan mudah dijangkau.

3. Dilengkapi dengan fasilitas umum seperti parkir, kantor polisi, pemadam kebakaran,

tempat ibadah, air bersih, tempat sampah, dsb.

Kriteria perencanaan umum di kawasan perdagangan dan jasa ini antara lain:

1. Peletakan bangunan dan penyediaan sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan

kebutuhan konsumen.

2. Jenis bangunan yang direkomendasikan diperbolehkan adalah:

Page 103: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-45

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

a. Bangunan usaha perdagangan eceran, toko, warung, tempat perkulakan,

pertokoan;

b. Bangunan hotel, guest house dan penginapan lainnya;

c. Bangunan parker;

d. Bangunan tempat pertemuan, aula, tempat konferensi;

e. Bangunan tempat hiburan, bioskop, area bermain.

Arahan pemanfaatan ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan pada upaya

penegasan, reformulasi dan pengendalian arahan RTRW sebelumnya berkaitan dengan upaya

pemisahan antara kegiatan perdagangan dan jasa yang memiliki skala pelayanan

interregional, regional dan kegiatan perdagangan yang memiliki jangkauan pelayanan internal

Kota Palembang dan pelayanan lokal. Rencana pengaturan pemanfaatan ruang pada lahan

perdagangan dan jasa di wilayah perencanaan, yaitu:

1. Rencana pola pengembangan zona perdagangan dan jasa:

Pola perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang ada di Kecamatan Seberang

Ulu II merupakan pola pengembangan yang linear dengan berorientasi pada jalan

utama pada kawasan perkotaan. Dengan demikian pola ruang zona perdagangan dan

jasa dikembangkan dengan pola linear, dimana penataan bangunan dikembangkan

dengan skala pelayanan regional dan kecamatan dalam bentuk deret sehingga

membentuk karakter ruang kota melalui pengembangan bangunan perdagangan dan

jasa dalam bentuk deret.

Pola ruang zona perdagangan dan jasa diarahkan pada lokasi dengan karakteristik

sebagai berikut:

a. Lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang sampai rendah;

b. Skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah tingkat

regional, kota, dan lokal;

c. Jalan akses minimum adalah jalan kolektor;

d. Sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan langsung dengan

perumahan penduduk.

Page 104: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-46

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Rencana kebutuhan pengembangan zona perdagangan dan jasa

Dengan penetapan Kecamatan Seberang Ulu II sebagai SPPK, maka untuk mendukung

penetapan tersebut rencana kebutuhan pengembangan zona perdagangan dan jasa

dilakukan dengan:

a. Penataaan lingkungan Kawasan perdagangan dan jasa, dilakukan dengan:

Menyediakan lahan parkir dengan minimum 10 % dari luas kapling atau

kawasan;

Menyediakan ruang terbuka hijau minimum 10 % dari luas kawasan;

Menyediakan ruang terbuka non hijau; baik berfungsi untuk kepentingan

publik maupun kepentingan ekonomi (seperti perdagangan informal), jalur

pejalan kaki dengan lebar minimum 1,5 m;

Menyediakan kantor pengelola;

Menyediakan WC umum; dan

Menyediakan 1 (satu) ruang untuk Tempat Pembuangan Sampah

Sementara (TPS).

b. Pengembangan dan Penataan kawasan perdagangan dan jasa pada koridor jalan

kolektor primer dengan penataan tata massa bangunan.

c. Pengembangan dan penataan kawasan perdagangan dan jasa dilakukan dengan

pertimbangan sebagai berikut :

Terletak pada jalan kolektor untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala

regional;

Terletak pada jalan lokal primer untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala

kecamatan;

Terletak pada lokasi pengembangan permukiman dengan skala pelayanan

lokal.

Sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 17/PRT/M/2009 tanggal 23 Juli 2009,

kawasan perdagangan dan jasa dibedakan menjadi kawasan pasar tradisional, pusat

perbelanjaan dan pertokoan modern. Arahan pemanfaatan ruang untuk kegiatan

perdagangan dan jasa tersebut, yaitu:

Page 105: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-47

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

a. Kawasan Pasar Tradisional

Di wilayah Kecamatan Seberang Ulu saat ini tidak terdapat pasar tradisional,

dikarenakan warga Kecamatan Seberang Ulu II sudah terlayani oleh pasar

tradisional yang terdapat di Kelurahan 9 – 10 Ulu, tentunta secara administrative,

pasar tersebut masuk kedalam wilayah administrative Kecamatan seberang Ulu I,

namun secara fisik bahwa pasar 9 – 10 ulu berbatasan langsung dengan wilayah

Kelurahan 11 Ulu Kecamatan seberang Ulu II.

Masyarakat Kecamatan Seberang Ulu II, yang tinggal disebelah selatan dan timur,

cenderung sudah terlayani oleh pasar tradisional yang yang berlokasi di

Kecamatan Plaju, yaitu pasar plaju yang secara administratif masuk kedalam

wilayah Kelurahan Plaju Ilir.

Dengan kondisi tersebut, maka arahan RTRW Kota Palembang 2012 – 2032,

belum membuat arahan perencanaan untuk pembangunan pasar tradisional di

wilayah Kecamatan seberang Ulu II, warga Kecamatan Seberang Ulu II sudah

terlayani oleh pasar tradisional yang terletak di 9-10 Ulu dan Pasar Tradisonal

Plaju.

b. Kawasan Pusat Perbelanjaan/Grosir

Kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan Pusat perbelanjaan atau gosir di

Kecamatan Seberang Ulu II, meliputi:

Pengembangan pelayanan terhadap Pasar 9-10 Ulu, dengan

mengembangkan pelayanan kawasan perdagangan di wilayah Kelurahan

11,12 dan 13 Ulu;

Pusat Perbelanjaan JM Plaju dan pertokoan di Jl. Ahmad Yani dan secara

administrative masuk kedalam wilayah Kelurahan 16 Ulu dan Tangga Takat.

c. Kawasan Pertokoan

Kawasan pertokoan yang terdapat di wilayah Kecamatan seberang Ulu II adalah

di pusat pelayanan Kota di koridor jl. Ahmad Yani dan Jl. Azhari, dan

kecenderungan perkembangan pertokoan bergerak di sekitar wilayah Tangga

Takat dan 16 Ulu yang memungkinkan pelayanan untuk wilayah seberang Ulu II

dan wilayah Kecamatan Plaju, sehubungan dengan lokasi pertokoan tersebut yang

berada pada Jalan Kolektor primer yang menghubungkan PPK Plaju.

Page 106: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-48

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4.3.2 Zona Perkantoran

Dalam lampiran dari Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman penyusunan RDTR

dan peraturan zonasi kabupaten/kota dijelaskan bahwa zona perkantoran dikelompokan

menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu pemerintah (KT-1) dan swata (KT-2). Arahan yang

direncanakan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang untuk zona perkatoran adalah

pemerintah (KT-1) berupa perkantoran pemerintah, serta perkantoran swasta (KT-2).

Zona perkantoran dan pemerintahan merupakan salah satu kawasan pelayanan umum yang

melayani masyarakat. Kawasan ini meliputi: kawasan pusat kecamatan, desa dan pelayanan

umum perkantoran seperti perbankan, PLN dan Koperasi dll.

Alokasi rencana pemanfaatan ruang untuk kegiatan pemerintahan dan perkantoran swasta,

dibedakan berdasarkan hirarki perkantoran pemerintahan serta jangkauan pelayanan kegiatan

perkantoran yang dimaksud. Lokasi perkantoran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perkantoran Pemerintahan, saat ini sudah berkembang di sepanjang Jalan D.I

Pandjaitan dan di sekitar Lorong Gumay. Saat ini di lorong gumay sudah terdapat

Kantor Kecamatan dan Polres serta beberapa kantor UPT. Sedangkan untuk kantor

kelurahan tersebar di lokasi Pusat pelayanan Skala Lingkungan, dan saat ini sudah

berlokasi rata-rata di koridor Jalan Azhari.

2. Kawasan perkantoran swasta diarahkan di koridor jalan-jalan utama bercampur (mix)

dengan kawasan perdagangan dan jasa. Hal ini dikarenakan memang pada dasarnya

perusahaan swasta pada umumnya bergerak dibidang jasa atau perdagangan.

Perkembangan perkantoran swasta tersebut saat ini lebih banyak berkembang di sekitar

koridor jalan D.I Pandjaitan.

4.3.3 Zona Permukiman

Dalam lampiran dari Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman penyusunan RDTR

dan peraturan zonasi kabupaten/kota dijelaskan bahwa zona perumahan dikelompkkan

menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu perumahan kepadatan sangat tinggi, perumahan kepadatan

tinggi, perumahan kepadatan sedang, perumahan kedapatan rendah dan perumahan

kepadatan sangat rendah.

Page 107: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-49

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Berdasarkan karakteristik dari Kecamatan Seberang Ulu II dan kebijakan pengembangan dari

Kecamatan Seberang Ulu II di masa yang datang yang merupakan kawasan permukiman

perkotaan, maka arahan rencana zona perumahan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang adalah permukiman kepadatan rendah (R-2), perumahan kepadatan sedang (R-3),

dan perumahan kepadatan tinggi (R-4).

TABEL 4-14 KEBUTUHAN JUMLAH RUMAH DAN LUAS LAHAN DI KECAMATAN SEBERANG

ULU II – KOTA PALEMBANG

NO KELURAHAN KAVLING

PERKIRAAN KEBUTUHAN TAHUN 2033

JUMLA

PENDUDUK

JUMLAH

KK

RUMAH

(UNIT)

LUAS

(M2)

LUAS

(HA)

1 11 Ulu 360 (16.65%) 13406 2681 447 160872 16.09

180 (33.33%) 894 160872 16.09

90 (49.95%) 1341 120654 12.07

Sub Total 2681 442398 44.24

2 12 Ulu 360 (16.65%) 10235 2047 341 122820 12.28

180 (33.33%) 682 122820 12.28

90 (49.95%) 1024 92115 9.21

Sub Total 2047 337755 33.78

3 13 Ulu 360 (16.65%) 24257 4851 809 291084 29.11

180 (33.33%) 1617 291084 29.11

90 (49.95%) 2426 218313 21.83

Sub Total 4851 800481 80.05

4 14 Ulu 360 (16.65%) 22419 4484 747 269028 26.90

180 (33.33%) 1495 269028 26.90

90 (49.95%) 2242 201771 20.18

Sub Total 4484 739827 73.98

5 16 Ulu 360 (16.65%) 41513 8303 1384 498156 49.82

180 (33.33%) 2768 498156 49.82

90 (49.95%) 4151 373617 37.36

Sub Total 8303 1369929 136.99

6 Tangga Takat 360 (16.65%) 29460 5892 982 353520 35.35

180 (33.33%) 1964 353520 35.35

90 (49.95%) 2946 265140 26.51

Sub Total 5892 972180 97.22

7 Sentosa 360 (16.65%) 24875 4975 829 298500 29.85

180 (33.33%) 1658 298500 29.85

90 (49.95%) 2488 223875 22.39

Sub Total 4975 820875 82.09

Jumlah 166165 33233 33233 5483445 548

Sumber : Hasil Rencana, 2014

Page 108: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-50

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk perumahan dan permukiman harus memenuhi

syarat antara lain:

1. Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0-25%);

2. Tersedia sumber air yang cukup;

3. Tidak berada pada kawasan lindung dan kawasan rawan bencana;

4. Tidak berada di kawasan pertanian dengan irigasi teknis.

Penyebaran lokasi perumahan di Kecamatan Seberang Ulu II mempunyai pola penyebaran

tertentu. Pola penyebaran perumahan yang dominan adalah menyebar secara linier

berorientasi pada jaringan jalan kolektor, terutama di wilayah koridor Jalan Azhari dan juga di

sepanjang jalan-jalan lokal, terutama di wilayah Kelurahan 16 Ulu dan Sentosa.

Kecenderungan perkembangan perumahan pada masa mendatang masih akan berada di

sepanjang jalur jalan karena dianggap memberikan kelancaran perhubungan dan pergerakan

optimal, oleh karena itu untuk membuka daerah perumahan baru atau meningkatkan

perumahan yang sudah ada maka perlu ditingkatkan pula jaringan jalan yang ada dan

membuka jaringan jalan baru untuk membuka daerah terbelakang. Selain perkembangan

secara linier zona perumahan juga cenderung berkembang di pusat-pusat kegiatan/pusat

pelayanan yang berkembang di wilayah perencanaan, dengan gejala perkembangan positif

terjadi penetrasi terhadap penggunaan lahan tegalan dan lahan yang tidak produktif. Dengan

permasalahan tersebut, maka pola pengembangan permukiman Kec. Seberang Ulu II

dilakukan dengan pola kluster yang mengelompok pada pusat-pusat pelayanan. Berdasarkan

arah tersebut maka kebutuhan rumah mencapai 33.233 unit dengan luas keseluruhan sebesar

6.646.600 m2 (664,66 Ha) Dalam pengembangannya, lahan yang tidak produktif dapat

dikembangkan sebagai kawasan perumahan. Pengembangan permukiman baru mempunyai

potensi yang besar di Kecamatan Seberang Ulu II, dilihat dari:

1. Kebijakan RTRW Kota Palembang 2012 – 2032, mengarahkan pengembangan

perumahan di wilayah Kelurahan 16 Ulu dan Sentosa;

2. Berkembangnya sarana dan prasarana perkotaan di wilayah Kecamatan Seberang Ulu,

diantaranya adalah : kawasan Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, fasilitas Kesehatan

dan perkantoran;

3. Rencana pengembangan Jembatan Musi IV yang berlokasi di Kelurahan 14 Ulu akan

meningkatkan aksesibilitas menuju dan keluar wilayah Kecamatan Seberang Ulu II.

Page 109: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-51

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Pengembangan perumahan pada Kecamatan Seberang Ulu II yang menjadi salah satu wilayah

pengembangan perumahan di Kota palembang perlu dilakukan dengan beberapa arahan

seperti:

1. Pengembangan perumahan pada kawasan yang telah berkembang perlu memperhatikan

mekanisme IMB yang ketat untuk menciptakan keteraturan lingkungan;

2. Pengembangan perumahan terutama perumahan terencana oleh pengembang diarahkan

pada kawasan sedang berkembang dan kawasan pengembangan baru. Untuk menata

perkembangan secara baik maka Pemerintah Daerah Kota Palembang perlu

mengarahkan pengembangan dengan membuat struktur pengembangan dengan

menyediakan akses jalan lokal;

3. Pengembangan perumahan oleh pengembang terutama pada perumahan berskala kecil

perlu memperhatikan keterkaitan jaringan jalan dan drainase;

4. Pengembang perumahan besar, di syaratkan untuk membuat kolam retensi setempat,

dan diharapkan dapat menampung air limpasan di sekitar perumahan.

Berkenaan dengan arahan RTRW Kota Palembang Tahun 2012 – 2032, yang menyangkut

wilayah Kecamatan seberang Ulu II mengenai arahan pengembangan perumahan, diantaranya

adalah:

1. Kawasan perumahan berkepadatan tinggi direncanakan untuk menampung penduduk

dengan tingkat kepadatan tinggi, yaitu lebih dari 200 jiwa/Ha (SNI 03-1733-2004).

Kawasan perumahan berkepadatan tinggi ini diarahkan di Kel. 11 Ulu, 12 Ulu, dan 13

Ulu;

2. Kawasan perumahan berkepadatan sedang direncanakan untuk menampung penduduk

dengan tingkat kepadatan sedang (antara 150 s/d 200 jiwa/Ha). Kawasan perumahan

berkepadatan sedang ini diarahkan di Kel. 14 Ulu;

3. Kawasan perumahan berkepadatan rendah direncanakan untuk menampung penduduk

dengan tingkat kepadatan rendah (dibawah 150 jiwa/Ha). Kawasan perumahan

berkepadatan sedang ini diarahkan di Kel. 16 Ulu, Tangga Takat, Sentosa;

Page 110: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-52

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Sebagai kota yang banyak dilalui oleh sungai, keberadaan rumah di atas sungai (rumah rakit)

merupakan potensi wisata yang perlu dilestarikan. Penetapan Palembang Sebagai Kota Tepian

Sungai tentunya dapat mengakomodasi keberadaan potensi spesifik ini. Permukiman yang

belum tertata dengan baik umumnya adalah permukiman yang dibangun secara individual

pada lahan-lahan yang tidak/atau belum dipersiapkan sebagaimana mestinya untuk

permukiman, dengan jaringan jalan yang terbatas, sistem drainase yang tidak memadai,

perletakan bangunan yang kurang teratur. Permukiman tipe ini dapat dikelompokan sebagai

permukiman yang belum mantap, yang masih memerlukan upaya-upaya penataan berupa

peningkatan atau perbaikan kualitas lingkungannya. Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Kecamatan Seberang Ulu II dilakukan dengan:

1. Menyusun dan inventarisasi perkembangan permukiman Kec. Seberang Ulu II;

2. Pengaturan Permukiman Bantaran Sungai Seberang Ulu II;

3. Penataan Prasarana dan Sarana Lingkungan Permukiman;

4. Pembangunan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kawasan

sepanjang pinggiran Sungai Musi

4.3.4 Zona Sarana Pelayanan Umum

Dalam lampiran dari Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman penyusunan RDTR

dan peraturan zonasi kabupaten/kota dijelaskan bahwa zona sarana pelayanan umum

dikelompokkan menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu fasilitas pendidikan (SPU-1), transportasi

(SPU-2), kesehatan (SPU-3), olahraga (SPU-4), sosial budaya (SPU-5) dan peribadatan (SPU-

6).

Berdasakan karaktersitik dan penggunaan lahan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang, arahan rencana zona sarana pelayanan umum di Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang meliputi: Sarana Pendidikan (SPU-1), Sarana Olahraga (SPU-4), dan Sarana

Peribadatan (SPU-6).

Zona sarana pelayanan umum yang dimaksud adalah sarana pelayanan umum transportasi,

pelayanan umum pendidikan, sarana pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum

olahraga, sarana pelayanan umum sosial budaya, sarana pelayanan umum peribadatan. Pada

umumnya sarana pelayanan umum di Kecamatan Seberang Ulu II sudah terlayani ke semua

wilayah, namun untuk tingkat pelayanan regional sarana tersebut di berada di Kelurahan 14

Page 111: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-53

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Ulu. Berikut adalah sarana pelayanan umum yang harus dikembangkan di wilayah Kecamatan

seberang Ulu II adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Umum Transportasi

Pelayanan Umum Transportasi di Kecamatan Seberang Ulu II saat ini belum tersedia,

namun terdapat terminal bayangan tempat mangkalnya angkutan kota yang

menghubungkan ahmad Yani ke Pasar 9-10 Ulu. Pada perkembangannya, konsidi

tersebut perlu diantisipasi lebih dini agar dikemudian hari hal tersebut tidak menjadi

masalah. Dalam hal ini pemerintah kota harus melakukan penataan di kawasan

tersebut, agar tidak semrawut, dan langkah tersebut bias disinergiskan dengan rencana

RTH dikarenakan di kawasan tersebut terdapat pulau jalan.

2. Pelayanan Umum Pendidikan

Fasilitas pendidikan saat ini masih belum terkonsentrasi pada satu kawasan melainkan

masih tersebar di tiap-tiap desa yang ada di Kecamatan Seberang Ulu II. Fasilitas

pendidikan yang ada saat ini meliputi SD, SMP, SMU. Dari segi kualitas fasilitas

pendidikan tersebut masih banyak yang perlu ditingkatkan kondisi bangunannya.

Namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk pada masa mendatang fasilitas

pendidikan perlu ditingkatkan dan dikembangkan baik kuantitas maupun kualitasnya.

Peningkatan sarana pendidikan (Tk – SMU) di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II perlu

adanya penambahan sampai dengan akhir Tahun perencanaan yaitu tahun 2034. Untuk

penambahan TK adalah sebesar 119 unit (terbanyak di wilayah Kel. 16 Ulu),

penambahan SD sebesar 78 unit (terbanyak di wilayah Kel. 16 Ulu), penambahan SLTP

sebesar 30 unit (terbanyak di wilayah Kel. 16 ulu) dan penambahan SMU sebesar 20

unit (terbanyak di Kel. 16 Ulu). Hal tersebut mengharuskan 16 Ulu untuk mendapatkan

perhatian khusus mengenai kelengkapan sarana pendidikan, dikarenakan dipengaruhi

oleh luas wilayah tertinggi dan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan seberang Ulu

II. Perkembangan sarana Pendidikan tinggi di Kecamatan seberang Ulu II saat ini cukup

bagus, hal itu terlihat dengan tercatat nya 4 kampus yang berlokasi di Kecamatan

seberang Ulu II. Pendidikan Tinggi dialokasikan pada pusat kegiatan wilayah 14 Ulu

yang berkembang linier di sepanjang Jalan D.I Pandjaitan.

3. Pelayanan Umum Kesehatan

Sarana kesehatan dikembangkan dengan pertimbangan utama tingkat pelayanan yang

maksimal dengan kedekatan daerah perumahan serta mengikuti tingkat kepadatan

penduduknya walaupun sebagian dari Sarana kesehatan telah mencukupi namun jika

Page 112: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-54

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

dilihat dari segi kualitas ataupun sistem dan jangkauan pelayanannya perlu ditingkatkan

mengingat dari Sarana tersebut berpengaruh terhadap kesehatan dan jiwa penduduk,

dengan penambahan jumlah Sarana kesehatan tersebut untuk jangkauan atau lingkup

pelayanan yang lebih kecil (lingkungan).

Pelayanan sarana kesehatan di kecamatan seberang Ulu II saat ini sudah bagus, hal

tersebut terlihat dengan adanya R.S muhamadiyah yang sudah melayani lingkup

regional.Namun hal tersebut perlu didukung oleh sarana kesehatan yang lokasi dan

lingkup pelayanan nya bisa melayani lingkungan. Dalam analisa pelayanan kesehatan,

yang dihudungkan dengan jumlah penduduk pada tahun proyeksi maka dapat

dijabarkan rencana kebutuhan sarana kesehatan untuk POSYANDU sebanyak 86 unit,

balai pengobatan sebanyak 6 unit, BKIA idealnya terdapat 6 unit dan Pustu sebanyak 3

unit.

4. Pelayanan Umum Olahraga

Zona Pelayanan Olahraga merupakan alokasi ruang untuk penyediaan fasilitas olahraga

kepada masyarakat. Zona Pelayanan olahraga untuk skala lingkungan direncanakan

tersebar di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II, disesuaikan dengan hirarki

kebutuhannya, dari skala kota hingga skala lingkungan. Kondisi saat ini Kecamatan

seberang Ulu untuk masalah pelayanan lapangan olah raga sudah terpenuhi, ini terlihat

dengan adanya stadion Patrajaya.

5. Pelayanan Umum Peribadatan

Zona Pelayanan Peribadatan merupakan alokasi ruang untuk penyediaan fasilitas

peribadatan kepada masyarakat, meliputi Mesjid, Langgar, Mushola, Gereja dan fasilitas

ibadah lainnya. Zona Pelayanan Peribadatan direncanakan tersebar di wilayah

Kecamatan Seberang Ulu II, disesuaikan dengan hirarki kebutuhannya, dari skala kota

hingga skala lingkungan. Pembangunan Masjid Lingkungan/Langgar sesuai dengan skala

pelayanan tingkat lingkungan/RT-RW yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

Sarana peribadatan di langan umat beragama di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II.

Page 113: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-55

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4.3.5 Zona Peruntukan Lain

Dalam lampiran dari Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman penyusunan RDTR

dan peraturan zonasi kabupaten/kota dijelaskan bahwa zona peruntukan lainnya

dikelompkkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu pertanian (PL-1), pertambangan (PL-2) dan

pariwisata (PL-3). Yang direncanakan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang adalah

zona pertanian (PL-1).

1. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

Fungsi utama RTNH Kota Palembang adalah fungsi Sosial Budaya, yaitu sebagai:

a. Wadah aktifitas Sosial Budaya masyarakat dalam wilayah kota/ kawasan

perkotaan terbagi dan terencana dengan baik;

b. Pengungkapan ekspresi budaya/kultur lokal;

c. Merupakan media komunikasi warga kota;

d. Tempat olahraga dan rekreasi;

e. Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.

Fungsi tambahan RTNH Kota Palembang adalah dalam fungsinya secara:

a. Ekologis :

RTNH mampu menciptakan suatu sistem sirkulasi udara dan air dalam skala

lingkungan, kawasan dan kota secara alami berlangsung lancar (sebagai

suatu ruang terbuka) Kota Palembang.

RTNH berkontribusi dalam penyerapan air hujan (dengan bantuan utilisasi

dan jenis bahan penutup tanah), sehingga mampu ikut membantu

mengatasi permasalahan banjir dan kekeringan.

b. Ekonomis

RTNH memiliki nilai jual dari lahan yang tersedia, misalnya sarana parkir,

sarana olahraga, sarana bermain, dan lain sebagainya.

RTNH secara fungsional dapat dimanfaatkan untuk mengakomodasi

kegiatan sektor informal sebagai bentuk pemberdayaan usaha kecil.

Page 114: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-56

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

c. Arsitektural

RTNH meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari

skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro:

lansekap kota secara keseluruhan.

RTNH dapat menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota.

RTNH menjadi salah satu pembentuk faktor keindahan arsitektural.

RTNH mampu menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area

terbangun dan tidak terbangun.

d. Darurat

RTNH seperti diamanahkan oleh arahan mitigasi bencana alam harus

memiliki fungsi juga sebagai jalur evakuasi penyelamatan pada saat

bencana alam.

RTNH secara fungsional dapat disediakan sebagai lokasi penyelamatan

berupa ruang terbuka perkerasan yang merupakan tempat berkumpulnya

massa (assembly point) pada saat bencana.

Manfaat RTNH Kota Palembang secara Langsung merupakan manfaat yang dalam

jangka pendek atau secara langsung dapat dirasakan, seperti:

a. Berlangsungnya aktivitas masyarakat, seperti misalnya kegiatan olahraga,

kegiatan rekreasi, kegiatan parkir, dan lain-lain.

b. Keindahan dan kenyamanan, seperti misalnya penyediaan plasa, monumen,

landmark, dan lain sebagainya.

c. Keuntungan ekonomis, seperti misalnya retribusi parkir, sewa lapangan n

olahraga, dan lain sebagainya.

Manfaat RTNH Kota Palembang secara tidak langsung merupakan manfaat yang baru

dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang, seperti:

a. Mereduksi permasalahan dan konflik sosial,

b. Meningkatkan produktivitas masyarakat,

Page 115: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-57

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

c. Pelestarian lingkungan,

d. Meningkatkan nilai ekonomis lahan disekitarnya, dan lain-lain.

Tipologi RTNH merupakan penjelasan mengenai tipe-tipe RTNH yang dapat dirumuskan

dari berbagai pendekatan pemahaman RTNH. Tipe-tipe RTNH yang dirumuskan berikut

ini dapat mewakili berbagai RTNH perkerasan (paved) yang ada. RTNH berdasarkan

struktur dan pola ruang Kota Palembang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Secara Hirarkis

Secara hirarkis merupakan pengelompokan RTNH Kota palembang berdasarkan

perannya pada suatu tingkatan administratif. Hal ini terkait dengan suatu struktur

ruang yang terkait dengan struktur pelayanan suatu wilayah berdasarkan

pendekatan administratif. RTNH secara hirarkis dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

RTNH skala Kota;

RTNH skala Kecamatan;

RTNH skala Kelurahan;

RTNH skala Lingkungan RW;

RTNH skala Lingkungan RT.

b. Secara Fungsional

Secara fungsional merupakan pengelompokan RTNH Kota palembang berdasarkan

perannya sebagai penunjang dari suatu fungsi bangunan tertentu. Hal ini terkait

dengan suatu pola ruang yang terkait dengan penggunaan ruang yang secara

detail digambarkan dalam fungsi bangunan. RTNH secara fungsional dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

RTNH pada Lingkungan Bangunan Hunian;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Komersial;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Sosial Budaya;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Pendidikan;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Olahraga;

Page 116: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-58

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

RTNH pada Lingkungan Bangunan Kesehatan;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Transportasi;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Industri;

RTNH pada Lingkungan Bangunan Instalasi.

c. Secara Linier

Secara linier merupakan pengelompokan RTNH Kota palembang berdasarkan

perannya sebagai penunjang dari jaringan aksesibilitas suatu wilayah. RTNH yang

diatur di sini bukan merupakan jalan atau jalur pejalan kaki, tetapi berbagai

bentuk RTNH yang disediakan sebagai penunjang aksesibilitas pada jaringan jalan

skala tertentu. RTNH secara linier dapat dikelompokkan sebagai berikut:

RTNH pada Jalan Bebas Hambatan;

RTNH pada Jalan Arteri;

RTNH pada Jalan Kolektor;

RTNH pada Jalan Lokal;

RTNH pada Jalan Lingkungan.

Berdasarkan kepemilikannya, RTNH Kota palembang dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. RTNH Publik yaitu RTNH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah/PEMDA Kota

palembang;

b. RTNH Privat yaitu RTNH yang dimiliki dan dikelola oleh Swasta/Masyarakat.

