PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN TAKE AND GIVE TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS IPA SISWA KELAS 4 SDN DOYONG 2 KOTA TANGERANG
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Nama Mahasiswa : Parvilia Lia Larasati
NIM : 1686206278
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................6
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................7
D. Rumusan Masalah.........................................................................................7
E. Tujuan Penelitian...........................................................................................7
F. Manfaat Penelitian.........................................................................................7
1. Manfaat Teoritis........................................................................................8
2. Manfaat Praktis..........................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................9
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS............................................................................................................9
A. Deskripsi Teori..............................................................................................9
1. Hakikat Kemampuan Berpikir Kritis........................................................9
2. Tinjauan tentang IPA...............................................................................15
3. Materi......................................................................................................19
4. Pendekatan Pembelajaran........................................................................25
B. Penelitian yang Relevan..............................................................................32
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................35
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................39
BAB III..................................................................................................................40
METODELOGI PENELITIAN..........................................................................40
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................40
B. Metode Penelitian........................................................................................41
C. Populasi dan Sampel....................................................................................42
1. Populasi...................................................................................................42
2. Sampel.....................................................................................................43
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................44
E. Instrumen Variabel Terikat..........................................................................44
i
1. Definisi Konseptual.................................................................................44
2. Definisi Operasional................................................................................45
3. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis....................................46
4. Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas.................................................48
F. Instrumen Variabel Bebas...........................................................................50
1. Definisi Konseptual.................................................................................50
5. Definisi Operasional................................................................................51
G. Hipotesis Statistik........................................................................................54
H. Tekhnik Analisis Data.................................................................................54
1. Statistik Deskriptif...................................................................................55
2. Statistik Inferensial..................................................................................55
Daftar Pustaka......................................................................................................59
Lampiran-Lampiran............................................................................................61
1.Instrumen Penelitian.................................................................................61
2.Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis........................................67
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian Pendidikan
dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau untuk kemajuan lebih baik. Kurikulum sebagai rencana tampaknya juga
sejalan dengan rumusan kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita
yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan system pendidikan.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa
kurikulum adalah seperengkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.
Saat ini kita menggunakan sistem kurikulum 2013. Kurikulum 2013
memiliki 3 penilaian yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan
penilaian keterampilan. Dari segi sikap, kurikulum 2013 ini berkomitmen agar
siswa atau peserta didik nantinya menjadi pribadi yang beriman, memiliki
sikap percaya diri dan berakhlak mulia. Konsep dari kurikulum 2013 yang
1
berikutnya adalah dari sisi pengetahuan. Dibuatnya konsep ini bertujuan agar
peserta didik yang bersangkutan nantinya menjadi sosok yang mampu
menguasai ilmu pengetahuan, budaya, seni dan teknologi. Dan dari segi
keterampilan, selain menyasar sikap dan pengetahuan siswa, konsep
kurikulum ini juga menitikberatkan kepada keterampilan yang dimiliki oleh
siswa. Tujuan dari sasaran ini adalah agar siswa dapat menjadi pribadi yang
memiliki kemampuan tinggi. Baik itu kemampuan di dalam berpikir maupun
kemampuannya di dalam bertindak.
Menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan
berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi unsur-
unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-
kesimpulan. 2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi. 3)
Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan ide-ide. 4)
Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim. 5)
Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya. 6) Menganalisis,
mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan- penjelasan. 7) Menganalisis,
mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan. 8) Menyimpulkan. 9)
Menghasilkan argumen-argumen.
Ketika peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap guru dan
siswa kelas IV SD Negeri Doyong 2, peneliti menemukan beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh siswa pada mata pelajaran IPA terutama
pada kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Siswa cenderung kesulitan
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka karena guru masih
2
menggunakan metode konvensional atau ceramah selama pembelajaran IPA
berlangsung. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, mencatat, dan
menghafal sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi tidak
menyenangkan dan kurang menarik perhatian siswa. Ketika guru selesai
menjelaskan hampir tidak ada siswa yang bertanya tentang materi tersebut.
Kalaupun ada pertanyaan yang diajukan siswa masih pada tingkat kognitif
rendah (aspek ingatan) dan siswa mengalami kesulitan dalam merumuskan
masalah, menyusun hipotesa serta menarik kesimpulan. Siswa tidak dilibatkan
dalam pembelajaran sehingga membuat siswa menjadi pasif. Peneliti
melakukan uji coba dengan menggunakan anak sejumlah 45 siswa dengan
siswa kelas 4A sebanyak 23 siswa dan kelas 4B sebanyak 22 siswa.
Berdasarkan uji coba kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran
IPA terbukti dari hasil uji coba terhadap indikator kemampuan berpikir kritis
siswa rata-rata adalah sebagai berikut.
No Indikator Berpikir Kritis Persentase
Keberhasilan
Kelas 4A
Persentase
Keberhasilan
Kelas 4B
1 Mengidentifikasi unsur-unsur
dalam kasus beralasan,
terutama alasan-alasan dan
kesimpulan-kesimpulan.
30 % 26,7 %
2. Mengidentifikasi dan 31,3 % 30,7 %
3
mengevaluasi asumsi-asumsi
3. Menganalisis, mengevaluasi,
dan membuat keputusan-
keputusan
26 % 21,3 %
4. Menyimpulkan 26 % 24,6 %
5. Menghasilkan argumen-
argumen
28 % 16,7 %
Maka berdasarkan indikator diatas, kemampuan berpikir kritis siswa masih
sangat rendah. Teruntuk itu perlu pembaharuan model pembelajaran.
Di dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat berbagai jenis model. Model
diartikan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi
proses belajar pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran yang inovatif yang dapat digunakan khususnya dalam
pembelajaran IPA, salah satunya ialah model Pair Check dan model Take and
Give. Dan kedua model tersebut merupakan pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok sehingga siswa dapat
meningkatkan kemajuan belajar dan menerima perbedaan dari setiap peserta
didik sehingga konflik antar peserta didik berkurang.
Model pembelajaran Pair Check merupakan model pembelajaran
berkelompok sehingga siswa dapat bertukar pikiran dengan temannya, siswa
4
juga dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, potensi siswa pun dapat
berkembang dengan sendirinya, dan secara tidak langsung siswa dipaksa
untuk terlibat dalam proses pembelajaran, dan tidak akan ada celah bagi
mereka untuk sibuk sendiri dan tidak memperhatikan saat proses
pembelajaran. Model pembelajaran Pair Check memiliki kelebihan yaitu
panduan belajar oleh temannya, menciptakan kerjasama antar siswa, dan
meningkatkan pemahaman konsep atau proses. Tetapi model ini juga
mempunyai kelemahan, yaitu membutuhkan waktu yang lama dan
membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya.
Model pembelajaran Take and Give merupakan model pembelajaran yang
memberikan kartu kepada siswa, dan dalam kartu tersebut terdapat materi
yang harus dikuasai oleh siswa, kemudian perwakilan dari kelompok ke
kelompok lain untuk bertukar pemikiran dengan apa yang ada pada kartu
tersebut. Siswa dapat menguasai materi melalui kartu dan dapat saling sharing
informasi. Model pembelajaran Take and Give memiliki kelebihan yaitu siswa
lebih cepat memahami penguasaan materi karena materi didapatkan dari guru
dan siswa, sehingga dapat menghemat waktu dalam pemahaman atau
penguasaan materi. Tetapi model ini mempunyai kelemahan yaitu informasi
yang disampaikan peserta didik bisa jadi kurang tepat dan informasi yang
diterima peserta didik pun akhirnya jadi kurang tepat.
Model pembelajaran Pair Check dan Take and Give memiliki perbedaan
diantara keduanya. Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan
menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda pasti akan
5
menghasilkan nilai yang berbeda. Maka dari itu model Pair Check dan model
Take and Give nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis
dalam pelajaran IPA. Berdasarkan argument peneliti model pembelajaran
yang lebih unggul adalah model Pair Check karena siswa menjadi tutor sebaya
sehingga siswa lebih mudah paham, menciptakan kerjasama antar siswa, dan
meningkatkan pemahaman konsep atau proses.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk menawarkan solusi
dengan melakukan penelitian mengenai perbedaan model pembelajaran Pair
Check dengan model pembelajaran Take and Give terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 SDN Doyong 2 Kota Tangerang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, masalah yang hendak dipecahkan
dengan dilakukannya penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Siswa cenderung kesulitan dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis.
2. Guru masih menggunakan metode konvensional atau ceramah selama
pembelajaran IPA.
