7/31/2019 Backpacker Borneo Book
1/17
r
Wakatobi
Foto and Text by Indra Setiawan
EDITION
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
2/17
SALAM RANSEL..Akhirnya memberanikan diri untuk menerbitkan buku tentang
perjalanan ke WAKATOBI, walau hanya dalam bentuk ebook karena belum
bisa menerbitkan dalam bentuk Buku cetak, ditambah lagi dengan tulisan
yang tidak tidak berkarakter sehingga mungkin tak ada penerbit yang mau
menerbitkannya. Selain itu juga mendukung gerakan Go Green dalampenggunaan tekhnologi dan tidak lagi menggunakan kertas.
Tujuan menerbitkan dalam bentuk ebook supaya memudahkan
teman-teman yang butuh petunjuk untuk menuju Wakatobi daripada bolak-
balik harus membuka blog. Semoga kedepannya tetap konsisten dalam
menerbitkan jurnal perjalanan dalam bentuk ebook seperti ini.
Foto serta Tulisan di dalam buku ini merupakan hasil karya saya
sendiri, namun mohon dimaafkan karena dokumentasi underwater yang
sangat kurang karena hanya bermodalkan camera pocket yang dibungkus
plastic. Dukungan serta saran dan kritik teman-teman pembaca sangat
diperlukan untuk kelanjutan project ebook Backpacker Borneo ini.
Salam,
Indra Setiawan
PrakataPrakata
ontact :ontact :ebook:
packer Borneo
aituh
:
.backpackerborneo.com
l:
behai@
gmail.com
Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada sem
pihan yang telah membatu perjalanan saya ke Wakatobi hingga pu
kerumah dengan selamat.
Khususnya kepada Allah SWT., Kedua orang Tua saya, Adik-adikku
dan Indah, Lilik, Adit, Teman-teman Banjarmasin Traveler, Willy, Pa
supir Pick Up, Teman-teman Makassar Backpacker khususnya Bang
Ridho, Awi, Fatih dll, Yusuf Solo, Anggota MAPATEK UNIDAYAN ; M
Anton, Talud, dan Delon, La Anton di Wanci, Keluarga Pak Bakhtiar
dan Kawan-kawan, Wallace Operation crew; Pak Jufri, Maliani, dan
Raya, dan travelmate satu malam Delila.
Thanks To:
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
3/17
Taman Nasional Wakatobi memiliki luas area sekitar 1.39 juta ha.
Taman tersebut terdiri dari empat pulau besar, yaitu: Wangi-wangi,
Kaledupa, Tomia, dan Binongko yang berada di Kabupaten Wakatobi,
Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 1994, beberapa orang yang tergabung dalam tim IPB
melakukan survei di Wakatobi. Dari hasil survei yang mereka lakukan
tersebut terungkap, bahwa di Wakatobi terdapat beranekaragam kekayaan
alam bawah laut, seperti terumbu karang dan aneka binatang laut. Karena
memiliki kekayaan alam bawah laut, kawasan tersebut menyajikan
panorama bawah laut yang begitu menawan dan sangat bagus sebagai
tempat kegiatan menyelam.
Setelah mempelajari dengan seksama hasil temuan tim IPB,
Menteri Kehutanan pada tahun 1996 mengeluarkan surat keputusan
No.393/Kpts-V/1996 yang menetapkan Wakatobi sebagai taman nasional.
Taman Nasional Wakatobi begitu istimewa untuk dikunjungi. Di
taman ini terdapat panorama keindahan alam bawah laut. Gugusan
terumbu karang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang
terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Adapun jenis
karang tersebut adalah Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora
profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis,
Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia
glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton
throchelliophorum, dan Sinularia spp. Di beberapa tempat di sepanjang
karang, terdapat beberapa gua bawah laut yang menambah pesona Taman
Nasional Wakatobi.
Di samping keindahan tempayan (Caretta), dan peny
yang disajikan oleh beraneka lekang (Lepidochelys olivacea
ragam terumbu karang, taman Berbagai jenis burung la
tersebut juga memiliki 93 melengkapi keindahan Taman
spesies ikan yang berwarna Nasional Wakatobi, seperti:
warni. Adapun jenis ikan angsa-batu coklat (Sula
tersebut di antaranya adalah: leucogaster plotus) dan cerek
argus bintik (Cephalopholus melayu (Charadrius peronii).
argus), takhasang (Naso Beraneka jenis burung tersebu
unicornis), pogo-pogo dapat dilihat dari dekat ketika
(Balistoides viridescens), berkumpul di pulau maupun
napoleon (Cheilinus undulatus), tatkala terbang meliuk-liuk
ikan merah (Lutjanus mengikuti nyanyian irama alam
biguttatus), baronang (Siganus dan sesekali menukik ke laut
guttatus), Amphiprion untuk berburu ikan.
melanopus, Chaetodon Bagi para wisatawan yan
specullum, Chelmon rostratus, menyukai keindahan alam
Heniochus acuminatus, Lutjanus bawah laut dapat melakukan
monostigma, Caesio caerularea beberapa kegiatan di Taman
Selain itu, dapat juga Nasional Wakatobi, seperti
dijumpai raja udang erasia menyelam, snorkeling dan
(Alcedo atthis) dan tiga jenis berenang untuk melihat
penyu yang sering bertelur di gugusan terumbu karang yang
Taman Nasional Wakatobi, indah dan warna warni ikan
seperti: penyu sisik yang sedang menari.
(Eretmochelys imbricata), penyu
Taman Nasional
WAKATOBIWakatobi adalah nama Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, Wakatobi sendiri
singkatan dari nama empat pulau utama yaitu Wa dari Wangi-wangi, Ka dariKaledupa, To dari Tomia, dan Bi dari Binongko.