Rencana RTNH di Kecamatan seberang Ulu II berupa :

a. Plasa

Salah satu bentuk pengelolaan RTNH adalah melalui pembangunan Plasa, dimana

Plasa merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai suatu pelataran

tempat berkumpulnya massa (assembly point) dengan berbagai jenis kegiatan

seperti sosialisasi, duduk-duduk, aktivitas massa, dan lain-lain, seperti Plaza di

Kota Palembang antara lain Plaza Benteng Kuto Besak, Plaza Kambang Iwak,

Plaza di tempat-tempat wisata lainnya.

Page 117: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-59

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

b. Parkir

Parkir merupakan suatu bentuk RTNH sebagai suatu pelataran dengan fungsi

utama meletakkan kendaraan bermotor seperti mobil atau motor, serta

kendaraan lainnya seperti sepeda. Lahan parkir dikenal sebagai salah satu bentuk

RTNH yang memiliki fungsi ekonomis. Hal ini dikarenakan manfaatnya yang

secara langsung dapat memberikan keuntungan ekonomis atau fungsinya dalam

menunjang berbagai kegiatan ekonomis yang berlangsung. Kedudukan lahan

parkir menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem pergerakan suatu

kawasan. Lahan parkir yang sudah ada akan tetap dipertahankan dan akan

disediakan lahan parkir di tempat-tempat yang membutuhkan antara lain di

pusat-pusat pebelanjaan.

c. Lapangan Olah Raga

Lapangan olah raga merupakan RTNH yang memiliki fungsi sebagai ruang

terbuka, tempat olah raga dan rekreasi. Beberapa lapangan olah raga dan stadion

akan tetap dipertahankan antara lain: Stadion Patrajaya, dan lain-lain.

d. Tempat Bermain dan Rekreasi

Tempat bermain dan rekreasi merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau

sebagai suatu pelataran dengan berbagai kelengkapan tertentu untuk mewadahi

kegiatan utama bermain atau rekreasi masyarakat.

e. Pembatas (Buffer)

Pembatas (buffer) merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai

suatu jalur dengan fungsi utama sebagai pembatas yang menegaskan peralihan

antara suatu fungsi dengan fungsi lainnya.

f. Koridor

Koridor merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai jalur dengan

fungsi utama sebagai sarana aksesibilitas pejalan kaki yang bukan merupakan

trotoar (jalur pejalan kaki yang berada di sisi jalan). Yaitu ruang terbuka non

hijau yang terbentuk di antara dua bangunan atau gedung, dimana dimanfaatkan

sebagai ruang sirkulasi atau aktivitas tertentu.

Page 118: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-60

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Ruang Untuk Sektor Informal

Istilah sektor informal berawal dari penelitian Keith Hart, seorang peneliti Inggris di

Ghana pada tahun 1971. Dari hasil penelitian tersebut maka istilah informal dipakai oleh

para ekonom baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Definisi

sektor informal yaitu sebagai sektor yang meliputi segala kegiatan komersial yang tidak

diatur dan kegiatan non komersial yang sama-sama tidak memiliki sektor struktur

organisasi dan operasional (Daldjoeni, 1987:172). Sebutan sektor informal

menunjukkan kepada aktiviats ekonomi yang berskala kecil, padat karya, tidak

mementingkan kualifikasi formal, lekat dengan rasa kekeluargaan, fleksibilitas diri

tinggi, tidak stabil dan tidak teratur, upah rendah dan bebas proteksi.

Pengertian Pedagang Kaki Lima mempunyai arti bagian dari sektor sosial ekonomi

kerakyatan yang menampung tenaga kerja cenderung secara terbuka dan mendukung

penciptaan kota yang berwajah kerakyatan, juga sebagai wahana kehidupan

masyarakat kecil. Keberadaan Pedagang Kaki Lima sangat penting dan khas dalam

sektor informal yang menyebabkan istilah sektor informal sering diidentikkan dengan

jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Pedagang Kaki Lima.

Salah satu aspek yang turut membantu terciptanya wajah-jalan yang menarik di

lingkungan kota adalah adanya kegiatan pendukung (support activities), yaitu semua

fungsi informal yang membantu memperkuat kualitas ruang kota bagi kepentingan

umum. Termasuk di dalamnya para penjual makanan, penjaja dan kegiatan kaki-lima

lainnya yang terorganisir dengan baik. Sektor informal perlu disadari sebagai suatu

kenyataan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan kota di

Indonesia. Kegiatan pendukung memiliki potensi dalam melayani berbagai lapisan

masyarakat yang melaksanakan kegiatan sehari-hari mereka di pusat komersial kota.

Dengan memadukan aspek ini dalam konsep perancangan kota, kawasan komersial

akan memiliki citra sebagai lingkungan kota yang khas, hidup dan menarik, serta

terorganisir secara visual. Sasaran utama dari penataan kaki-lima dan sektor informal

adalah untuk mengupayakan integrasi dan interaksi sosial, serta penciptaan kualitas

lingkungan yang baik dan sehat. Pertimbangan-pertimbangan perancangan yang terkait

di dalamnya antara.lain, konseptualisasi kelompok (organisasi sosial), penyebaran

lokasi, sanitasi dan kinerja visual.

Pengertian arahan lokasi yaitu menentukan atau memilih tempat atau letak yang

dianggap sesuai bagi peruntukkannya (PKL). Adapun kata penataan memuat tindakan

campur tangan manusia lewat pengawasan dan penempatan sesuatu. Dalam proses

Page 119: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-61

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

pemilihan lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) akan berpengaruh terhadap beberapa

kondisi. Kondisi yang akan terjadi antara lain adalah terhadap limitasi atau batasan

terhadap kondisi fisik alamiah seperti kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan pusat

perdagangan PKL. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi

antara lain adalah :

a. Lokasinya Strategis, agar dapat memudahkan calon konsumen dalam

menjangkau lokasi PKL. Jarak yang dekat kepada calon konsumen dalam hal ini

adalah berhubungan dengan bagaimana para PKL menyediakan kebutuhan

konsumen.

b. Secara Fungsional, kegiatan PKL tidak mengganggu fungsi ruang kota yang ada.

c. Secara Visual, kegiatan PKL berkesan harmonis dan estetis dan ramah

lingkungan.

d. Secara Hukum, kegiatan PKL dapat terjamin kelangsungan usahanya.

e. Secara Hierarki Pembangunan, lokasi PKL harus berhubungan dan tidak terpisah

sehingga dapat memberikan pelayanan kepada calon konsumen secara efektif dan

efisien.

f. Sewa Lahan, lokasi PKL harus murah secara ekonomis dengan harga minimal

(kepemilikan lahan harus diperhatikan), sehingga dalam penyewaan tempat PKL

tidak merasa keberatan dengan harga sewa yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam memilih suatu kriteria lokasi PKL banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena

dalam memilih lokasi PKL tersebut menyangkut kepentingan banyak pihak diantaranya

para PKL, masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Pedagang Kaki Lima sebagai objek

tentunya lebih berperan dalam memilih lokasi pemindahannya, di mana lokasi yang

baru harus lebih meningkatkan segi pendapatan mereka dibandingkan dengan tempat

sebelumnya. Masyarakat yang membutuhkan Pedagang Kaki Lima mengupayakan agar

lokasi baru PKL lebih mudah dijangkau. Pemerintah mengharapkan lokasi yang baru

dapat memberikan angin sejuk bagi Kota Palembang itu sendiri dengan terlihat agar

lebih teratur dalam berdagang, sehingga dapat memberikan suasana yang lebih

nyaman, bersih dan rapi. Dengan kondisi seperti itu maka diperlukannya suatu kriteria

yang baik untuk memilih lokasi yang potensial bagi para Pedagang Kaki Lima.

Page 120: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-62

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Menurut Firdaus (1994:39) kriteria lokasi yang diperuntukkan bagi Pedagang Kaki Lima

(PKL) sebagai berikut:

a. Kebutuhan Ruang

Luas lokasi pemindahan harus dapat menampung para Pedagang Kaki Lima yang

tersebar di wilayah tersebut (kebutuhan ruang). Adanya berbagai tingkatan

instruksional serta beberapa kegiatan yang berlainan fungsi, pada

pelaksanaannya menuntut tempat yang diwujudkan dalam komponen ruang.

b. Lokasi Strategis

Lokasi biasanya terletak di pusat kota yang merupakan pusat keramaian. Lokasi

tersebut haruslah dekat dengan kegiatan sektor formal seperti pertokoan, pasar

dan terminal. Jangkauan pasar suatu aktivitas perdagangan adalah jarak yang

dekat untuk menempuhnya agar mendapatkan perdagangan yang

bersangkutan;lebih jauh dari jarak ini, akan mencari tempat lain yang lebih dekat

untuk memenuhi kebutuhan yang sama.

c. Daya Dukung Lahan

Daya dukung lahan dimaksudkan untuk melihat kemampuan fisik dan lingkungan

perkotaan dalam mendukung pengembangan yang akan terjadi maupun yang ada

pada saat ini.

Menurut Djojodipuro (1992:30) kriteria lokasi yang diperuntukkan bagi Pedagang Kaki

Lima (PKL) sebagai berikut :

a. Akses Angkutan Kota

Memiliki akses angkutan kota yang tinggi dengan kata lain adanya trayek

angkutan kota yang melewati lokasi PKL tersebut dapat menjadi aspek

pendukung, sehingga dapat memudahkan masyarakat/calon konsumen dalam

menjangkau lokasi PKL. Maka masalah angkutan merupakan salah satu unsur

terpenting dalam teori lokasi;bahkan dapat dikatakan bahwa persoalan pokok

dalam teori lokasi adalah bagaimana meminimumkan biaya angkutan ini.

b. Kecenderungan Beraglomerasi

Karena adanya keuntungan dari terkumpulnya berbagai PKL mengakibatkan

timbulnya penghematan ekstern yang dalam hal ini merupakan penghematan

Page 121: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-63

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

aglomerasi. Penghematan yang pertama yaitu diperoleh dari PKL yang sejenis

atau PKL yang mempunyai hubungan satu sama lain, kedua adalah penghematan

yang diperoleh dari PKL individual yang berlokasi strategis di daerah perkotaan.

Akan tetapi penghematan ekstern yang diperoleh dengan adanya PKl akan

membawakan biaya sosial dalam hal ini timbulnya pencemaran lingkungan

(sampah) yang harus ditanggung oleh masyarakat luas khususnya dan

pemerintah kota pada umumnya.

c. Kebijaksanaan Pemerintah,

Pemerintah dalam memilih lokasi Pedagang Kaki Lima harus didukung oleh

kebijaksanaan pengaturan lingkungan, dalam hal ini konsep perencanaan kota

yang didasarkan atas pembagian daerah yang disebut zoning. Kebijaksanaan ini

dapat merupakan dorongan atau hambatan dan bahkan larangan untuk PKL yang

berlokasi ditempat tertentu (peruntukkan lokasi).

Keberadaan sektor informal sangat membantu dalam penyerapan tenaga kerja dan

mendorong pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu sektor informal akan terus dibina

dan penempatannya perlu diatur. Adapun beberapa lokasi yang direkomendasikan

sebagai pusat-pusat kegiatan usaha sektor informal antara lain:

a. Pasar 9 – 10 Ulu;

b. Terminal bayangan, di pertigaan jalan Ahmad yani dan azhari;

c. Pertokoan di Kel. Tangga Takat.

Didalam menempatkan usaha sektor informal ini perlu dilakukan kebijakan dan strategi

khusus antara lain:

a. Prinsip dasar bahwa tidak semua ruang terbuka publik diperbolehkan untuk

kegiatan sektor informal. Pemerintah kota harus tegas menyatakan bahwa ruang

terbuka di satu lokasi diperbolehkan atau dilarang untuk kegiatan sektor informal;

b. Penyediaan ruang untuk sektor informal bisa diatas lahan milik publik ataupun

dilahan milik pribadi;

c. Kegiatan sektor informal di lahan publik harus dibatasi arealnya, jenis usahanya

dan waktu operasional usahanya;

Page 122: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-64

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

d. Jenis bangunan harus diperjelas pengaturannya antara bangunan permanen

dengan non permanen;

e. Kegiatan sektor informal pada suatu kawasan tidak boleh menghilangkan fungsi

utama suatu kawasan, misalnya di taman rekreasi, maka kegiatan sektor informal

tidak boleh menutupi fungsi taman sebagai tempat rekreasi;

f. Penempatan usaha sektor informal di satu kawasan harus mendapatkan

persetujuan dari seluruh stakholders setempat.

TABEL 4-15 RENCANA PERUNTUKAN ZONA BUDIDAYA DI KECAMATAN SEBERANG ULU II –

KOTA PALEMBANG

NO. POLA RUANG LUAS (HA) %

1 Perumahan 664.66 62.1

2 Perdagangan dan Jasa 14.05 1.3

3 Perkantoran & Pemerintahan 28.23 2.6

4 Pelayanan Umum 30.9 2.9

Luas Zona Budidaya 737.84 69.0

Luas Kec. seberang Ulu II 1070 100.0

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Page 123: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-65

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-7 PETA RENCANA POLA RUANG KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG

Page 124: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-66

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-8 PETA RENCANA POLA RUANG BWP I KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG

Page 125: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-67

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-9 PETA RENCANA POLA RUANG BWP II KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG

Page 126: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-68

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-10 PETA RENCANA POLA RUANG BWP III KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG

Page 127: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Pola Ruang | 4-69

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 4-11 PETA RENCANA POLA RUANG BWP IV KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG

Page 128: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 5 RENCANA JARINGAN PRASARANA

BAB - RENCANA JARINGAN

PRASARANA

Dalam jenjang perencanaan tata ruang sebagaimana dijelasan dalam UU No. 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang Kota merupakan rencana rinci Kota yang

bertujuan untuk:

a. Rencana operasional arahan pembangunan kawasan (operasional action plan);

b. Rencana pengembangan dan peruntukan kawasan (area development plan);

c. Panduan untuk rencana aksi dan panduan rancang bangun (urban design guidelines).

Rencana, aturan,0020ketentuan dan mekanisme penyusunan RDTR Kota harus merujuk pada

pranata rencana lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan maupun daerah. RDTR merupakan

pedoman berkekuatan hukum yang merupakan arahan pembangunan daerah untuk :

1. Perijinan pemanfaatan ruang;

2. Perijinan letak bangunan dan bukan bangunan;

3. Kapasitas dan intensitas bangunan dan bukan bangunan;

4. Penyusunan zonasi;

5. Pelaksanaan program pembangunan.

Menetapkan dan mengoperasionalisasikan RDTR Kota, perlu mempertimbangkan beberapa

aspek kebutuhan pembangunan daerah, baik untuk kepentingan ekonomi, sosial, budaya,

politik dan lingkungan. Oleh karena itu RDTR merupakan perwujudan “Kegiatan” yang

membentuk suatu kawasan fungsional kedalam ruang, yang terukur baik memenuhi aspek

55

Page 129: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

ekonomi, sosial, budaya, keamanan, kenyamanan, keserasian dan keterpaduan, serta

berkesinambangan. Dengan memperhatikan keterkaitan antar kegiatan, yaitu tercipta

lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama, kegiatan penunjang serta pelengkapnya

dalam suatu kawasan fungsional.

5.1 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Seberang

Ulu II – Kota Palembang

Berdasarkan Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang pedoman penyusunan RDTR

Kabupaten/Kota, rencana struktur ruang tidak dibahas secara spesifik, karena untuk struktur

ruang pada kedalaman RDTR kabupaten/kota sejalan dengan yang ditetapkan dalam RTRW

Kota. Untuk Kota Palembang, ketentuan ini dimodifikasi dengan mempertimbangkan beberapa

hal sebagai berikut :

Terjadi ketimpangan (disparitas) pengembangan wilayah antara wilayah bagian hulu

dan wilayah bagian hilir Sungai Musi, dimana wilayah bagian hulu perkembangannya

relatif lebih lambat apabila dibandingkan dengan wilayah bagian hilir Sungai Musi;

Untuk mengantisipasi terjadinya disparitas tersebut, harus ada yang dapat dijadikan

sebagai pusat pengembangan kegiatan utama di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang dan ada juga yang dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan kegiatan

sekunder. Pusat kegiatan ini akan mendorong tumbuh kembangnya wilayah tersebut,

sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru dan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat;

Kondisi aksesibiltas dari dan menuju Kecamatan Seberang Ulu II relatif kurang

dibandingkan dengan wilayah hilir. Hal ini yang mengakibatkan perkembangan wilayah

relatif lebih lambat dibandingkan dengan wilayah hilir.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

perlu ditentukan pusat pelayanan kegiatan agar laju pertumbuhan pengembangan wilayah

meningkat di masa yang akan datang.

Page 130: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-1 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KECAMATAN SEBERANG ULU II

Page 131: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

5.1.1 Zona Penentuan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP)

Dalam Permen PU Nomor 20 tahun 2011 dijelaskan bahwa RDTR Kabupaten/Kota harus

membagi wilayah perencanaan menjadi beberapa bagian wilayah perkotaan (BWP), Sub BWP

dan blok perencanaan yang terdiri atas satu atau lebih kecamatan dan atau desa. Hal ini

bertujuan untuk mendistribusikan kegiatan pembangunan sesuai dengan fungsi dan

karakteristik kawasan. BWP di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dibagi

berdasarkan pertimbangan homogenitas karakteristik kawasan dan batas administratif.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dibagi

kedalam 2 BWP, yaitu :

BWP A terdiri dari Kelurahan 11 Ulu, Kelurahan 12 Ulu, Kelurahan 13 Ulu, dan

Kelurahan 14 Ulu; Kelurahan Tangga Takat;

BWP B terdiri dari Kelurahan 16 Ulu; dan Kelurahan Sentosa.

Untuk memudahkan dalam mengawasi kegiatan pembangunan, ditentukan Sub BWP. Untuk

memudahkan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kawasan, Sub BWP dibatasi

berdasrkan batas administratif, yaitu batas Kelurahan dan batas alam mapun batas fisik dan

kesamaan fungsi kawasan. Adapun Sub BWP di Kecamatan Seberang Ulu II dibagi kedalam 4

(empat) Sub BWP, yaitu :

Sub BWP I terdiri dari Kelurahan 11 Ulu, Kelurahan 12 Ulu, Kelurahan 13 Ulu, dan

Kelurahan 14 Ulu;

Sub BWP II terdiri dari Kelurahan Tangga Takat;

Sub BWP III terdiri dari Keluran 16 Ulu; dan

Sub BWP IV terdiri dari Kelurahan Sentosa.

Blok perencanaan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

merupakan deliniasi kawasan menjadi beberapa kawasan yang bertujuan untuk memudahkan

dalam mentukan fungsi dari kawasan tersebut. Dasar pertimbangan dalam penetapan unit

blok perencanaan adalah pembagian lahan dalam kawasan menjadi BWP, Sub BWP dan Blok.

Selain dikenal istilah BWP dan Sub BWP, berdasarkan atas berbagai masukan kemudian

disusun dalam RDTR Kecamatan Seberang Ulu II ini juga penentuan blok administrasi yang

Page 132: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-5

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

mengacu pada luas kelurahan yang terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengkodean blok ruang serta mempermudah pada

proses pemanfaatan serta pengendalian ruang di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang. Oleh karena itu berdasarkan pada kriteria tersebut, maka Kecamatan Seberang

Ulu II – Kota Palembang dibagi dalam 2 BWP dan 4 Sub BWP dan 12 blok perencanaan,

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini:

TABEL 5-1 RENCANA PEMBAGIAN BWP, SUB BWP DAN BLOK PERENCANAAN

NO SUB BWP KELURAHAN BLOK LUAS (HA) POLA RUANG

1 Sub BWP I KEL. 11 ULU I.001 38.67 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn

kepadatan tinggi Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH

KEL. 12 ULU I.002 31.84 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH

KEL. 13 ULU I.003 37.93 Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn

kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa Sarana Pelayanan Umum

RTH

Rawa budidaya

KEL. 14 ULU I.004 120.81 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn kepadatan sedang

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH & TPU

Perkantoran &

Pemerintahan

2 Sub BWP II KEL. TANGGA TAKAT II.001 79.66 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn kepadatan sedang

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

II.002 86.29 Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn

kepadatan rendah

Perdagangan dan jasa Sarana Pelayanan Umum

RTH

Page 133: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-6

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO SUB BWP KELURAHAN BLOK LUAS (HA) POLA RUANG

Perkantoran &

Pemerintahan

3 Sub BWP III KEL. 16 ULU III.001 100.65 Pengembangan

Perumahan

Perdagangan dan jasa Sarana Pelayanan Umum

RTH

Perkantoran & Pemerintahan

III.002 210.20 Sempadan Sungai Musi Permukiman dgn

kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa Sarana Pelayanan Umum

RTH

III.003 64.86 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn

kepadatan tinggi Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH

4 Sub BWP IV KEL. SENTOSA IV.001 104.91 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn kepadatan tinggi

Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum RTH

Rawa budidaya

IV.002 55.32 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn

kepadatan sedang Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH & TPU Perkantoran &

Pemerintahan

IV.003 28.72 Sempadan Sungai Musi

Permukiman dgn

kepadatan sedang Perdagangan dan jasa

Sarana Pelayanan Umum

RTH

Luas 959.88

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Page 134: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-7

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-2 PETA RENCANA PEMBAGIAN BWP, SUB BWP, DAN BLOK KECAMATAN

SEBERANG ULU II

Page 135: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-8

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

5.1.2 Rencana Distribusi Penduduk

Rencana distribusi penduduk Kecamatan Seberang Ulu II dimaksudkan agar distribusi

penduduk terhadap penggunaan lahan yang tersedia di Kecamatan Seberang Ulu II dapat

berlangsung secara merata. Sehingga perbandingan antara lahan yang tersedia dengan

perkembangan penduduk berada dalam proporsi yang seimbang. Hal ini dilakukan dengan

melihat kondisi eksisting, terjadinya pemusatan penduduk yang terdapat di pusat kota

kecamatan. Untuk mengarahkan pendistribusian jumlah penduduk tersebut diperlukan

orientasi terhadap daerah di luar pusat konsentrasi penduduk. Arahan distribusi penduduk ini

didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut:

1. Daya dukung lahan untuk pengembangan kawasan di Kecamatan Seberang Ulu II;

2. Prediksi distribusi penduduk dan daya tampung penduduk tiap-tiap BWP/Sub BWP dan

blok;

3. Fungsi yang telah atau akan diberikan kepada setiap BWP;

4. Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi, kondisi fisik lahan dan lingkungan;

5. Blok perencanaan yang telah ditetapkan.

Distribusi penduduk yang diarahkan dalam RDTR Kecamatan Seberang Ulu II yang telah

disusun sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Distribusi didasarkan pada hasil prediksi untuk setiap kelurahan, sedangkan untuk

Kecamatan Seberang Ulu II perlu didistribusikan penduduk pada setiap kelurahan,

sehingga perlu disempurnakan Tahun prediksi untuk masing-masing kelurahan yang

berbeda-beda, sehingga perlu dilakukan penyamaan tahun prediksi

Tidak mempertimbangkan daya dukung kawasan yang didasarkan pada luasan kawasan

pengembangan dan kawasan kendala, sehingga perlu dilakukan penyempunaan.

Berdasarkan permasalahan dari hasil pertimbangan yang sudah dilakukan sebelumnya, maka

dalam mendistribusikan penduduk Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang pada tahun

rencana didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

Penentuan kepadatan penduduk didasarkan pada luas kawasan pengembangan pada

masing-masing kelurahan;

Page 136: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-9

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Prediksi dilakukan sampai tahun 2033, sesuai dengan masa waktu perencanaan RTRW

Kota Palembang;

Prediksi yang dilakukan dengan melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk pada 5

tahun terakhir (2008-2013), dengan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk cenderung

mengikuti perkembangan wilayah sehingga dipengaruhi oleh faktor migrasi keluar dan

migrasi masuk yang berubah sehingga proyeksi pertumbuhan penduduk

mempergunakan metode bunga berganda.

Berdasarkan hasil proyeksi menggunakan model Bunga Berganda jumlah penduduk

Kecamatan Seberang Ulu II pada tahun 2018, tahun 2023, tahun 2028, dan tahun 2033

masing-masing berjumlah 101.791 jiwa, 109.172 jiwa, 134.687 jiwa, dan 166.165 jiwa.

TABEL 5-2 PROYEKSI PENDUDUK KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2018 – 2033

(JIWA)

NO KELURAHAN TAHUN PROYEKSI

2018 2023 2028 2033

1 11 Ulu 8212 8808 10866 13406

2 12 Ulu 6270 6725 8296 10235

3 13 Ulu 14860 15937 19662 24257

4 14 Ulu 13734 14729 18172 22419

5 16 Ulu 25430 27274 33649 41513

6 Tangga Takat 18047 19355 23880 29460

7 Sentosa 15238 16343 20163 24875

Jumlah 101791 109173 134687 166165

Sumber : Hasil Analisis, 2014

TABEL 5-3 KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2018 –

2033 (JIWA)

NO KELURAHAN LUAS

(HA)

KEPADATAN PENDUDUK

2018 2023 2028 2033

1 11 Ulu 25 328 352 435 536

2 12 Ulu 17 369 396 488 602

3 13 Ulu 100 149 159 197 243

4 14 Ulu 109 126 135 167 206

5 16 Ulu 228 112 120 148 182

6 Tangga Takat 394 46 49 61 75

7 Sentosa 197 77 83 102 126

Jumlah 1070 1207 1294 1597 1970

Page 137: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-10

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Dalam mengklasifikasikan kepadatan penduduk di tahun yang akan datang, maka pembagian

kelas kepadatan mengikuti aturan dari SNI 03-1733-2004 tentang Perencanaan Lingkungan

Perumahan di Perkotaan, yaitu:

Kepadatan Tinggi : 200 – 400 jiwa/ha;

Kepadatan Sedang : 100 – 200 jiwa/ha;

Kepadatan Rendah : 50 – 100 jiwa/ha;

Kepadatan Sangat Rendah : 0 – 50 jiwa/ha.

Sedangkan klasifikasi kota berdasrakan jumlah penduduk yaitu (Bappenas):

1. Kota Kecil = penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa;

2. Kota sedang = penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa;

3. Kota besar = penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa;

4. Metropolitan = penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa;

5. Megapolitan = penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa.

Dengan klasifikasi tersebut maka untuk Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dimasa

yang akan datang dapat digolongkan sebagai kota besar dengan kepadatan penduduk tinggi.

5.1.3 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan Kegiatan

Distribusi struktur pusat pelayanan kegiatan diwujudkan dalam penetapan pusat-pusat

pelayanan dan jangkauan pelayanannya. Pembagian jangkauan pelayanan dari setiap pusat ini

dimaksudkan untuk memanfaatkan ruang wilayah/BWP secara optimal dalam menyediakan

pelayanan kegiatan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Rencana sistem pusat pelayanan

dan kegiatan dalam struktur ruang Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, yang

bertujuan untuk:

1. Menyediakan fasilitas pelayanan selain untuk kepentingan domestik juga untuk

mendukung skala pelayanan sub regional.

Page 138: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-11

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Mendistribusikan fasilitas pelayanan ke seluruh wilayah sesuai dengan struktur

pelayanannya.

3. Efisiensi penyediaan fasilitas pelayanan dalam BPW/Sub BWP.

4. Mempermudah perencanaan sistem jaringan jalan dalam pengembangan Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang.

Struktur ruang pusat kegiatan pelayanan bertujuan untuk membentuk pola kawasan yang

terstruktur dalam peran dan fungsi bagian-bagian kawasan yang memperlihatkan konsentrasi

dan skala kegiatan binaan manusia dan alami. Muatan struktur ruang pusat pelayanan

kegiatan kawasan disusun menurut simpul dan sentra kegiatan fungsional dari fungsi

kawasan, dan dirinci menurut blok-blok perencanaan. Faktor pembentuk utama struktur

kawasan perencanaan dapat berupa: struktur zona perencanaan, struktur pelayanan kegiatan

dan sistem jaringan pergerakan, sistem utilitas dan batas administrasi. Struktur ruang

kawasan perencanaan merupakan jenjang fungsi dan peran kawasan yang melekat pada

kawasan atau yang akan dicapai dalam pengembangan kawasan tersebut. Kriteria yang

digunakan dalam analisis struktur ruang pada Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

adalah sebagai berikut:

Daya dukung dan daya tampung ruang pada setiap BWP;

Skala ruang yang berorientasi pada keseimbangan lingkungan alami dan binaan dan

kepentingan orang banyak;

Keseimbangan Kecamatan Seberang Ulu II dengan kawasan sekitar;

Pelestarian lingkungan, dengan tetap menjaga fungsi kawasan konservasi.

TABEL 5-4 STRUKTUR RUANG PUSAT PELAYANAN KEGIATAN KECAMATAN SEBERANG

ULU II – KOTA PALEMBANG

HIRARKI

PELAYANAN PUSAT KEGIATAN FUNGSI

Pusat Kelurahan 14 Ulu Sebagai pusat pelayanan skala kecamatan, pusat

perdagangan dan jasa skala kecamatan, permukiman, pelayanan umum.

