34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan
Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II tahun ajaran 2011/2012.
Subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 31 siswa, terdiri atas 15 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan yang tergolong pada usia operasional konkrit
(7-11 tahun). Lokasi penelitian di desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor,
Kabupaten Banyumas. SDN 2 Pajerukan yang telah berdiri sejak 1977 dan baru
mengalami sekali renovasi bulan kemarin ini. Terletak di Jalan Siliwangi
Pajerukan desa Pajerukan, hal ini menciptakan hubungan yang harmonis antara
pihak sekolah dengan warga sekitar, dan letak sekolah yang jauh dan aman dari
bisingnya lalu-lalang kendaraan bermotor atau kendaraan umum lainnya,
menambah suasana proses kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung dengan
baik.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.2.1 Kondisi awal
Berdasarkan data dokumentasi hasil skor tes siswa memperoleh hasil
belajar yang kurang dari KKM=90. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil tes siswa
pada pokok bahasan kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam yaitu
Dalam tes yang dilakukan saat prasiklus KKM yang digunakan adalah 90, dan
rata-rata yang didapat dari hasil tes pada prasiklus adalah 82,3 dan 55% siswa dari
31 siswa tidak memenuhi KKM=90. Kondisi ini memicu peneliti dan guru untuk
berkolaborasi mencari masalahnya, dari 31 siswa hanya 4 siswa yang aktif dan
berani bertanya, dan hanya barisan depan dan tengah yang mendengarkan
penjelasan guru dalam menerangkan materi, maka peneliti dan guru memakai
action learning untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran supaya siswa aktif
dalam bertanya ataupun menyampaikan pendapat dan meningkatkan hasil belajar
IPS. Tabel 4.1 berikut adalah distribusi skor pada prasiklus.
35
Tabel 4.1
Distribusi Skor Prasiklus
No Skor Frekuensi Persentase % Keterangan1 50 1 3 Belum Tuntas2 60 2 6 Belum Tuntas3 70 4 13 Belum Tuntas4 80 10 32 Belum Tuntas5 90 10 32 Tuntas6 100 4 13 Tuntas
Jumlah 31 100Rata-rata 82,3
Skor maksimal 100
Skor Minimal 50
Std. Deviation 12,304
Berdasarkan tabel 4.1 hasil pretes IPS dari siswa kelas IV SDN 2
Pajerukan, dari hasil distribusi tabel 4.1 bisa dilihat bahwa 55% siswa belum
tuntas atau belum mencapai KKM=90. Yang mendapatkan skor 50=1 siswa, 60=2
siswa, 70=4 siswa, 80=10 siswa. Sedangkan siswa yang mencapai tuntas adalah
45% siswa, terdiri dari yang mendapatkan skor 90=10 siswa dan 100=4 siswa.
Dengan nilai rata-rata 82,3% sedangkan nilai tertinggi berdasarkan tes prasiklus
mencapai 100 dan nilai terendahnya adalah 50, sedangkan std.Deviasi adalah
12,304. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90) data hasil
perolehan skor pada prasiklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Prasiklus
No. Ketuntasan Belajar Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)
1 Tuntas 14 45%2 Belum tuntas 17 55%Jumlah 31 100%
Ketuntasan belajar siswa perolehan skor prasiklus dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki skor kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90)
36
sebanyak 17 siswa atau 55%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 45%. Sehingga peneliti merasa
perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil
belajar IPS siswa, khususnya siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Pajerukan
Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas pada mata pelajaran IPS. Ketuntasan
belajar siswa yang tersaji pada tabel 4.2 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.1
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus
Rendahnya hasil belajar IPS siswa dipengaruhi oleh tingkat kompetensi
siswa terhadap materi yang disajikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
faktor dari guru dan siswa sendiri. Faktor dari guru dikarenakan, guru kurang
memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif saat
pembelajaran atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton
(konvensional) guru cenderung berceramah dan belum pernah mengunakan
metode yang bervariasi, sedangkan faktor dari siswa dikarenakan penguasaan
kompetensi siswa dalam menerima pembelajaran. Kedua faktor tersebut
menimbulkan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak sehingga terjadi
hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran
berjalan kurang efektif. Selain itu, guru juga tidak menyajikan materi
pembelajaran yang kurang menarik pada siswa saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran IPS.