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
4/17
Angkot jurusan Hulu Sungai serbaguna itu, anggap saja seb
namun mereka tidak ikut karena terlalu kenang-kenangan kepada petugas tad
dekat ke bandara sedangkan mereka ingin Mendarat di salah satu Ban
me mu at pa nu mp an g ja uh ya ng termodern di Indonesia untuk per
membayar lebih mahal. kalinya saya disambut oleh kerum
Di depan kami saya melihat ojek dan supir taksi, namun de
seorang bapak yang sedang menutup tampang sok tau dan cuek saya men
barang-barang di bak terbukanya dengan mereka semua walaupun baru pertam
terpal,insting backpacker jalan, sayapun Makassar dan berjalan dengan in
mendekat dan bertanya, ternyata kami menuju Bus Damri tujuan pusat
sea rah dan unt ung nya bap ak ini sesuai petujuk teman saya Awi yang
mengijinkan saya untuk ikut bersamanya menjemput saya di Maksassar.
b ah ka n d en ga n se n an g h at i Turun di pemberhentianmen gant ark an saya sam pai dep an Damri yang terakhir di depan RRI ter
bandara. Awi sudah menuggu dan kita lang
Tiba di pintu masuk bandara jam meluncur ke Mabes Makassar Backpa
saya sudah menujukan pukul 13.30, Di sana ternyata banyak anggota MB
sedangkan di tiket pesawat dijadwalkan sedang ngumpul, walau habis ken
berangkat pukul 13.40. Sayapun lari-lari saya langsung lupa namanyahe, ma
menuju counter check in yang sudah ada saya punya sejenis sindrom susah u
tulisan Close di atas mejanya.Dan mengingat nama ketika langsung ken
untungnya saya tetap dilayani sebagai dengan banyak orang, kecuali nam
p e n u m p a n g t e r a k h i r y a n g agak beda daripada yang lain.
ditunggu.(mungkin karena kegantengan Dan untungnya empunya ru
saya..Hweek) Bang Ridho mengij inkan saya u
Ketika mengantri di pintu masuk beristirahat di sana.
waiting room terdengar di pengeras suara
bahwa pesawat Merpati dari Makassar
baru mendarat, itu artinya saya masih
punya waktu luang untuk sekedar
bernafas lega. Namun ketika melewati pos
penjagaan ransel saya yang telah
melewati pemeriksaan X-ray diambil oleh
petugasnya dan saya disuruh untuk
mengeluarkan pisau serba guna yang ada
di dalam ransel.
Setelah dikeluarkan akhirnya
b a p a k n y a m e n g i j i n k a n u n t u k
membawanya namun harus dimasukan ke
dalam bagasi dan di segel. Karena malas
turun akhirnya saya tinggalkan saja pisau
Let it Flow..akhirnya kalimat itu setelah menempuh perjalanan 15 jam
menja di kalim at pamun gkas untu k dari Kalimantan tengah sayapun langsung
perjalanan ini, karena walaupun berburu tiket termurah menujubeberapa bulan sebelumnya saya sudah Makassar, wa laupun dapat nya agak
mencari-cari info tentan g Wakatobi mahal juga, sedangkan tiket menuju Bau-
namun akhirnya sampai menjelang hari H bau masih sangat mahal sehingga saya
itenerary tidak tersusun dengan baik dan putuskan untuk membelinya di Makassar.
akhirnya saya biarkan mengalir apa Pukul satu siang saya menuju
adanya, membiarkan langkah membawa Bandara dengan diantarkan oleh
saya ke wakatobi. sahabat saya Willy, namun ternyata di
Sehari sebelum keberangkatan t e n g a h j a l a n h u j a n d e r a s
hanya tiket dari Bus dari Puruk Cahu ke menghadang sedangkan kita tidak
Banjarmasin yang ada di tangan, m e m bawa Jas H ujan, ne kad
selebihnya belum dibeli karena ada menerobos hujan artinya basah
masalah dengan KeyBCA saya dan mau kuyup.
beli di agen perjalananpun terlalu mahal. Akhirnya kita berhenti di tepi jalan
Begitu sampai di Banjarmasin dan saya coba untuk menghentikan-
www.backpackerbornewww.backpackerborneo.com
CATPERCatatan Perjalanan
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
5/17
Sambil manikmati Coto Makassar sekitar 10 menit untuk berfikir se
saya kembali merumuskan plan C, dan pukul 8, pilih ke terminal dan langsu
akhirnya Kepulauan Selayar menjadi tujuan Bus ke Benteng atau beli tiket ke Bau
saya, kali aja rezeki bisa langsung ke taman Deal, itu kata-kata yang t
Laut TAKABONERATE yang susah di jangkau sambil menjabat tangan Yusuf da
karena tidak adanya transfortasi umum ke menuntunya untuk bertanggung
sana. dengan membelikan tiket lewat in
Langsung browsing-browsing di hee..baru uangnya saya ganti
HP untuk cari-cari info apa yang bisa transfer ke rekeningnya.Namun say
dilakukan di sana, untungnya ketika harus menginap semalam lagi di M
kembali ke Mabes ketemu dengan Yusuf Karen penerbangan saya di besok h
dari Solo yang baru datang dari Wakatobi Lumayan ada waktu untuk beristihat
dan punya banyak info tentang Selayar, menikmati kota Makassar.
bahkan memberikan kontak Bang Acca di Kota yang sempat membu
Selayar. bingung antara Ujung Pandang
Unt uk men uj u Sel aya r dar i Makassar yang ternyata adalah ko
Makassar bisa dengan Bus langsung ke sama, sempat berganti penyeb
Pulau Selayar (Benteng), berangkat pukul 8 berubah menjadi Ujung Pandang
pagi dari terminal. Namun ketika minum- kembali ke nama asalnya yaitu Ma
minum di depan rumah cerita-ceri ta Yang pastinya setelah saya liat di
denganyusuf dan dia melihat harga tiket di dinding rumahnya Bang Ridho nam
internet yang ternyata cukup murah, Pandang dan Makassar adalah nam
apalagi pulangnya malahan lebih murah. kecamatan yang ada di Kota Ma
Hasilnya sayapun kembali memikirkan plan
A yang pertama dan hanya punya waktu
Selanjutnya kita langsung mencari tiket untuk ke Bau-bau, namun ternyat
besok harinya sudah dari Lion, Merpati sampai Express Airsudah luder karena keb
berbarengan dengan long weekand. Untuk besuk lusa masih ada beberapa seat
mahalnya bukan main, saya coba mencari alternative lain yaitu dengan kapal laut te
jadwalnya masih 2 hari baru berangkat, kalau di dihitung-hitung kalau naik kapa
ada dua hari di Wakatobi, plan B di skip..
