72
BAB V
PERUBAHAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
MASYARAKAT
Pada bab ini, peneliti akan mangambarkan perubahan-perubahan sosial
masyarakat Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang selaku
desa enclave, pasca ditetapkanya Taman Nasional Bromo Tenggar Semeru, serta
bagaimana dampak dari perubahan sosial tersebut terhadap kesejahteraan
masyarakat. Peneliti akan memaparkan analisis perubahan sosial yang terjadi
melalui indikator berdasarkan teori perubahan sosial Max Weber yang dilihat
dengan rasionalismenya. Sedangkan dalam analisis dampak perubahan sosial
terhadap kesejahteraan sosial masyarakat, peneliti akan menggunakan
kesejahteraan sosial menurut Kolle dalam menganalisa tingkat kesejahteraan
masyarakat.
5.1 Perubahan Sosial Masyarakat Desa Ngadas
Pada penelitian kali ini, peneliti akan memaparkan analisis terkait bentuk-
bentuk perubahan berserta mengapa perubahan tersebut terjadi di masyarakat
Desa Ngadas. Analisis yang dilakukan peneliti dengan mengunakan indikator dari
teori perubahan sosial menurut Max Weber, perubahan sosial menurut Max
Weber dilihat dari bentuk tindakan rasionalisme yang dimiliki, dan tipe
rasionalisme Max Weber antara lain rasionalisme tradisional (Tradisional
Rationality) yang mengorientasikan pada perubahan adat, tradisi dan kebiasaan
masyarakat, rasionalisme yang berorientasi pada nilai (Value Oriented
Rationality) yang melihat perubahan dari tindakan rasional masyarakat yang
73
mempertimbangkan manfaat, peneliti akan memfokuskan pada perubahan dalam
kerukunan yang terjalin serta etika dan kesopanan masyarakat, rasinalisme afektif
(Affective Rationality) melihat perubahan dari jalinan hubungan antar taman
nasional dengan masyarakat Desa Ngadas, serta melihat perubahan dari tindakan
rasional masyarakat yang secara sepontan akibat suatu peristiwa tertentu,
rasionalisme instrumental (Purposive Retionality atau Rationalitas Instrumental)
melihat perubahan dari tindakan rasional masyarakat yang penuh perhitungan
mulai perencanaan hingga hasil yang akan dicapai.
5.1.1 Tradisional Rationality
Dalam konteks ini, secara luas perubahan yang dilihat yakni dari tradisi
dan adat masyarakat Desa Ngadas, pasca Desa Ngadas menjadi desa enclave
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Adapun adat yang berkembang di Desa
Ngadas merupakan adat suku Tengger. Peneliti akan analisis terkait ada tidaknya
perubahan adat dan budaya masyarakat suku Tengger Desa Ngadas, selain itu
peneliti juga akan melihat penyebab ada tidaknya perubahan dari segi budaya dan
adat masyarakat Desa Ngadas tersebut.
Selain Desa Ngadas yang menggunakan adat tengger, masih ada 48 desa
yang juga menggunakan adat tengger. Akan tetapi menurut Pak Tri Baktio
diantara 48 desa lain, Desa Ngadas yang menjadi pusat adat tengger karena
kokohnya adat tengger dan Desa Ngadas merupakan yang paling dekat dengan
Gunung Bromo1. Selain itu menurut Pak Sutomo saat ini desa-desa yang
menggunakan adat tengger bisa dikatakan cuma 38, karena 10 desa lainnya sudah
1Op –Cit. Pak Tri Baktio.
74
tidak mempunyai dukun adat yang menjadi tokoh maupun pelaksana adat tengger
sendiri2.
Desa Ngadas yang menjad i
salah satu dari desa suku tengger, dan
rutinitas dari masyarakat pun tidak
lepas dari adat budaya dari suku
tengger. Menurut penuturan Pak
Sutomo selaku dukun adat suku
tengger Desa Ngadas, upacara adat
masyarakat tengger Desa Ngadas
sangat banyak, hampir setiap kegiatan
masyarakat merupakan kegiatan adat suku tengger3. Sedangkan menurut Pak Tri
Baktio yang merupakan tokoh agama islam di Desa Ngadas, upacara besar adat
suku tengger diantaranya adalah upacara karo, kasada dan unan-unan4. Selain tiga
upacara besar adat tersebut masih ada banyak upacara-upacara adat lainnya,
diantaranya ada upacara adat yang diperingati setiap bulan-bulan tertentu dalam
kalender Suku Tengger dan ada pula upacara adat yang terjadi setelah terjadi
suatu peristiwa tertentu, seperti gempa bumi atau bencana alam lainnya.
Upacara adat suku tengger di Desa Ngadas masih tetap dijaga dan
dilestarikan, menurut Pak Sutomo, setiap bulannya ada acara adat masing-
2Loc-cit, Pak Sutomo.
3Loc-cit, Pak Sutomo.
4Loc-cit. Pak Tri Baktio.
Sumber : dokumentasi peneliti, 2017
Gambar : 5.1 : Pelaksanaan Adat Kasada
75
masing5. Ada yang namanya upacara adat kasa yang merupakan bentuk upacara
bersih desa dalam memperingati bulan pertama dalam kalender jawa tengger, ada
pula upacara adat kesada yang memperingati bulan kedua belas, dan acara
puncaknya dilakukan di Gunung Bromo untuk memperingati pengorbanan Raden
Kusumo dalam sejarah Gunung Bromo. Selain itu ada pula upacara pujan yang
dilakukan dalam setahun 4 (empat) kali, diantaranya pada setiap tanggal 15 bulan
ke empat, bulan ke delapan, bulan kesembilan dan bulan ke dua belas dalam
kalender jawa tengger,
Selain kasada dan
kasa ada pula upacara karo
dan barian, untuk upacara
adat karo, itu di peringati
pada bulan kedua kalender
jawa tengger, dan untuk
upacara karo ini dilakukan
dilingkup Desa Ngadas
sendiri, puncak acara adat karo ini ditandai dengan upacara adat sadranan dan
sehari sebelum puncak upacara karo masyarakat tengger Desa Ngadas berkumpul
di rumah kepala desa dengan istilah namanya prepekan. Sedangkan untuk upacara
adat barian itu diadakan apabila terjadi suatu peristiwa bencana alam seperti
gempa ataupun gunung meletus. seperti hanya menurut Pak Sutomo selaku dukun
adat Desa Ngadas.
5Loc-cit, Pak Sutomo.
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017
Gambar : 5.2 : Kangkaian Upacara Karo
76
Sak niki ndugi sasi mawon wonten khajate kiambak-kiambak, mben niki
tanggal setunggal coro Ngadas sasi kasa, khajate nyapu desa (bersih desa), setunggale male sasi karo, niku slametan karo. Sasi niki tanggak gangsal welase, malem enem belas khajad pujan, soale mriki setunggal
tahun niku pujane peng sekawan karo sepindah, pujan kepapat, pujan kewolu, pujan kesonggo, lan pujan kesada, niku teos slametan karo. Lek
barian niku slametan bencama, misale wonten gempa bumi peng kale, wonten niku ten mriki di slameti barian.nek galungan niku slametan pupuh, pitung sasi sepindah niku di slameti galungang, soale tempate ten
pupuh galungan, niku mesti slametan galungan6.
“sekarang setiap pekan saja ada kegitan upacara masing-masing, besok ini tanggal 1, cara Ngadasbulan Kasa, upacara bersih desa, satu lagi bulan Karo, itu kegiatan upacara Karo, bulan ini tanggal 15, malam 16 upacara
pujan, soalnya disini dalam 1 tahun itu upacara pujan 4 kali, dan upacara karo 1 kali, upacara pujan kepapat, pujan kewolu, pujan kesonggo, dan
pujan kesada, habis itu upacara karo. Kalo upacara barian itu upacara keselamatan bencana, misalnya ada gempa bumi 2 kali, disini akan dilakukan upacara barian, kalo galungan itu upacara sedekah pupuh, tujuh
bulan sekali, itu ada upacara galungan, soalnya tempatnya di pupuh galungan, itu harus dilakukan upacara galungan”
Selain itu ada upacara adat unan-unan, yang merupakan puncak acara adat
dari suku tengger, yang diadakan dalam sewindu sekali7. Sewindu dalam kalender
tengger bukan delapan tahun melainkan cuma lima tahun, dan upacara adat unan-
unan tersebut dilaksanakan dalam rangka membersikan dan mensucikan desa dari
gangguan-gangguan mahluk halus. Selain itu ada juga upacara adat entas-entas,
yang merupakan upacara adat dalam memperingati seribu hari meningalnya
seseorang, dalam upacara adat tersebut membutuhkan dana yang besar, keluarga
harus menyembelih kerbau dan sebagian kerbau tersebut dikurbankan dan
sebagian dimakan8.
6Loc-cit, Pak Sutomo.
7Loc-cit, Pak Sutomo.
8Loc-cit. Pak Tri Baktio.
77
Adat suku tengger di Desa Ngadas masih dipegang teguh oleh masyarakat,
selain adat tengger tersebut turun-temurun, adat tengger tersebut juga menjadi
patokan utama dalam setiap kegiatan masyarakat. Jadi selain upacara adat yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat Desa Ngadas, ada pula
upacara adat yang dilakukan secara individu di setiap keluarga masing-masing.
Menurut Pak Timbul kegiatan upacara adat tengger di Desa Ngadas ada yang
bersifat kumunal atau yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh masyarakat dan
ada pula yang bersifat pribadi atau individu9. Upacara adat tengger yang
dilakukan individu diantaranya ada entas-entas, mbobot atau kelahiran, upacara
tugel kuncung, upacara perkawinan dan upacara hajatan-hajatan lainnya.
Sedangkan upacara adat yang dilakukan oleh seluruh masyarakat desa diantaranya
ada adat karo, kasada, unan-unan, kasa, pujan, barian, galungan dan upacara adat
dibulan-bulan tertentu.
Tabel 5.1 Upacara Adat Tengger
Upacara Adat Kumunal Upacara Adat Individu
1 Adat Karo Adat Entas-Entas
2 Adat Kasada Adat Mbobot
3 Adat Barian Adat Tutugel Kuncung
4 Adat Unan-Unan Adat Perkawian
5 Adat Kasa Adat Hajatan-Hajatan lainnya
6 Adat Pujan
7 Mayu Desa
sumber : hasil olahan penulis
9Wawancara dengan Pak Timbul selaku tokoh agama hindu di Desa Ngadas (pada tanggal 20 juli
2017 pukul 10.11 WIB)
78
Kehadiran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Desa Ngadas yang
menjadi salah satu kantung (enclave) tidak memberikan dampak signifikan
perubahan pada segi adat dan tradisi masyarakat. Pihak Taman Nasional hanya
sebatas memberikan sosialisasi dalam pelaksanaan upacara adat baik upacara
karo, kasada maupun unan-unan, sosialisasi tersebut ditujukan untuk menjalin
kerjasama serta memberikan pesan untuk tetap melestariakn adat10. Kokohnya
adat Tengger di Desa Ngadas karena pola masyarakat yang tradisional yang
mengedepankan pesan-pesan dari para leluhur mereka serta keberadaan dukun
adat yang menjadi tokoh panutan, menjadi salah satu alasan tidak berubahnya adat
dan tradisi masyarakat di Desa Ngadas. Kokohnya adat tengger tersebut juga
dapat dilihat dari setiap kegiatan hajatan masyarakat yang tidak lepas dari adat
dan tradisi tengger.
Kegiatan atau upacara adat dari masyarakat suku tengger tetap dilakukan
dengan tradisi yang sama, baik sebelum dan maupun sesudah adanya taman
nasional. Adat tengger di Desa Ngadas yang tidak mengalami perubahan tersebut
akibat dari kokohnya adat tradisi tengger itu sendiri, dan kokohnya adat tradisi
tengger tersebut karena setiap kegiatan masyarakat tidak lepas dari tradisi adat
tengger di Desa Ngadas. Pola perilaku masyarakat Desa Ngadas yang masih
tradisional membuat tradisi dan adat masih dapat dilestarikan dan belum terkikis
dengan adanya modernisasi yang berkembang saat ini.
10
Wawancara dengan Pak Bambang selaku kepala Resort coban trisula Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru Pada 13 September 2017 pukul 20.09 WIB
79
Perilaku masyarakat yang masih tradisional membuat setiap upacara adat
merupakan suatu hal yang menjadi prioritas utama masyarakat dari pada
kepercayaannya. Seperti menurut Pak Tri Baktio di Desa Ngadas yang
dikedepankan adalah adat tenggernya kalau di desa tengger lain agamanya yang
dikedepankan11. Salah satu bentuk contoh masyarakat yang masih teradisional dan
mengedepankan adatnya yakni dengan memakai udeng (ikat kepala) dan juga
memakai sarung itu dilakukan oleh seluruh masyarakat baik yang beragama islam,
budha maupun hindu. Maka kokohnya adat tengger di Desa Ngadas itu
disebabkan karena masyarakat lebih mengutamakan adat dari pada kepantingan
yang lain.
Selain itu ditetapkanya Desa Ngadas menjadi desa wisata adat oleh
pemerintah Kabupaten Malang, juga sebagai bentuk untuk melestariakn adat da n
tradisi tengger yang ada di Desa Ngadas. Adat tengger di Desa Ngadas menjadi
potensi wisata tersendiri, kokohnya adat serta tradisi upacara-upacara adat di Desa
Ngadas menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Ngadas. Pola
tindakan masyarakat yang masih memegang teguh adat dan tradisi tengger serta
kegiatan upacara tengger yang masih menjadi agenda rutin menjadi pemerkokoh
adat tengger. Perubahan sosial dalam segi adat dan tradisi tengger di Desa Ngadas
dalam segi ritual tidak mengalami perubahan, kegiatan ritual upacara adat tetap
dilakukan dengan seperti dulu karena setiap kegiatan memiliki makna masing-
masing dan kegiatan tersebut tidak akan diubah karena akan mempengaruhi
makna dari upacara tersebut.
11
Loc-cit. Pak Tri Baktio.
80
Setiap upacara adat suku tengger dipimpin oleh seorang dukun adat, dan
dibantu oleh seorang sepuh dan legen. Seorang dukun adat merupakan tokoh adat
puncak adat, di bawahnya dukun ada seorang sepuh, dan dibawah sepuh ada
seorang legen. Tugasnya seorang sepuh yakni menyiapkan peralatan upacara adat
dan seorang lengen bertugas untuk menyiapkan sesajen sedangkan seorang dukun
bertugas untuk membacakan mantra dalam setiap upacara adat12. Menurut Pak
Sutomo seorang dukun harus turun-temurun, tapi misalkan saya tidak punya anak
yang mau menjadi dukun, maka saya harus mencari ponakan-ponakan saya, dan
harus seorang laki- laki13. Seorang yang hendak menjadi dukun harus menjalani
upacara megeng dukun terlebih dahulu, dan setelah itu dukun adat akan dilantik
oleh kepala desa, dan pelantikan seorang dukun dilaksanakan pada saat upacara
kasada dan bertempat di Gunung Bromo.