45%
55%
Persentase (%)
Tuntas
Belum tuntas
37
Berdasarkan data tes yang rendah dari siswa kelas IV di SD Negeri 2
Pajerukan Semester II Tahun Pelajaran 2011/20112 di atas, peneliti akan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian
yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya. Siklus I pembelajaran dilakukan
dengan pokok bahasan “Kegiatan Ekonomi”, dan siklus II pembelajaran dilakukan
dengan pokok bahasan “Manfaat Sumber Daya Alam dalam Kegiatan Ekonomi”.
4.2.2 Perencanaan Siklus I
a. Pertemuan I
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi
dengan guru kelas IV mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, alat dan
media yang akan digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya
(RPP), rubrik aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, lembar
implementasi RPP saat proses belajar mengajar, media yang akan digunakan
dalam pembelajaran, buku pembelajaran yang mendukung, dan ruang atau tempat
yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan
dalam kelas atau pun diluar kelas.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
pokok bahasan “ Kegiatan Ekonomi”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran
dengan menggunakan media LCD Proyektor dalam pembelajaran. Setelah
menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menyiapkan alat dan media yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah semua telah dipersiapkan dengan
baik oleh peneliti kemudian menerapkan RPP dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru kolaborator.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada
perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I. Sebelum
mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Pengamatan Implementasi Aktivitas Siswa, Lembar Pengamatan
Implementasi RPP, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan
38
saat pembelajaran berlangsung yaitu di kelas IV dan di tempat kegiatan ekonomi
disekitar sekolah SD Negeri 2 Pajerukan Kecamatan Kalibagor Kabupaten
Banyumas.
4.2.3 Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1
dan pertemuan 2. Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit (tiga jam
pelajaran) Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 9 april 2012 dan pertemuan ke
2 berlangsung pada tanggal 10 April 2012.
a. Pertemuan 1
1) Pendahuluan (10 menit) Apersepsi :- Siswa diajak mengamati gambar kegiatan ekonomi
Motivasi :- Brain game
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (60 menit)a. Siswa menyimak teks dan gambar kegiatan ekonomi (eksplorasi)
b. Siswa mengidentifikasi 10 masalah dalam kegiatan ekonomi
dilingkungan sekolah (eksplorasi)
c. Siswa menentukan tujuan kegiatan ekonomi dalam kerja lapangan
(elaborasi)
d. Siswa berdiskusi kelompok menetapkan jenis dalam kegiatan
ekonomi yang akan dilakukan dilapangan (elaborasi)
e. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
(konfirmasi)
3) Penutup (20 menit)- Siswa didampingi oleh guru menegaskan kembali hal-hal yang masih
belum mengerti- Siswa bersama guru melakukan refleksi
39
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada
tanggal 10 April 2012 selama 90menit/3 jam pelajaran. Pertemuan kedua
terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
1) Pendahuluan (10 menit)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran untuk perjalanan lapangan.
2) Kegiatan Inti (60 menit)a. Siswa masuk kedalam kelompok yang sudah terbentuk dan terdiri dari
5-6 kelompok (eksplorasi).
b. Siswa melakukan wawancara tentang kegiatan ekonomi (elaborasi).
c. Siswa mengunjungi tempat warung (elaborasi)
d. Siswa mengunjungi tempat koperasi sekolah (elaborasi)
e. Siswa mengunjungi tempat garasi truk (elaborasi)
f. Siswa mengunjungi tempat pembuatan es kream (elaborasi)
g. Siswa mengunjungi tempat tobong bata (elaborasi)
h. Siswa kembali ke kelas (berkelompok) dan mendiskusikan hasil
laporan pengamatan lapangan (elaborasi)
i. Siswa mempresentasikan laporan hasil pengamatan (elaborasi)
j. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
(konfirmasi)Siswa mempresentasikan laporan hasil pengamatan
(elaborasi)
k. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
3) Penutup (20 menit)
a. Siswa didampingi oleh guru menegaskan kembali hal-hal yang masih
belum mengerti
b. Tes formatif
40
4.2.4 Refleksi Siklus I
Hasil Penelitian Siklus I
Hasil belajar pada siklus I ini berupa pengamatan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran Action Learning penilaian pembelajaran berdasarkan
penilaian proses dan tes formatif. Hasil dari penilaian pembelajaran Action
Learning siklus I ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan
2. Hasil pengamatan implementasi RPP siklus II dan hasil pengamatan siswa pada
siklus II akan disajikan pada tabel 4.3.