www.backpackerbounset di Pantai Losari
Touchdown Pulau sulawesi
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
6/17
Stigma negative yang selalu saya Sands Bay di Singapura . Namun yang
di televisi yang selalu rusuh dan tawuran membuat saya heran pilkada masih tahun
k saya temui, yang saya temui di sana depan namun atribut kampanye sudah
yalah wajah-wajah ramah dan b aik bertebaran di mana-mana.
tangan saya di Kota ini. Katan ya bel um afdol ke Kota
Sebagai salah satu kota Besar yang Makassar kalau belum ke Pantai Losari, pantai
di bagian timur Indonesia yang tak yang tidak ada pantainya itu tidak pernah
ndarkan adalah kemacetan walaupun sepi.Dengan ciri khas tulisan Pantai Losari
separah kota Jakarta, dari Bandara yang sering dijadikan lokasi foto ini paling
uju pusat kota ditempuh hampir dua jam tepa t diku njun gi di sore hari samb il
na kedatangan di sore hari bertepatan men ikm ati mat aha ri ter ben am. Saya
gan jam pulang kerja. bersama Yusuf menghabiskan waktu di Pantai
Kemajuan kota ini bisa dilihat dari Losari sambil menikmati Pisang Epe, pisang
ung-gedungnya yang menjulang tinggi, yang dibuat gepeng kemudian dibakar danh satunya gedung yang menurut saya dicampur perti, susu, keju, coklat dan original
n adalah Wisma Kalla, mirip Marina tanpa apa-apa.
Perjalanan menuju Bandara lebih
at dari pertama kali datang karena
sung lewat jalan tol, tidak melewati titik
acetan seperti sebelumnya.Pesawat
g saya naiki menuju kota Bau-bau di Pulau
on, Sulawesi Tenggara adalah pesawat
s PK-MZP MA 60 dengan kapasitas 54
umpang.
ini pengalaman pertama kalinya saya
aiki pesawat baling baling sehingga saya
k excited tentang penerbangan kali ini dan
gaja memesan kursi di samping jendela,
un saya kurang beruntung karena
alang oleh baling-baling yang berputar
gan kencang, agak ngeri juga nelihatnya
au sambil mengingat Fi lm Final
tination.
Begitu meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin pemandangan perbuki
cantik terhampar di bawah, saya kira itulah perbukitan Karst di Maros katanya le
ukurannya terbesar nomor dua di Dunia.Pemandangan selanjutnya hanyalah
gunung yang tak lama kemudian berganti dengan birunya laut dan pulau-pulau kecil.
Ketika landing adalah saat-saat yang paling mendebarkan apalagi ketika
roda yang di bawah sayap untuk pertama kalinya menyentuh tanah, goncan
getarannya sangat terasa, saya tidak dapat bayangkan bagaimana kalau suspensi
keras atau tidak berfungsi.
Kota Bau-Bau yang berada di Pulau Buton berada di tepi laut, dengan kont
ur kota yang berbukit-bukit, bahkan saya lihat tanahnya banyak yang be
dan kemungkinan dulunya tempat ini berada di bawah laut, di Bau-bau saya dijem
teman yang diperkenalkan oleh Fatih dari Makassar, namanya Minus, anggota Mapa
Universitas Dayanu Ikhsanuddin dan sayapun dibawa ke secretariat Mapala mereka.Di Bau-bau saya tidak menginap karena Kapal menuju Wakatobi be
malam hari, sebelum berangkat sore harinya kita bersantai di Pantai Nirwana, sa
pantai yang menjadi objek wisata di kota Bau-bau yang sebenarnya tidak memiliki
laut. Menjelang malam kita langsung menuju pelabuhan dan ternyata malam itu t
Kapal yang langsung ke Tomia sehingga saya harus neik Kapal yang menuju Wanci ke
di wanci barulah naik kapal lagi menuju Tomia. Karena waktu keberangkatan masih
jadi kita sempatkan untuk mencari makan dan bersantai sejenak di alun-alun kota y
patung kepala naga sedangkan ekornya berada di atas bukit di depan kantor Walikota
Di dalam kapal kita mendapat nomor kasur kecil untuk kita merebah
kalau lambat bisa saja kehabisan kasur dan harus ngesot di lantai selama terombang
di lautan.Pukul 9 lebih sedikit Kapal akhirnya melepaskan tambatan dari derma
perjalanan panjang selama satu malam menuju Wakatobipun dimulai.Dan saya
untuk memejamkan mata dan beristirahat karena memang tidak ada yang bisa d
malam hari di atas kapal di laut.
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
7/17
Pulang Melaut, Pantai Nirwana (Bau-ba
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
8/17
Tak ada sunrise di kapal karena pasti banyak nyamuk. Hal menakjubkan Perkampungan suku Bajo di Dan tujuan saya selanjutnya
angit tertutup oleh mendung tebal, ketika pertama yang saya temui di Wakatobi. Wanci sudah menyatu dengan daratan, adalah Pulau Tomia, setelah bertanya
merapat di dermaga wanci saya pun Setelah mandi kita pun menikmati teh dan termasuk yang terbesar juga. yang mana kapal yang berangkat kes
angsung menghubungi Anton, teman di panas di dermaga di depannya rumah Mendekati pukul 8 saya diantar sayapun langsung naik untuk meleta
wanci yang dikenalkan oleh teman-teman Anton sambil mendengarkan cerita wanci menuju Pelabuhan Mola bersama adik tempat dan keluar lagi, ternyata saya
di Bau-bau. Tak lamapun dia datang dan dari teman baru saya ini. perempuan dan tunangannya, diberikan Nasi bambu yang banyak d
ita langsung menuju rumahnya yang juga Tak jauh terlihat perkampungan sebelumnya kita mampir di pasar yang di sini, katanya sebagai bekal untuk
berada di tepi laut. suku Bajo berada di atas laut dan sesekali saya manfaatkan untuk membeli handuk dikapal atau oleh-oleh untuk orang T
Desain rumah yang dibangun di mereka lewat dengan perahu atapun yang ketinggalan. Pelabuhan sudah di padahal saya sendiri tidak tau siapa y
tas laut dan dengan lantai bambu yang ketinting mereka, bahkan ketiga 17 sibukan dengan berbagai aktifitas, bnyak akan di temui di sana.