Terkait hukum adat di suku tengger khususnya di Desa Ngadas, tidak
berupa hukum tertulis melainkan hukum yang diturunkan dari para leluhur
melalui ucapan-ucapan atau pesan-pesan14. Hukuman adat di Desa Ngadas berupa
hukuman sanksi sosial, dengan bentuk dikucilkan dari masyarakat, dan
masyarakat Ngadas menyebutnya dengan istilah sirian, sedangkan tidak ada
bentuk sanksi hukum denda atau semacamnya. Masyarakat yang menerima sanksi
adat merupakan masyarakat yang bertindak kejahatan serta yang tidak mengikuti
12
Loc-cit, Pak Sutomo. 13
Loc-cit, Pak Sutomo. 14
Loc-cit, Pak Tri baktio
81
upacara adat. Menurut penuturan Pak Sutomo, bahwa setiap kegiatan upacara adat
tengger tersebut harus di ikuti dan di hadiri oleh seluruh masyarakat desa 15.
Adat dan tradisi masyarakat suku tengger sangat kokoh, menurut Pak
Sutomo kokohnya adat suku tengger itu karena diawali dari kuatnya kerukunan
dan toleransi yang tinggi antar agama yang berkembang di Desa Ngadas16. Desa
Ngadas berkembang tiga agama diataranya agama budha, islam dan hindu.
Perkembangan ketiga agama tersebut tidak membuat terpecah bela dan adat
menjadi terkikis karena bersinggungan dengan ajaran dari setiap agama. Menurut
Pak Tri Baktio pola masyarakat yang merasa bahwa adat itu dimiliki setiap orang
yang lahir dan tinggal di Desa Ngadas, tetapi setiap orang yang lahir di Ngadas
belum tentu mempunyai keyakinan yang sama17. Oleh karena itu adat dan tradisi
tengger masih dipegang oleh seluruh masyarakat Desa Ngadas, dan toleransi dan
kerukunan sangat dijaga oleh masyarakat Desa Ngadas demi kuatnya adat tengger
tersebut.
Kokohnya adat suku tengger juga disebabkan karena adanya kelembagaan
para dukun adat tengger yang dinamakan Paruman Dukun. Paruman Dukun
dianggotai oleh seluruh dukun adat dari 48 desa di tengger, yang tersebar di
Kabupaten Malang, Pasuruan, probolinggo, dan Pasuruan. Kelembagaan dukun
adat tersebut melakukan perkumpulan rutin setiap tahunnya, dan perkumpulan
tersebut untuk menentukan tanggal dan bulan setiap pelaksanaan upacara
15
Loc-cit, Pak Sutomo. 16
Loc-cit, Pak Sutomo. 17
Loc-cit, Pak Tri baktio
82
kasada18. Selain masyarakat yang masih tradisional dan mengedepankan adat dari
pada yang lain, keberadaan dukun juga penting dalam menjada kelestarian adat,
karena dukun adat merupakan aktor utama dalam setiap ritual adat.
Perubahan sosial yang terjadi semenjak adanya taman nasional dalam segi
adat tidak mengalami perubahan. Menurut penuturan Pak Sutomo, taman nasional
yang mengikuti adat tengger Desa Ngadas, bukan Desa Ngadas yang mengikuti
taman nasional19. Karena masyarakat mengangap bahwa taman nasional
merupakan pendatang, yang baru hadir disekitar wilayah desa sedangkan adat
tengger sudah ada jauh sebelum taman nasional hadir di Desa Ngadas, bahkan
semenjak Desa Ngadas ada, adat tengger yang sudah menjadi pedoman
masyarakat. Kokohnya dan kuatnya adat tengger yang menjadi pengaruh tidak
terjadinya perubahan sosial dari segi adat.
Peran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dalam melestariakan adat
tengger yang berkembang di Desa Ngadas. Taman nasional yang memiliki fungsi
untuk melestarikan kawasan tidak mungkin lepas dengan aspek sosial, ekonomi
dan ekologi. Pada aspek sosial peran taman nasional dalam melestariakan adat
tengger sangatlah penting, mengingat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
juga memiliki kata tengger dalam namanya, maka tengger merupakan bagian yang
dilindungi oleh taman nasional. Menurut Pak Bambang Rudy Rudi peran taman
nasional dalam melestarikan adat tengger dengan memberikan sosialisasi pada
18
Loc-cit, Pak Tri baktio 19
Loc-cit, Pak Sutomo.
83
masyarakat setiap upacara adat tengger yang dilaksanakan20, seperti saat upacara
adat karo pihak taman nasional diundang pihak desa dan pada saat itu pula pihak
taman nasional memberikan sosialisasi pada masyarakat untuk tetap melestariakn
adat tengger itu sendiri.
Peran dari pihak taman nasional juga diwujudkan dengan mempromosikan
setiap kegiatan upacara adat, yang tujuanya untuk memperkenalkan Desa Wisata
Adat Ngadas. Selain itu taman nasional juga ikut mengsakralkan tempat-tempat
yang dianggap suci oleh masyarakat Desa Ngadas21. Salah satu tempat yang
disakralkan oleh taman nasional yakni lautan pasir, menurut masyarakat tengger
lautan pasir merupakan tempat suci. Mensakralkan tempat-tempat yang dianggap
suci oleh masyarakat adat tengger,bertujuan selain untuk konservasi juga untuk
menjaga kesakralan dalam pelaksanaan upacara adat ditempat tersebut.
Peran taman nasiona dalam melestarikan adat tengger khususnya di Desa
Ngadas dibuktikan dengan melakukan pengamanan kepada masyarakat yang akan
melaksanakan adat22. Bentuk pengamanan tersebut ditujukan untuk memberikan
kesempatan pada masyarakat dalam menjalankan upacara adat, supaya
pelaksanannya berjalan dengan hikmat. Peran taman nasional dalam melestarikan
adat tengger khususnya di Desa Ngadas masih terbilang minim, karena bentuk
pembentengan akan adat yang bisa saja terpengaruh dengan perkembangan diera
modern saat ini. Adat tengger di Desa Ngadas untuk saat ini masih kokoh karena
20
Op-cit,Pak Bambang. 21
Wawancara dengan Pak Tatag Selaku selaku Kasi II Resort Coban Trisula TNBTS Pada 13
september 2017 pukul 20.09 22
Wawancara Dengan Ibu Ika Kusuma Wardani Selaku Sub bagian P2 (pemanfaatan dan
Pelayanan) Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Pada 13 Semtember 2017 pukul
13.42
84
pola pikir dari masyarakat sendiri yang masih mengedepankan adat. Tindakan
antisipasi akan perubahan pola pikir dari masyarakat yang nantinya bisa saja
terpengaruh dengan budaya luar masih belum ada.
Perubahan sosial dalam segi tradisi dan adat di Desa Ngadas tidak
mengalami perubahan. Baik itu semenjak adanya taman nasional ataupun sebelum
adanya taman nasional. Semua ritual dan upacara adat tetap dilakukan dan
dijalankan sesuai dengan tradisi yang diturunkan oleh para lelurur. Seperti
penuturan dari Pak Tri Baktio bahwa adat dari segi ritualnya tidak ada perubahan,
dan perubahan hanya pada etika bermasyarakat masyarakatnya 23. Tradisi-tradisi
adat tengger yang disampaikan leluhur Desa Ngadas masih tetap dijalankan
hingga sekarang, perubahan dalam struktur masyarakat terjadi pada etika
masyarakat khususnya pada kesopanan dan sifat masyarakat dalam menyambut
tamu.
Tindakan rasional masyarakat Desa Ngadas dalam melestarikan adat dan
tradisi tengger dengan tetap menjalankan setiap upacara dan tradisi. Seluruh
masyarakat diwajibkan untuk mengikuti setiap upacara atau tradisi adat tengger
tersebut. Pola tindakan rasional masyarakat yang masih menganggap adat tengger
merupakan keharusan serta mementingkan adat tengger dari keyakian maupun
agaman yang menjadikan adat tengger di Ngadas masih sangat kokoh. Perubahan
sosial akan muncul melalui tindakan-tindakan masyarakat dalam melestarikan
adat, baik itu tindakan rasional yang mengupayakan tidak mengharap terjadinya
perubahan atau malah membentuk suatu perubahan
23
Loc-cit, Pak Tri Baktio.
85
Pola tindakan masyarakat Desa Ngadas yang masih tradisional dan
memegang teguh ajaran serta melaksanakan upacara-upacara adat tengger,
menjadi pembendung perubahan dalam segi adat tengger di Desa Ngadas.
Kokohnya adat tengger di Desa Ngadas akibat dari pola tindakan masyarakat itu
sendiri. Pengaruh budaya asing belum bisa mempengaruhi budaya adat tengger
selama ini, masyarakat yang masih memegang adat sebagai kewajiban dan akan
menerima sanksi sosial dari masyarakat lainnya kalau dikala tidak mengikuti adat
tengger tersebut, dan sangsi sosial itu akan membuat tradisi yang terbentuk sekian
lama menjadi bagian yang mendarah daging bagi masyarakat Desa Ngadas.
Munculnya kehawatiran dari masyarakat akan berubahnya sosial budaya
masyarakat saat ini. Meskipun adat di Desa Ngadas saat ini masih kokoh dan tetap
dijalankan, tetapi adat tengger di Ngadas tidak diajarkan melainkan hanya
dipegang, sehingga pengetahuaman sebagian masyarakat akan makna dan sejerah
dari setiap riatual upacara pun kurang24. kehawatiran itu muncul karena hingga
saat ini belum ada langkah-langkah kongkrit dari pemerintah baik desa maupun
pemerintah daerah ataupun dari taman nasional dalam menjaga atau membentengi
budaya adat di Desa Ngadas, seperti membentuk lembaga adat, profil adat atau
upaya membentenggi dari pengaruh budaya asing. Menurut Pak Tri Baktio adat di
Desa Ngadas dilihat dari segi ritualnya memang tidak mengalami perubahan, dan
perubahan hanya terjadi pada etika masyararakat yakni pada segi kesopanan dan
keramahan masyarakatnya25.
24
Loc-cit, Pak Tri Baktio. 25
Loc-cit, Pak Tri Baktio
86
5.1.2 Value Oriented Rationality (Wertrationalitat)
Perubahan sosial masyarakat dalam konteks ini yang menjadi fokus yakni
perubahan pada tindakan rasional masyarakat yang mengedepankan nilai dari
pada hasil yang akan dicapai atau lebih mempertimbangkan manfaat dari tindakan
tersebut. Perubahan dalam tindakan masyarakat yang menjadi fokus peneliti yakni
perubahan pada etika dan pola sikap masyarakat dalam menyikapi perkembangan
keyakinan di Desa Ngadas. Perubahan tersebut dilihat peneliti dari semenjak
adanya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan sekilias sebelum hadirnya
taman nasional.
Perubahan sosial masyarakat semenjak adanya Taman Naional Bromo
Tengger Semeru, salah satunya perubahan dalam aspek sifat dan perilaku
masyarakat yang dilihat dari cara bersosialnya. Cara bersosial masyarakat yang
dikenal akan kerukunan antar umat beragama ini masih dipegang teguh oleh
masyarakat, sedangkan perubahan terletak pada etika dan kesopanan masyarakat.
Perkembangan tiga agama di masyarakat yang akan menjadi tolak ukur dalam
terbentuknya kerukunan dan toleransi di Desa Ngadas. Terbentuknya kerukunan
menjadi dasar dalam perubahan sosial yang berawal dari berubahnya pola
tindakan rasional masyarakat. Peranan agama dalam perubahan sosial memiliki
kekuatan dan sulit ditandingi oleh keyakinan di luar keyakinan, baik berupa
doktrin maupun ideologi yang bersifat profan26. Perubahan dalam etika dan
kesopanan masyarakat dapat dilihat dari sikap masyarakat dalam menyambut
26
Nur Wahyuni, Peranan Agaman Dalan Perubahan Sosila , Makasar : Al Fikri, 2012, h lm 136
87
tamu, yang saat ini tamu dianggap sebagai wisatawan yang akan berwisata ke
Gunung Bromo atau Semeru.
Perkembangan agama budha, islam dan hindu di Desa Ngadas, kalau
dilihat dari runtutan sejarahnya agama yang pertama kali berkembang di Desa
Ngadas yakni agama budha, sedangkan untuk agama islam dan hindu merupakan
agama baru yang berkembang di awal 1990 an27. Agama budha pun sebenarnya
bukan agama yang murni telah berkembang di Desa Ngadas, ajaran-ajaran budha
juga baru dikenal masyarakat Desa Ngadas bersamaan dengan awal masuknya
agama islam dan hindu. Maka sebelum islam dan hindu masuk di Desa Ngadas,
agama yang dianut masyarakat Desa Ngadas yakni adat tengger, sedangkan budha
merupakan pengakuan masyarakat yang menganggap setiap kegiatan adat tengger
itu merupakan agama budha, sedangkan ajaran-ajaran agama budha belum
dilakukan masyarakat saat itu. Karena faktor tersebut yang membuat terjadinya
perubahan sosial dalam segi keyakinan pada masyarakat Desa Ngadas. Seperti
hanya menurut tokoh agama islam Pak Tri Baktio
Pada tahun sebelum 1990 seluruh masyarakat harus beragama budha, dan semua memang beragama budha, termasuk saya. Tapi kalau ditanya budha
itu apa, budha itu gimana, dan gimana pelaksanaan budha itu, sumua pasti jawab tidak tahu. Mungkin dari kebinggungan saat itu mungkin warga pikir-pikir, untuk pindah agama. Dulu disini buhda semua, dan itu ajaran-
ajaran adat, jadi saya menyimpulkan budha sekarang dengan budha yang dulu disini tidak sama, sekarang budha agama seperti maitreya dan
sebagainya, tapi dikembalikan ke sebelumnya disini bukan budha agama melainkan budha kepercayaan adat28.
27
Loc-cit, Pak Tri Baktio 28
Loc-cit, Pak Tri Baktio
88
Perkembangan ketiga agama tersebut awalnya mengalami penolakan dari
para masyarakat Desa Ngadas, menurut Pak Tri Baktio, pada tahun 1990 an islam
masuk penuh dengan penolakan oleh masyarakat, karena masyarakat menganggap
bahwa agama islam merupakan agama penjajah, tetapi untuk saat ini masyarakat
menerimah dan menganggap bahwa agama islam merupakan bagian dari agama
yang berkembang di Desa Ngadas29. Perkembangan agama islam di Desa Ngadas
saat ini sangat pesat, masyarakat yang menganut agama islam sekitar 40% dan
budha 45% sedang hindu 15%30.
Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepercayaan
NO Kepercayaan Jumlah Pengikut
1 Budha 924 orang
2 Islam 887 orang
3 Hindu 86 orang
Sumber : RPJMDes Ngadas Tahun 2014-2019
Perkembangan keyakinan di Desa Ngadas ini juga terjadi di Dusun Jarak
Ijo, yang membedakan perkembangan keyakinan antara Dusun Ngadas dengan
Dusun Jarak Ijo adalah cepatnya perubahan tersebut. Masyarakat dusun Jarak Ijo
yang semula juga sama dengan Ngadas yang perkembangan budha merupakan
mayoritas, tetapi saat ini terbalik dengan perkembangan agama islam yang
menjadi mayoritas. Menurut Pak Ngatrim, agama islam di Jarak Ijo telah
berkembang, bahkan saat ini kurang lebih 70% masyarakat Jarak Ijo memeluk
29
Loc-cit, Pak Tri Baktio 30
Loc-cit, Pak Mispu
89
agama islam dan sisanya agama hindu dan budha31. Perbedaan perkembangan ini
karena pola tindakan masyarakat Dusun Jarak Ijo yang lebih terbuka dengan
budaya luar.
