33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
Banyak sekali ragam atau jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh
seseorang. Hal ini tergantung dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, lokasi dan
sebagainya.
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi-
eksperimental research). Hal ini dikarenakan peneliti tidak memungkinkan untuk
mengendalikan dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Manipulasi
variabel dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas yaitu pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran “Think Pair Share” pada kelas
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Untuk variabel
bebas yang lain yaitu minat belajar siswa dijadikan sebagai variabel yang ikut
mempengaruhi variabel terikat.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Salatiga 06 yang berlokasi di Jalan Kartini
No. 26 Salatiga Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang merupakan SD RSBI
(Rintisan Sekolah Dasar Berstandar Internasional). Sekolah ini memiliki 12 kelas
dengan jumlah siswa 304. Memiliki rombongan belajar dengan formasi kelas I
terdiri dari 2 rombongan belajar, kelas II terdiri dari 2 rombongan belajar, kelas III
terdiri dari 2 rombongan belajar, kelas IV terdiri dari 2 rombongan belajar, kelas
V terdii dari 2 rombongan belajar, dan kelas VI terdiri dari 2 rombongan belajar.
Sebagai sekolah RSDBI, SDN Salatiga 06 memiliki fasilitas yang cukup
memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain seperti
laboratorium IPA, perpustakaan, ruang UKS, ruang multimedia, ruang komputer,
Laboratorium Bahasa, dan lapangan yang cukup luas untuk upacara dan kegiatan
siswa. Kegiatan belajar mengajar berlangsung pagi hari dari hari Senin hingga
34
Sabtu. Manajemen sekolah didukung oleh 28 guru dan tenaga kependidikan serta
karyawan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012
antara bulan Januari hingga April 2012.
Tabel 3.1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Pertemuan
Pretest 1 2 3 Posttest
Eksperimen 15/03/
2012
26/03/2012 27/03/2012 28/03/2012
28/03/
2012
Kontrol 15/03/
2012
26/03/2012 27/03/2012 28/03/2012
7/04
/2012
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dapat dibedakan
menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah Think Pair Share dan minat belajar siswa
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika.
3.2.1 Variabel bebas
Dalam penelitian ini ada dua variabel independen yaitu model pembelajaran
Think Pair Share (X1) dan Minat Belajar (X2)
1) Model Pembelajaran Think Pair Share
a. Definisi Operasional: Dalam model pembelajaran Think Pair Share, terdapat
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) siswa mendengarkan
dengan seksama tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang disampaikan
oleh guru. (2) guru menyampaikan pentingnya belajar matematika. (3) siswa
diarahkan untuk mempersiapkan handout dan buku paket serta sumber
lainnya. (4) siswa mendapat soal untuk dikerjakan secara individual pada
tahap Think. (5) siswa mengerjakan soal secara berpasangan (Pair) dan
menuliskan jawaban tahap pair pada format LKS Pair. (6) guru meminta
35
beberapa kelompok secara acak mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan ditanggapi oleh teman satu kelas yang lainnya. (7) guru dan siswa
melakukan diskusi untuk penarikan kesimpulan. (8) pasangan siswa yang
aktif mendapat hadiah. (9) semua hasil diskusi dicatat oleh siswa. Sedangkan
pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran yang sering digunakan
oleh para guru, mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan
pada ketrampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan
pembelajaran berpusat pada guru.
b. Indikator: Langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan Think Pair
Share dan Pembelajaran Konvensional. Penekanan dalam Think Pair Share
adalah pemberian masalah, berpikir individu, berdiskusi berpasangan, dan
berbagi (presentasi). Untuk pembelajaran konvensional adalah pembelajaran
yang biasa guru lakukan. Adapun langkah-langkah pembelajaran
konvensional adalah ceramah dengan diiringi penjelasan serta pembagian
tugas dan latihan, atau, metode ekspositori yang kemudian memberikan
contoh soal dan penyelesaiannya serta memberi soal-soal latihan dan siswa
disuruh mengerjakannya.
c. Skala Pengukuran: nominal
d. Simbol : X1
2) Minat belajar siswa.