arang-jarang sehingga kita bisa mancing agustusan ada lomba balap perahu kapal kayu yang bersandar, ada yang
dari dalam kamar, entah bagaimana kalau ketinting, tak terbayangkan bagaimana menuju Keledupa, Tomia maupun
umah seperti ini dibangun di Kalimantan, keseruannya. Binongko.
erjalanan dari Bau-bau ke
Pulau Wangi-wangi di
Ptempuh sekitar 10 jam,
makanya kapal yang menuju
Wakatobi rata-rata berangkat dari
Pulau Buton di malam hari sehingga
sampai di tujuan di pagi hari. Di
kapal kita dapat tempat tidur
matras) sesuai dengan no di tiket
kita, dan sialnya saya dapat di
tengah-tengan diantara dua
perempuan sehingga jadi kuarang
bebas bergerak dan memilih
membenamkan diri didalam
sleeping bag karena tak ada yang
bisa dilihat di malam hari di tengan
autan.
enyususuriIndahnya
Tomia
www.backpackerborne1 www.backpackerborneo.com
Desain rumah yang dibangu
atas laut dan dengan lantai ba
yang jarang-ja
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
9/17
Perjalanan menuju Tomia sini mereka juga menggunakan
sekitar 4 jam dengan Kapal kayu, helm ketika berkendara namun
namun ternyata kali ini gelombang helmnya masih helm Kerupuk yang
cukup besar sehingga goncangan sudah dilarang karena tidak sesuai
kapal sangat terasa, bahkan air laut dengan SNI.
seting memercik ke dalam kapal, Melewati kampung-
namun saya pernah merasakan kampung kecil di Tomia mengarah
yang lebih besar di Pulau Komodo. ke bagian sebelah pulau dengan
Di kapal ini saya tidak melewati bagian tengahnya tampak
kebagian tempat tidur dan rumah-rumah khas penduduk desa
kapalnya jauh lebih kecil daripada yang berbentuk rumah panggung
kapal dari Bau-bau yang saya naiki dan dibagian bawah tiang utama
kemaren, saya memilih duduk di rumahnya diganjal dengan batu.
bagian depan kapal sambil melihat- Ada juga benteng di bagian
lihat pemandangan. atas bukit kemudian tak lama kita
Di kapal saya berbincang- sampai di tujuan kita yaitu Puncak
bincang dengan para penumpang Kahiangan, salah satu tempat
lainya bahkan saya ditawari untuk syuting film Mirror Never Lies.
menginap di rumah seorang bapak Tempat ini berbentuk
Kepala Sekolah. seperti padang savanna namun
Akhirnya penderitaan pun dengan dasar yang tampaknya
berakhir, kapal kitapun merapat di seperti karang, bahkan di dekat
Pulau Tomia tepatnya di pelabuhan sebuah tambang kapur saya
Waha, ada dua pelabuhan di Tomia menemukan batu yang seperti
yang yaitu pelabuhan Usukuu dan bekas kerang besar.
Waha tempat kita merapat Di kejauhan kita bisa
sekarang. melihat pulau Tolandona dan
Dengan dijemput anaknya pulau-pulau kecil lainnya.
Pak Bakhtiar kita menuju rumahnya Sebenarnya tempat ini adalah
yang ternyata tidak begitu jauh dari tempat yang puas untuk menanti
pelabuhan. sunset, namun karena di barat saya
Setelah makan sayapun lihat tetutup oleh awan tebal dan
segera beristirahat, ketika matahari tidak tampak sehingga
berbaring di atas serasa masih saya memutuskan untuk
bergoyang-goyang di atas kapal. melanjutkan perjalanan, di tambah
Sore harinya saya ditemani lagi ada orang gila yang lagi
Maman, anaknya Pak Bakhtiar nongkrong di situ dan katanya dia
berkeliling Pulau Tomia, uniknya di sering mengganggu orang.
Turun dari puncak Kahiangan ternyata kita langsung sampai di desa Us
kota kecamatan Tomia Timur. Desa Usuuku juga lumayan ramai dan rumah-ruma
tersusun dengan rapi, hanya sayang jalannya saja yang agak rusak.
Ketika mendekati Waha di dekat sebuah tugu entah tugu apa saya juga
faham saya mengajak Maman untuk berhenti karena keliatannya dari sini pemankea rah laut terlihat luas dan pas kea rah matahari terbenam. Ketika sedang foto-
dua orang gadis yang lewat dan langsung meyapa Ka Indra ya??.
Ternyata sangkaan saya tidak salah dia adalah Ningsing yang pernah sa
ketika bertanya-tanya tentang Tomia, saya kenal dia dari teman-teman yang sebe
ke Tomia.Karena sudah sore sayapun hanya mampir di depan rumahnya dan ngo
sebentar dengan ibunya.
Di pagi hari pertaman di Tomia saya agak terlambat, namun tetetap sa
menuju pantai yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah, matahari sudah mula
meninggi sehingga moment sunrise hari terlewatkan, namun kesibukan nelayan y
baru datang melaut membuat saya penasaran untuk mendekat.