Sub Pusat I Kelurahan Tangga Takat Perdagangan & jasa skala lokal ,permukiman, perdagangan dan jasa skala lokal

Sub Pusat II Semua Desa yang terdapat di masing-masing Sub BWP

Perdagangan & jasa skala lingkungan, permukiman.

Page 139: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-12

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-3 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA

PALEMBANG

Page 140: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-13

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1. Pusat Kota

Skala pelayanannya meliputi seluruh Kecamatan Seberang Ulu II dan wilayah Kota

Palembang. Pusat kota ini diarahkan untuk melayani seluruh wilayah Kecamatan

Seberang Ulu II maupun wilayah belakangnya. Pusat kota utama ini direncanakan

mengarah ke satu bentuk pusat pelayanan berbentuk kawasan perkantoran,

perdagangan dan jasa, permukiman, pendidikan dll.

Arahan peruntukan lahan pada kawasan pusat kota ini sebagai :

a. Kegiatan perdagangan dan jasa: terutama melayani perdagangan eceran, barang-

barang kebutuhan sekunder, bengkel mobil, pusat onderdil kendaraan, dan

lainnya;

b. Kegiatan pemerintahan, meliputi kantor SKPD, kecamatan yang berada di Kota

Palembang;

c. Kegiatan fasilitas umum: masjid Kecamatan, taman Kota, taman parkir, kantor

pelayanan umum, RS pembantu tipe C, puskesmas, apotik, laboratorium,

lapangan bola;

d. Kegiatan pendidikan: PT/AkademSLTA, SLTP, dan, kursus;

e. Perumahan: perumahan pegawai negeri sipil dan ruko, serta rukan.

2. Sub Pusat I dan II

Sub pusat kota ini berada di Kelurahan Tangga Takat, memiliki skala pelayanan sub

wilayah untuk Kecamatan Seberang Ulu II. Arahan peruntukan lahan pada kawasan

pusat kota ini sebagai:

a. Kegiatan perdagangan dan jasa: terutama melayani perdagangan eceran, seperti

toko, warung dan lainnya;

b. Kegiatan pemerintahan, meliputi kantor Kelurahan ;

c. Kegiatan fasilitas umum: masjid, taman lingkungan, balai pengobatan, klinik,

puskesmas pembantu, jalur hijau;

d. Kegiatan pendidikan: sekolah dasar, taman kanak-kanak;

e. Perumahan: tunggal dan deret.

Page 141: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-14

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

5.2 Rencana Jaringan Prasarana Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang

Sistem jaringan prasarana wilayah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RDTR

Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, karena sistem jaringan prasarana ini adalah

merupakan bagian pembentuk suatu wilayah di Kecamatan Seberang Ulu II. Sistem jaringan

prasarana yang akan dibahas dalam RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

adalah jaringan prasarana yang diatur dalam Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang

pedoman penyusunan RDTR dan Zoning Regulation kabupaten/kota. Jaringan prasarana yang

diatur dalam Permen PU Nomor 20 tahun 2011 sebagaimana yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Sistem Jaringan Pergerakan yang mencakup transportasi darat;

2. Sistem Jaringan Utilitas, mencakup air bersih, air limbah, drainase, listrik, telepon dan

persampahan.

Infrastruktur jalan merupakan modal utama dalam melakukan transportasi darat untuk

melakukan interaksi sosial masyarakat, dalam arti merupakan modal yang essensial untuk

pemenuhan kebutuhan sosial dan kegiatan ekonomi. Di samping itu, jalan berperan vital

mendukung daya saing ekonomi dengan menghubungkan sumber-sumber produksi, pasar dan

para konsumen. Secara sosial, jalan merupakan bagian ruang publik yang digunakan untuk

melakukan sosialisasi antar kelompok masyarakat guna mengartikulasikan diri dan

membangun ikatan sosial-budaya.

Di sisi lain, dalam konteks penataan ruang, jaringan jalan merupakan elemen pembentuk

struktur ruang yang paling penting. Untuk itu, fungsi jaringan jalan yang ada harus tetap

dipertahankan sesuai dengan yang telah direncanakan. Jalan-jalan nasional (arteri primer)

yang merupakan pembentuk struktur ruang nasional, harus dibebaskan dari hambatan-

hambatan samping akibat pemanfaatan lahan yang tidak sesuai seperti pasar tradisional,

sekolah, dan lain-lain. Demikian pula untuk jaringan jalan Provinsi dan kabupaten/kota.

Pemanfaatan ruang yang ada di sepanjang jalan-jalan tersebut harus secara konsisten

mengikuti rencana tata ruang wilayah yang ada. Dengan demikian interaksi antara jaringan

jalan, sebagai struktur ruang, dan tata guna lahan, sebagai pola pemanfaatan ruang yang

ada, dapat lebih terpadu dan harmonis.

Page 142: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-15

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Rencana jaringan prasarana di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang dimaksudkan

untuk menciptakan suatu keterpaduan struktur ruang di dalam wilayah perencanaan, sehingga

memungkinkan untuk menciptakan hubungan antara Kecamatan yang satu dengan

Kecamatan yang lainnya, hal ini diharapkan dapat menciptakan pemerataan pembangunan

yang ada di wilayah perencanaan. Selain itu dengan menciptakan suatu jaringan prasarana

maka diharapkan akan tercipta suatu struktur kota yang terintegerasi.

Untuk menetapkan jaringan prasarana di Kecamatan Seberang Ulu II, ditetapkan beberapa

kebijakan beserta strateginya sebagai berikut:

1. Peningkatan Prasarana Dasar Jaringan Jalan

Strategi yang diterapkan:

a. Meningkatkan kualitas jaringan jalan, melalui:

Meningkatkan kualitas badan jalan sesuai dengan standar jalan dengan

fungsi kolektor, maupun lokal;

Meningkatkan kelas jalan yang berpotensi untuk dikembangkan;

Menciptakan ruas jalan poros baru untuk mengurangi beban pada jalan

poros yang sudah ada

Melengkapi kelengkapan jalan secara memadai sesuai dengan standar.

b. Meningkatkan akses jalan kolektor Primer yang melintas Kecamatan Seberang Ulu

II dan menghubungkan wilayah Kecamatan Seberang Ulu II dengan wilayah lain;

c. Meningkatkan jaringan jalan menjadi jalan lokal yang menghubungkan antar

kawasan di dalam Kecamatan Seberang Ulu II.

2. Peningkatan Prasarana Dasar Sumberdaya Air

Strategi yang diterapkan:

a. Menjaga kualitas badan air (sungai, situ dan mata air) yang ada;

b. Menjaga kualitas air tanah yang ada, dimana pengambilan air tanah perlu

dilakukan pengaturan.

Page 143: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-16

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

3. Peningkatan Prasarana Dasar Energi

Strategi yang diterapkan:

a. Meningkatkan pelayanan jaringan listrik ke setiap lingkungan permukiman, serta

kawasan perdagangan dan jasa;

b. Penetapan agen resmi penyalur elpiji di setiap desa yang diawasi secara ketat;

c. Meningkatkan jumlah penyalur bahan bakar minyak (BBM) sesuai dengan

kebutuhan.

4. Peningkatan Prasarana Dasar Telekomunikasi

Strategi yang diterapkan:

a. Membangun BTS bersama di lokasi yang strategis;

b. Meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan optik dan kabel ke setiap wilayah.

5. Peningkatan prasarana Dasar Utilitas Terpadu

Strategi yang diterapkan:

a. Penetapan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di setiap desa,

khususnya untuk sampah anorganik;

b. Pengembangan tempat pemusnahan sampah organik di setiap lingkungan desa.

5.2.1 Rencana Jaringan Jalan

Berdasarkan kebijakan tata ruang baik dalam RTRWN, RTRW Provinsi Sumatera Selatan, dan

RTRW Kota Palembang, bahwa pergerakan zona asal dan tujuan di Kecamatan Seberang Ulu II

diprediksi untuk tahun 2033 mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama

pergerakan asal-tujuan yang terjadi sentra primer maupun sentra sekunder. Dengan

demikian, untuk mengantisipasi perkembangan pergerakan asal-tujuan di Kecamatan

Seberang Ulu II di masa yang akan datang, maka dibutuhkan untuk pengembangan jaringan

jalan baik berupa peningkatan status jalan maupun pembukaan jalan baru. Menurut fungsi

jalan pada sistem jaringan dibedakan atas dua jenis jalan yaitu pada jalan primer dan jalan

sekunder.

Page 144: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-17

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1. Fungsi jalan pada sistem jaringan jalan primer

Fungsi jalan pada sistem jaringan jalan primer terdiri atas dua jenis jalan yaitu jalan

kolektor primer, dan jalan lokal primer.

a. Jalan Kolektor Primer

Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua

dengan kota jenjang kedua atau menghungkan kota jenjang kedua dengan kota

jenjang ketiga.

b. Jalan Lokal Primer

Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan

persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang kota jenjang

ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga

dengan persil, atau kota dibawah jenjang ketiga sampai persil.

2. Fungsi jalan pada sistem jaringan jalan sekunder

Fungsi jalan pada sistem jaringan jalan sekunder terdiri atas dua jenis jalan yaitu jalan

kolektor sekunder, dan jalan lokal sekunder.

a. Jalan Kolektor Sekunder

Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder

kedua dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder

dengan kawasan sekunder ketiga.

b. Jalan Lokal Sekunder

Jalan lokal sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu

dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan

perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

Adapun arahan jaringan jalan Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kebijakan RTRWN, RTRW Provinsi Sumatera Selatan, RTRW Kota Palembang dan

tatralok Kota Palembang;

2. Pembentukan Struktur Ruang Kecamatan Seberang Ulu II, sebagai dasar atau

gambaran untuk melihat interkoneksi dalam Kecamatan Seberang Ulu II itu sendiri,

Page 145: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-18

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

sebagai dasar untuk penyusunan rencana jaringan yang akan menghubungkan antara

pusat Kecamatan Seberang Ulu II dengan wilayah-wilayah penyangganya;

3. Analisis Skala Pelayanan Kegiatan, untuk melihat bagaimana struktur pelayanan yang

ada sebagai dasar untuk menyusun pola pergerakan yang akan direncanakan.

4. Kondisi Eksisting Kecamatan Seberang Ulu II, untuk melihat kondisi yang ada saat ini

sebagai dasar pertimbangan menyusun kebutuhan dan rencana jaringan pergerakan.

Berdasarkan kondisi eksisting, Wilayah Kecamatan Seberang Ulu II terlayani oleh sistem

jaringan jalan raya dan jaringan angkutan air. Akan tetapi yang menjadi fokus analisis

jaringan pergerakan dalam Kecamatan Seberang Ulu II adalah analisis tentang jaringan jalan

raya.

Ditinjau dari sistem transportasi, Kecamatan Seberang Ulu II terdiri dari transportasi darat.

Transportasi darat terdapat di seluruh Kecamatan Seberang Ulu II dengan berbagai kondisi

jalan yang berbeda-beda. Sistem pergerakan di Kecamatan Seberang Ulu II saat ini masih

bercampur antara sistem pergerakan regional dan lokal. Untuk kedepannya diharapkan

kawasan ini perlu memperhitungkan meningkatkan fungsi penggunaan jalan utama ini baik

untuk kepentingan regional dan lokal yang nantinya akan menimbulkan ekses-ekses yang

kurang baik.

Moda pergerakan umum yang digunakan terdiri dari angkutan umum, bus umum, taksi dan

ojek. Sarana angkutan umum yang belum mencapai seluruh wilayah di dalam Kecamatan

Seberang Ulu II menjadi hambatan utama selain jaringan jalan yang terbatas sehingga

mempengaruhi pergerakan antar kawasan bagi penduduk ke pusat=pusat aktifitas perkotaan

ataupun daerah lain sekitarnya.

Jaringan jalan yang terdapat di kecamatan ini berupa jalan kolektor primer yang hanya

menghubungkan antar kecamatan yang berakhir di terminal-terminal bayangan. Tempat

pemberhentian angkutan umum atau halte yang tersedia tidak dimanfaatkan, sehingga

persimpangan jalan dijadikan tempat menunggu penumpang. Masing-masing kelurahan telah

tersambung oleh jaringan jalan walaupun kondisinya belum seluruhnya baik. Jalan utama

penghubung antar kelurahan telah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dengan kualitas

jalan yang baik.

Kondisi jaringan jalan raya yang ada saat ini di Kecamatan Seberang Ulu II, masih belum

membentuk struktur yang mampu membuka akses ke wilayah belakangnya, sebagain besar

Page 146: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-19

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

masih belum terlayani oleh jalan dengan kondisi yang baik. Selain itu wilayah belakang juga

belum terayani jaringan jalan yang memadai. Kondisi jalan utama di tiap kelurahan masih

tergolong baru, namun jalan-jalan lokal yang menghubungkan jalan utama dengan wilayah

belakang atau wilayah pelayanannya secara kuantitas dan kualitas jalan masih dirasakan

kurang.

Berdasarkan analisis struktur ruang dan analisis skala pelayanan Kecamatan Seberang Ulu II

pada sub bab sebelumnya, dapat dilihat bahwa:

1. Dari struktur ruangnya ada beberapa wilayah yang termasuk daerah belakang dan

belum mempunyai akses utama yang baik ke wilayah pusatnya;

2. Dari kemungkinan pertimbangan skala pelayanan kegiatan yang terbagi menjadi sentra

primer, sentra sekunder, dan sentra tersier, rencana pergerakan atau rencana jaringan

pergerakan harus mengadopsi penentuan skala pelayanannya, sehingga sentra

sekunder akan terhubung dan berorientasi ke sentra primer, dan sentra tersier atau

lokal mempunyai akses ke sentra sekundernya.

Berdasarkan PERDA RTRW Kota Palembang, arahan rencana pengembangan transportasi darat

dengan pengembangan Kecamatan Seberang Ulu II, terdapat beberapa kebijakan

pengembangan transportasi darat yang bersinggungan baik langsung maupun tidak langsung

dengan Kecamatan Seberang Ulu II. Adapun kebijakan rencana pengembangan jaringan jalan

di Kota Palembang antara lain:

Rencana pembangunan dan pengembangan jalan di Kota Palembang antara lain:

1. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Primer.

Pembangunan Jalan Lingkar Luar Timur, yang menghubungkan Jl. Tanjung Api-

Api sampai ke Plaju-Sungai Gerong dan melewati wilayah Kota Palembang sebelah

timur dan sebagian besar masuk ke wilayah Kab, Banyuasin;

Pembangunan Jalan Lingkar Timur Dalam (Inner Ring Road) yang

menghubungkan kawasan Plaju melewati Pulau Kemarau dan dihubungkan

dengan Jembatan Musi IV kemudian ke arah Sungai Lais, Sako, Sukarami dan

tembus ke Jl. Tanjung Api-Api;

Page 147: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-20

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Pembangunan Jalan Lingkar luar Barat, yang menghubungkan Jl. Indralaya-

Palembang ke Jl. Palembang-Jambi melewati wilayah Kel. Karyajaya, Keramasan,

Pilokerto, Gandus, Bukit Baru dan Siring Agung.

2. Rencana Pembangunan Jalan Tol yaitu Tol Palembang Betung dan Palembang-Indralaya;

3. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Sekunder, antara lain Jl. Burlian, Jl.

M.Prabu Mangkunegara, Jl. M. Isa, dll;

4. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Kolektor;

5. Pembangunan dan Pengembangan Jalan Lokal.

Rencana pembangunan jaringan jalan lingkar dikembangkan dengan tujuan:

1. Mendistribusikan pergerakan ekternal dan melintas ke jaringan jalan lingkar;

2. Membuka kawasan-kawasan yang relatif terisolir terutama kawasan yang berbatasan

langsung dengan wilayah kabupaten lain sehingga memiliki aksesibilitas yang lebih

besar bagi kegiatan kawasan;

3. Meningkatkan aksesibilitas kawasan Ilir dengan Ulu dengan pembangunan jembatan

Musi sebagai akses penghubung jalan lingkar.

Pengembangan jalan lingkar dimaksud, baik yang sudah diimplementasikan maupun yang

masih dalam tahap perencanaan terdiri dari pembangunan 6 buah jembatan musi. Prioritas

pembangunan jembatan musi tersebut meliputi:

1. Rencana pembangunan jalan lingkar Simpang Jl. A. Yani (Kelurahan 13 Ulu) – Jembatan

Musi III – Kelurahan 8 Ilir – Jl. M. Isa;

2. Rencana pembangunan jalan lingkar Arah Tj. Api-api – Kelurahan Sukarami – Kelurahan

Sukamulya – Kelurahan Sukamaju (Sako) – Kelurahan Sukamulya (Sako) – Kelurahan

Sei Selincah (Kalidoni) – Jembatan Musi IV – Pulau Kemarau;

3. Rencana pembangunan jalan lingkar Simpang Jl. Wahid Hasyim (Kelurahan 2 Ulu) –

Jembatan Musi V – Kelurahan 29 Ilir – Jl. Kapt. A. Riva’i;

4. Rencana pembangunan jalan lingkar Kelurahan Karyajaya – Jembatan Musi VI –

Kelurahan Pulo Kerto – Bukit Baru – Siring Agung – Arah Sekayu (Jambi).

Page 148: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-21

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Berdasarkan arahan kebijakan RTRW Kota Palembang terlihat bahwa rencana pembangunan

jalan lingkar simpang Jl. A. Yani – Jembatan Musi III – Kelurahan 8 Ilir – Jl. M. Isa akan

meningkatkan aksebilitas di dalam kawasan perencanaan.

Secara umum jalan-jalan di wilayah di Kecamatan Seberang Ulu II membentuk pola linier

sistem. Kondisi ini selain dipengaruhi oleh kondisi eksisting yang telah ada juga sangat

dipengaruhi oleh kebijaksanaan RTRW Kota Palembang yang mengarahkan pembentukan pola

linier dan grid sistem di seluruh bagian kota. Dengan mempertimbangkan kondisi yang ada,

kebutuhan yang ada serta mempertimbangkan kebijaksanaan terkait yang ada maka untuk

perkembangan di masa datang arahan yang perlu dilakukan meliputi:

Pembangunan jalan baru (Jalan Lingkar) khususnya di Jalan Ahmad Yani, diarahkan

untuk membuka akses di kawasan-kawasan yang belum terlayani. Mempertimbangkan

pola yang telah terbentuk maka pembukaan jalan baru ini ditekankan pada

pengembangan jalan kelas lokal primer atau lokal sekunder.;

Pelebaran jalan untuk dapat memberikan akses bagi angkutan umum tanpa

menimbulkan gangguan pada kegiatan lain khususnya gangguan pada fungsi hunian;

Pembangunan jalan-jalan tembus yang dilakukan dalam upaya meneruskan jalan-jalan

servis yang telah ada sehingga keberadaannya dapat dimanfaatkan pula bagi kegiatan

warga kota lainnya;

Penataan jaringan jalan meliputi pengadaan kelengkapan jalan serta penyesuaian

desain-desain bagian jalan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan

Kecamatan Seberang Ulu II;

Menyiapkan ruas jalan yang terkoneksi dengan rencana kaki Jembatan Musi IV.

Sesuai dengan struktur dan pola rencana tata ruang wilayah Kecamatan Seberang Ulu II,

maka jaringan jalan yang dikembangkan nantinya di Kecamatan Seberang Ulu II adalah

sebagai berikut:

1. Jaringan Jalan Kolektor Primer (ROW 26 m)

Jaringan jalan kolektor primer tersebut di seluruh wilayah Kecamatan Seberang Ulu II

membentuk pola grid. Pengembangan jaringan jalan ini mengutamakan terase jalan

yang ada seoptimal mungkin. Panjang jalan ROW 26 m. Terutama untuk mengantisipasi

rencana pembangunan Jembatan Musi IV.

Page 149: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-22

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Jaringan Jalan Kolektor Sekunder (ROW 18 m)

Pada pembangunan dan pengembangan jaringan jalan ini diarahkan untuk tidak secara

langsung bermuara ke jalan arteri primer (ROW 47 m), tetapi masuk dulu ke ROW 26

m, jadi jalan ini hanya bermuara ke jaringan jalan kolektor.

3. Jaringan Jalan Lokal (ROW 11 m)

Fungsi jaringan jalan lokal lebih banyak melayani pergerakan dalam suatu unit

lingkungan perumahan, yang berarti lebih banyak melayani pergerakan untuk tujuan-

tujuan sosial. Kecamatan Seberang Ulu II berbatasan langsung dengan Kecamatan

lainnya yang memiliki sistem aktivitas tidak kalah sibuknya. Kecamatan Seberang Ilir

pun memiliki kegiatan yang cukup banyak, sehingga pergerakan ke Kota Palembang dan

dari Kota Palembang menjadi permasalahan yang perlu penanganan terutama

manajemen transportasinya.

Perkembangan Kota Palembang yang begitu cepat, terutama dengan akan dibangunnya

jaringan jalan melalui pembangunan Jembatan Musi IV, angkutan buswayy ke Kota Palembang

pun akan menimbulkan dampak baru terhadap kecamatan-kecamatan yang ada di Kota

Palembang, begitu juga terhadap Kecamatan Seberang Ulu II yang memiliki potensi di sektor

Perdagangan dan Jasa serta kegiatan perumahan. Dengan perkembangan sistem transportasi

di Kota Palembang maka daya tarik masuk ke Kota Palembang akan semakin besar dan akan

menimbulkan banyak permasalahan baru yang dapat berdampak positif maupun negatif.

Desain geometris dan kelengkapan jalan masih merupakan permasalahan yang dihadapi oleh

jalan-jalan di kawasan perencanaan. Dalam hal ini permasalahan desain geometris yang

paling terasa adalah masalah lebar badan jalan serta desain tikungan atau persimpangan.

Lebar jalan yang ada di kawasan perencanaan rata-rata sangat terbatas khususnya dalam

menampung arus lalu lintas angkutan barang/industri yang berupa truk berbadan besar dan

truk kontainer behkan banyak diantaranya berupa truk kontainer gandengan. Begitu tingginya

arus lalu lintas yang harus dilayani mengakibatkan perlunya penataan lebar badan jalan selain

upaya untuk memisahkan dua jenis lalu lintas yang berbeda (penumpang dan barang).

Cukup tingginya tingkat penggunaan jalan oleh angkutan barang juga menimbulkan

permasalahan dalam kaitannya dengan desain tikungan dan persimpangan. Banyak tikungan-

tikungan di kawasan perencanaan yang belum memperhitungkan kebutuhan manuver yang

diperlukan oleh kendaraan-kendaraan besar. Hampir semua tikungan atau persimpangan

dibiarkan saling tegak lurus dimana kondisi lebar jalan yang sangat terbatas. Di lain pihak

Page 150: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-23

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

desain tikungan dan persimpangan ini merupakan salah satu aspek yang akan memerlukan

penataan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanan jaringan jalan:

1. Pengembangan jalan lingkar dengan peningkatan kualitas dan kelas jalan yang ada

guna mengurangi beban di jalur Jalan Ahmad Yani dan Jalan KH. Azhari dimana jalan

lingkar ini akan mengitari kawasan pusat Kecamatan Seberang Ulu II sehingga

memisahkan antara kegiatan internal dengan kegiatan eksternal;

2. Pelebaran jalan KH. Azhari untuk mengurangi beban yang ada saat ini yang diakibatkan

oleh tingginya aktivitas perdagangan dan jasa di kawasan ini, ditambah dengan

maraknya kegiatan sektor informal terutama di sepanjang Jalan KH. Azhari;

3. Peningkatan kelas jalan Al. Munawar sebagai bagian dari antisipasi terhadap rencana

pemerintan Kota Palembang yaitu pembukaan akses menuju Kecamatan Seberang Ilir

melalui pembangunan Jembatan Musi IV.

Diharapkan dengan dibangun dan dikembangkannya jaringan jalan tersebut, dapat

mengurangi tingkat kemacetan di Kecamatan Seberang Ulu II atau dalam kata lain moda

angkutan yang besar selama ini bebas melewati jalan-jalan umum (raya) dimanajemen

dengan dibuatkannya jalan alternatif baru yang khusus didesain untuk angkutan besar/berat,

sehingga jalan raya hanya dilewati oleh angkutan kecil dan mini bus.

Untuk menyamakan rencana jaringan jalan di Kecamatan Seberang Ulu II, maka mengadopsi

dari pedoman dan rencana yang sudah ada dan diterapkan untuk seluruh Kecamatan

Seberang Ulu II. Untuk lebih jelasnya, perencanaan jaringan dan dimensi jalan di Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 5-5 KLASIFIKASI JALAN LINGKUNGAN

KLASIFIKASI

JALAN

BADAN JALAN

MINIMUM (M)

LEBAR

PERKERASAN

JALAN MINIMUM (M)

LEBAR BAHU JALAN

MINIMUM (M)

SEMPADAN BANGUNAN

MINIMUM (M)

MAISONET RSH

Jalan lokal

sekunder

a) Jalan Setapak

b) Jalan Kendaraan

1,50

3,50

1,50

3,00

-

0,25

2,75

2,75

1,75

1,75

Jalan Lokal sekunder II

5,00 4,50 0,25 3,50 2,50

Jalan Kolektor Sekunder

7,00 6,50 0,25 4,50 3,50

Page 151: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-24

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 5-6 ARAHAN RENCANA JARINGAN JALAN KECAMATAN SEBERANG ULU II

JENIS JALAN KARAKTERISTIK

DESAIN JALAN

DESAIN JALAN

Kolektor primer ROW (Right of Way) atau

DAMIJA 20 meter. Lebar sempadan 10 m.

Lebar perkerasan 8 m.

Lebar bahu jalan 2 x 2 m =

4m. DAMAJA (lebar perkerasan

ditambah bahu jalan) 12 m.

Jalur hijau 2 x 1 m = 2 m. Trotoar 2 x 2 m = 4 m.

Dilengkapi saluran drainase

2 x 1 m = 2 m Dilengkapi dengan jaringan

utilitas air bersih dan

telekomunikasi di bawah jalur pedestrian

Kecepatan rencana minimal

30 km/jam

Kapasitas sama atau lebih besar daripada volumer

lalulintas rata-rata

Kolektor sekunder

ROW (Right of Way) atau DAMIJA 10 meter.

Lebar sempadan 5 m.

Lebar perkerasan minimal 5

m. Lebar bahu jalan 2 x 1 m =

2m.

DAMAJA (lebar perkerasan ditambah bahu jalan) 7 m.

Jalur hijau 1 x 1 m = 1 m.

Trotoar 2 x 1 m = 2 m. Dilengkapi saluran drainase

2 x 0,5 m = 2 m.

Dilengkapi dengan jalur utilitas air bersih dan

telekomunikasi di bawah

pedestrian

Kecepatan rencana minimal 20 km/jam.

Lokal primer ROW (Right of Way) atau

DAMIJA 8 meter.

Lebar sempadan 4 m. Lebar perkerasan minimal 4

m.

Lebar bahu jalan 2 x 0.5 m =

1m. DAMAJA (lebar perkerasan

ditambah bahu jalan) 5 m.

Page 152: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-25

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

JENIS JALAN KARAKTERISTIK

DESAIN JALAN

DESAIN JALAN

Jalur hijau 1 x 1 m = 1 m.

Trotoar 2 x 1 m = 2 m. Dilengkapi saluran drainase

2 x 0.5 m = 1 m.

Dilengkapi dengan jaringan

utilitas air bersih dan telekomunikasi di bawah

jalur pedestrian

Kecepatan rencana minimal 20 km/jam.

Lingkungan a. Lebar badan/ perkerasan jalan: > 3,5 meter

b. Lebar bahu jalan: 2 x 1,00

meter

Jalur hijau di tepi jalan

Sumber: Pedoman PU dan Hasil Rencana, 2014

GAMBAR 5-4 PENAMPANG JALAN KOLEKTOR SEKUNDER

Damija

Dawasja

Damaja

Badan Jalan Bahu Jalan

Perkerasan jalan Drainase

Ambang Pengaman

Trotoar

Minimal 7.00 m

Trotoar 7.00 m

As jalan

Dawasja

Page 153: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-26

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-5 PENAMPANG JALAN LOKAL SEKUNDER

GAMBAR 5-6 PENAMPANG JALAN KENDARAAN

GAMBAR 5-7 GEOMETRIK DAN KONSTRUKSI JALAN

D

> 21.0

0

m

D > 7.00 m

R =5.00

m

R =5.00

m

L >

7.0

0 m

L

> 20.0

0

m

D > 7.00 m

R =5.00 m

R =5.00 m

L > 7.00 m

Minimal 4.00 m

Damija / Damija

Perkerasan jalan

5..00 m

As jalan

Dawasja

Drainase

Dawasja

Badan Jalan

Ambang

Pengaman

Minimal 4.00 m

Damija / Damija

Perkerasan jalan

3.50 m

As jalan

Dawasja

Badan Jalan

Ambang

Pengaman Drainase

Dawasja

Trotoar

Bahu Jalan

Page 154: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-27

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-8 KONSTRUKSI DAN PERKERASAN JALAN

GAMBAR 5-9 JALAN DENGAN KONSTRUKSI PAVING BLOCK

10 cm

Paving block tebal 8 cm atau grass block

Pasir urug kedalaman 10 cm

Tanah dasar

Tanaman

Page 155: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-28

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Prasarana penunjang yang diatur dalam rencana ini adalah prasarana penunjang transportasi

yang meliputi pedestrian, sarana parkir dan persimpangan. Selengkapnya mengenai prasarana

penunjang transportasi di Kecamatan Seberang Ulu II dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 5-7 ARAHAN RENCANA PRASARANA PENUNJANG TRANSPORTASI

JENIS PRASARANA

PENUNJANG ARAHAN RENCANA

Pedestrian

2 m di kiri kanan jalan kolektor primer

1,5 di kiri kanan jalan kolektor sekunder 1 m di kiri kanan jalan lokal

Untuk kawasan yang menjadi taman kota, alun-alun kecamatan, jalur

pedestrian bisa disesuaikan lebarnya untuk mewadahi aktivitas

masyarakat di alun-alun.