a. Definisi Operasional: minat belajar berarti usaha dan kemauan untuk
mempelajari matematika. Sehingga dapat dirumuskan beberapa indikator
yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat minat siswa terhadap
pelajaran matematika adalah sebagai berikut: (1) sikap siswa terhadap
pelajaran matematika. (2) kebiasaan belajar siswa. (3) usaha siswa untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa. (4) kesadaran siswa akan
manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun
kehidupannya di masa yang akan datang. (5) kecenderungan siswa untuk
selalu siap pada kegiatan pembelajaran matematika. (6) tanggung jawab siswa
terhadap tugas – tugas pada mata pelajaran matematika.
b. Indikator: skor angket minat belajar
36
c. Skala Pengukuran: skala interval yang diubah ke skala ordinal yang terdiri
dari tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah.
d. Simbol: X2
3.2.2 Variabel terikat (Y)
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat (Y)
dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
a. Definisi operasional : skor berupa angka yang diperoleh siswa setelah
menyelesaikan proses pembelajaran matematika yang diukur melalui tes.
b. Indikator: nilai tes hasil belajar pada sub pokok bahasan ciri dan keliling
bangun datar sederhana (kognitif siswa)
c. Skala pengukuran : skala interval
d. Simbol: Y
Dimana hasil belajar siswa akan dipengaruhi oleh penggunaan model
pembelajaran Think Pair Share dan minat belajar siswa. Diterapkannya variabel
independen berupa model pembelajaran Think Pair Share pada mata pelajaran
matematika, diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi
ciri dan keliling bangun datar sederhana yang disampaikan oleh guru sehingga
jika ada siswa yang sebelumnya belum tuntas dapat mencapai nilai ketuntasan.
Untuk mengukur variabel dependen digunakan instrumen tes.
3.3 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek penelitian siswa kelas III
SDN Salatiga 06. Siswa kelas III SDN Salatiga 06 terbagi dalam 2 kelas yaitu
kelas 3A dan 3B. Sedangkan penelitian di SDN Salatiga 06 yang merupakan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan total sampling atau di
dalam pengambilan sampel menggunakan keseluruhan populasi yang ada.
Sugiyono (2010) mengatakan hal ini dengan Sampling Jenuh yang berarti
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan peneliti untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
Tabel 3.2.
37
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Kelas III SDN Salatiga 06
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar
dan data minat siswa terhadap pembelajaran matematika. Pada bagian ini akan
dibahas tentang variabel penelitian, teknik pengumpulan data, serta instrumen
yang dipakai dalam penelitian.
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar
dan data angket minat siswa.
a. Data Proses Pemberian Perlakuan Think Pair Share
Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Think Pair Share telah
dilaksanakan dengan baik atau tidak maka peneliti melakukan kegiatan observasi
selama proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan observasi memiliki beberapa manfaat seperti: (1) peneliti akan
lebih mampu memahami konteks data dan dapat memperoleh pandangan yang
menyeluruh. (2) peneliti memperoleh pengalaman langsung. (3) peneliti dapat
melihat hal – hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain. (4) peneliti dapat
memperkaya informasi dan ikut merasakan situasi di lapangan (Sugiyono, 2010).
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti (peneliti sebagai observer)
sebagai alat kontrol peneliti bahwa perlakuan terhadap subjek penelitian telah
benar – benar dilaksanakan sesuai rencana peneliti. Di sisi lain, observasi juga
dilakukan oleh rekan sejawat guna menghindari data hasil penelitian yang
subjektif. Kedua data kemudian dicocokkan dengan hasil wawancara terhadap
beberapa orang siswa, sehingga data yang di dapat tidak hanya berasal dari
observer. Hal ini dilakukan sebagai alat validasi lembar observasi.
b. Data Hasil Belajar
Kelas Jumlah Siswa
Total Prosentase Laki - Laki Perempuan
3A 12 16 28 52%
3B 12 14 26 48%
Jumlah 24 30 54 100%
38
Data hasil belajar meliputi 2 tahapan, yaitu tahap awal (nilai tes
homogenitas) dan tahap akhir (nilai tes kemampuan). Tes homogenitas
dilaksanakan pada awal sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang normal
(sampel dalam keadaan seimbang) dan homogen (sampel mempunyai beda rerata
yang sama) serta untuk mengetahui prestasi awal. Tes homogenitas dilaksanakan
secara hampir bersamaan di kedua kelas karena kecepatan menyelesaikan materi
matematika semester 2 hampir bersama-sama, yaitu sampai ke pecahan.
