7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 1/23
1
------------------
Michael
10.2010.280
Kelompok A - 4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
Email: [email protected]
I. Pendahuluan
Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu
hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong
anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim.1
Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan
cukup tinggi yang berkisar antara 10-20%.
Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan
menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia
menunjukkan nilai yang cukup tinggi.1
Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil
sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di
perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka
kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal
ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu
berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup.
Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup. Angka kematian
ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative terhadap
janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya
akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus,
pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak
factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 2/23
2
II. Pembahasan
Skenario 2
Dokter Mega bekerja disebuah puskesmas kecamatan berpenduduk 25.000 jiwa. Pada laporan
hasil pemeriksaan ANC dibagian KIA, didapati bahwa sekittar 45% ibu – ibu hamil yang
berkungjung memiliki LILA < 18,0 cm. Rata – rata berat badan lahir berkisar 2550 gram. Ia
ingin meneliti apakah penyebab dari tingginya angka anemia diwilayah tersebut. Ia menduga
beberapa factor lainnya ikut berpengaruh yaitu antara lain jumlah anak, penghasilan keluarga,
anemia gizi, usia perkawinan. Ia berencana menggunakan desain kasus kontol dalam
penelitiannya.
III. Anemia pada Ibu Hamil
1) Definisi Anemia Menurut Para Ahli
a. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11 gr % pada
trismester I dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester II
(Saifuddin. A. B. 2001 hal 281).
b. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10
gr / 100 ml ( Wiknjaksatro, 2002. Hal 405 ).
c. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah(eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).
d. Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau
suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin
menurun (Maimunah 2005 ).
e. Anemia adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah pada wanita
yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada wanita hamil (varney
Helen, 2002 hal 152).3
2) Klasifikasi Anemia dalam kehamilan
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi
menjadi 4 kategori yaitu :1
Hb > 11 gr% Tidak anemia (normal)
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 3/23
3
3) Macam-macam anemia
I. Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan
unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang
keluar dari badan yang menyebabkan perdarahan.
II. Anemia Megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B
Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
III. Anemia Hipoplastik
Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-
obatan.
IV. Anemia Hemolotik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia
hamil maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada
kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia.4
4) Tanda dan Gejala Anemia
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay
oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia
secara umum, sebagai berikut :Lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu
makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek. Pada pemerikasaan
tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi : kulit pucat, mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari
pucat, takikardi/murmut lambat ( pada anemia yang parah ), rambut dan kuku rapuh ( pada
anemia yang parah ) dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ). 3,4
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 4/23
4
5) Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Janin
Bahaya Anemia dalam Kehamilan
1. Resiko terjadi abortus
2. Persalinan permaturus
3. Hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim
4. Mudah menjadi infeksi
5. Ancaman dekompensasi kordis (Hb
<6 gr %)
6. Mengancam jiwa dan kehidupan
ibu
7. Mola hidatidosa
8. Hiperemesis gravidarum
9. Perdarahan anterpartum
10. Ketuban pecah dini(KPD)
Bahaya Anemia dalam Persalinan
1. Gangguan kekuatan his
2. Kala pertama dapat berlangsung
lama, dan terjadi partus terlantar
3. Kala dua berlangsung lama
sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan.
4. Kala tiga dapat di ikuti retensio
placenta dan perdarahan post
partum karena atonia uteri.
5. Kala empat dapat terjadi
perdarahan post partum sekunder
dan atonia uteri.
Bahaya anemia dalam masa nifas
1. Perdarahan post partum karena
atonia uteri dan involusio uteri
memudahkan infeksi puerperium
2. Pengeluaran ASI berkurang
3. Terjadi dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan
4. Mudah terjadi infeksi mammae
Bahaya anemia terhadap janin
1) Abortus
2) Terjadi kematian intra uteri
3) Persalinan prematuritas tinggi
4) Berat badan lahir rendah (BBLR)
5) Kelahiran dengan anemia
6) Dapat terjadi cacat bawaan
7) Bayi mudah mendapat infeksi
sampai kematian perinatal 1
6) Diagnosa anemia
Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :
a. Anamnesa
Pada anemnesa akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang
- kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. Bila terdapat
keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal,
maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi.3
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 5/23
5
b. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama.
Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah alat
ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan
tuberculosis (TBC) masih relatife sering dijumpai sehingga pemeriksaan khusus
darah tepi dan sputum perlu dilakukan. Dengan pemeriksaan khusus untuk
membedakan dengan defisiensi asam folat dan thalassemia. Pemeriksaan Mean
Corpuscular Volume (MCV) penting untuk menyingkirkan thalassemia. Bila
terdapat batas MCV < 80 uL dan kadar ROW (red cell distribution width) > 14%
mencurigai akan penyakit ini kadar Hemoglobin Fetal (HbF) >2% dan HbA2 yang
abnormal akan menentukan jenis thalassemia.
7) Tinjauan Tentang Faktor yang Berhubungan dengan Anemia
a. Umur
Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut
hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa
kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda
yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal
sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan,
dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur
tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi
termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada
usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai
menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan.
b. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di tinjau dari sudut
kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan
keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
direncanakan.3
Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia meningkat. Hal di sebabkan karena
pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan
dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 6/23
6
c. Status Gizi Ibu Hamil
Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian ibu di
Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania
hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju
yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani.
Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS ( National
Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik tubuh
seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat
badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan.
Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60
%), gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).
Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan
dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini
terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan
B1, Mineral,La, dan Fe.
Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan anemia
dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi
pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan
gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat terpenuhi. 1,2
IV. TAHAPAN PENELITIAN
Pada dasarnya. semua jenis penelitian dilakukan karena adanya masalah. Demikian
pula dengan penelitian epidemiologis, tetapi karena jumlah masalah epidemiologi sangat
banyak dan tidak semua masalah memerlukan penelitian, masalah-masalah tersebut harus
diidentifikasi unruk menentukan masalah-masalah yang perlu dan dapat dilakukan penelitian.5
Setelah mengidentifikasi dan menentukan masalah yang akan diteliti, masalah
tersebut dirumuskan dengan jelas kemudian ditentukan tujuan penelitian secara jelas.
Sebelum tujuan dapat dirumuskan dengan jelas, sebaiknya tidak melakukan kegiatan tahap
selanjutnya karena tujuan ini akan menentukan latar belakang masalah metodologi yang akan
digunakan, menentukan kriteria subjek swdi, populasi studi. sampel, variabel yang dicari,
jadwal kegiatan, dan lain-lain.6
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 7/23
7
Metode penelitian harus dirinci dengan jelas karena bila hal ini tidak dilakukan akan
menyulitkan ilmuwan untuk mengadakan evaluasi hasil penelitian, baik untuk mengadakan
penelitian serupa atau untuk digunakan sebagai bahan perbandingan.
A. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Secara garis besar, masalah adalah adanya ketidakpuasan terhadap apa yang ada
atau adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang ada.
Masalah yang akan diteliti harus diidehtifikasi karena masalah epidemiologi sangat
banyak dan tidak semua masalah perlu dan dapat diteliti. Untuk menentukan suatu
masalah penelitian terdapat tiga ketentuan berikut:
1. Terdapat kesenjangan antara apa yang sehamsnya dengan kenyataan yang ada.
2. Adanya pertanyaan mengapa kesenjangan tersebut terjadi.
3. Minimal terdapat dua alternatif jawaban yang dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
Walaupun pada umumnya tidak sulit untuk menemukan masalah penelitian, tetapi
tidak jarang kita mengalami kesulitan untuk menentukan masalah yang perlu dan dapat
diteliti. Setelah masalah penelitian dapat diidentifikasi, masalah tersebut harus
dirumuskan bcrdasarkan ketentuan berikut.
1. Masalah yang telah diidentifikasi sampai saat ini masih merupakan masalah.
2. Intensitas masalah/besarnya masalah.
3. Luasnya masalah.
Di samping itu, masalah tersebut masih haJrus dijustifikasi untuk meyakinkan
penyandang dana bahwa masalah yang akan diteliti masih menipakan masalah dan bila
tidak diselesaikan akan mengakibatkan kerugian yang besar.5-7
B. Tujuan dan Hipotesis
Setelah identifikasi dan perumusan masalah, tindakan selanjutnya adalah menentukan
tujuan dengan kalimat yang singkat dan jelas yang meliputi apa yang di tinjau, waktu
penelitian, lokasi penelitian. sasaran, dan lain-lain.