Tampak ikan-ikan masih melekat di jaring mereka dan satu persatu dil
ternyata mereka baru berangkat melaut pukul 4 subuh, hanya sekitar 2 jam mela
sebanyak itu tangkapan mereka, apalagi kalau selama satu malam penuh,. Ini
menunjukan betapa kayanya lautan Wakatobi.
www.backpackerborneo
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
10/17
Ketika pulang saya singgah di snorkeling apalagi kalau dinikmati
tetangga rumah ngobrol dengan ibu-ibu dengan Diving katanya lebih indah lyang sedang santai, tak lama salah satu Tak jauh dari Marimabuk juga ada smengambilkan Kelapa muda yang ada
snorkeling lain yang yang tak kalahdepan rumah dan langsung dibelahkan
indah, karang di sini rata-rata berjenuntuk saya, ketika saya coba untuk
karang lunak yang berwarna-warnimembelah sendiri ternyata taksehingga membuat waktu di dalam semudah ibu tadi, berkali-kali barumenjadi tidak terasa dan ikanyapuntembus, tak seperti ibu tadi Cuma
sekali tebas langsung tembus, saya jadi sangat banyak ragamnya.
malu sendiri. Kemudian kita melanjutkan
tempat selanjurnya yaitu Pulau
Onemobaa, di sinilah ada Wakatobi
Dive Resort milik bule dari Swiss yan
dibayarnya dengan dollar, bahkan d
tripnya selamay 3 hari saya dengan
sampai 40 juta per orang.
Tak sembarangan orang loc
yang boleh masuk ke sini, sungguh i
di negeri sendiri sampai sekarang m
ada penjajahan dalam bentuk lain.
Tak jauh dari resort ini ada
sebuah bangunan yang takpak sepe
villa namun tidak terurus, katanya
punya pemda.
Bahkan sampai pantai dan l
di depannya beri pembatas dengan
pelampung, katanya kalau ada yangmasuk atau mendekat akan diteriak
sama securitinya.
Namun kita tak kalah akal, k
mulai snorkeling dari agak jauh
kemudian mengikuti arus laut samp
Waktunya untuk nyebur ke dekar resort. Sebelumnya terlihat
Laut, dengan kentintingnya Pak beberapa bule yang sedang masuk
Bakhtiar kita menuju spot snorkeling keluat untuk diving dan langsung
yang pertama yaitu yang bernama ditinggalkan oleh speedboatnya
Marimabuk, mungkin dinamakan kembali.
Marimabuk karena tempat ini memang .
bikin mabuk dengan keindahan
terumbu karangnya, itu Cuma dengan
Ketika saya melanjutkan Pak Ade ini juga yang menemani
perjalanan mnyusuri pantai ternyata rombongannya Yusuf di Wakatobi. Saya
ada Pak Bakhtiar yang sedang juga ditawarai untuk diving dengan
membersihkan body ketintingnya, harga Rp. 350.000, sebenarnya saya
ternyata persiapan nanti siang untuk ingin sekali namun karena sudah siang
mengantar saya keliling dan snorkeling, dan sudah ada janji dengan Pak
asyeeeek. Bakhtiar terpaksa saya tolak.
Sayapun langsung membantu, Beliau juga menyewakan kapal
ternyata untuk menghilangkan lumut untuk explore pulau-pulau kecil di
yang menempel dibagian bawah cukup sekitar Pulau Tomia, seperti Pulau Ndaa
dilumuri dengan iar aki kemudian yang sangat cantik dengan pasir
cukup diusap dengan kain maka lumut- putihnya.
lumut tersebut langsung lepas dengan
mudahnya.
Selesai membersihkan Body
kitapun balik ke rumah untuk sarapan.
Oh ya di Wakatobi orang-orang
menyebut kapal kecil baik yang
bermesin ataupun tidak dengan
sebutan Body, ada juga yang yang
bermesin disebut dengan ketinting.
Karena kita berangkat setelah
Pak Bakhtiar pulang dari sekolah
sayapun memanfaatkan waktu untuk
berjalan-jalan di sekitar kampung.
Penduduk Tomia ramah-ramah, ketika
saya lewat senyuman mereka selalutersungging, walau di pagi hari yang
banyak terlihat para ibu-ibu.
Sampai di pelabuhan ternyata
pelabuhan lagi ramai-ramainya, ada
dua kapal yang akan merapat yaitu dari
Bau-bau dan Keledupa.
Dari pelabuhan saya menyusuri
bagian pinggir laut, ketika di sebuah
pondok di pinggir pantai saya berhenti Dari beliau juga saya tau spot-
dan ngobrol dengan seorang bapak spot terumbu karang di sekitar Pulau
yang ternyata punya dive centre yang tomia yang hampir 50 Dive Spot, yang
beru dibangun dan masih belum punya tak akan cukup dijelajahi selama satu
nama, semakin lama ngobrol ternyata minggu, katika mau balik saya dipinjami
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
11/17
Rasanya belum puas berada di Malam terakhir di Tomia saya menuju Pulau Keledupa. Setelah berpamitan
awah air namun kita sudah dekat dengan duduk di depan rumah sambil ngobril dengan dengan keluarga Pak Bakhtiar saya berjalan
ermaga Wakatobi dive Resort, kitapun segera Pak Bakhtiar dan banyak belajar dari beliau, kaki menuju pelabuhan.
aik ke perahu dan kembali karena tak terasa tak lupa juga saya memotocopy Peta Dive Spot Sambil menunggu kapal berangkat
matahari sudah hampir pulang ke yang diberikan Pak Ade tadi, ketika di tempat saya bermain-main dengan anak-anak yag
eraduannya. fotocopy yang punya menegur saya sedang mandi di Pelabuhan Wakatobi, mereka
Di perjalanan pulang saya mencoba Backpacker dari mana?, mungkin melihat sangat senang ketika saya foto sambil loncat
ntuk menyetir Ketinting yang kita naiki, kaos BPI yang saya pakai. ke laut, cara mereka memperkenalkan diripun
arena dulu waktu masih SMP kita juga punya Ternyata dia juga punya keinginan mirip seperti cara perkenalan Si Bolang,
ang sejenis ini disaat akses jalan di Kalteng untuk jalan-jalan ala backpacker namun bahkan ketika kapal saya berangkat mereka
masih belum bagus, dan sungai barito karena sudah berkeluarga jadi tidak bisa tak henti-hentinya melambaikan tangan
merupakan jalan raya bagi kapal-kapal. melaksanakan keinginannya itu. kepada saya.