Tes kemampuan dilaksanakan setelah eksperimen dan tes ini digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diadakan perlakuan. Dalam
penelitian ini, Kompetensi Dasar yang dipilih adalah Kompetensi Dasar 4.1 yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, dan 5.1. yaitu menghitung keliling
persegi dan persegi panjang serta segitiga. Pemilihan Kompetensi Dasar ini telah
didiskusikan oleh guru matematika Kelas III (guru matematika Kelas IIIA adalah
guru kelas dan guru matematika kelas IIIB adalah guru mata pelajaran).
Berdasarkan diskusi dengan guru-guru matematika kelas III ini, maka ditentukan
untuk kompetensi dasar ini dijabarkan menjadi beberapa materi, yaitu
menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga, dan
mencari keliling bangun persegi, persegi panjang, dan segitiga. Kedua instrumen
harus diujicobakan dan diketahui indeks reliabilitas dan validitasnya. Untuk kelas
uji coba dipilih 1 kelas yaitu di SD Negeri Salatiga 10. SDN Salatiga 10 dipilih
karena setara dengan SDN Salatiga 06 yang digunakan sebagai kelas kontrol dan
eksperimen, alasan lain adalah karena jaraknya yang cukup dekat dengan SD
sampel.
c. Data Angket Minat Belajar Siswa
Data angket minat belajar siswa diberikan di tengah – tengah penelitian
untuk mengetahui minat siswa selama diberikan treatment. Angket minat siswa
terdiri dari 21 item soal yang diadaptasi dari salah satu penelitian milik Ninasari
(2008). Instrumen angket kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum
digunak untuk mengambil data penelitian.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
39
Dalam upaya mendapatkan data yang akurat maka instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini haruslah memenuhi kriteria instrumen yang baik.
Kriteria instrumen yang baik adalah instrumen tersebut harus memenuhi standar
validitas dan reliabilitas yang baik. Sehingga instrumen penelitian dapat dengan
handal menguji subjek penelitian dan menghasilkan data yang signifikan untuk
diolah.
a. Instrumen Lembar Observasi
Observasi dilakukan guna mengetahui apakah pembelajaran Think Pair
Share telah benar – benar silaksanakan sesuai prosedur dan rancangan yang telah
dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti berperan kuat sebagai observer sebagai
alat kontrol ditemani dengan guru lain sebagai teman sejawat yang memiliki peran
penting pula untuk menghindari subjektifitas penilaian dari peneliti. Selain itu
dilakukan pula wawancara semu dengan beberapa siswa berdasarkan lembar
observasi guna mendapat data yang valid.
Tabel 3.3.
Kisi – Kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek yang Diamati Nomor Soal
1 Kegiatan Pembuka
Melakukan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi pentingnya belajar
matematika
1,2,3,4,5,6,7
2 Kegiatan Inti
Memperlihatkan gambar bangun datar
Memeriksa kesiapan sumber belajar
Think Pair Share
Membagikan kartu soal
Memberi waktu pada siswa untuk berpikir
individu (think)
Memberikan motivasi dan berkeliling memantau
siswa
Memberikan instruksi dengan jelas
Meminta siswa bertemu dengan “pasangan”nya
berdasarkan nomor soal
Memberi kesempatan pada siswa untuk
menemukan konsep mereka sendiri
Melakukan bimbingan pada kelompok-
kelompok yang memerlukan bantuan
8,9,10,11,12,13,14,15,
16,17,18,19,20,21,22,
23,24,25,26
40
Memberi kesempatan pada siswa untuk
menyampaikan pendapat atau hasil diskusinya
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
pada temannya
Memberi penguatan dan memperbaiki jawaban
siswa yang kurang tepat
Meluruskan konsep siswa yang kurang tepat
Ada interaksi positif antara siswa dan guru
Guru menyampaikan pesan dan motivasi di sela-
sela kegiatan
3. Kegiatan Penutup
Pengambilan kesimpulan dan evaluasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk mencatat
Pemberian penghargaan pada kelompok yang
berprestasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
27,28,29,30
Total Nilai (n) 30 item
Scoring (%)
Jumlah jawaban “YA”
Rentang nilai : Kriteria Penilaian :
24 - 30 : A A : Sangat Baik
16 - 23 : B B : Baik
8 - 15 : C C : Cukup
1 - 7 : D D : Kurang
Jumah jawaban “YA”
Skor maksimal 30
Lembar observasi diukur dengan menggunakan skala Guttman. Dalam tipe
ini akan didapat jawaban yang tegas “ya” atau “tidak”. Pada skala Guttman hanya
ada dua interval (Sugiyono, 2010).
