38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1. Hasil Penelitian
1.1.1. Aktivitas Belajar
Hasil observasi yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian
Akuntansi SMK MASEHI PSAK Ambarawa peneliti mengidentifikasi
permasalahan apakah dengan penggunaan metode STAD dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pokok
bahasan Mengelola Kartu Aktiva Tetap kelas XI Akuntansi Semester 2
2011/2012 SMK MASEHI PSAK Ambarawa.
Aktivitas pembelajaran siswa dan guru didalam kelas sangat rendah
sebelum diadakan tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas, jadi
siswa cenderung pasif, tidak ada proses tanyajawab saat pelajaraan
berlangsung. Guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah
bervariasai yang membuat siswa menjadi jenuh, cara menyampaikan materi
guru kurang jelas, jadi siswa tidak memperhatikan sibuk dengan kegiatan
lainya, seperti kipasan, mainan handphone, bercermin, tidur - tiduran. Guru
kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
menyebabkan hasil belajar siswa menurun atau tidak memenuhi standar
KKM. (lampiran 23, halaman 140)
39
1.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar awal siswa sangat rendah. Hasil belajar diperoleh dari
nilai ulangan harian kompetensi dasar mengelola kartu aktiva tetap sebesar
nilai terendah diperoleh sebelum tindakan adalah 30 dan tertinggi 80.
Sedangkan rata - rata kelas yang diperoleh 54,63 dan ketuntasan sebesar
42,10%, jadi hanya 8 siswa yang tuntas atau dan 11 siswa yang belum tuntas.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap sebelum menggunakan
Metode Kooperatif STAD
Indikator Kondisi sebelum siklus Target
Hasil Nilai 54,63 %, 71
Rata - rata % 42,10 % 71
Melihat kondisi ini, peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut
dengan menggunakan PTK metode pembelajaraan kooperatif tipe STAD (
Student Teams Achivement Division) pada kompetensi dasar mengelola kartu
aktiva tetap. Penggunaan metode ini diharapkan mampu memberikan
pengaruh positif kepada siswa berupa peningkatan aktivitas siswa dan
peningkatan hasil belajar. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dua kali
pertemuan.
Hasil penelitian yang akan dilakukan meliputi hasil toleransi,
ketrampilan sosial dan motivasi yang diperoleh dari pengamatan / observasi
yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil
40
belajar dikelopmpokkan menjadi dua yaitu hasil tes formatif diadakan
tindakan dan hasil tes (kuis) setelah tindakan pada siklus I dan siklus II.Selain
itu terdapat hasil pengamatan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran,
pengamatan aktivitas guru dan tanggapan siswa terhadap peroses
pembelajaran STAD. Setelah mengadakan penelitian menggunakan metode
STAD pada pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap diperoleh data
sebagai berikut :
1.2. Hasil Penelitian Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan yang dimulai dengan penyusunan rancangan tindakan
yang akan diberikan sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran1,
halaman 76) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Menyusun kelompok berdasarkan STAD. Kelompok diacak secara
heterogen dilihat dari segi akadmis dan jenis kelamin. (Lampiran 2,
halaman 87)
c. Menyusun dan menyiapkan observasi yang meliputi :
Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari
jumlah siswa 19 orang yang membawa buku paket, buku catatan
dan alat tulis. (Lampiran 3, halaman 89)
Lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
41
kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan dibuat untuk
mengatahui sejauhmana interaksi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. (Lampiran 5, halaman 92)
Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk
mengetahui aktivitas guru selama menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan dibuat
untuk mengatahui sejauhmana interaksi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. (Lampiran 6, halaman 93)
d. Membuat dan menyiapkan bendera tim. (Lampiran 48, halaman 195)
e. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa (Lampiran 8, halaman
97)
f. Mempersiapkan soal kelompok
g. Soal kuis tiap siklus
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai skenario
pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Siklus I dilaksanakan tanggal 23 April 2012 jam
keempat - enam, 26 April 2012 jam pertama - tiga, 28 April 2012 jam ke
enam - delapan.
Pertemuan pertama awal kegiatan belajar mengajar guru memberi salam
dan mengabsen,memberitahu siwa bahwa nilai ulangan harian masih ada
yang mendapat nilai dibawah 71, mengecek kesiapan siswa guru memulai
42
dengan pertanyaan apersepsi dengan mengingat materi sebelumnya tentang
aktiva tetap, motivasi dan tujuan pembelajaran. Guru memulai pelajaran
dengan tanya jawab supaya siswa aktif tentang apa yang dimaksud dengan
aktia tetap, setelah materi mengelola kartu aktiva tetap, setelah materi
disampaikan guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif STAD serta
langkah - langkahnya, karena ini model pembelajaran baru pertama
diterapkan sehingga guru lebih konsentrasi pada kegiatan inti yaitu membagi
siswa kedalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru yaitu :
menjadi empat kelompok. (lampiran 2, halaman 87). Masing - masing
kelompok beranggotakan 4 - 5 siswa yang telah dipilih secara acak , dari segi
gender, jenis kelamin dan kemampuan akademis (yang paling pintar
ditempatkan dalam setiap kelompok). Setiap kelompok memiliki nama
kelompok sendiri - sendiri sehingga lebih mudah dalam melihat
perkembangan siswa dalam setiap kelompoknya, sebelum guru membagi
lembar soal dan lembar kerja siswa banyak yang protes terhadap pembagian
kelompoknya, mereka ingin memilih sendiri kelompoknya. Pada saat
pembagian kelompok itu pada pertemuan pertama 1 anak yang tidak hadir.