3. Kegiatan KBM tidak menyenangkan dan kurang menarik.
4. Siswa kesulitan dalam menarik kesimpulan.
6
C. Pembatasan Masalah
Setelah memperhatikan identifikasi masalah diatas, serta mengingat
keterbatasan kemampuan peneliti tentang pengetahuan, waktu, biaya, tenaga,
sarana dan prasarana maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini
hanya pada mata pelajaran IPA di SDN Doyong 2, dan model yang akan
dipakai adalah Model Pair Check dengan Model Take and Give.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang diuraikan diatas maka
masalah-masalah yang diteliti dapat dirumuskan : “Apakah terdapat perbedaan
model pembelajaran Pair Check dengan model pembelajaran Take and Give
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA siswa kelas 4 SDN Doyong 2?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya
perbedaan model pembelajaran Pair Check dengan model pembelajaran Take
and Give terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA siswa kelas 4 di SDN
Doyong 2.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan di atas maka dapat
dikemukakan beberapa manfaat sebagai berikut :
7
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat membantu menambah kajian pengetahuan untuk lebih
mengembangkan ilmu yang dimiliki agar berguna bagi
pengembangan ilmu kedepannya.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menambah
ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru : Sebagai bahan referensi bagi guru dalam memilih
model pembelajaran IPA yang lebih efektif untuk siswa yang tepat
dan sesuai dengan kondisi siswa sehingga siswa tidak menjadi
cepat jenuh.
b. Bagi Siswa : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai jalan peningkatan hasil belajar siswa, minat siswa dan
kemampuan berpikir kritis siswa.
c. Bagi sekolah : Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi bagi
sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya
pelajaran IPA.
d. Bagi Peneliti Lebih Lanjut : Dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan tentang perbedaan hasil belajar IPA
dengan model pembelajaran Pair Check dan model pembelajaran
Take and Give.
8
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti
kesangupan, kecakapan, kekuatan. Dengan demikian, kemampuan
adalah kemampuan seseorang/ individu dalam melakukan sesuatu hal.
Kemampuan atau kesangupan setiap orang berbeda antara individu
satu dengan individu yang lain.
Menurut Sudrajat (h. 57), Kemampuan adalah “menghubungkan
kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki
kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan.
Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu
tersebut. Proses pembelajaran yang mengharuskan siswa
mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki.” Dengan demikian,
kemampuan adalah kecakapan yang berbeda antara satu individu
dengan individu yang lainnya. Kecakapan ini juga mempengaruhi
potensi yang ada di dalam diri individu tersebut.
9
Menurut Chaplin “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,
bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk
melakukan suatu perbuatan.” Dengan demikian, kemampuan
merupakan suatu daya atau tenaga untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Kemampuan adalah konsep utama yang besar pengaruhnya terhadap
sesuatu.
Menurut Robins (2017) (h. 35) “Kemampuan adalah kapasitas
individu saat ini untuk melakukan berbagai tugas dalam sebuah
pekerjaan. Kemampuan keseluruhan esensinya dibangun oleh dua
sektor yaitu intelektual dan fisik”. Berdasarkan teori diatas
kemampuan adalah kemampuan individu dalam melakukan berbagai
aktivitas atau tugas yang terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
intelektual atau kemampuan berpikir maupun kemampuan fisik
seseorang.
Menurut Kreitner (2014) (h.135) “Suatu kemampuan (ability)
merepresentasikan tanggung jawab karakteristik yang luas dan stabil
untuk kinerja maksimal seseorang pada tugas fisik dan mental”.
Berdasarkan teori diatas kemampuan seseorang mampu untuk
menampilkan bagaimana karakteristik individu tersebut. Memiliki
kemampuan yang cukup tinggi, memiliki makna bahwa individu
tersebut memiliki kemampuan tanggung jawab yang luas.
Menurut Badeni (2013) (hal. 13), “Mendefinisikan ability referes
to an individual’s capacity to perform the varians tasks in job.
10
Kemampuan mencakup arti yang luas yaitu keseluruhan potensi yang
dimiliki seseorang untuk melakukan bervariasi dalam pekerjaan.
Berbagai kemampuan yang dimiliki manusia ini pada pokoknya dapat
diklasifikasi menjadi kemampuan intelektual.” Kemampuan memiliki
arti yang sangat luas terhadap keseluruhan potensi yang dimiliki setiap
individu.
Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau
praktek. Kemampuan dapat dilatih dari kecil seperti contohnya
membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Kemampuan ini
seiring bertambahnya waktu dapat terus berkembang.
Stephen P.Robbins & Timonthy A. Jugde menyatakan bahwa
“kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas
dua kelompok faktor,” yaitu :
1) Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability),merupakan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktifitas mental (berpikir, menalar dan memecahkan masalah).
2) Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan
kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
Berdasarkan beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang
11
yang memiliki kesanggupan yang dimiliki oleh individu pribadi
tersebut.
b. Pengertian Berpikir Kritis
Menurut Kuswana, (2013) (hal. 19), Berpikir Kritis di Amerika
Serikat diidentikkan sebagai sinonim dari “keterampilan berpikir”.
Terdapat beberapa kata kunci dalam memahami berpikir kritis dan
kaitanya dengan kurikulum dan belajar mengajar. Pertama, sifat
definisi berpikir ktitis dan bagaimana hubungannya dengan apa yang
dapat dikategorikan sebagai persfektif psikologis dan filosofis. Kedua,
diidentifikasi terdapat beberapa perbedaan dalam posisi filosofis yang
berbada, yang berhubungan dengan sifat berpikir dan kemampuan
berpikir yang perlu diuraikan mengingat memberikan implikasi pada
pembelajaran. Ketiga adalah masalah penilaian dan cara berpikir kritis
berkaitan dengan pengajaran dan kurikulum. Berpikir kritis
menjelaskan tujuan, memeriksa asumsi, nilai-nilai, pikiran
tersembunyi, mengevaluasi bukti, menyelesaikan tindakan dan menilai
kesimpulan.
Menurut Kuswana, (2013) (hal. 20) Berpikir kritis dapat terjadi
kapan saja. Pada umumnya, setiap saat seseorang harus mencari tahu
apa yang harus dipercaya atau apa yang harus dilakukan, dan
melakukannya dengan cara yang wajar dan reflektif. Membaca,
menulis, berbicara, dan mendengarkan bisa dilakukan dengan kritis
12
atau tidak pemahaman substantive. Hal itu disajikan mulai dari yang
paling umum sampai khusus. Oleh karena itu berpikir kritis merupakan
cara mengambil keputusan dalam kehidupan. Dengan demikian,
berpikir kiritis adalah proses seseorang dalam mengambil sebuah
keputusan dalam kehidupan.
Menurut Halpern, (2014) (h. 14) berpendapat bahwa “Berpikir
kritis terkait dengan penggunaan keterampilan kognitif atau strategi
yang meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh dampak yang
diinginkan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis menggunakan keterampilan berpikir untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkan. Penggunaan keterampilan kognitif yang
optimal akan mensyaratkan adanya kelas yang interaktif. Dalam
pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berpikir kritis lebih
melibatkan siswa sebagai pemikir.
Menurut Facione, (2011) (h. 15 ) berpendapat bahwa “Berpikir
kritis adalah proses untuk menentukan apa yang harus diyakini dan
dilakukan”. Berpikir kritis memerlukan proses yang matang dan
memerlukan proses yang panjang. Setelah melalui proses yang matang
dan panjang maka kita memiliki keyakinan untuk melakukan hal-hal
yang kita yakini.
c. Tujuan Berpikir Kritis
Menurut Sapriya (2011) (h. 87), tujuan berpikir kritis ialah untuk
menguji suatu pendapat atau ide, termasuk di dalamnya melakukan
13
pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang
diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut biasanya didukung oleh
kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis dapat
muncul melalui pemikiran-pemikiran yang sudah dilalui sebelumnya.
Pertimbangan yang diambil dapat berupa latar belakang masalah,
berdasarkan pengalaman dan proses menganalisis.
Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa memunculkan
ide-ide atau pemikiran baru mengenai permasalahan tentang dunia.
Siswa akan dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat, sehingga
dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan,
mana pendapat yang benar dan tidak benar. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu siswa membuat
kesimpulan dengan mempertimbangkan data dan fakta yang terjadi di
lapangan.
d. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Fisher (dalam Rahmawati, 2011:8), indikator kemampuan
berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama
alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.
14
3) Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan
ide-ide.
4) Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas, dan klaim-klaim.
5) Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
6) Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-
penjelasan.
7) Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
8) Menyimpulkan.
9) Menghasilkan argumen-argumen.
Peneliti hanya berfokus untuk mengambil 3 indikator saja yaitu : 1)
mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-
alasan dan kesimpulan-kesimpulan, 2) Menganalisis, mengevaluasi,
dan membuat keputusan-keputusan dan 3) Menyimpulkan.
2. Tinjauan tentang IPA
a. Pengertian IPA
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang mengajarkan
siswa dengan bereksperimen atau belajar langsung dengan lingkungan,
sehingga siswa tidak jenuh dan bosen saat proses pembelajaran
berlangsung. Ipa merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA
membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan
15
digeneralisasi oleh ilmuan. Adapun proses dalam memahami IPA
disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills)
adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti
mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
Menurut Carin dan Sund dalam Asih dan Eka (2014) (h. 24)
mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.” Dengan demikian,
pembelajaran IPA merupakan pengetahuan yang dalam praktik nya
memerlukan langkah-langkah secara sistematis. Setelah melakukan
langkah-langkah secara sistematis kita akan mendapatkan hasil
eksperimen yang berguna untuk bahan penelitian kita.