Hasil pengamatan impementasi RPP siklus I dan aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat dalam tabel berikut tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Implementasi RPP pada Siklus I
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
A PerencanaanPembelajaran
Potensi : tersedia RPP, tersedia alat peraga dansarana penunjang pembelajaran kegiatan belajarmenggambarkan pembelajaran aktif
B StrategiPembelajaran
Potensi : menyampaikan apersepsi, membantusiswa membangun pemahaman sendiri,memberikan langkah-langkah pembelajaran,memberikan kesempatan siswa untukmengungkapkan pendapat dalam kelompok, kerjalapangan, presentasi kelas, ada kesimpulan danpenguatan.
Hal perlu diperbaiki:Terlalu cepat dalam memberikan materi
Dalammemberikanmateri janganterlalu cepat.
C ManajemenKelas
Potensi : tata tertib kelas ada dan diterapkandengan baik, kelas ditata dengan baik sehinggamemudahkan mobilitas, interaksi, dan komunikasidalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatanbelum dikelola dengan baik.
Hal perlu diperbaiki: pengelolaan waktu,kurangkondusif
pengelolaanwaktu perluditingkatkan
D. Penilaian Potensi : perkembangan belajar siswa dipantaudengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasilbelajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian
Hal perlu diperbaiki: penghargaan terhadapsiswa
penghargaanterhadap siswayang bertanyasaat presentasi
41
Hasil dari pengamatan implementasi RPP pada siklus I mempunyai 4 aspek
penting dalam pengamatan. Aspek perencanaan pembelajaran, aspek strategi
pembelajaran, aspek manajemen kelas, dan aspek penilaian. Dari tabel 4.3 diatas
maka perlu adanya perbaikan pada guru seperti terlalu cepat dalam penyampaian
materi serta pengendalian suasana kelas supaya lebih kondusif, pengelolaan waktu
perlu diperbaiki, penghargaan terhadap siswa yang melakukan Tanya jawab baik
saat diskusi ataupun saat presentasi. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus
I dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
Dari tabel 4.4 maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan siswa
ketika pembelajaran seperti melakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa
pada pembelajaran. Siswa perlu dibimbing dalam diskusi kelompok, dalam
menyelesaikan masalah dalam kelompoknya. Siswa perlu dilibatkan dalam
melakukan refleksi. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di siklus I.
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I. Prapembelajaran
Potensi : Siswa telah siap denganpembelajaran, siswa telah menempati tempatduduknya
II Kegiatan AwalPembelajaran
Potensi : siswa menjawab pertanyaanapersepsi
Hal perlu diperbaiki: menjawab pertanyaandari guru
Lakukan tanyajawab untukmengarahkan siswapada pembelajaran
III. Kegiatan IntiPembelajaran
Potensi : siswa melaksanakan pembelajarandengan baik, siswa aktif dalam kelompokmasing-masing melakukan tanya jawab,diskusi kelompok, melakukan kerja lapangan,dan presentasi .
IV. Penutup Potensi : siswa melakukan refleksi bersamaguru
Hal perlu diperbaiki: refleksi bersama guru
Ajak semua siswamelakukan refleksi
42
Hasil belajar pada siklus I yang memperoleh skor di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal 90 ada 11 siswa, sedangkan 20 siswa telah memperoleh skor
KKM, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan
tindakan menggunakan pembelajaran action learning pada Siklus I diketahui
masih terdapat beberapa siswa yang tidak menyimak penjelasan dari guru pada
proses pembelajaran berlangsung serta ada sebagian siswa kurang fokus terhadap
materi praktek kerja lapangan, tetapi terlihat ada peningkatan dari prasiklus 45%
yang 4 tuntas naik 20% menjadi 65% siswa yang tuntas pada siklus II. Hasil
distribusi skor dan penilaian formatif siklus I dapat dilihat ditabel 4.5
Tabel 4.5
Distribusi Skor Siklus I
No Skor Frekuensi Persentase % Keterangan1 83 1 3 Belum Tuntas2 84 1 3 Belum Tuntas3 85 2 6 Belum Tuntas4 86 1 3 Belum Tuntas5 87 1 3 Belum Tuntas6 88 3 10 Belum Tuntas7 89 1 3 Belum Tuntas8 90 8 26 Tuntas9 91 2 6 Tuntas
10 92 4 13 Tuntas11 93 4 13 Tuntas12 94 3 10 Tuntas
Jumlah 31 100%Rata-rata 89,90
Skor maksimal 93,73
Skor Minimal 83,46
Std. Deviation 3,026
Pada siklus I telah dilaksanakan tindakan dengan pembelajaran action
learning dapat dilihat dari tabel 4.5 distribusi skor Siklus I, ada peningkatan pada
prasiklus ke siklus I. Dari 45% siswa belum tuntas pada prasiklus naik menjadi
65% siswa tuntas pada siklus II. Pada siklus I siswa belum tuntas tercatat
43
mencapai 11 siswa atau 35% (siswa yang mendapatkan skor 83=3%, 84=3%,
85=6%, 86=3%, 87=3%, 88=10%, dan 98=3%) yang belum memenuhi KKM=90.