Perubahan sosial dalam segi keyakinan masyarakat ini tidak terpengaruh
karena adanya taman nasional, melainkan karena pengaruh dari budaya lain.
Masuknya agama islam dan hindu di Desa Ngadas ini terjadi di awal tahun
1990an, sedangkan taman nasional hadir pada tahun 1997. Masuknya islam dan
hindu akibat adanya pendatang dari luar desa yang datang ke Ngadas dan
mengembangkan ajaran-ajaran tersebut32. Hadirnya pendatang yang
mengembangkan kedua agama tersebut diawali karena pendatang tersebut
menikah dengan orang Ngadas dan menetap di Ngadas.
Desa Ngadas terkenal akan kerukunan dan keramahan dari masyarakatnya.
Sifat masyarakat yang saling menghargai satu sama lain atau toleransi yang
menjadi foktor utama dalam terbentuknya kerukunan di Desa Ngadas. Perubahan
masyarakat yang awalnya melakukan penolakan dan sekarang menerima akan
berkembangnya tiga agama tersebut dan bahkan toleransi antar umat beragama
tinggi. Perubahan tersebut dipengaruhi karena sifat masyarakat yang masih
memegang teguh ajaran adat dan bahkan agama budha yang menjadi agama
tunggal sebelum masuknya agama islam dan hindu, merupakan agama yang bukan
menganut ajaran-ajaran dari agama budha itu sendiri. melainkan ajaran-ajaran
adat yang digunakan sampai saat ini. Menurut Pak Tri Baktio bahwa
31
Wawancara Dengan Pak Ngatrim Selaku Tokoh Agama di Dusun Jarak Ijo Desa Ngadas Pada 13
September 2017 Pukul 18.12 WIB 32
Loc-cit, Pak Tri Baktio
90
perkembangan ketiga agama tersebut bisa dikatakan bersamaan, karena budha
yang awalnya merupakan agama yang sudah berkembaang terlebih dahulu disini
tapi ajaran-ajaran budha masuk di Desa Ngadas bersamaan dengan masuknya
hindu dan islam di Ngadas33.
Perubahan masyarakat semenjak berkembangnya agama budha, islam dan
hindu di Ngadas tidak membuat masyarakat Desa Ngadas malah saling terpecah
belah, karena masyarakat tidak menjadikan agama sebagai kepentingan bersama
melainkan kepentingan individu. Menurut Pak Timbul agama merupakan urusan
individu masing-masing dengan sang pencipta, dan diluar itu bukan lagi urusan
soal agama34. Sedangkan kepentingan bersama masyarakat Desa Ngadas yakni
adat dari suku tengger, dan bisa dikatakan adat dari suku tengger itulah yang
menjadi pemersatu dari perkembangan agama budha, islam dan hindu di Desa
Ngadas.
Kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Desa Ngadas masih terus
terjaga dengan baik. Faktor salah satunya karena setiap kegiatan keagamaaan
masing-masing waktunya tidak mungkin bebarengan, menurut Pak Tri Baktio ada
semacam aturan meskipun tidak tertulis bahwa setiap kegiatan agama diharuskan
dan dipastikan waktunya tidak bersamaan, bahkan kalaupun bersamaan maka
masing-masing pihak akan saling mengalah, salah satu contohnya disaat bulan
ramadhan dan bebarengan dengan adanya perayaan waisa’, maka orang-orang
33
Loc-cit, Pak Tri Baktio. 34
Op-cit, Pak Timbul
91
budha akan mengundang orang-orang islam di malam harinya35. Selain itu
menurut Pak Sutomo setiap pelaksanaan kegiatan upacara keagamaan di Ngadas,
baik di pura, wihara, maupun di masjid semua masyarakat Ngadas akan diundang,
baik yang hindu, budha maupun islam36.
Kerukunan dan toleransi di tengger khususnya di Desa Ngadas ini terjadi
lantaran adanya pesan-pesan leluhur tengger bahwa masalah keyakinan tidak
dijadikan masalah dalam bersaudara maupun bersosial37. Pandangan masyarakat
yang menilai bahwa kepercayaan merupakan urusan peribadi dengan tuhan, jadi
dalam bersosial urusan ketuhanan tidak menjadi prioritas bersama melainkan
urusan individu masing-masing. Menurut Pak Timbul masyarakat di Desa Ngadas
menganggap urusan agama adalah yang utama, tetapi disaat seseorang menghadap
ke sang pencipta, di luar itu, urusan agama bukan lagi urusan bersama dalam
bermasyarakat38. Kerukunan terbentuk karena masyarakat yang menganggap
bahwa agama bukan urusan dalam bermasyarakat melainkan urusan masing-
masing individu.
Kuatnya kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Desa Ngadas ini
juga dapat dilihat dari adanya beberapa keluarga yang perbedaan-perbedaan
agama. Seperti keluarga dari istri dari Pak Tri Baktio, bahwa saudara dari istri Pak
Tri ada yang beragama islam dan ada yang beragama budha, sedangkan sang ayah
beragama islam dan sang ibu beragama budha. Meskipun keluarga tersebut
35
Loc-cit, Pak Tri Baktio 36
Loc-cit, Pak Sutomo 37
Loc-cit, Pak Timbul 38
Loc-cit, Pak Timbul
92
berbeda-beda kepercayaan tetapi kerukunan masih tetap terjaga, hal tersebut
menurut istri Pak Tri karena adanya saling menghargai satu sama lain dan agama
bukan menjadi pembahasan setiap pembicaraan dengan masing-masing
keluarga39.
Kerukunan di Desa Ngadas ini sangat kuat, dalam hal perkawinan di Desa
Ngadas sering terjadi perkawinan silang. Sistem perkawinan yang digunakan
yakni seseorang laki- laki yang menikahi seorang perempuan harus mengunakan
cara menikah dalam keyakinan sang perempuan40. Jadi dalam pernikahan yang
berbeda agama di Desa Ngadas, maka seorang laki- laki dan perempuan berbeda
agama, maka sistem perkawinan yang digunakan adalah sistem perkawinan dari
keyakinan seorang perempuannya. Menurut Pak Timbul yang menikah adalah
perempuan sedangkan seorang laki- laki adalah yang menerima nikahnya dari
seorang perempuan41. Sedangkan nanti pasca menikah agama yang pakai terserah
individunya masing-masing, karena masyarakat menganggap bahwa agama
urusan individu dengan tuhannya.
Pola tindakan masyarakat yang saling menghargai dan tingginya rasa
kebersamaan akan adat tengger menjadi bagian dalam membentuk kerukunan dan
toleransi antar umat beragama di Desa Ngadas. Pola perubahan dalam tindakan
masyarakat yang awalnya menolak perkembangan islam dan hindu dan saat ini
bisa menerima perkembangan agama tersebut, ini akibat munculnya kesadaran
masyarakat akan keyakinan merupakan urusan masing-masing individu dengan
39
Wawancara dengan Istri Pak Tri Bakt io Pada Tanggal 20 Juli 2017 pukul 14.29 WIB. 40
Loc-cit, Pak Timbul 41
Loc-cit, Pak Timbul.
93
tuhannya. Perubahan pola tindakan rasional masyarakat tersebut berawal dari
evaluasi penderitaan dari etika keagamaan telah menjadi subjek bagi perubahan
tipikal yang melebihi sikap keragu-raguan42. Pola tindakan rasional masyarakat
dalam menangapi perkembangan keagamaan dengan menerima keterbukaan serta
menghilangkan ego dari masing-masing individu terhadap kepercayaannya.
Tindakan masyarakat tersebut yang menjadi pembentuk perubahan dalam
perkembangan keyakinan di Desa Ngadas.
Perubahan sosial masyarakat di Desa Ngadas selanjutnya yakni pada segi
etika bermasyarakat. Salah satu bentuk perubahan dalam segi et ika bermasarakat
yakni masyarakat yang dulunya sering berkunjung kesanak keluarga atau kerabat,
sekarang jarang berkunjung akibat adanya kecanggian teknologi43. Perubahan ini
terjadi karena masyarakat lebih memilih dan terlalu memanfaatkan langka yang
lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan sanak keluarga melalui teknologi,
dan akibatnya tradisi-tradisi berkunjung kesanak keluarga yang sudah ada
sebelumnya akan terkikis bahkan ditinggalkan.
Perubahan sosial lainnya yang terjadi yakni pada sikap masyarakat suku
tengger khususnya pada masyarakat Desa Ngadas dalam hal menyambut tamu.
Sebelum adanya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masyarakat Desa
Ngadas mengangap setiap orang yang berkunjung ke Desa Ngadas merupakan
tamu, dan masyarakat menganggap tamu tersebut merupakan raja yang harus
dilayani dan disambut dengan baik, tetapi semenjak adanya taman nasional dan
42
Max Weber, Essays From Max Weber, Terjemahan Abdul Qodir Shaleh, Dkk, Teori Dasar
Analisis Kebudayaan, Jogjakarta : IRCISOD, 2013, hlm 13 43
Loc-cit,Pak Tri Baktio.
94
Desa Ngadas menjadi salah satu objek wisata, masyarakat menganggap bahwa
seseorang yang berasal dari luar yang berkunjung di Desa Ngadas merupakan
wisatawan, dan kemudian akan dianggap memberikan penambahan pendapatan
masyarakat khususnya yang terjun pada sektor pariwisata 44.
Perubahan sosial terjadi dalam segi etika kesopanan masyarakat Desa
Ngadas dalam menyambut tamu atau wisatawan. Menurut oleh Pak Timbul ,
bahwa masyarakat saat ini dalam menyambut tamu yang berwisata ke Gunung
Bromo mengunakan cara-cara yang kurang sopan, karena cara yang digunakan
masyarakat dalam menyambut tamu dengan melakukan penyetopan kendaraan
pengunjung, serta masyarakat berebut dalam menawar-nawarkan fasilitas
pariwisata yang ada di Ngadas, baik berupa penyewaan jeep ataupun home stay45.
Cara tersebut yang membuat keramahan dan kesopanan masyarakat Ngadas
mengalami perubahan, meskipun perubahan tersebut tidak kesemua masyarakat,
melainkan sebagian masyarakat yang terjun ke sektor pariwisata.
Etika dan kesopanan masyarakat yang terbentuk di Desa Ngadas semenjak
dulu dan kini mulai terkikis akibat pengaruh modernisasi serta budaya asing. Pola
tindakan masyarakat Desa Ngadas yang dulunya menganggap tamu sebagai orang
yang diistimewakan, serta menganggap bahwa menyambut tamu dengan baik
akan memberikan dampak pada yang menyambut tamu juga akan disambut
dengan baik pula dikala bertamu, tapi pola tindakan etika masyarakat itu berubah
semenjak hadirnya pariwisata. Sebagian masyarakat saat ini menganggap tamu itu
44
Loc-cit, Pak Tri Baktio. 45
Loc-cit, Pak Timbul.
95
merupakan wisatawan, dan berharap bisa memberikan tambahan pendapatan
dengan menawarkan fasilitas- fasilitas pariwisata. Perubahan pola tindakan
masyarakat ini karena dorongan akan kepentingan dalam mendapatkan
pendapatan dan meninggalkan etika sosial yang terbangun dengan tradisi tengger
itu sendiri.
Perubahan sosial masyarakat dalam segi perilaku, ini salah satunya
dipengaruhi karena perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi berbasis hand
phone menjadi salah satu sebab perubahan sosial masyarakat. Menurut Pak
Timbul masyarakat khususnya remaja di Desa Ngadas mengalami perubahan
dalam segi etika, contohnya remaja saat ini ada yang mewarnai rambut dan
memakai anting bagi yang laki- laki46. Bentuk tindakan masyarakat yang meniru
dari perkembangan modernisasi yang dilihat dari hand phone yang menjadi
pengaruh terbentuknya etika yang dianggap kurang baik dari segi adat dan tradisi
tengger sendiri. Pandangan Weber menyatakan bahwa, teknologi merupakan idea
atau pikiran manusia itu sendiri, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia itu sendiri (bisa baik atau buruk)47.
5.1.3 Affective Rationality
Perubahan sosial dalam konteks kali ini, peneliti memfokuskan pada
perubahan hubungan masyarakat dengan taman nasional dan pandangan
masyarakat terkait adanya taman nasional. Perubahan sosial masyarakat akan
keberdaan taman nasional ini dapat dilihat dari tindakan dan hubungan antara
46
Loc-cit, Pak Timbul. 47
Loc-cit, Agus Salim. hlm 111.
96
masyarakat Desa Ngadas dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Pandangan masyarakat akan hadirnya taman nasional yang menjadi pemicu
timbulnya perubahan dalam tindakan masyarakat. Perubahan sosial masyarakat
juga dapat dilihat dari konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pihak taman
nasional. Melalui tindakan tersebut akan memicu suatu konflik dan da ri konflik
tersebut akan memunculkan perubahan dalam cara pandang masyarakat. Selain itu
perubahan sosial masyarakat juga dilihat dari hubungan masyarakat dengan alam
sekitar, karena tujuan dari hadirnya taman nasional untuk melindungi dan
melestarikan alam maka akan menimbulkan tindakan masyarakat dalam hubungan
dengan alam yang sudah terbentuk jauh sebelum hadirnya taman nasional.
Hubungan masyarakat Desa Ngadas dengan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru bisa dibilang kurang baik, menurut Pak Tri Baktio hubungan
masyarakat dengan taman nasional rentang akan konflik, menurutnya dengan
bahasa cara jawanya gak kenean ono masalah titik, maksudnya setiap ada masalah
kecil bisa menjadi besar48. Hubungan yang kurang baik ini terjadi sejak awal
adanya taman nasional, karena sebagian masyarakat belum mengerti akan fungsi
hadirnya taman nasional, tapi hal itu berlahan telah berkurang semenjak
masyarakat bisa menikmati dari hadirnya taman nasional yang berdampak pada
adanya potensi wisata di Ngadas dan masyarakat berlahan bisa memahami akan
fungsi dari taman nasional.
Kerjasama yang terjalin antara taman nasional dengan masyarakat maupun
Desa Ngadas berjalan kurang baik. Salah satu bentuk kerjasama yakni dalam
48
Loc-cit, Pak Tri Baktio.
97
memanfaatkan zona wilayah pemanfaatan antara taman nasional dengan
masyarakat dalam memanfaatkan lahan yang luasnya kurang lebih 25 hektar,
untuk dijadikan kios berdagang masyarakat. Kerjasama tersebut berjalan kurang
baik, menurut Pak Mujianto, karena lahan yang bisa dimanfaatkan masyarakat
masih berupa hutan, akses dan tempatnya juga masih berbukit49. Masyarakat
berharap taman nasional membuka hutan dan meratakan hutan tersebut hingga
masyarakat bisa membuka kios di daerah tersebut, tapi hingga saat ini masih
belum ada tindakan lanjut dari taman nasional.
Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dalam menjalin hubungan
dengan masyarakat Desa Ngadas hanya sebatas sosialisasi terkait konservasi.
Kerjasama antara pihak taman nasional langsung dengan masyarakat atau
Pemerintah Desa Ngadas jarangkali terjalin. Kerjasama dengan pihak Desa
Ngadas dilakukan dengan JIC, dan JIC melakukan kerjasama dengan taman
nasional dalam memanfaatkan zona pemanfaatan taman nasional. Kerjasama itu
dalam bentuk penanaman terong yang dijalin dengan masyarakat Desa Ngadas.
Kerjasama dalam pemanfaatan zona pemanfaatan tersebut ditujukan untuk
memberikan tambahan pendapatan masyarakat, selain itu menurut Pak Bambang
Rudy kerjasama itu untuk mengantisipasi perambahan lahan liar, karena bisa
menjadi tanda akan lahan pertanian masyarakat dengan kawasan konservasi taman
nasional50.
49
Loc-cit,Pak Mujianto. 50
Loc-cit, Pak Bambang
98
Program pemberdayaan yang perna diadakan oleh pihak Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru dengan masyarakat Desa Ngadas yakni memberikan
bantuan dalam pemberian bibit kentang multikultur51. Bantuan tersebut ditujuhkan
untuk memberdayakan masyarakat, dan pemberdayaan tersebut bertujuan untuk
menghilangkan tingkat ketergantungan masyarakat dengan alam. Program
pemberdayaan tersebut saat ini sudah tidak ada wujudnya lagi, karena dari taman
nasional sendiri tidak melakukan pendampingan dan kontrol dari program
tersebut. Efek dari pemberdayaan tersebut juga tidak dapat dilihat karena saat ini
masyarakat menyediakan bibit-bibit pertaniannya sendiri.
Hadirnya taman nasional disekitar wilayah Desa Ngadas belum
memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat. Program-program
pemberdayaan dari taman nasional juga belum dirasakan masyarakat. Menurut
Pak Mujianto bahwa selama ini belum ada pemberdayaan dari taman nasional
untuk desa, tapi taman nasional perna memberikan bantuan berupa 2 ekor sapi dan
itu dilakukan hanya sekali pada tahun 2002 dan setelah itu belum ada lagi bantuan
dari taman nasional untuk masyarakat52. Kehadiran taman nasional di wilayah
Desa Ngadas belum memberikan dampak yang berarti khususnya pada
kesejahteraan masyarakat desa.
Melihat Sasaran Strategis dari Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2015 – 2019 salah satunya memanfaatkan potensi sumberdaya
hutan dan lingkungan hidup secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan
51
Loc-citPak Bambang 52
Loc-cit, Pak Mujianto.
99
kesejahteraan masyarakat yang berkedilan53. Selain itu dalam rencana kerja
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih belum adanya progam
pemberdayaan yang dikhususkan untuk Desa Ngadas. Program pemberdayaan
hanya dilakukan di 14 desa penyangga, untuk desa enclave masih belum ada
program pemberdayaan.
Hadirnya taman nasional dianggap sebagian masyarakat malah
mengsengsarakan masyarakat bukan menyejahterakan masyarakat. Menurut
penuturan Pak Mujianto selaku Kepala Desa Ngadas bahwa, masyarakat serta
Pemerintah Desa Ngadas tidak mendapat kontribusi dari hadirnya taman
nasional54. Salah satu bentuk hadirnya taman nasional yang malah
mengsengsarakan masyarakat yakni dilihat dari loket masuk dari taman nasional
yang berada sebelum memasuki Desa Ngadas, dan masyarakat tidak mendapat
kontribusi dari loket masuk taman nasional tersebut. Hadirnya loket masuk
sebelum Desa Ngadas tersebut dapat mempengaruhi cara bersosial masyarakat,
pengaruh tersebut dalam bentuk tamu yang akan berkunjung ke Desa Ngadas,
terkadang tamu tersebut akan terkena tiket masuk ke Bromo, padahal mereka akan
berkunjung ke Desa Ngadas55.
Pihak taman nasional yang memindahkan loket penarikan tiket ke Gunung
Bromo yang asalnya berada di sebelah timur Desa Ngadas atau setelah Desa
Ngadas dan di tahun 2014 berpindah ke sebelah barat atau sebelum memasuki
53
Rencana kerja Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Tahun 2017. 54
Loc-cit, Pak Mujianto. 55
Wawancara dengan Pak Ngatono Selaku BPD Desa Ngadas Pada Tanggal 20 ju li 2017 pukul
15.31 WIB
100
desa. Hal tersebut berdampak pada kegiatan bersosial masyarakat. Menurut Pak
Buasan hadirnya loket tersebut bisa mempengaruhi ke cara bersosial masyarakat,
karena masyarakat yang melakukan hajatan di Ngadas dan harus menghadirkan
sanak keluarga yang berada di luar Desa Ngadas terkadang akan terkena tiket56.
Desa Ngadas yang menjadi kantung (encave) taman nasional sedikit banyak akan
terisolasi dari dunia luar, karena setiap kali masyarakat luar yang akan berkunjung
ke Ngadas harus terhalang dengan adanya loket taman nasional tersebut, dan
harus memberikan alasan tujuan ke Desa Ngadas. Selain itu keberadaan loket
taman nasional juga dapat mempengaruhi perkembangan desa wisata yang ada di
Ngadas, karena pengunjung lebih memilih berwisata ke bromo dari pada ke
Ngadas.
Menurut Pak Mujianto hadirnya loket sebelum memasuki kawasan Ngadas
membuat masyarakat yang memiliki sanak keluarga dari luar wilayah yang ingin berkunjung ke Desa Ngadas harus terganggu dipihak loket karena terkadang juga harus membeli tiket masuk ke bromo. Seperti keluarga dari
Pak Joko selaku Kasun Dusun Jarak Ijo yang memiliki sanak keluarga dari Ponorogo, saat berkunjung ke Desa Ngadas harus terhalang di loket,
karena pihak petugas taman nasional tidak percaya kalau mereka akan ke Ngadas dan Pak Joko harus menjemput keluarganya ke loket tersebut. Salain itu keberadaan loket masuk ke bromo di areah sebelum Desa
Ngadas membuat para pengunjung yang akan berwisata ke Ngadas juga berkurang, karena para wisatawan merasa dari pada ke Desa Ngadas harus
terkena tiket yang sama dengan berwisata ke bromo, lebih baik wisatawan tersebut ke bromo57.
Hubungan yang kurang baik juga dapat dilihat dari kontribusi pihak taman
nasional dalam pembanguan insfrastruktur jalan. Menurut Pak Mujianto pihak
taman nasional sampai saat ini belum perna terlibat dalam pembangunan jalan di
56
Wawancara dengan Pak Buasan Selaku Kaur Umum Desa Ngadas pada Tanggal 13 juni 2017
Pukul 11.47 WIB 57
Loc-cit, Pak Mujianto.
101
wilayah Desa Ngadas58. Bantuan pembangunan infrastruktur jalan hanya ada dari
pihak Pemerintah Kabupaten Malang. Menurut penuturan Pak Buasan selaku
Kaur Umum Desa Ngadas, bahwa dalam perawatan jalan poros dari loket hingga
jalan yang menuju kawasan bromo, dilakukan oleh masyarakat ser ta pemerintah
Desa Ngadas, pihak taman nasional tidak perna terlibat dalam perawatan tersebut,
bahkan dana yang digunakan selama ini menggunakan dana swadaya dari
masyarakat59. Hal tersebut membuat pandangan masyarakat yang mengangap
taman nasional hanya menyengsarakan masyarakat.
Hubungan yang kurang baik antara masyarakat dengan taman nasional
ditandai dengan konflik-konflik yang terjadi dengan pihak taman nasional. Salah
satu bentuk konflik yang terjadi yakni pada saat pemerintah Desa Ngadas akan
melebarkan jalan yang menghubungkan dengan Kabupaten Malang. Menurut Pak
Tri Baktio itu terjadi lantaran pihak taman nasional yang tidak setuju akan rencana
Pemerintah Desa Ngadas untuk melebarkan jalan, dan akhirnya muncul
perlawanan dari masyarakat hingga melakukan penghadangan kepada p ihak
petugas taman nasional60. Begitu juga menurut Pak Giman selaku ketua
paguyuban jeep di Desa Ngadas, konflik tersebut juga sampai membuat
masyarakat bertindak melakukan pembakaran pada mobil patroli petugas taman
nasional61. Selain itu Pak Tatang juga membenarkan akan konflik yang terjadi
58
Loc-cit, Pak Mujianto. 59
Op-cit, Pak Buasan 60
Loc-cit,Pak Tri Baktio 61
Wawancara dengan Pak Giman Selaku Ketua Paguyuban Jeep di Desa Ngadas Pada Tanggal 26
juli 2017 pukul 12.42.
102
antara taman nasional dengan Desa Ngadas yang sampai melakukan perusakan
mobil patroli petugas.
Hubungan antara taman nasional dengan masyarakat Desa Ngadas yang
kurang baik tersebut memunculkan usaha dari taman nasional untuk membangun
dan merubah pola hubungan tersebut. Pihak taman nasional tidak semata-mata
menggunakan sanksi dari hukum atau aturan dari taman nasional melainkan
mengunakan hukum adat bagi pelaku penebangan pohon atau perambahan lahan.
Menurut Pak Bambang Rudy Rudi selaku kepala Resort Coban Trisula seperti
perna terjadi masyarakat yang mengambil kayu di kawasan hutan konservasi
taman nasional maka hukuman bagi pelaku tersebut diserahkan ke Pemerintah
Desa Ngadas dengan menggunakan hukuman adat62.
Hubungan yang kurang baik antara Taman Nasional dengan masyarakat
Desa Ngadas ini salah satu penyebabnya adalah dari pola kerjasama yang selama
ini di bangun dengan taman nasional. Pola kerjasama antara taman nasional
dengan masyarakat Desa Ngadas masih mengandalakan pihak luar, seperti JIC,
taman nasional menjalin kerja sama dengan JIC untuk mengelolah lahan hijau di
zona pemanfaatan. Sedangkan peran taman nasional langsung dengan masyarakat
jarang sekali dilakukan. Taman nasional dalam menciptakan program
pemberdayaan bukan muncul dari program taman nasional sendiri, melainkan
menunggu kebutuhan dari masyarakat. Dan kerjasama itu sulit terbangun karena
pola tindakan masyarakat yang masih kolot dan merasa tidak memerlukan
62
Loc-cit, Pak Bambang
103
program pemberdayaan dari taman nasional, karena masyarakat lebih
mengantungkan dirinya pada alam dan pertanian daripada taman nasional.
Perubahan pola tindakan masyarakat Desa Ngadas semenjak hadirnya
taman nasional ini, dilihat dari pola hubungan yang terbangun. Pola hubungan
dengan taman nasional akan mempengaruhi tindakan masyarakat yang sepontan,
dan tindakan tersebut akan membentuk perubahan dalam struktur sosial
masyarakat. perubahan dalam struktur, diawali dari perubahan struktur ekonomi,
kemudian perubahan pada struktur sosial dan sampai pada perubahan ideological
super strukture.63 Perubahan struktur sosial diawali dari pola tindakan rasional
yang terbentuk dari berbagai aspet, tidak menutup kemungkinan pada aspek dari
luar seperti pengaruh hadirnya taman nasional. Pengaruh dari hubungan antara
masyarakat Desa Ngadas yang menganggap bahwa taman nasional tidak memberi
kontribusi bagi mereka, bahkan masyarakat menganggap kehadiran taman
nasional membatasi ruang gerak masyarakat yang dulunya bergantung pada hutan
dan alam.
Hubungan masyarakat dengan alam di kawasan tengger juga sangat kuat,
masyarakat menganggap bahwa Gunung Bromo dan Semeru merupakan tempat
yang suci. Keyakinan masyarakat Desa Ngadas bahwa akhirat itu terletak di
Gunung Bromo dan surga terletak di Gunung Semeru, dan hal tersebut dibuktikan
dengan semua makam di Desa Ngadas mengarah ke Gunung Semeru. Selain itu
hubungan masyarakat dengan alam dalam menjaga lingkungan dengan
mengkramatkan tempat-tempat tertentu dengan memberikan keyakinan bahwa
63
Loc,cit, Agus Salim. hlm 17
104
tempat-tempat tersebut dihuni oleh mahluk-mahluk halus64. Menurut Pak Tri,
orang tengger yang pergi ke Gunung Bromo atau ke Semeru merupakan bentuk
berkunjung ke leluhurnya bukan untuk berkunjung kealam atau menikmati
alamnya65.
Hubungan masyarakat Ngadas dengan alam juga ditunjukan dengan pola
perilaku masyarakat yang tidak akan menjual tanah mereka keluar masyarakat
Desa Ngadas. Menurut Pak Tri Baktio, ada aturan yang tidak tertulis tapi sudah
dipegang teguh oleh masyarakat Desa Ngadas bahwa tanah dan ladang yang
berada di Desa Ngadas tidak boleh dijual ke orang selain warga Desa Ngadas, dan
selama ini masyarakat belum ada yang perna menjual tanah keluar dari
masyarakat Desa Ngadas sendiri66. Pola perilaku tersebut terjadi sejak dahulu, dan
aturan-atuaran tersebut hanya sebatas pesan-pesan dari leluhur mereka. Pola
perilaku masyarakat tersebut juga menjadi pembendung bagi investor luar untuk
melakukan investasi pembangunan di Desa Ngadas.
Kebiasaan masyarakat Desa Ngadas yang sering mengambil kayu kehutan
untuk dijadikan sebagai penghangat ataupun memasak, dan kini seiringnya waktu
sebagian warga telah meninggalkan kegiatan tersebut dan beralih ke alat yang
lebih praktis seperti minyak tanah atau gas. Seperti penuturan Pak Mistono selaku
tokoh agama budha di Desa Ngadas, bahwa saat ini pemanfaatan kayu bakar yang
diambil masyarakat dari hutan sudah kebanyakan ditinggalkan masyarakat dan
64
Loc-cit, Pak Tri Baktio. 65
Loc-cit, Pak Tri Baktio. 66
Loc-cit, Pak Tri Baktio.
105
hampir 80% masyarakat beralih pada pengunaan LPG atau gas67. Penggunaan
kayu bakar juga sudah berkurang, sementara ini pengunaan kayu bakar hanya
sebatas untuk penghangat, sedangkan untuk memasak dan lainnya sudah
mengunakan gas. Tindakan masyarakat tersebut merupakan salah satu bentuk
menjaga dan melestarikan lingkungan di kawasan hutan sekitar Desa Ngadas.