Menurut Putra (h.53) berpendapat bahwa “Pembelajaran berbasis
sains adalah proses transfer ilmu dua arah antara guru (sebagai
pemberi informasi) dan siswa (sebagai penerima informasi) dengan
metode tertentu (proses sains).” Jadi, yang dimaksud dengan
pembelajaran berbasis sains dalam buku ini ialah pembelajaran yang
menjadikan sains (murni) sebagai metode atau pendekatan dalam
proses belajar – mengajar. Dengan demikian, pembelajaran akan
menjadi lebih kreatif, dan siswa pun lebih aktif dalam proses belajar.
Apabila pembelajaran menjadi lebih kreatif, maka siswa akan menjadi
lebih senang.
16
Menurut Usman Samatowa (2011) (h. 3) berpendapat bahwa “Ilmu
pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam ( IPA).
Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science
artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan (IPA) atau science
itu pengertianya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.” Dari teori di
atas, dapat dijabarkan ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang
mempelajari tentang dan ilmu pengetahuan alam biasanya
pembelajarannya langsung dengan alam atau lingkungan.
Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2011) (h. 136) “IPA
mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi,
didalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera
maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu,
dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih
dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik
makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.” Berdasarkan
pendapat Kardi dan Nur dalam Trianto, bahwa disimpulkan ilmu
pengetahuan alam yaitu ilmu yang membahas yang ada di alam ini,
benda yang ada dibumi maupun yang diluar bumi seperti luar angkasa.
Menurut Usman Samatowa (h.4) IPA melatih anak berpikir kritis
dan objektif.Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang
dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan
17
objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal
sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan
kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca.
Dari teori diatas, dapat dijabarkan IPA dapat melatih siswa berpikir
kritis dan pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang masuk akal dan
penelitiannya sesuai dengan pengamatan menggunakan panca indera.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di sekolah
Tujuan pembelajaran sains disekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP), dimaksudkan untuk :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
18
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (h. 171)
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa tujuan
pembelajaran IPA disekolah adalah dapat meningkatkan rasa ingin
tahu siswa dan dapat mengembangkan siswa untuk observasi
dilingkungan sekitar, dapat menghargai alam yang telah Allah
ciptakan.
3. MateriSumber Energi
Sumber Energi adalah segala sesuatu di sekitar yang mampu
menghasilkan suatu energi baik yang kecil maupun besar. Ada berbagai
macam sumber energi yang bisa menghasilkan Dalam hal pembagian-nya,
Sumber energi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu Sumber Energi Terbarukan dan Sumber Energi Tak Terbarukan.
a. Sumber Energi Tak Terbarukan
Sumber energi jenis ini jumlahnya terbatas (bisa habis) dan tidak
dapat diperbarui walaupun ada yang bisa diperbaharui tetapi
memerlukan waktu yang sangat lama. sumber energi ini saat ini masih
merupakan sumber energi utama yang banyak digunakan walaupun
19
banyak pihak yang sudah beralih menggunakan sumber energi
alternatif. Contoh sumber energi tak terbarukan adalah:
1) Sumber energi yang berasal dari fosil. Sumber energi ini
sebenarnya bisa diperbaharui tetapi memerlukan waktu hingga
"jutaan tahun", berasal dari makhluk hidup yang mati dan
terpendam dalam tanah hingga jutaan tahun. contohnya Minyak
bumi, batu bara.
2) Sumber energi yang berasal dari mineral alam. Mineral alam bisa
dimanfaatkan menjadi sumber energi setelah melalui beberapa
proses, contohnya uranium yang bisa menghasilkan energi nuklir.
b. Sumber Energi Terbarukan / Dapat Diperbaharui
Berikut ini adalah contoh sumber energi terbarukan atau yang
dapat diperbaharui dan bisa dipakai tanpa khawatir akan jadi habis.
Contohnya Energi Sinar Matahari, Energi Angin, Energi Air, Energi
Panas Bumi, dan Energi Gelombang Air Laut.
1) Matahari Sumber Kehidupan di Bumi.
Matahari sebagai sumber energi terbesar memancarkan panas
dan cahayanya ke Bumi. Cahaya matahari menerangi Bumi
sehingga kita dapat melihat semua makhluk hidup dan benda di
siang hari. Panas matahari mengakibatkan adanya kehidupan di
Bumi.
Berikut beberapa peran matahari bagi kehidupan di Bumi:
20
a) Seiring dengan perputaran Bumi pada porosnya, matahari
membuat terjadinya siang dan malam.
b) Seiring dengan kemiringan posisi Bumi saat melakukan
revolusi, matahari mengakibatkan terjadinya 4 musim di
belahan Bumi utara dan selatan yaitu musim panas, musim
gugur, musim dingin dan musim semi.
c) Berperan pada siklus/perputaran air, hingga terjadi perubahan
cuaca: mendung, panas, dan hujan.
d) Berperan pada proses terjadinya awan hingga terjadinya hujan
yang membasahi daratan hingga semua tumbuhan di darat
dapat bertahan hidup. Air hujan yang tersimpan di tanah juga
dimanfaatkan hewan dan manusia untuk keberlangsungan
hidupnya.
e) Berperan pada proses fotosintesis sehingga semua tumbuhan
baik di darat dan di laut dapat hidup, berkembang, dan
membuat cadangan makanan untuk dikonsumsi hewan dan
manusia. Panas matahari mengakibatkan perbedaan suhu udara
yang memicu terjadinya angin. Tiupan angin kemudian juga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
f) Panas matahari mengakibatkan air laut menguap, peristiwa ini
dimanfaatkan pada proses pembuatan garam.
21
g) Cahaya dan panas matahari digunakan sebagai sumber energi
pada panel surya, yang mengubah energi cahaya matahari
menjadi energi listrik.
h) Cahaya matahari di pagi hari juga membantu proses terjadinya
vitamin D yang berguna bagi pertumbuhan tulang pada anak-
anak. Begitu banyak peran matahari bagi kehidupan. Tanpa
matahari maka tidak akan terjadi kehidupan di Bumi.
2) Angin Sebagai Sumber Energi
Angin termasuk ke dalam sumber energi yang dapat diperbarui,
artinya angin selalu tersedia dan tidak akan habis digunakan. Angin
terjadi karena peran penting dari energi panas matahari. Saat suatu
wilayah memiliki suhu udara yang sangat panas dan di wilayah lain
bersuhu dingin, maka udara di daerah panas akan naik dan diisi
oleh udara dari wilayah bersuhu dingin, pergerakan udara ini
kemudian disebut sebagai angin.
Angin memiliki banyak peranan dalam kehidupan. Pada proses
hujan, angin membuat awan-awan bergerak ke berbagai wilayah di
atas daratan, sehingga banyak wilayah akan terhindar dari
kekeringan.
Angin membantu suhu udara di musim panas menjadi lebih
sejuk. Angin juga sangat menyenangkan bagi anak-anak. Angin
membuat anak-anak dapat bermain layangan, bermain kincir, atau
22
bermain gelembung sabun yang beterbangan ke berbagai arah
karena tiupannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini angin juga
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Kita patut bersyukur
pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan matahari dan
angin bagi kehidupan.
3) Air Sebagai Sumber Energi
Energi air adalah satu dari lima sumber terbesar energi
terbarukan. Energi ini dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi
listrik dan pembangkit listrik Tenaga air tanpa meninggalkan emisi
gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
yang menggunakan energi fosil. Berbeda dengan sumber energi
terbarukan lainnya air akan terus menghasilkan tenaga non-stop
dan ketersediaannya terus dihasilkan oleh adanya siklus hidrologi.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dihasilkan dari energi
potensial air yang diubah menjadi energi mekanik oleh turbin dan
energi tersebut yang selanjutnya diubah untuk menjadi energi
listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan
kecepatan air.
Selain menjadi pembangkit, PLTA juga bermanfaat bagi sektor
pariwisata. Pemandangan alam berupa gunung, danau dan wisata
kulinernya menjadi daya tarik pariwisata. Pemandangan alam tidak
23
hanya menjadi objek wisata di kawasan bendungan Jatiluhur,
terdapat pula objek pariwisata lain yang tersedia di sana seperti
kolam renang dan ski air yang secara langsung menghadap ke
danau.
4) Panas Bumi Sebagai Sumber Energi
Energi panas bumi (energi geothermal) adalah sumber energi
yang relatif ramah lingkungan karena berasal dari panas dalam
bumi. Air yang dipompa ke dalam bumi oleh manusia atau sebab-
sebab alami (hujan) dikumpulkan ke permukaan bumi dalam
bentuk uap, yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin-
turbin untuk memproduksi listrik. Biaya eksplorasi dan juga biaya
modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi dibandinkan
pembangkit-pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan
bakar fosil. Namun, setelah mulai beroperasi, biaaya produksinya
rendah dibandingkan dengan pembangkit-pembangkit listrik
berbahan bakar fosil.
Di samping menghasilkan listrik, energi geotermal juga bisa
digunakan untuk pompa pemanas, alat mandi, pemanas ruangan,
rumah kaca untuk tanaman, dan proses-proses industri.