Sedangkan siswa yang tuntas mencapai 20 siswa atau 65% (siswa yang
mendapatkan skor 90=26%, 91=6%, 92=13%, 93=13%, 94=10%) sudah
memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 90. Pada siklus satu skor tertinggi
mencapai 93,73 sedangkan skor terendah adalah 83,46 dan std.Deviasi adalah
3,026. Ada peningkatan hasil belajar IPS siswa dan skor rata-rata kelas siswa pun
meningkat pada siklus I. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90)
data hasil perolehan skor siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6
Tabel 4.6Ketuntasan Belajar Siklus I
No. KetuntasanBelajar
Jumlah SiswaJumlah Presentase
(%)1 Tuntas 20 64,51%2 Belum
tuntas11 35,49%
Jumlah 31 100%Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang
mempunyai skor kurang dari Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM=90) sebanyak
11 siswa atau 35,49%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 64,51%. Ketuntasan belajar siswa
siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siklus I
65%
35%
Ketuntasan Belajar Siklus I
Tuntas
Belum tuntas
44
Akan tetapi pada Siklus I telah terjadi peningkatan pembelajaran yaitu pada
kondisi awal yang dapat dilihat pada ketuntasan pembelajaran dari 51,65% naik
menjadi 64,51% pada hasil penilaian Siklus I. Berdasarkan kekurangan yang
terjadi pada Siklus 1, ada 11 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang
ditentukan yaitu 90. Maka peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan
pembelajaran pada Siklus II, agar pembelajaran tercapai secara optimal. Hal perlu
dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada Siklus II antara lain dengan
cara:
a. Dalam penyampaian sebaiknya guru jangan terlalu cepat sehingga siswa
lebih fokus dan lebih menekankan pada materi pengantar yang diajarkan
untuk kegiatan diluar kelas.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang
belum dipahami.
c. Siswa melakukan kegiatan luar kelas kerja lapangan berdasarkan
langkah-langkah yang telah disusun guru supaya dilapangan siswa dapat
bekerja secara maksimal.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.3.1 Perencanaan Siklus II
a. Pertemuan 1
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi
dengan guru kelas IV mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan dan alat
dan media yang akan digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,
diantaranya (RPP), lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, lembar pengamatan implementasi RPP saat proses belajar mengajar,
media yang akan digunakan dalam pembelajaran, buku pembelajaran yang
mendukung, dan ruang atau tempat yang akan digunakan saat pembelajaran
berlangsung yang akan dilaksanakan dalam kelas.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
pokok bahasan “ Manfaat SDA dalam Kegiatan Ekonomi”, kemudian menentukan
tujuan pembelajaran dengan menggunakan media LCD Proyektor dalam
45
pembelajaran. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru
menyiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah
semua telah dipersiapkan dengan baik oleh peneliti kemudian menerapkan RPP
dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kolaborator.
b. Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 sebagai tindak lanjut
dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan 1 maka pada
perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan dengan pertemuan 1. Sebelum
mengajar pada pertemuan 2, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Rubrik Penilaian Siswa, Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran, buku
pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran
berlangsung yaitu di kelas IV dan di tempat kegiatan ekonomi disekitar sekolah
SDN 2 Pajerukan.
