Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik...
Transcript of Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik...
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK).
“ Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yangbersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentuagar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktikpembelajaran di kelas secara profesional.”26
Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja
sama antara peneliti dengan guru kelas.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD N Tlahap Kecamatan
Kledung Kabupaten Temanggung kelas IVB pada mata pelajaran matematika
kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat.
3. Subjek Penelitian
Pada PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah peserta didik kelas
IVB pada mata pelajaran matematika dengan jumlah 33 peserta didik, yang terdiri
dari 21 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki.
4. Waktu Penelitian
26 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.9.
26
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012, yaitu
bulan Maret. Penelitian ini dilakukan dengan rencana jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Pada Kelas IVB Mata Pelajaran
Matematika SD Negeri Tlahap Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Siklus I
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam ke Keterangan
1 Kamis 22 Maret 2012 3-4 1x pertemuan
2 Senin 26 Maret 2012 1-2 1x pertemuan
Siklus II
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam ke Keterangan
1 Jumat 30 Maret 2012 1-2 1x pertemuan
2 Sabtu 31 Maret 2012 1-2 1x pertemuan
3.2. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang
tujuannya untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik
dalam mengikuti mata pelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Adapun dua siklus tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
A. Perencanaan
27
Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peneliti membentuk tim kolaborasi dengan
dua guru SD Tlahap yaitu Rantiyem, A.MPd selaku guru kelas IVB, dan Sundari,
S.Pd sebagai observer II. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal
seperti berikut:
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai .
2. Membuat lembar observasi kesiapan peserta didik , aktivitas guru
dalam proses pembelajaran dengan kooperatif tipe NHT, dan aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran dengan kooperatif tipe NHT
3. Membuat kisi-kisi wawancara terhadap peserta. Membuat angket
tanggapan peserta didik .
4. Membuat kisi-kisi wawancara terhadap guru .
5. Membuat pembagian kelompok , membuat lembar kerja peserta didik
beserta kunci jawabannya
B. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan sesuai RPP siklus 1 dengan model
pembelajaran kooperatif tipe antara lain:
1. Guru menyampaikan tujuan dan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
28
2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok secara
heterogen dan tiap anggota kelompok diberi nomor.
3. Guru menyajikan garis besar materi pelajaran.
4. Guru memberikan materi diskusi kepada tiap kelompok. Dalam diskusi,
guru mengarahkan kelompok. Tiap anggota kelompok dituntut untuk
menguasai materi.
5. Guru menyebutkan nomor secara acak, dan peserta didik yang
nomornya dipanggil harus mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
6. Guru memberikan kesimpulan dan pada tahap terakhir guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)
adalah:
1. Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan
Persiapan
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Guru memberikan motivasi
b. Kegiatan inti
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together)
Tahap pertama
29
1. Penomoran: Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1-5.
2. Peserta didik bergabung dengan anggotanya masing-masing.
Tahap kedua
Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas
untuk mengerjakan soal-soal.
Tahap ketiga
Berpikir bersama: Peserta didik berpikir bersama dan menyatukan
pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Tahap keempat
1. Menjawab
Guru memanggil peserta didik dengan nomor tertentu, kemudian peserta
didik yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk
seluruh kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya
terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.
2. Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan
memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik. Guru
memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pekerjaan
mereka.
c. Penutup
30
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah
diajarkan.
2. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari kembali materi
yang telah diajarkan dan materi selanjutnya.
2. Pertemuan Kedua
a. Tahap awal
1) Membuka pelajaran dan memberi pertanyaan apersepsi.
2) Mengumumkan nilai kerja kelompok. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi dan memberi motivasi
kepada kelompok yang lainnya.
3) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sebelum
tes.
b. Tahap inti
1) Tes individu
c. Tahap akhir
1) Guru mendengarkan kesulitan yang dihadapi peserta didik pada saat tes.
C. Pengamatan / Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati situasi proses pembelajaran,
apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan skenario dalam RPP,
keaktifan peserta didik di kelas, dan kemampuan peserta didik dalam diskusi
kelompok. observasi bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta kendala yang
terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Pengamatan juga dilakukan pada guru, agar dapat diketahui apakah
31
guru telah mengajar sesuai dengan skenario dalam RPP. Penelitian ini
menggunakana dua observer, yaitu peneliti dan Sundari , S.Pd selaku guru SD
Tlahap.
D. Refleksi
Tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil pengamatan dan hasil tes yang
diberikan pada peserta didik. Apabila pada siklus I tujuan pembelajaran belum
tercapai maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Siklus II sama dengan siklus I yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
A. Perencanaan
Peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi siklus I,
berdasarkan informasi dari refleksi siklus I. Refleksi siklus I merupakan data yang
digunakan untuk membuat perencanaan siklus II. Hal-hal yang dipersiapkan di
dalam siklus II adalah sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyusun lembar kerja peserta didik.
B. Pelaksanaan
Seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, pada siklus II guru menyampaikan
kembali tujuan, garis besar materi, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe NHT, dan membagikan soal. Selain itu guru membimbing peserta
didik dalam pembelajaran matematika
32
C. Pengamatan
Sama seperti siklus I, observer harus mengamati aktivitas pembelajaran
kooperatif tipe NHT, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan skenario RPP
atau belum.
D. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Tahap
refleksi siklus II ini, peneliti merekap lembar observasi. Jika tujuan pembelajaran
mengalami peningkatan yang signifikan maka penelitian dianggap berhasil.
3.3. Sumber data
Data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh sumber dari:
1. Peserta didik
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas peserta didik dan hasil belajar
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT dalam hal aktivitas dan hasil belajar peserta didik di dalam
proses pembelajaran.
3. Teman sejawat dan kolaborator
Dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK
secara menyeluruh.
33
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
PTK ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya:
a. Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan menyelesaikan soal tentang menjumlahkan bilangan bulat untuk
mendapatkan hasil belajar peserta didik dengan kata lain tes sebagai alat ukur
belajar. Suhartana mengemukakan“tes merupakan suatu cara yang berbentuk
tugas atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik yang
bersangkutan.”27 Tes dilaksanakan pada akhir siklus atau pada akhir pertemuan
pada tiap siklusnya.
b. Observasi
Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung.
“ Semua kegiatan yang ditunjukan untuk mengenali, merekam, dandokumentasikan setiap intikator dari proses dan hasil yang ingindicapai ( perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan olehterencana maupun akibat sampingannya.”28
Dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran sesuai
dengan skenario atau tidak dan mengidentifikasi hambatan-hambatan. Selain
27 Masnur Muslich, op. cit., hal.146.28 Kasihani Kasbolah E.S, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Malang: Depdiknas,1998),
hal.91.
34
lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik, lembar observasi juga
digunakan untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
c. Wawancara (interview)
Cara ini sangat baik karena pewawancara secara langsung mendatangi sumber
yang akan diteliti dan mengadakan wawancara serta mencatat jawaban. Interview
digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif, serta mencari
tahu kesan guru dan peserta didik tentang metode pembelajaran yang digunakan
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk
kedalam lembar observasi.
e. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto untuk memberikan gambaran secara lebih nyata
mengenai kegiatan kelompok peserta didik dan menggambarkan suasana kelas
ketika aktivitas belajar berlangsung.
f. Diskusi antara guru dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
g. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap
penggunaan metode kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Butir soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
kemampuan mengerjakan tes matematika tentang menjumlahkan bilangan bulat.
35
b. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku peserta didik
saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.
c. Lembar Angket
Instrumen atau alat pengumpulannya disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai
dengan perspepsinya.
3.5. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua
jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat
dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari persentase keberhasilan belajar:
a. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= ∑ 100%b. Data hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik dihitung dengan
menggunakan rumus :
% = ∑ ℎ 100%c. Hasil observasi kesiapan peserta didik dihitung dengan menggunakan
rumus:
36
% = ∑ ℎ ℎ 100%d. Menghitung keberhasilan kelas (ketuntasan belajar secara klasikal), yaitu
persentase peserta didik yang tuntas belajar sesuai dengan indikator
keberhasilan, dihitung dengan rumus :
% = ∑ 100%Sementara itu, data kualitatif dapat dianalisis dengan reduksi data,
penyajian teks, dan penarikan kesimpulan:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang telah diperoleh
selama peneliti berada di kelas.
b. Penyajian data
Setelah dilakukan penyederhanaan maka langkah selanjutnya yaitu
memaparkan hasil dalam bentuk kalimat dan tabel.
c. Penarikan kesimpulan
Tahap terakhir yaitu menarik kesimpulan dari data yang telah
disederhanakan dan disajikan.
37
3.6. Indikator Keberhasilan
Indikator proses dikatakan berhasil apabila:
a. Rata-rata aktivitas belajar peserta didik dan guru sudah mencapai skor
lebih dari atau sama dengan 75%.
b. Nilai pada aktivitas peserta didik, keterampilan sosial, pengakuan adanya
keragaman sudah mencapai kategori baik.
1) Pengakuan adanya keanekaragaman untuk meningkatkan
hubungan antar teman, ditandai dengan peserta didik menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, kerja sama antar
peserta didik dalam kelompoknya, pemberian dukungan terhadap teman-
temannya, dan menghargai pendapat peserta didik lain dapat dinilai
dengan cara pengamatan atau observasi menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan.
2) Keterampilan sosial ditandai dengan peserta didik berdiskusi dan
bekerja sama dalam pembelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru dan berkomunikasi dengan peserta didik lain, berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya ini dapat dinilai dengan
menggunakan lembar observasi.
Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila peserta didik yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari atau sama
dengan 75%. Batas tuntas belajar 75 % mengacu pada KTSP SD, yang
38
menyatakan bahwa “kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%.”29
Peserta didik dikatakan mencapai tuntas belajar kognitif apabila peserta
didik mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu
pada KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu untuk ketuntasan individu 63,
sedangkan batas ketuntasan klasikal adalah 75% dari jumlah peserta didik yang
mengikuti tes.
29 Jumadi, Pengertian KTSP dan Pengembangan Silabus Dalam KTSP,pdf, hal.5 (diunduh 1maret 2012 pukul 20.00)