Setelah itu guru membagi lembar kerja dan lembar soal I (lampiran 9,
halaman 98) dan bendera tim (lampiran 46, halaman 195). Setelah guru
membagi kelompok siswa langsung menempatkan dirinya dalam
kelompoknya, sebelum siswa mengerjakan dalam kelompoknya guru
menjelaskan langkah - langkah dalam pengerjaan dilembar kerja.
43
Selama diskusi kelompok guru berkeliling memantau dan memberi
arahan apabila ada kesulitan dalam mengerjakan tugas,atau guru membantu
kerja tim sebagai fasilitator dan motivator. (lampiran 42, halaman 189). Guru
menekankan supaya tiap anggota kelompok saling membantu dan
bekerjasama, dan memastikan bahwa setiap anggotanya bekerja karena nilai
kelompok bisa membantu nilai kalian yang kurang. Setelah selasai
mengerjakan tugas siswa mempresentasikan hasil kerja tim dengan cara
kelompok siapa yang selesai duluan mereka yang maju dan bersama - sama
dengan guru membahas jawaban. Setelah siswa presentasi guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang mau bertanya kepada kelompok yang
presentasi. Pada saat mereka menjawab pertanyaan dari teman yang bertanya
ada yang malu menyampaikan , guru memberikan motivasi agar siswa
tersebut tidak merasa malu menjawab. Kegiatan akhir setelah presentasi, guru
memberikan kesimpulan dan menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya
akanada soal lain, siswa harus mempersiapkan materi berikutnya.
Pertemuan kedua guru memberi apersepsi untuk mengingatkan siswa
tentang materi selanjutnya tentang metode memasukan aktiva tetap kekartu
aktiva tetap, dan kemudian memasukkan kedalam laporan aktiva tetap,
setelah menyampaikan materi guru kemudian memerintah anak - anak masuk
dalam kelompoknya, kemudian guru membagi lembar soal II (lampiran 11,
halalaman 102) dan bendera tim (lampiran 48, halaman 195). Saat berdiskusi
dan presentasi guru menjadi fasilitator dan motivator. Setelah presentasi guru
44
memberikan kesimpulan, sekaligus pemberitahuaan bahwa pertemuan ketiga
akan diadakan kuis 1.
Pertemuan ketiga guru mengabsen siswa, kemudian guru memberikan
apersepsi dan motivasi. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian lembar kuis
I (lampiran 13,halaman 110). Setelah kuis selesai guru memberikan sesi tanya
jawab tentang kesulitan anak – anak dalam mengerjakan soal kuis.
3. Pengamatan (observing)
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian tindakan
kelas ini menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti
hasil yang diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan pembelajaran
metode STAD pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil aktivitas siswa ditinjukan dari kesiapan siswa dengan metode
pembelajaran tipe STAD hasil data sebagai berikut :
a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam pelajaran.
Hasil penelitian kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada
siklus I (lampiran 16, halaman 120). Pertemuan pertama menunjukan bahwa
buku paket 84,21%, membawa buku catatan 47,36% dan membawa alat
tulis 52,65%. Hal ini disebabkan ada siswa yang tidak membawa buku paket
2 siswa, buku catatan 19 siswa, dan alat tulis khususnya kalkulator 12 siswa.
Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa sebesar 84,21% siswa sudah
siap dengan membawa buku modul/paket, 10,52% yang belum siap. Siswa
45
yang membawa buku catatan 52,65%, dan yang tidak membawa 41,24%,
serta yang membawa alat tulis 35,68%, dan yang tidak membawa alat tulis
(terutama kalkulator) ada 63,15%. Upaya yang dilakukan adalah memberi
penjelasan menegenai pentinya buku paket, buku catatan, dan yang
terpenting adalah kalkulator.(lampiran 16, halaman 123)
b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Kooperatif STAD.
Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui
kegiatan siswa selama proses pembelajaran.Hasil observasi belajar siswa
pada siklus I sebesar 67,27 %.(lampiran 18, halaman 128). Siklus I toleransi
menunjukan nilai empat atau baik (60% - 80%), ketrampilan sosial tiga atau
cukup (40% - 60%), dan motivasi siswa menunjukkan nilai empat atau
kategori baik (60% - 80%),.(lampiran 19, halaman 134).
1. Aktivitas siswa dilihat Toleransi
Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dilihat dari toleransi
mengenai siswa menerima siswa lain sebagai rekan kerja dalam bekerja
kelompok menunjukan nilai tiga. Pertemuan pertama menunjukkan nilai
empat (60% - 80%), dan kedua menunjukkan nilai tiga (40% - 60%) dalam
hal ini siswa yang pintar yang mendominasi jalanya diskusi, yang lainya
hanya sibuk dengan kegiatanya. Sedangkan toleransi siswa menghargai
pendapat siswa lain menunjukan nilai empat atau kategori baik. Pertemuan
pertama dan kedua menunjukkan nilai tiga (40% - 60%) dalam hal ini siswa
46
dalam anggotanya belum bertukar saling bertukar pendapat tentang
bagaimana mereka memecahkan masalah yang ada.