5) Gelombang Air Laut Sebagai Sumber Energi
24
Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak
diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan
samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan
penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk
menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.Secara
umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik
dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang
surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan
energi panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut
adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat
perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang
dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan
sebaliknya.
4. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran Pair Check
Kagan dalam Miftahul Huda (2014) (h. 211) berpendapat: Pair
Check merupakan metode pembelajaran berkelompok antar dua orang
atau berpasangan yang dipopulerkan. Model ini menerapkan
pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan persoalan. Metode ini juga melatih
tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan memberi
penilaian. Dari teori di atas, dapat dijabarkan model Pair Check yaitu
25
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dua orang atau lebih
dan dapat melatih peserta didik menjadi tanggung jawab dan dapat
bekerja sama dengan peserta didik lainnya.
Model pembelajaran Pair Check dapat meningkatkan pemahaman
atas materi yang diberikan guru kepada siswanya sehingga pemahaman
siswa yang didapat lebih lama diingatnya, lebih meningkatkan
tanggung jawab terhadap diri siswa masing-masing, dan siswa dapat
berkomunikasi dengan baik bersama teman sebangkunya. Metode ini
juga melatih tanggung jawab social siswa, kerja sama, dan kemampuan
memberi penilaian. Dengan bekerja sama dengan rekan sejawat, maka
siswa akan lebih mampu mengingat pembelajaran.
Secara umum urutan pembelajaran Pair Check adalah “bekerja
berpasangan, pelatih mengecek, bertukar peran, pasangan mengecek,
penegasan guru.” (h. 120) Model pembelajaran ini melatih keaktifan
siswa dan kerja sama dalam proses pembelajaran dikelas terutama
dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Model
pembelajaran bertukar peran ada yang bertugas menjadi pelatih dan
partner. Dengan belajar bersama rekan sejawat, maka siswa mampu
berkomunikasi dengan baik dengan rekan sejawat.
Untuk melaksanakan model Pair Check dapat menggunakan
langkah-langkah umum berikut ini :
1) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
26
2) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4
orang.
3) Bagi lagi kelompok-kelompok tersebut menjadi pasangan-
pasangan. Jadi akan ada partner dan pelatih.
4) Guru membagikan soal kepada partner.
5) Partner mengerjakan soal, dan pelatih mengecek, mengamati dan
memberi motivasi selama partner mengerjakan soal.
6) Selanjutnya bertukar peran, pelatih mengerjakan soal dan partner
mengecek, mengamati dan memberi motivasi selama pelatih
mengerjakan soal.
7) Setelah 2 soal terselesaikan, maka pasangan tersebut mengecek
hasil pekerjaan mereka dengan pasangan lain yang satu kelompok
dengan mereka
8) Apabila setiap kelompok menjawab soal dengan benar akan diberi
hadiah atau reward oleh guru (h. 212)
1) Kelebihan Model Pair Check
Menurut Huda (2014) (h. 212) Model pembelajaran Pair Check
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a) Meningkatkan kerja sama antar siswa.
b) Peer Tutoring.
c) Meningkatkan pemahaman atas konsep dana tau proses
pembelajaran.
27
d) Melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman
sebangku.
2) Kelemahan model Pair Check
Menurut Huda (2014) (h. 212) Model pembelajaran Pair Check
juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a) Membutuhkan waktu yang benar-benar memadai.
b) Kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang jujur
dan memahami soal dengan baik.
Dari pengertian model pair check di atas, dapat disimpulkan model
pembelajaran Pair Check adalah model pembelajaran yang
berkelompok dua orang atau lebih dapat melatih siswa dapat bekerja
sama dengan siswa lain dan dapat melatih keaktifan siswa.
Dari langkah-langkah diatas, dapat disimpulkan langkah-langkah
model pembelajaran Pair Check yaitu :
1) Siswa dibagi kelompok yang terdiri dari 4 orang.
2) Siswa didalam kelompok dibagi menjadi berpasangan antara A dan
B.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
4) Masing-masing pasangan dibagikan soal berbeda-beda.
5) Siswa mengerjakan soal secara bersamaan dengan kelompoknya.
6) Siswa mengoreksi jawaban dari pasangan lain dalam satu
kelompok dan mendiskusikannya.
28
b. Pengertian Model Pembelajaran Take and Give
Dikutip dari Huda dalam bukunya yang berjudul Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran, “Istilah Take and Give sering diartikan
saling memberi dan saling menerima” (h. 241). Take and Give
merupakan strategi pembelajaran yang didukung oleh penyajian data
yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Di dalam kartu,
ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing cinta.
Siswa kemudian mencari pasangan masing-masing untuk bertukar
pengetahuan.
Selain penulis mengutip dari huda penulis pun mengutip dari Agus
Suprijono dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning: Teori
dan Aplikasi PAIKEM, “metode Giving Question and Getting Answer
(Take and Give) dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki
kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan” (h.
126). Strategi pembelajaran ini diawali dengan pemberian kartu
kepada siswa. Strategi Take and Give adalah penguasaan materi
melalui kartu, keterampilan bekerja berpasangan untuk mengetahui
pemahaman atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di
dalam kartu dan kartu pasangannya.
Menurut Suparno dalam Aris Shoiman, “mengajar bukan
merupakan kegiatan memindah atau mentrasfer pengetahuan dari guru
ke siswa. Peran guru dalam proses pembelajaran Take and Give lebih
mengarah sebagai mediator dan fasilitator” (h. 195). Dengan demikian,
29
guru sebagai mediator dan fasilitator hanya membantu siswa dalam
proses pembelajarannya. Karena, siswa akan melakukan pembelajaran
dengan tutor sebaya namun siswa memerlukan bantuan. Teruntuk itu
guru menjadi mediator dan fasilitator apabila siswa mengalami
kesulitan.
Untuk melaksanakan model Take and Give dapat menggunakan
langkah-langkah umum berikut ini:
1) Guru menjelaskan materi ajar.
2) Untuk memantapkan penguasaan, masing-masing peserta didik
diberi masing-masing satu kartu yang memuat topik yang harus
dipelajari sekitar 5 menit. Pendalaman materi dapat dilakukan
dengan membaca buku atau bahan ajar.
3) Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk
saling memberikan informasi. Setiap peserta didik
menulis/mencatat nama pasangannya pada kartu. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara berkelompok, di mana sebuah informasi
disampaikan sambil didengar oleh semua anggota kelompok.
4) Penyampaian informasi dilakukan sampai sampai tiap peserta
dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take
and give), misalnya satu informasi untuk empat orang.
5) Setelah penyampaian informasi selesai dilakukan, guru
mengumpulkan semua kartu dan melakukan evaluasi. Evaluasi
penguasaan peserta didik dilakukan dengan memberikan
30
pertanyaan pada sejumlah peserta didik yang mendengarkan
informasi berdasarkan catatan pada kartu. (h.238)
1) Kelebihan Model Take and Give
Menurut Huda (2014) Model pembelajaran Take and Give
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a) Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan
dan situasi pembelajaran.
b) Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan
orang lain.
c) Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman
sekelas.
d) Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui
kartu yang dibagikan.
e) Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing
siswa dibebani pertanggung jawaban atas kartunya masing-
masing.
2) Kekurangan model Take and Give
Menurut Huda (2014) Model pembelajaran Take and Give juga
memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
a) Kesulitan untuk mendisiplinkan siswa dalam kelompok-
kelompok.
31
b) Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang baik dan siswa yang kurang memiliki
kemampuan akademik.
c) Kecenderungan terjadinya free riders dalam setiap kelompok,
utamanya siswa-siswa yang akrab satu sama lain.
Dari pengertian model Take and Give di atas, dapat disimpulkan
model pembelajaran Take and Give adalah model pembelajaran yang
menggunakan kartu dan dalam kartu tersebut berisi materi yang harus
dikuasai oleh siswa, kemudian siswa bertukar informasi dengan siswa
lain sesuai dengan materi yang ada dikartu.
Dari langkah-langkah diatas, dapat disimpulkan langkah-langkah
model pembelajaran Take and Give yaitu :
1) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok.
2) Siswa mendegarkan penjelasan guru terkait dengan materi yang
disampaikan.
3) Masing-masing kelompok diberi satu kartu yang berisi materi
untuk dipelajari/dihafal selama 5 menit.
4) Perwakilan dari kelompok memberikan informasi kepada
kelompok lain dan mancatat nama kelompok yang diberi informasi
pada kartu.
5) Siswa berdiskusi tentang materi yang sudah tersedia dikartu
dengan teman kelompoknya.
32
6) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang
sudah diinformasikan oleh temannya.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berkaitan
dengan pendekatan Pair Check dan Take and Give, yaitu :
1. Tia Amaliah Soleha (2017) dalam skripsi yang berjudul “Perbandingan
Model Pembelajaran Pair Check dengan model pembelajaran Take and
Give terhadap hasil belajar IPA kelas III di SDN Doyong 3 Kota
Tangerang”. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan desain Quasi Eksperiment. Uji hipotesis
menggunakan uji t. Diperoleh t hitung= 4,294 sedangkan t tabel(α=0,01 ;db=64)
sebesar 2,658 dan t tabel(α=0,05 ;db=64 )sebesar 1,998. Karena t hitung> ttabel maka
HOditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran IPA dengan yang
diperlakukan dengan model pembelajaran.
