22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika ini
dilaksanakan di kelas 5 SDN Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013, berada di Jalan
Kertanegara No.35 Langensari. Letak yang strategis, mudah dijangkau dari segala
jurusan. Suasana tenang berada di tengah pemukiman warga yang sebagian besar
penduduk asli Langensari.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Langensari 03 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013
yang berjumlah 45 siswa, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan.
3.1.3 Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas 5 di SDN Langensari 03 berbeda-beda. Hal itu
dikarenakan setiap anak mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda-beda.
Ada yang orangtuanya mampu dan tidak sedikit pula yang kurang mampu.
Pekerjaan orang tua juga beragam. Ada yang pegawai, TKI, buruh pabrik, dan
juga petani. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan sangat rendah. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua akan
pentingnya pendidikan menyebabkan adanya ketimpangan dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang sebenarnya. Hal itu juga membuat anak mereka mencari
perhatian di sekolah dengan cara yang salah seperti suka menggangu temannya,
jarang memperhatikan pelajaran dari guru, dan jarang mengerjakan PR sehingga
sehingga pencapaian hasil belajar siswa kurang maksimal.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi yaitu
23
metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing yaitu metode
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif melakukan kegiatan penemuan melalui
langkah-langkah yang sistematis dengan bimbingan guru.
Variabel terikat dalam penelitian ini merupakan variabel yang dipengaruhi
yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa setelah
mengalami proses belajar mengajar yang dapat diukur menggunakan alat evaluasi.
Untuk melihat hasil belajar, maka akan diukur melalui lembar observasi dan tes
evaluasi. Dalam penelitian ini, hasil belajar lebih ditekankan pada hasil belajar
kognitif yang bisa dinyatakan dalam bentuk skor hasil tes.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti
menggunakan jenis PTK kolaboratif. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus
dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Tagart. Setiap siklus terdiri
dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan
tahap refleksi yang disajikan dalam gambar 1 berikut ini.
Gambar 1 Model Spiral dari Kemmis dan Tagart
Sumber: Pardjono (2007)
Berdasarkan model spiral dari Kemmis dan Tagart, maka kegiatan tiap siklusnya
dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
24
3.3.1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan melaksanakan
tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, serta tahap refleksi. Berikut
ini penjabaran dari setiap tahapannya.
a. Tahap Perencanaan
1. Menyusun RPP matematika dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.
2. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
3. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja beserta kunci
jawabannya.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar mengajar
guru dan siswa yang dilaksanakan dengan metode penemuan terbimbing.
b. Tahap Implementasi dan Observasi
Pertemuan pertama
1) Mengarahkan siswa pada masalah
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan macam-macam
bangun datar.
b) Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan seputar bangun datar .
c) Siswa mengamati bangun datar yang dibawa guru dan maju ke depan
kelas untuk menjelaskan bagaimana bentuk bangun datar tersebut.
2) Mengorganisasikan siswa dalam belajar
a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
b) Setiap kelompok mendapatkan macam-macam bangun datar dan lembar
petunjuk.
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Siswa mengamati bangun datar kemudian menjelaskan pengertian masing-
masing bangun datar berdasarkan pengamatannya secara kelompok
berdasarkan lembar petunjuk dan bimbingan guru.
4) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan
25
Siswa membuat laporan hasil diskusi dan kesimpulan, serta perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya tentang mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar.
Pertemuan kedua
1) Mengarahkan siswa pada masalah
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan macam-macam
bangun datar.
b) Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan seputar bangun datar .
c) Siswa mengamati bangun datar yang dibawa guru dan maju ke depan
kelas untuk mengukur besar sudut pada bangun datar menggunakan
busur derajat dengan bimbingan guru.
2) Mengorganisasikan siswa dalam belajar
a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
b) Setiap kelompok mendapatkan macam-macam bangun datar dan lembar
petunjuk.
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Siswa mengamati dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar secara
kelompok berdasarkan lembar petunjuk dan bimbingan guru.
4) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan
Siswa membuat laporan hasil diskusi dan kesimpulan, serta perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya tentang mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar.
Pertemuan ketiga
1) Siswa bertanya jawab dengan guru untuk menjelaskan pengertian bangun
datar.
2) Siswa bertanya jawab dengan guru untuk menghitung besar sudut pada
masing-masing bangun datar.