2. Aktivitas siswa dilihat dari Ketrampilan sosial
Hasil aktivitas dalam proses pembelajaran pertemuan pertama dilihat
ketrampilan sosial mengenai siswa berdiskusi dan bekerjasama
menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup. Pertemuan pertama
menunjukan nilai tiga (40% - 60%) dan pertemuan kedua menunjukkan nilai
empat (60% - 80%), dalam hal ini siswa sudah ada pembagi pekerjaan yang
ada kepada setiap kelompoknya. Meskipun masih ada yang sibuk dengan
kegiatanya. Ketrampilan sosial mengenai yang aktif saat presentasi
menunjukkan nilai tiga kategori cukup. Pertemuan pertama menunjukkan
nilai dua dan pertemuan kedua menunjukkan nilai tiga (40% -60%) dalam
hal ini siswa belum aktif saat presentasi karena mereka masih malu dan
takut untuk mengungkapkan hasilnya di depan kelas.
3. Aktivitas siswa dilihat dari Motivasi
Hasil aktivitas proses pembelajaran dilihat dari motivasi mengenai
siswa membangun kerjasama dalam tim menunjukan nilai empat atau
kategori baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai empat (60%
- 80%), dalam hal ini membangun siswa lain dalam tim siswa untuk tidak
jemu - jemu latihan soal agar kelompoknya tidak hanya bisa mengerjakan
saat kelompok saja melainkan saat kuis nanti. Motivasi mengenai siswa
memberi dukungan kepada siswa lain dalam pembelajaran menunjukkan
nilai tiga atau ketegori cukup. Pertemuan kedua menunjukkan nilai tiga
47
(40% - 60%) dan perteman kedua menunjukkan nilai empat (60% - 80%),
dalam hal ini setiap siswa belum menguasai materi dan belum saling
membantu siswa lain.
Pertemuan ketiga, kuis individu berjalan baik tapi masih ada siswa yang
tanya keteman yang lainya. Saat sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang
dialami selama kuis, siswa tidak mau mengungkapkan kesulitanya, hanya
beberapa yang bertanya.
c. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD Siswa yang tuntas hanya 9 siswa. Siswa yang lain
belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi. Dalam hal ini belum
memenuhi target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar
75% maka perlu peningkatan.
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap dengan Metode Kooperatif
STAD
Indikator Kondisi Awal Siklus I Target Peningkatan
Hasil Nilai 54,63 %, 58,68 71 Peningkatan sebesar 4,05
Rata - rata
% 42,10 % 47,36 % 71 Peningkatan sebesar 5,26
48
Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada Kondisi Awal dan
Siklus I Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Data hasil observasi aktivitas guru digunakan mengetahui kegiatan guru
selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi
motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menayakan
pada siswa mengenai cara mencatat aktiva tetap kedalam jurnal. Kemudian
guru menampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing siswa dan
membagi siswa untuk kegiatan diskusi dengan menjadikan empat kelompok.
Namun guru kurang mengkondisikan kelas jadi suasana masih ramai, dan
yang lainya diam menunggu petunjuk atau panggilan dari guru, kemudian
guru membagi kelompok sesuai kelompok yang ditentukan. Guru membagi
bendera tim (lampiran 48,halaman 195) dan lembar soal I (lampiran 9,
halaman 98) dan lembar kerja siswa, dan guru membimbing jalannya
kegiatan diskusi secara langsung apakah ada kesulitan dalam mengerjakan
soal. Saat guru lengah masih ada siswa yang bekerjasama dengan kelompok
lain.
Pertemuan kedua, guru memberi motivasi pada siswa tentang
pengetahuan awal, yaitu tentang kartu aktiva tetap dan laporan aktiva tetap,
100
50
0 Kondisi Awal Siklus I
49
guru tidak lagi menyampaikan langkah - langkah pembelajaran dan juga
tujuan pembelajaran karna hari pertama sudah disampaikan dan siswa pun
langsung masik kekelompok masing - masing. Guru membagi lembar kerja
dan soal II,(lampiran 11, halaman 102) serta menyampaikan petunjuk -
petunjuk dalam mengerjakan soal tersebut. Suasana tenag dan aktif, guru
memberikan arahan dan bimbingan serta mamantau jalanya diskusi. Upaya
guru membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.
Pertemuan ketiga, guru memberikan apersepsi sebelum kuis dimulai,
kemudian guru membagikan lembar kerja kuis I (lampiran 13, halaman
111). Saat kuis berlangsung guru mengawasi jalanya proses kuis individu,
meskipun pada menit terakhir sempat ditinggal. Saat guru itu ijin
meninggalkan kelas ada tiga anak yang masih bekerja sama, kemudian guru
dating dan menegur siswa dengan cara “nek jawabaen tipekan berarti
nyonto kancane”.