Kebiasaan masyarakat akan ketergantungan dengan hutan untuk diambil
kayu memang saat ini sudah mulai berkurang. Masuknya gas di Desa Ngadas
menjadi penyebab perubahan pola tindakan masyarakat lebih mengunakan alat
yang praktis. Meskipun begitu sebagian masyarakat masih memanfaatkan kayu
bakar untuk media penghangat tubuh dan sesekali juga untuk memasak. Masih
adanya tungku di dapur masyarakat menjadi bukti penggunaan kayu bakar masih
sebagian digunakan masyarakat. Tunggu tersebut masih digunakan untuk
memasak juga digunakan untuk penghangat tubuh.
Hadirnya taman nasional di tenggah-tenggah Desa Ngadas membawa
dampak yang positif dan negatif. Dampak negatifnya munculnya penyesalan dari
sebagian masyarakat, karena masyarakat yang mayoritas petani dan lahan
pertanian masyarakat akan tetap, sedangkan jumlah penduduk akan terus
bertambah, Sedangkan dampak positif hadirnya taman nasional yakni dapat
menimbulkan lahan pekerjaan baru bagi masyarakat dengan hadirnya pariwisata.
Dampak tersebut yang akan menimbulkan perubahan dalam pola perilaku
masyarakat, melihat dari dampak negatifnya pola perilaku masyarakat lebih
67
Wawancara dengan Pak Mistono Selaku Tokoh Agama Budha Desa Ngadas pada Tanggal 20
Juli 2017 Pukul 13.36
106
mengarah pada hubungan dengan taman nasional yang kuarang baik, karena
kurang memahami akan fungsi dari taman nasional, sedangkan masyarakat yang
mengalami dampak positif dari adanya taman nasional masyarakat akan lebih
memahami akan fungsi dari taman nasional.
5.1.4 Purposive Retionality atau Rationalitas Instrumental
(aweckrationalitat)
Perubahan dalam konteks ini, peneliti akan memfokuskan pada perubahan
perilaku masyarakat dalam segi menentukan tindakan yang mementingkan tujuan
yang akan dicapai. Peneliti akan melihat perubahan-perubahan yang terjadi
semenjak adanya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya pada sektor
periwisata. Peneliti akan melihat perubahan pola tindakan masyarakat yang
memilih terjun ke sektor pariwisata dan masyarakat yang tetap mengadalkan
sektor pertanian dalam mata pencariannya. Peneliti juga akan melihat alasan
masyarakat yang tetap bekerja disektor pertanian maupun alasan masyarakat yang
terjun ke sektor pariwisata.
Perubahan sosial masyarakat Desa Ngadas pasca hadirnya Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru yang terjadi pada sektor mata pencarian yakni,
masyarakat Desa Ngadas yang dulunya pekerjaan hanya pada sektor pertanian
kini sebagian telah merambat ke sektor pariwisata. Perubahan sosial masyarakat
yang ikut terjun ke sektor pariwisata lantaran pola perilaku masyarakat sudah
mengerti akan tanah atau lahan pertanian yang berada di Desa Ngadas akan tetap
sama, sedangkan jumlah penduduk akan terus meningkat. Seperti penuturan Pak
Suyak selaku Ketua Kelompok Jaringan Sadar Wisata (POKDARWIS), bahwa
107
dalam jangka 5 sampai 10 tahun kedepan, lahan pertanian akan berkurang dan
penduduk akan semakin bertambah, contoh saya punya anak dua dan lahan saya 1
hektar maka lahan tersebut akan dibagi dua dengan anak saya dan seterusnya68.
Pengembangan desa wisata ini merupakan bentuk perubahan yang awalnya
pekerjaan masyarakat hanya disektor pertanian, kini berkembang ke sektor
pariwisata. Pembangunan Desa Wisata Adat Ngadas ini merupakan bentuk dari
pola tindakan masyarakat akan kesadaran adanya potensi wisata yang dimiliki di
Desa Ngadas. Menurut Soekanto, pembangunan merupakan bentuk perubahan
disegala bidang yang dilakukan secara sengaja dan direncanakan untuk
mengarahkan kehidupan manusia kearah yang lebih baik 69. Perubahan masyarakat
yang terjun kesektor pariwisata merupakan tindakan kesengajaan yang memiliki
tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik lagi.
Perubahan sosial masyarakat yang terjung ke sektor pariwisata dipengaruhi
karena tindakan rasional masyarakat yang merasa kalau Desa Ngadas merupakan
satu-satunya akses menuju bromo melalui jalur Kabupaten Malang, dan hal
tersebut menimbukan perilaku masyarakat dalam penyediaan fasilitas pariwisata.
Menurut Pak Giman selaku ketua paguyuban jeep, masyarakat merasa jalan Desa
Ngadas yang menjadi lalu lintas para wisatawan menuju bromo dan masyarakat
hanya kebagian dari asap kendaraannya, maka dari itu masyarakat bertindak untuk
menyediakan fasilitas- fasilitas wisata70. Pemahaman masyarakat akan keberadaan
68
Wawancara dengan Pak Suyak Selaku Ketua Pokdarwis Desa Ngadas pada Tanggal 19 ju li 2017
pukul 12.29 WIB. 69
Sudjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2007, hlm
358 70
Op-cit.Pak Giman
108
dan potensi yang dimiliki Desa Ngadas sebagai satu-satunya desa yang berada
paling dekat dengan kawasan Bromo dan berada didalam kantung (enclave)
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang membentuk tindakan perubahan
tersebut.
Terbentuknya Desa Wisata Adat Ngadas ini awalnya karena pola tindakan
rasional dari masyarakat yang merasa bahwa Desa Ngadas memiliki potensi akan
pariwisata. Dukungan dari pihak Kabupaten Malang melalui dinas pariwisata juga
ditunjukan dengan pengakuan serta pelatihan-pelaihan yang dilakukan. Selain itu
menurut Pak Suyak, Dinas Pariwisata Kabupaten Malang juga mendorong untuk
mendirikan pengurus Pokdarwis serta mencari potensi-potensi desa yang bisa
dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata di Desa Ngadas71. Pariwisata di
Desa Ngadas hanya sebatas penyediaan fasilitas- fasilitas wisatawan yang akan ke
Bromo, karena minimnya destinasi wisata di Desa Ngadas yang hanya masih
sebatas pemandangan alam di sekitar Desa serta suasana pertanian dan suasana
pedesaannya.
Desa Wisata Adat Ngadas diresmikan oleh Kabupaten Malang pada tahun
2016 bulan Mei dan diresmikan oleh Bupati72. Berjalannya fasilitas-fasilitas
penunjang wisata semacam penyewaan jeep, ojek dan home stay sudah berjalan
jauh sebelum diresmikan. Peresmian Desa Wisata Adat Ngadas bertujuan untuk
menunjang perkembangan potensi wisata yang ada di Ngadas. Desa Ngadas
71
Op-cit,Pak Suyak. 72
Op-cit,Pak Suyak.
109
mempunyai potensi wisata selain pemandangan alam juga potensi dibidang sosial
dan budaya masyarakat yang masih menglestarikan ritual-ritual adat tengger.
Ditetapkanya Desa Ngadas menjadi desa wisata ini karena melihat potensi
yang dimiliki Desa Ngadas. Potensi wisata yang dimiliki Desa Ngadas selain dari
pemandangan alamnya yang indah karena merupakan desa yang berada paling
dekat dengan kawasan Gunung Bromo dan berada di dalam kantung (enclave) dari
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, juga karena potensi adat tengger yang
masih dilestarikan di Desa Ngadas. Kokohnya adat dan tradisi tengger yang
digunakan masyarakat Desa Ngadas menjadi potensi tersendiri akan pariwisata di
Ngadas.
Ditetapkannya Desa Ngadas menjadi desa wisata adat menjadi salah satu
yang mendongkrak perkembangan perekonomian di Desa Ngadas.. Terbukanya
lahan pekerjaan baru disektor pariwisata membuat pendapatan masyarakat Desa
Ngadas juga bertamabah. Masyarakat saat ini tidak hanya bisa bekerja disektor
pertanian saja, pariwisata bisa menjadi alternatif pekerjaan masyarakat.
Masyarakat yang merasa kekuarangan lahan pertanian bisa bekerja disektor
pariwisata dalam penyediaan fasilitas- fasilitas wisatawan, baik jeep, home stay,
ojek atau berdagang.
Koordinasi dengan taman nasional akan hadirnya desa wisata di Desa
Ngadas belum terjalin, menurut Pak Suyak sempat akan ada koordinasi terkait
potensi wisata di coban manggis, dan sempat akan mengajukan proposal ke taman
nasional tetapi masyarakat belum 60% mendukung, tetapi untuk dari Pemerintah
110
Desa Ngadas selalu mendukung akan desa wisata ini73. Kurangnya dukungan dari
masyarakat akan keberadaan desa wisata di Ngadas sebagai salah satu
penghambat akan perkembangan desa wisata tersebut. Pandangan masyarakat
yang masih lebih mementingkan sektor pertanian dari pada sektor wisata, menjadi
penyebab kurangnya dukungan tersebut.
Masyarakat yang bekerja disektor pariwisata di Desa Ngadas merupakan
seorang petani, dan pekerjaan disektor pertanian menjadi fokus utama masyarakat
dari pada bekerja disektor pariwisata. Oleh karena itu masyarakat sebagian
menganggap sektor wisata sebagai pekerjaan sampingan dari pekerjaan utama
sebagai petani. kesibukan masyarakat yang keladang pertanian menjadi prioritas
daripada terjun kesektor pariwisata. Menurut Pak Mispu terkadang pelaku wisata
dibidang penyewaan jeep atau ojek di Desa Ngadas mendapatkan tamu wisatawan
dan bersamaan dengan saat bekerja diladang, maka wisatawan tersebut diberikan
ke pelaku wisata yang sedang tidak bekerja diladang74. Tindakan masyarakat
tersebut terjadi karena masyarakat menganggap penghasilan dari sektor pertanian
lebih menguntungkan daripada sektor pariwisata.
Masyarakat yang kerja disektor pariwisata di Desa Ngadas saat ini terfokus
pada penyediaan fasilitas- fasilitas penunjang pariwisata. Fasilitas- fasilitas
pariwisata yang disediakan dan berada dinaungan Desa Wisata Adat Ngadas
(DEWI ADAS), diantaranya ada persewaan jeep, home stay, ojek, hingga PKL.
Menurut Pak Suyak ada 42 jeep yang ada di Ngadas, sedangkan ojek yang
73
Op-cit,Pak Suyak. 74
Loc-cit, Pak Mispu.
111
terdaftar dalam paguyuban kurang lebih ada 70 tetapi yang beroprasi hanya
beberapa, sedangkan untuk PKL ada delapan75, sedangkan untuk yang home stay
terdapat 56 rumah tetapi yang aktif hanya sekitar 25 76. Penyediaan fasilitas
pariwisata tersebut yang menjadi salah satu pendongkrak pendapatan masyarakat
dari segi pariwisata.
Perkembangan potensi wisata di Desa Ngadas hanya berupa agro wisata77.
Agro wisata tersebut untuk saat ini masih belum bisa menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan untuk berkunjung ke Ngadas. Adat tengger juga merupakan
potensi tersendiri bagi pariwisata di Desa Ngadas. Berkembangnya Desa Wisata
Adat Ngadas menjadi daya tarik untuk para wisatawan, adat merupakan potensi
tersendiri karena melihat adat saat ini merupakan bentuk yang jarang ditemui oleh
para wisatawan. Perkembangan potensi wisata ini nantinya juga untuk mendorong
para wisatawan untuk bermalam atau berkunjung ke objek wisata di Ngadas tidak
hanya ke Bromo atau ke Semeru saja.
Hadirnya Desa Wisata Adat Ngadas bisa meningkatkan pendapatan
masyarakat karena memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.
Masyarakat bisa terjun ke sektor pelayanan fasilitas pariwisata baik itu sektor
penyewaan jeep maupun sektor penyewan home stay. Menurut Pak Giman,
pendapatan masyarakat dari sektor penyewaan jeep dalam satu bulan bisa
mendapat 10 juta78. Sedangkan menurut Pak Kartono pendapatan masyarakat
75
Loc-cit,Pak Suyak. 76
Wawancara Dengan Pak Kartono Selaku Ketua Paguyuban Home Stay Pada Tanggal 26 juli
2017 pukul 13.43 77
Loc-cit,Pak Suyak. 78
Op-cit,Pak Giman
112
yang terjun ke penyewaan home stay bisa mendapatkan penghasilan rata-rata 2
sampai 5 juta perbulannya79. Pendapatan tersebut dinilai cukup besar karena
kebanyakan masyarakat yang bekerja disektor pariwisata hanya pekerjaan
sampingan dari sektor pertanian.
Keterlibatan masyarakat pada sektor periwisata masih kecil, menurut Pak
Kartono masyarakat yang terjun kesektor pariwisata hanya sekitar 30% dari total
penduduk Desa Ngadas80. Pandangan masyarakat akan pariwisata yang dianggap
kurang menguntungkan yang menjadi penyebab utama kurangnya masyarakat
yang terjun kesektor pariwisata. Dilihat dari segi pendapatan yang didapat oleh
para masyarakat yang terjun ke sektor pariwisata cukup besar, selain itu
masyarakat yang belum terjun ke sektor pariwisata juga karena masyarakat terlalu
disibukan dengan pekerjaan disektor pertanian, karena sektor pertaniaan
merupakan pekerjaan utama sedangkan pariwisata dianggap sebagai pekerjaan
penunjang atau sampingan.
Dukungan dari keseluruan masyarakat terkait terbentuknya desa wisata
dinilai kurang. Masyarakat yang masih kurang dalam mendukung terbentuknya
Desa Wisata Adat Ngadas karena perilaku masyarakat yang menganggap sektor
pertanian lebih menguntungkan dari sektor pariwisata. Pendapatan masyararakat
yang bekerja disektor pertanian dinilai cukup besar, menurut Pak Suyak petani
yang tinggi, yang sudah siap akan modal akan bibit dan pupuk dalam kurun waktu
79
Op-cit,Pak Kartono 80
Op-cit,Pak Kartono
113
6 bulan bisa mendapat pinghasilan hingga 100 juta81. Karena alasan itu
masyarakat Desa Ngadas tidak terjun ke sektor pariwisata, karena sementara ini
pertanian bisa memberikan penghasilan yang lebih besar dari pada sektor
pariwisata.
Masyarakat yang masih kurang ikut terjun langsung ke sektor pariwisata.
Alasan masyarakat yang tidak ke sektor wisata dan tetap pada sektor pertanian
yakni karena masyarakat merasa cukup dengan hasil yang dicapai dari sektor
pertanian. Menurut Pak Kartono sektor pertaniaan saat ini di Desa Ngadas sangat
menjanjikan bagi masyarakat, terutama pada komoditi kentang karena harganya
yang relatif setabil dan lumayan mahal, sekitar 10 ribu per kilo 82. Maka pola
tindakan masyarakat menganggap sektor pariwisata merupakan pekerjaan
sampingan dan pekerjaan utama dari masyarakat yakni pada sektor pertanian.
Menurut Pak Mujianto selaku kepala Desa Ngadas bahwa masyarakat
sejahtera karena sektor pertanian yang menopang bukan karena sektor
pariwisata83. Hal tersebut karena masyarakat yang bekerja disektor pariwisata
dijadikan pekerjaan sampingan, dan sebagian dari hasil pertanian yang dijadikan
masyarakat untuk ikut bekerja di pariwisata, baik untuk membeli mobil untuk
disewakan atau untuk memperbaiki rumah supaya bisa dijadikan home stay.