4.3.2 Pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1
dan pertemuan 2. Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit (tiga jam
pelajaran) Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 16 april 2012 dan pertemuan ke
II berlangsung pada tanggal 17 April 2012.
a. Pertemuan 1
1. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi :
- Siswa diajak mengamati gambar pemanfaatan SDA dalam kegiatan
ekonomi
Motivasi :
- Brain game
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Siswa menyimak teks dan gambar pemanfaatan SDA dalam kegiatan
ekonomi (eksplorasi)
46
b. Siswa mengidentifikasi 10 masalah dalam pemanfaatan SDA dalam
kegiatan ekonomi dilingkungan sekolah (eksplorasi)
c. Siswa menentukan tujuan pemanfaatan SDA dalam kegiatan ekonomi
dalam kerja lapangan (elaborasi)
d. Siswa berdiskusi kelompok menetapkan jenis pemanfaatan SDA
dalam kegiatan ekonomi yang akan dilakukan dilapangan (elaborasi)
e. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
3. Penutup (20 menit)
- Siswa didampingi oleh guru menegaskan kembali hal-hal yang masih
belum mengerti
- Siswa bersama guru melakukan refleksi Siswa bersama guru melakukan
refleksi Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada
tanggal 17 April 2012 selama 90menit/3 jam pelajaran. Pertemuan kedua
terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
b. Pertemuan 2
1. Pendahuluan (10 menit)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran untuk perjalanan lapangan.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Siswa masuk kedalam kelompok yang sudah terbentuk dan terdiri dari
5-6 kelompok (eksplorasi).
b. Siswa melakukan wawancara tentang pemanfaatan SDA dalam
kegiatan ekonomi (elaborasi).
c. Siswa mengunjungi tempat pembuatan sujen (elaborasi)
d. Siswa mengunjungi tempat pembuatan stik es kream (elaborasi)
e. Siswa mengunjungi tempat pembuatan batu bata (elaborasi)
f. Siswa mengunjungi tempat kegiatan ekonomi warung (elaborasi)
47
g. Siswa kembali ke kelas (berkelompok) dan mendiskusikan hasil
laporan pengamatan lapangan (elaborasi)
h. Siswa mempresentasikan laporan hasil pengamatan (elaborasi)
i. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
3. Penutup (20 menit)
- Siswa didampingi oleh guru menegaskan kembali hal-hal yang masih
belum mengerti
- Tes formatif
4.3.3 Refleksi Siklus II
Hasil Penelitian Siklus II
Hasil belajar pada siklus II ini berupa pengamatan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran Action Learning penilaian pembelajaran berdasarkan
penilaian proses dan tes formatif. Hasil dari penilaian pembelajaran Action
Learning siklus II ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan
2. Hasil pengamatan implementasi RPP siklus II dan hasil pengamatan aktivitas
siswa pada siklus II akan disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut.
48
Hasil pengamatan implementasi RPP pada siklus II dan aktivitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat dalam tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Implementasi RPP Siklus II
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
A. PerencanaanPembelajaran
Potensi : tersedia RPP dan sarana penunjangpembelajaran kegiatan belajar menggambarkanpembelajaran aktif
B StrategiPembelajaran
Potensi : Menyampaikan tujuan pembejaran danlangkah-langkah pembelajaran menyampaikanapersepsi, membantu siswa membangunpemahaman sendiri, memberikan kesempatansiswa untuk mengungkapkan pendapat, adakesimpulan dan penguatan.
C. ManajemenKelas
Potensi : tata tertib kelas ada dan diterapkandengan baik, kelas ditata dengan baik sehinggamemudahkan mobilitas, interaksi, dankomunikasi dalam kelas, waktu untuk setiaplangkah kegiatan belum dikelola dengan baik
Hal perlu diperbaiki: pengelolaan waktu
pengelolaanwaktu perluditingkatkan
D. Penilaian Potensi : perkembangan belajar siswa dipantaudengan baik, umpan balik diberikan terhadaphasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupapujian
Hal perlu diperbaiki: penghargaan terhadapsiswa
penghargaanterhadap siswayangmenjawabpertanyaanbenar maupunsalah
Hasil dari pengamatan implementasi RPP pada siklus I mempunyai 4
aspek penting dalam pengamatan. Aspek perencanaan pembelajaran, aspek
strategi pembelajaran, aspek manajemen kelas, dan aspek penilaian. Dari tabel 4.7
diatas maka perlu adanya perbaikan pada guru seperti pengelolaan waktu dalam
pembelajaran dan penghargaan terhadap siswa yang menjawab dan aktif dalam
pembelajaran perlu ditingkatkan lagi agar siswa semakin termotivasi dalam
49
belajar dan akan memberikan sikap positif terhadap teman satu kelasnya. Hasil
pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II
No. Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I. Prapembelajaran
Potensi : Siswa telah siap denganpembelajaran, siswa telah menempati tempatduduknya
II KegiatanAwalPembelajaran
Potensi : siswa menjawab pertanyaanapersepsi dan menyimak langkah-langkahkegiatan.