Hasil pengamatan aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam
pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu
sebesar 68,09 % (lampiran 18, halaman 129). Meskipun demikian kinerja
guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.
e. Wawancara Siswa tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Berdasarkan angket tanggapan siswa setelah mengikuti pelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (yang sudah diterapkan)
mereka menjawab senang, 15 siswa menjawab lebih memahmi materi, 2
50
siswa menjawab bisa bertukar pendapat dan saling membantu, 2 siswa
menjawab tidak mengantuk dan bosan (lampiran 20, halaman 136).
f. Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Hasil angket tanggapan siswa yang didapat, 15 siswa menyukai
pembelajaran Jigsaw. Mereka merasa lebih mudah menangkap materi dan
masalah bisa dipecahkan bersama-sama. Apalagi karena teman sendiri yang
menjelaskan dan menggunakan memakai bahasa mereka sendiri, mereka
jadi lebih mudah untuk memahami materi. Apabila tidak mengerti, mereka
bisa bertanya kepada teman kelompok yang lebih mengerti. Mereka juga
menyatakan suka dengan pembelajaran STAD karena bisa memperoleh
wawasan pengetahuan dan bisa memupuk kerukunan dengan teman yang
lain. Namun, ada dua siswa yang menyatakan tidak setuju dengan alasan
masih ada temannya yang hanya mengandalkan anggota kelompok yang lain
untuk berpikir, sedangkan mereka ribut sendiri. Mereka juga merasa repot
ketika berkali kali harus menjelaskan kepada teman satu kelompoknya yang
belum mengerti tentang materi yang didiskusikan. Mereka memberi
komentar bahwa jika ada teman satu kelompok yang tidak mengerti materi,
jalannya diskusi menjadi terhambat. (lampiran 21, halaman 137).
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam
penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa
51
menunjukkan nilai sebesar 67,27 %. (lampiran 17, halaman 124).Namun
peningkatan aktivitas tersebut belum optimal atau belum menunjukan indikator
keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan yang mengarah keindikator
keberhasilan yaitu 80 %. Berdasarkan hasil observasi aktivitas kinerja guru
pada siklus I tergolong dengan menunjukkan nilai sebesar 68,09 %. (lampiran
18, halaman 128). Peningkatan kinerja guru juga belaum mancapai indikator
keberhasilan yaitu 80 %, maka guru harus mengungkapkan langkah - langkah
pembelajaraan kooperatif tipe STAD yang belum sama sekali digunakan
sebelumnya , sehingga dapat mencapai indikator keberhasilan.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal -
hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Toleransi siswa pada siklus I menunjukkan nilai cukup (40% - 60%).
Hasil tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga
pada siklus II perlu ada peningkatan terutama pada toleransi siswa
saling menularkan pendapat siswa lain.
2. Ketrampilan sosial pada siklus I menunjukkan nilai cukup (40% -60%).
Hasil tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga
pada siklus II perlu ada peningkatan terutama ada ketrampilan social
mengenai keaktifan siswa saat presentasi.
3. Motivasi siswa pada siklus I menunjukkan nilai baik (60% - 80%),
khusunya pada penguasaan materi dan membantu teman yang kesulitan.
Namun pada siklus II lebih ditingkatkan lagi supaya hasilnya optimal.
52
4. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 47,36 %. Hasil
tersebut masih dibawah criteria keberhasilan belajar, sehingga perlu
ditingkatkan lagi.
1.3. Hasil Penelitian Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan
bagaimana memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di
refleksi siklus I.
Persiapan perbaikan diantaranya sebagai berikut :
1. Penyampaian tujuan dan langkah - langkah pembelajaran sesuai RPP
Penyiapan perbaikan guru menjelaskan secara rinci tindakan
pembelajaran sesuai dengan langkah - langkah pembelajaran dan
tujuan pembelajarankooperatif tipe STAD yang telah disusun dalam
bentuk RPP.Sehingga kegiatan berjalan dengan baik.
2. Peningkatan Toleransi
Upaya perbaikan toleransi dengan memberikan arahan kepada siswa
bagaimana mendominasi kelompok kerja dan saling bertukar
pendapat, perlu ditigkatkan.
3. Peningkatan Ketrampilan sosial
Upaya peningkatan ketrampilan social berdiskusi dengan kelompok
dan aktif dalam presentasi dikelas perlu ditingkatkan.
53
4. Peningkatan Motivasi
Upaya peningkatan motivasi terhadap siswa dengan memberi
pengarahan bagaimana membengun kerjasama dan saling membantu
siswa lain perlu ditingkatkan.
5. Peningkatan Hasil Belajar
Upaya perbaikan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan
supaya siswa lebih berkonsentrasi dalam kelompok bukan hanya
mudeng saat bekerja dikelompok saja namun juga harus bisa
memecahkan masalah yang ada di soal kuis II, sehinga hasil belajar
meningkat dan mencapai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 75 %.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pertemuan pertama siklus II dilaksanaakan pada hari Rabu tanggal 2
Mei 2012 jam 09.30 – 11.45. Diawal pelajaran guru guru mengabsen siswa
dan memberitahukan hasil tes individu siklus I dan penghargaan bagi
kelompok yang mendapatkan skor paling baik dan banyak.mengumumkan
hasil tes kuis I dan perkembangan skor individu (lampiran 23, halaman
140), penilaian kelompok dan rangking penghargaan (lampiran
24,halaman 141), kemudian guru menjelaskan tentang tujuan
pembelajaran dan menanyakan bagaimana memasukan aktiva tetap
kejurnal. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk
membagi tugas yang sudah disiapkan. Siklus II ini siswa sudah terbiasa
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah berikutnya
54
guru membagi lembar kerja dan soal I, (lampiran 25, halaman 142) siswa
langsung bekerja dengan kelompoknya. Setelah selesai bekerja dalam
kelompok, presentasi dilakukan dengan guru menunjuk kelompok Gank
Boyo RT 04 RW XI.
