�
�
���
�
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107)
penelitian Eksperimental (Experimental Research), metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan, dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah
model cooperative script. Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk
menggambarkan efektivitas penggunaan model cooperative script dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V di SD Negeri Mangunsari 07
Salatiga.
Penelitian eksperimen pada kelas yang akan diberi perlakuan (treatment)
disebut kelompok eksperimen (Experimental Group) dan kelompok pembanding
yang disebut kelompok kontrol (Control Group) (Supratpo: 2009).
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga
Kecamatan Sidomukti Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012. Responden yang akan diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri
Mangunsari 07 Salatiga. Treatment atau pemberian perlakuan pada kelompok
eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan mengikuti jadwal pelajaran yang
bersangkutan dengan menggunakan model cooperative script demikian juga pada
kelompok kontrol dengan menggunakan metode tanya jawab, kegiatan penelitian
���
�
�
�
pada kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama dilakukan tanggal 26 Maret
2012 jam pelajaran pertama dan kedua.
Kegiatan penelitian dilakukan pada semester dua tahun pelajaran 2011/2012
dan dilakukan secara bertahap. Berikut tahap-tahap yang akan dilakukan:
a. Tahap persiapan
Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen,
permohonan ijin, serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat
penelitian
b. Tahap pelakasanaan
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrumen, pengambilan data dan penelitian
c. Tahap analisis data
Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan
d. Tahap penyusunan dan pelaporan
Tahap ini meliputi konsultasi, revisi dan persiapan ujian skripsi.
Persiapan dan kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-
April Tahun 2012, perincian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
Waktu
Kegiatan
Februari Maret April
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis Data
Penyusunan dan pelaporan
���
�
�
�
3.2 Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-
Posttest Control Group Design (Sugiyono, 2011: 112). Desain penelitian dapat
dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini:
Gambar 3.1
Pretest-Posttest Control Group Design
Keterangan:
R = kelompok yang akan diberi perlakuan
X = perlakuan pada kelompok eksperimen menggunakan model cooperative
script.
O1 = nilai pretest kelompok eksperimen sebelum diberi treatment
O2 = nilai posttest kelompok eksperimen setelah diberi treatment
O3 = nilai pretest kelompok kontrol sebelum diberi treatment
O4 = nilai posttest kelompok kontrol setelah diberi treatment
Pada desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan diberi posttest untuk mengetahui
keadaan akhir setelah diberi treatment. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Perbedaan hasil belajar dapat dilihat
dari nilai posttest kelompok eksperimen dan nilai posttest kelompok kontrol.
R O1 X O2
R O3 O4
��
�
�
�
3.2.1 Tahap-tahap Eksperimen
Tahap-tahap eksperimen yang akan dilakukan meliputi:
1. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga
Kecamatan Sidomukti Kabupaten Semarang
2. Mengolongkan subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu setengah jumlah
siswa SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga dijadikan sebagai kelompok
eksperimen dan setengah jumlah siswa SD Negeri Mangunsari dijadikan sebagai
kelompok kontrol
3. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen pretest dan posttest
4. Mengujicobakan insterumen tes pada kelas uji coba yaitu kelas V SD Negeri
Mangunsari 04 Salatiga
5. Menganalisis data hasil uji coba soal tes untuk menguji apakah instrumen valid
dan reliabel
6. Memberikan pretest pada dua kelompok (eksperimen dan kontrol) siswa kelas V
SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga
7. Menganalisis hasil pretest yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol
8. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script
pada kelompok eksperimen dan menggunakan metode tanya jawab pada
kelompok kontrol
9. Memberikan posttest pada kelompok eksperimen kelompok kontrol
10. Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing
kelompok (pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)
11. Bandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan model
pembelajaran cooperative script berkaitan dengan perubahan yang lebih besar
pada kelompok eksperimen, dalam menghitung dan menganalisis data dilakukan
dengan bantuan software SPSS
12. Interprestasi hasil penghitungan data.
��
�
�
�
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Hatch dan Farhady
(Sugiyono, 2009: 60) mengemukakan secara teoritis variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara orang
dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
3.3.1 Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011: 61).