Parkir

Pembangunan dan penyediaan fasilitas parkir terutama: Komplek perkantoran (kecamatan, kepolisian dsb) dengan penyediaan

off street parking dalam kompleks perkantoran.

Kompleks perdagangan, menyediakan fasilitas off street parking,

untuk mall, komplek ruko dsb, harus menyediakan off street parking atau menyediakan lantai khusus untuk parker di dalam kompleks,

untuk pasar traditional, off street parking di sekitar pasar dan on street parking satu sisi jalan

Fasilitas umum, (RS, dsb), harus menyediakan komplek parkir, atau

off street parking

Persimpangan

Rencana persimpangan:

Sesuai dengan rencana jaringan jalan, untuk tiap persimpangan jalan

kolektor primer/sekunder: 1. Pembuatan rambu lalulintas

2. Pembuatan penyeberangan pejalan kaki

Sumber : Hasil Rencana, 2014

A. Pedestrian

Pedestrian merupakan salah satu aspek penting dalam penataan kota, untuk mewadahi

aktivitas pejalan kaki, serta sebagai salah satu tempat untuk penghijaauan perkotaan

perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan.

B. Perparkiran

Ketentuan pembuatan parkir merupakan salah satu prasarat untuk mencegah

kesemberawutan penggunaan jalan sebagai tempat parkir umum (mengurangi on street

parking).

Page 156: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-29

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 5-8 ARAHAN PRASARANA JALUR PEDESTRIAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

NO KOMPONEN KARAKTERISTIK KOMPONEN

1 kolektor primer a. jalur pedestrian di kedua sisi jalan dengan lebar 2 m di

masing-masing sisi jalan

b. Dilengkapi oleh jalur hijau sebagai peneduh di masing-masing sisi jalan

2 Kolektor sekunder a. jalur pedestrian di kedua sisi jalan dengan lebar 1,5 m di masing-masing sisi jalan

b. Dilengkapi oleh jalur hijau sebagai peneduh

3 Lokal primer a. Jalur pedestrian di kedua sisi jalan dengan lebar 1 m di

masing-masing sisi jalan

b. Dilengkapi oleh jalur hijau

4 Tempat tempat

khusus (alun-alun)

a. Jalur pedestrian bisa direncanakan khusus dengan lebar

antara 2 – 6 m, untuk mewadahi kegiatan atau aktivitas penduduk seperti jogging, atau hanya sebagai tempat

berkumpul

b. Dilengkapi dengan jalur hijau sebagai peneduh

5 Penyeberangan pejalan kaki

Pembuatan tempat-tempat penyebaran pejalan kaki, terutama di daerah persimpangan jalan dan lokasi-lokasi pemusatan

aktivitas seperti pasar, kawasan pendidikan, dan kawasan

perdagangan. Pembuatan tempat penyeberangan harus melihat

kemungkinan kemacetan yang ditimbulkan

6 Lain- lain Untuk mengurangi kemungkinan penggunaan jalur pedestrian sebagai tempat PKL, maka harus dibuatkan tempat-tempat

khusus PKL yang mungkin bisa menyatu dengan jalur

pedestrian, dan pelarangan berjualan di sepanjang jalur pedestrian

Sumber : Hasil Rencana, 2014

TABEL 5-9 ARAHAN RENCANA PRASARANA PARKIR DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

NO KOMPONEN KARAKTERISTIK KOMPONEN

1 Perkantoran a. Masing-masing gedung kantor diwajibkan menyediakan

lokasi parkir (off street parking), bisa menggunakan

halaman belakang atau depan parkir, dengan kapasitas disesuaikan dengan aktivitas kantor tersebut

b. Jalur keluar masuk gedung perkantoran diarahkan agar

tidak mengganggu jalur jalan

2 Perdagangan (mal,

ruko)

a. Pengelola mall diwajibkan untuk menyediakan lahan parkir

(off street parking), dengan kapasitas sesuai dengan perkiraan kebutuhan parkir

b. Untuk ruko, disediakan lahan parkir di depan ruko

c. Harus disediakan tempat bongkar muat barang d. Arah keluar masuk mall/ruko harus dipertimbangan agar

tidak menimbulkan kemacetan

3 Perdagangan

tradisional (pasar

tradisional)

a. Pembuatan lahan parkir khusus di didalam kompleks atau

disamping pasar traditional

b. On street parking hanya diberlakukan pada jam-jam sibuk pasar

c. Perlu disediakan lokasi bongkar muat

d. Arah keluar masuk diharapkan tidak mengganggu jalan

Page 157: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-30

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO KOMPONEN KARAKTERISTIK KOMPONEN

utama

4 Fasilitas umum (RS, Puskesmas, klinik,

masjid, terminal)

Pengelola harus menyediakan lokasi parkir (off street parking)

5 Lain – lain

a. Tempat hiburan

Pengelola tempat hiburan wajib menyediakan lahan parkir,

sesuai dengan kapasitas pengunjung

b. Tempat Olah

Raga/lapangan/ alun-alun

Pada even-event tertentu on street parkir diperbolehkan di jalan

mengelilingi alun-alun.

c. Rest area Sebagai tempat rest area, perlu kapasitas parkir yang cukup banyak, pengelola diwajibkan membuat prediksi kebutuhan

parkir.

d. Container/ pergudagangan

a. Perlu disediakan lahan-lahan parkir, untuk truk-truk

container di lokasi pergudangan

b. Disediakan lokasi untuk bongkar muat

e. Industri Masing-masing industri atau kelompok industri wajib menyediakan parkir bagi karyawannya, dimasing-masing lokasi

industri atau pool kompleks industri

Sumber : Hasil Rencana 2014

5.2.2 Rencana Jaringan Air Bersih

Perkiraan kebutuhan air bersih di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, dihitung

berdasarkan asumsi:

Standar kebutuhan air untuk perdesaan adalah 70 liter/jiwa/hari;

Standar kebutuhan air untuk perkotaan adalah 100 liter/jiwa/hari;

Jumlah kebutuhan air untuk fasilitas sosial diasumsikan sebesar 20% dari kebutuhan air

rumah tangga;

Kemungkinan adanya kebocoran dan kehilangan dalam perjalanan (akibat kerusakan

pipa distribusi) sebesar 20% dari jumlah kebutuhan air rumah tangga dengan jumlah

kebutuhan air untuk fasilitas sosial.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka proyeksi kebutuhan air bersih di Kecamatan Seberang Ulu

II pada akhir tahun perencanaan (2033) adalah sebesar 477 lt/dt. Untuk lebih jelasnya

mengenai rencana kebutuhan air bersih di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

adalah sebagai berikut:

Page 158: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-31

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 5-10 KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2033

NO KELURAHAN JUMLAH

PENDUDUK PENDUDUK TERLAYANI

DOMESTIK (LT/DET)

NON-

DOMESTIK

(LT/DET)

KEBOCORAN (LT/DET)

JUMLAH

KEBUTUHAN

(LT/DET)

1 11 Ulu 13406 12065 25 8 5 38

2 12 Ulu 10235 9212 19 6 4 29

3 13 Ulu 24257 21831 45 15 9 70

4 14 Ulu 22419 20177 42 14 8 64

5 16 Ulu 41513 37362 78 26 16 119

6 Tangga Takat 29460 26514 55 18 11 85

7 Sentosa 24875 22388 47 15 9 71

Jumlah 166165 149549 312 103 62 477

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Sistem penyediaan air bersih terdiri atas beberapa komponen yang secara keseluruhan

berfungsi menyalurkan air dari sumber ke daerah tujuan. Sistem penyediaan air bersih terdiri

atas komponen- komponen sebagai berikut:

Intake, merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap air baku sebaik

mungkin agar tidak memperburuk kualitasnya;

Sistem Transmisi, diperlukan untuk membawa air dari sumber ke reservoir atau ke

bangunan pengolahah air bersih;

Pengolahan Air Bersih, untuk mengolah air baku menjadi air bersih yang memenuhi

baku mutu dan dapat dikonsumsi masyarakat;

Sistem Distribusi, digunakan untuk mengalirkan air bersih dan membagikannya kepada

konsumen. Diharapkan kebutuhan air konsumen di seluruh wilayah kota (daerah

layanan) dapat terpenuhi secara memadai.

GAMBAR 5-10 KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

INTAKE Instalasi

Pengolahan Konsumen

Sumber Air Baku

Jaringan Transmisi Jaringan Distribusi

Page 159: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-32

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-11 PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA AIR BERSIH DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG

Page 160: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-33

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Peningkatan pelayanan penyediaan air bersih melalui PDAM diperlukan untuk memperkecil

ketergantungan penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih melalui sumur dangkal,

sumur dalam ataupun dengan memanfaatkan sumber air permukaan seperti kolam dan

sungai, karena sumber-sumber tersebut sukar diperkirakan sampai sejauh mana dapat

memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk, dari segi kuantitas maupun segi kualitas tidak

dapat dijamin sumber-sumber air tersebut sudah memenuhi standar air bersih, karena

kualitas air dapat berubah akibat dari aktivitas yang dilakukan penduduk sehingga dapat

menyebabkan pencemaran terhadap sumber-sumber air tersebut.

5.2.3 Rencana Jaringan Air Limbah

Pada dasarnya air limbah terdiri dari 2 bentuk yaitu air kotor (Grey Water) dan limbah

manusia (Black Water). Grey Water yaitu limbah manusia dalam bentuk cairan yang dihasilkan

dari sisa kegiatan pemakaian air domestik, seperti air bekas mandi, mencuci dan sebagainya.

Sedangkan Black Water yaitu buangan limbah padat yang berasal dari kotoran manusia.

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan

teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai

tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan perumahan di perkotaan. Salah

satunya adalah SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan

Sistem Resapan, serta pedoman tentang pengelolaan air limbah secara komunal pada

lingkungan perumahan yang berlaku.

Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus disediakan pada

lingkungan perumahan di perkotaan adalah:

Septik tank;

Bidang resapan; dan

Jaringan pemipaan air limbah.

Lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah yang

memenuhi ketentuan perencanaan plambing yang berlaku. Apabila kemungkinan membuat

tangki septik tidak ada, maka lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem

pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat disambung pada sistem pembuangan air

limbah kota atau dengan cara pengolahan lain. Apabila tidak memungkinkan untuk membuat

Page 161: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-34

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

bidang resapan pada setiap rumah, maka harus dibuat bidang resapan bersama yang dapat

melayani beberapa rumah. Kondisi di kawasan perencanaan di beberapa sudah dilengkapi

dengan saluran jaringan air limbah, beberapa kawasan terkoneksi dengan draninase lokal,

sedangkan beberapa kawasan memiliki jaringan air limbah tersendiri yang ditanama di bawah

pedestrian (sistem drainase tertutup).

Permasalahan umum yang terjadi terkait dengan prasarana air limbah di wilayah perencanaan

adalah:

Belum adanya instalasi pengolahan lumpur septic yang dapat menampung buangan

yang dihasilkan di wilayah perencanaan dan sekitarnya;

Kurangnya armada pengangkutan limbah, dimana armada yang ada tidak mencukupi

untuk mengantisipasi perkembangan wilayah perencanaan yang cukup pesat;

Masih kurangnya instalasi pengelolaan air limbah industri yang terdapat di Kecamatan

Seberang Ulu II;

Masih bercampurnya saluran pembuangan limbah dengan saluran drainase diakibatkan

masih kurangnya kesadaran penduduk dalam mengelola limbah.

Untuk memperkiraan volume air limbah grey water dihitung sebesar 80% dari pemakaian air

bersih. Sedangkan air limbah yang berupa lumpur tinja (Black Water) dihitung dengan asumsi

tiap orang menghasilkan 40 liter dalam setahunnya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka

produksi air limbah di Kecamatan Seberang Ulu II dapat dihitung seperti dijelaskan dalam

Tabel berikut ini.

TABEL 5-11 TIMBULAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2033

NO DESA JUMLAH

PENDUDUK PENDUDUK TERLAYANI

KEBUTUHAN

AIR BERSIH

(LT/DTK)

PRODUKSI

GREY WATER (LTR/DTK)

PRODUKSI

BLACK WATER (M3/HARI)

1 11 Ulu 13406 9384 18 14 1.02

2 12 Ulu 10235 7165 12 10 0.78

3 13 Ulu 24257 16980 12 10 1.85

4 14 Ulu 22419 15693 12 10 1.71

5 16 Ulu 41513 29059 47 38 3.17

6 Tangga Takat 29460 20622 14 11 2.25

7 Sentosa 24875 17413 22 18 1.90

Jumlah 166165 116316 137 109 12.68 Sumber : Hasil Analisis, 2014

Page 162: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-35

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Kondisi topografi merupakan faktor yang sangat penting dalam merencanakan sistem

pembuangan air kotor/limbah domestik serta menentukan arah pengalirannya. Mengingat

akan mahalnya biaya pembuatan saluran air limbah, pada tahap awal jaringan saluran

drainase direncanakan terpadu dengan saluran yang sudah ada sebelumnya, sungai-sungai

yang mengalir melalui jalan-jalan/saluran-saluran di dimanfaatkan sebagai saluran

pembuangan utama. Air kotor yang dapat disatukan dengan saluran drainase hanya air kotor

dari kamar mandi dan dapur, tidak termasuk buangan manusia dan air bekas proses industri.

Air limbah ini khusus dari rumah tangga, sedangkan air limbah industri harus ditampung

dalam bak pengolahan air limbah (water treatment) yang selanjutnya air limbah ini dapat

disalurkan dengan saaluran khusus pada saluran drainase primer, sedangkan air buangan

manusia harus ditampung dalam bak penampungan (septic tank). Air limbah yang akan

dialirkan ke saluran drainase harus memenuhi syarat bahwa air tersebut tidak akan

menyebabkan pencemaran lingkungan.

Tipe pengolahan limbah secara garis besar dibedakan atas 2 sistem, yaitu:

Pengolahan secara individual (on-site treatment), pengolahan secara individual limbah

domestik dilakukan secara sendiri-sendiri di rumah-rumah atau di sumbernya. Sistem

yang sering digunakan adalah septic tank.

Pengolahan secara komunal atau terpusat (off-site treatment), Pada sistem pengelolaan

secara terpusat, seluruh limbah rumah tangga dialirkan dan dikumpulkan secara

bersama dalam satu wilayah pelayanan, untuk dibawa ke suatu lokasi pengolahan akhir.

Pada sistem ini seluruh air limbah rumah tangga dialirkan dan dikumpulkan melalui pipa

tersier, ke pipa sekunder, dari pipa sekunder dialirkan menuju pipa pengumpul utama

untuk selanjutnya dialirkan menuju lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Rencana pengelolaan limbah di Kecamatan Seberang Ulu II secara umum dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Limbah Padat Rumah Tangga, meliputi:

a. Sistem Setempat (on-site sanitation)

Pengolahan secara sistem setempat akan diterapkan dengan menggunakan

cubluk individu, cubluk komunal den tangki septik yang dilengkapi bidang

resapan. Diterapkan pada kawasan dengan kriteria:

Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha;

Merupakan daerah dengan tingkat kepadatan rendah sampai menengah;

Page 163: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-36

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Penyediaan air bersih sebagian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal;

Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 200 -300 L/m2/hari;

Kedalaman muka air tanah antara 2-5 m di bawah perrnukaan tanah.

GAMBAR 5-12 SKEMA SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem tangki septik yang akan dikembangkan terdiri dari dua jenis tangki

septik yaitu:

Sistem tangki septik individu, dimana penanganan air limbah inidengan membuat

tangki septik pada tiap-tiap rumah, yang hanya melayani satu rumah. Penerapan

bentuk ini terutama ditujukan bagi kawasan perumahan yang kepadatan

penduduknya rendah,

Sistem tangki septik komunal, dimana satu tangki septik digunakan bersama olen

beberapa keluarga/rumah (15-20 rumah) secara kolektif yang disalurkan melalui

saluran tertutup dari setiap rumah ke tangki septik, hal ini untuk rnenghindarl

terjadi pencernaran oleh limbah tersebut terhadap lingkungan sekitar.

Penggunaan sistem ini terutama ditujukan bagi kawasan-kawasan yang memilikl

Lingk. Permukiman Sumber Timbulan Air

Limbah Domestik

(MCK)

Tangki Septik Bidang

Resapan

Kendaraan

Penguras

Lumpur tinja

IPLT

(Instalasi Pengolahan

Lumpur/Tinja)

Badan Air Penerima Lumpur Tinja

Page 164: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-37

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

intensitas kegiatan tinggi seperti di kawasan pusat Kecamatan dan kawasan lain

yang cukup padat, serta kawasan-kawasan permukiman terencana (real estate)

Cara ini merupakan sistem yang sangat baik untuk dikembangkan pada daerah

berkepadatan tinggi karena dapat menghemat kebutuhan lahan dan pengontrolan

dapat dilakukan secara kolektif.

b. Sistem pengumpul dan penyaluran.Sistem pegumpul limbah cair umumnya

digunakan pipa atau sistem rioolering, dalam sistem penyaluran limbah cair dapat

digunakan 2 (dua) sistem penyaluran yaitu penyaluran tercampur dan penyaluran

terpisah, pada sistem penyaluran tercampur limbah cair domestik yang berasal

dari air bekas cuci dan air hujan disalurkan melalui satu saluran. Sedangkan pada

saluran terpisah, limbah cair domestik (air bekas dan air kotor) disalurkan

terpisah dengan air hujan. Sistem pembuangan limbah rumah tangga di wilayah

perencanaan diarahkan terpisah dengan saluran drainase. Dengan demikian perlu

dibuat jaringan pipa air limbah untuk menyalurkan air limbah yang berasal dan

berbagai sumber seperti domestik, komersil dan non komersil. Untuk penernpatan

pipa air limbah ditanamkan dibawah tanah, sesudai dengan jalur jaringan

drainasejika ada saluran-seluran lain terlintasi maka saluran air limbah ditempatkan

dibawahnya.

c. Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), karena pada umumnya

prasarana yang dipergunakan di wilayah perencanaan adalah tangki septik dan

cubluk, maka sarana penguras lumpur tinja dan sarana pembuangan sangat

dibutuhkan.

2. Penanganan limbah di Kawasan Perdagangan dan Jasa. Pengolahan limbah di kawasan

ini meliputi lima cara yaitu:

a. Sistem pengelolaan limbah sistem terpusat diarahkan di kawasan;

b. Pengelola kawasan diwajibkan untuk membangun IPAL tersendiri, atau

pemerintah menyediakan IPAL pada kawasan-kawasan industri yang

dikembangkan;

c. Kawasan Perdagangan dan Jasa dengan limbah khusus, diwajibkan membuat

IPAL tersendiri;

d. Industrial estate baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta,

diwajibkan mengajukan masterplan yang dilengkapai dengan sistem

pembuangan air limbah.

Page 165: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-38

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

5.2.4 Rencana Jaringan Drainase

Penanganan air hujan dalam hal ini air yang mengalir diatas permukaan tanah (run off)

dengan limpasannya perlu dilakukan penyediaan saluran-saluran drainase, saluran baik

terbuka maupun tertutup. Sistem pembuangannya mengikuti sistem pembuangan primer dan

sekunder yang pada prinsipnya dibuat mengikuti rencana jaringan jalan pada sisi kiri dan sisi

kanan jaringan jalan. Sistem primer tentunya merupakan muara daripada saluran sekunder,

untuk saat ini saluran primer di Kecamatan Seberang Ulu II adalah sungai musi.

Untuk meningkatkan fungsi primer sungai tersebut perlu dilakukan pengawasan di sepanjang

pengalirannya dengan memberlakukan pembatasan pembangunan serta penanaman pohon-

pohon pelindung yang bermanfaat bagi kebutuhan penyaringan kotoran buangan dari jaringan

sekunder. Sistem drainase primer dan sekunder di Kecamatan Seberang Ulu II perlu

mendapat perhatian cukup serius, karena kondisinya yang merupakan daerah banjir. Tujuan

dibangunnya saluran drainase, seperti halnya tujuan penataan tata lingkungan, diantaranya

sebagai berikut:

Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;

Melindungi alam lingkungan seperti erosi tanah, kualitas udara dan kualitas air;

Menghindarkan kerusakan/ kerugian material, gangguan, dan bahaya lain yang

disebabkan oleh amukan limpasan banjir;

Memperbaiki kualitas lingkungan;

Konservasi sumber daya air.

Sesuai dengan maksud dan tujuannya, maka kegunaan drainase diantaranya adalah:

Mengeringkan daerah becek dan genangan air;

Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan memanfaatkan

sebesar-besarnya untuk imbuhan air tanah;

Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan;

Pengelolaan kualitas air.

Page 166: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-39

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Dilihat dari konstruksinya saluran drainase terbagi menjadi drainase permukaan dan gorong-

gorong. Jaringan tersebut berfungsi mengalirkan air hujan agar permukaan tanah bebas dari

genangan. Jaringan drainase selanjutnya akan dibedakan menjadi tiga fungsi jaringan, yaitu:

jaringan tersier, jaringan sekunder dan jaringan primer. Jaringan tersier adalah saluran

drainase awal sampai ke saluran sekunder dan bersifat tunggal. Jaringan sekunder adalah

saluran yang menerima aliran dari beberapa saluran tersier. Saluran primer merupakan

saluran pembuangan akhir yang menghubungkan sistem drainase tapak dengan tempat

pembuangan.

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai ketentuan dan persyaratan

teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata

cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu

ketentuan yang berlaku adalah SNI 02-2406-1991 tentang Tata cara perencanaan umum

drainase perkotaan. Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air

permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus

disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan.

Bagian dari jaringan drainase adalah:

TABEL 5-12 BAGIAN JARINGAN DRAINASE

NO SARANA PRASARANA

1 Badan Penerima Air Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)

Sumber air di bawah permukaan tanah (air tanah akifer)

2 Bagian Pelengkap Gorong-gorong

Pertemuan saluran

Bangunan terjunan

Jembatan

Street inlet

Pompa

Pintu air

Sumber : Badan Standarisasi Nasional

Mengingat kemampuan pemerintah dalam membiayai penyediaan saluran drainase ini

terbatas, maka dalam proses pelaksanaannya Pemerintah Daerah perlu meningkatkan

pelibatan peran serta masyarakat melalui kemitraan. Partisipasi masyarakat dapat dilibatkan

melalui pembuatan saluran drainase berdinding tanah biasa dan dalam pengaturan jaringan

drainase setempat. Sedangkan Pemerintah Daerah berkewajiban dalam menangani bagian

Page 167: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-40

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

saluran drainase yang memerlukan pelapisan dindingnya serta bertanggungjawab terhadap

pengambangan sistem jaringan drainase secara keseluruhan.

Perbaikan saluran-saluran drainase kota dan membuat jaringan-jaringan baru pada

daerah-daerah yang berpotensi genangan;

Normalisasi sungai atau badan air yang melewati kota, berupa pengerukan dan

perluasan badan air;

Pembuatan tebing penguat di tepi badan air;

Perencanaan dan pembangunan saluran sekunder;

Penertiban bangunan-bangunan disekitar badan air atau sungai;

Penghijauan wilayah sekitar DAS;

Pemanfaatan Lahan Terbuka Hijau sebagai kawasan penyerap air hujan;

Pembuatan sumur penampung air hujan skala rumah dan lingkungan.

Terkait dengan berbagai kegiatan yang terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II, secara umum

permasalahan yang terjadi terkait sistem drainase di wilayah perencanaan meliputi:

Faktor alamiah saluran seperti sungai, kali, selokan, drainase lingkungan yang kurang

terjaga. Kondisi saluran menjadi tidak menerus sehingga mengakibatkan aliran air

terhenti. Hal ini mengakibatkan terjadi genangan air yang pada akhirnya menyebabkan

rusaknya kondisi jaringan jalan serta sarana dan prasarana lainnya;

Perilaku masyarakat yang masih banyak membuang sampah kedalam saluran. Kondisi

saluran dengan berbagai sampai memungkinkan terjadinya dekomposisi sampah dalam

bentuk humus atau tanah yang mengakibatkan penampang saluran menjadi berkurang;

Kondisi sebagian saluran tidak memakai perkerasan. Hal ini mengakibatkan terkikisnya

tanah oleh aliran air hujan dan longsoran pada badan saluran yang membahayakan

bangunan-bangunan rumah sekitar saluran;

Pembuangan air kotor yang disatukan dengan saluran drainase.

Page 168: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-41

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Perencanaan jaringan drainase supaya pelayanannya dapat optimal adalah dengan

membangun saluran drainase primer pada jalan-jalan utama yang belum memiliki saluran

drainase dan disesuaikan dengan kontur agar air dapat mengalir lancar tidak terjadi genangan

Serta memperbaiki saluran drainase yang kondisinya sudah tidak layak. Pemeliharaan

terhadap kondisi saluran drainase juga harus dilakukan secara teratur dan hal yang paling

utama adalah pemberian penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga

lingkungan yang salah satunya adalah berpartisiasi dalam menjaga dan memelihara prsarana

jaringan drainase sehingga jaringan drainase dapat berfungsi dengan baik.

5.2.5 Rencana Jaringan Energi, Listrik dan Telekomunikasi

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dalam menunjang kesejahteraan hidup

masyarakat. Pemakaian energi listrik akan semakin terasa pentingnya dari waktu ke waktu,

seiring dengan perkembangan teknologi yang umumnya menggunakan energi listrik sebagai

sumber tenaga. Oleh karena itu, pemakaian energi listrik di daerah perkotaan tidak semata-

mata sebagai sumber penerangan di malam hari, tetapi juga menunjang kegiatan sehari-hari

pada berbagai aspek kehidupan. Pengembangan jaringan listrik di kawasan perencanaan agar

dapat menjangkau konsumen dilakukan dengan:

Memperluas daerah pelayanan ke seluruh lapisan penduduk;

Peningkatan fungsi kelembagaan, ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitas serta mutu pelayanan;

Mempermudah prosedur berlangganan;

Meningkatkan daya terpasang dari sumber pembangkit tenaga listrik;

Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi listrik bagi seluruh penduduk dan

kegiatan lainnya.

Adapun ketentuan utilitas prasarana jaringan listrik antara lain:

Perencanaan instalasi travo/gardu dan tiang listrik mengacu pada peraturan yang

ditetapkan PLN.

Perlu disediakan lahan untuk pemasangan instalasi travo/gardu.

Page 169: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-42

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Tiang listrik dipasang di daerah milik jalan, tidak mengganggu pedestrian dan tidak

dipasang pada kaveling rumah.

Jaringan listrik harus mampu melayani lingkungan permukiman.

Kebutuhan daya listrik setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik

dari PLN atau dari sumber lain.

Setiap unit rumah harus dapat dilayani daya listrik min. 90 VA per jiwa. Untuk sarana

lingkungan 40% dari total kebutuhan rumah tangga,

Lokasi permukiman bebas dari jaringan listrik tegangan tinggi. Apabila lokasi terdapat

jalur tegangan tinggi, maka rencana lingkungan permukiman mengacu pada peraturan

PLN.

Harus tersedia jaringan listrik lingkungan dan hunian, dengan penempatan tiang listrik

berada di daerah milik jalan,

Dibutuhkan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan pada lahan

yang bebas dari kegiatan umum,

Tersedia penerangan jalan dengan kuat penerangan 500 lux dan tinggi > 5 meter dari

muka tanah,

Jarak antar tiang rata-rata 40 meter. Untuk penyesuaian dengan keadaan permukaan

tanah jalan dan sebagainya, maka dapat diabil jarak tiang antara 30 meter sapai

dengan 45 meter.

Jarak antar kawat penghantar (konduktor) teradap unsur-unsur didalam lingkungan

antara lain bangunan, pohon, jarak tiang dan lainlain harus sesuai dengan peraturan

PLN yang berlaku. Penepatan tiang dan penarikan kawat harus sempurna dan tinggi

kawat minimum 7 meter diatas permukaan tanah

Pada jarak dan tempat-tempat tertentu yang dipandang perlu harus diberi penerangan

dengan persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar lingkungan.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan perencanaan instalasi listrik, harus sesuai

dengan SNI No. 225-1987,UDC 621.3 tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik

Indonesia 1987.