Matahari terbenam menjadi Tak terasa ini hari terakhir saya di
ackground perjalanan pulang kita, namun Tomia, pagi-pagi saya ke pelabuhan untuk
ita harus mencari jalan yang lebih dalam bertanya jam berapa Kapal berangkat dan
arena laut sudah mulai surut. Di pantai ternyata kapal yang berangkat adalah kapal
itapun tidak bisa sandar di tempat kita yang saya tumpangi ketika berangkat
ebelumnya dan hanya sampai pantai yang kemaren.
gak jauh yang penuh lanun dan menyeret Tujuan saya Selanjutnya adalah
ody sambil berjalan terlebih dahulu. Pulau Hoga, namun saya harus terlebih dahulu
7 www.backpackerborneo.com
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
12/17
Pulau HogaTempatnya Pencari Ketenanga
ari Tomia menuju Pulau Keledupa dit
sekitar 2 jam, dan kapal ini tidak singDpelabuhan hanya melambat dan bagyang ingin turun terlebih dahulu naik Body (Ka
ke dermaga dengan bayar Rp. 10.000, ada tiga
yang turun dari kapal ini,saya sorang bapak da
Pelabuhan tempat kita turun ini berb
dengan tempat pelabuhan penyebrangan ke P
Hoga, saya terlebih dahulu naik ojek ke sana d
untungnya ketika sampai di pelabuhan ada ya
mengantar orang dan sayapun ikut dia.
Namanya Ulan, kita mengobrol bany
perjalanan dan saya dibawa berkelling-kelilingKeledupa, bahkan ketika tau saya ingin ke Pula
saya dibawa ke kampungnya dan mencarikan
dengan teman-temannya.
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
13/17
dengan layar kecilnya,bahkan ada juga
yang kapalnya terbalik di tengah laut
namun cepat mereka berbalik lagi naik
dan membuang airnya, sungguh hebat
suku penjelajah samudra ini, kalau ada
waktu saya ingin lebih dekat menjelajah
di kampung mereka.
Kampung Lefuto namanya, Dermaga dan pasir putih Pulau
sambil menunggu temannya yang Hoga menyambut kedatangan kami,
punya kapal saya bersantai dengan karena ujung dermaga masih terlalu
teman-temannya di desa ini, banyak tinggi akhirnya kamipun langsung
daging kelapa yang dijemur di jalan mendaratkan kapal kita di pasir, Pantai
yang nantinya akan diolah menjadi di Hoga berpasir putih yang tidak
Kopra. Selain itu ada juga kolam terlalu luas namun memanjang utara.
kepiting di depan rumah kepala desa Di tepi pantai berjejer gazebo
yang besar-besar. yang dibuat berderet di sepanjang
Ternyata ketika akan pantai yang memang sengaja dibuat
menyebrang teman-temannya juga ikut untuk bersantai di tepi pantai
mengantar saya ke seberang, bahkan menikmati laut dan sunset di sore hari.
mereka membeli Kasuami dan ikan Setelah meletakan barang-
mentah untuk dibakar di Hoga, Asyeek. barang kita di salah satu gazebo kitapun
Menuju Pulau Hoga ditempuh langsung mencari bahan untuk
dengan tidak lebih dari 30 Menit, membakar ikan, untungnya disekitar
sebelumnya kita melewati banyak ranting-ranting dan sabut
perkampungan Suku Bajo yang berada kelapa yang bisa kita pakai.
di tengah laut. Sangat simpel cara mereka
Saya melihat kapal suku bajo membakarnya yaitu setelah dicuci di air
yang tidak bermesin, untuk maju laut ikan tadi diletakan begitu saja
mereka menggunakan tenaga angin diatas api.
Sambil menunggu ikan masak saya ketika dilautan.
berjalan-jalan mengikuti jalan setapak, Selain Ikan bakar tadi ada juga l
ternyata teman kami tadi sudah ada yang tambahan dari rombongan tadi yang
di bagian dalam pulau sedang duduk kebetulan juga makan di samping kita
dengan beberapa orang yang ternyata dan membuat sesi Piknik hari ini
adalah petugas sensus dari Bau-bau, semakin rame denga ocehan ibu-ibu
setelah mendata Perkampungan Bajo itu.Tiga buah Kasuami ternyata masih
mereka mampir untuk piknik ke Pulau tidak bisa kita habiskan karena mema
Hoga. efek kenyangnya yang lebih besar
Akhirnya ikan yang dibakar tadi daripada nasi.
sudah matang, setelah diangkat dari api Ada juga bergabung bersama ka
kemudian dibersihkan ke air laut, dan Traveler dari Flores yang bekerja dika
siap untul disantap. Ternyata dengan dan cewek ini akhirnya menjadi tema
dicuci ke air laut tadi sudah membuat saya satu-satunya di pulai ini setelah
rasa untuk ikan bakar tadi harus mereka pulang, selain bule yang juga
ditambah dengan rempah-rempah lainya, berjumlah 4 orang.Selain itu Cuma st
selain itu ikan segar ini terasa manis staf pengelola tempat ini yang berad
karena memang fresh baru ditangkap bersama kita di Tempat ini.
dari lautan. Dan kasuami merupakan Setelah teman-teman baru saya
teman yang pas bagi ikan bakar tadi pulang sayapun segera menuju kanto
untuk menghilangkan lapar di siang ini. Operation Wallacea untuk mengurus
Kasuami adalah makanan Khas dari tempat tingal saya di Pulau ini, Tak ad
Sulawesi Tenggara, saya temui ini penginapan ataupun hotel di pulau H
sebelumnya di Bau-bau dan kemudian di yang ada hanyalah bangunan-bangun
wakatobi juga termasuk makanan pokok milik penduduk yang dijadikan Home
nelayan ketika mereka melaut, terbuat bagi pengunjung pulau Hoga, satu
dari singkong yang dihaluskan Kasuami bangunan ini bisa ditinggali oleh dua
ternyata memberikan efek kenyang yang orang dengan denga tarfi Rp. 50.000
lebih sehingga pas untuk menemani untuk per orangnya.