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah Pembelajaran
cooperative script. Dalam pembelajaran cooperative script siswa yang berperan
aktif dan terjadi interaksi dominan siswa dengan siswa dalam kegiatan
pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran, mengontrol selama pembelajaran berlangsung dan
mengarahkan siswa jika mengalami kesulitan.
Pembelajaran cooperative script adalah pembelajaran yang menggambarkan
interaksi antar siswa seperti ilustrasi sosial siswa dengan lingkungannya. Pada
pembelajaran cooperative script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-
aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan
bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk
mencapai tujuan belajar.
3.3.2 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 61). Variabel terikat
(dependen) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
���
�
�
�
belajarnya (Sudjana, 2010: 22). Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses
kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran
di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa
aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu
tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang
menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik
yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Mangunsari
07 Salatiga. Pada kelompok eksperimen akan menggunakan model cooperative
script dan kelompok kontrol menggunakan metode tanya jawab. Jumlah siswa
kelas V di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga yaitu sebanyak 38 siswa terdiri dari
15 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tes dan observasi.
3.5.1.1 Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tertulis), dalam bentuk tindakan (tes tindakan).
���
�
�
�
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sungguhpun
demikian, dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau
menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik (Sudjana, 2010: 35).
1. Tes Awal (Pre-test)
Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes yang telah disusun pada langkah
awal. Fungsi tes awal adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan
awal siswa, sebelum mereka mengikuti pembelajaran yang telah disiapkan.
2. Tes Akhir (Post-test)
Post-test diberikan setelah selesai mengikuti program pembelajaran. Tes yang
diberikan identik dengan yang diberikan pada tes awal, jadi bedanya terletak
pada waktu dan fungsinya.
3.5.1.2 Observasi
Endang (2011: 26), observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara
sistematik.
Sugiyono (2011: 205), observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Menurut Arikunto (2010: 272), dalam menggunakan metode observasi cara yang
paling efektif adalah melengkapi format pengamatan sebagai instrumen. Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.
Teknik ini digunakan untuk menilai aktivitas guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative script, kegiatan
observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
� �
�
�
�
Tahap-tahap penyusunan lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan
siswa dalam penerapan model pembelajaran cooperative script yaitu sebagai
berikut:
1) Menyusun format observasi
2) Menyusun kisi-kisi lembar observasi
3) Menyusun lembar observasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
4) Lembar observasi guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran
Cooperative Script
5) Prosedur pemberian skor berdasarkan kesesuaian kegiatan yang telah dilakukan
terhadap rencana pembelajaran yang telah dibuat:
a. Sangat baik mendapat skor 5
b. Baik mendapat skor 4
c. Cukup mendapat skor 3
d. Kurang mendapat skor 2
e. Sangat kurang mendapat skor 1.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Penggunaan Model Cooperative Script
Sugiyono (2011: 207), teknik analisis data penggunaan model pembelajaran
cooperative script yaitu menggunakan statistik diskriptif dimana statistik
deskriptif berfungsi untuk menggambarkan data dengan cara mendeskripsikan
objek yang diteliti. Dalam teknik analisis ini yaitu penggunaan model cooperative
script yang dilakukan oleh peneliti apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif model cooperative script yang didalam kegiatan inti
mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Data bersumber dari
lembar observasi yang diisi oleh observer. Indikator keberhasilan tindakan
pembelajaran adalah apabila rata-rata dari hasil observasi kegiatan guru dan
peserta didik telah mencapai ≥ 3 dan ≥ 4 dari seluruh item pernyataan yang telah
���
�
�
�
diisi oleh observer. Kisi-kisi aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran 7.