Ketentuan yang terkait dengan perencanaan penyediaan listrik:

Page 170: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-43

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

SNI 04-6267.601-2002 tentang Istilah Kelistrikan – Bab 601: Pembangkitan,

Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik – Umum.

SNI 04-8287.602-2002 tentang Istilah Kelistrikan – Bab 602: Pembangkitan.

SNI 04-8287.603-2002 tentang Istilah Kelistrikan – Bab 603: Pembangkitan, Penyaluran

dan Pendistribusian Tenaga Listrik – Perencanaan dan Manajemen Sistem Tenaga

Listrik.

Hampir seluruh Wilayah Perencanaan di Kecamatan Seberang Ulu II sudah terjangkau oleh

pelayanan listrik PLN. Di masa yang akan datang, kebutuhan listrik akan semakin meningkat

seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kegiatan yang terjadi. Untuk

memperkirakan kebutuhan listrik di wilayah perencanaan pada akhir tahun perencanaan

dihitung berdasarkan standar dan asumsi kebutuhan listrik. Perkiraan kebutuhan energi listrik

direncanakan dengan menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut :

Perumahan dihitung berdasarkan standar pemakaian yaitu 150 watt/jam/jiwa;

Pendidikan ditetapkan sebesar 5% dari kebutuhan energi listrik untuk perumahan;

Peribadatan, 5% dari kebutuhan perumahan;

Kesehatan, 100% dari kebutuhan perumahan;

Perdagangan 125% dari kebutuhan perumahan;

Perkantoran 15% dari kebutuhan perumahan;

Rekreasi 20% dari kebutuhan perumahan;

Penerangan jalan, 10% dari kebutuhan perumahan.

Untuk mendukung pelayanan distribusi hingga ke pelanggan/konsumen diperlukan gardu

listrik yang berfungsi menurunkan tegangan dari sistem jaringan primer ke sistem jaringan

sekunder. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan perletakan

jaringan listrik di Kecamatan Seberang Ulu II adalah dalam menetapkan lokasi gardu listrik

yang diperlukan sesuai dengan hasil perhitungan dan sistem jaringan distribusi.

Kriteria teknis dalam perletakan gardu listrik adalah sebagai berikut:

Page 171: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-44

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Untuk pemilihan lokasi gardu hubung harus melingkupi seluruh titik beban. Hal ini untuk

meminimasi biaya momen beban yang merupakan perkalian besarnya beban dengan

jarak ke titik supply.

Penarikan jaringan dari gardu hubung ke masing-masing titik beban harus berarah maju

yang berarti tidak ada kabel yang berbalik arah.

Pemilikan letak gardu hubung tersebut harus mampu memenuhi kriteria voltage

regulation pada ujung beban.

Pemilihan letak gardu hubung juga harus memperhitungkan jarak terdekat dengan

supply gardu hubung induk yang terdapat di ujung beban.

Gardu hubung harus ada pada areal bebas banjir.

TABEL 5-13 KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2033

NO KELURAHAN JUMLAH

PENDUDUK

KEBUTUHAN LISTRIK (KWH)

1 2 3 4 5 6 7 8 JUMLAH

1 11 Ulu 13406 2011 40 18 2011 2514 302 402 201 20905

2 12 Ulu 10235 1535 31 13 1535 1919 230 307 154 15959

3 13 Ulu 24257 3639 73 13 3639 4548 546 728 364 36864

4 14 Ulu 22419 3363 67 13 3363 4204 504 673 336 34942

5 16 Ulu 41513 6227 125 49 6227 7784 934 1245 623 64726

6 Tangga Takat 29460 4419 88 14 4419 5524 663 884 442 99668

7 Sentosa 24875 3731 75 23 3731 4664 560 746 373 38778

Jumlah 166165 24925 498 143 24925 31156 3739 4985 2492 92863 Sumber : Hasil Analisis, 2014

KETERANGAN: 1 : PERUMAHAN (100%)

2 : PENDIDIKAN (5%)

3 : PERIBADATAN (5%) 4 : KESEHATAN (100%)

5 : PERDAGANGAN (125%) 6 : PERKANTORAN (15%)

7 : REKREASI (20%)

8 : PENERANGAN JALAN (10%)

Kebutuhan listrik di Kecamatan Seberang Ulu II pada akhir tahun perencanaan, meliputi

sistem distribusi listrik. Sistem distribusi di pada masa yang akan datang terdiri dari 3 bagian,

yaitu:

1. Sistem distribusi listrik primer, sistem ini merupakan sistem distribusi listrik tegangan

menengah yang lazimnya menggunakan tegangan 20 KVA. Sistem distribusi listrik

primer ini terdiri dari:

Page 172: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-45

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Jaringan primer 20 KVA;

Sejumlah gardu penurun tegangan;

Tiang-tiang listrik tegangan menengah.

2. Sistem distribusi listrik sekunder, sistem ini merupakan sistem listrik tegangan rendah

yang lazim menggunakan sistem tegangan 380/220 V dan didistribusikan dari gardu

penurun tegangan ke beban konsumen dan penerangan jalan. Sistem distribusi

sekunder ini, terdiri dari:

Jaringan sekunder 380/220 V;

Sejumlah panel bagi tegangan rendah;

Sistem pentanaman (ground);

Tiang-tiang listrik tegangan rendah.

3. Sistem distribusi listrik tersier, merupakan sistem listrik tegangan rendah 380/220 V

dari jaringan listrik sekunder menuju ke beban-beban konsumen dan penerangan jalan.

Sistem distribusi tersier ini terdiri dari:

Jaringan tersier 380/220 V;

Meter-meter konsumen.

Tersedianya fasilitas telepon sangat diperlukan bagi kelancaran komunikasi dan arus

informasi. Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan

kegiatan ekonomi perkotaan, serta penambahan kebutuhan bagi fasilitas pemerintahan dan

penambahan permukiman, maka permintaan terhadap sambungan telepon akan semakin

meningkat pada masa yang akan datang. Kebutuhan sambungan telepon untuk

perorangan/rumah tangga dan kantor dapat dilayani oleh Perumtel dengan sambungan

langsung ke Sentral Telepon Otomat (STO) Perumtel menuju Rumah Kabel (RK).

Perkiraan kebutuhan sambungan telepon di Kecamatan Seberang Ulu II didasarkan kepada

kebutuhan masing-masing jenis kegiatan. Perkiraan kebutuhan sambungan telepon dilakukan

berdasarkan pendekatan luas areal suatu kegiatan, jumlah kavling perumahan dan radius

pelayanan serta jumlah penduduk. Perkiraan sambungan telepon dapat dilakukan dengan

pendekatan sebagai berikut :

Page 173: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-46

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-13 PETA RENCANA JARINGAN ENERGI LISTRIK DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

– KOTA PALEMBANG

Page 174: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-47

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 5-14 PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA GAS DI KECAMATAN SEBERANG ULU II

– KOTA PALEMBANG

Page 175: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-48

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Untuk sambungan domestik, kebutuhan telepon adalah sebesar 4 : 100 penduduk;

Untuk fasilitas umum, digunakan asumsi standar kebutuhan telepon sebesar 20 % dari

rumah tangga;

Untuk melayani kebutuhan telepon umum, maka diperlukan unit-unit telepon umum

dengan asumsi 1 unit telepon umum diperkirakan akan mampu melayani penduduk

sebanyak 2.500 jiwa;

Cadangan sambungan diasumsikan 5 % dari kebutuhan rumah tangga.

Mengingat perkembangan sistem teknologi dan informasi saat ini, maka pemenuhan

kebutuhan akan telekomunikasi tidak hanya dapat dipenuhi oleh sistem jaringan telepon,

tetapi dapat dipenuhi dengan menggunakan sistem jaringan seluler. Untuk mendukung hal

tersebut, maka yang butuhn dikembangkan dalam hal pengembangan sistem telekomunikasi

adalah pengembangan BTS di Kecamatan Seberang Ulu. Adapun untuk pengembangan BTS ini

didasarkan pada jangkauan pelayanan, dimana 1 BTS dapat melayani lebih kurang dalam

radius 1 km.

5.2.6 Rencana Jaringan Persampahan

Rencana sistem pengelolaan persampahan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu juga halnya di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang, dimana sistem pengelolaan persampahan sangat dibutuhkan untuk

mengantisipasi kerusakan lingkungan sejalan dengan perkembangan Kecamatan Seberang Ulu

II di masa yang akan datang.

Jaringan persampahan di Kawasan Perencanaan pada prinsipnya terkoneksi dengan jaringan

persampahan Kota Palembang, dimana TPS dan TPA memanfaatkan TPS dan TPA yang telah

ditetapkan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang. Hanya saja untuk kawasan

perencanaan tidak terdapat TPS yang secara khusus dipersiapkan untuk menjadi tempat

penampungan sampah sementara, yang ada hanyalah sebuah hamparan tanah kosong yang

dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat sampah tanpa ada pengelolaan lebih lanjut,

sehingga mengakibatkan sampah semakin hari yang semakin bertumpuk dan menimbulkan

bau yang tidak sedap.

Page 176: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-49

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Dikarenakan tidak adanya pengelolaan sampah secara baik, maka tidak jarang warga pada

akhirnya membuang sampah dibelakang rumahnya atau bahkan memenuhi saluran-saluran

drainase. Selain diperlukan suatu pengelolaan sampah yang baik dimana sampah diangkut

secara berkala ke TPS maupun TPA juga siperlukan kesadaran dari seluruh pihak termasuk

masyarakat tentang perlunya pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan masalah

dikemudian hari.

Berdasarkan standar teknis dan kondisi tersebut, langkah dan strategi pengembangan di

wilayah perencanaan yaitu Kecamatan Seberang Ulu II meliputi :

Penyusunan sistem pengelolaan sampah yang terhirarki dengan baik;

Menyiapkan suatu pola pengelolaan dan pengumpulan sampah;

Pengadaan dan pengelolaan alat angkut sampah dengan menyiapkan armada angkut

mulai dari gerobak sampai truk pengangkut;

Menyiapkan suatu model pengolahan sampah skala kecil;

Menyiapkan aksesbilitas yang mendukung pelaksanaan pengumpulan sampah terutama

aksesbilitas menuju lokasi TPA.

Secara umum rencana pengembangan sistem persampahan di wilayah perencanaan yaitu

Kecamatan Seberang Ulu II adalah sebagai berikut :

Penyiapan peralatan dengan pembangunan fasilitas pendukung untuk sistem

persampahan di setiap blok perencanaan;

Pengadaan TPS untuk masing-masing blok perencanaan;

Pengelolaan sampah yang berhirarki dan memiliki prasarana yang baik sesuai dengan

sistem pengelolaan sampah perkotaan;

Sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnnya pengelolaan

sampah untuk meningkatkan derajat kesehatah masyarakat;

Pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pegolahan sampah organik skala kecil

(lingkungan);

Pemisahan sampah Non B3 dengan sampah B3 dari industri dan lainnya.

Page 177: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-50

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Untuk memperkirakan volume sampah di wilayah perencanaan akan didasarkan pada standar

yang telah berlaku atau hasil kajian/studi yang pernah dilakukan di berbagai kota. Beberapa

kriteria penting yang akan dipertimbangkan untuk memperkirakan volume sampah di wilayah

perencanaan adalah sebagai berikut :

Laju timbulan sampah ditetapkan 2,65 liter/orang/hari

Sampah non domestik dihitung 40% sampah domestik

Berdasarkan asumsi dan kriteria di atas perkiraan volume sampah di Kecamatan Seberang Ulu

II dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

TABEL 5-14 PROYEKSI TIMBULAN SAMPAH DI KECAMATAN SEBERANG ULU II TAHUN 2033

NO DESA JUMLAH

PENDUDUK

TIMBULAN SAMPAH (M3/HARI)

DOMESTIK NON-

DOMESTIK

JUMLAH

TIMBUNAN

1 11 Ulu 13406 35.53 14.21 14.21

2 12 Ulu 10235 27.12 10.85 10.85

3 13 Ulu 24257 64.28 25.71 25.71

4 14 Ulu 22419 59.41 23.76 23.76

5 16 Ulu 41513 110.01 44.00 44.00

6 Tangga Takat 29460 78.07 31.23 31.23

7 Sentosa 24875 65.92 26.37 26.37

Jumlah 166165 440.34 176.13 616.47 Sumber : Hasil Analisis, 2014

Sebagaimana halnya pelaksanaan pengelolaan sampah yang sudah berjalan diberbagai kota

besar di Indonesia, umumnya pemerintah mempunyai kewenangan penanganan sampah mulai

dari TPS sampai ke TPA. Sementara dari sistem pewadahan sampai ke TPS dilakukan oleh

Rukun Warga setempat. Mengacu pada konsep ini pada akhirnya beban pemerintah dalam

penanganan sampah adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan pengumpulan,

pengangkutan, dan pembuangan. Sarana dan prasarana dimaksud meliputi kebutuhan

gerobak, transfer depo, kebutuhan truk sampah, TPA. Untuk melayani pengumpulan sampah

akhir penduduk Kecamatan Seberang Ulu II.

Page 178: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-51

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 5-15 PROYEKSI KEBUTUHAN PENYEDIAAN SARANA PERSAMPAHAN DI KECAMATAN

SEBERANG ULU II TAHUN 2033

NO URAIAN

PERKIRAAN TIMBULAN

SAMPAH DAM KEBUTUHAN

PENYEDIAAN PRASARANA SAMPAH TAHUN 2033

1 Jml Penduduk 166,165

2 Jumlah Rumah Tangga 33,233

3 Produksi sampah 302.95

4 Jumlah Kebutuhan Gerobak (200 KK / 1 m3) 166

5 Kebutuhan Transfer Depo (per 400 KK) 83

6 Kebutuhan Truk Sampah (6 m3) 50

7 Kebutuhan Truk Sampah (8 m3) 38

8 Arm Roll Truck (10 m3) 30

9 TPA (100.000 jiwa) 1

10 Compactor truck 8 14 Sumber : Hasil Analisis, 2014

Melihat hasil prediksi timbulan sampah di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, perlu

dilakukan pengelolaan secara baik agar sampah tidak menimbulkan masalah lingkungan di

kemudian hari. Sistem pengelolaan sampah 3 R dapat dilaksanakan di Kecamatan Seberang

Ulu II – Kota Palembang. Hal ini disebabkan karena pada umumnya sampah yangdihasilkan

oleh masyarakat adalah sampah organik, dan bisa dilakukan daur ulang dengan menggunakan

sistem pengomposan. Hal ini akan memberikan nilai tambah kepada masyarakat dari hasil

kompos yang dapat digunakan untuk pemupukan tanaman pertanian yang diusahakan oleh

masyarakat, sehingga dapat mnghasilkan hasil pertanian organik yang mempunyai nilai jual

yang tinggi.

Strategi dalam pengelolaan sampah di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang adalah

meningkatkan kualitas lingkungan hidup dimana tercipta lingkungan yang bersih dan sehat

serta terciptanya sistematika pengelolaan sampah yang efektif. Penataan dan pengelolaan

persampahan harus segera terealisasi dan harus memperhatikan fungsi sebagai wilayah untuk

kegiatan agroindustri, pemukiman, pengembangan pertanian dan perlindungan terhadap

kegiatan yang merusak lingkungan.

1. Diperlukannya sistem pengelolaan sampah secara terpadu melalui kerjasama

mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha,

2. Diperlukannya sosialisasi pengelolan sampahlangsung kepada masyarakat,

3. Strategi pengelolaan persampahan diselenggarakan untuk meminimalkan volume

sampah, memanfaatkan kembali serta mendaur-ulang dan

Page 179: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-52

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4. Arahan pengelolaan persampahan terpadu harus memperhatikan karakteristik wilayah

Kecamatan Sukawangi yang merupakan daerah pertanian dan permukiman sehingga

penentuan pengelolaan, lokasi, dan atau tempat pembuangan akhir yang tidak

mencemari lingkungan terutama sungai.

Adapun kebijakan yang diperlukan dalam pengelolaan sampah Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang adalah :

1. Meningkatkan program 3M (Mengurangi, Mendaur-ulang, Menggunakan Kembali),

2. Penyiapan sistem pengelolaan sampah sederhana yang terpadu untuk sampah dari

seluruh daerah urban,

3. Meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah melalui program perbaikan lingkungan

dan kordinasi antar instansi dan dengan penyertaan masyarakat,

4. Pengembangan dan penerapan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat untuk

lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam manajemen persampahan dan

5. Pengembangan sumber daya manusia di jenjang manajerial dan staf operasional pada

manajemen persampahan yang lebih efisien dan efektif.

Langkah-langkah strategis yang dibutuhkan dalam pengelolaan persampahan di Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang adalah:

1. Penentuan teknologi penanganan pengelolaan sampah sederhana yang dapat dipahami

dan dioperasionalkan oleh masyarakat sehingga tercipta suatu sistem pengumpulan

sampah yag terhirarki dengan baik,

2. Menyiapkan suatu pengelolaan dan pengumpulan yang terhirarki dengan baik,

3. Pengadaan dan pengelolaan alat pengolahan sampah yang cocok untuk diterapkan dan

sesuai dengan Karakteristik Kecamatan Sukawangi dan

4. Menyiapkan aksesibilitas yang mendukung pelaksanaan pengelolaan sampah.

Selain itu perlu upaya khusus untuk mengantisipasi timbulnya masalah sampah, upaya

tersebut adalah sebagai berikut :

Page 180: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Jaringan Prasarana | 5-53

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

1. Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan berdasarkan konsep

daur ulang-pemanfaatan kembali-pengurangan dalam pengolahan sampah yang ada

maupun yang akan dikembangkan melalui konsep 3 R, salah satunya sistem

pengelolaan sampah yang bisa diterapkan di Kecamatan Sukawangi adalah pengelolan

sistem Takakura, dimana sampah organikdapat dimanfaatkan menjadi kompos dengan

sistem yang sangat sederhana, dan

2. Mengembangkan kemitraan antara masyarakat dengan swasta yang berkaitan untuk

pengelolaan sampah.

1 2 3

Kertas,

Karton

Kardus

Plastik

kerasan

(ember,

baskom,

mainan, dll)

Logam,

kaleng,

kawat

Kemasa

n air

mineral

(Aqua,

Vit, dll)

Organi

k

(daun,

sayura

n, dll)

Plastik

kresek

Proses

Kompos

Proses

Pengolaha

n Plastik

Proses

Pembuata

n Kertas

Daur Ulang Packi

ng

Jual

Sistem

pewadah

an

Pengangkutan

sampah

terpisah

Pembongkara

n Pembongkara

n & Pemilahan

Packi

ng

Jual

Packi

ng

Jual

Page 181: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya | 6-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 6 RENCANA SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

BAB - RENCANA SUB BWP YANG

DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

Kawasan prioritas adalah kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan pengembangan atau

penanganannya sebagai upaya untuk mewujudkan rencana struktur ruang dan pola

pemanfaatan ruang. Kawasan prioritas di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

terdiri dari Kawasan Sempadan Sungai Musi.

Berdasarkan karakteristik wilayah, Isu Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

Disparitas pengembangan wilayah dengan wilayah yang lain yang terdapat di Kota

Palembang;

Aksesibilitas ke beberapa lokasi yang terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II dinilai

kurang khusunya di beberapa kawasan seperti Kelurahan 16 Ulu;

Kawasan sempadan sungai musi merupakan kawasan lindung yang harus diamankan;

Implementasi pengembangan Kecamatan Seberang Ulu II yang diarahkan dengan fungsi

utama pengembangan perdagangan dan jasa serta permukiman kepadatan rendah,

permukiman kepadatan sedang, dan permukiman kepadatan tinggi;

Pengembangan Kelurahan 14 Ulu sebagai pusat sebagai pelayanan kawasan perkotaan.

Untuk menetapkan kawasan yang diprioritaskan penanganannya di Kecamatan Seberang Ulu

II, ditetapkan dengan peningkatan peran pelayanan pada pusat-pusat kegiatan yang dilakukan

dengan strategi:

1. Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa serta sarana pelayanan umum skala

Kecamatan pada kawasan di sekitar koridor jalan utama Kecamatan Seberang Ulu II;

66

Page 182: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya | 6-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa serta sarana pelayanan umum skala

kecamatan di sekitar koridor jalan utama sekitar pusat Kecamatan Seberang Ulu II;

3. Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa serta sarana pelayanan umum skala

kecamatan (di Kelurahan Tangga Tangkat);

4. Mengembangkan kawasan pemerintahan dan pelayanan umum skala Kecamatan.

Berdasarkan kepada karakteristik wilayah dan isu permasalahan yang terdapat di Wilayah

Pengembangan Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, rencana pengembangan

kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan pengembangan atau penanganannya di Wilayah

Pengembangan meliputi:

1. Kawasan Sempadan Sungai Musi;

2. Kawasan Perdagangan dan Jasa Koridor Ahmad Yani dan Koridor KH. Azhari; dan

3. Kawasan Sekitar Kaki Rencana Jembatan Musi IV.

1. Kawasan Sempadan Sungai Musi

Sebagai kawasan lindung di lingkungan perkotaan yang perkembangannya akan terpengaruh

terhadap perkembangan wilayah sekitarnya. Kawasan Sempadan Sungai Musi yang meliputi

Kelurahan 11 Ulu, Kelurahan 12 Ulu, Kelurahan 13 Ulu, Kelurahan 14 Ulu, dan Kelurahan

Tangga Takat diarahkan sebagai kawasan sempadan sungai, dimana arah pengelolaan untuk

pengembangan kawasan sempadan sungai musi adalah dengan:

Menjaga batas sempadan sungai musi yang termasuk ke dalam kategori sungai besar di

perkotaan;

Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan untuk mengarahkan arah

pertumbuhannya

2. Kawasan Perdagangan dan Jasa Koridor Ahmad Yani dan Koridor KH. Azhari

Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang diarahkan

disepanjang koridor jalan Ahmad Yani dan koridor jalan KH. Azhari. Kedua ruas jalan ini

merupakan koridor kolektor primer dan kolektor sekunder.

Page 183: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya | 6-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Untuk mengantisipasi timbulnya dampak lingkungan yang akan terjadi dikarenakan

peningkatan pertumbuhan kegiatan sebagai bangkitan dari peningkatan volume kendaraan

sepanjang jalur lintas utara diperlukan suatu rencana tata ruang sebagai pengendali

pemanfaatan ruang kawasan sepanjang jalur jalan utama. Arahan pengelolaan untuk

pengembangan kawasan ini adalah:

Pembangunan dilakukan secara terarah dan terkendali, untuk itu kawasan ini perlu

didukung oleh rencana tata ruang kawasan;

Penyiapan prasarana dan sarana dasar.

3. Kawasan Sekitar Kaki Rencana Jembatan Musi IV

Saat ini Kecamatan Seberang Ulu II direncanakan adanya pembangunan jembatan Musi IV

yang diharapakan dapat mengurangi beban pergerakan di ruas jembatan yang ada saat ini.

Adapun pengembangan Jembatan Musi IV itu akan berdampak kepada Kecamatan Seberang

Ulu II dikarenakan, posisi salah sati kaki jembatan yang direncanakan ada di Kelurahan 14 Ulu

dan terkoneksi dengan jalan KH. Azhar. Adapun arahan pengelolaan untuk pengembangan

kawasan ini adalah:

Penyiapan prasarana dan sarana dasar;

Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan untuk mengarahkan arah

pertumbuhannya.

Page 184: Matek RDTR Seberang Ulu II

Rencana Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya | 6-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 6-1 PETA RENCANA SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

PETA

REN

CAN

A S

UB B

WP Y

AN

G

DIP

RIO

RIT

ASKAN

PEN

AN

GAN

AN

NYA

Page 185: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 7 KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

BAB - KETENTUAN

PEMANFAATAN RUANG

7.1 Pemanfaatan Ruang Kecamatan Seberang Ulu

II – Kota Palembang

Salah satu fungsi Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Kota

dalam menyusun dan melaksanakan program selama masa perencanaan. Indikasi program-

program pembangunan tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dan rencana

pengembangan tata ruang yang telah ditetapkan ke dalam program-program pembangunan.

Program-program berikut pada dasarnya masih bersifat indikatif, yang diharapkan dapat

memberikan indikasi bagi penyusunan program pembangunan sektoral serta pembangunan

pada wilayah yang diprioritaskan pengembangannya. Perumusan Program Pembangunan ini

perlu memperhatikan program-program yang telah disusun oleh Kementerian/Instansi di

Pusat maupun di lingkungan Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang. Sesuai

dengan tujuan dan kebijaksanaan pembangunan daerah, prioritas pembangunan tetap

diletakkan pada peningkatan pertumbuhan di bidang ekonomi yang dititik beratkan pada

pembangunan industri dan pertanian secara luas. Pembangunan bidang lainnya dilaksanakan

secara menyeluruh dan terpadu, dan sesuai dengan potensi dan permasalahan spesifik

wilayah-wilayah di Kota Palembang.

Penyusunan program dalam rangka pemantapan kawasan lindung dan pengembangan

kawasan budidaya didasarkan pada potensi pengembangan spasial maupun sektoral yang

dihadapi di daerah, tujuan penanganan, dan dikaitkan pada alokasi pemanfaatan ruang bagi

sektor yang bersangkutan. Pengembangan kawasan budidaya sebagai pengisian daripada

rencana-rencana pembangunan di daerah, sebagaimana telah dikemukakan, akan dibatasi

oleh pendeliniasian dan pemantapan terlebih dahulu kawasan yang berfungsi lindung dan yang

77

Page 186: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

seharusnya berfungsi lindung. Dalam penyusunan indikasi program penataan ruang ini sektor

yang terkait dalam setiap kawasan akan ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Disusun berdasarkan arahan pemanfaatan ruang pada Rencana Tata Ruang;

b. Disusun atas dasar potensi dan permasalahan sektoral di daerah;

c. Diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan penanganan skala prioritas dan yang

mempunyai peranan yang besar;

d. Disusun dengan memperhatikan keterpaduan usaha-usaha pembangunan antar sektor

sesuai dengan tujuan pengembangan wilayah Kota Palembang;

e. Secara umum, sektor yang akan disusun indikasi program pembangunannya adalah

sektor / sub sektor yang langsung memanfaatkan ruang (sebagai implikasi dari rencana

tata ruang yang telah disusun), beserta lokasi realisasi program dalam kurun waktu

perencanaan tertentu, instansi pengelola dan kemungkinan eksploitasi dana.

Program-program Pembangunan dalam Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang

mengikuti rencana yang telah disusun sebelumnya yang meliputi:

1. Program Kependudukan

a. Program : penyebaran penduduk sesuai dengan rencana yang disusun;

2. Program Struktur Pelayanan Kegiatan, meliputi:

a. Pengembangan Kelurahan 14 Ulu Sebagai pusat pelayanan skala Kecamatan,

Pusat perdagangan dan jasa skala Kecamatan, Permukiman;

b. Pengembangan Kelurahan Tangga Takat sebagai Pusat Sekunder dengan arahan

fungsi sebagai Perdagangan dan skala lokal, permukiman, perdagangan dan jasa

skala lokal;

c. Pengembangan pusat tersier diarahkan pada kelurahan selain sebagai pusat pusat

primer dan sekunder pada masing-masing Sub BWP dengan fungsi pelayanan

sebagai Perdagangan dan jasa skala lingkungan, pelayanan sarana/fasilitas umum

skala lingkungan (skala kelurahan).

3. Program Jaringan Jalan, meliputi :

a. Pembangunan jalan baru (Jalan Lingkar) khususnya di Jalan Ahmad Yani,

diarahkan untuk membuka akses di kawasan-kawasan yang belum terlayani.

Page 187: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Mempertimbangkan pola yang telah terbentuk maka pembukaan jalan baru ini

ditekankan pada pengembangan jalan kelas lokal primer atau lokal sekunder.;

b. Pelebaran jalan untuk dapat memberikan akses bagi angkutan umum tanpa

menimbulkan gangguan pada kegiatan lain khususnya gangguan pada fungsi

hunian;

c. Pembangunan jalan-jalan tembus yang dilakukan dalam upaya meneruskan jalan-

jalan servis yang telah ada sehingga keberadaannya dapat dimanfaatkan pula

bagi kegiatan warga kota lainnya;

d. Penataan jaringan jalan meliputi pengadaan kelengkapan jalan serta penyesuaian

desain-desain bagian jalan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan

Kecamatan Seberang Ulu II;

e. Menyiapkan ruas jalan yang terkoneksi dengan rencana kaki Jembatan Musi IV.

7.2 Pembiayaan Pembangunan

Kebutuhan dana pembangunan pada dasarnya akan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai

berikut:

1. Ketrampilan Aparat (human skills);

2. Pengendalian dan pengawasan operasional;

3. Pertanggungjawaban;

4. Perencanaan koordinasi.

Faktor ketrampilan aparat dapat mewarnai dan membentuk prakarsa-prakarsa (inisiatif) untuk

mengembangkan dan meningkatkan sumber pendapatan daerah, khususnya bagi pembiayaan

pembangunan. Bagaimanapun baiknya suatu rencana, apabila tidak didukung dengan

keterampilan aparat yang tangguh dan tanggap disamping kejujuran yang memadai, adalah

suatu kepastian peningkatan pendapatan yang terabaikan.