Masyarakat yang bekerja disektor penyewaan jepp, ojek, PKL ataupun home stay
merupakan pekerjaan tambahan dan pekerjaan utamanya yakni petani.
81
Loc-cit,Pak Suyak 82
Op-cit,Pak Kartono 83
Loc-cit,Pak Mujianto
114
Dukungan dari pihak taman nasional juga diwujudkan dengan memberikan
pelatihan-pelatihan kepada pemangku wisata, dan juga mempromosikan terkait
keberadaan Desa Wisata Adat Ngadas84. Berkembangnya pariwisata di Desa
Ngadas setelah hadirnya taman nasional, dengan terbukanya pariwisata ke
Gunung Bromo dan Semeru sebagai pemicu terbentuknya pariwisata di Desa
Ngadas. Penyediaan fasilitas pariwisata di Ngadas karena adanya pariwisata
Gunung Bromo dan Semeru. Peran dari taman nasional penting akan
berkembangnya penyediaan fasilitas pariwisata untuk wisatawan Bromo dan
Semeru, karena selain untuk perkembangan pariwisata yang ada juga untuk
memberikan pemberdayaan pada masyarakat.
Berbeda dengan masyarakat Dusun Ngadas, masyarakat Dusun Jarak Ijo
yang terjun ke pariwisata relatif sangat kecil. Masyarakat Dusun Jarak Ijo yang
terjun kepariwisata hanya pada fasilitas penyewaan Jeep, home stay di Dusun
Jarak Ijo sampai saat ini belum ada. Menurut Pak Ngatrim, di Dusun Jarak Ijo
yang ikut langsung ke pariwisata hanya ada satu dan itu berupa penyewaan Jeep85.
Pola tindakan masyarakat yang tidak terjun ke sektor pariwisata ini karena akses
dari Dusun Jarak Ijo merupakan akses jalan buntu, yang tidak bisa langsung
menuju Gunung Bromo atau Semeru, berbeda dengan Desun Ngadas yang
merupakan akses utama ke Gunung Bromo melalui jalur Malang. Selain itu akses
jalan dari Dusun Jarak Ijo dan Dusun Ngadas masih berupah jalan tanah, yang
sewaktu saat bisa terputus akibat hujan. Alasan tersebut yang membuat
masyarakat Jarak Ijo lebih memilih pertanian dari pada sektor pariwisata.
84
Loc-cit,Pak Tatang 85
Loc-Cit, Pak Ngatrim
115
Perubahan yang dialamai masyarakat semenjak adanya taman nasional
khususnya pada sektor pertanian yakni masyarakat tidak bisa melakukan bongkar
pasang lahan pertanian. Menurut Pak Muspu selaku sekretaris desa dan ketua
kelompok tani, masyarakat tidak boleh melakukan bongkar pasang lahan dan saat
ini hanya mengelolah lahan pertanian yang sudah ada86. Sebelum adanya taman
nasional masyarakat juga memanfaatkan hutan untuk keperluan sehari-hari, tetapi
saat ini masyarakat tidak bisa melakukan hal tersebut, menurut Pak Mujianto,
masyarakat atau pengunjung yang masuk kawasan taman nasional tidak boleh
membawa dan meninggalkan apa-apa, hanya jejak kaki yang bole ditinggalkan87.
Perubahan lainnya yang terjadi disektor pertanian yakni dari hasil
komoditi pertaniannya. Perubahan tersebut dari yang dulunya komoditi hasil
pertaniannya yakni bawang, sekarang masyarakat berubah kearah komoditi
kentang88. Perubahan terjadi karena bawang selain perawatannya yang sulit harga
jualnya juga kurang stabil sedangkan untuk kentang sendiri lebih mudah
perawatannya dan juga harga jualnya relatif stabil. Perubahan tersebut yang
menjadikan pendapatan masyarakat disektor pertanian menjadi lebih besar dari
sebelumnya.
Kehadiran taman nasional di wilayah Desa Ngadas memberikan pengaruh
pada sektor pertanian masyarakat. Menurut Pak Ngatono sebagian masyarakat
merasa kekurangan lahan pertanian, karena jumlah penduduk saat ini sudah
86
Loc-cit,Pak Mispu. 87
Loc-cit,Pak Mujianto 88
Loc-cit,Pak Ngatono
Gambar : 5.3
116
meningkat dan lahan
pertanian masyarakat
tetap sama89. Menurut
Pak Mispu juga selaku
ketua kelompok tani,
masyarakat yang sama
sekali tidak memiliki
lahan pertanian sendiri
berjumlah 35 Kepala Keluarga90. Kebiasaan masyarakat untuk memperkerjakan
masyarakaat yang kekurangan lahan dengan memberikan lahan garapan yang
nantinya hasil dari lahan garapan tersebut akan dibagi dua antara pemilik lahan
dengan pengarap lahan. kebiasaan tersebut memberikan dampak pada penurunan
tingkat kemiskinan yang ada di Desa Ngadas.
Peran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dibidang pertanian
masyarakat Desa Ngadas dalam bentuk menjaga perbatasan antara taman nasional
dengan lahan pertanian masyarakat. Lahan pertanian masyarakat yang berbatasan
lansung dengan zona pemanfaatan taman nasional bisa menjadi konflik antar
keduanya. Batas taman nasional berupa patok beton bisa dipindah oleh
masyarakat, untuk itu taman nasional dengan JIC menjalin kerjasama dalam
mengelolah lahan perbatasan tersebut untuk ditanami terong, selain untuk
pemberdayaan bagi masyarakat juga sebagai pembatas antara lahan pertanian
dengan kawasan konservasi.
89
Loc-cit,Pak Ngatono 90
Loc-cit,Pak Mispu.
Gambar 5.3 lahan pertanian masyarakat Desa Ngadas
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017
117
Masyarakat sebagian mempertanyakan terkait zona pemanfaatan taman
nasional, menurut Pak Suyak masyarakat sebagian tidak mengerti mengenai letak
pasti zona pemanfaatan tersebut dan masyarakat mempertanyakan apakah zona
pemanfaatan tersebut bisa dimanfaatkan warga atau hanya untuk dimanfaatkan
taman nasional91. Munculnya pertanyaan tersebut akibat sebagian masyarakat
yang merasa kekurangan lahan dalam sektor pertanian. Masyarakat
mempertanyakan hal tersebut karena selama ini masyarakat belum perna
mendapat sosialisasi akan hal tersebut.
Perkembangan tindakan rasionalisme masyarakat menurut konsepsi Weber
adalah bergerak dari jenis-jenis rasionalitas (pentahapan) tertentu. Pada awalnya,
model rasionalitas bermula dari masyarakat agraris (pertanian) ke arah masyarakat
industri92. Perubahan sosial masyarakat yang awalnya hanya bergerak disektor
pertanian kini mulai berkembang ke sektor pariwisata. Munculnya potensi
pariwisata menjadi pendorong pergerakan pola tindakan rasional masyarakat. Pola
tindakan rasional masyarakat yang menginginkan tambahan pendapatan dan juga
memanfaatkan potensi yang ada menjadi unsur terbentuknya perubahan.
5.2 Dampak Perubahan Sosial Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Perubahan sosial yang dialamai masyarakat Desa Ngadas Semenjak
penetapan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bisa memberikan dampak
positif pada kesejahteraan masyarakat atau malah negatif dengan dampak pada
kesenjangan sosial di masyarakat. Dalam konteks kali ini peneliti akan membahas
91
Loc-cit,Pak Suyak. 92
Loc-Cit, Agus Salim h lm 43
118
perubahan yang dialami masyarakat yang berdampak positif pada kesejahteraan
masyarakat. Peneliti akan melihat perubahan sosial masyarakat Desa Ngadas dari
pola tindakan rasional masyarakat dengan dampak yang ditimbulkan. Peneliti
akan mengunakan konsep kesejahteraan sosial menurut Kolle dalam menganalisa
tingkat kesejahteraan masyarakat.
5.2.1. Kualitas Hidup Dari Segi Materi
Kualitas hidup dalam segi materi ini meliputi kualitas dari rumah serta
kondisi dan akses jalan. Perubahan dalam segi infrastruktur perumahan, serta
akses jalan menjadi bagian dari menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Semakin sulit akses yang ditempuh maka semakin susah mobilitas yang terjadi di
masyarakat tersebut. Selain itu kondisi perumahan masyarakat yang baik menjadi
salah satu unsur penilaian kualitas hidup masyarakat. Semakin baik kualitas hidup
masyarakat maka semakin baik juga tingkat kesejahteraan masyarakat.
Kondisi hunian menurut Panudju merupakan kebutuhan yang sangat
mendasar bagi kesejahteraan fisik, psikologi, sosial, dan ekonomi penduduk93.
Kondisi perumahan merupakan salah satu tolak ukur dalam menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang memiliki hunian yang layak sampai
bisa dikatakan mewah menjadi unsur penilai kondisi ekonomi dari masyarakat.
Jika kebutuhan dasar manusia terpenuhi, maka manusia akan mengalihkan ke
kebutuhan lainnya, kebutuhan dasar masing-masing manusia berbeda, tetapi
93
Bambang Panudju, Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat
Berpenghasilan Rendah. 1999, Bandung : Alumni, hlm 16.
119
kebutuhan paling dasar dari manusia tetap sama, yakni makan, pakaian dan
hunian.
Kualitas dan status kepemilikan rumah masyarakat Desa Ngadas menjadi
salah satu tolak ukur dalam menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. Seluruh
masyarakat Desa Ngadas tidak ada yang menyewa rumah dan memiliki hak atas
rumah masing-masing. Selain itu kualitas rumah masyarakat juga bisa dibilang
cukup baik, menurut Pak Mujianto selaku Kepala Desa Ngadas, kualitas rumah
masyarakat yang masih beralaskan tanah di Desa Ngadas masih ada sekitar 9
rumah, dan ada 15 rumah yang temboknya belum beton dan masih terbuat dari
papan94. Kualitas rumah masyarakat Desa Ngadas bisa dibilang rata-rata cukup
baik. Kualitas rumah tersebut bisa dilihat dari jumlah keluarga yang ada di Desa
Ngadas yang mencapai 487 KK dan dibandingkan dengan kondisi rumah seperti
diatas, selain itu menurut Pak Mujianto bahan bangunan di Desa Ngadas harganya
cukup mahal, karena semua bahan bangunan di Desa Ngadas harus didatangkan
dari Kecamatan Poncokusumo dan melalui akses jalan yag terjal95.
Selain itu akses mobilitas masyarakat juga menjadi bagian dari tolak ukur
tingkat kesejahteraan masyarakat, dan akses mobilitas masyarakat dilihat dari
akses jalan yang ada. Kondisi jalan Desa Ngadas jika dibandingkan dulu sebelum
taman nasional hadir dan setelah taman nasional hadir jauh berbeda. Menurut Pak
Timbul dulu jauh sebelum taman nasional hadir di Desa Ngadas masyarakat yang
ingin menjual hasil panen atau belanja ke ibu kota kecamatan, masyarakat harus
94
Loc-cit, Pak Mujianto 95
Loc-cit, Pak Mujianto
120
berjalan kaki menyusuri hutan dan waktu yang ditempuh kurang lebih 12 jam96.
Sedangkan saat ini akses yang menjadi penghubung Desa Ngadas dengan
Kecamatan maupun Kabupaten Malang sudah ada dan kondisinya juga sudah
aspal dan telah dilebarkan. Mobilitas masyarakat saat ini juga berjalan dengan
baik, dan hal itu dilihat dari akses masyarakat dalam menjual hasil pertanian juga
dapat ditempuh dengan jangka waktu kurang lebih 30 menit.
Kondisi jalan
dilingkup wilayah Desa
Ngadas saat ini rata-rata sudah
beton dan kondisinya juga
bagus. Menurut Pak Ngatono
jalan di Desa Ngadas yang
kondisinya rusak ada di jalan
akses menuju Dusun Jarak Ijo,
dan jalan yang rusak tersebut
panjangnya kurang lebih 4
KM97. Kondisi jalan tersebut
masih berupa tanah, dan dikala
hujan akses tersebut akan terputus dan masyarakat harus memutar dengan jarak
kurang lebih 10 KM. Dusun Jarak Ijo dengan Dusun Ngadas berjarak cukup jauh,
berkisar kurang lebih 10 kilometer. Kondisi jalan yang rusak dan jarak yang
96
Loc-cit,Pak Timbul 97
Loc-cit,Pak Ngatono
Gambar : 5.4 : Akses Jalan yang menghubungkan
Dusun Jarak ijo dengan Dusun Ngadas
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017
121
cukup jauh dengan Dusun Ngadas yang menjadi pusat pemerintah desa membuat
mobilitas masyarakat Dusun Jarak Ijo terhambat.
Melihat akses jalan ke Ngadas sebelum dan sesudah adanya taman
nasional, yang kondisinya saat ini sudah bagus. Bagusnya kondisi jalan tersebut
karena adanya perawatan dan pelebaran jalan dari masyarakat. Dalam konteks
pelebaran jalan, menurut Pak Tri Baktio perna terjadi konflik akan pelebaran jalan
tersebut, konflik tersebut terjadi lantaran pihak taman nasional yang tidak setujuh
kalau jalan tersebut dilebarkan oleh Pemerintah Desa Ngadas98. Selain itu menurut
Pak Giman taman nasional tidak setujuh karena taman nasional takut akan
merusak lingkungan dan ekosistem disekitar hutan99. Meskipun begitu
infrastruktur jalan menuju Desa Ngadas saat ini terbilang cukup bagus, hanya ada
sedikit jalan yang kondisinya saat ini rusak ringan khususnya di jalan Dusun Jarak
Ijo.
Pembangunan infrastruktur jalan akses di wilayah sebelum taman nasional
merupakan dari pihak Pemerintah Desa Ngadas, serta perawatannya juga dari
pihak pemerintah desa dan masyarakat Desa Ngadas, peran taman nasional dalam
keikutsertaan pembangunan serta perawatan jalan tersebut masih belum ada.
Menurut Pak Mujianto pihak Desa Ngadas perna meminta bantuan dalam
membersikan jalan sepanjang penghubung antara Desa Ngadas dengan
Kecamatan Poncokusumo kepada pihak taman nasional, tetapi sampai saat ini
98
Loc-cit,Pak Tri Baktio 99
Loc-cit,Pak Giman
122
belum ada bantuan akan hal tersebut100. Akses jalan tersebut juga menjadi bagian
dari taman nasional, selain penghubung Desa Ngadas dengan Kecamatan
Poncokusumo jalan tersebut juga menjadi akses satu satunya ke Gunung Bromo
dan Semeru lewat Kabupaten Malang.