Hal perlu diperbaiki: menjawab pertanyaandari guru
Lakukan tanyajawab untukmengarahkansiswa padapembelajaran
III. Kegiatan IntiPembelajaran
Potensi : siswa melaksanakan pembelajarandengan baik, siswa aktif dalam kelompokmasing-masing melakukan tanya jawab,diskusi kelompok, melakukan kerja lapangan,dan presentasi. Serta melakukan Tanya jawabdalam sesi diskusi dan presentasi
IV. Penutup Potensi : siswa melakukan refleksi bersamaguru.
Dari tabel 4.8 maka guru perlu melakukan peningkatan keaktifan siswa
ketika pembelajaran seperti melakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa
pada pembelajaran. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di siklus I.
Berdasarkan analisis dan penilaian proses dan tes formatif siswa pada
siklus II terdapat 31 siswa yang tuntas atau 100% siswa memenuhi KKM=90.
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II diketahui bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar pada materi manfaat sumber daya alam dalam kegiatan
ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada hasil ketuntasan belajar siswa yang sudah
mencapai KKM=90. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di siklus II,
Distribusi Skor Siklus II dapat dilihat ditabel 4.9
50
Tabel 4.9
Distribusi Skor Siklus II
No Skor Frekuensi Persentase % Keterangan3 90 8 26 Tuntas4 91 8 26 Tuntas5 92 1 3 Tuntas6 93 4 13 Tuntas7 94 6 19 Tuntas8 95 2 6 Tuntas9 96 2 6 Tuntas
Jumlah 31 100%Rata-rata 92,19
Skor maksimal 95,87
Skor Minimal 90
Std. Deviation 1,973
Pada siklus II telah dilaksanakan tindakan dengan pembelajaran action
learning dapat dilihat dari tabel 4.9 Distribusi skor Siklus II, siswa yang tuntas
mencapai 31 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa sedangkan yang belum
tuntas mencapai 0% atau tidak ada siswa yang tidak tuntas dibawah KKM=90.
Yang dapat diuraikan dengan nilai 90=26%, 91=26%, 92=3%, 93=13%, 94=19%,
95=6%, 96=6%). Pada siklus II nilai tertinggi mencapai 95,87 sedangkan skor
terendah adalah 90. Rata-rata skor pada siklus II mencapai skor 92,19 sedangkan
standar deviasinya 1,973.
51
4.3 Perbandingan Antar Siklus
Perbandingan keuntasan antar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat
ditunjukan perbandingannya pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Perbandingan Pengelompokan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No. Kriteria
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %1 Tuntas 14 45 20 65 31 100
2TidakTuntas 17 55 11 35 0 0
Jumlah 31 100 37 100 37 100Besarnya jumlah siswa pada prasiklus yang tuntas mencapai 14 siswa atau
45% siswa, sedangkan yang tidak tuntas mencapai 17 siswa atau 55% dari
keseluruhan siswa kelas IV adalah 31 siswa, pada siklus I ada peningkatan siswa
yang tuntas menjadi 20 siswa yang tuntas atau 65%, sedangkan yang tidak tuntas
menyusut menjadi 11 siswa atau 35%, ini mengindikasikan terjadi peningkatan
kualitas hasil belajar siswa. Pada siklus ke II meningkat signifikan, siswa yang
tuntas mencapai 31 siswa atau 100% siswa kelas IV SD Negeri 2 Pajerukan,
Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas mencapai batas tuntas maksimum.
Dapat dilihat melalui gambar 4.3.