Apabila faktor ketrampilan aparat belum terpenuhi, maka faktor pengendalian dari bupati

sebagai kepala daerah perlu dilakukan secara berkesinambungan dan disesuaikan antara

target dan realisasi,dengan dibarengi faktor pengawasan yang menjurus kepada

Page 188: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

pembinaan,bimbingan dan pengarahan agar peningkatan pembiayaan pembangunan dapat

berhasil sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan. Pengawasan selalu harus disertai

dengan pertanggungjawaban. Dalam pengertian pertanggungjawaban umum (responsibility)

yakni pertanggungjawaban Keserasian dalam melakukan pengendalian secara struktural /

fungsional. Secara struktural adalah kemana harus bertanggungjawab. Andaikata

pertanggungjawaban ini telah dapat diterapkan, baru diikuti pertanggungjawaban dibidang

perhitungan keuangan (accountability) dalam arti pertanggungjawaban pengelolaan keuangan.

Oleh karena proses kebutuhan pembiayaan pembangunan, faktor manajemen pada umumnya

dapat menimbulkan keresahan. Akan tetapi bila faktor manajemen stabil, maka pendapatan

daerah untuk pembiayaan pembangunan diharapkan dapat lebih memperlancar pelaksanaan

pembangunan.

Kegiatan koordinasi oleh Walikota perlu dibina secara terus-menerus, pembinaan

pembangunan tersebut mencakup:

1. Pelaksanaan rencana sektoral daerah, maupun antar sektoral dan antar unit-unit

pemerintah daerah sendiri;

2. Terjaminnya secara terus-menerus pengelolaan secara nasional, regional dan kota,

merupakan suatu mekanisme yang wajib dibina dan dikembangkan, agar rencana tata

ruang itu sendiri merupakan suatu rencana totalitas dan menyeluruh;

3. Koordinasi secara operasional perlu ditingkatkan mulai dari usaha perencanaan sampai

pada pelaksanaan rencana tata ruang;

4. Koordinasi hubungan antar daerah adalah penting, mengingat adanya kemungkinan

bahwa suatu rencana tata ruang sangat erat kaitannya dengan Rencana Pemerintah

Daerah yang berbatasan/ bertetangga dan secara fisik merupakan suatu kontinuitas

pengembangan dan pembangunan yang sulit dipisahkan.

Sebagai konsekuensi dari adanya rencana tata ruang yang telah disyahkan yang bersifat

meningkat, maka kemampuan keuangan perlu ditingkatkan. Hal ini diusahakan melalui :

a. Jalur Pemerintah Daerah dengan cara mendayagunakan biaya rutin dan intensifikasi

serta ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah dan penertiban penyusunan

APBD;

b. Jalur sektoral dengan cara koordinasi pelaksanaan antar sektoral secara tertib sehingga

tercapai hasil guna dan daya guna hasil-hasil pembangunan;

Page 189: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-5

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

c. Penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah sendiri yang potensial secara

optimal terutama pajak dan retribusi daerah;

d. Mengarahkan pengeluaran pemerintah yang dapat mendorong dinamika masyarakat

seperti memperluas lapangan kerja, memperkecil ketimpangan distribusi pendapatan

dan lain-lain;

e. Meningkatkan penerimaan bagi hasil pajak dan bukan pajak;

f. Membina dan meningkatkan profesionalisme BUMD agar semakin berkembang dan

mandiri serta dapat lebih berperan dalam ikut membiayai pembangunan;

g. Mendorong dan mempermudah prosedur pihak swasta/masyarakat dalam rangka

penanaman modal;

h. Lebih meningkatkan lagi partisipasi masyarakat luas dalam beberapa sektor kegiatan

ekonomi yang bernilai tinggi;

i. Koordinasi pembangunan diperlukan agar pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan

dapat mencapai sasaran dan dapat menghemat dana pembangunan;

j. Usaha penghematan dan pengamanan dana bantuan pemerintah pusat dan lembaga-

lembaga asing, melalui koordinasi dan pengendalian proyek-proyek.

Sumber-sumber dana untuk pengelolaan pembangunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang berasal dari Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan dan Pemerintah Kota Palembang, maka perlu diusahakan pembiayaan pembangunan

yang berasal dari swadaya masyarakat.

Pada dasarnya yang menjual sumber pembiayaan pembangunan yang utama di Kota

Palembang adalah APBD Kota disamping bantuan-bantuan dari Pemerintah Provinsi maupun

Pemerintah Pusat. Dalam pelaksanaannya, pembiayaan pembangunan dapat dilaksanakan

dengan menggunakan sumber-sumber pendanaan sebagai berikut :

a. Pembiayaan pemerintah;

b. Dana yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah Kota;

c. Dana yang merupakan bantuan dari propinsi;

d. Dana yang merupakan ganjaran sektoral dari pusat / departemen berupa proyek-

proyek;

Page 190: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-6

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

e. Dana yang merupakan sumbangan dari sektor swasta dapat berupa dana membangun

materi ataupun proyek kerjasama;

f. Swadaya masyarakat;

g. Subsidi dari Pemerintah Pusat.

Pembiayaan pemerintah tergantung kepada kondisi sumber-sumber penerimaan Pemerintah

Daerah, baik berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana perimbangan, pinjaman maupun

penerimaan-penerimaan dari sumber-sumber lain yang sah. Menurut Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004, sumber-sumber penerimaan Pemerintah Daerah terdiri dari :

Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari :

1. Hasil pajak daerah;

2. Hasil retribusi daerah;

3. Hasil perusahaan daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang

dipisahkan; dan

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Dana Perimbangan, yang terdiri dari :

1. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan, dan penerimaan dari sumber daya alam;

2. Dana alokasi umum; dan

3. Dana alokasi Khusus.

Pinjaman Daerah;

Lain-lain Penerimaan yang sah.

Maka dari itu Pemerintah Kota Palembang perlu meningkatkan penerimaan daerah,

peningkatan PAD, peningkatan dana perimbangan, pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan

lain dan peningkatan partisipasi swasta dan masyarakat.

Page 191: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-7

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Penerimaan Daerah

Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dalam bentuk meningkatkan volume/

nilai dari sumber-sumber penerimaan yang telah ada atau dengan berusaha untuk

menggali sumber-sumber penerimaan baru. Dari jenis-jenis sumber penerimaan daerah

di atas, sumber-sumber penerimaan yang dapat ditingkatkan oleh Pemerintah Daerah

meliputi keseluruhan sumber penerimaan. Tetapi dalam pembahasan ini, peningkatan

penerimaan daerah digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu peningkatan Pendapatan

Asli Daerah, peningkatan dana perimbangan dan pemanfaatan sumber-sumber lainnya.

2. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Komponen utama dari Pendapatan Asli Daerah adalah pajak daerah dan retribusi

daerah. Dua komponen lainnya yaitu Hasil perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah,

umumnya masih memberikan konstribusi yang kecil. Oleh karena itu biasanya

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditentukan oleh meningkatnya penerimaan

pajak daerah dan retribusi daerah.

Selain peningkatan pajak dan retribusi daerah tersebut, peningkatan penerimaan daerah

dapat dilakukan dengan melakukan usaha melalui perusahaan-perusahaan daerah

dengan melakukan pengelolaan terhadap aset-aset yang dimiliki daerah. Pengembangan

perusahaan-perusahaan daerah ini tidak hanya dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan

yang bersifat pelayanan saja, namun juga pada kegiatan yang bersifat mencari

keuntungan. Dengan demikian, perusahaan daerah tidak hanya tertuju pada pemberian

pelayanan pada masyarakat semata, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan

kontribusi perusahaan daerah dalam pembentukan pendapatan asli daerah. Dengan

demikian dimasa yang akan datang terdapat tiga komponen yang menjadi kontributor

utama dalam mobilisasi pendapatan asli daerah. Agar dapat berperan sebagai

kontributor pendapatan asli daerah, perusahaan daerah harus dapat dikelola secara

profesional dan efisien, karena tanpa profesionalisme dan efisiensi tersebut justru akan

hanya menjadi beban pemerintah.

Kiat-kiat untuk meningkatkan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai berikut :

a. Menaikkan cakupan obyek pajak dan retribusi.

b. Pembenahan pemungutan baik pajak maupun retribusi.

Page 192: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-8

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

c. Peningkatan administrasi pemungutan pajak maupun retribusi melalui

penyederhanaan mekanisme prosedur pemungutan.

d. Pembentukan Tim khusus untuk peningkatan agrisivitas penagihan baik pajak

maupun retribusi.

e. Melakukan sosialisasi kepada wajib pajak dan retribusi.

f. Melakukan kontrol lapangan.

g. Melakukan Pembenahan manajemen organisasi pemungut.

h. Melakukan pembenahan terhadap sistem pelaporan baik pajak maupun retribusi.

i. Melakukan pengawasan internal melalui Waskat untuk pajak dan retribusi.

j. Melakukan perluasan obyek pajak dan retribusi melalui riset potensi dan

pendataan.

k. Melakukan operasi penertiban terhadap wajib pajak maupun wajib retribusi yang

menunggak.

3. Peningkatan Dana Perimbangan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dana perimbangan terdiri dari tiga sumber,

yaitu bagian daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan hak atas

tanah dan bangunan dan penerimaaan dari Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum

dan Dana Alokasi Khusus. Dari ketiga sumber tersebut seluruhnya merupakan sumber-

sumber penerimaan yang besarnya ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sehingga

penerimaaan dari sumber-sumber tersebut tergantung kepada kondisi keuangan

Pemerintah Pusat.

Namun sumber bagian daerah terutama pembagian hasil dari penerimaan PBB dan Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan merupakan sumber penerimaan yang dapat

ditingkatkan oleh Pemerintah Kota Palembang. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan

meningkatkan perkembangan fisik Kota Palembang. Meningkatnya pertambangan fisik

akan meningkatkan PBB yang akan diperoleh.

Dengan demikian, hasil pembagian yang akan diterimapun akan meningkat. Selain itu

dengan peningkatan pembangunan fisik yang dilakukan diharapkan akan terjadi

mobilitas pemilikan tanah dan bangunan yang semakin meningkat, sehingga diharapkan

bahwa pungutan/ bea yang dihasilkan juga akan semakin meningkat.

Page 193: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-9

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

4. Pemanfaatan Sumber-sumber Pembiayaan Lain.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan

daerah saat ini telah dikembangkan penyediaan dana dari sumber pinjaman dengan

persetujuan DPRD, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri melalui

pemerintah pusat. Pinjaman tersebut terutama dimaksudkan untuk membiayai

pembangunan prasarana yang nantinya akan menjadi aset daerah dan dapat

menghasilkan penerimaan untuk pengembalian pinjaman tersebut (ivestasi). Dengan

demikian pinjaman ini dapat digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang

bersifat self financing atau dapat mengembalikan pinjaman dari hasil operasional

kegiatan itu sendiri.

Dalam pelaksanaan program pembangunan Kota, Pemerintah daerah dapat

memanfaatan sumber dana ini untuk menyediakan/memperluas jaringan air bersih,

pengembangan terminal, pasar dan lain-lain, yang dari operasionalisasi kegiatan nya

dapat menghasilkan penerimaan untuk pengembalian pinjaman tersebut. Dengan

adanya kemudahan dalam memperoleh pinjaman, maka diharapkan sumber

pembiayaan tersebut dimanfaatkan semaksimal mungkin terutama untuk pengadaan

fasilitas yang menghasilkan pengembalian investasi sehingga pelunasan pinjaman dapat

diperoleh dari investasi itu sendiri, juga untuk kepentingan pemeliharaan.

5. Peningkatan Partisipasi Swasta dan Masyarakat

Peningkatan pasrtisipasi swasta dalam penyediaan fasilitas pelayanan dapat dilakukan

dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada pihak masyarakat dan/atau

swasta yang berminat melakukan investasi dalam pembangunan prasarana wilayah,

misalnya dalam pembangunan sarana perbelanjaan/pertokoan. Kemudahan-kemudahan

yang diberikan dapat berupa kemudahan dalam memperoleh ijin lokasi serta ijin

mendirikan bangunan sejauh tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan.

Penghematan yang diperoleh pihak swasta kerana adanya kemudahan yang diberikan

pemerintah dapat dikompensasikan dengan mewajibkan pihak swasta tersebut

membangun fasilitas pelayanan yang dibutuhkan seluruh warga. Partisipasi masyarakat

terutama diharapkan dalam upaya pemeliharaan fasilitas pelayanan yang telah

disediakan oleh Pemerintah Daerah. Langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat adalah dengan menanamkan kesadaran kepada warga bahwa

sebagai penerima manfaat dari prasarana wilayah, maka sudah selayaknya jika

masyarakat ikut pula memberikan konstribusinya. Di samping itu, perlu juga

Page 194: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-10

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

ditanamkan bahwa kontribusi yang dibayarkan kepada pemerintah daerah nantinya

akan dikembalikan dalam bentuk pembangunan dan pelayanan yang lebih baik lagi.

Bentuk kerjasama lain yang dapat dijalin antara masyarakat, pemerintah daerah dan

swasta adalah penghubung potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing pihak agar

dapat lebih berdaya guna. Hal ini dilakukan agar pembangunan wilayah yang dilakukan

dapat memberikan manfaat dan keuntungan kepada seluruh pihak. Misalnya, potensi

masyarakat dalam pemilikan lahan yang walaupun luasnya terbatas dan terpecah-pecah

menjadi milik perorangan, dapat dilibatkan dalam kegiatan pembangunan Kota dalam

sistem land sharing. Dalam sisten ini, pemilikan lahan masyarakat dapat diikutkan

dalam kegiatan pembangunan sebagai kontribusi/saham anggota masyarakat yang

bersangkutan dalam pembangunan kegiatan wilayah yang dilakukan. Sehingga apabila

dapat digalang kerjasama yang saling menguntungkan, maka berarti bahwa kegiatan

pembangunan dapat dilakukan tanpa merugikan masyarakat pemilik lahan. Kerjasama

antara pemerintah, swasta dan masyarakat juga dapat diwujudkan dalam program

konsulidasi lahan. Dalam program ini, pemerintah daerah dapat melakukan penyediaan

lahan untuk pembangunan wilayah dan masyarakat dapat menikmati peningkatan harga

lahan yang telah dimatangkan.

6. Program Fasilitas Umum

Pemenuhan kebutuhan perumahan di setiap kelurahan;

Pemenuhan kebutuhan fasilitas pendidikan di setiap kelurahan;

Pemenuhan kebutuhan fasilitas kesehatan di setiap kelurahan;

Pemenuhan fasilitas perdagangan dan jasa di setiap kelurahan.

7. Program Utilitas Umum

Pemenuhan kebutuhan air bersih;

Pemenuhan kebutuhan jaringan persampahan dan manajemen pengelolaannya;

Pemenuhan kebutuhan telepon dan rencana manajemen pengelolaannya;

Pemenuhan kebutuhan listrik dan rencana manajemen pengelolaannya;

Peningkatan sebaran ruang terbuka hijau;

Peningkatan jalur hijau (buffer zone) di sepanjang sempadan jalan, sempadan

sungai, dan jalur listrik tegangan tinggi;

Page 195: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-11

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

7.3 Indikasi Program Kegiatan

Salah satu fungsi arahan struktur dan pola ruang adalah sebagai acuan bagi Pemerintah

Daerah dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah pada tahap berikutnya. Indikasi

program pembangunan yang disusun merupakan tahapan yang kiranya perlu dilaksanakan

dalam mewujudkan penataan ruang di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang yang

serasi selaras dan optimal dalam pemanfaatannya. Pertimbangan-pertimbangan dalam

penentuan program yang akan dilaksanakan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:

1. Bahwa besarnya kebutuhan prasarana dan sarana pembangunan yang harus disediakan

dalam setiap tahapan adalah proporsional dengan peningkatan jumlah penduduk pada

tiap tahapan pembangunan;

2. Program yang diprioritaskan adalah yang mendukung tercapainya keteraturan

(membentuk struktur ruang) sebagaimana yang direncanakan;

3. Ada beberapa wilayah yang perlu diprioritaskan pembangunannya dalam upaya untuk

mendorong pertumbuhan wilayah atau memberikan pelayanan bagi wilayah yang

memerlukan pembangunan dalam waktu yang relative lebih dekat (mendesak).

Indikasi program pada kegiatan Penyusunan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang mengacu kepada program-program yang telah diarahkan di dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Palembang. Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arah

tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota,

sedangka fungsi dari kebijakan tersebut antara lain sebagi dasar untuk memformulasikan

strategi penataan ruang wilayah kota, sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan

rencana pola ruang wilayah kota, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program

utama, dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kota. Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakan

penataan ruang wilayah kota kedalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Fungsi dari strategi penataan ruang wilayah kota antara lain sebagai

dasar untuk menyusun rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kota serta penetapan

kawasan strategis kota, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama RTRW

Kota dan sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

Page 196: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-12

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 7-1 INDIKASI PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

A PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

I Perwujudan Zona Lindung

1 Perwujudan zona sempadan sungai Blok I.001

Blok I.002 Blok I.003

Blok I.004

Blok II.001

Blok II.002

APBD BAPPEDA

PU BPLHD

DINAS TATA

KOTA

2 Pengendalian bangunan di sepanjang sempadan sungai dengan perizinan, pengawasan, insentif

dan disinsentif, penertiban yang ketat dan tegas

Blok I.001 Blok I.002

Blok I.003

Blok I.004 Blok II.001

Blok II.002

APBD DINAS TATA KOTA

3 Pembangunan jalan inspkesi disepanjang aliran

sungai

Blok I.001

Blok I.002

Blok I.003 Blok I.004

Blok II.001

Blok II.002

APBD DINAS PU

DINAS TATA

KOTA

4 Perawatan batas sempadan sungai yang berupa

jalan inspeksi, trotoat ataupun jalur sepeda

Blok I.001

Blok I.002 Blok I.003

Blok I.004

Blok II.001 Blok II.002

APBD DINAS PU

DINAS TATA KOTA

5 Pewujudan zona sempadan kolam retensi Blok I.003 APBD DINAS PU

Page 197: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-13

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

Blok I.004

Blok III.003

6 Perlindungan kolam retensi Blok I.003 Blok I.004

Blok III.003

APBD DINAS PU

7 Pembangunan kolam retensi beserta

sempadannya

Blok I.003

Blok I.004

Blok III.002 Blok III.003

APBD DINAS PU

8 Pengendalian bangunan disekitar sempadan kolam retensi dengan perizinan, pengawasan,

insentif dan disinsentif, penertiban yang ketat dan

tegas

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD BAPPEDA PU

BPLHD

DINAS TATA KOTA

9 Pembangunan pembatas kolam retensi Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

10 Pembangunan taman skala kecamatan Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

11 Pembangunan taman skala kelurahan Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

12 Pembangunan taman RW Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

13 Pembangunan taman RT Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

Page 198: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-14

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

14 Penataan Tempat Pemakaman Umum Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD BAPPEDA

PU DINAS TATA

KOTA

15 Pembangunan RTH Jalur Hijau dan Jalur Listrik

Tegangan Tinggi

Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

II Perwujudan Zona Budidaya

1 Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA DINAS

PERDAGANGAN

DINAS PERHUBUNGAN

2 Peningkatan aksebilitas kawasan perdagangan dan jasa

Kecamatan Seberang

Ulu II

DINAS TATA KOTA

DINAS

PERDAGANGAN DINAS

PERHUBUNGAN

3 Pengendalian pembangunan di kawasan

perdagangan dan jasa

Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD BAPPEDA

DINAS TATA

KOTA

4 Penataan kawasan perkantoran pemerintahan Kecamatan Seberang

Ulu II

DINAS PU

5 Peningkatan aksebilitas kawasan perkantoran

pemerintahan

Kecamatan

Seberang

Ulu II

DINAS PU

DINAS

PERHUBUNGAN

Page 199: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-15

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

6 Perawatan dan perbaikan kantor pemerintah Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS PU

7 Penataan kawasan perkantoran swasta Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD

SWASTA

DINAS PU

8 Peningkatan aksebilitas kawasan perkantoran

swasta

Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS PERHUBUNGAN

9 Pengendalian pembangunan di kawasan perkantoran

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD BAPPEDA DINAS PU

DINAS TATA

KOTA

10 Pembangunan dan perawatan perumahan

kepadatan rendah

Kecamatan

Seberang Ulu II

SWASTA

APBD

DINAS PU

11 Pembangunan dan perawatan perumahan

kepadatan sedang

Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

12 Pembangunan dan perawatan perumahan

kepadatan tinggi

Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS PU

13 Peningkatan aksebilitas menuju perumahan kepadatan rendah

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS

PERHUBUNGAN

14 Peningkatan aksebilitas menuju perumahan

kepadatan sedang

Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS PERHUBUNGAN

15 Peningkatan aksebilitas menuju perumahan Kecamatan APBD DINAS PU

Page 200: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-16

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

kepadatan tinggi Seberang

Ulu II

16 Pengendalian pembangunan perumahan kepadatan rendah

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD BAPPEDA

DINAS TATA

KOTA

17 Pengendalian pembangunan perumahan

kepadatan sedang

Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD BAPPEDA

DINAS TATA

KOTA

18 Pengendalian pembangunan perumahan

kepadatan tinggi

Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD BAPPEDA

DINAS TATA KOTA

19 Pembangunan dan perawatan sarana kesehatan Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS

KESEHATAN

20 Pembangunan dan perawatan sarana pendidikan Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS PENDIDIKAN

21 Pembangunan dan perawatan sarana peribadatan Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS SOSIAL

22 Perawatan dan penataan sarana transportasi Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

DINAS

PERHUBUNGAN

23 Pengendalian pembangunan di zona sarana pelayanan umum

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD BAPPEDA

DINAS TATA

KOTA

B PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN PRASARANA

1 Pengembangan jaringan pergerakan Kecamatan APBD DINAS PU

Page 201: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-17

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

Seberang

Ulu II

DINAS

PERHUBUNGAN

2 Pengembangan jaringan jalan kolektor primer Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

3 Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

4 Pengembangan jaringan jalan lokal Kecamatan

Seberang Ulu II

SWASTA

APBD

DINAS PU

5 Pengembangan jaringan jalan lingkungan Kecamatan

Seberang

Ulu II

SWASTA

APBD

DINAS PU

MASYARAKAT

6 Pengembangan jaringan energy listrik Kecamatan

Seberang Ulu II

PLN

7 Perawatan jaringan pipa gas Kecamatan Seberang

Ulu II

PERTAMINA

8 Perlindungan kawasan SUTET Kecamatan

Seberang

Ulu II

PLN

DINAS TATA

KOTA

9 Pengembangan jaringan telekomunikasi Kecamatan Seberang

Ulu II

TELKOM

10 Perencanaan penempatan menara telekomunikasi

bersama

Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

Page 202: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-18

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

11 Pengembangan jaringan fiber optic Kecamatan

Seberang Ulu II

SWASTA TELKOM

SWASTA

12 Pengembangan jaringan air minum Kecamatan

Seberang

Ulu II

PDAM

13 Optimalisasi sumber air bersih Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD PDAM

DINAS PU

14 Perawatan jaringan air minum Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

PDAM

15 Pengembangan jaringan drainase Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

16 Pembangunan dan perbaikan jaringan drainase sekunder

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS PU

17 Pembangunan dan perbaikan jaringan drainase

tersier

Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD

SWASTA

DINAS PU

MASYARAKAT

18 Pembangunan dan perawatan kolam retensi Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS PU

19 Pengembangan jaringan air limbah Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

DINAS PU BPLHD

20 Pembangunan IPLT Kecamatan APBD DINAS TATA

Page 203: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-19

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

Seberang

Ulu II

KOTA

DINAS PU BPLHD

21 Pembangunan dan perawatan TPPST Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD DINAS

KEBERSIHAN

22 Sosialisasi sampah 3R Kecamatan

Seberang Ulu II

APBD DINAS

KEBERSIHAN

23 Pembangunan hydrant Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

BPBD

24 Penyediaan pos damkar beserta kelengkapannya Kecamatan

Seberang

Ulu II

APBD BPBD

25 Rencana jalur mitigasi bencana dan ruang evakuasi bencana

Kecamatan Seberang

Ulu II

APBD DINAS TATA

KOTA

BPBD

C PERWUJUDAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN

I Kawasan Sempadan Sungai Musi

1 Penyusunan Studi RTBL Kawasan Blok I.001 Blok I.002

Blok I.003

Blok I.004 Blok II.001

Blok II.002

APBD DINAS TATA KOTA

II Kawasan Perdagangan dan Jasa Koridor Jalan

Utama

Page 204: Matek RDTR Seberang Ulu II

Ketentuan Pemanfaatan Ruang | 7-20

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

NO PROGRAM LOKASI

TAHAP REALISASI SUMBER

PEMBIAYAAN

INSTANSI

PELAKSANA I

II III IV 1 2 3 4 5

1 Penyusunan Studi RTBL Kawasan Jalan Ahmad

Yani Jalan KH

Azhari

APBD DINAS TATA

KOTA

III Kawasan Sekitar Kaki Jembatan Musi IV

1 Penyusunan Studi RTBL Kawasan Blok I.004

APBD DINAS TATA

KOTA

Sumber: Hasil Analisis dan Rencana 2014

Page 205: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-1

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

BAB - 8 PERATURAN ZONASI

BAB - PERATURAN ZONASI

8.1 Pengertian Umum

Secara umum, Peraturan Zonasi (zoning regulation) sangat penting dalam proses pembinaan

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Walaupun memiliki tingkat

ketelitian yang sama dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR Kota), namun Peraturan

Zonasi mengatur lebih rinci dan lengkap ketentuan pemanfaatan ruang dengan tetap mengacu

kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang ada.

Peraturan Zonasi merupakan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, dimana Peraturan Zonasi merupakan salah satu komponen dalam

pengendalian pemanfaatan ruang. Pada dasarnya Peraturan Zonasi (Zoning Regulation)

merupakan ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut

mengenai pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan UU

Nomor 26 Tahun 2007, yang dimaksud dengan peraturan zonasi adalah ketentuan yang

mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan

disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata

ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peratuan zonasi yang melengkapi

rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang

sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan

rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi yang merupakan perangkat aturan pada skala blok

dimaksudkan untuk melengkapi RDTRK agar lebih operasional. RDTRK pada skala 1 : 5.000

mengatur secara rinci mengenai guna lahan, intensitas bangunan, tata masa banagunan, dan

prasarana lingkungannya. Akan tetapi RDTRK dirasa kurang operasional sebagai rujukan

pengendalian pembangunan karena tidak disertai dengan aturan yang lengkap. Peraturan

zonasi menjadi pelengkap RDTRK agar lebih operasional.

88

Page 206: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-2

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

8.2 Definisi dan Pengertian

Pada bagian awal disajikan definisi dan pengertian beberapa istilah yang digunakan dalam

Peraturan Zonasi untuk Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang.

Peraturan Zonasi ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan lahan, dan prosedur pelaksanaan pembangunan.l

Ruang wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan,dan ruang udara sebagai

satu kesatuan wilayah, tempatmanusia dan mahluk lainnya melakukan kegiatan danmemelihara kelangsungan hidupnya. ()

Tata Ruang wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang wilayah yangmencakup kawasan lindung

dan budidaya, baik direncanakanmaupun tidak, yang menunjukkan hierarki dan keterkaitanpemanfaatan ruang.

Penataan Ruang suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang

Variansi Penataan Ruang

kelonggaran/keluwesan yang diberikan untuk tidak mengikutiaturan zonasi yang

ditetapkan pada suatu persil tanpamengubah secara signifikan dari peraturan zonasi

yangditetapkan.

Pemanfaatan Ruang

rangkaian kegiatan pelaksanaan pembangunan yangmemanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkandalam RTRW

Perubahan Pemanfaatan Ruang

pemanfaatan ruang yang berbeda dari penggunaan lahandalam RTRW dan

peraturannya, yang ditetapkan dalamPeraturan Zonasi dan Peta Zonasi

Pembangunan pelaksanaan operasi teknik bangunan, rekayasa bangunan,pertambangan dan operasi

lainnya, di dalam, pada, di atas atau di bawah lahan, atau pembuatan setiap perubahan penting dalam penggunaan lahan, pemanfaatan bangunan dan pemanfaatan

ruang lainnya.

Perijinan upaya mengatur kegiatan-kegiatan yang memiliki peluangmelanggar ketentuan perencanaan dan pembangunan sertamenimbulkan gangguan bagi kepentingan umum.

Ijin Pemanfaatan Ruang

ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, penggunaanruang, intensitas

pemanfaatan ruang, ketentuan teknis tatabangunan dan kelengkapan prasarana yang

sesuai denganperaturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaanyang berlaku.

Guna Lahan fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang ditetapkan pada suatu kawasan, blok

peruntukan, dan/atau persil.

Prasarana kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkanlingkungan permukiman dapat

berfungsi sebagaimanamestinya.