Persamaan dengan penelitian yang akan saya akan lakukan adalah sama-
sama meneliti tentang metode Pair Check dan Take and Give, dan sama-
sama menggunakan materi IPA, sedangkan perbedaannya adalah peneliti
ini meneliti tentang hasil belajar, berbeda materi dan berbeda kelas yaitu
antara kelas III SD dan IV SD.
33
2. Ni Md. Yantiani , I Wyn Wiarta , Md. Putra (2013) dalam skripsi yang
berjudul “Pembelajaran Kooperatif Pair Check Berpengaruh terhadap
Hasil Belajar Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar Siswa Kelas IV
Gugus IV Semarapura” Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe pair check dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji-t yakni diperoleh
nilai thitung sebesar 9,11 dan ttabel sebesar 2,021 sehingga t-hitung ≥ t-
tabel. Pada tes hasil belajar materi bangun ruang dan bangun datar juga
terdapat perbedaan perolehan rerata yaitu 85,43 untuk kelompok
eksperimen dan 58,40 untuk kelompok kontrol. Berdasarkan hasil temuan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar materi bangun ruang dan
bangun datar siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus IV Semarapura,
kemudian dalam meneliti juga penelitian ini meneliti Hasil Belajar, dan
juga kelas yang diteliti berbeda.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah dipenelitian ini
menggunakan metode Pair Check dan kelas nya sama kelas IV namun
perbedaannya penelitian ini menggunakan mata pelajaran MTK sedangkan
saya IPA.
34
3. Rahmawati, Ade Dini (2018) Pengaruh Model Pembelajaran Experiental
Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA di Sekolah Dasar : Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V
di SD Negeri Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Kuantitatif Quasi Exsperiment.
Berdasarkan hasil analisis dari uji independent sample t-test yang
menggunakan data posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan nilai taraf signifikasi sebesar 0,000 (0,000<0,05) dengan
selisih rata-rata sebesar 21,70 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh
pembelajaran IPA dengan model experiential learning dan pembelajaran
biasa khususnya pada materi perubahan wujud benda dan sifatnya. Dengan
demikian model pembelajaran experiential learning dapat digunakan oleh
guru sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Persamaan dengan penelitian yang akan saya akan lakukan adalah sama-
sama meneliti tentang Quasi Eksperiment, sama-sama menggunakan
materi IPA, dan menggunakan kemampuan berpikir kritis sedangkan
perbedaannya adalah adanya berbeda materi dan berbeda kelas yaitu antara
kelas IV SD dan V SD.
35
C. Kerangka Berpikir
Menurut Kuswana, (2013) (hal. 19), Berpikir Kritis di Amerika Serikat
diidentikkan sebagai sinonim dari “keterampilan berpikir”. Terdapat beberapa
kata kunci dalam memahami berpikir kritis dan kaitanya dengan kurikulum
dan belajar mengajar. Pertama, sifat definisi berpikir ktitis dan bagaimana
hubungannya dengan apa yang dapat dikategorikan sebagai persfektif
psikologis dan filosofis. Kedua, diidentifikasi terdapat beberapa perbedaan
dalam posisi filosofis yang berbada, yang berhubungan dengan sifat berpikir
dan kemampuan berpikir yang perlu diuraikan mengingat memberikan
implikasi pada pembelajaran. Ketiga adalah masalah penilaian dan cara
berpikir kritis berkaitan dengan pengajaran dan kurikulum. Berpikir kritis
menjelaskan tujuan, memeriksa asumsi, nilai-nilai, pikiran tersembunyi,
mengevaluasi bukti, menyelesaikan tindakan dan menilai kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian teori di atas, kemampuan berpikir kritis IPA di
sekolah dasar masih rendah, diduga karena model pembelajaran yang kurang
tepat. Teori yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa merasa
bosan di kelas selama pembelajaran berlangsung sehingga malas untuk
berpikir. Siswa cenderung kesulitan dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis karena guru masih menggunakan metode konvensional dan siswa tidak
dilibatkan dalam proses kegiatan berpikir.
Dengan demikian, maka dalam pembelajaran IPA peneliti ingin
menggunakan model Pair Check dan model Take and Give untuk melihat
perbedaan model mana yang lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis
36
IPA siswa khususnya pada materi sumber energi, perubahan bentuk energi,
dan sumber energi alternative (angin, matahari, panas bumi, bahan bakar
organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Model Pair Check dimulai dengan menjawab soal bergantian dengan
pasangannya kemudian dilanjutkan dengan diskusi dengan pasangan masing-
masing. Model Pair Check dapat menciptakan kerja sama antar siswa,
meningkatkan pemahaman konsep, karena mereka belajar secara berpasangan
dengan temannya sehingga tidak merasa malu ketika bertanya. Selain itu,
siswa diberikan waktu untuk mengerjakan soal secara bergantian dengan
teman pasangannya. Dengan pembelajaran yang seperti itu tentunya membuat
siswa menjadi lebih aktif, karena siswa berperan langsung dalam proses
pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan menciptakan
suasana belajar yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Model Take and Give ialah cara mengajar dimana masing-masing siswa
mendapat satu kartu yang berisi materi untuk dikuasai dan siswa bertukar
informasi kepada siswa lain dan menulis nama temannya dikartu. Model Take
and Give ini dapat menambah pemahaman siswa karena materi tidak hanya
dari guru tetapi dari temannya juga. Dengan pembelajaran yang seperti itu
tentunya membuat siswa menjadi lebih aktif dan menjadi paham terhadap
materi baru.
Dalam proses pembelajaran dapat dilihat model mana yang lebih tepat
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis IPA siswa. Dalam penelitian
ini model Pair Check diterapkan di kelas A atau kelas eksperimen 1
37
sedangkan model Take and Give diterapkan di kelas B atau kelas eksperimen
2 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan uraian diatas, maka diduga terdapat
perbandingan hasil belajar antara model Pair Check dengan model Take and
Give. Adapun table kerangka berpikir adalah sebagai berikut:
38
Kerangka Berpikir Perbedaan Model Pembelajaran Pair Check dan Model
Pembelajaran Take and Give Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada
Siswa Kelas IV.
39
Rendahnya Kemampuan Berpikir Kritis Siswa IPA kelas IV di SD Negeri Doyong 2 Kota Tangerang
Model Pembelajaran Pair Check Model Pembelajaran Take and Give
Langkah – Langkah Pembelajaran :
a.Guru menjelaskan konsep.b. Siswa dibagi ke dalam beberapa
tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing-masing satu peran yang berbeda pelatih dan partner.
c.Guru membagikan soal kepada partner.
d. Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
e.Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan partner menjadi pelatih.
f. Guru membagikan soal kepada partner.
g. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
h. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.
i. Tim yang paling banyak mendapat
Langkah – Langkah Pembelajaran :
a.Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya.
c.Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
d. Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal.
e.Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya.
f. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
g. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan memberi pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu.
h. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan.
i. Guru menutup pembelajaran.
Rendahnya Kemampuan Berpikir Kritis Siswa IPA kelas IV di SD Negeri Doyong 2 Kota Tangerang
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka
selanjutnya di rumuskan hipothesis penelitian adalah sebagai berikut:
Hipotesis Penelitian Pretest
H0 : Tidak terdapat perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis IPA materi
sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di SDN Doyong 2.
H1 : Tidak terdapat perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis IPA materi
sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di SDN Doyong 2.
Hipotesis Penelitian Post test
H0 : Tidak terdapat perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis IPA materi
sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif
antara siswa yang diberi Metode Pembelajaran Pair Check dan Take and
Give dengan siswa yang diberi metode konvensional.
H1 : Tidak terdapat perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis IPA materi
sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif
antara siswa yang diberi Metode Pembelajaran Pair Check dan Take and
Give dengan siswa yang diberi metode konvensional.
40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Doyong 2 Tangerang yang
beralamatkan di Jl. Wisma Harapan, Gembor, Periuk, Kota Tangerang. Waktu
penelitian dilakukan dari bulan Januari-Desember 2020
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
41
NO KEGIATANBULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal Skripsi
4 Bimbingan dan Revisi
Hasil Seminar
5 Pembuatan Instrument
Penelitian
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan dan Analisis
8 Ujian Skripsi
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam
pengolahan datanya berupa angka-angka dalam statistik. Menurut (Sugiyono,
2010) (h.8) “Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan dan menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Dengan demikian, penelitian
kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian yang berfokus meneliti pada
populasi/ sample tertentu yang proses pengambilannya menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“Nonequivalent Control Group Desain”. Di dalam desain ini, penelitian
menggunakan satu kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding
dengan diawali dengan sebuah tes awal (pretest) yang diberikan kepada kedua
kelompok, kemudian diberi perlakuan (treatment). Penelitian kemudian
diakhiri dengan tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kedua kelompok.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
42
Tabel 3.2
Desain Penelitian
KelompokTes Awal
(Pretest)
Perlakuan
(Treatment)
Tes Akhir
(Posttest)
Eksperimental O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
X1 = Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Pair Check
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SDN Doyong 2
Kota Tangerang.