Dalam menuliskan tujuan sering dinyatakan sebagai tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum merupakan harapan peneliti yang ingin dicapai, tetapi hendaknya
ditulis secara realistis, sedangkan tujuan merupakan janji peneliti untuk melaksanakan
hal-hal yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian.
Hipotesis penelitian banya dibutuhkan pada penelitian analitis dan eksperimen
yang dimaksudkan untuk membandingkan dan mengungkap sebab-akibat. Hipotesis
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 8/23
8
merupakan pernyataan sementara yang harus diuji. Dalam hal ini harus ditentukan
dengan jelas variable – variable independen dan variable dependen untuk diukur
hasilnya.7
V. POPULASI DAN SAMPLE
A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek (unit) penelitian atau obyek yang diteliti.
Populasi infinit adalah populasi yang tidak diketahui jumlahnya mengalami perubahan
setiap waktu contoh : jumlah penduduk. Populasi finit adalah populasi yang diketahui
jumlahnya secara pasti. Dalam penelitian kita kenal 2 macam populasi yaitu :
Populasi tak terhingga
Disebut populasi tak terhingga, bila populasi sedemikian besarnya hingga
tidak dapat atau sukar diketahui jumlahnya, atau bila dalam populasi diambil sampel
dan sampel yang dihasilkan dikembalikan lagi dalam populasi, hingga dengan
demikian akan diperoleh jumlah sampel yang tak terhingga banyaknya.
Populasi terbatas
Disebut populasi terbatas, bila jumlah populasi tidak besar, dan mudah
dihitung. Batas yang digunakan untuk populasi terbatas tidak mutlak.
Populasi sering disebut juga universe atau keseluruhan. Anggota populasi
dapat berupa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifatnya yang ada padanya
mungkin untuk diukur atau diamati.5-7
B. Sampel
Dalam penelitian, yang disebut sampel ialah pemelihan sekelompok obyek atau
penduduk dari populasi. Besarnya sampel ini tidak tertentu, dan tergantung pada
ketetapan yang diinginkan, namun sebaiknya sampel tersebut dapat mewakili
populasinya hingga hasilnya dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan populasi.
Cara pengambilan sampel disebut : “sampling” 5-7
Kesalahan sampling :
Yang dimaksud dengan kesalah sampling ialah perbedaan antara hasil
sampling dan kesalahan sensus yang dilakukan dengan cara yang sama, pada
populasi kesalahan tersebut yang sama, pewawancara maupun peneliti yang sama.
Jadi kesalahan tersebut berhubungan dengan masalah pengambilan sampel.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 9/23
9
Kesalahan tak langsung :
Yang dimaksud dengan kesalahan tak langsung ialah kesalahan yang tidak ada
hubungannya dengan sampling, jadi dilakukan sampling maupun sensus akan
terdapat kesalahan yang yang sama. Sebab timbulnya kesalahan tak langsung ini
adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan dan batasan yang salah terhadap unit sampel.
b) Jawaban yang salah (respons error) yang dapat ditimbulkan oleh beberapa hal :
Secara tidak sengaja.
Dilakukan respons dengan maksud tertentu.
Kekurangan informasi responden.
Pertanyaan pada responden dengan mengingat masa lampau.
c) Kesalahan terhadap liputan yang disebabkan karena kesalahan dalam batas atau
lokasi
d) Kesalahan dalam membuat klasifikasi dan batasan-batasan dari data yang
dinginkan.
e) Kesalahan dalam pengeolahan data.
f) Kesalahan alat ukur yang digunakan.
g) Kesalahan pertanyan, pencatatan dan lain-lain.