3) Siswa bertanya jawab dengan guru menyebutkan sifat-sifat bangun datar.
4) Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
5) Siswa mengerjakan tes evaluasi.
26
6) Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil evaluasi.
Selama proses pembelajaran berlangsung juga dilakukan observasi.
Observasi dilakukan oleh satu orang observer (teman sejawat) yang mengamati
saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan ditunjukkan pada
aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Observasi selain diarahkan
pada proses pembelajaran juga diarahkan pada penilaian akhir proses
pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar matematika melalui metode penemuan terbimbing pada
siswa kelas 5 SDN Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
c. Tahap Refleksi
1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada siklus I
2. Mengkaji proses pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I
3. Mengkaji kekurangan dan kelemahan proses pembelajaran siklus I
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus I
3.3.2 Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Proses pelaksanaan siklus II
dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Berdasarkan hasil
refleksi siklus I, maka telah teridentifikasi kekurangan-kekurangan yang
memerlukan perbaikan dalam pembelajaran matematika pada kompetensi dasar
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang untuk dilaksanakan di siklus II. Siklus II
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan melaksanakan tahap perencanaan,
tahap implementasi dan observasi serta tahap refleksi.
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil
pengamatan lembar observasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
27
menggunakan metode penemuan terbimbing. Sedangkan data kuantitatif adalah
data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik
tes dan non tes yang terdiri dari :
1) Teknik Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif. Teknik tes dalam penelitian ini adalah tes
objektif berbentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar dan bangun ruang dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.
2) Teknik Non Tes
Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.
Observasi dalam penelitian ini terdiri dari observasi terhadap guru dan siswa.
Observasi terhadap guru digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah metode penemuan terbimbing. Sedangkan
observasi terhadap siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika pada materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
dan bangun ruang dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.
3.4.3 Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan
data dari suatu penelitian. Instrumen penilaian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengamati
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dengan menggunakan metode
penemuan terbimbing. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada RPP yang
telah dirancang oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Berikut ini kisi-kisi
lembar observasi guru dan siswa.
28
Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
Tabel 3
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
Konsep /
Variabel
Aspek /
Dimensi Indikator No.
Penerapan
Metode
Penemuan
Terbimbing
1. Pra
pembelajaran
Menyiapkan kelas dan
memberikan motivasi
1,2,3,4,5
2. Kegiatan
Pembelajaran
Mengarahkan siswa pada
masalah.
Mengorganisasikan siswa
dalam belajar.
Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok.
Menyajikan atau
mempresentasikan hasil
kegiatan.
6
7,8
9,10
11,12,13,14
3. Akhir
Pembelajaran
Mengevaluasi kegiatan 15
Konsep /
Variabel
Aspek /
Dimensi Indikator No.
Penerapan
Metode
Penemuan
Terbimbing
1. Pra
pembelajaran
Kesiapan dalam
mengikuti pembelajaran
1, 2, 3,4,5
2. Kegiatan
Pembelajaran
Memperhatikan
penjelasan materi
Keterlibatan dalam
pembentukan kelompok
Terlibat aktif dalam
pemecahan masalah
Mempresentasikan hasil
kegiatan
6
7,8
9,10
11,12,13,14
3. Akhir
Pembelajaran
Menanggapi evaluasi 15
29
2. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi diberikan kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan
secara individual sehingga dapat diketahui hasil atau kemampuan siswa secara
perorangan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan terbimbing. Berikut ini kisi-kisi soal evaluasi siswa.
Tabel 4
Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Bentuk
Soal
Item
Soal
5.Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
5.4 Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan dan
skala.
- Menghitung
operasi hitung
pecahan dengan
menggunakan
perbandingan.
Pilihan
ganda
1,2,3,5,6,7,8,9,
10,11,12,13,14
,15,19,21,24,2
6,28,30
- Menghitung
operasi hitung
pecahan dengan
menggunakan
skala.
4,16,17,18,20,
22,23,25,27,29
.
Tabel 5
Kisi-Kisi Soal Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Datar Siklus I
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Bentuk
Soal
Item
Soal
6.Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan antar
bangun.
6.1 Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar.