5.2.2. Kualitas Hidup Dari Segi Fisik
Tingkat kemiskinan dan kependudukan merupakan tolak ukur dalam
menentukan kualitas hidup masyarakat dalam segi fisik, dan juga menjadi salah
satu tolak ukur tingkat kesejahteraan sosial. Semakin rendah tingkat kemiskinan
maka semakin tinggi kesempatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam mengukur tingkat kemiskinan masyarakat, dengan melihat tingkat
pendapatan masyarakat. Selain itu kependudukan menjadi tolak ukur tingkat
kesejahteraan sosial dengan melihat tingkat kepadatan masyarakat serta melihat
tingkat angkatan kerja. Semakin tinggi tingkat angkatan kerja maka semakin
tinggi kesempatan masyarakat yang bekerja, dan semakin tinggi masyarakat yang
bekerja maka semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat.
Tingkat kemiskinan masyarakat di Desa Ngadas relatif berkurang.
Menurut Pak Mujianto kemiskinan di Desa Ngadas semenjak hadirnya Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru hingga saat ini berkurang 50%101. Tapi
berkurangnya kemiskinan itu bukan karena pengaruh langsung dari taman
nasional. Sebagian besar menurunnya tingkat kemiskinan masyarakat Desa
Ngadas disebabkan karena pertanian yang menyokong. Pendapatan masyarakat
100
Loc-cit,Pak Mujianto 101
Op-cit, Pak Mujianto
123
yang besar dari sektor pertanian yang menjadikan tingkat kemiskinan masyarakat
berkurang. Perubahan komoditi pertanian yang awalnya bawang dan sekarang
berubah ke komoditi kentang menjadi faktor penunjang peningkatan pendapatan
masyarakat.
Pendapatan masyarakat pada sektor pertanian relatif tinggi. Menurut Pak
Suyak, pendapatan petani yang siap modal akan bibit maupun pupuk bisa
mencapai 100 juta dalam 6 bulan atau sekali panennya102. Sedangkan menurut Pak
Mispu pendapatan masyarakat yang bekerja disektor pertaniaan rata-rata berkisar
antara 25 hingga 75 juta disetiap panennya103. Pendapatan yang cukup tinggi
tersebut dipengaruhi karena hama tanaman tidak begitu menggangu pada tahun-
tahun terakhir ini serta harga dari komoditi kentang relatif tinggi dan stabil.
Selain itu sektor pariwisata juga ikut bagian dalam berkurangnya
kemiskinan di Desa Ngadas. Hadirnya pariwisata juga sebagian disebabkan
karena adanya taman nasional. Awal adanya pariwisata di Desa Ngadas juga
disebabkan karena hadirnya wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Bromo
atau Gunung Semeru. Kedua objek wisata tersebut ada, akibat hadirnya taman
nasional. Hadirnya objek wisata tersebut menyebabkan hadrnya wisatawan dan
dari hadirnya wisatawan, masyarakat Desa Ngadas menyediakan fasilitas
penunjang bagi wisatawan yang akan berkunjung ke bromo atau semeru.
Penyediaan fasilitas tersebut melalui penyewaan jeep dan home stay dan
sebagainya. Menurut Pak Kartono selaku mantan kepala Desa Ngadas kemiskinan
102
Op-cit, Pak Suyak 103
Loc-cit, Pak Mispu
124
di Desa Ngadas jika dibandingkan dulu saat awal hadirnya taman nasional dengan
sekarang sangat berkurang104. Salah satu faktornya yakni masyarakat yang tidak
hanya bekerja disektor partanian saja, adanya pariwisata yang menjadi salah satu
penyokong kurangnya kemiskinan di Ngadas.
Perubahan yang dialami masyarakat pasca hadirnya taman nasional dari
segi pendapatan dapat dikatakan meningkat. Menurut Pak Mispu peningkatan
pendapatan tersebut lebih dominan dari sektor pertanian105. Selain itu pendapatan
masyarakat juga dipengaruhi karena sektor pariwisata. Meskipun sektor pariwisata
dijadikan pekerjaan sampingan bagi masyarakat, tetapi peningkatan pendapatan
tersebut bisa dilihat dari pendapatan yang diperoleh masyarakat yang terjun ke
penyediaan fasilitas pariwisata. Menurut Pak Giman persewaan jeep bisa memberi
peningkatan pendapatan hingga 10 juta perbulan106. Sedangkan menurut Pak
Kartono masyarakat yang bekerja dipenyewaan home stay dapat memperoleh
pendapatan berkisar 2 juta perbulan107.
Peningkatan pendapatan masyarakat ini menjadi penentu berkurangnya
kemiskinan di Desa Ngadas. Semenjak adanya taman nasional pendapatan
masyarakat meningkat, peningkatan pendapatan tersebut selain disektor pertanian
juga dipengaruhi karena pendapatan tambahan dari sektor pariwisata. Menurut
Pak Mujianto Pendapatan rata-rata masyarakat Desa Ngadas saat ini berkisar di 19
104
Loc-cit, Pak Kartono 105
Loc-cit, Pak Mispu 106
Loc-cit, Pak Giman 107
Loc-cit, Pak Kartono
125
jutaan108. Meningkatnya pendapatan tersebut dipengaruhi karena pola tindakan
masyarakat yang memilih untuk berubah kearah yang lebih menguntungkan
seperti merubah bentuk komoditi dari tanaman bawang ke tanaman kentang dan
perubahan tindakan rasional untuk ikut dalam mencari pendapatan tambahan
lewat sektor pariwisata.
Kemiskinan di Desa Ngadas berkurang juga dibuktikan dengan
kepemilikan kendaraan bermotor. Menurut Pak Suyak masyarakat memiliki
kendaraan bermotor di Desa Ngadas setiap keluarga lebih dari satu unit.
Kepemilikan kendaraan bermotor tersebut digunakan untuk menunjang pertanian
dengan dijadikan sebagai kendaraan untuk membawa hasil panen, dan juga
dijadikan warga untuk berkerja sebagai ojek wisata. Tetapi pekerjaan ojek wisata
tidak setiap waktu ada penumpang, dan masyarakat lebih memilih untuk bekerja
sebagai ojek pertanian dengan membawa hasil pertanian dari ladang ke jalan
besar.
Kepemilikan akan aset tanah masyarakat masih dinilai lebih dominan
dikuasai oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat yang tidak memiliki lahan
sama sekali ber jumlah 35 Kepala Keluarga, sedangkan masyarakat yang memiliki
lahan pertanian yang lebih dari 5 hektar ada sekitar 5 kepala keluarga 109. Tetapi
rasa solidaritas masyarakat juga terbilang tinggi, masyarakat yang tidak
mempunyai lahan pertanian akan mengarap lahan pertanian masyarakat yang
relatif besar, dan nantinya hasil dari lahan tersebut akan dibagi 25% untuk
108
Loc-cit, Pak Mujianto 109
Loc-cit, Pak Mispu.
126
penggarap sedangkan 75% untuk pemilik lahan. Pemilik lahan akan mendapat
pembagian porsi yang lebih besar karena pemilik lahan juga yang akan
menyediakan bibit, pupuk serta obat peptisida untuk pertaniannya..
Jumlah masyarakat miskin di Desa Ngadas juga berkurang kalau dihitung
semenjak hadirnya taman nasional. Menurut Pak Kartono yang juga selaku
mantan Kepala Desa Ngadas sebelum Pak Mujianto, masyarakat miskin saat ini
dibandingkan dengan dulu sudah bisa dikatakan berkurang110. Selain itu menurut
Pak Mujianto dulu warga miskin pada tahun 2002 masyarakat miskin Desa
Ngadas berjumlah kurang lebih 202 KK. Sedangkan saat ini menurut Pak Mispu
masyarakat miskin Desa Ngadas saat ini berjumlah 76 KK111. Menurunnya tingkat
kemiskinan di Desa Ngadas ini dikarenakan tingkat pendapatan dari sektor
pertanian masyarakat tinggi, selain itu hadirnya pariwisata juga memberikan
dampak yang serupa pada sektor pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan penduduk Desa Ngadas dibandingkan sebelum dan sesudah
ditetapkannya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru cenderung meningkat.
Peningkatan pertumbuhan penduduk terjadi lantaran tingkat kelahiran lebih tinggi
dari tingkat kematian dan juga tingkat pendatang yang lebih besar dari tingkat
masyarakat yang pindah. Semakin tinggi jumlah penduduk akan membuat
semakin tinggi pula tingkat kebutuhan penduduk. Semakin tinggi pula jumlah
penduduk maka dibutuhkan pula jumlah lapangan pekerjaan yang tinggi. Di Desa
Ngadas jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan cukup banyak. Menurut Pak
110
Loc-cit,Pak Kartono 111
Loc-cit, Pak Mispu
127
Mujianto pekerjaan yang ada di Desa Ngadas cukup berlimpah bahkan
masyarakat tidak bisa ikut bekerja dengan orang lain, buruh bangunan dan buruh
pertanian di Desa Ngadas harus didatangkan dari desa lain diluar Desa Ngadas112.
Penduduk Desa Ngadas bejumalah 1897 jiwa dengan jumlah penduduk
laki- laki 966 dan jumlah penduduk perempuan 916 jiwa. Penduduk usia produktif
di Desa Ngadas cukup banyak menurut data kependudukan Desa Ngadas bahwa :
Tabel 5.3Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase
1 0 – 12 bulan 59 Jiwa 6%
2 1 – 4 tahun 144 Jiwa 7%
3 5 – 6 tahun 111 Jiwa 5%
4 7 – 12 tahun 172 Jiwa 12%
5 13 – 15 tahun 170 Jiwa 12%
6 16 – 18 tahun 190 Jiwa 14%
7 19 – 25 tahun 170 Jiwa 7%
8 25 – 35 tahun 139 Jiwa 8%
9 36 – 45 tahun 232 Jiwa 8%
10 46 – 50 tahun 197 Jiwa 8%
11 51 – 60 tahun 132 Jiwa 5%
12 61 – 75 tahun 103 Jiwa 4%
13 >76 tahun 15 Jiwa 3%
J U M L A H 1897 Jiwa 100%
Sumber : RPJMDes Desa Ngadas Tahun 2014-2019
112
Loc-cit,Pak Mujianto.
128
Dari data tersebut jumlah penduduk usia produktif yang dihitung dari
umur 15 sampai 60 tahun berjumlah 1060 jiwa. Semakin tinggi jumlah penduduk
usia produktif maka semakin tinggi pula masyarakat yang bekerja, dari semakin
tinggi masyarakat yang bekerja maka semakin tinggi tingkat pendapatan
masyarakat. Dari tingginya tingkat pendapatan masyarakat maka membuat tingkat
kebutuhan masyarakat akan terpenuhi.
Ketimpangan jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan di Desa
Ngadas. Penduduk yang akan terus bertambah sedangkan lahan desa baik lahan
pemukiman dan lahan pertanian akan tetap sama. Hal tersebut bisa menyebabkan
padatnya penduduk dan lahan produktif semacam pertanian akan terus berkurang.
Masyarakat yang mayoritas petani akan mencoba beralih ke mata pencarian lain
untuk menyiasati akan lahan pertanian yang akan sama sedang jumlah penduduk
akan semakin bertambah.
Jumlah penduduk yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan kualitas
penduduk akan menjadi kendala pembangunan. Jumlah penduduk yang tinggi
harus diimbangi dengan jumlah lahan untuk tempat tinggal, sarana pendidikan,
dan sarana kesehatan, selin itu juga dibutuhkannya jumlah lapangan pekerjaan
yang besar pula113. Jumlah penduduk yang tinggi ini akan mengakibatkan pada
jumlah angatan kerja yang tinggi. Tingkat angkatan kerja yang tinggi yang tidak
dibarengi dengan jumlah lapangan pekerjaan akan mempengaruhi tingginya
tingkat penganguran, dan tingkat penganguran yang tinggi bisa mempengaruhi
113
Jurnal indikator Kesejahteraan Rakyat yang di keluarkan BPS di unduh pada 18 september 2017
pukul 21.13
129
tingginya tingkat kemiskinan. Selain itu juga menyebabkan kepadatan penduduk,
dan kepadatan penduduk akan mempengaruhi pada pemukiman yang padat pula,
dan bisa mengakibatakan terbentuknya pemukiman kumuh. Kondisi
kependudukan di Desa Ngadas ini dikatakan masih sedang karena meilihat dari
lahan desa yang mencapai 414 hektar, dan juga lapangan pekerjaan yang masih
melimpah.
5.2.3. Kualitas Hidup Dari Segi Mental
Tingkat pendidikan dan ketenagakerjaan merupakan tolak ukur dalam
menentukan kualitas hidup masyarakat dalam segi mental. Tingkat pendidikan
masyarakat menjadi salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Akses
dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat masyarakat memiliki kecakapan
dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Untuk mengukur tingkat
pendidikan masyarakat dilihat dari angka melek huruf, tingkat pendidikan, angka
partisipasi sekolah, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni dan juga
fasilitas pendidikan yang ada114. Lapangan pekerjaan juga menjadi salah satu tolak
ukur dalam menentukan tingkat kesejahteraan sosial, luasnya lapangan pekerjaan
menjadi salah satu faktor rendahnya pengangguran, dan rendahnya penganguran
akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kesejahteraan juga dinilai dari semakin tingginya tingkat sumberdaya
manusianya. Tingkat suberdaya manusia dapat dilihat dari adanya faasilitas
pendidikan yang ada di daerah tersebut. Fasilitas pendidikan di Desa Ngadas
114
Loc-cit, Jurnal Kesejahteraan rakyat.
130
hanya ada TK, SD dan SMP. Menurut Pak Tri Baktio untuk masyarakat yang
akan meneruskan ke SMA, harus ke ibukota kecamatan yang jarak dari Desa
Ngadas kurang lebih 20 kilometer115. Masyarakat Desa Ngadas saat ini hanya bisa
memenuhi dunia pendidikan di Desa Ngadas hanya sebatas sampai SMP sedang
masyarakat yang akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya harus menempuh jarak
yang cukup jauh. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin
tinggi pula tingkat sumberdaya manusianya dan semakin tinggi tingkat
sumberdaya manusia maka semakin tinggi pula tingkat kesempatan mendapatkan
pekerjaan.
Menurut Pak Suyak tahun 1985 sampai 1995 masyarakat masih sedikit
yang mengenyam dunia pendidikan, dulu hanya sampai SD, dan hanya 1 atau 2
warga yang sampai SMP, sedangkan sekarang sudah banyak yang lulus SMP dan
sebagian SMA dan sedikit ada yang sampai perguruan tinggi116. Berikut data
tingkat pendidikan masyarakat Desa Ngadas :
Tabel 5.4 Tamatan Sekolah Masyarakat
No Keterangan Jumlah Presentase
1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas 76 4 %
2 Tidak Tamat SD 57 3 %
3 Tamat Sekolah SD 1531 81,5 %
4 Tamat Sekolah SMP 305 8,5 %
5 Tamat Sekolah SMA 55 2,5 %
115
Loc-cit, Pak Tri Baktio. 116
Loc-cit, Pak Suyak.