Pertemuan kedua juga sudah berjalan dengan baik, mungkin karena
sudah terbiasa. Guru mengecek kesiapan siswa dan mebgabsen,
memberian motivasi, tujuan pembelajaran dan langkah - langkah
pembelajaran tipe STAD. Dalam pertemuan ini sudah sangat baik dan
berjalan dibanding siklus I. guru menyampaikan materi tentang
memasukan aktiva tetap kedalam kartu aktiva tetap dan bagaimana
mencatat dalam laporan kartu aktiva tetap.guru membagi lembar soal II
(lampiran 27, halaman 148). Siswa bekerja lebih baik membagi soal
dengan cara membagi setiap soal agar setiap siswa dalam kelompoknya
bekerja. Setelah selesai sama seperti pertemuan pertama ada kelompok
yang ditunjuk oleh guru untuk maju presentasi yaitu kelompok Gank Boyo
RT 02 RW XI. Selanjutnya guru memberikan penguatan serta
memberitahukan kalau hari sabtu tanggal 5 Mei 2012 akan diadakan kuis
II, guru memberi motivasi pada siswa agar belajar sehingga mendapatkan
hasil yang baik.
Pertemuan ketiga kuis kedua dalam siklus II.Kegiatan awal guru
memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tidak
tergesa - gesa dan teliti (lampiran 29, halaman 157)..Guru membagi
lembar soal kuis II. Selama kuis guru mengawasi jalanya kuis.
55
Pengumuman hasil tes dan perkembangan individual dan
kelompok serta rangking / penghargaan (lampiran 40, halaman 187)
diadakan pada hari sabtu tanggal 19 Mei 2012, diberikan mundur karena
pada jadwal akuntansi guru ada kegiatan sekolah yang tidak bisa diganggu.
3. Pengamatan (observing)
Pada penelitian tindakan kelas ini pelaksanaan penerapan pembelajaran
metode pembelajaan kooperatif tipe STAD yaitu dengan menggunakan
lembar pengamatan yang telah dibuat oleh eneliti. Hasil pengamatan
dengan menggunakan pembelajaran metode STAD pada siklus II
diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Observasi tentang kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran
Hasil pengamatan siswa menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran
32, halaman 167) pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa
sebesar 89,47% untuk siswa yang membawa buku paket, 89,47 %%
untuk siwa yang membawa buku catatan, dan 84,21 % untuk siswa
yang membawa alat tulis. Pertemuan kedua 94,73 %, siswa yang
membawa buku paket, 89,47 % untuk siswa yang membawa buku
catatan, dan 94,73 % yang membawa alat tulis.(lampiran 32, halaman
168) Hal ini menunjukan adanya peningkatan pada siklus II ini
dibandingkan siklus I.
56
b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa (lampiran 33
halaman 171) dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD telah
mencapai 85,45 % sedangkan yang kurang, takut dan malu saat
presentasi maupun menjawab pertanyaan ada 14,54%. Siklus II
aktivitas siswa dalam hal toleransi siswa menunjukkan nilai lima atau
kategori sangat baik dan motivasi juga sama mendapat nilai lima atau
kategori sangat baik.
1. Aktivitas siswa mengenai toleransi
Hasil aktivitas siswa mengenai toleransi pada siswa menerima siswa
lain sebagai rekan dalam bekerja menunjukkan nilai lima atau kategori
sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai lima
(80% - 100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa saling bekerjasama
tidak hanya yang pintar saja yang aktif dan siswa yang lainya tidak
sibuk dengan kegiatan lainya yang mengganggu jalanya diskusi.
Toleransi siswa menghargai pendapat siswa lain menunjkkan nilai lima
(80% - 100%). Pertemuan pertama dan pertemuan kedua menunnjukkan
nilai lima (80% - 100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa satu dengan
yang lain menghargai dan menularkan pendapat siswa lain.
2. Aktivitas siswa dilihat dari ketrampilan sosial
Hasil aktivitas siswa mengenai diskusi dan bekerjasama dengan
kelompok menunjukkan nilai lima atau kategori baik. Pertemuan
57
pertama dan kedua menunjukkan nilai lima atau kategori baik (80% -
100%) dalam hal ini sudah sangat optimal dalam mereka mengerjakan
soal dengan cara membagi soal yang ada kepada setiap kelompok agar
teman yang malas tidak hanya duduk diam menonton dan tidak bekerja.
Ketrampilan sosial siswa aktif saat presentasi menunjukkan nilai lima
atau sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua nenunjukan nillai lima
(80% -100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa sangat aktif saat
presentasi, tidak ada lagi kata malu dan takut untuk menyampaikan
hasil yang meraka buat.
3. Aktivitas siswa dilihat dari motivasi
Hasil aktivitas siswa mengenai membangun kerjasama dalam tim
menunjukkan nilai lima atau sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua
menunjukkan nilai lima (80% -100%) dalam hal ini sudah terlihat setiap
siswa saling mendukung satu dengan yang lain, bisa tidak hanya saat
berkdiskusi melainkan saat kuis bisa mengerjakan. Motivasi memberi
dukungan kepada siswa lain menunjukan nilai empat atau kategori
baik. Perteman pertama menunjukkan nilai empat (60% - 80%) dan
pertemuan kedua menunjukkan nilai lima (80% -100%) dalam hal ini
siswa yang sudah menguasai materi terlihat membantu siswa yang
belum memahami materi.