b. Instrumen Tes
Untuk keperluan ini, prosedur yang harus ditempuh dalam penyusunan tes
adalah : (1) Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai
dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku di SDN Salatiga 06. (2)
Menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang dipilih.
Materi yang digunakan pada tes homogenitas adalah pecahan; sedangkan materi
yang digunakan pada tes kemampuan adalah identifikasi sifat-sifat bangun datar
dan keliling bangun datar sederhana; (3) Menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat. Tes homogenitas dan tes kemampuan yang telah dibuat dapat
dilihat pada lampiran 2.a. dan lampiran 2.b.; (4) Melakukan penilaian terhadap
butir tes. (5) Melakukan analisis butir soal.
41
Tabel 3.4.
Kisi – Kisi Soal Pretest Homogenitas
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Soal
3. Memahami
pecahan
sederhana dan
penggunaannya
dalam
pemecahan
masalah
3.1.
Mengenal
pecahan
sederhana
* Mengenal pecahan ½, 1/3, ¼,1/6
1, 5,3 * Membaca lambang pecahan
* Menulis lambang pecahan
* Menyajikan nilai pecahan
melalui gambar
* Mengenal pecahan 1/5, 1/8, 1/10
3.2.
Membanding
kan pecahan
sederhana
* Membandingkan dua pecahan
menggunakan gambar 2, 8,9,10
*Membandingkan dua pecahan
menggunakan garis bilangan
3.3.
Memecahkan
masalah yang
berkaitan
dengan
pecahan
*Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pecahan 4,6,7
Jumlah soal 10
Jumlah soal pretest adalah 10 soal dan memenuhi keseluruhan indikator.
Sehingga teknik penilaiannya yaitu:
Jumlah jawaban benar : Jumlah keseluruhan soal x 100
Nilai maksimum yang dapat dicapai : 100
Nilai minimum yang dapat dicapai : 0
Kriteria ketuntasan:
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak Tuntas
Tabel 3.5.
Kisi – Kisi Soal Tes Kemampuan
42
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Nomor Soal
4.
Memahami
unsur dan
sifat - sifat
bangun datar
sederhana
4.1.Mengidentifi
kasi berbagai
bangun datar
sederhana
menurut sifat
atau unsurnya
5.1. Menghitung
keliling persegi
dan persegi
panjang serta
segitiga
* Menemukan
sifat bangun
segitiga
10,11
* Menemukan
sifat bangun
persegi dan
persegi panjang
6,7
* Menemukan
keliling persegi,
persegi panjang,
dan segitiga
1,2,3,4,5,8,9,12,13,14
15
Jumlah Soal 15
Jumlah soal posttest adalah 15 soal dan memenuhi keseluruhan indikator.
Menurut guru kelas III SDN Salatiga 06, siswa lebih banyak diberi latihan
menghitung keliling segitiga, persegi, dan persegi panjang. Sehingga teknik
penilaian adalah
Nilai =
n = jumlah soal keseluruhan
k = jumlah soal benar
Kriteria ketuntasan :
< 70 : Tidak Tuntas
≥ 70 : Tuntas
Nilai maksimum yang dapat dicapai : 100
Nilai minimum yang dapat dicapai : 0
Analisis item soal untuk soal tes terdiri dari penentuan indeks konsistensi
internal / daya beda, dan tingkat kesukaran. Selanjutnya, ditentukan indeks
reliabilitas dari soal tes tersebut. Untuk penentuan indeks konsistensi internal
digunakan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson, dan untuk
penentuan indeks reliabilitas digunakan Teknik Alpha (Teknik Cronbach).
Langkah – langkah untuk melakukan uji validitas / daya beda dan reliabilitas
43
adalah Analize Scale Reliability Analysis pada menu Statistics beri
check list pada Scale if item deleted kemudian continue OK.