Indikator keberhasilan penggunaan model cooperative script yaitu dikatakan
berhasil jika sudah melakukan pembelajaran sesuai dalam langkah-langkah model
pembelajaran cooperative script yang dalam kegiatan inti mencakup eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi dengan kriteria baik dan sangat baik. Kriteria indikator
keberhasilan tindakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2
Kriteria Indikator Keberhasilan
Rata-rata Indikator
Keberhasilan Keberhasilan
Indikator 1-2 Tidak berhasil
Indikator 2-3 Kurang berhasil
Indikator 3-4 Berhasil
Indikator 4-5 Sangat berhasil
3.5.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Hasil Belajar
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Sebelum pembuatan instrument tes maka terlebih dahulu dibuat
kisi-kisi. Kisi-kisi tes Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran 8.
3.6 Uji Prasyarat
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Jadi instrument yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa
���
�
�
�
dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya,
otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2011: 173).
3.6.1 Uji Validitas Instrumen Tes
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 173).
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk
mengetahui validitas item soal yang digunakan, sehingga hasil penelitian yang
diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Azwar, 1999 (Priyanto, 2010: 90) semua item yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi
Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa
menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas
kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Teknik yang digunakan untuk
menguji kesahihan indikator adalah Corrected Item Total Correlation dengan
dinotasikan (r) semua indikator dikatakan valid bila mempunyai nilai koefisien
korelasi positif lebih besar atau sama dengan 0,25.
Data diuji dengan bantuan SPSS 16.00, jika item-item sudah dimasukan
maka langkah selanjutnya adalah klik Analize-Correlate-Bivariate. Kemudian
untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output
hasil perhitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,25 maka item soal tersebut
tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Uji validitas dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga pada
tanggal 13 Maret 2012, Instrumen tes berjumlah 45 soal dan jumlah siswanya 36.
Setelah dilakukan pengujian dengan bantuan SPSS 16.0 for windows
menggunakan Corrected Item- Total Correlation diperoleh dari 32 butir item soal
yang valid dan 13 item yang tidak valid, peneliti hanya menggunakan 30 item soal
untuk pretest dan posttest pada SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga (kelompok
���
�
�
�
eksperimen dan kelompok kontrol). Output uji validitas instrumen tes dapat dilihat
pada lampiran 11.
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan
tingkat konsistensi.
Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika
dikenalkan pada suatu objek. Kriteria untuk menentukan besarnya koefesien
reliabilitas atau nilai Cronbach’s Alpha menggunakan pedoman dari George &
Mellery (1995) sebagai berikut:
� > 0,9 = Sangat bagus
� > 0,8 = Bagus
� > 0,7 = Dapat diterima
� > 0,6 = Diragukan
� > 0,5 = Jelek
� < 0,5 = Tidak dapat diterima.
Setelah pengujian reliabilitas dari semua item soal dilakukan maka
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,865. Setelah data dari semua hasil uji validitas
yang item soalnya tidak valid dieliminasi maka data dianalisi lagi sehingga
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,886 lebih besar dari nilai uji reliabilitas
sebelum item yang tidak valid dieliminasi. Maka dapat disimpulkan bahwa alat
ukur dalam penelitian tersebut reliabel dengan demikian item soal tersebut
memiliki koefisien reliabilitas bagus sehingga dapat digunakan untuk melakukan
penelitian selanjutnya. Untuk lebih jelasnya output hasil uji reliabilitas dapat
dilihat pada lampiran 11.
���
�
�
�
3.7 Taraf Analisis Kesukaran Item Soal
Tujuan dari uji tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui bahwa tingkat
kesukaran pada soal tes. Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak
peserta didik yang menjawab benar dibagi jumlah peserta didik yang mengikuti
tes. Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,
disamping memenuhi validitas dan reabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya
soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proposional.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2009: 137)
Keterangan rumus:
I = Indek kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N =banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indek yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indek yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut output analisis taraf kesukaran instrumen tes dilihat pada lampiran
12. Kriteria indek soal itu adalah sebagai berikut:
0 - 0,30 = soal kategori sukar
0,31 - 0, 70 = soal kategori sedang
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah.
Hasil analisis taraf kesukaran item soal dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini:
�� �
���
�
�
�
Tabel 3.3 Indeks Kesukaran Item Soal Tes
Pilihan Ganda Jumlah
Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar
5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 24, 25, 28, 29, 35, 36, 37, 38, 39, 45.