Pertemuan ketiga kuis individu berjalan baik tapi masih ada siswa
yang tanya keteman yang lainya. Saat sesi tanya jawab mengenai
58
kesulitan yang dialami selama kuis, siswa tidak mau mengungkapkan
kesulitanya, hanya beberapa yang bertanya.
c. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa belajar siswa siklus II 85,34 dan ketuntasan
94,73% lebih baik dibandingkan hasil belajar siklus I 58,68 dan
ketuntasan 47,36 %. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar
sebelum dan sesudah tindakan.( lampiran 39, halaman 186)
d. Hasil observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru selama proses pembelajaran. (lampiran 43, halaman 190). Siklus II
pertemuan guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali
pengetahuan awal, guru menanyakan materi tentang menjurnal ke kartu
aktiva tetap.
Kemudian guru membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan
dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Guru
member arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam
lembar kerja siswa dan memberi arahan cara mengerjakan soal.
Pertemuan kedua guru memberi motivasi pada siswa dengan
menggali pengetahuan awal, guru menanyakan pada siswa mengenai
kartu aktiva tetap dan memasukkan aktiva tetap ke laporan aktiva
tetap.guru mengkordinasi siswa kedalam kelompok untuk mengerjakan
59
diskusi. Masih ada yang masih sibuk dengan bicara sendiri. Guru
membimbing arahan dan bimbingan, memantau jalanya diskusi pada
setiap kelompok.
Pertemuan ketiga guru memberikan awalan memasuki kuis.
Kemudian guru membagi lembar kuis, saat kuis berlangsung guru
mengawasi jalanya proses kuis. Siswa masih ada yang bekerjasama.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran pada
siklus kedua sudah baik yaitu sebesar 83,80 %. (lampiran 34, halaman
178)
e. Wawancara siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
Berdasarkan hasil wawancara, ada beberapa siswa yang masih
merasa sulit kerja dalam kelompoknya ,mengandalkan jawaban siswa
yang pintar, yang malas - malasan sibuk dengan kegiatanya. Siswa yang
dianggap lebih akan merasa terhambat, akibat dari keadaan seperti ini
akan mengakibatkan siswa ridak aktif, maka dengan pembelajran
kooperatif tipe STAD akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa dengan
bekerja dalam kelompoknya untuk menemukan masalah yang ada
dalam soal, karena pelajat\ran akuntansi diperlukan ketelitian dalam
bekerja.
60
4. Refleksi (Reflecting)
Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa sudah mengalami
peningkatan yang semula menunjukkan 67,27 % mengalami
peningkatan sebesar 82,45 %. Sementara aktivitas guru yang semula 68,09
% juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 83,80 %.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas siswa
sudah menunjukkan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai
berikut (Lampiran 33, halaman 175).
1. Toleransi siswa dalam proses pembelajaran siklus II mengalami
peningkatan dengan menunnjukan nilai lima atau kategori sangat
baik (80%-100%). Hasil ini berarti toleransi siswa sudah mencapai
kriteria keberhasilan proses.
2. Ketrampilan sosial pada siklus II mengalami peningkatan dengan
menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik (80%-100%).
Hasil ini berarti ketrampilan sosial siswa sudah mencapai kriteria
keberhasilan.
3. Motivasi dalam proses pembelajaran sudah siklus II mengalami
peningkatan dengan menunnjukan nilai lima atau kategori sangat
baik. (80%-100%). Hasil ini berarti motivasi siswa sudah mencapai
kriteria keberhasilan proses.
4. Hasil ketuntasan belajar siswa siklus II sebesar 94,73%. Hasil
tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas
sama dengan 75%.(lampiran 39, halaman 186)
61
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap dengan Metode
Kooperatif STAD
Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Target Peningkatan antara
siklus I dan II
Hasil Nilai 54,63 58,68 85,34 71 Peningkatan sebesar
26,66
Rata - rata
% 42,10 % 47,36 % 94,73% 71 Peningkatan sebesar
47,31
Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada
Kondisi Awal dan Siklus I, dan Siklus II Kelas XI Akuntansi
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
*
Grafik 4.3 Perbandingan Toleransi pada Siklus 1 dan Siklus 2
di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
33
Siklus I Siklus II
100
50
0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
5 4 3 2 1 0
62
Grafik 4.4 Perbandingan Ketrampilan Sosial pada Siklus 1
dan Siklus 2 di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun
Pelajaran 2011/2012
Siklus I Siklus II
Grafik 4.5 Perbandingan Motivasi pada Siklus 1 dan Siklus 2
di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
Siklus I Siklus II
Hasil Observasi Toleransi, Ketrampilan sosial, dan Motivasi pada siklus I
menunnjukkan nilai 3 atau kategori CUKUP.dan pada siklus II menunjukkan nilai
5 atau kategori SANGAT BAIK.