Soal pretest pada penelitian ini menggunakan materi yang telah diajarkan
sebelumnya yaitu tentang pecahan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menangkap dan menguasai materi. Sedangkan soal tes kemampuan digunakan
untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan
perlakuan dengan menggunakan materi bangun datar sederhana. Karena terdapat
dua soal dengan materi yang berbeda, agar instrumen dapat mengukur
kemampuan siswa dengan baik, maka tingkat kesukaran kedua soal tersebut
sebaiknya seimbang.
c. Instrumen Angket Minat Belajar
Prosedur yang harus ditempuh dalam penyusunan butir angket minat belajar
siswa adalah : (1) Menyusun kisi-kisi angket berdasarkan faktor – faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa. (2) Menyusun butir angket berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat. (3) Melakukan penilaian terhadap butir tes. (4) Melakukan
analisis butir tes angket.
Tabel 3.6.
Kisi – Kisi Angket Minat Belajar Siswa
No Indikator No Butir Pertanyaan Jumlah
Item
Soal Positif Negatif
1 Sikap siswa terhadap pelajaran Matematika 1,12,21 3 6
2 Kebiasaan belajar siswa 18 8,17 3
3 Usaha dalam meningkatkan prestasi belajar 9,13 10 3
4 Kesadaran akan manfaat dan kegunaan Matematika 6,10,16,20 3
5 Kecenderungan untuk selalu siap mempelajari Matematika 2,19 15 3
6 Tanggung jawab 5,4,7,14 11 3
Jumlah 15 6 21
Instrumen disusun berdasarkan skala likert yang terdiri dari pernyataan
positif dan negatif dengan bentangan skor 1-4 seperti keterangan berikut:
Keterangan nilai pernyataan:
1. = tidak setuju
44
2. = kurang setuju
3. = setuju
4. = sangat setuju
Kategori penilaian instrumen
Aspek Penilaian Nilai
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang Setuju 2 3
Tidak Setuju 1 4
Penilaian skor angket minat belajar akan menentukan kategori minat yang
dimiliki siswa. Dari data yang telah dimiliki peneliti, telah ditemukan standar
deviasi sebesar 6,790799. Sehingga akan di dapat penggolongan kategori minat
belajar sebagai berikut:
mean ± SD dengan mean = 71,12963 dan SD = 6,790799
Tabel 3.7.
Interval Kategori Minat Belajar Siswa
Kategori Batas Bawah Batas Atas
Tinggi 77,92043 -
Sedang 64,33883037 76,92043
Rendah - 63,33883037
Selanjutnya, ditentukan indeks reliabilitas dari soal tes tersebut. Untuk
penentuan indeks konsistensi internal digunakan rumus Korelasi Product Moment
dari Karl Pearson, dan untuk penentuan indeks reliabilitas digunakan teknik Alpha
(Teknik Cronbach).
3.5 Uji Coba dan Analisis Instrumen Pengumpulan Data
Data hasil uji coba instrumen pengumpulan data yang diujikan di kelas uji
coba (SDN Salatiga 10) selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji
homogenitas, uji normalitas, dan uji tingkat kesukaran butir soal.
45
3.5.1 Uji Validitas
Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
a. Uji Validitas Instrumen Lembar Observasi
Untuk menguji validitas instrumen lembar observasi dilakukan dengan
membandingkan hasil penilaian lembar observasi yang telah dilakukan oleh guru
terhadap hasil wawancara semu dengan beberapa siswa. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari adanya subjektifitas penilaian lembar observasi.
b. Uji Validitas Instrumen Tes
Uji validitas instrumen yaitu pengujian terhadap kualitas instrumen yang
akan digunakan, apakah instrumen tersebut sudah sesuai dan selaras dengan faktor
yang ingin diteliti. Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap
item soal dengan skor total item. Sedangkan teknik yang digunakan adalah
corrected item total correlation dengan dinotasikan (r). Sugiyono (2011)
menyatakan bahwa jika validitas untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir
tersebut harus dibuang. Uji validitas ini akan diukur dengan menggunakan
corrected item total corelation dengan teknik korelasi product moment
menggunakan program SPSS. Analyse > Scale > Reliability Analysis. Pada
bagian Statistic aktifkan kotak cek Item, Scale, Scale if item deleted. Abaikan
pilihan yang lain, klik Continue – OK.
c. Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar
Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item soal
dengan skor total item. Meskipun butir angket diadaptasi dari hasil penelitian lain
dan telah dinyatakan valid. Namun peneliti merasa perlu mengadakan validasi
ulang. Namun karena waktu yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan uji
validitas di kelas uji, peneliti menguji validitas item angket dari hasil perolehan
skor di kelas 3A. Sedangkan teknik yang digunakan adalah corrected item total
correlation dengan dinotasikan (r). Uji validitas ini akan diukur dengan
menggunakan corrected item total corelation dengan teknik korelasi product
moment menggunakan program SPSS. Sama dengan uji validitas untuk soal tes
46
homogenitas dan soal kemampuan.
Selain melakukan validasi angket, peneliti juga melakukan expert judgment
atau penilaian ahli untuk merevisi angket yang akan dibagikan pada siswa. Expert
judgment dilakukan oleh dosen pembimbing sekaligus dosen PGSD FKIP UKSW
dan Guru Kelas III SDN Salatiga 06. Beberapa kalimat yang tidak sesuai dengan
kondisi siswa direvisi dan diubah.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas memiliki makna suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas atau
keterandalan digunakan untuk mengukur instrumen tes dan angket. Untuk
menguji instrumen penelitian ini digunakan teknik Reability Coefficient Alpha
dengan memakai teknik Reability Coefficient Alpha dengan memakai program
SPSS.
Reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Priyatno (2010: 97)
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.8.
Rentang Kategori Reliabilitas
Indeks Kriteria
α ˃ 0.8
α ˃ 0.7
α ˃ 0.6
α ˂ 0.6
Reliabilitas baik
Reliabilitas sedang
Reliabilitas bisa diterima
Reliabilitas kurang baik
3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi
yang besarnya berkisar 0.00 ‐1.00. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa
47
tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1.00 artinya bahwa
siswa menjawab benar. Suharsimi (2010), soal yang baik adalah soal yang
mempunyai tingkat kesukaran 0,31-0,70 (soal dengan tingkat kesukaran sedang).
Sebagai ketentuan untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, berikut
diberikan batasan-batasannya menurut Suharsimi (2010: 210) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.9
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kriteria
0,00 –0,30
0,31 ‐0,70 0,71 –1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Soal di analisis tingkat kesukarannya dengan menggunakan program SPSS
16.0 dengan langkah sebagai berikut: Langkah pertama mencari mean tiap soal :
Data skor jawaban siswa dari exel dicopy ke data view SPSS Analyze
Discriptive Statistic Frequencies Statistic Mean Continue OK.
Mean setiap butir dicatat kemudian diketik dalam format SPSS. Langkah kedua
mengetik data dikolom SPSS:
Klik “Variable View”
Ketik Mean pada kolom “Name”.
Ketik Skormaks pada kolom “Name”. (di bawah Mean)
Ketik TK pada kolom “Name”(di bawah Skormaks)
Klik “Data View”, kemudian masukkanlah data sesuai dengan kolomnya.
Untuk menghitung TK (Tingkat Kesukaran) Butir soal: Klik Transform
Compute Variable Ketik TK pada kotak “Target Variable Pada kotak
“Numeric Expression”diisi/diketik Mean/Skormaks Klik OK.
3.5.4 Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki
tingkat varians data yang sama atau tidak. Analisis homogenitas dapat dilakukan
dengan uji Levene dengan menggunakan program SPSS. Pada penelitian ini akan
diuji homogenitas kelas kontrol dan eksperimen dengan menggunakan data hasil
48
pre-test. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan One Way Anova untuk
mengetahui tingkat homogenitas kedua kelas dengan langkah – langah sebagai
berikut: Analyze Compare Means One Way Anova masukkan data
hasil belajar ke Dependent List, kemudian Kelas ke Factor dari Option pilih
Homogenity test kemudian Continue OK.
Akan keluar output hasil uji homogenitas dengan One Way Anova. Jika pada
Levene Statistic taraf Sig. > 0.05 maka berarti tidak ada perbedaan varian dara
dari kelas kontrol dan eksperimen sehingga dapat di katakan bahwa kedua kelas
tersebut homogen.
3.5.5 Uji Normalitas
Untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak.