Peran Serta Masyarakat

Berbagai kegiatan orang seorang, kelompok orang atau badan hukum yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk berminat dan bergerak

dalam penyelenggaraan penataan ruang.

Zonasi pembagian lingkungan kota ke dalam zona-zona danmenetapkan pengendalian pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda (Barnett,

1982: 60-61; So, 1979:251).

Page 207: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-3

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Klasifikasi Zona (1) Jenis dan hirarki zona yang disusun berdasarkan kajianteoritis, kajian perbandingan, maupun kajian empirik untukdigunakan di daerah yang disusun

Peraturan Zonasinya.

(2) Klasifikasi zonasi merupakan perampatan (generalisasi) darikegiatan atau penggunaan lahan yang mempunyai karakterdan/atau dampak yang sejenis atau

yang relatif sama.

Aturan Teknis Zonasi

aturan pada suatu zonasi yang berisi ketentuan pemanfaatanruang (kegiatan atau

penggunaan lahan, intensitaspemanfaatan ruang, ketentuan tata massa bangunan,ketentuan prasarana minimum yang harus disediakan, aturanlain yang

dianggap penting, dan aturan khusus) untuk kegiatan tertentu.

Variansi Pemanfaatan Ruang

kelonggaran/keluwesan yang diberikan untuk tidak mengikutiaturan zonasi yang ditetapkan pada suatu persil tanpaperubahan berarti (signifikan) dari peraturan zonasi

yangditetapkan.

Aturan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

aturan yang berisi kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, diperbolehkan terbatas atau dilarang pada suatu zona.

Peta Zonasi (Zoning Map)

peta yang berisi kode zonasi di atas blok dan subblok yangtelah didelineasikan sebelumnya

Non-conforming Use

izin yang diberikan untuk melanjutkan penggunaan lahan,bangunan atau struktur yang

telah ada pada waktu peraturanzonasi ditetapkan dan tidak sesuai dengan peraturan

zonasi.

Blok Peruntukan sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata

(seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan

(ekstra) tinggi, pantai, dan lainlain), maupun yang belum nyata (rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota)

Lahan Bidang tanah untuk maksud pembangunan fisik

Persil Bidang tanah yang telah ditetapkan batas-batasnya sesuai dengan batas kepemilikan lahan secara hukum/legal di dalam blok atau sub-blok.

Zona kawasan yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungandan/atau ketentuan

peruntukan yang spesifik.

RTH (Ruang Terbuka Hijau)

ruang-ruang dalam kota dalam bentuk area/kawasan maupunmemanjang/jalur yang

didominasi oleh tumbuhan yang dibinauntuk fungsi perlindungan habitat tertentu dan

atau sarana kota, dan atau pengaman jaringan prasarana dan atau budidaya pertanian

Taman kawasan dengan peruntukan sebagai tempat istirahat/bersantai, menghidup hawa

segar, bersenang-senang yang ditanami pepohonan hijau dan tanaman bunga-

bungaan.

Parking Lot Suatu area terbuka, selain jalan, yang digunakan untuk parkirkendaraan

Bangunan konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetappada tanah dan/atau

perairan sebagai wadah kegiatanmanusia

Amplop Bangunan

batas maksimum ruang yang diijinkan untuk dibangun padasuatu tapak atau persil, yang dibatasi oleh garis-garissempadan bangunan muka, samping dan belakang,

sertabukaan langit (sky eksposure)

Lantai Dasar (tapak bangunan)

lantai bangunan yang menempel pada permukaan tanah.

Page 208: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-4

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Ketinggian Bangunan

jumlah lantai penuh suatu bangunan dihitung mulai dari lantaidasar sampai lantai tertinggi.

Tata Massa Bangunan

bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu persil/tapak yang

dikuasai.

Kepadatan Bangunan

jumlah bangunan per luas area (ha).

Garis Sempadan Bangunan (GSB)

garis maya pada persil atau tapak sebagai batas minimumdiperkenankannya didirikan

bangunan, dihitung dari garissempadan jalan atau garis sempadan pagar atau batas persilatau tapak.

Garis Sempadan Jalan (GSJ)

garis rencana jalan yang ditetapkan dalam rencana kota.

Garis Sempadan Pagar

garis tempat berdirinya pagar pada batas persil yang dikuasai.

Jarak Bebas jarak minimum yang diperkenankan dari bidang terluarbangunan yang bersebelahan atau saling membelakangi.

Penataan Bangunan

pedoman yang mengatur besaran petak lahan, koefisien dasar bangunan, koefisien

lantai bangunan, ketinggian bangunan, ruang luar bangunan, koefisien dasar hijau, orientasi bangunan, serta ketentuan teknis bangunan.

Building Code Pengaturan pendirian bangunan, konstruksi, perluasan,perubahan/modifikasi,

perbaikan, pelepasan, pemindahan,penghancuran, konversi, pengisian, penggunaan,

kelengkapan bangunan, ketinggian, area dan pemeliharaan semua bangunan atau struktur bangunan.

Intensitas Pemanfaatan Ruang

besaran pembangunan yang diperbolehkan untuk fungsitertentu berdasarkan

pengaturan koefisien lantai bangunan,koefisien dasar bangunan, koefisien dasar hijau, kepadatanpenduduk, dan/atau kepadatan bangunan tiap persil, tapak,blok peruntukan,

atau kawasan kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota.

KDB (Koefisien Dasar Bangunan)

angka prosentase berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas lahan perpetakan/persil yang dikuasai.

KLB (Koefisien Lantai Bangunan)

angka perbandingan yang dihitung dari jumlah luas lantaiseluruh bangunan terhadap

luas lahan perpetakan/persil yangdikuasai.

KDH (Koefisien Dasar Hijau)

angka prosentase berdasarkan perbandingan antara luas lahan terbuka untuk

penanaman tanaman dan atau peresapan air terhadap luas persil yang dikuasai.

KTB (Koefisien Tapak Basement)

angka prosentase luas tapak bangunan yang dihitung dariproyeksi dinding terluar bangunan di bawah permukaan tanahterhadap luas perpetakan/daerah perencanaan

yang dikuasai.

KWT (Koefisienn Wilayah Terbangun)

angka prosentase luas kawasan atau blok peruntukan yangterbangun terhadap luas

kawasan atau luas blok peruntukanseluruhnya di dalam suatu kawasan atau blok peruntukan yang direncanakan.

Sesuai dengan Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR

Kabupaten/Kota dijelaskan bahwa di dalam RDTR harus sudah mencakup peraturan zonasi.

Peraturan Zonasi Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang ini mencakup ketentuan

intensitas pemanfaatan ruang dan ketentuan tata bangunan.

Page 209: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-5

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

8.3 Kode Zonasi

Ketentuan penamaan kode zonasi adalah dengan memberi kode pada setiap zona yang

mencerminkan fungsi dari zona yang dimaksudkan tersebut. Blok Peruntukan adalah sebidang

lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata (seperti jaringan jalan,

sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, pantai, dan lain

sebagainya), maupun yang belum nyata (seperti rencana jaringan jalan dan rencana jaringan

prasarana lain sejenis sesuai dengan rencana kota). Penetapan/delineasi blok peruntukan

dilakukan terutama berdasarkan pertimbangan batas fisik, seperti jalan, gang, batas kapling,

dan orientasi bangunan. Dalam penentuan klasifikasi zona Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh pembagian blok peruntukan berdasarkan zona

penggunaan lahan.

GAMBAR 8-1 PEMBAGIAN BLOK PERUNTUKAN

Page 210: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-6

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Dasar pertimbangan penyusunan klasifikasi zona Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang didasarkan kepada:

1. Penyusunan klasifikasi zona didasarkan kepada struktur dan peruntukan lahan RTRW

Kota Palembang;

2. Penyusunan klasifikasi zona didasarkan kepada kondisi eksisting Wilayah

Pengembangan Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang;

3. Kemampuan fisik lahan untuk menampung dan mendukung perkembangan aktivitas

yang ada terutama yang terkait dengan ketersediaan sumber daya alam;

4. Arahan kebijakan pengembangan kawasan, baik yang berasal dari pusat maupun Kota;

5. Kegiatan yang telah berkembang di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang;

6. Kemudahan pengaturan pengendalian namun masih memberikan ruang fleksibilitas bagi

penduduk, pelaku ekonomi dan investor.

Peraturan zonasi (zoning regulation) adalah ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi

zona, pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan ruang dan prosedur pelaksanaan

pembangunan, sehingga bentuk konkretnya merupakan acuan dalam pelaksanaan

pengendalian pemanfaatan ruang. Pengaturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari RDTR. Pertauran zonasi berfungsi sebagai:

a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;

b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right

development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;

d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan

e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi

investasi.

Peraturan zonasi bermanfaat untuk:

a. menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang ditetapkan;

Page 211: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-7

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

b. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan penggunaan lahan yang

tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan

c. meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.

Tujuan utama peraturan zonasi dijelaskan sebagai berikut:

a. menjamin bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar

kualitas lokal minimum (health, safety and welfare);

b. melindungi atau menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu penghuni atau

pemanfaatan ruang yang telah ada;

c. memelihara nilai properti;

d. memelihara/memantapkan lingkungan dan melestarikan kualitasnya; dan

e. menyediakan aturan yang seragam di tiap zona.

8.4 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

Klasifikasi zonasi ini merupakan klasifikasi penggunaan lahan yang ada di Wilayah

Pengembangan Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang yang dibagi menjadi beberapa

hirarki peruntukan tanah. Jenis penggunaan ini disusun berdasarkan ketelitiannya dalam

sebuah Bagian Wilayah Perkotaan (BWP), Sub Wilayah Perkotaan (SBWP). Hirarki

menunjukkan adanya tingkatan dimana hirarki pertama menunjukkan penggunaan secara

umum sedangkan hirarki kedua menunjukkan karakter tertentu pada peruntukan tanah hirarhi

pertama, sehingga terdapat pembatasan atau keleluasaan dalam penggunaannya, dan

denikian seterusnya menjadi lebih rinci beserta aturan-aturan yang menyertainya.

Dalam menentuakan kegiatan dan penggunaan lahan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang didasarkan pada pusat pelayanan dari masing-masing BWP ataupun Sub BWP. Hal

ini terkait dengan pengembangan fungsi dari masing-masing BWP ataupun Sub BWP, sehingga

penggunaan lahan yang ditetapkan sejalan dengan fungsi yang ditetapkan tersebut. Adapun

dalam menetapkan kegiatan dalam masing-masing penggunaan lahan ditentukan berdasarkan

fungsi yang diemban oleh BWP ataupun Sub BWP di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang.

Page 212: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-8

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Sejalan dengan tujuan dari Kecamatan Seberang Ulu II adalah untuk pengembangan kegiatan,

perdagangan dan jasa, penyediaan kawasan permukiman Kota yang ditunjang oleh

pengembangan prasarana dan sarana penunjang kegiatan.

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan

penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara

terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat tertentu, dan kegiatan dan

penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu zona.

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan maupun

standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan bangunan

setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau komponen yang dikembangkan.

Boleh tidaknya pemanfaatan ruang untuk sebuah hirarki peruntukan tanah ditunjukkan

dengan 4 (empat) indikator, sebagai berikut:

TABEL 8-1 DESKRIPSI INDIKATOR PEMANFAATAN RUANG

Simbol Deskripsi

I Diijinkan, pemanfaatan ruang diijinkan karena sesuai dengan peruntukan tanahnya,

yang berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari

pemerintah daerah dengan syarat tidak bertentangan dengan aturan-aturan lainnya.

T Diijinkan Terbatas, pemanfaatan ruang diijinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan tersebut dilakukan melalui penetapan standar pembangunan minimum,

pembatasan pengoperasian, pembatasan kegiatan sejenis, atau peraturan

tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah daerah.

B Diijinkan Bersyarat, pemanfaatan ruang memerlukan ijin penggunaan bersyarat. Ijin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak

penting pembangunan di sekitarnya pada areal yang luas. Ijin penggunaan

bersyarat ini berupa persyaratan tambahan berdasarkan hasil kajian.

X Pemanfaatan yang tidak diijinkan karena tidak sesuai dengan peruntukannya

A. Pemanfaatan Terbatas (Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas)

Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan penggunaan lahan

dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya suatu

kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan untuk

kegiatan tertentu yang diusulkan;

Page 213: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-9

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun ketinggian

Pangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan nilai maksimal dan

meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam peraturan zonasi;

3. Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada mampu

melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan, maka pemanfaatan tersebut

tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan

khusus. Contoh: dalam sebuah zona perumahan yang berdasarkan standar teknis telah

cukup jumlah fasilitas peribadatannya, maka aktivitas rumah ibadah termasuk dalam

klasifikasi T.

B. Pemanfaatan Bersyarat (Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu)

Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan

atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang dapat berupa

persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan dimaksud diperlukan mengingat

pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitarnya.

Persyaratan umum ini antara lain:

1. Penyusunan dokumen AMDAL;

2. Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL);

3. Penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN); dan

4. Penyusunan pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development

impact fee).

Persyaratan ini dapat dikenakan secara bersamaan atau salah satunya saja. Penentuan

persyaratan mana yang dikenakan ditentukan oleh pemerintah daerah dengan

mempertimbangkan besarnya dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Page 214: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-10

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 8-2 KLASIFIKASI TERBATAS DAN BERSYARAT

SIMBOL DESKRIPSI

T Tipologinya dapat berupa:

T1 Dibatasi jumlahnya

T2 Dibatasi jam beroperasinya (misalnya maksimum beroperasi jam 9 malam, tidak boleh 24 jam, dsb)

T3 Dibatasi luasnnya (dalam 1 kapling)

T4 Terbatasnya untuk skala pelayanan tertentu (misalnya terbatas untuk kegiatan skala

blok, kelurahan dsb)

T5 Terbatas pada luasan kapling tertentu (misalnya untuk kapling minimal 200 m2)

B Tipologinya dapat berupa:

B1 Wajib Amdal

B2 Wajib RKL, RPL

B3 Wajib Analisis Dampak Lalu Lintas

B4 Wajib menyediakan parkir sesuai standar

B5 Wajib menyediakan pengelolaan limbah dalam kapling

B6 Wajib menyediakan prasarana/infrastrutur lainnya

B7 Tidak merubah bentuk/bentang alam

8.5 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

Intensitas penggunaan ruang lebih memberikan pengertian secara kuantitatif dari

pemanfaatan ruang. Tolok ukur kuantitatif dari pemanfaatan ruang adalah berupa suatu

koefisien pemanfaatan ruang yang lebih bersifat horizontal (KDB atau BCR) dan koefisien yang

lebih menunjukkan dimensi vertikal/ketinggian (KLB/FAR).

Kawasan yang tidak terencana intensitas bangunannya akan menimbulkan adanya daerah-

daerah yang mempunyai kepadatan bangunan tinggi yang mengakibatkan memburuknya

kualitas lingkungan pada daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu masalah pengaturan

kepadatan bangunan perlu mendapat perhatian yang serius. Dengan lebih teraturnya

kepadatan bangunan diharapkan akan memperoleh kualitas lingkungan yang lebih baik.

Strategi untuk pengaturan kepadatan dan ketinggian bangunan itu antara lain:

Penataan ketinggian bangunan yang dicerminkan dari jumlah lantai bangunan,

disesuaikan dengan daya dukung lahan dan fungsi lahan yang telah ditetapkan.

Untuk kawasan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (pusat kota, jalan utama,

dll), dimungkinkan untuk memiliki KLB yang lebih tinggi dari kawasan lainnya.

Dalam kaitannya dengan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Seberang Ulu II – Kota

Palembang, batas ketinggian bangunan (KLB) ditentukan dengan pertimbangan-

pertimbangan berikut:

Page 215: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-11

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

- Berdasarkan daya dukung lahan (aspek fondasi bangunan);

- Rasio tutupan lahan (BCR);

- Arahan pemanfaatan lahan;

- Rencana Damija sehingga tinggi bangunan dapat diperkirakan Tg 45o x lebar GSB,

di mana 45o sudut pandang mata secara vertikal.

Dalam kaitannya dengan ketinggian bangunan, konstruksi bangunan harus didukung

oleh teknologi konstruksi yang tepat.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka intensitas penggunaan lahan di

sepanjang jalan utama yaitu kawasan perdagangan dan jasa akan lebih tinggi dari intensitas

rata-rata seluruh BWP. Hal ini karena terjadinya kegiatan perkotaan dengan motif ekonomi

mempunyai intensitas kegiatan yang relatif tinggi, yang menyebabkan KDB dan KLB di daerah

tersebut juga tinggi. Besaran KDB / KLB secara keseluruhan ditetapkan sebagai berikut.

Kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi seperti kawasan perdagangan/komersial

ditetapkan memiliki KDB maksimal antara 40 % sampai 60 % ;

Kawasan yang diarahkan sebagai jalur hijau dan/atau kawasan dengan kendala fisik

ditetapkan memiliki KDB 20 % ;

Ketinggian bangunan yang diwujudkan dalam jumlah lantai bangunan ditetapkan

sebesar perkalian Tg 45o x GSB.

Sesuai intensitas untuk fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan,

pemerintahan), KDB kawasan ini ditetapkan sedang, yaitu 40 % - 60 % dan KLB

ditetapkan maksimal 3 lantai.

Rencana intensitas pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman ditetapkan sebesar

40% sampai dengan 60%. Pengaturan KDB/KLB perumahan dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu perumahan kepadatan tinggi, perumahan kepadatan sedang, dan

perumahan kepadatan rendah. Pengaturan kepadatan bangunan ini didasarkan pada

pertimbangan nilai lahan, kondisi fisik wilayah, dan fungsi kawasan.

Page 216: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-12

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

8.6 Ketentuan Tata Bangunan

Arahan garis sempadan yang diatur di kawasan perencanaan adalah sempadan bangunan,

sempadan sungai, dan sempadan SUTT. Sempadan bangunan adalah lebar ruang bebas

bangunan yang dihitung dari batas dinding bangunan terluar hingga batas pinggir daerah milik

jalan, dari jalan yang ada di depan, di belakang dan di samping bangunan.

Maksud perencanaan sempadan bangunan ini adalah untuk pengaturan ruang terbuka antara

jalan dengan bangunan, bangunan dengan bangunan, untuk sirkulasi penghuni, ventilasi

cahaya matahari atau kemungkinan gangguan/bahaya kebakaran.

A. GARIS SEMPADAN BANGUNAN

Pengaturan dari sempadan bangunan bertujuan untuk keamanan lingkungan dan

meningkatkan estetika dan kesehatan lingkungan. Garis sempadan bangunan didefinisikan

sebagai garis sempadan yang diatasnya sejajar, dibelakangnya dapat didirikan bangunan dan

bertujuan mengurangi gangguan lingkungan dari suatu kegiatan dalam satu bangunan

terhadap lingkungan sekitarnya maupun sebaliknya.

Penentuan garis sempadan bangunan bertujuan untuk mewujudkan keteraturan bangunan,

memperkecil resiko penjalaran kebakaran, memperlancar aliran udara segar, dan pengaturan

cahaya matahari. Garis sempadan bangunan di Kecamatan Seberang Ulu II disesuaikan

dengan peruntukan lahan setempat. Hal ini dilakukan karena terdapat lahan terbangun yang

sulit diubah keberadaannya. Pada kawasan tersebut garis sempadan bangunan ditentukan

berdasarkan kebijaksanaan sebagai berikut:

1. Jarak Garis Sempadan Bangunan dikaitkan dengan garis sempadan jalan (daerah milik

jalan) yang direncanakan.

2. Garis Sempadan Bangunan yang dipertimbangkan terhadap bidang terluar bangunan

yang saat ini ada di setiap sub-sub wilayah pelayanan (blok peruntukan).

3. Diupayakan untuk menghindari pembongkaran terhadap bangunan yang telah ada.

4. Penentuan garis sempadan bangunan dikaitkan dengan ketinggian bangunan yang dapat

dibangun di atas suatu persil.

Page 217: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-13

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Acuan yang dipergunakan dalam penetapan garis sempadan bangunan adalah Peraturan

Bangunan Nasional (DPMB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan

Umum yang secara umum dihitung sebagai berikut:

Keterangan : GSB = Garis Sempadan Bangunan (meter)

L = Lebar Jalan (meter)

Penetapan garis sempadan bangunan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, juga

mempertimbangkan fungsi jaringan jalan, fungsi kegiatan. Pengaturan garis sempadan

bangunan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang diarahkan sebagai berikut:

Untuk daerah terbangunan yang sudah teratur dan berkondisi permanen namun tidak

memenuhi syarat GSB, maka penerapan garsi sempadan tersebut dilakukan pada saat

bangunan-bangunan tersebut melakukan perombakan, rehabilitasi, atau renovasi atau

pada keadaan-keadaan khusus saat dilakukan proyek pelebaran jalan.

Untuk daerah terbangunan yang kurang atau tidak teratur dan berkondisi bangunan

sedang atau buruk, maka penerapan GSB dilaksnakan pada saat diselenggarakan

program peremajaan atau rehabilitasi lingkungannya.

Untuk daerah yang masih kosong (wilayah pengembangan), penerapan GSB ditetapkan

sedini mungkin dengan menggunakan persyaratan mendidrikan bangunan atau

mencantumkan di dalam IMB,

Untuk lokasi blok atau superblock, penerapan GSB harus disesuaikan dengan ketinggian

gedung yang akan dibangun dan dengan jarak jalan di depan lokasi, sehingga apabila

gedung tersebut memiliki ketinggian lebih dari 10 lantai, maka garis sempadan

bangunan harus mundur dari garis sempadan yang telah ditentukan. Komposisi ini

digunakan untuk menghindari jarak pandang yang kurang menguntungkan.

GSB = (1/2 x L) + 1

Page 218: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-14

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

B. SEMPADAN SUNGAI

Sempadan sungai merupakan kawasan yang terdapat sepanjang badan sungai atau yang

terletak di sebelah kanan dan kiri sungai, termasuk sungai buatan, kanal, maupun saluran

irigasi primer yang bermanfaat penting dalam pelestarian fungsi sungai. Perlindungan

terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dari kegiatan budidaya

yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai.

Sementara itu penentuan sempadan untuk Saluran Listrik Tegangan Tinggi (SUTT) diatur

sedemikian rupa untuk menghindari dampak langsung dari adanya saluran listrik ini pada

kehidupan manusia yang berada di sekitar menara atau tiang SUTT. Penataan garis sempadan

bangunan di Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang, baik garis sempadan bangunan

maupun garis sempadan sungai mengikuti ketentuan Pemerintah Kota Palembang

a) Penentuan Garis Sempadan Bangunan berdasarkan fungsi jalan, yang akan diatur lebih

lanjut adalah:

Jalan Kolektor Primer dengan lebar jalan > 7 meter dengan bahu jalan 2 x 1,75

m, kecepatan paling rendah 40 km/jam dan mempunyai kapasitas yang sama

atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

Jalan Kolektor sekunder dengan lebar jalan > 7 meter dengan bahu jalan 2 x 1,50

m, kecepatan paling rendah 20 km/jam.

Jalan Lokal Primer dengan lebar jalan > 5 meter dengan bahu jalan 2 x 1,50 m,

kecepatan paling rendah 20 km/jam.

Jalan Lokal Sekunder dengan lebar jalan > 3,5 meter dengan bahu jalan 2 x 1,00

m, kecepatan paling rendah 20 km/jam.

b) Rencana pengaturan garis sempadan bangunan yang ditentukan di Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang berdasarkan pada pertimbangan perda tersebut

sebagai berikut:

Garis Sempadan muka bangunan dan sempadan samping yang menghadap jalan

ditetapkan ½ dari daerah milik jalan (Damija) ditambah 1 (satu) meter.

Garis Sempadan samping bangunan berjarak minimum 1 meter dari dinding

bangunan.

Garis sempadan belakang bangunan berjarak minimum 1.5 meter dari dinding

bangunan.

Page 219: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-15

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Sementara itu untuk pengaturan Garis Sempadan Sungai (GSS) yang diarahkan di Kecamatan

Seberang Ulu II – Kota Palembang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008

tentang sempadan pantai dan sungai yaitu sebagai berikut:

a) Penetapan GSS bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya

3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul untuk sungai kecil dan 5 (lima)

meter untuk sungai besar .

b) Penetapan GSS bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 3

(tiga) meter di sisi luar kaki tanggul untuk sungai kecil dan 10 (sepuluh) meter untuk

sungai besar.

c) Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri

sungai kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan.

d) Penetapan GSS Tidak Bertanggul di luar kawasan perkotaan yaitu:

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan.

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai 20 (dua

puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas)

meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (duapuluh) meter,

garis sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter

dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Ketentuan sempadan juga berlaku untuk SUTT (Saluran Tegangan TInggi). Garis Sempadan

dan Ruang Bebas SUTT ditentukan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertambangan dan

Energi No. 01.P/47/MPE/1992 tentang Ruang Bebas Saluran Tegangan Tinggi (SUTT) yang ada

di wilayah perencanan ditetapkan 18-23 meter disesuaikan dengan besaran tengangan sebagi

berikut:

a. Ruang Bebas SUTT 66 KV : 18,30 m kiri kanan.

b. Ruang Bebas SUTT 150 KV : 23,30 m kiri kanan.

c. Ruang Bebas SUTT 500 KV : 26,00 m kiri kanan.

Page 220: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-16

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

GAMBAR 8-2 JENIS-JENIS SEMPADAN SUNGAI

8.7 Ketentuan Insentif dan Disinsentif

Ketentuan insentif dan disinsentif merupakan bagian yang diatur dalam peraturan zonasi agar

dalam implementasi dari RDTR yang dibuat dapat menjadi acuan dasar dalam pembangunan

Kecamatan Seberang Ulu II di masa yang akan datang. Sehingga dengan ditetapkannya

insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan ruang, pemanfaatan ruang Kecamatan Seberang

Ulu II dapat diwujudkan kondisi yang diinginkan yaitu suatu kondisi ruang yang nyaman,

indah, lestari dan berkelnajutan. Ketentuan insentif dan disinsentif adalah perangkat atau

upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan

rencana tata ruang dan juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau

mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

Arahan insentif dan disinsentif yang direkomendasikan dalam RDTR Kecamatan Seberang Ulu

II – Kota Palembang adalah sebagai berikut :

1. Arahan pemberian insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi pemerintah dalam

pemberian insentif dan pengenaan disinsentif;

Page 221: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-17

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

2. Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang,

rencana pola ruang, dan arahan intensitas pemanfaatan ruang;

3. Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau

dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam rencana ini;

4. Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang Kecamatan

Seberang Ulu II dilakukan oleh Pemerintah Kota kepada kecamatan dan kepada

masyarakat. Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan menurut prosedur

sesuai ketentuan peraturan yang berlaku oleh instansi berwenang sesuai dengan

kewenangannya dan dikoordinasikan dengan Walikota.

5. Insentif pada pemerintah daerah diberikan dalam bentuk :

Pemberian kompensasi;

Urusan saham;

Pembangunan serta pengadaan insfrastruktur;

Penghargaan.

6. Insentif kepada masyarakat diberikan antara lain dalam bentuk:

Keringanan pajak;

Pemberian kompensasi;

Imbalan;

Sewa ruang;

Penyediaan infrastruktur;

Kemudahan prosedur;

Perizinan penghargaan.

7. Disinsentif kepada pemerintah daerah diberikan dalam bentuk antara lain:

Pembatasan penyediaan infrastruktur;

Pengenaan kompensasi;

Penalti.

8. Disinsentif dari pemerintah daerah kepada masyarakat diberikan dalam bentuk antara

lain:

Page 222: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-18

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

Pengenaan pajak tinggi;

Pembatasan penyediaan infrastruktur;

Pengenaan kompensasi;

Penalti.

Sedangkan arahan khusus dari insentif dan disinsentif dari implementasi untuk pembangunan

Kecamatan Seberang Ulu II – Kota Palembang adalah ditujukan pada pola ruang tertentu yang

dinilai harus dilindungi fungsinya dan dihindari pemanfaatannya. Arahan insentif dan

disinsentif kawasan-kawasan yang bernilai khusus bagi Kota diantaranya jalan provinsi, jalan

kota, sempadan sungai, kawasan perdagangan dan jasa, permukiman. Bagi pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan pola ruang yang sudah ditetapkan dam RDTR Kecamatan

Seberang Ulu II ini dikenakan sanksi. Arahan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan

sanksi terhadap:

a. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang

RDTR Kecamatan Seberang Ulu II;

b. Pelanggaran ketentuan arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Seberang Ulu II;

c. Pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RDTR

Kecamatan Seberang Ulu II;

d. Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan

berdasarkan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II;

e. Pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang

yang diterbitkan berdasarkan RDTR Kecamatan Seberang Ulu II;

f. Pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan

perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau

g. Pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.

h. Pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam pengendalian lingkungan hidup

Page 223: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-19

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 8-3 DAFTAR KLASIFIKASI ZONA UNTUK PERATURAN ZONASI DI KECAMATAN SEBERANG ULU II – KOTA PALEMBANG

FUNGSI TUJUAN PENETAPAN KRITERIA/KARAKTERISTIK KETERANGAN

Perumahan Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan

kepadatan yang bervariasi di seluruh wilayah Kecamatan;

Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka

mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan; Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini

masyarakat pada lingkugan hunian yang ada dan untuk masa

yang akan datang.