Kegunaan sampling didalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
Menghemat biaya
Mempercepat pelaksanaan penelitian
Menghemat tenaga
Memperluas ruang lingkup penelitian
Memperoleh hasil yang lebih akurat
C. Teknik Sampling
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yakni sampel-sampe probabilitas
(probability samples) atau sering disebut dengan random sampel (sampel acak) dan
sampel-sampel non probabilitas (non probability sampel). Tiap-tiap sampel ini terdiri
dari berbagai macam pula. 5-7
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 10/23
10
VI. Instrumen penelitian
Kuesioner
Alat pengumpulan data yang sering digunakan adalah kuesioner yang biasanya dipakai
dalam wawancara (sebagai contoh pedoman wawancara berstuktur) dan angket. Kuesioner ini
diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana,
responden (dalam hal ini angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan
jawaban atau dengan memberi tanda-tanda tertentu. Dengan demikian kuesioner sering juga
disebut daftar pertanyaan (formulir).
Pentingnya kuesiner sebagai alat pengumpul data yang sesuai dengan tujuan penelitian
tersebut. Oleh karena itu isi dari kuesioner adalah bentuk penjabaran daripada hipotesis.
Oleh karena itu suatu kuesioner harus mempunyai beberapa persyaratan antara lain :
1. Mencakup tujuan penelitian.
2. Mudah ditanyakan
3. Mudah dijawab.
4. Data yang diperoleh mudah diolah (diproses) dan sebagainya.
Di dalam pengumpulan data yang sering digunakan 3 macam kuesioner (formulir) yakni :
1. Kuesioner atau (formulir) untuk keperluan administrasi. Dimana formulir ini digunakan
untuk mengumpulkan data melalui saluran-saluran administrasi. Oleh karena itu jenis
formulir ini lebih dikaitkan dengan keperluan-keperluan administrasi, pengisian
kuesioner ini sepenuhnya oleh pihak responden tetapi biasanya ada petunjuk
pengisisan. Misalnya formulir masuk, kartu klinik, dan sebaginya.
2. Kuesioner untuk observasi (form for observation). Agar observasi terarah dan dapat
memperoleh data benar-benar diperlukan daftar pertanyaan yang disiapkan terlebih
dahulu kuesioner ini mencakup hal-hal yang diselidiki/observasi.
3. Kuesioner untuk wawancara (form for quetioning). Jenis kuesioner ini digunakan untuk
mengumpulkan data melalui wawancara (interview). Alat ini lebih memperoleh
jawaban yang akurat dari responden.5-7
Wawancara dapat dilakukan dengan :
1. Personal interview (door to door)
2. Telepon interview
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 11/23
11
Prinsip dasar perancangan kuesioner
Sebelum kita mendesain suatu kuesioner lebih dahulu kita harus mempertimbangkan
kesulitan-kesulitan umum yang sering dijumpai di dalam interview antara lain :
1. Responden sering tidak/kurang mengerti maksud pertanyaan sehingga jawaban yang
diberikan tidak ada hubungan dengan yang diajukan atau tidak memperoleh data yang
relevan.
2. Responden mengerti pertanyaan dan mungkin mempunyai informasinya, tetapi
responden kurang tepat mengingatnya atau lupa. Contoh : apakah ada anggota keluarga
disini yang sakit pada tahun ini ?, untuk menjawab pertanyaan ini sudah pasti sulit
mengingatnya, maka pertanyaan perlu disederhanakan. Misalnya : selama 3 bulan
terakhir ini siapa saja di dalam rumah ini yang sakit.
3. Responden kadang-kadang tidak bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
sangat bersifat pribadi, misalnya tentang jumlah pendapatan/gaji, jumlah perkawinan.
4. Responden kadang-kadang mengerti pertanyaan, tetapi ia tidak mampu memberikan
jawaban atau menguraikan jawaban. Misalnya: apa maksud ibu menjadi akseptor KB ?
5. Responden mengerti pertanyaan dan tahu jawaban, tetapi pertanyaan kurang tepat
diajukan pada responden. Misalnya responden tidak/belum mempunyai anak,
ditanyakan tempat melahirkan. 5-7
Dalam mendesain suatu kuesioner, sebaiknya mengingat persyaratan sebagai berikut :
1. Pertanyaan hendaknya jelas maksudnya
Menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas artinya.
Pertanyaan tidak terlalu luas dan indifinit.
Pertanyaan tidak terlalu panjang atau menggabungkan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan tidak boleh memimpin.
Hindari pertanyaan yang double negative.
2. Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden
3. Pertanyaan itu menjamin responden untutk dengan mudah mengutarakan
jawabannya.