- Menyebutkan
macam-macam
bangun datar
Pilihan
ganda
5,6,12,16,22,2
3,28,30
- Menjelaskan
pengertian dari
masing-masing
bangun datar
2,4,8,14,25
- Menghitung
besar sudut pada
bangun datar
7,11,17,20,27,
29
- Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun datar
1,3,9,10,13,15,
18,19,21,24,26
30
Tabel 6
Kisi-Kisi Soal Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Ruang Siklus II
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Bentuk
Soal
Item
Soal
6.Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan antar
bangun.
6.2 Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang.
- Menyebutkan
macam-macam
bangun ruang
Pilihan
ganda
2,4,5,7,11,12
- Menjelaskan
pengertian dari
masing-masing
bangun ruang.
1,3,6,8,9,
10
- Menyebutkan
pengertian sisi,
rusuk, dan titik
sudut pada
bangun ruang.
13,14,15,
21,30
- Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
16,17,
18,19,20,22,23
,24,25,26,27,2
8,29
3.5 Indikator Kinerja
Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka dibuatlah
indikator kinerja. Indikator tersebut terbagi menjadi dua indikator yaitu indikator
proses dan indikator hasil yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indikator proses
Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam
proses pembelajaran terhadap implementasi metode penemuan terbimbing.
Kategori dalam indikator proses dikatakan baik apabila dalam indikator proses
ini guru sudah melaksanakan semua tahap kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing.
2) Indikator hasil
Penelitian berhasil jika 100% dari 45 siswa mencapai ketuntasan belajar
dengan KKM = 65.
31
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif.
a. Teknik analisis deskriptif kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi guru
dan siswa dengan metode penemuan terbimbing. Deskriptif kualitatif
dipaparkan dalam bentuk kalimat untuk memperoleh kesimpulan dari hasil
lembar observasi guru dan siswa.
b. Teknik analisis deskriptif kuantitatif diperoleh dari hasil belajar matematika.
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase,
kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif yaitu dengan
membandingkan skor hasil belajar matematika antar siklus berdasarkan kriteria
yang ditentukan. Rumus persentase tersebut adalah sebagai berikut:
Hasil penghitungan disesuaikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa
yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria
sebagai berikut:
Tabel 7
Kriteria Ketuntasan Mata Pelajaran Matematika
Nilai Kategori
≥ 65 Tuntas
< 65 Tidak tuntas
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Batasan untuk
menentukan validitas instrumen menggunakan pedoman tabel taraf signifikan
sebagai berikut ini.
P = Σ siswa yang tuntas belajar
Σ siswa X 100 %
32
Tabel 8
Taraf Signifikan Uji Validitas
N-2 Taraf signifikan
5 % 1 %
33 0,344 0,430
34 0,339 0,436
35 0,334 0,430
36 0,329 0,424
37 0,325 0,418
Sumber: Sugiyono (2010:455)
Berdasarkan tabel 8, instrumen dengan N-2= 36-2= 34 (N= jumlah siswa
dalam kelas uji validitas kurang 2), dikatakan valid jika memiliki koefisien
validitas ≥ 0,339. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS for
windows version 16.0 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis,
kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak dapat dilihat
pada output hasil penghitungan. Apabila nilai koefisien ≤ 0,339 maka item soal
tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
3.7.1.1 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Sebelum pemberian soal tes evaluasi disetiap akhir siklus, maka soal tes
tersebut perlu diuji agar soal yang diberikan sebagai tes evaluasi valid.
Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan di tempat yang berbeda dengan tempat
diadakannya penelitian. Dalam hal ini, SD tempat pengujian soal adalah SDN
Langensari 04 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Dari hasil uji validitas
soal dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, terdapat
beberapa soal yang dinyatakan tidak valid melalui perhitungan dengan SPSS for
windows version 16.0. Data hasil uji validitas tersebut dipaparkan dalam tabel 9
berikut ini.
33
Tabel 9
Data Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Bentuk
Instrumen
Item soal Valid Tidak Valid
Pilihan
ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16,17,18,1
9,20,21,22,23,24,25,26,
27,28,29,30.
1,4,5,7,9,10,11,13,14,15,
16,17,18,21,22,23,24, 26,
27, 28
2,3,6,8,12,19,20,
25,29,30.