X2 = Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Take and Give
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SDN Doyong 2
Kota Tangerang.
O1 = Pretest untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis.
O2 = Posttest untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2013, h.117) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
43
kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Menurut Riadi (2014) (h.16) Populasi adalah sebuah wilayah atau
tempat /objek yang diteliti, baik orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-
hal lain yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu untuk
mendapatkan sebuah informasi. Dengan demikian, populasi adalah sebuah
tempat/wilayah yang akan diteliti baik kuantitas maupun karakteristik di
suatu wilayah tersebut.
Kemudian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV berjumlah 45 siswa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013) (h.118) bahwa “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representative (mewakili).
44
Kemudian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV berjumlah 45 yang terdiri dari siswa kelas IV A 23 dan siswa
kelas IV B 22.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis yang diberikan setelah
seluruh proses belajar mengajar dilaksanakan, yang dilakukan pada dua kelas
yaitu kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan model Pair
Check dan kelas yang diberikan pembelajaran dengan model Take and Give.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik tes.
Teknis tes yang digunakan yaitu tes tertulis dengan bentuk soal uraian singkat.
Teknis tes tertulis merupakan salah satu teknis pengumpulan data yang terdiri
dari soal-soal yang menghendaki jawaban tertulis dari peserta tes.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes uraian singkat. Soal yang di ujikan untuk mengukur kognitif
siswa pada taraf Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), Menciptakan (C6).
Soal tes disusun berdasarkan ruang lingkup materi yang diajarkan. Siswa yang
menjawab benar pada setiap butir soal diberi nilai 3, siswa yang hampir
mendekati jawaban benar akan diberi nilai 2, siswa yang menjawab salah
diberi nilai 1 dan siswa yang tidak memberikan jawaban akan diberi nilai 0.
E. Instrumen Variabel Terikat
1. Definisi Konseptual
Berpikir kritis adalah suatu tindakan yang memerlukan kemampuan
dan atau kecakapan dengan menggunakan metode-metode atau berpikir
45
secara sistematis, mendalam, logis, teratur dan teliti. Sehingga dengan
karakteristik dan kecakapan tersebut dapat memiliki pengetahuan serta
kemampuan. Dengan kemampuan tersebut, sehingga siswa dapat memiliki
kemampuan berpikir kritis.
2. Definisi Operasional
Kemampuan berpikir kritis merupakan penilaian yang diperoleh dari
indikator kemampuan berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut: 1)
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-
alasan dan kesimpulan-kesimpulan. 2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi-asumsi. 3) Memperjelas dan menginterpretasikan pernyataan-
pernyataan dan ide-ide. 4) Mengadili penerimaan, terutama kredibilitas,
dan klaim-klaim. 5) Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam
jenisnya. 6) Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-
penjelasan. 7) Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-
keputusan. 8) Menyimpulkan. 9) Menghasilkan argumen-argumen.
Peneliti hanya berfokus untuk mengambil 3 indikator saja yaitu : 1)
mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-
alasan dan kesimpulan-kesimpulan, 2) Menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat keputusan-keputusan dan 3) Menyimpulkan.
3. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
46
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Soal Pretes dan Posttest
Kompetensi
DasarIndikator
Bentuk
SoalNomor Soal
Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
1. Mengidentifikasi unsur-unsur
dalam kasus beralasan,
terutama alasan-alasan dan
kesimpulan-kesimpulan.
ESSAY
1,2,3,4,5
2. Menganalisis, mengevaluasi,
dan membuat keputusan-
keputusan.
6,7,8,9,10
3. Menyimpulkan. 11,12,13,14,15
Jumlah Soal 15
Dalam penelitian ini, untuk instrumen kemampuan berpikir kritis
siswa, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Jawaban Siswa Skor
Jawaban lengkap dan benar sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
Ilustrasi dari indikator yang diukur sempurna.
Dapat menjawab secara lengkap dan terperinci sesuai dengan petunjuk 3
47
soal.
Membuat sedikit kesalahan.
Jawaban benar untuk pertanyaan yang diberikan.
Ilustrasi dari indikator yang diukur baik.
Dapat menjawab minimal 2 jawaban yang betul yang diberikan sesuai
dengan petunjuk soal atau hampir mendekati sesuai dengan soal yang
diberikan.
Memuat beberapa kesalahan.
2
Jawaban tidak sesuai dengan petunjuk arahan soal.
Ilustrasi dari indikator yang diukur sangat tidak sempurna.
Mengalami kesulitan dalam memahami soal berpikir ktitis.
Memuat banyak kesalahan.
1
Soal jawaban tidak dikerjakan. 0
Sedangkan untuk tes kemampuan berpikir kritis dari tes siswa akan
diperoleh skor-skor yang dicapai dalam tes diharapkan agar siswa mampu
menjawab sesuai dengan kemampuannya secara bebas. Penghitungan skor
dilakukan untuk setiap soal dengan cara diberi skor berdasarkan hasil
analisis mereka sendiri. Soal yang diberikan sebanyak 15 soal.
Skor Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (%)
= Skor yang didapatkan siswa
Skor Maksimalx 100 %
48
Dalam penelitian ini, untuk instrumen kemampuan tentang berpikir
ktitis, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Tingkat Berpikir Kritis
Persentase (%) Kriteria
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat Kurang
4. Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas
1) Uji Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2012), (h. 348) “instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas
instrument, menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
rxy
49
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara Variable X dan Variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
∑ xy= Standar devinisi dari skor total kriteria uji:
Jika rhitung > rtabel = soal valid
Jika rhitung < rtabel = soal tidak valid
Berdasarkan Uji Validitas dari 15 butir soal instrumen kemampuan
berpikir kritis IPA yang dilakukan terhadap 45 siswa menunjukan
terdapat ** butir soal valid.
2) Uji Reliabilitas
Teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas dengan
menggunakan rumus Alfa Croncbach seperti dibawah ini:
Keteranagan :
Ri = Reliabilitas tes secara keseluruhan
K = Mean kuadrat antara subyek
St2 = Varians total
∑ xy= Mean kuadrat kesalahan
Tabel 3.6
50
Koefisien Reliabilitas
No Inter Koefisien Tingkat Hubungan
1 0 ≤ r11 ¿0,2 Sangat Rendah
2 0 ≤ r11 ¿0,4 Rendah
3 0 ≤ r11 ¿0,6 Sedang
4 0 ≤ r11 ¿0,8 Kuat
5 0 ≤ r11 ¿1 Sangat Kuat
Dari perhitungan uji coba instrumen tes diperoleh nilai reliabilitas
sebesar ** yang memiliki kriteria sangat kuat. Berdasarkan kriteria
klasifikasi nilai reliabilitas tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrument kemampuan berpikir kritis IPA yang terdiri dari 15 soal
secara keseluruhan memiliki reliabilitas yang *****
F. Instrumen Variabel Bebas
1. Definisi Konseptual
a. Model Pair Check
Secara umum urutan pembelajaran Pair Check adalah “bekerja
berpasangan, pelatih mengecek, bertukar peran, pasangan
mengecek, penegasan guru.” Model pembelajaran ini melatih
keaktifan siswa dan kerja sama dalam proses pembelajaran dikelas
terutama dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
Model pembelajaran bertukar peran ada yang bertugas menjadi
51
pelatih dan partner. Dengan belajar bersama rekan sejawat, maka
siswa mampu berkomunikasi dengan baik dengan rekan sejawat.
b. Model Take and Give
Model pembelajaran Take and Give merupakan model
pembelajaran yang memberikan kartu kepada siswa, dan dalam
kartu tersebut terdapat materi yang harus dikuasai oleh siswa,
kemudian perwakilan dari kelompok ke kelompok lain untuk
bertukar pemikiran dengan apa yang ada pada kartu tersebut. Siswa
dapat menguasai materi melalui kartu dan dapat saling sharing
informasi.Di dalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai atau
dihafal masing-masing cinta. Siswa kemudian mencari pasangan
masing-masing untuk bertukar pengetahuan. Model pembelajaran
Take and Give merupakan model pembelajaran yang memberikan
kartu kepada siswa, dan dalam kartu tersebut terdapat materi yang
harus dikuasai oleh siswa, kemudian perwakilan dari kelompok ke
kelompok lain untuk bertukar pemikiran dengan apa yang ada pada
kartu tersebut. Siswa dapat menguasai materi melalui kartu dan
dapat saling sharing informasi.
5. Definisi Operasional
a. Model Pair Check
Pair Check merupakan penilaian yang diperoleh dari
membangun pengetahuan, kemampuan serta memotivasi siswa
untuk belajar secara berkelompok. Berikut ini beberapa langkah
52
yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran
Pair Check :
1) Guru menjelaskan konsep.
2) Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4
orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam
satu tim dibebani masing-masing satu peran yang berbeda
pelatih dan partner.
3) Guru membagikan soal kepada partner.
4) Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek
jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar
berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
5) Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi
partner, dan partner menjadi pelatih.
6) Guru membagikan soal kepada partner.
7) Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek
jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar
berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
8) Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan
jawaban satu sama lain.
9) Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah oleh
guru.
53
b. Model Take and Give
Model Take and Give merupakan penilaian yang diperoleh dari
membangun pengetahuan, kemampuan serta memotivasi siswa untuk
belajar secara berkelompok dengan menggunakan kartu. Berikut ini
beberapa langkah yang dapat digunakan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran Take and Give :
1) Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
2) Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya.
3) Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
4) Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-
masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal.
5) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
memberi informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya
pada kartu yang dipegangnya.
6) Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing (take and give).
7) Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan memberi
pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu.
8) Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan.
9) Guru menutup pembelajaran.
54
G. Hipotesis Statistik
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan ada atau
tidaknya pengaruh, maka dapat dilihat hipotesis statistiknya, sebagai berikut.
Hipotesis Statistika Pretest
H0 : μ1 ¿ μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Hipotesis Statistika Postest
H0 : μ1 ¿ μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 : Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis IPA yang diberikan model
Pembelajaran Pair Check.
μ2 : Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis IPA yang diberikan model
Pembelajaran Take and Give.
H. Tekhnik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskripsi atas
dasar secara kuantitatif kemudian diolah menggunakan statistik. Teknik
analisis data digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dan menguji
hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
a. Dalam menyajikan data penelitian menggunakan:
1) Tabel distribusi frekuensi
55
2) Diagram histogram
3) Diagram polygon
4) Diagram ogive
b. Ukuran Pemusatan Data, yaitu:
1) Mean
2) Median
3) Modus
c. Ukuran Penyebaran Data, yaitu:
1) Rentang Data
2) Varians
3) Standar Devinisi
2. Statistik Inferensial
Untuk menganalisis data peneliti menggunkan statistic inferensial
meliputi uji persyaratan data yaitu normalitas dan homogenitas. Dan untuk
menguji hipotesis pretes dan post test menggunakan uji-t.
a. Uji Normalitas
Uji persyaratan data disebut juga pengujian uji normalitas data,
karena pengujian normalitas data menggunakan data kelompok, maka
penguji normalitas data menggunakan chi kuadrat. Dengan rumus chi
kuadrat (x2) sebagai berikut.
56
Keterangan :
x2 = Nilai Chi Kuadrat
f0 = Frekuensi Absolut
fe = Frekuensi Ekspektasi
Dalam penelitian ini untuk menguji Chi-Kuadrat digunakan taraf
signifkan ∝ = 5 % dengan derajat kebebasan (dk) = ( k-1 ), dimana k =
banyaknya kelas interval.
Kriteria Pengujian :
Jika X2hitung < X2
tabel, maka distribusi data adalah normal.
Jika X2hitung > X2
tabel, maka distribusi data tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Pada tahap ini, akan diuji homogenetas dari kelas eksperimen dan
kelas control untuk mengetahui kesamaan antara dua varians, rumusan
uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Maka digunakan Uji
F dengan rumus
F = s2 terbesars2 terkecil (Riadi, 2014, h.104)
Keterangan :
S2 = varians terbesar
57
S2 = varians terkecil
Kesimpulan :
Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima, Hal ini berarti varians homogen.
Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho diterima, Hal ini berarti varians tidak homogen.
c. Uji perbedaan dua rata-rata (Uji t)
Pengujian ini digunakan untuk meneguji perbedaan rata-rata data,
dalam hal ini antara data kelompok eksperimen dan data kelompok
kontrol. Uji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini jika data
normal dan homogeny maka rumus yang digunakan dalam uji ini yaitu
rumus t-test (Sugiyono, 2012 h.196). Kriteria penguji hipotesis adalah
bila jumlah anggota sampel n1= n2, dan varian homogeny. Maka dapat
digunakan rumus t-test yaitu separatred varians,untuk mengetahui t
table dengan dk = n1 + n2 -2. Bila n1 ≢ n2 dan varians homogen dapat
digunakan t-test dengan rumus Polled Varian yaitu dengan besarannya
dk = n1+n2 -2
1) Separatred Varians,
2) Polled Varians
58
(sugiyono, 2012, h. 138)
Keterangan :
X1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen 1
X2 = nilai rata-rata kelompok eksperimen 2
S1 = varians sampel kelompok eksperimen 1
S2 = varians sampel kelompok eksperimen 2
n1 = jumlah responden kelompok eksperimen 1
n2 = jumlah responden kelompok eksperimen 2
Kriteria penguji hipotesis adalah :
1) Tolak H0 dan terima H1, jika : thitung < ttabel artinya terdapat
pengaruh model pembelajaran Pair Check dan Take and Give
terhadap kemampuan berpikir kritis IPA.
2) Tolak H0 dan tolak H1, jika : thitung > ttabel artinya terdapat pengaruh
model pembelajaran Pair Check dan Take and Give terhadap
kemampuan berpikir kritis IPA.
59
Daftar Pustaka
Badeni, (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Helmawati. (2019). Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurniawan, G.E (2020). Tim Pelatihan Online Soal Android HOTS (Higher
Order Thinking Skill) Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif dan
Pemecahan Masalah. Malang: CV. Multimedia Edukasi.
Kreitner, R, Kinicki, A (2014). Perilaku Organisasi. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
Mawardi. (2018). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: UMT Press.
Ngalimun, (2017). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu.
Rahmawati, A.R (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Experiental Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.
Robbins, S.P, Judge T.A. (2017). Perilaku Organisasi. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
60
Rosnaningsih, A. (2018). Perencanaan Pembelajaran. Tangerang: Samudra Biru.
Sani, R.A (2019). HOTS. Kota Tangerang: Tira Smart.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Bandung.
Suparman, M.A. 2014. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
61
Lampiran-Lampiran
1. Instrumen Penelitian
SOAL TEMA 2 SELALU BERHEMAT ENERGI
SDN DOYONG 2
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
Materi IPA
Nama :
Kelas :
1. Dibawah ini terdapat sebuah gambar matahari sebagai sumber kehidupan.
Dapatkah kamu mengidentifikasi peran-peran matahari sebagai sumber
kehidupan? Jelaskan.
2. Ibu sedang menjemur pakaian di luar. Baju yang semula basah menjadi
kering. Mengapa hal tersebut bisa terjadi dengan bantuan sumber energi
apakah baju tersebut bisa kering? Dan bagaimana proses baju yang semula
basah menjadi kering?
62
3. Amatilah gambar berikut ini. Jelaskan jenis perubahan energi yang terjadi
pada masing-masing gambar!
a. b. c. d.
4. Dibawah ini terdapat beberapa contoh sumber energi. Dapatkah kamu
menyebutkan sumber energi apa sajakah yang ada di gambar tersebut?
5. Dibawah ini terdapat gambar turbin air. Dapatkah kamu untuk menyebutkan
alat-alat apa saja yang diperlukan dalam membuat kincir angin?
63
6. Angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah
Jawa Barat. angklung merupakan sumber bunyi. Alat musik tradisional ini
terbuat dari tabung-tabung bambu. Sedangkan suara atau nada alat ini
dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara
digoyangkan. Setelah kamu membaca pengertian angklung. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan sumber bunyi?
7. Di bumi ini terdapat 2 sumber energi, yaitu sumber energi terbarukan dan tak
terbarukan. Dapatkah kamu menjelaskan perbedaan dari sumber energi
terbarukan dan tak terbarukan?
8. Sungai dibelakang rumah Siti airnya jernih dan aliran airnya begitu tenang.
Hampir setiap hari dia dan teman-temannya bermain di sungai tersebut.
Terpikir oleh Siti, seandainya membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air secara
64
mandiri. Dapatkah Siti memanfaatkan sungai tersebut menjadi sumber energi
listrik?
9. Dalam menyalurkan energi listrik kadang mengalami gangguan yang
mengakibatkan terputusnya penyaluran listrik ke tempat-tempat yang
membutuhkan. Tulislah 3 contoh peristiwa yang dapat menyebabkan
penyaluran listrik ke konsumen terganggu?
10. Saat ini pemerintah sedang membuat sumber energi alternatif sebagai
pengganti bahan bakar fosil yang semakin habis. Sebagai contoh sumber
energi panas matahari yang dapat dimanfaatkan sebagai panel surya. Panel
surya ini yang membantu masyarakat di pedesaan untuk menyalakan lampu
dan keperluan lain. menurut pendapatmu adakah sumber energi alternatif lain?
Jelaskan
11. Dibawah ini terdapat sebuah gambar tentang pemanfaatan kotoran ternak
untuk biogas. Dapatkah kamu menyimpulkan alur proses pemanfaatan
kotoran ternak sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia?
65
12. Dibawah ini merupakan contoh-contoh kegiatan pemborosan. Maka yang
harus kamu lakukan untuk tidak melakukan pemborosan adalah?
13. Berdasarkan gambar dibawah ini seluruh kendaraan memakai bensin.
Menurutmu, berasal dari manakah bensin tersebut?
14. Dibawah terdapat sebuah gambar mengenai TIPS mudah dalam melakukan
penghematan dirumah. Dapatkah kamu menuliskan 3 contoh tips menghemat
penggunaan lampu!