4. Pertanyaan hendaknya menghindari “bias”
5. Pertanyaan hendaknya memotivasi responden untuk menjawab.
6. Pertanyaan hendaknya menyaring responden.
7. Pertanyaan hendaknya sesederhana mungkin.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 12/23
12
Selain itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pertanyaan itu dapat dijawab oleh responden dan jawaban itu kemungkinan besar
benar. (Berapa lama anak itu kejang ? → salah, responden tidak selalu mengukur
lamanya kejang).
2. Pertanyaan itu tdak boleh bersifat hipotesis. (Seandainya anak ibu sakit demam
berdarah, apa yang akan ibu lakukan ? → salah, suatu keadaan hipotesis dan tidak
semua orang tahu apa demam berdarah).
3. Pertanyaan itu tidak menyinggung perasaan responden. (Bagaimana ibu tahu makan
yang diberikan untuk anak ibu cukup kadar gizinya ? → salah, menyinggung
perasaan)
4. Pertanyaan itu interpretasi tidak boleh lebih dari satu. (Rumah itu terbuat dari apa ? →
salah, interpretasi masing-masing yaitu ada bahan semennya, pasirnya, kayunya, cat
dan sebagainya)
5. Pertanyaan itu dapat dimengerti oleh sebagian besar responden. (apakah anak ibu
pernah menderita morbili ? → salah, tidak semua orang tahu arti morbili)
6. Pertanyaan itu ada jawabannya. (Apakah penderita itu mempunyai kelainan darah ? →
salah tidak semua survai walaupun dilakukan di puskesmas melakukan pemeriksaan
darah)
7. Hati-hati menggunakan lebih dari satu kata tidak. (apakah anada sependapat bahwa
pemerintah tidak perlu memperhatikan penduduk yang tidak dapat memasuki sekolah
? → ada dua kata tidak, sebaiknya kata-kata tersebut digaris bawahi untuk memaksa
responden untuk berusaha memahami benar maksud pertanyaan).
8. Hati-hati memakasi kata sifat atau kata keterangan yang maknanya belum disepakati.
Kata-kata sering, kadang-kadang dan jarang tidak memilih kesamaan makna bagi
orang yang berbeda. Responden X menganggap kadangg-kadang sebagai sinonim
jarang, cara mengaatasi hal ini adalah dengan menanyakan frekuensi seperti berapa
kali seminggu, berapa kali sehari dan sebagainy.
9. Hindari pertanyaan yang bercabang. Apakah ada pendapat bahwa penderita tersebut
perlu pula dikelompokan didalam ruangan perawatan tersendiri dan diberi makanan
khusus ? jelas pertanyaan tersebut bercabang responden mungkin menyetujui
pertanyaan pertama (penderita tersebut dikelompokkan di dalam ruangan perawatan
khusus) tetapi tidak menyetujui pertanyaan berikutnya (yaitu bahwa mereka perlu
diberikan makanan khusus). Sebaiknya pertanyaan tersebut dipecah dua. 5-7
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 13/23
13
Setelah formulir tersusun perlu ditelaah kembali mengenai :