1 www.backpackerborneo.com
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
14/17
Sebenarnya saya ingin sekali Setelah melihat kepermukaan Karena air di kamar mandi saya
ving, namun karena waktu yang yang baru saya adar betapa jauhnya saya dari tersisa sedikit jadi aya deberikan kunci
k memungkinkan akhirnya sayapun pantai, dan pelanpelah saya berenang untuk mandi bangunan yang satunya di
gsung Snorkeling menuju pantai dan tidak mengikuti jalur belakang.
.Karena yang bisa mengantarnya saya ketika pertama tadi. Agenda selanjutnya adalah santai,
tempat menginap entah kemana Saya harus berhati-hati karena santai dan santai.Saya menuju tepi pantai
hirnya transel saya titipkan di dapur diantara karang dan pasir banyak bulu untuk bersantai dan menanti matahari
n langsung menu dermaga untuk babi yang berbahaya.Di bagian yang terbenam, teman saya delila juga terlebih
emceburkan diri. sedikit terumbu karangnya banyak dahulu standby d pantai.
Memulai penelusuran dari ujung bertebaran bintang laut yang berwana Namun rupanya langit tidak
rmaga saya berenang agak ketengah biru hingga kecoklatan. terlalu mendukung sore ini, lagi-lagi
enuju balon pelambung yang berada Begitu mendekata pantai serasa matahari tertutup oleh awan.
ak ketengah karena menurut petunjuk berada di padang rumput yang tinggi Malam harinya kita bersantai di
ereka tadi bahwa sopt yang agak bagus ketika saya berena diantara tumbuhan dapur dengan para staf di sini,
sekitar balon yang berwarna orange. lanum yang banyak dibagian tapi pantai. mendengarkan cerita Istri Pak Jufri, Ibu
Terumbu karang dangkal di Hoga Setalah selesai snorkeling barulah Maliani tentang bagaimana mereka orang Pada bulan-bulan Juli Juli-s
nyata sudah banyak yang rusak dan saya kembali dan menuju penginapan, local Dipaksa untuk belajar diving oleh agustus tempat ini akan penuh ses
ak sesuai dengan ekspektasi satu bangunan untuk saya sendiri serasa para perintis tempat ini dan bagaimana pelajar dai Inggris yang belajar ata
ya,mungkin Karena sudah terlalu menyewa cottage, ada dua tempat tidur mereka bisa berkerja sama dengan mengadakan penelitian di sini, ban
nyak orang yang kesini khususnya pada yang dilengkapi kelambu didalamnya masyarakat local, masyarakatlah yang yang berjumlah lebih dari 100 ini
lan Juli-September. karena katanya ketika musimnya banyak punya tempat bangunan-bangunan yang semuanya terisi , bahkan di tepi pan
Menyusuri tepian tebing ke laut nyamuk di pulau ini ada di sini yang kemudian sewanya hampir semuanya ada manusia. Tid
am ternyata sedikit lebih bagus menjadi sumber pemasukan bagi seperti sekarang ini, pulau Hoga se
umbu karangnya yang kebanyak msayarakat. milik kita pribadi.
rkenis keras, dan yang membuat saya Menu makan malam ini ad
kejut ada sejenis bale-bale di ikan segede kipas dengan diteman
dalaman sekitar 10 meter dan sembel yang membuat air mata say
bawahnya masih ada beberapa meleleh. Sekali makan disini memagkatan lagi, saya pikir apa ada yang cukup mahal yaitu Rp. 40.000, kare
rsantai di bawah laut seperti ini memang taka da pilihan lain dan ta
hinggga dibuatkan bale-bale. yang jual makanan ataupun warun
Belakangan saya tau ternyata ini sini.
alah tempat untuk latihan diving. Di sini Jadi disarankan bagi backp
g diadakan pemecahan rekor gembel seperti saya untuk memba
nyelam terbanyak ketika 17 Agustus. makanan dari luar untuk menghem
Meyusuri lebih jauh akhirnya saya budget.Setelah makan kita menuju
mpai ke karang meja yang dimaksut dermaga dan bersantai menikmati
an memang cantik, selain diameternya bintang dilangit, seandainya bersam
ng besar juga berlapis-lapis sehingga dia mungkin lebih romantis, hehe
enambah keindahannya. .
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
15/17
Karena tak menghadap timur
di saya sengaja bangun agak siang,
amun begitu bangun saya langsung ke
apur untuk membuat teh hangat dan
ngsung saya bawa ke tapi pantai sambil
enikmati pagi terakhir di Pulau Hoga.
arena jadwal kapal dari Keledupa
enuju Bau-bau berangkat pagi ini
khirnya saya harus meninggalkan pulau ini sebelum pukul delapan.
Sebelum berangkat tiba-tiba saya dipanggil oleh pak Raya, dia masuk ke
alam ruangannya kemudian keluar membawa sebuah bungkusan plastik dan dia
erkata Ini kenang kenangan dari saya.Ternyata isinya adalah kaos seperti Bir
ntang namun bertuliskan Hoga.
Akhirnya saya harus meninggalkan orang-orang baik dan keindahan Pulau
oga, dengan kapal kecil saya menyebrang langsung menuju pelabuhan Pulau
eledupa.Masih belum puas rasanya dengan Pulau Hoga, saya bertekad suatu saat
arus kesini lagi.
Di pelabuhan Kaledupa kapal kecil kami langsung merapat di kapal tujuan
au-Bau, di Kapal mencari lapak tempat istirahat yang banyak tersedia banyak di
apal yang kosong karena tidak begitu banyak yang berangkat menuju Bau-bau. Tak
pa saya menikmati bungkusan bekal nasi yang diberikan Ibu Maliani ketika akan
erangkat tadi. Dan akhirnya hari ini harus mengucapkan selamat tinggal kepada
epulauan Tukang Besi yang mempesona ini.
www.backpackerborneo.com
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
16/17
ipsMenujuWakatobi
anapun kita, pertama-tama harus menuju Kota Makassar terlebih dahulu
dian ada beberapa pilihan menuju Wakatobi.
tama, dari Makassar naik Pesawat menuju kota Kendari, lalu
anjutkan naik pesawat kecil ke Wanci di Pulau Wangi-Wangi.
ua, dari Makassar naik pesawat menuju Kota Bau-Bau, lalu dilanjutka dengan
kapal penumpang menuju Wanci, Keledupa, Tomia atau Binongko. Untuk
kapai yang melayani Rute Makassar-Kendari/Bau-Bau ada Merpati Air, Lion Air
Express Air. Untuk Merpati dan Lion Air bisa dilihat dan dibeli via Internet
angkan Express Air tidak ada jalur Onlinenya. Tarif sekali terbang dari Rp.