4.2 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian berdasarkan has
ail observasi selama penelitian.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk
kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap - tiap siklusnya. Proses
5 4 3 2 1 0
5 4 3 2 1 0
63
pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat komunikasi yan
menyeluruh bukan hanya satu arah antara guru dan siswa. Guru dalam proses
pembelajaran guru harus dapat menentukan metode - metode yang akan
digunakan dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan karateristik materi
pembelajaran yang disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi antar siswa dan guru, keaktifan siswa yang
dampaknya pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas di SMK MASEHI PSAK Ambarawa ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2012, 26
April 2012, dan 28 April 2012, siklus II pada tanggal 2 Mei 2012, 3 Mei 2012,
dan 5 Mei 2012. Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil
pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap.
Sebelum dilakukan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi
untuk melihat kondisi kelas. Hasil menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar
belum optimal, Penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat, siswa hanya
mendengarkan dan mencatat, masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan
aktivitas yang tidak berhubungan dengan pelajaran seperti : ngobrol dengan teman
sebangku, mainan HP, bercermin, dan hasil belajar yang belum sesuai yang
diharapkan, terbukti 12 (dua belas siswa) dari sembilan belas siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 71. Bentuk pemecahan dari
permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK MASEHI
64
PSAK Ambarawa. Selama pelaksanaan penelitian dngan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi mengelola kartu aktiva tetap dari
siklus satu ke siklus berikutnya berikutnya terjadi perubahan dalam proses
pembelajaran kearah yang baik.
Teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
memberikan terjadi pembentukan secara optimal pada diri siswa dan mendapatkan
hasil belajar yang baik. Siswa harus aktif sehingga terjadi interaksi antara guru
dan siswa dan proses pembealajaran berjalan dengan baik. Keaktifan siswa ini
menjadi hal penting dalam menentukan kesuksesan dalam proses pembelajaran.
“Tujuan dari Pembelajaran Kooperatif adalah untuk
memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan
pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi
anggota masyarakat yang bahagia dan bermanfaat.”1
Peningkatan aktivitas siswa terjadi perubahan toleransi, ketrampilan sosial,
motivasi, dan hasil belajar siswa. Hasil observasi pada proses pembelajaran
menunjukan bahwa keaktifan siswa dari siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 67,27 % . Hasil proses belajar
siswa pada toleransi menunnjukan nilai tiga atau kategori cukup, ketrampilan
sosial menunnjukkan nilai tiga atau kategori cukup, motivasi siswa menunjukan
nilai empat kategori baik, dan hasil proses aktivitas siswa siklus II sebesar 82,45
%. Hasil proses belajar siswa pada toleransi menunjukan nilai lima atau kategori
sangat baik, ketrampilan social menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik,
motivasi siswa menunjukan nilai lima atau kategori sangat baik.
1 Slavin E. Robert, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2008), hal. 60.
65
Proses pembelajaran yang terjadi dalam pembelajaran sebelum tindakan kelas
dilaksanakan siswa belum aktif, masih ada yang bermain handphone, kipasan
karna kepanasan, dan masih sibuk dengan kegiatan yang lain. Setelah diiadakan
siklus I, siswa sudah mulai aktif mengikuti proses pembelajaran tapi belum
optimal. Perteman pertama, kelompok satu sampai empat sudah mulai bisa
menerima rekan kerja walaupun masih terlihat tempat belas siswa belum
menerima rekan kerja. Terlihat siswa saling berdiskusi dan sudah dapat membagi
tugas saat mengerjakan, saling menghargai pendapat siswa lain, saling membantu
siswa yang belum memahami. Mereka membagi tugas sesuai dengan jumlah soal
mengenai memasukkan aktiva tetap kedalam jurnal disoal tersebut menggunakan
metode penyusutan tarif tetap, siswa bekerja sesuai pembagian tiap kelompok.
Dari keempat kelompok tersebut yang terihat aktif dalam pengerjakan soal adalah
kelompok satu dan empat. Setelah itu guru memberikan lotre untuk siapa yang
maju presentasi, siswa masih malu dan takut dalam menyampaikan jawaban saat
presentasi didepan kelas. Hasil diskusi siswa, nilai tertinggi dicapai oleh
kelompok dua dengan nilai 100, kelompok satu mendapat nilai 73, kelompok tiga
mendapat nilai 45, kelompok empat memperoleh nilai 95. Pertemuan kedua,
semua kelompok sudah bisa menerima rekan kerjannya, meskipun ada yang
belum, karena siswa masih ada yang malas tidak mau bekerja. Pembagian tugas
sudah mulai rata diberikan tiap kelompoknya karena soal yang diberikan
menggunakan metode penyusutan garis lurus jadi setiap siswa semua bekerja
sesuai dengan soalnya. Hasil diskusi siswa, kelompok satu dan dua mendapat nilai
66
88, dan kelompok tiga mendapat 63 serta kelompok empat mendapat nilai 80.
(lampiran 23, halaman 140)
Siklus II, tiap kelompok sudah ada peningkatan dalam berkelompok dan
berdiskusi. Pertemuan pertama, tiap kelompok sudah bisa membagi tugasnya
sesuai dengan soal yang diberikan. Hasil diskusi siswa untuk kelompok satu
mendapat nilai 100, kelompok dua mendapat nilai 88 dan kelompok tiga dan
empat mendapat nilai 87. Pertemuan kedua, kerjasama sudah berjalan dengan baik
masih ada siswa yang kurang bekerjasama masih malas - malasan. Hasil diskusi
siswa menunjukan nilai yang kelompok satu mendapat nilai 84, kelompok dua 97,
kelompok empat mendapat nilai 89 dan kelompok empat mendapat nilai 62.