1. Kejelasan dan ketegasan tiap pertanyaan.
2. Kejelasan dan ketegasan jawaban yang diharapkan
3. Ketepatan dan kebenaran hasil jawaban.
4. Dapat tidaknya dimasukkan dalam “dummy tables”
VII. Pengumpulan data
Dalam studi epidemiologi, seperti pengukuran morbiditas dan mortalitas, mengukur
indeks kesehatan, spidemiologi deskriptif, analitis, maupun eksperimen, selalu dibutuhkan
data untuk diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan untuk dilaporkan. Oleh karena itu, data
yang dibutuhkan harus dikumpulkan dengan cara yang terbaik agar kesimpulan yang diambil
tidak bias. Dalam melakukan pengumpulan data, hendaknya diketahui hal-hal sebagai
berikut: 5-7
1) Sumber data
Data epidemiologi dapat berasal dari berbagai sumber tergantung dari tujuan yang
ingin dicapai dan setiap sumber mempunyai keuntungan dan kerugian. Pengetahuan
tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui karena data
yang dikumpulkan harus sesuai dengan tujuannya sebab bila terjadi kesalahan dalam
sumber data maka akan terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Misalnya
dilakukan penelitian untuk mengetahui permanfaatan sarana pelayanan kesehatan yang
terdapat di suatu daerah dan sebagai sumber data digunakan pelayanan kesehatan
tersebut. Hal ini tidak tepat karena sumber data yang sesuai dengan tujuan terletak di
masyarakat. Bila hal ini dilakukan, akan menimbulkan kesalahan dalam menarik
kesimpulan hasil penelitian.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari sumber
data, kita dapat mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari sumber primer atau
sekunder. Untuk pengumpulan data primer, sumber data terletak di mayarakat yang dapat
dilakukan dengan cara:
1. Survei epidemiologi
2. Pengamatan epidemiologi
3. Penyaringan
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 14/23
14
Untuk pengumpulan data sekunder, sumber data dapat berupa:
Sarana pelayanan
kesehatan
Instansi berhubungan
dengan kesehatan
Absensi internasional
Rumah sakit Departemen kesehatan Sekolah Population and vital
Statistics report
Puskesmas Dinas kesehatan Industry Populaion bulletin
Balai pengobatan Biro pusat statistik perusahaan Epideimiological report
2) Metode pengumpulan data
Setelah ditentukan sumber data yang digunakan kemudian dilakukan pengumpulan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode berikut.
1. Mengumpulkan data dan catatan medik di sarana pelayanan kesehatan atau instansi
yang berhubungan dengan kesehatan.Cara ini mempunyai keuntungan, yaitu mudah
dilakukan, membutuhkan waktu dan biaya yang relatif kecil, tetapi data yang
dibutuhkan sering tidak ada atau tidak lengkap.
2. Pengumpulan data dapat juga dilakukan dengan survei. Dengan cara ini, data yang
diperoleh merupakan data primer dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita,
tetapi cara ini membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang cukup besar.
Cara mana yang akan ditempuh tergantung dari tujuan dan kebutuhan akan data
tersebut serta tersedianya waktu, tenaga, dan biaya. Bila data yang dibutuhkan sangat
penting seperti pada kejadian luar biasa. sebaiknya dilakukan pengumpulan data primer.
Di samping pengumpulan data kuantitatif seperti yang telah diuraikan di atas, dapat
pula dilakukan pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan metode: 5-7
1. Diskusi kelompok terarah dan
2. wawancara mendalam.
Teknik pengumpulan data. Secara garis besar. pengumpulan data dapat dilakukan
dengan teknik:
1. Wawancara,
2. Angket,
3. Observasi, dan
4. Pemeriksaan.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 15/23
15
VIII. Penelitian Epidemiologi
Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor
penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur yang
dikenal dengan pendekatan epidemiologi.
Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian
kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya
pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada dasarnya identik
dengan kegiatan pokok suatu penelitian.
Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan
dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian,
distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan
faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.
Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :
1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau
diagnosis kelompok.
2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek
etiologi dan perkembangan masyarakat.
3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu
tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.
Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan
pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan
penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan rencana tentang bagaimana cara
mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data
tersebut. secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi,
pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi
asumsi dan lingkup penelitian, studi pustaka merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi
dan mendefinisikan variabel penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan. 5,6
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 16/23
16
Bagan Penelitian Epidemiologi
Rancangan Penelitian
Penelitian epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian
- Ada atau tidaknya intervensi :
Penelitian Observasional / survei
Penelitian Eksperimental / intervensi
EPIDEMIOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Frekuensi
dilakukan dua hal pokok
yaitu :
- menemukan masalah
kesehatan
- mengukur masalah
kesehatan
Penyebaran
dikelompokan menurut :
- ciri-ciri manusia
- tempat
- waktu
Faktor Yang
Mempengaruhi
Disusun langkah-langkah
berupa :
- merumuskan hipotesa
- menguji hipotesa
- menarik kesimpulan
Epidemiologi Diskriptif Epidemiologi Analitik
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 17/23
17
- Menurut cara analisis datanya :
Penelitian diskriptif
Penelitian analitik
- Menurut jangka waktunya :
Penelitian Cross Sectional/ Transversal
Penelitian Kasus Kontrol/ Longitudinal Retrospektif
Penelitian Kohort/ Longitudinal Prospektif
Gambar 1. Studi epidemiologi
Penelitian Observasional / survei
Adalah suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap fenomena
kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya intervensi atau perlakuan dari
peneliti. Pada penelitian ini baik diskriptf ataupun analitik kedalaman analisis mekanisme
sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil yang didapat berupa dugaan-dugaan saja.