2, 3, 4, 7, 13, 21, 22, 23, 27, 30, 33, 34, 42, 43, 44.
1, 9, 19, 20, 26, 31, 32, 40, 41.
21 15 9
3.8 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011: 207), dalam penelitian kuantitatif analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau narasumber data lain
terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik
deskriptif.
Dalam analisis deskriptif ini digunakan ukuran rata-rata hitung (mean),
standar devisi, maksimum, minimum dan ukuran kenormalan data untuk masing-
masing variabel penelitian. Dalam rangka mengetahui penyebaran data masing-
masing variabel, data yang telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi skor.
3.8.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam
analisis Independent Samples T-Tes dan One Way Anova.
Menurut Priyanto, (2010: 76) metode pengambilan keputusan pada uji
homogenitas yaitu jika taraf signifikansi α ≥ 0,05 maka data yang diuji adalah
homogen dan jika taraf signifikansi α ≤ 0,05 maka data yang diuji tidak homogen,
kemudian nilai Levence Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka
semakin besar homogenitasnya. Data yang diuji yaitu nilai hasil pretest dan
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
��
�
�
�
Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS
(statistical product and service solution) yaitu dengan langkah-langkah sebagai
berikut : Analyze– Comperemean– Oneway Anova.
3.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dari dua varian
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
rumus chi-kuadrat (chi-square). Menurut Priyanto, (2010: 71) metode
pengambilan keputusan pada uji normalitas jika taraf signifikansi α Asymp.sig (2-
tailed) yaitu ≥ 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi normal dan jika taraf
signifikan α Asymp.sig (2-tailed) ≤ 0,05 maka data yang diuji tidak berdistribusi
normal.
Populasi yang diuji adalah hasil pretes dan posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan
SPSS( statistical product and service solutions ) yaitu Analyze – non parametric
test– One Sampel KS – masukkan variable pada jendela variable – klik normal
padates distribution.
3.8.3 Analisis Deskriptif Data
Analisis deskriptif mengambarkan tentang ringkasan data-data penelitian
seperti mean, standar deviasi, varian, modus dll. Langkah-langkah yang dilakukan
pada tahap deskriptif data ini adalah membuat rangkuman distribusi data pretest
dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol dari hasil statistik deskriptif
program komputer SPSS 16.0 for window’s dengan cara klik Analyze-Deskriptive
Statistics-Descriptives.
��
�
�
�
3.8.4 Uji Hipotesis Dengan Uji Perbedaan Dua Rerata
Uji hipotesis menggunakan Independen Samples T-Test yang bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok
sampel yang tidak berhubungan.
Uji hipotesis menggunakan alat uji statistik “ uji beda mean” dengan taraf
siginifikansi � 0.05. Data yang akan diuji adalah nilai rata-rata pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Untuk itu hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan antara nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok
eksperimen yang diajarkan dengan model cooperative script dengan
kelompok kontrol yang diajarkan menggunakan metode tanya jawab.
Ha : Ada perbedaan antara nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok
eksperimen yang diajarkan dengan model cooperative script dengan
kelompok kontrol yang diajarkan menggunakan metode tanya jawab.
Rumusan hipotesis statistiknya menjadi:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
µ1 : nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen
µ2 : nilai rata-rata (mean) kelompok kontrol
Proses pengujian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai t hitung pada signifikansi α 0.05 dari tabel Independen
Samples Test (Equal Variances Assumed), dan t tabel dicari di Ms Excel
dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,34) lalu Enter.
2. Membandingkan hasil perhitungan t hitung dengan t tabel dengan kriteria
pengujian pada taraf signifikansi α : 0.05. Jika nilai t hitung ≥ t tabel dan
nilai signifikansi α ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
���
�
�
�
Apabila nilai hasil belajar kelompok eksperimen menggunakan model
cooperative script lebih tinggi dari nilai hasil belajar kelompok kontrol
menggunakan metode tanya jawab maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya
bahwa penggunaan model cooperative script efektif digunakan dalam
pembelajaran.
Top Related