131
6 Tamat Sekolah PT/ Akademi 8 0.5 %
Jumlah Total 1897 100 %
Sumber : RPJMDes Desa Ngadas Tahun 2014-2019
Data tersebut menunjukan bahwa mayoritas masyarakat Desa Ngadas
hanya sebatas sampai sekolah dasar. Melihat jumlah penduduk yang mencapai
1897 dan penduduk yang mengeyam pendidikan sampai sekolah menengah atas
hingga sampai pada tamat perguruan tinggi masih sangat kecil. Selain itu
penduduk yang berbeda pada usia 16-18 sebesar 190 jiwa sedangkan masyarakat
yang tamat SMA hanya 55 jiwa, maka tidak hanya separuh masyarakat yang
mengeyam pendidikan sampai ke SMA. Bahkan yang mengeyam pendidikan
sampai perguruan tinggi hanya berjumlah 8 orang.
Tingkat sumberdaya masusia juga dapat dilihat dari cara pandang
masyarakat dalam menyikapi masa yang akan datang. Pola tindakan masyarakat
Desa Ngadas yang masih tradisional, dan belum mementingkan masa yang akan
datang dibuktikan dengan pandangan masyarakat yang belum mengerti akan
sektor pertanian dengan lahan yang akan tetap sama sedangkan tingkat penduduk
yang akan terus bertambah. Pandangan masyarakat tersebut akan menjadi salah
satu penghambat kesejahteraan di masa yang akan datang. Cara pandang
masyarakat yang hanya mementingkat kebutuhan sekarang ini dibuktikan dengan
minimnya masyarakat yang ikut terjun ke pariwisata. Pandangan masyarakat akan
lahan pertanian yang tidak mungkin bisa menenuhi kebutuhan di masa yang akan
datang dikala jumlah penduduk yang semakin tinggi membuat kesiapan
masyarakat dalam kesejahteraan di masa yang akan datang kurang. .
132
Dampak dari perubahan sosial masyarakat semenjak adanya Taman
Nasional Bromo Tengger semeru berdamak positif dalam segi ketersediaan
lapangan pekerjaan. Karena hadirnya taman nasional dapat menimb ulkan
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, khususnya dibidang pariwisata.
Menurut Pak Kartono dampak hadirnya taman nasional pada masyarakat Desa
Ngadas yakni dengan adanya pariwisata di Ngadas117. Taman nasional yang hadir
di Ngadas membuat masyarakat bisa menghadirkan fasilitas- fasilitas penunjang
pariwisata ke bromo maupun ke semeru. Masyarakat yang bekerja pada fasilitas-
fasilitas persewaan jeep dan home stay bisa meningkatkan pendapatan tambahan
mereka. Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka akan membuat kebutuhan-
kebutuhan masyarakat terpenuhi, yang berdampak pula pada tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Lapangan pekerjaan disektor pariwisata sebagai alternatif masyarakat Desa
Ngadas dalam meningkatkan pendapatan selain pada sektor pertanian. Tetapi
menurut Pak Kartono masyarakat yang terjun ke sektor pariwisata kurang lebih
hanya sebagian dari jumlah penduduk Desa Ngadas118. Total mayarakat yang
bekerja disektor pariwisata hanya sebanyak 185 dengan rincihan dipenyewaan
jeep sebanyak 42, home stay 56, ojek wisata 70 dan PKL 8 asongan 9 orang. Dan
semua pekerjaan tersebut menurut Pak Mujianto merupakan pekerjaan sampingan
dari pekerjaan masyarakat yang petani119.
117
Loc-cit,Pak Kartono 118
Loc-cit,Pak Kartono 119
Loc-cit, Pak Mujianto
133
Tabel 5.5 Pekerjaan Masyarakat Desa Ngadas
No Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 1449
2 Jasa 14
3 Industri 4
4 Pariwisata 185
Sewa Jeep 42
Home Stay 56
Ojek wisata 70
PKL 8
Asongan 9
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2017
Luasnya lapangan pekerjaan ini mengakibatkan penganguran masyarakat
di Desa Ngadas hampir tidak ada, menurut Pak Mujianto, masyarakat di Desa
Ngadas tidak ada yang mengangur, bahkan buru bangunan maupun buru tani di
Desa Ngadas harus didatangkan dari luar desa, karena masyarakat tidak
mempunyai waktu untuk ikut bekerja dengan orang lain, dan lebih memilih untuk
mengolah lahan pertaniannya sendiri-sendiri120. Banyaknya lapangan pekerjaan
yang membuat masyarakat Desa Ngadas tidak ada yang mengangur. Sektor
pertanian yang menjadi pekerjaan mayoritas dari masyarakat Desa Ngadas.
Sedangkan pariwisata juga menjadi bagian dari pekerjaan masyarakat, meskipun
120
Loc-cit,Pak Mujianto
134
pariwisata menjadi pekerjaan sampingan dari pertanian, tetapi pendapatan dari
sektor pariwiata juga relatif tinggi.
Banyaknya lapangan pekerjaan di Desa Ngadas menjadi salah satu
penyebab rendahnya penganguran di Desa Ngadas. Pekerja yang didatangkan dari
luar desa untuk bekerja di Ngadas menurut Pak Mujianto kurang lebih 100 orang
setiap harinya, baik pekerja bangunan maupun buru tani121. Hadirnya pariwista
menjadi salah satu sebab tingginya lapangan pekerjaan di Ngadas. Meskipun
pariwisata menjadi pekerjaan sampingan masyarakat, tapi masyarakat lebih
memilih bekerja disektor pariwisata dari pada ikut bekerja menjadi buru bangunan
atau buru tani.
Masyarakat Desa Ngadas memiliki tingkat pengangguran yang terbilang
sangat rendah dari total jumlah penduduk yang 1897 jiwa dengan total usia
produktif yang 1060 jiwa dan dibandingkan dengan total pekerja di Desa Ngadas
tersebut membuat masyarakat tidak ada yang menganggur, bahkan di luar usia
produktif masyarakat juga ada yang masih bekerja. Selain itu pekerjaan disektor
pariwisata dan jasa merupakan pekerjaan sampingan dari pekerjaan utama
masyarakat yakni petani, karena hal tersebut yang menjadi faktor utama dari
rendahnya tingkat penganguran di Desa Ngadas.
Jumlah angkatan kerja yang tinggi dan tidak dibarengi dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan, menjadi masalah tersendiri. Masalah tersebut
karena bisa menimbulkan dampak pada tingginya pengganguran. Dengan
121
Loc-cit, Pak Mujianto
135
rendahnya angka penganguran yang diimbangi dengan tinginya tingkat angakatan
kerja, maka akan menigkatkan pendapatan rata-rata masyarakat. Karena jumlah
angkatan kerja yang tinggi dan dibarengi dengan luas lapangan pekerjaan, maka
pendapatan masyarakat akan meningkat seiring dengan banyaknya kesempatan
masyarakat yang bekerja.
Mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Ngadas merupakan petani. Menurut
Pak Mujianto masyarakat sejahtera karena sektor pertanian yang menopang122.
Sektor pertanian menjadi tonggak utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, selain itu sektor pertanian menjadi unsur utama dalam menilai tingkat
pendapatan masyarakat. Selain pekerjaan mayoritas masyarakat, sektor pertanian
juga menjadi pekerjaan yang selama ini dilakukan masyarakat jauh sebelum
taman nasional hadir di Desa Ngadas. Bercocok taman merupakan pekerjaan
masyarakat sejak dulu.
5.2.4. Kualitas Hidup Dari Segi Spiritual
Tingkat ketentraman, hubungan sosial serta jangkauan akses informasi dan
komunikasi merupakan tolak ukur dalam menentukan kualitas hidup masyarakat
dalam segi mental. Tingkat kriminalitas menjadi salah satu faktor dalam
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, karena semakin rendah tingkat
kriminalitas maka ketentraman dan keamanan masyarakat terjamin. Hubungan
sosial dilihat dari moralitas dan etika sosial masyarakat, rendahnya moralitas dan
etika sosial masyarakat menjadi pengaruh dari rendahnya kualitas hidup
122
Loc-cit,Pak Mujianto
136
masyarakat dari segi spiritual. Selain itu akses jaringan informasi dan komunikasi
juga menjadi bagian dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, karena
semakin mudah jangkauan informasi dan komunikasi maka jangkauan masyatakat
akan dunia luar akan mudah di akses.
Perubahan etika bersosial masyarakat yang saat ini menjadi matrealistis.
Masyarakat yang dulunya menganggap tamu itu harus harus disambut dengan
baik, tapi saat ini berubah karena tamu dianggap sebagai wisatawan dan akan
memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat yang terjun ke pariwisata.
Keberadaan loket Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berada di
sebelum masuknya taman nasional ini membuat mobilitas masyarakat terganggu.
Selain itu masyarakat luar yang akan berkunjung ke Desa Ngadas akan terhalang
di loket masuk tersebut, dan ini mengakibatkan pola hubungan sosial masyarakat
terganggu.
Perubahan cara bersosial masyarakat yang terpengaruh dengan adanya
pariwisata membawa dampak pada etika sosial masyarakat. Masyarakat menjadi
matrealistis dan menganggap tamu yang berkunjung ke Desa Ngadas merupakan
wisatawan dan memberikan tambahan pendapatan bagi mereka, khususnya yang
bekerja di sektor pariwisata. Melihat dari segi pertumbuhan ekonomi, perubahan
tersebut membawa dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi
dilihat dari segi sosial masyarakat, perubahan tersebut melunturkan kebiasaan-
kebiasaan masyarakat yang telah terbangun sejak seiring perkembangan adat
tengger itu sendiri.
137
Ditetapkanya desa wisata adat menjadi salah satu pendongkrak kelestarian
adat tengger di Desa Ngadas. Masyarakat lebih terdorong untuk menjaga dan
melestarikan adat tengger itu sendiri, Karena adat tengger menjadi bagian dari
destinasi pariwisata di Desa Ngadas. Selain itu juga ditetapkanya Desa Ngadas
sebagai desa wisata adat, menjadi sarana lapangan pekerjaan baru dan pendapatan
baru bagi masyarakat. Masyarakat Desa Ngadas bisa memanfaatkan
perkembangan pariwisata untuk mendongkak pendapatan mereka selain bekerja
disektor pertanian.
Perkembangan pariwisata di Desa Ngadas memberikan dampak yang
cukup besar dalam segi pendapatan masyarakat, tetapi mempengaruhi segi etika
bersosial masyarakat. Dalam segi adat dan tradisi tengger, Desa Ngadas masih
menjalankan dan melestarikan adat tengger tersebut. Kokohnya adat tengger di
Desa Ngadas menjadi potensi tersendiri akan perkembangan pariwisata. Pola
tindakan masyarakat yang masih menjalankan setiap kegiatan upacara adat
tengger menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Desa Ngadas. Semakin
banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Ngadas maka pedapatan masyarakat
yang terjun ke sektor pariwisata akan bertambah.
Keberadaan loket masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang
berada sebelum memasuki Desa Ngadas menjadi pengaruh dalam cara bersosial
masyarakat. Masyarakat merasa terisolasi akan kehidupan bersosial dengan
mayarakat luar. Pola hubungan dengan masyarakat Desa Ngadas dengan
masyarakat yang berada di luar Desa Ngadas terganggu akan keberadaan loket
taman nasional. Mayarakat luar Desa Ngadas yang akan berkunjung ke Desa
138
Ngadas harus terhalang diloket, karena dianggap akan berwisata ke Bromo dan
harus menunjukan alasan berkunjung ke Ngadas. Pihak taman nasional yang
menanggap bahwa setiap orang yang melewati loket tersebut merupakan
wisatawan mengakibatkan pola hubungan masyarakat Desa Ngadas dengan
masyarakat luar menjadi terganggu.
Tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat Desa Ngadas terbilang
minim. Hal tersebut karena pola tindakan masyarakat yang masih tradisional dan
rasa solidaritasnya juga kuat. Menurut Pak Tri Baktio masyarakat yang bertindak
kejahatan akan dijahui dan merasa malu sendiri, menurut beliau juga masyarakat
yang telah dipanggil pihak pemerintah desa ke kantor desa atas kasus kejahatan
atau melangar tata tertib desa akan merasa malu sendiri karena masyarakat akan
menganggap bahwa yang bersangkutan melakukan perbuatan yang menjadi aib
bagi dirinya, sekaligus akan dikucilkan123. Selain itu tindakan kriminalitas di Desa
Ngadas juga selama ini belum perna terjadi, selain masyarakat merasa takut akan
sanksi yang akan didapatkan, masyarakat juga masih menjunjung nilai-nilai
kesopanan dan keramahan antar sesamanya.
Akses teknologi komunikasi di Desa Ngadas sudah dapat terjangkau.
Meskipun kondisi geografis Desa Ngadas yang berada di tenggah atau kantung
(enclave) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tetapi masih bisa dijangkau
jaringan teknologi komunikasi. Hal tersebut juga dipengaruhi karena hadirnya
objek wisata Gunung Bromo yang membuat jaringan telekomunikasi bisa masuk
ke Desa Ngadas. Masuknya akses jaringan komunikasi di Desa Ngadas membuat
123
Loc-cit,Pak Tri Baktio.
139
aktifitas masyarakat tidak terbelenggu akan kemanjuan teknologi. Masyarakat bisa
memanfaatkan akses jaringan tersebut untuk berhubungan dengan sanak keluarga
yang bertempat tinggal jauh di luar Desa Ngadas.
Perkembngan teknologi komunikasi di Desa Ngadas sudah cukup
berkembang. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang
mengunakan teknologi berbasis gadget dan handphone. Masyarakat Desa Ngadas
dalam tradisi ataupun kebiasaan tetap tradisional tetapi pengguanan teknologi
komunikasi tetap berkembang dan bukan menjadi penghalang akan kelestarian
dan kekokohan adat tengger sendiri. Menurut Pak Tri Baktio masyarakat saat ini
telah bergantung dengan teknologi komunikasi, dan meninggalkan kebiasaan
untuk berkunjung kesanak keluarga.
Akses jaringan media di Desa Ngadas sudah dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat Desa Ngadas. Keberdaan masyarakat Desa Ngadas yang berada di
kantung (enclave) taman nasional tidak merasa terisolasi dari dunia luar.
Perkembangan masyarakat akan media massa dan kecanggian teknologi menjadi
suatu yang bisa dinikmati masyarakat Desa Ngadas. Masyarakat yang memegang
teguh adat istiadat tengger bukan berarti terbelenggu dari kecanggian teknologi.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan media sosial yang hampir sebagian
digunakan masyarakat.
Perkembangan teknologi di Desa Ngadas sama sekali tidak mempengaruhi
dari tradisi adat tengger yang menjadi pedoman masyarakat. Ritual-ritual adat
tengger sampai saat ini tetap dijalankan masyarakat Desa Ngadas. Menurut Pak
140
Sutomo masyarakat wajib mengikuti setiap ritual-ritual adat tengger yang
dijalankan124. Masyarakat yang tidak mengikuti ritual- ritul tersebut akan
mendapatkan sanksi berupa dikucilakan dengan tidak diajak bicara serta menjadi
omongan bagi masyarakat lainnya atau istilahnya sirian. Keberadaan Desa Wisata
Adat Ngadas menjadi bentuk lembaga selain pariwisata juga pelestarian adat
tengger di Desa Ngadas sendiri.
124
Loc-cit, Pak Sutomo
141
Top Related