Penelitian eksperimental / intervensi
Ialah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi
perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat.
Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 18/23
18
tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan fungsi
penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk
mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek
(penyakit atau status kesehatan tertentu).
Penelitian diskriptif
Suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif terhadap
fenomena kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun efek. Pada penelitian ini peneliti
hanya berusaha memotret gambaran suatu fenomena atau masalah kemudian menyajikan se
diskriptif mungkin fenomena tersebut tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi.
Penelitian analitik
Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa fenomena
tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara
faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis hubungan
tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor risiko tertentu terhadap kejadian efek
yang dipelajari.
Penelitian Epidemiologi Diskriptif Penelitian Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan suatu
masalah kesehatan (who, Where,
when)
Juga menjelaskan mengapa suatu
masalah kesehatan timbul di
masyarakat (why)
Pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan interpretasi data hanya pada suatu
kelompok masyarakat saja
Pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan interpretasi data dilakukan
terhadap dua kelompok masyarakat
Tidak bermaksud membuktikan suatu
hipotesis
Bermaksud membuktikan suatu
hipotesis
Penelitian Cross Sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan
efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut juga
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 19/23
19
penelitian transversal karena model yang digunakan adalah “Point time Approach”.
Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada saat yang sama
melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabek pada saat pemeriksaan.
Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional
1. Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang akan
diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap efek.
2. Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel.
3. Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.
4. Tahap pengumpilan data.
Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan.
Bentuk instrumen pengukuran :
- Form kuesioner.
- Form observasi klinik.
- Form observasi non klinik.
5. Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.
Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis diskriptif.
Penelitian Kasus Kontrol (Case Control)
Pada penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok populasi yang
menderita penyakit dengan yang tidak menderita penyakit kemudian dicari faktor
penyebabnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau
“period time approach”
Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko maka
sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian
yang berhubungan dengan kesakitan.
Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :
1. Hasil studi Cross Sectional.
2. Observasi / pengamatan lapang / klinik.
3. Data sekunder.
4. Kasus-kasus akut / epidemi.
Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol
1. Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan populasi penelitian.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 20/23
20
3. Menetapkan teknik dan besar sampel.
4. Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data sekunder.
5. Analisis data
Penelitian Kohort (Cohort)
Pada penelitian Kohort dilakukan perbandingan antara kelompok terpapar dengan
kelompok tidak terpapar kemudian dilihat akibat yang ditimbulkannya. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau “period time approach”
Karena faktor risiko diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin diketahui adalah efeknya,
maka penelitian ini disebut penelitian prospektif yaitu mengikuti perkembangan faktor risiko
sampai terjadi suatu efek tertentu yang berhubungan dengan kesakitan.
Langkah-langkah Penelitian Kohort
1. Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan polulasi penelitian dan sampel.
3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko sampai
terjadi suatu efek.
Bentuk instrumen pengukuran :
- Form kuesioner.
- Form observasi klinik.
- Form observasi non klinik.
4. Analisis data
Keuntungan penelitian kohort
1. Dapat menyusun kriteria / batasan pada responden yang akan dipelajari.
2. Dapat melakukan pengamatan terhadap kemungkinan timbulnya fenomena / insidence
selama perjalanan waktu sampai timbulnay efek.
3. Hasil yang diperoleh dapat lebih dipercaya.
4. Dapat lebih mengungkap hubungan sebab akibat antara faktor risiko dengan efek.
Kendala :
1. Membutuhkan waktu yang lama.
2. Membutuhkan biaya yang besar.
3. Membutuhkan ketelitian pengamatan selama perjalanan waktu faktor risiko menjadi
efek.