66
15. Jika ada temanmu yang melakukan pemborosan seperti gambar dibawah ini,
maka yang kamu lakukan adalah?
67
68
2. Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
KRITERIA PENILAIAN SOAL BERPIKIR KRITIS
SDN DOYONG 2
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
NO KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR BERPIKIR
KRITIS
INDIKATOR SOAL
SOAL JAWABAN
1. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Disajikan gambar tentang matahari sebagai sumber energi. Siswa mampu mengidentifikasi peran-peran matahari sebagai sumber kehidupan.
Diatas terdapat sebuah gambar matahari sebagai sumber kehidupan. Dapatkah kamu mengidentifikasi peran-peran matahari sebagai sumber kehidupan? Jelaskan!
Peran matahari sebagai sumber kehidupan yaitu sebagai berikut: 1. Terjadinya siang dan malam.2. Revolusi Matahari. 3. Berperan dalam proses hujan.4. Berperan dalam fotosintesis. 5. Dijadikan sumber panel surya.
69
2. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Disajikan gambar tentang orang yang menjemur pakaian. Siswa mampu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat membuat pakaian yang tadinya basah menjadi kering.
Ibu sedang menjemur pakaian di luar. Baju yang semula basah menjadi kering. Mengapa hal tersebut bisa terjadi dengan bantuan sumber energi apakah baju tersebut bisa kering? Dan bagaimana proses baju yang semula basah menjadi kering?
Pakaian menjadi kering dengan adanya bantuan dari sinar matahari. Pakaian menjadi kering karena baju yang semula basah mengalami penguapan akibat dari panas matahari oleh sebab itu baju yang semula basah menjadi kering.
3. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Disajikan gambar tentang beberapa gambar yang jenis perubahan energi. Siswa mampu mengidentifikasi jenis perubahan yang terjadi.
Amatilah gambar berikut ini. Jelaskan jenis perubahan energi yang terjadi pada masing-masing gambar!
1. Kipas : listrik-gerak2. Radio : listrik-bunyi.3. Setrika : listrik-panas4. Lampu : listrik-cahaya
70
4. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Disajikan gambar tentang contoh sumber energi. Siswa mampu mengidentifikasi nama-nama sumber energi gambar di atas.
Diatas ini terdapat beberapa contoh sumber energi. Dapatkah kamu menyebutkan sumber energi apa sajakah yang ada di gambar tersebut?
1. Angin sebagai sumber energi.2. Matahari sebagai sumber energi. 3. Energi Gelombang Air Laut sebagai sumber energi.4. Panas Bumi sebagai sumber energi.
5. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi unsur-unsur dalam kasus beralasan, terutama alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Disajikan gambar tentang Turbin Air. Siswa mampu menyebutkan nama alat-alat yang diperlukan. Diatas ini terdapat
gambar turbin air. Dapatkah kamu untuk menyebutkan alat-alat
1. Dinamo/ Turbin.2. Kincir Air.3. Aliran Sungai yang memiliki jumlah air yang memadai.
71
apa saja yang diperlukan dalam membuat kincir angin?
6. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
Disajikan sebuah gambar angklung sebagai sumber bunyi beserta penjelasannya. Siswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan sumber bunyi.
Angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat. angklung merupakan sumber bunyi. Alat musik tradisional ini terbuat dari tabung-tabung bambu. Sedangkan suara atau nada alat ini dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan. Setelah kamu membaca pengertian angklung. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sumber bunyi?
Sumber Bunyi adalah benda yang dapat menghasilkan bunyi.
72
7. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
Disajikan sebuah gambar sumber energi terbarukan dan tak terbarukan. Dari gambar tersebut, siswa mampu untuk menjelaskan perbedaan sumber energi terbarukan dan tak terbarukan.
Di bumi ini terdapat 2 sumber energi, yaitu sumber energi terbarukan dan tak terbarukan. Dapatkah kamu menjelaskan perbedaan dari sumber energi terbarukan dan tak terbarukan?
Energi Tak terbarukan adalah sumber energi yang tidak tersedia terus-menerus, tidak berkesinambungan, dan pada saatnya akan habis. Serta memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukannya lagi. Sementara, Energi Terbarukan (alternatif) adalah sumber energi yang tersedia terus menerus dan dapat diperbarui.
8. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
Disajikan sebuah cerita Siti yang menginginkan sungai di belakang rumahnya dijadikan sebagai PLTA secara mandiri. Dari cerita tersebut, siswa mampu membuat sebuah keputusan apakah sungai dibelakang rumah Siti
Sungai dibelakang rumah Siti airnya jernih dan aliran airnya begitu tenang. Hampir setiap hari dia dan teman-temannya bermain di sungai tersebut. Terpikir oleh Siti, seandainya membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air secara mandiri. Dapatkah Siti
Tidak dapat, Karena Sumber energi listrik yang berasal dari PLTA membutuhkan perairan yang berarus untuk memutarkan kincir air. Kincir air kemudian menggerakan turbin sehingga bisa menghasilkan listrik.
73
dapat dijadikan PLTA. memanfaatkan sungai tersebut menjadi sumber energi listrik?
9. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
Disajikan sebuah cerita mengenai gangguan penyaluran listrik ke tempat yang membutuhkan. Siswa mampu untuk menyebutkan contoh peristiwa yang dapat menyebabkan penyaluran listrik menjadi terganggu.
Dalam menyalurkan energi listrik kadang mengalami gangguan yang mengakibatkan terputusnya penyaluran listrikke tempat-tempat yang membutuhkan. Tulislah 3 contoh peristiwa yang dapat menyebabkan penyaluran listrik ke konsumen terganggu?
1. Peristiwa Alam, seperti tersambar petir atau gempa bumi. 2. Peristiwa tumbangnya pepohonan di sekitar kabel saluran listrik. 3. Disebabkan oleh binatang yang melintasi kabel saluran listrik.
10. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.
Disajikan sebuah cerita tentang upaya pemerintah yang berusaha mencari sumber energi alternatif di daerah pedesaan. Siswa mampu memberikan sebuah argumen tentang jenis sumber alternatif lain yang dapat digunakan.
Saat ini pemerintah sedang membuat sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil yang semakin habis. Sebagai contoh sumber energi panas matahari yang dapat dimanfaatkan sebagai panel surya. Panel surya ini yang membantu masyarakat di pedesaan untuk
Contohnya seperti AIR. Air dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga air yang nantinya akan menghasilkan listrik. Kemudian, ada juga limbah tahu yang dapat dijadikan menjadi biogas.
74
menyalakan lampu dan keperluan lain. menurut pendapatmu adakah sumber energi alternatif lain? Jelaskan
11. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Menyimpulkan Disajikan sebuah gambar alur tentang pemanfaatan biogas. Siswa mampu menyimpulkan alur dari kotoran ternak dapat menjadi sebuah biogas.
Diatas ini terdapat sebuah gambar tentang pemanfaatan kotoran ternak untuk biogas. Dapatkah kamu menyimpulkan alur proses pemanfaatan kotoran ternak sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia?
Berawal dari kotoran sapi, kemudian kotoran tersebut ditampung sementara ke dalam bak penampungan. Kemudian dibuat 2 aliran yang satu aliran UAP yang satu sebagai aliran cairan. Aliran UAP dibawa melalui pipa saluran biogas. Sementara cairannya dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk cair.
12. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi
Menyimpulkan. Disajikan sebuah gambar melakukan pemborosan. Siswa mampu menyimpulkan
Diatas merupakan contoh-contoh kegiatan pemborosan. Maka yang harus kamu lakukan untuk
Mematikan benda yang tidak digunakan.
75
alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
kegiatan apa yang harus dilakukan agar tidak melakukan pemborosan.
tidak melakukan pemborosan adalah?
13. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Menyimpulkan. Terdapat sebuah gambar, gambar tersebut adalah gambar mobil yang sedang mengisi bahan bakar. Siswa mampu menyimpulkan darimana bensil berasal.
Berdasarkan gambar diatas seluruh kendaraan memakai bensin. Menurutmu, berasal dari manakah bensin tersebut?
Berasal dari minyak bumi.
14. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik,
Menyimpulkan. Terdapat sebuah gambar mengenai tips mudah menghemat listrik dirumah. Siswa mampu menuliskan 3 contoh tips menghemat penggunaan lampu.
Diatas terdapat sebuah gambar mengenai TIPS mudah dalam melakukan penghematan dirumah. Dapatkah kamu menuliskan 3 contoh tips menghemat
1. Mematikan lampu bila ruangan tidak digunakan. 2. Pergunakan lampu hemat energy dan kurangi pemakaian lampu pijar 3. Bersihkan lampu
76
dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
penggunaan lampu. secara berkala.
15. Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
Menyimpulkan. Disajikan sebuah gambar seorang anak yang melakukan pemborosan. Siswa mampu menyimpulkan kegiatan apa yang harus dilakukan agar tidak melakukan pemborosan.
Jika ada temanmu yang melakukan pemborosan seperti gambar disamping, maka yang kamu lakukan adalah?
Kita harus mengehemat listrik dengan cara menggunakan baranng secukupnya dan seperlunya serta mematikan barang yang tidak berguna.
77
Top Related