Gambar 4.3
Grafik Perbandingan Ketuntasan Prasiklus, Sikus I, Siklus II
14
20
31
17
11
00
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
52
Dari gambar 4.3 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang hasil
belajarnya tuntas dalam mata pelajaran IPS terbukti untuk klasifikasi Tuntas,
sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 14 siswa. Sedangkan setelah siklus
I hasil belajar IPS siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa dan siklus II jumlah siswa
yang tuntas ada 31 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran action learning
dapat meningkatkan hasil belajar IPS dalam materi “Kegiatan Ekonomi dan
Pemanfaatan SDA”. Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan
terdapat 17 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas pada mata pelajaran IPS,
setelah siklus I jumlah siswa yang hasil belajar belum tuntas dalam mata pelajaran
IPS sebanyak 11 siswa dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan
belajar, berarti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Gambar 4.4 adalah perbandingan
rata-rata skor prasiklus, siklus I dan siklus II.
Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Rata-rata Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Perbandingan skor rata-rata dari prasiklus, siklus I dan siklus II,
mengalami peningkatan yang signifikan dari 82 pada prasiklus, naik menjadi 90
pada siklus I dan naik menjadi 92 pada siklus II. Gambar 4.5 menyajikan
perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
82
90
92
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
prasiklus siklus I siklus II
Perbandingan Skor Rata-rataPrasiklus, Siklus I dan Siklus II
rata-rata
53
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Besarnya skor maksimal dari prasiklus 100 turun menjadi 94 dikarenakan
penilaiannya tidak mengacu kepada skor tes formatif saja, tetapi juga penilaian
proses melalui pengamatan rubrik menyimak, diskusi, kerja lapangan dan
presentasi. Pada siklus II terjadi peningkatan skor maksimal dari 94 pada siklus I
menjadi 96 pada siklus II. Dengan demikian tindakan yang diberikan tidak dapat
mendorong naiknya kenaikan skor minimal, kondisi ini secara jelas tersajikan
melalui gambar 4.6.
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
100
94
96
919293949596979899
100101
prasiklus siklus I siklus II
Perbandingan Skor Maksimal
Perbandingan SkorMaksimal
50
8390
0102030405060708090
100
1 2 3
Perbandingan Skor Minimal
perbandingan skorminimal
54
Pada skor minimal ini kondisi prasiklus mencapai 50, sedangkan setelah
diadakan tindakan siklus I, skor minimal pada siklus I naik menjadi 83, pada
tindakan siklus II skor minimal tetap naik menjadi 90. Dengan demikian tindakan
yang diberikan dapat mendorong naiknya skor minimal. Analisis yang terakhir
yaitu membandingkan standar deviasi tiap siklusnya. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.11
Tabel 4.11
Perbandingan Standar Deviasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Prasiklus Siklus I Siklus II
f standardeviasi f standar
deviasi f standardeviasi
31 12,304 31 3,02 31 1,973
Perbandingan standar deviasi prasiklus, siklus I dan siklus II yang tersaji
pada tabel 4.11. pada prasiklus frekuensi 31 dengan standar deviasi 12,304,
sedangkan pada siklus I frekuensi 31 dengan standar deviasi 3,02 dan pada siklus
II frekuensi 31 dengan standar deviasi 1,973. Jika digambarkan pada gambar 4.7
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.7
Grafik Perbandingan Standar Deviasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
12
32
0
2
4
6
8
10
12
14
pra siklus Siklus I Siklus II
Standar Deviasi
standar deviasi
55
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 2
Pajerukan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas, ditemukan bahwa tingkat
kompetensi siswa masih rendah. Dalam pembelajaran di kelas, guru hanya
mengacu kepada banyaknya materi yang diberikan siswa, sehingga guru
menyampaikan materi dengan metode ceramah terus. Keadaan inilah yang
menjadikan siswa jenuh, tidak terdorong untuk terlibat berpikir. Siswa menjadi
tidak kreatif apabila menghadapi permasalahan yang ada. Siswa menjadi diam
saja, ketika harus menyampaikan pendapat karena siswa sering diam dan kurang
diajak untuk bersama-sama memecahkan masalah. Jadinya pembelajaran lebih
berpusat pada guru. Guru tidak pernah membuat variasi dalam pembelajaran,
misalnya pembelajaran dengan cara mengunjungi tempat lalu diobservasi,
melakukan wawancara, didiskusikan dan dipresentasikan didepan kelas.
Metode action learning ini juga menempatkan guru sebagai fasilitator,
bukan sumber utama pembelajaran, posisi guru sebagai fasilitator akan membuat
siswa lebih banyak melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya
bersikap pasif dan menunggu instruksi dari guru. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pemberian tindakan berupa penerapan metode pembelajaran action
learning mampu meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten
Banyumas.
Top Related