4. Kemungkinan gagal tinggi karena sampel drop.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 21/23
21
Penelitian eksperimental / intervensi
Ialah penelitian epidemiologi analitik yang membandingkan data dari kelompok yang
diberi perlakuan dengan kelompok yang sama yang tidak diberi perlakuan atau
membandingkan data satu kelompok sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap
masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek
perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara induvidual maupun kelompok. Dalam kaitan
fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk
mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek
(penyakit atau status kesehatan tertentu). 6,8
Tabel 1 Perbandingan tiga desain studi observasional7
Kriteria Studi potong-lintang Studi kasus-kontrol Studi kohor
Desain pemilihansampel
Sampel random, bisa juga
sampel terpisah, yaitu fixed
disease sampling, atau fixed
exposure sampling
Sampel terpisah
untuk kasus dan
kontrol (fixed-
disease sampling)
Sampel terpisah
untuk terpapar dan
tak terpapar (fixed-
exposure sampling)
Arah
pengusutan
Non-directional, satu titik
waktu
Retrospektif Prospektif / follow-
up selama periode
waktu tertentu
Kronologi pengumpulandata
Data historis maupun
data sewaktu
Data historis maupun
data sewaktu
Data historis mau-
pun data sewaktu
Kualitas bukti
kausasi
Hanya hubungan antara
penyakit dan faktor risiko
Kausalitas awal Kausalitas dengan
bukti sekuensitemporal
Ukuran risiko Prevalensi (P) sebagai
pengganti risiko
Odds sebagai
pengganti risiko
Insidensi (R, Risiko),
Incidence Rate (IR)
PerbandinganrisikoStudi potong-lintang
Prevalence Ratio (PR),
Prevalence Odds Ratio
(POR) sebagai pengganti
Rasio Risiko
Odds Ratio (OR)
sebagai pengganti
Rasio Risiko
Rasio Risiko (RR),
Icidence Rate Ratio
(IRR), Odds Ratio
(OR)
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 22/23
22
IX. Uji Hipotesis dengan statistik
Berdasarkan sifat data, tehnik, analisis data dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Tehnik analisis kualitatif
Seperti disebut diatas bahwa untuk data kualitatif dilakukan dengan tehnik analisis
kualitatif. Dan tehnik ini digunakan proses berpikir induktif artinya artinya dalam
pengujian hipotesis-hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul. Proses berpikir
induktif dimulai dan keputusan-keputusan khusus (data yang terkumpul) kemudian
diambil kesimpulan secara umum. Tehnik ini biasanya digunakan untuk menganalisis
data yang diperoleh dari metode observasi, wawancara tak terstruktur (wawancara
mendalam) dan diskusi kelompok.
2. Tehnik analisis kuantitatf
Tehnik ini juga disebut tehnik Statisitik, yang digunakan untuk mengolah data yang
berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konversi dari data
kualitatif. Tehnik analisis ini lebih banyak digunakan dalam penelitian, karena lebih tepat
dibandingkan dengan tehnik analisis kualitatif.8
X. Pengujian hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, untuk menguji hipotesis-hipotesisnya digunakan
rumusan hipotesis nol atau hipotesis statistik. Dalam metode statistik pengujian ini dilakukan
dengan berbagai uji statistik atau rumus sesuai dengan masalah atau metode yang digunakan.
Berdasarkan hasil pengujian (perhitungan statistik) tersebut hipotesis diterima atau ditolak.
Hipotesis nol dirumuskan, dalam kalimat “tidak ada perbedaan” atau tidak ada hubungan”
misalnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita dalam menderita penyakit jantung.
Apabila hipotesis ini diterima, memang jumlah kasus penyakit jantung pada kaum pria dan
wanita sama saja, tetapi apabila hipotesis ditolak berarti jumlah penderita penyakit jantung
pada kaum pria dan wanita berbeda.
7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear
http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 23/23
Daftar Pustaka
1. Manuaba IBG, Chandranita IA. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 2007.h 29, 90.
2. Santoso S, Ranti AL. Kesehatan dan gizi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta; 2002. h. 72-
81.
3. Saifudin, Bahri A. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2002. H 281.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka, 2006. H 451
5. Sigarlaki H.J.O F. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Cv.Informedika,
Jakarta 2003; hal 42-172, 194-257
6. Budiarto E, Anggraeni D. pengantar epidemielogi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2003
7. Budiarto E. Metodologi peneletian sebuah pengantar. Jakarta: EGC; 2003. H 13-145
8. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. h.144-50.