Analisis sata ini menggunakan program SPSS. Uji normalitas perlu dilakukan
karena jika data tersebut normal maka data akan lebih mudah dibandingkan,
dihubungkan, dan diramalkan. Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah
teknik One Sample Kolmogorov Smirnov. Syarat data dikatakan berdistribusi
normal jika signifikansi atau nilai > 0.05. Data yang dianalisis adalah hasil tes
homogenitas pada siswa kelas III A dan III B SD N Salatiga 06.
3.6 Teknik Analisis data
3.6.1. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah 2 variabel bebas, yaitu model
pembelajaran dan minat belajar serta 1 variabel terikat, yaitu hasil belajar. Untuk
menganalisis k-populasi secara serentak, peneliti menggunakan ANAVA. Dalam
SPSS, One Way ANOVA digunakan untuk menganalisis perbandingan rerata
untuk k-populasi yang mempunyai 1 variabel independen atau 1 variabel bebas.
Sedangkan untuk menganalisis perbedaan rerata k-populasi untuk 1 variabel
terikat dengan dua/lebih variabel bebas dengan SPSS, peneliti menggunakan
GLM (General Linear Model) – Univariate. Analisis GLM – Univariate
memberikan analisis regresi dan analisis varian untuk satu variabel dependen oleh
dua/lebih faktor atau variabel.
Prosedur Pengujian ANAVA :
1. Hipotesis, terdapat 3 jenis hipotesis:
49
a. Hipotesis 1 : model pembelajaran
H0B : tidak ada perbedaan efek atau terdapat pengaruh model
pembelajaran terhadap hasil belajar matematika.
H1B : ada perbedaan efek atau terdapat pengaruh model pembelajaran
terhadap hasil belajar matematika.
b. Hipotesis 2 : minat belajar
H0A : tidak ada perbedaan efek atau terdapat pengaruh minat belajar
terhadap hasil belajar matematika.
H1A : ada perbedaan efek atau terdapat pengaruh minat belajar terhadap
hasil belajar matematika.
c. Hipotesis 3 :
H0AB : tidak ada interaksi antara minat belajar siswa dan model
pembelajaran terhadap hasil belajar matematika.
H1AB : ada interaksi antara minat belajar siswa dan model pembelajaran
terhadap hasil belajar matematika.
2. Taraf Signifikansi : = 5%
3. Statistik Uji
Anava Univariate 2 jalan dengan sel tak sama.
3.6.2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung akan dilakukan observasi untuk
mengamati jalannya proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Untuk
mempermudah proses observasi, peneliti mempersiapkan lembar observasi yang
terlebih dahulu telah dibuat kisi – kisinya sesuai dengan hakekat model
pembelajaran Think Pair Share. Lembar observasi menggunakan skala
pengukuran Guttman. Dimana akan diperoleh jawaban yang tegas dari hasil
observasi yaitu piliha “ya” atau “tidak”. Berdasarkan kriteria yang telah tercantum
dalam kisi-kisi instrumen lembar observasi, semakin banyak jawaban “ya” berarti
kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan semakin baik. Diharapkan dengan
adanya lembar observasi ini, kegiatan dapat berjalan sesuai dengan RPP yang
telah dirancang dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta memperkaya
data yang diperoleh. Data observasi juga diuji validitasnya dengan
50
membandingkan penilaian dari peneliti dengan hasil wawancara terhadap siswa
untuk mengurangi tingkat subjektifitas. Catatan anekdotal selama penelitian/
observasi juga akan penulis persiapkan selama proses penelitian dan juga
observasi, sebagai penguat analisis kualitatif yang mendukung analisis kuantitatif.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dimaksudkan sebaai acuan bagi peneliti untuk menilai
apakah penelitian yang dilakukan dapat dikatakan berhasil atau tidak berhasil.
Adapun dalam penelitian ini, penelitian dapat dikatakan berhasil jika memenuhi 3
hal yaitu:
1. Jika 75 % siswa kelas eksperimen mendapat nilai ≥ 70
2. Jika 75% siswa kelas eksperimen memiliki minat belajar minimal kategori
sedang atau mendapat skor diatas 65.
3. Jika terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar siswa
dilihat dari taraf signifikasi hasil output uji menggunakan program SPSS
Top Related