(lampiran 38, halaman 184)
Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar
sebelum dilakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil ketuntasan
hasil belajar setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Nilai awal yang
diperoleh dari hasil ulangan harian dijadikan dasar ukuran perhitungan ketuntasan
hasil belajar tiap siklus. Materi tiap - tiap siklus merupakan meteri pengulangan.
Hasil analis terhadap hasil belajar siswa menunjukan bahwa dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan. Rata - rata hasil belajar siswa pada siklus I
sebesar 58,68 dan ketuntasan belajar sebesar 47,36 %. Ketidaktuntasan hasil
belajar individu pada siklus I sebanyak 10 siswa atau 52,63 %. Sepuluh siswa
yang belum tuntas terdiri dari tiga siswa dari kelompok satu atau tim Gank Boyo
RT 01 RW XI, dua siswa dan satu siswa tidak ikut tes dari kelompok dua atau
Tim Gank Boyo RT 02 RW XI, tiga siswa dari kelompok tiga atau Tim Gank
67
Boyo RT 03 RW XI, dan dua siswa dari kelompok empat atau Tim Gank Boyo
RT 04 RW XI. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa dikarenakan siswa masih
menghafal metode penyusutan apa yang akan dipakai dalam soal tersebuit, atau
salah memasukan rumus perhitunganya. (lampiran 23, halaman 140). Rata - rata
belajar siswa pada siklus II sebesar 85,34 dan ketuntasan belajar sebesar 94,73%.
Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus II, sebanyak satu siswa atau
5,27%. Satu siswa dari kelompok tiga atau Tim Gank Boyo RW 03 Rw XI,
(lampiran 39, halaman 186)
Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan ynng telah dilaksanakan
siswa.hal ini menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah masuk
dalam criteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75%. Hal ini
berarti, dengan diterapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD
toleransi,motivasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Guru dalam penyampaian materi pelajaran juga sudah mengalami perubahan
lebih bai dibanding sebelum diterapkan model kooperatif tipe STAD. Guru
member motivasi sehingga kondisi kelas tercipta suasana belajar yang baik. Guru
membimbing siswa bekerja dengan kelompok dalammengerjakan soal yang
diberikan dan berdiskusi. Guru juga memberikan arahan bagaimana mengerjakan
soal kedalam lembar kerja siswa, dan memantau jalanya diskusi.
Hasil observasi guru siklus I sebesar 68,09 % (lampiran 18, halaman 129).
pada siklus II sebesar 85,23 %, (lampiran 34,halaman 178). Dari data tersebut
menunjukan adanya kenaikan kinerja guru secara baik dari siklus I dan siklus II.
68
Guru berusaha memperbaiki kekurangan - kekurangan dlam proses pembelajaran,
dari cara penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi siswa. Hasil observasi
guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dari siklus satu ke
siklus dua sudah sbaik. Siklus I, guru melaksanakan langkah pembelajaran yang
sudah disusun, meskipun belum maksimal, masih ada yang terlewatkan. Siklus II,
kinerja guru sudah semakin baik karena guru telah melakukan langkah - langkah
embelajaran dengan baik, mungkin itu karena sudah terbiasa.
Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe STAD ini guru dapat
mengarahkan siswa dari segi motivasi, toeransi, dan hasil belajarnya menjadi
lebih baik.Keaktifan siswa pun berjalan baik, siswa bisa saling membantu
temanya yang belum bisa, dan lebih aktif dalam kelas dan aktif untuk
mengungkapkan hasilnya didepan kelas satta presentasi.Indikator dalam penelitian
tindakan kelas ini merupakan titik tolak ukur keberhasilan adana penelitian
tindakan kelas ini. Apabila belum berhasil itu karena dalam siklus I belum
berjalan baik seperti siklus II. Belum tercapainya penelitian ini disebabkan oleh
masih ada permasalahan pada siklus I:
1. Langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD belum
tersampaikan dengan baik.
2. Penyampain pelajaran guru hanya memberikan gambaran dan poin -
poinya saja.
3. Banyak siswa yang belum siap menerima pelajaran , masih sibuk dengan
kegiatanya, buku catatan, buku paket dan alat tulis belum siap.
69
4. Siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran STAD, maka mereka
masih bingung.
5. Siswa belum bisa menerima teman dalam timnya saat bekerja dalam
kelompok.
6. Siswa yang malas - malasan malah ramai sendiri dan lebih mengandalkan
teman yang pintar yang mengerjakan tugas dalam setiap kelompok.
Pada pelaksanaan siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan daari
kekurangan yang terjadi dalam siklus I. Maka guru harus melaksanakan siklus II
untuk lebih memperhatikan proses pembelajaran:
1. Mempersiapkan dan merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan sebaik mungkin.
2. Guru lebih mengoptimalkan dalam pemberian materi dan memperjelaskan
kepada siswa tentang langkah - langkah pembelajaran STAD.
3. Guru memberikan bimbingan, arahan dan dukungan / motivasi siswa
supaya berperan aktif dalam kelompoknya dan dalam penyampaian saat
presentasi.
4. Guru terjun langsung melihat siswa dalam kelompoknya sudah saling
bekerjasama atau malas - malasan.
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan
keaktifan dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dalam
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Penggunaan pembelajaran
Top Related