Setelah diketahui soal-soal yang valid dan tidak valid dari tabel di atas,
maka untuk soal yang tidak valid tidak dapat digunakan untuk soal evaluasi di
akhir siklus I karena apabila digunakan akan menyebabkan hasil penelitian
menjadi tidak valid.
3.7.1.2 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Uji validitas yang dilakukan pada siklus II tidak berbeda dengan uji
validitas pada siklus sebelumnya. Pada siklus II ini, soal evaluasi dibuat dengan
kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada SDN Langensari
04. Adapun hasil uji validitas pada siklus II disajikan pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10
Data Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Bentuk
Instrumen
Item soal Valid Tidak Valid
Pilihan
ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
,12,13,14,15,16,17,18,
19,20,21,22,23,24,25,
26,27,28,29,30.
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 14, 15, 17, 18, 19,
20, 24, 25, 28, 29, 30
6,13,16,21,22,23,
26,27.
Dari tabel 10, dapat diketahui bahwa jumlah soal yang tidak valid
berjumlah 8 butir soal. Dengan demikian 8 butir soal tersebut tidak akan dijadikan
34
soal untuk tes evaluasi akhir siklus II pada SD yang dijadikan tempat penelitian
yaitu SD Negeri Langensari 03. Soal evaluasi yang valid akan dijadikan instrumen
untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Uji
reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, mengidentifikasi butir-
butir soal yang bermasalah dan harus direvisi atau harus dihilangkan. Taraf
reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien
reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah
Alpha Cronbach. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan pedoman tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11
Koefisien Reliabilitas (λ)
Koefisien Reliabilitas (λ) Kategori
< 0,6 Kurang baik
= 0,7 Dapat diterima
> 0,8 Baik
Sumber: Sekaran dalam Priyatno (2010: 32)
3.7.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas perlu dilakukan guna
mendapatkan data yang reliabel. Dari hasil uji reliabilitas pada soal yang akan
diberikan untuk soal evaluasi siklus I, maka dapat diketahui apakah soal-soal
tersebut reliabel atau tidak. Penjabaran mengenai hasil uji reliabilitas soal siklus I
dipaparkan pada tabel 12 berikut ini.
35
Tabel 12
Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,942 Reliabilitas baik
Dengan besar alpha secara keseluruhan mencapai 0,942, maka dapat
disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes evaluasi siklus I tergolong dalam
kategori reliabilitas baik.
3.7.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Meskipun instrumen yang valid umumnya reliabel, namun pengujian
instrumen tetap harus dilakukan. Oleh karena itu, uji reliabilitas perlu dilakukan
untuk mendapatkan data yang reliabel. Hasil dari uji reliabilitas pada siklus II
disajikan pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13
Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,939 Reliabilitas baik
Dengan besar alpha secara keseluruhan mencapai 0,939, maka dapat
disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes evaluasi siklus II tergolong
dalam kategori reliabilitas baik.
3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Ukuran baik tidaknya soal tes yang disusun umumnya didasarkan pada
pertimbangan bahwa soal tes itu harus seimbang antara soal mudah, sedang dan
sukar dengan perbandingan 3 : 5 : 2. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
melihat soal itu mudah, sedang atau sukar adalah dengan menggunakan Tabel
Rose dan Stanley berikut ini.
36
Tabel 14
Rose and Stanley
OPTION KATEGORI
2 3 4 5
0,16n 0,213n 0,24n 0,256n Mudah
0,5n 0,667n 0,75n 0,80n Sedang
0,84n 1,20n 1,26n 1,34n Sukar
Sumber: dalam Mawardi (2010:37)
Keterangan :
a. Option 2 untuk soal benar-salah
b. Option 3, 4, dan 5 untuk soal bentuk pilihan ganda
c. n adalah 27 % dari banyaknya siswa yang mengikuti tes (N)
RUMUSNYA :
Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran
SR = Siswa yang menjawab salah pada kelompok rendah
ST = Siswa yang menjawab salah pada kelompok tinggi
Berdasarkan perhitungan melalui rumus taraf kesukaran soal, maka dapat
diketahui pada soal siklus I, terdapat 6 soal kategori mudah, 12 soal kategori
sedang dan 2 soal kategori sukar. Sedangkan pada soal siklus II, terdapat 8 soal
kategori mudah, 8 soal kategori sedang dan 6 soal kategori sukar.
TK = SR + ST
Top Related