000-700.000 tergantung rezeki waktu membeli..:-)
ga, dari Makassar naik Kapal Laut menuju Bau-Bau baru dilanjutkan ke Pulau-
u di Wakatobi, untuk jadwal kapal Pelni bisa dilihat di Web Resmi Pelni
ww.pelni.co.id), jadwal disini lumayan bisa dipercaya, untuk memastikan jamnya
ditelpon call centre yang ada. Sedangkan kapal penumpang menuju pulau
ngi-wangi, Keledupa, Tomia dan Binongko setiap malam pukul 9 dari Bau-bau.
inya bagi backpacker seperti kita lebih memilih opsi yang termurah, dan
k transportasi antar pulau di WaKaToBi dilayani oleh kapal-kapal
unmpang kecil yang lumayan berasa ketika laut sedang berombak. Sesuai
galaman saya kemaren dari Bau-Bau ke Wanci tarif Kapalnya Rp. 103.000
udian dari Wanci ke Tomia Rp. 80.000 karena saya langsung menuju yanguh. Sedangkan antar pulau seperti dari Wanci Keledupa- Tomia
ngko antar pulau masing-masing Rp. 50.000.
Tips Tambahan
rgaullah dengan masyarakat, karena orang Wakatobi baik-baik siapa tau diajak nginap gratis di
mahnya seperti saya kemaren bahkan diajak naik perahu untuk snorkeling dan pastinya Gratis
ga cuy..
wa Losion Anti Nyamuk karena di Pulau Hoga banyak nyamuk kalau musim Hujan. Atau pilih
ndokan yang di tepi laut.
lan 6-8 adalah bulan-bulan datangnya siswa dan mahasiswa dari luar negeri yang penelitian di
lau Hoga, biasanya semua pondokan sejumlah 143 penuh semua. Jadi usahakan hindari bulan-
lan tersebut atau bisa dihubungi orang di Pulau Hoga untuk memastikan.ngan lupa untuk memastikan jadwal kapal karena sering berubah-ubah biar tidak ketinggalan.
IteneraryBerikut Rancangan Itenerary seperti yang kemaren yang sempat saya jalani ketika
Wakatobi.
Day 1
Kota Asal Makassar = Ambil penerbangan pagi
Makassar Bau-Bau = Naik Merpati Air/Lion Air/Express Air sekitar pukul 11 dari
Sultan Hasanuddin Makassar.
Ada waktu beberapa jam di Bau-bau bisa disempatkan jalan ke Air Terjun Tirta Rim
Goa Lakasa Atau Pantai Nirwana / Benteng Keraton.
Malam sekitar Pukul 8 menuju pelabuhan, kapal menuju Tomia ada 2 hari sekali, j
ingin Langsung Menuju Tomia (Rp. 130.000) atau Keledupa kalau kebetulan tidak
kapal bisa terlebih dahulu naik kapal ke Wanci (RP. 103.000).
Day 2Tiba Di Pulau Tomia.
Kapal Langsung Tomia tiba sekitar pukul 9-10. Kalau Naik kapal Wanci sampai pag
7 baru dilanjutkan naik ojek ke pelabuhan Mona dan cari kapal ke Keledupa (Rp.5
atau Tomia (Rp. 80.000).
Bisa dilanjutkan istirahat dulu atau langsung explore daratan Tomia, ke Benteng at
Puncak Kahiangan tempat syuting Film Mirror Never Lies.
Day 2
Diving atau Snorkling trip di Tomia. Bagi yang mau Diving bisa menghubungi Pak A
(081234767854 / 085341300675). Untuk penginapan di Tomia ada Hotel Adijaya
150.000-250.000), atau Homestay bisa minta bantu carikan dengan Pak Ade.
Day 3
Pukul 8 pagi kapal berangkat ke Pulau Keledupa (Rp.50.000) kurang lebih 3-4 jam,
pelabuhan., Kapalnya tidak merapat di Pelabuhan tapi naik kapal kecil ke pelabu
(Rp. 10.000). kemudian naik ojek ke Pelabuhan penyebrangan ke Pulau Hoga atau
langsung menghubungi Pak Jufri (085395303993) dari Hoga untuk menjemput di
pelabuhan, sekali berangkat Keledupa-Hoga (Rp. 50.000). Dan sore harinya bisa sn
di sekitar dermaga Pulau Hoga.Day 4
Diving / snorkeling di sekitar pulau Hoga atau sekedar leyeh-leyeh di pantai berpa
Untuk diving bisa menghubungi dive master Pak Jufri di atas tadi. Sekali diving tar
350.000 untuk yang sudah punya sertifikat. Sedangkan penginapan di Hoga tidak a
hanya ada pondokan-pondokan masyarakat yang memang khusus disewakan sepe
Bungalow per orang Rp. 50.000. untuk mahal lumayan mahal yaitu Rp. 40.000 sek
makan, jadi biar hemar bisa bawa mie instan atau Roti dari Pulau Utama. Listrik ha
menyala dari pukul 5 sore sampai pukul 11 malam.
Day 5
Kembali ke Keledupa dan bisa lanjut ke Pulau Wanci (Rp. 50.000) atau langsung ba
Bau-Bau (Rp.100.000) sampai di Bau-bau pukul 8-9 malam.
Day 6
Explore Bau-bau lagi tergnatung penerbangan kembali ke Makassar yang biasanya
hari dan kota Asal masing-masing.
7/31/2019 Backpacker Borneo Book
17/17
Top Related