Bangunan dengan struktur tunggal, mempunyai halaman depan,

samping kanan dan kiri serta belakang

Pendekatan:

Tipe Bangunan

Rujukan: Lynch (1962);

Chiara (1984);

Poterfield & Hall (1995);

Green (1981); Chiara & Koppelman(1975);

Standar Fasilitas Pelayanan

Perkotaan/Lingkungan PU;

Petunjuk Perencanaan Kawasan

Perumahan Departemen PU.

Bangunan dengan struktur tunggal dengan atap menyambung

untuk 2 unit hunian bangunan dibatasi oleh dinding pada bagian

utama rumah

Bangunan berada di bawah satu atap yang sama untuk

beberapa unit hunian. Umumnya memiliki halaman hanya di

bagian depan bangunan. Umumnya hanya memiliki 1 lantai

Bangunan gandeng yang hanya dipisahkan oleh dinding. Tiap

tiap unit hunian memiliki atap tersendiri. Umumnya memiliki

lantai lebih dari satu

Rumah susun dengan jumlah lantai <= 5 lantai

Rumah susun dengan jumlah lantai 5 s/d 8 lantai

Rumah susun dengan jumlah lantai lebih dari 8 lantai

Perumahan rakyat dengan bentuk bangunan, lebar kapling yang beragam den berkepadatan tinggi, KDB tinggi dengan prasarana

jalan berupa gang

Perdagangan dan

jasa

Meyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan,

jasa, rekreasi, dan pelayanan Masyarakat;

Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada kawasan

Perdagangan dan Jasa, meliputi: dimensi, intensitas dan disain dalam merefleksikan berbagai macam pola pengembangan

yang diinginkan masyarakat.

Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan

Kota

Pendekatan:

Skala Pelayanan

Rujukan: Standar fasilitas pelayanan

perkotaan/lingkungan PU;

Petunjuk perencanaan kawasan

perumahan Departemen PU.

Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan

BWP

Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan

kecamatan

Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan

kelurahan

Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala pelayanan lingkungan

Industri yang non limbah, dengan tingkat polusi, baik udara, air, maupun suara yang kecil dan yang tidak menggangu kinerja

transportasi lingkungannya

Sarana Umum Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial dan

umum sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung untuk

menjamin pelayanan pada masyarakat;

Mengakomodasi bermacam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong penyediaan pelayanan bagi semua lapisan

masyarakat;

Mereflesikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat

pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang.

Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan

Internasional, Indonesia, Provinsi, beberapa kota/Kabupaten

Pendekatan:

Skala Pelayanan

Rujukan: Standar Fasilitas Pelayanan

Perkotaan/Lingkungan PU/DKI;

Petunjuk Perencanaan Kawasan

Perumahan Departemen PU; Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun

1994 tentang Pedoman Mengenai

Ukuran Dampak Penting;

Keputusan Meneg Lingkungan Hidup No.

17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang Wajib

Dilengkapi dengan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup.

Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan

kota/Kabupaten

Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan BWK

Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan Kecamatan

Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan Kelurahan

Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala pelayanan

Lingkungan

Page 224: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-20

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

FUNGSI TUJUAN PENETAPAN KRITERIA/KARAKTERISTIK KETERANGAN

Pemerintahan,

Pertahanan, dan

Keamanan

Menyediakan lahan untuk pengembangan pemerintahan dan

pertahanan serta keamanan sesuai dengan kebutuhan dan daya

dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat;

Menjamin kegiatan Pemerintahan, pertahanan dan keamanan

yang berkualitas tinggi, dan melindungi pengguaan lahan untuk pemerintahan, pertahanan dan keamanan.

Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah

(provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan)

Pendekatan:

Pelayanan Pemerintahan

Rujukan:

Standar Fasilitas Pelayanan Perkotaan/Lingkungan PU;

Petunjuk Perencanaan Kawasan

Perumahan Departemen PU;

Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai

Ukuran Dampak Penting;

Keputusan Meneg Lingkungan Hidup No.

17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang Wajib

Dilengkapi dengan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup.

Kantor atau instalasi militer termasuk tempat latihan baik pada tingkatan nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil,

Polsek dan sebagainya

Pertanian Menyediakan lahan untuk pengembangan pertanian;

Mengakomodasi bermacam tipe pertanian dalam rangka

mendorong penyediaan lahan untuk pertanian;

Menjamin kegiatan yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk pertanian tersebut.

1) Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk lahan

pertanian basah;

2) Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian

lahan basah secara ruang dapat memberikan manfaat untuk: meningkatkan produksi pangan dan pendayagunaan

investasi;

meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor

dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya; meningkatkan fungsi lindung;

meningkatkan upaya pelestarian kemampuan

sumberdaya alam untuk pertanian pangan;

meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;

menciptakan kesempatan kerja;

meningkatkan ekspor;

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendekatan:

Jenis Kegiatan Pertanian

Rujukan: PP No. 26 Tahun 2008 Tentang RTRW

Nasional

1) Kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk

lahan pertanian kering;

2) Kawasan yang apabila dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian lahan basah secara ruang dapat memberikan

manfaat untuk:

meningkatkan produksi pertanian dan mendayagunakan

investasi; meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor

dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

meningkatkan fungsi lindung;

meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya alam;

meningkatkan pendapatan masyarakat;

meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;

menciptakan kesempatan kerja;

meningkatkan ekspor;

Page 225: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-21

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

FUNGSI TUJUAN PENETAPAN KRITERIA/KARAKTERISTIK KETERANGAN

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transportasi Menyediakan lahan untuk pengembangan prasarana

transportasi; Mengakomodasi bermacam tipe prasarana transportasi dalam

rangka mendorong penyediaan lahan untuk prasarana

transportasi tersebut;

Menjamin kegiatan transportasi yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan lahan untuk prasarana transportasi.

1) Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan dan berfungsi

sebagai pelayanan umum, tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pegoperasian lalu-lintas;

2) Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem;

3) Transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan

barang.

Ruang Terbuka Hijau

Zona yang ditujukan untuk mempertahankan/melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunan, sarana pendidikan, dan untuk

dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;

Preservasi dan perlindungan lahan yang secara lingkungan

hidup rawan/sensitif; Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah

taman atau ruang terbuka, atau lahan perorangan yang

pembangunannya harus dibatasi untuk menerapkan kebijakan

ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan

kesejahteraan publik

Taman dengan skala pelayanan kota Pendekatan: Skala Pelayanan

Rujukan:

PP No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;

Permendagri No. 15 Tahun 1998 tentang

Penataan Ruang Terbuka Hijau di

Wilayah perkotaan, Petunjuk

Perencanaan Kawasan Perumahan Departemen PU.

Taman dengan skala pelayanan kecamatan

Taman dengan skala pelayanan kelurahan

Taman dengan skala pelayanan lingkungan

Taman berupa hutan kota sebagai paru-paru kota

Pemakaman umum yang bias difungsikan sebagai RTH

Dalam satu zona dapat terdiri penggunaan lahan perumahan

dan jasa perkantoran dan atau dalam satu bangunan dapat

dimanfaatkan sebagai rumah dan kantor

Dalam satu zona dapat terdiri hunian dengan perdagangan

(pusat belanja)

Kawasan Lindung Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan

hidup dan mencegah;

Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan yang memberikan

perlindungan kawasan bawhannya, kawasan perlindungan

setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam,

kawasan cagar budaya dan kawasan lindung lainnya, serta menghindari berbagai usaha dan/atau kegiatan di kawasan

rawan bencana;

meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim,

tumbuhan dan satwa, serta nilai budaya dan sejarah bangsa;

mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.

Hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan

sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Kriterianya adalah:

Kawasa hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis

tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan

dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai (skor) 175 atau lebih;

Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 %

atau lebih; dan/atau kawasan hutan yang mempunyai

ketinggian di atas permukaan laut 2000 m atau lebih;

kawasan tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter; atau lebih yang terdapat dibagian hulu sungai dan rawa;

kawasan bercurah hujan yang tinggi, berstruktur tanah

yang midah meresapkan air dan mempunyai geomorfologi

yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran

Pendekatan:

Jenis Perlindungan

Rujukan:

PP No. 47 Tahun 1997 tentang RTRW

Nasional; Keppres No. 32 Tahun 1990

tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

63/PRT1993 tentang garis Sempadan

Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah

Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 35 tahun 1993 tentang

Sungai.

kawasan yang sering diidentifikasi sering berpotensi tinggi

mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir,

antara lain kawasan rawan letusan gunung berapi, gempa bumi,

tanah longsor, serta gelombang pasang dan banjir.

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Page 226: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-22

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

TABEL 8-4 KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

1.

Perumahan X X X X X X X X X T6 B6 I I X T1 X X X X X T1 T1 X

T1,

T3,

T5

T1,

T3,

T5

X

T1,

T3,

T5

X X

Rumah Tunggal X X X X X X X X X X B6 I I X T1 X X X X X T1 T1 X

T1, T3,

T5

T1, T3,

T5

X T1, T3,

T5

X X

Rumah Kopel X X X X X X X X X X B6 I I X T1 X X X X X X X X

T1,

T3, T5

T1,

T3, T5

X

T1,

T3, T5

X X

Rumah Deret X X X X X X X X X X B6 I I X T1 X X X X X X X X

T1,

T3,

T5

T1,

T3,

T5

X

T1,

T3,

T5

X X

Townhouse X X X X X X X X X X

B4,

B6

T1, B4,

B6

T1, B4,

B6

X T1 X X X X X X X X I I X I X X

Rusun Rendah X X X X X X X X X X B4,

B6

T1,

B4, B6

T1,

B4, B6

X T1 X X X X X X X X I I X I X X

Rusun Sedang X X X X X X X X X X B4, B6

T1,

B4,

B6

T1,

B4,

B6

X T1 X X X X X X X X I I X I X X

Rusun Tinggi X X X X X X X X X X

B4,

B6

T1, B4,

B6

T1, B4,

B6

X T1 X X X X X X X X X X X X X X

Asrama X X X X X X X X X X B4,

B6

T1,

B4, B6

T1,

B4, B6

X T1

T1,

T3, B6

X X X X X X T4 I I X T1 X X

Rumah Sewa/Kost X X X X X X X X X X B4, B6

T1,

B4,

B6

T1,

B4,

B6

X T1

T1,

T3,

B6

X X X X T1 T1 X X X X X X X

Panti Jompo X X X X X X X X X X

T1, T5,

B6

T1, B4,

B6

T1, B4,

B6

X T1 X X X X X X X X X X X X X X

Panti Asuhan X X X X X X X X X X

T1,

T5, B6

T1,

B4, B6

T1,

B4, B6

X T1 X X X X X X X X X X X X X X

Guest House X X X X X X X X X X

T1,

T5,

B6

T1,

B4,

B6

T1,

B4,

B6

X T1 X X X X X X X X X X X X X X

Pavilliun X X X X X X X X X X

T1, T5,

B6

T1, B4,

B6

T1, B4,

B6

X T1 X X X X X X X X X X X X X X

Rumah Dinas X X X X X X X X X X B6 I I X T1

T1,

T3, B6

X X X X X X X X X X X X X

2. Perdagangan

Warung X X X X X X X X X T1, T3

T1,

T3,

T4

T1,

T3,

T4

T1,

T3,

T4

I X T1, T4

T1, T4

T1, T4

T1, T4

T1, T4

T1, T4 T1, T4

T1, T4 T1, T3

T1, T3

T1, T3

T1, T3

T1, T2,

T3, T4,

B5,

B6

I

Page 227: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-23

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

Toko X X X X X X X X X T1, T3

T1, T2,

T3, T4

T1,

T2,

T3, T4,

T5

T1,

T2,

T3, T4,

T5

I I T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 T1, T4

T1,

T4 T1, T4

T1,

T3

T1,

T3

T1,

T3

T1,

T3 X X

Pertokoan X X X X X X X X X T1, T3

T1,

T2, T3,

T4

T1, T2,

T3,

T4, T5

T1, T2,

T3,

T4, T5

X I X X X X X T1, T4 T1, T4

X I T1, T3

I I X X

Sektor Informal X X X X X X X X X X X X X T1 B6 X X X X X X X X X X X X X X

Pasar Tradisional X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3, T4

T1, T2,

T3, T4

T1, T2,

T3, XT4

I I X X X X X X X X X X X X X X

Pasar Lingkungan X X X X X X X X X T1, T2

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

I I X X X X X X X X X X X X X X

Penyaluran Grosir X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X

Pusat Perbelanjaan X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X I X I I X X

Supermarket X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X I X I I X X

Mall X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X I X I I X X

Plaza I X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X I X I I X X

Shopping Center X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X I X I I X X

3. Jasa Umum X

Jasa Bangunan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Lembaga Keuangan X X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

X X X X X X X X X X X X I I X X

Jasa Komunikasi X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

T1 T1 T1 X X X X X X X X X X X X X

Jasa Pemakaman X X X X X X X X X X X

T1,

T2, T3,

T4, B4,

B6

T1,

T2, T3,

T4, B4,

B6

X X X X X X X X X X X X X X X I

Pusat Riset dan

pengembangan IPTEK

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Perawatan/

Perbaikan/ Renovasi barang

X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

X X X X X X X X X X X X X X X X

Page 228: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-24

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

B6 B6 B6

Perbaikan kendaraan

(bengkel) X X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4, B6

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

X X X X X X X X X X X X X X X X

SPBU X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

SPBE X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Penyediaan ruang pertemuan

X X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

B6

T4 T4 T4 X X X X T4 T4 X I I I I X X

Penyediaan makanan dan minuman

X X X X X X X X X I I

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1,T4 T1,T4 T1,T4 X X X X T4 T4 X I I I I X X

Travel dan

pengiriman barang X X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6X

X X X X X X T1, T4 T1,

T4 X I I I I X X

Pemasaran properti X X X X X X X X X X X

T1,

T2, T3,

T4, B4,

B6

T1,

T2, T3,

T4, B4,

B6

X X X X X X X X X X I I I I X X

Perkantoran/bisnis

lainnya X X X X X X X X X X X

T1,

T2, T3,

T4,

B4, B6

T1,

T2, T3,

T4,

B4, B6

X X X X X X X T1, T4 T1,

T4 X T1 I I I X X

4. Hiburan/Rekreasi

Taman hiburan X X X T4 X T4 T4 T4 X X

T3,

T4

T3,

T4

T3,

T4 I T4 X T4 X X X X X X X

Taman perkemahan X X X X X T4 X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Bisnis lapangan OR X X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4, B6

T1,

T2,

T3, T4,

B4, B6

T3, T4

I X I X X X X X X X X X X X X

Studio keterampilan X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

I I I X X X X X X X X X X X X X

Page 229: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-25

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

B6 B6 B6

Panti pijat X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4, B6

T1,

T2,

T3, T4,

B4, B6

T1,

T2,

T3, T4,

B4, B6

I I X X X X X X X X X X X X X X

Teater X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X

Bioskop X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X

Kebun binatang X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X

Resort X X X X X X X X X X X X X

T1,

T3, T4

I X X X X X X X X X X X X X X

Restauran X X X X X X X X X X X X X

T1,

T3,

T4

I X X X X X X X X X X X X X X

Klub malam dan bar X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X

Hiburan dewasa lainnya

X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X

Industri besar

dengan limbah/

gangguan lingkungan

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Industri besar tanpa limbah/ gangguan

lingkungan

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Industri kecil dengan

limbah/ gangguan lingkungan

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1, B5 B1,B5 X X X X X X X

Industri kecil tanpa limbah/ gangguan

lingkungan

X X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T5,

B4,

B5, B6

T1,

T2,

T3, T5,

B4,

B5, B6

T1 I X X X X X I I X X X X X X X

Industri pergudangan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B4, B6

B4,

B6 X X X X X X X

Industri bahari X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

6. Pertambangan

Minyak bumi,

bitumen cair, lilin bumi, gas alam

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Bitumen padar, aspal X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Antrasit, batubara X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Uranium, radium, thorium

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Nikel, kobalt X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Timah X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Besi, mangaan, molibden, khrom,

wolfram, vanadium,

titan

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Bauksit, tembaga, timbal, seng

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Page 230: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-26

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

Emas, platina, perak,

air raksa, intan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Arsin, antimon,

bismut X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Yutrium, rhutenium, cerium

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Berillium, korundum,

zirkon, kristal,

kwarsa

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Krolit, fluorpar, barit X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Yodium, brom, khlor,

belerang X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Nitrat, pospat, garam batu

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Asbe, talk, mika,

grafit, magnesit X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Yarosit, leusit, tawas,

oker X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Batu permata X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pasir kwarsa, kaolin,

dkk X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Batu apung, tras, obsidian, dkk

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Marmer, Batu tulis X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Batu kapur, dolomit, kalsit

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Granit, andesit,

basal, trakhit, dkk X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

7. Pemerintahan dan

Keamanan

Kedubes/ Internasional

X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Kantor Pemerintah

Pusat/ Nasional X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Kantor Provinsi X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Kantor Kota/

Kabupaten X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Kantor Kecamatan X X X X X X X X X X I I I X I X X X I I X X X X X X X X X

Kantor Kelurahan X X X X X X X X X X I I I I I X X X I I X X X X X X X X X

Mabes Polri X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Polda X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Polwil X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X X X X X X X X

Polres/Polresta X X X X X X X X X X X X X I I X X X I I X X X X X X X X X

Polsek/Polsekta X X X X X X X X X X I I I X I X X X I I X X X I X X X X X

TNI AD X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X I X X X X X X

TNI AU X X X X X X X X X X X X X I I X X X I I X X I X X X X X X

TNI AL X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X I X X X X X X

Dephankam X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X I X X X X X X

Kodam X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X I X X X X X X

Kodim X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X I X X X X X X

Koramil X X X X X X X X X X I I I X I X X X I I X X I X X X X X X

Korem X X X X X X X X X X X X X X I X X X I I X X I X X X X X X

8. Fasilitas Pendidikan

TK/RA X X X X X X X X X X T1, T1, T1, T1 X I X X X X X X X T1, T1, T1, T1, X X

Page 231: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-27

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

B4,

B6

B4,

B6

B4,

B6

T4 T4 T4 T4

SD/MI X X X X X X X X X X

T1,

B4, B6

T1,

B4, B6

T1,

B4, B6

T1 X I X X X X X X X T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 X X

SLTP/MTs X X X X X X X X X X

T1,

B4,

B6

T1,

B4,

B6

T1,

B4,

B6

T1 X I X X X X X X X T1, T4

T1, T4

T1, T4

T1, T4

X X

SMU/MA/SMAK X X X X X X X X X X

T1, B4,

B6

T1, B4,

B6

T1, B4,

B6

T1 X I X X X X X X X T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 X X

Akademi/ Perguruan

Tinggi X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 X X

Perpustakaan X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

T1, T2,

T3,

T4, B4,

B6

X X I X X T4 T4 X X T4 T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 X X

9. Fasilitas Kesehatan

RS Tipe A X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T4,

B1, B4,

B5,

B6

T4,

B1, B4,

B5,

B6

X

T4,

B1, B4,

B5,

B6

X X

RS Tipe B X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T4, B1,

B4, B5,

B6

T4, B1,

B4, B5,

B6

X

T4, B1,

B4, B5,

B6

X X

RS Tipe C X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T4,

B1, B4,

B5,

B6

T4,

B1, B4,

B5,

B6

X

T4,

B1, B4,

B5,

B6

X X

RS Tipe D X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T4, B1,

B4,

B5, B6

T4, B1,

B4,

B5, B6

X

T4, B1,

B4,

B5, B6

X X

RS Gawat Darurat X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T4,

B1,

B4, B5,

B6

T4,

B1,

B4, B5,

B6

X

T4,

B1,

B4, B5,

B6

X X

RS Bersalin X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T4,

B1, B4,

B5, B6

T4,

B1, B4,

B5, B6

X

T4,

B1, B4,

B5, B6

X X

Laboratorium

kesehatan X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

X I X X X X X X X X

T4,

B1,

B4, B5,

B6

T4,

B1,

B4, B5,

B6

X

T4,

B1,

B4, B5,

B6

X X

Page 232: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-28

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

B5 B5 B5

Puskesmas X X X X X X X X X X I I I I X X T4 T4 X X X X X X X X X X X

Puskesmas Pembantu X X X X X X X X X X I I I I X X T5 X X X X X X X X X X X X

Balai Pengobatan X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B5

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B5

T1, T2,

T3, T4,

B4,

B5

I I I I I T4 T4 X X T4 X X X X X X

Pos Kesehatan X X X X X X X X X X I I I I I I I I T4 T4 X X T4 X X X X I X

Posyandu X X X X X X X X X X I I I I X X X X X X X X X X X X X X X

Dokter umum X X X X X X X X X X I I I I I X

T1,

T4 X X X X X X

T1,

T2

T1,

T2

T1,

T2

T1,

T2 X X

Dokter spesialis X X X X X X X X X X I I I I I X X X X X X X X

T1, T2

T1, T2

T1, T2

T1, T2

X X

Bidan X X X X X X X X X X I I I I I X X X X X X X X

T1, T2

T1, T2

T1, T2

T1, T2

X X

Klinik/Poliklinik X X X X X X X X X X I I I I I X I X T4 T4 X X T4

T1,

T2

T1,

T2

T1,

T2

T1,

T2 X X

Klinik dan/atau RS

Hewan X X X X X X X X X X X X X I I X X X X X X X X

T1,

T2

T1,

T2

T1,

T2

T1,

T2 X X

10. Fasilitas OR/ Rekreasi

Tempat bermain lingkungan

I X X T3, T4 X X X X X I I I I I X X I X X X X X X I I I I X X

Tempat bermain lokal T4 X X T3, T4 X T3, T4 X X X I I I I I X X I X X X X X X I I I I X X

Taman I X X I X I I I X I T4 T4 T4 I I I I I I I X X I I I I I X X

Lapangan OR I X X T3, T4 X T3, T4 X X I I T4 T4 T4 I I I I I I I X X I I I I I X X

Gelanggang Remaja X X X X X X X X X I T4 T4 T4 I I X I X X X X X X I I I I X X

Gedung OR X X X X X X X X X X T4 T4 T4 I I I I I I I X X I X X X X X X

Museum X X X X X X X X X X X X X X I I I X I I X X I X X X X X X

Stadion X X X X X X X X X X X X X X I X I X X X X X X X X X X X X

Gedung Olah Seni X X X X X X X X X X X X X X I I X X X X X X X X X X X X X

Bioskop X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X B4,

B6 X

Teater X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X B4,

B6 X

Kafe X X X X X X X X X X X

T1,

T2, T3,

T4, B4,

B6

T1,

T2, T3,

T4, B4,

B6

I I X X X X X X X X X X X X X X

11. Peribadatan

Langgar X X X T3 X X X X X I T1 T1 T1 T1 T1 T1,

T3

T1,

T3 I

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1 I I I I I I I

Masjid X X X T3 X X X X X I T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1

T1,

T3

T1,

T3 I

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1 X I I I I X I

Gereja X X X T3 X X X X X I T1, T4

T1, T4

T1, T4

T1 T1 T1, T3

T1, T3

I T1, T4

T1, T4

T1 T1 X I I I I X I

Pura X X X T3 X X X X X I T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1

T1,

T3

T1,

T3 I

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1 X I I I I X I

Kelenteng X X X T3 X X X X X I T1,

T4

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1

T1,

T3

T1,

T3 I

T1,

T4

T1,

T4 T1 T1 X I I I I X I

12. Bina Sosial X

Page 233: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-29

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

Gedung pertemuan

lingkungan X X X X X X X X X I I I I I I X X X X X X X X I I I I X X

Gedung serbaguna X X X X X X X X X I T3,

T4

T3,

T4

T3,

T4 I I X X X T4 T4 X X X I I I I X X

Gedung pertemuan kota

X X X X X X X X X I X X X I I X X X T4 T4 X X X X X X X X X

Balai pertemuan dan

pameran X X X X X X X X X I

T3,

T4

T3,

T4

T3,

T4 I I X X X T4 T4 X X X X X X X X X

Pusat Informasi

lingkungan I I I I I I I I I I I I I I I X X X T4 T4 X X X I I I I X X

Lembaga sosial/

organisasi kemasyarakatan

X X X X X X X X X I T1,

T6

T1,

T6

T1,

T6 I I X X X X X X X X X X X X X X

13. Persampahan

TPS X X X X X X X X X X T4,

B6

T4,

B6

T4,

B6

T4,

B6

T4,

B6 X X X X X X X X X X X X I X

TPA X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pengolahan sampah/ limbah

X X X X X X X X X X X X X X

T1,

B1, B6

X X X X X X X X X X X X X X

Daur ulang X X X X X X X X X X

T1,

B5, B6

T1,

B5, B6

T1,

B5, B6

T1, T3,

B5, B6

T1, T3,

B5, B6

X X X X X X X X X X X X X X

Penimbunan barang

rongsokan X X X X X X X X X X X X X

T1, T3,

B5, B6

T1, T3,

B5, B6

X X X X X X X X X X X X X X

Pembongkaran kendaraan bermotor

X X X X X X X X X X X

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1,

T2,

T3, T4,

B4,

B6

T1,

T3, B5,

B6

T1,

T3, B5,

B6

X X X X X X X X X X X X X X

14. Komunikasi

Telepon Umum I X X T1 X T1 X X I I T1 T1 T1 I I T1 T1 T1 T1, T4

T1, T4

T1 T1 T1, T4 I I I I I X

Pusat transisi/ pemancar jaringan

telekomunikasi

X X X B7 X B7 X X X X X X X X T1, B6

X X X X X X X X X X X X I X

15. Pertanian

Sawah X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Ladang X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Kebun X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Hortikultur dan

rumah kaca X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pembibitan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pengolahan hasil

pertanian X X X X X X X X X X X

T1,

T2, T3,

B5,

B6

T1,

T2, T3,

B5,

B6

X B5 X X X X X X

T1,

T2, T4,

B5,

B6

X X X X X X X

Pergudangan hasil

panen X X X X X X X X X X X

T1, T2,

T3,

T1, T2,

T3,

X T1 X X X X X X X X X X X X X X

Page 234: Matek RDTR Seberang Ulu II

Peraturan Zonasi | 8-30

LLaappoorraann AAnnttaarraa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Seberang Ulu II –

Kota Palembang

No

Zona Perlindungan Bawahannya

Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Rawan Bencana Perumahan Perdagangan

dan Jasa Sarana Prasarana

Umum Perkantoran

Industri dan Pergudangan

Peruntu

kan Khusus

Campuran RTNH

Sub Zona

Kegiatan PB-1 PB-2 PS-1 PS-2 PS-3 RTH-1 RTH-2 RTH-3 RB-1 RB-2 R-2 R-3 R-4 K-1 K-3

SPU-

1

SPU-

4

SPU-

6 KT-1 KT-2 I-3 I-4 KH-1 C-1 C-2 C-3 C-4

RTN

H-1

RTNH

-2

B5,

B6

B5,

B6

Penjualan tanaman/

bunga yang dikembang biakan

X X X X X X X X X X X

T1,

T2, T5

T1,

T2, T5

X I X X X X X X X X X X X X X X

Perikanan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Tambak X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Kolam X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Tempat Pelelangan Ikan

x X x X x X x x X x X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Peternakan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Lapangan Pengembalaan

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pemerahan Susu X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Kandang hewan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

16. Transportasi

Terminal Tipe A X X X X X X X X X X X X X X B7 X X X X X X X X X X X X X X

Terminal Tipe B X X X X X X X X X X X X X X B7 X X X X X X X X X X X X X X

Terminal Tipe C X X X X X X X X X X X X X X B7 X X X X X X X X X X X X X X

Stasiun X X X X X X X X X X X X X B6 B7 T4,

B6 X X T4 T4 X X T4 X X X X X X

Pelabuhan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Bandar udara umum X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

BandaruUdara

khusus X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Lapangan parkir

umum

T1,

T4 X X X X X X X X X T4 T4 T4 X I X X X T4 T4 X X T4

T1, T3,

T4

T1, T3,

T4

T1, T3,

T4

T1, T3,

T5

I X

17. Hutan

Hutan rakyat X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Hutan produksi

terbatas X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Hutan produksi tetap X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Hutan konservasi X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

18. RTH

Hutan kota X I I I I I X I I X I I I I I T4 T4 T4 T4 T4 T4 T4 T4 X X X X X X

Jalur hijau dan pulau

jalan I I I I I I I I X X I I I I I T4 T4 T4 I I T4 T4 I X X X X I X

Taman kota I I I I I I I I I X I I I I I T4 T4 T4 I I T4 T4 I X X X X X X

TPU X X X X X X X X X X X X X X X T4 T4 T4 X X T4 T4 X X X X X X X

Pekarangan I I I I I I I I X X I I I I I T4 T4 T4 I I T4 T4 I X X X I X X

Sempadan/

Penyangga I I I I I I I I I X I I I I I T4 T4 T4 I I T4 T4 I X X X X X X